E-KEBUMEN KEBUMEN CYBER AND EDUCATION · PDF fileProsiding Konferensi Nasional Teknologi...

5
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung 90 E-KEBUMEN KEBUMEN CYBER AND EDUCATION COMMUNITY (Virtual community & E-Learning) Bambang Dwi Anggono Abstrak Meskipun menyandang predikat termiskin ketiga dari 35 Kabupaten di Jawa Tengah, status tersebut tidak menyurutkan semangat masyarakat Kebumen untuk maju mengejar ketertinggalan dan meningkatkan kualitas SDM masyarakat agar mampu memberi arti lebih luas. Kesadaran itu selanjutnya melahirkan ide untuk membangun sebuah komunitas dan mengkoordinir kegiatan bersama antara unsur masyarakat, dunia pendidikan, akademisi, aparat pemerintahan daerah bahkan unsur legislatif serta dunia usaha (swasta/BUMN di Kebumen), sehingga lahirlah Komunitas cyber dan pendidikan Kebumen dengan nama e-kebumen (www.e-kebumen.net dan milis e- [email protected] ) Komunitas e-Kebumen merupakan jawaban atas relatif terbatasnya infrastruktur Teknologi Informasi di Kebumen, baik infrastruktur publik, pemerintahan maupun pendidikan. Konsep dasar yang dibangun adalah melakukan share berbagai sumberdaya Teknologi Informasi yang dimiliki oleh pemerintahan, pendidikan dan publik menjadi sebuah sumber daya Kebumen bagi kepentingan pendidikan dan peningkatan penetrasi Teknologi Informasi masyarakat Kebumen. Upaya pemberdayaan ini ditempuh mengingat berbagai keterbatasan Pemerintah Daerah, terutama dalam hal pendanaan (APBD) bagi percepatan pembangunan masyarakat informasional di Kebumen. Dukungan luar biasa diberikan mulai dari BUMN dan BUMD yang berada di Kebumen, Perbankan, pengusaha daerah, bahkan swasta nasional dan pribadi masyarakat yang bersimpati. Universitas Indonesia (departemen elektro UI) bahkan secara khusus memberikan support materi, pembicara hingga berbagai akomodasi secara Cuma-Cuma. E-Kebumen mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan seminar dan workshop gratis dengan tema “Teknologi Informasi untuk pendidikan” tanpa membebani APBD. Peserta seminar dan workshop gratis terdiri dari Kepala sekolah, guru Teknologi Informasi, staf TU sekolah, Siswa yang didampingi oleh orang tuanya (internet untuk keluarga dan pendidikan), LSM, birokrat dan publik. Disamping pembicara yang berasal dari Universitas Indonesia (UI), pemberi materi seminar dan workshop berasal dari para perantau asal Kebumen yang telah sukses di berbagai daerah secara Cuma-Cuma. Materi yang diberikan antara lain internet dasar, internet dan modul pendidikan, e-learning/e-school yang mencakup data siswa, guru, nilai, administrasi, inventaris, Information Technology advance (network dan website design) dan sebagainya. Undangan kepada orang tua siswa untuk turut mendampingi anak-anak mereka dalam workshop ditujukan agar orang tua tahu dan paham bahwa Teknologi Informasi merupakan salah satu cara strategis untuk memintarkan generasi muda harapan bangsa. Jumlah peserta pada setiap kegiatan mencapai ribuan orang. Antusiasme yang sangat mengejutkan ditunjukkan oleh masyarakat, khususnya dunia pendidikan. Sarana dan prasarana workshop menggunakan laboratorium komputer sekolah. Mengingat keterbatasan jumlah komputer dan luasnya wilayah Kabupaten Kebumen, workshop dilaksanakan secara roadshow agar mampu menjangkau lokasi yang jauh dari perkotaan. Koneksi internet menggunakan VSAT mobile sumbangan salah satu sponsor tetap. Bagi publik upaya komunitas e-kebumen mampu menurunkan harga sewa warnet dari semula Rp. 10 – 12 ribu/jam menjadi Rp. 3 – 4 ribu/jam. Bahkan telah dilaksanakan cyber Monday, dimana masyarakat dapat mengakses internet gratis setiap hari senin. Sebagai upaya meningkatkan budaya menulis, juga telah disediakan media khusus di web www.e-kebumen.net dimana siswa dapat mengirimkan karyanya secara online. E-Kebumen telah menjadi salah unggulan yang dibawa pada forum WSIS 2005 di Tunisia oleh pakar Teknologi Informasi nasional Onno W. Purbo dalam konteks public private partnership dan menempati peringkat 3 Indonesia serta pada posisi 35 tingkat Asia pada stockholm challenge 2006 (www.stockholmchallenge.se ). 1. PENDAHULUAN Perkembangan dunia bergerak begitu cepat. Globalisasi menjadi sebuah hantu yang menakutkan ketika kita berkaca akan kemampuan manusia Indonesia dihadapkan pada keadaan, siap atau tidak siap bangsa kita harus masuk dan mendukung globalisasi dengan berbagai resikonya. Pertaruhannya adalah, kita akan mampu menjadi subyek atau pelaku dalam persaingan global tersebut atau kita akan menjadi korban dan bulan-bulanan masyarakat dengan budaya yang lebih maju dan siap menghadapi globalisasi.

Transcript of E-KEBUMEN KEBUMEN CYBER AND EDUCATION · PDF fileProsiding Konferensi Nasional Teknologi...

Page 1: E-KEBUMEN KEBUMEN CYBER AND EDUCATION · PDF fileProsiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi

Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia

3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung 90

E-KEBUMEN

KEBUMEN CYBER AND EDUCATION COMMUNITY

(Virtual community & E-Learning) Bambang Dwi Anggono

Abstrak

Meskipun menyandang predikat termiskin ketiga dari 35 Kabupaten di Jawa Tengah, status tersebut tidak

menyurutkan semangat masyarakat Kebumen untuk maju mengejar ketertinggalan dan meningkatkan kualitas SDM

masyarakat agar mampu memberi arti lebih luas. Kesadaran itu selanjutnya melahirkan ide untuk membangun

sebuah komunitas dan mengkoordinir kegiatan bersama antara unsur masyarakat, dunia pendidikan, akademisi,

aparat pemerintahan daerah bahkan unsur legislatif serta dunia usaha (swasta/BUMN di Kebumen), sehingga

lahirlah Komunitas cyber dan pendidikan Kebumen dengan nama e-kebumen (www.e-kebumen.net dan milis e-

[email protected])

Komunitas e-Kebumen merupakan jawaban atas relatif terbatasnya infrastruktur Teknologi Informasi di

Kebumen, baik infrastruktur publik, pemerintahan maupun pendidikan. Konsep dasar yang dibangun adalah

melakukan share berbagai sumberdaya Teknologi Informasi yang dimiliki oleh pemerintahan, pendidikan dan

publik menjadi sebuah sumber daya Kebumen bagi kepentingan pendidikan dan peningkatan penetrasi Teknologi

Informasi masyarakat Kebumen. Upaya pemberdayaan ini ditempuh mengingat berbagai keterbatasan Pemerintah

Daerah, terutama dalam hal pendanaan (APBD) bagi percepatan pembangunan masyarakat informasional di

Kebumen.

Dukungan luar biasa diberikan mulai dari BUMN dan BUMD yang berada di Kebumen, Perbankan,

pengusaha daerah, bahkan swasta nasional dan pribadi masyarakat yang bersimpati. Universitas Indonesia

(departemen elektro UI) bahkan secara khusus memberikan support materi, pembicara hingga berbagai akomodasi

secara Cuma-Cuma. E-Kebumen mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan seminar dan workshop gratis

dengan tema “Teknologi Informasi untuk pendidikan” tanpa membebani APBD.

Peserta seminar dan workshop gratis terdiri dari Kepala sekolah, guru Teknologi Informasi, staf TU

sekolah, Siswa yang didampingi oleh orang tuanya (internet untuk keluarga dan pendidikan), LSM, birokrat dan

publik. Disamping pembicara yang berasal dari Universitas Indonesia (UI), pemberi materi seminar dan workshop

berasal dari para perantau asal Kebumen yang telah sukses di berbagai daerah secara Cuma-Cuma.

Materi yang diberikan antara lain internet dasar, internet dan modul pendidikan, e-learning/e-school yang

mencakup data siswa, guru, nilai, administrasi, inventaris, Information Technology advance (network dan website

design) dan sebagainya. Undangan kepada orang tua siswa untuk turut mendampingi anak-anak mereka dalam

workshop ditujukan agar orang tua tahu dan paham bahwa Teknologi Informasi merupakan salah satu cara

strategis untuk memintarkan generasi muda harapan bangsa. Jumlah peserta pada setiap kegiatan mencapai ribuan

orang. Antusiasme yang sangat mengejutkan ditunjukkan oleh masyarakat, khususnya dunia pendidikan. Sarana

dan prasarana workshop menggunakan laboratorium komputer sekolah. Mengingat keterbatasan jumlah komputer

dan luasnya wilayah Kabupaten Kebumen, workshop dilaksanakan secara roadshow agar mampu menjangkau

lokasi yang jauh dari perkotaan. Koneksi internet menggunakan VSAT mobile sumbangan salah satu sponsor tetap.

Bagi publik upaya komunitas e-kebumen mampu menurunkan harga sewa warnet dari semula Rp. 10 – 12

ribu/jam menjadi Rp. 3 – 4 ribu/jam. Bahkan telah dilaksanakan cyber Monday, dimana masyarakat dapat

mengakses internet gratis setiap hari senin. Sebagai upaya meningkatkan budaya menulis, juga telah disediakan

media khusus di web www.e-kebumen.net dimana siswa dapat mengirimkan karyanya secara online.

E-Kebumen telah menjadi salah unggulan yang dibawa pada forum WSIS 2005 di Tunisia oleh pakar Teknologi

Informasi nasional Onno W. Purbo dalam konteks public private partnership dan menempati peringkat 3 Indonesia

serta pada posisi 35 tingkat Asia pada stockholm challenge 2006 (www.stockholmchallenge.se).

1. PENDAHULUAN

Perkembangan dunia bergerak begitu cepat.

Globalisasi menjadi sebuah hantu yang menakutkan

ketika kita berkaca akan kemampuan manusia

Indonesia dihadapkan pada keadaan, siap atau tidak

siap bangsa kita harus masuk dan mendukung

globalisasi dengan berbagai resikonya. Pertaruhannya

adalah, kita akan mampu menjadi subyek atau pelaku

dalam persaingan global tersebut atau kita akan

menjadi korban dan bulan-bulanan masyarakat

dengan budaya yang lebih maju dan siap menghadapi

globalisasi.

Page 2: E-KEBUMEN KEBUMEN CYBER AND EDUCATION · PDF fileProsiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi

Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia

3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung 91

Perkembangan Teknologi Informasi seakan

berdampingan erat dengan arus globalisasi yang

makin masuk dalam budaya lokal. Jarak dan waktu

sudah mampu dijembatani oleh Teknologi Informasi.

Batasan negara dan budaya seolah transparan melalui

Teknologi Informasi.

Pemerintah sendiri sebanarnya menyadari kondisi

dan resiko yang bakal terjadi. Namun negara kita

dihadapkan pada kondisi ekonomi yang kurang

menguntungkan, sehingga rakyat tidak bisa

sepenuhnya bergantung pada uluran tangan

Pemerintah. Sudah saatnya masyarakat membangun

dirinya sendiri.

Secara sistematis upaya penyiapan manusia Indonesia

yang siap menghadapi globalisasi dan era

informasional sudah dilaksanakan, terutama melalui

jalur pendidikan formal dan non formal. Pelajaran

Teknologi Informasi yang dulunya hanya menjadi

pelajaran ekstra kurikuler kini telah menjadi mata

pelajaran wajib siswa, dan bahkan dimungkinkan

menjadi salah satu penentu kelulusan siswa.

1.1 Latar Belakang

Kebumen merupakan Pemerintah Daerah termiskin

ketiga dari 35 Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah.

Hingga tahun 2005, Kebumen masih masuk dalam

kategori daerah stagnan. Dengan jumlah penduduk

lebih dari 1,2 juta jiwa dengan hasil pertanian

mendominasi pendapatan masyarakat dan tidak ada

industri besar, maka tidak heran bila Kebumen

termasuk berpotensi tertinggal dengan Pemerintah

Daerah-Pemerintah Daerah lainnya.

Kondisi di atas masih diperparah dengan keberadaan

perguruan tinggi yang belum signifikan dengan

kebutuhan pendidikan masyarakat, dimana hanya ada

dua perguruan tinggi swasta setingkat Sekolah

Tinggi. Daya tampung mahasiswanya pun relatif

rendah. Universitas negeri maupun swasta terdekat

berjarak 80 Km dari Kota Kebumen. Tidak

mengherankan bila puluhan ribu lulusan SLTA lebih

memilih merantau ke daerah lain, baik untuk

kepentingan melanjutkan sekolah maupun mencari

pekerjaan.

Teknologi Informasi juga merupakan jembatan untuk

memperoleh ilmu pengetahuan secara lebih luas. Bila

melihat sistem belajar mengajar yang saat ini umum

berjalan, proses transfer knowledge masih dominan

satu arah. Siswa tidak memiliki banyak alternatif

untuk mempelajari ilmu pengetahuan, baik terstruktur

melalui kurikulum yang ada maupun dengan cara

mandiri. Faktor pengetahuan guru sangat

mendominasi kualitas transfer knowledge. Karena itu

diperlukan sebuah media yang memungkinkan proses

belajar mengajar dilaksanakan secara lebih

komprehensif dan berasal dari banyak sumber ilmu.

Teknologi Informasi merupakan sarana yang relatif

mudah digunakan kalangan pendidikan dan publik

untuk memperoleh alternatif sumber ilmu

pengetahuan tersebut.

Keterbatasan APBD bagi peningkatan kualitas

pendidikan harus disikapi masyarakat secara lebih

bijak. Hanya menunggu tidak akan menghasilkan

percepatan peningkatan kualitas pendidikan. Karena

itu perlu dilakukan sebuah action yang lebih riil

dengan menggunakan berbagai kekuatan dan sumber

daya yang ada di masyarakat itu sendiri, melalui

swadaya.

Page 3: E-KEBUMEN KEBUMEN CYBER AND EDUCATION · PDF fileProsiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi

Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia

3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung 92

Upaya pemberdayaan yang dilaksanakan juga harus

melibatkan segenap komponen masyarakat, mulai

dari kalangan pendidikan, pengusaha, pemerintahan

dan publik lainnya. Bila disinergikan dengan baik,

maka berbagai kepentingan yang ada pada setiap

komponen tersebut akan berjalan dengan baik dan

bersifat mutualistik.

2. PERMASALAHAN UMUM

Kesadaran untuk membangun swadaya masyarakat

dan tidak menggantungkan pada subsidi Pemerintah

Daerah, didasari pada kompleksitas permasalahan

yang dihadapi bersama, baik pada komponen publik,

dunia pendidikan, swasta dan pemerintahan, antara

lain :

2.1. Permasalahan Umum :

2.1.1 Rendahnya komitmen Pimpinan Daerah

terhadap peningkatan kualitas

pendidikan (keilmuan) melalui jalur

Teknologi Informasi pada sektor publik

dan pendidikan

2.1.2 Terbatasnya infrastruktur Teknologi

Informasi publik, sehingga alternatif

akses Teknologi Informasi menjadi

sangat terbatas

2.1.3 Ketiadaan Internet Service Provider

(ISP) lokal, sehingga ketergantungan

terhadap akses internet telkom sangat

tinggi

2.2 Permasalahan Pendidikan :

a. Lemahnya kemampuan lembaga Pemerintah

Daerah yang mengelola Pendidikan dan

Kebudayaan (Dinas P dan K) di bidang

penguasaan Teknologi Informasi, terutama

bagi kepentingan pendidikan formil dan

informil. Lemahnya penguasaan Teknologi

Informasi ini menyebabkan kebijakan di

sektor Teknologi Informasi menjadi sangat

lemah.

b. Mahalnya biaya pembangunan dan

pengembangan perangkat dan infrastruktur

Teknologi Informasi, baik bagi kalangan

publik maupun pendidikan

c. Ketiadaan akses internet lokal (ISP Lokal)

menyebabkan biaya tinggi pada akses

internet telkom yang kurang mampu

mendukung untuk kebutuhan puluhan

Personal Computer pada laboratorium

komputer sekolah

d. Rendahnya kemampuan trainer lokal dan

guru Teknologi Informasi sekolah untuk

mampu melakukan transformasi knowledge

kepada siswa dan public

e. Keberadaan laboratorium sekolah lebih

banyak digunakan sebagai media belajar

komputer, semestinya laboratorium

komputer juga mampu dimanfaatkan sebagai

media belajar ilmu-ilmu pengetahuan

lainnya. Misalkan belajar biologi dapat

dilakukan melalui multimedia dan

Teknologi Informasi.

3. PELUANG DAN POTENSI

Semangat untuk melakukan gerakan rakyat

membangun dirinya sendiri melalui peningkatan

Teknologi Informasi di kalangan publik dan

pendidikan didukung dengan beberapa pertimbangan

potensi yang telah dimiliki masyarakat, dunia

pendidikan, swasta dan potensi di lingkup

pemerintahan, antara lain :

� Infrastruktur Teknologi Informasi antar

satuan kerja yang dapat dimanfaatkan bagi

kepentingan peningkatan penetrasi

Teknologi Informasi

� Dibukanya beberapa jurusan Teknologi

Informasi pada beberapa SMK, bahkan

diantaranya sudah bertaraf nasional dan

SMA yang bertaraf internasional

� Keberadaan laboratorium komputer yang

memadai pada sebagian besar SLTP dan

SLTA dengan pemberian materi internet

sebagai salah satu pelajaran wajib

� Banyaknya siswa yang mengikuti

pendidikan/kursus Teknologi Informasi di

lembaga pendidikan informal

� Adanya keinginan beberapa ISP untuk

menanamkan investasi di Kabupaten

Kebumen.

� Adanya semangat dari para pengusaha lokal,

perbankan dan BUMD/N untuk

meningkatkan penetrasi Teknologi

Informasi melalui jalur pendidikan

4. MEMBANGUN KOMUNITAS LOKAL

Diawali dengan pemikiran untuk berpikir global dan

melakukan aksi mulai pada lingkup lokal (Think

Global, act local), pembangunan komunitas diawali

dengan berkumpulnya beberapa komponen

masyarakat yang disponsori oleh Bidang Pengelolaan

Data Elektronik Pemerintah Kabupaten Kebumen

pada awal Agustus 2005. Dari beberapa kali diskusi

intensif, disepakati pembentukan komunitas

multimedia dan pendidikan Kebumen dengan nama

e-kebumen.

Page 4: E-KEBUMEN KEBUMEN CYBER AND EDUCATION · PDF fileProsiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi

Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia

3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung 93

Kegiatan ini ditindaklanjuti dengan pembangunan

web komunitas dengan URL www.e-kebumen.net

dan mailing list [email protected].

Diskusi yang lahir selanjutnya menghasilkan

kesepakan untuk menyelenggarakan seminar dan

workshop melalui pemberdayaan komunitas dan

tidak membebani APBD. Komunitas e-kebumen

beranggotakan komponen dari birokrasi/eksekutif,

legislatif/DPRD, kepala sekolah dan jajarannya,

forum guru Teknologi Informasi, siswa dan orang

tuanya, LSM dan publik lainnya.

5. AKTIFITAS E-KEBUMEN

Dengan bermodal keberanian dan keinginan untuk

maju, berbagai kegiatan sudah dihasilkan dengan

melibatkan banyak pihak. Kegiatan seminar dan

workshop dilaksanakan dengan sasaran peserta dari

kalangan eksekutif, legislatif, dunia pendidikan,

pengusaha Teknologi Informasi dan publik.

Peserta seminar dan workshop tidak dipungut biaya.

Segala kebutuhan seminar dan workshop dibiayai

oleh sponsor, mulai dari bandwidth internet sebesar 2

Mbps, seminar dan workshop kit, konsumsi, spanduk,

hingga penyediaan genset listrik.

Universitas Indonesia (UI) bahkan secara khusus

mengalokasikan dana dan tenaga untuk

penyelenggaraan training kelas dasar hingga lanjutan

(advance) dengan sasaran utama kalangan birokrasi

dan pendidikan, baik dari kalangan sekolah negeri

maupun swasta. Antusiasme peserta sangat tinggi.

Dari tiga kali pelaksanaan seminar dan workshop,

jumlah peserta mencapai lebih dari 2000 orang.

Materi workshop yang diberikan mencakup, antara

lain :

1. Internet dasar

2. Sistem Informasi sekolah

3. E-Learning

4. Networking (LAN dan WLAN)

5. VoIP

6. Sistem Informasi Manajemen bagi birokrasi

dan dunia pendidikan

7. Majalah dinding online

8. Jurnalistik bagi siswa

Para pengisi seminar dan pengajar pada workshop

berasal dari para perantau asal Kebumen yang telah

sukses di perantauan, khususnya di bidang Teknologi

Informasi. Para pengisi ini tidak diberikan honor

mengajar karena dibangun atas dasar kesadaran untuk

mencerdaskan anak bangsa dan semangat memberi

kontribusi bagi pembangunan daerah.

Aktifitas ini oleh Pakar Teknologi Informasi

Nasional, Bp. Onno W. Purbo dibawa ke WSIS di

Tunisia tahun 2005 sebagai contoh dari bentuk

kemitraan publik dan swasta bagi kepentingan

pendidikan rakyat, dengan tidak menggantungkan

diri pada uluran tangan pemerintah semata.

Hasil lebih riil yang mampu diraih adalah :

1. Masuknya investasi swasta dalam bentuk ISP

lokal

2. Keberadaan ISP tersebut mampu menekan biaya

sewa warung internet yang semula berkisar

antara Rp. 6000 – Rp. 12.000,-/jam menjadi

hanya Rp. 3000 – Rp. 4000,-/jam saja. Faktor

fasilitasi infrastruktur Teknologi Informasi

Pemerintah Daerah juga memberi kontribusi

terhadap perubahan tarif warnet yang sangat

signifikan tersebut.

3. Cyber Monday, yaitu sebuah kegiatan kerjasama

Pemerintah Kabupaten Kebumen, dalam hal ini

Bidang Pengelolaan Data Elektronik dengan ISP

lokal untuk menyediakan akses internet gratis

pada hari senin antara jam 09.00 – 12.00 WIB

dan jam 13.00 – 15.00 WIB. Internet gratis ini

disediakan di ruang komputer ISP dengan

peserta berasal dari kalangan pendidikan dan

publik. Pada kegiatannya dilakukan juga

messenger conference yang umumnya diikuti

oleh puluhan peserta, baik dari kalangan pelajar,

pemerintahan maupun umum, baik yang berada

di Kebumen maupun di luar Kebumen. Pada

messenger conference tersebut juga diberikan

kuis-kuis dengan hadiah menarik bagi yang bisa

menjawab dengan benar. Materi kuis merupakan

pelajaran sekolah dan pengetahuan umum yang

informasinya dapat diperoleh melalui internet.

4. Majalah Dinding Online (MjDO), dimana

seluruh siswa di Kebumen diberi kesempatan

mengirimkan majalah dinding dalam berbagai

bentuk, baik text maupun gambar untuk

dipublikasikan di web www.e-kebumen.net.

Bagi siswa yang karyanya dinilai bagus akan

diberikan penghargaan berupa souvernir menarik

dan uang pembinaan sebesar Rp. 50.000,- yang

diumumkan seminggu sekali.

5. Semangat untuk membangun laboratorium

komputer online dan keinginan untuk melakukan

integrasi antar laboratorium sekolah yang

nantinya juga akan dimanfaatkan bagi

komunikasi suara (VoIP) dan share internet

melalui media Wireless LAN.

Page 5: E-KEBUMEN KEBUMEN CYBER AND EDUCATION · PDF fileProsiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi

Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia

3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung 94

6. PENUTUP

Masyarakat Kebumen menyadari bahwa untuk maju

diperlukan kerjasama dan saling mengisi dari

segenap komponen masyarakat, pemerintah, swasta

dan dunia pendidikan. Tidak bisa dilakukan secara

sendiri-sendiri. Dengan melakokan kolaborasi dan

saling berbagi sumber daya, ternyata beban yang

ditanggung menjadi lebih ringan dan dapat

menghasilkan karya yang tidak kecil.

Meskipun demikian, perkembangan komunitas yang

lahir dari kesadaran swadaya masyarakat ini sulit

untuk diharapkan dapat berlari kencang, karena setiap

penyplay sumber daya tentu memiliki keterbatasan.

Untuk itu dukungan dari Pemerintah maupun

lembaga donor lainnya diyakini akan mempercepat

perkembangan komunitas untuk memberikan hasil

yang lebih besar.

Kami berharap pengalaman ini dapat diadopsi oleh

masyarakat Daerah lain, sehingga dapat dibangun

kekuatan masyarakat yang mampu membangun

dirinya sendiri, khususnya melalui jalur multimedia

dan pendidikan.