DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN DIET DIABETES …repository.poltekkes-kdi.ac.id/330/1/KTI...

86
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN DIET DIABETES MELITUS PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI POLI PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAHMAS KARYA TULIS ILMIAH Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan Oleh HARMIATIN P00320014014 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN 2017

Transcript of DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN DIET DIABETES …repository.poltekkes-kdi.ac.id/330/1/KTI...

DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN DIETDIABETES MELITUS PADA PENDERITA DIABETESMELITUS DI POLI PENYAKIT DALAM DI RUMAH

SAKIT UMUM BAHTERAHMAS

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan PendidikanDiploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

Jurusan Keperawatan

Oleh

HARMIATINP00320014014

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN2017

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Harmiatin

Nim : P00320014014

Tempat, Tgl Lahir : Pondidaha, 01 Agustus 1997

Suku/ Bangsa : Tolaki / Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jln Mekar Jaya 1 Btn Mekarindo

B. Pendidikan

1. SD Negeri 2 Hongoa, tamat pada Tahun 2008

2. SMP Negeri 1 Pondidaha, tamat pada Tahun 2011

3. SMA Negeri 1 Pondidaha, tamat pada Tahun 2014

4. Sejak Tahun 2014 melanjutkan pendidikan Diploma III (D.3) di

Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan sampai sekarang.

MOTTO

Jika kita selalu merasa ragu-ragu

Niscaya ketika kereta berangkat kita masih tetap di stasiun

Menjadi orang pintar lebih mudah dari pada menjadi orang baik

Jika aku mampu mengapa aku harus katakan tidak

Dan jika itu bisa mengapa aku tidak lakukan

Karna mampu dan bisa adalah ukuran orang yang akan menjadi layak

Kumulai hariku dengan petunjuk Mu Ya ALLAH….. Di kegelisahanku aku

memohon perlindungan dari Mu Ya ALLAH….. Kujalani hariku tanpa kenal

lelah untuk tetap memanjatkan doa dari Mu di setiap langkah dan rencanaku

….. Agar segala sesuatuku di mudahkan oleh Mu, doa dan harapa.n kedua

Orang Tuaku dapat terwujudkan …….Amin……….

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu

Sesungguhnya ALLAH bersama orang-orang yang sabar

(Q.S. Al-Baqarah:153)

Karya tulis ini kupersembahkan kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta,

Bangsa, Negara, dan Almamaterku.

ABSTRAK

Harmiatin (P00320014014). Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan DietDiabetes Mellitus Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Penyakit DalamDi RSU Bahteramas. Dibimbing oleh Lena Atoy,SST.,MPH selakupembimbing I dan Abdul Syukur Bau,S.Kep.,Ns.,MM selaku pembimbing II(xiii +47 hal+5 tabel+10 lampiran). Dukungan keluarga pasien diabetes mellitusterkait kepatuhan diet diabetes mellitus merupakan poin penting dalampenatalaksanaan diet diabetes mellitus. Tujuan penelitian ini adalah untukmengidentifikasi dukungan keluarga terhadap kepatuhan diet diabetes mellitusberjumlah 35 orang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif denganmenggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yangsedang memeriksakan diri di poli penyakit dalam RSU Bahteramas yangterdiagnosa diabetes mellitus. Sampel dalam penelitian ini diambil secaraaccidental sampling 35 responden. Hasil penelitian menggambarkan bahwa dari35 responden dukungan keluarga emosional 100% mendukung, sedangkandukungan keluarga penghargaan dan dukungan keluarga informatif yangmendukung 97,14% sedangkan yang tidak mendukung 2,86%. Sehingga dapatdisimpulkan bahwa dukungan keluarga pada pasien di poli penyakit dalam diRSU Bahteramas terhadap kepatuhan diet diabetes mellitus secara keseluruhanmendukung. Tindakan yang dilakukan keluarga harus dipertahankan terhadapkepatuhan diet sehingga membantu dalam proses pengobatan dan penyembuhan.

Daftar pustaka : 24 ( 2011 – 2015 )

Kata kunci : DM, Dukungan Keluarga, Kepatuhan Diet

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

Yang Maha Esa karena atas berkat Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis ilmiah ini dalam bentuk sederhana, yang

merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III di

Politehknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan dengan judul “Dukungan

Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus Pada Penderita

Diabetes Mellitus Di Poli Penyakit Dalam Di RSU Bahteramas”.

Selama persiapan penyusunan dan penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini,

penulis mendapat bantuan berupa bimbingan, arahan dan dorongan berbagai

pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan

banyak terima kasih kepada Ibu Lena Atoy,SST.,MPH selaku pembimbing I dan

Bapak Abdul Syukur Bau,S.Kep.,Ns.,MM selaku pembimbing II yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan selama

proses penyusun Karya Tulis Ilmiah ini hingga selesai.

Pada kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Petrus,SKM.,M.Kes selaku direktur Poltekkes Kemenkes Kendari

2. Kepala Kantor Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin penelitian

kepada penulis dalam penelitian ini.

3. Bapak Muslimin, L.,A.,Kep., Spd.,Msi selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Kendari

4. Bapak Muslimin L,A.Kep.,S.Pd.,M.Si selaku penguji I BapakH.

Taamu,A.Kep.,S.Pd.,M.Kes selaku penguji II, Ibu Dian Yuniar Syanti

Rahayu,SKM.,M.Kep selaku penguji III yang telah membantu dan

mengarahkan penulis dalam ujian proposal sehingga penelitian ini dapat

terarah.

5. Ibu dosen serta seluruh staft tata usaha di lingkungan Poltekkes Kemenkes

Kendari Jurusan Keperawatan yang telah mendidik dan mengarahkan

selama mengikuti pendidikan di bangku kuliah

6. Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta Bapak Hardin dan Ibu

Rianti dan adik-adik kutersayang Harmita, Harmifa Wati, Hermansyah,

Herhan Fatir Jaya dan seluruh keluargaku yang telah memberikan

dukungan, do’a restu serta kasih sayang yang besar kepada penulis.

7. Orang-orang terdekatku khususnya untuk sepupuku tersayang Hafri

Candra,SE, Habrien Kifli, Hasratin Lasaima,Amd.Kep serta Andhy Aswar

Yunus,SH yang telah memberikan semangat kepada penulis.

8. Terkhusus untuk sahabat terdekatku Fatmawati, Rosliana Arizal, Lola

Putriana, Mirna Dwi Lestari, Veronica, Henisetya Wati, Uya Reniar, Anna

Morriny Konggoasa, Elsa Septiani Putri yang telah banyak memberikan

semangat kepada penulis

9. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Politekhnik Kesehatan Kendari Jurusan

Keperawatan Angkatan 2014 khususnya Kelas A yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu yang paling banyak menemaniku selama 3 tahun

teakhir dan takternilai harganya. Semoga Allah SWT membalas segala

budi baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam

penyusunan Karya Tulis ini. Amin

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak

luput dari kesalahan. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun

sangat di harapkan demi kesempurnaan penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini.

Harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat

bagi kita semua dan semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan

menyertai kita dalam segala keseharian kita, Amin.

Kendari ,Agustus 2017

Penulis

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………..

HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………..

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………....

RIWAYAT HIDUP ………………………………………………………..

MOTTO …………………………………………………………………….

ABSTRAK ………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR ……………………………………………………..

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………..

B. Rumusan Masalah ……………………………………………….

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………….

D. Manfaat Penelitian ……………………………………………….

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang DiabetesMelitus …………………........

B. Tinjauan Umum Dukungan Keluarga …………………………….

C. Tinjauan Umum Tentang kepatuhan diet …………………………

D. Tinjauan tentang Diet …………………………………………….

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran …………………………………………………

B. Kerangka Pikir Penelitian ………………………………………

C. Variabel Penelitian ………………………………………………

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ……………………..

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ………………………………………………….

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

x

1

4

5

5

6

19

24

27

31

31

32

32

35

35

B. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………….

C. Populasi dan Sampel …………………………………………….

D. Prosedur Pengumpulan Data ……………………………………

E. Instrumen Penelitian ……………………………………………

F. Jenis Data ……………………………………………………….

G. Pengolahan Data ………………………………………………..

H. Analisa Data …………………………………………………….

I. Penyajian Data …………………………………………………..

J. Etika Penelitian …………………………………………………

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Letak Geografis Penelitian ………………………………………

B. Hasil Penelitian ………………………………………………….

C. Pembahasan …………………………………………………….

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………..

B. Saran ……………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

35

36

36

36

37

37

38

38

39

43

47

53

53

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Di Poli Penyakit

Dalam Di RSU Bahteramas...................................................... 43

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Golongan Umur Responden

Di Poli Penyakit Dalam Di RSU Bahteramas.............................. 44

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Keluarga Emosional

Di Poli Penyakit Dalam Di RSU Bahteramas.............................. 45

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Keluarga

Penghargaan Di Poli Penyakit Dalam Di RSU Bahteramas.......... 45

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Keluarga Informatif

Di Poli Penyakit Dalam Di RSU Bahteramas.............................. 46

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Terhadap

Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus Pada Penderita Diabetes

Melitus Poli Penyakit Dalam RSU Bahteramas........................... 46

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permintaan Menjadi Responden

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 3 Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Master Tabel Hasil Penelitian

Lampiran 5 Lembar bebas pustaka

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Dari Balitbang Sultra

Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

Glukosa secara normal bersikulasi dalam jumlah tertentu dalam darah.

Glukosa dibentuk dihati dari makanan yang dikonsumsi. Insulin yaitu suatu

hormone yang diproduksi pancreas, mengendalikan kadar gula dalam darah

dengan mengatur produksi dan penyimpananya, (Soegondo, 2005)

Diabetes melitus kini benar-benar telah menapaki era kesejagatan,dan

menjadi masalah kesehatan dunia,insiden dan prevalensi penyakit ini tidak

perna berhenti mengalir, terutama dinegara sedang berkembang dan negara

yang terlanjur memasuki budaya industrialisasi. Jumlah diabetes didunia yang

tercatat pada tahun 1990 baru mencapai angka 80 juta (Slamet Suryono,

2006), yaitu secara mencengangkan melompat ke angka 110,4 juta empat

tahun kemudian (Slamet Suryono, 2007) menjelang tahun 2010 angka ini

akan mengelembung hingga 239,3 juta dan diduga bakal terus melembung

hingga mencapai angka 300 juta pada tahun 2025.

Menurut data WHO (World Health Organization) prevalensi diabetes

melitus diseluruh dunia tahun 2000 adalah 171 juta dan meningkat 2 kali lipat

tahun 2030 menjadi 366 juta, sedangkan prevalensi diabetes di indonesia

tahun 2000 adalah 8.426.000 dan di perkirakan meningkat pada tahun 2030

menjadi 21.257.000 penderita. Prevalensi penderita yang berada dalam status

toleransi Glukosa Terganggu (TGT) adalah 17, 1% - 25,8% atau sekitar 93

juta jiwa. Menurut survey yang dilakukan WHO (World Health

Organization), indonesia saat ini menempati urutan ke-4 dengan jumlah

penderita diabetes melitus terbesar didunia setelah india, cina dan Amerika

serikat (WHO, 2009)

Indonesia merupakan salah satu dari 10 besar negara dengan jumlah

diabetes terbanyak. Pada tahun 1993, negara yang tergolong tengah

berkembang ini baru menempati peringkat ke-7, dengan jumlah pengidap

diabetes sebanyak 4,5 juta jiwa. Peringkat ini diprediksi akan naik tingkat

menjadi peringkat ke-5 pada tahun 2025, dengan perkiraan jumlah pengidap

terbanyak 12,4 juta jiwa (International Diabetes Monitor, April 1999)

prevalensi DM di jakarta pada tahun 1982 hanya menunjukan angka 1,7%

selanjutnya, persentase ini terus berloncatan ke angka 5,7 % dan 13,6 %,

berturut-turut pada tahun 1992 dan 2001 (Sartina, 2014).

Manajement diabetes mandiri merupakan hal yang penting bagi pasien

diabetes. Diperkirakan bahwa lebih dari 95% penanganan diabetes melitus

terdiri dari perilaku perawatan mandiri yang baik terbukti memiliki kontrol

glukosa darah yang lebih baik (Maulana, 2008). Salah satu manajemen

diabetes mandiri adalah modifikasi diet dan kepatuhan diet serta dukungan

dari keluarga.

Kepatuhan pasien diabetes melitus dalam melaksanakan diet merupakan

kunci utama kestabilan kondisi kesehatan pasien diabetes melitus (Nemes et

al,2009). Kepatuhan diet pasien diabetes melitus dalam melaksanakan diet

dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah dukungan keluarga dari

penderita diabetes melitus itu sendiri.

Dukungan keluarga dalam peningkatan kepatuhan diet ini seperti

pengaturan makanan yang baik, perubahan gaya hidup keluarga yang tidak

sehat mulai diperbaiki dengan pengurangan makanan yang mengandung

kadar gula yang tinggi dalam keluarga khususnya untuk penderita diabetes

melitus (Armilawaty, 2007). Dukungan keluarga dalam pematuhan pemberian

obat pada penderita diabates memiliki tujuan untuk mengetahui dampak dari

perilaku peningkatan dukungan keluarga pada anti diabetes melitus kepatuhan

pengobatan dan status kognitif pada pasien diabetes melitus.

Bukan hanya dukungan keluarga dan kepatuhan diet diabetes melitus

yang harus diperhatikan tetapi, pada pemberian diet pada pasien diabetes

harus diberikan sesuai standar kebutuhan pasien berdasarkan diagnosa pada

pasien, tetapi perlu diingat bahwa pasien mempunyai kekhususan, baik dalam

hal kebutuhan gizi maupun kemampuan untuk mengkonsumsi dan mencerna

makanan yang disajikan oleh keluarga. Oleh karena itu, kebutuhan

perorangan tetap perlu diperhatikan dengan menyusun diet secara khusus.

Untuk itu diperlukan pemantauan diet oleh kelurga, memberikan penyuluhan

tentang pola makan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan pasien diabetes

melitus kepada keluarga maupun penderita diabetes, serta kepatuhan pasien

diabetes melitus, serta adanya dukungan keluarga terhadap kepatuhan diet

penderita diabetes melitus.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Bahterahmas

tercatat pada tahun 2014 sebanyak 325 penderita, sedangkan pada tahun 2015

menurun menjadi 282 penderita, kemudian untuk periode tahun 2016 jumlah

penderita menurun menjadi 229 penderita. Dimana berdasarkan data awal

yang diperoleh mengalami sedikit penurunan pada penderita diabetes melitus

tiap tahunya.

Terjadinya penurunan jumlah pasien diabetes melitus di RSU

Bahterahmas menjadi salah satu indikator bahwa penanganan diet dan

kepatuhan diet serta dukungan keluarga sehingga penanggulangan diabetes

melitus optimal dalam masyarakat.

Setelah melakukan wawancara awal pada pasien diabetes melitus Tn. R

mengatakan bahwa “dukungan keluarga sangat dibutuhkan dalam proses diet

penyakit diabetes melitus karena terkadang saya sebagai pasien lupa, kurang

percaya akan hal-hal yang harus dilakukan dalam proses diet penyakit ini”

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet Diabetes

Melitus Pada Penderita Diabetes Melitus Di Poli Penyakit Dalam Di Rumah

Sakit Umum Bahterahmas”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Dukungan Keluarga Terhadap

Kepatuhan Diet Diabetes Melitus Pada Penderita Diabetes Melitus Di Poli

Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Bahterahmas?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet

Diabetes Melitus Pada Penderita Diabetes Melitus Di Poli Penyakit

Dalam Di Rumah Sakit Umum Bahterahmas Tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi dukungan emosional keluarga Terhadap kepatuhan

diet diabetes melitus.

b. Mengidentifikasi dukungan informatif keluarga terhadap Penderita

diabetes melitus

c. Mengidentifikasi dukungan penghargaan keluarga terhadap penderita

diabetes melitus.

D. Manfaat Penelitian

1. Dapat dijadikan informasi untuk masyarakat agar lebih memperhatikan

kesehatan khususnya pada keluarga dan penderita penyakit diabetes

melitus.

2. Bagi institusi dapat dijadikan sebagai tambahan referensi perpustakaan.

3. Bagi peneliti dapat menerapkan ilmu dan menambah wawasan.

4. Sebagai bahan untuk peneliti selanjutnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Diabetes Melitus

1. Pengertian

Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes

melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,

kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia Kronik pada diabates

berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan

beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh

darah. Sedang sebelumnya WHO 1980 berkata bahwa DM merupakan

suatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan

singkat tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan

problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah

faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan

gangguan fungsi insulin.

Diabetes Melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) darah

akibat kekurangan hormon insulin secara absolut atau relative (Almatsier,

2007 dalamSartina, 2014)

Diabetes adalah suatu penyakit, di mana tubuh penderitaanya tidak

bisa secara otomatis mengendalikan tingkat gula darah (glukosa) dalam

darahnya. Pada tubuh yang sehat, pangkreas melepas hormon insulin

yang bertugas mengangkut gula melalui darah ke otot-otot dan jaringan

lain untuk memasok energi. Diabetes merupakan gangguan metabolisme

(metabolic syndrome) dari distribusi gula oleh tubuh. Penderita diabetes

tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, atau tubuh tak

mampu menggunakan insulin secara efektif, sehingga terjadilah

kelebihan gula di dalam darah, kelebihan gula yang kronis di dalam

darah (hiperglikemia) ini menjadi racun bagi tubuh ( Lanny Sustrani, dkk

2004)

2. Klasifikasi Diabetes

Ada beberapa klasifikasi diabetes melitus yang berbeda menurut

(Tandra Hans, 2008) sebagai berikut :

a. Diabetes tipe 1

Diabetes tipe ini muncul ketika pankreas sebagai pabrik insulin

tidak dapat atau kurang mampu memproduksi insulin. Akibatnya,

insulin tubuh kurang atau tidak ada sama sekali. Glukosa menjadi

menumpuk dalam peredaran darah karena tidak dapat diangkut ke

dalam sel.

Diabetes tipe ini juga disebut insulin dependent diabetes karena

si pasien sangat bergantung pada insulin. Ia memerlukan suntikan

insulin setiap hari untuk mencukupi kebutuhan insulin dalam tubuh.

Karena biasanya terjadi pada usia yang sangat muda, dulu diabetes

tipe ini di sebut juvenile diabetes. Namun, kedua istilah ini kini telah

ditinggalkan karena diabetes tipe ini kadang juga ditemukan pada

usia dewasa. Di samping itu, diabetes tipe ini kadang juga ditemukan

pada usia dewasa. Di samping itu, diabetes tipe lain bisa juga diobati

dengan suntikan insulin. Oleh karena itu, sekarang istilah yang

dipakai adalah diabetes tipe 1.

b. Diabetes tipe 2

Diabetes tipe ini adalah jenis yang paling sering dijumpai.

Biasanya terjadi pada usia diatas 40 tahun, tetapi bisa pula timbul

pada usia di atas 20 tahun. Sekitar 90-95 persen penderita diabetes

adalah penderita diabetes tipe 2.

Pada diabetes tipe 2, pankreas masih bisa masih bisa membuat

insulin, tetapi kualitas insulinya buruk, tidak dapat berfungsi dengan

baik sebagai kunci untuk memasukkan glukosa ke dalam sel.

Akibatnya glukosa dalam darah meningkat.

c. Diabetes pada kehamilan

Diabetes yang muncul hanya pada saat hamil disebut sebagai

diabetes tipe gestasi atau gestational diabetes. Keadaan ini terjadi

karena pembentukan beberapa hormon pada ibu hamil yang

menyebabkan resistensi insulin.

Diabetes semacam ini terjadi pada 2-5 persen kehamilan.

Biasanya baru diketahui setelah kehamilan bulan keempat ke atas,

kebanyakan pada trimester ketiga (tiga bulan terakhir kehamilan)

setelah persalinan umunya glukosa darah akan kembali normal.

Sedangkan menurut (WHO, 1994) klasifikasi diabetes melitus

terbagi menjadi 5 sebagai berikut :

a. DM tipe 1, insulin dependent diabetes melitus (IDDM)

Diabetes jenis ini terjadi akibat kerusakan sel β pankreas.

Dahulu, DM tipe 1 disebut juga diabetes onser anak (atau onser

renaja) dan diabetes rentan-ketosis (karena sering menimbulkan

ketosis). Onset DM tipe 1 biasanya terjadi sebelum usia 25-30 tahun

(tetapi tidak selalu demikian karena orang dewasa dan lansia yang

kurus juga dapat mengalami diabetes jenis ini. Sekresi insulin

menagalami defisiensi (jumlahnya sangat rendah atau tidak sama

sekali). Dengan demikian tanpa pengobatan dengan insulin

(pengawasan dilakukan melalui pemberian insulin bersamaam

dengan adaptasi diet), pasien biasanya akan mudah terjerumus ke

dalam situasi ketoasidosis diabetik.

Gejala biasanya muncul secara mendadak, berat dan

perjalananya sangat progresif, jika tidak diawasi, dapat berkembang

menjadi ketoasidosis yang rendah, hasil tes deteksi antibodi islet

hanya bernilai sekitar 50-80 %, dan kadar gula darah puasa > 140

mg/dl.

b. DM tipe 2non-insulin dependent diabetes melitus (NIDDM)

Diabetes melitus jenis ini disebut juga onset-matur (atau onset-

dewas) dan diabetes resisten-ketosis (istilah NIDDM sebenarnya

tidak perna karena istilah IDDM dan NIDDM tidak digunakan lagi

sejak tahun 1985 (WHO) Alasanya, penggunaan kedua istilah

disebut didasarkan semata-mata pada observasi klinis yang terkait

dengan derajat kekurangan insulin.

Gejala muncul perlahan-lahan dan biasanya ringan (kadang-

kadang belum menampakan gejala selama bertahun-tahun)

progretivitas gejala berjalan lambat.

c. DM tipe 3

Diabtes tipe ini dahulu kerap disebut diabetes sekunder,atau DM

tipe lain. Etiologi diabetes jenis ini, meliputi (a) penyakit pada

pankreas (b) sindrom hormonal yang menggangu sekresi dan/

menghambat kerja insulin, seperti akromegali, fekromositoma, dan

sindrom Cushing, (c) obat-obat yang menggangu sekresi insulin

(Feniroin) atau menghambat kerja insulin (estrogen dan

glukokortikoid) (d) kondisi tertentu yang jarang terjadi, seperti

kelainan pada reseptor insulin.

d. Diabetes Melitus kehamilan (DMK)

Diabetes melitus kehamilan sebagai setiap intoleransi glukosa

yang timbul atau terdeteksi pada kehamilan pertama, tanpa

memandang derajat intoleransi serta tidak memeperhatikan apakah

gejala ini lenyap atau menetap selepas melahirkan (Sartina, 2014).

e. Diabetes Melitus terkait malnutrisi (DMMal)

Kategori inidiusulkan oleh WHO karena kasusnya banyak sekali

ditemukan dinegara-negara sedang berkembang, terutama di wilayah

tropis. Diabetes jenis ini biasanya menampakan gejala pada usia

muda, antara 10-40 tahun (lazimnya di bawah 30 tahun) sebagian

pasien mengalami nyeri perut yang menjalar ke daerah punggung

(pola jalaran nyeri ini mirip dengan pola jalaran nyeri akibat

pankreatitis).

3. Etiologi

Etiologi diabetes melitus menurut (Hans Tandra, 2008) Diabetes tipe

1 juga biasanya adalah penyakit otoimun, yaitu penyakit yang disebabkan

oleh gangguan sistem imun atau kekebalan tubuh si pasien dan

mengakibatkan rusaknya sel pankreas. Teori lain juga menyebutkan

bahwa kerusakan pankreas adalah akibat pengaruh genetik (keturunan),

infeksi virus, atau malnutrisi.

Diabetes tipe 2 terjadi karena sel-sel jaringan tubuh dan otot si

pasien tidak peka atau sudah resiten terhadap insulin (dinamakan

resistensi insulin atau insulin resistense) sehinga glukosa tidak dapat

masuk ke dalam sel dan akhirnya tertimbun dalam peredaran darah.

Diabetes kehamilan/gestasional disebabkan karena terjadinya

peningkatan berbagai hormon yang menyebabkan efek metabolik

terhadap toleransi gula. Serta adanya pembentukan beberapa hormon

pada ibu hamil yang menyebabkan resistensi insulin.

4. Fatofisiologi

Menurut (Almatsier, 2007 dalam Sartina, 2014) fatofisiologi diabetes

melitus adalah sebagai berikut:

a. Diabetes Tipe I

Pada diabetes tipe 1 terdapat ketidakmampuan untuk

menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan

oleh proses autoimun. Disamping itu, glukosa yang berasal dari

makanan tidak dapat disimpan dalam hati sehingga tetap berada

dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah

makan).

Jika konsetrasi gula darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat

menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya,

glukosa tersebut muncul dalam urine (glukosuria). Ketika glukosa

yang berlebihan dieksresikan ke dalam urine, eksresi ini akan

disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan

ini dinamakan dieres osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan

yang berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam

berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia).

Defisiensi insulin, juga menggangu metabolisme protein dan

lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat

mengalami peningkatan selera makan (polifagia) akibat menurunya

simpanan kalori. Gejala lainya mencakup kelelahan dan kelemahan.

Dalam keadaan normal insulin mengendalikan glikogenolisis

(pemecahan glukosa dari asam-amino serta substansi lain). Namun

pada penderita defisiensi insulin, proses ini akan terjadi tanpa

hambatan dan lebih lanjut turut menimbulkan hiperglikemia. Di

samping itu akan terjadi pemecahan lemak yang mengakibatkan

peningkatan produksi badan keton yang merupakan produk samping

pemecahan lemak. Badan keton merupakan asam yang menggangu

keseimbangan asam-basa tubuh apabila jumlahnya berlebihan.

Ketoasidosis diabetik yang diakibatkannya dapat menyebabkan

tanda-tanda dan gejala seperti nyeri abdomen, mual, muntah,

hipereventilasi, napas berabau aseton, dan bila tidak ditangani akan

menimbulkan perubahan kesdaran, koma bahkan kematian.

Pemberian insulin bersama dengan cairan dan elektrolit sesuai

kebutuhan akan memperbaiki dengan cepat kelainan metabolik

tersebut dan mengatasi gejala hiperglikemia secara ketoadosis. Diet

dan latihan disertai pemantauan kadar glukosa darah yang sering

merupakan komponen terapi yang penting.

b. Diabetes Tipe II

Pada diabetes Tipe II terdapat dua masalah utama yang

berhubungan dengan insulin, yaitu : resistensi insulin dan gangguan

sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor

khusus pada pemukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan

reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme

glukosa di dalam sel. Resitensi insulin pafa diabetes tipe II disertai

dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin

menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh

jaringan.

Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah glukosa dalam

darah, harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan.

Pada pasien toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat

sekresi insulin yang berlebihan, dan kadar glukosa akan

dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat.

Namun demikian, jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi

peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan

meningkat dan terjadi diabetes Tipe II.

Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri

khas dari diabetes Tipe II namun masih terdapat insulin dengan

jumlah yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemah dan

produksi badan keton yang menyertainya. Karena itu, ketoasidosis

diabetik tidak terjadi pada diabetes Tipe II yang tidak terkontrol

dapat menimbulkan masalah akut lainya yang dinamakan sindrom

hiperglikemik hiperosmoler nonketotik (HHNK).

Diabetes Tipe II paling sering terjadi pada pasien diabetes yang

berusia lebih dari 30 tahun dan obesitas. Akibat intoleransi glukosa

yang berlangsung lambat (selama bertahun-tahun) dan progresif,

maka awitan diabetes Tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi. Jika

gejalanya dialami pasien, gejala tersebut sering bersifat ringan dan

dapat mencakup kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka pada

kulit yang lama sembuh, infeksi vagina atau peradangan yang kabur

(jika kadar glukosanya sangat tinggi).

Untuk sebagian besar pasien (kurang-lebih 75 %), penyakit

diabetes Tipe II yang dideritanya ditemukan secara tidak sengaja

(misalnya, pada saat pasien menjalani pemeriksaan laboratorium

yang rutin). Salah satu konsekuensi tidak terdeteksinya penyakit

diabetes selama bertahun-tahun adalah bahwa komplikasi diabetes

jangka panjang (misalnya kalainan mata, neuropati ferifer, kelainan

vaskuler ferifer ) mungkin sudah terjadi sebelum diagnosis

ditegakan.

Penanganan periper diabetes Tipe II adalah dengan menurunkan

berat badan, karena resistensi insulin berkaitan dengan obesitas.

Latihan merupakan unsur yang penting pula untuk meningkatkan

efektifitas insulin. Obat hipoglikemia oral dapat ditambahkan jika

diet dan latihan tidak berhasil mengendalikan kadar glukosa darah.

Jika penggunaan obat oral dengan dosis maksimal tidak berhasil

mengendalikan kadar glukosa hingga tingkat yang memuaskan,

maka insulin dapat digunakan. Sebagai pasien memerlukan insulin

umtuk sementara waktu selama periode stres fisiologik yang kuat,

seperti selama sakit atau pembedahan.

c. Diabetes dan Kehamilan

Diabetesyang terjadi selama kehamilan perlu mendapat

perhatian khusus. Wanita yang sudah diketahui menderita diabetes

sebelum terjadinya pembuahan harus mendapatkan penyuluhan atau

konseling tentang penatalaksanaan diabetes selama kehamilan.

Pengendalian diabetes yang buruk (hiperglikemia) pada saat

pembuahan dapat disertai timbulnya malformasi kongenital. Karena

alasan inilah, wanita yang menderita diabetes harus mengendalikan

penyakitnya dengan baik sebelum konsepsi terjadi dan sepanjang

kehamilan. Dianjurkan agar wanita yang menderita diabetes sudah

memulai program terapi yang intensif (pemeriksaan kadar glukosa

darah empat kali perhari dan pemberian suntikan insulin tinga hingga

empat kali perhari) dengan maksud untuk mencapai kadar

hemoglobin A1c yang normal tiga bulan sebelum pembuahan.

Pemantauan yang ketat pemeriksaan oleh dokter spesialis untuk

kehamilan beresiko tingi sangat dianjurkan.

Diabetes yang tidak terkontrol pada saat melahirkan akan

disertai dengan peningkatan insiden makrosemia janin (bayi yang

sangat besar), persalinan dan kelahiran yang sulit, bedah besar serta

kelahiran mati (Stillbirth). Disamping itu, bayi yang dilahirkan oleh

ibu yang menderita hiperglikemia dapat dapat mengalami

hipoglikemia pada saat lahir. Keadaan ini dapat terjadi karena

pankreas bayi yang normal telah mensekresikan insulin untuk

mengimbangi keadaan hiperglikemia ibu. Bayi ini membutuhkan

pemantauan yang ketat dalam kamar bayi, dan kadar glukosa

darahnya harus sering diukur. Jika terjadi hipoglikemia, pemberian

air gula harus segera dilakukan.

Diabetes gestational terjadi pada wanita yang tidak menderita

diabetes sebelum kehamilannya. Hiperglikemia terjadi selama

kehamilan akibat sekresi hormon-hormon plasenta. Semua wanita

hamil harus menjalani skrining pada usia kehamilan 24 hingga 27

minggu untuk mendeteksi kemunginan diabetes. Pentalaksanaan

pendahuluan mencakup modifikasi diet dan pemantauan kadar

glukosa. Jika hiperglikemia tetap terjadi, preparat insulin harus

diresepkan. Obat hipoglikemia tidak boleh digunakan selama

kehamilan. Tujuan yang akan dicapai adalah kadar glukosa selama

kehamilan yang berkisar dari 70 hingga 100 mg/dlterjadi pada

wanita yang tidak menderita diabetes sebelum kehamilannya.

Hiperglikemia terjadi selama kehamilan akibat sekresi hormon-

hormon plasenta. Semua wanita hamil harus menjalani skrining pada

usia kehamilan 24 hingga 27 minggu untuk mendeteksi kemunginan

diabetes.

Pentalaksanaan pendahuluan mencakup modifikasi diet dan

pemantauan kadar glukosa. Jika hiperglikemia tetap terjadi, preparat

insulin harus diresepkan. Obat hipoglikemia tidak boleh digunakan

selama kehamilan. Tujuan yang akan dicapai adalah kadar glukosa

selama kehamilan yang berkisar dari 70 hingga 100 mg/dl pada

setiap 2 jam sesudah makan (kadar gula 2 jam postprandial).

Sesudah melahirkan bayi, kadar glukosa darah wanita yang

menderita diabetes gestasional akan kembali normal. Walaupun

begitu, banyak wanita yang mengalami diabetes gestasional ternyata

dikemudian hari menderita diabetes Tipe II. Oleh karena itu, semua

wanita yang menderita diabetes gestasional harus mendapatakan

konseling guna mempertahankan berat badan idealnya dan

melakukan latihan secara teratur sebagai upaya untuk menghindari

awitan diabetes Tipe ( Arisman, 2010)

5. Faktor Resiko Diabetes Melitus

Secara singkat faktor-faktor yang mempertinggi resiko diabetes

melitus antara lain:

a. Usia lanjut

Semakin bertambah usia semakin tinggi seseorang terkena

diabetes ( resiko tinggi usia sejak usia 40 tahun)

b. Keturunan

Adanya riwayat diabetes dalam keluarga terutama orang tua dan

saudara kandung maka kemungkinan seseorang DM makin tinggi

(dominan bagi diabetes Tipe I)

c. Obesitas

80-85% pasien Tipe II mengidap kegemukan, tentu saja tidak

semua orang yang gemuk menderita diabetes, tetapi penyakit ini

mungkin muncul 10-20 tahun. Dikatakan obesitas bila seseorang

kelebihan 20% dari berat badan normal.

d. Kemiskinan

Meskipun belum diketahui dengan pasti hubunganya namun

penenlitian telah membuktikan hal ini. Besar kemunkinan diabetes

pada golongan miskin dikarenakan gangguan pankreas akibat gizi

buruk

e. Pola makan yang salah

Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama

meningkatkan risiko kena diabetes.kurang gizi (malnutrisi) dapat

merusak pankreas, sedangkan obesitas (gemuk berlebihan)

mengakibatkan gangguan kerja insulin (retensi urin).

f. Gaya hidup stres

Stres kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan

yang manis-manis dan berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar

seretonin otak. Seretonin ini memiliki efek penenang sementara

untuk meredahkan stresnya. Tetapi gula dan lemak itulah yang

berbahaya bagi mereka yang beresiko kena diabetes.

B. Tinjauan Umum Dukungan Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Menurut Departemen Kesehatan (2007), keluarga adalah unit

terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa

orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling

ketergantungan. Ferdinan (2008), mendefiniskan keluarga sebagai dua

atau lebih individu yang bergabung sebagai dua atau lebih individu yang

bergabung karena hubungan darah, atau adopsi. Mereka hidup dalam satu

rumah tangga, melakukan interaksi satu sama lain menurut peran masing-

masing, serta menciptakan dan mempertahankan suatu budaya, menurut

Friedman (2003), definisi keluarga adalah dua atau lebih individu yang

tergabung karena ikatan tertentu untuk saling berbagi pengalaman dan

melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka

sebagai bagian dari keluarga. Menurut BKKBN (1999), keluarga adalah

dua orang lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah,

mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak,

bertaqwa kepada tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang

sementara antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkunganya.

2. Pengertian Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga menurut Friedman (2010) adalah sikap, tindakan

penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan

informasional, dukungan penelitian, dukungan instrumental dan

dukungan emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk

hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan

terhadap anggota keluarganya, sehingga anggota keluarga merasa ada

yang memerhatikan. Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan

interpersonal yang melindungi seseorang dari efek stress yang buruk

(kaplan, 2002).

Dukungan keluarga didefinisikan oleh Gottlieb (1983) dalam

Zainudin (2011) yaitu infomasi verbal, sasaran, bantuan yang nyata atau

tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek

didalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal yang

dapat memberikan keuntungan emosional atau pengaruh pada tingkah

laku penerimaanya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh

dukungan sosial, secara emosional merasa lega diperhatikan, mendapat

saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya. Menurut Sarason

(1983) dalam Zainudin (2011). Dukungan keluarga adalah keberatan,

kesedihan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan,

menghargai dan menyayangi kita, pandangan yang sama juga

dikemukakan oleh Cobb (2002) mendefinisikan dukungan keluarga

sebagai adanya kenyamanan, perhatian, penghargaan atau menolong

orang denga sikap menerima kondisinya, dukungan keluarga tersebut

diperoleh dari individu maupun kelompok.

3. Fungsi Pokok Keluarga

Fungsi keluarga biasanya didefinisikan sebagai hasil atau

konsekuensi dari struktur keluarga. Adapun fungsi keluarga tersebut

adalah (Friedman, 2010):

a. Fungsi afektif (Fungsi pemeliharaan kepribadian) : untuk pemenuhan

kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta

kasih, serta saling menerima dan mendukung.

b. Fungsi sosialisasi dan fungsi penempatan sosial : proses

perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat anggota

keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan dilingkungan

c. Fungsi Reproduktif : untuk meneruskan kalangsungan keturunan dan

menambah sumber daya manusia

d. Fungsi ekonomis : untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti

sandang, pangan, dan papan

e. Fungsi perawatan kesehatan : untuk merawat anggota keluarga yang

mengalami masalah kesehatan.

4. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai

tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Friedman

(2010) membagi 5 tugas dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan,

yaitu :

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya. Perubahan sekecil

apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung

menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila

menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya,

perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahanya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk

mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,

dengan pertimbangan siapa diantara keluarga maka segera dilakukan

tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau

bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya

meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar.

c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak

dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu

muda. Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila kelurga

memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan

pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan

lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.

d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan

dan perkembangan kepribadian anggota keluarga

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan

lembaga kesehatan. (pemanfaatan fasilitas kesehatn yang ada).

5. Bentuk Dukungan Keluarga

Menurut House dan Kahn (1985) dalam Friedman (2010), terdapat

empat tipe dukungan kelarga yaitu :

a. Dukungan Emosional Keluarga sebagai tempat yang aman dan

damai untuk beristirahat dan juga menenangkan pikiran. Setiap

orang pasti membutuhkan bantuan dari keluarga. Individu yang

menghadapi persoalan atau masalah yang sedang dihadapi.

b. Dukungan penghargaan Keluarga bertindak sebagai penengah dalam

pemecahan masalah dan juga sebagai fasilitator dalam pemecahan

masalah yang sedang dihadapi. Dukungan dan perhatian dari

keluarga merupakan bentuk penghargaan positif yang diberikan

kepada individu.

c. Dukungan Instrumental Keluarga merupakan sebuah sumber

pertolongan dalam hal pengawasan, kebutuhan individu. Keluarga

mencarikan solusi yang dapat membantu individu dalam melakukan

kegiatan.

d. Dukungan Informatif Keluarga berfungsi sebagai penyebar dan

pemberi informasi. Disini diharapkan bantuan informasi yang

disediakan keluarga dapat digunakan oleh individu dalam mengatasi

persoalan-persoalan yang sedang dihadapi.

C. Tinjauan Umum Tentang Kepatuhan Diet

1. Pengertian Kepatuhan Diet

Kepatuhan adalah tingkat seseorang dalam melaksanakan suatu

aturan dan perilaku yang disarankan (Smet, 2000). Kepatuhan dapat

dibedakan dua yaitu :

a. Kepatuhan penuh (total compliance) Pada keadaan ini penderita

patuh secara sungguh-sungguh terhadap diit pada hipertensi.

b. Penderita yang tidak patuh (non compliance) keadaan ini penderita

tidak melakukan diit terhadap diabetes melitus (Azwar, 1996).

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi kepatuhan

a. Faktor predisposisi

1) Kepercayaan atau agama yang dianut

merupakan dimensi spiritual yang dapat menjalani

kehidupan. Penderita yang berpegang teguh terhadap agamanya

akan memiliki jiwa yang tabah dan tidak mudah putus asa serta

dapat menerima keadaannya, demikian juga cara akan lebih baik.

Kemauan untuk melakukan kontrol penyakitnya dapat

dipengaruhi oleh kepercayaan penderita, dimana penderita

memiliki kepercayaan yang kuat akan lebih baik tabah terhadap

anjuran dan larangan kalau tahu akibatnya (Sardiman, 2007).

b. Faktor geografi (lingkungan yang jauh atau jarak)

Lingkungan yang jauh atau jarak dari pelayanan kesehatan yang

memberikan kontribusi rendahnya kepatuhan.

c. Individu

1) Sikap atau motivasi individu ingin sembuh

Motivasi atau sikap yang paling kuat adalah dalam diri individu

sendiri. Motivasi individu ingin tetap mempertahankan

kesehatannya sangat berpengaruh terhadap faktor-faktor yang

berhubungan dengan perilaku penderita dalam kontrol

penyakitnya (Hawari, 1996).

2) Pengetahuan

Menurut Schere dan Bruce (2001), mengikuti bahwa

pengetahuan mempengaruhi kompetensi perasaan dalam

mengatur gejala. Penelitian lain juga dilaporkan bahwa

penderita dengan kepatuhan rendah adalah mereka yang tidak

teridentifikasi mempunyai gejala batuk dan sakit, mereka

berfikir bahwa mereka sudah merasa sembuh sehat sehingga

menghentikan minum obat sebelum waktunya.

3) Faktor reinforcing

a) Dukungan petugas

Dukungan dari petugas sangatlah besar artinya bagi

penderita, sebab petugas adalah pengelola penderita yang

paling sering berinteraksi sehingga pemahaman terhadap

kondisi fisik maupun psikis lebih baik, dengan sering

berinteraksi, sangatlah mempengaruhi rasa percaya dan

menerima kehadiran petugas kesehatan dapat ditumbuhkan

dalam diri penderita maka anjuran, perintah yang diberikan

petugas akan dapat diterima oleh penderita dengan baik,

begitu juga motivasi atgau dukungan yang diberikan

petugas sangat besar artinya terhadap kepatuhan pasien

untuk melakukan kontrol terhadap penyakit yang diderita

(Friedman, 1998).

b) Dukungan sosial keluarga

Selain dukungan petugas, dukungan keluarga sangatlah

tidak kalah pentingnya, karena keluarga merupakan bagian

dari penderita yang paling dekat dan tidak dapat

dipisahkan. Penderita akan merasa senang dan tentram

apabila mendapat perhatian dan dukungan dari keluarganya,

karena dengan dukungan tersebut akan menimbulkan

kepercayaan dirinya untuk menghadapi atau mengelola

penyakitnya dengan lebih baik, serta penderita mau

menuruti saran-saran yang diberikan oleh keluarga untuk

penunjang pengelolaan penyakitnya (Friedman, 1998).

Faktor enabling Fasilitas kesehatan merupakan sarana

penting dalam memberikan penyuluhan terhadap penderita

diharapkan penderita menerima penjelasan dari tenaga

kesehatan yang meliputi : jumlah tenaga kesehatan, gedung

serba guna untuk penyuluhan dan lain-lain (Notoadmojo,

2002).

c) Faktor enabling

Fasilitas kesehatan merupakan sarana penting dalam

memberikan penyuluhan terhadap penderita diharapkan

penderita menerima penjelasan dari tenaga kesehatan yang

meliputi : jumlah tenaga kesehatan, gedung serba guna

untuk penyuluhan dan lain – lain (Notoadmojo, 2002).

D. Tinjauan Tentang Diet

Meskipun susunan macam-macam diet Diabetes berbeda-beda, tetapi

setiap macam persyaratn sebagai berikut :

1. Tujuan Terapi Diet

Tujuan diet penyakit diabetes melitus adalah, membantu pasien

memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol

metabolik yang lebih baik, dengan cara :

a. Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal

dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin

(endogenous atau exogenous), dengan obat penurun glukosa oral dan

aktifitas fisik.

b. Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.

c. Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat

badan normal.

d. Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang

menggunakan insulin seperti hipoglikemia, komplikasi jangka

pendek, dan jangka lama serta masalah yang berhubungan dengan

latihan jasmani.

Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang

optimal (Almatsier. 2007).

2. Syarat-syarat Diet DM

Syarat-syarat diet penyakit Diabetes Melitus adalah :

a. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan

normal. Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan

kebutuhan untuk aktifitas fisik dan keadaan khusus, misalnya dibagi

dalam 3 porsi, yaitu makan pagi (20%), siang (30%), dan sore

(25%), serta 2-3 porsi kecil untuk makanan selingan (masing-masing

10-15%).

b. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.

c. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total,

dalam bentuk < 10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak

jenuh, 10% dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan sisanya dari

lemak tidak jenuh tunggal, asupan kolesterol makanan dibatasi, yaitu

≤ 300 mg/hari.

e. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energy total, yaitu

60-70%

f. Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak

diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar

glukosa darah sudah terkendali, diperbolehkan mengkonsumsi gula

murni sampai 5% dari kebutuhan energi total.

g. Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut

air yang terdapat didalam sayur dan buah.

h. Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan

mengkonsumsi natrium dalam bentuk garam dapur seperti orang

sehat, yaitu 3000 mg/hari. Apabila mengalami hipertensi, asupan

garam harus dikurangi.

i. Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup,

penambahan vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak

diperlukan (Sustrani Lanny dkk. 2004).

3. Penatalaksanaan Diet DM

a. Perencanaan makan

Tujuan perencanaan makan dalam pengelolaan diabetes adalah

sebagai berikut:

1) mempertahankan kadar glukosa darah dan lipid dalam batas-batas

normal.

2) menjamin nutrisi yang optimal untuk pertumbuhan anak dan

remaja, ibu hamil dan janinya.

3) mencapai dan mempertahankan berat badan idaman.

b. Latihan Jasmani

Dalam pengelolaan diabetes, latihan jasmani yang teratur memegang

peran penting terutama pada DM tipe 2. Manfaat latihan jasmani

yang teratur pada diabetes antara lain adalah : memperbaiki

metabolisme ( menormalkan kadar glukosa darah dan lipid darah),

meningkatkan kerja insulin, membantu menurunkan berat badan,

meningkatkkan kesegaran jasmani dan rasa percaya diri, dan

mengurangi resiko penyakit kardiovasksuler.

c. Obat Hipoglikemik

Jika pasien telah melaksanakan program makan dan latihan jasmani

secara teratur, namun pengendalian kadar glukosa darah belum

tercapai, perlu ditambahkan obat hipoglikemik baik oral maupun

insulin. Obat hipoglikemik oral (OHO) dapat dijumpai dalam bentuk

golongan Sulfonilurea diberikan pada DM gemuk, dan inhibitor

glukosidase alfa (acarbose) pada diabetes dengan kadar glukosa

darah 2 jam sesudah makan yang tinggi.

Sulfonilurea mempunyai efek utama meningkatkan sekresi

insulin oleh sel beta pankreas. Oleh sebab itu sulfonilurea

merupakan pilihan utama pada pasien dengan berat badan normal

atau kurang. Untuk mengurangi resiko hipoglikemik yang

berkepanjangan, pada pasien diabetes usia lanjut, obat golongan

sulfonilurea yang waktu kerjanya panjang sebaiknya dihindari.

Biguanid (misalnya metformin) mempunyai efek utama merupakan

puncak glikemik sesudah makan. Oleh karena itu prinsip kerja obat

ini disamping memperbaiki ambilan glukosa perifer, juga

menghambat secara kompetitif absorbsi glukosa diusus makan

dianjurkan pemberianya pada setiap mulai makan (Blecenta Miranda

Varona, dkk : 2003).

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Diabetes Melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

seseorang yang mengalami penigkatan kadar gula (glukosa) darah akibat

kekurangan hormon insulin secara absolute atau relative. Diabates Melitus

akan mengakibatkan timbulnya komplikasi akut dan kronis jika tidak

ditangani dengan baik. Komplikasi yang bersifat akut maupun kronis dapat

menyebabkan gangguan kualitas hidup dari penderita diabetes melitus.

Progresifitas diabetes melitus ini akan terus berjalan bahkan dapat

menyebabkan kematian akibat baik komplikasi akut maupun kronis. Melihat

danpak atau akibat yang dapat timbul akibat penyakit diabetes melitus

tersebut, maka sebaiknya setiap penderita penyakit diabetes melitus lebih

aktif memeriksakan kondisi penyakitnya dan diarahkan pada pengontrolan

kadar gula darah serta melaksanakan pencegahan komplikasi salah satunya

yaitu terapi diet untuk mencapai kestabilan kondisi kesehatn pasien (Arisman

2010).

Dukungan keluarga diperlukan dalam kepatuhan diet diabetes melitus

dalam memberikan perhatian kepada penderita. Dukungan keluarga yang

dimaksud berupa dukungankeluarga emosional, dukungan keluarga

penghargaan (penilaian), dan dukungan keluarga informatif.

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

C. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat dan

ukuran yag dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu

konsep pengertian tertentu (Notoatmojo,2005).

Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah :

1. Variabel bebas (Independen variabel)

Variabel bebas adalah variabel yang bila berubah akan

mengakibatkan perubahan variabel lain (Notoatmojo,2005) yang

termasuk variabel bebas dalam penelitian ini adalah dukungan keluarga

terhadap kepatuhan diet diabetes melitus terdiri dari dukungan keluarga

emosional, dukungan keluarga penghargaan (penilaian), dukungan

keluarga Informatif.

2. Variabel Terikat (Dependent variabel)

Variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel yang berubah

akibat perubahan variabel bebas (Notoatmojo,2010)yang termasuk

variabel terikat dalam penelitian ini adalah dukungan keluarga terhadap

kepatuhan diet penderita diabetes melitus.

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Pasien yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan

yang berkunjung dipoliklinik penyakit dalam RSU Bahterahmas yang

Dukungan Keluarga Kepatuhan Diet Penderita diabetes

melitus

telah didiagnosa oleh dokter menderita penyakit diabetes melitus

berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan penunjang (laboratorium).

2. Dukungan keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dukungan

yang dilakukan oleh keluarga untuk memberikan perhatian kepada

penderita diabetes melitus berupa dukungan keluarga emosional,

dukungan keluarga penghargaan (penilaian), dukungan keluarga

Informatif.

3. Keluarga yang dimaksud yaitu yang mengantar penderita diabetes

melitus untuk berobat.

4. Dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk

afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.

Menurut Orford 1992 dalam dewi 2012, tipe dukungan ini lebih mengacu

kepada pemberian semangat, kehangatan, cinta kasih, dan emosi. Cara

perhitungan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan skala likert.

Kriteria Objektif :

a. Mendukung : apabila responden menjawab kuesioner diatas > 60%.

b. Tidak mendukung : apabila responden menjawab kuesioner kurang

dari ≤ 60%.

3. Dukungan informasi Keluarga berfungsi sebagai sebuah koletor dan disse

minator (penyebar) informasi tentang dunia, mencakup memberi nasehat,

petunjuk – petunjuk, saran atau umpan balik. Bentuk dukungan keluarga

yang diberikan oleh keluarga adalah dorongan semangat, pemberian

nasehat atau mengawasi tentang pola makan sehari – hari dan

pengobatan.

Kriteria Objektif :

a. Mendukung : apabila responden menjawab kuesioner diatas> 60%.

b. Tidak mendukung :apabila responden menjawab kuesioner kurang

dari≤ 60%.

4. Dukungan penghargaan Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan

umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan

sebagai sumber dan validator identitas anggota.

Kriteria Objektif :

a. Mendukung :apabila responden menjawab kuesioner diatas> 60%.

b. Tidak mendukung : apabila responden menjawab kuesioner kurang

dari ≤60%.

Cara perhitungan pada penenlitian ini menggunakan skala likert

yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

atau sekelompok tentang fenomena social. Dalam skala ini, maka

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, yang

indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item instrument.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert

mempunyai gradasi dari sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata

(Sugiyono, 2011).

Sehingga jika didapatkan jawaban kuesioner dan diberikan poin

berupa nilai maka;

Nilai 4 = selalu

Nilai 3 = Sering

Nilai 2 = kadang-kadang

Nilai 1 = Tidak Pernah

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif

dengan pendekatan survey yang bertujuan untuk memperoleh suatu tujuan

atau informasi secara objektif mengenai dukungan keluarga terhadap pasien

diebetes melitus dipoliklinik RSU Bahteramas.

B. Waktu dan Tempat

1. Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan Juli sampai Agustus 2017

2. Tempat

Penelitian ini dilaksankan di Poli Klinik Penyakit Dalam RSU

Bahterahmas

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien penderita diabetes

melitus yang berkunjung ke Poli Penyakit dalam RSU Bahteramas.

Berdasarkan data kunjungan pasien diabetes melitus tahun 2016

sebanyak 229 pasien.

2. Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik

accidental sampling yaitu dengan mengambil responden yang kebetulan

ada di poli klinik penyakit dalam RSU Bahetrahmas (Notoatmojo, 2007).

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 25% dari total populasi. Hal

ini disesuaikan dengan pendapat (Arikunto, 2007) bahwa apabila

populasi > 100, maka sampel diambil 10 – 15% atau 20-25% dari jumlah

populasi. Sehingga peneliti mengambil 10% dari jumlah populasi yaitu

229 x 15% sehingga diperoleh 35 orang. Sampel dalam penelitian ini

adalah keluarga pasien diabetes melitus di poli klinik penyakit dalam

RSU Bahteramas pada saat penelitian.

Kriteria Sampel :

a. Kriteria Inklusi

1) Bersedia menjadi responden

2) Pasien diabetes militus

3) Berkunjung di Poli Penyakit Dalam RS Bahteramas.

b. Kriteria Eksklusi

1) Tidak bersedia menjadi responden

2) Bukan pasien diabetes militus

3) Tidak berkunjung di Poli Penyakit Dalam RS Bahteramas.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penenlitian ini meliputi data primer

dan data sekunder.

a. Data primer adalah data yang diperoleh melalui responden dengan

menggunakan kuesioner

b. Data sekunder adalah data yang diambil berdasarkan keterangan

instansi yang terkait (RSU Bahteramas).

2. Cara pengumpulan data

Data dikumpulkan dengan cara membagi lembar kuesioner pada

pasien penderita diabetes melitus.

E. Pengelolaan Data

Data yang dikumpulkan akan diolah dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Editing, adalah pengecekan atau pengoreksian data yan telah

dikumpulkan.

2. Koding, adalah membuat atau pembuatan kode pada tiap tiap data yang

termasuk kategori yang sama.

3. Skoring, adalah memberikan skor pada jawaban yang telah diisi oleh

responden.

4. Tabulating, adalah membuat tabel yang berisikan data yan telah diberi

kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.

F. Analisa Data

Sesuai jenis ini yaitu deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, maka

rumus yang digunakan dalam menganalis data guna mengetahui persentase

setiap variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:

=

Keterangan:

X :Presentase dari hasil yang dicapai

F :frekuensi kategori variabel yang diteliti

N :jumlah sampel

K :konstanta

G. Penyajian Data

Data dalam penelitian ini di sajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi yang di presentasikan dan di uraikan secara narasi

H. Etika Penelitian

1. Informed Consent (persetujuan Responden)

Lembar persetujuan diberikan kepada responden, tujuanya adalah

supaya mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang

diteliti selama pengumpulan data. Jika subjek menolak diteliti makan

peneliti tidak akan memaksa dan tetap akan menghormati haknya.

2. Anonymity ( Tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan

mencantumkan nama subjek. Lembar tersebut diberi kode tertentu

3. Confidential (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika, dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil peneliti, baik informasi maupun masalah-masalah

lainya, semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya

oleh penenliti, hanya kelompok tertentu akan dilaporkan pada hasil riset.

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Letak Geografis

Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara, sejak tanggal 21

November 2012pindah lokasi dari di Jalan Dr.Ratulangi No. 151

Kelurahan Kemaraya Kecamatan Mandonga ke Jalan Kapt. Piere Tendean

No. 40 Baruga.Lokasi ini sangat strategis karena mudah dijangkau dengan

kendaraan umum dengan batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Jalan Kapt. Piere Tendean

b. Sebelah Timur : Perumahan Penduduk

c. Sebelah Selatan : Perumahan Penduduk

d. Sebelah Barat : Balai Pertanian Provinsi

2. Lingkungan Fisik

RSU Bahteramas berdiri di atas tanah seluas 17,5 Ha. Luas seluruh

bangunan adalah 53,269 m2, Luas bangunan yang terealisasi sampai

dengan akhir tahun 2012 adalah 35,410 m2. Bangunan yang ada

mempunyai tingkat aktivitas yang sangat tinggi. Pengelompokkan ruangan

berdasarkan fungsinya sehingga menjadi empat kelompok, yaitu kelompok

kegiatan pelayanan rumah sakit, kelompok kegiatan penunjang medis,

kelompok kegiatan penunjang non medis, dan kelompok kegiatan

administrasi.

3. Status Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara yang dibangun

secara bertahap pada tahun anggaran 1969/1970 dengan sebutan

“Perluasan Rumah Sakit Kendari” adalah milik Pemerintah Provinsi

Sulawesi Tenggara dengan klasifikasi type C berdasarkan SK Menkes

No.51/Menkes/II/1979 tanggal 22 Pebruari 1979. Susunan Struktur

Organisasi adalah berdasarkan SK Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara

No. 77 tahun 1983 tanggal 28 Maret 1983.

Pada tanggal 21 Desember 1998, RSU Provinsi Sulawesi Tenggara

meningkat menjadi Type B (Non Pendidikan) sesuai dengan SK Menkes

No. 1482/Menkes/SK/XII/1998, dan ditetapkan dengan Perda No. 3 tahun

1999 tanggal 8 Mei 1999. Kedudukan Rumah Sakit secara teknis berada

dibawah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara,dan secara taktis

operasional berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur.

Sejak tanggal 18 Januari 2005, RSU Provinsi Sulawesi Tenggara

telah terakreditasi untuk 5 pelayanan yaitu Administrasi Manajemen,

Pelayanan Medik, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan dan

Rekam Medis sesuai dengan SK Dirjen Yanmed No. HK.00.06.3.5.139.

Akreditasi 12 Pelayanan, yaitu Administrasi dan Manajemen, Pelayanan

Medik, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan

Rekam Medis, Pelayanan Radiologi, Pelayanan Farmasi, Pelayanan

Laboratorium, Pelayanan Peristi, Pelayanan Kamar Operasi, Pelayanan

Pencegahan Infeksi, Pelayanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai

dengan SK Dirjen Yanmed No. HK.00.06.3.5.139.tanggal 31 Desember

2010.

Sesuai dengan Undang-Undang Rumah Sakit No. 44 Tahun 2009

dan untuk meningkatkan mutu pelayanan, maka RSU Prov Sultra telah

menjadi Badan Layanan Umum Daerah yang ditetapkan melalui Surat

Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor : 653 Tahun 2010 tanggal

15 Oktober 2010.

Di akhir tahun 2012, tepatnya tanggal 21 November 2012 RSU

Prov. Sultra pindah lokasi dan berubah nama menjadi Rumah Sakit

Umum Bahteramas Propinsi Sulawesi Tenggara (RSU Bahteramas

Prov.Sultra), yang diresmikan penggunaannya oleh Menteri Koordinator

Bidang Ekonomi dan Keuangan RI, Ir. H. Hata Rajasa dan Gubernur

Sulawesi Tenggara, H.Nur Alam SE.

4. Sarana Dan Prasarana

a. Bangunan fisik

RSU Bahteramas memiliki sarana dan prasarana yang terdiri dari

bangunan fisik seluas 35.410 m2.

b. Prasarana

1) Listrik dari PLN tersedia 1 400 KVA dibantu dengan 2 unit genset

(2 x 250 KVA).

2) Air yang digunakan di RSU Bahteramas berasal sumur dalam, sumur

bor dan PDAM.

3) Sarana komunikasi berupa jaringan PABX dan jaringan internet.

4) Sentral Instalasi Oksigen Cair untuk rungan yang membutuhkan.

5) Sytem Alarm Kebakaran, Hidrant, dan Tabung Pemadam Kebakaran

di semua gedung.

6) Pembuangan limbah

c. Luas Lahan dan Bangunan

RSU Bahteramas berdiri di atas tanah seluas 69,000 m2. Luas

seluruh bangunan adalah 22.577,38 m2. Halaman parkir seluas ± 1.500

m2. Semua bangunan mempunyai tingkat aktivitas yang sangat tinggi.

Disamping kegiatan pelayanan kesehatan kepada pasien, kegiatan yang

tidak kalah pentingnya adalah kegiatan administrasi, pengelolaan

makanan, pemeliharaan atau perbaikan instalasi listrik dan air,

kebersihan dan lain-lain.

5. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) di RSU Provinsi Sultra hingga 31

Desember 2012 berjumlah 703 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) terdiri

atas tenaga medis, paramedis dan non medis. Tenaga kontrak berjumlah 80

orang.

Jumlah tenaga medis atau dokter adalah 68 orang, dimana dokter

speseialis berjumlah 28 orang, dokter umum berjumlah 37 orang, dokter

gigi berjumlah 3 orang. Dan jumlah para medis perawatan berjumlah 330

orang, dimana sarjana (S1 dan D IV) berjumlah 26 orang, Akademi (DIII)

berjumlah 276 orang, diploma (D1) berjumlah 3 orang dan SLTA (SPK)

berjumlah 71 orang. Dan paramedis non perawatan berjumlah 207 orang,

dimana pasca sarjana (S2) berjumlah 22 orang, sarjana (S1 dan DIV)

berjumlah 78 orang, Akademi (DIII) berjumlah 81 orang, Diploma (D1)

10 orang dan SLTA berjumlah 16 orang. Sedangkan non medis berjumlah

98 orang, dimana sarjana (S1) berjumlah 27 orang, akademi (DIII)

berjumlah 4 orang, SLTA berjumlah 67 orang, SLTP berjumlah 1 orang.

Jumlah keseluruhan tenaga masih belum memenuhi standar jumlah

tenaga minimal untuk Rumah Sakit Umum Kelas B. Beberapa tenaga

dengan keterampilan tertentu masih sangat diperlukanpada saat ini,

sehingga disamping permintaan tambahan tenaga, perlu juga pelatihan dan

pendidikan formal lanjutan untuk staf RSU Provinsi Sulawesi Tenggara.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Umum Responden

Karakteristik responden yang di teliti pada penelitian ini adalah

golongan umur dan jenis kelamin untuk mengetahui dukungan keluarga

pada penderita diabetes melitus dipoli penyakit dalam di rumah sakit

umum bahterahmas

a. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

Adapun karakterisitik responden berdasarkan jenis kelamin

sebagaimana pada tabel 5.1 dibawah ini :

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi jenis kelamin responden di poli

penyakit dalam di rumah sakit umum bahterahmas

No Jenis kelamin Frekuensi Persentase1 Laki –laki 16 45,71 %2 Perempuan 19 54,29 %

Total 35 100 %

Tabel diatas menunjukan bahwa dari 35 responden yang paling

banyak adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 19 orang

(54,29%) sedangkan laki-laki sebanyak 16 orang (45,71%).

b. Distribusi frekuensi responden berdasarkan golongan umur

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Golongan

Umur Di Poli Penyakit Dalam Di Rumah Sakit Umum Bahterahmas

Kelompok Umur Frekuensi Persentase26 – 35 10 28,57 %36 – 45 13 37,14 %46 – 55 5 14,29 %56 – 65 5 14,29 %

>65 2 5,71 %Total : 35 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa dari 35 responden yang paling

banyak adalah yang berumur 36 – 45 tahun sebanyak 13 orang (37,14%)

dan yang paling sedikit adalah umur >65 tahun sebanyak 2 orang (5,71%).

2. Variabel Penelitian

a. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Emosional

Adapun distribusi frekuensi dukungan keluarga emosional sebagai

mana diuraikan pada tabel 5.3

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Emosional Di

Poli Penyakit Dalam Di Rumah Sakit Umum

Bahterahmas

No Dukungan KeluargaEmosional

Frekuensi Persentase

1 Mendukung 35 100 %2 Tidak mendukung 0 0 %

Total 35 100 %

Tabel diatas menunjukan bahwa dari 35 responden, seluruh

responden di kategorikan mendukung yaitu 35 0rang (100%)

b. Distribusi frekuensi dukungan keluarga penghargaan

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Penghargaan

Di Poli Penyakit Dalam Di Rumah Sakit Umum

Bahterahmas

No Dukungan KeluargaPenghargaan

Frekuensi Persentase

1 Mendukung 34 97,14 %2 Tidak mendukung 1 2,86 %

Total 35 100 %

Tabel diatas menunjukan bahwa dari 35 responden sebagian besar

dikategorikan mendukung yaitu 34 orang (97,14 %) dan tidak

mendukung 1 orang (2,86%).

c. Distribusi frekuensi dukungan keluarga informatif

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Informatif Di

Poli Penyakit Dalam Di Rumah Sakit Umum

Bahterahmas

No Dukungan KeluargaPenghargaan

Frekuensi Presentase

1 Mendukung 34 97,14 %2 Tidak mendukung 1 2,86 %

Total 35 100 %

Tabel diatas menunjukan bahwa dari 35 responden sebagian besar

dikategorikan mendukung yaitu 34 orang (97,14 %) dan tidak

mendukung 1 orang (2,86%).

d. Distribusi frekuensi dukungan keluarga terhadap kepatuhan diet

Diabetes Mellitus

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Terhadap

Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus Pada Penderita

Diabetes Mellitus Di Poli Penyakit Dalam RSU

Bahteramas

No Dukungan KeluargaTerhadap Kepatuhan Diet

Diabetes Mellitus

Frekuensi Presentase

1 Mendukung 34 97,14 %2 Tidak mendukung 1 2,86 %

Total 35 100 %

Tabel diatas menunjukan bahwa dari 35 responden sebagian besar

dikategorikan mendukung yaitu 34 orang (97,14 %) dan tidak

mendukung 1 orang (2,86%).

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi dan persentase variabel penelitian

tentang dukungan keluarga terhadap kepatuhan diet diabetes melitus pada

penderita diabetes melitus di poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum

Bahterahmas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Dukungan Keluarga Emosional Di Poli Penyakit Dalam Di Rumah

Sakit Umum Bahterahmas

Tabel 5.3 menunjukan bahwa 35 responden dalam penelitian ini,

seluruhnya mendapat dukungan keluarga sebanyak 35 orang (100%). Hasil

penelitian yang telah dilakukan pada 35 responden berdasarkan dukungan

keluarga emosional pada penderita diabetes melitus di poli penyakit dalam

di rumah sakit umum bahterahmas adalah didapatkan hasil 35 responden

yang mendapatkan (100%) dukungan dari keluarganya, dukungan

emosional yang dimaksud adalah dukungan Keluarga sebagai tempat yang

aman dan damai untuk beristirahat dan juga menenangkan pikiran.

Dukungan emosional yang diberikan kepada penderita diabetes

melitus adalah keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk

beristirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.

Aspek - aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang

diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian,

mendengarkan dan didengarkan.

Efektivitas dukungan keluarga dipengaruhi oleh beberapa hal

diantaranya adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi :

a. Tahap perkembangan yang artinya dukungan dapat ditentukan oleh faktor

usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan

demkian setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon

terhadap perubahan kesehatan yang yang berbeda-beda.

b. Pendidikan atau tingkat pengetahuan dikarenakan keyakinan seseorang

terhadap adanya bentuk dukungan terbentuk oleh variabel intelektual yang

terdiri dari pengetahuan, dan pengalaman masa lalu.

c. Faktor emosi. Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap

adanya dukungan dan cara melaksanakanya. Seseorang yang mengalami

respon stres dalam setiap perubahan hidupnya cenderung berespon

terhadap berbagai tanda sakit, mungkin dilakukan dengan cara

menghawatirkan bahwa penyakit tersebut dapat mengancam kehidupan.

d. Faktor spiritual. Aspek spiritual dapat terlihat bagaimana seseorang

menjalani kehidupanya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan,

hubungan dengan keluarga atau teman, dan kemampuan mencari harapan

dan arti dalam hidup.

Sedangkan faktor eksternal adalah sebagai berikut:

a. Praktik dikeluarga berupa cara bagaimana keluarga memberikan dukungan

biasanya mempengaruhi penderita dalam melaksanakan kesehatanya.

b. Faktor sosial dan psikososial, yaitu faktor yang dapat mempengaruhi cara

seseorang mendefiniskan dan beraksi terhadap penyakitnya.

c. Latar belakang budaya. Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan,

nilai, dalam memberikan dukungan termasuk cara pelaksanaan kesehatan

pribadi.( Andreas, 2008)

Dukungan keluarga emosional dapat dikaitkan dengan terapi diet

yang diberikan oleh keluarga. Contohnya, penderita diabetes melitus

dalam menjalani dietnya keluarga bertindak sebagai pemberi semangat dan

pemberi motivasi agar pasien mau menjalankan diet secara teratur sesuai

jadwal yang telah ditentukan oleh keluarga. Karena, pada dasarnya dalam

menjalankan diet yang telah dijadwalkan penderita tidak konsisten

melakukan dietnya misalnya meminum obat tidak sesuai jadwal yang telah

diberikan.

2. Dukungan Keluarga Penghargaan Di Poli Penyakit Dalam Di Rumah

Sakit Umum Bahterahmas

Tabel 5.4 menunjukan bahwa 35 responden dalam penelitian ini

sebagian besar mendukung yaitu 34 orang (97,14 %) dan tidak mendukung

1 orang (2,86%). Hasil penelitian pada 35 responden berdasarkan dukungan

keluarga penghargaan pada penderita diabetes melitus dipoli penyakit dalam

di rumah sakit umum bahterahmas adalah 1 orang yang tidak mendapat

dukungan penghargaan dari Keluarganya dan 34 orang yang mendapat

dukungan dari keluarga meliputi dukungan penghargaan.

Dukungan yang dimaksud adalah dukungan keluarga yang

bertindak sebagai penengah dalam pemecahan masalah dan pemberi

perhatian dan penghargaan, dan keluarga bertindak sebagai sebuah

bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah,

sebagai sumber dan validator identitas anggota keluarga diantaranya

memberikan support, penghargaan dan perhatian.

Dukungan keluarga penghargaan yang diberikan kepada penderita

dapat berupa pujian contohnya penderita dapat menjalankan diet dengan

baik sesuai jadwal yang telah ditentukan.

3. Dukungan Keluarga Informatif Di Poli Penyakit Dalam Di Rumah

Sakit Umum Bahterahmas

Tabel 5.5 menunjukan bahwa 35 responden dalam penenlitian ini

sebagian besar mendukung yaitu 34 orang (97,14 %) dan tidak mendukung

1 orang (2,86%). Hasil penelitian 35 responden berdasarkan dukungan

keluarga informatif pada penderita diabetes melitus dipoli penyakit dalam

di rumah sakit umum bahterahmas adalah 1 orang yang tidak mendapat

dukungan informatif dari Keluarganya dan 34 orang yang mendapat

dukungan dari keluarganya. Dukungan informatif yang dimaksud adalah

dukungan yang diberikan oleh keluarga berupa keluarga sebagai penyebar

dan pemberi informasi bagi penderita diabetes melitus.

Bentuk dukungan informatif yang diberikan untuk penderita pasien

diabetes melitus adalah berupa dukungan infomasional yaitu keluarga

berfungsi sebagai sebuah kolektor dan desminator (penyebar) informasi

tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi

yang dapat digunakan mengungkapkan sesuatu masalah. Manfaat dari

dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena

informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus

pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan,

saran, petunjuk dan pemberian informasi (Andreas .2008)

Secara teori dukungan informatif yang diberikan keluarga dalam

menjalankan terapi diet penderita adalah keluarga sebagai pemberi

informasi bagi penderita contohnya keluarga memberikan informasi

tentang makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi oleh

penderita sesuai instruksi dokter.

4. Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus

Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Penyakit Dalam Rumah

Sakit Umum Bahterahmas

Tabel 5.6 diatas menunjukan bahwa dari 35 responden sebagian

besar dikategorikan mendukung yaitu 34 orang (97,14 %) dan tidak

mendukung 1 orang (2,86%).

Dari data diatas menunjukan bahwa dukungan keluarga dapat

meningkatkan kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus. Hal ini

disebabkan karena adanya dukungan keluarga yang baik dalam menjalani

terapi diet dan dengan dukungan keluarga yang baik membuat pasien

diabetes melitus menjadi termotivasi untuk menjalani pola makan

seimbang. Dalam penelitian ini, pasien diabetes melitus merasakan bahwa

keluarganya telah mampu mewujudkan dukungan keluarga baik secara

dukungan emosional, dukungan penghargaan, serta dukungan informatif.

Dukungan keluarga sangat membantu dalam proses diet diabetes

melitus bagi penderita tetapi, Motivasi atau sikap yang paling kuat adalah

dalam diri individu sendiri. Motivasi individu ingin tetap mempertahankan

kesehatannya sangat berpengaruh terhadap faktor - faktor yang

berhubungan dengan perilaku penderita dalam kontrol penyakitnya

(Hawari, 1996).

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Dukungan Keluarga

Terhadap Kepatuhan Diet Diabetes Melitus Pada Penderita Diabetes

Melitus Di Poli Penyakit Dalam Di Rumah Sakit Umum Bahterahmas

dapat ditarik kesimpulan:

1. Berdasarkan hasil dari distribusi frekuensi dukungan keluarga

emosional adalah keluarga yang mendukung sebanyak 35 orang

(100%) dan yang tidak mendukung 0 orang (0%).

2. Berdasarkan hasil distribusi frekuensi dukungan keluarga penghargaan

bahwa dari 35 responden sebagian besar dikategorikan mendukung

yaitu 34 orang (97,14 %) dan tidak mendukung 1 orang (2,86%).

3. Berdasarkan hasil distribusi frekuensi dukungan keluarga informatif

bahwa dari 35 responden sebagian besar dikategorikan mendukung

yaitu 34 orang (97,14 %) dan tidak mendukung 1 orang (2,86%).

B. Saran

Dari kesimpulan tersebut peneliti menyarankan:

1. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan keluarga lebih termotivasi

untuk memberikan dukungan yang diberikan kepada penderita diabetes

melitus dalam meningkatkan kepatuhan diet diabetes melitus.

2. Diharapkan bagi instansi pendidikan khususnya jurusan keperawatan

politehnik kemenkes kendari kiranya penelitian ini dapat dijadikan

bahan masukan atau referensi tentang dukungan keluarga terhadap

kepatuhan diet diabetes melitus.

3. Diharapkan bagi peneliti untuk tetap mengembangkan pengetahuan

tentang dukungan keluarga terhadap kepatuhan diet diabetes melitus.

4. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar hasil penelitian ini dapat

diajdikan sebagai gambaran awal untuk melakukan penelitian

selanjutnya, sehingga kedepan akan ada hasil yang lebih baik dan

dengan faktor-faktor yang lebih kompleks.

DAFTAR PUSTAKA

Almatzier, 2007. Diabetes melitus. PT Gramedia Pustaka Umum.

American Diabetes Association, 2007. Diagnosis and Classification of DiabetesMelitus, Diabetes Care S.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta.

Arisman. 2010. Obesitas, Diabetes Melitus, & Dislipidemia. Jakarta: EGC.

Armilawaty, 2007. Konsep Dukungan Keluarga Dalam Menangani DiabetesMelitus.Available:http://armilawaty,epris.konsep/232323/Ikeolaksdj/dukungankeluarga.737272.html.

Depkes RI, 2007. Konsep dukungan Keluarga dan Dukungan Sosial. Available at:http://depkes.digilib.fk-keperawatan.123/9863/0937.sisi.skripsi.pdf.

Ferdinan, 2008. Konsep Dasar Keluarga. Available at:http://ferdinan.google.artikel.123-studi-artikel/dasar/konsep/keluarga.html.

Friedman. 2010. Pengertian Dukungan Keluarga dan Tingkatanya. Available at:http://friedman.digilib.fk-keperawatan.123/9863/0937.sisi.skripsi.pdf.

Kaplan, 2002. Konsep Dukungan Keluarga. PT Gramedia Pustaka Umum.

Maulana, 2008. Mengenal Diabetes Melitus: Panduan Praktis mengenai PenyakitKencing Manis, Jogjakarta: kata hati.

Notoatmojo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta.

Notoatmojo, 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta.

Notoatmojo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta.

Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan,Jakarta: Salemba Medika.

Sardiman, 2007. Konsep dan penerapan metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: EGC.

Sartina, 2014.StudiPengetahuan Tentang Diet Diabetes Melitus DiPoliklinikPenyakit Da;am RSUD Kota KendariTahun 2014.

Siswanto, susila, & Suyono. 2015. Metodologi penelitian kesehatan dankedokteran, yogyakarta. Bursa Umum.

Slamet Suryono, 2006. Penatalaksanaan diabetes terpadu, jakarta EGC.

Soegondo, 2005. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, sebagaipanduanpenatalaksanaan Bagi Dokter maupun Edukator, Jakarta: FKUI.

Sugiyono. 2011metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung

Alfaheta.

Sustrani Lanny dkk. 2004. Diabetes. PT Gramedia Pustaka Umum.

Tandra, Hans. 2008. Panduan Lengkap Mengenal dan Mengatasi DiabetesDengan Cepat dan Mudah. PT Gramedia Pustaka Umum.

Varona, Miranda, Blecenta dkk. 2003 Penuntut Efektif Kepada Terapi Diet.Indonesia Publishing House.

Zainudin, 2011. Konsep Dasar Persepsi dan Dukungan Keluarga Dalammenangani pasien Diabetes Melitus.

Lampiran I

SURAT PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Responden

Di-

Tempat

Dalam rangka meningkatkan kesehatan, maka saya :

Nama : Harmiatin

Nim : P00320014014

Sebagai Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan,

bermaksud akan melaksanakan penelitian dengan judul “Dukungan Keluarga

Terhadap Kepatuhan Diet Diabetes Melitus Di Poli Penyakit Dalam Di

Rumah Sakit Umum Bahterahmas”.

Sehubungan dengan hal ini, saya mohon pada bapak / ibu berhak untuk

menyetujui atau menolak menjadi responden. Namun apabila bapak / ibu setuju,

bapak / ibu diminta kesedianya untuk menandatangani surat persetujuan

responden ini. Atas partisipasi dan kesedianya menjadi responden, saya

mengucapkan terimakasih.

Kendari, Juni 2017

Peneliti

Harmiatin

Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN

(INFORMED CONCENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, tidak keberatan untuk menjadi responden

dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi politehnik kesehatan kemenkes

kendari jurusan keperawatan dengan judul “Dukungan Keluarga Terhadap

Kepatuhan Diet Diabetes Melitus Di Poli Penyakit Dalam Di Rumah Sakit

Umum Bahterahmas”.

Saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia. Demikian pernyataan ini

dengan suka rela tanpa paksaan dari pihak manapun, semoga dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Kendari, 2017

Responden

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

A. Identitas Responden

1.Nama :

2. Umur :

3.Jenis Kelamin :

B. Dukungan Keluarga Emosional

Istilah kuesioner ini dengan memberi tanda (√) pada kolom yang sudah

disediakan sesuai dengan keadaan anda.

Selalu (S) :4

Sering (S) :3

Kadang-kadang (K) :2

Tidak perna (TP) :1

NO Pertanyaan Selalu Sering Kadang-

kadang

Tidak

pernah

1. Keluarga sebagai

tempat yang aman

untuk diskusi masalah

diet

2 Keluarga sebagai

tempat yang damai

untuk menenangkan

pikiran

3 Keluarga memberi

semangat untuk tetap

melaksanakan diet

4 Keluarga mau

mendengarkan

masalah tentang

penyakit yang saya

derita

5 Keluarga mau

memperhatikan

masalah penyakit

yang saya hadapi

C. Dukungan KeluargaPenghargaan

Istilah kuesioner ini dengan memberi tanda (√) pada kolom yang sudah

disediakan sesuai dengan keadaan anda

Selalu (S) : 4

Sering (S) : 3

Kadang-kadang(K) :2

Tidak pernah (TP) : 1

NO Pertanyaan Selalu Sering Kadang-

kadang

Tidak

Pernah

1 Keluarga bertindak

sebagai penengah dalam

pemecahan masalah diet

2 Keluarga sebagai

fasilitator dalam

pemecahan masalah diet

3 Keluarga memberi

dukungan untuk selalu

mempertahankan diet yang

saya jalani

4 Keluarga memberi

perhatian dalam

mengingatkan pengaturan

diet saya

5 Keluarga memberi

dorongan untuk tetap

berserah diri kepada Tuhan

D. Dukungan Keluarga Informatif

Istilah kuesioner ini dengan memberi tanda (√) pada kolom yang sudah

disediakan sesuai dengan keadaan anda.

Selalu (S) : 4

Sering (S) : 3

Kadang-kadang (K): 2

Tidak Pernah (TP) : 1

NO Pertanyaan Selalu Sering Kadang-

kadang

Tidak

Pernah

1 Keluarga memberi

informasi tentang jenis

jenis makanan yang boleh

dan tidak boleh saya

konsumsi

2 Keluarga memberikan

motivasi untuk melawan

keinginan mengonsumsi

makanan yang tinggi kadar

gulanya

3 Keluarga memberi

informasi tentang

komplikasi akibat ketidak

patuhan diet

4 Keluarga berdiskusi untuk

mengatasi masalah yang

timbul akibat ketidak

patuhan diet

5 Keluarga memberi saran

untuk mengikuti program

yang direncanakan

Tabulasi Data Penelitian

Dukungan Keluarga Emosional Terhadap Kepatuhan Diet Diabetes mellitusDi Poli Penyakit Dalam RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

Tahun 2017

No Tgl Penelitian Inisial Umur(Tahun)

JK Dukungan Keluarga Emosional

L P 1 2 3 4 5 Jumlah % Kriteria

1 31/7/2017 Ny. M 67 √ 4 3 4 4 3 18 90% Mendukung

2 31/7/2017 Tn. A 65 √ 4 3 2 4 3 16 80% Mendukung

3 31/7/2017 Ny. D 44 √ 2 4 2 4 3 15 75% Mendukung

4 31/7/2017 Ny. NJ 48 √ 4 2 3 3 4 16 80% Mendukung

5 31/7/2017 Ny. SH 67 √ 4 4 3 4 2 17 85% Mendukung

6 31/7/2017 Tn. M 39 √ 4 4 4 4 4 20 100% Mendukung

7 31/7/2017 Ny. A 42 √ 4 4 3 4 3 18 90% Mendukung

8 31/7/2017 Ny. C 41 √ 4 4 4 4 3 19 95% Mendukung

9 31/7/2017 Ny. N 51 √ 2 2 3 4 3 14 70% Mendukung

10 31/7/2017 Ny. H 42 √ 4 3 3 4 3 17 85% Mendukung

11 31/7/2017 Ny. S 35 √ 4 3 4 3 3 17 85% Mendukung

12 31/7/2017 Ny. R 45 √ 4 3 4 4 3 18 90% Mendukung

13 08/01/2017 Ny. N 64 √ 4 3 3 3 4 17 85% Mendukung

14 08/01/2017 Ny. NJ 36 √ 4 2 3 3 4 16 80% Mendukung

15 08/01/2017 Ny. HP 59 √ 4 4 4 4 4 20 100% Mendukung

16 08/01/2017 Tn. A 65 √ 4 3 4 4 3 18 90% Mendukung

17 08/01/2017 Tn. B 53 √ 3 4 2 2 4 15 75% Mendukung

18 08/01/2017 Ny. H 31 √ 4 4 3 3 3 17 85% Mendukung

19 08/01/2017 Ny. A 32 √ 3 2 3 4 2 14 70% Mendukung

20 08/01/2017 Tn. AW 44 √ 3 3 2 3 4 15 75% Mendukung

21 08/01/2017 Tn. JH 62 √ 2 3 4 4 2 15 75% Mendukung

22 08/01/2017 Ny. AN 47 √ 4 4 4 3 3 18 90% Mendukung

23 08/01/2017 Tn. AR 42 √ 4 3 4 2 3 16 80% Mendukung

24 08/01/2017 Tn. HS 38 √ 4 4 4 4 4 20 100% Mendukung

25 08/01/2017 Tn. LM 45 √ 4 3 3 4 4 18 90% Mendukung

26 08/01/2017 Tn. K 35 √ 4 4 4 4 4 20 100% Mendukung

27 08/02/2017 Tn.S 41 √ 2 3 4 4 4 17 85% Mendukung

28 08/02/2017 Tn.WA 29 √ 4 4 4 4 4 20 100% Mendukung

29 08/02/2017 Tn. A 32 √ 4 2 4 3 4 17 85% Mendukung

30 08/02/2017 Ny. DA 35 √ 4 3 3 3 3 16 80% Mendukung

31 08/02/2017 Ny. N 30 √ 2 4 3 4 4 17 85% Mendukung

32 08/02/2017 Tn. S 34 √ 3 4 4 4 4 19 95% Mendukung

33 08/02/2017 Ny. W 35 √ 4 4 4 4 4 20 100% Mendukung

34 08/02/2017 Tn. A 42 √ 4 4 4 4 4 20 100% Mendukung

35 08/02/2017 Tn. S 48 √ 4 4 4 3 3 18 90% Mendukung

Tabulasi Data Penelitian

Dukungan Keluarga Penghargaan Terhadap Kepatuhan Diet Diabetes mellitus

Di Poli Penyakit Dalam RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

Tahun 2017

No Tgl Penelitian Inisial Umur(Tahun)

JK Dukungan Keluarga Penghargaan

L P 1 2 3 4 5 Jumlah % Kriteria

1 31/7/2017 Ny. M 67 √ 4 3 4 4 3 18 90% Mendukung

2 31/7/2017 Tn. A 65 √ 4 3 2 4 3 16 80% Mendukung

3 31/7/2017 Ny. D 44 √ 4 3 3 3 4 17 85% Mendukung

4 31/7/2017 Ny. NJ 48 √ 3 2 3 3 2 13 65% Mendukung

5 31/7/2017 Ny. SH 67 √ 4 4 3 3 2 16 80% Mendukung

6 31/7/2017 Tn. M 39 √ 3 4 2 4 4 17 85% Mendukung

7 31/7/2017 Ny. A 42 √ 4 3 4 2 1 14 70% Mendukung

8 31/7/2017 Ny. C 41 √ 4 3 4 4 3 18 90% Mendukung

9 31/7/2017 Ny. N 51 √ 4 2 3 3 2 14 70% Mendukung

10 31/7/2017 Ny. H 42 √ 4 3 3 4 3 17 85% Mendukung

11 31/7/2017 Ny. S 35 √ 4 3 2 4 4 17 85% Mendukung

12 31/7/2017 Ny. R 45 √ 4 3 2 2 3 14 70% Mendukung

13 08/01/2017 Ny. N 64 √ 3 3 4 4 3 17 85% Mendukung

14 08/01/2017 Ny. NJ 36 √ 4 3 2 3 2 14 70% Mendukung

15 08/01/2017 Ny. HP 59 √ 3 4 4 3 4 18 90% Mendukung

16 08/01/2017 Tn. A 65 √ 3 4 3 4 3 17 85% Mendukung

17 08/01/2017 Tn. B 53 √ 4 2 3 3 2 14 70% Mendukung

18 08/01/2017 Ny. H 31 √ 2 2 4 3 3 14 70% Mendukung

19 08/01/2017 Ny. A 32 √ 3 2 3 1 2 11 55% Tidak Mendukung

20 08/01/2017 Tn. AW 44 √ 2 3 2 3 4 14 70% Mendukung

21 08/01/2017 Tn. JH 62 √ 2 2 3 3 4 14 70% Mendukung

22 08/01/2017 Ny. AN 47 √ 3 2 3 3 2 13 65% Mendukung

23 08/01/2017 Tn. AR 42 √ 3 2 4 4 3 16 80% Mendukung

24 08/01/2017 Tn. HS 38 √ 4 4 4 4 4 20 100% Mendukung

25 08/01/2017 Tn. LM 45 √ 2 2 4 4 4 16 80% Mendukung

26 08/01/2017 Tn. K 35 √ 3 3 3 4 3 16 80% Mendukung

27 08/02/2017 Tn.S 41 √ 4 3 4 3 4 18 90% Mendukung

28 08/02/2017 Tn.WA 29 √ 3 4 4 4 4 19 95% Mendukung

29 08/02/2017 Tn. A 32 √ 2 3 4 4 3 16 80% Mendukung

30 08/02/2017 Ny. DA 35 √ 4 3 3 3 3 16 80% Mendukung

31 08/02/2017 Ny. N 30 √ 2 3 4 4 4 17 85% Mendukung

32 08/02/2017 Tn. S 34 √ 4 4 4 4 4 20 100% Mendukung

33 08/02/2017 Ny. W 35 √ 3 3 4 2 3 15 75% Mendukung

34 08/02/2017 Tn. A 42 √ 4 4 4 3 3 18 90% Mendukung

35 08/02/2017 Tn. S 48 √ 3 4 4 4 4 19 95% Mendukung

Tabulasi Data Penelitian

Dukungan Keluarga Informatif Terhadap Kepatuhan Diet Diabetes mellitus

Di Poli Penyakit Dalam RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

Tahun 2017

No Tgl Penelitian Inisial Umur (Tahun)JK Dukungan Keluarga Informatif

L P 1 2 3 4 5 Jumlah % Kriteria

1 31/7/2017 Ny. M 67 √ 4 3 3 4 3 17 85% Mendukung

2 31/7/2017 Tn. A 65 √ 3 3 3 4 4 17 85% Mendukung

3 31/7/2017 Ny. D 44 √ 4 3 2 4 3 16 80% Mendukung

4 31/7/2017 Ny. NJ 48 √ 3 4 3 3 3 16 80% Mendukung

5 31/7/2017 Ny. SH 67 √ 3 2 3 3 2 13 65% Mendukung

6 31/7/2017 Tn. M 39 √ 4 3 4 3 3 17 85% Mendukung

7 31/7/2017 Ny. A 42 √ 4 2 2 4 3 15 75% Mendukung

8 31/7/2017 Ny. C 41 √ 2 2 3 3 4 14 70% Mendukung

9 31/7/2017 Ny. N 51 √ 3 2 3 3 2 13 65% Mendukung

10 31/7/2017 Ny. H 42 √ 3 4 2 4 3 16 80% Mendukung

11 31/7/2017 Ny. S 35 √ 4 3 3 4 3 17 85% Mendukung

12 31/7/2017 Ny. R 45 √ 2 3 4 3 2 14 70% Mendukung

13 08/01/2017 Ny. N 64 √ 4 3 2 4 3 16 80% Mendukung

14 08/01/2017 Ny. NJ 36 √ 4 4 3 1 2 14 70% Mendukung

15 08/01/2017 Ny. HP 59 √ 4 2 4 2 4 16 80% Mendukung

16 08/01/2017 Tn. A 65 √ 4 3 3 3 4 17 85% Mendukung

17 08/01/2017 Tn. B 53 √ 3 2 4 3 4 16 80% Mendukung

18 08/01/2017 Ny. H 31 √ 3 3 4 3 2 15 75% Mendukung

19 08/01/2017 Ny. A 32 √ 1 2 3 2 3 11 55% Tidak Mendukung

20 08/01/2017 Tn. AW 44 √ 4 3 2 3 2 14 70% Mendukung

21 08/01/2017 Tn. JH 62 √ 2 2 3 3 3 13 65% Mendukung

22 08/01/2017 Ny. AN 47 √ 3 3 3 4 4 17 85% Mendukung

23 08/01/2017 Tn. AR 42 √ 3 4 3 4 4 18 90% Mendukung

24 08/01/2017 Tn. HS 38 √ 4 4 4 3 4 19 95% Mendukung

25 08/01/2017 Tn. LM 45 √ 4 4 4 3 4 19 95% Mendukung

26 08/01/2017 Tn. K 35 √ 3 4 4 3 3 17 85% Mendukung

27 08/02/2017 Tn.S 41 √ 4 4 4 4 4 20 100% Mendukung

28 08/02/2017 Tn.WA 29 √ 4 4 4 4 4 20 100% Mendukung

29 08/02/2017 Tn. A 32 √ 4 2 4 3 2 15 75% Mendukung

30 08/02/2017 Ny. DA 35 √ 3 3 3 3 3 15 75% Mendukung

31 08/02/2017 Ny. N 30 √ 4 4 4 2 2 16 80% Mendukung

32 08/02/2017 Tn. S 34 √ 3 2 3 4 4 16 80% Mendukung

33 08/02/2017 Ny. W 35 √ 2 3 3 4 3 15 75% Mendukung

34 08/02/2017 Tn. A 42 √ 3 3 3 4 4 17 85% Mendukung

35 08/02/2017 Tn. S 48 √ 4 4 4 4 4 20 100% Mendukung

kkkkkkk DOKUMENTASI

PEMBAGIAN DAN PENGISIAN KUESIONER