Dukungan Fiskal di Tengah Pandemi COVID-19 dan Pencapaian … · 2020. 6. 9. · Talangan...
Transcript of Dukungan Fiskal di Tengah Pandemi COVID-19 dan Pencapaian … · 2020. 6. 9. · Talangan...
1
Dukungan Fiskal di Tengah Pandemi
COVID-19 dan Pencapaian Target NDC
Pasca Pandemi
PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL (PEN) DAN PEMBIAYAAN
PERUBAHAN IKLIM PASCA PANDEMI
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
2
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Outline1. Dukungan Fiskal untuk Penanganan COVID-19 dan
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
2. Menyelaraskan Pemulihan Ekonomi Nasional dan
Upaya Pencapaian Target NDC
3. Kesimpulan
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
DUKUNGAN FISKAL
UNTUK PENANGANAN
COVID-19 & PEMULIHAN
EKONOMI NASIONAL (PEN)
4
PANDEMI COVID-19 MEMBERIKAN EFEK DOMINO PADA ASPEK SOSIAL, EKONOMI,
& KEUANGANMemberikan tekanan kepada perekonomian baik dari sisi supply maupun demand
KESEHATAN SOSIAL EKONOMI KEUANGAN
Penyebaran COVID-19
yang mudah, cepat,
dan luas menciptakan
krisis kesehatan
dengan belum
ditemukannya vaksin,
obat, serta
keterbatasan alat dan
tenaga medis.
Langkah untuk flattening
the curve memiliki
konsekuensi pada:
berhentinya aktivitas
ekonomi yang menyerap
tenaga kerja di berbagai
sektor, tak terkecuali
sektor-sektor informal.
Kinerja ekonomi
menurun tajam:
konsumsi terganggu,
investasi terhambat,
ekspor-impor
terkontraksi.
Pertumbuhan ekonomi
melambat/menurun
tajam
Volatilitas sektor
keuangan muncul seiring
turunnya investor
confidence dan terjadinya
flight to quality
Sektor keuangan juga
terdampak karena
penurunan kinerja sektor
riil; NPL, profitabilitas dan
solvabilitas perusahaan
mengalami tekanan.
5
BIAYA PENANGANAN COVID-19Untuk menangani kesehatan, perlindungan sosial, dan dukungan UMKM, dunia usaha, dan Pemda
Kesehatan
Rp87,55 T
Perlindungan Sosial
Rp203,90T
Insentif Usaha
Rp120,61T
UMKM
Rp123,46 T
Pembiayaan Korporasi
Rp53,57 T
B I A Y A P E N A N G A N A N C O V I D - 1 9
( R p 6 9 5 , 2 0 T )
1. Belanja Penanganan Covid-19 Rp65,80T;2. Insentif Tenaga Medis Rp5,90T; 3. Santunan Kematian Rp0,30T; 4. Bantuan Iuran JKN Rp3,00T; 5. Gugus Tugas Covid-19 Rp3,50T; &6. Insentif perpajakan di Bidang Kesehatan
Rp9,05T
1. PKH Rp37,40T; 2. Sembako Rp43,60T; 3. Bansos Jabodetabek Rp6,80T; 4. Bansos Non-Jabodetabek Rp32,40T; 5. Pra Kerja Rp20,00T; 6. Diskon Listrik Rp6,90T;7. Logistik / Pangan / Sembako Rp25,00T; &8. BLT Dana Desa Rp31,80T
1. PPh 21 DTP Rp39,66T;2. Pembebasan PPh 22 Impor Rp14,75T; 3. Pengurangan Angsuran PPh 25 Rp14,40T; 4. Pengembalian Pendahuluan PPN Rp5,80T; 5. Penurunan Tarif PPh Badan Rp20,00T; &6. Stimulus Lainnya Rp26,00T
1. Subsidi bunga Rp35,28T; 2. Penempatan Dana untuk Restru Rp78,78T; 3. Belanja IJP Rp5,00T; 4. Penjaminan untuk Modal Kerja (Stop Loss) Rp1,00T; 5. PPh Final UMKM DTP Rp2,40T; &6. Pembiayaan Investasi kepada Koperasi melalui LPDB
KUMKM Rp1,00T
1. Penempatan Dana untuk Restru Padat KaryaRp3,42T;
2. PMN Rp20,50T; &3. Talangan (Investasi) untuk Modal Kerja
Rp29,65T;
1. Program Padat Karya K/L Rp18,44T;2. Insentif Perumahan Rp1,30T; 3. Pariwisata Rp3,80T;4. DID Pemulihan Ekonomi Rp5,00T; 5. Cadangan DAK Fisik Rp8,70;6. Fasilitas Pinjaman Daerah Rp10,00T; &7. Cadangan Perluasan Rp58,87T
Sektoral K/L & Pemda
Rp106,11 T
6
BIAYA PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL (PEN)(yaitu BIAYA PENANGANAN COVID-19 tanpa memasukkan biaya kesehatan)
Demand Side
Rp205,20 T
Supply Side
Rp402,45 T
Perlindungan Sosial
PKH, Sembako, Bansos Jabodetabek, Bansos
Non-Jabodetabek, Pra Kerja, Diskon Listrik,
Logistik/Pangan/Sembako, BLT Dana Desa
Rp203,9T
Insentif Perumahan Bagi MBR Rp1,3T
Subsidi Bunga Rp35,28T
Penempatan Dana untuk Restru UMKM dan Padat Karya
UMKM (Rp78,78T) dan Padat Karya (Rp3,42T)Rp82,2T
PenjaminanBelanja IJP (Rp5,0T) dan Cadangan Penjaminan (Rp1T)
R6,0T
PMNHK Rp7,5T, BPUI Rp6T, PNM Rp1,5T, ITDC Rp0,5T, PPA Rp5T
Rp20,5T
Talangan (Investasi) untuk Modal KerjaGIA Rp8,5T, KAI Rp3,5T, PTPN Rp4T, KS Rp3T, Perumnas
Rp0,65T, PPA Rp10T
Rp29,65T
Insentif Perpajakan Rp123,01T
Dukungan Pemda Rp23,7T
Pariwisata Rp3,8T
Program Padat Karya K/L Rp18,44T
Pembiayaan Investasi kepada Koperasi melalui LPDB
KUMKMRp1,0T
Cadangan Perluasan Rp58,87T
Biaya
Pemulihan Ekonomi Nasional
Rp607,65 T
7
PROGRAM PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL (PEN)
Program PEN bertujuan
melindungi, mempertahankan,
dan meningkatkan kemampuan
ekonomi Pelaku Usaha dalam
menjalankan usahanya
PP 23/2020 Prinsip PEN
✓ Asas keadilan sosial
✓ Sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
✓ Mendukung Pelaku Usaha
✓ Menerapkan kaidah kebijakan: kehati-
hatian, tata kelola yang baik, transparan,
akseleratif, adil, dan akuntabel
✓ Tidak menimbulkan moral hazard
✓ Pembagian biaya dan risiko antar
pemangku kepentingan sesuai tugas dan
kewenangan masing-masing
PEN dilakukan melalui
✓ Penyertaan Modal Negara (PMN)
✓ Penempatan Dana
✓ Investasi Pemerintah
✓ Penjaminan
✓ Belanja Negara
Pasal 4
Pasal 5
8
DUKUNGAN APBN UNTUK PEMULIHAN EKONOMI KEPADA PEMDA
Penggunaan cadangan DAK Fisik sebesar Rp8,7T* untuk program pembangunan fisik
(antara lain untuk perumahan dan pemukiman, serta pertanian) dengan metode
swakelola, padat karya, tenaga lokal, dan selesai dalam kurun waktu 3 s.d 4 bulan
Total Dukungan untuk Daerah sekitar Rp23,7T
Penyiapan tambahan dukungan berupa Dana Insentif Daerah (DID) untuk
mendukung percepatan pemulihan perekonomian di daerah Rp5T
*sudah dianggarkan di Perpres 54
**menciptakan alternatif sumber pendanaan bagi Pemda melalui pinjaman daerah melalui PT SMI dan mendukung
upaya pemda untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi di daerah pasca Covid-19, angka ini belum termasuk
Rp5T yang bersumber dari PT SMI
Penyediaan fasilitas pinjaman ke daerah Rp10T**
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
MENYELARASKAN
PEMULIHAN EKONOMI
NASIONAL DENGAN UPAYA
PENCAPAIAN TARGET NDC
10
DAMPAK TERHADAP PEREKONOMIANKoreksi pertumbuhan ekonomi akan menimbulkan peningkatan pengangguran dan
kemiskinan
Pertumbuhan
ekonomi
Pemutusan
hubungan kerja
& pengangguran
Masyarakat
Miskin
5,3%(APBN 2020)
2,3%-0,4%
Sebelum COVID-19
Sesudah COVID-19
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 Potensi dampak sosial penurunan pertumbuhan
Kemiskinan
Pengangguran
Skenario
Sangat Berat
Skenario
Berat
+5,23 +2,92
+4,86 +1,89(juta orang)
• Dengan berbagai langkah extraordinary, Pemerintah berupaya menjaga agar pertumbuhan dan dampak
kesejahteraan tidak menuju skenario sangat berat
• Eskalasi COVID-19 dan perlambatan ekonomi yang tajam harus dimitigasi dampaknya pada kesejahteraan
masyarakat – melalui kebijakan extraordinary
Sumber: KEM PPKF 2021
Skenario
Sangat Berat
Skenario
Berat
11
ANTISIPASI LONJAKAN EMISI SAAT PEMULIHAN EKONOMI NASIONALPemulihan Ekonomi Nasional berpotensi meningkatkan laju emisi GRK nasional
• Berdasarkan World Meteorological Organization (WMO), di masa
pandemic ini, emisi GRK global sempat mengalami penurunan
sebesar 6%. Namun, disinyalir penurunan emisi tersebut hanya
berita baik jangka pendek.
• Pola laju emisi umumnya beriringan dengan laju pertumbuhan
ekonomi pasca krisis. Kasus di Amerika Serikat menunjukkan
bahwa pasca krisis, bangkitnya perekonomian juga memicu
peningkatan laju emisi CO2 kembali ke jalurnya.
• Hal tersebut perlu diantisipasi oleh pemerintah Indonesia,
mengingat Indonesia masih berkomitmen untuk mencapai target
Nationally Determined Contribution (NDC) di tahun 2030. Jika laju
emisi GRK saat pemulihan ekonomi tidak diantisipasi, dapat
mempersulit upaya mencapai target NDC tersebut.
• Disisi lain, upaya pemulihan ekonomi nasional pun mempersempit
ruang fiskal untuk membiayai aksi perubahan iklim. Pemerintah
perlu memobilisasi sumber pembiayaan diluar dana publik (APBN)
agar upaya pencapaian target NDC bisa on track.
12
Komitmen Pemerintah Indonesia Terkait Perubahan Iklim
1992 -UNFCCC
1997 –Kyoto ProtocolKyoto, Japan
2009 –Copenhagen AccordCopenhagen, Denmark
2007 –Bali Road MapBali, Indonesia
2016 –Paris AgreementParis, France
2018 –Katowice Climate PackageKatowice, Poland
Indonesia turut aktif berpartisipasi dalam pengendalian perubahaniklim di tingkat global melalui United Nations Framework Convention on Climate Change Conference of the Parties (UNFCCC COP)
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengendalikan perubahaniklim melalui berbagai ratifikasi kebijakan internasional ke dalamperaturan perundang-undangan serta rencana aksi nasional.
Indonesia turut sepakati Paris Agreement melalui penyampaianNationally Determined Contribution (NDC) kepada UNFCCC untukmengurangi emisi GRK sebesar 29% di bawah business as usual pada tahun 2030 melalui usaha sendiri, serta penurunan emisi41% di bawah BaU melalui dukungan internasional.
Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi GRK (RAN-GRK), 2011
Rencana Aksi Nasional Adaptasi PerubahanIklim (RAN-API), 2014
Indonesia Nationally Determined Contribution (NDC), 2016
Rencana Pembangunan Jangka MenengahNasional 2020-2024
Lanskap Pembiayaan Perubahan Iklimdi Indonesia
Energi & Transportasi,
236.2
FOLU, 5.6
Industrial Processes & Product Use,2.9
Limbah, 2.17
Pertanian, 0.38
Kebutuhan Pendanaan NDC dari 2018-2030 sekitarUSD 247 miliar (USD 19 miliar per tahun)
Sumber: Second BUR (2018), miliar USD.
Energy, 455.65 Transportasi,
446.24
Kehutanan, 8.32
Pertanian, 0.04 Limbah, 5.52
Multisektor, 8.42
**Sumber: Data 2015 – 2016 international support, Second BUR
Dukungan Pembiayaan InternasionalUSD 0,9 Miliar per tahun**
PUPR, 3,531 Kemenhub,
1,767
ESDM, 186
KLHK, 120 Kementan, 251 Kemenperin, 3
*Sumber: Laporan Climate Budget Taging (Kemenkeu) 2016 - 2018
Alokasi AnggaranPerubahan Iklim di APBN sekitarUSD 5,8 Miliar per tahun*
Pendapatan Belanja Pembiayaan
Belanja K/L
Belanja Non-K/L
Perpajakan
PNBP
APBN
• Pajak Dalam Negeri (PajakKendaraan Bermotor, PPnBM)
• Belanja Mitigasi PI• Belanja Adaptasi PI
Transfer ke Daerah dan Dana Desa
• DBH Dana Reboisasi• DAK Fisik Lingkungan• Dana Desa• DID
Surat Berharga Negara
Utang LN
Pembiayaan Investasi
• Fee, Charges, Royalti• Pendapatan BLU Dana Iklim (Jika
sudah beroperasi dan menerimapendapatan)
• PMN ke BUMN dan BPDLH• Kewajiban Penjaminan (Guarantee)• Subsidi energi dan non-energi• Viability Gap Fund• Penerusan pinjaman LN ke Daerah• Dana penyiapan proyek untuk skema
KPBU
• Global Green Sukuk• Green Sukuk Retail
Green Climate Fund
SDG Indonesia One
Sektor Swasta
Instrumen Pendanaan dalam Mendukung AksiPengendalian Perubahan Iklim di Indonesia
APBN Sebagai Instrumen Pendanaan Publik Instrumen Pendanaan Non-Publik
Dan lain-lain
15
Untuk mengetahui besaran anggaran perubahan iklim dalam APBN, pemerintahIndonesia menerapkan sistem Climate Budget Tagging dalam sistem perencanaandan penganggaran nasional.
Secara nominal, anggaran perubahan iklim di Indonesia mengalami trenpeningkatan dari tahun 2016-2018. Pemerintah Indonesia telah mengalokasikananggaran perubahan iklim rata-rata senilai Rp92,5 T per tahun atau 4,3% dari APBN per tahun.
Sumber: BKF(2020), diolah.
2016 2017 2018
Anggaran Mitigasi Anggaran Adaptasi % dalam APBN
Rp72,4 T
4,9%
4,5%
3,5%
Rp109,7 T
Rp72,2 TRp95,6 T
Rp37,5 T
4,9%
Anggaran Perubahan Iklim dalam APBN
Pada 14 April 2020, Badan Kebijakan Fiskal c.q. Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim (PKPPIM) telahmeluncurkan buku Pendanaan Publik untukPengendalian Perubahan Iklim Indonesia Tahun 2016-2018. Buku tersebut merupakan bentuk transparansipublik terkait pendanaan publik yang dimanfaatkanuntuk aksi pengendalian perubahan iklim di Indonesia.
Dapat diunduh pada s.id/pcf2020
72.4 95.6 109.7
193.8 170.6 156.5
2016 2017 2018
Anggaran Perubahan Iklim Selisih Kebutuhan Pendanaan Perubahan Iklim
266,2 266,2 266,2
Gap antara Kebutuhan Pendanaan dan Alokasi Anggaran Perubahan Iklim per Tahun (Triliun Rupiah)
Pada tahun 2018, APBN hanya mampu mendanai sekitar 41% dari kebutuhanpendanaan perubahan iklim yang tertuang dalam BUR ke-2. PemerintahIndonesia perlu memobilisasi sumber pendanaan lain agar target NDC dapatdicapai.
Sumber: BKF(2020), diolah.
16
Green Sukuk adalah instrumen untuk membiayai program pemerintah terkait aksiperubahan iklim, termasuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Data Climate Budget Tagging menjadi referensi dalam penerbitan Green Sukuk.
Inovasi Pembiayaan Perubahan Iklimmelalui Green Sukuk
Penerbitan 2018USD 1,25 miliar
(Rp 16,75 triliun)
Penerbitan 2019USD 750 juta
(Rp 11,25 triliun)
8% 6%17%
62%
7%5%
27%11%
49%
9%
Energi Terbarukan Efisiensi Energi MeningkatkanKetahanan Iklim
untuk DaerahRentan
TransportasiBerkelanjutan
PengelolaanLimbah dan Waste
to Energy
2018 2019
Alokasi Pendanaan Green Sukuk per Sektor (%)
Underlying:Hasil Penerbitan Global Green Sukuk:
Berdasarkan Green Sukuk Allocation and Impact Report 2020, hasil penerbitangreen sukuk pada tahun 2018 dan 2019 digunakan untuk membiayai proyekexisting (refinancing) sebanyak 51% dan membiayai proyek baru sebanyak49%.
Proyeksi Penurunan Emisi dari Penerbitan Global Green Sukuk:
5,7 juta ton CO2e
Penerbitan 2018
3,2 juta ton CO2e
Penerbitan 2019
Kementerian Keuangan menerbitkan Green Sukuk Retail pertama pada November 2019 dengan jumlat total penerbitan Rp 1,46 triliun.
Kementerian Keuangan telah meluncurkan buku Green Sukuk Allocation and Impact Report pada Maret 2020. Buku tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintahdalam hal transparansi publik dan akuntabilitas penuhpada penggunaan hasil penerbitan Green Sukuk. Bukutersebut juga menunjukkan komitmen pemerintah untukmenciptakan ekonomi rendah karbon dan tahan iklim di masa depan.
17
Sumber Pembiayaan Perubahan Iklim Non-APBN
SDG Indonesia One adalah platform blended finance yang dikelola oleh PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI) untuk memfasilitasiketerlibatan filantropi, lembaga donor internasional, investor hijau, bank pembangunan multilateral, dll. Platform ini mengelola& memanfaatkan dana sebesar USD 2,46 miliar* untuk memfasilitasi 93 proyek senilai USD 18,2 miliar.
*dari 26 mitra pembangunan (per Oktober 2019)
Dana GCF Termobilisasi SecaraGlobal USD 9,9 miliar.
Proyek DisetujuiUSD 200 juta
Dana Penyiapan yang DiaksesUSD 1.9 juta
Mobilisasi Dana GCF di Indonesia
BPDLHSumber DanaPNBP; Pendapatan dari Layanan dan InvestasiPemerintah ; Mitra Pembangunan (multilateral, bilateral, non-government)
Skema PendanaanHibah; Pinjaman; Subsidi; Perdagangan Karbon.
Badan Pengelola Dana LingkunganHidup (BPDLH) telah diresmikanpada 9 Oktober 2019
18
KESIMPULAN
1. Covid-19 menjadi ancaman bagi perekonomian dunia termasuk Indonesia. Kondisi iniharus dimitigasi melalui kebijakan extraordinary dan dibutuhkan tambahan stimulusdalam rangka penanganan Covid-19 dan dukungan pemulihan ekonomi nasional.
2. Tambahan dukungan APBN 2020 untuk penanganan Covid-19 dan biaya pemulihanekonomi nasional akan berdampak pada perubahan postur APBN tahun 2020 yangmengalami pelebaran defisit dari 5,07% PDB (Perpres 54 Tahun 2020) menjadi 6,34%PDB.
3. Di sisi lain, perlu senantiasa dikembangkan inovasi pendanaan perubahan iklim gunamendukung pencapaian target NDC 2030.
4. Oleh karena itu, perlu dikaji dampak stimulus dalam PEN terhadap pencapaian targetNDC tersebut.
5. Perlu dukungan dari semua pihak agar Pemerintah dapat mengatasi dampak Covid-19dan mampu mencapai target NDC
19
TERIMA KASIH
DUKUNGAN FISKAL UNTUK PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL
(PEN) DAN UPAYA PENCAPAIAN TARGET NDC
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA