Ischial Gia
-
Upload
jeffryharyanto -
Category
Documents
-
view
216 -
download
2
description
Transcript of Ischial Gia
Laporan KasusRADIKULOPATI LUMBAR
PEMBIMBING:dr. Hj. Ugun Maryani
dr. Ahmad Ruyani
DISUSUN OLEH:dr. Jeffry Foraldy
PROGRAM INTERNSHIP KEMENKES REPUBLIK INDONESIA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA
PERIODE 12 FEBRUARI 2015-12 FEBRUARI 2016BANTEN
2015
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Identitas Pasien
o Nama : Tn. S
o Usia : 41 tahun
o Pekerjaan : PNS
o Alamat : Villa Balaraja
Pasien masuk ke RSUD Balaraja pada hari Senin 7 Juni 2015 pukul
17:30.
II. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis pada hari Senin 7 Juni 2015 pukul 17:30.
Keluhan Utama
Nyeri menjalar mulai dari pantat kanan bagian belakang menuju ke
paha bagian belakang, hingga ke kaki di setengah bagian depan.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri menjalar mulai dari
pantat kanan bagian belakang menuju ke paha bagian belakang, hingga
ke kaki di setengah bagian depan. Rasa nyeri ini pertama kali dirasakan
pasien 3 bulan yang lalu, di mana 3 bulan lalu tersebut intensitas nyeri
masih dapat ditahan pasien dan tidak mengganggu pekerjaan pasien.
Namun sejak hari Minggu kemarin pasien mengeluhkan rasa nyeri
yang bertambah setelah sehari sebelumnya pergi ke tukang urut. Pasien
menjadi kesulitan untuk berjalan karena nyeri yang dialaminya.
Setelah beberapa hari masih terasa nyeri dan pasien mengalami
kesulitan dalam pekerjaannya, pasien memutuskan untuk pergi ke
rumah sakit.
2
Karakteristik nyeri terasa tajam (seperti ditusuk jarum), pasien
merasakan nyeri berkurang jika istirahat, dan semakin memburuk jika
pasien berdiri atau berjalan terlalu lama. Keluhan yang dirasakan
hanya nyeri saja, tidak ada rasa baal atau kesemutan. Keluhan
tambahan lain yang dialami pasien adalah rasa kaku dan tegang di
punggung bawah, mulai dirasakan sejak 4 bulan lalu, namun keluhan
tidak terlalu mengganggu karena jika dipijat terasa membaik. Tidak
ada keluhan perihal gangguang buang air besar atau air kecil. Tidak
ada riwayat demam beberapa minggu terakhir, tidak ada sakit kepala,
tidak ada muntah atau diare.
Riwayat adanya trauma atau aktivitas yang berat beberapa bulan
terakhir disangkal pasien, aktivitas keseharian pasien adalah pegawai.
Riwayat tekanan darah tinggi dan diabetes disangkal pasien, riwayat
keluarga disangkal pasien, pasien tidak sedang mengkonsumsi obat-
obatan untuk penyakit tertentu.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, stroke, penyakit ginjal, asma,
alergi obat-obatan, penyakit liver, konsumsi OAT disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak diketahui adanya penyakit keturunan di dalam keluarga seperti
diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
o KU / Kes : Tampak sakit sedang / Compos mentis
o Tanda Vital :
Tekanan darah: 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Nafas : 20 x/menit
Suhu : 36.8 oC
3
o Mata : Konjungtiva anemis -/- sclera ikterik -/-
o Mulut : Mukosa kering (-), atrofi papil lidah (-)
o Jantung : BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
o Paru : SN vesikular (+), wheezing (-), ronkhi (-)
o Abdomen : Datar, supel, bising usus (+) normal, NTE (+)
o Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), Patrick sign (+),
contra Patrick sign (+)
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
Kimia Darah
Karbohidrat
Gula sewaktu
13.0
6.100
38
380.000
127
12.3 – 15.3 gr/dl
5.000 – 10.000/ul
35 – 47
150.000 – 450.000 /ul
70 – 180 mg/dl
V. DIAGNOSIS KERJA
Ischialgia dextra ec susp herniasi diskus dd/lumbar stenosis
VI. PENATALAKSANAAN
Rencana Terapi
o IVFD RL
o Ketorolac 1 x 30 mg IV
o Ranitidin 1 x 40 mg IV
o Rawat jalan
Tramadol oral 3 x 50 mg
Neurobion 2 x 1 tab
Kontrol poli syaraf
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. ETIOLOGI
Ischialgia merupakan nyeri menjalar sepanjang perjalanan n.ichiadicus L4-S2.
Ischialgia yang terasa bertolak dari lokasi foramen infrapiriformis dan menjalar
menurut perjalanan nervus ischiadicus cum nervus poroneus dan nervus tibialis harus
di curigaisebagai manifestasiischiadicus primer atau entrapment neuritis dengan
tempat jebakan di daerah sacroiliaka.
Ischialgia yang dirasakan bertolah dari vertebra lumbosacralis atau daerah
paravertebralis lumbosacralis dan menjalar sesuai dengan salah satu radiks yang ikut
menyusun nervus ischiadicus.Sebelum terjadi ischialgia selalu di dahului dengan Low
Back pain atau Nyeri Pinggang Bawah itu sendiri seperti perasaan nyeri, pegal, linu
atau terasa tidak enak di daerah pinggang, pantat yang factor pencetusnya oleh
berbagai sebab, mulai dari yang paling jelas seperti salah posisi, kuman sampai
penyebab yang tidak jelas seperti menyongsong hari esok akibat persaingan hidup
semakin ketat atau stress. NPB dapat di klasifikasikan menjadi Traumatik maupun
Non traumatic dengan atau tanpa kelainan neurologis primer atau sekunder, dengan
atau tanpa kelainan neurologis akut ataupun kronik.
Nyeri atau rasa tidak enak yang menjalar harus diartikan sebagai perwujudan hasil
perangsangan terhadap saraf sensori. Nyeri saraf itu terasa sepanjang perjalanan saraf
tepi. Ia bertolak dari tempat saraf sensorik terangsang dan menjalar berdasarkan
perjalanan serabut sensorik itu ke perifer. Perangsangan terhadap berkas saraf perifer
biasanya berarti perangsangan pada saraf motorik dan sensorik.Gangguan sensibilitas
yang terasa sepanjang parjalanan saraf tepi dan biasanya juga disertai gangguan
motorik yang di sebut Neuritis. Neuritis di tungkai dapat terjadi oleh karena berkas
saraf tertentu terkena infeksi atau terkena patologic di sekitarnya.
Adapun penyebab-penyebab dari ischialgia adalah:
1. Entrapment Radiculitis/ Radiculitis
2. Entrapment Neuritis :
5
a) Neuritis primer
b) Terjebak disekitar bursa m. Piriformis
3. Entrapment Neuritis yang terjebak di sekitar:
a) Tuber Ischi
b) Artikulatio koksae.
c) Spondylosis
Diawali dengan proses degeneratif yang ditandai dengan menurunnya sistem
metabolik atau sirkulasi darah atau adanya faktor traumatik yang berulang-ulang .
Akibatnya terjadi kerusakan (disorders) pada discus intervertebralis. Elastisitasnya
menurun diikuti berkurangnya cairan sendi dan penurunan sistem difusi di Cartilago
akan mengalami kerusakan yang pada akhirnya akan berkurang. Inter space antar
diskus semakin kecil yang berakibat mikro trauma pada kedua fascies corpus vertebra,
keadaan akan diikuti proliferasi jaringan tulang baru yang akan berubah menjadi
proses osifikasi dan calsifikasi tulang yang pada akhirnya membentuk osteofit.
Dalam analisa klinis LBP yang berlanjut menjadi Ischialgia jika timbul secara tiba-
tiba ini akan di kaitkan dengan Neoplasma. Tapi apabila mempunyai hubungan
dengan trauma, maka secara simplisik data itu di asosiasikan dengan HNP ( Herpetik
Nucleus Pulposus ). HNP merupakan jebolnya nukleus pulposus ke korpus vertebrae
di atas atau di bawahnya, dan bisa juga langsung jebol dari nukleus pulposus ke dalam
korpus vertebrae. Robekan circumferentia dan radial pada anulus fibrosis discus
intervertebralis yang kemudian di susul oleh nyeri sepanjang tungkai yang dikenal
sebagai iscialgia.
Secara etiologi Ischialgia dapat di bagi menjadi 3 perwujudan yaitu :
1. Ischialgia sebagai perwujudan neuritis ischiadicus primer.
Ischialgia ini dapat disembuhkan dengan menggunakan NSAID (non-steroid
anti inflammatory drugs). Gejala utama neuritis Ischiadikus primer adalah
adanya nyeri yang dirasakan berasal dari daerah antara sacrum dan sendi
panggul, tepatnya pada foramen infrapiriforme atau incisura ishiadika dan
menjalar sepanjang perjalanan n. Ischiadikus dan lanjutannya pada n. peroneus
communis dan n. tibialis. Neuritis ischiadikus primer timbul akut, sub akut dan
6
tidak berhubungan dengan nyeri punggung bawah kronik. Ischialgia ini sering
berhubungan dengan diabetes meilitus (DM), masuk angin, flu, sakit
kerongkongan dan nyeri pada persendian. Neuritis ischiadikus dapat diketahui
dengan adanya nyeri tekan positif pada n. Ischiadikus, m. tibialis anterior dan
m. peroneus longus.
2. Ischialgia sebagai perwujudan entrapment radiculatis. Ischialgia ini dapat
terjadi karena nucleus pulposus yang jebol ke dalam kanalis vertebralis
(HNP), osteofit, herpes zoster (peradangan) atau karena adanya tumor pada
kanalis vertebralis. Pada kasus ini pasien akan meraskan nyeri hebat, dimulai
dari daerah lumbosakral menjalar menurut perjalanan n. Ischiadikus dan
lanjutannya pada n. peroneus communis dan n. tibialis.
Data-data yang dapat diperoleh untuk mengetahui adanya Ischialgia
radikulopati, antara lain : (1) Nyeri punggung bawah (low back pain), (2)
Adanya peningkatan tekanan didalam ruang arachnoidal, seperti : batuk,
bersin dan mengejan, (3) Faktor trauma, (4) lordosis lumbosakral mendatar,
(5) Adanya keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS) lumbosakral, (6) Nyeri
tekan pada lamina L4, L5 dan S1, (7) Tes laseque selalu positif.
3. Ischialgia sebagai perwujudan entrapment neuritis. Ini terjadi karena dalam
perjalanan menuju tepi n. Ischiadikus terperangkap dalam proses patologik di
berbagai jaringan dan bangunan yang dilewatinya. Jaringan dan bangunan itu
yang membuat n. Ischiadikus terperangkap, antara lain : (1) Pleksus
lumbosakralis yang diinfiltrasi oleh sel-sel sarcoma reproperitonial, karsinoma
uteri dan ovarii, (2) garis persendian sakroilliaka dimana bagian-bagian dari
pleksus lumbosakralis sedang membentuk n. Ischiadikus mengalami proses
radang (sakrolitis), (3) Bursitis di sekitar trochantor mayor femoris, (4)
Bursitis m. piriformis (5) Adanya metatasis karsinoma prostat di tuber
ischii.Tempat dari proses patologi primer dari Ischialgia ini dapat diketahui
dengan adanya nyeri tekan dan nyeri gerak. Nyeri tekan dapat dilakukan
dengan penekanan langsung pada sendi panggul, trochantor mayor, tuber
ischii dan spina ischiadika. Sedangkan nyeri gerak dapat diprovokasi dengan
cara melakukan tes Patrick dan tes Gaenslen. Nyeri yang dirasakan penderita
secara tiba-tiba seperti rasa terbakar atau bersifat tajam dan sakit pada malam
7
hari. Sehingga penderita tidak dapat tidur. Nyeri bertambah apabila saraf
tersebut mengalami penekanan saraf. Penyebaran rasa sakitnya dimulai dari
daerah lumbal, hip joint kemudian menyebar kearah bawah. Cara berjalan
penderita dengan ujung jari kaki plantar flexi ankle, hip dan knee dalam
keadaan flexi juga sehingga nampak penderita jalan dalam keadaan pincang.
Pasien tidak bisa berdiri lama sehingga terjadi kelainan sikap berdiri pada
penderita (pelvic tilting) yang mengakibatkan terjadinya kompensasi lumbal.
2.2. PATOLOGI
Vertebrae manusia terdiri dari cervikal, thorakal, lumbal, sakral, dan koksigis. Bagian
vertebrae yang membentuk punggung bagian bawah adalah lumbal 1-5 denagn discus
intervertebralis dan pleksus lumbalis serta pleksus sakralis. Pleksus lumbalis keluar
dari lumbal 1-4 yang terdiri dari nervus iliohipogastrika, nervus ilioinguinalis, nervus
femoralis, nervus genitofemoralis, dan nervus obturatorius. Selanjutnya pleksus
sakralis keluar dari lumbal4-sakral4 yang terdiri dari nervus gluteus superior, nervus
gluteus inferior, nervus ischiadicus, nervus kutaneus femoris superior, nervus
pudendus, dan ramus muskularis. Nervus ischiadicus adalah berkas saraf yang
meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju foramen infrapiriformis dan keluar
pada permukaan tungkai di pertengahan lipatan pantat. Pada apeks spasium poplitea
nervus ischiadicus bercabang menjadi dua yaitu nervus perineus komunis dan nervus
tibialis. Ischialgia timbul akibat perangsangan serabut-serabut sensorik yang berasal
dari radiks posterior lumbal 4 sampai sakral 3, dan ini dapat terjadi pada setiap bagian
nervus ischiadicus sebelum sampai pada permukaan belakang tungkai.
2.3. GEJALA
Sciatica atau ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Yang bisa
menyebabkan rasa seperti ditusuk jarum, sakit nagging, atau nyeri seperti ditembak.
Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki. Berjalan, berlari, menaiki tangga, dan
meluruskan kaki memperburuk nyeri tersebut, yang diringankan dengan menekuk
punggung atau duduk.
Gejala yang sering ditimbulkan akibat Ischialgia adalah:
Nyeri punggung bawah
Nyeri daerah bokong
8
Rasa kaku/ terik pada punggung bawah
Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum, yang di rasakan daerah
bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki, tergantung
bagian saraf mana yang terjepit.
Rasa nyeri sering di timbulkan setelah melakukan aktifitas yang
berlebihan, terutama banyak membungkukkan badan atau banyak
berdiri dan berjalan.
Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang
berat.
Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan
anggota badan bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan
mengecilnya otot-otot tungkai bawah tersebut.
Dapat timbul gejala kesemutan atau rasa baal.
Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya refleks
tendon patella (KPR) dan Achilles (APR).
Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan
defekasi, miksi dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan
neurologis yang memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah
kerusakan fungsi permanen.
Nyeri bertambah dengan batuk, bersin, mengangkat
2.4. PEMERIKSAAN
Untuk mengetahui seorang pasien mengalami ishialgia ato tidak biasanya ahli
fisioterapi memberikan beberapa tes salah satunya terapis mengagkat kaki yang
mengalami nyeri jika nyeri dirasakan bertambah hebat pada sudut 60 – 70 derajat
orang tersebut dikatakjan positif ischialgia. Tes ini disebut Straight Leg Rising.
Adapun pemeriksaan penunjang nya berupa Foto roentgen, lumbosakra,l
Elektromielograf,i Myelografi CT scan, dan MRI
2.5. PENGOBATAN
Seringkali, nyeri tersebut hilang dengan sendirinya. Istirahat, tidur diatas kasur yang
keras, menggunakan obat-obatan OTC anti peradangan nonsteroidal (NSAIDs), dan
mengompres panas dan dingin kemungkinan pengobatan yang cukup. Untuk banyak
orang, tidur pada sisi mereka dengan lutut ditekuk dan sebuah bantal diantara lutut
9
menghadirkan keringanan. Meluruskan otot yang lumpuh secara pelan-pelan setelah
pemanansan bisa membantu. Peran fisioterapi pada kasus ischialgia ini dapat
membantu meringankan nyeri yang dirasakan. Modalitas yang digunakan bisa efektif
dengan heating yakni SWD (short Wave Diathermi),bisa juga ditambah TENS untuk
membantu memblokir nyerinya.
Penatalaksanaan
1. Obat-obatan: analgetik, NSAID, muscle relaxan, dsb.
2. Program Rehabilitasi Medik.
3. Operasi: dilakukan pada kasus yang berat/ sangat mengganggu aktifitas
dimana
4. dengan obat-obatan dan program Rehabilitasi Medik tidak dapat membantu.
Program Rehabilitasi Medik bagi penderita Ischialgia adalah:
1. Terapi Fisik: Diatermi, Elektroterapi, Traksi lumbal, Terapi manipulasi,
2. Exercise, dsb.
3. Terapi Okupasi: Mengajarkan proper body mechanic, dsb.
4. Ortotik Prostetik: Pemberian korset lumbal, alat bantu jalan, dsb.
Tips untuk penderita Ischialgia:
Hindari banyak membungkukkan badan.
Hindari sering mengangkat barang-barang berat.
Segera istirahat jika telah merasakan nyeri saat berdiri atau berjalan.
Saat duduk lama diusahakan kaki disila bergantian kanan dan kiri atau
menggunakan kursi kecil untuk menumpu kedua kaki.
Saat menyapu atau mengepel lantai pergunakan gagang sapu atau pel yang
panjang, sehingga saat menyapu atau mengepel punggung tidak membungkuk.
Jika hendak mengambil barang dilantai, usahakan punggung tetap lurus, tapi
tekuk kedua lutut untuk menggapai barang tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
10
Ischialgia adalah serangkaian gejala di mana paling umum adalah rasa nyeri yang
mungkin disebabkan oleh kompresi umum atau iritasi dari salah satu dari lima akar
saraf tulang belakang yang menyusun syaraf ischiadikus, di mana kompresi atau
iritasi dapat terjadi di satu sisi atau kedua saraf ischiadikus. Rasa sakit yang dirasakan
akibat kompresi ini berlokasi di punggung bawah, pantat, atau berbagai bagian di
paha dan kaki. Selain rasa sakit yang lebih mendominasi, mungkin dapat ditemukan
adanya mati rasa, kelemahan otot, kesemutan dan kesulitan dalam bergerak atau
mengendalikan kaki. Biasanya, gejala hanya dirasakan pada satu sisi tubuh.
Yang penting di sini ischialgia adalah serangkaian gejala dan bukan diagnosis untuk
penyebab rasa sakit tersebut. Hal ini penting, karena pengobatan untuk nyeri panggul
atau gejala ischialgia sering berbeda, tergantung pada penyebab yang mendasari
gejala dan tingkat rasa sakit.
Vertebrae manusia terdiri dari cervikal, thorakal, lumbal, sakral, dan koksigis. Bagian
vertebre yang membentuk punggung bagian bawah adalah lumbal 1-5 dengan discus
intervertebralis dan pleksus lumbalis serta pleksus sakralis. Pleksus lumbalis keluar
dari lumbal 1-4 yang terdiri dari nervus iliohipogastrika, nervus ilioinguinalis, nervus
femoralis, nervus genitofemoralis, dan nervus obturatorius. Selanjutnya pleksus
sakralis keluar dari lumbal4-sakral4 yang terdiri dari nervus gluteus superior, nervus
gluteus inferior, nervus ischiadicus, nervus kutaneus femoris superior, nervus
pudendus, dan ramus muskularis.
Nervus ischiadicus adalah berkas saraf yang meninggalkan pleksus lumbosakralis dan
menuju foramen infrapiriformis dan keluar pada permukaan tungkai di pertengahan
lipatan pantat. Pada apeks spasium poplitea nervus ischiadicus bercabang menjadi dua
yaitu nervus perineus komunis dan nervus tibialis.
Ischialgia timbul akibat perangsangan serabut-serabut sensorik yang berasal dari
radiks posterior lumbal 4 sampai sakral 3, dan ini dapat terjadi pada setiap bagian
nervus ischiadicus sebelum sampai pada permukaan belakang tungkai
Menurut Sidharta (1984), Ischialgia dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Ischialgia sebagai akibat dari entrapment neuritis.
11
Ini terjadi karena dalam perjalanan menuju tepi n. Ischiadikus
terperangkap dalam proses patologik di berbagai jaringan dan bangunan
yang dilewatinya. Jaringan dan bangunan itu yang membuat n. Ischiadikus
terperangkap, antara lain :
(1) Pleksus lumbosakralis yang diinfiltrasi oleh sel-sel sarcoma
reproperitonial, karsinoma uteri dan ovarii,
(2) garis persendian sakroilliaka dimana bagian-bagian dari pleksus
lumbosakralis sedang membentuk n. Ischiadikus mengalami proses
radang (sakrolitis),
(3) Bursitis di sekitar trochantor mayor femoris,
(4) Bursitis m. piriformis
(5) Adanya metatasis karsinoma prostat di tuber ischii.
Tempat dari proses patologi primer dari Ischialgia ini dapat diketahui
dengan adanya nyeri tekan dan nyeri gerak. Nyeri tekan dapat dilakukan
dengan penekanan langsung pada sendi panggul, trochantor mayor, tuber
ischii dan spina ischiadika. Sedangkan nyeri gerak dapat diprovokasi
dengan cara melakukan tes Patrick dan tes Gaenslen.
b. Ischialgia sebagai akibat dari entrapment radikulitis dan radikulopati.
Ischialgia ini dapat terjadi karena nucleus pulposus yang jebol ke dalam
kanalis vertebralis (HNP), osteofit, herpes zoster (peradangan) atau karena
adanya tumor pada kanalis vertebralis. Pada kasus ini pasien akan
meraskan nyeri hebat, dimulai dari daerah lumbosakral menjalar menurut
perjalanan n. Ischiadikus dan lanjutannya pada n. peroneus communis dan
n. tibialis.
Data-data yang dapat diperoleh untuk mengetahui adanya Ischialgia
radikulopati, antara lain :
(1) Nyeri punggung bawah (low back pain),
(2) Adanya peningkatan tekanan didalam ruang arachnoidal, seperti :
batuk, bersin dan mengejan,
(3) Faktor trauma,
(4) lordosis lumbosakral mendatar,
(5) Adanya keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS) lumbosakral,
12
(6) Nyeri tekan pada lamina L4, L5 dan S1,
(7) Tes laseque selalu positif.
c. Ischialgia sebagai perwujudan neuritis primer.
Ischialgia ini dapat disembuhkan dengan menggunakan NSAID (non-
steroid anti inflammatory drugs). Gejala utama neuritis Ischiadikus primer
adalah adanya nyeri yang dirasakan berasal dari daerah antara sacrum dan
sendi panggul, tepatnya pada foramen infrapiriforme atau incisura
ishiadika dan menjalar sepanjang perjalanan n. Ischiadikus dan
lanjutannya pada n. peroneus communis dan n. tibialis. Neuritis
ischiadikus primer timbul akut, sub akut dan tidak berhubungan dengan
nyeri punggung bawah kronik. Ischialgia ini sering berhubungan dengan
diabetes meilitus (DM), masuk angin, flu, sakit kerongkongan dan nyeri
pada persendian. Neuritis ischiadikus dapat diketahui dengan adanya nyeri
tekan positif pada n. Ischiadikus, m. tibialis anterior dan m. peroneus
longus.
Nyeri ischialgia ini juga sering terjadi bersamaan dengan nyeri punggung
bawah (low back pain). Kedua hal ini dapat berhubungan antara satu sama
lain. Nyeri daerah pinggang pada dasarnya dapat berupa:
1. Nyeri tidak menjalar.
2. Nyeri alih (referred pain)
3. Nyeri menjalar.
Nyeri tidak menjalar biasanya terjadi akibat adanya kelainan yang bersifat
lokal di daerah pinggang, contohnya seperti otot yang menegang, atau
ligamen yang sobek, yang biasa terjadi setelah adanya olahraga yang berat
atau adanya trauma.
Nyeri alih atau referred pain terjadi akibat adanya kelainan patologis dari
organ dalam yang merangsang nyeri, seperti adanya kelainan di ginjal
yang sering menyebabkan adanya nyeri pinggang kanan atau kiri (flank
pain).
13
Nyeri menjalar di sini adalah nyeri yang paling sering berhubungan
dengan ischialgia. Nyeri ini merupakan kombinasi antara nyeri lokal dan
nyeri yang menjalar ke kaki bawah. Hal ini biasa disebabkan karena hernia
nukleus pulposus.
Penatalaksanaan umum untuk Ischialgia yaitu berupa obat-obatan
analgetik, NSAID, muscle relaxan, dan neuro protektor. Pengobatan tirah
baring juga dapat dianjurkan. Untuk terapi spesifiknya terlebih dahulu
harus diketahui etiologinya dengan berbagai pemeriksaan. Pada pasien
dengan ischialgia dapat juga diberikan program rehabilitasi medik.
Beberapa anjuran yang dapat diberi untuk penderita Ischialgia:
1. Hindari banyak membungkukkan badan.
2. Hindari sering mengangkat barang-barang berat.
3. Segera istirahat jika telah merasakan nyeri saat berdiri atau berjalan.
4. Saat duduk lama diusahakan kaki disila bergantian kanan dan kiri
atau menggunakan kursi kecil untuk menumpu kedua kaki.
5. Saat menyapu atau mengepel lantai pergunakan gagang sapu atau
pel yang panjang, sehingga saat menyapu atau mengepel punggung
tidak membungkuk.
6. Jika hendak mengambil barang dilantai, usahakan punggung tetap
lurus, tapi tekuk kedua lutut untuk menggapai barang tersebut.
7. Lakukan Back Exercise secara rutin, untuk memperkuat otot-otot
punggung sehingga mampu menyanggah tulang belakang secara baik
dan maksimal.
Pada pasien ini ditemukan adanya nyeri menjalar mulai dari pantat kanan bagian
belakang menuju ke paha bagian belakang, hingga ke kaki di setengah bagian depan.
Berdasarkan keluhan utama tersebut, dapat dipikirkan untuk diagnosis klinis adalah
ischialgia.
Lalu berdasarkan lokasi dari keluhan nyeri tersebut, dapat dipikirkan kemungkinan
diagnosis topis yaitu syaraf yang terkena adalah L5. Dapat juga terkena syaraf S1
karena pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan refleks Achilles.
14
Untuk diagnosis etiologis, dapat dibuat beberapa diagnosis banding seperti :
Hernia Nukleus Pulposus
o Pada penyakit HNP ini dapat ditemukan gejala yang
dikeluhkan oleh pasien. Namun pada pemeriksaan fisik
yang dilakukan, didapatkan tanda-tanda yang negatif untuk
dapat mendiagnosis penyakit ke arah HNP. Tidak juga
didapatkan riwayat trauma atau riwayat bekerja yang berat.
Untuk usia pasien juga masih belum dapat digolongkan
menuju ke arah degenerasi. Namun diagnosis ini belum
dapat disingkirkan karena pada pemeriksaan X-ray bulan
Februari didapatkan adanya penyempitan diskus
intervertebralis V. Lumbal 1 – V. Lumbal 2 & V. Lumbal 2
– V. Lumbal 3.
o Hasil pemeriksaan :
Lasague’s test : - / -
Seated Lasague : - / -
Lhermitte’ sign : -
Batuk / mengejan : -
Pada palpasi tidak ditemukan ketegangan otot di
punggung.
Sindrom Piriformis
o Pada sindrom piriformis dimana otot piriformis syaraf
ischiadikus, gejala-gejala yang dikeluhkan pasien juga
dapat terjadi. Namun pada pemeriksaan fisik yang
dilakukan, didapatkan tanda-tanda yang negatif juga untuk
mendiagnosis ke arah sindrom Piriformis. Sindrom ini juga
jarang didapatkan, dan lebih sering terjadi pada atlit
bersepeda atau atlit lari. Namun sindrom ini juga dapat
terjadi pada orang yang sering duduk dengan dompet yang
ada di kantong belakang (Wallet syndrome).
o Hasil pemeriksaan :
15
Freiburg’s maneuver : - / -
Pace’s maneuver : - / -
Beatty maneuver : - / -
Stenosis Lumbar
o Penyempitan foramen intervertebralis dapat menekan
medula spinalis dan menimbulkan gejala. Berdasarkan
pemeriksaan X-ray pada bulan Februari didapatkan hasil
tampak foramen invertebralis V. Lumbal 1-2, V. Lumbal 2-
3, V. Lumbal 4-5, V. Lumbal 5- Sacrum 1 menyempit.
Sacroiliitis
o Sacroiliitis yaitu peradangan dari sendi sakroiliac di mana
syaraf lumbosacralis melewati sendi tersebut dan dapat
terpengaruh dari peradangan yang terjadi di sendi tersebut
dan menimbulkan gejala. Sacroiliitis sendiri merupakan
salah satu bentuk dari spondyloarthropathy yang menyerang
sendi. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda yang positif
untuk mendiagnosis ke arah sacroiliitis. Begitu pula dengan
adanya peningkatan leukosit yang menunjukkan adanya
peradangan walau tidak signifikan.
o Pemeriksaan fisik :
Patrick’s sign : +
Contra Patrick’s sign : +
Gaeslen’s test : +
Leukosit : 11000
DAFTAR PUSTAKA
16
1. Amato AA, Barohn RJ. Chapter 384. Peripheral Neuropathy. In: Longo DL,
Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo J, eds. Harrison's
Principles of Internal Medicine. 18th ed. New York: McGraw-Hill; 2012..
2. Waxman SG. Chapter 6. The Vertebral Column and Other Structures
Surrounding the Spinal Cord. In: Waxman SG, ed. Clinical Neuroanatomy.
26th ed. New York: McGraw-Hill; 2010.
3. Sadeli HA, Tjahjono B. Nyeri punggung bawah. Dalam: Nyeri Neuropatik,
patofisioloogi dan penatalaksanaan. Editor: Meliala L, Suryamiharja A, Purba
JS, Sadeli HA. Perdossi, 2001.
4. Ropper AH, Samuels MA. Chapter 11. Pain in the Back, Neck, and
Extremities. In: Ropper AH, Samuels MA, eds. Adams and Victor's Principles
of Neurology. 9th ed. New York: McGraw-Hill; 2009.
5. Woods RP, Seamon J. Chapter 21. Arthritis & Back Pain. In: Humphries RL,
Stone C, eds. CURRENT Diagnosis & Treatment Emergency Medicine. 7th
ed. New York: McGraw-Hill; 2011.
6. LeBlond RF, DeGowin RL, Brown DD. Chapter 13. The Spine, Pelvis and
Extremities. In: LeBlond RF, DeGowin RL, Brown DD, eds. DeGowin's
Diagnostic Examination. 9th ed. New York: McGraw-Hill; 2009.
7. Frohna WJ, Della-Giustina D. Chapter 276. Neck and Back Pain. In: Tintinalli
JE, Stapczynski JS, Cline DM, Ma OJ, Cydulka RK, Meckler GD, eds.
Tintinalli's Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide. 7th ed. New
York: McGraw-Hill; 2011.
8. Cooney, Jr. LM. Chapter 121. Back Pain and Spinal Stenosis. In: Halter JB,
Ouslander JG, Tinetti ME, Studenski S, High KP, Asthana S, eds. Hazzard's
Geriatric Medicine and Gerontology. 6th ed. New York: McGraw-Hill; 2009.
9. Zeiger Roni F, McGraw-Hill's Diagnosaurus 2.0:
http://www.accessmedicine.com/diag.aspx. Accessed 12th May 2012.
17