Duga Daya Simak Diri

29
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dilahirkan dengan sejumlah potensi. Salah satu potensi pembawaan sejak lahir itu adalah potensi mampu menyimak.Selain itu, di dalam ketrampilan berbahasa terdapat empat komponen yaitu ketrampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap ketrampilan mempunyai tahapan-tahapan tersendiri dan keempat ketrampilan tersebut saling melengkapi dalam terwujudnya masyarakat komunikasi yang baik. Kertampilan tersebut erat berhubungan dengan proses berpikir yang mendasari bahasa. Melatih ketrampilan berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir. Ketrampilan menyimak merupakan ketrampilan paling dasar dalam berbahasa dan menyimak juga sangat fungsional dalam kehidupan manusia.. Ketrampilan ini merupakan tahap masuknya informasi dua arah yang langsung. Melalui menyimak seseorang memperoleh kemungkinan besar untuk mendapatkan informasi.Suatu sumber menyatakan bahwa menyimak merupakan komunikasi tatap muka. Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi modern saat ini, menyimak dapat menggunakan media yang menyebabkan komunikasi tidak langsung bertatap muka

Transcript of Duga Daya Simak Diri

Page 1: Duga Daya Simak Diri

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia dilahirkan dengan sejumlah potensi. Salah satu potensi

pembawaan sejak lahir itu adalah potensi mampu menyimak.Selain itu, di dalam

ketrampilan berbahasa terdapat empat komponen yaitu ketrampilan menyimak,

berbicara, membaca, dan menulis. Setiap ketrampilan mempunyai tahapan-

tahapan tersendiri dan keempat ketrampilan tersebut saling melengkapi dalam

terwujudnya masyarakat komunikasi yang baik. Kertampilan tersebut erat

berhubungan dengan proses berpikir yang mendasari bahasa. Melatih ketrampilan

berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir.

Ketrampilan menyimak merupakan ketrampilan paling dasar dalam

berbahasa dan menyimak juga sangat fungsional dalam kehidupan manusia..

Ketrampilan ini merupakan tahap masuknya informasi dua arah yang langsung.

Melalui menyimak seseorang memperoleh kemungkinan besar untuk

mendapatkan informasi.Suatu sumber menyatakan bahwa menyimak merupakan

komunikasi tatap muka.

Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi modern saat ini,

menyimak dapat menggunakan media yang menyebabkan komunikasi tidak

langsung bertatap muka antar pemberi dan penerima informasi melalui simakan.

Misalnya saja dengan adanya teknologi telivisi menyebabkan antara pemberi dan

penerima simakan tidak bertatap muka langsung tetapi keduanya tetap dapat

melalukan kegiatan menyimak.Para ahli berpendapat bahwa sebagian besar dari

pengetahuan seseorang dan nilai-nilai yang diyakininya diperoleh melalui

kegiatan menyimak. Karena itu sangatlah beralasan bila setiap orang dituntut

terampil menyimak.

Dalam setiap pembelajaran selalu ada evaluasi bertujuan untuk mengukur

hasil yang telah dicapai selama proses pembelajaran. Karena itu evaluasi tidak

boleh lepas dari tujuan apa yang ingin dicapai dalam pembelajaran yang sedang

1

Page 2: Duga Daya Simak Diri

2

berlangsung. Berkaitan dengan pentingnya ketrampilan menyimak dalam

berbahasa sebagai dasar ketrampilan bahasa dengan evaluasi yang harus ada

dalam suatu pembelajaran, maka diperlukan adanya evaluasi menyimak yang

disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana cara menduga daya simak diri?

2. Bagaimana cara meningkatkan daya simak diri?

3. Bagaimanakah cara melakukan evaluasi menyimak?

4. Apayang dimaksud dengan menyimak berita?

5. Apa yang dimaksud dengan menyimak cerpen?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini

adalah sebagai berikut :

1. Dapat menjelaskan cara duga daya simak diri.

2. Dapat menjelaskan cara meningkatkan kemampuan menyimak.

3. Menjelaskan cara melakukan evaluasi menyimak.

4. Dapat menjelaskan caramenyimak berita.

5. Dapat menjelaskan caramenyimak cerpen.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini mencakup

beberapa yang terkait diantaranya sebagai berikut :

Bagi Mahasiswa

Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan referensi atau masukan

tentang hakikat menyimak.

Page 3: Duga Daya Simak Diri

3

Bagi Masyarakat umum

Sebagai bahan bacaan yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan

tentang hakikat menyimak, serta untuk menambahkan peran aktif

masyarakat dalam pendidikan.

E. Sistematika Penulisan

Makalah ini tersusun dari bab 1 Pendahuluan, bab 2 Pembahasan, dan bab

3 Penutup. Bab 1 Pendahuluan berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan,

dan sitematika penulisan. Bab 2 Pembahasan. Bab 3 Penutup berisi kesimpulan,

saran, dan daftar pustaka.

Page 4: Duga Daya Simak Diri

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Duga Daya Simak Diri

Menyimak adalah proses mendengar secara sadar dalam rangka

mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung

di dalam simakan yang didengar. Menyimak pernah dianggap dan diperlakukan

oleh para ahli, guru bahasa, dan orang awam sebagai suatu hal yang akan dikuasai

oleh manusia normal pada waktunya. Perlakuan demikian didasari oleh asumsi

bahwa keterampilan menyimak akan dikuasai secara otomatis. Sebagai mana

orang dapat bernafas tanpa mempelajari cara bernafas, begitu pula menyimak

tidak perlu dipelajari karena pada saatnya orang akan dapat menyimak. Penelitian

mengenai menyimak jarang dilakukan. Buku teks jarang ditulis. Pada gilirannya

pengajaran menyimak diabaikan.

Lama-kelamaan para ahli menyadari bahwa asumsi yang dipegang selama

ini mengenai menyimak, ternyata keliru. Manusia memang dilahirkan dengan

potensi dapat menyimak. Namun, potensi itu perlu dikembangkan melalui latihan

sistematis, terarah, dan berkesinambungan supaya menjadi kenyataan. Potensi itu

akan tetap merupakan potensi bila tidak dipupuk, dikembangkan, atau dibina.

Mulai tahun lima puluhan, menyimak mulai banyak diperhatikan.

Menyimak dengan segala aspeknya diteliti. Buku teks menyimak bermunculan.

Pengajaran menyimak mulai diperhatikan. Bahkan lebih dari itu, menyimak

diperlakukan sebagai mata pelajaran yang mandiri. Sebagai mata pelajaran yang

mandiri, menyimak dilaksanakan tersendiri. Tujuan, bahan, metode, media, dan

penilaian menyimak direncanakan, dilaksanakan, dan dinilai tersendiri pula. Cara

menduga tingkat kemampuan kita dalam menyimak yaitu dengan mengukur

seberapa besar pemahaman yang kita dapatkan dari kegiatan menyimak.

4

Page 5: Duga Daya Simak Diri

5

Dalam pokok bahasan faktor penentu keberhasilan menyimak, dapat

dijelaskan faktor-faktor penentu keberhasilan menyimak itu mencakup:

1. pembicara

2. pembicaraan

3. situasi

4. penyimak

Faktor penyimak ini akan dibicarakan sekali lagi. Fokus pembicaraan

mengenai ciri-ciri atau karakteristiknya.

Pengenalan, pemahaman, dan penghayatan ciri-ciri penyimak yang baik

atau ideal sangat berguna bagi setiap penyimak. Bagi penyimak yang belum

berpengalaman, pengetahuan tentang ciri penyimak ideal itu dapat digunakan

sebagai pedoman dalam melatih diri menjadi penyimak yang ideal. Bagi

penyimak yang sudah berpengalaman, pengetahuan tersebut dapat digunakan

sebagai bahan perbandingan. Yang bersangkutaan dapat menggunakan hal yang

dianggap perlu dan membuang hal yang dianggap tak perlu.

Ada kalanya seseorang ingin pula menilai, mengetahui, dan mendapat

gambaran kemampuan menyimaknya. Tentang hal itu dia tidak ingin dicampuri

atau diketahui orang lain. Keinginan seperti itu dapat dipenuhi melalui “Checking

up on my listening”, yang disadur secara bebas menjadi duga daya simak diri.

Duga daya simak diri berisi sebelas pertanyaan pada diri sendiri yang

dapat dijawab dengan ya atau tidak. Bila semua pertanyaan itu dapat dijawab

dengan ya, artinya Anda mempunyai daya simak tinggi. Sebaliknya bila

pertanyaan itu dijawab tidak, Anda mempunyai daya simak yang rendah.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut ialah sebagai berikut:

1. Siapkah saya untuk menyimak?

a. Sudahkah saya duduk di tempat yang nyaman dan strategis sehingga saya

dapat melihat dan mendengarkan si pembicara

Page 6: Duga Daya Simak Diri

6

b. Terarahkah pandangan saya kepada pembicara?

2. Berkonsentrasilah saya terhadap pembicaraan yang akan disampaikan?

a. Dapatkah menyingkirkan pikiran lain pada saat ini?

b. Siapkah saya memikirkan topik pembicaran dan menghubungkannya

dengan pengetahuan siap saya mengenai hal itu?

c. Bersiapkah saya belajar lebih lanjut mengenai topik yang akan

disampaikan?

3. Siapkah saya memulai menyimak?

a. Pada menit-menit pertama, sadarkah saya ke mana dibawa oleh

pembicara?

b. Dapatkah saya temukan ide pusat sehingga saya dapat mengikutinya

sepanjang pembicaraan?

4. Dapatkah saya temukan ide penunjang ide pusat atau pokok?

Saya manfaatkankah petunjuk-petunjuk pembicara (seperti yang pertama,

yang terpenting dan sebagainya) guna membantu menyusun ide-ide dalam

pikiran saya?

5. Setalah pembicaraan selesai, sudahkah saya evaluasi pembicaraan pembicara?

a. Sesuaikah pengetahuan baru itu (hasil simakan) dengan pengetahuan siap

saya?

b. Saya pertimbangkan setiap ide yang disampaikan pembicara sehingga saya

dapat mengatakan setuju atau tidak setuju dengan pembicara?

B. Meningkatkan Daya Simak Diri

Setiap manusia dilahirkan dengan sejumlah potensi. Salah satu potensi

pembawaan sejak lahir itu adalah potensi mampu menyimak. Potensi harus dibina

dan dikembangkan. Melalui latihan menyimak yang terarah dan

berkesinambungan, potensi tadi dapat berwujud menjadi kemampuan menyimak

Page 7: Duga Daya Simak Diri

7

yang nyata. Tanpa pembinaan dan pengembangan, potensi tersebut tetap berupa

potensi tertutup. Tidak timbuhataumati.

Walaupun manusia berlatih menyimak, kemampuan menyimaknya

terbatas. Keterbatasan itu disebabkan oleh daya tangkapnya yang terbatas dan

daya ingatannya terbatas pula. Para ahli memperkirakan orang yang cukup

mendapat latihan menyimak, dalam kondisi fisik yang segar dan mental yang

stabil, hanya dpat menangkap isi bahan simakan 50%. Dalam dua bulan

berikutnya yang diingat hanya setengahnya. Mungkin dalam dua bulan berikutnya

sisanya sudah menghilang pula.

Menyimak sangat fungsional dalam kehidupan manusia. Melalui

menyimak seseorang memperoleh kemungkinan besar mendapatkan informasi.

Para ahli berpendapat bahwa sebagian besar dari pengetahuan seseorang dan nilai-

nilai yang diyakininya diperoleh melalui kegiatan menyimak. Karena itu sangatlah

beralasan bila setiap orang dituntut terampil menyimak.

Kawolda, seorang ahli, menawarkan lima cara untuk mempertajam daya

simak. Kelima cara tersebut adalah:

1. simak-ulang ucap

2. identifikasi kata kunci

3. parafrase

4. merangkum

5. menjawab pertanyaan.

C. Evaluasi Menyimak

Aspek-aspek yang diukur dalam tes menyimak adalah hal-hal yang

menjadi indikator keberhasilan menyimak adalah faktor keberhasilan berupa:

bunyi-bunyi bahasa, makna kata, pemahaman kalimat. Faktor nonkebahasaan

berupa pemahaman terhadap pesan yang disampaikan oleh pembicara. Di dalam

isi pesan terdapat unsur sosial budaya yang harus dipahami oleh para penyimak.

Page 8: Duga Daya Simak Diri

8

Sasaran utama tes kemampuan menyimak adalah kemampuan peserta tes

untuk memahami isi wacana yang dikomunikasikan secara lisan langsung oleh

pembicara, atau sekedar rekaman audio atau video. Pemahaman itu dapat

mengacu pada pemahaman secara umum seperti topik yang dibahas atau sekedar

garis besar isinya, atau bagian–bagian yang lebih terinci termasuk pelaku, lokasi,

waktu, dan beberapa aspek yang menonjol. Pemahaman lewat menyimak dapat

pula berkaitan dengan hal–hal yang lebih mendalam sifatnya, yang tidak terbatas

pada hal–hal yang secara tegas dan langsung terungkapkan. Pemahaman semacam

itu hanya dapat diperoleh dengan menghubung-hubungkan bagian wacana

tertentu, atau mengambil kesimpulan dan implikasi berdasarkan pemahaman

terhadap bagian-bagian wacananya. Semua itu merupakan penjabaran dari apa

yang seharusnya dipahami seseorang ketika menyimak suatu wacana yang

dikomunikasikan secara lisan untuk didengarkan.

1.      Persiapan Tes Kemampuan Menyimak

Sesuai dengan namanya tes kemampaun menyimak, bahan tes yang diajukan

disampaikan  secara  lisan  dan   diterima   siswa   melalui       sarana

pendengaran. Masalah yang segera muncul adalah sarana apa yang harus

dipergunakan, perlukah kita mempergunakan media rekaman atau langsung

disampaikan (dibacakan) secara lisan oleh guru sewaktu tes itu berlangsung.

 

2.      Bahan Kebahasaan Tes Kemampuan Menyimak

Kemampuan menyimak dapat diartikan sebagai kemampuan menangkap

dan memahami bahasa lain. Oleh karena itu, bahan kebahasaan yang sesuai

tentulah berupa wacana, berhubung sebuah wacana pastilah memuat informasi.

Untuk tes kemampuan menyimak, pemilihan bahasan tes lebih ditekankan pada

keadaan wacana, baik dilihat dari segi tingkat kesulitan, isi dan cakupan maupun

jenis–jenis wacana.

a. Tingkat kesulitan wacana

Tingkat kesulitan wacana terutama ditinjau dari faktor kosa kata dan

struktur yang dipergunakan. Jika kosa kata yang dipergunakan sulit, bermakna

ganda dan abstrak, jarang dipergunakan, ditambah lagi struktur kalimatnya

Page 9: Duga Daya Simak Diri

9

yang kompleks, wacana tersebut termasuk wacana yang tinggi tingkat

kesulitannya. Wacana yang baik untuk dipergunakan dalam tes kemampuan

menyimak adalah wacana yang tidak terlalu sulit, atau sebaliknya terlalu

mudah.

b. Isi dan cakupan wacana

Isi dan cakupan wacana biasanya juga mempengaruhi tingkat kesulitan

wacana, jika isi wacana itu tidak sesuai dengan minat dan kebutuhan, atau tidak

sesuai pula dengan bidang yang dipelajari siswa, ia akan menambah tingkat

kesulitan wacana yang bersangkutan.

Wacana yang akan diteskan hendaknya yang berisi hal-hal yang bersifat

netral sehingga sangat dimungkinkan adanya kesamaan pandangan terhadap isi

masalah itu. Sebaliknya, hendaklah menghindari wacana yang berisi suatu

pandangan atau keyakinan golongan tertentu karena akan menimbulkan adanya

perbedaan pendapat atau paling tidak lebih dari satu jawaban yang benar.

c. Jenis-jenis wacana

      Adapun jenis–jenis dan atau bentuk wacana yang sering digunakan dalam

tes kemampuan menyimak adalah sebagai berikut:

1)  Pertanyaan atau pernyataan yang singkat

Contoh:

            Rangsang yang diperdengarkan                     Jawaban dalam lembar tugas

Mengapa Anda datang terlambat                  1.(a) Tadi pagi

hari ini?                                                           (b) Tidak ada masalah

                                                                                    (c)  Ibuku datang

                                                                                    (d)  Beberapa jam lagi

 2) Dialog

Contoh:

Rangsang yang diperdengarkan

1. Suara pertama (suara laki-laki)

Tin, saya dengar ibumu sakit. Maaf, ya, saya tidak dapat menengok.

Tapi bagaimana keadaannya sekarang?

Page 10: Duga Daya Simak Diri

10

2. Suara kedua (suara perempuan)

Sudah baik! Kemarin waktu pulang sekolah, saya cemas, jangan-jangan

ibu  mengigau lagi. Eee, tak tahunya ibu sudah berhadapan dengan

jahitannya lagi.

3. Suara ketiga (perempuan)

Apakah pekerjaan ibu sehari-hari?

(a)   Berdagang

(b)   Memasak

(c)    Menjahit

(d)   Mengasuh adik

(e)   Mengigau

3)   Ceramah

Rangsangan yang diperdengarkan berupa ceramah selam lima sampai

delapan menit. Selama mendengarkan ceramah siswa diperbolehkan

membuat catatan-catatan yang dianggap penting. Setelah mendengarkan

ceramah, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

disajikan secara tertulis dalam lembar tugas yang sengaja disediakan.

3. Tingkat Tes Kemampuan Menyimak

Penyusunan tes kemapuan menyimak dicontohkan dalam tingkatan–

tingkatan tes seperti:

a. Tes kemampuan menyimak tingkat ingatan

b. Tes kemampuan menyimak tingkat pemahaman

c.  Tes kemampuan menyimak tingkat penerapan, dan

d. Tes kemampuan menyimak tingkat analisis

4. Penelaahan Butir Soal Alat Ukur Menyimak

            Format penelaahan soal ditentukan oleh badan Penelitian dan

Pengembangan Sistem Pengujian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1988.

            Adapun rincian aspek-aspek yang ditelaah sebagai berikut (Suryata: 57)

Page 11: Duga Daya Simak Diri

11

Penelaahan Soal

No. Aspek yang Ditelaah Ya Tidak

I.

1.

2.

3.

4.

5.

Materi:

Soal sesuai tujuan

Soal sesuai lingkup materi

Kunci jawaban tepat

Pengeco logis

Sesuai dengan jenjang pendidikan

II.

6.

7.

8.

9.

10.

Konstruksi Soal:

Item

Singkat, jelas dan logis

Tidak mengarah ke kunci jawaban

Bebas ganda negative

Alternatif jawaban homogeny dari:

Segi materi

Struktur kalimat

III.

11.

12.

13.

Bahasa:

Baik dan benar

Mudah dipahami

Bebas pengulangan kata yang sama pada alternative

jawaban

D. Menyimak Berita

1. Pengertian Berita

J.B.Wahjudi : Berita ialah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang

memiliki nilai yang penting,menarik bagi sebagian besar khalayak,masih baru dan

dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. Media massa misalnya

surat kabar, radio, televisi, atau media on-line internet.

Selanjutnya pendapat Nancy Nasution, yakni: Laporan tentang peristiwa-

peristiwa yang terjadi, yang ingin diketahui oleh umum, dengan sifat-sifat aktual,

Page 12: Duga Daya Simak Diri

12

terjadi di lingkungan pembaca, mengenai tokoh terkemuka, akibat peristiwa

tersebut berpengaruh terhadap pembaca.

Neil McNeil (pembantu utama redaktur malam New York Times). Berita

adalah gabungan fakta dan peristiwa-peristiwa yang menimbulkan perhatian atau

kepentingan bagi para pembaca surat kabar yang memuatnya.

Charles A. Dana ( editor New York Sun). Berita adalah laporan setiap saat

atau sesuatu yang menarik bagi pembacanya dan berita terbaik dinilai

kemenarikannya bagi para pembaca.

Gerarld W. Johnson (The Battimore Evening Sun). Berita adalah penyebab

dari macam-macam peristiwa yang dijadikan pertimbangan utama oleh orang

surat kabar untuk menulis dan mengumumkannya demi memperoleh kepuasan

hatinya.

Berdasarkan penjelasan para ahli bahasa atau komunikasi tersebut, dapat

diambil kesimpulan bahwa sesuatu dikatakan sebagai berita apabila berupa:

a. Laporan fakta atau opini melalui media.

Laporan fakta berupa rangkaian peristiwa yang telah terjadi dengan

disertai dengan berbagai opini atau gagasan-gagasan seseorang yang membuat

laporan tersebut bertambah nilai kebermaknaannya. Penyaluran laporan

tersebut melalui media yang merupakan alat atau sarana penyampai pesan.

Penerima berita hendaknya bertindak evaluatif dan bersikap objektif

terhadap informasi aktual yang diterima. Bertindak evaluatif yaitu melakukan

analisis, apakah berita yang dibaca itu berupa fakta atau pendapat, serta isi

berita yang disampaikan itu benar atau salah. Artinya, terlebih dahulu kita

melakukan analisis atas kebenaran isi berita tersebut. Adapun bersikap

objektif maksudnya menghadapi berita itu secara apa adanya.

Selain itu penerima berita juga hendaknya berpikir kritis dan tidak

terlalu reaktif atas berita tersebut. Berpikir secara luas dan mendalam tentang

berita yang diterima sehingga dapat menanggapi secara bijak.

Keadaan atau peristiwa yang merupakan kenyataan dinamakanfakta.

Fakta mengungkapkan sesuatu yang benar-benar terjadi. Faktadiungkapkan

dengan kata-kata yang seobjektif mungkin. Dalamfakta biasanya terdapat

Page 13: Duga Daya Simak Diri

13

benda, orang, waktu, tempat, peristiwa,jumlah, dan dapat menjawab

pertanyaan dengan kata tanyaapa,siapa, di mana, atau berapa. Pendapat atau

opini merupakan pikiranatau tanggapan seseorang tentang suatu hal.Untuk

membedakan pernyataan yang berupa fakta dan pendapat, dapat dilakukan

sebagai berikut:

1) Pernyataan yang di dalamnya terdapat istilah, angka, dan kata-kataadalah

serta pasti merupakan pernyataan fakta.

2) Pernyataan yang di dalamnya terdapat kata menurut dan berdasarkan

pendapat merupakan pernyataan pendapat atauopini.

b. Bersifat menarik, penting, dan aktual.

Berita meupakan peristiwa kekinian yang dapat menarik banyak orang untuk

mengetahuinya. Selain itu nilai kebermanfaatan juga menjadi dasar

pertimbangan orang dalam menerima berita sehingga menjadi bersifat penting

untuk diketahui.

2. Jenis Berita

a. Berita langsung (Straight News)

Berita langsung yaitu informasi/pemaparan tentang suatu fakta yang

diperoleh langsung dari narasumber/sumber berita (kejadian/peristiwa/orang).

Penyajiannya mengutamakan aktualitas (hangat, baru, sedang berlangsung),

langsung, sederhana, lugas/apa adanya, singkat, padat, lancar, jelas, tidak

berbelit-belit, menarik, dan kaya akan data. Sebagian besar halaman depan

surat kabar berisi jenis berita ini.Jenis berita Straight Newsterdiri dari dua

macam:

1) Hard News: yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan

kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca. Berisi informasi

peristiwa khusus (special event) yang terjadi secara tiba-tiba.Contohnya:

1998-2007 Bersama PKS Melayani Bangsa

2) Soft News, nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih merupakan berita

pendukung.Contohnya:Posko Banjir PKS Petogokan, Dua Kali

Tenggelam, Empat Kali Pindah Tempat

Page 14: Duga Daya Simak Diri

14

b. Berita tidak langsung

Berita tidak langsung merupakan kebalikan berita langsung.

Informasi/pemaparan suatu fakta telah melalui proses terlebih dahulu sebelum

akhirnya berita tersebut disampaikan kepada khalayak/ pembaca.

Berita tidak langsung memiliki empat jenis berita, yang terdiri atas:

1) Investigative News (Berita Penggalian). Bahan-bahan berita

(mentah/minim data) yang diperoleh, selanjutnya dilengkapi melalui

penggalian data/informasi/fakta dari berbagai sumber untuk kemudian

diolah dan disajikan menjadi berita. Bahan-bahan berita dapat diperoleh

dari press release, liputan acara, dan penyelidikan/ penelitian (investigasi).

Contoh: Berita kasus korupsi oleh Nazarudin

2) Explanatory News(Berita Pengungkapan). Berita yang bersifat

mengungkapkan/ menguraikan secara rinci dengan memadukan fakta dan

opini. Fakta yang diperoleh dijelaskan secara rinci dan panjang lebar

disertai argumentasi. Dapat disajikan secara bersambung. Untuk itu

diperlukan banyak data/informasi dari sumber (narasumber/peristiwa) lain.

3) Interpretative News (Berita Penafsiran/Penjelasan). Berita yang

dikembangkan melalui penafsiran/penilaian/komentar karena

kekurangjelasan atau kekuranglengkapan suatu

data/informasi/narasumber/peristiwa. Disajikan dengan memadukan fakta

dan interpretasi.Contohnya:KH. Ali, Pimpinan Madina Al Ikhlas: "Masih

Adakah PKS di Hati Warga Jakarta?"

4) Depth News (Berita Pengembangan). Hampir sama dengan investigative

news, merupakan pengembangan berita yang belum selesai

pengungkapannya, kemudian dilanjutkan kembali. Hal ini disebabkan

terlalu banyak data, tetapi data tersebut tidak terkait satu sama lain.

Apabila disajikan secara langsung atau investigasi, berita dirasa terlalu

dangkal karena dapat berdiri sendiri-sendiri. Untuk itu, berita

dikembangkan lagi sesuai dengan klasifikasinya.

Page 15: Duga Daya Simak Diri

15

Berdasarkan sifat kejadian. Terdapat empat jenis berita, yaitu:

Berita yang sudah diduga akan terjadi. Misalnya: wawancara seorang

wartawan dengan Goenawan Mohamad yang tampil dalam sebuah

seminar.

Berita tentang peristiwa yang terjadi mendadak sontak. Misalnya:

peristiwa kebakaran kantor sentral telepon.

Berita tentang gabungan peristiwa terduga dan tidak terduga. Misalnya:

peristiwa percobaan pembunuhan kepala negara pada acara peringatan

Maulid Nabi Muhammad SAW.

3. Menyimak dan Memahami Isi Berita

Untuk menentukan pokok-pokok isi berita, kita dapat dilakukan dengan

mengajukan pertanyaan suatu 5W+1H, yaitu what (apa), who (siapa), where (di

mana), when (kapan), why (mengapa), dan how (bagaimana). Dalam bentuk

kalimat, kata-kata tanya tersebut dapat berupa kalimat sebagai berikut:

a. Apa yang diberitakan?

b. Siapa yang menjadi objek berita?

c. Di mana peristiwa itu terjadi?

d. Kapan peristiwa itu terjadi?

e. Mengapa peristiwa dalam berita itu terjadi?

f. Bagaimana akhir atau kelanjutan berita tersebut?

Memahami isi berita dilakukan dengan cara mencari tahu pokok-pokok isi

berita atau gagasan utama berita. Selanjutnya mencari tahu gagasan-gagasan

pendukung yang dapat memberikan penambahan pemahaman kita tentang berita

yang ada. Hal tersebut dapat diibaratkan seperti pohon. Gagasan utamanya adalah

batang-batang sedangkan gagasan pendukung adalah ranting-rantingnya.

Page 16: Duga Daya Simak Diri

16

E. Menyimak Cerpen

Kegiatan menyimak cerpen bertujuan agar pneyimak dapat mengetahui isi

cerpen yang ada secara lengkap. Dapat dikatakan lengkap apabila penyimak

mampu mengetahui unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen.

Peningkatan kemampuan menyimak pada kegiatan pembelajaran dapat

dilakukan melalui metode Team Investigasi (berdasarkan hasil Penilitian

Tindakan Kelas oleh Fina Ristanti, 2010, Universitas Negeri Malang). Metode

Tim Investigasi dapat membantusiswa untuk bekerja secara kelompok dengan

tetap ada tanggung jawab masing-masing anggota kelompok" Metode ini

melatihsiswa untuk lebih efektif dalam bekerja secara kelompok, menemukan

hasil gagasan dan kemudian mengorganisasikanmenjadi skemata yang utuh"

Selain itu, metode ini juga melatih kemampuan siswa dalam mengungkapkan isi

simakan secaralisan melalui presentasi individu dan pemberian kuis adu cepat.

Page 17: Duga Daya Simak Diri

17

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Menyimak adalah proses mendengar secara sadar dalam rangka

mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung

di dalam simakan yang didengar.Cara menduga tingkat kemampuan kita dalam

menyimak yaitu dengan mengukur seberapa besar pemahaman yang kita dapatkan

dari kegiatan menyimak.

Aspek-aspek yang diukur dalam evaluasi menyimak adalah hal-hal yang

menjadi indikator keberhasilan menyimak yaitu faktor kebahasaan dan

nonkebahasaan. Sasaran utama evaluasi menyimak adalah kemampuan peserta

evaluasi untuk memahami isi wacana yang dikomunikasikan secara lisan langsung

oleh pembicara, atau sekedar rekaman audio atau video.

Menurut Kawolda ada lima cara untuk mempertajam daya simak antara

lain simak ulang ucap; identifikasi kata kunci; parafrase; merangkum; dan

menjawab pertanyaan.

Dalam melaksanakan evaluasi kemampuan menyimak, guru perlu

mempersiapkan secara khusus alat ukur yang akan digunakan, menyiapkan bahan

kebahasaan tes kemampuan menyimak, dan mengidentifikasi tingkat tes

kemampuan menyimak. Setelah melakukan hal-hal tersebut di atas, guru

menelaah butir soal alat ukur menyimak untuk mengevaluasi ketepatan tes

kemampuan menyimak tersebut.

Kegiatan menyimak berita menghasilkan informasi tentang apa, kapan,

bagaimana, mengapa, dan siapa tentang berita yang disimak. Adapun kegiatan

menyimak cerpen menghasilkan informaasi tentang unsur instrinsik dan ekstrinsik

cerpen yang disimak.

177

Page 18: Duga Daya Simak Diri

18

B. Saran

Makalah yang berisi tentang daya duga simak, cara meningkatakan

kemampuan menyimak dan evaluasi kemampuan menyimak ini tentunya memberi

suatu informasi bagi guru sebagai bahan pengetahuan tentang daya duga simak

diri, cara meningkatkan kemampuan menyimak dan dalam melaksanakan tes

kemampuan menyimak siswa untuk meningkatkan pengajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia di sekolah khususnya di Sekolah Dasar.

Page 19: Duga Daya Simak Diri

19

DAFTAR PUSTAKA

Agus Bagyo.2007. Diunduh dari

http://gumawangcity.blogspot.com/2007/04/hakikat-menyimak.html

diunduh pada tanggal 22 Februari 2015.

Aldon Samosir. 2008. Diunduh dari http://aldonsamosir.wordpress.com/menyimak/ pada tanggal 22 Februari 2015.

Aristha Serenade. 2011. Diunduh dari http://aristhaserenade.blogspot.com/p/keterampilan-menyimak.html pada tanggal 22 Februari 2015.

Dedey Samantha.2012. Diunduh dari

http://dededeoy.blogspot.com/2012/09/pengertian-dan-jenis-jenis-

berita.html pada tanggal 22 Februari 2015.

Ristanti, Fina.2010. Skripsi Peningkatan kemampuan menyimak cerpen dengan

metode tim investigasi siswa kelas XI SMA Kertanegara Malang

(digital).Perpustakaan Digital Universitas Negeri Malang

http://library.um.ac.id.

Sabri Wahab. 2012. Diunduh dari

http://guruoemarsabri.blogspot.com/2012/06/evaluasi-kemampuan-

menyimak.html pada tanggal 22 Februari 2015.

Pumpkin squad.2009. Diunduh dari

http://pumpkinsquad.blogspot.com/2009/02/pengertian-berita_16.html

pada tanggal 22 Februari 2015.