Dr Mulyoto Pangestu CV I4

download Dr Mulyoto Pangestu CV I4

of 5

Transcript of Dr Mulyoto Pangestu CV I4

  • Dr. Mulyoto Pangestu

    Pekerjaan: Dosen

    1. Lab. Fisiologi dan Reproduksi, Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Indonesia

    2. Department of Obstetrics & Gynaecology Southern Clinical School, Monash University-Clayton

    3. Bag. Obstetrics dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Jogyakarta

    Contact Details Tel: +61 3 990 24764 Tel: +61 3 94937428 Email: [email protected] Postal address:

    Education Program in Reproductive Biology Dept. Obstetric and Gynaecology Monash University c/o Monash Institute of Medical Research 27-31 Wright Street Clayton VIC 3168 Australia

    Qualifications PHD MEDICINE

    Institution: Monash University Year awarded: 1998

    MASTER OF REPRODUCTIVE SCIENCE Institution: Monash University Year awarded: 1998

    GRAD DIP AGRICULTURE SCIENCE Institution: The University of Melbourne - Parkville Year awarded: 1994

    ENGINEER IN ANIMAL HUSBANDRY (Ir. Peternakan) Institution: Jenderal Soedirman University, Purwokerto Year awarded: 1987

  • Recent Publications/Journal Articles

    Nur Ducha, T. Susilawati, Aulanni`am , Sri Wahyuningsih and Mulyoto Pangestu, 2012.

    Ultrastructure and Fertilizing Ability of Limousin Bull Sperm after Storage in Cep-2 Extender

    with and Without Egg Yolk. Pakistan Journal of Biological Sciences, 15: 979-985.

    Bennett, L.R., Wiweko, B., Hinting, A., Adnyana, I.P., Pangestu, M., 2012, Indonesian infertility

    patients' health seeking behaviour and patterns of access to biomedical infertility care: an

    interviewer administered survey conducted in three clinics, Reproductive Health [P], vol 9, issue

    Art. ID: 24, pp. 1-8.

    Wang, X., Catt, S., Pangestu, M., Temple-Smith, P., 2011, Successful in vitro culture of pre-antral

    follicles derived from vitrified murine ovarian tissue: Oocyte maturation, fertilization, and live

    births, Reproduction [P], vol 141, issue 2, , pp. 183-191.

    Wang, X., Catt, S.L., Pangestu, M., Temple-Smith, P.D.M., 2009, Live offspring from vitrified

    blastocysts derived from fresh and cryopreserved ovarian tissue grafts of adult

    mice, Reproduction [P], vol 138, pp. 527-535.

    Postgraduate Research Supervisions Completed Supervision Student: Sudiman, J. Program of Study:

    The effects of different cryoprotectants and the vitrification procedure on ovine and murine oocytes. (Masters) 2009.

    Supervisors: Temple-Smith, P (Main), Catt, S (Associate), Pangestu, M (Associate). Student: Wang, X. Program of Study: FUNCTIONAL STUDY OF CRYOPRESERVED OVARIAN TISSUE. (Masters) 2009. Supervisors: Temple-Smith, P (Main), Catt, S (Associate), Pangestu, M (Associate).

  • More about Dr. Mulyoto Pangestu Dr. Mulyoto Pangestu (lahir di Pekalongan, 11 November 1963; umur 49 tahun) adalah ilmuwan Indonesia. Beliau adalah alumnus Fakultas Peternakan di UNSOED (1987), kemudian melanjutkan pendidikan di School of Agricultural & Forestry di University of Melbourne dan meraih gelar master dan doktoralnya di Monash University, Australia. Beliau adalah staf pengajar di Laboratorium Fisiologi dan Reproduksi UNSOED, Dr. Mulyoto juga diminta untuk membantu mengajar di Departemen Obstetri & Ginekologi Monash University serta sejumlah universitas lain di Indonesia, seperti UNDIP, UNPAD dan UGM. Selain itu, beliau juga dikenal melalui penelitian kolaboratifnya di bidang fertilitas dan teknologi reproduksi bersama UI, UNAIR, UNUD dan University of Melbourne. Selain mengajar dan meneliti, Dr. Mulyoto juga bekerja sama dengan beberapa klinik bayi tabung di Indonesia untuk meningkatkan kualitas pelayanan infertilitas di Indonesia.

  • Penemuan Teknik Pembekuan Sperma

    Riset Dr. Mulyoto Pangestu tentang upaya pembekuan sperma hewan dengan cara sederhana

    dan murah telah mengantarnya meraih penghargaan tertinggi (Gold Award) dalam kompetisi

    Young Inventors Awards, yang diadakan majalah The Far Eastern Economic Review (FEER) dan

    Hewlett-Packard Asia Pasifik, akhir tahun lalu. Temuannya dipuji sebagai suatu terobosan.

    Penemuan Mulyoto sangat berguna bagi para ilmuwan dan dokter di negara sedang

    berkembang yang kekurangan biaya untuk mengadakan peralatan pendingin. Peralatan cold

    storage untuk menyimpan bahan organis biasanya membutuhkan nitrogen cair sebagai bahan

    pendingin (coolant). Selain tangkinya mahal dan makan tempat, nitrogen cair sangat

    berbahaya. Soalnya, agar tetap cair, nitrogen jenis ini harus disimpan di bawah suhu minus 196

    derajat Celcius. Mulyoto justru menemukan cara untuk mengeringkan dan menyimpan sperma

    dalam suhu ruangan karena ia memakai jasa gas nitrogen. Dan yang luar biasa --ini yang

    membuat Mulyoto mengalahkan ratusan pesaingnya dari berbagai negara Asia Pasifik-- bahan

    yang dipakainya amat murah, hanya sekitar Rp 2.500,-. Bahan yang dipakai adalah dua lapis

    tabung plastik mini (ukuran 0,250 ml dan 0,500 ml) yang disegel dengan panas (heat-sealed),

    kemudian dibungkus lagi dengan aluminium foil. Kandidat doktor biologi Universitas Monash ini

    menyebut proses pengeringan sperma yang ditemukannya sebagai pengeringan evaporatif

    (evaporative drying).

  • Pengeringan sperma atau penyimpanan sperma pada suhu ruang, sebenarnya sudah dilaporkan

    sejak tahun 1970-an. Namun, laporan-laporan tersebut masih terbatas informasinya. Baru pada

    Juli 1998, Wakayama dan Yanagimachi dari Universitas Hawaii mempublikasikan hasil

    penemuan mereka pada jurnal Nature Biotechnology, berupa "kelahiran anak mencit hasil

    pembuahan menggunakan sperma kering dan beku (freeze-dried sperm)". Setelah melihat

    beberapa penelitian lainnya dan hasil studi literatur, akhirnya Mulyoto dan supervisornya, Dr

    Jillian Shaw, menyimpulkan bahwa sperma dapat disimpan pada suatu kondisi yang kering dan

    bebas oksigen. Hasil penemuan Mulyoto adalah kemasan penyimpanan sperma kering dan

    beku yang tidak membutuhkan penanganan khusus dan hasilnya dapat tetap dipakai walaupun

    telah disimpan bertahun-tahun. Memang, sperma hewan yang telah dikeringkan Mulyoto

    dengan cara ini tidak mampu bergerak lagi (immotile), dan berdasarkan pemeriksaan

    menggunakan bahan pewarna, diketahui bahwa sperma itu "mati". Agar bisa membuahi sel

    telur, sel sperma harus disuntikkan ke dalam sel telur. Teknik ini dikenal dengan nama

    Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) dan sudah banyak digunakan pada pembuatan bayi

    tabung manusia. Mulyoto sendiri sama sekali tidak mencobakan metodenya untuk sperma

    manusia karena ethics permit yang dimilikinya hanyalah untuk hewan. Sperma yang sudah

    dikeringkannya berasal dari mencit (mice), marmoset (sejenis kera), dan juga wombat (binatang

    asli Australia).Temuan Mulyoto kini telah dikembangkan dan diterapkan secara rutin di Harvard

    Medical School untuk penyimpanan sperma mencit laboratorium.