DPT

8
Beberapa Penyakit yang disebabkan Jamur 1. Pestalotia sp Pestiola sp. Memiliki ciri-ciri, bila menyerang tanaman akan menimbulkan bercak-bercak pada daun dengan area nekrosa yang tampak kering pada bagian tengahnya, berbintik-bintik kecil (cairan) yang berwarna hitam yang disebut acervuli jamur. Pada bagian pinggir serangan tampak berwarna coklat atau merah.Kerusakan semai pinus di persemaian yang cukup tinggi akibat penyakit bercak daun Pestalotia sp. lebih dipicu oleh kondisi semai yang lemah akibat kondisi lingkungan yang buruk (penurunan vigoritas semai akibat kekahatan unsur hara). Hal ini karena pada dasarnya jamur Pestalotia sp. dalam kondisi normal sebenarnya merupakan parasit lemah yang mengadakan infeksi melalui luka-luka (patogen sekunder) dan umum dijumpai berasosiasi dengan daun berbagai jenis tanaman. Pencegahan dan Pengendalian Untuk pencegahan dan pengendalian penyakit bercak daun pinus di persemaian, perlakuan-perlakuan yang dilakukan memiliki dua fungsi, yaitu : a) Perlakuan yang berfungsi meningkatkan tingkat kesehatan (vigoritas) semai, antara lain melalui pemupukan (organik dan anorganik), pemberian mikoriza, pemberian pelet Trichoderma atau Gliocladium. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah: - Pupuk yang digunakan sebaiknya jenis pupuk lambat tersedia (slow release fertilizer), misal Dekastar.

description

Penyakit tanaman yang disebabkan jamur

Transcript of DPT

Page 1: DPT

Beberapa Penyakit yang disebabkan Jamur

1. Pestalotia sp

Pestiola sp. Memiliki ciri-ciri, bila menyerang tanaman akan menimbulkan bercak-

bercak pada daun dengan area nekrosa yang tampak kering pada bagian tengahnya,

berbintik-bintik kecil (cairan) yang berwarna hitam yang disebut acervuli jamur. Pada

bagian pinggir serangan tampak berwarna coklat atau merah.Kerusakan semai pinus di

persemaian yang cukup tinggi akibat penyakit bercak daun Pestalotia sp. lebih dipicu oleh

kondisi semai yang lemah akibat kondisi lingkungan yang buruk (penurunan vigoritas

semai akibat kekahatan unsur hara). Hal ini karena pada dasarnya jamur Pestalotia sp.

dalam kondisi normal sebenarnya merupakan parasit lemah yang mengadakan infeksi

melalui luka-luka (patogen sekunder) dan umum dijumpai berasosiasi dengan daun

berbagai jenis tanaman.

Pencegahan dan Pengendalian

Untuk pencegahan dan pengendalian penyakit bercak daun pinus di persemaian, perlakuan-

perlakuan yang dilakukan memiliki dua fungsi, yaitu :

a) Perlakuan yang berfungsi meningkatkan tingkat kesehatan (vigoritas) semai, antara lain

melalui pemupukan (organik dan anorganik), pemberian mikoriza, pemberian pelet

Trichoderma atau Gliocladium. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:

- Pupuk yang digunakan sebaiknya jenis pupuk lambat tersedia (slow release fertilizer),

misal Dekastar.

- Waktu pemupukan sebaiknya setelah semai berumur 2-3 bulan sejak sapih. Hal ini dengan

pertimbangan jaringan batang sudah mengeras (tidak sukulen lagi). Pemupukan pada

semai sukulen sering meningkatkan kematian bibit.

- Pupuk lambat tersedia di tabur dan dimasukkan dekat polibag (1-1,5 cm dari pangkal

batang) sebanyak 10 butir.

- Pelet Trichoderma atau Gliocladium dicampur dengan media pada saat pembuatan media

semai. Dosis aplikasinya : 5 pelet Trichoderma untuk setiap polibag. Sedangkan bila

Gliocladium yang dipakai, maka dosisnya ½ sendok teh per polibag.

1. Antraknosa buah Cabai ( Colletotrichum capsia ).

Penyakit tanaman berdasarkan penyebabnya, terbagi atas penyakit biogenik dan

penyakit fisiogenik. Penyakit biogenik disebabkan oleh organisme seperti cendawan,

bakteri, virus, nematoda, ganggang serta tumbuhan berbiji parasitik, sedangkan penyakit

fisiogenik disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak sesuai dengan kondisi yang

Page 2: DPT

dibutuhkan suatu tanaman untuk tumbuh. Penyakit antraknosa merupakan penyakit

biogenik. Kata antraknosa adalah suatu peralihan dari kata Inggris anthracnose. Kata ini

awalnya berasal dari dua kata Yunani : anthrax yang berarti radang dan di bawah kulit

atau bisul, dan nosos yang artinya penyakit (Kalie, 1992). Penyakit busuk buah ini akan

menimbulkan kerugian besar terutama dengan kehadiran lalat buah (William et al., 1993).

Penyakit antraknosa ini menyerang berbagai jenis tanaman diantaranya kelapa, kapas,

serealia, pepaya, pisang, mangga, buncis, strawbery, mentimun bawang merah, tomat dan

cabai. Penyebab penyakit antraknosa ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum sp.

cendawan ini termasuk dalam sub divisi Deuteromycotyna, kelas Coelomycetes, ordo

Melanconiales, famili Melaconiaceae dan genus Colletotrichum (Agrios, 1988). Ordo

Melanconiales yang mempunyai tubuh buah berbentuk aservulus, menyebabkan penyakit

penting yaitu antraknosa. Genus yang menyebabkan penyakit antraknosa ini adalah

Gloeosporium, Colletotrichum, Stigmina, Marssonina, dan Sphaceloma (Semangun,

2006).

Genus yang menjadi penyebab utama penyakit antraknosa adalah Gloeosporium dan

Colletotrichum. Terdapat perbedaan antara Gloeosporium dengan Colletotrichum, pada

Colletotrichum mempunyai seta (rambut-rambut) berwarna gelap pada aservulusnya,

sedangkan pada Gloeosporium tidak terdapat seta (Agrios, 1988). Kalie (1992)

menyatakan penyakit antraknosa ini disebabkan oleh sejenis kapang yang disebut

cendawan Colletotrichum, termasuk famili Melanconiaceae, sub kelas cendawan

imperfecti. Kapang ini memiliki tubuh oval sampai memanjang, agak melengkung dan

dalam jumlah banyak berwarna kemerahan. Kapang ini sesungguhnya tidak hanya

menyerang buah saja tetapi juga menyerang daun bunga, ranting dan tanaman semai.

2. Karat Kedelai ( Phakospora pachyrizi )

Gejala kerusakan tanaman akibat serangan penyakit karat kedelai adalah terdapatnya

bintik-bintik kecil yang kemudian berubah menjadi bercak-bercak berwarna coklat pada

bagian bawah daun, yaitu uredium penghasil uredospora. Serangan berat menyebabkan

daun gugur dan polong hampa. Terjadi bercak- bercak kecil berwarna cokelat kelabu atau

bercak yang sedikit demi sedikit berubah menjadi cokelat atau coklat tua. Bercak karat

terlihat sebelum bisul- bisul (pustule) pecah. Bercak tampak bersudut-sudut karena

dibatasi oleh tulang-tulang daun tepatnya didekat daun yang terinfeksi. Biasanya dimulai

dari daun bawah baru kemudian ke daun yang lebih muda.

Page 3: DPT

Penyakit karat disebabkan oleh cendawan P. pachyrhizi. Spora cendawan dibentuk

dalam uredium dengan diameter 25−50 μm sampai 5−14 μm. Uredospora berbentuk bulat

telur, berwarna kuning keemasan sampai coklat muda dengan diameter 18−34 μm sampai

15−24 μm. Permukaan uredospora bergerigi. Uredospora akan berkembang menjadi

teliospora yang dibentuk dalam telia. Telia berbentuk bulat panjang dan berisi 2−7

teliospora. Teliospora berwarna coklat tua, berukuran 15−26 μm sampai 6−12 μm.

Stadium teliospora jarang ditemukan di lapangan dan tidak berperan sebagai inokulum

awal. Di Amerika Latin, penyakit karat disebabkan oleh dua spesies, yaitu P. pachyrhizi

yang sangat virulen dan P. meibomiae yang kurang virulen (Sumartini. 2010).

Tanaman Inang cendawan-cendawan tersebut antara lain tanaman komak,

bengkuang, kacang krotok, kacang polong, kacang kapri, kacang panjang, dan kacang asu.

Penyakit karat kedelai biasanya mulai menyerang pada saat tanaman berumur 3-4 minggu

setelah tanam.

3. Bercak Daun ( Ercospora arachidicola )

Penyakit bercak daun menyakiti tanaman kacang tanah yang telah berumur satu atau

dua bulan. Pada serangan berat, banyaknya bercak daun menjadikan tanaman melemah

secara menyeluruh sehingga terjadi pengguguran daun.(defoliasi) yang sangat mengurangi

kapasitas fotosintesis tanaman. Akibatnya jumlah polong total, jumlah polong bernas dan

bobot biji menurun. Boote et al (1980) melaporkan bahwa serangan berat pathogen bercak

daun mengurangi indeks luas daun, pengambilan CO2 dan pertukaran CO2 dalam tajuk

berturut turut hingga 80,85, dan 90%.

Terdapat dua macam penyakit bercak daun pada kacang tanah yaitu penyakit

bercak daun coklat dan bercak daun hitam. Gejala kedua penyakit mudah dibedakan.

Pathogen bercak daun hitam menimbulkan bercak berbentuk hamper bulat, berwarna

coklat muda hingga coklat gelap pada permukaan atas daun. Bercak sering dilingkari halo

bewarna kuning, akan tetapi adanya halo ini dipengaruhi oleh genotype tanaman dan

kondisi lingkungan.

Kedua penyakit disebabkan oleh pathogen fungi yang berbeda. Bercak daun coklat

disebabkan Cercospora arachicola dan bercaka daun kuning disebabkan phaeoisaeropsis

personata.

4. Penyakit hawar daun (Northern leaf blight)

Page 4: DPT

Penyakit ini disebabkan oleh Exserochilum turcicum, Gejala dari penyakit ini

mempunyai ciri-ciri bercak memanjang teratur berwarna kuning, dikelilingi warna coklat

dan bercak berkembang meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun. Sedangkan

konidia dari Exserochilum turcicum ciri-cirinya konidia berbentuk oval atau elips, ukuran

konidia 135 – 250 x 7 – 9 μ, konidiospora memiliki hilus sedikit menonjol dan terdiri dari

8 – 9 septa (Gambar 1). Suhu optimum untuk perkembangan konidia adalah 20-250C dan

kelembaban yang dibutuhkan adalah disekitar 90 %. Infeksi penyakit ini mudah terjadi

pada permukaan daun jika kondisi lingkungan memungkinkan, karena perkembangan

penyakit ini sangat cepat 10-14 hari setelah infeksi sudah terbentuk konidia baru yang

dilepaskan dari bagian bawah daun dan disebarkan melalui angin ke tanaman sehat.

Penyebaran penyakit ini melalui konidia yang terbawa angin atau percikan air hujan,

infeksi terjadi apabila konidiospora. berkecambah dan menembus permukaan jaringan

daun atau melalui stomata, cendawan ini dapat bertahan hidup pada sisa-sisa tanaman

jagung.

5. Gugur daun karet ( Carynespora cassicola)

Penyakit gugur daun corynespora umumnya pertama kali menyerang daun karet

yang masih muda, dengan gejalaberupa bercak hitam pada urat atau tulang daun.

Gejalatersebut baru akan terlihat setelah daun berwarna hijau muda atau hijau tua. Pada

priode selanjutnya gejala tersebut akan berkembang mengikuti tulang atau urat daun

meluas ke bagian lainnya sehingga bercak akan tampak seperti tulang ikan. Apabila

kondisi lingkungan menguntungkan maka gejala ini akan bertambah meluas dimana

bercak akan berbentuk bulat atau tidak teratur. Pada bagian tepi bercak berwarna cokelat

dan terdapat sirip-sirip berwarna cokelat atau hitam dengan bagian pusat kering.

Selanjutnya daun- daun yang sakit tersebutakan menguning atau cokelat dan akhirnya

gugur (Soepena, 1983, Situmorang & Budiman, 1984). Menurut Situmorang (2002),

Sumatera selatan merupakan sentra perkebunan karet yang rawan akan serangan penyakit

gugur daun tersebut. Serangan cendawan Corynespora cassiicola dapat mengakibatkan

gugurnya daun secara terus menerus sehingga tanaman meranggas sepanjang tahun.

Akibatnya pertumbuhan tanaman karet menjadi kerdil dan terhambat sehingga tidak

mampu atau sedikit menghasilkan latek. Serangan lanjut dapat mengakibatkan matinya

tanaman karet.