Download Majalah Matahati Edisi November-Desember 2016
-
Upload
phungnguyet -
Category
Documents
-
view
256 -
download
15
Transcript of Download Majalah Matahati Edisi November-Desember 2016
COVER STORY-
SAMBUTAN-
COVER STORY-
kafniger ia .org
EDITORIAL-
Siapa bilang filantropi identik dengan aktivitas kedermawanan orang-orang tua dan mereka yang telah pensiun? Siapa bilang
filantropi hanya giat dilakukan orang-orang tua untuk investasi kehidupan akhirat?
Ya, dulu memang banyak orang yang bilang begitu, tapi tidak kini. Kegiatan filantropi generasi muda kini tak hanya kuantitasnya meningkat, tapi juga kualitas. Bahkan, tahu gak, telah mengubah peta dan pola filantropi di Indonesia.
Generasi muda baru Indonesia mengubah paradigma berfilantropi, tak sekadar berbagi materi, tapi juga gagasan dan bertindak untuk perubahan, misalnya melalui petisi daring seperti Change.org, dorongan bagi perdamaian yang dilakukan Irfan Amalee dengan Peace Generation Indonesia, dan pendidikan alternatif bagi penumbuhan bakat Akademi Berbagi.
Tak sekadar meruntuhkan mitos bahwa aktivitas berbagi hanya milik “orang kaya”, aktivitas filantropi kaum muda kini berbasis pada komunitas dengan memanfaatkan tekonologi informasi dan budaya pop. Kemasan filantropi mereka bikin ngepop, mudah, murah, tepat sasaran, dan berkelanjutan.
Inilah edisi ketiga Matahati, menyajikan sepak terjang filantropi generasi muda Indonesia hari ini. Selamat menikmati!
Zamannya Filantropi AnakMuda
DAFTAR ISI-
Tak sekadar meruntuhkan mitos
bahwa aktivitas berbagi hanya
milik “orang kaya”, aktivitas filantropi
kaum muda kini berbasis pada
komunitas dengan memanfaatkan
tekonologi informasi dan budaya pop.
Kemasan filantropi mereka bikin ngepop,
mudah, murah, tepat sasaran, dan
berkelanjutan.
28KOLOM
Filantropi Kaum Milenial
Hamid AbidinDirektur Eksekutif Filantropi Indonesia
www.filantropi-indonesia.org
Filantropi Kaum MudaYANG MUDA YANG BERBAGIMereka berbondong-bondong mendirikan yayasan, organisasi, lembaga, akademi, atau apa pun jenisnya untuk mengembangkan pelbagai program berbagi kepada sesama. 08 Filantropi Anak Muda
dan Peta Barunya
COVER STORYFilantropi Anak Muda dan Peta Barunya Bung Karno berkata, “Berikan sepuluh saja pemuda,
maka akan kuguncang dunia!”
Berbagi itu Membahagiakan Pengalaman filantropi dan prinsip pemberdayaan
filantropi Islam rupanya telah menjadi virus.
Visual Marketing Daya Pikat Filantropi Anak Muda Menyuguhkan daya pikat lewat media visual marketing.
8-16
26 PERSONA
BERITA LAZISMULAZISMU Salurkan Bantuan Persalinan untuk Penyandang Disabilitas
Ibu Sri, Seorang Nenek yang Bertekad Mengasuh 3 Anak Yatim dan Piatu
Berbagi Terang untuk Pemberdayaan Ekonomi
18-
25
DAFTAR IS I-
Alamat RedaksiJl. Menteng Raya No. 62 Jakarta Pusat, 10340Telp. 021 - 3150400 , Fax. 021 - 3143230Website. www.lazismu.org - Email. [email protected]
48Komunitas PAKIS
Pemberdayaan Komunitas PendidikanAnak-anak Petani di Lereng Gunung Slamet
Mengulang SejarahKH. Ahmad Dahlan dan Nyai Dahlan
Sebuah Kata, SebuahGagasan
50INSPIRASI
COVER STORY-
Sejak buku Charity and
Giving in Monotheistic
Religion pada tahun 2009 terbit, Miriam Frenkel dan Yaacov Lev melukiskan
bahwa aktivitas berbagi bertalian erat dengan spirit keagamaan. Dan, spirit berbagi itu menurut mereka ada dalam setiap agama monoteis. Pada sudut pandang hikmah praktis, Bapak Etika Islam Ibn Miskawaih mengatakan berbagi adalah kegiatan amal yang berlandaskan etika dan kebaikan. Karena kebaikan adalah titik tengah di antara keburukan.
Dalam karakteristik yang lain, berbagi merupakan respon dari cara bersikap dan berpikir terhadap persoalan ketimpangan sosial untuk berkorban dan bertindak ketika melihat persoalan di lingkungan sekitar. Berbagi salah satu bentuk inovasi sosial dalam ajaran agama untuk bisa berkontribusi mencari jalan keluar persoalan sosial dan ekonomi di tengah masyarakat.
Seiring dengan berjalannya waktu, aktivitas berbagi tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari. Manusia senantiasa akan menghadapi aktivitas membantu dan menolong terhadap sesama. Benar adanya jika disebutkan, kegiatan berbagi tidak akan pernah ada tanpa ada relasi antara orang yang memberi dan orang yang menerima.
Menjamurnya komunitas-komunitas berbagi (filantropi) sekarang ini sebagai wujud menempuh risiko dalam menghadapi struktur sosial yang mapan. Naluri perubahan yang ada dalam setiap gerakan berbagi tersebut tujuannya untuk membahagiakan kepentingan bersama. Segala bentuk hambatan yang dihadapi akan dinilai mana yang menghambat dan tidak untuk mencapai tujuan mulia.
Di Indonesia, komunitas-komunitas itu terus tumbuh. Mereka adalah kawula muda yang bersatu dari ragam latar belakang berbeda. Mereka adalah social entrepreuner yang bertanggung jawab terhadap perubahan sosial untuk berpihak kepada masyarakat. Tujuannya memberikan manfaat secara berkelanjutan.
Jika dilihat lebih jauh, komunitas-komunitas filantropi anak muda itu adalah mereka yang secara literasi melek terhadap teknologi dan isu-isu sosial. Program-program pemberdayaan, penelitian dan karitas merupakan ekosistem filantropi yang dalam waktu ke waktu menjadi tren positif.
Sebut saja.lembaga filantropi di luar organisasi kemasyarakatan, nama-nama seperti Hamid Abidin (PIRAC), Irfan Amalee (Peace Generation), Fatih Timur (kitabisa.com), Yakub Maulana (Indonesia Ride Adventure), dan nama-nama lainnya yang
COVER STORY-
FilantropiAnak Muda& Peta Barunya
berhikmad di komunitas filantropi. Di bidang pemberdayaan ekonomi, Stephanie Jesselyn (Eragano) ikut memberikan andil terhadap persoalan ekonomi pertanian dan teknologi pertanian di Bandung.
Sementara itu, Dea Valencia dari Semarang di usianya yang relatif muda memberdayakan penyandang disabilitas di rumah Batik Kultur hingga akhirnya batik Indonesia mampu bersaing di dunia fashion internasional. Komunitas filantropi anak muda tersebut adalah kelompok demografis yang rentang usianya 23 – 40 tahun.
Ada juga dari kalangan akademisi kesohor dari generasi yang muncul terlebih dahulu seperti Hilman Latief (Lazismu) dan Rachmawati Husein (MDMC Indonesia) keberadaannya saling melengkapi komunitas-komunitas yang ada. Termasuk yang sudah akrab di telinga yaitu Arifin Purwakananta dari Inovasi Sosial Indonesia. Sebetulnya masih banyak komunitas filantropi yang datang dari kalangan masyarakat biasa yang tidak pernah terekspos media massa.
Anak muda Indonesia selalu memainkan peran tersendiri yang khas dalam sejarah bangsa ini. Mereka menjadi generasi tercerahkan dengan gagasan yang orisinil, kerja yang kreatif, dan hasil yang monumental.
Mereka berbondong-bondong mendirikan yayasan, organisasi, lembaga, akademi atau apapun jenisnya untuk mengembangkan berbagai program berbagi yang menjadi minat perhatiannya. Sebagian lainnya menjadi pendukung, volunteer atau bahkan mereka yang telah sukses muda memilih peran sebagai donatur di berbagai aktivitas filantropi anak muda.
Keterlibatan kaum muda dalam kegiatan filantropi ini telah dirasakan bukan hanya meningkatkan kuantitas aktivitas filantropi di Indonesia, tapi juga kualitas: mengubah peta dan pola filantropi di Indonesia.
COVER STORY-
Harus diakui kehadiran mereka meruntuhkan mitos bahwa filantropi identik dengan aktivitas kedermawanan “orang tua”, yang telah pensiun sebagai kegiatan mengisi waktu luang atau bahkan dorongan perasaan mendesak melakukan aktivitas investasi untuk kehidupan setelah dunia.
Mereka mengubah paradigma bahwa berfilantropi berarti (hanya) berbagi materi, tapi juga dorongan bagi perdamaian dan keharmonisan sosial. Oleh karena itu, di tangan generasi muda, berbagi tak hanya harus dengan menjadi donator, tapi juga relawan bagi perubahan. Sehingga, mereka juga meruntuhkan mitos berbagai hanya merupakan aktivitas “orang kaya”. Bagi mereka, semua orang kaya dan bisa berbagi: kaya ilmu, keahlian, pengalaman, dan sebagainya.
Sementara itu, mereka membuat peta baru aktivitas filantropi yang dibasiskan pada komunitas dengan memanfaatkan tekonologi informasi dan budaya pop. Mereka mengemas program filantropi menjadi populer, mudah, efektif, tepat sasaran, dan berkelanjutan.
Lembaga penelitian filantropi seperti PIRAC mengidentifikasi ada lebih dari 99 organisasi komunitas yang secara khusus dibentuk dan dikembangkan untuk mengembangkan kegiatan filantropi. Inisiatif kegiatan filantropi ini umumnya digagas dan dipromosikan melalui pemanfaatan media sosial yang kemudian direspon dan didukung oleh masyarakat luas.
Generasi muda tidak hanya melihat filantropi sebagai kegiatan sosial, tapi investasi sosial yang berdampak luas dan berkelanjutan. Mereka juga memandang keterlibatannya dalam kegiatan filantropi sebagai investasi bagi pengembangan karakter dan kapasitasnya untuk menjadi pemimpin di masa mendatang. [HJ]
Anak-anak muda di usia 23 – 34 tahun merupakan bagian dari sasaran gerakan filantropi dewasa ini. Suatu usia yang memiliki potensi menghimpun
dana filantropi yang cukup besar. Hadirnya komunitas-komunitas filantropi anak muda adalah bukti bahwa dukungan sosial mereka dapat membentengi sumber-sumber pendanaan sosial melalui penggalangan dana personal yang dikelola secara profesional.
Budaya berbagi di Indonesia yang sudah mengakar kuat sampai era digital ini tidak terlepas dari motivasi dan minat mereka untuk berkontribusi dalam aktivitas sosial. Situasi ini tentu merupakan kabar baik bahwa tradisi berderma masih ada dalam kehidupan sosial mereka sehari-hari.
Agama dan budaya turut memberikan andil sehingga karakter pemuda pemurah memberi warna tersendiri jika di zaman yang tak pasti ini kedermawanan senantiasa mendapat tempat. Hal yang cukup menarik disaksikan adalah mereka mampu menyisihkan sebagian uang sakunya dan rejekinya untuk disalurkan membantu sesama melalui lembaga filantropi agama dan non-agama.
Melambungnya tingkat kedermawanan anak-anak muda ini mungkin muncul dari adanya dorongan dan kesadaran untuk menjalankan ajaran agamanya. Misalnya, Lazismu sebagai lembaga amil zakat nasional, menjabarkan jika rata-rata anak-anak muda yang bersedekah di lembaganya tumbuh seiring dengan merebaknya komunitas filantropi. Lembaga yang sudah berusia sepuh ini memang tidak bisa dipisahkan dari spirit
COVER STORY-
Berbagi itu..Membahagiakan
COVER STORY-
Muhammadiyah sebagai organisasi besar yang memayunginya.
Pengalaman filantropi dan prinsip pemberdayaan lembaga filantropi Islam rupanya telah menjadi virus yang bagi siapa saja dapat melakukannya. Akademi berbagi misalnya, pada awal berdirinya hanya disebarkan melalui cerita dari mulut ke mulut. Termasuk juga melalui jaringan pertemanan antar komunitas.
Dalam perjalanannya Akademi Berbagi berusaha menjaga konsistensi kegiatan dengan terus berkomunikasi melalui jaringan berbasis online. Di antara kota-kota yang telah tersentuh apa yang mereka sebut dengan kelas akber adalah organisasi nirlaba yang oleh sekelompok anak muda visioner tujuannya mencari kebahagiaan yang telah menjadi fitrah setiap manusia.
Mereka mencoba memberikan alternatif belajar baru pada masyarakat agar bisa mengembangkan bakat pada dirinya masing-masing sehingga bisa menjadi pribadi independen yang sukses dan bahagia.
Sejalan dengan komunitas tersebut, Peace
Generation Indonesia menawarkan sudut pandang berbeda. Keragaman budaya, agama, suku dan bahasa justeru menjadi pelecut bagaimana filantropi dapat mengakomodir harmoni sosial. Irfan Amalee sebagai penggagas komunitas ini mengatakan, nilai-
nilai dasar harmoni sosial adalah pintu masuk bagaimana anak-anak muda dapat mengerti siapa jati dirinya dan siapa jati diri kawan-kawan mereka yang berbeda secara latar belakang sosial.
Perdamaian adalah dasar kehidupan. Tanpanya, kesejahteraan ekonomi menjadi tiada arti. Tak ada kebahagiaan bagi mereka yang tak hidup dalam damai. Lihat saja di Timur Tengah atau kawasan konflik lainnya. Karenanya, Irfan memilih berbagi untuk perdamaian. Yang ia bagikan adalah gagasan kreatif guna terciptanya perdamaian. Dan, bagi Irfan, anak muda adalah ruh untuk gagasan dan cita-cita luhur yang membahagiakan tersebut.
PIRAC sejak 2008 dalam penelitiannya bertajuk Berbagi untuk Negeri telah memprediksi gerakan filantropi yang bersumber dari persona adalah satu sumbernya. Termasuk komunitas filantropi anak muda, potensi dan realisasinya dalam penghimpunan dana sosial terbukti besar. Dan pembuktian itu dimulai dari perubahan perilaku berderma baik pada sikap maupun tindakan nyata dalam berhubungan dengan masyarakat.
Tidak terkecuali dengan penelitian Hilman Latief (2015) di organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah dukungan generasi muda ikut andil dalam gerakan filantropi yang terus berkembang sampai saat ini. [HJ]
akademiberbagi .org
Populasi filantropi anak muda kian hari terus bertambah. Salah
satu upaya menjangkau luasnya populasi tersebut adalah dengan jaringan media sosial. Kompetisi sehat pun berlangsung, akuntabilitas dan tanggung jawab sosial penting dikemukakan komunitas-komunitas itu guna menyuguhkan daya pikat lewat media visual marketing.
Semua ajakan berkampanye digitalnya yang dilakukan tidak melupakan identitas sosial mereka yang secara branding turut memengaruhi kondisi emosional dan cita rasa anak muda yang karakteristiknya akrab dengan media sosial.
Komunitas Change.org salah satunya, saat bersinergi dengan Lazismu saluran media sosial merupakan salah satu bentuk kampanye sosial yang dilakukan selama ini melalui email
blast yang berisi pesan visual dan teks ajakan berderma.
Di beberapa kota, seperti dilakukan
Lazismu kantor layanan Banyumas, sinergi diwujudkan
dengan menggandeng komunitas filantropi berbasis online yaitu Kitabisa.com. Saat itu, menurut Sabar Waluyo, Direktur Lazismu kantor layanan Banyumas sedang menghimpun dana sosial untuk merenovasi 10 rumah dhuafa. Tentu saja Sabar menyertakan foto-foto rumah yang akan dibantu tersebut sebagai kekuatan untuk memikat anak-anak muda.
Arief Budiman CEO Petakumpet yang juga pakar branding mengatakan, setiap organisasi modern identitas visual merupakan suatu sistem yang dari aspek grafis merepresentasikan identitas atau jati diri. Adapun identitas itu yang disajikan beberapa komunitas filantropi mencakup logo, warna, tipografi, serta elemen grafis lainnya yang digunakan dalam medium komunikasi.
COVER STORY-
COVER STORY-
Arief menambahkan identitas visual dalam suatu organisasi seperti komunitas filantropi merupakan suatu hal yang harus direncanakan. Selain itu komitmen dan konsisten juga harus dipertimbangkan,” katanya.
Identitas visual juga bukan pembeda semata dengan lembaga lainnya, melainkan untuk membangun kesadaran (awareness) dan citra positif sesuai yang dikehendaki. Hal penting lainnya, “identitas visual akan memberikan semangat dan kebanggaan bagi pelakunya,” jelas Arief.
Kendati demikian, dalam praktiknya ada saja yang membuat nuansa berbeda. Terutama, parameter-parameter apa yang harus dijadikan landasan dalam melakukan komunikasi digital yang bertalian dengan identitas visual tersebut. Tentu saja jawabannya adalah mencari solusi secara kreatif. Dan info grafis visual seperti apa yang dibutuhkan sehingga menarik sebagai daya pikat kepada khalayak.
Untuk menjembatani hal tersebut, Tina Talisa menuturkan, saat ini komunitas-komunitas filantropi khususnya anak muda telah mampu mengidentifikasi siapa audience sesungguhnya dalam komunikasi digital. Melalui sosial media misalnya facebook dan twitter. “Direntang usia berapakah mereka,
apakah laki-laki dan perempuan itu kelas menengah dan di usia muda,” ungkap Tina.
Selain itu, mereka memiliki kemampuan untuk menganalisa latar belakang audience tersebut. Tina mengatakan, faktor demografis dijadikan pedoman untuk memetakan sebagai instumen pengidentifikasi. Selain itu, tujuan dan tantangan dalam proses identifikasi itu perlu disiapkan untuk menjawab kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
Sebagai contoh, apa kesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat terkait dengan program-program mereka. Setidaknya sosial media dapat memberikan efek yang maksimal untuk membangun kepercayaan dan kemajuan dalam membangun program dan kesadaran berbagi.
Mereka mengintegrasikan data dan fakta mengenai kekuatan cerita (story telling) dalam benak setiap orang. Visual marketing yang berbobot itu, bagi Tina adalah yang dapat menceritakan dan menyampaikan sesuai dengan pikiran segmen yang dituju dan memenuhi nilai-nilai posiitf yang dituju sehingga dapat membuat setiap orang menjadi lebih dekat dan akrab. [AS]
COVER STORY-
Tak dinyana gerakan filantropi anak-anak muda mampu melakukan penetrasi di berbagai sektor. Berbekal idealisme misi mulia saling berbagi mendapat
dukungan kuat dari masyarakat. Dengan pola-pola pemberdayaan baru mereka memberikan alternatif jawaban berupa solusi dengan tetap mempertimbangkan pola pikir yang berkembang di masyarakat.
Apa dan siapa identitas mereka tak perlu dirisaukan, secara mandiri masyarakat dengan partisipasinya mengenal keberadaannya dalam waktu singkat. Kisah mereka dalam meramu gerakan filantropi dapat ditemui melalui kisah-kisah anak-anak muda lain yang pernah berbagi bersama.
Tampaknya tanpa perlu menunda rasa penasaran, Lazismu sebagai lembaga amil zakat nasional September lalu berhasil menemui satu diantara gerakan filantropi kaum muda itu. Mereka komunitas Change.org yang ada di bilangan Menteng, Jakarta Pusat.
Komunitas yang menyuarakan demokrasi digital berupa petisi lewat platform untuk menampung asiprasi masyarakat. Tidak hanya petisi, galang dana kepedulian sosial disuarakan agar masyarakat mandiri sebagai mitra kolaborasi.
Arief Aziz, Campaigns Director Change.
org mengatakan gerakan filantropi baru ini penting, karena didorong isu-isu kepedulian. Filantropi lama bergantung pada “who we know” dan “where we are.” “Sering kali kita ingin berdonasi tapi karena tidak berada di lingkaran sosial yang tidak tepat kesempatan itu hilang,” katanya.
Sekarang gerakan filantropi hadir di simpul-simpul anak muda, siapapun bisa berpartisipasi. Di beberapa negara crowdfunding bisa mengumpulkan miliaran dolar untuk sebuah kandidat politik yang pro - rakyat.
Artinya gerakan filantropi mengambil alih monopoli pendanaan politik korporasi dan
Bersuarauntuk Keberpihakan
COVER STORY-
oligarki. Memang jumlahnya tidak sebanyak filantropi tradisional, tapi dalam waktu dekat pasti akan menjadi gerakan baru yang kuat.
Hal senada diungkapkan Stephanie Jesselyn CEO Eragano. Menurutnya peta komunikasi dunia digital sudahnya saatnya dapat dinikmati oleh mereka yang terpinggirkan untuk mengakses informasi. Salah satunya adalah petani yang memerlukan akses informasi untuk menjual hasil panennya yang bermula dari bibit saat bercocok tanam.
Keunikan komunitas filantropi seperti Eragano menarik diikuti, karena dengan teknologi infromasi berupa startup mampu memberdayakan para petani. Hal itu, disaksikan sendiri oleh Adi Rosadi, Manager
Komunikasi Lazismu ketika berkunjung ke Bandung (23/11/2016). Adi mengatakan, Eragano memberikan solusi lewat teknologi dari hulu ke hilir. “Di sana juga terdapat toko-toko petani yang selama ini menjadi binaan Eragano,” bebernya.
Adi Rosadi, menambahkan, salah satu binaan Eragano adalah menyediakan kebutuhan petani mulai dari pupuk, perlengkapan bercocok tanam dan lain sebagainya.
Al-Farabi salah satu staf fundraising Lazismu menjelaskan kita bisa langsung menyaksikan tentang proses kerjanya. Apalagi dari setiap spesialisasi tanaman budidaya yang ditanam petani bervariasi mulai dari cabe, tomat, paprika dan lain-lain. “Semuanya serba direncanakan mulai dari awal tanam hingga panen tiba,” tuturnya.
Lazismu mengenal Ergano sebagai aplikasi mobile yang memfasilitasi kebutuhan petani. Eragano memiliki layanan teknologi pertanian tersistem, mulai dari penjualan perlengkapan pertanian dan pupuk, penjualan hasil panen, hingga sistem pengelolaannya sebagai sistem informasi yang terintegrasi. [AS]
Docs
COVER STORY-
[foto] assets .rappler.com
BERITA LAZISMU-
Komarudin (31) siang itu gelisah, menanti cemas kedatangan Lazismu di Rumah Sakit Hermina, Jakarta (7/10/2016). Tak berapa lama, nada dering
telepon berbunyi, Syahrul Amsari selaku Staf Development Program LAZISMU, menyampaikan kabar jika sudah tiba di halaman parkir rumah sakit Hermina.
Di lantai dua rumah sakit, Komarudin bertemu Lazismu. Syahrul menanyakan perkembangan Dwi Lestari (27) istri Komarudin yang sedang jalani rawat inap setelah proses persalinan secara sesar.
Alhamdulillah, istrinya sehat. “Bayinya pun sehat, hanya saja sedang di ruangan khusus,” kata Komar. Kedatangan Lazismu ke rumah sakit untuk memberikan bantuan biaya persalinan Dwilestari. Sejak Sabtu (5/10/2016) pagi dini hari istrinya masuk rumah sakit untuk melahirkan.
Sore harinya, langsung tindakan untuk menyelamatkan anak dalam kandungannya lewat operasi sesar. Komarudin, mengatakan, istrinya menjalani cesar karena pinggulnya kecil. Sehingga dokter melakukan tindakan cesar, cerita Komar.
Ini anak yang kedua, anak pertama
Komarudin meninggal 4 tahun yang lalu karena sakit dan tidak memiliki biaya untuk membawanya ke dokter. Komarudin dan Dwi Lestari, setiap hari berprofesi sebagai penjual kripik keliling dari kantor ke kantor. Penghasilannnya tidak tetap, kata Komar yang juga penyandang disabilitas. Istri saya juga penyandang disabilitas, sambung Komar.
Kami bersyukur ada orang yang membantu kami lewat Lazismu. Semoga istri saya lekas pulih untuk mengasuh anaknya. “Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuannya,” kata Komar. [NA]
LAZISMUSalurkan Bantuan Persalinan
untukPenyandang Disabilitas
Docs
BERITA LAZISMU--
Rumah kontrakan petak-petak tersebut berpintu triplek. Hamparan karpet plastik bertambal lakban menutupi lantai kontrakan itu yang
berukuran 1 x 2,5 meter. Yang terlihat saat itu ada 3 petak kontrakan. Salah satunya dihuni Sri Anggraeni (55) dan tiga anak laki-laki yang masih usia sekolah.
Hanya beralas karpet plastik mereka merebahkan diri melepas lelah setiap hari. Tidak ada sirkulasi udara apalagi dapur untuk memasak. Kamar mandi persis ada di sebelah kanan kontrakan Ibu Sri. Itupun untuk ramai-ramai mandi dan mencuci pakaian.
Selasa, 18 Oktober 2016, kami Tim Media Lazismu dan Syahrul Amsari dari Product Development Lazismu, singgah di kediaman Ibu Sri. Letaknya tidak jauh dari kampus Perbanas. Melalui jalan Genteng Ijo, kontrakan ini bisa ditemui di antara kontrakan dan kos-kos-an elit di Kelurahan Karet, Kuningan, Jakarta.
Rasa penasaran itu terbayar sudah. Pertemuan dengan Ibu Sri sungguh memberi arti. Apalagi ketika ia mengajukan bantuan ke Lazismu untuk Tobiaz putranya yang menderita kelainan di kelamin. Anak saya begitu pilu, karena setiap hari diejek teman-teman sepermainannya karena memiliki kelamin ganda.
Ibu Sri sehari-hari hanya bekerja sebagai buruh cuci dan gosok pakaian dengan penghasilan per bulan Rp 700.000. Pakaian milik seorang asal Amerika yang bekerja di kedutaan di bilangan Jakarta. Setiap hari setelah menyiapkan sarapan pagi untuk anak dan dua cucunya pergi ke sekolah, ia bekerja di Apartemen tempat orang Amerika tinggal.
Suami, anak perempuan dan menantunya telah lama meninggal di tahun yang sama. Ibu Sri tetap teguh, ia akan mencari pekerjaan baru di Bogor. Jika tidak ada, ia akan mencari di Jakarta. Demi anak dan cucunya agar tetap bersekolah. [NA]
Ibu SriSeorang Nenek Yang Bertekad
Mengasuh 3 Anak Yatim dan Piatu
Docs
BERITA LAZISMU-
Lampu dan manusia, dua entitas yang sulit dipisahkan. Lampu akan menemani hidup manusia sepanjang hidupnya. Penerangan dan cahaya lampu di samping
membantu aktivitas manusia juga memberikan dampak kesehatan.
Hal itu yang diperbincangkan Lazismu dan PT. Makarim Berjaya, yang berlangsung di Kantor Lazismu, Jakarta (22/11/2016).
Faiz Faisol Makarim, President Director
PT. Makarim Berjaya, mengatakan lampu sebagai alat penerangan pada dasarnya dapat dibuat secara mandiri dengan kualitas sesuai standar pemakaian.
Contohnya lampu yang biasa kita temui dan gunakan dalam rumah tangga. Lampu-lampu itu didesign sesuai dengan standar kelayakan. “Lampu LED misalnya, dipilih karena hemat energi,” kata Faiz.
“Lampu ini yang sedang kami kembangkan sehingga bisa melengkapi lampu-lampu yang sudah ada,” kata Faiz menjelaskan.
Beruntung Makarim Berjaya berjumpa Lazismu, sehingga bisa bekerjasama dalam pemberdayaan ekonomi. Komponen yang diperlukan lampu ini mudah didapat di toko elektrik. “Makarim Berjaya menyediakan komponennya, tinggal mengajak masyarakat. Siapa saja dapat membuat lampu untuk pemberdayaan ekonomi,” terang Faiz.
Dalam mewujudkan kesamaan visi pemberdayaan itu, Direktur Utama Lazismu Andar Nobowo dan Faiz Faisol Makarim, President Director PT. Makarim Berjaya menandatangani MoU mengembangkan lampu listrik hemat energi dan ramah lingkungan.
Ke depan semoga ada solusi kemudahan berinfak melalui penjualan Bohlam Surya LED, yang setiap penjualan satu bohlam akan diinfakkan sebesar 2000 rupiah. [NA]
Berbagi TeranguntukPemberdayaan Ekonomi
Docs
BERITA LAZISMU--
Bertepatan dengan bulan kepedulian kanker payudara yang biasa disebut Pink Day, Pimpinan Pusat Aisyiyah bekerjasama dengan Lazismu
meluncurkan program GISI – Gerakan Infak Sayang Ibu di Convention Hall Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) Watubelah, Minggu (30/10/2016).
Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Cirebon, Sri Ratna Istiqomah menyampaikan, peluncuran GISI ini bertingkat nasional, karena program akan dilaksanakan oleh seluruh pimpinan daerah Aisyiyah dan juga Lazismu di seluruh Indonesia. Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Dra. Hj. Siti Noordjannah Djohantini, MM.,M.Si., dalam sambutannya, menyatakan, Aisyiyah sangat menaruh perhatian pada isu kesehatan ibu dan perempuan Indonesia khususnya kesehatan reproduksi.
Melalui GISI ini Aisyiyah bekerjasama dengan Lazismu ingin mengajak masyarakat untuk peduli pada peningkatan kesehatan ibu terutama pada upaya pengurangan Angka Kematian Ibu (AKI), pencegahan maupun pengobatan kanker serviks dan kanker payudara serta problem kesehatan ibu yang lain.
Noordjannah juga mengajak masyarakat untuk bisa melaksanakan ibadah zakat, infak, sedekah mereka yang diperuntukan bagi kesehatan ibu. Noordjannah menambahkan, GISI merupakan salah satu strategi Aisyiyah dalam berkontribusi pada pencapaian tujuan Sustainaibility Development Goals (SDGs), khususnya pada tujuan ketiga, yaitu “Memastikan Kehidupan yang Sehat dan Mendukung Kesejahteraan bagi Semua untuk Semua Usia.”
Aisyiyah dalam GISI ini menggandeng Lazismu sebagai lembaga pengelola ZIS. Hilman Latief selaku Ketua Badan Pengurus
SAMBUT PINK DAYAisyiyah Gandeng Lazismu Luncurkan
Gerakan Infak (ZIS) Sayang Ibu (GISI)
Docs
BERITA LAZISMU-
Lazismu, sangat menyambut baik program ini mengingat pencapaian SDGs merupakan salah satu fokus pemanfaatan ZIS yang dikelola oleh Lazismu. “Gerakan Infak Sayang Ibu mampu menerjemahkan semangat SDGs tentang penguatan kesetaraan gender, kesehatan ibu, dan keberlanjutan komunitas dengan melibatkan partisipasi masyarakat,” ujar Hilman.
Tanggapan positif juga disampaikan Sundjaya selaku Bupati Cirebon, Khairul Wahidin selaku rektor UMC, Muthia Umar selaku Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Barat, Zoel Karnain selaku Pimpinan Daerah Muhammadiyah Cirebon, Caroline Tupamahu selaku Team Leader Program MAMPU yang juga hadir di peluncuran GISI tersebut.
Selain peluncuran GISI, pada kegiatan Pink
Day tersebut ditandatangani pula MoU antara Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Cirebon dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon tentang peningkatan layanan kesehatan reproduksi perempuan di kabupaten Cirebon.
Acara yang diikuti oleh 3.000 orang ini dimeriahkan juga dengan jalan sehat, drum band dan pencak silat, pelepasan balon pink ke udara, penyerahan simbolis kotak GISI kepada perwakilan pengusaha, Talkshow Temu Bisnis menghadirkan para pengusaha, SKPD terkait, dan kelompok Bina Usaha Ekonomi Keluarga Aisyiyah (BUEKA), Bazar produk BUEKA (Bina Usaha Ekonomi Aisyiyah), dan produk potensi Cirebon. [UTM/NA]
#PINKDAY
BERITA LAZISMU--
Di tengah konsentrasi massa pendemo, Lembaga Amil Zakat Nasional, LAZISMU, menyiapkan 10 unit ambulan dan 300 tenaga medis untuk berjaga-jaga
menolong peserta demo 4 November 2016, jika ada yang sakit, pingsan, dan lainnya.
Koordinator tim kesehatan, Tatang Ruchyat, menjelaskan, mobil ambulan yang dikerahkan ini nantinya menyebar di lima titik utama tempat konsentrasi massa pendemo.
Ambulan ini silahkan digunakan oleh peserta demo bila terjadi risiko kecelakaan, sakit, atau pingsan. Selain itu, tim kesehatan sudah menyiapkan peralatan dan perlengkapan medis di dalam ambulan. “Setiap ambulan siap mengantar jika terjadi risiko yangh tak terduga jika dialami peserta demo,” ungkap Tatang.
Menurutnya, bila mendesak bisa datang langsung ke petugas dan tim medis. “Mobil ambulan tersedia di depan Tugu Tani, Monas, Istana Negara, dan selebihnya berputar di sekitar lokasi jalan yang disusuri peserta demo”, tambahnya.
Adapun tim medis dan ambulan disiapkan dari Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Pondok Kopi, RSIJ Cempaka Putih, RSIJ Sukapura, dan LAZISMU.
Harapannya, menurut Tatang, dengan adanya mobil ambulan ini agar dapat dimanfaatkan oleh kita semua saat demo berlangsung karena risiko tidak dapat diprediksi. “Dan peserta demo tidak kesulitan saat membutuhkan,” jelasnya. [NA]
& LAZISMU dan RSIJSiapkan 10 Unit Ambulan300 Tim medis Kawal Aksi Demo 4 Nov 2016
Docs
Docs
BERITA LAZISMU-
Rabu, 23 Nopember 2016, menjadi hari yang sangat membahagiakan bagi Dian Qomariyah, yang tinggal di Karangkebun Desa Sumberjati
Kecamatan Silo – Jember. Saat Tim Lazismu Kantor Layanan Jember bertandang ke rumahnya bersama pengurus PRM Sempolan, Adi Rosadi membawa sepeda angin yang sangat diidam-idamkan Dian.
Sepeda berwarna biru itu pas sekali, seakan menggambarkan suasana hati Dian yang selaras dengan cerahnya langit biru di sore itu.
Selama ini, Dian karib disapa, harus berjalan kaki sekitar 7 km setiap hari untuk ke sekolah di SMPN 01 Silo. Putri tunggal bu Ida ini sejak usia 7 tahun, sudah menjadi yatim. Sejak itu ibunya menjadi single parent baginya yang bekerja serabutan memenuhi kebutuhan hidup.
Rumah yang ditinggalinya pun sebenarnya jauh dari layak, walaupun bertembok, retakannya terlihat nyata di dinding, sedangkan lantainya yang dirapikan semen hanya menutupi ruang tamu sederhana.
Selebihnya lantai itu tanah semua, namun Dian bangga, rumah satu-satunya itu warisan dari kerja keras ayahnya semasa hidup, dan menjadi kenangan yang tidak bisa dilupakan.
Dian bersama ibunya mengucapkan terima kasih kepada Lazismu. “Saya ucapkan terima kasih kepada Lazismu Jember, karena Dian bisa memiliki sepeda untuk bersekolah,” kata Dian penuh semangat.
“Sepeda ini bukan dari kami, namun dari donatur Lazismu Kantor Layanan Jember yang bergotong-royong membelikannya”, Kata Kamaludin menjelaskan saat serah terima. “Semoga Allah memberi ganti rejeki dan pahala yang melimpah”, kata Ibunya Dian dengan logat Madura yang kental. [NA]
100 Sepeda Pelajar Dhuafa:
Dian Qomariyah Salah Satu yang Mendapatkannya
Docs
BERITA LAZISMU--
Seperti tahun sebelumnya, Aceh Barat Daya (Abdya) kembali dilanda banjir setelah hujan hebat turun di wilayah Barat Selatan Aceh.
Akibatnya air melimpah setinggi 2 meter merendam daerah Aceh Jaya dan Nagan Raya.
Pantauan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PWM Aceh mengabarkan bantuan darurat untuk korban banjir mendesak dibutuhkan untuk para korban yang membutuhkan.
Akses menuju lokasi sulit dilalui. “Agar bisa tembus ke lokasi perlu kendaraan khusus, karena jarak yang cukup jauh sehingga bantuan yang akan diantar bisa dapat akses,” kata Ketua MDMC Abdya Muslim Abdya Kamal.
Sementara itu, Lazismu Kantor Layanan Aceh masih terus berkoordinasi dengan AMM setempat. Muhammad Yamin dari Lazismu setempat mengatakan, atas permintaan warga, sebaiknya bantuan selain nutrisi adalah alat-alat pembersih. ”Persiapan sudah dikomunikasikan dengan relawan,” kata Yamin lewat pesan daring (Senin, 21/11/2016).
Yamin menambahkan, untuk Desa Pantai Purba di Aceh Jaya, bantuan untuk anak-anak juga perlu dipikirkan, hanya saja yang menjadi prioritas di Nagan Raya.
Hal ini dibenarkan Kamal, Selama pemantauan, pasca banjir di Desa Ie Jeureuneh pemukiman Pantepurba, Sampoinit Aceh Jaya, disalurkan bantuan peralatan sekolah, alat kebersihan dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Relawan AMM Aceh turut menyerahkan bantuan ke lokasi banjir. [NA]
Dian Qomariyah Salah Satu yang Mendapatkannya LAZISMU – MDMC
Serahkan BantuanuntukKorban Banjir Aceh Barat Daya
Docs
PERSONA-
Mengulang Sejarah
KH. AHMAD DAHLAN&NYAI DAHLAN
K.H. Ahmad Dahlan dan Nyai Dahlan adalah pasangan suami istri yang secara bersamaan memimpin Muhammadiyah
dan Aisyiyah, sejak kedua lembaga tersebut didirikan. Catatan sejarah tersebut bertahan sangat lama.
Siapa nyana sejarah kembali terulang dalam duet kepemimpinan pasangan suami istri K.H. Haedar Nashir
dan Hj. Siti Noordjannah Djohantini untuk lembaga yang sama di masa sekarang.
PERSONA-
“Beliau (Haedar Nashir) dikader dari bawah. Beliau juga seorang intelektual yang mengetahui
perumusan konsep Indonesia Berkemajuan.”
(Prof. Dr. Din Syamsuddin)
“Pak Haedar Nashir adalah ensiklopedi berjalan Muhammadiyah.”
Hajriyanto Y. Thohari (Mantan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, MPR)
[HJ]
Hamid Abidin- Direktur Eksekutif Filantropi Indonesia www.filantropi-indonesia.org
Filantropi Kaum Milenial
Filantropi atau kegiatan kedermawanan sosial berkembang pesat di Indonesia dalam 15 tahun terakhir. Kegiatan berderma
dan menolong sesama sedang marak di masyarakat. Ratusan yayasan filantropi bermunculan, mulai dari yayasan keluarga, yayasan perusahaan, yayasan berbasis keagamaan sampai yayasan komunitas.
Sementara potensi sumbangan masyarakat terus meningkat dan jumlahnya mencapai triliunan rupiah per tahun. Sebagai gambaran, sumbangan sosial perusahaan pada tahun 2015 mencapai Rp 12,45 triliun. Sementara potensi zakat pada tahun yang sama mencapai Rp 213 triliun, sedangkan yang tergalang baru 1,2 % atau Rp 5 triliun. Tak heran jika masyarakat Indonesia dinobatkan sebagai masyarakat yang dermawan nomor 2 di dunia (Forbes, 2016).
Selain didorong oleh ajaran keagamaan dan tradisi lokal yang berakar kuat, pesatnya perkembangan filantropi di Indonesia didorong oleh tingginya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi menjadikan
Indonesia sebagai salah satu
negara dengan pertumbuhan populasi orang super kaya(populer disebut High Net Worth Individuals/HNWI) paling cepat di Asia.
Laporan Wealth Insight menunjukkan bahwa populasi HNWI di Indonesia memegang kekayaan gabungan sebesar US$ 241 miliar. Pesatnya pertumbuhan HNWI juga telah mendorong banyak keluarga kaya di Indonesia mendirikan yayasan keluarga atau yayasan perusahaan dalam beberapa tahun terakhir.
Perkembangan filantropi di Indonesia juga ditandai dengan meningkatnya peran dan keterlibatan kaum muda dalam kegiatan filantropi. Sebelumnya filantropi identik dengan aktivitas kedermawanan“orang tua” atau ”orang kaya” yang bisanya dilakukan di hari tua atau menjelang pensiun. Filantropi juga banyak dipahami sebagai kegiatan kedermawanan dalam bentuk
KOLOM-
Docs
pemberian dana dalam jumlah besar melalui sumbangan langsung atau yayasan-yayasan sosial.
Karena itu, tak heran jika publikasi atau pemberitaan seputar filantropi banyak didominasi dengan aktivitas kedermawanan jutawan atau pengusaha kaya. Daftar filantrop atau dermawan yang di berbagai publikasi media juga umumnya didominasi oleh orang-orang tua
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kaum muda mulai berperan signifikan dalam pengembangan filantropi. Banyak inisiatif dan kegiatan filantropi yang digerakkan dan dikembangkan oleh generasi muda, yang dikenal sebagai Millennial Philanthropy.
Generasi Milenial (juga dikenal sebagai Generasi Y) adalah kelompok demografis
(cohort) yang lahir diantara tahun 1980-an sampai 2000-an dan saat ini berusia dikisaran 15–34 tahun. Inisiatif sosial
kemanusian dan pemberdayaan yang dilakukan anak muda ini umumnya dilakukan melalui komunitas dengan memanfaatkan teknologi informasi dan budaya pop. Karena itu, Millennial Philanthropist banyak didefinisikan sebagai seseorang yang melek teknologi (tech savvy) wirausahawan, berpendidikan, dan berpikiran independen yang terdorong untuk “berbuat baik”.
Melalui pemanfaatan teknologi informasi, para generasi milenial ini juga berhasil mentransformasikan tradisi dan kegiatan filantropi dari dunia nyata ke dunia maya. Dengan demikian, kegiatannya menjadi lebih luas dan mudah dilakukan.
Tradisi iuran, patungan, urunan, dan kegiatan berbagi lainnya yang awalnya hanya bisa dilakukan di komunitas tertentu bertransformasi menjadi kegiatan melintasi batas-batas daerah, lintas suku, agama, ras dan antar golongan serta lebih interaktif melalui platform crowdfunding atau crowdsourcing. Melalui platform ini, setiap individu dan institusi punya peluang dan kesempatan untuk menawarkan dan mempromosikan inisiatif atau program sosialnya ke khalayak luas.
KOLOM-
kafniger ia .org
Selain pemanfaatan teknologi informasi, salah satu ciri yang menonjol dari filantropi millennial adalah komunitas sebagai pendukung dan penggerak inisiatif dan gagasannya. Hasil penelitian awal PIRAC menggambarkan bahwa komunitas yang sebagian besar digerakkan para filantrop muda ini mulai berperan signifikan dalam pengembangkan filantropi.
PIRAC mengidentifikasi lebih dari 99 organisasi komunitas yang secara khusus dibentuk dan dikembangkan untuk mengembangkan kegiatan filantropi. Inisiatif kegiatan filantropi ini umumnya digagas oleh perorangan atau komunitas tertentu dan dipromosikan melalui pemanfaatan media sosial online (website, Facebook, Twitter, Instagram, dll) yang kemudian direspons dan didukung oleh masyarakat luas. Mereka bergerak dengan beragam program, mulai dari penyantunan, pelayanan sosial, penanganan bencana, pendidikan, kesehatan, pelestarian lingkungan sampai pemberdayaan ekonomi.
Berbeda dengan organisasi sosial atau LSM, organisasi komunitas sebagian besar tidak berbadan hukum, struktur kepengurusan bersifat cair, bersifat interaktif dan mendorong keterlibatan masyarakat dalam kegiatannya.
Peran generasi millennial dalam mengembangkan filantropi secara tidak langsung mengubah pola menyumbang yang selama ini identik dan terfokus pada dana. Beberapa penelitian mengungkap bahwa generasi millennial memperluas bentuk kontribusi atau sumbangannya menjadi enam bentuk, yakni pengetahuan/keterampilan, waktu, voice (suara), jaringan, cinta (kinesthetic ability) dan dana.
Dengan menggabungkan enam bentuk pemberian itu, generasi millennial tidak hanya melihat filantropi sebagai donasi, tapi sebagai investasi. Mereka tidak sekadar ingin terlibat dalam kegiatan filantropi dengan memberikan donasi, tapi memanfaatkan potensi dan kapasitasnya untuk mengembangkan dan mempertajam sebuah inisiatif sosial. Mereka juga memandang keterlibatannya sebagai investasi bagi pengembangan karakter dan kapasitasnya di masa mendatang.
Para filantrop muda ini, selain menaruh perhatian pada kedalaman isu, juga berusaha untuk mengemas program filantropi agar terlihat lebih populer dan menyenangkan. Mereka mengemas kegiatan filantropi secara menarik melalui kegiatan event amal dan mengaitkannya dengan hobi dan hiburan.
Dengan masuknya kaum milenial, kegiatan-kegiatan filantropi bertransformasi menjadi kegiatan-kegiatan yang fun dan unik. Misalnya, sekelompok generasi muda di Yogyakarta mengemas kegiatan berbagi barang bekas menjadi sebuah festival menarik dengan label “Festival Melupakan Mantan”. Sementara komunitas anak muda lainnya di Jakarta menantang orang untuk memotong dan menyumbangkan rambutnya bagi anak-anak penderita penyakit kanker.
Lewat kegiatan ini orang didorong untuk berempati dan merasakan penderitaan anak-anak tersebut sekaligus menyumbang lewat pemotongan rambut. Strategi pengemasan semacam ini membuat kegiatan filantropi menjadi kegiatan yang lebih atraktif dan menyenangkan sehingga
menarik banyak pihak untuk terlibat dan berkontribusi.
KOLOM-
RESPONSIL ITY-
Filantropi telah melangkah menyambut era digital. Digitalisasi praktik filantropi salah satunya dipersembahkan Lazismu dengan meluncurkan
sesama.id. Resmi diluncurkan ramadhan kemarin untuk mempermudah masyarakat dalam berdonasi.
Sebuah platform donasi online yang bisa dilakukan secara personal maupun galang dana bersama (crowdfunding). Mengingat perkembangan e-commerce yang pesat, kehadirannya merupakan cara baru berdonasi yang efisien, sebagai gaya hidup terutama kelas menengah muslim.
sesama.idAktivitas kita tak lepas dari layanan
internet berbasis ponsel cerdas. Pola dan perilaku berbagi pun menjelma dari konvensional ke digital. Setiap orang bisa berbelanja kebutuhan, seperti sembako dan seperangkat alat ibadah dengan meng-klik menu di dalamnya. Uniknya, berbelanja disini bukan untuk pribadi, tapi sebagian uangnya didonasikan untuk dhuafa.
Layanan donasi terintegrasi ini, mempermudah donasi zakat, infak, dan sedekah. Selain lebih efektif, Lazismu ingin memberikan pengalaman baru kepada donatur agar gemar dan menjadikan berbagi sebagai bagian gaya hidup.
RESPONSIBIL ITY-
Di saat dunia pendidikan di Indonesia tengah melakukan pembenahan, PT Pertamina Retail terus mendukung peningkatan kualitas pendidikan
bagi generasi penerus bangsa. Salah satunya dengan pembangunan kualitas pendidikan dalam wujud pembangunan sarana pendidikan berupa Gedung Perpustakaan untuk SMP Muhammadiyah 4 Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan.
Dari sanalah komitmen PT Pertamina Retail terus mengedepankan kepedulian terhadap dunia pendidikan dewasa ini. Program Corporate Social Responsibility
itu buah dari perkembangan dan kemajuan masyarakat terutama di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (S PBU) seiring dengan peningkatan pelayanan distribusi bahan bakar minyak melalui SPBU COCO (Corporate Owned
Corporate Operated).
Adapun peresmian gedung perpustakaan tersebut dibuka dan diresmikan oleh Direktur Operasi PT Pertamina Retail, Pramono Sulistiyo, yang didampingi GM MOR I Romulo Hutapea, dan disaksikan langsung Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Medan, Helvetia Kartolo Simanjutak, dan Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Medan Marasutan (8/11/2016).
Direktur Operasi PT Pertamina Retail Pramono Sulistiyo, mengatakan PT Pertamina Retail sebagai anak perusahaan Pertamina berupaya mewujudkan komitmennya kepada masyarakat melalui tanggung jawab sosial perusahaan berupa kepedulian di bidang pendidikan.
Pertamina
Retail mengajak Sekolah, Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Medan dan segenap insan pendidikan untuk senantiasa mendukung kegiatan dan program bisnis Pertamina, sehingga kualitas
Komitmen Pertamina Retail di Bidang Pendidikan
Bangun Gedung PerpustakaanSMP Muhammadiyah 4 Medan
RESPONSIBIL ITY-
penjualan dan penyaluran BBM di Medan secara kuantitas berjalan lancar. “Maka dengan komitmen itu agar bisa terus berkontribusi dalam optimalisasi kualitas pendidikan, pemberdayaan pemuda desa dan kesehatan dapat diintegrasikan ke depannya,” kata Pramono.
Pramono menambahkan, PT
Pertamina Retail memiliki 7 SPBU COCO yang beroperasi di Medan, sehingga diharapkan SPBU yang langsung dikelola PT Pertamina Retail dapat terus memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.
Dalam kesempatan yang sama, GM
MOR I Romulo Hutapea, menuturkan, Pertamina sangat peduli kepada generasi bangsa khususnya di ranah Pendidikan, sebab dari dunia pendidikan generasi anak bangsa tercipta. “Pertamina senantiasa peduli terhadap persoalan pendidikan. Lewat pendidikan inilah semua pihak dapat mengetahui kemajuan kualitas bangsa yang kita cintai,” pungkas Romulo.
Hal itu disambut bahagia oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Medan. Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Medan, Helvetia Rahmat Kartolo Simanjuntak, mengucapkan terima kasih kepada PT Pertamina Retail atas bantuan yang telah diberikan. “Semoga di masa yang akan datang terjalin komunikasi yang baik, dan dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan” terang Rahmat. [NA]
Docs - Pertamina Retai l
Docs - Pertamina Retai l
Assalamualaikum Ustaz...
Saya ingin bertanya, anak saya sudah diaqiqah sejak beberapa bulan yang lalu namun zakatnya belum sempat saya bayarkan, bagaimana perhitungan untuk zakatnya?
Sementara, sejauh yang saya ketahui saat bayi berusia 7 hari yang diaqiqahkan dan dicukur rambutnya kemudian dizakatkan senilai emas/perak seberat timbangan rambutnya. Dan saya sendiri masih belum paham menggunakan emas atau perak karena ada yang mengatakan emas dan ada pula yang mengatakan perak, anak saya masih bayi.
Ikha Tania, Jakarta
Selain kewajiban memberikan nama dan anak yang baru lahir terikat aqiqah, maka rambut anak juga dicukur. Adapun anak yang baru lahir wajib untuk dikeluarkan zakatnya. Zakat yang dimaksud bukan zakat harta, namun zakat fitrah. Karena setiap anak yang dilahirkan ke dunia dalam keadaan fitrah suci.
Sebagaimana dijelaskan dalam Hadis riwayat Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Setiap anak itu dilahirkan dalam
keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang
membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang
Nasrani maupun seorang Majusi”.
Terkait dengan pertanyaan yang diajukan saudari Tania, ada hadis yang menyebutkan Nabi memerintahkan Fathimah, putrinya, untuk menimbang rambut Husain, dan menyedekahkan perak seberat timbangan rambut yang dicukur. Fathimah melaksanakan perintah itu dan mendapati bahwa timbangan rambut putranya setara satu dirham.
Rasulullah SAW dalam sabdanya telah beraqiqah untuk Hasan dengan seekor kambing dan Ia berkata: “Wahai Fatimah!
Jawaban :
Cukurlah kepalanya (rambutnya) dan
bersedekahlah seberat timbangan rambutnya
itu dengan perak.” (‘Ali) berkata: “Lalu dia
(Fatimah) timbang (rambut anaknya itu), maka
beratnya adalah satu dirham atau setengah
dirham.” (Hadis riwayat at-Tirmidzi)
Sebagian ulama memaknai perak yang dimaksud hadis tersebut bisa diganti dengan emas karena emas lebih tinggi harganya daripada perak, karena perak saat itu mudah didapat maka sedekah perak seberat rambut sudah terpenuhi, sedangkan sedekah emas lebih utama.
Adapun dalam mengukur dan menimbang rambut bayi dengan timbangan yang biasa kita temukan misal dengan timbangan emas, jika tidak ada, cukup diprediksi beratnya. Anda perkirakan berapa gram berat rambut itu,isal beratnya 2 gram dan kita kalikan dengan harga aktual emas sekarang.
Dr. Hamim Ilyas, M.AgDewan Syariah LAZISMU
Ihwal: Menghitung zakat anak baru lahir seberat timbangan rambut
KONSULTASI-
Docs
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya meninggalkan keturunan (generasi) yang lemah di belakang mereka;
khawatir terhadap (kesejahteraan)-nya.Hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka
berbicara dengan tutur kata yang benar”
(Q.S. An-Nisa[4]: 9)
OASE-
newhdwal lpapers . in
PARENTING-
Setiap anak yang lahir ibarat kertas kosong yang belum ditulisi dan diwarnai apa pun. Orangtua adalah pihak yang mula-mula mewarnai
anak, apakah menjadi “merah, kuning, hijau, biru,” atau pun “jingga”. Jika warna-warna itu mewakili suatu nilai atau ukuran moral tertentu, maka baik dan buruk moralitas anak banyak bergantung pada bagaimana pola asuh, pendidikan, dan keteladanan yang ditunjukkan kedua orangtuanya.
Jika orangtua menginginkan anaknya menjadi seorang yang dermawanan, maka orangtua sedari dini harus mengajarkan dan mencontohkannya. Sebagaimana diungkap Talk About Giving, jiwa kedermawanan umumnya berasal dari rumah. Disebutkan sebanyak 71% anak tumbuh menjadi anak yang dermawan (suka memberi) karena orangtuanya memang orang-orang dermawan. Sementara itu, hanya 47% anak yang tumbuh menjadi anak-anak yang dermawan dari para orangtua yang memang tidak dermawan.
Fakta tersebut menunjukkan peran orangtua dalam menanamkan jiwa kedermawanan kepada anak sangatlah dominan jika dibandingkan dengan lembaga lain yang juga dapat mempengaruhi anak dalam menumbuhkan jiwa “suka memberi”, seperti sekolah maupun lingkungan masyarakat.
Nah, kalau sudah begitu, apa saja yang dapat dilakukan para orangtua agar anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi dengan jiwa kedermawanan tinggi, suka memberi, ringan tangan dalam menolong orang, dan punya kepedulian sosial tinggi? Beberapa tips sederhana berikut dapat dijadikan panduan.
Menanamkan Jiwa Kedermawanankepada Anak
freepik .com - vecteezy.com - a l l - free-download.com
PARENTING-
Berbagi Pengalaman
Pengalaman adalah guru terbaik. Bahkan ada yang beranggapan bahwa pengalaman lebih berharga daripada ilmu yang didapat di sekolah atau bangku kuliah. Orangtua dapat membagi pengalamannya kepada anak mengenai tindakan kedermawanan yang pernah dilakukannya. Misalnya, jika orangtua pernah menjadi relawan dalam suatu bencana alam, maka ceritakanlah pengalaman kerelawanan itu kepada anak, mulai dari alasannya, apa yang dilakukan, apa manfaatnya, dan bagaimana hasil akhirnya.
Cerita semacam itu akan sangat berkesan kepada anak, sehingga mereka mendapati citra pahlawan pada diri orangtua mereka sendiri. Bahkan, jika memungkinkan, ajaklah anak untuk melihat dan terlibat langsung dengan apa yang dilakukan orangtuanya ketika menjadi relawan. Hal ini akan memberikan kesan amat mendalam kepada si anak.
Belajar Tanpa Ponsel Pintar dan Gawai
Anak-anak yang lahir di masa sekarang sering disebut sebagai generasi digital. Mereka tumbuh di tengah-tengah dunia yang sangat melek dengan perangkat teknologi informasi. Sampai batas tertentu, semua perangkat teknologi semisal ponsel pintar maupun gawai membuat banyak pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien, terutama dalam kecepatan informasi dan komunikasi.
Namun demikian, teknologi komunikasi dan informasi dapat berpotensi menjadi hambatan-hambatan virtual dalam pergaulan sosial, di mana seharusnya suatu aktivitas dilakukan dengan menggerakkan semua anggota badan dan secara tatap muka. Mengajari anak berderma melalui perangkat digital akan membuat mereka sulit membedakan mana yang nyata dan maya. Cara ini juga sulit menumbuhkan ikatan dan rasa empati anak kepada pihak yang membutuhkan bantuan, karena mereka tidak melihatnya dengan mata kepala.
Berdasarkan Passion Anak
Akan lebih mudah menanamkan jiwa kedermawanan kepada anak jika kegiatan yang ditawarkan kepada mereka memang sesuai dengan gairah (passion) mereka. Tunjukkan kepada mereka jika memberi atau berderma adalah kegiatan yang menyenangkan. Orangtua dapat mengajak anaknya menggelar bazaar mainan atau kue-kue yang keuntungannya akan didermakan.
Orangtua juga dapat menggelar kegiatan lain yang sangat lekat dengan dunia anak-anak yang orientasinya memberi, termasuk menggelar pesta ulang tahun dengan cara berbagi kepada anak-anak di panti asuhan dan sebagainya. Hal-hal tersebut akan berakibat pada keterlibatan anak secara aktif dalam kegiatan kedermawanan dan membekas bagi kepribadian mereka. [AS]
Penerimaan Dana Zakat
Daftar Donasi ZIS LazismuBulan Oktober 2016
LAPORAN KEUANGAN-
KAS KANTOR JAKARTA
NAMA DONASI
Aksara Ananta Rp 200.000
UPIK RAHMAWATI Rp 200.000
BUDI WIBOWO Rp 150.000
Jumlah Rp 550.000
BRI Zakat-0230.01.001403.30.9
NAMA DONASI
Asma Mardhiah Rp 1.000.000
ZAUHAR EFENDHI Rp 120.000
IBNK EDI SABARA Rp 250.000
HARI SUPONO Rp 300.000
ASTO HADIYOSO Rp 293.580
ARINTO DANANJA Rp 300.000
DANANG KUSTIAW Rp 50.000
MOCH FAAT CHAM Rp 325.000
RIZCKA ADHITAM Rp 500.000
RIAN HERYONO Rp 500.005
MUHAMAD FAJRI Rp 90.000
BNI S Dolar-144258435
NAMA DONASI
SYMASIA MADINAH ASIA FOUNDATION
Rp 10.006.150
Jumlah Rp 10.006.150
KAS KP. JOGJA
NAMA DONASI
LUKMANSYAH TANZIL Rp 1.000.000
DAHRIANTO Rp 1.200.000
SUHARDJONO Rp 150.000
Jumlah Rp 2.350.000
BNI SyariahZakat-0091539400
NAMA DONASI
HAMBA ALLAH 214190941 | Zakat
Rp 200.000
RAHAYU Rp 20.000
MAULANA MU Rp 128.000
RANY Rp 245.000
HAMBA ALLAH 2103198829
Rp 115.000
HAMBA ALLAH 165395239
Rp 150.000
HAMBA ALLAH 326077236
Rp 150.000
HASNA Rp 50.000
HAMBA ALLAH 326077236
Rp 375.000
BUDI T Rp 1.500.000
FAJAR Rp 1.101.610
HABIB Rp 75.000
HAMBA ALLAH 347159965 Rp 50.000
RANY Rp 65.000
MUH AWA Rp 150.000
MUH AWA Rp 50.000
RESMI B Rp 3.000.000
NILLA FIRDA Rp 200.000
LUKMAN Rp 1.000.000
RAHART Rp 200.000
Jumlah Rp 8.824.610
HERI SURYANTO Rp 2.000.000
DANANG KUSTIAW Rp 50.000
ATIKA PRIMADEW Rp 100.000
RANDWICE BAYEN T Rp 74.000
FARID HAJIRI Rp 550.000
FIRDAUS ANANG Rp 125.000
WAHYUDI SETIYA Rp 117.500
HARI SUPONO Rp 200.000
Jumlah Rp 6.945.585
BCA Zakat 8780040077
NAMA DONASI
MUCHTAR RASYID Rp 5.000.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
NAZIRUDDIN LUBIS Rp 150.000
AKHMAD JUNAIDI Rp 4,000,000
AHMAD SYAHRI QISTH Rp 175,000
MUHAMMAD ABDUH ALM Rp 500.000
NONI MARISKA TOBIN Rp 10.000.000
YOHAN ANDRIAN THEI Rp 175.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
TARI ISDIYAH Rp 400.000
BENY WIRAWAN Rp 75.000
ARDIAN NURCAHYO Rp 225.555
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
HASAN BASORY RUSTA Rp 150.000
RAFNI AULIAMUFTI Rp 127.000
GHAFAR MUZANNI Rp 100.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
RIYADINA Rp 20.000
AZIS SUPRIYANTO Rp 300.000
LAPORAN KEUANGAN-
FENDI MAULANA GOJA Rp 150.000
GIRI SUDIARTO Rp 2.000.000
YANU SAKTIAJI Rp 100.000
YOS IRWAN Rp 4.500.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
YUWONO BANGUN NAGO Rp 300.000
ANTONIUS MALANG Rp 5.000.000
GANJAR NUGRAHA Rp 100.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
IRDAWATI Rp 10.000.000
PRIYONO Rp 103.275
SUCI DEWI AYURARAS Rp 100.000
RIBUT NUR ABIDIN Rp 100.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
HELMI SUSANTO Rp 10.000
ANITA KOMALA SARI Rp 50.000
TASLIM MAKAMIMAN Rp 50.000
CHAIRUDDIN SSOS Rp 70.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
ZAKAT R JOHNNY HADI RAHA
Rp 100.000
GHAFAR MUZANNI Rp 100.000
AGUS KUSWANDOJO Rp 50.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
LETYANA WIDYAPUTR Rp 110.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
R JOHNNY HADI RAHA Rp 100.000
HERI IRWINANTO Rp 150.000
IWAN SETYASMOKO Rp 1.000.000
ADIE M RAHMAN Rp 1.000.000
ILYAS ST Rp 400.000
DISTYA WINABAYU Rp 52.066
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
HENNY NOVITASARI Rp 125.000
ACHYAR ARFAN Rp 600.888
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
TITI ANGGRAINI Rp 500.000
YUDHA PRATAMA JAYA Rp 150.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
LETYANA WIDYAPUTR Rp 50.000
GANJAR NUGRAHA Rp 6.000.000
RISMA ROYANI Rp 500.000
GHAFAR MUZANNI Rp 100.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
HELMI SUSANTO Rp 10.000
RIYADINA Rp 25.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
ACHYAR ARFAN Rp 500.888
A.SYAKUR Rp 245.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
ILYAS ST Rp 1.000.000
YOPIE DONA YUWONO Rp 150.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
ADILA BEBHI SUSHAN Rp 30.000
AGUNG PRASONGKO PU Rp 175.000
EDI TARMUDJI Rp 100.000
ATIK FARIHAH Rp 100.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
BURANG RIYADI Rp 200.000
GHAFAR MUZANNI Rp 1.700.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
HELMI SUSANTO Rp 10.000
YANDI WIBOWO Rp 10.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
ILYAS ST Rp 200.000
ILYAS ST Rp 300.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
ISTIONO SE Rp 100.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
ERWIN HERIYANTO Rp 130.000
GATUT RADITYA Rp 300.000
KHADIK WINARTO RID Rp 500.000
ZUDI DWI PURNOWO Rp 56.000
DISTYA WIENABAYU Rp 68.316
HERLAMBANG SUKMA S Rp 100.000
SHAFFIRA DIRAPRANA Rp 200.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
TRIANTO IRAWAN Rp 500.000
SJAFRIEL NAZARUDDI Rp 500.000
YANDI WIBOWO Rp 70.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
HENI WIJAYANTI Rp 50.000
ENNY YUDIANTO Rp 500.000
GHAFAR MUZANNI Rp 200.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
HELMI SUSANTO Rp 10.000
MUHAMMAD DIJATMIKA Rp 650.000
DYAH EDI HARTATI Rp 103.000
TITI ANGGRAINI Rp 500.000
WAHYU MUHAMMAD AQO
Rp 200.000
SUCI DEWI AYURARAS Rp 100.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
RISMA ROYANI Rp 500.000
IVAN ISKANDAR ALAI Rp 800.000
ZARDA AFRIETA Rp 105.000
DINI MAHARANI Rp 9.375.000
MOH NAWAWI Rp 100.000
KHUSNI MUSTAQIM Rp 365.000
MAKSUM ZULFIKAR SA Rp 100.000
YENITA SSI A PT Rp 200.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
ADLIAL ARIF Rp 150.000
TARI ISDIYAH Rp 400.000
AHMAD SYAHRI QISTH Rp 95.000
ILYAS ST Rp 800.000
CUT MEUTIA KEMALAS Rp 225.000
AVON TESTRI WOBOWO Rp 11.111
MOH RIEZA RAKHMAN Rp 400.000
HASAN BASORY RUSTA Rp 150.000
HENI RACHNINGTYAS Rp 300.000
Jumlah Rp 78.971.430
LAPORAN KEUANGAN-LAPORAN KEUANGAN-
BCA Zakat Bekasi-8780120003
NAMA DONASI
DANANG INDRA WINAR Rp 25.000
DWI PRIYANDONO Rp 10.000
MUHAMAD SODIK ARIP Rp 26.395
Jumlah Rp 61.395
BCA Zakat Jogja-8780118181
NAMA DONASI
HILWIYATUL AHLA Rp 100.000
UMMI ZUBAIDAH Rp 200.000
DWI DARMAWAN Rp 34.000
RIZA PRADANA Rp 300.000
Jumlah Rp 634.000
Mandiri Zakat-1230005117405
NAMA DONASI
zakat bonus okt DEWI RAHMAWATI ANJANI
Rp 600.000
REZA ADHITYA NUGRAHA Rp 100.000
dr.Taufik Mesiano Rp 200.000
WARTO Rp 50.000
SRI SURONO Rp 100.000
ARIEF WICAKSONO Rp 107.799
AKHMAD NAWAWI Rp 52.000
EKA FITRI WULAN DARI Rp 500.000
PRADITA DEVIS DUKARNO Rp 353.000
JAWADI Rp 400.000
ABDURAHMAN Rp 200.000
ABDURRAHMAN Rp 166.000
DARI MAKPUI Rp 350.000
ZAKAT Setor Tunai Rp 2.000.000
RAFIKA DORA WIJAYA Rp 500.000
FIRMAN SETIONO Rp 415.000
ARIF SETYADI Rp 50.005
ZAKAT Setor Tunai Rp 1.557.500
DEVI EKA NUSANTI Rp 50.000
NANING GUSTI Rp 575.000
ACHMAD RISHADI AFFANDI
Rp 230.000
DEVI EKA NUSANTI Rp 50.000
IBNU TSANI Rp 250.000
DWI NOVIYANINGSIH Rp 200.000
ANA NUR FITRIYATI Rp 334.540
DEVI EKA NUSANTI Rp 70.000
SAPTI SUPRIYANI Rp 75.000
ASHRIL HIDAYAT Rp 104.125
DEVI EKA NUSANTI Rp 50.000
INFAQ ANNISA Rp 100.000
UMI ROKHANI Rp 200.000
HARYADI Rp 100.000
DEVI EKA NUSANTI Rp 50.000
BAMBANG TRIWIBOWO Rp 25.000.000
BUDI PRASETYO Rp 195.000
SYAIFULLAH ARSYAD Rp 250.000
ZAKAT SWR DAN REKAN Rp 962.500
ZAKAT SWR DAN REKAN Setor Tunai
Rp 6.375.000
DEVI EKA NUSANTI Rp 50.000
DEWI MUTI'AH PATRIA BAKTI ANUROGO
Rp 300.000
ATMB trf Credt 94844444 Rp 500.000
DEVI EKA NUSANTI Rp 60.000
DARI 5264222731001558 Rp 250.000
DEVI EKA NUSANTI Rp 50.000
M. ANDY RAHMAD WIJAYA Rp 1.000.000
ATMB trf Credt 00011234 Rp 1.000.000
SUHARSONO ADNAN Rp 15.000.000
AJI MUHAMMAD YUSUF Rp 525.000
AGUS NURAMAL Rp 300.000
TITI SUDARYANTI Rp 500.000
WIDYANTARI Rp 200.000
TAUFIK MESIANO Rp 500.000
DEVI EKA NUSANTI Rp 70.000
DARMAWAN BUDI SETYANTO
Rp 1.000.000
ASHRIL HIDAYAT Rp 48.125
ZAKAT Setor Tunai Rp 1.200.000
DARI ESY DWI PUTRIANTI Rp 200.000
DEVI EKA NUSANTI Rp 50.000
EKA WIDIATI Rp 500.000
ZAKAT Setor Tunai Rp 400.000
MENTARI PUJI LESTARI Rp 100.000
ZAKAT SWR & REKAN Rp 5.988.889
NADIA KHAERANI Rp 137.000
FAJRIG ARSYELAN Rp 500.000
SELMY PATRICA WIBAWA Rp 250.000
DEVI EKA NUSANTI Rp 100.000
PROBIAN TAFTAYANI Rp 1.000.000
TANGGUH SAKYA Rp 160.000
ZAKAT Setor Tunai Rp 1.078.000
ZAKAT Setor Tunai Rp 611.875
I M. REZA KURNIAWAN Rp 200.000
HERLI WIDANI Rp 50.000
DARI 1270004406409 Rp 200.000
DARI 1640000457616 Rp 250.000
DARI SHINTA NOORVIAN MARTIN Transfer ATM S1NDA028 /4850567437/ATM-DEPDIKNAS
Rp 500.000
M WILDAN AL FAROBI Rp 60.000
ASHRIL HIDAYAT Rp 61.250
THORIQ ARRIDLWAN ARIA Rp 109.000
JAZIM WIJAYANTO Rp 400.000
ZAKAT Setor Tunai Rp 1.065.625
RUSDI RIDHA Rp 1.000.000
ARIF GUSMAN Rp 400.000
IRA MASIRAH Rp 1.000.000
MUHAMMAD IQBAL Rp 50.000
RAFIKA DORA WIJAYA Rp 300.000
MUHAMMAD AULIA Rp 425.000
MEITY WIDYASTUTI Rp 200.000
Jumlah Rp 82.822.233
Syariah Mandiri Zakat-7001318408
NAMA DONASI
Trf PRIMA to BSM - Prima Rp 50.000
Trf PRIMA to BSM - Prima Rp 800.000
Trf PRIMA to BSM - Prima Rp 295.000
DEDI ADITIYA Rp 200.000
zakat penghasilan Rp 159.000
Biaya Administrasi Rp 15.000
LAPORAN KEUANGAN-LAPORAN KEUANGAN-
KAS KANTOR JAKARTA
NAMA DONASI
BAIT SURAU Rp 10.000.000
Jumlah Rp 10.000.000
KAS KP. JOGJA
NAMA DONASI
Ibu Yuyun Wijayanti Rp 1.000.000
Ibu Siti Mawadati Rp 500.000
Lika Rp 200.000
Jumlah Rp 1.700.000
BSM ATM Transfer To 7001318408
Rp 300.000
ACHYAR ABDUL MUTHOLIB
Rp 10.000.000
Trf PRIMA to BSM - Prima Rp 200.000
Trf BSM to BSM - Mandiri Rp 400.000
ZAKAT MAAL HERI S Rp 9.350.000
ATMB Transfer To BSM 0090033333
Rp 2.500.000
Setoran Tunai Rp 500.000
BSM ATM Transfer To 0090033333
Rp 1.200.000
zakat mal okt 2016 Rp 700.000
FT16300RV4HS\BNK Rp 4.000.000
retno dwi Rp 5.000.000
DR SAHLAN SANUS Rp 15.000.000
zm Rp 260.000
FT16305Z4YDW\BNK Rp 5.500.000
FT16305L1WFY\BNK Rp 400.000
Jumlah Rp 56.829.000
Penerimaan Dana Infaq
BNI Syariah I/S-0091539411
NAMA DONASI
MAULANA MU Rp 100.000
LENI SUSA Rp 100.000
DARI 204769032 Rp 100.000
DARI 326077236 Rp 150.000
ILHAM Rp 50.000
DALLE TANG ISMAIL Rp 100.000
DARI 92165089 Rp 500.000
DARI 243887765 Rp 150.000
Jumlah Rp 1.250.000
BRI I/S-023001001404305
NAMA DONASI
CITRA ROSIANA Rp 150.000
KARNITA WAHYUN Rp 100.000
AABIDULLAH SHO Rp 100.000
NUR HANDAYANI Rp 50.000
AHMAD MUSAWIR Rp 250.000
Bunga Rekening Rp 136.965
Pajak Rp 27.393
FARID HAJIRI Rp 600.000
SULTAN RIZKY M Rp 10.000
Jumlah Rp 1.424.358
BCA I/S-8780040051
NAMA DONASI
KAMIN FANDY Rp 150.000
AHMAD RIZA TAUFA Rp 200.000
MOHAMMAD NASIR Rp 250.000
ADI SISWANDANA Rp 100.500
HASAN BASORY RUSTA Rp 150.000
ILYAS ST Rp 100.000
ILYAS ST Rp 100.000
RIYADINA Rp 30.000
AUNURROFIQ FITRIADI Rp 150.000
SUCI DEWI AYURARAS Rp 50.000
OKKI MAKMURI Rp 50.000
EDWIN FERDIANSYAH Rp 50.000
RIYADINA Rp 30.000
MUTIA FARIDA Rp 600.000
MUTIA FARIDA Rp 520.000
KURNIAWAN WINATA Rp 100.000
MOHAMMAD RIZKI PRA Rp 200.000
MUHAMMAD HUDZAIFAH Rp 11.000
NILA RATNASARI AND Rp 20.000
DEVIA RATNA SARI Rp 30.000
EDWIN FERDIANSYAH Rp 50.000
OKKI MAKMURI Rp 50.000
RIYADINA Rp 50.000
KAMAL Rp 10.000
MUHAMMAD HUDZAIFAH Rp 10.000
DEVIA RATNA SARI Rp 50.000
EDWIN FERDIANSYAH Rp 50.000
BAMBANG IRAWAN Rp 50.000
OKKI MAKMURI Rp 50.000
RIYADINA Rp 50.000
SITI RIZKIYAH KAMIL Rp 30.000
AHFADIN HARFAN Rp 500.000
SYAWALUDIN Rp 20.000
NUGRAHA DEWATA Rp 200.000
HERLAMBANG SUKMA Rp 100.000
TEDDY YOSZA HIDAYA Rp 300.000
EDWIN FERDIANSYAH Rp 50.000
OKKI MAKMURI Rp 50.000
LAPORAN KEUANGAN-
CHUZAIMAH AGUSLIAN Rp 600.000
RIYADINA Rp 40.000
NILA RATNASARI AND Rp 50.000
LESTARI WIDYATINING Rp 50.000
NIKEN TATI KINTARS Rp 150.000
SUCI DEWI AYURARAS Rp 50.000
SRI WINARNI RUDI BUDIANTO A
Rp 500.000
NOVITA SANJAYA Rp 50.000
NURUL ITQI Rp 61.200
HASAN BASORY RUSTA Rp 150.000
Jumlah Rp 6.202.700
Danamon -5500661912
NAMA DONASI
STAMP DUTY FEE -
BERS TRF 1370011789324 MANDIRI
Rp 25.000
BERS TRF 1370011789324 MANDIRI
Rp 25.000
BERS TRF 1370007819762 MANDIRI
Rp 10.000
BERS TRF 1370011789324 MANDIRI
Rp 25.000
BERS TRF 1370007819762 MANDIRI
Rp 25.000
BERS TRF 1370011789324 MANDIRI
Rp 25.000
BERS TRF 1370011789324 MANDIRI
Rp 25.000
INDRA ELANA Rp 400.000
Jumlah Rp 560.000
Mandiri -123.0005117.371
NAMA DONASI
BASUKI RAHMAD Rp 75.000
RATMI R Rp 20.000
WARTO Rp 50.000
ARVI FAUZI ISHLAHOEL HAQ
Rp 50.000
SRI SURONO Rp 100.000
AGUS PRIHANTORO Rp 150.000
NOOR IRSALINA Rp 200.000
CK 051252-Tarik Tunai 00051252
Rp 250.000.000
PUTU AYU P AGUSTIANANDA
Rp 10.000
dari 5198930370040734 Rp 300.000
BASUKI RAHMAD Rp 75.000
EMIR SURYO GURITNO Rp 100.000
dari 5371762690074666 Rp 300.000
ALEX MONDRI Rp 50.000
EDI KARTONO Rp 25.418
PT. BINTANG TOEDJOE (TUJUH) - 031
Rp 100.000.000
AHMAD MUSAWIR Rp 100.000
ATMB trf Credt 45157002 Rp 800.000
EMIR SURYO GURITNO Rp 100.000
dari 5264221230547376 Rp 200.000
dari 5221842090473544 Rp 85.000
PUTU AYU P AGUSTIANANDA
Rp 10.000
EMIR SURYO GURITNO Rp 100.000
ISNA LUTHFIANA ROSYADA
Rp 128.450
RATMI R Rp 50.000
BASUKI RAHMAD Rp 75.000
ALEX MONDRI Rp 50.000
ATMB trf Credt 45157002 Rp 800.000
BASUKI RAHMAD Rp 75.000
BASUKI RAHMAD Rp 75.000
dari 5221842065811777 Rp 250.000
EMIR SURYO GURITNO Rp 50.000
DARI 1330004954319 Rp 20.000
SYAIFULLAH ARSYAD Rp 300.000
INDAH PUSPITASARI Rp 150.000
PUTU AYU P AGUSTIANANDA
Rp 10.000
ALEX MONDRI Rp 50.000
BASUKI RAHMAD Rp 75.000
Setor Tunai Rp 10.000.000
MUHAMMAD NAJIB Rp 200.000
IMAM SYAFII Rp 100.000
DARI 5264220041836300 Rp 800.000
EMIR SURYO GURITNO Rp 50.000
IKA AGUSTIN HANDYANI Rp 300.000
LULU ANGGIAMURNI Rp 1.000.000
PUTU AYU P AGUSTIANANDA
Rp 10.000
I AZIS ASRORUDIN Rp 500.000
IDIAL SARI RUSTENIA Rp 100.000
IDIAL SARI RUSTENIA Rp 100.000
DARI 1190004044135 Auto Transfer
Rp 2.000.000
Transfer SMS DARI ALEX MONDRI
Rp 50.000
DARI M SYAINI USMAN Transfer ATM S1AW16EA /5469651126/ATM-RM KUNANG2
Rp 2.500.000
DARI 5264220041836309 Rp 800.000
DARI 5264220890693793 Rp 300.000
MUHAMMAD IRFAN YUSUF
Rp 300.000
Setor Tunai Rp 1.000.000
EMIR SURYO GURITNO Rp 50.000
BASUKI RAHMAD Rp 75.000
PUTU AYU P AGUSTIANANDA
Rp 10.000
ARVI FAUZI ISHLAHOEL HAQ
Rp 50.000
DARI ENGGAR WAHYU APRIYANTO Transfer ATM S1ADACGI /6771732974/ATM-PT UIN
Rp 75.000
IMAM SYAFII Rp 100.000
Jumlah Rp 375.528.868
Mandiri Kmnsiaan-123.0099008999
NAMA DONASI
DARI 5221842072616482
Rp 99.993
ANTON DARMAWAN Rp 1.000.000
RS MUH PKU CEPU Rp 5.000.000
MOH SYAFEI ATMODIWIRYO
Rp 100.000
ATINA MUFLIHAH Rp 200.000
DONASI GAZA-YULIUS FIKA DIERVIN
Rp 100.000
ATMB trf Credt 00000479 Rp 1.500.000
ATMB trf Credt 00001278 Rp 500.000
DARI 5264222160578787 Rp 150.000
MUHAMMAD ZULFI IFANI Rp 1.000.000
DHINI ANJARWATI Rp 100.000
0000438440/ATB-0000000000011
Rp 1.075.000
DARI 6013012312435644 Rp 3.450.000
BCA Kemanusiaan - 8780171171
NAMA DONASI
RAHMAWATI 5.801.613
ZAKAT VITTA IKENR BA 500.000
RINI PARLINA 200.000
YAKUB-BANJIR GARUT 29.559.000
DIAN FIKRIANI-DONASI GARUT
150.000
ARI HIDAYAT 50.000
LAPORAN KEUANGAN-
BNI S Kemanusiaan-0091539444
NAMA DONASI
ISMAIL Rp 5.000
M ANDY Rp 250.000
DARI 8010031666 Rp 350.000
Jumlah Rp 605.000
"DARI MUHAMMAD IQBAL Transfer ATM S1AD12L5 /5076532840/ATM-IM KBN KCNG"
50.000
Jumlah Rp 14.324.993
Syariah Mandiri -70011329655
NAMA DONASI
Trf PRIMA to BSM - Prima Rp 200.000
Biaya adm. BSMNET September 16
Rp 2.500
Biaya Administrasi Rp 15.000
Trf PRIMA to BSM - Prima Rp 200.000
Trf PRIMA to BSM - Prima Rp 100.000
ATMB Transfer To BSM 7001329655
Rp 50.000
Trf BSM to BSM - Mandiri Rp 400.000
Trf BSM to BSM - BSMobile Rp 200.000
Trf BSM to BSM - Mandiri Rp 200.000
Trf PRIMA to BSM - Prima Rp 100.000
Jumlah Rp 1.467.500
Penerimaan Dana Kemanusiaan
DARI 002010026287736996888
20.000
JAMHARI 55.555
CHUZAIMAH AGUSLIAN 600.000
ZAKAT VITTA IKENUR BA 500.000
BIAYA ADM -
BUNGA 73.732
PAJAK BUNGA -
Jumlah Rp 37.509.900
PENERIMAAN JUMLAH
Dana Zakat Rp 247.994.403
Dana Infaq Rp 399.508.319
Dana Kemanusiaan Rp 38.114.900
Dana Waqaf Rp 1.500.000
Jumlah Total Penerimaan Rp 687.117.622
Total Penerimaan Dana Lazismu Periode Oktober 2016
BNI S Dolar 144258435
NAMA DONASI
HELMI WAHIDI Rp 500.000
DARI 7039488207 Rp 1.000.000
Jumlah Rp 1.500.000
Penerimaan Dana Waqaf
LAPORAN KEUANGAN-
LAPORAN QURBAN-
Apa jadinya jika kegiatan jalan-jalan atau traveling diisi dengan kegiatan kedermawanan? Tentulah, selain dapat melepas penat,
kepekaan rasa kemanusiaan pun bisa didapat. Model traveling yang dikenal dengan traveling filantropis (philanthropic travelling), ini belakangan makin populer di dunia. Bahkan, telah merambah ke Indonesia.
Salah satu komunitas jalan-jalan yang berusaha menyelipkan misi-misi kedermawanan dalam kegiatan-kegiatannya adalah Jakarta Jalan Jalan (Triple J). Cikal bakal komunitas ini sudah ada sejak tahun 2011, namun baru resmi didirikan pada 29 Maret 2012. Sosok kunci dibalik pendirian Triple J adalah dua anak muda penyuka traveling, yakni Dhayan Amiey dan Aditya Al Fikri.
Dhayan berkisah kepada Matahati bahwa Triple J mulanya hanya komunitas traveling biasa. Tujuannya dibentuk semata-mata untuk mewadahi siapa saja yang hobi jalan-jalan untuk melakukan trip bersama demi mengirit biaya. Mula-mula anggota Triple J hanya berjumlah 7 orang, namun lama-kelamaan beranggota tetap sekitar 60 orang. Jumlah itu belum termasuk partisipan yang biasanya ikut open trip.
Berbekal kesolidan anggotanya, Triple J
pun mulai mengajak traveler untuk terlibat
dalam aksi kedermawanan maupun pemberdayaan
masyarakat sekitar di sela-sela kegiatan trip atau
saat tidak diadakan trip. Motivasinya sesugguhnya
simpel saja, selagi mendapatkan kesenangan
mengeksplorasi tempat-tempat baru, mengapa pula tidak
sekalian berbagi kepada sesama?
Sembari Mengolah Rasa Kemanusiaan
JALAN-JALAN-
Jalan-Jalan
Pondok Pinang Raya 28, Ps. Jumat, Jakarta Selatan
@JKTjalanjalan
Berawal dari pemikiran sederhana itulah Triple J selalu menyelipkan kegiatan-kegiatan berdampak sosial. Kegiatan-kegiatan yang pernah dilakukan, seperti menggelar bakti sosial (baksos), menggalang dan memberikan donasi yang bersifat karitatif, membagi-bagikan buku untuk anak-anak yang kurang mampu dengan tagline “1 traveler 1 book”, menggelar tontonan film edukatif, hingga mengajar selama seminggu di tempat-tempat yang dikunjungi.
Untuk keperluan kegiatan sosial, Triple J memberlakukan sistem berbagi biaya (system cost-share), di mana setiap peserta yang mengikuti trip akan dikenakan charity
fee sebesar 2,5%. Donasi yang terkumpul kemudian digunakan untuk agenda #CharityTrip dalam bentuk berbagi kepada saudara-saudara yang kurang beruntung di tempat tujuan.
Beberapa kota yang pernah dikunjungi Triple J, antara lain, Bogor, Malang, Banten, Semarang, Jogjakarta, Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Bali, Lombok, Lampung, juga Belitung. Dhayan mengatakan, program Triple J yang paling berkesan dan menginspirasi lingkungan sekitar adalah program #BergantiKaki yang digelar di Bogor pada bulan September yang lalu. Warga yang mendapat bantuan tidak pernah menyangka ada komunitas jalan-jalan bisa berpartisipasi membantu mereka mendapatkan kaki palsu.
Dalam setahun, Triple J mengadakan trip sebanyak 3-4 kali. Tidak setiap trip diselingi program yang berdampak sosial. Dhayan mengakui, tidak mudah untuk menyatukan ide setiap anggota Triple J yang kemauannya berbeda-beda. Karena itu, setiap kegiatan sosial on-trip harus direncanakan dengan matang, setidaknya 2-3 bulan sebelumnya.
Dengan alasan itu pula, setiap ide yang muncul saat trip berlangsung dipastikan baru akan dilaksanakan pada kesempatan berikutnya. Kondisi agak berbeda berlaku saat
JALAN-JALAN-
off-trip, di mana Triple J selalu menggelar baksos selama bulan Ramadhan berlangsung.
Dari segi keanggotaan, umumnya traveler yang bergabung dengan komunitas Triple J berasal dari Jakarta (80%), sementara sisanya berasal dari Bintan, Malang, Semarang, Salatiga, juga Jogjakarta. Menariknya, usia anggotanya berada di rentang 20-35 tahun. Mereka umumnya pekerja dari pelbagai profesi, semisal finance staff, account staff,
tax staff, media planner, guru, staf gudang, juga pelajar dan mahasiswa. Banyak di antara mereka yang juga aktif ngeblog (blogger
traveler).
Dhayan menganggap hubungan di antara
semua anggota Triple J layaknya keluarga. Untuk ke depan, ia tak ingin muluk-muluk mengandaikan Triple J menjadi lembaga resmi serupa yayasan atau semacamnya. “Ingin seperti ini, tidak besar tapi anggotanya kompak. Karena kita bukan sekedar komunitas tapi keluarga,” imbuh Dhayan.
Harapan Dhayan dapat dimaklumi mengingat tidak sedikit tantangan dalam menjalankan program-program traveling filantropis. Tantangan paling berat tentu saja menjamin program-program berdampak sosial dapat berkelanjutan dan menginsipirasi masyarakat sekitar secara berkesinambungan. Untuk melakukannya tentu saja Triple J memerlukan sistem penjadwalan yang komprehensif dan sumber daya memadai yang akan mendapat giliran, apalagi tidak semua traveler mau kembali ke daerah yang sama saban tahunnya. [AS]
KOMUNITAS-
Tahun 2103 lalu, kita dihebohkan dengan sosok Tasripin. Sosok belia yang harus bertahan hidup dan terpaksa putus sekolah karena harus menghidupi ketiga adiknya. Tasripin pun menjadi petani di Dusun Pesawahan, Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah.
Di usianya yang masih belasan itu Tasripin menjadi perbincangan hangat, di tengah buruknya sistem pendidikan di negara kita yang aksesnya tidak bisa dinikmati Tasripin dan kawan-kawannya di dusun itu.
Bagaimana dengan nasib Tasripin sekarang? Berdasarkan penelusuran Matahati, setelah tamat dari sekolah dasar, kini Tasripin bersekolah di MTs Pakis, Dusun Pesawahan, Cilongok, Banyumas. Di dusun itulah Komunitas Pakis berada melakukan pendampingan dan pemberdayaan terhadap anak-anak petani yang terpinggirkan.
KOMUNITAS PAKIS
Pemberdayaan Komunitas Pendidikan Anak-anak Petani di Lereng Gunung Slamet
Komunitas-pakis-banyumas
Menurut Isrodin, salah satu penggagas Komunitas Pakis, Tasripin bersama anak-anak petani lainnya di dusun itu mendapat pendampingan di pusat kegiatan belajar mengajar masyarakat. Anak-anak di sini rata-rata dari keluarga ekonomi yang tidak mampu. “Mereka anak-anak terpencil yang sama dengan anak-anak pada umumnya dan ingin merasakan bangku sekolah” kata Isrodin yang lulusan Jurusan Tarbiyah (Pendidikan Guru Agama Islam) STAIN Purwokerto.
Sejak 2012, Komunitas Pakis berdiri di Kampung Pesawahan RT 4/RW 4 Desa Gununglurah, Cilongok Banyumas, untuk memenuhi minat belajar anak-anak di lereng Gunung Slamet. Terkait dengan nama Pakis yang unik itu, Isrodin menjelaskan bahwa Pakis adalah nama tanaman khas di lereng pengunungan. Bersama kawan-kawan kami berbagi mendampingi untuk pemberdayaan, lanjut Isrodin yang juga Kepala Sekolah MTs Pakis.
Komunitas Pakis dalam makna yang lain secara pedagogis adalah sekolah alternatif. Secara konsep kami menggunakan pendekatan Agroforestry, yaitu mengkombinasikan metode pembelajaran learning by doing yang
KOMUNITAS-
menggabungkan materi serta mengenalkan siswa pada kegiatan seputar pertanian dan kehutanan.
“Anak-anak selain belajar di kelas yang sebagian bilik bambu, selebihnya belajar langsung di lapangan bagaimana menanam sayuran, palawija, dan berternak kambing,” ungkap Isrodin yang pernah terlibat aktif dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Cabang Banyumas.
Selain pembelajaran secara langsung, anak-anak lereng Gunung Slamet ini mendapat fasilitas taman baca dengan buku-buku menarik yang sebelumnya tidak pernah diperoleh mereka, lanjut Isrodin. Kami juga melibatkan masyarakat setempat bagaimana pemberdayaan terhadap anak-anak mereka agar tetap berlangsung.
Untuk pengajar tidak terbatas ruang dan waktu, siapapun bisa bergabung di sini. Inilah pendidikan seumur hidup. “Impian kami dan Komunitas Pakis ke depan adalah memadukan konsep pembelajaran dan Taman Petani (Park
Farmer) dapat terwujud,” tutur Isrodin. [NA]
INSPIRASI-
Sebuah Kata, SebuahGagasan
JALAN-JALAN-