DORMANSI BENIH

download DORMANSI BENIH

of 8

Transcript of DORMANSI BENIH

IV. DORMANSI BIJIA. Pendahuluan1. Latar BelakangBenih merupkan alat perkembangbiakan generatif. Sebagai alat perkembangbiakan, benih mempunyai peran yang sangat penting untuk melanjutkan keturunan atau perbanyakan tanaman. Hambatan benih untuk perbanyakan tanaman adalah waktu istirahat benih, dimana benih tersebut hidup tetapi tidak berkecambah walaupun lingkungannya mendukung disebut juga dengan dormansi. Dormansi adalah suatu keadaan dimana pertumbuhan tidak terjadi walaupun kondisi lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan. Pada beberapa jenis varietas tanaman tertentu, sebagian atau seluruh benih menjadi dorman sewaktu dipanen, sehingga masalah yang sering dihadapi oleh petani atau pemakai benih adalah bagaimana cara mengatasi dormansi tersebut. Benih yang mengalami dormansi biasanya disebabkan oleh rendahnya atau tidak adanya proses imbibisi air yang disebabkan oleh struktur benih (kulit benih) yang keras, sehingga mempersulit keluar masuknya air ke dalam benih. Manfaat dormansi benih untuk mencegah agar benih tidak berkecambah dahulu sebelum di produksi. Apabila benih sudah berkecambah sebelum di produksi maka akan menurunkan kualitas dan kuantitas benih.Dormansi pada benih dapat berlangsung selama beberapa hari, semusim bahkan sampai beberapa tahun tergantung pada jenis tanaman dan dormansinya. Pertumbuhan tidak akan terjadi selama benih belum melalui masa dormansinya, atau sebelum dikenakan suatu perlakuan khusus terhadap benih tersebut. Dormansi dapat dipandang sebagai salah satu keuntungan biologis dari benih dalam mengadaptasikan siklus pertumbuhan tanaman terhadap keadaan lingkungannya, baik musim maupun variasi-variasi yang kebetulan terjadi. Sehingga secara tidak langsung benih dapat menghindarkan dirinya dari kemusnahan alam. Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji ataupun keadaan fisiologis dari embrio atau kombinasi dari kedua kedaan tersebut. 2. Tujuan PraktikumTujuan praktikum acara Dormansi Benih adalah untuk mengetahui periode benih dan cara mengatasi dormansi benih.B. Tinjauan PustakaDormansi merupakan strategi benih-benih tumbuhan tertentu agar dapat mengatasi lingkungan sub-optimum guna mempertahankan kelanjutan spesiesnya. Terdapat berbagai penyebab dormansi benih yang pada garis besarnya dapat digolongkan kedalam adanya hambatan dari kulit benih (misalnya pada benih lamtoro karena kulit benih yang impermeabel terhadap air) atau bagian dalam benihnya (misalnya pada benih melinjo karena embrio yang belum dewasa). Benih yang mengalami dormansi organik ini tidak dapat berkecambah dalam kondisi lingkungan perkecambahan yang optimum (Sadjad 1993).Beberapa jenis biji tanaman memerlukan masa istirahat sesudah panen. After ripening period ini menunjukkan adanya perubahan biokimia dan fisiologis dalam biji yang lambat sebelum tumbuh menjadi tanaman. Perubahan perubahan ini mungkin mencakup pembebasan hormone, absorpsi air, difusi oksigen ke dalam biji, difusi CO2 keluar dari biji, dan sebagainya ( Salisbury and Ross 1995 ).Lamanya dormansi dapat diperpanjang dengan merendahkan suhu penyimpanan. Pada penelitiannya dengan menggunakan benih barley, oats, dan sorghum yang berbeda-beda. Brown mendapatkan bahwa dormansi pada hampir semua kultivar benih yang banyak terjadi dapat dipatahkan dengan menyimpannya pada suhu 40 oC. Robert mendapatkan bahwa dormansi pada beberapa kultivar Thai Chu 65 sampai lebih dari 100 hari (waktu 100 hari untuk mematahkan 50% benih dorman) pada kultivar Masalaci. Hull mematahkan dormansi pada benih kacang tanah jalar Florida dengan menyimpannya pada suhu 20 25 oC dan 40 oC. Justice mendapatkan bahwa satu-satunya cara mematahkan dormansi benih Cyperus rotundus adalah dengan menempatkannya pada lapisan basah pada suhu 40 oC selama tiga hingga enam minggu (Justice dan Bass 1990).Pertumbuhan embrio ditahan pada saat benih masak, tetapi mulai lagi pada perkecambahan. Benih membutuhkan air untuk berkecambah, oksigen, dan temperatur dimana suhunya antara 50 45 oC. Benih yang berkecambah memerlukan tiga faktor yang dibuat perkecambahan masak. Benih yang baru saja dipanen, walaupun tidak mengalami perkecambahan, tetapi memasuki tahap dormansi dan gagal merespon kondisi berkecambah (Thomson 1990).Dormansi dapat diatasi dengan melakukan perlakuan. Perlakuan sebagai berikut :1. Pemarutan atau penggoresan (skarifikasi, scarification) yaitu dengan cara menghaluskan kulit benih atau menggores kulit benih agar dapat dilalui air dan udara.2. Melepaskan kulit benih dari sifat kerasnya agar dengan demikian terjadi lubang-lubang yang memudahkan air dan udara melakukan aliran yang mendorong perkecambahan.3. Perusakan strophiole benih yang menyumbat tempat masuknya air.4. Stratifikasi terhadap benih dengan suhu rendah ataupun suhu tinggi5. Pemberian bahan kimia (Kartasapoetra 2003).C. Metedologi Praktikum1. Waktu dan Tempat PraktikumPraktikum Dormansi Benih dilaksanakan pada hari Selasa, 21 Mei 2013 pada pukul 10.30-12.30 WIB di Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman (EMPT) Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.2. Alat dan Bahana. Alat:1) Petridish2) Kertas Buram

b. Bahan:1) Benih Padi 2) KNO3 3) HNO3 0,01N3. Cara Kerjaa. Memilih benih yang akan diamati, masing-masing 15 benih.b. Melakukan perendaman benih pada larutan KNO3 dan HNO3 pada beberapa konsentrasi selama 16 jam.c. Mengecambahkan benih dalam petridish.d. Menjaga dan merawat benih. e. Menghitung kecepatan kecambah dan daya kecmbah benih.D. Hasil dan Pembahasan1. Hasil PengamatanTabel 4.1 Daya dan Kecepatan Kecambah pada Benih Padi (Oryza sativa) dengan Berbagai PerlakuanPerlakuanJumlah benih yang dikecambahkanJumlah benih yang berkecambahKKDK

47

Ciherang KNO3 1%Ciherang KNO3 2%Ciherang KNO3 3%Ciherang KNO3 4%Ciherang HNO3 0,01NKNO3 1%15151515151513151315151415151415151486,5%100%86,5%100%100%93,3%100%100%93,3%100%100%93,3%

Sumber: Laporan Sementara

Gambar 4.1. Foto Pematahan Dormansi pada Padi Perlakukan Ciherang HNO3 0,01N2. Pembahasan Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup atau bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal. Dengan demikian, dormansi merupakan suatu reaksi atas keadaan fisik atau lingkungan tertentu. Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik lingkungan, atau kimiawi. Selain itu, dormansi dapat dipandang sebagai salah satu keuntungan biologis dari benih dalam mengadaptasikan siklus pertumbuhan tanaman terhadap keadaan lingkungannya, baik musim maupun variasi-variasi yang kebetulan terjadi. Bila suatu benih berada dalam suatu keadaan dimana pertumbuhan tidak terjadi walaupun kondisi lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan, itu juga berarti benih dalam keadaan dorman.Tipe dormansi benih ada 3 yaitu impermeabilitas kulit biji terhadap air, pada tipe ini pengambilan air terhalangi oleh kulit biji yang mempunyai lapisan sel-sel palisade berdinding tebal pada permukaan paling luar dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin dan bahan kutikula. Tipe kedua resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio, pada tipe ini keadaan dorman disebabkan oleh kulit biji yang cukup kuat untuk menghalangi pertumbuhan dari embrio. Tipe ketiga permaebilitas yang rendah dari kulit biji terhadap gas-gas yang dapat mempengaruhi perkecambahan.Dormansi primer merupakan tipe dormansi yang umum paling sering terjadi. Copeland & Mc.Donald (2001) mengelompokkan dormansi primer menjadi dua sifat yaitu dormansi eksogenus yaitu tipe dormansi yang berhubungan dengan sifat fisik dari kulit, dormansi endogenus yaitu dormansi yang disebabkan sifat-sifat tertentu yang melekat pada benih, embrio benih yang rudimenter dan kepekaan terhadap suhu dan cahaya. Penyebab dormansi antara lain embrio yang tidak sempurna, embrio belum masak, kulit benih tebal, kulit benih impermeabel, dan terdapat senyawa-senyawa yang menghambat perkecambahan (Copeland & Mc.Donald 2001). Hambatan perkecambahan dapat disebabkan oleh kulit benih dan bahan kimia. Bahan kimia dapat menciptakan suatu tekanan osmotik yang tidak menguntungkan pada proses pertumbuhan, ada juga yang membentuk senyawa-senyawa penghambat pertumbuhan, membatasi pertumbuhanTeknik-teknik pematah dormansi yaitu dengan merendam benih padi pada larutan KNO3 dan HNO3 serta kontrol. KNO3 dan HNO3 mengandung gas etilen yang dapat mematahkan dormansi pada padi. KNO3 dan HNO3 merupakan perlakuan secara kimia untuk mematahkan dormansi benih. Ellis et al. (1983) melaporkan dari tiga tipe Oryza sativa, kultivar Indica memperlihatkan derajat dormansi benih yang paling besar, diikuti oleh kultivar Javanica, kemudian Japonica adalah yang mempunyai masa dormansi pendek. Pada kultivar Indica, dormansi benih dapat disebabkan oleh zat penghambat asam absisat (Hayashi 1987) atau perikarp yang impermeabel terhadap oksigen (Bewley & Black 1985). Penggunaan hormon seperti GA3, etilen, sitokinin dan KNO3 merupakan perlakuan pematahan dormansi pada kasus dormansi endogenous.Nitrit atau nitrat yang berasal dari larutan KNO3 diketahui memiliki stimulatory effect terhadap perkecambahan benih melalui perannya sebaga ion penerima elektron. Meningkatnya daya berkecambah benih padi diduga karena pematahan dormansi oleh impermeabilitas kulit benih terhadap oksigen dapat diatasi dengan perendaman dalam larutan KNO3 dan HNO3. Perendaman benih padi dalam larutan KNO3 dan HNO3 dapat meningkatkan daya berkecambah.

E. Kesimpulan dan Saran1. KesimpulanPraktikum tentang Dormansi Benih dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Dormansi merupakan kondisi dimana benih tidak mau berkecambah pada kondisi yang mendukung.b. Tipe dormansi benih ada 3 yaitu impermeabilitas kulit biji terhadap air, resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio, dan permaebilitas yang rendah dari kulit biji terhadap gas-gas yang dapat mempengaruhi perkecambahan.c. Teknik-teknik pematah dormansi yaitu dengan merendam benih padi pada larutan KNO3 dan HNO3.2. Saran Saran untuk praktium Dormansi Benih adalah sebagai berikut:a. Perlakuan untuk teknik pematahan dormansi benih sudah beragam.b. Kalau bisa tidak hanya mematahkan dormansi padi saja tetapi bisa ditambah jenis tanaman yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKAJustice, O.L dan L.N. Bass. 1990. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih. Rajawali Press. Jakarta.Kartasapoetra, A.G. 2003. Teknologi Benih. Rineka Cipta. Jakarta.Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Grasindo. Jakarta.Salisbury, F.B., dan C.W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press. Bandung.Thomson, J.R. 1990. An Introduction to Seed Technology. Leonard Hill. London.