don't know

7
Pemberian Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat Kurang Mampu Henricho Hermawan 10.2014.108 / A2 2 November 2014 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat Korespondensi Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Email: [email protected] Abstrak Kesulitan yang dialami oleh mereka yang tidak mampu tidak saja berasal dari factor ekonomi melainkan juga dari beberapa factor lainnya. Salah satu faktornya adalah peran pemerintah. Pemerintah kurang memperhatikan jaminan kesehatan kepada masyarakat, sehingga mereka sulit untuk berobat. Pemerintah seringkali melimpahkan masalah ini kepada rumah sakit untuk melakukan cara-cara agar mereka yang tidak mampu dapat memperoleh pelayanan kesehatan. Hal ini membuat rumah sakit sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan bingung karena bila mereka memberi pelayanan kepada masyarakat tidak mampu secara gratis akan menyebabkan rumah sakit nantinya akan kesulitan membayar biaya operasional, disisi lain apabila mereka mengabaikannya akan mendapatkan peringatan dari pemerintah. Masalah ini menimbulkan kebingungan di masyarakat mengenai pihak mana yang seharusnya lebih bertanggung jawab memberikan bantuan pelayanan kepada masyarakat, apakah rumah sakit sebagai penyedia layanan kesehatan ataukah pemerintah sebagai perwakilan negara. Pendahuluan

description

asdasdasdasdzxczxc

Transcript of don't know

Pemberian Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat Kurang MampuHenricho Hermawan10.2014.108 / A22 November 2014Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaAlamat Korespondensi Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Email: [email protected]

AbstrakKesulitan yang dialami oleh mereka yang tidak mampu tidak saja berasal dari factor ekonomi melainkan juga dari beberapa factor lainnya. Salah satu faktornya adalah peran pemerintah. Pemerintah kurang memperhatikan jaminan kesehatan kepada masyarakat, sehingga mereka sulit untuk berobat. Pemerintah seringkali melimpahkan masalah ini kepada rumah sakit untuk melakukan cara-cara agar mereka yang tidak mampu dapat memperoleh pelayanan kesehatan. Hal ini membuat rumah sakit sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan bingung karena bila mereka memberi pelayanan kepada masyarakat tidak mampu secara gratis akan menyebabkan rumah sakit nantinya akan kesulitan membayar biaya operasional, disisi lain apabila mereka mengabaikannya akan mendapatkan peringatan dari pemerintah. Masalah ini menimbulkan kebingungan di masyarakat mengenai pihak mana yang seharusnya lebih bertanggung jawab memberikan bantuan pelayanan kepada masyarakat, apakah rumah sakit sebagai penyedia layanan kesehatan ataukah pemerintah sebagai perwakilan negara.

PendahuluanPada masa kini, biaya hidup semakin meningkat. Hal ini juga berimbas kepada biaya kesehatan yang meningkat. Kesenjangan ekonomi yang ada di masyarakat membuat orang-orang yang mampu secara financial dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang layak, sedangkan bagi mereka yang tidak mampu makan akan sulit atau bahkan tidak mendapat pelayanan kesehatan. Bagi mereka yang tidak mampu, sakit adalah cobaan terbesar yang pernah ada karena apabila sakit mereka tidak dapat bekerja untuk memperoleh uang guna melanjutkan hidup sebaliknya uang yang mereka miliki digunakan untuk melakukan pengobatan. Kesehatan masyarakat bukan saja menjadi tanggung jawab penyedia layanan kesehatan dalam hal ini adalah rumah sakit akan tetapi peran pemerintah sebagai penyelenggara negara dalam melindungi rakyatnya sangatlah diperlukan. Sinergi yang terjadi diantara keduanya akan memberikan dampak yang signifikan dalam peningkatan status kesehatan masyarakat. Peningkatan tersebut akan memberikan efek pada keadilan social, hal ini berarti terciptanya suatu bentuk keadilan diantara semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kesehatan.

NegaraPada dasarnya manusia memiliki kebaikan dalam dirinya masing-masing namun karena adanya keegoisan yang ada didalam dirinya lah yang membuat adanya konflik didalam masyarakat. Oleh karena adanya konflik tersebutlah masyarakat melakukan kesepakatan untuk menekan konflik yang terjadi. Kesepakatan tersebut melahirkan sesuatu yang baru disebut negara.Negara adalah sesuatu yang didirikan berdasarkan kesepakatan bersama di dalam masyarakat yang bertujuan menghasilkan hubungan kontraktual dan transaksional terbuka antara semua pihak yang mengadakan kesepakatan itu.1 Kesepakatan tersebut terjadi setelah keadaan alamiah manusia saat lembaga-lembaga politik ataupun kekuasan belum ada. Pada masa itu segala tindakan manusia dilakukan berdasarkan kecintaan pada diri sendiri yang membuatnya akan selalu berusaha menjaga keselataman dirinya serta selalu memiliki naluri memuaskan keinginan manusiawinya.2 Tujuan dari negara adalah mewujudkan suatu konsep kebaikan yang melibatkan seluruh warga negara tanpa terkecuali.1 Konsep tujuan negara juga mengenai perlindungan individu dari ancaman kematian, selain itu negara juga dianggap sebagai sebuah institusi yang berdaulat sebagai hasil perjanjian dari para individu yang hendak melindungi keselamatannya.3 Perwujudan dari tindakan negara dalam hal melindungi masyarakat dari kematian adalah dengan mewujudkan suatu pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakatnya.

KesehatanKesehatan merupakan kebutuhan untuk setiap individu, mulai dari orang yang sedang sakit hingga orang yang sehat sekalipun.4 Kesehatan juga merupakan factor penting untuk setiap individu meningkatkan kualitas secara social dan ekonomi.5 Maka dari itu sangat penting untuk setiap individu di seluruh dunia memperoleh kesehatan dalam hidupnya.Walaupun demikian, masih banyak orang yang menyadari pentingnya untuk sehat. Kesehatan masih dipandang sebagai sesuatu yang tidak terlalu penting serta menempati prioritats rendah dalam kehidupan sehari-hari. Padahal dalam kondisi yang tidak sehat maka seseorang akan kehilangan produktivitasnya bahkan mereka menjadi konsumtif dan membenani orang lain.2 Hal ini menjelaskan bahwa kesehatan merupakan hak milik semua orang baik dilihat dari sudut pandang ekonomi (kaya-miskin), social (elit-non elit), geografik (desa-kota), umur (bayi-anak-anak, remaja, dewasa, orang tua) maupun status kesehatan (sakit-sehat).4Faktor perilaku dan lingkungan seseorang akan member kontribusi dan pengaruh kepada peningkatan derajat kesahatan.5 Seluruh aktivitas yang dilakukan seseorang mulai dari bangun pagi hingga tidur akan berpengaruh terhadap kesehatannya. Perilaku yang sehat akan memberikan dampak positif kepada peningkatan derajat kesehatan namun sebaliknya perilaku yang tidak sehat akan menurunkan derajat kesehatan seseorang. Oleh karena itu, seuluruh aktivitas seseorang akan selalu member pengaruh terhadap peningkatan atau pengurangan kualitas kesehatan.4

Pelayanan KesehatanHal ini merupakan public good, yang artinya ini merupakan alat pemuas untuk kebutuhan manusia yang umumnya disediakan oleh pemerintah, dengan melakukan pertimbangan bahwa ini merupakan sesuatu yang dibutuhkan orang banyak.6 Pelayanan kesehatan merupakan pendeketan yang paling mudah untuk melaksanakan tindakan perawatan kesehatan masyarakat mulai dari tingkat individu, keluarga hingga masyarakat dalam suatu bentuk yang dapat diterima dan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh penerima serta mengajak masyarakat untuk terlibat sepenuhnya.7Melakukan perencanaan pelayanan kesehatan yang baik untuk semua orang tidaklah mudah. Terkadang rencana yang sudah baik sekalipun tidak jarang terbentur dan gagal setelah sampai kepada tahap pelaksanaan karena orang-orang yang merencanakannya tidak secara memperhitungkan segala sesuatunya pada tahap pelaksanaan. Masalah ini menjadi lebih pelik karena manajemen pelayanan kesahatan tidak hanya terkait dengan beberapa kelompok masyarakat saja, tetapi juga sifat khusus dari pelayanan kesehatan.8 Sifat khusus dari pelayanan kesehatan adalah selama segala sesuatu dilakukan bertujuan untuk melakukan penyembuhan penyakit maka health provider dan pasien jarang akan mempertimbangkan biaya.Paling sedikit ada tiga pihak yang terlibat dalam manajemen pelayanan kesehatan, yaitu penyedia pelayanan kesehatan, kelompok yang menerima pelayanan kesehatan dan juga kelompok yang tidak secara langsung terlibat (perusahaan, pemerintah, keluarga). Ketiga kelompok ini memiliki kepentingannya masing-masing dalam pelayanan kesehatan sehingga tidak jarang mengakibatkan pelayanan kesehatan terganggu. Konflik kepentingan yang berasal dari tingkah laku manusia akan mendapatkan jalan keluar yang seimbang apabila dalam diskusi diterapkan pendekan keseimbangan antara kewajiban dan hak, serta hukuman dan ganjaran.8

Penyedia Layanan KesehatanRumah sakit sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan dihadapkan pada tanggung jawab social sedangkan disisi lain juga dihadapkan pada keterbatasan anggaran.6 Rumah sakit bertanggung secara social karena rumah sakit ada bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada semau masyarakat di segala lapisan namun disisi lain rumah sakit juga memiliki keterbatasan dalam keuangan sehingga tidak bisa dengan mudah memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang tidak mampu membayar.Tantangan lain yang dihadapi rumah sakit adalah masyarakat menginginkan dokter yang merawatnya memberikan pelayanan terbaik.6 Para health provider dalam hal ini dokter akan selalu dituntut untuk menggunakan kemampuan, teknologi serta obat-obatan yang murakhir. Hal ini dilakukan agar dapat memberikan rasa aman terhadap tanggung jawab moral yang dibebankan untuk menyembuhkan seseorang.8 Dalam hal ini rumah sakit berperan menjadi fasilitator alat-alat kesehatan untuk menunjang kinerja dokter dan membantu dokter menyembuhkan pasien dokter.Para heatlh provider, kerapkali mengambil keputusan medis berdasarkan evidende baces practiced dan patofisiologi penyakit.6 Untuk memperoleh hal itu harus melalui prosedur yang rinci. Disisi lain pihak rumah sakit tidak bisa menutup mata karena untuk memperoleh semua itu diperlukan biaya-biaya yang akan dibebankan kepada pasien. Hal inilah yang membuat semakin membesarnya biaya pengobatan.

Daftar Pustaka1. Madjid N. Indonesia Kita. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama ; 2004. h. 42-32. Suhelmi A. Pemikiran Politik Barat : Kajian sejarah perkembangan pemikiran negara, masyarakat dan kekuasaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama ; 2001. h. 2463. Hardiman FB. Ruang Publik : Melacak Partisipasi Demokratis dari Polis sampai Cyberspace. Yogyakarta : Kanisius ; 2010. h.1594. Sudarma M. Sosiologi untuk kesehatan. Jakarta : Salemba Medika ; 2008. h. 16-75. Maulana HDJ. Promosi kesehatan. Jakarta : EGC ; 2009. h. 846. Lubis AF. Ekonomi Kesehatan. Medan : USU Press ; 2009. h. 9-127. Effendy N. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. 2nd ed. Jakarta : EGC ; 1997. h. 68. Sulostomo. Manajemen kesehatan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama ; 2007. h 3-4.