Domba-Wonosobo
description
Transcript of Domba-Wonosobo
Domba Wonosobo
Kabupaten Wonosobo mempunyai luas daerah 98.467.965 Ha dengan jumlah penduduk
738.383 jiwa dengan 70% adalah petani pedesaan. Iklim yang sejuk dengan curah hujan yang
tinggi menjadikan kabupaten Wonosobo daerah yang baik dalam menyediakan pakan ternak
berupa hijauan sepanjang tahun. Domba Wonosobo tersebar dibeberapa kecamatan di
Kabupaten Wonosobo terutama pada lokasi yang mempunyai ketinggian diatas 600 meter
dpl. (Setiyawan dan Lukiwati, 2005). Bobot badan domba Wonosobo rentang antara 14-25 kg
dengan rata-rata bobot badan 20 kg pada umur 8-10 bulan (Kuntjoro, et al., 2009). Bobot
badan domba jantan dewasa kisaran 90-100 kg dan betina dewasa sebesar 50-70 kg (Dinas
Peternakan Kabupaten Wonosobo 2007).
Keputusan Menteri Pertanian nomor: 2915/Kpts/OT.140/6/2011 (2011) menyatakan
bahwa domba Wonosobo adalah domba lokal dari hasil persilangan antara domba Texel
dengan domba Ekor Tipis dan atau domba Ekor Gemuk. Domba Wonosobo memiliki
karakteristik warna bulu dominan putih pada bagian tubuh dan totol hitam pada bagian muka,
bentuk telinga kecil dan mengarah ke samping, garis muka cembung, garis punggung lurus
sampai dengan agak cekung dan bentuk ekor kecil pendek dengan ujung yang meruncing.
Domba Wonosobo bertemperamen tenang, bertubuh besar dan panjang. Dijelaskan lebih
lanjut bahwa tinggi pundak domba Wonosobo dewasa berkisar 77,5±1.7 cm pada jantan dan
72,2±3,1 cm pada betina. Panjang badan berkisar 106,2±8,8 cm pada jantan dan 95,2±5,8 cm
pada betina. Ukuran lingkar dada 118,4±8,8 cm pada jantan dan 82,0±4,5 cm pada betina.
dombos
Domba Dipadang Gembala
ASAL USUL DOMBA WONOSOBO.
Pada tahun 1954 Pemerintah Republik Indonesia mendatangkan Domba Texel dari
Netherland sejumlah 500 ekor terdiri dari 400 betina dan 100 jantan, Domba domba
tersebut didistribusikan ke empat lokasi yang bersuhu udara dingin yaitu : BATURADEN
(125 ekor), TAWANGMANGU (125 ekor), CIKOLE (125 ekor) dan REMBANG (125 ekor).
namun demikian ternyata perkembang biakan di lokasi tersebut kurang berhasil
Tahun 1957 sisa Domba Texel yang ada di BATURADEN sejumlah 5
ekor yang terdiri 1 jantan murni, 1 jantan keturunan dan 3 betina
keturunan dipindahkan ke Desa Menjer Kecamatan Garung Kabupaten
Wonosobo. Berawal dari lokasi Desa Menjer Kecamatan Garung, Domba
Texel berkembang biak dengan baik di Kabupaten Wonosobo, khususnya
di daerah yang bersuhu udara dingin seperti Desa Klowoh Kecamatan
Kalikajar, Desa Surengede, Desa Buntu, Desa Tambi dan Desa Kreo
Kecamatan Kejajar. Peternak yang memiliki domba lokal berkualitas bagus
biasanya ebih suka mengawinkan ternak betinanya dengan pejantan
Texel sehingga diperoleh keturunan ternak yang lebih bagus dibanding
ternak domba lokal dan ternyata domba hasil persilangan Texel dengan
Lokal menghasilkan Domba yang memiliki ciri-ciri seperti Texel dan lebih
bisa menyesuaikan terhadap kondisi lingkungan alam wonosobo,
sehingga perkembangbiakannya menjadi lebih cepat menyebar ke
beberapa wilayah. Domba keturunan Texel yang ada di Wonosobo
memiliki ciri-ciri yang sangat spesifik sehingga Oleh Bapak Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono Domba tersebut diberi nama DOMBOS (DOMBA
WONOSOBO). Mulai tanggal 17 Juni 2011 Domba Wonosobo telah
ditetapkan sebagai Rumpun Domba Wonosobo dengan Surat Ketetapan
Menteri Pertanian RI Nomor 2915/kpts/OT.140/6/2011
CIRI-CIRI DOMBA WONOSOBO
a. Bulu keriting halus dengan bentuk seperti spiral dan umumnya berwarna putih
b. Kulit dibawah bulu berwarna merah muda keputihan
c. Umumnya hidung dan kuku berwarna hitam
d. Telinga kecil dan pendek mengarah ke samping, jantan dan betina tidak bertanduk
e. Keempat kaki tidak diselimuti bulu wool
f. Ukuran tubuhnya sebagai berikut:
Jantan Dewasa (umur 1,5 – 2 tahun)
Lingkar dada 105 cm dan panjang badan 90 cm
Tinggi badan 80 cm dan berat badaan 100 - 130 kg
Betina dewasa (umur 1,5 – 2 tahun)
Lingkat dada 85 cm dan panjang badan 70 cm
Tinggi badan 65 cm dan berat badan 60 – 80 kg
KARAKTERISTIK :
a. Tumbuh optimal pada daerah dengan ketinggian diatas 600 m. dpl ke atas namun
keturunan Domba Texel Wonosobo ternyata telah berkembang biak di daerah yang lebih
rendah baik di Kabupaten Wonosobo maupun di luar Wonosobo
b. Memiliki ketahanan yang baik terhadap serangan parasit cacing
c. Pakan Relatif mudah ( tidak memilih Hijauan) dan Responsip dengan pakan konsentrat.
Sejak Tahun 2007 sampai dengan saat ini Domba Wonosobo selalu menjadi juara
Kontes Terbaik Kategori Domba
DENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUALITATIF DOMBA WONOSOBO BETINA (Kasus pada Peternak di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo)
Rega Halma Ruzty
Abstrak
Domba Wonosobo merupakan rumpun domba hasil persilangan antara Domba Texel, Domba Ekor Gemuk (DEG), dan Domba Ekor Tipis (DET). Beberapa sifat kualitatif Domba Wonosobo hampir serupa dengan Domba Texel, sedangkan, sifat kuantitatif nya merupakan gabungan antara DEG dan DET, sehingga selalu menghasilkan keturunan yang kemampuan produksinya tidak serupa dengan Domba Texel. Sifat kualitatif antara Domba Wonosobo jantan dan betina tidak terlihat perbedaan yang signifikan, namun untuk kebutuhan penelitian, identifikasi sifat kualitatif Domba Wonosobo betina perlu dilakukan. Penelitian mengenai
“Identifikasi Sifat Kualitatif Domba Wonosobo Betina pada Peternak di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo” telah dilaksanakan pada Tanggal 21 Agustus 2013 sampai 30 Agustus
2013 di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi sifat kualitatif Domba Wonosobo betina umur tujuh bulan sampai dengan dua tahun. Penelitian dilakukan dengan metode survai dan pengambilan sampel secata purposive sampling. Peubah yang diamati akan sifat kualitatif nya adalah Garis Muka, Bentuk Telinga, Sifat Bertanduk, Garis Punggung, Profil Wol, dan Bentuk Ekor. Berdasarkan hasil penelitian, Domba Wonosobo Betina memiliki garis muka cembung 59%, bentuk telinga tegak samping 100%, tidak bertanduk 100%, garis punggung lurus 54%, profil bulu keriting 85%, dan bentuk ekor sedang 90%.