DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA...

130
DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA MASYARAKAT SUKU SAMIN DI BOJONEGORO Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh : SITI KUSNIYATUS SAYIDAH NIM : 1113032100074 JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Transcript of DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA...

Page 1: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS

PADA MASYARAKAT SUKU SAMIN DI BOJONEGORO

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh :

SITI KUSNIYATUS SAYIDAH

NIM : 1113032100074

JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum
Page 3: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum
Page 4: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum
Page 5: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

iv

ABSTRAK

Siti Kusniyatus Sayidah

Judul Skripsi : “Doktrin Ketuhanan dan Ajaran Moralitas pada Masyarakat

Suku Samin di Bojonegoro”

Suku Samin adalah sebuah kelompok masyarakat adat di Jawa yang

tinggal di pedalaman hutan jati Dusun Jepang Desa Margomulyo Kecamatan

Margomulyo Kabupaten Bojonegoro. Komunitas Samin di sini dalam beragama

mempunyai prinsip aku wong Jowo, Agamaku njowo (Aku orang Jawa, Agamaku

njowo yakni Adam). Agama Adam bagi masyarakat Samin diakui sebagai agama

yang dibawa sejak lahir. Esensi dasarnya adalah sebagai perwujudan “ucapan”

(tandeke neng pengucap, opo wae thukule soko pengucap) dan diwujudkan

dengan aktifitas yang baik. Masyarakat Suku Samin percaya kepada Hyang Kuasa

(Yai). Yai bermakna dzat yang memenuhi hajat hidup makhluk, makhluk pun

memiliki kewajiban. Jika makhluk memohon hanya kepada-Nya dengan

mengheningkan cipta (semedi). Pengakuan masyarakat Samin bahwa dirinya

beragama Adam berpegang pada serat Jamus Kalimosodo. Dalam serat Jamus

Kalimosodo terdapat salah satu ajaran tentang etika atau moral masyarakat Suku

Samin yang tertuang dalam serat Uri-uri Pambudi.

Kajian pokok dari studi ini adalah menggambarkan tentang Tuhan dan

ajaran Moralitas pada Masyarakat Suku Samin. Selain itu penulis juga ingin

menjelaskan bagaimana implementasi ajaran moralitas dalam kehidupan sehari-

hari. Untuk menjelaskan masalah di atas penulis menggunakan metode kualitatif

dengan melakukan pendekatan antropologi agama.

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa pandangan

tentang Tuhan dalam kepercayaan masyarakat Suku Samin yaitu, masyarakat

Suku Samin percaya bahwa Tuhan itu mempunyai Sifat-sifat, Tuhan memiliki

kekuasaan dan kehendak mutlak, Tuhan yang mengatur takdir dan kebebasan

manusia serta mengakui konsep iman dalam ajaran Masyarakat Suku Samin.

Dalam penelitian ini penulis melihat ajaran Suku Samin memiliki prinsip

dasar beretika atau bermoral berupa pantangan untuk tidak drengki (membuat

fitnah), Srei (serakah), Panasten (mudah tersinggung atau membenci sesama),

dawen (mendakwa tanpa bukti), kemeren (iri hati/syirik keinginan untuk memiliki

barang yang dimiliki orang lain), nyiyo marang sapodo (berbuat nista terhadap

sesama penghuni alam), pantangan hidupnya dalam berinteraksi adalah bedok

(menuduh), colong (mencuri), Pethil (mengambil barang yang masih menyatu

dengan alam atau masih melekat dengan sumber kehidupannya), jumput

(mengambil yang telah menjadi komuditas di pasar), nemu (menemukan barang

menjadi pantangan). Dan prinsip ajaran tersebut masih sangat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

Kata Kunci : Suku Samin, Sedulur Sikep, Ajaran Tuhan dan Moralitas,

Bojonegoro.

Page 6: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil „alamin rasa syukur yang setinggi-tingginya untuk

Allah SWT yang tak henti-henti menderaskan guyuran nikmatnya untuk kita

sehingga sampai detik ini kita masih bisa berdiri tegak dan menikmati kehidupan

dengan penuh kebahagiaan.

Tak lupa juga salam serta sholawat terus saya lantunkan secara spesial

teruntuk manusia tanpa dosa, manusia yang berani mengorbankan nyawa demi

merevolusi dunia, dan manusia dengan samudra pengetahuan Nabi Muhammad

S.A.W semoga kelak kita termasuk umat yang mendapat syafaat darinya.

Selanjutnya penulis haturkan ungkapan terimaksih sebesar-besarnya kepada

beliau-beliau yang telah banyak berjasa dalam membantu penyelesaian tugas akhir

ini :

1. Bapak dan Ibu tercinta yang tidak pernah padam dalam melimpahkan

kasih sayangnya mulai dari kecil sampai waktu yang tak terkira, semoga

beliau berdua selalu mendapatkan kasih sayang dari Allah SWT. Bapak

Ibu yang selalu memberikan semangat, motivasi, kasih sayang, dan doa

yang tulus untuk kesuksesan penulis. Semoga Allah selalu melimpahkan

rahmat-Nya dan memberikan umur panjang pada mereka.

2. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada,

M.A atas kesempatan belajar dan fasilitas yang diberikan pada Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat.

Page 7: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

vi

3. Bapak Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Prof. Dr. Masri Mansoer,

M.A, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Prof. Dr. Ikhsan Tangok, M.A, selaku Wadek I bidang Akademik Fakultas

Ushuluddin. Dr. Bustami, M.A, selaku Wadek II bidang Administrasi

Umum. Dr. M. Suryadinata, M.A, selaku Wadek III bidang

Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Media Zainul Bahri, M.A, selaku Ketua Jurusan Studi Agama-Agama

dan Dr. Halimah Mahmudy M.A, selaku Sekretaris Jurusan Studi Agama-

Agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan

pelayanan kepada mahasiswanya dengan baik.

6. Dr. Ahmad Ridho, DESA, selaku Penasehat Akademik yang memberikan

arahan dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan dengan baik.

7. Dr. Hamid Nasuki, MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi, atas kesabaran

dan ketelitiannya dalam membimbing penulis. Beliau yang telah banyak

meluangkan waktu, tenaga, fikiran dan kesabaran dalam memberikan

arahan, motivasi serta bimbingan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semua guru-guruku mulai dari guru yang mengajari huruf hijaiyyah

sampai dengan guru sekarang.

9. Seluruh Staff Akademik Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 8: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

vii

10. Para karyawan/karyawati Perpustakaan Utama dan Fakultas Ushuluddin

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan fasilitas dalam

rangka penulisan skripsi ini.

11. Kepala Desa Margomulyo dan kepala Suku Samin Mbah Hardjo Kardi

yang baik hati telah bersedia mengizinkan penulis untuk penelitian dan

menjadi narasumber dalam skripsi ini.

12. Kakak Miftakhul Ulum S.Kom yang selalu memberikan semangat dan

motivasi agar penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-teman Studi Agama-Agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

angkatan 2013 yang selalu kompak dan saling menyemangati satu sama

lain.

14. Dan kepada semua orang yang saya kenal maupun yang mengenal saya,

terimakasih atas ilmu, dan pengalaman yang diberikan.

Semoga peran-peran beliau semua mendapatkan imbalan yang sepantasnya

dan mendapatkan ridlo dari Allah SWT Amin. Penulis menyadari bahwa sedikit

karya tulis ini bukanlah akhir dan puncak dari pencarian ilmu pengetahuan akan

tetapi merupakan awal dan pintu dalam mengembangkan karya-karya ilmiah

lainnya. Kritik dan saran serta solusi sangat penulis harapkan dari berbagai pihak

guna penyempurnaan dan kebaikan karya-karya penulis nantinya.

Jakarta, 10 April 2017

Penulis

Page 9: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA SIDANG. ...................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... iii

ABSTRAK .................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................ 8

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 9

E. Kajian Pustaka ...................................................................... 10

F. Kerangka Teori..................................................................... 17

G. Metodologi Penelitian ......................................................... 18

H. Sistematika Penulisan .......................................................... 22

BAB II SEJARAH MASYARAKAT SUKU SAMIN DI BOJONEGORO

A. Pengertian Samin ................................................................. 24

B. Riwayat Pendiri Ajaran Samin ............................................. 26

C. Sejarah Singkat Masyarakat Suku Samin ............................ 29

1. Tipologi Masyarakat Samin ........................................... 30

2. Pemilihan Bahasa Masyarakat Samin ............................. 33

D. Letak Geografis dan Demografis Masyarakat Suku Samin . 34

1. Letak Geografis ............................................................... 34

2. Kondisi Demografis ........................................................ 37

3. Kondisi Sosial Budaya .................................................... 42

BAB III AGAMA DAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT

SUKU SAMIN

A. Sejarah dan Pengertian Aliran Kepercayaan ....................... .. .47

B. Agama Adam dalam Ajaran Masyarakat Suku Samin ......... .. 50

C. Konsep Ajaran Suku Samin dalam Serat Jamus Kalimosodo 54

Page 10: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

ix

1. Serat Punjer Kawitan ...................................................... 54

2. Serat Pikukuh Kasejaten ................................................. 55

3. Serat Uri-uri Pambudi ..................................................... 55

4. Serat Jati Sawit ................................................................ 56

5. Serat Lampahing Urip ..................................................... 56

D. Upacara dan Ritual dalam Masyarakat Suku Samin ............ 57

1. Upacara kelahiran ............................................................ 57

2. Upacara Kematian ........................................................... 58

3. Berdoa‟a menurut masyarakat Suku Samin .................... 59

BAB IV DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS

MASYARAKAT SUKU SAMIN

A. Konsep Tuhan dalam Ajaran Suku Samin ........................... 61

B. Pandangan Tokoh Agama Suku Samin di Dusun Jepang

tentang Tuhan dalam ajaran Samin ...................................... 63

1. Sifat-sifat Tuhan .............................................................. 63

2. Kekuasaan dan kehendak Mutlak Tuhan ......................... 65

3. Takdir dan Kebebasan Manusia ...................................... 67

4. Konsep Iman .................................................................... 69

C. Moralitas Masyarakat Suku Samin ...................................... 70

1. Melawan Penjajah ........................................................... 71

2. Perdagangan .................................................................... 72

3. Pernikahan dan Poligami ................................................. 73

D. Implementasi Ajaran Moralitas Samin terhadap Perilaku

Masyarakat Samin dalam kehidupan sehari-hari ................. 74

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 79

B. Saran ..................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 84

LAMPIRAN .................................................................................................. 87

Page 11: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ..................................................................................................... 87

Surat Izin Penelitian ...................................................................... 87

Surat Bukti Penelitian dari Desa .................................................... 88

Surat Bukti Penelitian dari Suku Samin ........................................ 89

Lampiran 2 ..................................................................................................... 90

Bukti Wawancara .......................................................................... 90

Lampiran 3 ..................................................................................................... 95

Pertanyaan Wawancara.................................................................. 95

Hasil Wawancara Mbah Hardjo Kardi .......................................... 96

Hasil Wawancara Bapak Bambang Suyitno .................................. 99

Hasil Wawancara Bapak Karjono Hadi ......................................... 101

Hasil Wawancara Bapak Qorib Subagyo ...................................... 103

Hasil Wawancara Kang Badrus Sholih ......................................... 105

Hasil Wawancara Bapak Kastari ................................................... 108

Lampiran 4 ..................................................................................................... 111

Foto Kegiatan Lapangan ................................................................ 111

Page 12: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Nusantara merupakan sebuah kepulauan yang memiliki suku, budaya dan

bahasa yang berbeda-beda dan mempunyai sebuah ciri khas sendiri-sendiri. Pada

tanggal 17 Agustus 1945 Nusantara berubah menjadi sebuah negara yang bernama

Indonesia. Akan tetapi eksistensi suku-suku ini, masih bisa bertahan hingga

sekarang. Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri atas berbagai macam suku,

ras dan agama. Namun di Indonesia dapat diterapkan sebuah konsep toleransi

dalam beragama. Bagi masyarakat Indonesia yang dikatakan sebagai masyarakat

majemuk, yaitu masyarakat yang memiliki aneka ragam budaya, dan tidaklah

menutup sebuah kemungkinan kemajemukan itu sendiri hidup dan berkembang

dalam masyarakat secara umum. Dari semuanya tersebut memiliki dan

mengangkat masing-masing nilai yang dianggap bagi mereka sebagai norma.

Norma adalah ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat.

Ketentuan tersebut mengikat bagi setiap manusia yang hidup dalam lingkungan

berlakunya norma tersebut, dalam arti setiap orang yang hidup dalam lingkungan

berlakunya norma tersebut harus menaatinya.1

Di Indonesia sendiri agama menjadi suatu hal yang sangat penting, semua

warga Negara Indonesia memiliki kepercayaan masing-masing. Keanekaragaman

di Indonesia membuat banyak sekali kepercayaan-kepercayaan yang berkembang

secara alamiah di Nusantara.

1 E. Sumaryono, Etika dan Hukum . (Jakarta : Penerbit Kanisius , 2002). h. 52

Page 13: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

2

Agama-agama resmi (agama yang diakui di Indonesia yaitu Islam, Kristen

Katholik, Kristen Protestan, Hindu, Budha dan Konghuchu)2 masuk ke Nusantara

sudah banyak aliran-aliran kepercayaan yang berkembang di setiap daerah, namun

belum diakui sebagai agama oleh negara, akan tetapi dapat dikatagorikan sebagai

aliran kepercayaan.

Daerah Jawa khususnya menjadi pusat perkembangan aliran-aliran

kebatinan. Clifford Geertz lebih menitikberatkan kepercayaan masyarakat Jawa

terhadap kebudayaan yaitu pada sifat non Islamnya yaitu Hindu, Budha,

Animisme Masyarakat dan Kebudayaan Jawa.3

Di Jawa banyak sekali kepercayaan-kepercayaan yang berkembang

berawal dari kemajemukan masyarakat di sekitarnya. Sedangkan struktur

masyarakat Jawa terbagi menjadi dua yaitu, masyarakat pesisir dan masyarakat

pedalaman.4 Masyarakat Pesisir yaitu masyarakat yang mendiami daerah

pinggiran pantai atau biasa disebut daerah pantura. Sedangkan masyarakat

pedalaman yaitu masyarakat yang mendiami wilayah hutan. Perbedaan segi

geografis tersebut, akan mempengaruhi perbedaan kebudayaan yang akan

memunculkan banyak kepercayaan-kepercayaan sesuai dengan kebudayaan yang

ada di sekitar.

Salah satu contohnya yaitu Masyarakat Suku Samin. Suku Samin ini

merupakan sebuah komunitas yang memiliki sebuah kepercayaan tersendiri. Suku

2 UU No.1/PNPS/1965 Pasal 1 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan

Terhadap Agama. 3 Clifford Geertz, Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa (Jakarta: Pustaka

Jaya,1989),h.198. 4 Suwarno, Konsep Tuhan, Manusia, Mistik dalam berbagai Kebatinan Jawa (Jakarta: PT.

Raja Grafindo, 2005), H.36.

Page 14: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

3

Samin merupakan salah satu komunitas yang berkembang di Daerah Bojonegoro

Jawa Timur. Daerah Bojonegoro yang statusnya sebagai daerah pedalaman

memiliki banyak kepercayaan-kepercayaan lokal yang berkembang. Salah satunya

yaitu Komunitas Masyarakat Suku Samin, yang terletak di kawasan hutan yang

memiliki luas 74,733 hektar tepatnya berada di Dusun Jepang Desa Margomulyo

Kabupaten Bojonegoro. 5

Masyarakat Samin muncul diawali oleh faktor sejarah yang dimulai pada

masa penjajahan kolonial Belanda yang memaksa masyarakat untuk membayar

pajak kepada pemerintah kolonial Belanda. Selain membayar pajak masyarakat

juga disuruh untuk kerja paksa membuat jalan dan tanam paksa. Kemudian

muncul gerakan yang dipelopori oleh Samin Surosentiko melawan penjajah

Belanda dengan melakukan perlawanan yang bukan menggunakan fisik tetapi

menggunakan bahasa Jawa Ngoko (Bahasa Jawa “Kasar”) sebagai sarana

komunikasi sehari-hari.

Gerakan Samin mengambil modus dengan melakukan pembangkangan

sosial, seperti tidak membayar pajak, mangkir dalam kerja bakti, menggunakan

bahasa Jawa Ngoko (Bahasa Jawa “Kasar”) sebagai sarana komunikasi sehari-

hari. Bahkan menolak sekalian institusi formal yang berbau negara seperti

sekolah dan bahasa nasional.

Bahasa adalah senjata bagi mereka. Logika bahasa yang dimainkan

seringkali membuat aparatur kehutanan kewalahan menjawabnya. Misalkan atas

tuduhan bahwa masyarakat mencuri lahan. Bagi orang Samin, mereka tidak

5 Data Desa Margomulyo, Juli 2016. Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro.

Page 15: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

4

mencuri lahan, sebab lahan yang dituduh mereka curi itu masih ada di tempatnya,

tidak berpindah. Mereka juga tidak mencaplok (mengambil) lahan. Bagi mereka

tindakan yang mereka lakukan adalah menggarap lahan sebagai sumber

penghidupan. Lahan garapan dan tanah, adalah karunia Tuhan yang bisa dinikmati

oleh siapa pun.

Ajaran Samin yang menjadi legitimasi masyarakat mengelola lahan

adalah: Lemah pado duwe, Banyu pado duwe, dan Kayu pado duwe yang

maksudnya adalah: Tanah, Air dan Kayu adalah milik semua orang.6 Pengikut

aliran ini telah tersebar luas di beberapa daerah di Jawa yaitu Randublatung Blora

Jawa Tengah dan Bojonegoro Jawa Timur. Bahkan di beberapa daerah lain di

Jawa masih ada pengikut komunitas ini.

Masyarakat Samin merupakan keturunan para pengikut Samin Surosentiko

yang mengajarkan Sedulur Sikep. Ajaran tersebut mengobarkan semangat

perlawanan terhadap Belanda tetapi tidak dalam bentuk kekerasan. Bentuk yang

dilakukan adalah menolak membayar pajak dan segala peraturan yang dibuat

pemerintah kolonial.7 Bentuk perlawanan itulah yang akhirnya menjadikan

masyarakat Samin memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan masyarakat

lainnya.

Secara umum pandangan hidup orang Jawa (termasuk Masyarakat Samin)

bersifat kosmo-mistis dan kosmo-magis, yaitu menganggap bahwa alam sekitar

mempunyai kekuatan dan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat maupun

6 Joko Susilo, Agama tradisional, Potret Kearifan Hidup Masyarakat Samin dan Tengger

(Yogyakarta : UMM Press, 2003) h.11 7 Joko Susilo, Agama tradisional, Potret Kearifan Hidup Masyarakat Samin dan Tengger

(Yogyakarta : UMM Press, 2003) h.22

Page 16: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

5

spiritual masyarakatnya.8 Dalam hal ini Masyarakat Samin memiliki tradisi kuat

yang berhubungan dengan petung (nikah, bercocok tanam, dagang,

berkomunikasi) dan konsep-konsep yang merujuk pada “syariat” Agama Adam.

Dalam buku yang berjudul Saminisme and Budhisme karya Mulder,

disebutkan bahwa:

Pada tahun 1903 Residen Rembang melaporkan bahwa ada

sejumlah 722 orang pengikut Samin yang tersebar di 34 Desa di Blora

bagian selatan dan daerah Bojonegoro. Mereka giat mengembangkan

ajaran Samin. Sehingga sampai tahun 1907 orang Samin berjumlah kurang

lebih 5.000 orang. Pemerintah Kolonial Belanda mulai merasa was-was

sehingga banyak pengikut Samin yang ditangkap dan dipenjarakan. Dan

pada tanggal 8 Nopember 1907, Samin Surosentiko diangkat oleh

pengikutnya sebagai RATU ADIL, dengan gelar Prabu Panembahan

Suryangalam. Kemudian selang 40 hari sesudah peristiwa itu, Samin

Surosentiko ditangkap oleh Raden Pranolo, yatu asisten Wedana

Randublatung. Setelah ditangkap Samin beserta delapan pengikutnya lalu

dibuang ke luar Jawa, dan beliau meninggal di luar Jawa pada tahun

1914.9

Dalam pergerakannya, Samin tidak hanya memprovokasi masyarakat

untuk melawan kolonialisme Belanda saja tapi juga menebarkan ajaran-ajaran

yang dinilai bisa membentuk karakter masyarakat. Samin selalu menyelipkan

nilai-nilai tata cara bersikap yang baik atau lebih dikenal dengan akhlak kepada

masyarakat, salah satu contohnya adalah Samin mengajarkan untuk melawan

Belanda tanpa menggunakan kekerasan. Ajaran Samin pun dengan cepat

mendapat respon positif dan dengan waktu yang relatif singkat pengikutnya sudah

mencapai ribuan orang.

8 Mulder,“Saminisme and Budhisme: A not on Field visit to a Samin Community”, Asian

Quartely, A Journal from Europe, No. 3. 1974. h. 34 9 Mulder,“Saminisme and Budhisme: A Not On Field visit to a Samin Community”, Asian

Quartely, A Journal from Europe, No. 3. 1974. h.52

Page 17: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

6

Adapun konsep ajaran-ajaran Samin terhimpun dalam karya yang berjudul

Serat Jamus Kalimosodo yang terdiri dari 5 ajaran pokok, yaitu (a) Serat Punjer

Kawitan, (b) Serat Pikukuh Kasejaten, (c) Serat Uri-uri Pambudi, (d) Serat Jati

Sawit, dan (e) Serat Lampahing Urip.10

Sampai saat ini ajaran-ajaran Samin masih dipegang teguh oleh para

pengikutnya yang tersebar luas di Blora, Pati, dan Bojonegoro. Di Bojonegoro

sendiri masyarakat Samin berkumpul dan hidup bersama-sama di Dukuh Jepang

Desa Margomulyo Kecamatan Margomulyo, di desa ini meskipun masyarakat

Samin sudah banyak yang terkena modernisasi seperti sudah memiliki televisi,

kendaraan bermotor, dan juga alat-alat komunikasi, namun mereka tetap setia

pada ajaran yang diajarkan oleh leluhurnya. Simbol-simbol ajaran, gaya

bahasanya pun masih tetap sama dari dulu hingga sekarang.

Masyarakat Samin mengaku beragama Adam, di dalam agama tersebut

diajarkan prinsip bahwa etika adiluhung adalah pegangan hidup dasar. Esensi

ajaran Adam dipegang teguh dalam menjalankan prinsip ajaran dan menjauhkan

prinsip pantangan Samin. Agama Adam tidak lain adalah perwujudan “ucapan”

(tandeke neng pengucap, opo wae thukule soko pengucap), laku (perilaku), dan

penganggo (pakaian). Pengucap bermakna jika berujar tidak berbohong dan

konsisten dengan yang diucapkan. Laku diwujudkan dalam berperilaku tidak

melanggar prinsip Samin dan melaksanakan poso. Ukuran kebenaran pemeluk

agama Adam adalah jika aktivitasnya (tindak-tanduknya) benar. Penganggo

10

Joko Susilo, Op. Cit. h.52

Page 18: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

7

adalah segala piranti (pakaian) yang dikenakan (digunakan) bersandar pada

Adam, seperti iket sebagai simbol pemaknaan mengikat persaudaraan.

Keberadaan Adam dianggap orang pertama di dunia agar dunia sejahtera

(donyo rejo) dan sebagai penguasa tunggal (Yai).11

Lahirnya Adam terjadi karena

sabda tunggal Yai dan adanya Yai (tuhan) terjadi karena adanya adam (Ono iro

ono ingsun, wujud iro wujud ingsun. Aku yo kuwe, kuwe yo Aku, wes nyawiji). Yai

(tuhan) bermakna dzat pemenuh hajat hidup makhluk. Oleh karena itu, untuk

tetap hidup makhluk pun memiliki kewajiban, yakni senantiasa memohon hanya

kepada-Nya dengan mengheningkan cipta (semedi) dan berperilaku yang baik.

munculnya istilah “Adam” bermakna ugeman atau pegangan hidup.

Adam juga sebagai bukti pemahaman warga samin terhadap nama

manusia pertama (adam) ciptaan tuhan (Yai) di dunia. Dalam ajaran agama Adam

terdapat tradisi yang bermuatan ajaran etika hidup yang dipertahankan dalam

pendidikan keluarga dengan tuturan/tradisi lisan dan tauladan oleh figur (botoh

dan orangtua).

Dalam kehidupan saat ini moralitas sering dijadikan tolok ukur dalam

mendefinisikan apakah orang tersebut baik ataukah tidak, hingga sering dalam

satu kelompok masyarakat dapat dikatakan baik atau buruk, dilihat dari kualitas

moral anggotanya. Ada kalanya ketika moral merupakan titik utama dalam

pijakan seseorang untuk hidup. Sama halnya dengan akhlak (dalam pandangan

agama), akhlak merupakan alat kontrol psikis dan sosial bagi individu dan

masyarakat.

11

Moh Rosyid, Samin Kudus Bersahaja di tengah Asketisme Lokal (Yogyakarta:Pustaka

Pelajar, 2008). h.21

Page 19: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

8

Masyarakat tanpa akhlak, tidak akan berbeda dari kumpulan

hewan.12

Standar moral dari masing-masing individu sangatlah berbeda apalagi

sama persis dengan apa yang dimiliki kawan pada umumnya. Namun semua itu

lambat laun menjadi terstandar, meskipun perbedaan yang lebih besar, untuk

sebagian besarnya intinya tetap persamaan dan pertimbangan tetap yang

mengutuk sikap seperti kekejaman, kepengecutan, dan pengkhianatan, atau

perbuatan seperti menipu, mencuri atau membunuh.13

Moralitas sendiri akan selalu berkembang sesuai dengan jalannya zaman

dan perubahannya pula sangat drastis. Salah satu contoh kecil dengan adanya

pekembangan teknologi di internet, khususnya situs jejaring sosial misalnya,

sedikit banyak begitu berpengaruh pada moralitas dan etika dalam kehidupan

berbangsa di Indonesia ini, sehingga akan sulit menentukan yang benar. Karena

terkadang apa yang kita yakini benar, ternyata kurang dalam kacamata orang lain

dan apa yang kita yakini salah ternyata berbalik dalam pemahaman orang lain.

Dengan sebuah realitas ajaran Moral atau akhlak orang Samin di atas, serta

ajaran Tuhan yang telah dijelaskan sebelumnya maka melihat realitas ini penulis

bermaksud menjadikan penelitian dengan sebuah judul “Doktrin Ketuhanan dan

Ajaran Moralitas Pada Masyarakat Suku Samin di Bojonegoro”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis membatasi permasalahan

yang akan diteliti dalam field research ini. Yaitu penulis hanya akan membahas

12

Hery Noer Aly dan Munzier S, Watak Pendidikan Islam (Jakarta: Frika Agung

Insani,2000), h.89 13

Henry Hazlitt, Dasar-dasar Moralitas (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2003),h.10

Page 20: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

9

“Doktrin Tuhan dan Ajaran Moralitas Pada Masyarakat Suku Samin”. Adapun

rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana doktrin Tuhan menurut kepercayaan masyarakat Suku Samin

di Bojonegoro ?

2. Bagaimana konsep ajaran moralitas menurut kepercayaan masyarakat

Suku Samin di Bojonegoro dan bagaimana implementasinya di

masyarakat?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana doktrin Tuhan menurut kepercayaan

Masyarakat Suku Samin di Bojonegoro

2. Untuk mengetahui bagaimana konsep moralitas menurut kepercayaan

masyarakat Suku Samin di Bojonegoro dan bagaimana implementasinya di

masyarakat

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan akhir

perkuliahan untuk meraih gelar Sarjana Agama (S.Ag) dalam Jurusan Studi

Agama-Agama Fakultas Ushuluddin (UIN) Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran atau

memperkaya konsep-konsep, teori-teori terhadap ilmu pengetahuan dari

Page 21: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

10

penelitian yang sesuai dengan bidang ilmu. Suatu penelitian secara teoritis

dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan tentang

Doktrin Tuhan dan Ajaran Moralitas Masyarakat Suku Samin.

3. Manfaat Praktis

Melalui penelitian ini diharapkan penulis dapat mengerti tentang Doktrin

Tuhan dan Ajaran Moralitas Masyarakat Suku Samin.

E. Kajian Pustaka

Terdapat beberapa karya ilmiah yang pembahasannya mengenai

Komunitas Suku Samin. Kajian pustaka ini pada dasarnya adalah untuk

mendapatkan gambaran yang jelas tentang hubungan topik yang akan diteliti

dengan penelitian lain sejenisnya, yang pernah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya agar tidak ada pengulangan. Adapun karya tulis ilmiah yang

berkaitan dengan ajaran masyarakat Samin adalah sebagai berikut:

No

Nama peneliti,

judul,bentuk,penerbit,

tahun penelitian

Persamaan Perbedaan Originalitas

Penelitian

1 Ahmad Chamzawi

Umar, Perubahan

Identitas dan Prilaku

Sosial Masyarakat

Samin , Skripsi, UIN

Malang, 2003

Pada skripsi ini

memiliki kesamaan

pada penelitian yang

akan saya lakukan,

khususnya dalam

pembahasan

Perbedaan skripsi

ini dengan

penelitian yang

akan saya

lakukan terletak

pada obyek

Pada dasarnya

masyarakat

Samin saat ini

sudah banyak

yang mengikuti

modernisasi,

Page 22: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

11

mengenai ajaran

Samin dan

eksistensinya hingga

saat ini. Skripsi ini

mengupas ajaran-

ajaran Samin dan

upaya masyarakat

dalam

mempertahankannya,

apakah masih tetap

di amalkan secara

teguh atau sudah

bergeser dari ajaran

aslinya.

kajiannya, dalam

skripsi ini tidak

di jelaskan

bagaimana

korelasi antara

ajaran Samin

dengan ajaran

moral/akhlak.

Serta bagaimana

konsep

ketuhanan

menurut Samin.

Dan hal

tersebutlah yang

merupakan fokus

utama dalam

penelitian yang

akan saya

lakukan.

tetapi walaupun

demikian

mereka tetap

mejaga ajaran

leluhurnya

hingga saat ini.

2 Alifa Nurul

Tafricha,Suprayogi,

Andi Suhardiyanto,

Persamaannya

terletak pada

pembahasan tentang

Perbedaanya

terletak pada

lokasi penelitian,

Keluarga

Samin sangat

intensif dalam

Page 23: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

12

Penanaman Nilai Moral

Anak dalam Keluarga

Samin (sedulur sikep)

Kabupaten Blora,

Jurusan Politik dan

Kewarganegaran

Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri

Semarang, 2012

ajaran Samin dan

pengaplikasiannya

dalam kehidupan

sehari-hari.

obyek kajiannya

pun di hanya di

fokuskan pada

keluarga Samin,

dan bagaimana

cara orangtua

mendidik

anaknya.

Berbeda dengan

penelitian yang

akan saya

lakuakan yang di

dalamnya akan

mengkaji ajaran

moral/akhlak

dalam ajaran

Samin secara

global (mulai tata

cara berpakaian,

interaksi sosial,

dll.) bukan hanya

dalam ranah

keluarga saja.

mendidik anak,

bahkan mereka

tidak

meyekolahkan

anaknya ke

pendidikan

formal karena

takut akan

terkontaminasi

dengan budaya

luar, mereka

percaya bahwa

ajaran dari

leluhurnya

adalah ajaran

yang paling

tepat untuk

mendidik anak-

anak mereka.

Page 24: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

13

Serta dalam

penelitian saya

akan meneliti

tentang konsep

ketuhanan

Samin.

3 Rina Nur Cahyani,dkk.

Sedulur Sikep:

Warisan Nilai-Nilai

Luhur Gandhi Van Java

(Surosentiko Samin).

Karya tulis ilmiah yang

menjuarai lomba LKTI

tinggat Nasional yang

diadakan oleh

Universitas Negeri

Malang. 2012

Lokasi penelitian,

dan kajian tentang

nilai luhur ajaran

Samin menjadi

persamaan penelitian

ini dengan peneitian

yang akan saya

lakukan.

Perbedaanya

terletak pada si

peneliti yang

membandingakan

ajaran Samin

dengan ajaran

mahatma gandhi,

jadi ajaran Samin

hanya di kaji

sebatas baik

buruknya saja

bukan di kaji

secara mendalam

mengenai ajaran-

ajaran yang ada

di dalamnya.

Gerakan

Saminisme

memiliki

kesamaan

dengan gerakan

mahatma

gandhi (tokoh

kemerdekaan

india) keduanya

melawan

penjajah

dengan tanpa

kekerasan,

Samin sendiri

melawan

penajajah

Page 25: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

14

dengan politik

bahasa.

4 Anis Sholeh Ba’syin,

M.Anis Ba’syin.Samin

(Mistisisme Peatani di

tengah Pergolakan)

Buku. Gigih Pustaka

Mandiri.2014

Dalam isi buku ini

terdapat kesamaan

terhadap penelitian

yang akan saya

lakukan,

persamaannya

terdapat pada

pembahasan dalam

buku ini, pada

beberapa babnya

membahas tentang

gerakan Samin serta

ajaran-ajarannya.

Perbedaan

penelitian yang

akan saya

lakukan dengan

buku ini terletak

pada signifikansi

penelitian yang

akan saya

lakukan, jika

dalam buku ini

hanya

membahasan

tentang ajaran

Samin secara

sepintas saja,

maka dalam

penelitian yang

akan saya

lakukan akan

Sejatinya ajaran

Samin adalah

ajaran yang

sangat luar

biasa, terbukti

saat itu Samin

mendapat

perhatian serius

dari belanda

karena

ajarannya.

Page 26: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

15

fokus pada

pembahasan

ajaran, sehingga

akan ada

keterangan yang

lebih luas lagi.

5 Iskandar Hidayat,

Makna Perkawinan

dalam Masyarakat

Samin (Wong Sikep),

Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2013.

Obyek kajiannya

adalah masyarakat

Samin dan eksistensi

ajarannya hingga

saat ini.

Hanya mengkaji

mengenai

perkawinan

masyarakat

Samin, serta

dalam skripsi ini

tidak di jelaskan

secara lengkap

mengenai ajaran

moral/ akhlak

yang terkandung

dalam ajaran

Samin.

Dalam adat

perkawinan

masyarakat

Samin

sangatlah

selektif dalam

memilih

pasangan, hal

demikian

dilakukan

untuk

menambah

kenyamnan

dalam

berumahtangga.

Page 27: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

16

6 Hari Bakti

Mardikantoro. Pilihan

bahasa masyarakat

Samin

Dalam ranah keluarga.

Jurnal Humaniora,

volume 24.2012

Obyek kajiannya

adalah masyarakat

Samin dan eksistensi

ajarannya hingga

saat ini.

Hanya mengkaji

mengenai

pemilihan dan

tutur bahasa

masyarakat

Samin, serta

dalam jurnal ini

tidak di jelaskan

secara lengkap

mengenai ajaran

moral/ akhlak

yang terkandung

dalam ajaran

Samin.

Dalam ranah

keluarga

masyarakat

Samin

sangatlah

selektif dalam

memilih

bahasa, hal

demikian

dilakukan

untuk

mengajarkan

anak tentang

cara berbahasa

masyarakat

Samin

sebagaimana

yang telah di

ajarkan oleh

para leluhur

mereka.

Page 28: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

17

Sedangkan skripsi penulis pada kali ini menitikberatkan kepada fokus

terhadap ketuhanan dan konsep moralitas menurut pandangan Masyarakat Suku

Samin dan Bagaimana Implementasinya.

Dalam tinjauan pustaka yang sudah penulis telusuri, belum ada yang

meneliti tentang Tuhan dan ajaran moralitas masyarakat Suku Samin. Untuk itu

dalam penelitian ini penulis akan menjelaskan tentang doktrin Tuhan dan ajaran

moralitas pada masyarakat Suku Samin.

F. Kerangka Teori

Pada mulanya, aliran kebatinan dan kepercayaan memiliki akar sejarah

pertumbuhan yang cukup panjang dan lama sejak ratusan tahun yang lalu. Aliran

ini lahir dari hasil proses perkembangan budaya, buah renungan dan filsafat nenek

moyang, yang kemudian terpaku menjadi adat istiadat masyarakat turun temurun

hingga sekarang. Mayoritas aliran kepercayaan menjadikan adat istiadat ini

sebagai pedoman ajaran yang sangat dipegang teguh yang dihayati dan

diamalkan.14

Menurut Prof. Kamil Kartapradja aliran kepercayaan adalah keyakinan dan

kepercayaan rakyat Indonesia di luar agama dan tidak termasuk ke dalam salah

satu agama. Aliran kepercayaan sendiri ada dua macam :15

Kepercayaan yang sifatnya tradisional dan animistis, tanpa filosofis dan

tidak ada pelajaran mistiknya, seperti kepercayaan orang-orang Perlamin dan

Pelebegu di Tapanuli.

14

Abdul Mutholib Ilyas, Drs. Abdul Ghofur Imam. Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia. ( Surabaya, CV Amin , 1988).

15 Kamil Kartapraja, Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia ( Jakarta, Yayasan

Masagung, 1985)

Page 29: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

18

Golongan kepercayaan yang ajarannya ada filosofinya, juga disertai mistik,

golongan inilah yang disebut atau menamakan dirinya golongan kebatinan.

Golongan kebatinan ini dalam perkembangannya akhirnya menamakan dirinya

sebagai golongan kepercayaan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa.

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat kualitatif.

Menurut Bogdan dan Taylor penelitan kualitatif adalah penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati.16

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pedekatan

antropologi agama. Antropologi agama merupakan pendekatan yang

mempelajari kelompok-kelompok agama. Pendekatan ini lebih untuk melihat

pengaruh agama dalam kehidupan sosial masyarakat. Selain itu juga

mempelajari hubungan antara agama dan kebudayaan yang ada. Dalam

pendekatan ini penulis menggunakan kerangka Clifford Geertz dengan merujuk

pandangannya tentang dimensi kebudayaan agama.17

Kebudayaan digambarkan sebagai sebuah pola makna-makna atau ide-ide

yang termuat dalam simbol-simbol. Dengan itu seseorang menjalani

pengetahuan tentang kehidupan dan mengekpresikan kesadaran mereka melalui

16

Lexy J. Meolong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya,

2007), h. 4. 17

Daniel L. Pals, Seven Theories of Religion. Penerjemah Inyiak Ridwan Muzier

(Yogyakarta: IRCiSoD, 2011), h. 342.

Page 30: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

19

simbol-simbol itu. Dalam satu kebudayaan terdapat bermacam-macam sikap

dan kesadaran dan juga bentuk-bentuk pengetahuan yang berbeda-beda untuk

mewakili semua itu. Geertz menjelaskan agama sebagai satu sistem

kebudayaan yang merupakan suatu sistem simbol yang bertujuan untuk

menciptakan perasaan dan motivasi yang kuat, mudah menyebar, dan tidak

mudah hilang dalam diri seseorang. Dengan cara membentuk konsepsi tentang

sebuah tatanan umum eksistensi dan melekatkan konsepsi ini kepada pancaran-

pancaran faktual dan pada akhirnya perasaan dan motivasi ini akan terlihat

sebagai suatu realitas yang unik.18

Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan pendekatan sosiologi

agama. Sosiologi agama yaitu pendekatan yang mempelajari peran agama di

dalam masyarakat, praktik, latar sejarah, perkembangan dan tema universal

suatu agama di dalam masyarakat.

3. Sumber Penelitian

a. Sumber primer adalah sumber yang diperoleh langsung oleh peneliti dari

hasil penelitian atau observasi lapangan pada lokasi penelitian dengan

instrument yang sesuai.19

Sumber primer diperoleh dari hasil pengamatan,

pemahaman, dan wawancara dengan masyarakat Suku Samin serta foto-

foto dan video yang berkaitan dengan masyarakat Suku Samin.

b. Sumber sekunder adalah sumber yang diperoleh dari buku-buku,jurnal

penelitian, makalah penelitian, skripsi, dan tesis.

18

Daniel L. Pals, Seven Theories of Religion. Penerjemah Inyiak Ridwan Muzier

(Yogyakarta: IRCiSoD, 2011), h. 342. 19

Syaifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), h. 36.

16Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek ( Jakarta: Rineka Cipta,

2006), h. 124.

Page 31: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

20

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Kepustakaan

Kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi

penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan

laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.

b. Interview atau Wawancara

Interview atau wawancara merupakan metode pengumpulan data

dengan cara tanya jawab sepihak yang dilakukan untuk mendapatkan

tujuan-tujuan tertentu. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data langsung

dari sumber-sumber yang dianggap kompeten dan memiliki informasi serta

data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini,

wawancara dilakukan di Suku Samin Bojonegoro dengan Mbah Hardjo

Kardi selaku Kepala Suku Samin Dusun Jepang Bojonegoro, Serta sesepuh

dan aparat desa lainnya.

c. Observasi

Observasi adalah mengumpulkan data atau keterangan dalam suatu

penelitian melalui pengamatan secara langsung di tempat atau objek yang

diteliti.20

Pada tahap ini penulis mendatangi lokasi yang menjadi tempat

penelitian untuk melihat secara langsung terhadap suatu kondisi, situasi, atau

perilaku yang merupakan bahan-bahan informasi, serta melihat bagaimana

kehidupan masyarakat Suku Samin dalam bermasyarakat. Dalam observasi

ini penulis mendatangi lokasi bpenelitian sebanyak 6 kali.

20

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek ( Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), h. 124.

Page 32: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

21

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data yang didapat dari dokumen-

dokumen, catatan-catatan, video-video atau foto-foto yang berkaitan dengan

penyusunan skripsi.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah metode desktiptif

analitik, yaitu metode yang dilakukan dengan cara menguraikan sekaligus

menganalisis data-data yang menjadi hasil pengkajian dan pendalaman atas

bahan-bahan penelitian. Metode deskriptif lebih banyak berkaitan dengan

kata-kata, di mana semua data-data hasil penelitian diterjemahkan ke dalam

bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan. Kemudian, data-data yang

berbentuk bahasa ini dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian sehingga

menghasilkan kesimpulan.21

Dengan menguraikan (deskriptif) dan menganalisa (analitik), penulis

berharap dapat memberikan gambaran secara maksimal atas objek penelitian

yang dikaji dan di dalami dalam penelitian ini. Hasil kajian dan penelitian

dalam skripsi ini disajikan dalam bentuk narasi.

6. Panduan Penulisan

Penulis dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada prinsip-prinsip

yang diatur dan dibukukan dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,

Tesis, dan Disertasi), yang diterbitkan CeQDA (Center for Quality

Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

21

Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora

Pada Umumnya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 337.

Page 33: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

22

H. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi dalam lima bab dengan

sistematika sebagai berikut :

BAB I Bab ini merupakan pendahuluan. Dalam bab ini tercakup

didalamnya lima pasal pembahasan yang terdiri dari Latar

Belakang Masalah; Rumusan Masalah; Tujuan Penelitian;

Metode Penelitian; dan Sistematika Penulisan.

BAB II Bab ini akan menjelaskan tentang Profil dan Letak

Geografis masyarakat Suku Samin di Bojonegoro. Pada bab

ini akan dijelaskan tentang Pengertian Samin,

Riwayatpendiri ajaran Samin, sejarah singkat masyarakat

Suku Samin, Letak Geografis, Demografis dan Kondisi

sosial Budaya Masyarakat Suku Samin di Bojonegoro.

BAB III Bab ini akan membahas tentang Agama dan Kepercayaan

Masyarakat Suku Samin. Diantara pembahasan pada bab ini

adalah Agama Adam dalam ajaran masyarakat Suku Samin,

konsep ajaran Suku Samin dalam Serat Jamus Kalimosodo

, serta upacara dan ritual pada masyarakat Suku Samin.

BAB IV Bab ini akan membahas tentang Doktrin Tuhan dan ajaran

Moralitas pada Masyarakat Suku Samin. Pada bab ini akan

dijelaskan Konsep Tuhan dalam ajaran Suku Samin,

Pandangan tokoh agama Suku Samin di Dusun Jepang

tentang Tuhan dalam ajaran Suku Samin, Moralitas

Page 34: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

23

masyarakat Suku Samin, Implementasi ajaran moralitas

Samin terhadap perilaku masyarakat Samin dalam

kehidupan sehari-hari.

BAB V Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan

dari seluruh kajian dalam skripsi ini, dan saran-saran yang

sifatnya membangun dari penulis.

Page 35: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

24

BAB II

SEJARAH MASYARAKAT SUKU SAMIN DI BOJONEGORO

A. Pengertian Samin

Samin adalah sebuah kelompok masyarakat yang terdapat di Pulau Jawa

yang memiliki kepercayaan, adat istiadat dan norma-norma serta aturan tersendiri

yang berbeda dengan masyarakat di Jawa pada umumnya. Mereka hidup

berkelompok di luar masyarakat umum, disuatu wilayah tertentu. Di wilayah yang

mereka diami mereka membentuk satu komunitas.

Ada dua pendapat mengenai asal Samin. Pertama nama Samin berasal dari

arti kata Samin itu sendiri, yaitu kata yang ditasbihkan dari nama seorang tokoh

bernama Samin Surosentiko yang berpengaruh dan membuat sebuah gerakan

pemberontakan terhadap pemerintah.1Kedua, asal kata Samin berasal dari kata

”sami-sami” yang berarti sama-sama atau sami-sami amin yang bermaknakan

bahwa setiap manusia itu sama dari segi kedudukan, serta hak dan kewajiban

karena semuanya berasal dari satu keturunan yang sama yaitu Adam. Masyarakat

Samin harus bersatu untuk bersama-sama membela negara dan menentang

penjajah untuk memperoleh kesejahteraan bersama.

Kata Samin juga identik dengan perilaku yang buruk, serta suku terasing

yang suka dicemooh dan dikucilkan dari pergaulan. Samin selalu dipandang

dengan kacamata buram, yang identik dengan slogan masyarakat yang tidak

kooperatif, tidak mau bayar pajak, suka membangkang dan menentang.

1 Titi Mumfangati dkk. Kearifan Lokal di Lingkungan Masyarakat Samin, Kabupaten

Blora, Propinsi Jawa Tengah (Yogyakarta : Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2004),h.20

Page 36: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

25

Istilah Samin diganti oleh pengikutnya dengan nama sedulur sikep untuk

menghilangkan tendensi negatif karena dilatarbelakangi pertimbangan bahwa

Saminisme dipimpin oleh seorang yang menyamar menjadi seorang petani

bernama Ki Samin Surosentiko, yang mengumpulkan kekuatan masyarakat untuk

melawan kolonial Belanda. Dengan aksi itulah, istilah Samin dianggap sebagai

kelompok pembangkang oleh Belanda dan meluas pada tatanan masyarakat.

Karena pengikut Samin menentang aparat untuk membayar pajak dan

memisahkan diri dari masyarakat umum, muncullah kata nyamin dari julukan

aparat desa Blora.2 Konon pengikut ajaran Saminisme tidak suka dengan sebutan

nama Samin. Mereka lebih suka dengan sebutan Wong Sikep yang berarti orang

yang mempunyai cara atau adat istiadat tersendiri.

Sebagian juga menyebutkan pengikut Samin dengan sebutan wong Paiten.

Kata ini berasal dari bahasa jawa titen-nitem (yang berarti diingat-ingat), karena

mereka selalu memperhatikan secara teliti barang-barang yang dimilikinya.

Mereka menghindari menggunakan atau mengakui barang milik orang lain karena

berpegang teguh pada suatu pandangan “gelem kelangan emoh kanggonan”

(bersedia berkorban tetapi tidak mau memiliki barang-barang orang lain).3 Dari

sekian banyak nama yang tertuju pada masyarakat Samin, sebutan yang paling

populer adalah Samin atau Wong Sikep, dan pengikutnya sering dijuluki dengan

Wong Samin.

2 Moh. Rosyid, Samin Kudus Bersahaja di tengah Asketisme Lokal (Yogyakarta:Pustaka

Pelajar, 2008),h. 81 3 Neng Darol Afia, Tradisi dan Kepercayaan Lokal pada beberapa Suku di Indonesia.

(Jakarta. Badan Litbang Agama Departemen Agama RI: 1999), h.30

Page 37: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

26

B. Riwayat Pendiri Ajaran Samin

Ki Samin adalah seorang penduduk yang bernama lengkap Samin

Surosentiko. Ia dilahirkan pada tahun 1859 di Desa Ploso Kediren, Kabupaten

Blora, Jawa Tengah. Samin Surosentiko ini masih keturunan Pangeran

Kusumoningayu atau Kanjeng Pangeran Arya Kusumowinahyu. Pangeran

Kusumowinahyu ini adalah Raden Adipati Brotodiningrat yang memerintah di

Kabupaten Sumoroto (sekarang Tulungagung).4 Ia mempunyai dua orang putra.

Putra pertama bernama Raden Ronggowirjodiningrat dan kedua bernama Raden

Surowidjojo.

Nama kecil Samin adalah Raden Kohar putra dari Raden Surowidjojo

yang merupakan cucu dari R.M. Adipati Brotodiningrat atau Pangeran

Kusumaningayu yang mengandung arti “ orang ningrat yang mendapat anugerah

wahyu kerajaan untuk memimpin negara”.

R. Ronggowirjodiningrat kemudian menjabat sebagai bupati Sumoroto

untuk menggantikan ayahnya (R. M. Adipati Brotodiningrat) pada tahun 1826-

1844 dengan wilayah yang semakin menyempit dan mengecil di bawah

pengawasan kolonial Belanda. Sedangkan putra kedua R. M. Adipati

Brotodiningrat yang bernama Raden Surowidjojo memiliki nama kecil Raden

Surosentiko atau Surosentiko yang kemudian dapat julukan Samin yang artinya

Sami-sami Amin. Kata Samin juga dipilih agar lebih merakyat bersimbolkan

sebuah nama yang menunjukkan kerakyatan. Raden Surowidjojo ini memiliki

4 Titi Mumfangati dkk. Kearifan Lokal di Lingkungan Masyarakat Samin, Kabupaten

Blora, Propinsi Jawa Tengah (Yogyakarta : Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2004),h.22

Page 38: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

27

jiwa yang sangat mulia dan kewibawaan yang besar. Apabila ia menyetujui

sesuatu, hal itu akan dianggap sah karena mendapat dukungan rakyat banyak.5

Raden Surowidjojo sejak kecil dididik ilmu yang berguna, keprihatinan,

tapa dan sebagainya dengan tujuan agar hidupnya bermanfaat dan mulia. Di saat

kondisi wilayah semakin sempit dan diawasi oleh penjajah, Raden Surowidjojo

tidak senang melihat rakyatnya sangat tertindas karena harus kerja paksa,

membayar upeti, dirampas hasil pertaniannya, tidak adanya kesempatan untuk

mengenyam pendidikan, hidup di dalam atau di tepi hutan, dan kalaupun di desa

pada umumnya mereka lebih terbelakang.

Selanjutnya ia pergi ke kabupaten untuk mengembara. Selama

pengembaraan, ia terjerumus ke dalam perbuatan kejahatan. Ia merampok orang-

orang kaya yang menjadi kaki tangan Belanda dan membagikan hasil

rampokannya kepada orang-orang miskin. Sisa hasilnya digunakan untuk

keperluan mendirikan kelompok atau gerombolan yang dinamakan “Tiyang Samin

Amin” atau kelompok ”Tiyang Samin”. Nama kelompok ini diambil dari nama

kecil Raden Surowidjojo. Sejak tahun 1840 kelompok ini sangat dikenal dan

didukung oleh rakyat kecil karena suka membela banyak orang dan kaum yang

lemah. Hingga pada suatu waktu, perjuangan Raden Surowidjojo alias Samin

sepuh meluaskan wilayahnya hingga ke Bengawan Solo serta bertambah banyak

anak buahnya, sampai menyusahkan dan merepotkan kolonial Belanda.

Pada tahun 1859 lahirlah Raden Kohar di Desa Ploso Kediren, Kecamatan

Randublatung, Blora Jawa Tengah. Setelah dewasa ia memakai julukan Samin

5 Tashadi Dkk, Kehidupan Masyarakat Samin Dalam era Globalisasi di Dusun Jepang,

Margomulyo Bojonegoro Jawa Timur (Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan),h.36

Page 39: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

28

Surosentiko atau Samin Anom. Raden Kohar kecil mendapatkan pendidikan yang

mulia dari Raden Surowidjojo dan dapat merasakan bagaimana sengsaranya

rakyat yang selalu harus kerja paksa, membayar upeti, dirampas hasil pertanian,

tidak adanya kesempatan mengenyam pendidikan, serta diperas dan dihisap

dengan pajak-pajak yang sangat memberatkan.

Dihadapkan oleh keadaan yang demikian, hati R. Kohar pun ikut

terpanggil untuk meneruskan ajaran-ajaran ayahnya, terlebih setelah ayahnya

menghilang entah ke mana. Lalu Raden Kohar menyusun kekuatan dengan

mengumpulkan pengikutnya. Terkadang ia mengumpulkan pengikutnya di balai

desa atau di lapangan, hingga semakin banyak pengikutnya dan tertarik akan

ajarannya. Untuk meneruskan perjuangan Samin Surosentiko ini, ia melakukan

pemberontakan dengan membangun pusat perkumpulan yang cukup banyak,

seperti di Tapelan (Bojonegoro), Klopodhuwur (Blora), Kutuk (Kudus), Gunung

Segara (Brebes), Kandang (Pati), dan Tloga Anyar (Lamongan).6

Pada 8 November 1907, Ki Samin Surosentiko dibaiat pengikutnya

sebagai Raja Jawa dengan gelar Prabu Panembahan Suryangalam. Ia dianggap

sebagai Ratu Adil yang akan membawa negeri ini menuju kesejahteraan.7 Samin

Surosentiko dan pengikutnya pernah diajukan ke pengadilan dan diadili dengan

tuduhan melakukan deklarasi akan adanya Ratu Adil dan Patih. Akan tetapi,

pengadilan itu tidak memberikan hukuman apapun karena Ki Samin memberikan

6 Titi Mumfangati dkk. Kearifan Lokal di Lingkungan Masyarakat Samin, Kabupaten

Blora, Propinsi Jawa Tengah (Yogyakarta : Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2004),h.21 7 Tashadi Dkk, Kehidupan Masyarakat Samin Dalam era Globalisasi di Dusun Jepang,

Margomulyo Bojonegoro Jawa Timur (Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan),h.41

Page 40: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

29

sebuah argumentasi, “Saya jadi raja bukan untuk suatu negara, akan tetapi raja

untuk istrinya sendiri. Demikian pula jadi patih, ya patih untuk istrinya sendiri.

Empat puluh hari kemudian, Ki Samin mendapatkan undangan untuk

musyawarah dari Wedana Randublatung Blora. Ia tanpa curiga datang dengan

delapan muridnya. Ternyata, undangan itu hanyalah jebakan. Samin Surosentiko

langsung ditangkap dan disekap semalam di Kawedanan. Asisten Wedana

setempat, Raden Pranoto sempat mencemooh mereka sebelum mereka diserahkan

kepada Belanda.8 Samin dan delapan muridnya ditangkap dan diasingkan ke

Digul, Irian Jaya dan ke Sawahlunto, Sumatera Barat Ki Samin sendiri meninggal

pada tahun 1914 di pengasingan tersebut dengan status tahanan.9

Perasingan tidak membuat ajaran ikut terkubur, tetapi malah membuat

pengikut Samin semakin berani melakukan pembangkangan. Samin Surosentiko

meninggalkan dua orang anak. Salah satu menantunya sekaligus muridnya

bernama Suro Kidin meneruskan ajaran serta perjuangannya. Di samping itu, Ki

Suro Kidin juga mempunyai anak angkat kesayangan bernama Ki Surokerto

Kamidin yang didambakan dapat meneruskan perjuangan kaum Samin.

C. Sejarah Singkat Masyarakat Suku Samin

Masyarakat Samin adalah sebuah fenomena kultural, yang memiliki

keunikan sekaligus sarat akan pesan. Perilaku wong Samin terkesan “seenaknya

sendiri”, seolah-olah tak mengakui eksistensi negara dalam kehidupan mereka.

8 Tashadi Dkk, Kehidupan Masyarakat Samin Dalam era Globalisasi di Dusun Jepang,

Margomulyo Bojonegoro Jawa Timur (Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan),h.42 9 Nurudin dkk, Agama Tradisional : Potret Kearifan Hidup Masyarakat Samin Tengger

(Yogyakarta: LKIS, 2003),h.56

Page 41: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

30

Wong Samin terkenal akan keluguannya, polos dan apa adanya hingga terkesan

“dungu”. Samin identik dengan perlawanan. Ajaran Samin begitu popular sebagai

simbol perlawanan rakyat terhadap penjajah.

Pada tahun 1890 Samin Surosentiko mulai mengembangkan ajarannya di

daerah Klopoduwur, Blora. Banyak penduduk di desa sekitar yang tertarik dengan

ajarannya, sehingga dalam waktu singkat sudah banyak masyarakat yang menjadi

pengikutnya. Pada saat itu pemerintah Kolonial Belanda belum tertarik dengan

ajarannya, karena dianggap sebagai ajaran kebatinan biasa atau agama baru yang

tidak membahayakan keberadaan pemerintah kolonial.

Pada tahun 1903 Residen Rembang melaporkan bahwa ada sejumlah 722

orang pengikut Samin yang tersebar di 34 Desa di Blora bagian selatan dan daerah

Bojonegoro. Mereka giat mengembangkan ajaran Samin. Sehingga sampai tahun

1907 orang Samin berjumlah +5.000 orang.10

Akibat penyebarannya yang

semakin massif, pemerintah Kolonial Belanda mulai merasa was-was sehingga

banyak pengikut Samin yang ditangkap dan dipenjarakan, termasuk juga Samin

sendiri ditangkap dan diasingkan ke Sumatera hingga meninggal dalam status

tahanan.11

1. Tipologi Masyarakat Samin

Tipologi (golongan manusia menurut corak watak masing masing dalam

berinteraksi dan berkarakter) masyarakat Samin dipilah dalam empat

bentuk tipe Samin, yaitu Samin Sangkak, Samin Ampeng-ampeng, Samin

10

Joko Susilo, Agama tradisional, Potret Kearifan Hidup Masyarakat Samin dan Tengger,

(Yogyakarta : UMM Press, 2003) h. 45 11

Joko Susilo, Agama tradisional, Potret Kearifan Hidup Masyarakat Samin dan Tengger,

(Yogyakarta : UMM Press, 2003) h..46

Page 42: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

31

Samiroto, dan Samin Dlejet. Menurut Kang Badrus (seorang budayawan

Bojonegoro dan pemerhati masyarakat Samin) penggolongan tersebut

sesuai dengan karakter dan keseharian masyarakat Samin yang tersebar di

berbagai daerah. Adapun ciri khas masing-masing golongan Samin bisa

dijabarkan sebagai berikut:

Pertama, Samin sangkak, jika berinteraksi dengan pihak lain,

menjawabnya dengan kirotoboso (Bahasa Jawa Kasar/ ngoko). Misalnya,

teko ngendi? dijawab teko mburi (dari mana? dijawab dari belakang).

Lungo ngendi? dijawab lungo ngarep (dari mana? dijawab ke depan). Hal

ini dilakukan karena bagian dari strategi komunitas Samin (saat

penjajahan) yang merahasiakan tempat persembunyian komunitasnya

karena hidup menyendiri. Hal ini sebagai bentuk perlawanan terhadap

penjajah.

Kedua, Samin ampeng-ampeng; mengaku Samin, perilakunya

tidak sebagaimana ajaran Samin atau jika berbicara seperti tipe Samin

sangkak, perilakunya tidak seperti Samin sejati. Seperti jika diberi

pertanyaan berapa jumlah anaknya. Dijawab dua, maknanya laki-laki dan

perempuan. Tetapi jika pertanyaannya berapa hitungannya? Jika

mempunyai dua anak, dijawab dua, satu laki-laki, satu perempuan. Bagi

warga Samin tipe ini, merasa dirinya warga Samin, tetapi tidak

mengamalkan ajaran keSaminan.

Ketiga, Samin Samiroto, mengaku Samin, tetapi serba bisa,

menjadi Samin sebenarnya sekaligus dan dapat juga mengikuti adat non-

Page 43: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

32

Samin. Hal ini digambarkan dalam kehidupan warga Samin yang

melaksanakan pernikahan dengan dicatatkan di KUA, tetapi perilaku

sehari-hari mencerminkan prinsip Samin. 12

Keempat, Samin Sejati atau Dlejet Samin yang berpegang prinsip

sebenarnya. Komunitas inilah yang jika dihadapkan dengan peraturan

pemerintah kini, masyarakat menganggapnya sebagai komunitas

pembangkang karena ajaran leluhurnya dalam konteks masa penjajah,

masih tetap dilaksanakan apa adanya hingga kini, seperti tidak sekolah

formal dan tidak memiliki KTP. Karakter tersebut merupakan bentuk

perlawanan tidak kasat mata terhadap Belanda. Realitanya karakter

tersebut tidak selalu bersamaan, maksudnya boleh jadi seorang Samin

melaksanakan ketiganya atau salah satunya. Hal itu ditentukan pola pikir

dan respons ketika bertemu dengan orang non-Samin, dan faktor tidak

terduga lainnya. Pola pikir tersebut adalah imbas pendidikan formal yang

ditempuhnya, terbuka menerima budaya di luar Samin dan menerima

modernitas, meski mereka memiliki strategi dalam mempertahankan jati

diri.13

Menurut Kang Badrus , beliau mengatakan bahwasannya komunitas

masyarakat Samin yang ada di Dukuh Jepang Desa Margomulyo Kabupaten

Bojonegoro adalah termasuk dalam tipe Samin Sangkak, alasannya adalah

komunitas masyarakat Samin di Dukuh Jepang tersebut bahasanya masih sulit

12 Verdi Indra Satria, Ekspedisi Kyai Samin, (Malang: Cv Madza Publishing, 2016) h. 22

13

Wawancara Pribadi dengan Kang Badrus Sholih (Budayawan Bojonegoro dan Pemerhati

Masyarakat Samin) pada tanggal 29 Desember 2016

Page 44: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

33

diterima oleh masyarakat pada umumnya. Masyarakat Samin di daerah ini juga

tidak menutup diri dari pemerintah dan mau menjalankan apa yang

diperintahkan oleh pemerintah. Meskipun demikian, ajaran-ajaran Samin masih

dijalankan oleh komunitas ini.

2. Pemilihan Bahasa Masyarakat Samin

Pemilihan bahasa pada masyarakat Samin merupakan fenomena menarik

untuk dikaji karena fenomena ini bertemali bukan hanya dengan aspek

kebahasaan semata, melainkan juga dengan aspek sosial budaya. Bahasa

merupakan produk masyarakat. Oleh karena itu, pemakaian bahasa dalam

masyarakat tidaklah monolitis melainkan variatif. Pernyataan tersebut berarti

bahwa bahasa atau bahasa-bahasa yang dimiliki oleh suatu masyarakat tutur

dalam khazanah bahasanya selalu memiliki variasi. Hal itu disebabkan oleh

kenyataan bahwa bahasa yang hidup dalam masyarakat selalu digunakan dalam

peran-peran sosial para penuturnya.

Masyarakat Samin dalam berkomunikasi selalu menggunakan bahasa

Jawa, yakni bahasa Jawa yang sederhana atau bersahaja. Oleh karena itu, orang

Samin sering disebut “orang Jawa lugu” atau Jawa Jawab, artinya orang Jawa

yang selalu berbicara dengan lugu.14

Mereka tidak mau mempelajari dan

menggunakan bahasa lain. Menurut pemikiran mereka, orang Jawa itu harus

berbahasa Jawa dan tidak pantas menggunakan bahasa asing. Dalam pikiran

mereka, orang asing (Belanda) suka menjajah dan merampas kemerdekaan

14

Sugeng Winarno, Samin: Ajaran Kebenaran yang Nyeleneh dalam Agama Tradisional

Potret Kearifan Hidup Masyarakat Samin dan Tengger (Yogyakarta:LKiS, 2003) h.26

Page 45: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

34

manusia. Oleh karena itu, mereka tidak suka dengan orang asing dan akibatnya

mereka tidak mau menggunakan bahasa selain bahasa Jawa.

Saat ini masyarakat Samin (terutama generasi muda) sudah mengenal

tingkat bahasa Jawa meskipun tidak seperti masyarakat Jawa pada umumnya,

yang menggunakan tingkat bahasa Jawa secara kompleks, seperti bahasa Jawa

krama, bahasa Jawa madya, dan bahasa Jawa ngoko. Dengan kondisi seperti ini,

mereka dapat memilih menggunakan bahasa ketika berkomunikasi dengan orang

lain.

Dalam pergerakannya, Samin tidak hanya memprovokasi masyarakat

untuk melawan kolonialisme Belanda saja tapi juga menebarkan ajaran-ajaran

yang dinilai bisa membentuk karakter masyarakat. Samin selalu menyelipkan

nilai-nilai tata cara bersikap yang baik atau lebih dikenal dengan akhlak kepada

masyarakat, salah satu contohnya adalah Samin mengajarkan untuk melawan

Belanda tanpa menggunakan kekerasan. Ajaran Saminpun dengan cepat mendapat

respon positif dan dengan waktu yang relatif singkat pengikutnya sudah mencapai

ribuan orang.

D. Letak Geografis dan Demografis Masyarakat Suku Samin

1. Letak Geografis

Dukuh Jepang Desa Margomulyo merupakan salah satu dukuh yang

termasuk dalam wilayah kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro

Jawa Timur, tepatnya berada di sebelah barat pusat pemerintahan Kecamatan

Margomulyo dan sekitar 30 km dari pusat pemerintahan Kabupaten

Page 46: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

35

Bojonegoro dengan waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan dengan kendaraan

bermotor.

Letak Dukuh Jepang sendiri berada di tengah-tengah hutan jati dengan

batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Luwihaji

b. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Sumberjo

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Ngawi

d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Kalangan.

Desa Margomulyo mempunyai wilayah seluas 687.705 Ha, yang terdiri dari 8

Dukuh yaitu Batang, Tepus, Kaligede, Jepang, Ngasem, Jatiroto, Jerukgulung dan

Kalimojo Badong.15

Topografi daerah tersebut merupakan daerah dataran tinggi

dan letaknya di perbukitan.

15

Data Desa Margomulyo Bulan Juli 2016

Page 47: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

36

Gambar 4.1.

Peta Desa Margomulyo16

16

Data Desa Margomulyo bulan Juli 2016

Page 48: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

37

2. Kondisi Demografis

a. Data Desa Margomulyo17

No Desa

Jumlah Terbentuk Keterangan

RT RW

1 Margomulyo 25 8

Tabel 4.1 : Jumlah RT dan RW Desa Margomulyo

Dari tabel diatas dapat diilihat bahwa Desa Margomulyo sangatlah luas,

untuk itu agar sistim pengelolaan dan pemerintahannya teratur harus dibagi

menjadi beberapa RT dan RW. Di Margomulyo sendiri terdapat 25 RT dan 8 RW,

masing-masing RT dipimpin oleh ketua RT dan masing-masing RW dipimpin

oleh ketua RW.

b. Jumlah Penduduk Desa Margomulyo18

Rekapitulasi : Mutasi Penduduk

Desa : Margomulyo

Kecamatan : Margomulyo

Kabupaten : Bojonegoro

Bulan : Juli 2016

17

Data Desa Margomulyo bulan Juli 2016 18

Data Desa Margomulyo bulan Juli 2016

Page 49: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

38

No. Desa

Penduduk Awal

Bulan Ini

Lahir

Bulan Ini

Mati Bulan

Ini

Penduduk Akhir

Bulan Ini

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 Margomul

yo

3.071 3.074 6.145 1 1 2 2 3 5 3.070 3.072 6.142

Jumlah 3.071 3.074 6.145 1 1 2 2 3 5 3.070 3.072 6.142

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Desa Margomulyo

Dari tabel di atas, dapat kita ketahui bahwa, jumlah penduduk awal Desa

Margomulyo adalah 6.145 jiwa, dengan rincian penduduk laki-laki berjumlah

3.071 jiwa dan perempuan berjumlah 3.074 jiwa.Terlihat jelas jumlah penduduk

Desa Margomulyo lebih banyak penduduk perempuan daripada laki-laki.

Selanjutnya terdapat 2 bayi yang lahir, dan 1 laki-laki, 1 perempuan. jadi jumlah

penduduk Desa Margomulyo menjadi 6.147 jiwa. Namun pada bulan yang sama

terdapat 5 penduduk Desa Margomulyo yang meninggal pada bulan Maret 2016 ,

dengan jumlah 2 laki-laki dan 3 perempuan. Jika dikalkulasikan dengan jumlah

lahir dan jumlah meninggal, maka jumlah penduduk Desa Margomulyo menjadi

6.142.19

c. Data Monografi Desa

Desa : Margomulyo

Kecamatan : Margomulyo

Kabupaten : Bojonegoro

19

Data Desa Margomulyo bulan Juli 2016

Page 50: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

39

Propinsi : Jawa Timur

Tahun : 2016

Bulan : Januari s/d Maret 2016

1. DATA STATIS

1.1. Ketinggian Wilayah Desa/ Kelurahan dari permukaan laut : 151 mdpl

1.2. Suhu Maksimum/minimum : 31 oC / 29

oC

1.3. Jarak Kantor Desa/ Kelurahan dengan :

a. Ibukota Kecamatan : 05 km

b. Ibu Kota Kabupaten/Kota : 65 km

c. Ibu Kota Propinsi : 180 km

1.4. Curah Hujan

a. Jumlah hari dengan curah hujan yang terbanyak : 120 hari

b. Banyaknya curah hujan : 120 mm/th

1.5.Bentuk Wilayah

a. Datar sampai berombak : 95 %

b. Berombak sampai berbukit : 05 %

c. Berbukit sampai bergunung : --- %

1.6. Jumlah pulau-pulau : --- pulau

2. LUAS DESA / KELURAHAN

2.1. Tanah sawah20

a. Irigasi teknis : --- ha

20

Data Desa Margomulyo bulan Juli 2016

Page 51: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

40

b. Irigasi setengah teknis : --- ha

c. Irigasi sederhana : ha

d. Tadah Hujan/sawah rendengan : 121,55 ha

e. Sawah pasang surut : 183,27 ha

2.2. Tanah kering

a. Pekarangan/bangunan/emplasement : 251,55 ha

b. Tegal/kebun : 183,27 ha

c. Ladang/tanah huma : - ha

d. Ladang penggembalaan/pangonan : ------ ha

2.3. Tanah Basah

a. Tambak : - ha

b. Rawa/pasang surut : - ha

c. Balong/empang/kolam : - ha

d. Tanah Gambut : - ha

2.4. Tanah Hutan21

a. Hutan Konservasi : 50.00 ha

b. Hutan Pelestarian Alam : - ha

c. Hutan Sejenis : ha

d. Hutan Rawa : ha

e. Hutan Lindung : ha

f. Hutan Produksi : 6663 ha

g. Hutan Suaka Alam : ha

h. Hutan Wisata : ha

21

Data Desa Margomulyo bulan Juli 2016

Page 52: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

41

i. Hutan Kota : ha

j. Lain-lain : ha

2.5. Tanah Perkebunan

a. Perkebunan Negara : - ha

b. Perkebunan Swasta : - ha

c. Perkebunan Rakyat : 55.00 ha

2.6. Tanah Keperluan Fasilitas Umum22

a. Lapangan olah raga : 1.30 ha

b. Taman rekreasi : 0 ha

c. Jalur hijau : ha

d. Pemakaman : 0,50 ha

2.7. Tanah Keperluan Fasilitas Sosial

a. Masjid/Musholla/Langgar : 0,30 m2/ha

*)

b. Gereja : m2/ha

*)

c. Pure : - m2/ha

*)

d. Wihara : - m2/ha

*)

e. Klenteng : - m2/ha

*)

22

Data Desa Margomulyo bulan Juli 2016

Page 53: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

42

f. Sarana Pendidikan : 1,79 m2/ha

*)

g. Sarana Kesehatan : 0,11 m2/ha

*)

h. Sarana Sosial : 0,37 m2/ha

*)

2.8. Lain (tanah tandus, tanah pasir) : 0.50 m2/ha

*)

3. KELEMBAGAAN DESA / KELURAHAN

3.1. Lingkungan/Dusun : 8 buah

3.2. Rukun Warga (RW) : 8 buah

3.3. Rukun Tetangga (RT) : 25 buah

Dari paparan data diatas dapat diketahui bahwa Desa Margomulyo adalah

sebuah desa yang kering, dan dikelilingi dengan hutan (6663 ha hutan produktif

dan 50 ha hutan konservasi) rata-rata hutan di Desa Margomulyo adalah hutan

jati. Di Desa Margomulyo tidak ada lahan basah atau tambak, yang ada hanya

sawah dan ladang, sehingga penduduk di sana rata-rata bekerja sebagai petani, dan

tanaman yang sering ditanam di sawah mereka adalah padi, tembakau dan jagung

karena cuaca di Desa Margomulyo sangatlah panas sehingga cocok untuk

ditanami tanaman tersebut.23

3. Kondisi Sosial Budaya

Masyarakat Samin di Desa Jepang Kecamatan Margomulyo rata-rata berpencaharian

sebagai petani, mereka lebih suka menjadi petani jika dibandingkan menjadi guru, pejabat

23

Data Desa Margomulyo bulan Juli 2016

Page 54: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

43

pemerintah, ataupun pegawai negeri, menurut mereka menjadi petani lebih nyaman,

hidup mereka tenang, sedangkan menjadi pejabat takut terjerumus dalam korupsi,

ataupun tidak amanah mengembang jabatan yang telah diberikan.

Bapak Hardjo Kardi yang merupakan Kepala Suku Samin di Dukuh Jepang

mengatakan bahwa:24

Wong-wong neng kene iki luweh seneng dadi tani, timbang dadi

pejabat, pejabat kui abot, soale amanahe rakyat, nek gak iso nglakoni

seng apik bakalan kualat. Gak Cuma kui tok saiki yo akeh pejabat seng

korupsi padahal duwite wes akeh, ngunu kui tandane pejabat kui uripe

gak sejahtera. Bedo maneh karo wong tani, senajan uripe sederhana tapi

ayem, gak diuber-uber polisi goro-goro korupsi, lan gak pusing mikirno

amanahe rakyat. Makane wong kene luweh seneng dadi tani tinimbang

dadi kades opo dadi PNS.

Ungkapan Mbah Harjo (sapaan akrab Bpk. Hadjo Kardi) tersebut

sangatlah jelas. Masyarakat Samin lebih suka memanfaatkan karunia tuhan dan

hidup dengan sederhana, menurut mereka kesederhanaan itulah yang akan

membuat mereka bahagia.

Selain pola hidup yang sederhana, satu hal yang kental dengan masyarakat

Samin adalah budayanya. Sebagai bagian dari masyarakat Jawa, para pengikut

Samin Surosentiko ini juga memiliki tradisi yang dilaksanakan secara rutin dan

khas. Bapak Kastari yang merupakan kepala Desa Margomulyo mengatakan

bahwa:

“Masyarakat samin di Desa Margomulyo sangat kuat dalam

mempertahankan budaya dan tradisi dari zaman dahulu, tradisinya

banyak ada suronan yang diperingati pada bulan suro atau muharrom,

kemudian ada nyadran, ada manganan, dan nikahnya secara adat. Kalau

bada acara-acara seperti itu rame, semua warga berkumpul dan

membawa apa yang mereka punya, ada yang membawa menyok ada

yang membawa beras, ketela dan jagung, pokoknya semampu mereka

lah mbak, nanti hasil-hasil itu dimasak dan dimakan bareng-bareng.25

24

Wawancara Pribadi dengan Bpk.Hardjo Kardi (ketua adat masyarakat Samin di Dukuh

Jepang Desa Margomulyo Kebupaten Bojonegoro) pada tanggal 29 Desember 2016 25

Wawancara Pribadi dengan Bapak Kastari (kepala Dukuh Jepang Margomulyo

Bojonegoro) pada tanggal 29 Desember 2016

Page 55: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

44

Lebih jelasnya tradisi masyarakat Samin di Dukuh Jepang Desa Margomulyo

Kecamatan Margomulyo adalah sebagai berikut:

a. Suronan

Tradisi ini dilakukan secara rutin pada awal bulan Suro atau bulan

Muharam pada kalender hijriah. Bagi sebagian masyarakat Jawa (termasuk

masyarakat Samin) bulan suro adalah bulan yang sakral, pada bulan ini

banyak orang-orang yang mengasah kekuatan gaib, dan banyak

menyebarkan penyakit, serta hal-hal mistis lainnya, untuk itu masyarakat

Samin pada awal bulan suro selalu melakukan tasyakuran dan sedekah

bumi.26

Biasanya cara yang dilakukan untuk menyambut bulan suro atau

biasa disebut suronan ini ialah masyarakat berkumpul di pendopo desa,

kemudian disajikan beberapa makanan tradisional yang merupakan hasil

bumi dan hasil masakan ibu-ibu setempat.

Acara ini dihadiri oleh seluruh masyarakat Samin dan untuk semua

kalangan, baik anak-anak maupun dewasa semua jadi satu di pendopo

desa. Setelah semuanya berkumpul acara dibuka oleh pembawa acara,

dilanjutkan dengan sambutan dari ketua adat, pada sambutannya ketua

adat mengajak untuk bersyukur atas semua limpahan karunia dari sang

pencipta yang telah diberikan kepada masyarakat Samin, kemudian acara

dilanjutkan dengan berdoa bersama memohon keselamatan untuk semua

masyarakat Samin, dan pada akhir acara diadakan makan bersama, tentu

26

Verdi Indra Satria, Ekspedisi Kyai Samin, (Malang: Cv Madza Publishing, 2016) h.60

Page 56: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

45

makanan tersebut dari hasil bumi dan makanan tradisional yang telah

dimasak oleh ibu-ibu secara bersama-sama pada pagi hari.

Dari acara suronan tersebut sangatlah tampak kerukunan dan jiwa

sosial masyarakat Samin, para warga saling menyumbangkan hasil bumi

yang dimilikinya dengan sukarela, mulai dari beras, jagung, kacang, dan

buah-buahan. Ibu-ibupun secara goyong royong memasak di rumah ketua

adat sementara yang laki-laki sibuk mempersiapkan tempat serta teknis

acara.

b. Nyadran

Acara nyadran ini adalah acara sesembahan untuk para leluhur

masyarakat Samin, acara nyadran diadakan untuk mengenang jasa-jasa

leluhur dan terus mengamalkan ajarannya.

Biasanya acara ini bertempat di area yang dikeramatkan oleh

masyarakat Samin, namun terkadang juga di pendopo desa. Diiringi

dengan tabuhan gamelan dan makanan khas yang disajikan, acara ini

dihadiri oleh semua masyarakat Samin dari semua golongan. Memang

untuk perayaan-perayaan adat seperti ini masyarakat Samin di Dukuh

Jepang Desa Margomulyo Kebupaten Bojonegoro sangatlah antusias,

terlebih dengan adanya gamelan menjadi hiburan tersendiri bagi mereka.

c. Manganan

Tradisi yang satu ini dilaksanakan secara rutin setelah musim

panen tiba, sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah memberi mereka rezeki berlimpah dan kenikmatan hidup maka cara

Page 57: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

46

masyarakat Samin mensyukurinya adalah dengan mengadakan tradisi

manganan.27

Sesuai dengan namanya, acara ini berkonsep makan bersama

seluruh masyarakat Samin di Dukuh Jepang Desa Margomulyo Kebupaten

Bojonegoro. Semuanya bercampur baur baik muda maupun tua bersama-

sama menikmati hasil bumi yang telah diberikan tuhan kepada mereka,

nasinya dari beras yang mereka tanam, lauknya dari hasil ternak mereka,

dan hidangan penutupnya pun dari ubi-ubian dari hasil berkebun warga.

Dalam pelaksanaannya makanan yang sudah matang disusun rapi

dalam sebuah tempeh (sebuah anyaman dari bambu yang berbentuk bulan

dan besar biasanya untuk menaruh tumpeng) lalu kemudian masyarakat

yang sudah berkumpul duduk berjejer secara rapi. Tak ada piring ataupun

sendok dalam tradisi manganan ini, mereka hanya menggunakan daun

pisang dan disusun memanjang mengikuti barisan duduk warga, setelah

makanan disiapkan kemudian mereka berdoa bersama dan dilanjutkan

dengan menyantap hidangan tersebut.28

Acara ini biasanya diadakan di area persawahan, meskipun

demikian tak mengurangi antusias warga untuk hadir, justru mereka

sangatlah bersemangat, acara ini akan terus diadakan oleh masyarakat

Samin di Dukuh Jepang Desa Margomulyo Kebupaten Bojonegoro setiap

tahun seusai musim panen tiba.

27

Verdi Indra Satria, Ekspedisi Kyai Samin, (Malang: Cv Madza Publishing, 2016) h. 62 28

Verdi Indra Satria, Ekspedisi Kyai Samin, (Malang: Cv Madza Publishing, 2016) h.63

Page 58: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

47

BAB III

AGAMA DAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT SUKU SAMIN

A. Sejarah dan Pengertian Aliran Kepercayaan

Menurut Prof Kamil Kartapradja aliran kepercayaan adalah

keyakinan dan kepercayaan rakyat Indonesia di luar agama, dan tidak

termasuk ke dalam salah satu agama.

Aliran kepercayaan itu ada dua macam :1

1. Kepercayaan yang sifatnya tradisional dan animistis, tanpa filosofi dan

tidak ada pelajaran mistiknya, seperti kepercayaan orang-orang

Perlamin dan Pelebegu di Tapanuli.

2. Golongan kepercayaan yang ajarannya ada filosofinya, juga disertai

mistik, golongan inilah yang disebut atau menamakan dirinya sebagai

golongan kebatinan. Golongan kebatinan ini dalam perkembangannya

akhirnya menamakan dirinya sebagai Golongan Kepercayaan Kepada

Ketuhanan Yang Maha Esa.

Seperti keagamaan Suku Batak, Suku Dayak, Suku di Nusa

Tenggara Timur dan keagamaan orang Jawa. Yang menunjukkan

bahwa sejak zaman kuno, sebelum masuknya agama-agama besar

seperti Hindu, Budha, Kristen, dan Islam, berbagai suku bangsa di

Indonesia sudah menganut animisme, kepercayaan kepada roh-roh

ghoib yang kemudian bercampur dengan agama-agama dunia yang

masuk di Indonesia terutama agama Islam.

1 Prof. Kamil Kartapradja . Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia. (Surabaya :

CV Amin) h. 118

Page 59: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

48

Agama Islam yang masuk di Indonesia bukan lagi Islam yang

murni tetapi yang sudah dipengaruhi ajaran Mistik (tarekat). Tarekat

adalah suatu aliran dan gerakan yang tumbuh dalam masyarakat Islam

dan kehormatan yang diberikan orang kepada para pemimpinnya.

Pada umumnya tujuan tarekat-tarekat itu adalah untuk mencapai

hakikat Ketuhanan yang biasanya ditempuh oleh para anggota atau

murid-muridnya, dengan melakukan janji lebih dulu ketika memasuki

tarekat.

Menurut sejarah perkembangan dan kehidupan aliran kepercayaan

dan kebatinan, jumlah dan macamnya selalu bertambah dan berkurang.

Masing-masing aliran mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan

aliran yang lainnya. Oleh sebab itu nampaknya sangat sulit untuk

memberikan suatu definisi atau batasan yang dapat mencangkup semua

aliran dengan sempurna.

Menurut Badan Kongres Kebatinan Indonesia (BKKI) di Solo

tahun 1956 menyatakan bahwa aliran kebatinan adalah sumber asas

sila Ketuhanan Yang Maha Esa untuk mencapai budhi luhur guna

kesempurnaan hidup.2

Rahmat subagya mendefinisikan aliran kebatinan adalah segala

usaha dan gerakan untuk merealisasikan daya batin manusia.3

2 Sufaat N, Beberapa Pembahasan tentang Kebatinan. ( Yogyakarta : Kota Kembang,

1985) h. 9 3 Rahmat Subagya, Kepercayaan Kebatinan Kerohanian Kejiwaan dan Agama.

(Yogyakarta : Yayasan Kanisius, 1976) h. 15

Page 60: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

49

Banyak sekali hal yang mengakibatkan timbulnya aliran kebatinan

dan kepercayaan di Indonesia. Dilihat dari sudut pandang antropologi

timbulnya aliran kebatinan atau bahkan juga agama adalah disebabkan

oleh pengalaman hidup manusia yang selalu menghadapi kesulitan dan

pengalaman menyelesaikan masalah yang sangat rumit bahkan

mungkin tidak dapat dipecahkan. Pada dasarnya aliran kepercayaan

atau kebatinan itu timbul karena terjadi respon terhadap sesuatu yang

terjadi atau tantangan yang datang dari lingkungan dimana manusia itu

berada.

1. Corak-corak kebatinan4

a. Mistik Kebatinan

Menurut pandangan ilmu mistik kebatinan orang

Jawa, kehidupan manusia merupakan bagian dari alam

semesta secara keseluruhan, dan hanya merupakan bagian

yang sangat kecil dari kehidupan alam semesta yang abadi ,

dimana manusia itu seakan-akan hanya berhenti sebentar

untuk minum.

b. Gerakan untuk Purifikasi Jiwa

Semua organisasi kebatinan yang besar umunya

bersifat mistis , banyak gerakan kebatinan terutama yang

jumlah anggotanya sangat sedikit hanya berusaha untuk

mencapai purifikasi jiwa. Hal yang mereka inginkan adalah

4 Prof. Kamil Kartapradja . Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia. (Surabaya :

CV Amin) 124-125

Page 61: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

50

memperoleh suatu kehidupan kerohanian yang mantap

tanpa rasa takut dan rasa ketidakpastian. Inilah yang oleh

orang Jawa disebut orang yang sudah bebas.

c. Kebatinan yang Berdasarkan Ilmu Ghaib

Di seluruh daerah tempat tinggal orang Jawa,

banyak sekali terdapat gerakan-gerakan kebatinan yang

hanya beranggotakan beberapa puluh orang saja.

Kebanyakan dari gerakan seperti itu berpusat di kota-kota

dan pada umumnya bersifat rahasia, yaitu dengan tujuan-

tujuan yang bersifat mistik moralis atau etis dan dipimpin

oleh seorang guru untuk mecapai tujuannya. Para anggota

gerakan seperti itu banyak melakukan praktek-praktek ilmu

ghaib disamping bersemedi.

B. Agama Adam dalam Ajaran Masyarakat Suku Samin

Komunitas Samin dalam beragama mempunyai prinsip aku wong Jowo,

Agamaku njowo (Aku orang Jawa, Agamaku njowo yakni Adam). Kata Adam

menurut masyarakat Samin memiliki makna kawitan atau pisanan, artinya orang

yang pertama kali menghuni alam dunia. Proses transformasi ajarannya adalah

sabdo tanpo rapal (ajaran tidak tertulis).

Agama Adam bagi masyarakat Samin diakui sebagai agama yang di bawa

sejak lahir. Esensi dasarnya adalah sebagai perwujudan “ucapan” (tandeke neng

pengucap, opo wae thukule soko pengucap) dan diwujudkan dengan aktifitas yang

Page 62: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

51

baik.5 Agama iku gaman, adam pangucape, man gaman lanang (Agama Adam

merupakan senjata hidup). Prinsip beragama bagi pemeluk Agama Adam adalah

wonge Adam (mengakui bahwa orang pertama adalah Adam), Lakune Adam

(berprilaku yang mewujudkan prinsip dan pantangan dalam ajaran Samin),

pengucape Adam (jika sanggup dalam perjanjian dikatakan sanggup, jika tak

anggup dinyatakan tak sanggup), dan agomon Adam (agomo minongko gaman

utowo alat kanggo urip yang diwujudkan dalam berprilaku sesuai prinsip dan

menjauhi pantangan dalama ajaran Samin.

Keberadaan Adam dianggap orang pertama di dunia agar dunia sejahtera

(ndonyo rejo). Lahirnya Adam dan ibu Hawa karena sabda tunggal Yai sebagai

penguasa tunggal. Adanya Yai karena adanya Adam (ono iro ono ingsun, wujud

iro wujud ingsun, aku yo kuwe, kuwe yo aku, wes nyawiji ). Yai bermakna yeng

ngayahi samubarang kebutuhane putu, putu duwe kewajiban, putu njaluke karo

Yai kanti ngeningke cipto, roso lan karso kang supoyo biso kasembadan sejo lan

karep kanti neng, neng lan nep. “Yai” bermakna dzat yang memenuhi hajat hidup

makhluk, makhlukpun memiliki kewajiban terhadapnya jika makhluk memohon

hanya kepada-Nya dengan mengheningkan cipta (semedi).

Pengakuan masyarakat Samin bahwa dirinya beragama Adam dengan

prinsip etika adiluhung berpegang pada kitab Jamus Kalimosodo.6 Esensi Agama

Adam bagi masyarakat Samin adalah jika pemeluknya mampu melaksanakan

prinsip ajaran dan meninggalkan pantangan ke Saminan, sekaligus berpatokan

pada garis besar „syariatnya‟ yakni tidak berbohong, tidak menyakiti hati

5 Moh Rosyid. Kodifikasi Ajaran Samin . (Yogyakarta : Kepel Press 2010). h.62

6 Titi Mumfangati, Kearifan Lokal di Lingkungan Masyarakat Samin Kabupaten Blora

Jawa Tengah (Yogyakarta : Jarahnitra, 2004),h. 42

Page 63: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

52

lingkungannya (manusia, hewan dan tumbuhan sehingga dalam menyembelih

hewan mereka mempunyai cara tersendiri), tidak beristri lebih dari satu (dianggap

sumber konflik), berpantangan menemukan barang orang lain (jika ditemukan,

pemilik yang kehilangan tak akan mendapatkan barang yang hilang), dan tidak

mencuri. Ibadahnya (semedi) dengan memohon dan memuji pada Tuhan,

berpuasa suro, berpuasa pada hari kelahiran. Keberadaan Samin versi kolonial

Belanda semula dianggap ajaran kebatinan, yaitu embrio munculnya agama baru

yang semula adalah gerakan ritual mistis.

Dugaan tersebut mendekati benar karena Samin memiliki agama sendiri

(Agama Adam), tidak sebagaimana agama yang di eksplisitkan dalam

perundangan. Tumbuhnya ajaran Samin berpijak dari sumber ajarannya yang

tertuang dalam kitab sucinya antara lain Serat Uri-Uri Pambudi, Serat Jamus

Kalimosodo. Kitab itu berisi tulisan Samin yang mengajarkan ajaran kebatinan,

sedangkan menurut Kasmidjan7 ajaran kebatinan Samin terpenting adalah

Manunggaling Kawulo Gusti atau Sangkan Paraning Dumadi.

Ajaran Samin disebar luaskan oleh Ki Samin Surosentiko sehingga

memiliki banyak penganut. Ki Samin Surosentiko menimba ilmu dan melakukan

tapa di hutan tanpa adanya keramaian. Tapa tersebut bertujuan mendekatkan diri

kepada Hyang Kuasa, sehingga mendapatkan wahyu dan bimbingan dari gaib

(Yai) atau Hyang Kuasa. Wahyu itu berisi perintah menata umat manusia agar

selalu berbuat baik dengan sesamanya.

7 Kasmidjan (Tokoh masyarakat Suku Samin Dusun Jepang Margomulyo Bojonegoro)

Page 64: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

53

Materi ajaran Samin berupa :8

a. Menata hidup dan penghidupan pada Masyarakat tentang tataning sikep

rabi, ilmu pendunungan, dan sejatining urip lan urip kang sejati. Hal

tersebut diharapkan manusia itu hidup didunia mendapatkan

Kasampurnaning urip.

b. Wong urip kudu ngerti uripe, sebab urip mung sepisan kanggo selawase

(Orang hidup harus mengerti tujuan hidupnya, karena hidup itu cuma

sementara)

c. Manusia harus selalu berbuat baik kepada sesamanya, lingkungan dan

alam semesta.

Wong nandur bakal ngunduh, wong kang gawe bakalan nganggo, wong kang

utang bakale nyaur. Mula aja tumindak jrengki, srei, panasten, dahpen lan

kemeren marang sepadane urip. Amarga wong urip kabeh maumung sak

derma nglakoni, wong urip iku ana kang nguripake, mulo kudu sabar lan

narimo. Yang memiliki sebuah arti orang yang menanam pasti akan menuai,

orang yang membuat pasti akan memakai, orang yang mempunyai hutang

pasti akan membayar. Maka janganlah bertindak dengki dan syirik sesama

manusia. Karena semua orang hidup Cuma hanya menjalankan, semua orang

hidup itu ada yang mengatur atau menghidupkan, makanya harus sabar dan

menerima).

Ajaran Samin menegaskan bahwa sejatinya Agama yaitu ugeman/ageman

urip9. Esensi agama adalah pegangan hidup yang tercermin dalam prinsip ajaran

8 Moh. Rosyid Bersahaja Di Tengah Asketisme Lokal.( Yogyakarta : Kepel Press.2010).

h.28

Page 65: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

54

dan pantangan. Kenyamanan batin merupakan esensi dasar keyakinan yang

disebut dengan agama.

Memiliki aliran kepercayaan bagi seseorang pada dasarnya adalah wilayah

diri, bersifat pribadi, dan membutuhkan kenyamanan diri dalam berinteraksi

sosial, dengan catatan kepercayaan tersebut tidak mengganggu kenyamanan

pemeluk Agama atau kepercayaan pihak lain. Meskipun dalih utama bahwa

berkepercayaan adalah hak dan kebutuhan batin bagi individu, Dengan demikian

keberadaan aliran kepercayaan tidak selalu mudah terdeteksi oleh pemerintah

karena keberadaannya yang bersifat pribadi.

C. Konsep Ajaran Suku Samin dalam Serat Jamus Kalimosodo

Konsep ajaran-ajaran Samin terhimpun dalam karya yang berjudul Serat

Jamus Kalimosodo yang terdiri dari lima ajaran pokok, yaitu (a) Serat Punjer

Kawitan, (b) Serat Pikukuh Kasejaten, (c) Serat Uri-uri Pambudi, (d) Serat Jati

Sawit, dan (e) Serat Lampahing Urip.10

Masing-masing serat tersebut memiliki bahasan tersendiri, semua

dikelompokkan sesuai bidangnya, ada yang membahas sejarah, ada yang

membahas tata krama, ada yang membahas kehidupan yang mulia dan ada juga

yang membahas tentang primbon.

1. Serat Punjer Kawitan

Ajaran ini berkaitan dengan ajaran mengenai silsilah raja-raja

Jawa, adipati-adipati wilayah Jawa Timur, dan penduduk Jawa. Ajaran ini

pada prinsipnya mengakui bahwa orang Jawa adalah sebagai keturunan

9 Verdi Indra Satria, Ekspedisi Kyai Samin, (Malang: Cv Madza Publishing, 2016) h. 82

10 Kitab “Pameling Kalimosodo” (Pedoman Masyarakat Samin) yang saat ini dibawa oleh

Mbah Hardjo Kardi.h.10

Page 66: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

55

Adam dan keturunan Pandawa. Sehingga semua yang ada di bumi Jawa

adalah hak orang Jawa. Dengan demikian orang Belanda tidak mempunyai

hak terhadap bumi Jawa. Apabila diperhatikan, ajaran ini secara simbolik

adalah semangat nasionalis bagi orang Jawa dalam menghadapi penjajah

Belanda.

2. Serat Pikukuh Kasejaten

Ajaran ini berkaitan dengan tata cara dan hukum perkawinan yang

dipraktekkan oleh masyarakat Samin. Konsep pokok yang termaktub

dalam ajaran ini adalah membangun keluarga merupakan sarana kelahiran

budhi, yang akan menghasilkan atmajatama (anak yang utama). Rumah

tangga (dalam kitab ini) harus berdasarkan pada ungkapan “kukuh demen

janji”(kokoh memegang janji). Maka dalam berumah tangga unsur yang

utama adalah kesetiaan dan kejujuran guna menciptakan saling percaya

dalam rangka membangun keluarga bahagia.

3. Serat Uri-uri Pambudi

Ajaran ini berisi tentang ajaran perilaku yang utama, terdiri atas

ajaran sebagai berikut:11

1) Angger-angger Pratikel (hukum tingkah laku) yang mempunyai

ungkapan: Aja drengki srei, tukar-padu, mbadog colong (jangan

dengki dan iri hati, bertengkar, makan yang bukan hak, dan mencuri).

2) Angger-angger Pangucap (hukum berbicara) memiliki patokan

pangucap saka lima, bundhelane ana pitu, lan pangucap saka sanga,

11

Kitab “Pameling Kalimosodo” (Pedoman Masyarakat Samin) yang saat ini dibawa oleh

Mbah Hardjo Kardi.h.11

Page 67: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

56

bundhelane ana pitu (ucapan yang berasal dari dari sember yang lima

[panca indera], pengendalianya ada tujuh, Dan ucapan yang

bersumber dari lubang [babahan hawa sanga:bahasa Jawa]

pengendaliannya juga ada tujuh)

3) Angger-angger Lakonono (hukum yang harus dijalankan), inti dari

ajaran ini berbunyi lakonono sabar trokol. Sabare dieleng-eleng,

trokole dilakoni (kerjakan sikap sabar dan giat, agar selalu ingat

tentang kesabaran dan selalu giat dalam kehidupan)

4. Serat Jati Sawit

Ajaran ini membahas tentang kemuliaan hidup sesudah mati

(kemuliaan hidup di akhirat). Ajaran ini mengenal konsep “hukum

karma”. Disini kata-kata mutiara yang menjadi falsafah berbunyi: Becik

ketitik, olo ketoro, sopo goroh bakal gronoh, sopo salah seleh (yang baik

dan yang jelek bakal kelihatan, siapa yang berdusta akan nista, siapa yang

salah bakal kalah)

5. Serat Lampahing Urip12

Ajaran ini berisi tentang primbon yang berkaitan dengan kelahiran,

perjodohan, mencari hari baik untuk seluruh aktifitas kehidupan

Saminisme, menjadi pedoman moral dan perilaku yang kemudian menjadi

ajaran yang digunakan, kemudian berkembang menjadi sikap kebatinan

dimana ajaran tersebut kedudukannya sama seperti aliran kepercayaan

yang tumbuh subur.

12

Kitab “Pameling Kalimosodo” (Pedoman Masyarakat Samin) yang saat ini dibawa oleh

Mbah Hardjo Kardi.h.11

Page 68: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

57

D. Upacara dan Ritual dalam Masyarakat Suku Samin

1. Upacara Kelahiran13

Kelahiran menurut Masyarakat Suku Samin adalah sesuatu hal yang

dianggap biasa saja, dan mereka beranggapan bahwa seseorang yang baru lahir

membawa jeneng (nama) sendiri-sendiri. Nama (Jeneng) itu dibagi menjadi

Jeneng Lanang (nama laki-laki) Jeneng wedok (nama wanita).

Anggapan orang Samin ketika bayi menanggis cenger dalam bayi itu

berarti sang bayi sudah ada roh dan telah mendapatkan tempat ngenger

(mengabdikan hidup). Sama seperti pada masyarakat Jawa pada umumnya

masyarakat samin juga mengenal brokohan bancakanmbel-mbel yang dibagi-

bagikan kepada tetangga dinamakan mbrokohi turunan. Kemudian setelah sang

bayi berusia lima hari dibutkan juga mbel-mbel sepasaran lalu saat bayi

berusia sembilan hari juga dibuatkan mbel-mbel selapan.14

Ada ritual yang diamakan penamaan tembuni yang dibedakan antara pria

dan wanita. Penamaan tembuni bagi anak laki-laki ditanam didalam rumah

agar si anak laki-laki itu ketika dewasa bisa membantu sang ayah dalam

mencari penghasilan. Sementara itu, anak perempuan tembuninya ditanam

diluar rumah dengan harapan si anak cepat mendapat jodoh.

2. Upacara Kematian

13 Titi Mumfangati, Kearifan Lokal di Lingkungan Masyarakat Samin Kabupaten Blora

Jawa Tengah (Yogyakarta : Jarahnitra, 2004),h. 25 13 14

Tashadi Dkk, Kehidupan Masyarakat Samin Dalam era Globalisasi di Dusun Jepang,

Margomulyo Bojonegoro Jawa Timur (Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan),h.

107

Page 69: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

58

Masyarakat Samin memiliki tata cara tersendiri dalam hal kematian.

Sama seperti halnya kelahiran, kematian juga merupakan peristiwa yang biasa

saja. Menurut orang Samin, orang yang mati itu disebut sebagai salin

sandhangan (berganti pakaian). Ini maksudnya apabila roh lepas dari raga

(jasmani, tubuh) jiwa mereka masih tetap hidup dengan memakai jasad yang

baru. Manusia tidak pernah mati, yang mati dan rusak itu adalah jasadnya saja.

Hal ini sesuai dengan apa yang telah Samin Surosentiko sampaikan yaitu:

“Wong enom mati uripe titip seng urip. Bayi udah nangis nger niku

sukma ketemu raga. Dadi makane wong niku boten mati. Nek ninggal

sandhang iku nggeh. Kedah sabar lan trokal sing diarah turun temurun. Dadi

ora mati nangging kumpul sing urip. Apik wong salawase sepisan, dadi wong

salawase dadi wong”.15

Orang yang meninggal itu (salin sandhangan) dikemudian hari akan

melanjutkan hidup dengan jasad yang lain. Jika ia berprilaku baik, ia akan

dihidupkan kembali menjadi hewan atau yang lainnya. Hal ini mirip dengan

konsep reinkarnasi dalam ajaran agama Hindu.16

Tata cara pemakaman orang Samin sangatlah sederhana sebab salin

sandhang merupakan hal yang cukup lumrah, Tata cara pemakaman dan alat

pengusung jenazah serta payung dibuat secara mendadak, Sampai di

pemakaman, keranda, pengusung dan payung diletakkan disekitar kuburan lalu

dipreteli (dirusak) supaya tidak memenuhi tempat.

15

Titi Mumfangati, Kearifan Lokal di Lingkungan Masyarakat Samin Kabupaten Blora

Jawa Tengah (Yogyakarta : Jarahnitra, 2004),h. 31 16

Neng Darol Afia, Tradisi dan Kepercayaan Lokal pada beberapa Suku di Indonesia.

(Jakarta. Badan Litbang Agama Departemen Agama RI: 1999), h.39

Page 70: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

59

Tidak ada arah dan kiblat tertentu mengenai arah mayat yang harus

dikubur. Kondisi makam pun terkesan seadanya, ditambah dengan keadaan

makam yang tak diberi nisan dan hanya tanda saja dengan sepotong kayu.

Seperti halnya makam mbah Engkrek, itu hanya diberi kayu sebagai tanda

dengan tanah yang sudah rata.

3. Berdo‟a Menurut Masyarakat Suku Samin

Aktivitas warga Samin dikategorikan aktivitas kumulatif jika

dilaksanakan semua pengaku ajaran Samin, sedangkan aktivitas nonkumulatif

adalah aktivitas peribadatan yang tidak dilaksanakan semua pengaku ajaran

Samin (bersifat individu). Komunitas Samin yang saleh, dalam beraktivitas

biasanya selalu diawali dengan berdo‟a. 17

Do‟a tersebut terdapat perbedaan

ungkapan karena perbedaan tokoh yang memberi petuah. Seperti contoh do‟a

menyembelih hewan “Yang bumi, aji aku jaman, jamanku...(menyebutkan

nama diri) Sandang pangan tukule bumi. Etika dan tata cara berdo‟anya dengan

ngenengno cipto, roso, lan karso kang supoyo biso kasembadan sejo lan karep

kanti neng (ngeningke cipto), neng (kudune meneng), lan nep (ngenepno roso

yoiku onone siro utowo ingsun, wujud iro wujud ingsun) kalayan rungu tan

rinungu, ono roso tan rinoso, ono gondo tan ginondo. Bentuk peribadatan

warga Samin berupa berdo‟a ketika semedi dengan prinsip nindakno neng-

neng meneng, nenuwun marang yeng momong jiwo rogo, bakale keturutan

pengangenane (melaksanakan konsentrasi dengan diam (semedi), memohon

17 Titi Mumfangati, Kearifan Lokal di Lingkungan Masyarakat Samin Kabupaten Blora

Jawa Tengah (Yogyakarta : Jarahnitra, 2004),h. 35 17

Verdi Indra Satria, Ekspedisi Kyai Samin, (Malang: Cv Madza Publishing, 2016), h.28

Page 71: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

60

pada pemelihara jiwa raga agar harapannya terpenuhi) dan wong urip kudu

percoyo, ora keno mujo kayu-watu, sing dipujo awae dewe (orang hidup harus

percaya adanya Yai (Tuhan) tidak boleh memuja kayu-batu, yang dipuja adalah

dirinya (awak dewe) terdiri dari kesatuan (manunggaling kawulo marang gusti)

dan adanya manusia karena adanya Tuhan. Kata Yai bermakna kabeh yeng

ngayahi (semua kebutuhan hidup manusia dicukupi Tuhan) dan keberadaan

manusia sebagai hamba (putu Adam). Permohonan masyarakat Samin kepada

Tuhan menyertakan peran lingkungannya yang Samin dan non-Samin,

misalnya kematian atau sunatan (ngislamke/brahikke/khitanan) berbentuk

brokohan. Hal itu bertujuan untuk mendoakan agar yang masih hidup selamat

dan yang telah mati tercapai angan-angan berupa menjadi asal manusia yang

menitis pada anak cucu menjadi orang yang baik.

Semedi merupakan bagian dari jalan menuju ketenangan dan

kebahagiaan hidup manusia. Semedi sebagai proses introspeksi diri (eling)

pada diri dan perilakunya. Semedi atau Samadi18

merupakan istilah khas dalam

agama Hindu sebagai cara kebaktian kepada Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha

Esa dengan memusatkan pikiran dan jiwa. Dalam falsafah Hindu, semadi pada

tahap kedelapan pelaksanaan yoga, merupakan situasi batin yang sunyi dan

sebagai sumpah suci, pasrah diri sepenuhnya dalam berkontemplasi mengatasi

segala kesukaran hidup. Untuk menuju konsentrasi, harus melalui tiga

tingkatan yakni konsentrasi persiapan (parikamma-samadhi), konsentrasi

tetangga (upacara-samadhi), dan konsentrasi penuh (appana-samadhi).

18

Verdi Indra Satria, Ekspedisi Kyai Samin, (Malang: Cv Madza Publishing, 2016), h.30

Page 72: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

61

BAB IV

DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS

MASYARAKAT SUKU SAMIN

A. Konsep Tuhan dalam Ajaran Suku Samin

Masyarakat Samin mengaku beragama Adam yang di dalam ajarannya

berprinsip bahwa etika adiluhung sebagai pegangan hidup. Esensi ajaran Adam

dipegang teguh dalam prinsip ajaran dan menjauhkan prinsip pantangan

keSaminan. Agama Adam sebagai perwujudan pengucap (tandeke neng

pengucap, opo wae thukule soko pengucap), laku (perilaku), dan penganggo

(pakaian). Pengucap bermakna jika berbicara tidak berbohong dan konsisten

dengan yang diucapkan. Laku diwujudkan dalam berprilaku tidak melanggar

prinsip Samin dan melaksanakan poso (puasa). Penganggo adalah segala piranti

(pakaian) yang digunakan. Keberadaan Adam dianggap sebagai orang pertama di

dunia agar dunia sejahtera (donyo rejo) dan sebagai penguasa tunggal (Yai).

Lahirnya Adam karena sabdo tunggal Yai,1 adanya Yai (Tuhan) karena

adanya Adam (ono iro ono ingsung, wujud iro wujud ingsun. Aku yo kuwe, kuwe

yo aku, wes nyawiji ). Artinya ada kamu ada saya, wujud kamu adalah wujud

saya. Aku adalah kamu, kamu adalah aku, sudah menjadi satu. Yai (yeng ngayahi

samubarang kabutuhane putu) putu nduwe kewajiban, putu njaluk Yai kanti

ngeningke cipto, roso lan karso kang supoyo biso kasembadan sejo lan karep

kanti neng neng lan nep. Yai (Tuhan) bermakna dzat pemenuh hajat hidup

1 Verdi Indra Satria, Ekspedisi Kyai Samin, (Malang: Cv Madza Publishing, 2016), h.56

Page 73: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

62

makhluk, makhluk pun memiliki kewajiban. Makhluk memohon hanya

kepadaNya dengan mengheningkan cipta (semedi) dan berprilaku yang baik.

Munculnya istilah Adam bermakna ugeman atau pegangan hidup. Adam

juga sebagai bukti pemahaman Warga Samin terhadap nama manusia pertama

(Adam) ciptaan Tuhan (Yai) di dunia. Agama Adam mengajarkan ibadah.

Peribadatan Samin berprinsip nindakno nengneng meneng, nemuwun marang

yeng momong jiwo rogo, bakale keturunan pengangenane. Artinya melaksanakan

konsentrasi dengan diam (semedi), memohon pada pemelihara jiwa raga agar

harapan terpenuhi.

Prinsip ibadahnya wong urip kudu percoyo (orang hidup harus percaya),

ora keno mujo kayu-watu (tidak bisa menyembah kayu ataupun batu), adanya

kesatuan (manunggaling kawulo marang gusti) dan adanya manusia karena

adanya Tuhan.2 Kata Yai bermakna kabeh yeng ngayahi (semua yang menguasai),

kebutuhan hidup manusia dicukupi Tuhan dan keberadaan manusia sebagai cucu

Adam.

Agama Adam tidak bersangkut paut dengan proses pewahyuan karena

mutlak berasal dari ide dasar leluhur/orang tua yang diikuti secara turun temurun

kepada generasi Samin.3 Samin sebagai sebuah ajaran mengedepankan nilai-nilai

etika yang bersifat hubungan vertikal (manembah) yang esensinya mengakui

dirinya bahwa ada yang lebih tinggi dalam kehidupan yakni Tuhan (Yai).

Agama Adam yang dianut oleh masyarakat Samin berbeda dari praktek

sinkretisme yang lazim terjadi di antara masyarakat Jawa. Hal ini karena agama

2 Verdi Indra Satria, Ekspedisi Kyai Samin, (Malang: Cv Madza Publishing, 2016), h.60

3 Joko Susilo, Agama tradisional, Potret Kearifan Hidup Masyarakat Samin dan Tengger

(Yogyakarta : UMM Press, 2003) h. 31

Page 74: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

63

Samin hampir tidak memberi tempat praktek ajaran agama lain. Meskipun

demikian, Agama Adam tetap harus dilihat dalam konteks kepercayaan

masyarakat Jawa yang terpusat di seputar aktivitas agrikultural (pertanian).

Kepercayaan tradisional Jawa digunakan masyarakat Samin sebagai sarana

memperkuat solidaritas dan menangkal pengaruh dari luar. Masyarakat Samin

menolak segala bentuk ajaran dari luar, baik Islam maupun Hindu dan

menghendaki ajaran yang murni Agama Jawa dan bebas dari pengaruh asing

dalam bentuk apapun. Konsekuensinya yaitu, mereka menjaga jarak dengan

penduduk Jawa yang telah memeluk agama.

B. Pandangan Tokoh Agama Suku Samin di Dusun Jepang tentang Tuhan

dalam Ajaran Samin

Menurut pemaparan Hardjo Kardi4 seluruh masyarakat Suku Samin atau

penganut Agama Adam mereka mengenal Tuhan atau Yai dengan beberapa

pandangan yaitu dengan melihat Sifat-sifat Tuhan, kekuasaan dan kehendak

mutlak Tuhan, takdir dan kebebasan manusia serta konsep iman.

1. Sifat-sifat Tuhan

Berkenaan dengan sifat-sifat Tuhan masing-masing tokoh agama,

memberikan pendapat yang berbeda-beda. Walaupun terkadang antara

tokoh agama satu dengan yang lain dalam memberikan argumen tentang

permasalahan ini, ada kemiripan ataupun kesamaan atas pemikiran dan

pandangannya.

4 Hardjo Kardi adalah Kepala Suku Samin Dusun Jepang Kecamatan Margomulyo

Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur.

Page 75: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

64

Menurut Mbah Harjo Kardi,5 ia mengatakan bahwa Tuhan dalam

ajaran Samin mempunyai sifat, karena Tuhan itu adalah diri kita sendiri

punya sifat-sifat yang sudah jelas dan pasti kalau Tuhan itu mempunyai

sifat. Di antara sifat-sifat Tuhan adalah Sang Hyang Maha Luhur, Hyang

Maha Luwih (lebih), Maha Agung, Maha Welas. Menurut dia sifat-sifat

yang dimiliki Tuhan dan yang dimiliki manusia itu hampir sama, karena

sifat yang dimiliki Tuhan itu melebur dalam diri manusia yang kemudian

menjadi sifat-sifat manusia. Dengan kata lain, Tuhan beserta sifat-sifatnya

berada dalam diri manusia.

Bapak Bambang6 berpendapat tentang sifat-sifat Tuhan dalam

ajaran Samin yaitu mengakui dan meyakini bahwa Tuhan mempunyai

sifat-sifat, karena beliau berpendapat dirinya adalah Tuhan dan Tuhan

adalah dirinya. Dirinya mempunyai sifat sudah pasti kalau Tuhan juga

mempunyai sifat-sifat.

Menurut bapak Bambang :

Ingsung sejatine pengeran lan pengeran sejatine ingsun, ingsun

pengeran damel awak ingsun pangeran damel garwo ingsun lan pengeran

damel keluarga ingsun. Ingsun gadah sifat-sifat, sifat pengeran lan sifat

ingsun niku sami. sejatinipun leres ingsun niki pengeran.

Artinya : Saya sebenarnya adalah Tuhan dan Tuhan sebenarnya

adalah saya, Tuhan yang membuat diri saya istri saya dan keluarga saya,

5 Wawancara Pribadi dengan Hardjo Kardi (Kepala Suku Samin Dusun Jepang Kecamatan

Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur) Pada Tanggal 29 Desember 2016. 6 Wawancara Pribadi dengan Bambang Suyitno (Ketua Pimpinan Balai Budaya Masyarakat

Suku Samin Dusun Jepang Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur)

Pada Tanggal 29 Desember 2016.

Page 76: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

65

saya punya sifat, sifat saya dan sifat Tuhan itu sama, sebenarnya benar

kalau saya ini adalah Tuhan.

Menurut bapak Karjono7 Tuhan dalam ajaran Samin memang

mempunyai sifat-sifat, hal ini karena pada diri manusia juga mempunyai

sifat-sifat. Tuhan itu adalah diri manusia itu sendiri. Aku adalah Tuhan

dan Tuhan adalah aku begitu menurut pandangan bapak Karjono. Aku

mempunyai sifat pengasih begitu juga Tuhan mempunyai sifat pengasih.

Antara sifat-sifat manusia dan sifat-sifat Tuhan sama, tidak ada bedanya.

Karena sifat Tuhan sudah melekat pada diri manusia, oleh karenanya diri

manusia adalah Tuhan.

Bapak Qorib8 berpendapat bahwa dalam ajaran Samin memang

mengimani kalau Tuhan mempunyai sifat-sifat, dan sifat-sifat itu sama

seperti sifat manusia, karena menurutnya ajaran Samin memang

mengatakan bahwa Tuhan adalah aku. Memang menurutnya

kedengarannya terasa aneh tapi itulah ajaran itulah keyakinan ada yang

percaya dan ada yang tidak percaya sama sekali.

2. Kekuasaan dan Kehendak Mutlak Tuhan

Menurut Mbah Harjo Kardi9, berkaitan dengan masalah kekuasaan

dan kehendak mutlak Tuhan, beliau berpendapat bahwa Tuhan dalam

7 Wawancara Pribadi dengan Karjono Hadi (sesepuh Masyarakat Suku Samin Dusun

Jepang Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur) Pada Tanggal 29

Desember 2016. 8 Wawancara Pribadi dengan Qorib Subagyo (humas bakesbangpol (Badan Kesatuan

Bangsa dan Politik) Kabupaten Bojonegoro yang merupakan anggota Suku Samin asli) Pada 29

Desember 2016. 9 Wawancara Pribadi dengan Hardjo Kardi (Kepala Suku Samin Dusun Jepang Kecamatan

Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur) Pada Tanggal 29 Desember 2016.

Page 77: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

66

ajaran Samin mempunyai kekuasaan, karena sama halnya dengan manusia

yang mempunyai kekuasaan untuk melaksanakan apa yang ia inginkan.

Kekuasaan manusia merupakan kekuasaan Tuhan, manusia sendiri yang

dianggapnya sebagai Tuhan mampu berkuasa yaitu berkuasa terhadap

dirinya sendiri dan berkuasa terhadap apa yang ia inginkan. Manusia

secara utuh mempunyai kekuasaan untuk melakukan sesuatu yang mereka

bisa. Kekuasaan untuk berbuat, kekuasaan untuk bicara dan kekuasaan

untuk melakukan sesuatu.

Seperti itu juga pandangan bapak Bambang10

, mengenai kekuasaan

dan kehendak mutlak Tuhan. Tuhan sebagai Khalik dan manusia sebagai

hamba atau ciptaanNya, manusia tanpa kehendak Tuhan tidak bisa berbuat

apa-apa. Tetapi manusia tetap mempunyai kemampuan untuk bertindak,

berbuat dan melakukan apapun selama manusia berusaha penuh untuk hal

itu.

Menanggapi permasalahan kekuasaan dan kehendak Mutlak

Tuhan. Bapak Bambang berpandangan, bahwa dalam ajaran Samin Tuhan

sejatinya adalah diri manusia itu sendiri maka untuk itu kekuasaan dan

kehendak mutlak Tuhan ada dan bersatu melebur pada diri manusia itu

sendiri. Manusia adalah Tuhan bagi dirinya sendiri, maka manusia

mempunyai kekuasaan dan kehendak yang mutlak untuk melakukan apa

yang ia inginkan. Semua yang ingin ia perbuat adalah muncul dari diri

10

Wawancara Pribadi dengan Bambang Suyitno (Ketua Pimpinan Balai Budaya

Masyarakat Suku Samin Dusun Jepang Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Provinsi

Jawa Timur) Pada Tanggal 29 Desember 2016.

Page 78: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

67

manusia atas kekuasaan dirinya dan kehendaknya, tanpa kekuasaan dan

kehendak atas dirinya maka yang ia perbuat itu tidak akan muncul.

Bapak Karjono11

Menjelaskan, bahwa kekuasaan dan kehendak

mutlak Tuhan ada pada diri manusia itu sendiri. Apa yang ia inginkan

berarti secara langsung itu merupakan kehendak Tuhan. Dan pandangan

itu yang menurut dia yakini benar.

3. Takdir dan Kebebasan Manusia

Menurut Mbah Harjo Kardi12

, pandangan beliau tentang takdir dan

kebebasan manusia dalam ajaran Samin yaitu takdir dan kebebasan

manusia sebenarnya kembali kepada keyakinan ajaran Samin yang

menganggap dirinya sendiri adalah Tuhan. Bahwa takdir itu melekat pada

dirinya sendiri, dan takdir itu merupakan bagian dari diri manusia, dirinya

yang menciptakan takdir itu oleh karena itu manusia sudah diatur oleh

dirinya sendiri. Sedang kebebasan manusia menurut beliau dalam ajaran

Samin itu relatif, manusia tidak mempunyai kebebasan karena sudah

ditakdirkan dalam hal apapun tetapi agak membingungkan karena dalam

ajaran Samin yang menciptakan takdir itu manusia sendiri konsekuensinya

dari keyakinan bahwa Tuhan adalah dirinya sendiri.

Keyakinan ajaran Samin mengenai takdir dan kebebasan manusia

menurut beliau takdir itu ada, dan yang menciptakan takdir itu adalah

Tuhan sedangkan aku adalah Tuhan berarti kalau begitu bisa ditarik

11

Wawancara Pribadi dengan Karjono Hadi (sesepuh Masyarakat Suku Samin Dusun

Jepang Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur) Pada Tanggal 29

Desember 2016. 12

Wawancara Pribadi dengan Hardjo Kardi (Kepala Suku Samin Dusun Jepang Kecamatan

Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur) Pada Tanggal 29 Desember 2016.

Page 79: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

68

kesimpulan bahwa takdir itu yang menciptakan dirinya sendiri. Sedangkan

kebebasan manusia itu tidak ada karena sudah terikat dengan takdir itu.

Dalam persoalan takdir dan kebebasan manusia, bapak Bambang13

berpendapat bahwa dalam ajaran Samin meyakini akan takdir Tuhan,

tetapi takdir itu beliau yang membuat terhadap dirinya, ini tidak lepas dari

ajaran Samin yang menganggap aku adalah Tuhan. Menurut beliau takdir

ini melekat pada dirinya karena Tuhan adalah dirinya, Tuhan yang

menciptakan takdir itu, maka beliau secara tidak langsung yang

menentukan takdir itu. Sedang kebebasan manusia itu tidak ada karena

sudah ditetapkan oleh takdir yang dibuat oleh dirinya sendiri, secara penuh

manusia bertanggung jawab atas dirinya karena telah menetapkan takdir

itu, manusia terikat oleh takdir yang mereka tentukan.

Menurut bapak Karjono14

, pemahaman beliau tentang takdir dan

kebebasan manusia dalam ajaran Samin yaitu, takdir adalah ketetapan

yang diciptakan oleh Tuhan dengan kata lain beliaulah yang menciptakan

takdir itu, karena ia berkeyakinan bahwa dia adalah Tuhan itu sendiri dan

manusia terikat oleh takdir itu. Jadi manusia dalam hal ini tidak

mempunyai kebebasan sama sekali setelah ia menentukan takdir itu, tetapi

manusia tetap mempunyai kebebasan untuk membuat ketetapan itu.

13

Wawancara Pribadi dengan Bambang Suyitno (Ketua Pimpinan Balai Budaya

Masyarakat Suku Samin Dusun Jepang Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Provinsi

Jawa Timur) Pada Tanggal 29 Desember 2016. 14

Wawancara Pribadi dengan Karjono Hadi (sesepuh Masyarakat Suku Samin Dusun

Jepang Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur) Pada Tanggal 29

Desember 2016.

Page 80: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

69

4. Konsep Iman

Menurut Mbah Harjo Kardi15

, beliau berpendapat bahwa Iman

dalam ajaran Samin berupa kepercayaan dalam hati kemudian diucap

dengan lisan dan dilakukan dengan tindakan. Iman tak cukup dalam hati

menurutnya, kalau seperti itu bukan mengimani tetapi hanya sekedar

meyakini. Antara keyakinan dalam hati, ucapan dan tindakan itu harus

sama, seperti orang Samin yang selalu jujur dan lugu dalam kehidupan

sehari-hari.

Menurut Mbah Harjo Kardi : Keyakinan sak njeruning ati sak

njeruning ucap lan sak njeruning lakon, ingsung ngucap ingkang ingsun

yakini, lakon ingsun ingkang ingsun yakini saking ucap ingsun. Artinya :

Keyakinan itu ada di dalam hati dan di dalam pengucapan serta dalam

perbuatan, saya mengucapkan apa yang saya yakini, dan saya meyakini

apa yang saya ucap.

Dengan demikian antara hati, ucapan dan tindakan itu harus sesuai

dan saling terkait. Menurut beliau aku tidak akan bicara kalau tidak ada

keyakinan dalam hatinya dan beliau tidak akan bertindak kalau tidak ada

keyakinan dalam hatinya. Berkenaan dengan masalah konsep iman ini,

bapak Bambang16

berpendapat bahwa Iman dalam ajaran Samin itu apa

yang kita yakini dalam hati kemudian diucapkan dengan lisan dan harus

ada tindakan.

15

Wawancara Pribadi dengan Hardjo Kardi (Kepala Suku Samin Dusun Jepang Kecamatan

Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur) Pada Tanggal 29 Desember 2016. 16

Wawancara Pribadi dengan Bambang Suyitno (Ketua Pimpinan Balai Budaya

Masyarakat Suku Samin Dusun Jepang Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Provinsi

Jawa Timur) Pada Tanggal 29 Desember 2016.

Page 81: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

70

C. Moralitas Masyarakat Suku Samin

Dalam ajaran Suku Samin prinsip dasar beretika berupa pantangan untuk

tidak drengki (membuat fitnah), Srei (serakah), Panasten (mudah tersinggung atau

membenci sesama), dawen (mendakwa tanpa bukti), kemeren (iri hati/syirik

keinginan untuk memiliki barang yang dimiliki orang lain), nyiyo marang sapodo

(berbuat nista terhadap sesama penghuni alam), pantangan hidupnya dalam

berinteraksi adalah bedok (menuduh), colong (mencuri), Pethil (mengambil

barang yang masih menyatu dengan alam atau masih melekat dengan sumber

kehidupannya), jumput (mengambil yang telah menjadi komuditas di pasar), nemu

(menemukan barang menjadi pantangan). Lima pantangan dasar ajaran Samin

meliputi, tidak boleh mendidik dengan pendidikan formal, tidak boleh bercelana

panjang, tidak boleh berpeci, tidak diperbolehkan berdagang, dan tidak

diperbolehkan beristri lebih dari satu.17

Etika Samin tercermin dalam pelaksanaan ajaran Samin yang mengandung

prinsip hidup berupa kejujuran, kesetiakawanan, kesederhanaan, kebersamaan,

keadilan dan kerja keras.18

Prinsip dasar beretika adalah berupa pantangan untuk

tidak drengki (memfitnah), srei (serakah), panasten (mudah tersinggung atau

membenci sesama), dawen (mendakwa tanpa bukti), kemeren (iri hati, keinginan

untuk memiliki barang yang dimiliki orang lain).

Ajaran tersebut pada dasarnya ajaran agama universal, dan melaksanakan

ajaran tersebut sangatlah ditentukan oleh diri warga Samin, bukan karena simbol

17

Joko Susilo, Agama tradisional, Potret Kearifan Hidup Masyarakat Samin dan Tengger

(Yogyakarta : UMM Press, 2003) h.62 18

Titi Mumfangati dkk. Kearifan Lokal di Lingkungan Masyarakat Samin, Kabupaten

Blora, Propinsi Jawa Tengah (Yogyakarta : Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2004),h. 43

Page 82: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

71

menjadi pengikut agama atau kelompok tertentu. Maksudnya orang Samin

berpeluang menjadi warga yang taat dan dapat pula menjadi warga yang tidak taat

terhadap ajaran Samin.

Disini penulis akan memaparkan ajaran Moralitas Suku Samin pada

beberapa bagian yaitu :

1. Melawan Penjajah

Masyarakat Suku Samin membuat perlawanan terhadap Belanda

yaitu dengan tidak mau membayar pajak. Selain melakukan aksi heroik ala

Robin Hood, kiyai Samin juga mengajarkan sebuah metode baru untuk

melawan para penjajah kulit putih kepada rakyat jelata. Metode ini cukup

unik, tapi pada akhirnya benar-benar mampu membuat pemerintah

penjajah Belanda geram. Salah satu metode tersebut mengajak rakyat

untuk tidak membayar pajak apapun kepada Negara (Belanda) karena

hanya akan memperkaya para pejabat saja.19

Kyai Samin (Samin Surosentiko/pendiri ajaran Samin) juga

mengajarkan kesederhanaan dan hidup selaras dengan alam kepada para

pengikutnya.20

Mereka mengatakan bahwa alam Jawa bukanlah milik

penjajah. Untuk itulah banyak warga Samin yang membuat pusing

Belanda, ketika mereka dengan seenaknya mengambil kayu dan ranting

dari hutan-hutan jati yang dikelola pemerintah. Padahal orang Samin

19

Moh. Rosyid, Samin Kudus Bersahaja di tengah Asketisme Lokal (Yogyakarta:Pustaka

Pelajar, 2008) h.42 20

Neng Darol Afia, Tradisi dan Kepercayaan Lokal pada beberapa Suku di Indonesia.

(Jakarta. Badan Litbang Agama Departemen Agama RI: 1999), h.22

Page 83: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

72

hanya mengambil sebatas yang mereka butuhkan. Tidak pernah mereka

menebang kayu untuk dijual kembali.

2. Perdagangan

Ada banyak hal yang cukup unik dan menarik jika berbicara

mengenai suku Samin, salah satunya yaitu pada bahasa yang mereka

gunakan sehari-hari. Walaupun menggunakan bahasa Jawa akan tetapi

dialeg serta sistem bahasa mereka berbeda dengan yang ada di masyarakat

Jawa pada umumnya. Demikian pula tentang etika dan tata cara

berpakaian mereka. Mereka sering terlihat memakai pakaian serba hitam.

Apalagi kaum Samin yang tidak pernah memakai peci, celana jeans

apalagi kaos oblong.

Tapi yang paling unik adalah mengenai pandangan hidupnya.

Orang sikep sangat menjunjung tinggi kejujuran, welas asih, persaudaraan

dan mencintai lingkungan hidup serta alam semesta.21

Dalam komunitas

sedulur sikep tidak ditemukan satu anggota komunitas pun yang berprofesi

sebagai pedagang.

Bagi mereka perdagangan adalah pintu masuk bagi ketidak jujuran,

keserakahan dan hedonisme. Memang dalam perdagangan dikenal dengan

istilah laba atau keuntungan. Laba inilah yang nantinya menjadi tujuan

bahkan sering orang menghalalkan segala cara untuk meraihnya. Tetapi

hal itu tidak berlaku bagi orang Samin. Laba adalah cerminan ketidak

jujuran. Suatu hal yang sangat diharamkan dalam ajaran Samin.

21

Titi Mumfangati dkk. Kearifan Lokal di Lingkungan Masyarakat Samin, Kabupaten

Blora, Propinsi Jawa Tengah (Yogyakarta : Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2004),h.35

Page 84: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

73

Suku Samin yang kebanyakan berprofesi sebagai petani juga

menolak menggunakan barang-barang elektronik. Mereka lebih memilih

menggunakan kerbau untuk membajak sawah daripada traktor. Itulah

mengapa kaum Samin sangat memuliakan alam. Kelestarian alam adalah

berarti kelestarian kehidupan. Sedang kehancuran alam berarti juga

hancurnya kehidupan mereka.

3. Pernikahan dan Poligami

a. Pernikahan dengan sesama pengikut Samin

Pernikahan dengan sesama pengikut Samin merupakan langkah

yang strategis agar generasi baru tersebut dapat melanjutkan ajaran

nenek moyang Samin.22

Antisipasi ini dilakukan dengan cara agar

mereka berada dalam satu lingkungan yang sama sehingga akan

menjauhkan dari pengaruh budaya luar akulturasi dan asimilasi.

b. Tidak boleh Beristri lebih dari Satu

Memadu dua keluarga dalam ikatan perkawinan terjadi hampir

disemua masyarakat. Tak terkecuali di masyarakat Samin, menikah

menjadi sesuatu yang biasa terjadi untuk memperpanjang keturunan.

Perbedaanya ada pada tata cara perkawinan dan adat yang digunakan.

Pada dasarnya adat perkawinan yang berlaku dalam masyarakat Samin

adalah endogami, yakni pengambilan dari dalam kelompok sendiri dan

menganut prinsip monogami. Menurut mbah Hardjo Kardi (Kepala

Suku Samin Dusun Jepang) Dalam pola perkawinan ini yang dianggap

22

Moh. Rosyid, Samin Kudus Bersahaja di tengah Asketisme Lokal (Yogyakarta:Pustaka

Pelajar, 2008) h.31

Page 85: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

74

ideal adalah istri cukup hanya satu untuk selamanya (bojo siji kanggo

sak lawase). Seperti yang tertuang dalam prinsip Ajaran Samin

bahwasannya tidak diperbolehkan beristri lebih dari satu. Hal ini

dilakukan agar konflik dalam berkeluarga tidak akan terjadi.23

D. Implementasi Ajaran Moralitas Samin terhadap Perilaku Masyarakat

Samin dalam Kehidupan Sehari-hari

Masyarakat selalu berada dalam proses perubahan, bergerak secara

dinamis mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan faktor-faktor yang

melingkupinya. Tidak ada masyarakat di dunia ini yang stagnan tanpa perubahan,

walaupun masyarakat primitive sekalipun. Demikian juga dengan masyarakat

Samin. Tujuan utama didirikan gerakan Samin sebenarnya adalah untuk

memberikan pertolongan kepada masyarakat daerah sekitar yang dinilai berada

dalam kondisi yang memprihatinkan, sebagai akibat dari penjajahan Kolonial

Belanda yang secara langsung berpengaruh pada kehidupan yang membuat

masyarakat menjadi menderita.

Penjajahan Kolonial Belanda ini membawa masyarakat Samin pada

ketimpangan sosial, dimana para penjajah Belanda menempati posisi yang

terhormat dalam hirarki sosial yang disebabkan oleh kekayaan yang dipungutnya

secara paksa dari masyarakat serta penolakan merekat terhadap ajaran Islam yang

dinilainya tidak berasal dari khazanah pengetahuan budaya masyarakatnya.

Berdasarkan masalah tersebut maka gerakan Samin yang di pelopori oleh Samin

Surosentiko mulai muncul dan berkembang.

23

Wawancara Pribadi dengan Hardjo Kardi (Kepala Suku Samin Dusun Jepang Kecamatan

Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur) Pada Tanggal 29 Desember 2016.

Page 86: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

75

Sebuah komunitas masyarakat jika dalam kehidupannya memiliki aturan

dan berpedoman pada ajaran moral ataupun etika sudah bisa dipastikan hidupnya

akan tentram. M.Athiyah Al Abrasyi yang berpendapat bahwa: “Tujuan ajaran

akhlak/moral dalam Islam adalah membentuk manusia berakhlak mulia, keras

kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia dalam tingkakhlaku dan

perangai, bersifat bijaksana, sopan dan beradab, iklas, jujur dan suci”.24

Orang Samin dalam hal bertingkah laku selalu memegang pada dua

konsep yaitu kejujuran dan kebenaran. Untuk melakukan kedua hal tersebut,

mereka memiliki ajaran yang disebut dengan “Pandom Urip” (pedoman hidup)

yaitu “ojo srei, drengki, dahwen, open, kemeren panesten, rio sapodo-podo,

mbedak, colong playu, kutil, jumput, nemok wae emoh”(jangan sombong, iri hati,

bertengkar, membuat marah terhadap orang lain, menginginkan hak milik orang

lain, cemburu, bermain judi dan mengambil barang orang lain yang tercecer di

jalan). Untuk mengawasi perilaku penganutnya, maka dilakukan dengan cara

hukuman batin, yaitu orang yang melakukan kesalahan akan diperolok-olok oleh

penganut Samin lainnya dan kemudian mereka akan dipanggil oleh sesepuh

Samin.

Dengan demikian bisa diambil kesimpulan bahwa penanaman ajaran moral

sangatlah kental pada diri masyarakat Samin, larangan untuk sombong, iri hati,

bertengkar, membuat marah terhadap orang lain, menginginkan hak milik orang

lain, cemburu, bermain judi dan mengambil barang orang lain yang tercecer di

jalan adalah sebuah bukti proses penanaman ajaran akhlak/ moral.

24

M.Athiyah Al Abrasyi, Dasar Dasar Pokok Pendidikan Islam, Penerjemah: Bustami.

(Jakarta: Bulan Bintang, 1970) h. 104.

Page 87: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

76

Jadi peran sesepuh Samin sangat besar dalam mengawal tingkah laku

sosial masyarakat. Oleh karena itu apabila sosok sesepuh merosot kharismanya,

maka akan mungkin terjadi pergeseran dan perubahan. Perubahan identitas dan

tradisi pada suatau kelompok masyarakat, pada dasarnya dapat dilihat dari

perspektif perubahan kebudayaan.

Mengenai pandangan agama, kaum Samin yang masih memegang kuat

ajarannya memiliki pandangan bahwa semua agama adalah sama dan semua

ajaran agama mengajarkan tentang kebaikan. Hal ini sebenarnya telah dijelaskan

dalam al-Qur’an bahwa Tuhan tidak memaksakan sesorang dalam beragama,

sebagaimana firman-Nya yang artinya sebagai berikut:

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);

Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.

karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman

kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali

yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi

Maha mengetahui. (QS. Al baqorah :256)25

Pandangan mereka yang demikian itu berpangkal pada pendirian bahwa

manusia sama saja, tidak ada bedanya, karena sama-sama makhluk hidup yang

memiliki kepetingan yang sama pula yang berbeda adalah tingkah laku dan budi

pekertinya. Pandangan ini telah lama tertanam dalam ajaran agam islam,

sebagaimana firman Allah dalam Surat al Hujaraat yang artinya sebagai berikut:

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-

laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang

yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling

25

M.Athiyah Al Abrasyi, Dasar Dasar Pokok Pendidikan Islam, Penerjemah: Bustami.

(Jakarta: Bulan Bintang, 1970) hlm. h.42

Page 88: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

77

taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha

Mengenal. (QS. Al Hujuraat : 13)26

Dari ayat diatas dijelaskan bahwa Allah telah menciptakan manusia terdiri

dari beberapa golongan, ras, suku bangsa dan lain-lain tanpa membeda-bedakan,

artinya manusia seisi dunia ini dalam pandangan Allah sama, yang bisa

membedakan manusia satu dan manusia lainnya adalah derajat ketaqwaannya.

Menurut pengikut Samin meskipun orang Samin telah memeluk agama,

namun apabila tingkah lakunya jahat, tidak hidup rukun sesama manusia artinya

mereka juga tidak ubahnya seperti hewan yang memiliki sifat jahat.

Selain itu peneliti menemukan bahwa masyarakat Samin hidup dengan

amat sederhana, mereka hanya bertani dan tidak ada yang berminat menjadi

pejabat. Ajaran-ajaran dari leluhur terus mereka pegang dengan erat, tidak ada

yang saling iri hati, salah satu contohnya adalah bantuan-bantuan yang diberikan

kepada masyarakat Samin selalu dibagi dengan rata, diurut sesuai dengan

kemampuan ekonomi, yang paling tidak mampu menjapat jatah pertama, begitu

selanjutnya sampai semua kebagian.

Hal tersebut mencerminkan sifat adil, dan tidak adanya ras iri antara satu

dengan yang lain, selain itu akibat terbiasa hidup dengan sederhana, masyarakat

Samin tidak serakah dengan harta.

Pada dasarnya sampai saat ini prilaku masyarakat Samin dalam kehidupan

sehari-hari sangatlah relevan dengan apa yang diajarkan oleh para pendahulunya,

26

M.Athiyah Al Abrasyi, Dasar Dasar Pokok Pendidikan Islam, Penerjemah: Bustami.

(Jakarta: Bulan Bintang, 1970) hlm., h.517

Page 89: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

78

mereka menghindari kekerasan, menjauhi sifat iri hati, dengki, dan tidak

mengambil sesuatu yang bukan haknya.

Ajaran Samin Surosentiko sangat berdampak besar terhadap keadaan

masyarakat Samin pada era saat ini, masyarakat Samin tetap menjaga

kesederhanaan ditengah modernitas.

Page 90: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah dengan sejarah

yang panjang, masyarakat Samin hidup dengan berbagai macam keterbatasan,

namun keterbatasan yang selalu menyelimuti masyarakat Samin dalam kehidupan

sehari-hari tersebut tidak sedikitpun melunturkan semangat untuk hidup.

Masyarakat Samin terkenal sebagai komunitas masyarakat yang giat dalam

bekerja, berakhlak mulia dan kukuh mempertahankan ajaran luhur dari nenek

moyangnya.

1. Ajaran Masyarakat Samin

Dalam menjalani hidup, masyarakat Samin juga tak bisa jauh-jauh dari

pedoman yang telah diajarkan oleh para pendahulunya, masyarakat Samin

memiliki kitab yang berisi tentang aturan-aturan hidup, mulai dari ketika baru

lahir hingga meninggal dunia. Semua terangkum secara teratur dan juga

lengkap.

Kitab Samin tersebut berjudul Serat Jamus Kalimosodo yang terdiri dari

5 ajaran pokok, yaitu (a) Serat Punjer Kawitan, yang memuat ajaran tentang

silsilah raja-raja Jawa (b) Serat Pikukuh Kasejaten, berisi tentang ajaran tata

cara perkawinan masyarakat Samin (c) Serat Uri-uri Pambudi, berisi tentang

konsep keluhuran hidup, seperti larangan untuk berbuat dengki, iri, bertengkar,

makan yang bukan hak, dan mencuri. Selain itu dalam serat ini juga

menjelaskan ajaran tentang menjaga ucapan dan anjuran untuk sabar serta giat

Page 91: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

80

dalam bekerja (d) Serat Jati Sawit, memuat filosofi hidup becik ketitik, olo

ketoro, sopo goroh bakal gronoh, sopo salah bakal seleh bahwa yang berbuat

baik akan mendapatkan balasan yang baik pula sedangkan yang berbuat jelek

akan mendapatkan balasan yang setimpal (e) Serat Lampahing Urip. Serat ini

berisi tentang hitung-hitungan primbon sebagai mana masyarakat jawa kuno

pana umumnya.

2. Ajaran Ketuhanan Masyarakat Suku Samin

Masyarakat Samin mengaku beragama Adam. Lahirnya Adam karena

sabdo tunggal Yai, adanya Yai (Tuhan) karena adanya Adam (ono iro ono

ingsung, wujud iro wujud ingsun. Aku yo kuwe, kuwe yo aku, wes nyawiji ).

Artinya ada kamu ada saya, wujud kamu adalah wujud saya. Aku adalah kamu,

kamu adalah aku, sudah menjadi satu.

Masyarakat Suku Samin atau penganut Agama Adam mereka mengenal

Tuhan atau Yai dengan beberapa pandangan yaitu dengan melihat Sifat-sifat

Tuhan, kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan, takdir dan kebebasan manusia

serta konsep iman.

3. Nilai Ajaran Moralitas Pada Masyarakat Suku Samin

Nilai adalah sesuatu yang dianggap berharga, nilai bisa bersumber dari

tuhan, dari masyarakat, maupun individu. Masyarakat Samin hidup dengan

penuh nilai luhur, beberpa contohnya ialah mereka mempercayai bahwa

manusia pertama adalah adam, dan mereka adalah keturunan adam, hal itu

terus ditanamkan secera turun temurun, kepercayaan bahwa adam adalah

Page 92: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

81

manusia pertama termasuk dalam nilai yang bersumber dari tuhan, karena

berpedoman pada nash dan tidak bisa di ganti.

Kemudian dalam menjalani hidup masyarakat Samin melarang untuk

sombong, iri hati, bertengkar, membuat marah terhadap orang lain,

menginginkan hak milik orang lain, cemburu, bermain judi dan mengambil

barang orang lain yang tercecer di jalan, larangan-larangan tersebut masuk

dalam nilai yang bersumber dari masyarakat, karena berkaitan dengan sikap

sehari-hari, berpedoman pada penilaian masyarakat, dan diwariskan secara

turun temurun.

Secara tidak langsung masyarakat Samin selama ini telah giat

mengamalkan proses ajaran moralitas, dengan saling memberi tauladan,

memberi nasehat, dan introspeksi diri. Ajaran moralitas yang membentuk

manusia berakhlak mulia, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan

perbuatan, mulia dalam bertingkah laku dan perangai, bersifat bijaksana, sopan

dan beradab, ikhlas, jujur dan suci juga telah mereka wujudkan dengan ajaran-

ajaran luhur mereka.

Tak hanya itu saja, setelah diurai dan diteliti, kandungan dari ajaran-

ajaran pokok masyarakat Samin sama dengan apa yang diperintahkan oleh

Allah kepada hambanya, beberapa ajarannya sesuai dengan beberapa ayat-ayat

dalam Al-Qur’an. Hal tersebut menandakan bahwa ajaran Samin juga penuh

akan nilai-nilai akhlak yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-

hari.

Page 93: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

82

4. Implementasi Ajaran Samin terhadap Prilaku Masyarakat Samin dalam

Kehidupan Sehari-hari

Orang Samin dalam hal bertingkah laku selalu memegang pada dua

konsep yaitu kejujuran dan kebenaran. Untuk melakukan kedua hal tersebut

mereka memiliki ajaran yang disebut dengan “Pandom Urip” (pedoman

hidup) yaitu “ojo srei, drengki, dahwen, open, kemeren panesten, rio sapodo-

podo, mbedak, colong playu, kutil, jumput, nemok wae emoh”(jangan

sombong, iri hati, bertengkar, membuat marah terhadap orang lain,

menginginkan hak milik orang lain, cemburu, bermain judi dan mengambil

barang orang lain yang tercecer di jalan). Untuk mengawasi perilaku

penganutnya, maka dilakukan dengan cara hukuman batin, yaitu orang yang

melakukan kesalahan akan diperolok-olok oleh penganut Samin lainnya dan

kemudian mereka akan dipanggil oleh sesepuh Samin.

Tak hanya itu saja perintah untuk tidak berbuat iri, dengki, dan

bermusuhan antara satu dengan yang lain juga benar-benar diimplementasikan

oleh masyarakat Samin, mereka tak pernah berebut ketika ada bantuan yang

datang, semua mereka pasrahkan kepada kepala adat, dan kepala adatpun

membagikannya dengan adil dan tanpa pandang bulu.

Kebiasaan hidup dengan sederhanalah yang membuat masyarakat

Samin bisa survive dengan cara yang demikian, iklim damai, tentram, dan anti

kekerasan sangat terasa jika kita berada di tengah-tengah masyarakat Samin.

Tak pernah ada kasus korupsi, suap menyuap, ada bahkan saling bermusuhan,

yang ada hanya hidup bersama dengan rukun dan saling gotong royong.

Page 94: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

83

Kebencian masyarakat Samin terhadap permusuhan dan kedzaliman

merupakan warisan moral dari para pendahulu mereka, jika berkaca pada

sejarah, masyarakat Samin dulu sangat giat dalam melawan penjajah, mereka

menganggap bahwa para penjajah tidak memiliki hak atas tanah-tanah,

tanaman, dan harta rakyat Indonesia, karena itulah masyarakat Samin sangat

gencar melakukan perlawanan. Cara melawanannya sangat unik, meskipun

berstatus melawan tetapi masyarakat Samin tetap menjunjung tinggi prinsip

mereka untuk menghindari kekerasan, oleh karena itu cara perlawanan mereka

adalah dengan membangkang atau tidak mematuhi perintah penjajah.

B. Saran

Peneliti berharap penelitian ini bisa memberikan referensi baru khususnya

tentang Tuhan dan Moralitas dalam ajaran masyarakat Samin. Selain itu peneliti

menyadari bahwa dalam penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu

peneliti mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat hal yang belum lengkap

atau belum dicantumkan dalam penelitian ini.

Peneliti akan sangat bersyukur dan mengucapkan terimakasih yang

sebanyak-banyaknya apabila penelitian ini bisa bermanfaat, dan bisa menjadi

rujuakan terkait permasalahan ketuhanan dan moralitas dalam ajaran masyarakat

Samin.

Adanya masukan maupun kritik dari para pembaca sangat diharapkan oleh

peneliti demi berkembangnya kualitas peneliti dalam melakukan penelitian.

Page 95: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

84

DAFTAR PUSTAKA

Afia, Neng Darol. Tradisi dan Kepercayaan Lokal pada beberapa Suku di

Indonesia. (Jakarta. Badan Litbang Agama Departemen Agama RI: 1999).

Al Abrasyi, M.Athiyah. Dasar Dasar Pokok Pendidikan Islam,

Penerjemah: Bustami. (Jakarta: Bulan Bintang, 1970).

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (

Jakarta: Rineka Cipta, 2006).

Azwar, Syaifuddin. Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1998)

Ba’syin, Anis Sholeh. M.Anis Ba’syin. Samin (Mistisisme Petani di

tengah Pergolakan).(Gigih Pustaka Mandiri.2014).

Geertz, Clifford. Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa

(Jakarta: Pustaka Jaya,1989).

Hazlitt, Henry. Dasar-dasar Moralitas (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar,2003).

J. Meolong Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya, 2007).

Kartapradja Kamil . Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia.

(Surabaya : CV Amin).

Kitab “Pameling Kalimosodo” (Pedoman Masyarakat Samin) yang saat

ini dibawa oleh Mbah Hardjo Kardi.

L Pals, Daniel. Seven Theories of Religion. Penerjemah Inyiak Ridwan

Muzier (Yogyakarta: IRCiSoD, 2011).

Mulder,“Saminisme and Budhisme: A not on Field visit to a Samin

Community”, Asian Quartely, A Journal from Europe, No. 3. 1974.

Mumfangati, Titi dkk. Kearifan Lokal di Lingkungan Masyarakat Samin,

Kabupaten Blora, Propinsi Jawa Tengah (Yogyakarta : Kementerian Kebudayaan

dan Pariwisata, 2004).

Page 96: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

85

Noer Aly, Hery dan Munzier S. Watak Pendidikan Islam (Jakarta: Frika

Agung Insani,2000).

Nurudin dkk, Agama Tradisional : Potret Kearifan Hidup Masyarakat

Samin Tengger (Yogyakarta: LKIS, 2003).

Ratna, Nyoman Kutha. Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu

Sosial Humaniora Pada Umumnya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010).

Rosyid, Moh, Samin Kudus Bersahaja di tengah Asketisme Lokal

(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2008).

Rosyid, Moh. Kodifikasi Ajaran Samin . (Yogyakarta : Kepel Press 2010).

Subagya Rahmat, Kepercayaan Kebatinan Kerohanian Kejiwaan dan

Agama. (Yogyakarta : Yayasan Kanisius, 1976).

Sufaat N, Beberapa Pembahasan tentang Kebatinan. ( Yogyakarta : Kota

Kembang, 1985).

Susilo, Joko. Agama tradisional, Potret Kearifan Hidup Masyarakat

Samin dan Tengger (Yogyakarta : UMM Press, 2003).

Suwarno, Konsep Tuhan, Manusia, Mistik dalam berbagai Kebatinan

Jawa (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005).

Tashadi Dkk, Kehidupan Masyarakat Samin Dalam era Globalisasi di

Dusun Jepang, Margomulyo Bojonegoro Jawa Timur (Yogyakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan).

UU No.1/PNPS/1965 Pasal 1 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan

dan/atau Penodaan Terhadap Agama.

Winarno, Sugeng. Samin: Ajaran Kebenaran yang Nyeleneh dalam Agama

Tradisional Potret Kearifan Hidup Masyarakat Samin dan Tengger

(Yogyakarta:LKiS, 2003).

Page 97: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

86

Wawancara :

Mbah Hardjo Kardi (Kepala Suku Samin Dusun Jepang Kecamatan

Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur)

Bapak Bambang Suyitno (Ketua Pimpinan Balai Budaya Masyarakat Suku

Samin Dusun Jepang Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Provinsi

Jawa Timur)

Bapak Karjono Hadi (sesepuh Masyarakat Suku Samin Dusun Jepang

Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur)

Bapak Qorib Subagyo (humas bakesbangpol (Badan Kesatuan Bangsa dan

Politik) Kabupaten Bojonegoro yang merupakan anggota Suku Samin asli)

Kang Badrus Sholih (Budayawan Bojonegoro dan Pemerhati Masyarakat

Samin)

Bapak Kastari (kepala Dukuh Jepang Margomulyo Bojonegoro)

Kasmidjan (Tokoh masyarakat Suku Samin Dusun Jepang Margomulyo

Bojonegoro)

Data Desa Margomulyo Bulan Juli 2016

Page 98: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

87

Lampiran 1

Surat Bukti Penelitian

Page 99: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

88

Page 100: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

89

Page 101: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

90

Lampiran 2

Bukti Wawancara

Page 102: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

91

Page 103: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

92

Page 104: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

93

Page 105: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

94

Page 106: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

95

Lampiran 3

Pertanyaan Wawancara

Pertanyaan Wawancara

1. Agama apakah yang dianut oleh masyarakat Suku Samin ?

2. Apakah Masyarakat Suku Samin Percaya akan adanya Tuhan ?

3. Apa sebutan Tuhan bagi masyarakat Suku Samin ?

4. Bagaimana masyarakat Suku Samin memahami tentang Tuhan ?

5. Apakah masyarakat Suku Samin percaya bahwa Tuhan itu mempunyai

Sifat-sifat ?

6. Seperti apakah sifat-sifat Tuhan menurut pandangan masyarakat Suku

Samin ?

7. Apakah maksud dari Kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan menurut

Masyarakat Suku Samin ?

8. Dari umur berapa masyarakat Suku Samin mulai diajarkan tentang ajaran

ketuhanan ?

9. Apakah ajaran yang diyakini atau di imani oleh masyarakat Suku Samin ?

10. Apakah orang Samin memiliki ajaran tentang etika/ akhlak/ moral ?

11. Seperti apakah ajaran moral yang diajarkan oleh Suku Samin ?

12. Tertuang dalam apakah ajaran tentang moral bagi masyarakat Suku Samin

?

13. Bagaimana masyarakat Suku Samin memandang tentang moralitas ?

14. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah ajaran Moralitas selalu dipergunakan

oleh Masyarakat Suku Samin ? dan bagaimanakah implementasi ajaran

moralitas dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari ?

Page 107: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

96

Lampiran 4

Hasil Wawancara

Hasil Wawancara

Nama : Hardjo Kardi

Jabatan : Kepala Suku Samin Dusun Jepang Desa Margomulyo

Bojonegoro

Tanggal Wawancara : 29 Desember 2016

1. Agama apakah yang dianut oleh masyarakat Suku Samin ?

Ugeman Adam . Agama Adam.

2. Apakah Masyarakat Suku Samin Percaya akan adanya Tuhan ?

Nggeh percados. Iya Percaya.

3. Apa sebutan Tuhan bagi masyarakat Suku Samin ?

Yai, Robbi.

4. Bagaimana masyarakat Suku Samin memahami tentang Tuhan ?

Tuhan yo niku seng kito imani, ingkang pangabul hajate menungso. Tuhan

adalah semua yang kita imani yang selalu mengabulkan keinginan

manusia.

5. Apakah masyarakat Suku Samin percaya bahwa Tuhan itu

mempunyai Sifat-sifat ?

Percaya.

6. Seperti apakah sifat-sifat Tuhan menurut pandangan masyarakat

Suku Samin ?

Page 108: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

97

Tuhan dalam ajaran Samin mempunyai sifat, karena Tuhan itu adalah diri

kita sendiri punya sifat-sifat yang sudah jelas dan pasti kalau Tuhan itu

mempunyai sifat. Diantara sifat-sifat Tuhan adalah Sang Hyang Maha

Luhur, Hyang Maha Luwih (lebih), Maha Agung, Maha Welas. Menurut

dia sifat-sifat yang dimiliki Tuhan dan yang dimiliki manusia itu hampir

sama, karena sifat yang dimiliki Tuhan itu melebur dalam diri manusia

yang kemudian menjadi sifat-sifat manusia. Dengan kata lain, Tuhan

beserta sifat-sifatnya berada dalam diri manusia.

7. Apakah maksud dari Kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan

menurut Masyarakat Suku Samin ?

Tuhan dalam ajaran Samin mempunyai kekuasaan, karena sama halnya

dengan manusia yang mempunyai kekuasaan untuk melaksanakan apa

yang ia inginkan. Kekuasaan manusia merupakan kekuasaan Tuhan,

manusia sendiri yang dianggapnya sebagai Tuhan mampu berkuasa yaitu

berkuasa terhadap dirinya sendiri dan berkuasa terhadap apa yang ia

inginkan. Manusia secara utuh mempunyai kekuasaan untuk melakukan

sesuatu yang mereka bisa. Kekuasaan untuk berbuat, kekuasaan untuk

bicara dan kekuasaan untuk melakukan sesuatu.

8. Dari umur berapa masyarakat Suku Samin mulai diajarkan tentang

ajaran ketuhanan ?

Tidak ada batasan usia.

9. Apakah ajaran yang diyakini atau di imani oleh masyarakat Suku

Samin ?

Page 109: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

98

Ajaran dari Ki Samin Surosentiko, Serat Jamus Kalimosodo. Di

Bojonegoro juga memakai Serat Pameling Kalimosodo.

10. Apakah orang Samin memiliki ajaran tentang etika/ akhlak/ moral ?

Punya.

11. Seperti apakah ajaran moral yang diajarkan oleh Suku Samin ?

Tidak boleh iri dengki, tidak mencuri, tidak berdagang, tidak menikah

lebih dari satu dan lain sebagainya.

12. Tertuang dalam apakah ajaran tentang moral bagi masyarakat Suku

Samin ?

Serat Uri-uri Pambudi.

13. Bagaimana masyarakat Suku Samin memandang tentang moralitas ?

Moralitas adalah ajaran tingkah laku yang harus diterpkan dan dijalankan

sampai kapanpun.

14. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah ajaran Moralitas selalu

dipergunakan oleh Masyarakat Suku Samin ? dan bagaimanakah

implementasi ajaran moralitas dalam kehidupan bermasyarakat

sehari-hari ?

Ajaran moralitas masih dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari

masyarakat Suku Samin. Penerapannya yaitu dengan tetap menjaga dan

mempergunakan apa yang telah diajarkan dalam ajaran Samin.

Page 110: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

99

Hasil Wawancara

Nama : Bapak Bambang Suyitno

Jabatan : Ketua Pimpinan Balai Budaya Masyarakat Suku Samin

Dusun Jepang Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa

Timur

Tanggal Wawancara : 31 Desember 2016

1. Agama apakah yang dianut oleh masyarakat Suku Samin ?

Agama Adam.

2. Apakah Masyarakat Suku Samin Percaya akan adanya Tuhan ?

Percaya.

3. Apa sebutan Tuhan bagi masyarakat Suku Samin ?

Yai.

4. Bagaimana masyarakat Suku Samin memahami tentang Tuhan ?

Tuhan adalah dia yang mengabulkan semua keinginan makhluknya.

5. Apakah masyarakat Suku Samin percaya bahwa Tuhan itu

mempunyai Sifat-sifat ?

Percaya.

6. Seperti apakah sifat-sifat Tuhan menurut pandangan masyarakat

Suku Samin ?

Saya mengakui dan meyakini bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat, karena

saya berpendapat saya adalah Tuhan dan Tuhan adalah saya. Saya

mempunyai sifat sudah pasti kalau Tuhan juga mempunyai sifat-sifat

Page 111: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

100

7. Apakah maksud dari Kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan

menurut Masyarakat Suku Samin ?

Tuhan sebagai Khalik dan manusia sebagai hamba atau ciptaanNya,

manusia tanpa kehendak Tuhan tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi manusia

tetap mempunyai kemampuan untuk bertindak, berbuat dan melakukan

apapun selama manusia berusaha penuh untuk hal itu.

8. Dari umur berapa masyarakat Suku Samin mulai diajarkan tentang

ajaran ketuhanan ?

Setahu saya tidak ada batasan usia.

9. Apakah ajaran yang diyakini atau di imani oleh masyarakat Suku

Samin ?

Iya semua ajaran yang diajarkan oleh Ki Samin Surosentiko.

10. Apakah orang Samin memiliki ajaran tentang etika/ akhlak/ moral ?

Punya.

11. Seperti apakah ajaran moral yang diajarkan oleh Suku Samin ?

Tidak boleh mencuri, berdagang dan lain-lain sebagainya.

12. Tertuang dalam apakah ajaran tentang moral bagi masyarakat Suku

Samin ?

Serat Uri-uri Pambudi.

13. Bagaimana masyarakat Suku Samin memandang tentang moralitas ?

Ajaran Moralitas Masyarakat Suku Samin adalah merupakan wujud dari

uniknya masyarakat suku Samin, untuk itu ajaran moral ini harus tetap

dipertahankan.

Page 112: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

101

14. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah ajaran Moralitas selalu

dipergunakan oleh Masyarakat Suku Samin ? dan bagaimanakah

implementasi ajaran moralitas dalam kehidupan bermasyarakat

sehari-hari ?

Iya digunakan. Penerapannya yaitu dengan tetap menjaga ajaran tersebut

dalam kesehariannya.

Hasil Wawancara

Nama : Bapak Karjono Hadi

Jabatan : Sesepuh Masyarakat Suku Samin Dusun Jepang

Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur

Tanggal Wawancara : 02 Januari 2017

1. Agama apakah yang dianut oleh masyarakat Suku Samin ?

Agama Adam.

2. Apakah Masyarakat Suku Samin Percaya akan adanya Tuhan ?

Percaya .

3. Apa sebutan Tuhan bagi masyarakat Suku Samin ?

Yai.

4. Bagaimana masyarakat Suku Samin memahami tentang Tuhan ?

Yai yang memenuhi semua keinginan manusia.

Page 113: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

102

5. Apakah masyarakat Suku Samin percaya bahwa Tuhan itu

mempunyai Sifat-sifat ?

Percaya.

6. Seperti apakah sifat-sifat Tuhan menurut pandangan masyarakat

Suku Samin ?

Sifat Tuhan sama dengan sifat-sifat manusia, misalnya saya punya sifat

pengasih maka Tuhan juga punya sifat pengasih.

7. Apakah maksud dari Kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan

menurut Masyarakat Suku Samin ?

kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan ada pada diri manusia itu sendiri.

Apa yang ia inginkan berarti secara langsung itu merupakan kehendak

Tuhan. Dan pandangan itu yang menurut dia yakini benar.

8. Dari umur berapa masyarakat Suku Samin mulai diajarkan tentang

ajaran ketuhanan ?

Tidak diberikan batasan usia, selama dia sudah siap dan mampu.

9. Apakah ajaran yang diyakini atau di imani oleh masyarakat Suku

Samin ?

Ajaran yang dibawa Ki Samin Surosentiko.

10. Apakah orang Samin memiliki ajaran tentang etika/ akhlak/ moral ?

Punya.

11. Seperti apakah ajaran moral yang diajarkan oleh Suku Samin ?

Tidak boleh berdagang, tidak boleh menikah lebih dari satu dan tidak

boleh mencuri, iri dan lain-lain.

Page 114: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

103

12. Tertuang dalam apakah ajaran tentang moral bagi masyarakat Suku

Samin ?

Serat Uri-uri Pambudi.

13. Bagaimana masyarakat Suku Samin memandang tentang moralitas ?

Moralitas suku Samin adalah ajaran yang harus dipertahankan untuk tetap

menjaga eksistensi masyarakat suku Samin.

14. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah ajaran Moralitas selalu

dipergunakan oleh Masyarakat Suku Samin ? dan bagaimanakah

implementasi ajaran moralitas dalam kehidupan bermasyarakat

sehari-hari ?

Masyarakat Suku Samin masih menggunakan ajaran moralitas dalam

kehidupannya sehari-hari. Penerapannya yaitu dengan tetap menjaga

ajaran yang diwariskan dalam menjalani kehidupan.

Hasil Wawancara

Nama : Bapak Qorib Subagyo

Jabatan : Humas bakesbangpol (Badan Kesatuan Bangsa dan

Politik) Kabupaten Bojonegoro yang merupakan anggota Suku Samin asli

Tanggal Wawancara : 04 Januari 2017

1. Agama apakah yang dianut oleh masyarakat Suku Samin ?

Agama Adam yang kami anut sejak dulu.

2. Apakah Masyarakat Suku Samin Percaya akan adanya Tuhan ?

Percaya.

Page 115: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

104

3. Apa sebutan Tuhan bagi masyarakat Suku Samin ?

Yai.

4. Bagaimana masyarakat Suku Samin memahami tentang Tuhan ?

Yai yang memenuhi permintaan hambanya.

5. Apakah masyarakat Suku Samin percaya bahwa Tuhan itu

mempunyai Sifat-sifat ?

Percaya.

6. Seperti apakah sifat-sifat Tuhan menurut pandangan masyarakat

Suku Samin ?

Sifat-sifatnya sama dengan sifat manusia karena sejatinya manusia itu

sendiri adalah Yai.

7. Apakah maksud dari Kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan

menurut Masyarakat Suku Samin ?

Yai dan manusia itu mempunyai kekuasaan yang sama, sama-sama bisa

berkuasa.

8. Dari umur berapa masyarakat Suku Samin mulai diajarkan tentang

ajaran ketuhanan ?

Tidak dibatasi usia. Sesiap dan semampunya

9. Apakah ajaran yang diyakini atau di imani oleh masyarakat Suku

Samin ?

Serat Jamus Kalimosodo, kalau di Bojonegoro sendiri ada Serat Pameling

Kalimosodo

10. Apakah orang Samin memiliki ajaran tentang etika/ akhlak/ moral ?

Punya.

Page 116: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

105

11. Seperti apakah ajaran moral yang diajarkan oleh Suku Samin ?

Salah satunya yaitu ajaran tidak boleh mencuri, tidak boleh menikah lebih

dari satu dan lain-lainnya masih banyak.

12. Tertuang dalam apakah ajaran tentang moral bagi masyarakat Suku

Samin ?

Serat Uri-uri Pambudi.

13. Bagaimana masyarakat Suku Samin memandang tentang moralitas ?

Bagi saya ajaran moralitas itu harus selalu ditanamkan untuk tetap

mengukuhkan ajaran dan keutuhan masyarakat Suku Samin.

14. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah ajaran Moralitas selalu

dipergunakan oleh Masyarakat Suku Samin ? dan bagaimanakah

implementasi ajaran moralitas dalam kehidupan bermasyarakat

sehari-hari ?

Masih dipergunakan semua ajarannya sampai saat ini, terutama ajaran

etika atau moral. Dalam masyarakat ajaran moral sangat diterapkan.

Hasil Wawancara

Nama : Mbah Sidah

Jabatan :Istri dari Mbah Hardjo Kardi (Kepala Suku Samin Jepang

Bojonegoro)

Tanggal Wawancara : 06 Januari 2017

1. Agama apakah yang dianut oleh masyarakat Suku Samin ?

Masyarakat Suku Samin sejak dahulu berpegang pada Agama Adam.

2. Apakah Masyarakat Suku Samin Percaya akan adanya Tuhan ?

Page 117: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

106

Percados/ Percaya

3. Apa sebutan Tuhan bagi masyarakat Suku Samin ?

Yai utawi Robbi

4. Bagaimana masyarakat Suku Samin memahami tentang Tuhan ?

Yai niku ingkang menuhi hajat sekabehe menungso, Yai adalah pemenuh

hajat semua manusia.

5. Apakah masyarakat Suku Samin percaya bahwa Tuhan itu

mempunyai Sifat-sifat ?

Menungso gadah sifat jelas Yai nggeh gadah sifat saestu. Percados .

Manusia itu punya sifat jadi Tuhan ya punya sifat. Percaya

6. Seperti apakah sifat-sifat Tuhan menurut pandangan masyarakat

Suku Samin ?

Sifate Yai sami kaleh sifat-sifate menungso. Mergo Yai niku nggeh kulo.

Sifat Tuhan itu sama dengan sifat-sifat manusia. Karena Tuhan itu adalah

saya sendiri.

7. Apakah maksud dari Kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan

menurut Masyarakat Suku Samin ?

Yai nduweni kuwoso koyo dene menungso yo nduwe kuoso. Tuhan

mempunyai kuasa sama halnya dengan manusia yang mempunyai kuasa.

8. Dari umur berapa masyarakat Suku Samin mulai diajarkan tentang

ajaran ketuhanan ?

Sakwalehe anggone purun ngimani Yai. Mboten di batesi yuswo.

Semaunya atau sesiapnya dia mau meyakini atau mengimani Yai. Tidak

dibatasi usia.

Page 118: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

107

9. Apakah ajaran yang diyakini atau di imani oleh masyarakat Suku

Samin ?

Sekabehe ajaran ingkang diajarken kaleh Ki Samin Surosentiko kulo

yakini. Pedomane nggeh niku ten kitab Serat Jamus Kalimosodo. Semua

ajaran yang dibawa oleh Ki Samin Surosentiko kita percaya. Pedomannya

ya itu kitab Serat Jamus Kalimosodo.

10. Apakah orang Samin memiliki ajaran tentang etika/ akhlak/ moral ?

Punya .

11. Seperti apakah ajaran moral yang diajarkan oleh Suku Samin ?

Mboten angsal iri srei drengki, nyolong nggeh mboten angsal, kawin

luweh siji nggeh mboten angsal, dagang niku yo mboten angsal lan sak

liya-liyane katah. Tidak boleh iri dengki, mencuri ya tidak boleh, menikah

lebih dari satu ya tidak boleh, berdagang ya gak boleh dan lain-lainnya.

12. Tertuang dalam apakah ajaran tentang moral bagi masyarakat Suku

Samin ?

Serat Uri-uri Pambudi.

13. Bagaimana masyarakat Suku Samin memandang tentang moralitas ?

Ajaran akhlak/moral adalah ajaran yang harus terus dijaga dan dilestarikan

untuk menjaga keutuhan masyarakat Suku Samin.

14. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah ajaran Moralitas selalu

dipergunakan oleh Masyarakat Suku Samin ? dan bagaimanakah

implementasi ajaran moralitas dalam kehidupan bermasyarakat

sehari-hari ?

Page 119: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

108

Masyarakat Suku Samin sampai saat ini masih selalu mempergunakan

ajaran moralitas dalam melangsungkan hidup sehari-hari di masyarakat.

Penerapannya yaitu saling menjaga dan melindungi satu sama lain dalam

kehidupan sehari-hari.

Hasil Wawancara

Nama : Bapak Kastari

Jabatan : Kepala Desa Margomulyo Bojonegoro

Tanggal Wawancara : 06 Januari 2017

1. Agama apakah yang dianut oleh masyarakat Suku Samin ?

Agama Adam

2. Apakah Masyarakat Suku Samin Percaya akan adanya Tuhan ?

Percaya

3. Apa sebutan Tuhan bagi masyarakat Suku Samin ?

Yai, Robbi

4. Bagaimana masyarakat Suku Samin memahami tentang Tuhan ?

Yai adalah Dzat yang maha memenuhi keinginan atau Hajat makhluknya

5. Apakah masyarakat Suku Samin percaya bahwa Tuhan itu

mempunyai Sifat-sifat ?

Sangat Percaya, karena manusia saja memiliki sifat masak Yai tidak

6. Seperti apakah sifat-sifat Tuhan menurut pandangan masyarakat

Suku Samin ?

Page 120: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

109

Sifat Tuhan dan Sifat-sifat saya itu sama ya. Karena Tuhan itu adalah saya

jadi sifat-sifat saya ya sifat-sifat Tuhan juga.

7. Apakah maksud dari Kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan

menurut Masyarakat Suku Samin ?

Tuhan dalam ajaran Samin mempunyai kekuasaan, karena sama halnya

dengan manusia yang mempunyai kekuasaan untuk melaksanakan apa

yang ia inginkan. Kekuasaan manusia merupakan kekuasaan Tuhan,

manusia sendiri yang dianggapnya sebagai Tuhan mampu berkuasa yaitu

berkuasa terhadap dirinya sendiri dan berkuasa terhadap apa yang ia

inginkan.

8. Dari umur berapa masyarakat Suku Samin mulai diajarkan tentang

ajaran ketuhanan ?

Tidak dibatasi usia, semau dan sesiap dia saja

9. Apakah ajaran yang diyakini atau di imani oleh masyarakat Suku

Samin ?

Masyarakat Samin meyakini atau mengimani semua ajaran yang berasal

dari Ki Samin Surosentiko, yaitu percaya pada kitab Serat Jamus

Kalimosodo .

10. Apakah orang Samin memiliki ajaran tentang etika/ akhlak/ moral ?

Punya, dan kami juga melakukan pendidikan akhlak/moral kepada anak

setiap harinya

11. Seperti apakah ajaran moral yang diajarkan oleh Suku Samin ?

Banyak ajaran moral yang diajarkan salah satunya yaitu tidak boleh iri

dengki, tidak mencuri tidak berdagang dan lain-lain masih banyak.

Page 121: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

110

12. Tertuang dalam apakah ajaran tentang moral bagi masyarakat Suku

Samin ?

Ajarannya ada pada Serat Jamus Kalimosodo pada bagian Serat Uri-uri

Pambudi.

13. Bagaimana masyarakat Suku Samin memandang tentang moralitas ?

Moralitas yaitu ajaran tingkah laku yang wajib ditanamkan kepada

keturunan kita seperti halnya apa yang diajarkan oleh nenek moyang kita.

14. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah ajaran Moralitas selalu

dipergunakan oleh Masyarakat Suku Samin ? dan bagaimanakah

implementasi ajaran moralitas dalam kehidupan bermasyarakat

sehari-hari ?

Kami Masyarakat Suku Samin masih sangat mempergunakan ajaran

moralitas/ tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Dan kami sangat

menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat sampai saat ini.

Page 122: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

111

Lampiran 5

Foto Kegiatan Lapangan

Foto 1 : Gapura Selamat Datang Kabupaten Bojonegoro

Foto 2 : Kantor Kecamatan Margomulyo

Page 123: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

112

Foto 3 : Salah satu rumah Masyarakat Suku Samin Jepang

Foto 4 : Mata pencaharian Warga Samin yaitu bidang Pertanian

Page 124: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

113

Foto 5 : Balai Budaya Masyarakat Suku Samin

Foto 6 : Upacara Kematian warga Samin

Page 125: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

114

Foto 7 : Adat pernikahan Putra Mbah Hardjo Kardi

Page 126: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

115

Foto 8 : Kepala Suku Samin (Mbah Hardjo Kardi)

Page 127: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

116

Page 128: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

117

Foto 9 : Rumah Mbah Hardjo Kardi (Kepala Suku Samin Jepang)

Foto 10 : Penulis Mengisi daftar Tamu di Rumah Mbah Hardjo Kardi

Page 129: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

118

Page 130: DOKTRIN KETUHANAN DAN AJARAN MORALITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34615/2/SITI... · menjadi narasumber dalam skripsi ini. 12. Kakak Miftakhul Ulum

119

Foto 11 : Silsilah Keturunan Samin Surosentiko