Doktrin Kristologi

184
DOKTRIN KRISTUS: Christology CREDO YANG BENAR & AJARAN-AJARAN SESAT TENTANG DIRI KRISTUS I) Credo yang benar tentang diri Kristus. Pada tahun 325 Masehi ada sidang gereja di kota Nicea yang melahirkan Nicene Creed (= Pengakuan Iman Nicea), yang meneguhkan doktrin tentang Allah Tritunggal. Pengakuan iman ini direvisi dalam Sidang Gereja di Constantinople pada tahun 381 Masehi, dan lalu disebut dengan nama Pengakuan Iman Nicea-Constantinople, yang bunyinya adalah sebagai berikut: “Aku percaya kepada satu Allah Bapa yang mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, dan segala yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Dan kepada satu Tuhan Yesus Kristus, satu-satunya Anak Allah yang diperanakkan, diperanakkan dari Bapa sebelum alam semesta, Allah dari Allah, terang dari terang, Allah yang sejati dari Allah yang sejati, diperanakkan, bukan dicipta, sehakekat dengan Sang Bapa, oleh siapa segala sesuatu dicipta; Yang untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita telah turun dari sorga, dan diinkarnasikan oleh Roh Kudus dari anak dara Maria, dan dijadikan manusia; Ia telah disalibkan, juga bagi kita, di bawah pemerintahan Pontius Pilatus. Ia menderita dan dikuburkan; dan pada hari ketiga Ia bangkit kembali, sesuai dengan Kitab Suci, dan naik ke sorga; dan duduk di sebelah kanan Bapa. dan Ia akan datang kembali dengan kemuliaan untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati; yang kerajaanNya takkan berakhir.

description

Pemahaman tentang Yesus Kristus

Transcript of Doktrin Kristologi

DOKTRIN KRISTUS: ChristologyCREDO YANG BENAR &

AJARAN-AJARAN SESAT TENTANG DIRI KRISTUS

I) Credo yang benar tentang diri Kristus.

Pada tahun 325 Masehi ada sidang gereja di kota Nicea yang melahirkan Nicene Creed (= Pengakuan Iman Nicea), yang meneguhkan doktrin tentang Allah Tritunggal. Pengakuan iman ini direvisi dalam Sidang Gereja di Constantinople pada tahun 381 Masehi, dan lalu disebut dengan nama Pengakuan Iman Nicea-Constantinople, yang bunyinya adalah sebagai berikut:

Aku percaya kepada satu Allah Bapa yang mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, dan segala yang kelihatan dan yang tidak kelihatan.

Dan kepada satu Tuhan Yesus Kristus, satu-satunya Anak Allah yang diperanakkan, diperanakkan dari Bapa sebelum alam semesta, Allah dari Allah, terang dari terang, Allah yang sejati dari Allah yang sejati, diperanakkan, bukan dicipta, sehakekat dengan Sang Bapa, oleh siapa segala sesuatu dicipta;

Yang untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita telah turun dari sorga, dan diinkarnasikan oleh Roh Kudus dari anak dara Maria, dan dijadikan manusia; Ia telah disalibkan, juga bagi kita, di bawah pemerintahan Pontius Pilatus. Ia menderita dan dikuburkan; dan pada hari ketiga Ia bangkit kembali, sesuai dengan Kitab Suci, dan naik ke sorga; dan duduk di sebelah kanan Bapa. dan Ia akan datang kembali dengan kemuliaan untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati; yang kerajaanNya takkan berakhir.

Dan aku percaya kepada Roh Kudus, Tuhan dan Pemberi kehidupan, yang keluar dari Bapa dan Anak, yang bersama-sama dengan Bapa dan Bnak disembah dan dimuliakan, yang telah berfirman dengan perantaraan para nabi.

Dan aku percaya satu gereja yang am dan rasuli, aku mengakui satu baptisan untuk pengampunan dosa, dan aku menantikan kebangkitan orang mati, dan kehidupan di dunia yang akan datang.

Amin.

Sekalipun dalam Pengakuan Iman ini juga ditegaskan akan keilahian Kristus, dan bahwa Ia telah menjadi manusia, tetapi Pengakuan Iman ini tidak menyatakan apa-apa tentang hubungan antara keilahian dan kemanusiaan Kristus, sehingga akhirnya muncul banyak ajaran sesat dalam Kristologi.

Credo (= pengakuan iman) yang paling penting dalam Kristologi, khususnya dalam persoalan hubungan antara keilahian dan kemanusiaan Yesus, adalah Chalcedonian Creed (= Pengakuan Iman Chalcedon), yang diciptakan dalam sidang gereja di kota Chalcedon pada tahun 451 Masehi.

Chalcedonian Creed / Pengakuan Iman Chalcedon:We all with one accord teach men to acknowledge one and the same Son, our Lord Jesus Christ, at once complete in Godhead and complete in manhood, truly God and truly man ... one and the same Christ, Son, Lord, only begotten, recognized in two natures, without confusion, without change, without division, without separation ... the characteristics of each nature being preserved and coming together to form one person ... (= Kami semua, dengan suara bulat, mengajar manusia untuk mengakui Anak yang satu dan yang sama, Tuhan kita Yesus Kristus, pada saat yang sama sempurna / lengkap dalam keilahian dan sempurna / lengkap dalam kemanusiaan, sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia ... Kristus, Anak, Tuhan yang satu dan yang sama, satu-satunya yang diperanakkan, dikenali dalam 2 hakekat, tanpa kekacauan / percampuran, tanpa perubahan, tanpa perpecahan, tanpa perpisahan ... sifat-sifat setiap hakekat dipertahankan dan bersatu membentuk 1 pribadi ...).

Ada 2 hal yang perlu disoroti dari Pengakuan Iman Chalcedon ini:

1)Without confusion / without change (= tanpa kekacauan / percampuran / tanpa perubahan).

Ini menunjukkan bahwa:

human nature (= hakekat manusia) dan divine nature (= hakekat ilahi) tetap berbeda, dan mempunyai sifat-sifatnya sendiri-sendiri.

human nature (hakekat manusia) tidak menjadi divine (= ilahi), dan sebaliknya divine nature (= hakekat ilahi) tidak menjadi human (= manusia).

human nature (= hakekat manusia) dan divine nature (= hakekat ilahi) tidak bercampur dan membentuk nature (= hakekat) yang ke 3.

2)Without division / without separation (= tanpa perpecahan / tanpa perpisahan).

Ini menunjukkan bahwa LOGOS tidak pernah terpisah dari human nature (= hakekat manusia).

Catatan: kata nature oleh banyak orang diterjemahkan sifat. Tetapi ini jelas merupakan terjemahan yang salah! Menurut Websters New World Dictionary of the American Language (College Edition) kata nature mempunyai 10 arti dan yang nomer 1 adalah:

The essential character of a thing; quality or qualities that make something what it is; essence (= Sifat-sifat yang hakiki dari suatu benda; kwalitas yang membuat sesuatu itu dirinya; hakekat).

Dalam Kristologi, istilah nature itu harus diterjemahkan hakekat, bukan sifat!

William G. T. Shedd, seorang ahli Theologia Reformed pada abad 19, mengatakan:

When we speak of a human nature, a real substance having physical, rational, moral and spiritual properties is meant (= Pada waktu kita berbicara tentang human nature, maka yang dimaksud adalah suatu zat yang nyata yang memiliki sifat-sifat fisik, rasio, moral dan rohani) - Shedds Dogmatic Theology, vol II, hal 289.

Charles Hodge mengatakan hal yang serupa, yang terlihat dari beberapa kutipan di bawah ini:

By nature, in this connection is meant substance. In Greek the correspond-ing words are PHUSIS and OUSIA; in Latin, NATURA and SUBSTANTIA (= yang dimaksud dengan nature dalam persoalan ini adalah zat / bahan / hakekat. Dalam bahasa Yunani kata yang cocok / sama ialah PHUSIS dan OUSIA; dalam Latin NATURA dan SUBSTANTIA) - Systematic Theology, vol II, hal 387.

... we are taught that the elements combined in the constitution of his person, namely, humanity and divinity, are two distinct natures, or substances (= ... kita diajar bahwa elemen-elemen yang disatukan / digabungkan dalam pembentukan pribadiNya, yaitu kemanusiaan dan keilahian, adalah dua natures atau zat / bahan / hakekat yang berbeda) - Systematic Theology, vol II, hal 388.

... the elements united or combined in his person are two distinct substances, humanity and divinity; that He has in his constitution the same essence or substance which constitutes us men, and the same substance which makes God infinite, eternal, and immutable in all his perfections (= elemen-elemen yang disatukan atau digabungkan dalam pribadiNya adalah dua zat / bahan / hakekat yang berbeda, kemanusiaan dan keilahian; sehingga dalam pembentukanNya Ia mempunyai hakekat atau zat / bahan yang sama yang membentuk kita menjadi manusia, dan zat / bahan yang sama yang membuat Allah itu tidak terbatas, kekal, dan tetap / tidak berubah dalam semua kesempurnaanNya) - Systematic Theology, vol II, hal 389.

That in his person two natures, the divine and the human, are inseparably united; and the word nature in this connection means substance (= Bahwa dalam pribadiNya dua natures, ilahi dan manusiawi, dipersatukan secara tak terpisahkan; dan dalam hal ini kata nature berarti zat / bahan / hakekat) - Systematic Theology, vol II, hal 391.

II) Ajaran-ajaran sesat tentang diri Kristus.

1)Adoptionism.

Dalam buku-buku sejarah maupun Theologia, biasanya Adoptionism ini tidak dimasukkan dalam perdebatan Kristologi / ajaran-ajaran sesat tentang diri Kristus, mungkin karena ajaran ini ada pada abad 3 Masehi, yaitu sebelum musim perdebatan / kesesatan tentang Kristologi itu muncul (abad 4-7 Masehi).

Tetapi kalau dilihat ajarannya, maka ini jelas juga termasuk ajaran sesat dalam Kristologi.

Tokohnya yang paling terkenal bernama Paul of Samosata, yang adalah seorang bishop (= uskup) dari Antiokhia.

Ajaran ini mengatakan bahwa Kristus adalah manusia biasa, yang pada saat baptisan (Catatan: ada yang mengatakan bukan pada saat baptisan, tetapi setelah kebangkitan Kristus) menerima kuasa ilahi dan diangkat ke suatu posisi ilahi. Jadi, ada perkembangan dalam diri Kristus, dari manusia biasa menjadi semacam Allah (bukan betul-betul Allah, tetapi lebih rendah dari Allah).

2)Apollinarianism.

Ajaran ini mendapatkan namanya dari tokohnya yang bernama Apollinarius / Apollinaris, yang adalah seorang bishop (= uskup) di kota Laodicea, Syria.

Apollinarius ini mempunyai kepercayaan yang disebut Psychological Trichotomy yang mempercayai bahwa manusia itu terdiri dari tubuh (Yunani: SOMA), jiwa (Yunani: PSUCHE), dan rational spirit / mind (= roh yang rasionil / pikiran; Yunani: PNEUMA atau NOUS).

Dan tentang diri Yesus Kristus, ia berpendapat bahwa Yesus mempunyai tubuh (SOMA) dan jiwa (PSUCHE), tetapi tidak punya rational spirit / roh yang rasionil atau mind / pikiran (PNEUMA atau NOUS), karena pikiranNya adalah dari Logos dan bersifat ilahi. Jadi, Kristus bukan manusia sepenuhnya, karena Ia tidak mempunyai pikiran manusia.

Ajaran ini terlalu menekankan keilahian Kristus sehingga mengorbankan kemanusiaanNya.

Dasar Kitab Suci yang ia pakai adalah Yoh1:14 yang secara hurufiah berbunyi And the Word became flesh (= Dan Firman itu telah menjadi daging). Catatan: anehnya, kalau ia memang menekankan kata daging dalam Yoh1:14 ini, mengapa ia tidak berpendapat bahwa Kristus hanya mempunyai tubuh manusia saja? Mengapa ada jiwa?

Ajaran ini ditentang oleh Gregory Nazianzus yang mengatakan bahwa Kristus harus mempunyai semua elemen manusia, karena kalau tidak, Ia tidak bisa menebus elemen tersebut dalam diri kita. Ia juga mengatakan bahwa daging dalam Yoh1:14 itu merupakan suatu synecdoche (= gaya bahasa dimana yang sebagian mewakili seluruhnya) dan menunjuk pada seluruh hakekat manusia (termasuk jiwa / rohnya).

Pada tahun 362 Masehi Sidang gereja di kota Alexandria sudah menentang ajaran ini (tanpa menyatakan siapa pengajarnya) dan menyatakan bahwa Kristus mempunyai reasonable soul (= jiwa yang bisa berpikir).

Apolinarius tidak melepaskan diri dari gereja, dan ia membentuk sebuah sekte, sampai tahun 375 Masehi.

Pada tahun 381 Masehi sidang gereja di Constantinople kembali mengecam ajaran ini beserta pengajarnya.

3)Nestorianism.

Ajaran ini mendapatkan namanya dari nama tokohnya yaitu Nestorius, yang pada tahun 428 Masehi menjadi bishop di kota Constantinople.

Ajaran ini mengatakan bahwa Kristus terdiri dari 2 pribadi (yaitu pribadi Allah dan pribadi manusia), tetapi LOGOS menguasai manusia Yesus sepenuhnya sehingga Yesus menginginkan, menghendaki dan berbicara seperti Allah. Kristus disembah bukan karena Dia adalah Allah, tetapi karena Allah ada di dalam Dia.

Nestorius menentang istilah THEOTOKOS (= Bunda Allah), dan mengusulkan istilah CHRISTOTOKOS (= Bunda Kristus) untuk Maria, karena ia berpendapat bahwa Maria tidak melahirkan Allah, tetapi hanya melahirkan tempat dimana Allah diam / tinggal.

Ajaran ini dikecam oleh Sidang gereja di kota Efesus pada tahun 431 Masehi, yang sekaligus mempertahankan istilah Bunda Allah untuk Maria.

Catatan: Perlu ditekankan bahwa istilah bunda Allah itu dipertahankan oleh sidang gereja di Efesus itu, bukan untuk meninggikan / memuliakan Maria, tetapi untuk menunjukkan persatuan yang tidak terpisahkan antara hakekat ilahi dan hakekat manusia dalam diri Kristus. Jadi kalau setelah itu gereja Roma Katolik menggunakan istilah bunda Allah itu untuk meninggikan / memuliakan Maria, maka itu adalah sesuatu yang salah, yang sama sekali tidak dimaksudkan oleh sidang gereja di Efesus itu.

4)Eutychianism.

Ajaran ini mendapat namanya dari tokohnya yang bernama Eutyches [artinya adalah the Fortunate (= si untung / mujur). Para penentangnya mengatakan bahwa ia seharusnya dinamakan Atyches yang berarti the Unfortunate (= si sial)].

Ajaran ini mengatakan bahwa pada saat inkarnasi, divine nature / hakekat ilahi menghisap / menyerap (absorb) human nature / hakekat manusia, sehingga Kristus hanya mempunyai 1 nature / hakekat saja, yaitu divine nature / hakekat ilahi.

Eutyches ini mempunyai teman-teman yang berkuasa sehingga akhirnya dalam Sidang gereja di kota Efesus pada tahun 449 Masehi ada ancaman dan siksaan terhadap para penentangnya, sehingga para penentangnya tidak berani berkata apa-apa. Akhirnya Sidang gereja ini justru membela ajaran sesat ini, dan sidang ini dikenal dengan nama The Council of Robbers (= Sidang gereja perampok).

Baru pada tahun 451 Masehi Sidang gereja di kota Chalcedon mengecam ajaran ini, dan sekaligus menciptakan Chalcedonian Creed (= Pengakuan Iman Chalcedon).

5)Monophysitism.

Istilah Monophysitism berasal dari kata bahasa Yunani MONO, yang ber-arti alone (= sendiri) atau one (= satu), dan PHUSIS yang berarti nature / essence (= hakekat).

Mereka beranggapan bahwa ajaran tentang adanya 2 natures / hakekat (seperti yang dinyatakan oleh Chalcedonian Creed) dalam diri Kristus tidak bisa tidak akan menyebabkan adanya 2 pribadi dalam diri Kristus, seperti yang diajarkan Nestorianism. Karena itu maka mereka mengajar bahwa Kristus hanya mempunyai 1 nature / hakekat saja, yang bukan divine / ilahi maupun human / manusia, tetapi kedua-duanya (both divine and human).

Ajaran ini dikecam oleh Sidang gereja di Constantinople pada tahun 553 Masehi.

6)Monothelitism.

Ajaran ini mengatakan bahwa Kristus mempunyai 2 natures / hakekat, yaitu divine / ilahi dan human / manusia, tetapi hanya 1 kehendak (Yunani: THELEMA) yang adalah divine - human / ilahi - manusia (campuran).

Ajaran ini dikecam oleh Sidang gereja di kota Constantinople pada tahun 680 / 681 Masehi.

Bahwa dalam Kristologi ada begitu banyak ajaran sesat yang muncul, menunjukkan betapa pentingnya pengertian tentang Kristologi ini. Kalau ini bukan sesuatu yang penting untuk iman kita, setan tidak akan menyerangnya dengan menggunakan begitu banyak ajaran sesat.

Kalau kita melihat dalam scope / ruang lingkup yang lebih luas, maka kita bisa melihat bahwa dalam dunia ini agama yang mempunyai paling banyak aliran (baik yang termasuk aliran yang benar maupun yang sesat), adalah agama kristen. Semua agama yang lain hanya mempunyai sedikit / beberapa aliran saja, tetapi kristen mempunyai puluhan atau mungkin ratusan aliran. Orang sering meninjau hal ini secara negatif dengan menganggap ini sebagai hal yang jelek. Tetapi sebetulnya hal ini bisa ditinjau secara positif, yaitu dengan menyadari bahwa setan tentu paling senang untuk menyerang ajaran yang benar / membawa keselamatan. Kalau suatu ajaran / agama adalah salah / tidak membawa keselamatan, untuk apa setan menyerangnya lagi?

Karena itu, adanya banyak aliran dan penyesatan dalam kekristenan seharusnya justru membuat kita makin sungguh-sungguh dalam mengikut Kristus, dan adanya banyak ajaran sesat dalam Kristologi seharusnya membuat kita makin sungguh-sungguh dalam belajar Kristologi!CHRIST: THE GOD-MAN

I) Kristus adalah sungguh-sungguh Allah.

Bukti-bukti keilahian Kristus:

1)Kitab Suci secara explicit mengatakan demikian (Yes9:5 Yoh1:1 Ro 9:5 Fil 2:5b-7 Titus2:13 Ibr1:8 2Pet1:1 1Yoh 5:20).

Beberapa dari ayat-ayat ini saya jelaskan di bawah ini:

a)Yoh1:1 - Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Kata Firman (bahasa Yunani: LOGOS) di sini jelas menunjuk kepada Yesus. Ini terlihat dari Yoh1:14a yang mengatakan bahwa Firman itu telah menjadi manusia dan dari Yoh1:14b yang menyebutNya sebagai Anak Tunggal Allah.

Dan Yoh1:1 ini secara explicit mengatakan bahwa Firman / Yesus itu adalah Allah.

Tetapi Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa kata God / Allah yang ditujukan kepada Yesus dalam Yoh1:1 ini dalam bahasa Yunaninya tidak mempunyai definite article / kata sandang (Inggris: the ) dan karena itu harus diterjemahkan sebagai a god (= suatu allah), dan diartikan bahwa Yesus adalah allah kecil yang lebih rendah dari YEHOVAH / YAHWEH, yang adalah Allah yang sesungguhnya.

Sebagai jawaban bisa kita katakan bahwa dalam Kitab Suci ada sedikitnya 7 ayat dimana Yesus disebut the God.

Ayat-ayat itu adalah:

1.Yoh 20:28- Tomas menjawab Dia: Ya Tuhanku dan Allahku!.

2.Kis 20:28 - Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah AnakNya sendiri.

Ayat ini salah terjemahan karena kata Anak (yang saya coret itu), sebetulnya tidak ada. Dengan demikian kata Nya jelas menunjuk kepada kata Allah (yang saya garis bawahi), dan sekaligus kata itu pasti menunjuk kepada Yesus (karena ada kata darah). Karena itu jelas bahwa ayat ini menyatakan Yesus sebagai Allah. Bandingkan dengan KJV di bawah ini.

KJV: Take heed therefore unto yourselves, and to all the flock, over the which the Holy Ghost hath made you overseers, to feed the church of God, which he hath purchased with his own blood (= Karena itu perhatikanlah dirimu sendiri, dan seluruh kawanan, di atas mana Roh Kudus telah menjadikan kamu penilik, untuk memberi makan gereja Allah, yang telah dibeliNya dengan darahNya sendiri).

Catatan: NIV dan NASB menterjemahkan seperti KJV. RSV = Kitab Suci Indonesia, tetapi pada catatan kakinya memberikan terjemahan seperti KJV/NIV/NASB.

3.Tit2:13- dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan [Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita] Yesus Kristus (tanda kurung dari saya).

4.Ibr1:8- Tetapi tentang Anak Ia berkata: TakhtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanMu adalah tongkat kebenaran.

5.2Pet1:1 - Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan [Allah dan Juruselamat kita], Yesus Kristus (tanda kurung dari saya).

2Pet1:1 (NASB): ... by the righteousness of our God and Savior, Jesus Christ [= oleh kebenaran Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus].

Jadi di sini Yesus disebut dengan istilah Allah dan Juruselamat kita.

6.1Yoh 5:20 - Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam AnakNya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.

7.Wah 1:7-8 - (7) Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin. (8) Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa..

Ketujuh ayat ini secara explicit menyebut Yesus sebagai Allah, dan dalam ketujuh ayat ini, kata Allah dalam bahasa Yunaninya menggunakan definite article.

Untuk kata Allah dalam:

1.Yoh 20:28 digunakan kata bahasa Yunani HO THEOS.

2.Kis 20:28 digunakan kata bahasa Yunani TOU THEOU.

3.Tit2:13 digunakan kata bahasa Yunani TOU THEOU.

4.Ibr1:8 digunakan kata bahasa Yunani HO THEOS.

5.2Pet 1:1 digunakan kata bahasa Yunani TOU THEOU.

6.1Yoh 5:20 digunakan kata bahasa Yunani HO THEOS.

7.Wah 1:8 digunakan kata bahasa Yunani HO THEOS.

Dimana kata TOU dan HO adalah definite article / kata sandang tertentu. Karena itu jelaslah bahwa dalam ketujuh ayat di atas, kita tidak bisa menterjemahkan a god, dan secara hurufiah seharusnya diterjemahkan the God.

Kalau Yoh 1:1 diterjemahkan a god (= suatu allah) dan diartikan bahwa Yesus adalah allah kecil, maka itu akan bertentangan dengan ketujuh ayat ini.

b)Ro9:5 - Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaanNya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!.

c)Fil2:5b-7 - (5b) ... Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Ada beberapa hal yang perlu dibahas dari text ini:

1.Pertama-tama mari kita menyoroti kata-kata walaupun dalam rupa Allah (ay 6a).

Kata-kata ini oleh KJV diterjemahkan being in the form of God (= berada dalam bentuk Allah).

a.Kata being (= berada) itu dalam bahasa Yunani adalah HUPARCHON dan ini ada dalam bentuk present participle.

Ini aneh dan kontras sekali dengan penggunaan bentuk-bentuk aorist (= past / lampau) pada kata-kata setelahnya, seperti:

menganggap (h[ghsato / HEGESATO). mengosongkan (e]kenwsen / EKENOSEN). mengambil (labwn / LABON). menjadi (genomenoj / GENOMENOS).Bentuk present dari kata HUPARCHON ini menunjuk pada continuance of being (= keberadaan yang terus-menerus). Walter Martin mengatakan (hal 94) bahwa kata HUPARCHON itu berarti remaining or not ceasing to be (= tetap atau tidak berhenti sebagai).

William Barclay mengatakan bahwa kata HUPARCHON itu menggambarkan seseorang sebagaimana adanya secara hakiki dan hal itu tak bisa berubah (It describes that which a man is in his very essence and which cannot be changed) - hal 35.

Karena itu, kalau dikatakan bahwa Yesus itu being in the form of God, maka itu berarti bahwa Yesus adalah Allah, dan Ia tetap adalah Allah, dan ini tidak bisa berubah.

b.Kata form (= bentuk).

Dalam bahasa Yunani ada 2 kata yang bisa diterjemahkan bentuk / rupa, yaitu MORPHE dan SKHEMA.

William Hendriksen: Do these two words - morphe and schema - have the same meaning? At times, throughout Greek literature, as any good lexicon will indicate, both can have the meaning outward appearance, form, shape. In certain contexts they can be just about interchangable. But at other times there is a clear difference in meaning. The context in each separate instance must decide (= Apakah dua kata ini - morphe dan sKhema - mempunyai arti yang sama? Kadang-kadang, dalam literatur Yunani, seperti yang ditunjukkan oleh sembarang lexicon yang baik, keduanya bisa mempunyai arti penampilan lahiriah, wujud, bentuk. Dalam kontext-kontext tertentu kedua kata itu bisa dibolak-balik. Tetapi pada saat-saat lain ada perbedaan arti yang jelas. Kontext dalam setiap peristiwa harus menentukan) - hal 103 (footnote).

Dalam Fil2:6 ini William Hendriksen menganggap bahwa kata MORPHE itu berbeda dengan SKHEMA. Mengapa? Mari kita melihat terjemahan dari NASB di bawah ini.

Fil2:6-7 (NASB): (6) who, although He existed in the form of God, did not regard equality with God a thing to be grasped, (7) but emptied Himself, taking the form of a bond-servant, and being made in the likeness of men [= (6) yang, sekalipun Ia berada dalam bentuk (MORPHE) Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai sesuatu untuk dipertahankan, (7) tetapi telah mengosongkan diriNya sendiri, mengambil bentuk (MORPHE) seorang hamba, dan dijadikan dalam bentuk (SKHEMA) manusia].Perhatikan kata-kata yang saya garis bawahi itu. Untuk dua kata yang pertama digunakan kata Yunani MORPHE (Yesus sebagai Allah dan sebagai hamba), sedangkan untuk kata yang ketiga digunakan kata Yunani SKHEMA (Yesus sebagai manusia).

William Hendriksen menganggap adanya perubahan dari MORPHE ke SKHEMA menunjukkan bahwa di sini ada perbedaan arti antara kedua kata itu. Memang sebagai manusia Yesus tidak terus sama. Ia bertumbuh makin besar, makin tua dalam usia, sehingga tentu berubah dalam wajah / bentuk badan. Ia bisa menjadi kurus (misalnya pada saat berpuasa), dan kembali menjadi gemuk (setelah puasa), dsb. Karena itu di sini digunakan SKHEMA.

Tetapi sebagai Allah, Ia tidak berubah. Karena itu digunakan MORPHE. Juga sebagai hamba, Ia tidak berubah. Ia boleh menjadi dewasa, tua, kurus, gemuk, dsb., tetapi Ia tetap adalah hamba. Dan karena itu di sini juga digunakan MORPHE.

William Barclay: There are two Greek words for form, MORPHE and SCHEMA. They must both be translated form, because there is no other English equivalent, but they do not mean the same thing. MORPHE is the essential form which never alters; SCHEMA is the outward form which changes from time to time and from circumstance to circumstance. ... The word Paul uses for Jesus being in the form of God is MORPHE; that is to say, his unchangeable being is divine. However his outward SCHEMA might alter, he remained in essence divine (= Ada dua kata Yunani untuk bentuk, MORPHE dan SKHEMA. Kedua kata itu harus diterjemahkan bentuk, karena tidak ada kata lain dalam bahasa Inggris yang sama artinya, tetapi kedua kata itu tidak sama artinya. MORPHE adalah bentuk yang hakiki yang tidak pernah berubah; SKHEMA adalah bentuk luar yang berubah-ubah dari saat ke saat dan dari keadaan ke keadaan. ... Kata yang digunakan oleh Paulus untuk Yesus yang ada dalam rupa / bentuk Allah adalah MORPHE; yang artinya adalah: keberadaanNya yang tidak berubah adalah ilahi. Bagaimanapun SKHEMA luarNya berubah, dalam hakekatNya Ia tetap ilahi) - hal 35,36.

Jadi, baik penguraian tentang kata being (= ada / berada) maupun kata form (= bentuk), menunjukkan ketidak-berubahan Yesus sebagai Allah. Allah memang mempunyai sifat tidak bisa berubah (Mal3:6 Maz102:26-28 Yak1:17), karena kalau Ia bisa berubah, itu menunjukkan Ia tidak sempurna!

2.Sekarang mari kita melihat text yang sedang kita bahas ini sekali lagi.

Fil2:5b-7 - (5b) ... Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Kalau kata-kata dalam ay7 yang mengatakan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia diartikan bahwa Yesus betul-betul menjadi manusia, maka konsekwensinya, kata-kata dalam ay6 yang mengatakan bahwa Yesus ada dalam rupa Allah haruslah diartikan bahwa Yesus betul-betul adalah Allah.

3.Sekarang kita akan membahas bagian yang sukar dari text ini, yaitu kata-kata tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan.

Fil2:5b-7 - (5b) ... Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.KJV: (5) Let this mind be in you, which was also in Christ Jesus: (6) Who, being in the form of God, thought it not robbery to be equal with God (= Hendaknya pikiran ini ada dalam kamu, yang juga ada dalam Kristus Yesus: Yang, ada dalam bentuk Allah, menganggapnya bukan sebagai perampokan untuk menjadi setara dengan Allah).RSV: (5) Have this mind among yourselves, which is yours in Christ Jesus, (6) who, though he was in the form of God, did not count equality with God a thing to be grasped (= Milikilah pikiran ini di antara kamu sendiri, yang adalah milikmu dalam Kristus Yesus, yang sekalipun Ia ada dalam bentuk Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah suatu hal yang harus direbut / dipegang erat-erat).NIV: (5) Your attitude should be the same as that of Christ Jesus: (6) Who, being in very nature God, did not consider equality with God something to be grasped (= Sikapmu harus sama seperti sikap dari Kristus Yesus: Yang, ada dalam hakekat Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sesuatu untuk direbut / dipegang erat-erat).NASB: (5) Have this attitude in yourselves which was also in Christ Jesus, (6) who, although He existed in the form of God, did not regard equality with God a thing to be grasped (= Milikilah sikap ini dalam dirimu sendiri yang juga ada dalam Kristus Yesus, yang, sekalipun Ia berada dalam bentuk Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sesuatu untuk direbut / dipegang erat-erat).Kata bahasa Inggris grasp yang digunakan oleh RSV/NIV/NASB bisa diartikan merebut atau memegang erat-erat. Oleh KJV kata itu diterjemahkan robbery (= perampokan). Kata bahasa Yunaninya adalah HARPAGMON. Kalau nanti di bawah digunakan istilah HARPAGMOS, jangan terlalu mempersoalkan perbedaan antara HARPAGMON dengan HARPAGMOS. Perbedaan ini hanya terjadi karena posisi kata itu dalam suatu kalimat (casenya).

William Hendriksen mengatakan bahwa kata HARPAGMOS merupakan suatu kata benda, yang bisa diartikan secara aktif, atau secara pasif.

Kalau diartikan secara aktif, maka itu menjadi an act / suatu tindakan (suatu tindakan perampokan / perebutan kekuasaan).

Kalau diartikan secara pasif, maka itu menjadi a thing / suatu hal (suatu rampasan / harta / kekayaan untuk dipegang erat-erat).

Arti aktif diambil oleh KJV (yang menterjemahkannya robbery / perampokan), tetapi Hendriksen berpendapat ini tidak sesuai dengan kontext yang mendahului ayat ini, yang menekankan supaya kita menjadi rendah hati dan tidak berpegang pada hak kita tetapi lebih memikirkan kepentingan orang lain. Jadi, Hendriksen memilih arti pasif.

William Hendriksen menambahkan bahwa ada orang yang mengatakan bahwa kata HARPAGMOS, karena berakhiran MOS, pasti adalah kata benda yang mempunyai arti aktif. Kata yang mempunyai arti pasif, biasanya berakhiran MA, bukan berakhiran MOS. Tetapi Hendriksen mengatakan bahwa terhadap peraturan tersebut, ada perkecualiannya, dan ia memberikan banyak contoh dari Kitab Suci tentang perkecualian tersebut, yaitu:

Kata EPISITISMOS (Luk 9:12) berarti food (= makanan).

Kata THERISMOS (Luk10:2) berarti harvest / crop (= panen / tuaian).

Kata HIMATISMOS (Yoh 19:24) berarti vestment (= jubah).

Kata HUPOGRAMMOS (1Pet 2:21) berarti example (= teladan).

Kata PHRAGMOS (Luk 14:23) berarti hedge / fence (= pagar).

Kata KHREMATISMOS (Ro 11:4) berarti oracle (= firman Allah).

Kata PSALMOS (1Kor 14:26) berarti psalm (= mazmur).

Catatan: semua kata berakhiran MOS ini diartikan a thing / suatu hal (arti pasif), bukan an act / suatu tindakan (arti aktif).

Hendriksen juga mengatakan bahwa kata HARPAGMOS juga digunakan dalam tafsiran dari Eusebius tentang Injil Lukas, dan diartikan dalam arti pasif, yaitu rampasan.

Selanjutnya, kalau kata HARPAGMOS ini diartikan dalam arti pasif, maka Hendriksen mengatakan bahwa itu memungkinkan 2 arti lagi, yaitu:

Itu adalah sesuatu yang sudah dimiliki, dan dipertahankan.

Itu adalah sesuatu yang belum dimiliki, dan diusahakan / dicari dengan sungguh-sungguh.

Lagi-lagi dalam hal ini, kontextnya yang harus menentukan, arti mana yang diambil.

Arti yang kedua jelas bertentangan dengan kata-kata walaupun dalam rupa / bentuk Allah dalam Fil2:6a, yang menunjukkan bahwa Yesus sudah adalah Allah (ini sudah dibahas di atas).

Jadi, jelas bahwa kita harus mengambil arti pertama. Dan ini menjadi cocok dengan terjemahan Kitab Suci Indonesia.

d)Tit2:13- dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus.Bagian terakhir dari ayat ini (yang saya garis bawahi) memungkinkan 2 cara pembacaan:

(Allah yang Mahabesar) dan (Juruselamat kita Yesus Kristus).Kalau dipilih pembacaan yang ini, maka ayat ini membicarakan 2 pribadi, yang pertama adalah Allah yang Mahabesar, dan yang kedua adalah Juruselamat kita Yesus Kristus. Dengan demikian ayat ini tidak menunjukkan Yesus sebagai Allah.

(Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita), Yesus Kristus.Kalau dipilih pembacaan yang ini, maka ayat ini hanya membicarakan satu pribadi, yaitu Yesus Kristus, yang digambarkan sebagai Allah yang Mahabesar maupun sebagai Juruselamat kita.

NIV memilih pilihan kedua karena NIV menterjemahkannya sebagai berikut: while we wait for the blessed hope - the glorious appearing of our great God and Savior, Jesus Christ (= sementara kita menantikan pengharapan yang mulia - penampilan yang mulia dari Allah kita yang besar dan Juruselamat kita, Yesus Kristus).

Saya sendiri memilih pembacaan kedua, karena:

Alasan pertama: Kata appearing (= penampilan / pemunculan), yang dalam Kitab Suci Indonesia diterjemahkan penyataan, diterjemahkan dari kata bahasa Yunani EPIPHANEIA, yang selalu menunjuk pada kedatangan Yesus (bdk. 2Tes2:8 1Tim6:14 2Tim1:10 2Tim 4:1,8), dan tidak pernah menunjuk kepada Bapa.

Alasan kedua: Pembacaan kedua ini sesuai dengan hukum bahasa Yunani yang diberikan oleh Dana & Mantey, dan juga ahli-ahli bahasa Yunani yang lain.

Dana & Mantey mengatakan bahwa bila kata Yunani KAI (= dan) menghubungkan 2 kata benda dengan case / kasus yang sama, dan jika ada kata sandang yang mendahului kata benda yang pertama, dan kata sandang itu tidak diulangi sebelum kata benda yang kedua, maka kata benda yang terakhir selalu berhubungan dengan pribadi / orang yang dinyatakan / digambarkan oleh kata benda yang pertama. Dengan kata lain, kata benda yang kedua merupakan pengambaran lebih jauh tentang pribadi / orang itu (A Manual Grammar of the Greek New Testament, hal 147).

Catatan: case / kasus merupakan suatu istilah dalam gramatika bahasa Yunani.

Gresham Machen: The noun in Greek has gender, number, and case. ... There are five cases; nominative, genitive, dative, accusative, and vocative. ... The subject of a sentence is put in the nominative case. ... The object of a transitive verb is placed in the accusative case. ... The genitive case expresses possession. ... The dative case is the case of the indirect object. ... The vocative case is the case of direct address [= Kata benda dalam bahasa Yunani mempunyai jenis kelamin (laki-laki, perempuan dan netral), bilangan / jumlah (tunggal dan jamak), dan case / kasus. ... Ada lima cases / kasus; nominatif, genitif, datif, akusatif, dan vokatif. ... Subyek dari suatu kalimat diletakkan dalam kasus nominatif. ... Obyek dari suatu kata kerja transitif ditempatkan dalam kasus akusatif. ... Kasus genitif menyatakan kepemilikan. ... Kasus datif adalah kasus dari obyek tidak langsung. ... Kasus vokatif adalah kasus dari sapaan langsung] - New Testament Greek For Beginners, hal 23,24,25.

(((((((((((((((((((

(

(

(

((((((( (

(

(

((Tit2:13 - Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus.

k.b. 1 ( k.b. 2 pribadi yg digambarkan

(

kata penghubung KAI

Di sini ada dua kata benda dengan case yang sama (Genitive Case), yaitu Allah yang Mahabesar dan Juruselamat. Kedua kata benda itu dihubungkan oleh kata penghubung KAI (= dan). Kata benda yang pertama (k.b. 1), yaitu Allah yang Mahabesar mempunyai definite article / kata sandang (TOU MEGALOU THEOU / the great God), tetapi kata benda yang kedua (k.b. 2), yaitu Juruselamat tidak mempunyainya (SOTEROS). Kata benda pertama, yaitu Allah yang Mahabesar merupakan penggambaran dari kata Yesus Kristus. Maka kata benda kedua, yaitu Juruselamat merupakan penggambaran lanjutan terhadap pribadi yang sama, yaitu Yesus Kristus. Jadi, Tit2:13 ini menggambarkan Yesus Kristus dengan istilah Allah yang Mahabesar maupun Juruselamat.

e)Ibr 1:8 - Tetapi tentang Anak Ia berkata: TakhtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanMu adalah tongkat kebenaran.

f)2Pet1:1 - Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.

Di sini kita kembali bertemu dengan hukum bahasa Yunani yang telah kita bahas pada pembahasan Tit 2:13 di depan.

(((((((((((((((((

(

(

(

(((((((( (

(

(

( (2Pet1:1b - Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.

k.b.1 ( k.b.2 pribadi yg digambarkan

( kata penghubung KAI

Di sini ada dua kata benda dengan case yang sama (Genitive Case), yaitu Allah dan Juruselamat. Kedua kata benda itu dihubungkan oleh kata penghubung KAI (= dan). Kata benda yang pertama (k.b.1), yaitu Allah mempunyai kata sandang (TOU THEOU / the God), tetapi kata benda yang kedua (k.b.2), yaitu Juruselamat, tidak mempunyainya (SOTEROS). Kata benda pertama, yaitu Allah merupakan penggambaran dari kata Yesus Kristus. Maka kata benda kedua, yaitu Juruselamat merupakan penggambaran lanjutan terhadap pribadi yang sama, yaitu Yesus Kristus. Jadi, 2Pet1:1b ini menggambarkan Yesus Kristus dengan istilah Allah maupun Juruselamat.

g)1Yoh 5:20 - Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam AnakNya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.

Sekalipun ada banyak ayat yang menyebut Yesus dengan sebutan Allah, tetapi ada banyak orang yang tetap menolak keilahian Kristus. Mereka mengatakan bahwa dalam Kitab Suci kata Allah sering digunakan untuk yang bukan Allah.

Ada 2 hal yang bisa diberikan sebagai jawaban:

1.Sekalipun dalam Kitab Suci kata allah memang bisa digunakan untuk malaikat, setan, dan bahkan manusia, tetapi kata-kata itu tidak pernah digunakan sesering kata itu digunakan terhadap Yesus.

2.Pada saat Kitab Suci menyebut seseorang yang bukan Allah yang sesungguhnya dengan sebutan allah, Kitab Suci selalu menunjukkan secara jelas bahwa orang-orang itu disebut allah bukan dalam arti seperti biasanya / yang sesungguhnya.

Contoh:

a.Kel7:1 - Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah (ELOHIM) bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu.

Perhatikan bahwa sekalipun ayat ini menyebut Musa sebagai Allah, tetapi ada tambahan kata-kata bagi Firaun. Dan ini jelas menunjukkan bahwa Musa bukanlah Allah dalam arti yang sesungguhnya.

b.Kel12:12 - Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah (ELOHEY = gods of / allah-allah dari) di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN.

Jelas bahwa kata allah di sini tidak menunjuk kepada Allah yang sejati, karena dikatakan bahwa Allah yang sejati itu akan menghukum semua allah ini. Jadi di sini kata itu menunjuk kepada dewa-dewa sembahan Mesir, yang sering berupa binatang, khususnya sapi. Pada saat Tuhan menghukum Mesir dengan membunuh semua anak sulung, maka anak binatang (dewa / allah mereka) juga ikut dibunuh / dihukum.

c.Kel 20:3 - Jangan ada padamu allah (ELOHIM) lain di hadapanKu.

Adanya kata-kata lain dan di hadapanKu, membuat ayat ini jelas menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan allah bukanlah Allah yang sebenarnya.

Selain dalam ayat ini, dalam banyak ayat-ayat lain, kata allah digunakan untuk menunjuk kepada dewa / berhala dari bangsa-bangsa kafir, dan kontextnya selalu menunjukkan secara jelas bahwa yang dimaksud bukanlah Allah yang sesungguhnya, tetapi hanya dewa / berhala yang dalam Kitab Suci dikatakan tidak mempunyai existensi (1Kor 8:4-6).

d.Hak5:8 - Ketika orang memilih allah (ELOHIM) baru, maka terjadilah perang di pintu gerbang. Sesungguhnya, perisai ataupun tombak tidak terlihat di antara empat puluh ribu orang di Israel.

Kata-kata dari ayat ini yang mengatakan bahwa orang memilih allah baru, sudah menunjukkan bahwa kata allah ini tidak digunakan dalam arti yang sebenarnya. Jadi ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang Israel memilih dewa / berhala baru (sambil meninggalkan YAHWEH), dan sebagai akibatnya terjadilah bencana seperti perang dan sebagainya.

e.1Sam28:13b: Perempuan itu menjawab Saul: Aku melihat sesuatu yang ilahi (ELOHIM) muncul dari dalam bumi..

KJV: gods (= allah-allah).

RSV/NWT: a god (= suatu allah).

NIV: a spirit (= suatu roh).

NASB: a divine being (= suatu makhluk yang ilahi).

Kata Ibrani yang dipakai adalah ELOHIM.

Ada 2 penafsiran tentang bagian ini:

Kata ELOHIM menunjuk kepada penampilan yang supranatural / gaib.

Kata ELOHIM digunakan karena arwah itu boleh dikatakan merupakan allah dari si dukun yang memanggilnya.

Tidak peduli mana arti yang benar, yang jelas ayat itu sendiri secara menyolok menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan ELOHIM di sini bukanlah Allah yang sesungguhnya. Ada yang menganggap bahwa ini betul-betul adalah roh Samuel, tetapi saya yakin bahwa itu salah, dan bahwa ini hanyalah setan yang menyamar sebagai roh Samuel. Jika saudara mau mempelajari hal ini secara mendetail, bacalah buku saya yang berjudul Penginjilan Terhadap Orang Mati.

f.Maz82:1-8 - (1) Mazmur Asaf. Allah berdiri dalam sidang ilahi, di antara para allah (Ibrani: ELOHIM) Ia menghakimi: (2) Berapa lama lagi kamu menghakimi dengan lalim dan memihak kepada orang fasik? Sela (3) Berilah keadilan kepada orang yang lemah dan kepada anak yatim, belalah hak orang sengsara dan orang yang kekurangan! (4) Luputkanlah orang yang lemah dan yang miskin, lepaskanlah mereka dari tangan orang fasik! (5) Mereka tidak tahu dan tidak mengerti apa-apa, dalam kegelapan mereka berjalan; goyanglah segala dasar bumi. (6) Aku sendiri telah berfirman: Kamu adalah allah (Ibrani: ELOHIM), dan anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian. - (7) Namun seperti manusia kamu akan mati dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas. (8) Bangunlah ya Allah, hakimilah bumi, sebab Engkaulah yang memiliki segala bangsa.

Yang disebut ELOHIM (allah-allah) dalam ay1 dan ay6 itu jelas adalah hakim-hakim yang lalim / tidak adil pada saat itu. Sekalipun mereka disebut allah-allah (ELOHIM), tetapi mereka jelas bukan Allah dalam arti yang sesungguhnya, dan itu terlihat dari:

mereka ini bukan satu orang tetapi sekelompok orang, sehingga tidak mungkin mereka adalah Allah semua, karena akan menimbulkan polytheisme.

mereka dihakimi oleh Allah (ay 1).

mereka menghakimi dengan tidak adil (ay2-4), dan hidup dalam kegelapan (ay 5).

mereka akan mati sebagai manusia (ay 7).

g.Maz95:3 - Sebab TUHAN adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala allah (ELOHIM).

Dalam ayat ini yang disebut allah (ELOHIM) juga adalah sekelompok orang. Ada yang menganggap mereka ini sebagai dewa-dewa, dan ada juga yang menganggap mereka ini sebagai malaikat-malaikat. Bahwa mereka ini sekelompok, bukan tunggal, dan bahwa TUHAN dikatakan mengatasi mereka semua, jelas menunjukkan bahwa pada saat kata allah (ELOHIM) diterapkan kepada mereka, kata itu tidak digunakan dalam arti yang sebenarnya.

h.Maz96:4-5 - Sebab TUHAN maha besar dan terpuji sangat, Ia lebih dahsyat dari pada segala allah (ELOHIM). Sebab segala allah (ELOHIM) bangsa-bangsa adalah hampa, tetapi Tuhanlah yang menjadikan langit.

Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa yang disebut allah di sini adalah berhala-berhala / dewa-dewa.

i.Maz138:1 - Aku hendak bersyukur kepadaMu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah (ELOHIM) aku akan bermazmur bagiMu.

Calvin menganggap bahwa kata ELOHIM di sini menunjuk atau kepada malaikat-malaikat atau kepada raja-raja; Calvin lebih condong pada arti pertama. Siapapun yang disebut sebagai ELOHIM di sini, jelas sekali bahwa mereka bukanlah Allah dalam arti sesungguhnya, karena dalam ayat ini Allah yang sesungguhnya disebut Mu, kepada siapa Daud bersyukur dan bermazmur.

j.1Kor 8:5-6- (5) Sebab sungguhpun ada apa yang disebut allah (THEOI = gods / allah-allah), baik di sorga, maupun di bumi - dan memang benar ada banyak allah (THEOI) dan banyak tuhan yang demikian - (6) namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari padaNya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang olehNya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.

Apakah yang disebut dengan allah dalam ay 5 itu, malaikat atau berhala, tidak jadi soal. Yang jelas kata-kata tambahan dalam ay6nya menunjukkan bahwa allah dalam ay 5 itu bukan betul-betul Allah.

k.Kis12:22 - Dan rakyatnya bersorak membalasnya: Ini suara allah (THEOU) dan bukan suara manusia!.

Jelas bahwa ini tidak menunjuk kepada Allah yang benar, karena kata-kata ini ditujukan kepada Herodes.

l.2Kor 4:4 - yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Kata Yunani yang diterjemahkan ilah di sini adalah HO THEOS (= the God / sang Allah)! Jelas bahwa di sini kata itu tidak menunjuk kepada Allah yang sejati, tetapi menunjuk kepada setan.

m.2Tes2:4 - yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah (THEON). Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah (TOU THEOU).

Kontext menunjukkan bahwa ini sama sekali tidak menunjuk kepada Allah yang sebenarnya, tetapi mungkin ini menunjuk kepada Antikristus.

Tetapi pada waktu kata Allah digunakan untuk Yesus, Kitab Suci tidak memberi petunjuk apapun bahwa kata itu digunakan bukan dalam arti yang sesungguhnya, tetapi sebaliknya bahkan memberikan keterangan yang menunjukkan bahwa Ia memang adalah Allah yang sejati.

A. H. Strong: It is sometimes objected that the ascription of the name God to Christ proves nothing as to his absolute deity, since angels and even human judges are called gods, as representing Gods authority and executing his will. But we reply that, while it is true that the name is sometimes so applied, it is always with adjuncts and in connections which leaves no doubt of its figurative and secondary meaning. When, however, the name is applied to Christ, it is, on the contrary, with adjuncts and in connections which leaves no doubt that it signifies absolute Godhead (= Kadang-kadang diajukan keberatan yang mengatakan bahwa pemberian nama Allah kepada Kristus tidak membuktikan apa-apa berkenaan dengan keilahianNya yang mutlak, karena malaikat-malaikat dan bahkan hakim-hakim manusia disebut allah-allah, karena mewakili otoritas Allah dan melaksanakan kehendakNya. Tetapi kami menjawab bahwa sekalipun memang benar bahwa nama itu kadang-kadang diterapkan seperti itu, itu selalu disertai dengan tambahan / keterangan dan dalam hubungan yang membuang semua keragu-raguan tentang arti kiasan dan arti sekundernya. Tetapi pada waktu nama itu diterapkan kepada Kristus, sebaliknya itu disertai dengan tambahan / keterangan dan dalam hubungan yang membuang semua keragu-raguan bahwa itu menunjukkan keAllahan yang mutlak) - Systematic Theology, hal 307.

Contoh:

Yoh1:1c, yang mengatakan bahwa Firman (Yesus) itu adalah Allah, didahului oleh kata-kata Pada mulanya adalah Firman, yang menunjukkan kekekalan dari Firman itu, dan lalu dilanjutkan dengan Yoh1:3, yang menunjukkan bahwa Firman / Yesus itu adalah Pencipta segala sesuatu!

Ro9:5, yang menyatakan Yesus sebagai Allah, juga menambahkan bahwa Ia ada di atas sesuatu, dan harus dipuji selama-lamanya.

Ibr1:8, selain menyebut Anak sebagai Allah, juga mengatakan bahwa Ia mempunyai takhta yang kekal, dan masih disusul lagi oleh Ibr1:10-12 yang menyatakan Anak sebagai Tuhan, dan sebagai Pencipta, yang kekal dan yang tidak pernah berubah.

Wah1:8, selain menyebut Yesus sebagai Tuhan Allah, juga menyebutNya dengan sebutan Yang Mahakuasa dan Alfa dan Omega.

2)Kitab Suci memberikan nama-nama ilahi untuk Yesus (Yes9:5 Yer23:5-6 Mat1:23 2Tim1:10 Ibr1:8,10).

a)Yes9:5 - Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

Ayat ini jelas merupakan suatu nubuat tentang Kristus, dan dalam ayat ini Ia disebut sebagai Allah yang perkasa (Ibrani: EL GIBOR).

Tetapi Saksi-Saksi Yehuwa justru menyerang keilahian Kristus menggunakan ayat ini dengan berkata bahwa Kristus hanya disebut sebagai Allah yang perkasa, sedangkan YAHWEH / YEHOVAH disebut sebagai Allah yang mahakuasa (Ibrani: EL SHADDAI) seperti dalam Kel17:1.

Untuk menjawab serangan ini kita bisa melihat Yes10:21 yang menyebut Allah / YAHWEH / YEHOVAH dengan sebutan Allah yang perkasa. Dalam bahasa Ibraninya digunakan istilah yang persis sama dengan dalam Yes 9:5 yaitu EL GIBOR.

b)Yer23:5-6 juga jelas merupakan nubuat tentang Kristus, dan dalam ayat-ayat itu Kristus disebut sebagai TUHAN keadilan, dimana kata TUHAN semua hurufnya ditulis dengan huruf besar. Ini menunjukkan bahwa dalam bahasa Ibraninya digunakan kata YAHWEH / YEHOVAH.

Ini adalah ayat-ayat yang sangat penting dalam menghadapi Saksi-Saksi Yehuwa karena dalam ayat-ayat ini Yesus Kristus disebut dengan sebutan YAHWEH / YEHOVAH.

Perlu diketahui bahwa dalam Kitab Suci kata Ibrani ADONAY (= Tuhan / Lord - hanya huruf pertama yang menggunakan huruf besar) bisa digunakan untuk seseorang yang bukan Allah (Misalnya dalam Yes 21:8). Demikian juga dengan kata Ibrani ELOHIM [= Allah / God(s)], atau kata Yunani THEOS (= Allah), bisa digunakan untuk menunjuk kepada dewa, manusia, dan bahkan setan (Misalnya: Kel 4:16 Kel7:1 Kel12:12 Kel20:3,23 Hak16:23-24 1Raja18:27 Maz 82:1,6 Kis 28:6 2Kor 4:4).

Tetapi sebutan YAHWEH / YEHOVAH (= TUHAN / LORD) tidak pernah digunakan untuk siapapun selain Allah, karena YAHWEH adalah nama Allah (Kel3:15 Yes42:8)!

Maz83:19 - supaya mereka tahu bahwa Engkau sajalah yang bernama TUHAN, Yang Mahatinggi atas seluruh bumi.

NIV menterjemahkan secara berbeda.

NIV: Let them know that you, whose name is the LORD - that you alone are the Most High over all the earth (= Biarlah mereka mengetahui bahwa Engkau, yang namaNya adalah TUHAN - bahwa Engkau saja adalah Yang Maha Tinggi atas seluruh bumi).Tetapi KJV/RSV/NASB menterjemahkan seperti Kitab Suci Indonesia.

KJV: That men may know that thou, whose name alone is JEHOVAH, art the most high over all the earth (= Supaya manusia bisa mengetahui bahwa Engkau sendiri yang namaNya adalah Yehovah, adalah yang maha tinggi atas seluruh bumi).RSV: Let them know that thou alone, whose name is the LORD, art the Most High over all the earth (= Biarlah mereka mengetahui bahwa Engkau saja, yang namanya adalah TUHAN, adalah Yang Maha Tinggi atas seluruh bumi).NASB: That they may know that Thou alone, whose name is the LORD, Art the Most High over all the earth (= Supaya mereka bisa mengetahui bahwa Engkau saja, yang namanya adalah TUHAN, adalah Yang Maha Tinggi atas seluruh bumi).

Karena itu, kalau Yesus disebut dengan istilah YAHWEH / YEHOVAH, itu jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah sendiri.

c)Dalam Mat1:23 Yesus disebut dengan istilah Immanuel, yang artinya adalah God with us (= Allah dengan kita).

d)1Kor8:4-6 menyatakan Yesus sebagai Tuhan.

1Kor 8:4-6 - (4) Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa. (5) Sebab sungguhpun ada apa yang disebut allah, baik di sorga, maupun di bumi - dan memang benar ada banyak allah dan banyak tuhan yang demikian - (6) namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari padaNya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang olehNya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.

Orang-orang yang menolak keilahian Yesus sering menggunakan kata-kata hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa (ay 6) untuk mengatakan bahwa Yesus bukan Allah. Tetapi ini merupakan suatu argumentasi yang bodoh, karena kalau dari kata-kata tersebut disimpulkan bahwa hanya Bapa yang adalah Allah, dan Yesus bukan Allah, maka konsekwensinya adalah: dari kata-kata dalam ay6b - dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, kita harus menyimpulkan bahwa hanya Yesus yang adalah Tuhan, dan Bapa bukan Tuhan! Tentu tidak ada orang yang waras yang mau menerima konsekwensi ini!

Jadi, penafsiran yang benar tentang text ini adalah sebagai berikut:

memang hanya ada satu Allah yaitu Bapa, tetapi karena Yesus (dan Roh Kudus) satu dengan Bapa, maka Yesus (dan Roh Kudus) juga adalah Allah.

memang hanya ada satu Tuhan, yaitu Yesus, tetapi karena Bapa (dan Roh Kudus) satu dengan Yesus, maka Bapa (dan Roh Kudus) juga adalah Tuhan.

Sekalipun Kristen mempercayai bahwa Bapa adalah Allah / Tuhan, Yesus adalah Allah / Tuhan, dan Roh Kudus adalah Allah / Tuhan, tetapi Kristen tidak percaya adanya 3 Allah / Tuhan!

Bandingkan dengan Pengakuan Iman Athanasius, no7-19, yang berbunyi sebagai berikut:

7.What the Father is, the same is the Son, and the Holy Ghost. 8.The Father is uncreated, the Son uncreated, the Holy Ghost uncreated. 9.The Father is immense, the Son immense, the Holy Ghost immense. 10.The Father is eternal, the Son eternal, the Holy Ghost eternal. 11.And yet there are not three eternals, but one eternal. 12.So there are not three (beings) uncreated, nor three immense, but one uncreated, and one immense. 13.In like manner the Father is omnipotent, the Son is omnipotent, the Holy Ghost is omnipotent. 14.And yet there are not three omnipotents, but one omnipotent. 15.Thus the Father is God, The Son is God, the Holy Ghost is God. 16.And yet there are not three Gods, but one God. 17.Thus The Father is Lord, the Son is Lord, the Holy Ghost is Lord. 18.And yet there are not three Lords, but one Lord. 19.Because as we are thus compelled by Christian verity to confess each person severally to be God and Lord; so we are prohibited by the Catholic religion from saying that there are three Gods or Lords (= 7.Apa adanya Bapa itu, demikian juga dengan Anak, dan juga Roh Kudus. 8.Bapa tidak diciptakan, Anak tidak diciptakan, Roh Kudus tidak diciptakan. 9.Bapa itu maha besar, Anak itu maha besar, Roh Kudus itu maha besar. 10.Bapa itu kekal, Anak itu kekal, Roh Kudus itu kekal. 11.Tetapi tidak ada tiga yang kekal, tetapi satu yang kekal. 12.Demikian juga tidak ada tiga (makhluk) yang tidak dicipta, juga tidak tiga yang maha besar, tetapi satu yang tidak dicipta, dan satu yang maha besar. 13.Dengan cara yang sama Bapa adalah maha kuasa, Anak adalah maha kuasa, Roh Kudus adalah maha kuasa. 14.Tetapi tidak ada tiga yang maha kuasa, tetapi satu yang maha kuasa. 15.Demikian juga Bapa adalah Allah, Anak adalah Allah, Roh Kudus adalah Allah. 16.Tetapi tidak ada tiga Allah, tetapi satu Allah. 17.Demikian pula Bapa adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan, dan Roh Kudus adalah Tuhan. 18.Tetapi tidak ada tiga Tuhan, tetapi satu Tuhan. 19.Karena sebagaimana kami didorong seperti itu oleh kebenaran Kristen untuk mengakui setiap pribadi secara terpisah / individuil sebagai Allah dan Tuhan; demikian pula kami dilarang oleh agama Katolik / universal / am untuk mengatakan bahwa ada tiga Allah atau Tuhan) - A. A. Hodge, Outlines of Theology, hal 117-118.

Ada banyak sekali ayat-ayat lain yang menyatakan Yesus sebagai Tuhan.

1.Ada orang yang berkata bahwa dalam kitab Kisah Rasul, yang menekankan penginjilan, sehingga seharusnya menekankan Yesus sebagai Juruselamat, ternyata hanya ada 2 x sebutan Juruselamat untuk Yesus, yaitu dalam Kis5:31 dan 13:23. Tetapi Yesus disebut Tuhan sebanyak 92 x, disebut Tuhan Yesus sebanyak 13 x, dan disebut Tuhan Yesus Kristus sebanyak 6 x!

2.Kata Yunani KURIOS yang biasanya diterjemahkan Tuhan, memang bisa diterjemahkan tuan. Kitab Suci bahasa Inggris (KJV/RSV/NIV/NASB) kadang-kadang menterjemahkan Sir (= Tuan), misalnya dalam Yoh4:11, padahal kata itu ditujukan kepada Yesus. Mengapa diterjemahkan demikian? Karena kontextnya menunjukkan bahwa perempuan Samaria itu baru bertemu dengan Yesus dan sebelumnya tidak pernah mendengar ataupun mengenal Yesus. Jadi tidak mungkin ia tahu-tahu menyebut Yesus dengan sebutan Tuhan.

3.Tetapi ada banyak ayat yang menyatakan Yesus betul-betul sebagai Tuhan dan tidak mungkin diterjemahkan tuan, seperti: Mat7:21-22 12:8 25:37,44 Luk2:11 5:8 6:46 Yoh11:27 20:28 Kis2:20,21,25,36 4:33 7:59,60 8:16 9:1,2,5,10,11,13,15,17,31 10:13,36 11:16,20,21,24 15:11,26 16:15,31 18:8,25 19:5,9,13,17 20:21,24,35 21:13 22:4,5,8,10,16 24:14 26:15 28:31 Ro1:4,7 4:24 5:1,11,21 6:23 7:25 8:39 10:9,13 13:14 14:14 15:6,30 16:18,20,24 1Kor1:2,3,7,8,9,10 2:8 4:4,5 5:5 6:11,14 9:1 11:23,26,27,29 12:3,5 15:31,57,58 16:23 2Kor1:2,3,14 4:5,14 8:9 11:31 13:13 Gal1:3,19 6:14,18 Ef1:2,3,15,17 3:11 4:1,5 5:20 6:23,24 Fil 2:11,19 3:20 4:23 Kol2:6 3:17 1Tes1:1,3 2:15,19 3:11,13 4:1,2,15,16,17 5:2,9,23,28 2Tes1:1,2,7,8,12 2:1,2,8,14,16 3:6,12,18 1Tim1:2,12 6:3,14 2Tim 1:2,8,12,19 4:8 Filemon3,5,25 Ibr1:10 7:14 13:20 Yak1:1 2:1 5:7 1Pet1:3 3:15 2Pet1:2,8,14,16,20 3:2,10,18 Yudas21,25 Wah1:8,10 14:13 22:20,21.

4.Sebutan Tuhan bagi Yesus dikontraskan dengan hamba / budak.

Hal ini terlihat dalam banyak tempat, misalnya dalam Ro 1:1,4 - (1) Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah. ... (4) dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitanNya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita. Bdk. Yak 1:1 2Pet 1:1-2 Yudas 1,4.

5.Ingat juga bahwa yang menyebut Yesus dengan sebutan Tuhan adalah orang-orang Yahudi yang adalah bangsa monotheist, sehingga tidak mungkin begitu sering menyebut Yesus dengan sebutan Tuhan, seandainya Yesus bukan betul-betul Tuhan dalam arti yang setinggi-tingginya.

W. E. Vine: The full significance of this association of Jesus with God under the one appellation, Lord, is seen when it is remembered that these men belonged to the only monotheistic race in the world. To associate with the Creator one known to be a creature, however exalted, though possible to Pagan Philosophers, was quite impossible to a Jew (= Arti sepenuhnya dari persatuan Yesus dengan Allah di bawah satu sebutan Tuhan ini, terlihat pada waktu diingat bahwa orang-orang ini termasuk dalam satu-satunya bangsa monotheist dalam dunia ini. Menyatukan / menggabungkan sang Pencipta dengan seseorang yang diketahui sebagai ciptaan, bagaimanapun ditinggikannya dia, sekalipun merupakan sesuatu yang memungkinkan bagi ahli-ahli filsafat kafir, adalah mustahil bagi seorang Yahudi) - An Expository Dictionary of New Testament Words, hal 689.

Catatan: bangsa Yahudi memang adalah satu-satunya bangsa monotheist di dunia pada saat itu.

e)Dalam Perjanjian Lama, sebutan Juruselamat dan Penebus / Penolong ditujukan kepada Allah (Yes43:3,11 Yes45:15 Yer14:8 Hos 13:4), tetapi dalam Perjanjian Baru, sebutan itu ditujukan kepada Yesus (2Tim1:10 Tit1:4 Tit2:13 Tit3:6 2Pet1:11 2Pet2:20 2Pet 3:18).

3)Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus mempunyai sifat-sifat ilahi seperti:

a)Kekal (Mikha5:1b Yoh1:1 Yoh8:58 Yoh10:10 Yoh17:5 Ibr1:11-12 Wah 1:8,17-18 Wah 22:13).

Mikha5:1b, yang jelas merupakan suatu nubuat tentang Kristus, mengatakan yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.

Yoh1:1 mengatakan bahwa Firman / Yesus itu sudah ada pada mulanya.

Yoh8:58 mengatakan bahwa Yesus sudah ada sebelum Abraham, padahal Abraham hidup lebih dari 2000 tahun sebelum Kristus lahir.

Yoh10:10, dan banyak ayat Kitab Suci yang lain, mengatakan bahwa Yesus datang. Ini menunjuk pada saat kelahiran Yesus. Tidak dikatakan dilahirkan tetapi datang, karena datang menunjukkan bahwa Ia sudah ada sebelum saat itu.

Yoh17:5 mengatakan bahwa Yesus memiliki kemuliaan di hadapan hadirat Allah sebelum dunia ada.

Ibr1:11-12.

Perhatikan kata-kata semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada. ... tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan.Bahwa bagian ini menunjuk kepada Yesus adalah sesuatu yang jelas, karena Ibr1:10-12 merupakan sambungan dari Ibr1:8-9 (dihubungkan oleh kata dan pada awal Ibr1:10), dan Ibr1:8 berkata tentang Anak.

Wah1:8 dan Wah22:13 menyebut Yesus sebagai Alfa dan Omega (huruf pertama dan terakhir dalam abjad Yunani), dan Wah1:17 dan Wah22:13 mengatakan bahwa Ia adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Wah22:13 juga mengatakan bahwa Yesus adalah Yang pertama dan Yang terkemudian, dan semua ini jelas menunjukkan bahwa Ia ada dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Lalu Wah1:18 mengatakan bahwa Ia hidup sampai selama-lamanya.

b)Suci / tak berdosa (2Kor 5:21 Ibr 4:15).

c)Mahakuasa.

Mujijat-mujijat yang Ia lakukan, seperti membangkitkan orang mati, menyembuhkan orang sakit, memberi makan 5000 orang lebih dengan 5 roti dan 2 ikan, menenangkan badai, mengubah air menjadi anggur, berjalan di atas air, mengusir setan, dsb, menunjukkan kemaha-kuasaanNya.

Memang nabi-nabi dan rasul-rasul tertentu juga melakukan banyak mujijat, tetapi ada beberapa perbedaan:

Tidak ada nabi / rasul yang bisa melakukan mujijat sesuai kehendaknya sendiri, tetapi Kristus bisa (Yoh5:21).

Nabi melakukan mujijat bukan dengan kuasanya sendiri tetapi dengan kuasa Allah, sedangkan rasul juga demikian karena mereka melakukan mujijat dengan menggunakan nama Yesus. Tetapi Yesus melakukan mujijat dengan kuasaNya sendiri (bdk. Yoh10:18), dan Ia tidak pernah menggunakan nama orang lain untuk melakukan mujijat.

Tidak ada seorangpun pernah melakukan mujijat sebanyak / sehebat yang Yesus lakukan (Yoh15:24).

d)Mahatahu (Mat 9:4 Mat 12:25 Yoh 2:24-25 Yoh 6:64).

e)Mahaada.

Ini terlihat dari Yoh1, yang mula-mula menyatakan bahwa Firman / Yesus itu pada mulanya bersama-sama dengan Allah (Yoh1:1), tetapi lalu menunjukkan bahwa Firman / Yesus itu lalu menjadi manusia dan diam di antara kita (Yoh1:14). Tetapi anehnya Yoh 1:18 mengatakan bahwa Firman / Yesus itu masih ada di pangkuan Bapa (Yoh1:18 NIV: ... but God the only Son, who is at the Fathers side ...).

Catatan: kata pangkuan sebetulnya salah terjemahan. NASB: bosom (= dada).

Kemahaadaan Yesus juga jelas terlihat dari janji yang Ia berikan dalam Mat18:20 dan Mat28:20b. Dengan adanya janji seperti itu, kalau Ia tidak mahaada, maka Ia pasti adalah seorang pendusta!

f)Tidak berubah (Ibr13:8).

4)Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus melakukan pekerjaan-pekerjaan ilahi seperti:

a)Penciptaan (Yoh 1:3,10 Kol 1:16 Ibr 1:2,10).

b)Pengampunan dosa (Mat 9:2-7).

c)Penghancuran segala sesuatu (Ibr 1:10-12).

d)Pembaharuan segala sesuatu (Fil 3:21 Wah 21:5).

e)Penghakiman pada akhir jaman (Mat 25:31-32 Yoh 5:22,27).

Bahwa Yesus akan menjadi Hakim pada akhir jaman, menunjukkan bahwa Ia juga adalah Allah sendiri. Mengapa?

Jumlah manusia yang pernah hidup dalam dunia ini sejak jaman Adam dan Hawa sampai kedatangan Kristus yang kedua-kalinya adalah begitu banyak.

Kalau Kristus bukanlah Allah sendiri, bagaimana mungkin Ia bisa menghakimi begitu banyak manusia itu dengan adil?

Karena ada begitu banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan dalam menjatuhkan hukuman kepada orang-orang berdosa (ingat bahwa neraka bukanlah semacam masyarakat komunis dimana hukuman semua orang sama), seperti:

banyaknya dosa yang dilakukan seseorang. Orang yang dosanya sedikit tentu tidak bisa disamakan hukumannya dengan orang yang dosanya banyak.

tingkat dosanya.

Misalnya, dosa membunuh dan mencuri tentu tidak sama hukumannya (bdk. Kel 21:12 dan Kel 22:1).

tingkat pengetahuannya.

Makin banyak pengetahuan Firman Tuhan yang dimiliki seseorang, makin berat hukumannya kalau ia berbuat dosa (Luk 12:47-48).

kesengajaannya.

Dosa sengaja dan tidak sengaja tentu juga berbeda hukumannya (Kel 21:12-14).

pengaruh dosa yang ditimbulkan.

Kalau seseorang yang mempunyai kedudukan tinggi dalam gereja berbuat dosa, maka pengaruh negatif yang ditimbulkan akan lebih besar dari pada kalau orang kristen biasa berbuat dosa. Dan karena itu hukumannya juga lebih berat. Hal ini bisa terlihat dari kata-kata Yesus yang menunjukkan bahwa para ahli Taurat pasti akan menerima hukuman yang lebih berat (Mark 12:40b Luk20:47b).

apa yang menyebabkan seseorang berbuat dosa.

Seseorang yang mencuri tanpa ada pencobaan yang terlalu berarti tentu lebih berat dosanya dari pada orang yang mencuri karena membutuhkan uang untuk mengobati anaknya yang hampir mati. Hal ini bisa terlihat dari ayat-ayat Kitab Suci yang mengecam orang-orang yang melakukan dosa tanpa sebab / alasan, seperti dalam Maz35:19 Maz69:5 Maz119:78,86. Juga dari ayat-ayat Kitab Suci yang mengecam orang yang mencintai / mencari dosa, seperti Maz4:3.

Demikian juga pada saat mau memberi pahala kepada orang-orang yang benar, pasti ada banyak hal yang harus dipertimbangkan, seperti:

banyaknya perbuatan baik yang dilakukan.

jenis perbuatan baik yang dilakukan.

besarnya pengorbanan pada waktu melakukan perbuatan baik. Yesus berkata bahwa janda yang memberi 2 peser memberi lebih banyak dari semua orang kaya yang memberi persembahan besar, karena janda itu memberikan seluruh nafkahnya (Luk21:1-4).

motivasinya dalam melakukan perbuatan baik itu, dsb.

Untuk bisa melakukan semua hal-hal di atas ini dengan benar / adil, maka Hakim itu haruslah seseorang yang maha tahu, maha bijaksana dan maha adil, dan karena itu Ia harus adalah Allah sendiri!

Charles Hodge: As Christ is to be the judge, as all men are to appear before him, as the secrets of the hearts are to be the grounds of judgment, it is obvious that the sacred writers believed Christ to be a divine person, for nothing less than omniscience could qualify any one for the office here ascribed to our Lord (= Karena Kristus akan menjadi Hakim, karena semua orang akan menghadap di hadapanNya, karena rahasia dari hati adalah dasar penghakiman, jelaslah bahwa penulis-penulis sakral / kudus percaya bahwa Kristus adalah Pribadi ilahi, karena hanya kemaha-tahuan yang bisa memenuhi syarat bagi siapapun untuk jabatan / tugas yang di sini dianggap sebagai milik Tuhan kita) - I & II Corinthians, hal 501.

Karena itu adalah sesuatu yang aneh kalau ada orang-orang yang percaya bahwa Yesus akan menjadi Hakim pada akhir jaman, tetapi tidak mempercayai bahwa Yesus adalah Allah sendiri!

5)Kitab Suci memberikan kehormatan ilahi kepada Yesus seperti:

a)Penghormatan (Yoh 5:23).

b)Kepercayaan (Yoh 14:1).

c)Pengharapan (1Kor 15:19).

d)Penyejajaran namaNya dengan pribadi-pribadi lain dari Allah Tritunggal (Mat 28:19 2Kor 13:13).

6)Daud menyebut Yesus, yang adalah keturunannya, sebagai Tuhan.

Mat22:41-46- (41) Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada mereka, kataNya: (42) Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia? Kata mereka kepadaNya: Anak Daud. (43) KataNya kepada mereka: Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata: (44) Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kananKu, sampai musuh-musuhMu Kutaruh di bawah kakiMu. (45) Jadi jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula? (46) Tidak ada seorangpun yang dapat menjawabNya, dan sejak hari itu tidak ada seorangpun juga yang berani menanyakan sesuatu kepadaNya.

Text yang dimaksudkan oleh Yesus adalah Maz 110:1- Mazmur Daud. Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: Duduklah di sebelah kananKu, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu..

Catatan: dalam Maz110:1, RSV menterjemahkan lord (= tuhan / tuan), tetapi KJV/NIV/NASB menterjemahkan Lord (= Tuhan). Sedangkan dalam Mat22:43,44,45, KJV/RSV/NIV/NASB semua menterjemahkan Lord (= Tuhan).

Jelas bahwa terjemahan yang benar adalah Lord (= Tuhan), karena dalam Mat22:41-46 itu jelas bahwa Yesus sedang berusaha untuk membuktikan keilahianNya kepada orang-orang Yahudi.

H. P. Liddon: Davids Son is Davids Lord. ... David describes his great descendant Messiah as his Lord (Psa. 110:1). ... He is Davids descendant; the Pharisees knew that truth. But He is also Davids Lord. How could He both if He was merely human? The belief of Christendom can alone answer the question which our Lord addressed to the Pharisees. The Son of David is Davids Lord because He is God; the Lord of David is Davids Son because He is God incarnate [= Anak dari Daud adalah Tuhan dari Daud. ... Daud menggambarkan keturunannya yang agung, Mesias, sebagai Tuhannya (Maz110:1). ... Ia adalah keturunan dari Daud; orang-orang Farisi mengetahui kebenaran itu. Tetapi Ia juga adalah Tuhan dari Daud. Bagaimana Ia bisa adalah keduanya jika Ia hanya manusia semata-mata? Hanya kepercayaan dari orang-orang kristen yang bisa menjawab pertanyaan yang ditujukan oleh Tuhan kita kepada orang-orang Farisi. Anak dari Daud adalah Tuhan dari Daud karena Ia adalah Allah; Tuhan dari Daud adalah Anak dari Daud karena Ia adalah Allah yang berinkarnasi / menjadi manusia] - The Divinity of the Lord and Saviour Jesus Christ, hal 43.

7)KesatuanNya dengan Bapa seperti yang dinyatakan oleh ayat-ayat seperti Yoh 10:30 dan Yoh14:7-11, jelas menunjukkan keilahian Yesus.

Penafsiran Saksi Yehovah, yang mengatakan bahwa ayat-ayat ini hanya memaksudkan kesatuan pikiran atau tujuan, merupakan penafsiran yang tidak sesuai dengan kontex, karena kalau kita lihat Yoh10:31 terlihat bahwa orang-orang Yahudi itu lalu mau merajam Yesus dengan batu. Mengapa? Jelas karena mereka mengerti bahwa maksud Yesus bukannya menyatakan kesatuan pikiran / tujuan, tetapi kesatuan hakekat. Ini mereka anggap sebagai penghujatan terhadap Allah, dan karenanya mereka mau merajam Yesus. Ini terlihat dengan lebih jelas dari Yoh10:33 dimana mereka mengatakan: Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diriMu dengan Allah.Dalam tafsirannya tentang Yoh17:10 (dan segala milikKu adalah milikMu dan milikMu adalah milikKu), Calvin memberikan suatu penerapan yang indah tentang kesatuan Bapa dan Anak dalam hidup / iman kita.

Calvin: All these things are spoken for the confirmation of our faith. We must not seek salvation anywhere else than in Christ. But we shall not be satisfied with having Christ, if we do not know that we possess God in him. We must therefore believe that there is such unity between The Father and the Son as makes it impossible that they shall have anything separate from each other (= Semua hal-hal ini dikatakan untuk meneguhkan iman kita. Kita tidak boleh mencari keselamatan di tempat lain manapun juga selain di dalam Kristus. Tetapi kita tidak akan puas dengan memiliki Kristus, jika kita tidak mengetahui bahwa kita memiliki Allah dalam Dia. Karena itu kita harus percaya bahwa ada suatu kesatuan sedemikian rupa antara Bapa dan Anak sehingga membuatnya mustahil bahwa yang satu mempunyai apapun terpisah dari yang lainnya) - hal 174.

8)Yesus sendiri mengakui bahwa Ia adalah Allah / Anak Allah (Yoh 5:23 Yoh10:30 Yoh 14:7-10 Yoh 15:23 Mat 26:63-64).

Catatan: Pengakuan Yesus sebagai Anak Allah, tidak perlu dan tidak boleh dibedakan dengan pengakuan sebagai Allah. Untuk itu lihat Yoh5:18 yang berbunyi: Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah.

Memang kalau seseorang mengaku bahwa dirinya adalah Allah / Anak Allah, itu tidak / belum berarti bahwa ia memang betul-betul adalah Allah. Bisa saja bahwa ia adalah seorang pendusta. Tetapi Yesus bukan hanya mengaku bahwa diriNya adalah Allah / Anak Allah, tetapi Ia juga rela mati demi pengakuan tersebut!

Ada seorang penulis buku yang menggunakan hal ini untuk membuktikan keilahian Yesus dengan cara sebagai berikut:

Yesus = Allah / Anak Allah(((((((((((((((

(

Tidak benar

Benar

(

((((((((

((

(

( Tahu Tidak tahu

((

(

(

Pendusta Orang gila

Allah

(((((

(((( Orang tolol

Anak Allah

Keterangan: Yesus mengaku sebagai Allah / Anak Allah, dan Ia mau mati untuk pengakuan itu.

Ada 2 kemungkinan tentang pengakuan itu, yaitu: TIDAK BENAR atau BENAR.

Kalau pengakuan itu TIDAK BENAR, maka ada 2 kemungkinan lagi yaitu: Yesus TAHU bahwa pengakuanNya tidak benar, atau Yesus TIDAK TAHU bahwa pengakuanNya tidak benar.

Kalau Yesus tahu bahwa pengakuannya tidak benar, maka Ia pasti adalah seorang PENDUSTA, bahkan ORANG TOLOL (karena Ia mau mati untuk suatu dusta).

Kalau Yesus tidak tahu bahwa pengakuanNya tidak benar, maka Ia pasti adalah ORANG GILA, karena hanya orang gila yang tidak mengerti apa yang Ia sendiri katakan.

Kalau pengakuan Yesus tersebut adalah BENAR, maka Yesus adalah ALLAH / ANAK ALLAH.

Jadi sekarang, hanya ada beberapa pilihan untuk saudara:

(1)Yesus adalah pendusta / orang tolol.

(2)Yesus adalah orang gila.

(3)Yesus betul-betul adalah Allah / Anak Allah.

Yang mana yang menjadi pilihan saudara?

C.S. Lewis berkata: A man who was merely a man and said the sort of things Jesus said wouldnt be a great moral teacher. Hed either be a lunatic ... or else hed be the Devil of Hell. You must make your choice. Either this man was, and is, the Son of God, or else a madman or something worse (= seseorang yang adalah semata-mata seorang manusia dan mengucapkan hal-hal seperti yang Yesus katakan, bukanlah seorang guru moral yang agung. Atau ia adalah seorang gila ... atau ia adalah Iblis dari Neraka. Kamu harus menentukan pilihanmu. Atau orang ini adalah Allah, baik dulu maupun sekarang, atau ia adalah orang gila atau sesuatu yang lebih jelek lagi).

Banyak orang yang mempercayai Yesus hanya sebagai nabi, orang yang baik / saleh, dsb, tetapi mereka tidak mempercayai bahwa Yesus adalah Allah. Tetapi penjelasan di atas ini menunjukkan bahwa tidak ada kemungkinan bahwa Ia adalah nabi atau orang baik. Atau Ia adalah Allah sendiri, atau Ia adalah orang yang sangat brengsek!

9)Setan mengakui bahwa Yesus adalah Allah / Anak Allah dan setan tunduk kepada Yesus (Mat 8:28-32).

10)Kitab Suci memerintahkan penyembahan terhadap Yesus.

Dalam Ibr1:6 Allah sendiri berkata bahwa malaikat-malaikat harus menyembah Anak / Yesus.

Yesus sendiri mau disembah dan disebut Tuhan / Allah (Mat14:33 Mat 28:9,17 Yoh9:38 Yoh20:28), padahal Yesus sendiri berkata bahwa kita hanya boleh menyembah Allah (Mat 4:10).

Perhatikan juga bahwa:

rasul-rasul menolak sembah (Kis 10:25-26 Kis 14:14-18).

malaikatpun menolak sembah, dan berusaha mengalihkan sembah itu kepada Allah (Wah 19:10 Wah 22:8-9).

Herodes dihukum mati oleh Tuhan karena menerima penghormatan ilahi (Kis 12:20-23).

Karena itu, kalau Yesus menerima sembah, dan bahkan menerima sebutan Tuhan / Allah bagi diriNya, maka hanya ada 2 pilihan: atau Dia adalah orang yang kurang ajar / nabi palsu, atau Dia adalah Allah sendiri! Yang mana yang saudara pilih?

II) Kristus adalah sungguh-sungguh manusia.

Bukti-bukti kemanusiaan Kristus:

1)Ia disebut orang / seorang manusia (Yoh8:40 Kis2:22 Ro5:15 1Kor 15:21).

2)Ia menyebut diriNya sendiri Anak Manusia (Mat 24:44).

3)Kitab Suci mengatakan bahwa Ia telah menjadi manusia / daging (Yoh1:14 1Tim3:16 Ibr2:14 1Yoh4:2).

Semua ayat-ayat ini sebetulnya terjemahan hurufiahnya menggunakan kata daging. Ini merupakan suatu synecdoche (= gaya bahasa dimana yang sebagian mewakili seluruhnya), dan karena itu kata daging ini bukan hanya menunjuk pada daging / tubuh manusia, tetapi pada seluruh manusia. Dengan demikian ayat-ayat tersebut tidak boleh diartikan bahwa Kristus hanya mempunyai tubuh manusia tetapi tidak mempunyai jiwa / roh manusia.

4)Kitab Suci menggambarkan Kristus sebagai seseorang yang:

a)Mempunyai tubuh (darah, daging, dan tulang) dan jiwa / roh.

Bahwa Kristus betul-betul mempunyai tubuh (darah, daging, tulang) ditunjukkan oleh ayat-ayat seperti Mat26:26,28 Luk24:39 Ibr 2:14.

Bahwa Kristus mempunyai jiwa / roh ditunjukkan oleh:

ayat-ayat seperti Mat26:38 Mat27:50 Luk23:46 Yoh11:33 Yoh12:27 Yoh13:21 1Yoh 3:16.

Dalam Mat26:38 kata hati seharusnya adalah jiwa (bahasa Yunani: PSUCHE).

Dalam Mat27:50 dan Luk23:46, kata nyawa seharusnya adalah roh (bahasa Yunani: PNEUMA).

Dalam Yoh11:33 kata hati seharusnya adalah roh.

Dalam Yoh12:27 Kitab Suci Indonesia memberikan terjemahan yang benar, yaitu jiwaKu.

Dalam Yoh13:21 terjemahan hurufiahnya adalah: was troubled in spirit (= terganggu / susah dalam roh).

Dalam 1Yoh3:16 kata nyawa seharusnya adalah jiwa.

adanya pikiran manusia (Mat24:36 Luk2:40,52), perasaan manusia (Mat8:10 Mat9:36 Mat26:37,38 Mark 3:5 Mark 6:6 Luk7:9 Yoh11:33,35 Yoh12:27), dan kehendak manusia (Mat26:39). Ini semua jelas menunjukkan adanya jiwa / roh manusia.

b)Mengalami pertumbuhan / perkembangan (Luk 2:40,52).

c)Mengalami segala sesuatu yang dialami oleh manusia-manusia yang lain (kecuali dalam hal melakukan dosa), seperti: lahir (Luk2:7), lapar (Mat4:2), haus (Yoh4:7 Yoh19:28), letih (Yoh4:6), tidur (Mat8:24), penderitaan (Ibr 2:10,18 Ibr5:8), dan mati (Yoh19:30).

5)Ayat-ayat seperti Ro8:3 Fil2:7-8 Ibr2:14-17 jelas menunjukkan bahwa Yesus sungguh-sungguh adalah manusia.

Keberatan terhadap kemanusiaan Yesus dan jawabannya:

1)Ada orang yang mengatakan bahwa kalau Yesus adalah manusia yang suci, maka sebetulnya Ia bukan manusia, karena semua manusia berdosa. Untuk ini perlu diketahui bahwa dosa tidak termasuk dalam hakekat manusia. Sebelum jatuh ke dalam dosa, Adam dan Hawa sudah adalah manusia!

2)Ada juga yang mengatakan bahwa Yesus bukanlah manusia yang sama seperti kita karena dalam pembuahannya tidak digunakan air mani laki-laki. Untuk menjawab serangan ini, kita bisa menunjuk pada Adam dan Hawa, yang dalam pembentukannya juga tidak menggunakan air mani laki-laki. Bahkan boleh dikatakan bahwa dalam pembentukan mereka tidak ada pembuahan apapun. Tetapi mereka tetap adalah manusia sungguh-sungguh, sama seperti kita.

Seseorang pernah berkata bahwa Allah bisa dan pernah mencipta manusia dengan 4 cara:

a)Tanpa menggunakan laki-laki ataupun perempuan - yaitu pada waktu Ia menciptakan Adam.

b)Tanpa menggunakan perempuan, tetapi menggunakan laki-laki - yaitu pada waktu Ia menciptakan Hawa.

c)Tanpa menggunakan laki-laki, tetapi menggunakan perempuan - yaitu pada waktu Ia menciptakan manusia Yesus.

d)Dengan menggunakan laki-laki dan perempuan - yaitu pada waktu Ia menciptakan semua manusia selain Adam, Hawa, dan manusia Yesus.

Jadi kesimpulannya adalah: bahwa manusia Yesus diciptakan oleh Allah hanya dengan menggunakan seorang perempuan, tidak menyebabkan Ia bukanlah manusia yang sejati.

Catatan: Sesuatu yang penting sekali untuk diwaspadai / diperhatikan adalah: Ada banyak ayat yang menunjukkan keilahian Kristus, dan ada banyak ayat yang menunjukkan kemanusiaan Kristus. Kita tidak boleh menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan keilahian Kristus untuk membuktikan bahwa Ia bukanlah manusia, dan kita juga tidak boleh menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaan Kristus untuk membuktikan bahwa Ia bukanlah Allah!Orang-orang Saksi Yehovah sering melakukan kesalahan ini dimana mereka menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaan Kristus untuk membuktikan bahwa Kristus bukanlah Allah.

Misalnya:

Mat24:36 yang menunjukkan pikiran manusia yang terbatas dalam diri Yesus, dipakai sebagai bukti bahwa Yesus bukanlah Allah.

Yoh14:28 yang jelas juga menekankan Yesus sebagai manusia (pikiran manusialah yang saat itu timbul) dipakai untuk membuktikan bahwa Yesus bukanlah Allah, atau bahwa Yesus lebih rendah dari pada Allah.

Ibr5:8 yang mengatakan bahwa Yesus telah belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritaNya, yang jelas juga menunjukkan Yesus sebagai manusia, dipakai untuk menunjukkan bahwa Yesus bukanlah Allah, karena Allah tak perlu belajar.

Mat4:1-11 yang menunjukkan bahwa Yesus dicobai, dipakai sebagai dasar untuk mengatakan bahwa Yesus bukanlah Allah, karena Allah tidak bisa dicobai (bdk. Yak1:13).

Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Yesus berdoa, juga mereka pakai untuk membuktikan bahwa Ia bukanlah Allah, karena Allah tidak perlu berdoa.

Illustrasi: Saya adalah seorang pendeta, tetapi pada saat yang sama saya juga adalah seorang olahragawan. Kadang-kadang saya memakai toga dan memimpin Perjamuan Kudus, sehingga saya terlihat sebagai pendeta. Tetapi kadang-kadang saya memakai celana pendek, kaos, dan sepatu olah raga, sehingga saya terlihat sebagai olahragawan. Tidak ada orang yang pada waktu melihat saya memakai toga, menganggap itu sebagai bukti bahwa saya bukan olahragawan, dan sebaliknya, pada waktu melihat saya memakai pakaian olah raga, menganggap itu sebagai bukti bahwa saya bukan pendeta!

Analoginya, karena Yesus adalah Allah dan manusia, maka kita tidak boleh menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan keilahian Yesus untuk membuktikan bahwa Ia bukan manusia, atau menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaan Yesus untuk membuktikan bahwa Ia bukan Allah!

Herschel H. Hobbs: It is just as great a heresy to deny His humanity as to deny His deity (= Menyangkal kemanusiaanNya adalah sama sesatnya dengan menyangkal keilahianNya) - The Epistles of John, hal 21.

III) Pentingnya keilahian Kristus.

1)Supaya Ia bisa taat sempurna kepada BapaNya.

Ini penting karena kalau Ia jatuh ke dalam dosa 1 x saja, maka Ia tidak mungkin menebus dosa kita.

2)Supaya pengorbanan / kematianNya mempunyai nilai penebusan yang tak terbatas.

Logikanya, kalau Ia hanya seorang manusia biasa, maka paling-paling kematianNya hanya bisa menebus seorang manusia. Bahkan sebetulnya tidak ada manusia bisa menebus manusia yang lain. Hal ini dinyatakan dalam Maz49:8-9. Tetapi karena dalam Kitab Suci bahasa Indonesia ada kesalahan penterjemahan, maka di sini saya memberikan terjemahan NIV.

Ps49:6-7 (NIV): No man can redeem the life of another, or give to God a ransom for him; the ransom for a life is costly, no payment is ever enough (= tidak seorang manusiapun bisa menebus nyawa orang lain, atau memberikan kepada Allah tebusan untuk dia; tebusan untuk suatu nyawa sangat mahal, tidak ada pembayaran yang bisa mencukupi).

Charles Hodge: This perfection of the satisfaction of Christ, as already remarked, is not due to his having suffered either in kind or in degree what the sinner would have been required to endure; but principally to the infinite dignity of his person. He was not a mere man, but God and man in one person (= Kesempurnaan dari penebusan Kristus, seperti yang telah dinyatakan, tidak berkaitan dengan penderitaanNya baik dalam macam atau tingkatan yang seharusnya orang berdosa dituntut untuk memikulnya, tetapi secara prinsip berkaitan dengan martabat pribadiNya yang tak terbatas. Dia bukan sesosok manusia belaka tetapi Allah dan manusia dalam satu pribadi) - Systematic Theology, vol II, hal 483.

3)Supaya pada waktu Allah menimpakan hukuman umat manusia kepada Yesus, Ia tidak bertindak tidak adil.

Kalau Yesus hanya seorang manusia biasa, dan Allah menimpakan hukuman umat manusia kepada Yesus, maka Allah jelas telah bertindak tidak adil, karena Ia menghukum seseorang karena dosa orang lain. Tetapi karena Yesus adalah Allah sendiri, maka Allah tetap adil, karena pada waktu Ia menimpakan hukuman umat manusia kepada Yesus, pada hakekatnya Ia menimpakan hukuman itu kepada diriNya sendiri.

IV) Pentingnya kemanusiaan Yesus.

1)Yang berbuat dosa adalah manusia, dan karena itu hukumannya harus ditanggung oleh seorang manusia. Karena itulah Kristus harus menjadi seorang manusia yang sama seperti kita (Ro8:3 Ibr2:14-17) yang mempunyai tubuh dan jiwa / roh (pikiran, perasaan, kehendak).

Gregory Nazianzus: For that which is not taken up is not healed (= karena apa yang tidak diambil, tidak disembuhkan).

Cyril of Alexandria: That which is not assumed is not saved (= apa yang tidak diambil, tidak diselamatkan).

Tetapi Kristus haruslah menjadi seorang manusia yang suci, karena kalau Ia sendiri berdosa, Ia tidak bisa menebus dosa kita (Ibr 7:26-27).

2)Supaya bisa menjadi pengantara antara Allah dan manusia (1Tim 2:5).

3)Supaya Ia bisa merasakan pencobaan dan penderitaan yang dialami oleh manusia. Dengan demikian Ia bisa bersimpati terhadap manusia yang menderita dan dicobai dan bisa menolong mereka (Ibr2:17-18 Ibr4:15).

William G.T. Shedd: Previous to the assumption of a human nature, the Logos could not experience a human feeling because he had no human heart, but after the assumption he could; previous to the incarnation, he could not have a finite perception because he had no finite intellect, but after this event he could; ... The unincarnate Logos could think and feel only like God; he had only one form of consciousness. The incarnate Logos can think and feel either like God, or like man; he has two modes or forms of consciousness (= sebelum mengambil hakekat manusia, Logos tidak bisa mengalami perasaan manusia karena Ia tidak mempunyai hati manusia, tetapi setelah mengambil hakekat manusia Ia bisa; sebelum inkarnasi, Ia tidak bisa mempunyai pengertian yang terbatas karena Ia tidak mempunyai pikiran yang terbatas, tetapi setelah peristiwa itu Ia bisa; ... Logos yang tidak / belum berinkarnasi bisa berpikir dan merasa hanya sebagai Allah; Ia hanya mempunyai satu bentuk kesadaran. Logos yang berinkarnasi bisa berpikir dan merasa, atau seperti Allah, atau seperti manusia; Ia mempunyai dua bentuk kesadaran) - Shedds Dogmatic Theology, vol II, hal 267.Matthew Poole memberikan komentar tentang Ibr2:18 sebagai berikut:

He had the mercies of God before, and as if that were not enough, the tempted nature of man, to soften his heart to pity his brethren in their suffering and temptations (= sebelumnya Ia sudah mempunyai belas kasihan Allah, dan seakan-akan itu belum cukup, sekarang Ia mempunyai hakekat manusia yang telah dicobai, untuk melunakkan / melembutkan hatiNya supaya Ia mengasihani saudara-saudaraNya dalam penderitaan dan pencobaan mereka).

4)Supaya Ia bisa menjadi teladan bagi manusia (Mat11:29 Yoh 13:14-15 Fil2:5-8 Ibr12:2-4 1Pet2:21).

Kalau Ia tetap sebagai Allah, maka bagaimanapun sucinya Ia hidup, Ia tidak bisa menjadi teladan bagi manusia, karena manusia tidak bisa melihat Dia. Tetapi dengan Ia sudah menjadi manusia, maka manusia bisa melihat kehidupanNya yang suci dan meneladaninya.

V) Kristus: 1 person / pribadi dengan 2 natures / hakekat.

A)Istilah Person dan Nature.

1)Mengapa digunakan istilah-istilah seperti person (= pribadi) dan nature (= hakekat), padahal istilah-istilah tersebut tidak ada dalam Kitab Suci?

Calvin (pada waktu ia berbicara tentang Allah Tritunggal dalam Yoh 1:1-2) menjawab pertanyaan tersebut sebagai berikut:

And yet the ancient writers of the Church were excusable, when, finding that they could not in any other way maintain sound and pure doctrine in opposition to the perplexed and ambiguous phraseology of the heretics, they were compelled to invent some words, which after all had no other meaning than what is taught in the Scriptures. They said that there are three Hypostases, or Subsistences, or Persons, in the one and simple essence of God (= dan penulis-penulis kuno dari gereja bisa dibenarkan, karena pada waktu mereka melihat bahwa tidak ada jalan lain untuk mempertahankan doktrin yang sehat dan murni untuk menentang penyusunan kata yang membingungkan dan berarti dua dari orang-orang sesat, maka mereka terpaksa menciptakan beberapa kata-kata, yang sebetulnya tidak mempunyai arti lain dari pada apa yang diajarkan dalam Kitab Suci. Mereka berkata bahwa ada tiga pribadi dalam hakekat Allah yang satu dan sederhana).

Herman Bavinck mengatakan sebagai berikut:

It is of course self-evident that this confession of Nicea and Chalcedon may not lay claim to infallibility. The terms of which the church and its theology make use, such as person, nature, unity of substance, and the like, are not found in Scripture, but are the product of reflection which Christianity gradually had to devote to this mystery of salvation. The church was compelled to do this reflecting by the heresies which loomed up on all sides, both within the church and outside of it. All those expressions and statements which are employed in the confession of the church and in the language of theology are not designed to explain the mystery which in this matter confronts it, but rather to maintain it pure and unviolated over against those who would weaken or deny it (= Jelaslah bahwa pengakuan iman Nicea dan Chalcedon tidak bisa dianggap infallible / tak bisa salah. Istilah-istilah yang digunakan oleh gereja dan theologinya, seperti pribadi, hakekat, kesatuan hakekat / zat, dan sebagainya, tidak ditemukan dalam Kitab Suci, tetapi merupakan hasil pemikiran yang secara bertahap / perlahan-lahan harus diberikan oleh kekristenan kepada misteri tentang keselamatan ini. Gereja dipaksa untuk melakukan pemikiran ini oleh bidat-bidat yang muncul dan mengancam dari semua sisi, baik di dalam maupun di luar gereja. Semua istilah dan pernyataan yang digunakan dalam pengakuan iman gereja dan dalam bahasa theologia, tidak dimaksudkan untuk menjelaskan misteri yang dihadapi, tetapi untuk menjaganya supaya tetap murni dan tak terganggu dari mereka yang ingin melemahkan atau menyangkalnya) - Our Reasonable Faith, hal 321-322.Bavinck melanjutkan lagi:

There have bee