DOK ADINDA ASA DARI KIRI KE KANAN: RIZKA, YEREMIA, … · 2010-11-14 · jeruk lemon. Mereka...

1
T IM Spe-K-tronics Insti- tut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Sura- baya menyabet posisi ketiga dalam poster session dan best modelling design dalam Taiwan Chem-E-Car Competi- tion di Taiwan, Oktober lalu. Modalnya, mobil bertenaga sari jeruk lemon. Mereka begadang di labora- torium kampus dan lebih dari 20 kali percobaan dilakukan. Asam sulfat yang karakteris- tiknya hampir sepadan dengan sari jeruk lemon digunakan untuk menghemat. Tim Spe-K-tronics berang- gotakan enam orang. Hardi- yanto Dwi Putra Wijaya, Don- nyanto Adrian Limadinata, Yeremia Yehuda Lepar, dan Rizka Nursyamsiah Ratfian- dini meneliti power source, stop- ping mechanism, dan rangkaian sirkuitnya. Arditya Wicaktama menger- jakan perancangan desain mobil, sedangkan Ahmad Dzulkar Adi Putra menyele- saikan desain dan penyusunan poster dan website. Namun, karena persoalan dana dan peraturan kompetisi, hanya Hardiyanto, Donnyanto, Yeremia, dan Rizka Nursyam- siah yang bertandang ke Tai- wan. Sari jeruk lemon, kata me- reka, memang mengandung arus listrik, tapi dalam skala sangat kecil. Namun, setelah melalui proses percobaan kimia juga elektronika, jeruk bisa menjadi sumber tenaga listrik, mini- mal untuk kendaraan mereka, Spe-K-tronic, yang ukurannya sebesar mobil mainan. Beratnya hanya 1,5 kg dan wujudnya juga terinspirasi dari bentuk buah jeruk lemon dengan bodi terbuat dari kain perban yang dicampur resin. Chem-E-Car Competition adalah kompetisi mobil kimia tingkat Asia Pasifik. Ada 54 tim dari 12 negara yang unjuk kebolehan di sana. Tim Spe-K- tronic adalah satu-satunya tim yang mewakili Indonesia. Mari kita langsung ngobrol dengan para anggota Spe-K- tronic! Bagaimana awal cerita ter- ciptanya mobil ini? Kami berusaha mencari ino- vasi penggerak yang seder- hana. Karena kita merupakan tim pertama yang mewakili ITS dan Indonesia, kami berusaha membuat segalanya sederhana, salah satunya adalah menggu- nakan lemon. Bagaimana cara kerja mobil ini? Liquida terdiri dari sari jeruk lemon, diformulasikan dengan CuSO4 dan ZnSO4, diberi card- board antara katode dan anode. Inovasi terbaru dari kami men- ingkatkan arus listrik hingga 106 kali lebih besar daripada arus teoretis secara elektrolisa sederhana dengan penamba- han garam pada formulasi elektrolisa ini. Lalu, dikontrol secara teknik kimia menggunakan inovasi terbaru berupa sakelar secara keteknikkimiaan. Biasanya, menggunakan bahan-bahan elektronika, yaitu dengan pereduksian aluminium di dalam larutan asam yang telah direaksikan dengan garam. Kami berusaha berinovasi dengan menggunakan sari jeruk lemon. Tidak terdapat gas buang yang tercipta dan jeruk lemon juga merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Apakah ramuan kalian bisa diproduksi massal? Tentu saja bisa dan itulah langkah kami selanjutnya. Kami belum mencoba untuk ukuran mobil sesungguhnya karena tentu saja bukan hal mudah. Namun, sangat me- mungkinkan jika lemon men- jadi sumber penggerak di masa depan yang bisa diterapkan di Indonesia. Tentu untuk menjadikan sebagai bahan alternatif dalam skala besar akan memerlukan waktu lebih lanjut untuk diu- jicobakan terlebih dahulu. Saat ini, kami sedang merancang ke arah sana dan bersiap mengi- kuti kompetisi Cham-E-Car Competition di Malaysia dan Singapura. Waktu pengerjaannya? Kami mulai konsentrasi pada Mei 2010. Tapi mengingat harus menyelesaikan proses perku- liahan dan berbagai perizinan terkait dengan keikutsertaan kami di ajang Asia Pasifik, jadi waktu persiapan matang hanya tiga bulan dari waktu kompetisi. Ceritakan dong suasana di Taiwan? Ketika sampai, ada beberapa hal yang cukup mengagetkan ketika kami melihat lintasan. Selama ini kami hanya berlatih di lintasan tegel atau ubin, tapi ketika kami sampai di sana, kami sangat terkejut dengan digunakannya karpet di lin- tasan. Ditambah lagi, selotip pem- batas yang cukup tinggi, seperti polisi tidur. Segala perhitungan kami menjadi kacau karena gaya gesek yang kami gunakan adalah ban dengan tegel, bukan ban-karpet. Kok bisa begitu? Dari peraturannya, Asia Pa- cic Confederation of Chemical Engineering (APCChE) me- ngacu pada American Insti- tute of Chemical Engineering (AIChE). Setelah kami searching, lintasan AIChE rata-rata adalah tegel, tak ada yang mengguna- kan karpet. Jadi yang kami persiapkan adalah lintasan tegel. Cara kami mengatasinya hanyalah men- coba sedikit running di sana untuk melakukan perhitungan ulang dan menghitung berat beban akan setara dengan gaya gesek tersebut. Lalu, apa yang membuat poster kalian meraih juara? Sesi poster dinilai dari sesi presentasi dan tanya jawab oleh lima juri dari Taiwan. Untuk desain, dibuat Arditya Wicaktama dan baru selesai H-2 sebelum keberangkatan. Poster yang kami buat dinilai dari segi desain, kelengkapan isi, data-data, dan presentasi. Agenda ke depan? Revisi ke depan, kami usaha- kan waktu persiapannya lebih lama sehingga memberikan hasil yang lebih baik. Mengaplikasikan mobil ber- bahan bakar lemon tentu saja tidak mudah. Meski banyak orang menganggapnya mu- dah, berbagai kalibrasi untuk menghasilkan arus yang besar merupakan kendala kami. Kami harus menaikkan arus, mengatur cardboard, mengu- rangi beban mobil, dan stopping mechanism, yang juga tidak mudah dipadukan. Harapan kalian setelah mengikuti kompetisi ini? Nama ITS dan Indonesia mampu menjadi salah satu pesaing utama universitas- universitas di dunia. Kita ingin menunjukkan, karya anak bangsa tidak kalah. Banyak pula ilmu yang kita dapat, salah satunya inovasi-inovasi baru yang digunakan selama kompetisi tersebut. Bagaimana dengan dukung- an kampus? Ketua jurusan kami bahkan menyempatkan mengunjungi kami di laboratorium malam- malam. Bapak Renanto dan Hamzah Fansuri selaku tim dosen pembimbing juga ban- yak meluangkan waktu, tempat kami bercerita baik masalah teknis dan nonteknis. Laboratorium studi energi dan rekayasa beserta teman- teman di laboratorium juga sangat mendukung kami, ter- masuk saat melakukan perco- baan tengah malam dan pagi hari. (*/M-2) Mobil Bertenaga Jeruk ITS Berjaya di Taiwan | 19 MINGGU, 14 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA RADIO Universitas Tirtayasa Tangerang Banten berdiri pada 2004, tapi karena minim pen- galaman dan konsistensi yang belum mantap, mereka sempat vakum pada 2005. Namun, sudah tiga tahun terakhir ini, sejak 2007, me- reka bangkit kembali dengan nama Radio Untirta Banten. Ternyata pendengar me- reka tidak hanya dari kam- pus sendiri. Teman-teman di luar kampus dan sekitarnya juga menjadi pendengar dan jumlahnya cukup banyak. Kenapa bisa begitu? Karena penyiar mereka ber- hasil menciptakan kedekatan dengan pendengar. Jadwal siaran mereka ter- bagi-bagi, totalnya radio Tirta FM on air mulai pukul 9.00 sampai pukul 22.00. Penyiar radio kampus ini tidak dibayar, tetapi mereka mendapatkan pengalaman yang tidak sedikit. Buktinya banyak di antara mereka yang sudah diterima di radio komersial. Selain siaran, Tirta FM juga melakukan loka karya untuk para penyiar setiap tahun- nya. Penyiar akan bergabung setelah mengikuti proses penyaringan yang dibuka untuk berbagai fakultas. Mereka baru saja selesai menyaring penyiar baru yang siap bergabung. Belum apa-apa, sudah banyak label yang mengirimkan single hits mereka untuk diputar di Tirta FM. Sekali mengudara, tetap eksis ya! (*/M-2) EMPAT puluh tahun lalu, Gelanggang Remaja Bulung- an padat dengan berbagai kegiatan seni anak muda, khususnya Jakarta Selatan. Setelah setiap penggagas kegiatan sukses dan sibuk, Gelanggang Remaja Bulung- an pun sepi. Pemerintah kota lebih sibuk dengan gelanggang olah raga di sebelahnya. Ke- giatan yang tersisa, kursus tari Jawa dan Bali. Padahal dulu, setiap ming- gunya, puluhan anak-anak muda Jakarta berlatih dan berkumpul di sana. Terdapat enam aktivitas berkesenian, sastra, tari, rupa, musik, teater, dan suara. Oh ya, aktris seperti Reni Djayus- man, aktor Alex Komang, berasal dari komunitas seni Bulungan lo! Nah, dalam rangka me- rayakan ulang tahun ke- 40, belum lama ini digelar Gebyar 40 Tahun Gelang- gang Remaja Jakarta Selatan Bulungan yang berisi acara pesta seni tari, teater, sastra dan pameran seni rupa. Aca- ra berlangsung pada 5-12 November 2010. Ketika Move bertandang, suasana memang sudah hidup kembali, ada yang sedang latihan teater, mem- batik, membuat tato atau sekadar nongkrong. Komunitas Teater Akar sudah bergabung di sini. Anggota mereka, para pela- jar, mahasiswa, dan alumni Al-Azhar aktif berkegiatan di Bulungan. Akan ada kegiatan baru di Bulungan, yaitu film. Mau bergabung? (*/M-2) DOK ADINDA ASA EVENT EKSIS DOK TIRTA FM Ke Bulungan lagi, Yuk! NAMA • Rizka Nursyamsiah Ratfiandini (Teknik Kimia) • Yeremia Yehuda Lepar (Teknik Kimia) • Hardiyanto Dwi Putra Wijaya (Teknik Kimia) • Donnyanto Adrian Limadinata (Teknik Kimia) • Arditya Wicaktama (Desain Produk) • Ahmad Dzulfikar Adi Putra (Teknik Informatika) PENCAPAIAN Taiwan Chem-E-Car Competition • 3rd Place Poster Session • Best Modelling Design Presentasi poster. DARI KIRI KE KANAN: RIZKA, YEREMIA, HARDIYANTO, DONNYANTO, BERSAMA DEWAN JURI, FOTO-FOTO: DOK TIM SPEKTRONICS Radio Untirta Banten Mengudara Lagi

Transcript of DOK ADINDA ASA DARI KIRI KE KANAN: RIZKA, YEREMIA, … · 2010-11-14 · jeruk lemon. Mereka...

TIM Spe-K-tronics Insti-tut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Sura-baya menyabet posisi

ketiga dalam poster session dan best modelling design dalam Taiwan Chem-E-Car Competi-tion di Taiwan, Oktober lalu. Modalnya, mobil bertenaga sari jeruk lemon.

Mereka begadang di labora-torium kampus dan lebih dari 20 kali percobaan dilakukan. Asam sulfat yang karakteris-tiknya hampir sepadan dengan sari jeruk lemon digunakan untuk menghemat.

Tim Spe-K-tronics berang-gotakan enam orang. Hardi-yanto Dwi Putra Wijaya, Don-nyanto Adrian Limadinata, Yeremia Yehuda Lepar, dan Rizka Nursyamsiah Ratfian-dini meneliti power source, stop-ping mechanism, dan rangkaian sirkuitnya.

Arditya Wicaktama menger-jakan perancangan desain mobil, sedangkan Ahmad Dzulfi kar Adi Putra menyele-saikan desain dan penyusunan poster dan website.

Namun, karena persoalan dana dan peraturan kompetisi, hanya Hardiyanto, Donnyanto, Yeremia, dan Rizka Nursyam-siah yang bertandang ke Tai-wan.

Sari jeruk lemon, kata me-reka, memang mengandung arus listrik, tapi dalam skala sangat kecil.

Namun, setelah melalui proses percobaan kimia juga elektronika, jeruk bisa menjadi sumber tenaga listrik, mini-mal untuk kendaraan mereka, Spe-K-tronic, yang ukurannya sebesar mobil mainan.

Beratnya hanya 1,5 kg dan wujudnya juga terinspirasi dari bentuk buah jeruk lemon dengan bodi terbuat dari kain

perban yang dicampur resin.Chem-E-Car Competition

adalah kompetisi mobil kimia tingkat Asia Pasifik. Ada 54 tim dari 12 negara yang unjuk kebolehan di sana. Tim Spe-K-tronic adalah satu-satunya tim yang mewakili Indonesia.

Mari kita langsung ngobrol dengan para anggota Spe-K-tronic!

Bagaimana awal cerita ter-ciptanya mobil ini?

Kami berusaha mencari ino-vasi penggerak yang seder-hana. Karena kita merupakan tim pertama yang mewakili ITS dan Indonesia, kami berusaha membuat segalanya sederhana, salah satunya adalah menggu-nakan lemon.

Bagaimana cara kerja mobil ini?

Liquida terdiri dari sari jeruk lemon, diformulasikan dengan CuSO4 dan ZnSO4, diberi card-board antara katode dan anode. Inovasi terbaru dari kami men-ingkatkan arus listrik hingga 106 kali lebih besar daripada arus teoretis secara elektrolisa sederhana dengan penamba-

han garam pada formulasi elektrolisa ini.

Lalu, dikontrol secara teknik kimia menggunakan inovasi terbaru berupa sakelar secara keteknikkimiaan. Biasanya, menggunakan bahan-bahan elektronika, yaitu dengan pereduksian aluminium di dalam larutan asam yang telah direaksikan dengan garam.

Kami berusaha berinovasi dengan menggunakan sari jeruk lemon. Tidak terdapat gas buang yang tercipta dan jeruk lemon juga merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.

Apakah ramuan kalian bisa diproduksi massal?

Tentu saja bisa dan itulah langkah kami selanjutnya. Kami belum mencoba untuk ukuran mobil sesungguhnya karena tentu saja bukan hal mudah. Namun, sangat me-mungkinkan jika lemon men-jadi sumber penggerak di masa depan yang bisa diterapkan di Indonesia.

Tentu untuk menjadikan sebagai bahan alternatif dalam skala besar akan memerlukan

waktu lebih lanjut untuk diu-jicobakan terlebih dahulu. Saat ini, kami sedang merancang ke arah sana dan bersiap mengi-kuti kompetisi Cham-E-Car Competition di Malaysia dan Singapura.

Waktu pengerjaannya? Kami mulai konsentrasi pada

Mei 2010. Tapi mengingat harus menyelesaikan proses perku-liahan dan berbagai perizinan terkait dengan keikutsertaan kami di ajang Asia Pasifik, jadi waktu persiapan matang hanya tiga bulan dari waktu kompetisi.

Ceritakan dong suasana di Taiwan?

Ketika sampai, ada beberapa hal yang cukup mengagetkan ketika kami melihat lintasan. Selama ini kami hanya berlatih di lintasan tegel atau ubin, tapi ketika kami sampai di sana, kami sangat terkejut dengan digunakannya karpet di lin-tasan.

Ditambah lagi, selotip pem-batas yang cukup tinggi, seperti polisi tidur. Segala perhitungan kami menjadi kacau karena gaya gesek yang kami gunakan adalah ban dengan tegel, bukan ban-karpet.

Kok bisa begitu?Dari peraturannya, Asia Pa-

cifi c Confederation of Chemical Engineering (APCChE) me-ngacu pada American Insti-tute of Chemical Engineering (AIChE). Setelah kami searching, lintasan AIChE rata-rata adalah tegel, tak ada yang mengguna-kan karpet.

Jadi yang kami persiapkan adalah lintasan tegel. Cara kami mengatasinya hanyalah men-coba sedikit running di sana untuk melakukan perhitungan

ulang dan menghitung berat beban akan setara dengan gaya gesek tersebut.

Lalu, apa yang membuat poster kalian meraih juara?

Sesi poster dinilai dari sesi presentasi dan tanya jawab oleh lima juri dari Taiwan. Untuk desain, dibuat Arditya Wicaktama dan baru selesai H-2 sebelum keberangkatan.

Poster yang kami buat dinilai dari segi desain, kelengkapan isi, data-data, dan presentasi.

Agenda ke depan?Revisi ke depan, kami usaha-

kan waktu persiapannya lebih lama sehingga memberikan hasil yang lebih baik.

Mengaplikasikan mobil ber-bahan bakar lemon tentu saja tidak mudah. Meski banyak orang menganggapnya mu-dah, berbagai kalibrasi untuk menghasilkan arus yang besar merupakan kendala kami.

Kami harus menaikkan arus, mengatur cardboard, mengu-rangi beban mobil, dan stopping mechanism, yang juga tidak mudah dipadukan.

Harapan kalian setelah mengikuti kompetisi ini?

Nama ITS dan Indonesia mampu menjadi salah satu pesaing utama universitas-universitas di dunia. Kita i ngin menunjukkan, karya anak bangsa tidak kalah. Banyak pula ilmu yang kita dapat, salah satunya inovasi-inovasi baru yang digunakan selama kompetisi tersebut.

Bagaimana dengan dukung-an kampus?

Ketua jurusan kami bahkan menyempatkan mengunjungi kami di laboratorium malam-malam. Bapak Renanto dan Hamzah Fansuri selaku tim dosen pembimbing juga ban-yak meluangkan waktu, tempat kami bercerita baik masalah teknis dan nonteknis.

Laboratorium studi energi dan rekayasa beserta teman-teman di laboratorium juga sangat mendukung kami, ter-masuk saat melakukan perco-baan tengah malam dan pagi hari. (*/M-2)

Mobil Bertenaga Jeruk ITS Berjaya di Taiwan

| 19MINGGU, 14 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

RADIO Universitas Tirtayasa Tangerang Banten berdiri pada 2004, tapi karena minim pen-galaman dan konsistensi yang belum mantap, mereka sempat vakum pada 2005. Namun, sudah tiga tahun terakhir ini, sejak 2007, me-reka bangkit kembali dengan nama Radio Untirta Banten.

Ternyata pendengar me-reka tidak hanya dari kam-pus sendiri. Teman-teman di luar kampus dan sekitarnya juga menjadi pendengar dan jumlahnya cukup banyak. Kenapa bisa begitu?

Karena penyiar mereka ber-hasil menciptakan kedekatan dengan pendengar.

Jadwal siaran mereka ter-bagi-bagi, totalnya radio Tirta FM on air mulai pukul 9.00

sampai pukul 22.00. Penyiar radio kampus ini

tidak dibayar, tetapi mereka mendapatkan pengalaman yang tidak sedikit. Buktinya banyak di antara mereka yang sudah diterima di radio komersial.

Selain siaran, Tirta FM juga melakukan loka karya untuk para penyiar setiap tahun-nya. Penyiar akan bergabung setelah mengikuti proses penyaringan yang dibuka untuk berbagai fakultas.

Mereka baru saja selesai menyaring penyiar baru yang siap bergabung. Belum apa-apa, sudah banyak label yang mengirimkan single hits mereka untuk diputar di Tirta FM. Sekali mengudara, tetap eksis ya! (*/M-2)

EMPAT puluh tahun lalu, Gelanggang Remaja Bulung-an padat dengan berbagai kegiatan seni anak muda, khususnya Jakarta Selatan. Setelah setiap penggagas kegiatan sukses dan sibuk, Gelanggang Remaja Bulung-an pun sepi.

Pemerintah kota lebih sibuk dengan gelanggang olah raga di sebelahnya. Ke-giatan yang tersisa, kursus tari Jawa dan Bali.

Padahal dulu, setiap ming-gunya, puluhan anak-anak muda Jakarta berlatih dan berkumpul di sana. Terdapat enam aktivitas berkesenian, sastra, tari, rupa, musik, teater, dan suara. Oh ya, aktris seperti Reni Djayus-man, aktor Alex Komang, berasal dari komunitas seni Bulungan lo!

Nah, dalam rangka me-rayakan ulang tahun ke-40, belum lama ini digelar Gebyar 40 Tahun Gelang-gang Remaja Jakarta Selatan Bulungan yang berisi acara pesta seni tari, teater, sastra dan pameran seni rupa. Aca-ra berlangsung pada 5-12 November 2010.

Ketika Move bertandang, suasana memang sudah hidup kembali, ada yang sedang latihan teater, mem-batik, membuat tato atau sekadar nongkrong.

Komunitas Teater Akar sudah bergabung di sini. Anggota mereka, para pela-jar, mahasiswa, dan alumni Al-Azhar aktif berkegiatan di Bulungan.

Akan ada kegiatan baru di Bulungan, yaitu film. Mau bergabung? (*/M-2)

DOK ADINDA ASA

EVENT

EKSIS

DOK TIRTA FM

Ke Bulungan lagi, Yuk!

NAMA• Rizka Nursyamsiah Ratfiandini (Teknik Kimia)• Yeremia Yehuda Lepar (Teknik Kimia)• Hardiyanto Dwi Putra Wijaya (Teknik Kimia)• Donnyanto Adrian Limadinata (Teknik Kimia)• Arditya Wicaktama (Desain Produk)• Ahmad Dzulfikar Adi Putra (Teknik Informatika)

PENCAPAIANTaiwan Chem-E-Car Competition • 3rd Place Poster Session • Best Modelling Design

Presentasi poster.

DARI KIRI KE KANAN: RIZKA, YEREMIA, HARDIYANTO, DONNYANTO, BERSAMA DEWAN JURI, FOTO-FOTO: DOK TIM SPEKTRONICS

Radio Untirta Banten Mengudara Lagi