Dogmatika seasson i doktrin trinitas dalam sejarah
Click here to load reader
-
Upload
kirenius-wadu -
Category
Education
-
view
1.331 -
download
14
Transcript of Dogmatika seasson i doktrin trinitas dalam sejarah
DOGMATIKA 1
Kirenius Wadu
Doktrin Trinitas Dalam Sejarah
•Tertulianus adalah orang pertama yang memperkenalkan Istilah Tritunggal dengan formulasi yang masih memiliki kecacatan, karena ia meletakan posisi Allah Anak di bawah Allah Bapa
Origen• Ia mengajarkan secara Eksplisit bahwa Allah Putra
berada didalam posisi dibawah Allah dalam esensinya dan Roh Kudus dibawah Allah Putra. Tetapi disisi Lain , Ia mengembangkan konsep Homoousios (Kesatuan keberadaan atau satu Substansi)
Irenaeus
•Ia berpendapat bahwa Allah sejak kekal telah bersama-sama dengan Firman dan HikmatNya (hypostasis).
Anak dilahirkan sebelum ada waktu
Monarchianisme
•Hanya melihat kemanusiaan Yesus Saja, dan dalam Diri Roh Kudus hanyalah Pengaru Ilahi saja
Monarchianisme Modalik
Menganggap Allah Bapa, Putra dan Roh kudus semata-mata adalah tiga cara manifestasi yang diungkapkan berturut-turut oleh Allah
Konsili Nicea
•Allah Putra sama esensinya dengan Allah Bapa (325 M)
•Bapa dan Anak itu berasalh daru satu substansi (Homoousios)
• Konsili NICEA dibuat untuk menolak Ajaran Arius, Anak tidaklah diciptakan namun dilahirkan. Hal itu dimaksudkan untuk meniadakan ide bahwa anak diciptakan sesuatu yang tidak ada dan juga untuk menghapus pemikiran ada saatnya Allah sebagai Bapa seorang diri, yaitu belum memperoleh kedudukan sebagai Bapa, penolakan terhadap paham Arianisme juga berarti kebapakan dan kekekalan Allah itu dikenakan pula pada logos yaitu pribadi kedua dalam trinitas. Konsili NICEA sedang berusaha menolak pendapat Arius yang menggambarkan Yesus sebagai setengah dewa. Konsili menekankan bahwa Yesus Ilahi penuh . Sekaligus paham “subordinasionisme” (anak lebih rendah dari pada Bapa) di tolaknya.
• Terjadi kontroversi apakah kesatuan Bapa dan Anak itu berarti kesamaan Substansi, sedangkan secara numeric mereka berbeda (origenes). Atau kesamaan numeric dari Substansi?
• Dari substansi dengan Bapa “berarti bahwa pribadi-pribadi keilahian itu merupakan suatu makhluk ilahi secara bersama-sama
• Konsili Nicea ingin menguatkan pendapat “diperanakan” bukan “dibuat” dengan demikian ingin memperkuat pendapat keilahian Anak.
• Konsili ini tidak sedang menyelesaikan persoalan kesatuan keilahian dan keterbedaan pribadi-pribadi
Konsep Athanasius• Ia membedakan bahwa Roh kudus adalah Allah yang
merupakan bagian dalam Trinitas.• Roh kudus itu kekal, Maha ada dan satu.• Ia secara khusus juga menekankan hubungan antara Roh
dan Anak (Yoh 16; 13-14).• Mereka mewarisi ajaran (Origenes): ajaran mereka
tentang Allah, mereka bertolak tentang kesatuan makhluk ilahi daripada sekedar bertolak pada tiga pribadi yang berbeda.
• Mereka menekankan Homoousios Anak dan Homoousios Roh.
• Ia berbicara tentang HYPOSTASIS tidak lagi berarti hakikat namun pribadi
HYPOSTATIK• Kristus memiliki dua natur yang berbeda : Manusia dan
Ilahi.• Tidak ada percampuran dan tumpang tindih dari kedua
natur tersebut• Meskipin memiliki dua natur namun Kristus adalah satu
pribadi.
• OUSIA (esensi,sbstansi) mengacu pada substansi bersama Allah dan , Hypostasis pada bentuk-bentuk khusus yang diambil substansi Ilahi ini dari pada Bapa, Anak dan Roh Kudus
• Kaum Kappadokia menempatkan secara tajam kekhasan setiap pribadi. (mengenakan kepada Bapa “kebapakan”) kepada Anak “kekanakan” dan kepada Roh Kudus “kuasa yang menycikan atau menguduskan”
• Mereka memberikan gambaran yang membedakan antara satu pribadi dengan Pribadi yang lain : Bapa “tidak dilahirkan”, Anak “dilahirkan” dan Roh kudus “berasal”
• Kaum Kappadokia berhasil menerapkan ajaran ke Esaan maupun perbedaan antara tiga pribadi dalam trinitas
• Dalam waktu yang bersamaan Anthanasius dan kaum Kappadokia berusaha menjelaskan konsep Homoousiosbukan dalam arti numerik {jumlah} se[erti paham yang telah beredar pada saat itu (paham Sabelius)
Konsili Konstatonopel• Menekankan keilahian Roh kudus• Definisis pengakuan Nicea dibahas lagi dan mulai
diterima.• lahirlah pengakuan iman Nicea-kontatinopel • Dikemukakan pengertian “ada satu Allah, kuasa dan
substansi Bapa dan dari Anak dan dari Roh kudus; martabat mereka adalah sama, dan kemuliaan mereka adalah sama dalam tiga esensi yang sempurna (Hypostasis) dan tiga pribadi yang sempurna