Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari...

download Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

of 260

Transcript of Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari...

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    1/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    2/260

    1

    Akreditasi Pendidikan Dokter Spesialis Anak (Sp.1)#

    Dody FirmandaKetua Komisi Akreditasi

    Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia.

    Pendahuluan

    Terhitung tanggal 1 Januari 2010 telah berlaku implementasi modus keempat dalam era

    liberalisasi perdaganan jasa bidang kesehatan untuk negara kawasan Asia Tenggara sesuai

    dengan perjanjian kerjasama ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Medical

    Practitioners (MRA-MP). Ada 4 tujuan dalam MRA-MP yakni:

    1. mengatur mobilitas praktisi dokter di wilayah ASEAN;

    2. meningkatkan dan mengembangkan kerja sama pertukaran informasi antar profesi

    medis;

    3. meningkatkan mutu kualifikasi dan standar layanan dan;4. kerjasama pendidikan dan pelatihan profesi medis

    Pada tanggal 20 November 2008 The Joint Commission Amerika Serikat meluncurkan

    Health care at the crossroads: Guiding principles for the development of the hospital of

    the future

    1

    berdasarkan hasil rekomendasi pertemuan tanggal 26-27 April 2007 di LakeBuena Vista Florida tentang What does the future hold for hospital care across the globe?

    The Hospital of the future.2

    Sebelumnya WHO Regional Eropa telah melakukan uji coba suatu instrumen yang akan

    digunakan untuk menilai kinerja mutu (performamce) rumah sakit oleh WHO regional Eropa

    yang dinamakan Performance Assessment Tools for Hospital (PATH).3,4,5,6 Kedua

    instrumen tersebut kemungkinan besar akan diterapkan oleh seluruh rumah sakit di dunia

    # Disampaikan pada Pembinaan Akreditasi IPDSA di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas

    Udayana/ SMF/Instalasi Kesehatan Anak RSUP Sanglah, Denpasar Bali 11-12 Januari 2012.1 The Joint Commission - Health care at the crossroads: Guiding principles for the development of

    the hospital of the future, November 20, 2008.2 The Joint Commission and The Joint Commission Resources - What does the future hold for

    hospital care across the globe? The Hospital of the future. Florida, April 26-27, 2007.3 WHO Regional Office for Europe. Measuring hospital performance to improve the quality of care in

    Europe: a need for clarifying the concepts and defining the dimensions. January 20034 WHO Regional Office for Europe. How can hospital performance can be measured and monitored.

    August 2003.5 WHO Regional Office for Europe. PATH (Performance Assessment Tools for Quality Improvement

    in Hospitals). 2007.6 WHO Regional Office for Europe. Assuring the quality of care in the European Union. 2008

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    3/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    4/260

    3

    Tabel 1. Hasil Penilaian Akreditasi IPDSA Tahun 2011

    Ada 3 (tiga) Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang mencapai nilaipredikat A (nilai kumulatif diatas 80%) yakni:

    1. IPDSA Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta dengan nilai 154

    dari nilai maksimum 180 (85.6%)

    2. IPDSA Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung dengan nilai

    149 dari maksimum 180 (82,8%)

    3. IPDSA Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta dengan nilai

    148 dari maksimum 180 (82.7%)

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    5/260

    4

    Ada 3 (tiga) Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang mencapai nilai

    predikat B (nilai kumulatif 70% - 79%) yakni:

    1. IPDSA Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang dengan nilai

    141 (78,3%)

    2. IPDSA Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar dengan nilai

    141 (78.3%)

    3. PDSA Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya dengan nilai 131

    (72.8%)

    Sedangkan 7 (tujuh) IPDSA lain mendapat predikat C (nilai 60 - 69%) yakni:

    1. IPDSA Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan dengan nilai

    121 (67.2%)

    2. IPDSA Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang dengan nilai

    120 (66.7%)

    3. IPDSA Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang dengan nilai 119

    (66.1%)

    4. IPDSA Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Solo dengan nilai 118 (65.8%)

    5. IPDSA Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar dengan nilai 113(62.8%)

    6. IPDSA Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang dengan nilai 110

    (61.1%)

    7. IPDSA Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado dengan nilai

    108 (60.0%)

    IPDSA Fakultas Kedokteran Universitas Syah Kuala (UNSYIAH) Banda Aceh belum

    dapat dinilai karena masih dalam pengampuan dan pembinaan oleh IPDSA Fakultas

    Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    6/260

    5

    Tabel 2. Perincian Hasil Akreditasi IPDSA untuk setiap standar dan

    parameter.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    7/260

    6

    Sebagai tindak lanjut dari Laporan Pertanggung Jawaban Komisi III (Akreditasi)

    KIKA pada KONIKA XV di Manado dan untuk kesinambungan program Kolegium

    Kesehatan Anak Indonesia (KIKA) maka Komisi III (Akreditasi) KIKA periode2011-2014 menyusun Rencana Strategis terdiri dari 2 (dua) bidang utama yakni

    Re-Akreditasi dan Continuous Quality Imrovement (CQI) dan Rencana Kerja

    tediri dari 4 (empat) dimensi ruang lingkup sebagai berikut:

    1. Re-Akreditasi: dilaksanakan bila adanya permintaan tertulis dari IPDSA

    terkait (yang mencapai predikat B atau C dalam Akreditasi lalu)

    2. Self-AssessmentIPDSA dengan tujuan dalam rangka mempertahankan

    dan meningkatkan mutu IPDSA.

    3. Peningkatan mutu dan revisi (bila diperlukan) dari 9 (sembilan) standardalam Instrumen Akreditasi IPDSA.

    4. Pelatihan Surveyor bagi para Asesor dalam rangka peningkatan mutu

    para asesor dan mempersiapkan kader.

    Komisi III (Akreditasi) KIKA periode 2011-2014 telah menyampaikan 4 hal utama

    dalam Rencana Kerja (Raker) Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP

    IDAI) dan Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia yang telah diselenggarakan di

    Lampung pada tanggal 3 5 Desember 2011. Adapun perincian Rencana Strategis

    dan Rencana Kerja Komisi III (Akreditasi) Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesiauntuk periode 2011 2014 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    8/260

    7

    Tabel 3. Rencana Strategis dan Rencana Kerja Komisi III (Akreditasi) Kolegium

    Ilmu Kesehatan Anak Indonesia (KIKA) Periode 2011-2014

    Untuk perbaikan/peningkatan akreditasi (quality improvement) IPDSA sebaiknya

    dari sekarang mempersiapkan rencana kerja dan rencana strategis dengan:

    1. Melibatkan seluruh staf tenaga didik dan peserta didik serta melalui

    pendekatan sistem dan team-work dengan pembagian tugas (job

    descriptions)yang jelas dan eksplisit.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    9/260

    8

    2. Melakukan monitoring dan evaluasi secara terjadwal dan rutin sehingga

    dapat antisipasi perbaikan dari setiap parameter dan standar yang dinilai.

    3. Mempelajari Panduan Pelaksanaan Akreditasi (terlampir) agar tidak ada

    discrepancydengan surveyor saat visitasi akreditasi.

    Akreditasi Badan Akreditasi Nasional - Perguruan Tinggi (BAN PT)

    Sampai saat terakhir untuk akreditasi program studi kedokteran BAN PT baru

    menyusun draf (Oktober 2011) yakni standar akreditasi program studi kedokteran

    mencakup standar tentang komitmen program studi sarjana terhadap kapasitasinstitusional (institutional capacity) dan komitmen terhadap efektivitas program

    pendidikan (educational effectiveness), yang dikemas dalam tujuh standar

    akreditasi, yaitu:

    Standar 1. Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian

    Standar 2. Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu

    Standar 3. Mahasiswa dan lulusan

    Standar 4. Sumber daya manusia

    Standar 5. Kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademikStandar 6. Pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi

    Standar 7. Penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama

    Standar tersebut di atas diintegrasikan dengan standar pendidikan profesi dokter

    Indonesia yang terdiri dari 9 standar pendidikan profesi yang mengacu pada Global

    Standard for Medical Education dari World Federation of Medical Education

    (WFME), yaitu:

    Standar 1. Visi, misi, dan tujuan

    Standar 2. Program pendidikan

    Standar 3. Penilaian hasil belajar

    Standar 4. Mahasiswa

    Standar 5. Staf akademik

    Standar 6. Sumber daya pendidikan

    Standar 7. Evaluasi program pendidikan

    Standar 8. Penyelenggaraan program dan administrasi pendidikan

    Standar 9. Pembaruan berkesinambungan

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    10/260

    9

    Asesmen kinerja program studi didasarkan pada pemenuhan tuntutan standar

    akreditasi. Dokumen akreditasi program studi yang dapat diproses harus telah

    memenuhi persyaratan awal (eligibilitas) yang ditandai dengan adanya izin yang sahdan berlaku dalam penyelenggaraan program studi dari pejabat yang berwenang;

    memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga/statuta dan dokumen-dokumen

    rencana strategis atau rencana induk pengembangan yang menunjukkan dengan

    jelas visi, misi, tujuan dan sasaran program studi; nilai-nilai dasar yang dianut dan

    berbagai aspek mengenai organisasi dan pengelolaan program studi, proses

    pengambilan keputusan penyelenggaraan program, dan sistem jaminan mutu.

    Sedangkan untuk program pendidikan dokter spesialis BAN PT belum mempunyai

    standar penilaian, namun pada rapat terakhir 25 Oktober 2011 lalu telah disepakati:

    1. Pemetaan instrumen kolegium dengan acuan borang instrumen akreditasi kedokteran,

    untuk selanjutnya akan dilakukan pertemuan dengan stakeholders untuk

    merumuskan kesepakatan mengenai akreditasi yang selama ini dilakukan oleh

    kolegium

    2. Menyusun instrumen (yang spesifik) pada masing-masing kolegium

    Pada tanggal 10 Mei 2011 Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia telah

    menyerahkan 4 (emapat) naskah kepada Dirjen Dikti Kemendiknas, BAN PT, Konsil

    Kedokteran Indonesia (KKI) dan MKKI. Keempat naskah tersebut sebagaimanaterlampir terdiri dari:

    1. Naskah Akademik Akreditasi IPDSA

    2. Borang Instrumen Akreditasi IPDSA

    3. Panduan Pelaksanaan Akreditasi IPDSA

    4. Laporan Pelaksanaan Akreditasi IPDSA

    Terima kasih, semoga bermanfaat

    Denpasar, 11-12 Januari 2012

    Dody Firmanda

    Ketua Komisi Akreditasi

    Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    11/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    12/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    13/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    14/260

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG BADANAKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI.

    Pasal 1

    Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:1. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi selanjutnya disebut BAN-PT

    adalah Badan evaluasi mandiri yang mempunyai tugas menetapkankelayakan program dan/atau satuan pendidikan pada jenjang pendidikantinggi dengan mengacu pada standard nasional pendidikan.

    2. Akreditasi perguruan tinggi adalah penilaian kelayakan program dan/atausatuan pendidikan tinggi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan untukmemberikan jaminan mutu kepada masyarakat.

    Pasal 2

    (1) Untuk melaksanakan akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1,Pemerintah membentuk Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yangselanjutnya disebut BAN-PT.

    (2) BAN-PT merupakan badan nonstruktural yang bersifat nirlaba dan mandiriyang bertanggungjawab kepada Menteri.

    Pasal 3

    (1) BAN-PT memiliki Susunan Organisasi sebagai berikut:a. Ketua merangkap anggota;b. Sekretaris merangkap anggota; danc. Anggota.

    (2) Anggota BAN-PT berjumlah gasal paling sedikit 11 orang dan paling banyak15 orang.

    (3) Ketua dan Sekretaris BAN-PT dipilih oleh dan dari anggota berdasarkansuara terbanyak.(4) Untuk mendukung BAN-PT dibentuk sebuah Sekretariat.(5) Kepala Sekretariat BAN-PT dijabat oleh Sekretaris Badan Penelitian dan

    Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

    Biro Hukum dan Organisasi 2

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    15/260

    Pasal 4

    (1) Anggota BAN-PT terdiri atas ahli-ahli evaluasi pendidikan, kurikulumpendidikan tinggi, manajemen perguruan tinggi, dan perwakilan unsur

    masyarakat pendidikan yang memiliki wawasan, pengalaman, dankomitmen untuk peningkatan mutu pendidikan.

    (2) Pemilihan keanggotaan BAN-PT dilakukan melalui seleksi oleh satu timyang terdiri :

    a. Sekretaris Jenderal sebagai Ketua merangkap Anggota;b. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sebagai Sekretaris

    merangkap anggota;c. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi sebagai Anggota;d. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan sebagai Anggota;e. Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan sebagai Anggota.

    (3) Tim seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengusulkan calonanggota BAN-PT sebanyak 2 (dua) kali jumlah anggota maksimal kepadaMenteri.

    (4) Keanggotaan BAN-PT ditetapkan oleh Menteri.

    (5) Masa jabatan keanggotaan BAN-PT dalam satu periode selama 5 (lima)tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali periode berikutnya.

    (6) Dalam hal terjadi pergantian keanggotaan BAN-PT karena habis masa jabatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Menteri mengangkatkembali minimal 4 (empat) orang dari BAN-PT yang habis masa jabatannyauntuk menjadi anggota BAN-PT periode berikutnya.

    Pasal 5

    (1) Persyaratan keanggotaan BAN-PT adalah :

    a. warga negara Republik Indonesia;b. berbadan sehat;c. berkelakuan baik;d. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan;e. memiliki wawasan, pengalaman, dan komitmen untuk meningkatkan

    mutu perguruan tinggi.

    (2) Keanggotaan BAN-PT berakhir karena berakhirnya masa jabatan.

    Biro Hukum dan Organisasi 3

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    16/260

    Pasal 6

    Penggantian keanggotaan BAN-PT selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5ayat (2) dapat dilakukan antara lain karena:

    a. mengundurkan diri;b. meninggal dunia;c. menjalani hukuman;d. tidak sehat jasmani dan rohani;e. berhalangan tetap.

    Pasal 7

    (1) Dalam melaksanakan tugasnya, BAN-PT menjunjung tinggi efisiensi danefektivitas dan semaksimal mungkin memanfaatkan peran dan keberadaanasosiasi/organisasi profesi yang mempunyai kredibilitas tinggi yangdirekomendasi oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.

    (2) Dalam menjalankan tugasnya BAN-PT dapat mengangkat tim ahli, timasesor, dan panitia ad hoc sesuai dengan kebutuhan.

    Pasal 8

    (1) BAN-PT mempunyai tugas merumuskan kebijakan operasional, melakukansosialisasi kebijakan, dan melaksanakan akreditasi perguruan tinggi.

    (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BAN-PTmempunyai fungsi untuk:a. merumuskan kebijakan dan menetapkan akreditasi perguruan tinggi;b. merumuskan kriteria dan perangkat akreditasi perguruan tinggi untuk

    diusulkan kepada Menteri;c. melaksanakan sosialisasi kebijakan, kriteria, dan perangkat akreditasi

    perguruan tinggi;d. melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan akreditasi perguruan

    tinggi;

    e. memberikan rekomendasi tentang tindak lanjut hasil akreditasi;f. mengumumkan hasil akreditasi perguruan tinggi secara nasional;g. melaporkan hasil akreditasi perguruan tinggi kepada Menteri;h. melaksanakan ketatausahaan BAN-PT.

    (3) Menteri menetapkan kriteria dan perangkat akreditasi sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf b setelah memperhatikan pertimbangan dariBadan Standar Nasional Pendidikan.

    (4) Dalam menjalankan tugasnya BAN-PT dapat mengangkat tim ahli, tim asesor,

    dan panitia ad-hoc sesuai kebutuhan.

    Biro Hukum dan Organisasi 4

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    17/260

    Pasal 9

    (1) Untuk menjalankan tugasnya, BAN-PT mendapat dukungan sarana,prasarana, dan anggaran dari Departemen.

    (2) BAN-PT mengusulkan rencana kerja dan anggaran tahunan dengan target-target kuantitatif dan kualitatif yang jelas kepada Menteri.

    (3) Rencana kerja dan anggaran tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) harus mendapat persetujuan dari Menteri.

    (4) Realisasi rencana kerja tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)dilaporkan kepada publik.

    Pasal 10

    (1) Pelaksanaan akreditasi pada program dan/atau satuan pendidikan tinggidilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali.

    (2) Pelaksanaan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdilakukan kurang dari 5 (lima) tahun apabila perguruan tinggi yangbersangkutan mengajukan permohonan untuk diakreditasi ulang.

    Pasal 11

    Biaya pelaksanaan akreditasi program studi dan/atau satuan pendidikan tinggiyang dilaksanakan oleh BAN-PT ditanggung oleh Pemerintah.

    Pasal 12

    BAN-PT dapat mencabut atau menurunkan status akreditasi program studi atau

    satuan pendidikan sebelum berakhirnya masa berlaku akreditasi apabila:a. program studi atau satuan pendidikan tinggi yang bersangkutan terbukti

    memberikan data dan/atau informasi yang tidak benar kepada badanakreditasi;

    b. sampai batas waktu yang ditetapkan, program studi atau satuan pendidikantinggi yang memperoleh akreditasi kondisional tidak memenuhikondisionalitas yang melekat pada status akreditasi;

    c. terjadi peristiwa luar biasa yang menimpa program studi atau satuanpendidikan tinggi yang bersangkutan sehingga status akreditasi yangmelekat pada program studi atau satuan pendidikan tersebut tidak lagi

    mencerminkan tingkat kelayakannya.

    Biro Hukum dan Organisasi 5

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    18/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    19/260

    Nomor 106/U/2003 serta ketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturanini dinyatakan tidak berlaku.

    Pasal 18

    Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

    Ditetapkan di Jakartapada tanggal 26 Desember 2005

    MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

    TTD.

    BAMBANG SUDIBYO

    Biro Hukum dan Organisasi 7

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    20/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    21/260

    1

    Akreditasi Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Anak

    Pendahuluan

    Mulai tanggal 1 Januari 2010 berlaku implementasi modus keempat dalam era

    liberalisasi perdaganan jasa bidang kesehatan untuk negara kawasan Asia

    Tenggara sesuai dengan perjanjian kerjasama ASEAN Mutual Recognition

    Arrangement on Medical Practitioners (MRA-MP). Ada 4 tujuan dalam MRA-

    MP yakni:

    1. mengatur mobilitas praktisi dokter di wilayah ASEAN;

    2. meningkatkan dan mengembangkan kerja sama pertukaran informasi

    antar profesi medis;

    3. meningkatkan mutu kualifikasi dan standar layanan dan;

    4. kerjasama pendidikan dan pelatihan profesi medis

    Pada tanggal 20 November 2008 The Joint Commission Amerika Serikat

    meluncurkan Health care at the crossroads: Guiding principles for the

    development of the hospital of the future1 berdasarkan hasil rekomendasi

    pertemuan tanggal 26-27 April 2007 di Lake Buena Vista Florida tentang

    What does the future hold for hospital care across the globe? The Hospital

    of the future.2

    Sebelumnya WHO Regional Eropa telah melakukan uji coba suatu instrumen

    yang akan digunakan untuk menilai kinerja mutu (performamce) rumah sakit

    oleh WHO regional Eropa yang dinamakan Performance Assessment Tools for

    Hospital (PATH).3,4,5,6 Kedua instrumen tersebut kemungkinan besar akan

    1 The Joint Commission - Health care at the crossroads: Guiding principles for the development of

    the hospital of the future, November 20, 2008.2 The Joint Commission and The Joint Commission Resources - What does the future hold for

    hospital care across the globe? The Hospital of the future. Florida, April 26-27, 2007.3 WHO Regional Office for Europe. Measuring hospital performance to improve the quality of care in

    Europe: a need for clarifying the concepts and defining the dimensions. January 20034 WHO Regional Office for Europe. How can hospital performance can be measured and monitored.

    August 2003.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    22/260

    2

    diterapkan oleh seluruh rumah sakit di dunia sebagaimana halnya program

    WHO World Alliance for Patient Safety Move Program sebagai world class

    hospitals benchmarking.

    Sedangkan sampai saat ini definisi akan World Class yang ada hanya dari UK

    Prime Minister Cabinet of Office yang mencanangkan Program World Class

    Services dikatakan sebagai World Class bila memenuhi tiga syarat kriteria

    berikut: 7

    1. Kinerjanya (performance) telah melampaui standar nasional dan

    regional;

    2. Melakukan benchmarkingdan

    3. Melakukan peningkatan mutu berkelanjutan (continuous quality

    improvement)

    Ketiga hal di atas dapat dicapai melalui tahapan self-assessment dan

    akreditasi.8

    5 WHO Regional Office for Europe. PATH (Performance Assessment Tools for Quality Improvement

    in Hospitals). 2007.6 WHO Regional Office for Europe. Assuring the quality of care in the European Union. 20087 UK Cabinet Office. Excellence and fairness achieving world class. London, 2008.8 WHO and WFME. WHO/WFME guidelines for accreditation of basic medical education. Geneva/

    Copenhagen, 2005.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    23/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    24/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    25/260

    5

    kesehatan. Oleh karena itu saat ini dibutuhkan tidak hanya doing things

    right, akan tetapi juga diperlukan prinsip manajemen doing the right things

    (dikenal sebagai increasing effectiveness) sehingga kombinasi keduanyadisebut sebagai prinsip manajemen layanan modern doing the right things

    right. (Gambar 2 dan 3). 10,11,12,

    Gambar 3. Ruang lingkup kualifikasi penguasaan materi bagi pemimpin institusi

    pendidikan dokter spesialis anak dan manajer mutu pendidikan (qualitymanager) 11-12

    10 Firmanda D. Key to success of quality care programs: empowering medical professional. GlobalHealth Journal 2000; 1(1) http://www.interloq.com/a26.htm

    11 Firmanda D. The pursuit of excellence in quality care: a review of its meaning, elements, and

    implementation. Global Health Journal 2000;1(2) http://www.interloq.com/a39vlis2.htm12 Firmanda D. Total quality management in health care (Part One). Indones J Cardiol Pediatr1999;

    1(1):43-9.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    26/260

    6

    Gambar 3. Evolusi prinsip manajemen layanan kesehatan dan pendidikan.13-15

    Perkembangan akan mutu itu sendiri dari cara inspection, quality control,

    quality assurance sampai ke total quality sangat bervariasi sesuai dengan

    perkembangan ilmu. Jepang menggunakan istilah quality control untuk

    seluruhnya, sedangkan di Amerika memakai istilah continuous quality

    improvement untuk total quality dan Inggris memakai istilah quality

    assurance untuk quality assurance, continuous quality improvement maupun

    untuk total quality dan tidak membedakannya. (Lihat Gambar 4).

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    27/260

    7

    Gambar 4. Skema sederhana perkembangan mutu.

    Evolusi perkembangan mutu itu sendiri berasal dari bidang industri pada awal

    akhir abad ke sembilan belas dan awal abad ke dua puluh di masa perang dunia

    pertama. Pada waktu itu industri senjata menerapkan kaidah inspection

    dalam menjaga kualitas produksi amunisi dan senjata. Kemudian Shewart

    mengembangkan dan mengadopsi serta menerapkan kaidah statistik sebagai

    quality control serta memperkenalkan pendekatan siklus P-D-S-A (Plan, Do,Study dan Act) yang mana hal ini kemudian dikembangkan oleh muridnya

    Deming sebagai P-D-C-A (Plan, Do, Check dan Action). Kaidah PDCA ini

    menjadi cikal bakal yang kemudian dikenal sebagai generic form of quality

    system dalam quality assurance dari BSI 5751 (British Standards of

    Institute) yang kemudian menjadi seri EN/ISO 9000 dan 14 000. (Lihat

    Gambar 5).

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    28/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    29/260

    9

    Management (TQM) yakni understanding the customer, understanding the

    hospitals business, quality systems, continuous quality improvement dan

    quality tools. (Lihat Gambar 6).

    Gambar 6. Komponen Total Quality Management(TQM)

    Untuk dapat menguasai TQM harus menguasai akan kaidah/tehnik dari

    perkembangan mutu itu sendiri dari inspection, quality control dengan seven

    basic statistics process control/ SPC, dan quality assurance dengan ketiga

    kompenen utamanya yang terdiri setting standards, checking the standards

    (audit and accreditation)dan continuous quality improvement (CQI).

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    30/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    31/260

    11

    Gambar 7. Hubungan antara tujuan dan objekif suatu organisasi/ institusi

    dalam hal standar, kriteria dan indikator mutu berdasarkan pendekatan

    tehnik Donabedian dan Maxwell.

    Ada beberapa tehnik/cara dalam membuat standar tersebut: cara

    Donabedian atau Maxwell atau bahkan kombinasi antar keduanya (cara Don-Max) sebagaimana contoh berikut (Gambar 8):

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    32/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    33/260

    13

    Aspek legalitas Akreditasi di Indonesia

    Bila kita kaji akan pengembangan akreditasi untuk institusi perguruan tinggisesuai perundangan dan peraturan yang belaku adalah:

    1. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

    Nasional (Pasal 60 dan 61)

    2. Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

    (Pasal 47).

    3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

    Pendidikan Nasional (Pasal 86, 87 dan 88).

    4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 28 tahun 2005

    tentang Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.

    Secara lengkap pasal-pasal Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

    tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:

    Pasal 60:

    (1) Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan

    satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal

    setiap jenjang dan jenis pendidikan.

    (2) Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan olehpemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai

    bentuk akuntabilitas publik.

    (3) Akreditasi dilakukan atas dasar kriteria yang bersifat terbuka.

    (4) Ketentuan mengenai akreditasi sebagaimana dimaksud dalam ayat

    (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan

    Pemerintah.

    Pasal 61:

    (1) Sertifikasi berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi.

    (2) Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap

    prestasi belajar dan/atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan

    setelah lulus ujian yang dislenggrakan oleh satuan pendidikan yang

    terakreditasi

    (3) Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara dan lembaga

    pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai

    pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    34/260

    14

    tertentu setelah lulus ujian kompetensi yang diselenggarakan oleh

    satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi.

    (4) Ketentuan mengenai sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat(1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan

    Pemerintah.

    Sdangkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang

    Guru dan Dosen adalah sebagai berikut:

    Pasal 47:

    (1) Sertifikat pendidik untuk dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal

    45 diberikan setelah memenuhi syarat sebagai berikut:a. memiliki pengalaman kerja sebagai pendidik sekurang-kurangnya

    2 (dua) tahun;

    b. memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya asisten ahli; dan

    c. lulus sertifikasi yang dilakukan oleh perguruan tinggi yang

    menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan pada

    perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah

    (2) Pemerintah menetapkan perguruan tinggi yang terakreditasi untuk

    menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan sesuai

    dengan kebutuhan.(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikat pendidik untuk dosen

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan penetapan perguruan tinggi

    yang terakreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur

    dengan Peraturan Pemerintah.

    Selanjutnya, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

    tentang Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan akreditasi

    adalah sebagai berikut :

    Pasal 86:

    (1) Pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang dan satuan

    pendidikan untuk menentukan kelayakan program dan/atau satuan

    pendidikan.

    (2) Kewenangan akreditasi sebagaiamana dimaksud pada ayat (1) dapat

    pula dilakukan oleh lembaga mandiri yang diberi kewenangan oleh

    Pemerintah untuk melakukan akreditasi.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    35/260

    15

    (3) Akreditasi sebagimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sebagai

    bentuk akuntabilitas kepada publik dilakukan secara obyektif, adil,

    transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dankriteria yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan.

    Pasal 87:

    (1) Akreditasi oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86

    ayat (1) dilakukan oleh :

    a. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M)

    terhadap program dan/atau satuan pendidikan pendidikan jalur

    formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah;

    b. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) terhadapprogram dan/atau satuan pendidian jenjang pendidikan Tinggi;

    dan

    c. Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal (BAN-PNF)

    terhadap program dan/atau satuan pendidikan jalur nonformal

    (2) Dalam melaksanakan akreditasi sebagaimana duimaksud pada ayat

    (1), BAN-S/M dibantu oleh badan akreditasi provinsi yang dibentuk

    oleh Gubernur.

    (3) Badan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di

    bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya badan akreiditasi

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat mandiri.

    (5) Ketentuan mengenai badan akreditasi sebagaimana dimaksud pada

    ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

    Pasal 88:

    (1) Lembaga mandiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (2)

    dapat melakukan fungsinya setelah mendapat pengakuan dari

    Menteri.

    (2) Untuk memperoleh pengakuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    lembaga mandiri wajib memenuhi persyaratan sekurang-kurangnya:

    a. berbadan hukum Indonesia yang bersifat nirlaba.

    b. memiliki tenaga ahli yang berpengalaman di bidang evaluasi

    pendidikan.

    (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai lembaga mandiri sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) dan (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    36/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    37/260

    17

    Deskripsi masing-masing stadar beserta rincian elemen-elemen yang dinilai

    itu adalah sebagai berikut.

    Standar 1. Kepemimpinan

    1.1. Deskripsi Standar Kepemimpinan

    Kepemimpinan perguruan tinggi merupakan aspek yang dinilai

    berdasarkan merit dalam bidang akademik. Kepemimpinan yang baik

    ditingkat institusi harus dapat menumbuhkan kepemimpinan yang

    baik pula pada unit-unit di bawahnya. Sebagai suatu aspek yang

    bersifat komprehensif maka kepemimpinan institusi yang baik dinilai

    dari kemampuan menumbuhkan konsensus dan pemahaman di setiap

    unit dalam institusi sehingga semua upaya dan langkah pengembangandidasari oleh visi dan misi institusi, kesadaran terhadap mutu serta

    mengacu pada harapan-harapan pemangku kepentingan

    (stakeholders). Keberhasilan pengembangan kepemimpinan yang baik

    didalam suatu institusi juga direfleksikan dari tumbuhnya suatu

    suasana akademik yang menjamin kebebasan akademik, komunikasi,

    koordinasi, dan interaksi yang efektif serta mengimplementasikan

    praktek-praktek baik (good practices) yang berkembang dalam

    institusi.

    1.2. Elemen Penilaian

    a. Perguruan tinggi menerapkan mekanisme pemilihan pemimpin yang

    berdasarkan kepatutan dan kepantasan

    b. Perguruan tinggi melaksanakan rencana strategis perguruan tinggi

    yang mencakup visi, misi, tujuan, dan strategi, yang tercermin

    dalam bentuk program-program yang terintegrasi pada semua unit

    kerja.

    c. Perguruan tinggi melakukan sosialissasi tentang rencana strategisyang telah dikembangkan kepada komunitas institusi.

    d. Perguruan tinggi memiliki sistem monitoring dan evaluasi yang

    efektif

    Standar 2. Kemahasiswaan

    2.1. Deskripsi Standar Kemahasiswaan

    Mahasiswa adalah kelompok internal stakeholder yang harus

    mendapatkan manfaat dari proses pendidikan yang dilakukan oleh

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    38/260

    18

    lembaga pendidikan. Mahasiswa juga merupakan bagian generasi

    muda bangsa yang membutuhkan pengembangan fisik dan kepribadian

    sebagai calon-calon SDM atau pemimpin yang berkualitas dimasadatang.

    Perguruan tinggi harus memfasilitasi mahasiswa agar bisa

    mengembangkan segala potensi yang dimiliki melalui berbagai

    kegiatan. Oleh karena itu, perguruan tinggi harus mampu menyiapkan

    layanan yang berkualitas untuk pengembangan minat dan bakat dalam

    bidang seni budaya, olah raga, kepekaan sosial dan kemasyarakatan,

    pelestarian lingkungan hidup serta kreativitas lainnya. Perguruan

    tinggi juga harus mampu mengembangkan nilai-nilai profesionalisme

    agar mahasiswa dapat beradaptasi secara cepat saat memasuki duniaprofesi.

    2.2. Elemen Penilaian

    a. Perguruan tinggi memilki unit-unit pelayanan mahasiswa yang

    dapat dimanfaatkan untuk membina dan mengembangkan

    penalaran, minat, bakat, seni, dan kesejahteraan

    b. Perguruan tinggi menyediakan unit-unit layanan yang

    dimanfaatkan oleh mahasiswa.

    c. Perguruan tinggi memilki kode etik mahasiswa dan melakukansosialisasi.

    d. Perguruan tinggi meningkatkan partisipasi dan prestasi

    mahasiswa dalam kegiatan ilmiah mahasiswa dan dalam bidang

    minat dan bakat di tingkat lokal/ nasional/ regional/ global.

    e. Partisipasi dan prestasi mahasiswa

    1) Prestasi dalam kegiatan ilmiah nasional atau internasional

    (selama 3 tahun terakhir)

    2) Prestasi dalam bidang minat dan bakat (olahraga, seni dan

    lain-lain) ditingkat nasional atau internasional (selama 3

    tahun terakhir)

    f. Perguruan tinggi melakukan survei kepuasan mahasiswa terhadap

    layanan aktivitas kemahasiswaan.

    Standar 3. Sumberdaya Manusia

    3.1. Deskripsi Standar Sumberdaya Manusia

    Sumberdaya manusia perguruan tinggi adalah dosen, pustakawan,

    laboran, teknisi, tenaga administrasi, dan tenaga pendukung yang

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    39/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    40/260

    20

    Standar 4. Kurikulum

    4.1. Deskripsi Standar Kurikulum

    Kurikulum merupakan rancangan seluruh kegiatan pembelajaranmahasiswa sebagai rujukan program studi dalam merencanakan,

    melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatannya

    untuk mencapai tujuan program studi. Kegiatan pembelajaran

    mahasiswa adalah pengalaman belajar yang diperoleh mahasiswa

    dari kegiatan perkuliahan (tatap muka atau jarak jauh), praktikum

    atau praktek, seminar, dan tugas-tugas perkuliahan lainnya.

    Kurikulum disusun berdasarkan kajian mendalam tentang hakekat

    keilmuan bidang studi dan kebutuhan pemangku kepentingan

    terhadap bidang ilmu yang dicakup oleh suatu program studi denganmemperhatikan dan mengikuti perkembangan Ipteks. Oleh karena

    itu, kurikulum harus selalu dikembangkan atau dimutakhirkan secara

    periodik untuk menyesuaikannya dengan perkembangan Ipteks dan

    kebutuhan pemangku kepentingan.

    Kurikulum merupakan acuan dasar pembentukan dan penjaminan

    tercapainya komptensi lulusan dalam setiap program akademik pada

    tingkat program studi. Dalam hal kebutuhan yang dianggap perlu

    maka perguruan tinggi dapat menetapkan penyertaan komponen

    kurikulum tertentu menjadi bagian dari struktur kurikulum yangdisusun oleh masing-masing program studi. Perguruan tinggi harus

    mampu menciptakan sistem tata pamong yang dapat mendorong

    pemutakhiran kurikulum ditingkat program studi sesuai dengan

    perkembangan Ipteks yang dinamis. Sistem penjaminan mutu di

    tingkat perguruan tinggi harus pula mengikutsertakan pemantauan

    pelaksanaan serta evaluasi hasil-hasil yang dicapai sebagai cerminan

    dari adanya peningkatan mutu berkelanjutan dalam penyelenggaraan

    program-program akademik perguruan tinggi tersebut.

    Peranan institusi perguruan tinggi yang menaungi program studitersebut adalah memfasilitasi dan memberdayakan program studi

    dalam mengembangkan kurikulum yang mengikuti perkembangan

    Ipteks dan kebutuhan pemangku kepentingan.

    4.2. Elemen Penilaian

    a. Perguruan tinggi memiliki kebijakan, peraturan, pedoman atau

    buku panduan yang memfasilitasi program studi untuk melakukan

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    41/260

    21

    perencanaan, pengembangan, dan pemutakhiran kurikulum secara

    berkala dan berkesinambungan.

    b. Perguruan tinggi memiliki komitmenn untuk mengalokasikananggaran dan mempersiapkan sumberdaya yang dapat digunakan

    oleh program studi untuk merencanakan melaksanakan,

    mengembangkan, memutakhirkan kurikulum.

    c. Perguruan tinggi memiliki bukti berupa data dan laporan yang

    menunjukkan bahwa program studi telah merencanakan,

    melaksanakan, mengembangkan, dan memutakhirkan kurikulum.

    Standar 5. Sarana dan Prasarana

    5.1. Deskripsi Standar Sarana dan Prasarana

    Sarana dan prasarana adalah unsur penunjang dalam pelaksanaan tri

    dharma perguruan tinggi, yang mencakup bangunan, perabotan,

    peralatan (perangkat keras dan lunak), dan sistem pengamanan aset

    dan kampus. Sesuai dengan visi, misi atau mandatnya maka suatu

    perguruan tinggi membutuhkan pengembangan suatu sistem

    pengelolaan yang mencakup perencanaan, pengadaan, pendataan,

    pemanfaatan, pemeliharaan, penghapusan, serta pemutahiran semua

    sarana dan prasarana. Perguruan tinggi harus memiliki panduan

    khusus mengenai kelengkapan dan kecukupan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, termasuk sistem klasifikasi, inventarisasi dan

    informasi keberadaannya. Perguruan tinggi harus memiliki sistem

    pengelolaan yang menjamin adanya akses yang lebih luas terutama

    bagi mahasiswa dan dosen melalui penerapan model-model resource

    sharing. Bentuk kepemilikan lain seperti sewa, pinjam atau hibah

    harus dinyatakan dalam surat kesepakatan antara perguruan tinggi

    dan pihak terkait dengan kepastian hukum yang jelas.

    5.2. Elemen Penilaian

    a. Perguruan tinggi memiliki sistem pengelolaan sarana dan

    prasarana yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan

    teknologi informasi, mencakup sistem inventarisasi yang lengkap.

    Sistem pengelolaan tersebut mencakup pula pola pelaporan

    secara berkala dari unit pelaksana kepada pihak manajemen

    serta dapat dipergunakan sebagai informasi bagi para pengguna

    (mahasiswa dan dosen).

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    42/260

    22

    b. Perguruan tinggi memiliki kebijakan, pedoman, panduan, dan

    peraturan yang jelas tentang keamanan dan keselamatan

    penggunaan sarana dan prasarana di tingkat institusi. Buktipelaksanaan dari kebijakan tersebut harus dapat dilacak dari

    peraturan yang lebih rinci dan aplikatif serta laporan berkala di

    tingkat laboratorium/studio/perpustakaan dan tempat-tempat

    lain di mana kegiatan dilaksanakan.

    c. Perguruan tinggi mempunyai dokumen kepemilikan, hibah, sewa,

    atau pinjam melalui kesepakatan atau perjanjian sesuai dengan

    ketentuan hukum yang berlaku antara perguruan tinggi dan pihak

    terkait.

    Standar 6. Pendanaan

    6.1. Deskripsi Standar Pendanaan

    Perguruan tinggi harus mampu menjamin pendanaan yang memadai

    untuk penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi serta

    peningkatan mutunya secara berkelanjutan. Usaha-usaha

    penggalangan dana oleh suatu perguruan tinggi harus mengacu pada

    visi dan misi perguruan tinggi tersebut, karakter perguruan tinggi

    sebagai badan hukum nirlaba serta tidak bertentangan denganketentuan perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas serta

    transparansi harus pula menjiwai sistem-sistem pengelolaan dana

    yang diberlakukan, tanpa meninggalkan kaidah-kaidah akuntansi

    yang benar termasuk sistem audit internal atau publik yang

    ditetapkan oleh pengelola perguruan tinggi. Perguruan tinggi yang

    baik harus dapat menunjukkan sistem pengelolaan keuangan yang

    sehat, transparan, dan akuntabel. Pelaporan periodik yang akuntabel

    dan transparan harus dapat menjamin terselenggaranya program

    akademik yang bermutu secara berkelanjutan, minimum selama limatahun ke depan.

    6.2. Elemen Penilaian

    a. Perguruan tinggi memiliki laporan audit keuangan yang memuat

    keandalan sumber pendanaan dan pemanfaatannya.

    b. Perguruan tinggi memiliki bukti mengenai proporsi dana yang

    dialokasikan untuk pengembangan program akademik

    dibandingkan dengan investasi pada aspek fisik, sarana dan

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    43/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    44/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    45/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    46/260

    26

    pemadam kebakaran), kesehatan dan kenyamanan (suhu,

    pencahayaan, sirkulasi udara), d.peralatan bantu bagi pengunjung

    (mesin photo-copy, alat pencari katalog buku), jenis dan bahanputaka lengkap (buku teks bahasa Indonesia dan bahasa asing,

    jurnal luar dan dalam negeri, e-journals, bahan audio video),

    layanan antar perpustakaan, layanan e-library dengan

    perputakaan di fakultas/jurusan/prodi, rasio buku dengan

    jumlah mahasiswa memadai (1:10 sampai 1:20), rasio buku teks

    terbitan 5 tahun terakhir dibandingkan dengan total jumlah

    buku, waktu layanan perpustakaan menacapai 8 10 jam sehari,

    program pemeliharaan perpustakaan secara berkala (fumigasi,

    kebersihan), dan ruang diskusi untuk kelompok belajarmahasiswa.

    e. Memiliki ruang diskusi untuk kelompok belajar mahasiswa.

    f. Sistem Pembelajaran menjamin terselenggaranya proses

    pembelajaran yang objektif, adil dan akuntabel dicerminkan dari

    adanya evaluasi mahasiswa terhadap proses pembelajaran secara

    berkala dan hasilnya ditindaklanjuti.

    Standar 10. Suasana Akademik

    10.1. Deskripsi Standar Suasana Akademik

    Suasana Akademik adalah kondisi yang dapat

    menumbuhkembangkan semangat peningkatan mutu akademik,

    interaksi di antara dosen dan mahasiswa, kuantitas dan kualitas

    kegiatan akademik, mendorong pengembangan profesionalisme,

    kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik serta

    penghormatan kepada kebenaran dan semangat belajar yang tidakkunjung padam.

    Suasana akademik harus dapat diamati dalam berbagai kegiatan

    akademik yang diprakarsai sendiri oleh dosen maupun mahasiswa.

    Prakarsa tersebut didorong dan difasilitasi oleh institusi berupa

    program-program yang kongkrit.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    47/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    48/260

    28

    Berkenaan dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat

    cepat maka perguruan tinggi harus mampu melakukan pengelolaan

    yang profesional serta pemutahiran terhadap piranti keras danlunak, sumber daya manusia serta organisasi pengelola untuk

    menjamin pertumbuhan sistem informasi yang telah dibangun

    tersebut. Perguruan tinggi juga harus menjamin akses bagi

    mahasiswa, staf dan sivitas akademika lainnya untuk memanfaatkan

    keberadaan sistem informasi tersebut melalui peraturan-

    peraturan yang transparan.

    11.2. Elemen Penilaian

    a. Perguruan tinggi memiliki blue print yang jelas tentangpengembangan, pengelolaan dan pemanfaatan sistem informasi

    termasuk sistem yang mengatur aliran data, otorisasi akses

    data, dan sistem disaster recovery.

    b. Perguruan tinggi memiliki sistem pendukung pengambilan

    keputusan (decision support system) membantu pimpinan dalam

    melakukan perencanaan dan analisa evaluasi diri dengan lebih

    baik dan pengambilan keputusan yang lebih obyektif.

    c. Sistem informasi yang dimiliki berupa basis data dan informasi

    yang minimal mencakup keuangan perguruan tinggi, aset, sarana

    dan prasarana, administrasi akademik, profil mahasiswa dan

    lulusan, dosen dan tenaga pendukung.

    d. Perguruan tinggi memiliki sistem informasi yang dimanfaatkan

    untuk komunikasi internal dan eksternal kampus serta akses bagi

    mahasiswa dan dosen terhadap sumber-sumber informasi ilmiah

    e. Perguruan tinggi memiliki kapasitas internet dengan rasio

    bandwidthper mahasiswa yang memadai.

    Standar 12. Sistem Penjaminan Mutu Internal

    12.1. Deskripsi Standar Sistem Penjaminan Mutu Internal

    Untuk menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan perguruan tinggi

    secara berkelanjutan, setiap perguruan tinggi harus memiliki

    sistem penjaminan mutu sebagai bagian dari sistem pengelolaan dan

    proses pelaksanaan program-program akademik. Sistem penjaminan

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    49/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    50/260

    30

    b. Perguruan tinggi menetapkan sasaran mutu, memonitor dan

    mengevaluasi pencapaiannya, minimal di bidang pendidikan,

    penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.c. Perguruan tinggi merekrut calon mahasiswa yang bermutu.

    d. Perguruan tinggi memiliki daya tarik institusi bagi calon

    mahasiswa dari berbagai daerah di indonesia dan luar negeri.

    e. Perguruan tinggi memiliki rekaman data yang diolah menjadi

    informasi untuk memungkinkan pelacakan kembali data dan

    informasi yang diperlukan serta memberikan peringatan dini

    kepada pihak yang melakukan tindakan perbaikan.

    f. Perguruan tinggi memiliki komitmen institusi untuk menyediakandana yang menjamin upaya peningkatan mutu internal serta

    akreditasi, secara terus menerus.

    Standar 13. Lulusan

    13.1. Deskripsi Standar Lulusan

    Lulusan merupakan salah satu output langsung dari proses

    pendidikan yang dilakukan oleh perguruan tinggi. Lulusan ini harus

    memiliki kompetensi akademik maupun soft skills sebagaimana

    dinyatakan oleh sasaran mutu serta dibuktikan oleh kinerja lulusan

    di masyarakat sesuai dengan profesinya. Perguruan tinggi berperan

    penting dalam melakukan analisis data akademik seluruh program

    studi yang menggambarkan kinerja perguruan tinggi secara

    keseluruhan untuk menilai karakteristik, profil dan pemetaan

    lulusan. Perguruan tinggi harus berupaya membantu lulusan

    mendapat pekerjaan dan meningkatkan interaksi antara lulusan dan

    institusi.

    Perguruan tinggi harus mempunyai mekanisme yang menjamin

    pemanfaatan hasil evaluasi dan pelacakan lulusan di tingkat

    institusi untuk pengembangan jurusan/program studi.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    51/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    52/260

    32

    14.2 Elemen Penilaian

    a. Perguruan tinggi memiliki pedoman penelitian dan pengabdiankepada masyarakat yang berisi ketentuan tentang prosedur

    standar perencanaan serta implementasi penelitian dan

    pengabdian kepada masyarakat

    a. Pedoman pengelolaan penelitian yang dikembangkan oleh

    institusi dan dipublikasikan, mencakup beberapa aspek

    berikut.

    1) Kebijakan dasar penelitian yang meliputi antara lain:

    arah dan fokus, jenis dan rekam jejak penelitian unggulan,

    pola kerjasama dengan pihak luar, pendanaan, sistemkompetisi, penanganan plagiasi, paten dan hak atas

    kekayaan intektual

    2) Rencana dan pelaksanaan penelitian yang mencakup agenda

    tahunan, peraturan pengusulan proposal dan pelaksanaan

    penelitian, keterlibatan mahasiswa dalam penelitian

    3) Monitoring dan evaluasi untuk penjaminan mutu penelitian

    4) Pemanfaatan hasil penelitian oleh masyarakat dan industri

    b. Pedoman pengelolaan pengabdian kepada masyarakat yang

    dikembangkan oleh institusi dan dipublikasikan, mencakupbeberapa aspek berikut.

    1) Kebijakan dasar pengabdian kepada masyarakat yang

    meliputi antara lain: visi dan misi, pola kerjasama dengan

    pihak luar, pendanaan, paten dan hak atas kekayaan

    intektual.

    2) Rencana dan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat

    yang mencakup agenda tahunan, peraturan pengusulan

    proposal dan pelaksanaan, keterlibatan mahasiswa.

    3) Monitoring dan evaluasi untuk penjaminan mutu

    pengabdian kepada masyarakat.

    4) Pemanfaatan hasil pengabdian kepada masyarakat oleh

    masyarakat dan industri.

    c. Publikasi hasil-hasil penelitian *)

    1) Dipublikasikan dalam jurnal yang memiliki reputasi dan

    prosiding ilmiah internasional.

    2) Dipublikasikan dalam jurnal dan prosiding ilmiah nasional

    terakreditasi.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    53/260

    33

    d. Pengabdian kepada masyarakat yang terkait dengan

    penelitian.

    e. Penghargaan karya inovatif dosen dan/ mahasiswa dalam 5tahun terakhir.

    f. Jumlah dosen yang menulis buku ajar yang diterbitkan selama

    5 tahun terakhir

    b. Perguruan tinggi memfasilitasi agar karya-karya ilmiah dosen

    memperoleh paten/hak cipta

    c. Perguruan tinggi memacu dosen dan mahasiswa untuk melakukan

    penelitian dan pengabdian kepada masyarakat per tahun

    Standar 15. Program studi

    15.1. Deskripsi Standar Program Studi

    Perguruan tinggi memiliki pedoman pembukaan dan penutupan

    program studi yang mencakup studi kelayakan yang mengacu

    statuta dan anggaran dasar, renstra, ketentuan/peraturan

    perundang-undangan yang berlaku serta prosedur yang jelas.

    Perguruan tinggi mendorong program studi untuk mencapai

    pengakuan publik dalam bentuk pencapaian akreditasi nasional

    maupun internasional.

    15.2. Elemen Penilaian

    a. Perguruan tinggi memiliki pedoman pembukaan dan penutupan

    program studi yang diterbitkan oleh perguruan tinggi dan dapat

    diakses dengan mudah.

    b. Perguruan tinggi memiliki data dan informasi mutakhir tentang

    peringkat serta masa berlaku akreditasi nasional/ internasional

    dari semua program studi.

    c. Jumlah program studi sarjana (untuk universitas, institut, dan

    sekolah tinggi) dan program diploma III (untuk akademi dan

    politeknik) terakreditasi A

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    54/260

    34

    Akreditasi Perguruan Tinggi dilakukan oleh BAN-PT terhadap perguruan

    tinggi negeri dan swasta yang dapat berbentuk universitas, institut, sekolah

    tinggi, politeknik, dan akademi. Akreditasi dilakukan melalui prosedursebagai berikut:

    1. BAN-PT memberitahu perguruan tinggi mengenai prosedur

    pelaksanaan akreditasi institusi.

    2. Perguruan tinggi mengajukan permohonan kepada BAN-PT untuk

    diakreditasi dengan melampirkan persyaratan eligibilitas yaitu:

    a. SK Pendirian Institusi PT

    b. AD/ART atau Statuta.

    c. Renstra/RIP/RJPd. Sistem Penjaminan Mutu dan laporan hasil evaluasi-diri institusi.

    e. Laporan monitoring dan evaluasi institusi.

    f. Informasi tentang izin operasional program studi.

    g. Informasi tentang alokasi dana untuk penjaminan mutu.

    h. Informasi tentang jumlah seluruh program studi dan jumlah

    program studi yang masih nterakteditasi.

    3. BAN-PT mengkaji permohonan dan laporan hasil evaluasi-diri

    berdasarkan persyaratan awal (elijibilitas).

    4. Jika telah memenuhi persyaratan awal, BAN-PT mengirimkaninstrumen akreditasi kepada institusi terkait setelah rangkuman

    hasil evaluasi-diri dinilai memenuhi syarat.

    5. Perguruan tinggi menyusun portofolio sesuai dengan cara yang

    dituangkan dalam Pedoman Penyusunan Portofolio Institusi

    Perguruan Tinggi.

    6. Perguruan tinggi mengirimkan portofolio tersebut beserta

    lampiran-lampirannya kepada BAN-PT.

    7. BAN-PT memverifikasi kelengkapan portofolio tersebut.

    8. BAN-PT menetapkan (melalui seleksi dan pelatihan) tim asesor yang

    terdiri atas tiga sampai tujuh orang pakar sejawat yang memahami

    pengelolaan perguruan tinggi.

    9. Setiap asesor secara mandiri menilai portofolio (asesmen

    kecukupan) selama satu bulan di tempat masing-masing.

    10. BAN-PT mengundang tim asesor untuk mendiskusikan dan

    menyepakati hasil penilaian dokumen. Hasil kesepakatan digunakan

    sebagai bahan asesmen lapang.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    55/260

    35

    11. Tim asesor melakukan asesmen lapang ke lokasi perguruan tinggi

    selama 3 atau 5 hari.

    12. Tim asesor melaporkan hasil asesmen lapang kepada BAN-PT palinglama seminggu setelah asesmen lapang.

    13. BAN-PT memvalidasi laporan tim asesor.

    14. BAN-PT menetapkan hasil akreditasi pergutuan tinggi.

    15. BAN-PT mengumumkan hasil akreditasi kepada masyarakat luas,

    menginformasikan hasil keputusan kepada asesor yang terkait, dan

    menyampaikan sertifikat akreditasi kepada pergutuan tinggi yang

    bersangkutan.

    Prosedur akreditasi perguruan tinggi tersebut sebagaimana dapat dilihatpada Gambar 9 berikut.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    56/260

    36

    BAN-PT PERGURUANTINGGI TIM ASESOR

    Memenuhi syaratkelayakan

    Menyampaikanusul akreditasi

    Menyusunanportofolio

    Menyampaikan

    dokumen akreditasikepada BAN-PT

    Menilai dokumenakreditasi secaramandiri

    Menyusun danmenyampaikanlaporan penilaianmandiri kepada BAN-PT

    Asesmen lapang dan penyusunan/penyampaian

    laporan asesmen lapang kelompok kepada BAN-PT

    Mengkaji usul danpersyaratannya

    Menyetujui usul Pengiriman

    instrumen akreditasikepada perguruantinggi

    Verifikasi laporanasesmen lapang.

    Melaporkan hasilverifikasi kepadaSidang Pleno BAN-PT

    MenetapkanKeputusan Akreditasi.

    Mengumumkan hasilakreditasi kepada

    masyarakat terkait Menyampaikansertifikasi akreditasikepada perguruantinggi

    Mengembangkanperangkat instrumen

    Mngumumkanpelaksanaan AIPT

    Menyepakati hasilasesmen lapangkelompok asesor

    Verifikasi dokumenakreditasi perguruantinggi

    Menunjuk tim asesor

    Mengundang tim

    asesor untuk

    menyepakati hasil

    penilaian mandiri

    Pengamatan

    Gambar 9. Prosedur BAN-PT untuk akreditasi perguruan tinggi

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    57/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    58/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    59/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    60/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    61/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    62/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    63/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    64/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    65/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    66/260

    46

    iii. Untuk memberikan jaminan kepada pihak yang

    berkepentingan (peserta didik, tenaga didik, pemilik institusi

    dan penyandang dana)

    4. Konsep Akreditasi

    Memenuhi persyaratan standar nasional yang telah ditentukan dan

    standar international yang dikehendaki dengan nilai norma norma dalam

    profesi dan masyarakat serta sesuai dengan peraturan dan

    perundangan yang berlaku.

    5. Struktur Akreditasi

    Terdiri dari instrumen penilaian diri (self assessment) dan akreditasi

    itu sendiri.

    6. Model Akreditasi

    Pendekatan secara bottom-up approachuntuk penilaian diri (self-

    assessment) dan secara top-down approachuntuk akreditasi sertakombinasi keduanya untuk pembinaan/pengembangn dan peningkatan

    mutu.

    7. Implementasi Akreditasi

    Penilaian dilakukan oleh surveyor/asesor yang berlisensi untuk me-

    laksanakan akreditasi.

    Lisensi tersebut berjenjang dari pratama, madya dan utama serta

    dikeluarkan oleh Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia.

    Kriteria penjenjangan lisensi surveyor/asesor tersebut ditentukan dan

    diatur secara terpisah oleh Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia.

    8. Monitoring Akreditasi

    Dilaksanakan oleh Komite III Akreditasi dan Pengurus Harian Kolegium

    Ilmu Kesehatan Anak Indonesia.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    67/260

    47

    9. Evaluasi Akreditasi

    Evaluasi promotif dilaksanakan oleh Komite III Akreditasi dan

    Pengurus Harian Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia untuk tindak

    lanjut upaya perbaikan/peningkatan mutu.

    Sertifikat Akreditasi diberikan oleh Kolegium Ilmu Kesehatan Anak

    Indonesia untuk batasan waktu tertentu bila telah memenuhi atau

    mencapai standar yang telah ditentukan

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    68/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    69/260

    49

    Gambar 14. Hasil self-assessmentkedua dari 13 IPDSA.

    Gambar 15. Hasil self-assessment kedua dari 13 IPDSA dalam bentuk laba

    laba (spider web)

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    70/260

    50

    3. Continuous Quality Improvement (CQI)

    Continuous Quality Improvement (CQI) adalah langkah selanjutnya dalamsiklus QA yang merupakan upaya institusi pelayananan tersebut

    mempertahankan (monitoring) dan meningkatkan mutu melalui berbagai

    kegiatan sesuai standar, kriteria dan indikator yang telah ditetapkan

    sebelumnya dalam suatu sistem manajemen mutu sebagaimana dapat dilihat

    pada Gambar 16 berikut.

    Gambar 16. Hubungan Kinerja (performance) dengan Quality Control (QC)

    dan Quality Improvement(CQI)

    Adapun akreditasi Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia sebagaimana

    dalam Tabel 3 berkut.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    71/260

    51

    Tabel 3. Rencana Kerja Revisi Komisi III (Akreditasi) Jakarta 10 11 Januari 2010

    Gantt Charts: Rencana Strategis dan Rencana Kerja Komisi III AkreditasiRencana Strategis 2008 2009 2010 2011

    Rencana Kerja Nov Des I II III I II III I II

    Self-Assesment 1 2

    Persiapan dan

    pematangan:

    4. instrumen5. surveyor/asesor

    Akreditasi

    Re-akreditasi

    Target 80% IPDSA

    terakreditasi

    Skor 80 = A70 79 = B

    60 69 = C 59 = Re-akreditasi

    A = 3 IPDSAB = 2 IPDSA

    C = 7 IPDSA

    A : masuk tahap benchmarkingregional

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    72/260

    52

    Pada prakteknya program pendidikan dokter spesialis dilaksanakan di rumah

    sakit yang juga sebagai institusi pelayanan dan sebagaimana dalam Undang

    Undang RI Nomor 44 tentang Rumah Sakit dan Undang Undang RI Nomor 25Tahun 2009 tentang Layanan Publik (termasuk kesehatan) ada 9 fungsi

    manajemen medik fungsi nomor 5 adalah peningkatan kinerja (Gambar 17).

    Maka seyogya institusi tersebut Medik bersiap mengantisipasi untuk

    membuat Key Performance Indicators (KPIs)27 Gambar 18 untuk tingkat

    Departemen/SMF dan individu profesi yang nantinya dirangkum sebagai satu

    kesatuan dengan Kinerja Rumah Sakit (Tabel 4)

    27 Firmanda D. Key Performance Indicators (KPIs) Rumah Sakit. Disampaikan pada Workshop Key

    Performance Indicators(KPIs) di RSUP Fatmawati Jakarta, 24-25 Mei 2010.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    73/260

    53

    Gambar 17. Organisasi institusi dalam Undang Undang RI Nomor 44 Tahun

    2009 tentang Rumah Sakit.

    Organisasi Institusi:

    1. efektif2. efisien

    3. akuntabel

    Fungsi Manajemen Medik:

    1. Kepemimpinan Medik

    2. Audit Medis

    3. Data Medis

    4. Risiko Klinis berbasis bukti

    5. Peningkatan Kinerja

    6. Pengelolaan Keluhan

    7. Mekanisme monitor

    8. Pengembangan profesional

    9. Akreditasi

    CLINICAL GOVERNANCE

    Inti Tujuan UU RI No. 44 Tahun 2009

    1. aksesibiltas pelayanan

    2. keselamatan pasien3. meningkatkan mutu dan standar

    4. kepastian hukum

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    74/260

    54

    KEY PERFORMANCE INDICATORS(KPIs)

    Visi ..Misi 1. ..

    2.

    3.

    4.

    5.

    Nilai Nilai 1. ..

    2.

    3.

    4. 5.

    Direktorat/Komite

    ..

    Bidang/Bagian/Instalasi/

    SMF .

    Seksi/Sub Bagian/Divisi/

    Koordinator .

    Critical Success Factors

    (CSFs)

    1. ..

    2. 3.

    4.

    5.

    Key Performance

    Indicators(KPIs)

    1. ..

    2.

    3.

    4.

    5.

    Gambar 18. Contoh Format Key Performance Indicators(KPIs) untuk IPDSA

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    75/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    76/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    77/260

    57

    Parameter 2:

    S2 P2 Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Anak (IPDSA) tersebutmempunyai Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang mengacu

    kepada Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak serta Standar

    Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Anak dari Kolegium Ilmu

    Kesehatan Anak Indonesia yang telah disahkan oleh Konsil

    Kedokteran Indonesia.

    Operasional:

    Surveyor melihat dan memeriksa akan kesesuaian Panduan Pendidikan DokterSpesialis Anak IPDSA tersebut dengan Kurikulum Pendidikan Dokter

    Spesialis Anak dan Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Anak.

    Bila perlu surveyor meminta IPDSA tersebut memperlihatkan

    Kurikulum dan Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas

    Kedokteran setempat.

    Penilaian Surveyor:

    1. Bila Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak IPDSA tersebut telah

    telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/

    Direktur Rumah Sakit) - surveyor secara acak menanyakan kepada 3

    staf pendidik dan 3 PPDSA akan pemahaman mereka tentang Panduan

    Pendidikan Dokter Spesialis Anak IPDSA bila jawaban mereka sesuai,

    maka IPDSA tersebut mendapat nilai 4.

    2. Kemudian surveyor mengecek kegiatan evaluasi/revisi akan parameter

    tersebut dengan bukti:

    i. Daftar hadirii. Notulen kegiatan dan hasilnya

    iii. Rencana tindak lanjut tertulis dari IPDSA tersebut

    bila semuanya terpenuhi, maka IPDSA tersebut mendapat nilai 5.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    78/260

    58

    Parameter 3:

    S2 P3 Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut menerangkantentang objektif setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi

    tersebut dan sesuai Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis

    Anak dari Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia yang telah

    disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.

    Operasional:

    Surveyor melihat dan memeriksa akan kesesuaian objektif setiap jenjang

    tingkat pendidikan di institusi tersebut dengan Standar Pendidikan ProfesiDokter Spesialis Anak,

    Bila perlu surveyor meminta IPDSA tersebut memperlihatkan

    Kurikulum dan Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas

    Kedokteran setempat.

    Penilaian Surveyor:

    1. Bila objektif lengkap untuk setiap jenjang tingkat pendidikan diinstitusi tersebut dan telah telah disahkan oleh pimpinan institusi

    (Dekan Fakultas Kedokteran/ Direktur Rumah Sakit) - surveyor

    secara acak menanyakan kepada 3 staf pendidik dan 3 PPDSA akan

    pemahaman mereka tentang objektif dari setiap jenjang Pendidikan

    Dokter Spesialis Anak bila jawaban mereka sesuai, maka IPDSA

    tersebut mendapat nilai 4.

    2. Kemudian surveyor mengecek kegiatan evaluasi/revisi akan

    parameter tersebut brerupa bukti:

    i. Daftar hadirii. Notulen kegiatan dan hasilnya

    iii. Rencana tindak lanjut tertulis dari IPDSA tersebut

    bila semuanya terpenuhi, maka IPDSA tersebut mendapat nilai 5.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    79/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    80/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    81/260

    61

    Parameter 6:

    S2 P6 Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Anak (IPDSA) tersebutmemberikan Sertifikat Kompetensi kepada peserta didik untuk

    setiap jenjang pendidikan.

    Operasional:

    Surveyor melihat dan memeriksa format Sertifikat Kompetensi untuk setiap

    jenjang pendidikan serta mengecek komponen Sertifikat Kompetensi

    tersebut sesuai dengan Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak yangmengacu kepada Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak dan Standar

    Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Anak.

    Penilaian Surveyor:

    1. Bila IPDSA tersebut telah memberikan Sertifikat Kompetensi

    kepada seluruh peserta didik untuk setiap jenjang pendidikan -

    maka IPDSA tersebut mendapat nilai 3.

    2. Selanjutnya surveyor mengecek pengdokumentasian arsip pemberianSertifikat Kompetensi tersebut serta kelengkapannya, maka IPDSA

    tersebut mendapat nilai 4.

    3. Kemudian surveyor mengecek kegiatan evaluasi/revisi akan

    parameter tersebut dengan bukti:

    i. Daftar hadir

    ii. Notulen kegiatan dan hasilnya

    iii. Rencana tindak lanjut tertulis dari IPDSA

    tersebut

    bila semuanya terpenuhi, maka IPDSA tersebut mendapat nilai 5.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    82/260

    62

    Instrumen Akreditasi Standar 3: Penilaian Peserta Didik Program

    Pendidikan Dokter Spesialis Anak

    Parameter 1:

    S3 P1 Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Anak (IPDSA) tersebut

    melaksanakan penilaian terhadap peserta didik sesuai dengan

    Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Anak dari Kolegium

    Ilmu Kesehatan Anak ndonesia yang telah disahkan oleh Konsil

    Kedokteran Indonesia (KKI).

    Operasional:

    Surveyor melihat dan memeriksa jadwal pelaksanaan penilaian peserta didik

    untuk setiap jenjang pendidikan serta kesesuaiannya dengan Standar

    Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Anak.

    Penilaian Surveyor:

    1. Bila IPDSA tersebut telah melaksanakan penilaian kepada seluruh

    peserta didik sesuai dengan Standar Pendidikan Profesi DokterSpesialis Anak - maka IPDSA tersebut mendapat nilai 3.

    2. Selanjutnya surveyor mengecek pengdokumentasian arsip penilaian

    tersebut serta kelengkapannya, maka IPDSA tersebut mendapat nilai

    4.

    3. Kemudian surveyor mengecek kegiatan evaluasi/revisi akan

    parameter tersebut berupa bukti:

    i. Daftar hadir

    ii. Notulen kegiatan dan hasilnya

    iii. Rencana tindak lanjut tertulis dari IPDSAtersebut

    bila semuanya terpenuhi, maka IPDSA tersebut mendapat nilai 5.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    83/260

    63

    Parameter 2:

    S3 P2 Log Book Peserta Didik di IPDSA tersebut mencerminkan aktifitaspenilaian yang akan dinilai dari peserta didik di institusi tersebut

    dan mengacu kepada Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak di

    institusi tersebut dan Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis

    Anak dari Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia.

    Operasional:

    Surveyor melihat dan memeriksa jadwal pelaksanaan penilaian peserta didik

    untuk setiap jenjang pendidikan serta kesesuaiannya dengan StandarPendidikan Profesi Dokter Spesialis Anak.

    Penilaian Surveyor:

    1. Bila Log Book di IPDSA tersebut telah mencerminkan aktifitas

    penilaian yang akan dinilai dari peserta didik dan mengacu kepada

    Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak dan Kurikulum dari

    Kolegium, akan tetapi belum/tidak disahkan oleh pimpinan institusi

    (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit) - maka IPDSAtersebut mendapat nilai 3.

    2. Selanjutnya surveyor mengecak pengesahan dari pimpinan institusi

    (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit), dan secara acak

    menanyakan kepada 3 staf pendidik dan 3 PPDSA akan pemahaman

    penilaian akktivitas bila memenuhi hal di atas maka IPDSA tersebut

    mendapat nilai 4.

    4. Kemudian surveyor mengecek kegiatan evaluasi/revisi akan

    parameter tersebut berupa bukti:

    i. Daftar hadirii. Notulen kegiatan dan hasilnya

    iii. Rencana tindak lanjut tertulis dari IPDSA tersebut

    bila semuanya terpenuhi, maka IPDSA tersebut mendapat nilai 5.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    84/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    85/260

    65

    Parameter 4:

    S3 P4 Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Anak (IPDSA) tersebutmempergunakan metoda OSCE dalam penilaian peserta didik.

    Operasional:

    Surveyor melihat format OSCE yang digunakan di IPDSA tersebut.

    Bila perlu surveyor meminta IPDSA tersebut memperlihatkan bukti

    materi pelatihan OSCE yang telah didapat dari Kolegium IlmuKesehatan Anak Indonesia dilihat kesesuaiannya dengan OSCE yang

    digunakan di IPDSA tersebut.

    Penilaian Surveyor:

    1. Bila IPDSA tersebut telah IPDSA tersebut telah mempergunakan

    metoda OSCE dalam penilaian peserta didik, maka IPDSA tersebut

    mendapat nilai 3.2. Kemudian surveyor mengecek kegiatan evaluasi/revisi akan metoda

    penilaian Mini_CEX tersebut berupa bukti:

    i. Daftar hadir

    ii. Notulen kegiatan dan hasilnya

    iii. Rencana tindak lanjut tertulis dari IPDSA tersebut

    bila semuanya terpenuhi, maka IPDSA tersebut mendapat nilai 5.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    86/260

    66

    Parameter 5:

    S3 P5 Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Anak (IPDSA) tersebutmempergunakan metoda Mini-PAT dalam penilaian peserta didik.

    Operasional:

    Surveyor melihat format Mini-PAT yang digunakan di IPDSA tersebut.

    Bila perlu surveyor meminta IPDSA tersebut memperlihatkan bukti

    materi pelatihan Mini-PAT yang telah didapat dari Kolegium IlmuKesehatan Anak Indonesia dilihat kesesuaiannya dengan Mini-PAT

    yang digunakan di IPDSA tersebut.

    Penilaian Surveyor:

    1. Bila IPDSA tersebut telah IPDSA tersebut telah mempergunakan

    metoda Mini-PAT dalam penilaian peserta didik, maka IPDSA

    tersebut mendapat nilai 3.2. Kemudian surveyor mengecek kegiatan evaluasi/revisi akan metoda

    penilaian Mini-PAT tersebut dengan bukti :

    i. Daftar hadir

    ii. Notulen kegiatan dan hasilnya

    iii. Rencana tindak lanjut tertulis dari IPDSA tersebut

    bila semuanya terpenuhi, maka IPDSA tersebut mendapat nilai 5.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    87/260

    67

    Parameter 6:

    S3 P6 Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Anak (IPDSA) tersebutmempergunakan metoda DOPS dalam penilaian peserta didik.

    Operasional:

    Surveyor melihat format DOPS yang digunakan di IPDSA tersebut.

    Bila perlu surveyor meminta IPDSA tersebut memperlihatkan bukti

    materi pelatihan DOPS yang telah didapat dari Kolegium IlmuKesehatan Anak Indonesia dilihat kesesuaiannya dengan DOPS yang

    digunakan di IPDSA tersebut.

    Penilaian Surveyor:

    1. Bila IPDSA tersebut telah IPDSA tersebut telah mempergunakan

    metoda DOPS dalam penilaian peserta didik, maka IPDSA tersebut

    mendapat nilai 3.2. Kemudian surveyor mengecek kegiatan evaluasi/revisi akan metoda

    penilaian DOPS tersebut berupa bukti :

    i. Daftar hadir

    ii. Notulen kegiatan dan hasilnya

    iii. Rencana tindak lanjut tertulis dari IPDSA tersebut

    bila semuanya terpenuhi, maka IPDSA tersebut mendapat nilai 5.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    88/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    89/260

    69

    Parameter 8:

    S3 P8 Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Anak (IPDSA) tersebutmempergunakan metoda Portfolio dalam penilaian peserta didik.

    Operasional:

    Surveyor melihat format Portfolio yang digunakan di IPDSA tersebut.

    Bila perlu surveyor meminta IPDSA tersebut memperlihatkan bukti

    materi pelatihan Portfolio yang telah didapat dari Kolegium IlmuKesehatan Anak Indonesia dilihat kesesuaiannya dengan Portfolio

    yang digunakan di IPDSA tersebut.

    Penilaian Surveyor:

    1. Bila IPDSA tersebut telah IPDSA tersebut telah mempergunakan

    metoda Portfolio dalam penilaian peserta didik, maka IPDSA

    tersebut mendapat nilai 3.2. Kemudian surveyor mengecek kegiatan evaluasi/revisi akan metoda

    penilaian Portfolio tersebut berupa bukti :

    i. Daftar hadir

    ii. Notulen kegiatan dan hasilnya

    iii. Rencana tindak lanjut tertulis dari IPDSA tersebut

    bila semuanya terpenuhi, maka IPDSA tersebut mendapat nilai 5.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    90/260

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    91/260

    71

    Parameter 2:

    S4 P2 Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak di IPDSA tersebutmenerangkan tentang hak, tugas dan kewajiban peserta didik untuk

    setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut.

    Operasional:

    Surveyor melihat dan memeriksa akan penjelasan tentang tentang hak, tugas

    dan kewajiban peserta didik untuk setiap jenjang tingkat pendidikan di

    institusi tersebut.

    Bila perlu surveyor meminta IPDSA tersebut memperlihatkan dokumen

    terkait tentang hak, tugas dan kewajiban peserta didik dari Fakultas

    Kedokteran setempat.

    Penilaian Surveyor:

    1. Bila Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak di IPDSA tersebut

    telah menerangkan tentang hak, tugas dan kewajiban peserta didik

    telah lengkap untuk setiap jenjang pendidikan dan telah disahkanoleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah

    Sakit) - maka IPDSA tersebut mendapat nilai 4.

    2. Kemudian surveyor mengecek kegiatan evaluasi/revisi akan hak,

    tugas dan kewajiban peserta didik berupa bukti:

    i. Daftar hadir

    ii. Notulen kegiatan dan hasilnya

    iii. Rencana tindak lanjut tertulis dari IPDSA tersebut

    bila semuanya terpenuhi, maka IPDSA tersebut mendapat nilai 5.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    92/260

    72

    Instrumen Akreditasi Standar 5: Staf Pengajar di Institusi Pendidikan

    Dokter Spesialis Anak

    Parameter 1:

    S5 P1 Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Anak (IPDSA) tersebut mempunyaidokumentasi kualifikasi dan lisensi profesi setiap staf pengajar sesuai

    dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.

    Yang dimaksud dengan kualifikasi adalah Ijazah Spesialis 1 dan atau 2, S2

    dan S3 yang dikeluarkan dan telah dilakukan sertifikasi oleh pihak

    berwenang dan diakui oleh pemerintah.

    Sedangkan yang dimaksud dengan lisensi profesi adalah Surat TandaRegistrasi (STR), Surat Izin Praktek (SIP) dan Surat Keputusan sebagai

    tenaga pengajar di institusi/rumah sakit tersebut yang dikeluarkan olehpihak berwenang dan diakui oleh pemerintah serta masih berlaku.

    Operasional:

    Surveyor melihat dan memeriksa dokumentasi kualifikasi dan lisensi profesiseluruh staf pengajar sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku

    Bila perlu surveyor meminta IPDSA tersebut memperlihatkan dokumen kebijakandari pimpinan institusi (Dekan Fakultas/Direktur Rumah Sakit) tentang kualifikasi

    dan lisensi profesi seluruh staf pengajar.

    Penilaian Surveyor:1. Bila IPDSA tersebut telah melaksanakan dokumentasi akan kualifikasi dan

    lisensi seluruh staf pengajar sesuai dengan peraturan dan perundangan

    yang berlaku telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan FakultasKedokteran/ Direktur Rumah Sakit) maka IPDSA tersebut mendapat nilai

    4.

    2. Kemudian surveyor mengecek kegiatan evaluasi/revisi akan kegiatandokumentasi diatas berupa bukti :

    i. Daftar hadirii. Notulen kegiatan dan hasilnya

    iii. Rencana tindak lanjut tertulis dari IPDSA tersebut

    bila semuanya terpenuhi, maka IPDSA tersebut mendapat nilai 5.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    93/260

    73

    Parameter 2:

    S5 P2 Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Anak (IPDSA) tersebutmempunyai uraian tugas secara tertulis setiap staf pengajar.

    Operasional:

    Surveyor melihat dan memeriksa akan validitas berkas mengenai uraian tugas

    seluruh staf pengajar di IPDSA tersebut.

    Bila perlu surveyor meminta IPDSA tersebut memperlihatkan:

    1. Surat Keputusan pengangkatan sebagai staf pengajar dari Fakultas

    Kedokteran terkait.2. Surat Penempatan di Departemen/SMF Kesehatan Anak dari

    Direktur Rumah Sakit tersebut.

    3. Surat Kewenangan Klinis (Clinical Previlege)dari Komite Medik

    Rumah Sakit tersbut

    4, Struktur Organisasi Departemen/SMF Kesehatan Anak (IPDSA)

    tersebut

    Penilaian Surveyor:

    1. Bila IPDSA telah mempunyai uraian tugas secara tertulis setiap staf

    pengajar dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas

    Kedokteran/Direktur Rumah Sakit) - maka IPDSA tersebut

    mendapat nilai 3.

    2. Selanjutnya surveyor secara acak menanyakan kepada 3 staf

    pengajar dan 3 PPDSA akan pemahaman mereka urainan tugas staf

    pengajar tersebut secara umum maupun rinci - bila jawaban mereka

    sesuai dengan ang tertulis , maka IPDSA tersebut mendapat nilai 4.

    3. Kemudian surveyor mengecek kegiatan evaluasi/revisi akanparameter uraian tugas tersebut dengan bukti:

    i. Daftar hadir

    ii. Notulen kegiatan dan hasilnya

    iii. Rencana tindak lanjut tertulis dari IPDSA tersebut

    bila semuanya terpenuhi, maka IPDSA tersebut mendapat nilai 5.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    94/260

    74

    Instrumen Akreditasi Standar 6: Sarana Pendidikan di Institusi Pendidikan

    Dokter Spesialis Anak

    Parameter 1:

    S6 P1 Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Anak (IPDSA) tersebut

    mempunyai sarana perpustakaan dengan berbagai bentuk kompilasi

    (buku, jurnal, VCD, CD dsb).

    Operasional:

    Surveyor melihat dan memeriksa akan tersedianya sarana perpustakaan diIPDSA tersebut.

    Bila perlu surveyor meminta IPDSA tersebut memperlihatkan:

    1. Surat Bukti invoicepemesanan buku, jurnal, Cd, CD dan sebagainya.

    2. Surat Bukti Pembayaran pembelian dan berlangganan buku, jurnal, VCD, CD

    dan sebagainya.

    3. Buku Stok inventaris

    Penilaian Surveyor:

    1. Bila IPDSA telah mempunyai sarana perpustakaan dan telah terdokumentasi

    dengan baik dan sistematik, akan tetapi belum/tidak ada prosedur tertulistentang mekanisme penggunaan sarana tersebut baik untuk peminjaman dan

    pengembaliannya - maka IPDSA tersebut mendapat nilai 3.

    2. Selanjutnya surveyor mengecek apakah IPDSA tersebut mempunyai sarana

    perpustakaan dan telah terdokumentasi dengan baik dan sistematik serta

    ada prosedur tertulis tentang mekanisme penggunaan sarana tersebut baikuntuk peminjaman dan pengembaliannya - maka IPDSA tersebut mendapat

    nilai 4.3. Kemudian surveyor mengecek kegiatan evaluasi/revisi akan parametersarana perpustakaan, mekanisme penggunaan sarana dan sistematik

    dokumentasi tersebut dengan bukti:

    i. Daftar hadir

    ii. Notulen kegiatan dan hasilnya

    iii. Rencana tindak lanjut tertulis dari IPDSA tersebutbila semuanya terpenuhi, maka IPDSA tersebut mendapat nilai 5.

  • 8/3/2019 Dody Firmanda 2012 - Pembinaan Persiapan Akreditasi IPDSA IKA FK-UNUD Denpasar Bali 11-12 Januari 2012

    95/260

    75

    Parameter 2:

    S6 P2 Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Anak (IPDSA) tersebutmempunyai sarana teknologi informasi dan audio-visual.

    Operasional:

    Surveyor melihat dan memeriksa akan tersedianya sarana teknologi informasi

    dan audio-visual di IPDSA tersebut.

    Bila perlu surveyor meminta IPDSA tersebut memperli