Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011

download Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011

of 18

Transcript of Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011

  • 8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011

    1/18

  • 8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011

    2/18

    1

    Audit Medis

    Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA

    Ketua Komite Medik

    RSUP Fatmawati Jakarta.

    Pendahuluan

    Tujuan dari Undang Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik

    Kedokteran adalah memberikan perlindungan terhadap pasien,mempertahankan/meningkatkan mutu pelayanan medis dan memberikan

    perlindungan hukum kepada masyarakat dan dokter1 serta dalam

    melaksanakan praktiknya wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran,2

    wajib menyelenggarakan kendali mutu3-4 dan kendali biaya3 melalui kegiatan

    audit medis5 yang dilaksanakan oleh organisasi profesi6, untuk tingkat rumah

    sakit oleh kelompok seprofesi (SMF) dan Komite Medik.7

    Sedangkan yang dimaksud audit medis adalah upaya evaluasi secara

    profesional terhadap mutu pelayanan medis yang diberikan kepada pasiendengan menggunakan rekam medisnya yang dilaksanakan oleh profesi

    medis.3,8 Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen

    tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan

    lain yang diberikan kepada pasien9, yang harus dibuat10 dan dilengkapi11 serta

    dijaga kerahasiaannya.12,13,14

    Disampaikan pada Pelatihan dan Workshop Audit Medik di RSUD A Wahab Sjahranie Samarinda

    Kalimantan Timur, 18-19 Juli 2011.1 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 3.2 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 44 Ayat 1 dan penjelasannya.3 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 49 Ayat 1 dan penjelasannya.4 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional.

    Bab IV Subsistem Upaya Kesehatan.5 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 49 Ayat 2 dan penjelasannya.6 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 49 Ayat 3 dan penjelasannya.7 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 496/Menkes/SK/IV/2005

    tentang Pedoman Audit Medis di Rumah Sakit.8 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 755/Menkes/Per/IV/2011 Pasal 1 Ayat 11.9 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 46 Ayat 1 dan penjelasannya.10 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 79 huruf b.11 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 46 Ayat 2 dan penjelasannya.12 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 47 Ayat 2.

  • 8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011

    3/18

    2

    Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI yang baru diterbitkan dan

    diundangkan Audit Medis merupakan salah satu tugas dari Subkomite Mutu

    Profesi Komite Medik.15

    Pada saat Peraturan Menteri Kesehatan ini mulaiberlaku, maka Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

    772/Menkes/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit

    (Hospital By Laws) sepanjang mengenai pengaturan staf medis, Keputusan

    Menteri Kesehatan Nomor 496/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit

    Medis dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 631/Menkes/SK/VII/2005

    tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Internal Staf Medis dicabut dan

    dinyatakan tidak berlaku16 (Gambar 1). Tujuan dari Peraturan Menteri

    Kesehatan yang baru tersebut untuk mengatur tata kelola klinis (clinical

    governance) yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan pasiendirumah sakit lebih terjamin dan terlindungi serta mengatur penyelenggaraan

    komite medik di setiap rumah sakit dalam rangka peningkatan profesionalisme

    staf medis.17

    Gambar 1 Skema sederhana perubahan Komite Medik1

    13 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 48.14 Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) Pasal 12.15 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 755/Menkes/Per/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite

    Medik di Rumah Sakit.16 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 755/Menkes/Per/IV/2011 Pasal 20 huruf (a), (b) dan (c)17 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 755/Menkes/Per/IV/2011 Pasal 2

  • 8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011

    4/18

    3

    Pelaksanaan Audit Medis

    Pelaksanaan audit medis dilaksanakan sebagai implementasi fungsimanajemen klinis dalam rangka penerapan tata kelola klinis yang baik di

    rumah sakit. Audit medis tidak digunakan untuk mencari ada atau tidaknya

    kesalahan seorang staf medis dalam satu kasus. Dalam hal terdapat laporan

    kejadian dengan dugaan kelalaian seorang staf medis, mekanisme yang

    digunakan adalah mekanisme disiplin profesi, bukannya mekanisme audit

    medis. Audit medis dilakukan dengan mengedepankan respek terhadap

    semua staf medis (no blaming culture) dengan cara tidak menyebutkan nama

    (no naming), tidak mempersalahkan (no blaming), dan tidak mempermalukan(no shaming). Audit medis yang dilakukan oleh rumah sakit adalah kegiatan

    evaluasi profesi secara sistemik yang melibatkan mitra bestari (peergroup)

    yang terdiri dari kegiatan peer-review, surveillance dan assessment

    terhadap pelayanan medis di rumah sakit. Dalam pengertian audit medis

    tersebut diatas, rumah sakit, komite medik atau masing-masing kelompok

    staf medis dapat menyelenggarakan menyelenggarakan evaluasi kinerja

    profesi yang terfokus (focused professional practice evaluation). Secara

    umum, pelaksanaan audit medis harus dapat memenuhi 4 (empat) peranpenting, yaitu :

    a. sebagai sarana untuk melakukan penilaian terhadap kompetensi masing-

    masing staf medis pemberi pelayanan di rumah sakit;

    b. sebagai dasar untuk pemberian kewenangan klinis (clinical privilege)

    sesuai kompetensi yang dimiliki;

    c. sebagai dasar bagi komite medik dalam merekomendasikan pencabutan

    atau penangguhan kewenangan klinis (clinical privilege); dan

    d. sebagai dasar bagi komite medik dalam merekomendasikanperubahan/modifikasi rincian kewenangan klinis seorang staf medis.

    Audit medis dapat pula diselenggarakan dengan melakukan evaluasi

    berkesinambungan (on-going professional practice evaluation), baik secara

    perorangan maupun kelompok. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara,

    antara lain dapat merupakan kegiatan yang berbentuk siklus sebagai upaya

    perbaikan yang terus menerus sebagaimana tercantum dibawah ini:

  • 8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011

    5/18

    4

    Gambar 2. Siklus Pelaksanaan Audit Medis18

    Berdasarkan siklus diatas maka langkah-langkah pelaksanaan audit medis

    dilaksanakan sebagai berikut:

    a. Pemilihan topik yang akan dilakukan audit.

    Tahap pertama dari audit medis adalah pemilihan topik yang akan

    dilakukan audit. Pemilihan topik tersebut bisa berupa penanggulangan

    penyakit tertentu di rumah sakit (misalnya : thypus abdominalis),

    penggunaan obat tertentu (misalnya: penggunaan antibiotik), tentang

    prosedur atau tindakan tertentu, tentang infeksi nosokomial di rumah

    sakit, tentang kematian karena penyakit tertentu, dan lain-lain.

    Pemilihan topik ini sangat penting, dalam memilih topik agar

    memperhatikan jumlah kasus atau epidemiologi penyakit yang ada di

    rumah sakit dan adanya keinginan untuk melakukan perbaikan. Sebagai

    contoh di rumah sakit kasus typhus abdominalis cukup banyak dengan

    angka kematian cukup tinggi. Hal ini tentunya menjadi masalah dan ingin

    18 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 755/Menkes/Per/IV/2011 Lampiran Bab IV.

  • 8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011

    6/18

    5

    dilakukan perbaikan. Contoh lainnya : angka seksio sesaria yang cukup

    tinggi di rumah sakit yang melebihi dari angka nasional. Untuk

    mengetahui penyebabnya sehingga dapat dilakukan perbaikan maka perlu

    dilakukan audit terhadap seksio sesaria tersebut. Pemilihan dan

    penetapan topik atau masalah yang ingin dilakukan audit dipilih

    berdasarkan kesepakatan komite medik dan kelompok staf medis.

    b. Penetapan standar dan kriteria.

    Setelah topik dipilih maka perlu ditentukan kriteria atau standar profesi

    yang jelas, obyektif danrinci terkait dengan topik tersebut.Misalnya

    topik yang dipilih typhusabdominalis maka perlu ditetapkan prosedur

    pemeriksaan, diagnosis dan pengobatan typhus abdominalis. Penetapanstandar dan prosedur ini oleh mitra bestari (peergroup)dan/atau dengan

    ikatan profesi setempat. Ada dua level standar dan kriteria yaitu must

    do yang merupakan absolut minimum kriteria dan should do yang

    merupakan tambahan kriteria yang merupakan hasil penelitian yang

    berbasis bukti.

    c. Penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit.

    Dalam mengambil sampel bisa dengan menggunakan metode pengambilan

    sampel tetapi bisa juga dengan cara sederhana yaitu menetapkan kasus

    typhus abdominalis yang akan diaudit dalam kurun waktu tertentu,misalnya dari bulan Januari sampai Maret. Misalnya selama 3 bulan

    tersebut ada 200 kasus maka 200 kasus tersebut yang akan dilakukan

    audit.

    d. Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan.

    Subkomite mutu profesi atau tim pelaksana audit medis mempelajari

    rekam medis untuk mengetahui apakah kriteria atau standar dan

    prosedur yang telah ditetapkan tadi telah dilaksanakan atau telah

    dicapai dalam masalah atau kasus-kasus yang dipelajari. Data tentang

    kasus-kasus yang tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkandipisahkan dan dikumpulkan untuk di analisis. Misalnya dari 200 kasus

    ada 20 kasus yang tidak memenuhi kriteria atau standar maka 20 kasus

    tersebut agar dipisahkan dan dikumpulkan.

    e. Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan kriteria.

    Subkomite mutu profesi atau tim pelaksana audit medis menyerahkan ke

    20 kasus tersebut pada mitra bestari (peer group) untuk dinilai lebih

    lanjut. Kasus-kasus tersebut di analisis dan didiskusikan apa

  • 8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011

    7/18

    6

    kemungkinan penyebabnya dan mengapa terjadi ketidaksesuaian dengan

    standar. Hasilnya: bisa jadi terdapat (misalnya) 15 kasus yang

    penyimpangannya terhadap standar adalah acceptable karena penyulit

    atau komplikasi yang tak diduga sebelumnya (unforeseen). Kelompok ini

    disebut deviasi (yang acceptable). Sisanya yang 5 kasus adalah deviasi

    yang unacceptable, dan hal ini dikatakan sebagai defisiensi. Untuk

    melakukan analisis kasus tersebut apabila diperlukan dapat mengundang

    konsultan tamu atau pakar dari luar, yang biasanya dari rumah sakit

    pendidikan.

    f. Menerapkan perbaikan.

    Mitra bestari (peer group) melakukan tindakan korektif terhadap kelima

    kasus yang defisiensi tersebut secara kolegial, dan menghindari blaming

    culture. Hal ini dilakukan dengan membuat rekomendasi upaya

    perbaikannya, cara-cara pencegahan dan penanggulangan, mengadakan

    program pendidikan dan latihan, penyusunan dan perbaikan prosedur

    yang ada dan lain sebagainya.

    g. Rencana reaudit.

    Mempelajari lagi topik yang sama di waktu kemudian,misalnya setelah 6

    (enam) bulan kemudian. Tujuan reaudit dilaksanakan adalah untukmengetahui apakah sudah ada upaya perbaikan. Hal ini bukan berarti

    topik audit adalah sama terus menerus, audit yang dilakukan 6 (enam)

    bulan kemudian ini lebih untuk melihat upaya perbaikan. Namun sambil

    melihat upaya perbaikan ini, Subkomite Mutu Profesi atau tim pelaksana

    audit dan mitra bestari (peer group) dapat memilih topik yang lain.

    Beberapa persyaratan sebelum dilakukan audit medis:

    1. Tetapkan tujuan (objektif) audit medis yang akan dilakukan.

    2. Tetapkan ruang lingkup audit medis yang akan dilakukan, antara lainmeliputi:

    a. Topik/Judul kasus yang akan dilakukan audit medis.

    b. Periode kasus misalnya 3 bulan yang lalu (retrospektif) atau 3

    bulan yang akan datang (prospektif) atau konkuren (cross

    sectional)atau sepanjang tahun.

    c. Tempat kasus misalkan ruang rawat inap atau rawat jalan atau,

    rawat intensif atau kamar operasi atau secara keseluruhan dari

  • 8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011

    8/18

    7

    mulai dari ruang emergensi/poliklinik sampai pasien

    pulang/meninggal (continuous of care) .

    3. Tetapkan tingkat audit medis: tingkat pertama SMF (First PartyMedical Audit) atau tingkat kedua Komite Medik (Second Party

    Medical Audit)

    4. Tetapkan standar pelayanan medis (SPM)/Panduan Praktik Klinis

    (PPK)/Clinical Pathways atau standar prosdur operasional (SPO)

    yang digunakan.

    5. Tetapkan format audit medis/manajemen yang digunakan.

    Contoh: (silahkan pilih tingkat audit tersebut dibawah dan alasannya)

    1. Akan dilakukan audit medis seluruh kasus apendiktomi sepanjang tahun

    2011 untuk mengetahui tingkat kepatuhan dokter dengan SPM/SPO di

    Instalasi Bedah Sentral.

    Tingkat audit tersebut dapat:

    a. Audit medis tingkat pertama oleh/di SMF Bedah (First Party

    Medical Audit) karena

    b. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Bedah Sentral

    (First Party Managerial Audit) karena .....................................................c. Audit medis tingkat kedua oleh/di Komite Medik (cq. Sub Komite

    Etik dan Mutu Profesi - Second Party Medical Audit) karena

    .

    2. Akan dilakukan audit medis seluruh kasus apendiktomi sepanjang tahun

    2011 untuk mengetahui response timedi Ruang Emergensi.

    Tingkat audit tersebut dapat:

    a. Audit medis tingkat pertama oleh/di SMF Bedah (First Party

    Medical Audit) karena

    b. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Emergensi

    (First Party Managerial Audit) karena .....................................................

    c. Audit medis tingkat kedua oleh/di Komite Medik (cq. Sub Komite

    Etik dan Mutu Profesi - Second Party Medical Audit)

    karena

  • 8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011

    9/18

    8

    3. Akan dilakukan audit medis seluruh kasus apendiktomi sepanjang tahun

    2011 untuk mengetahui penggunaan antibiotik profilaksis.

    Tingkat audit tersebut dapat:

    a. Audit medis tingkat pertama oleh/di SMF Bedah (First Party

    Medical Audit) karena

    b. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Farmasi (First

    Party Managerial Audit) karena .....................................................

    c. Audit medis tingkat kedua oleh/di Komite Medik (cq. Sub Komite

    Farmasi dan Terapi - Second Party Medical Audit)

    karena

    d. Audit medis tingkat kedua oleh/di Komite Medik (cq. Sub KomitePengendalian Infeksi - Second Party Medical Audit)

    karena

    e. Audit medis tingkat kedua oleh/di Komite Medik (cq. Sub Komite

    Etik dan Mutu - Second Party Medical Audit )

    karena

    4. Akan dilakukan audit medis seluruh kasus apendiktomi sepanjang tahun

    2011 untuk mengetahui infeksi luka operasi.

    Tingkat audit tersebut dapat:

    a. Audit medis tingkat pertama oleh/di SMF Bedah (First Party

    Medical Audit) karena

    b. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Bedah (First

    Party Managerial Audit) karena .....................................................

    c. Audit medis tingkat kedua oleh/di Komite Medik (cq. Sub Komite

    Etik dan Mutu - Second Party Medical Audit )

    karena

    d. Audit medis tingkat kedua oleh/di Komite Medik (cq. Sub Komite

    Pengendalian Infeksi - Second Party Medical Audit)

    karena

    5. Akan dilakukan audit medis seluruh kasus apendiktomi sepanjang tahun

    2011 untuk mengetahui tingkat ketepatan diagnosis dan indikasinya

    dengan hasil pemeriksaan patologi anatomi.

    Tingkat audit tersebut dapat:

  • 8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011

    10/18

    9

    a. Audit medis tingkat pertama oleh/di SMF Bedah (First Party

    Medical Audit) karena

    b. Audit medis tingkat pertama oleh/di SMF Patologi Anatomi (FirstParty Medical Audit) karena

    c. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Bedah (First

    Party Managerial Audit) karena .....................................................

    d. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Patologi (First

    Party Managerial Audit) karena .................................................................

    e. Audit medis tingkat kedua oleh/di Komite Medik (cq. Sub Komite

    Etik dan Mutui - Second Party Medical Audit) karena..

    6. Akan dilakukan audit medis seluruh kasus apendiktomi sepanjang tahun2011 untuk mengetahui tingkat pembatalan operasi karena:

    a. Belum ada izin operasi

    b. Belum ada izin anestesi

    c. Hasil pemeriksaan penunjang/laboratorium: belum/tidak ada

    d. Belum ada jawaban hasil konsultasi dari SMF .............................

    e. Ruang rawat Intensif belum ada/penuh

    f. Ada kontraindikasi yang tidak terkontrol

    g. Kamar operasi penuh karena.............................

    h. Operator tidak hadir/terlambat karena ...............................i. Dokter Anestesi tidak hadir/terlambat karena

    .......................................

    Tingkat audit tersebut dapat:

    a. Audit medis tingkat pertama oleh/di SMF Bedah (First Party

    Medical Audit) karena

    b. Audit medis tingkat pertama oleh/di SMF Anestesi (First Party

    Medical Audit) karena

    c. Audit medis tingkat pertama oleh/di SMF Penyakit Dalam (First

    Party Medical Audit) karena

    d. Audit medis tingkat pertama oleh/di SMF Jantung (First Party

    Medical Audit) karena

    e. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Rawat Inap

    (First Party Managerial Audit) karena .....................................................

    f. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Bedah (First

    Party Managerial Audit) karena .....................................................

  • 8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011

    11/18

    10

    g. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Laboratorium

    Klinik (First Party Managerial Audit) karena .........................................

    h. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Radiologi(First Party Managerial Audit) karena .....................................................

    i. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Transfusi

    Darah (First Party Managerial Audit) karena ........................................

    j. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Rwat Intensif

    (First Party Managerial Audit) karena ........................................

    k. Audit medis tingkat kedua oleh/di Komite Medik (cq. Sub Komite

    Etik dan Mutui - Second Party Medical Audit) karena..

    7. Akan dilakukan audit medis seluruh kasus apendiktomi sepanjangtahun 2011 untuk evaluasi kinerja individu dokter atau tim.

    8. Akan dilakukan audit medis seluruh kasus apendiktomi sepanjang tahun

    2011 untuk mengetahui utilisasi kamar operasi atau instumen

    9. Akan dilakukan audit medis kasus apendiktomi atas Tuan X pada

    tanggal .......... karena ada pengaduan

    10. dan sebagainya

  • 8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011

    12/18

    11

    Tabel 1: Jenis, Ruang Lingkup, Penanggung Jawab dan Kriteria/Indikator Mutu dalam Mekanisme Audit

    Jenis: Ruang

    Lingkup

    Penanggung Jawab Kriteria/Indikator Mutu

    Struktur ProsesOutcome

    Audit

    Pertama 1st

    Party Audit

    SMF Koordinator Etik dan Mutu SMF 1. Jadwal Audit

    SMF

    2. Format 1st PartyAudit

    Pelaksanaan

    Audit SMF

    Corrective and

    Preventive

    Action

    Audit Kedua

    2nd Party

    Audit

    Lintas SMF Tim Etik dan Mutu Komite Medik 1. Jadwal Audit

    Tim Etik dan

    Mutu Komite

    Medik

    2. Format 2nd Party

    Audit

    Pelaksanaan

    Tim Etik

    dan Mutu

    Komite

    Medik

    Kebijakan Klinis

    (Medical/clinical

    Policies)

    Audit Ketiga

    3rd Party

    Audit

    RSF Ketua Komite Medik,

    Ketua Komite Etik dan Hukum

    RSF, Direktur Pelayanan Medik

    RSF

    1. Jadwal Audit dan

    persiapan

    akreditasi

    2. Format

    Akreditasi

    3. Format Kasus(Pidana/Perdata)

    Pelaksanaan

    akreditasi

    Terakreditasi

    dengan nilai

    maksimum

  • 8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011

    13/18

    12

    Proses Audit Medik

    1. Salah satu upaya dalam rangka meningkatkan mutu profesi

    berkesinambungan berdasarkan Evidence based Medicine ( EBM )

    dan Evidence based Health Care ( EBHC ).

    2. Ruang lingkup : profesi medis

    3. Bentuk :

    a. Tingkat SMF First Party Audit ( Self Assessment )

    . minggu / kali

    Dipimpin : Koordinator Etik dan Mutu SMF

    Sekretaris : Koordinator Pelayanan Medik dan Diklit SMF

    Penyaji : dokter yang memegang kasus

    Peserta : seluruh staf medis SMF

    Hasil : - alternatif pemecahan masalah

    - salinan dikirim ke Komite Medik

    b. Tingkat Komite Medik Second Party Audit

    Sebulan / kali atau bila ada hal yang mendesak

    Dipimpin : Ketua Komite Medik

    Moderator : Ketua Sub Komite Etik dan Mutu Komite Medik

    Sekretaris : Sekretaris Komite Medik dan Sekretaris Sub

    Komite Etik dan Mutu

    Penyaji : dokter pemegang kasus dan Ketua SMF

    bersangkutan.

    Peserta : - Seluruh Ketua SMF dan staf medis

    - Direksi- Manager Intalasi terkait.

    Hasil : penyelesaian kasus

  • 8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011

    14/18

    13

    Mekanisme :

    1. Ketua Komite Medik dan Ketua Sub Komite Etik dan Mutu memilih danmenetapkan kasus berdasarkan data / kasus ( < 2 hari )

    2. Ketua Komite Medik menetapkan tanggal pelaksanaan diskusi tingkat

    Komite dan membuat surat undangan ( < 2 hari )

    3. Ketua Komite Medik menginformasikan secara tertulis kepada Ketua

    SMF kasus terkait (< 2 hari ) untuk membahas kasus tersebut pada

    tingkat SMF (proses sesuai dengan Sistem SMF masing masing) dan

    mempersiapkannya untuk pembahasan tingkat Komite Medik (< 2

    minggu sejak surat Ketua Komite Medik diterima )

    4. Ketua SMF menyerahkan berkas / formulir kepada Ketua KomiteMedik 4 hari sebelum diskusi tingkat Komite Medik.

    5. Tingkat Komite Medik :

    Pembukaan oleh Ketua Komite Medik ( 5 menit )

    Diskusi : moderator Ketua Tim Etik dan Mutu Komite Medik

    Penyajian kasus : 15 menit

    Diskusi : ( 20 menit )

    Kesimpulan : ( 5 menit )

    Penutup : Ketua Komite Medik ( 5 menit ) dan Direktur ( 5 menit )

    6. Resume dan laporan tertulis : Sekretaris Komite Medik

    Informasi kasus/data dapat dari:1. Jajaran Direktur Pelayanan Medik RSF

    2. Komite Etik dan Hukum RSF3. Sub Komite Etik dan Mutu Komite Medik4. Tim Rekam Medis Komite Medik5. Manajer Instalasi6. Ketua SMF

  • 8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011

    15/18

    14

    Formulir 1

    1ST PARTY MEDICAL AUDITSMF : ..

    Tanggal : ..

    Waktu : Pukul .. sampai pukul ..

    Yang hadir : .. orang ( daftar hadir terlampir )

    Kasus :

    Identitas pasien : ..

    No. RM : ...

    Kronologis : ..

    ....

    ..

    ..

    ..

    Masalah : ..

    ..

    ..

    ..

    Evaluasi

    No SesuaiTidak

    SesuaiKeterangan

    1. Pelaksanaan SPM/SOP/CP kasus

    tsb

    SPM/PPK/SOP/CP

    ada / tidak ada

    2. Diagnosis Kerja

    3. Rencana tindakan ( penunjang )

    4. Diagnosis pasti

    5. Terapi

    Keterangan: SPM = standar/Pedoman Pelayanan Medis, SPO= standar prosedur operasional, CP= clinical pathways

    Kesimpulan :

    Saran :

  • 8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011

    16/18

    15

    Formulir 2

    IST PARTY MANAGERIAL AUDIT

    Instalasi : ..

    Tanggal : ..

    Waktu : Pukul .. sampai pukul ..

    Yang hadir : .. orang ( daftar hadir terlampir )

    Kasus :

    Identitas pasien : ..

    No. RM : ...

    Kronologis : ....

    ..

    ..

    ..

    ..

    Masalah : ..

    ..

    ..

    ..Evaluasi

    NO URAIANPETUGAS

    PJ / PELAKSANA

    WAKTUKET

    Tgl Jam

    1. Ekspedisi

    - Pasien

    - Berkas Rekam

    Medis

    - .

    - .

    - .2. Penatalaksanaan di

    ruang pelayanan :

    -

    -

    Kesimpulan :

    Saran :

  • 8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011

    17/18

    16

    2nd PARTY AUDIT

    TANGGAL :

    I. IDENTITAS KASUS

    - Diagnosis Kasus : .

    - Nama : .

    - Umur : .

    - Jenis kelamin : .

    - No. RM : .

    II. PEMBAHASAN

    DIAGNOSIS

    URAIAN MASALAH SOP/PPK/CP/SPM

    PENATALAKSANAAN

    URAIAN MASALAH SOP/PPK/CP/SPM

    III. KESIMPULAN :..

    IV. SARAN SARAN :..

    Mengetahui, Jakarta,

    Ketua Komite Medik Notulis

    ( ) ( )

  • 8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011

    18/18

    17

    Terima Kasih, semoga bermafaat.

    Jakarta, 18-19 Juli 2011

    Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA

    Ketua Komite Medik

    RSUP Fatmawati Jakarta.