doc.bhs.indonesia-MENENTUKAN KALIMAT KRITIK SASTRA
-
Upload
tito-succes-panjaitan -
Category
Documents
-
view
1.202 -
download
1
Transcript of doc.bhs.indonesia-MENENTUKAN KALIMAT KRITIK SASTRA
Menentukan kalimat kritik sastra.
1. Kata Bayan, “Adalah konon seorang perempuan terlalu baik parasnya. Maka ia nikah dengan seorang laki-laki terlalu amat cembruan; selama ia duduk dengan istrinya itu, jangankan ia pergi berniaga, berjalan jauhpun ia tidak pernah. Hatta, beberapa lamanya maka segala harta yang dibawanya pun habislah. Maka kata perempuan itu, “Hai, tuan Hamba! Betapa hal kita ini? Tiada lagi yang dimakan, baiklah Tuan pergi berlayar mencari makanan! Apakah kesudahanya demikian ini? Maka sahut suaminya, “Tiada aku mau bercerai dengan Tuan dan tiada aku percaya akan dikau kalau-kalau peninggalku ini dikau berbuat jahat.
Nilai moral yang terkandung dalam kutipan tersebut adalah ….A. Istri yang berperilaku berpura-pura memperhatinkan suaminya dan
selalu setia mendampingi suami-suaminya.B. Suami yang bertingkah laku berlebihan menuntut istrinya agar selalu
patuh dan setia mendampinginya.C. Perilaku seorang suami yang tidak percaya akan kesetian isrtinya karena
cemburu yang berlebihan.D. Perbuatan suami yang semena-mena mengekang istrinya karena
menyesali perkawinan yang telah mereka lakukan.E. Seorang istri yang selalu setia mendampingi suaminya dan rela hidup
dalam kesederhanaan asal berdekatan selalu.
JAWABAN: C
2. Pak kepala kanwil berkata dengan pelan dan pasti, namun cukup menusuk perasaan Setyani. Sosok pemimpin yang tegas dan kaku menurut setyani itu, berulang kali mengucapkan kata-kata mutiara yang menyebalkan. Hati Setyani berletupan. “Ya, Bapak tidak mengalami sth, coba kalau istri Bapak yang harus memilih ultimatum itu. Bagaiman sikap Bapak? Bagimana perasaan Bapak? Memang benar sebagai seorang pemimpin Bapak
bersikap tegas. Tetapi, apakah tidak ada penimbangan lain yang bersifat lebih manusiawi. Mengapa Bapak tidak menelusuri, mengapa suamimu pindah? Apa alasan pindah tugas? Bapak hanya menyapu rata. Bapak hanya menyapu bersih, mengambil permukaannya saja, tanpa” mengikut sertakan perasaan. Yang ini telah dilupakan Bapak. Bukankah Bapak juga sebagai kepala rumah tangga yang dalam kesehariannya juga dikelilingi oleh anak dan istri yang setia? Di kantor memang Bapak pemimpin yang wibawa dan tegas. Tetapi, apakah salah jika dalam mengambil keputusan dan mengeluarkan dogma, Bapak mengikutsertakan sisi lain sebagai pertimbangan, yaitu nurani dan kemanusiaan misalnya. Semua permasalahan toh ada solusinya.
Nilai moral yang terkandung dalam penggalan cerpen tersebut adalah ….A. Pemimpin yang baik mengambil keputusan secara tegas dan
mempertimbangkan kemanusiaan.B. Sikap tegas dan wibawa pemimpin kepada bawahannya tanpa pilih kasih
atau adil.C. Kesulitan seseorang dalam mengambil keputusan yang terbaik karena
mempertimbangkan keadilan.D. Kepedulian pemimpin terhadap masalah tugas dan keluarga yang kedua
hal tersebut sama beratnya.E. Risiko seorang pegawai dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai
anak buah.
JAWABAN: A
3. Syahdan, maka adalah raja di dalam negeri itu telah kembali ke rahmatullah. Maka ia pun tiada beranak seorang jua pun. Maka ia pun tiada beranak seorang jua pun. Maka segala menteri dan hulubalangnya dan orang-orang besar dan orang-orang membicarakan, siapa juga yang patut dijadikan raja menggantikan raja yang telah kembali ke rahmatullah itu. Maka di dalam antara menteri yang tua dari pada tuan hamba sekalian itu. Maka ia pun berkata, katanya: “Adapun hamba ini tua dari pada tuan
hamba sekalian itu. Jikalau ada gerangan bicara, mengapa segala saudaraku ini tiada hendak berkata?”
Nilai sosial yang terdapat pada kutipan tersebut adalah ….
A. Setiap negara memiliki seorang pemimpin yang dipilih rakyat.B. Memberi kesempatan berbicara kepada semua yang hadir dalam
musyawarah.C. Kepemimpinan yang dialihkan kepada perdana menteri oleh raja yang
berkuasa.D. Orang tua lebih berpengalaman dari pada orang muda dalam berbagai
hal.E. Bermusyawarah untuk memberi kesempatan berbicara kepada yang
berwenang.
JAWABAN: B
4. (1)Sepeninggal kedua orang tuanya anak itu sering terlihat duduk termenung di pinggir sungai sambil memandang ke arah riak air. (2) Benar saja seperti yang dikatakan oleh orang tuanya. (3) Pada suatu hari yang panas, hujan turun rintik-rintik dan ada pelangi. (4) Terlihat air di sungai berubah menjadi putih seperti air susu. (5) Itulah tanda bahwa kedua orang tuanya telah menang dalam perkelahian maut dengan naga putih. (6) Namun, anak itu tak dapat hidup sendiri tanpa orang tuanya. (7) oleh karena itu ia tetap duduk termenung sampai akhir hayatnya.
Nilai moral yang terkandung dalam kutipan karya sastra di atas adalah ….
A. Seorang anak yang merasa bahagia atas kemenangan kedua orang tuanya.
B. Seorang anak yang sering duduk termenung di pinggir sungai sambil memandang kearah air sungai.
C. Seorang anak yang setia menunggu kedatangan orang tua sampai akhir hayat.
D. Seorang anak yang selalu patuh dan menurut nasihat orang tua.E. Seorang anak yang senang melihat air sungai berwarna putih seperti
susu.
JAWABAN: C
5. Sebermula maka Sri Rama dan laksanapun pergilah mencari Sita Dewi. Maka ia pun berjalan di dalam hutan rimba belantara. Beberapa lamanya berjalan, mereka itu tiada bertemu tempat menanyakan waktu Sita Dewi. Maka dilihatnya ada seekor burung