file · Web viewDari masalah arus listrik, ... Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik...

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian energi listrik dewasa ini sudah sangat luas, bahkan manusia sangat sulit melepaskan diri dari kebutuhan dengan energi listrik. Andaikata tidak ada listrik, itu berarti tidak ada televisi, lampu penerangan, tidak ada lampu lalu lintas, dan lain-lain. Sebaliknya, dengan listrik kehidupan manusia menjadi sangat menyenangkan. Televisi, lampu penerangan, lampu lalu lintas, semua menggunakan listrik. Jadi, listrik dapat dikatakan sebagai suatu bentuk hasil teknologi yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Semakin lama tidak ada satupun alat kebutuhan manusia yang tidak membutuhkan listrik. Karena semua ini manusia tiap hari selalu berfikir bagaimana menciptakan dan menggunakan energi listrik secara efektif dan efesien. Melalui makalah ini, diharapkan nantinya kita sebagai pendidik dapat memberikan penjelasan kepada peserta didik untuk memahami konsep dasar tentang kelistrikan. Dari masalah arus listrik, sampai pada pemanfaatan energi listrik dalam kehidupan sehari-hari, serta mengenai penghematan energi listrik.

Transcript of file · Web viewDari masalah arus listrik, ... Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik...

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemakaian energi listrik dewasa ini sudah sangat luas, bahkan manusia sangat sulit

melepaskan diri dari kebutuhan dengan energi listrik. Andaikata tidak ada listrik, itu berarti tidak

ada televisi, lampu penerangan, tidak ada lampu lalu lintas, dan lain-lain. Sebaliknya, dengan

listrik kehidupan manusia menjadi sangat menyenangkan. Televisi, lampu penerangan, lampu

lalu lintas, semua menggunakan listrik. Jadi, listrik dapat dikatakan sebagai suatu bentuk hasil

teknologi yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Semakin lama tidak ada satupun alat

kebutuhan manusia yang tidak membutuhkan listrik. Karena semua ini manusia tiap hari selalu

berfikir bagaimana menciptakan dan menggunakan energi listrik secara efektif dan efesien.

Melalui makalah ini, diharapkan nantinya kita sebagai pendidik dapat memberikan

penjelasan kepada peserta didik untuk memahami konsep dasar tentang kelistrikan. Dari masalah

arus listrik, sampai pada pemanfaatan energi listrik dalam kehidupan sehari-hari, serta mengenai

penghematan energi listrik.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1.    Apa pengertian dari kelistrikan, arus listrik, hambatan dan tegangan listrik?

2.    Apa saja sumber energi listrik?

3.    Apa yang dimaksud dengan konduktor dan isolator listrik?

4.    Apa saja perubahan dari energi listrik itu?

5.    Bagaimana pemanfaatan listrik pada lampu lalu lintas?

6.    Bagaimana cara untuk berhemat listrik dalam kehidupan sehari-hari?

1.3  Tujuan Makalah

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.    Untuk mengetahui pengertian dari kelistrikan, arus listrik, hambatan dan tegangan listrik serta

hubungan diantaranya.

2.    Untuk mengetahui berbagai sumber energi listrik dalam kehidupan sehari-hari.

3.    Untuk mengetahui benda-benda yang termasuk dalam konduktor dan isolator listrik.

4.    Untuk mengetahui jenis-jenis perubahan listrik yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan.

5.    Untuk mengetahui pemanfaatan listrik pada lampu lalu lintas.

6.    Mengetahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk berhemat listrik.

1.4  Manfaat Penyusunan Makalah

Penulisan ini berguna untuk kepentingan pendidikan khusunya pendidikan sains, selain itu juga

berguna sebagai:

1.      Proes pembelajaran sains fisika

2.      Menginformasikan kepada pembaca untuk lenih mengetahui tentang listrik dinamis.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Teoritis

Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Listrik dapat juga

diartikan sebagai kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton, yang

menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya. Pada dasarnya sebuah rangkaian

listrik terjadi ketika sebuah penghantar mampu dialiri electron bebas secara terus menerus.

Aliran yang terus-menerus ini yang disebut dengan arus, dan sering juga disebut dengan aliran,

sama halnya dengan air yang mengalir pada sebuah pipa. Tenaga (the force) yang mendorong

electron agar bisa mengalir dalam sebauh rangkaian dinamakan tegangan. Tegangan adalah

sebenarnya nilai dari potensial energi antara dua titik. Ketika kita berbicara mengenai jumlah

tegangan pada sebuah rangkaian, maka kita akan ditujukan pada berapa besar energi potensial

yang ada untuk menggerakkan electron pada titik satu dengan titik yang lainnya. Tanpa kedua

titik tersebut istilah dari tegangan tersebut tidak ada artinya.

Elektron bebas cenderung bergerak melewati konduktor dengan beberapa derajat

pergesekan, atau bergerak berlawanan. Gerak berlawanan ini yang biasanya disebut dengan

hambatan. Besarnya arus di dalam rangkaian adalah jumlah dari energi yang ada untuk

mendorong electron, dan juga jumlah dari hambatan dalam sebuah rangkaian untuk menghambat

lajunya arus. Sama halnya dengan tegangan hambatan ada jumlah relative antara dua titik. Dalam

hal ini, banyaknya tegangan dan hambatan sering digunakan untuk menyatakan antara atau

melewati titik pada suatu titik

Sehingga bisa disimpulkan bahwa di dalam listrik dikenal adanya arus listrik yaitu

banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan listrik bisa mengalir melalui

kabel atau penghantar listrik lainnya. Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari

saluran positif ke saluran negatif.

Satuan SI untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere didefinisikan

sebagai arus konstan yang bila dipertahankan akan menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7

Newton/meter di antara dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat

diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara.

Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen

elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Di mana V adalah tegangan dan I adalah arus. Satuan SI untuk Hambatan adalah Ohm (R).

Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensi listrik antara dua

titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi

potensial sebuah medan listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik.

Tergantung pada perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra

rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi.

V= I .R

Satuan SI untuk Tegangan adalah volt (V).

Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami cabang-cabang. Ketika arus listrik melalui

percabangan tersebut, arus listrik terbagi pada setiap percabangan dan besarnya tergantung ada

tidaknya hambatan pada cabang tersebut. Bila hambatan pada cabang tersebut besar maka

akibatnya arus listrik yang melalui cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya bila pada

cabang hambatannya kecil, maka arus listrik yang melalui cabang tersebut arus listriknya besar.

Hukum I Kirchoff berbunyi:

Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik

yang keluar dari titik simpul tersebut.

Hukum I Kirchhoff tersebut sebenarnya tidak lain sebutannya dengan hukum kekekalan

muatan listrik.

Hukum I Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai:

Hukum II Kirchoff

Pemakaian Hukum II Kirchhoff pada rangkaian tertutup yaitu karena ada rangkaian yang

tidak dapat disederhanakan menggunakan kombinasi seri dan paralel.

Umumnya ini terjadi jika dua atau lebih ggl di dalam rangkaian yang dihubungkan

dengan cara rumit sehingga penyederhanaan rangkaian seperti ini memerlukan teknik khusus

untuk dapat menjelaskan atau mengoperasikan rangkaian tersebut. Jadi Hukum II Kirchhoff

merupakan solusi bagi rangkaian-rangkaian tersebut yang berbunyi:

Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan penurunan

tegangan (IR) sama dengan nol.

2.2 Pembahasan

2.2.1 Sumber-sumber Energi Listrik

Sumber energi listrik adalah benda yang dapat menimbulkan arus listrik. Sumber energi

listrik ada yang kecil dan ada yang besar. Beberapa contoh sumber energi listrik adalah:

1.    Baterai

Baterai mudah diperoleh di warung-warung, toko atau supermarket. Pada bungkus baterai

biasanya tertulis 1,5 V 1 A, tulisan itu berarti baterai tersebut mempunyai tegangan 1,5 volt dan

arus listrik 1 ampere.

Pelopor pembuatan baterai sebagai sumber energi listrik adalah seorang fisikawan Italia

bernama Alesandro Volta. Pada tahun 1800, Alesandro Volta membuat suatu elemen yang terdiri

dari lempeng seng, lempeng tembaga, dan larutan asam sulfat. Elemen tersebut diberi nama

elemen volta. Elemen volta disempurnakan lagi oleh seorang kimiawan Perancis bernama

Georges Leclanche. Pada tahun 1860an Goerges membuat rancangan elemen dari seng, karbon

dan larutan yang dibuat dari campuran salamoniak dan seng klorida berbentuk pasta.  Elemen

leclanche mirip dengan baterai yang kita kenal sekarang.

2.    Aki (akumulator)

Aki terbuat dari plastik tebal dan kuat. Di dalam aki terdapat dua lempeng timbal yang

berfungsi sebagai kutub positif (+) dan kutub negatif (-). Aki juga berisi zat kimia berupa cairan

sehingga aki disebut elemen basah. Aki tidak dapat dipakai sebagai sumber energi terus-

menerus. Oleh karena itu, aki harus di isi kembali, kadang-kadang aki juga perlu ditambah air

murni.

Aki banyak dipakai sebagai sumber energi listrik pada kendaraan bermotor. Aki dipakai

untuk menyalakan lampu, klakson dan menghidupkan mesin. Ada beberapa macam ukuran aki

misalnya 6V, 12V dan 50V. Ukuran aki ini menunjukkan besarnya tegangan listrik yang dimiliki

oleh aki tersebut.

3.    Generator

Umumnya listrik diperoleh dari mengubah energi kinetik melalui generator menjadi

listrik. Generator adalah sumber energi listrik yang lebih besar dibanding dinamo. Generator

dipakai pada pusat pembangkit listrik sebagai sumber energi, generator dihubungkan dengan

turbin. Turbin adalah roda besar yang berputar cepat sekali.

Energi kinetik untuk menggerakkan generator bisa diperoleh dari uap yang dihasilkan

dari pembakaran sumber energi fosil, seperti minyak, batubara dan gas atau bisa juga dari aliran

air atau dari aliran udara. Intinya adalah energi listrik dihasilkan dari pengubahan sumber energi

lain.

Sumber-sumber energi untuk listrik memiliki kelebihan dan kekurangan. Sumber energi

fosil mudah diperoleh namun bersifat polutif dan cadangannya terbatas. Sementara sumber

energi aliran air atau angin relatif bersih, tak terbatas (renewable) namun tidak selalu ada.

Adapun rangkaian hambatan Listrik, sebagai berikut :

         Rangkaian Listrik Sederhana

Rangkaian listrik merupakan suatu lintasan yang dapat diairi oleh muatan listrik (arus). Suatu

rangkaian listrik umumnya terdiri dari banyak komponen listrik. Komponen-komponen listrik

tersebut terdiri dari komponen pen-supply energi listrik (seperti batterai) dan komponen

pengguna energi listrik (seperti bola lampu –resistor). Arus listrik akan mengalir dalam suatu

rangkaian yang setidaknya :

1.  memiliki sumber tegangan untuk membuat arus mengalir,

2.  memiliki komponen pengguna energi yang di-supply sumber tegangan, dan

3.  merupakan rangkaian tertutup.

Gambar di atas merupakan contoh untuk sebuah rangkaian listrik sederhana. Pada gambar

tersebut komponen pen-supply energi adalah baterai, sementara bola lampu bertindak sebagai

komponen pengguna energi, dan rangkaian tersebut tertutup, sehingga arus dapat mengalir.

Pertanyaannya, apakah bila tidak ada bola lampu arus tidak akan mengalir? Dalam syarat yang

ke-2 dikatakan harus terdapat suatu komponen yang menggunakan energi listrik yang disokong

oleh sumber tegangan. Hal tersebut dikarenakan agar kedua ujung penghantar listrik memiliki

potensial yang berbeda sehingga arus dapat terus mengalir. Namun, tanpa bola lampu pun arus

listrik dapat mengalir, karena dalam penghantar listrik pun memiliki hambatan. Sehingga

sebenarnya kawat penghantar pun bertindak sebagai komponen pengguna energi listrik.

         Rangkaian Hambatan Seri

Komponen-komponen listrik dinyatakan dirangkai secara seri pada saat komponen-komponen

tersebut dihubungkan secara berturutan dalam satu jalur rangkaian. Karakteristik dari rangkaian

seri yaitu :

1. Arus listrik hanya memiliki satu jalur untuk mengalir. Hal ini berarti arus listrik yang

mengalir pada tiap komponen listrik dalam rangkaian seri memiliki besar yang sama.

2. Arus listrik yang mengalir dihambat oleh hambatan pertama, setelah melewati hambatan

pertama, arus yang sama dihambat oleh hambatan kedua, hambatan ketiga, dan

seterusnya. Sehingga Hambatan total pada rangkaian seri merupakan jumlah dari tiap

hambatan sepanjang rangkaian listrik.

3. Energi listrik yang diberikan sumber tegangan untuk membuat arus mengalir, didisipasi

oleh tiap hambatan pada rangkaian. Hal ini berarti jumlah tegangan pada tiap komponen

listrik pada rangkaian seri sama dengan tegangan pada sumber tegangan.

4. Karena hambatan total pada rangkaian seri merupakan jumlah dari tiap hambatan pada

rangkaian, maka rangkaian seri biasanya ditujukan untuk memperbesar hambatan pada

rangkaian.

         Rangkaian Hambatan Paralel

Apabila komponen-komponen listrik dihubungkan pada dua titik yang sama dalam rangkaian

listrik, maka dapat dinyatakan bahwa komponen-komponen listrik tersebut dirangkai secara

paralel. Karakteristik dari rangkaian paralel yaitu :

1. Tiap komponen terhubung pada dua titik yang sama dalam rangkaian. Sehingga tegangan

tiap hambatan memiliki besar yang sama.

2. Arus total dalam rangkaian terbagi pada cabang-cabang paralel dengan jumlah arus yang

mengalir pada tiap cabang sama dengan arus total pada rangkaian.

3. Tegangan pada hambatan dalam tiap cabang paralel besarnya sama, namun arus yang

mengalir pada tiap cabang berbeda. Sehingga besarnya arus pada tiap cabang berbanding

terbalik dengan besarnya hambatan pada cabang tersebut.

4. Penambahan jumlah cabang paralel menyebabkan hambatan total semakin kecil, sehingga

rangkaian paralel ditujukan untuk memperkecil hambatan.

2.2.2 Konduktor dan Isolator Listrik

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan alat-alat yang terbuat dari kertas,

plastik, karet, lilin, kayu, alumunium, bahkan bahan yang terbuat dari besi dan baja. Ada benda

yang bersifat konduktor dan ada pula yang bersifat isolator. Benda-benda yang termasuk

konduktor misalnya: aluminium, besi, dan baja. Sedangkan benda-benda yang termasuk isolator

misalnya: kertas, plastik, karet, lilin, dan kayu. Memasak air akan lebih cepat mendidih bila

menggunakan alat/ wadah yang terbuat dari logam, karena logam merupakan penghantar panas

(konduktor) yang baik. Bandingkan jika menggunakan alat/ wadah yang terbuat dari tanah liat.

Begitu pula tangkai atau pegangan alat masak atau alat penggorengan, biasanya menggunakan

kayu atau karet. Sebab, kayu dan karet merupakan benda penyekat panas (isolator) yang baik

atau penghantar panas yang kurang baik.

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa:

1.    Konduktor adalah bahan-bahan yang mudah mengalirkan arus listrik jika dihubungkan dengan

sumber tegangan. Misalnya: tembaga, besi, emas, dll.

Dari bahan - bahan yang paling bagus untuk mengalirkan arus listrik adalah emas.

Karena pada bahan konduktor mempunyai banyak sekali elektron bebas, dan yang paling banyak

elektron bebasnya adalah emas.

2.    Isolator adalah bahan - bahan yang akan menghambat arus listrik bila dihubungkan dengan

sumber tegangan. Misalnya: gelas, kaca, karet, kayu, dll.

Kenapa tidak dapat menghantarkan arus listrik? Karena dalam bahan yang bersifat isolator

seluruh lintasan elektronnya memiliki ikatan yang kuat dengan intinya atau dengan kata lain

pada bahan isolator tidak mempunyai elektron bebas walau diberi tegangan listrik.

Selain benda-benda konduktor dan isolator juga dikenal bahan-bahan yang bersifat

semikonduktor, yaitu bahan - bahan yang pada kondisi tertentu akan bersifat sebagai isolator dan

pada kondisi lain akan bersifat sebagai konduktor. Misalnya: germaniun, silicon, dll.

 Kapan bahan - bahan semikonduktor dapat bersifat isolator dan bersifat konduktor?

Bahan-bahan tersebut akan bersifat isolator jika dalam temperatur yang rendah. Dan bahan-

bahan tersebut akan bersifat konduktor jika ada dalam temperatur tinggi. Mengapa demikian?

Karena dalam temperatur rendah seluruh lintasan elektron terisi penuh oleh elektron, dan ketika

dalam temperatur tinggi karena pada temperatur yang tinggi akan ada ikatan - ikatan yang pecah

sehingga menyebabkan adanya elektron - elektron bebas.

2.2.3 Bentuk perubahan Energi listrik

Saat ini kita sudah memanfaatkan berbagai energi listrik untuk keperluan sehari-hari.

Pemanfaatan listrik tersebut ditandai dengan adanya perubahan energi listrik.

1.    Energi Listrik Menjadi Energi Panas

Energi listrik dapat diubah menjadi energi panas atau kalor. Berbagai alat yang dapat

merubah energi listrik menjadi energi panas, misalnya: pemanas, solder, setrika, dan kompor

listrik. Alat yang mengubah energi listrik menjadi energi panas dilengkapi dengan elemen

pemanas. listrik yang mengalir melalaui elemen pemanas diubah menjadi energi panas. Elemen

pemanas terbuat dari bahan yang mempunyai tahanan tinggi, sehingga listrik yang mengalir

melalui bahan tersebut berubah menjadi panas.

Bagian-bagian utama setrika listrik adalah sebagai berikut:

a.    elemen pemanas (elemen inilah yang mengubah energi listrik menjade energi panas);

b.    pemegang setrika, terbuat dari bahan isolator.

c.kabel penghubung;

d.   logam besi/ baja.

2.    Energi Listrik Menjadi Energi Gerak

Energi listrik dapat diubah menjadi energi gerak, misalnya pada: kipas angin, bor listrik,

mixer, dan blender.

3.    Energi Listrik Menjadi Energi Bunyi

Energi listrik dapat diubah menjadi energi bunyi dengan menggunakan alat yang

dirancang sedemikian rupa, misalnya pengeras suara. Di dalam pengeras suara, gerakan listrik

frekuensi audio diubah menjadi gelombang bunyi. Jadi, pengeras suara merubah energi listrik

menjadi energi bunyi.

Cara kerja pengeras suara

Mikrofon mengubah energi bunyi menjadi getaran listrik audio. Di dalam amplifier

terjadi peningkatan suara yang lebih keras. Speaker mengubah energi listrik frekuensi audio

menjadi bunyi (suara asli manusia).

Di dalam kehidupan sehari-hari, perubahan energi listrik menjadi energi lain bermanfaat,

misalnya radio. Radio dapat kita gunakan untuk mendapatkan berbagai informasi, hiburan, dan

lain-lain. Begitu juga dengan kipas angin yang dapat dipakai dalam suasana yang panas atau

kegerahan sehingga menghasilkan angin buatan dan dapat mengurangi kegerahan.

4.    Energi Listrik Menjadi Energi Cahaya

Energi listrik juga dapat berubah menjadi energi cahaya contohnya adalah lampu pijar dan lampu

TL.

Bagian-bagian utama lampu pijar adalah sebagai berikut:

a.    elemen pemanas, berupa filamen tungsten atau wolfram

b.    gas argon dan nitrogen.

Elemen pemanas mudah sekali terbakar. Untuk mengatasinya, bola lampu diisi dengan

gas argon dan nitrogen. yaitu gas yang tidak bereaksi dengan logam sehingga filamen tidak

terbakar. Ketika dialiri arus listrik, filamen dapat berpijar sampai suhu 1.000 . Pijaran filamen

inilah yang menghasilkan panas dan cahaya.

Sedangkan untuk lampu TL

Bagian utama lampu neon adalah tabung kaca hampa udara yang diisi dengan uap raksa. Pada

kedua ujung tabung, terdapat dua elektrode. Jika pada kedua elektrode ini diberi tegangan, terjadi

aliran elektron. Aliran elektron ini menyebabkan uap raksa memancarkan sinar ultraviolet (tidak

tampak oleh mata). Karena dinding tabung bagian dalam dilapisi dengan zat yang dapat

berpendar maka ketika dinding tersebut terkena sinar ultraviolet akan memendarkan

(memancarkan) cahaya, cahaya inilah yang rnenerangi ruangan di sekitarnya.

2.2.4 Pemanfatan Energi Listrik Pada Lampu Lalu Lintas

Lampu lalu lintas adalah lampu yang mengendalikan arus lalu lintas yang terpasang di

persimpangan jalan, tempat penyeberangan pejalan kaki (zebra cross), dan tempat arus lalu lintas

lainnya. Lampu ini yang menandakan kapan kendaraan harus berjalan dan berhenti secara

bergantian dari berbagai arah. Pengaturan lalu lintas di persimpangan jalan dimaksudkan untuk

mengatur pergerakan kendaraan pada masing-masing kelompok pergerakan kendaraan agar

dapat bergerak secara bergantian sehingga tidak saling mengganggu antar arus yang ada.

Lampu lalu lintas telah diadopsi di hampir semua kota di dunia ini. Lampu ini

menggunakan warna yang diakui secara universal. Untuk menandakan berhenti adalah warna

merah, hati-hati yang ditandai dengan warna kuning, dan hijau yang berarti dapat berjalan.

a.    Jenis lampu lalu lintas

a.    Berdasarkan cakupannya

1)   Lampu lalu lintas terpisah, pengoperasian lampu lalu lintas yang pemasangannya didasarkan

pada suatu tempat persimpangan saja tanpa mempertimbangkan persimpangan lain.

2)   Lampu lalu lintas terkoordinasi, pengoperasian lampu lalu lintas yang pemasangannya

mempertimbangakan beberapa persimpangan yang terdapat pada arah tertentu.

3)   Lampu lalu lintas jaringan, pengoperasian lampu lalu lintas yang pemasangannya

mempertimbangkan beberapa persimpangan yang terdapat dalam suatu jaringan yang masih

dalam satu kawasan.

4)      Jenis lampu lalu lintas

1)   Fixed time traffic signal, lampu lalu lintas yang pengoperasiaannya menggunakan waktu yang

tepat dan tidak mengalami perubahan.

2)   Actuated traffic signal, lampu lalu lintas yang pengoperasiaannya dengan pengaturan waktu

tertentu dan mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan kedatangan kendaraan

dari berbagai persimpangan.

2.    Tujuan adanya lampu lalu lintas

a.    Menghindari hambatan karena adanya perbedaan arus jalan bagi pergerakan kendaraan.

b.    Memfasilitasi persimpangan antara jalan utama untuk kendaraan dan pejalan kaki dengan jalan

sekunder sehingga kelancaran arus lalu lintas dapat terjamin.

c.    Mengurangi tingkat kecelakaan yang diakibatkan oleh tabrakan karena perbedaan arus jalan.

3.    Variasi lampu lalu lintas

Lampu lalu lintas memiliki banyak variasi, tergantung dari budaya negara yang

menggunakannya dan kebutuhan khusus di perempatan tertentu. Contoh variasinya adalah lampu

lalu lintas khusus pejalan kaki, lampu lalu lintas untuk pengguna sepeda, bus, kereta, dan lain-

lain. Urutan lampu yang terpasang juga dapat berbeda-beda. Selain itu, ada banyak aturan dalam

pengaturan lampu lalu lintas. Semua variasi lampu lalu lintas ini bisa saja dioperasikan

bersamaan pada perempatan yang kompleks. Misalnya saja pada perempatan kompleks yang

ramai dilewati para pejalan kaki dan kendaraan roda empat. Di sisi lain, jika lampu pejalan kaki

berwarna hijau menyala, maka mobil harus berhenti, karena secara otomatis lampu lalu lintas

untuk kendaraan akan berwarna merah jika lampu pejalan kaki berwarna hijau.

4.    Sistem lampu lalu lintas

Sistem pengendalian lampu lalu lintas dikatakan baik jika lampu-lampu lalu lintas yang

terpasang dapat berjalan baik secara otomatis dan dapat menyesuaikan diri dengan kepadatan

lalu lintas pada tiap-tiap jalur. Sistem ini disebut sebagai actuated controller. Namun, para

akademisi Indonesia telah menemukan sistem baru untuk menjalankan lampu lalu lintas. Sistem

ini dikenal sebagai Logika fuzzy. Metode logika fuzzy digunakan untuk menentukan lamanya

waktu lampu lalu lintas menyala sesuai dengan volume kendaraan yang sedang mengantre pada

sebuah persimpangan. Hasil pengujian sistem logika fuzzy ini menunjukkan bahwa sistem lampu

dengan logika ini dapat menurunkan keterlambatan kendaraan sebesar 48,44% dan panjang

antrean kendaraan sebesar 56,24% jika dibandingkan dengan sistem lampu konvensional. Lampu

lalu lintas pada umumnya dioperasikan dengan menggunakan tenaga listrik. Namun, saat ini

sudah perkembangan teknologi lampu lalu lintas dengan tenaga matahari.

2.2.5 Cara Menghemat Energi Listrik

1.    Manfaatkan cahaya alami sebaik-baiknya untuk pencahayaan siang hari, gunakan lampu yang

efisien, gunakan armature yang merefleksikan cahaya sebanyak mungkin.

2.    Gunakan kondensator untuk lampu fluorescent (TL), hendaknya menggunakan warna yang lebih

muda/ terang untuk dinding ruangan dan langit-langit. Gunakan saklar yang lebih banyak untuk

memungkinkan pengaturan penyalaan sesuai dengan kebutuhan pemakai, gunakan saklar waktu

untuk mempermudah pengaturan penyalaan lampu taman/ halaman, teras, sudut atau koridor.

3.    Penerangan lampu jangan terlalu tinggi dan disesuaikan letaknya dengan objek atau tempat yang

harus diterangi.

4.    Padamkan lampu-lampu listrik apabila ruangan tidak dipakai.

5.    Penghematan energi sistem tata udara:

a.    Gunakan kapasitas AC yang tepat dan efisien.

b.    Matikan AC bila ruangan kosong dalam jangka waktu relatif lama.

c.    Gunakan alat pengatur waktu (timer) agar AC beroperasi hanya pada saat yang dibutuhkan.

Kontrol temperature dengan termostat.

d.   Gunakan gorden, krey ataupun awning pada bagian ruangan yang terkena sinar matahari

langsung.

6.    Penghematan energi pada pompa air:

a.    Gunakan bak penampungan air (menyimpan air di posisi atas).

b.    Gunakan pelampung air di penampungan.

c.    Gunakan air secara hemat dan cegah kebocoran air pada kran dan pipa.

d.   Sering terjadi pompa bekerja terus menerus, padahal tidak ada pemakaian. Penyebabnya adalah

sebagai berikut :

1)   Rele tekan (pressure switch) tidak bekerja.

2)   Instalasi pipa air di dalam bangunan ada  yang bocor.

3)   Kran air tidak ditutup sempurna atau rusak.

7.    Penghematan energi pada mesin cuci:

a.    Menggunakan mesin cuci sesuai dengan kapasitas.

b.    Kapasitas berlebih mengakibatkan perlambatan perputaran mesin dan menambah beban.

c.    Kapasitas yang kurang menyebabkan tidak efisien, karena mesin cuci tersebut menggunakan

energi yang sama.

d.   Gunakan pengering hanya pada cuaca mendung/ hujan. Bila cuaca cerah, sebaiknya

memanfaatkan sinar matahari

8.    Penghematan energi pada lemari es:

a.    Memilih lemari es dengan ukuran/ kapasitas yang sesuai.

b.    Pintu lemari es ketika menutup harus selalu tertutup rapat.

c.    Isi lemari es harus sesuai dengan kapasitas (jangan terlalu sesak).

d.   Tempatkan lemari es jauh dari sumber panas (kompor, sinar matahari langsung).

e.    Tempatkan lemari es min. 15 cm dari tembok, agar sirkulasi udara ke kondensor baik.

f.       Hindari penempatan bahan makanan/ minuman yang masih terlalu panas.

g.    Mengatur suhu lemari es sesuai kebutuhan. Karena semakin rendah temperatur, semakin banyak

energi listrik yang digunakan.

h.    Ganti karet isolasi pada pintu/ kabinet secepatnya apabila rusak.

i.        Membersihkan kondensor (terletak dibelakang lemari es) secara teratur dari debu dan kotoran,

agar proses pelepasan panas berjalan dengan baik.

j.        Mematikan lemari es bila tidak digunakan dalam waktu lama.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Listrik dapat juga

diartikan sebagai kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton, yang

menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya. Listrik adalah sumber energi yang

disalurkan melalui kabel. Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah

penghantar mampu dialiri electron bebas secara terus menerus.

Di dalam listrik dikenal adanya arus listrik yaitu banyaknya muatan listrik yang mengalir

tiap satuan waktu.

Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen

elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya.

Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensi listrik antara

dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt.

Sumber energi listrik adalah benda yang dapat menimbulkan arus listrik. Sumber energy

listrik ada yang kecil dan ada yang besar. Beberapa contoh sumber energi listrik adalah: baterai,

aki, dan generator.

3.2 Saran

Karena keterbatasan informasi dan pengetahuan tentang listrik dinamis dan

pemanfaatannya, ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman tentang pembuatan makalah ini.

Mengakibatkan terdapat sedikit kesulitan dalam pembuatan makalah ini. Tetapi, karena

keterbatasan itulah penulis termotivasi untuk menjadi lebih baik.

Maka dari itu penulis berharap agar lebih memahami tentang pembuatan makalah,

begitupun waktu yang dibutuhkan agar lebih diperpanjang lagi sehingga dihasilkan makalah

yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Darmojo, Hendro. 1991. PendidikanIPA 1. Jakarta: Depdikbud DirjenPendidikan Tinggi.

Panut. 2007. Dunia IPA 6B. Bogor: Yudhistira.

Syuri, Ita. 2005. Sains Aktif. Jakarta: Esis.

http://bali.pln.co.id/infolistrik_tips.asp diakses pada tanggal 24 Maret 2011 pukul 11.22.

http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/34/58/tips_hemat_listrik diakses pada tanggal 24 Maret 2011

pukul 11.51.

http://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_lalu_lintas diakses pada tanggal 24 Maret 2011 pukul 11.36.

http://www.alpensteel.com/article/51-113-energi-lain-lain/3177--hemat-energi-listrik-di-rumah-

tangga.html diakses pada tanggal 24 Maret 2011 pukul 11.30.

http://www.forplid.net/artikel/77-langkah-strategis-mengatasi-krisis-energi-listrik-.html diakses pada

tanggal 24 Maret 2011 pukul 11.41.

http://www.tsani-oke.co.cc/2011/02/pengertian-energi-listrik-definisi.html diakses pada tanggal 24

Maret 2011 pukul 10.15.