DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di...

155
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIS DAN KREATIVITAS SISWA (Studi Kasus Pembelajaran Fisika pada Topik Medan Magnetik Kelas XII Program Akselerasi SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama: Fisika Oleh: SIHANA S 830908140 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di...

Page 1: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN

MATEMATIS DAN KREATIVITAS

SISWA

(Studi Kasus Pembelajaran Fisika pada Topik Medan Magnetik Kelas XII Program Akselerasi SMA Negeri 1 Surakarta

Tahun Pelajaran 2009/2010)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama: Fisika

Oleh:

SIHANA S 830908140

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN

MATEMATIS DAN KREATIVITAS

SISWA

(Studi Kasus Pembelajaran Fisika pada Topik Medan Magnetik Kelas XII Program Akselerasi SMA Negeri 1 Surakarta

Tahun Pelajaran 2009/2010)

TESIS

Disusun Oleh:

SIHANA S 830908140

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing, Dewan Pembimbing: Jabatan N a m a Tanda Tangan Tanggal Pembimbing I : Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd ....................... ..................... NIP. 195201161980031001 Pembimbing II: Drs. Cari, MA, M.Sc, Ph.D ....................... ...................... NIP. 196103061985031002

Mengetahui,

Ketua Program Pendidikan Sains

Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd NIP. 195201161980031001

Page 3: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN

MATEMATIS DAN KREATIVITAS

SISWA

(Studi Kasus Pembelajaran Fisika pada Topik Medan Magnetik Kelas XII Program Akselerasi SMA Negeri 1 Surakarta

Tahun Pelajaran 2009/2010)

TESIS

Disusun Oleh:

SIHANA S 830908140

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda tangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. H. Ashadi ........................ ..................... Sekretaris Dra. Suparmi, M.A., Ph.D .......................... ......................

Anggota Penguji 1. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. .......................... ....................... 2. Drs. Cari, MA., M.Sc., Ph.D. .......................... .......................

Mengetahui

Direktur Ketua Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Sains

Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. NIP 19570820198503 1 004 NIP 19520116 198003 1 001

Page 4: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Sihana

NIM : S 830908140

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis saya berjudul: “PEMBELAJARAN

FISIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM POSING

DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIS DAN KREATIVITAS

SISWA”

(Studi Kasus Pembelajaran Fisika pada Topik Medan Magnetik Kelas XII Program

Akselerasi SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010), adalah benar-

benar karya sendiri. Hal- hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda

citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sangsi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh

tersebut.

Surakarta, 19 Agustus 2010

Yang membuat pernyataan

SIHANA

Page 5: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

dengan berkat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian tesis

ini. Usulan penelitian tesis ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan

untuk mencapai derajat Magister Pendidikan sains.

Dalam penyusunan usulan penelitian tesis ini, penulis banyak mendapatkan

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,

kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D, sebagai direktur Program Pascasarjana

UNS yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis dalam

menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Sains.

2. Bapak Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Sains Program Pascasarjana UNS dan juga sebagai pembimbing I

yang telah memberikan dorongan dan bimbingan sehingga selesainya usulan

penelitian tesis ini.

3. Bapak Drs. Cari, M.A, M.Sc, Ph.D, sebagai pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga dapat selesainya usulan

penelitian tesis ini.

4. Segenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi Pendidikan Sains

Program Pascsarjana UNS yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan

motivasi selama masa perkuliahan.

Page 6: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Bapak Drs.H.M. Thoyibun, S.H, M.M selaku Kepala SMA Negeri 1 Surakarta

yang telah banyak membantu dan memberi ijin tempat penelitian tesis kepada

penulis.

6. Semua rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains Program

Pascasarjana UNS yang telah banyak memberi bantuan, dorongan dan semangat

kepada penulis sehingga terselesainya penulisan tesis ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi

kesempurnaannya. Penulis berharap semoga penyusunan tesis ini berguna bagi

perkembangan pendidikan Fisika pada khususnya dan juga pendidikan pada

umumnya.

Surakarta, 19 Agustus 2010

Penulis

Page 7: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Ing Ngarsa Sung Tuladha

Ing Madya Mangun Karsa

Tut Wuri Handayani

(Ki Hajar Dewantara)

PERSEMBAHAN

TTeessiiss iinnii ddiippeerrsseemmbbaahhkkaann kkeeppaaddaa ::

1. Partataruna (Ayah kandungku)

2. Dian Herawati (Calon Istriku)

3. Satiti Widorini ( Almarhumah Istriku)

4. Hudan Pulung Hanasti (Putra kandungku I)

5. Ilham Pradipta Hanasti (Putra kandungku II)

Page 8: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

PERSETUJUAN TESIS ..................................................................................... ii

PENGESAHAN TESIS ...................................................................................... iii

PERNYATAAN ................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

ABSTRAK ......................................................................................................... xix

ABSTRACT .......................................................................................................... xx

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 7

D. Perumusan Masalah ......................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 9

F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 10

BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS ........ 12

A. Kajian Teori ...................................................................................... 12

Page 9: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Tinjauan Tentang Belajar ............................................................ 12

a. Pengertian belajar .................................................................. 12

b. Teori-teori Belajar ................................................................. 14

2. Metode Problem Solving ............................................................ 19

a. Pemahaman Masalah Secara Analitis ................................... 20

b. Penerapan Solusi dan RTL ................................................... 23

3. Metode Problem Posing.............................................................. 24

a. Problem Posing dalam Pembelajaran Fisika ........................ 25

b. Beberapa Petunjuk Pembelajaran dengan Problem Posing .. 26

4. Kemampuan Matematis .............................................................. 30

a. Aksiologi Matematika ........................................................... 30

b. Bagaimana Berpikir Logis Dan Matematis ........................... 31

c. Bagaimana Karakteristik Belajar Matematika ...................... 34

5. Kreativitas ................................................................................... 36

6. Hakekat Fisika............................................................................. 42

7. Prestasi Belajar Peserta Didik .................................................... 45

8. Materi Pembelajar Medan Magnet……. ..................................... …...48

B. Penelitian yang Relevan .................................................................... 60

C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 64

D. Hipotesis............................................................................................ 70

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 71

A. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 71

Page 10: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Populasi Penelitian ..................................................................... 71

2. Penarikan Sampel ........................................................................ 71

B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 71

C. Metode Penelitian ............................................................................. 73

D. Kesahihan Internal ............................................................................ 76

E. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian .......................................... 77

F. Instrumen Penelitian……………………………………………….. 78

G. Uji Coba Instrumen Penelitian .......................................................... 78

1. Uji Coba Tes Prestasi ................................................................. 79

a. Uji Validitas .......................................................................... 79

b. Uji Reliabilitas ....................................................................... 80

c. Indeks Kesukaran dan Indeks Diskriminasi .......................... 81

2. Uji Coba Kemampuan Matematis .............................................. 84

a. Uji Validitas………………………………………………. 84

b. Uji Reliabilitas…………………………………………… 84

c. Indeks Kesukaran dan Indeks Diskriminasi…………….. 86

3. Uji Coba Angket Kreativitas Siswa ........................................... 88

H. Teknik Analisis Data ......................................................................... 88

1. Uji Prasyarat Analisis.................................................................. 88

a. Uji normalitas……………………………………………… 88

b. Uji homogenitas…………………………………………… 89

2. Pengujian Hipotesis..................................................................... 90

a. Anava……………………………………………………… 90

Page 11: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Asumsi…………………………………………………. 90

2. Model…………………………………………………… 90

3. Hipotesis……………………………………………….. 91

4. Komputasi……………………………………………... 92

b. .. Uji Lanjut Anava……………………………………………… 97

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 100

A. Deskripsi Data ................................................................................. 100

1. Prestasi Belajar Fisika ................................................................ 100

2. Data Kemampuan Matematis Siswa .......................................... 102

3. Data Kreativitas Siswa ............................................................... 105

B. Pengujian Prasyarat Analisis ........................................................... 108

1. Uji Normalitas ............................................................................ 108

2. Uji Homogenitas ........................................................................ 109

C. Pengujian Hipotesi ........................................................................... 110

1. Analisis Variansi ........................................................................ 105

2. Uji Lanjut Analisis Variansi Tiga Jalan ..................................... 107

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ...................................................... 111

E. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 129

BAB V. KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI ..................................... 130

A. Kesimpulan ...................................................................................... 130

B. Implikasi .......................................................................................... 133

1. Implikasi Teoritis ....................................................................... 133

2. Implikasi Praktis ........................................................................ 133

Page 12: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Saran ................................................................................................ 134

1. Saran untuk para Guru ............................................................... 134

2. Saran untuk para Peneliti ........................................................... 134

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 136

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... 137

Page 13: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian .................................................................. 72

Tabel 3.2 Desain Faktorial .................................................................................. 74

Tabel 3.3 Indeks Kesukaran dan kualifikasinya ................................................ 82

Tabel 3.4 Distribusi Kesukaran Soal Tes Prestasi ............................................. 82

Tabel 3.5 Indeks Diskriminasi dan kualifikasinya ............................................. 83

Tabel 3.6. Distribusi daya beda soal tes prestasi ................................................ 83

Tabel 3.7 Indeks Kesukaran dan kualifikasinya ................................................ 86

Tabel 3.8 Distribusi tingkat kesukaran soal tes kemampuan matematis ............ 86

Tabel 3.9 Indeks Diskriminasi dan kualifikasinya ............................................. 87

Tabel 3.10 Distribusi daya beda soal tes kemampuan matematis ...................... 87

Tabel 3.11. Tata Letak Data ............................................................................... 92

Tabel 3.12. Jumlah Kuadrat AB ......................................................................... 92

Tabel 3.13. Jumlah Kuadrat AC ......................................................................... 93

Tabel 3.14. Jumlah Kuadrat BC ......................................................................... 93

Tabel 3.15. Rangkuman ABC ............................................................................ 93

Tabel 3.16. Rangkuman Anava .......................................................................... 96

Tabel 4.1 Deskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Fisika ...................................... 101

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Fisika

Pada Kelas yang menggunakan Metode Problem Solving ................ 101

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Fisika

Pada Kelas yang menggunakan Metode Problem Posing ................ 102

Page 14: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.4 Deskripsi Data Kemampuan Matematis Siswa .............................. 103

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kemampuan Matematis

pada Kelas yang menggunakan Metode Problem Solving ............... 103

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kemampuan Matematis

pada Kelas yang menggunakan Metode Problem Posing ................. 104

Tabel 4.7 Deskripsi Data Kreativitas Siswa ....................................................... 106

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kreativitas pada Kelas yang

menggunakan Metode Problem Solving ........................................... 106

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Kreativitas pada Kelas yang

menggunakan Metode Problem Posing ........................................... 107

Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Penelitian ............................. 108

Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas ................................................... 109

Tabel 4.12 Rangkuman ANAVA Tiga Jalan Prestasi Belajar Fisika ................ 110

Tabel 4.13 Rangkuman Anova Satu Jalan Prestasi Belajar Fisika

terhadap Kemampuan Matematis .................................................... 112

Tabel 4.14 Rangkuman Anova Satu Jalan Prestasi Belajar Fisika

terhadap Kreativitas Siswa ............................................................ 113

Tabel 4.15 Rangkuman Probabilistik Interaksi .................................................. 116

Tabel 4.16 Hasil Uji faktor Kreativitas terhadap Prestasi

Metode Problem Solving ................................................................ 123

Tabel 4.17 Hasil Uji faktor Kreativitas terhadap Prestasi

Metode Problem Posing ............................................................... 124

Page 15: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Magnet batang dan medan magnetik disekitarnya……………………..49

Gambar 2.2 Garis-garis medan magnet dari kutub U masuk kekutub S ……………51

Gambar 2.3 Arah jarum kompas pada kawat yang dialiri arus listrik………………52

Gambar 2.4 Aturan tangan kanan dan arah medan magnetik disekitar kawat

berarus…………………………………………………………………..53

Gambar 2.5 Medan magnetik pada penghantar melingkar………………………….53

Gambar 2.6 Gabungan medan magnet, arah arus dan gaya.……………………… 55

Gambar 2.7 Aturan tangan kanan dan Gaya Lorentz………………………………..56

Gambar 2.8 Gaya pada kawat yang membawa arus dalam medan magnet ........ …...57

Gambar 2.9 Kawat pembawa arus pada medan magnet ..................................... …...57

Gambar 2.10 Muatan q yang bergerak dengan kecepatan vv

dalam medan Bv

.... ....58

Gambar 2.11a Dua konduktor yang membawa arus I1 dan I2 ............................ …...60

Gambar 2.11b Medan magnet yang dihasilkan oleh I1 dan I2 ........................... …...60

Gambar 4.1 Histogram Prestasi Belajar Fisika Pada Kelas yang

menggunakan Metode Problem Solving ....................................... ….101

Gambar 4.2 Histogram Prestasi Belajar Fisika Pada Kelas yang

menggunakan Metode Problem Posing ........................................ ….102

Gambar 4.3 Histogram skor Kemampuan Matematis siswa

pada kelas yang menggunakan Metode Problem Solving ............. ... 104

Gambar 4.4 Histogram skor Kemampuan Matematis siswa

pada kelas yang menggunakan Metode Problem Posing ............. ….105

Page 16: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.5 Histogram skor Kreativitas siswa pada kelas yang

menggunakan Metode Problem Solving ...................................... ….107

Gambar 4.6 Histogram skor Kreativitas siswa pada kelas yang

menggunakan Metode Problem Posing ....................................... ….108

Gambar 4.7 Grafik Uji ANOM Kemampuan Matematis terhadap

Prestasi Belajar Fisika .................................................................. ….113

Gambar 4.8 Grafik Uji ANOM Kreativitas terhadap Prestasi Belajar Fisika……. 114

Gambar 4.9 Grafik interaki faktor Kemampuan Matematis dan

Kreativitas terhadap Prestasi Belajar Fisika ................................ … 114

Gambar 4.10 Grafik interaki faktor Metode, Kemampuan Matematis dan

Kreativitas terhadap Prestasi Belajar Fisika ............................... … 115

Gambar 4.11 Grafik Uji ANOM Metode terhadap Prestasi Belajar Fisika ...... … 118

Gambar 4.12 Grafik interaksi Metode pembelajaran dan Kemampuan

Matematis terhadap Prestasi Belajar Medan Magnet .................. … 122

Gambar 4.13 Grafik interaksi Metode pembelajaran dan Kreativitas

terhadap Prestasi Belajar Medan Magnet..................................... … 124

Gambar 4.14 Grafik interaksi Kemampuan Matematis dan

Kreativitas terhadap Prestasi Belajar Fisika ............................... … 127

Gambar 4.15 Grafik Main effect faktor Metode Pembelajaran

Kemampuan Matematis dan Kreativitas terhadap

Prestasi Belajar Medan Magnet ............................................. … 128

Page 17: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus ........................................................................................... …138

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP Problem Solving) ..... …139

Lampiran 3. Lembar Problem Solving ............................................................... …144

Lampiran 4. Siklus Problem Solving ................................................................. …146

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP Problem Posing) ...... …147

Lampiran 6. Kisi-kisi Tes Kemampuan Matematis ........................................... …152

Lampiran 7. Tes Kemampuan Matematis .......................................................... … 153

Lampiran 8. Lembar Jawaban ............................................................................. …160

Lampiran 9. Kisi-Kisi Instrumen Angket Kreativitas Siswa .............................. …161

Lampiran 10. Angket Kreativitas Siswa ............................................................. …164

Lampiran 11a. Pembahasan Soal Try Out Materi Medan Magnet ..................... …168

Lampiran 11b. Pembahasan Soal Tes Prestasi Materi Medan Magnet .............. …172

Lampiran 12. Soal Tes Prestasi Belajar Fisika .................................................. … 176

Lampiran 13. Lembar Jawaban .......................................................................... … 185

Lampiran 14. Materi Medan Magnet ................................................................. … 186

Lampiran 15. Tabel dan Histogram Kemampuan Matematis dan

Metode Problem Posing .......................................................... … 197

Lampiran 16. Tabel dan Histogram Kreativitas dan

Metode Problem Posing............................................................. …198

Lampiran 17. Tabel dan Histogram Prestasi dan

Metode Problem Solving ............................................................. … 199

Page 18: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 18. Tabel dan Histogram Kemampuan Matematis dan

Metode Problem Solving .......................................................... …200

Lampiran 19. Tabel dan Histogram Kreativitas dan

Metode Problem Solving ........................................................... …201

Lampiran 20. Tabel dan Histogram Prestasi dan

Metode Problem Solving ........................................................... … 202

Lampiran 21. Data Induk ................................................................................... … 203

Lampiran 22. Uji Coba Tes Prestasi ................................................................... …204

Lampiran 23. Uji Coba Tes Matematis .............................................................. …207

Lampiran 24. Uji Coba Angket Kreativitas ....................................................... …208

Lampiran 25. Soal Try Out Prestasi Belajar Fisika ............................................ …211

Lampiran 26. Lembar Jawaban .......................................................................... ….222

Lampiran 27 Foto dokumen Penelitian……………………………………….........223

Lampiran 28 Surat ijin try out………………………………………………….......225

Lampiran 29 Surat ijin penelitian………………………………………………….226

Page 19: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Sihana, S830908140 ”Pembelajaran Fisika Menggunakan Metode Problem Solving Dan Problem Posing Ditinjau Dari Kemampuan Matematis Dan Kreativitas Siswa” (Studi Kasus Di SMA Negeri 1 Surakarta Kelas XII Program Akselerasi Pada Pokok Bahasan Medan Magnet Tahun Pelajaran 2009/2010). Tesis: Program Pasacasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pembimbing I : Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd ; NIP. 195201161980031001; Pembimbing II : Drs. Cari, MA, M.Sc, Ph.D ; NIP. 196103061985031002

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) pengaruh penggunaan metode problem solving dan problem posing, 2) pengaruh kemampuan matematis tinggi dan matematis rendah, 3) pengaruh kreatifitas tinggi dan kreativitas rendah, 4) interaksi antara metode problem solving dan metode problem posing dengan kemampuan matematis, 5) interaksi antara metode problem solving dan metode posing dengan kreativitas, 6) interaksi antara kemampuan matematis dengan kreativitas, dan 7) interaksi antara metode problem solving dan problem posing, kemampuan matematis dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar fisika.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII Program Akselerasi SMAN 1 Surakarta yang terkelompok dalam dua kelas eksperimen. Hipotesa penelitian diuji dengan anava tiga jalan dengan jumlah sel tidak sama. Faktor pertama adalah pembelajaran dengan metode Problem Solving dan Problem Posing. Faktor kedua adalah kemampuan matematis, yang dibagi menjadi kemampuan matematis tinggi dan rendah, dan faktor ketiga adalah kreativitas siswa, yang dibagi menjadi kreativitas tinggi dan rendah.

Hasil analisis penelitian adalah: 1) tidak ada pengaruh penggunaan metode Problem Solving dan Problem Posing terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet sebab p-value metode = 0,592 > 0,050; 2) ada pengaruh Kemampuan Matematis terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet sebab p-value Kemampuan Matematis siswa = 0,000 < 0,050; 3) ada pengaruh Kreativitas siswa terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet sebab p-value Kreativitas siswa = 0,007 < 0,050; 4) tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan Kemampuan Matematis terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet sebab p-value interaksi metode dan Kemampuan Matematis = 0,924 > 0,050, 5) tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan Kreativitas terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet sebab p-value interaksi metode dan Kreativitas = 0,747 > 0,050; 6) ada interaksi antara Kemampuan Matematis dan Kreativitas terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet sebab p-value interaksi antara Kemampuan Matematis dan Kreativitas = 0,038 < 0,050; dan 7) tidak ada interaksi antara metode pembelajaran, Kemampuan Matematis, dan Kreativitas terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet sebab p-value interaksi antara metode, Kemampuan Matematis dan Kreativitas = 0,899 > 0,050.

Kata kunci : Problem Solving, Problem Solving, Kemampuan Matematis, Kreativitas, Medan Magnet, Prestasi belajar

Page 20: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT Sihana, S830908140. ”The Physics Learning by Using the Problem Solving Method and the Problem Posing Method Viewed from the Mathematics Ability and Creativity of Students” (A case Study on the Magnetic Field Subject Matter of Grade XII, Acceleration Programe of State Senior Secondary School 1 of Surakarta in the Academic Year of 2009/2010). Thesis: The Graduate Program in Science Education, Postgraduate Program, Sebelas Maret University, Surakarta. Advisor I : Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd ; NIP. 195201161980031001, Advisor II: Drs. Cari, MA, M.Sc, Ph.D ; NIP. 196103061985031002 This research aims at finding out : (1) effect of the use of Problem Solving and Problem Posing Method, (2) effect of the Mathematisc ability, (3) effect of the Student Creativity, (4) interaction between the Problem Posing and Problem Posing with The Mathematics ability, (5) interaction between the Problem Solving and Problem Posing with the Student Creativity, (6) interaction of the Mathematics ability and The Student Creativity, and (7) interaction among the Problem Solving and Problem Posing learning method, the Mathematics ability and The Student Creativity on the physics learning achievement. Its population was all of the students in Grade XII consisting of 2 classes of Acceleration Program of State Senior Secondary School 1 of Surakarta divided into two experimental groups. The hypotheses of the research were tested by using a three-way analysis of variance with unequal cells. The first factorial is Method of Problem Solving and Problem Posing learning. The second factorial is the Mathematics ability devided into high and lower level. The third factorial is the Creativity devide into high and lower level. Based on the results of the analysis, conclusions are drawn as follows. 1) there is not any effect of the use of Problem Solving and Problem Posing learning method on the magnetic Field of the cognitive learning achievement because p-value metode = 0,592 > 0,050. 2) there is an effect of the mathemathics ability on the cognitive learning achievement because p-value Mathematics ability = 0,000 < 0,050. 3) there is an effect of the Creativity on the cognitive learning achievement because p-value Creativity = 0,007 < 0,050, 4) there is not any interaction between the learning method and the Mathematics ability on the cognitive learning achievement because p-value interaction of learning method and mathematics ability = 0,924 > 0,050. 5) there is not any interaction between the learning method and the Creativity on the cognitive learning achievement because p-value interaction of learning method and Creativity = 0,747 > 0,050. 6) there is not any interaction of effect of the Mathematics ability and Creativity on the cognitive learning achievement because p-value interaction of Mathematics ability and Creativity = 0,038 < 0,050). 7) there is not any interaction of effect among the learning method, the Mathematics ability and Creativity on the cognitive learning achievement because p-value interaction of metode, Mathematics ability dan Creativity = 0,899 > 0,050. Keyword: Problem Solving, Probem Posing, Mathemathics ability, Creativity, Magnetic field, Student achievment

Page 21: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Pada era globalisasi persaingan antar individu dengan individu lain, antar kelompok

dengan kelompok lain, bahkan antar negara dengan negara lain semakin ketat, untuk

itu perlu peningkatan kualitas dalam segala aspek pendidikan guna menjawab setiap

tantangan persaingan pada era globalisasi ini. Dengan pendidikan diharapkan

manusia dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kreativitasnya.

Kompetensi guru yang profesional sangat diharapkan kontribusinya pada

dunia pendidikan. Guru seharusnya mampu menyesuaikan kebutuhan peserta didik

akan keberadaan teknologi aplikatif yang terus berkembang lebih cepat daripada

perkembangan kurikulum dalam dunia pendidikan.

Setiap guru, pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

diperbolehkan menyusun strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan

peserta didiknya dan tuntutan masyarakat sekitarnya. Ini berarti bahwa sekolah yang

kondisi peserta didiknya mempunyai kemampuan akademis di atas rata-rata dapat

dikelola pembelajarannya dengan metode dan cara-cara tersendiri. Efektifitas dan

efisiensi penerapan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran benar-benar

akan teruji, untuk itu guru harus lebih selektif dalam menyusun strategi

pembelajarannya.

1

Page 22: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Program Akselerasi SMAN 1 Surakarta. memiliki dua kelas parallel. Pada

tahun pelajaran 2009/2010 ini kedua kelas tersebut masing-masing berisi 23 dan 25

siswa. Pengertian Program Percepatan Belajar (Akselerasi) adalah salah satu

program layanan pendidikan khusus bagi peserta didik yang oleh guru telah

diidentifikasi memiliki prestasi sangat memuaskan, dan oleh psikolog telah

diidentifikasi memiliki kemampuan intelektual umum pada taraf cerdas, memiliki

kreativitas dan keterikatan terhadap tugas di atas rata-rata, untuk dapat

menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar mereka. Pada

program ini, pelajaran Matematika dan Sains (Fisika, Kimia, dan Biologi) diberikan

dengan jumlah jam pelajaran yang lebih banyak dari mata pelajaran lain agar

kesempatan memahami konsep lebih banyak dibanding program reguler.

Kesempatan untuk melakukan eksperimen dan kajian teori juga diberikan pada

program ini namun sangat terbatas waktunya. Berdasarkan kebijakan-kebijakan yang

telah ditetapkan tersebut di atas maka guru-guru MIPA khususnya dituntut

mempunyai penguasaan konsep bahan ajar dan strategi mengajar yang tepat karena

waktu pembelajarannya terbatas dua tahun.

Semua siswa pada program akselerasi telah dinyatakan lolos serangkaian tes

akademik, tes potensi akademik (TPA), wawancara, dan persyaratan administrasi

yang meliputi nilai raport dari kelas III SD sampai kelas IX SMP pada mata

pelajaran Matematika dan IPA serta daftar nilai Ujian Nasional. Namun demikian,

program akselerasi di SMAN 1 Surakarta relatif baru sehingga kekurangan dalam

menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan bahan ajar, dan strategi dalam

mengatur waktu pembelajaran agar efektif dan efisien masih terjadi.

Page 23: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Prestasi akademik siswa dalam pembelajaran fisika belum semua siswa

mencapai batas ketuntasan minimal yang diharapkan. Semua guru dan pengelola

telah mengetahui bahwa kondisi awal peserta didik yang sangat potensial untuk

melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik, namun potensi yang ada pada

siswa tersebut belum dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Nilai hasil

ulangan harian dan semesteran yang materi ajarnya relatif sedikit ternyata

pencapaian prestasi belajar fisikanya juga masih ada yang di bawah batas ketuntasan

minimal. Kenyataan ini menjadi beban bagi guru pengampu dan pengelola program

untuk segera dicarikan solusinya agar kualitas pembelajaran program akselerasi

dapat mencapai ketuntasan seperti yang diharapkan semua pihak.

Kekurangan dan kelebihan setiap peserta didik banyak diketahui melalui data

awal siswa yang pada umumnya memenuhi persyaratan mengikuti program

akselerasi, maka tanggung jawab moral guru pengampu program akselerasi menjadi

lebih berat daripada program regular. Kemampuan akademik dan potensi akademik

peserta didik yang telah diketahui kondisi awalnya di atas rata-rata tentu

menyebabkan semua masyarakat berharap bahwa pembelajarannya dapat optimal

dan mencapai prestasi akademik yang lebih tinggi. Bagaimana seandainya harapan

itu tidak tercapai? Benar-benar hal ini menjadikan motivasi guru pengampu program

akselerasi untuk mewujudkan harapan masyarakat tersebut.

Evaluasi tentang kelebihan dan kekurangan terhadap program akselerasi di

Indonesia masih menjadi perdebatan. Perdebatan ini terjadi karena perbedaan sudut

pandang masing-masing individu terhadap perkembangan mental peserta didik.

Sebagian masyarakat memandang keberhasilan atau kegagalan pembelajaran

Page 24: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

akselerasi di Negara lain tentu tidak dapat dijadikan pegangan sepenuhnya,

mengingat kondisi demografis dan sosio-kultural yang berbeda. Namun demikian,

Departemen Pendidikan Nasional telah mengakomodasi kebutuhan adanya

pendidikan yang berkualitas bagi semua pihak, termasuk bagi para siswa unggul, ini

artinya guru diharapkan peduli dan bertanggung jawab pada kesuksesan program

akselerasi yang kini telah berjalan dan terus dikembangkan dengan harapan dapat

menghasilkan calon-calon pemimpin bangsa yang berintegritas tinggi.

Metode mengajar Fisika banyak ragamnya mulai dari yang bersifat

konvensional sampai yang modern seperti ceramah, eksperimen, demonstrasi,

diskusi, pemecahan masalah, pemberian tugas, dan sebagainya. Setiap metode

mengajar memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing. Tidak ada satu metode

pun yang dianggap paling baik, dan cocok untuk semua jenis materi pembelajaran.

Hal ini tantangan bagi guru agar menguasai beberapa metode mengajar, dan sesuai

dengan materi ajar yang terjadi pada proses pembelajaran.

Metode problem solving dan problem posing merupakan metode

pembelajaran yang berbasis pemecahan masalah. Hal ini menjadi metode yang sesuai

dengan konsep medan magnet yang memang menyebabkan banyak kesulitan pada

siswa program akselerasi. Waktu belajar yang sangat terbatas menyebabkan siswa

tidak banyak menggali informasi tentang konsep ini. Betapa banyak peristiwa di

alam yang berhubungan dengan konsep kemagnetan dan kelistrikan. Hal ini akan

menjadi masalah jika siswa dalam perjalanan hidupnya tidak memahami tentang

konsep kelistrikan yang sangat esensial bagi semua orang.

Page 25: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Materi Medan magnet merupakan pelajaran yang bersifat abstrak dan banyak

menjelaskan konsep-konsep kelistrikan yang sangat berguna dalam kehidupan nyata.

Akan tetapi siswa merasa kesulitan untuk memahaminya karena menggunakan

persamaan matematis yang cukup sulit. Oleh karena itu kemampuan matematis siswa

sangat diharapkan telah siap sebelum mempelajari medan magnet. Pembekalan

konsep matematis dapat dilakukan dengan mengatur silabus matematika dan fisika

dengan kesepakatan bersama antara guru matematika dan fisika. Akan tetapi hal ini

agak sulit dilakukan di SMAN 1 Surakarta karena terdapat kecenderungan mengikuti

silabus yang telah ada.

Pembelajaran Matematika dan Sains pada dasarnya bertujuan membangun

sekumpulan konsep mendasar pada peserta didik sebagai bekal untuk menjawab

pertanyaan ilmiah. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk dapat menghubungkan setiap

konsep dasar yang telah ditanamkan pada peserta didik dengan dunia nyata secara

logis dan obyektif sehingga pada siswa terbentuk sikap ilmiah. Selain itu, diharapkan

guru memberi kesempatan dan apresiatif kepada peserta didik yang mampu

menyatakan pendapatnya sendiri tentang fenomena alam yang menarik perhatiannya

baik secara kalimat maupun matematis meskipun belum sepenuhnya benar.

Berdasar latar belakang yang telah terpaparkan di atas, maka peneliti

mencoba menerapkan pembelajaran dengan metode problem solving dan problem

posing sewaktu penyajian masalah dengan memperhatikan tingkat kreatifitas dan

kemampuan matematis setiap peserta didik sewaktu proes penyelesaian masalah.

Untuk mengetahui efek metode pembelajaran dalam kaitannya dengan prestasi

peserta didik, maka penelitian ini diberi judul: “Pembelajaran Fisika Menggunakan

Page 26: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Metode Problem Solving Dan Problem Posing Ditinjau Dari Kemampuan

Matematis Dan Kreatifitas Peserta Didik” (Studi Kasus Di SMA Negeri 1 Surakarta

Kelas XII Akselerasi Pada Pokok Bahasan Medan Magnet Tahun Pelajaran

2009/2010).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran Fisika pada program akselerasi SMAN 1 Surakarta, banyak

menggunakan metode pembelajaran yang belum efektif dan efisien sehingga

masih terdapat nilai Fisika di bawah batas ketuntasan minimal

2. Proses pembelajaran baru mengutamakan ranah kognitif saja

3. Materi yang tersampaikan kepada peserta didik terbatas pada konsep-konsep

esensial tanpa pengayaan

4. Kemampuan afektif dan psikomotor peserta didik tidak mendapat prioritas

penilaian prestasi akademik

5. Tuntutan masyarakat akan keberhasilan program akselerasi sangat tinggi

mengingat setiap peserta didik mempunyai kemampuan akademik rata-rata ke

atas

6. Peserta didik belum terkondisi menganalisa permasalahan Fisika dengan

mengkaitkan konsep-konsep sains yang telah dimiliki

Page 27: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7. Peserta didik belum terbiasa mengkomunikasikan permasalahan sains dengan

bahasa matematis

8. Peserta didik semestinya mendapatkan kesempatan yang cukup untuk

mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor, namun karena

keterbatasan waktu maka hanya ditekankan pada aspek kognitif siswa.

9. Kesempatan peserta didik untuk memanfaatkankan faktor-faktor internal seperti:

kreativitas, kemampuan matematis, IQ, ESQ, dan menumbuhkan motivasi dalam

memahami fenomena sains secara optimal sangat terbatas waktunya

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian pada identifikasi masalah, agar penelitian ini lebih

terfokus dan terarah, maka dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut:

1. Objek Penelitian

Yang dimaksud objek penelitian adalah siswa kelas XII program akselerasi SMA

Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.

2. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah metode problem

solving dan problem posing.

3. Kreativitas

Page 28: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kreativitas diasumsikan sebagai sesuatu yang dimiliki atau tidak dimiliki peserta

didik dan tidak banyak yang dapat dilakukan melalui pendidikan untuk

mempengaruhinya.

4. Kemampuan Matematis

Pengertian kemampuan matematis yaitu pengetahuan dan keterampilan dasar

yang diperlukan untuk dapat melakukan manipulasi matematika meliputi

pemahaman konsep dan pengetahuan prosedural.

5. Materi pokok

Materi pokok yang dipilih dalam penelitian adalah Medan Magnet.

6. Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh individu setelah mengalami suatu

proses belajar dalam jangka waktu tertentu.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah di atas, maka dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh metode problem solving dan problem posing terhadap prestasi

belajar Fisika?

Page 29: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Adakah pengaruh kemampuan matematis tinggi dan matematis rendah terhadap

prestasi belajar Fisika?

3. Adakah pengaruh kreatifitas tinggi dan kreativitas rendah terhadap prestasi

belajar Fisika?

4. Adakah interaksi antara metode problem solving dan metode problem posing

dengan kemampuan matematis terhadap prestasi belajar Fisika?

5. Adakah interaksi antara metode problem solving dan problem posing dengan

kreativitas terhadap prestasi belajar Fisika?

6. Adakah interaksi antara kemampuan matematis dengan kreativitas terhadap

prestasi belajar Fisika?

7. Adakah interaksi antara metode problem solving dan problem posing,

kemampuan matematis dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar Fisika ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian secara umum adalah mengetahui

perbedaan prestasi belajar Fisika peserta didik dalam pembelajaran menggunakan

metode problem solving dan problem posing. Sedangkan secara khusus bertujuan

untuk mengetahui :

1. pengaruh penggunaan metode problem solving dan problem posing terhadap

prestasi belajar Fisika

Page 30: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. pengaruh kemampuan matematis tinggi dan matematis rendah terhadap prestasi

belajar Fisika

3. pengaruh kreatifitas tinggi dan kreativitas rendah terhadap prestasi belajar Fisika

4. interaksi antara metode problem solving dan metode problem posing dengan

kemampuan matematis terhadap prestasi belajar Fisika

5. interaksi antara metode problem solving dan metode problem posing dengan

kreativitas terhadap prestasi belajar Fisika

6. interaksi antara kemampuan matematis dengan kreativitas terhadap prestasi

belajar Fisika

7. interaksi antara metode problem solving dan problem posing, kemampuan

matematis dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar Fisika.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia

pendidikan, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini adalah memberikan sumbangan

secara teori yang signifikan bahwa pengaruh metode problem solving dan problem

posing, kemampuan matematis dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar fisika

siswa akselerasi SMAN 1 Surakarta khususnya dan bagi masyarakat, guru,

mahasiswa, dan para peneliti yang peduli pada dunia pendidikan pada umumnya.

Page 31: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah menyediakan alternatif metode

pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga lebih bervariatif dalam pembelajaran

Fisika pada program akselerasi SMAN 1 Surakarta pada materi Medan Magnet.

Selain itu metode pembelajaran ini dapat digunakan pada konsep-konsep fisika yang

memerlukan pemahaman konsep yang abstrak dan banyak menggunakan persamaan

matematis yang cukup komplek.

Page 32: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN

HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Tinjauan Tentang Belajar

a. Pengertian Belajar

Pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk

dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik. Kekeliruan persepsi

pendidik terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan belajar mungkin

akan mengakibatkan hasil belajar yang dicapai peserta didik kurang optimal. Untuk

menghindari persepsi yang salah tentang belajar, telah banyak para ahli memberikan

penjelasan tentang definisi belajar.

Gagne (1984) menyatakan bahwa,“belajar didefinisikan sebagai suatu proses

di mana suatu organisma berubah perilakunya sebagi akibat pengalaman.“ Adapun

menurut Slameto (2003) menyatakan bahwa,“belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.“. W.S Winkel (1996) juga menyatakan bahwa, “belajar merupakan

suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungannya yang menghasilkan sejumlah perubahan pengetahuan, pemahaman

yang bersifat lama dan membekas.“

Page 33: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Chaplin dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan

dua rumusan. Rumusan pertama ... Acquisition of any relatively permanent change in

behavior as a result of practice and ecperience. Belajar adalah perolehan perubahan

tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan

keduanya: Process of acquiring and responses as a result of special practice, belajar

adalah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat latihan khusus. (Drs.

Muhibbin Syah, M.Ed., 1995).

Hitzman berpendapat bahwa,“Learning is a change in organism due to

experience which can affect the organism’s behavior.“ Artinya, belajar adalah suatu

perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh

pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Menurut

Hintzman tersebut ditekankan bahwa perubahan yang dipengaruhi oleh pengalaman

baru dikatakan belajar jika perubahan tersebut mempengarui organisme.

Pada dasarnya pendapat tentang pengertian belajar yang ada adalah saling

melengkapi. Munculnya bermacam-macam pendapat para ahli mengenai definisi

belajar tersebut merupakan fenomena yang wajar. Perbedaan terjadi karena sudut

pandang dan pengalaman yang dimiliki berbeda. Berdasarkan definisi-definisi belajar

yang telah diuraikan, belajar dapat diartikan suatu proses yang menghasilkan suatu

perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukan suatu hasil yang

merupakan dasar perkembangan hidup manusia, melainkan belajar merupakan suatu

proses yang berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai

Page 34: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Kesan-kesan yang disimpan akan

menjadi kumpulan konsep pengetahuan yang selanjutnya dapat digunakan untuk

memahami fenomena alam yang terjadi.

b. Teori-teori belajar

Banyak ahli yang meneliti dan mengemukkakan tentang teori belajar, namun

penulis hanya mengambil beberapa terori belajar yang penulis pakai sebagai

landasan teori dalam penelitian ini. Adapun teori-teori belajar yang berkaitan

dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Teori Belajar Robert Gagne

Menurut Gagne dalam Ratna Wilis Dahar, 1989 berpendapat bahwa ada lima

kategori hasil belajar yang disebut “The Domains of Learning“. Tiga bersifat

kognitif, satu bersifat psikomotorik, dan satu lagi bersifat afektif. Lima kategori hasil

belajar tersebut meliputi: a) keterampilan intelektual yaitu keterampilan untuk

berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu

representasi. Keterampilan-keterampilan ini memungkinkan seseorang berinteraksi

dengan lingkungannya melalui penggunaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan.

Gagne berpendapat bahwa belajar mempengaruhi perkembangan intelektual

seseorang menurut tingkat-tingkat kompleksitas dalam perkembangan intelektual.

Untuk memecahkan masalah diperlukan aturan-aturan yang kompleks. Demikian

pula diperlukan aturan-aturan dan konsep-konsep terdefinisi. Untuk memperoleh

aturan-aturan tersebut, peserta didik harus sudah belajar beberapa konsep konkrit,

dan untuk memperoleh konsep-konsep konkrit, peserta didik harus sudah menguasai

deskriminasi-deskriminasi. b) strategi kognitif yaitu suatu proses kontrol atau proses

Page 35: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

internal yang digunakan peserta didik (orang belajar) untuk memilih dan mengubah

cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat dan berpikir. Keterampilan ini

berbeda dengan keterampilan intelektual, karena ditujukan ke dunia luar dan

memerlukan perbaikan secara terus-menerus, sehingga tidak dapat dipelajari hanya

dengan berbuat sekali. c) informasi verbal atau pengetahuan verbal yaitu

kemampuan untuk menuangkan pengetahuan dalam bentuk bahasa yang memadai

sehingga dapat dikomunikasikan kepada orang lain. Kemampuan ini diperoleh

sebagai hasil belajar di sekolah, dari kata-kata yang diucapkan seseorang, radio,

telivisi dan media lainnya. d) sikap-sikap yaitu kemampuan internal yang sangat

berperan dalam mengambil tindakan. Orang yang memiliki sifat tegas akan mampu

mengambil keputusan secara tegas. Selain itu sikap juga dapat mempengaruhi

perilaku seseorang terhadap benda-benda, kejadian-kejadian, atau makhluk-makhluk

lainnya. Dalam pelajaran sains, sikap sosial dapat ditanamkan selama peserta didik

melakukan kegiatan kelompok diskusi maupun percobaan di laboratorium. e)

keterampilan Motorik yaitu merupakan kegiatan-kegiatan fisik yang digabung

dengan keterampilan intelektual. Keterampilan ini memerlukan koordinasi dari

berbagai gerakan badan, misalnya kemampuan menggunakan alat-alat dalam

melakukan eksperimen maupun percobaan. Misalnya mampu menggunakan alat

ukur, mikroskop, alat-alat listrik, dan lain sebagainya. Orang yang memiliki

keterampilan motorik mampu melakukan suatu rangkaian kegiatan secara teratur,

lancar, dan supel.

Uraian teori belajar Gagne di atas bahwa hasil belajar meliputi lima kategori,

tiga bersifat kognitif, satu bersifat psikomotorik, dan satu lagi bersifat afektif. Hasil

Page 36: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran Fisika yang menuntut keikutsertaan peserta didik dalam menemukan

konsep, sesuai dengan teori belajar Gagne yaitu keterampilan intelektual (aspek

kognitif), keterampilan motorik (aspek psikomotorik) dan sikap (aspek afektif).

Hasil pembelajaran pada aspek psikomotorik dapat dilakukan dengan peserta

didik melaksanakan serangkaian kegiatan. Mislanya peserta didik melakukan

percobaan Fisika pada pokok bahasan lensa melalui eksperimen maupun, peserta

didik aktif melukis jalannya sinar-sinar bias serta melukis bayangan yang terjadi.

Jadi teori belajar Gagne merupakan landasan dalam melakukan kegiatan

pembelajaran dengan metode eksperimen.

2) Teori Belajar Ausebel

Dalam Ratna Wilis Dahar (1989:110), menurut Ausebel bahwa belajar

diklasifikasikan ke dalam dua dimensi yaitu, dimensi pertama berhubungan dengan

cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada siswa melalui penerimaan atau

penemuan. Belajar pada tingkat pertama informasi dapat dikomunikasikan pada

siswa baik dalam bentuk belajar penerimaan yang diinformasikan dalam bentuk final,

maupun dalam bentuk belajar penemuan yang melibatkan siswa untuk menemukan

sendiri sebagian atau seluruh materi yang akan diajarkan.

Sedangkan dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat

mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif

ialah fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari

dan diingat oleh siswa.

Page 37: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Teori Belajar Jean Piaget

Piaget berpendapat bahwa proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan,

yaitu: a) proses assimilation, dalam proses ini menyesuaikan atau mencocokkan

informasi yang baru itu dengan apa yang telah ia ketahui dengan mengubahnya bila

perlu; b) proses accommodation yaitu anak menyusun dan membangun kembali atau

mengubah apa yang telah diketahui sebelumnya sehingga informasi yang baru itu

dapat disesuaikan dengan lebih baik; c) proses equilibrasi yaitu proses penyesuaian

berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi (penyeimbang).

Menurut Piaget, proses belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan

kognitif peserta didik. Piaget membagi tahap perkembangan kognitif menjadi empat

tahap, yaitu : a) tahap Sensorimotor (0-2 Tahun), yaitu anak mengenal lingkungan

dengan kemampuan sensorik dengan penglihatan, penciuman, pendengaran,

perabaan dan mengerak-gerakkannya; b) tahap Pra - Operasional (2-7 Tahun), yaitu

anak mengandalkan diri pada persepsi tentang realistis, ia telah mampu

menggunakan symbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi, membuat gambar

dan menggolong–golongkannya; c) tahap Operasional Konkrit (7-11 tahun), yaitu

anak mulai berpikir secara rasional, mulai dapat mengembangkan pikiran logis. Pada

tahap ini anak dapat mengikuti penalaran logis walau kadang kadang memecahkan

masalah secara trial and error; dan d) tahap Operasi formal (11 tahun ke atas), yaitu

anak sudah mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa. Pada tahap ini anak tidak

perlu berpikir dengan pertolongan benda-benda atau peristiwa-peristiwa konkrit.

Page 38: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4). Teori belajar Bruner

Menurut Bruner dalam Ratna Wilis Dahar (1988:103) menyatakan ”belajar

penemuan sesuai pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan

sendirinya memberikan hasil yang paling baik”. Pemecahan masalah serta

pengetahuan yang menyertai siswa akan menghasilkan pengetahuan yang benar-

benar bermakna jika siswa aktif melakukan proses pembelajaran. Mengajar sesuatu

dapat dilakukan kapan saja tidak perlu menunggu sampai anak mencapai suatu tahap

perkembangan tertentu. Bahan ajar yang diberikan dapat diatur dengan urutan yang

logis dan terstruktur tingkat kesulitannya, maka individu dapat belajar meskipun

umurnya belum memenuhi. Perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan

melalui pengaturan bahan yang akan dipelajari dan cara menyajikannya sesuai

dengan tingkat perkembangan seorang siswa.

Belajar melalui partisipasi secara aktif dengan konsep dan prinsip untuk

memperoleh pengalaman, dan melakukan eksperimen untuk menemukam konsep,

sangat dianjurkan oleh Bruner. Beberapa kebaikan yang diperoleh dari belajar

penemuan antara lain: pertama pengetahuan bertahan lama dan lebih mudah diingat

bila dibandingkan dengan pengetahuan yang dipelajari dengan cara lain, kedua

belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir

secara bebas atau belajar penemuan melatih ketrampilan kognitif siswa untuk

memecahkan masalah secara sendiri.

Pendekatan Bruner terhadap belajar didasarkan pada dua asumsi. Asumsi

pertama ialah, bahwa perolehan pengetahuan merupakan hasil dari proses interaktif.

Bruner yakin bahwa orang yang belajar berinteraksi dengan lingkungannya secara

Page 39: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

aktif dapat mempengaruhi perubahan dalam diri orang itu sendiri dan lingkungannya.

Asumsi kedua ialah bahwa seseorang dapat membangun konsep pengetahuannya

karena ia mampu menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang

telah dimiliki sebelumnya.

Pembelajaran fisika pada pembahasan medan magnet dengan metode problem

solving dan problem posing diharapkan siswa ikut aktif dalam proses pemecahan

masalah baik yang berasal dari lingkungan atau dalam diri siswa dengan

menggunakan kemampuan matematis dan kreativitas yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan penguasaan konsep yang sedang dipelajari. Dengan kata lain prestasi

belajar siswa diharapkan dapat meningkat.

2. Metode Problem Solving

Perlu kita sadari bahwa di dalam hidup selalu dihiasi berbagai masalah baik

masalah yang datang dari diri kita maupun dari luar kita, sesuai pengertian tetang

hidup bahwa hidup adalah masalah. Pemecahan masalah didefinisikan sebagai suatu

proses penghilangan perbedaan atau ketidak-sesuaian yang terjadi antara hasil yang

diperoleh dan hasil yang diinginkan (Hunsaker, 2005). Salah satu bagian dari proses

pemecahan masalah adalah pengambilan keputusan (decision making), yang

didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia.

Pengambilan keputusan yang tidak tepat, akan mempengaruhi kualitas hasil dari

pemecahan masalah yang dilakukan.

Sedangkan definisi masalah itu sendiri adalah suatu keadaan yang tidak

sesuai dengan harapan yang kita inginkan, Kemampuan untuk melakukan

pemecahan masalah adalah ketrampilan yang dibutuhkan oleh hampir semua orang

Page 40: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam setiap aspek kehidupannya. Jarang sekali seseorang tidak menghadapi

masalah dalam kehidupannya sehari-hari.

a. Pemahaman Masalah Secara Analitis

Metode ini merupakan salah satu pendekan pemecahan masalah yang sering

di lakunan serta bisa meningkatkan kualitas individu, karena bagaimana pun metode

ini akan menuntun seseorang untuk bisa lebih kretif dalam menganalisa dari sebuah

permasalahan, Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada kepiawaian individu

atau pemimpin yang terlibat pada masaah tersebut.

Langkah Langkah Pemecahan masalah secara Analitis :

1) Menganalisa Masalah, Pada bagian ini kita di tuntut untuk bisa menganalisa atau

melakukan diagnosa terhadap sebuah kejadian, peristiwa atau situasi supaya kita

bisa fokus pada masalah yang sebenarnya, karena sering sekali kita dalam

melakukan pemecahan masalah terjebak pada gejala-gejala yang timbul dari

masalah tersebut. Agar kita dapat memfokuskan perhatian kita pada masalah

sebenarnya, dan bukan pada gejala-gejala yang muncul, maka dalam proses

mendefiniskan suatu masalah, diperlukan upaya untuk mencari informasi yang

diperlukan sebanyak-banyaknya, agar masalah dapat didefinisikan dengan tepat.

Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari pendefinisian masalah yang baik:

a). Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi. Data objektif dipisahkan dari

persepsi b). Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi.

c). Masalah harus dinyatakan secara eksplisit/tegas. Hal ini seringkali dapat

menghindarkan kita dari pembuatan definisi yang tidak jelas. d). Definisi yang

Page 41: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidak-sesuaian antara standar

atau harapan yang telah ditetapkan sebelumnya dan kenyataan yang terjadi. e).

Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas, pihak-pihak yang terkait

atau berkepentingan dengan terjadinya masalah.

2) Membuat Alternatif Pemecahan Masalah. Pada tahap ini, kita diharapkan dapat

memilih hanya satu solusi, sebelum alternatif solusi-solusi yang ada diusulkan,

dengan memilih suatu solusi masalah yang di tawarkan akan menjadikan

kualitas pemecahan masalah lebih efektif dan efisien. Karakteristik pembuatan

Alternatif masalah: a). Semua alternatif yang ada sebaiknya diusulkan dan

dikemukakan terlebih dahulu sebelum kemudian dilakukannya evaluasi terhadap

mereka. b). Alternatif-alternatif yang ada, diusulkan oleh semua orang yang

terlibat dalam penyelesaian masalah. Semakin banyaknya orang yang

mengusulkan alternatif, dapat meningkatkan kualitas solusi dan penerimaaan

kelompok. c). Alternatif-alternatif yang diusulkan harus sejalan dengan tujuan

atau kebijakan organisasi. Kritik dapat menjadi penghambat baik terhadap

proses organisasi maupun proses pembuatan alternatif pemecahan masalah. d).

Alternatif-alternatif yang diusulkan perlu mempertimbangkan konsekuensi yang

muncul dalam jangka pendek, maupun jangka panjang. e). Alternatif–alternatif

yang ada saling melengkapi satu dengan lainnya. Gagasan yang kurang menarik,

bisa menjadi gagasan yang menarik bila dikombinasikan dengan gagasan-

gagasan lainnya. f). Alternatif-alternatif yang diusulkan harus dapat

menyelesaikan masalah yang telah didefinisikan dengan baik. Masalah lainnya

Page 42: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang muncul, mungkin juga penting. Namun dapat diabaikan bila, tidak secara

langsung mempengaruhi pemecahan masalah utama yang sedang terjadi.

3) Mengevaluasi Alternatif-Alternatif Pemecahan Masalah, Pada langkah ini kita di

tuntut untuk berhati-hati memberikan penilaian kentungan dan kerugian terhadap

alternatif-alternatif yang sudah di buat. Supaya tidak terjebak pada kesalahan

dalam penentuan soluasi pemecahan masalah maka pada tahap pengevaluasian

ini harus berdasarkan pada: a) tingkat kemungkinannya untuk dapat

menyelesaikan masalah tanpa menyebabkan terjadinya masalah lain yang tidak

diperkirakan sebelumnya. b) tingkat penerimaan dari semua orang yang terlibat

di dalamnya. c) tingkat kemungkinan penerapannya

Berikut adalah karakteristik-karakteristik dari evaluasi alternatif-alternatif

pemecahan masalah yang baik: 1). Alternatif-alternatif yang ada dinilai secara relatif

berdasarkan suatu standar yang optimal, dan bukan sekedar standar yang

memuaskan. 2). Penilaian terhadap alternative-alternatif yang ada dilakukan secara

sistematis, sehingga semua alternatif yang diusulkan akan dipertimbangkan. 3).

Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan

organisasi dan mempertimbangkan preferensi dari orang-orang yang terlibat

didalamnya. 4). Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan dampak yang

mungkin ditimbulkannya, baik secara langsung, maupun tidak langsung. 5).

Alternatif yang paling dipilih dinyatakan secara eksplisit/tegas.

Page 43: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Penerapan Solusi dan RTL (rencana tindak lanjut )

Pada tahap penerapan solusi yang telah dipilih, seorang penentu kebijakan

harus peka pada keadaan yang mungkin timbul pada solusi yang di jalankan, karena

bagimanapun setiap solusi yang ditawarkan selalu ada kemungkinan reaksi negatif

dari solusi tersebut. Berikut adalah karakteristik dari penerapan dan langkah tindak

lanjut yang efektif: 1). Penerapan solusi dilakukan pada saat yang tepat dan dalam

urutan yang benar. Penerapan tidak mengabaikan faktor-faktor yang membatasi dan

tidak akan terjadi sebelum tahap 1, 2, dan 3 dalam proses pemecahan masalah

dilakukan. 2). Penerapan solusi dilakukan dengan menggunakan strategi “sedikit-

demi sedikit” dengan tujuan untuk meminimalkan terjadinya resistensi dan

meningkatkan dukungan. 3). Proses penerapan solusi meliputi juga proses pemberian

umpan balik. Berhasil tidaknya penerapan solusi, harus dikomunikasikan, sehingga

terjadi proses pertukaran informasi. 4). Keterlibatan dari orang-orang yang akan

terkena dampak dari penerapan solusi dianjurkan dengan tujuan untuk membangun

dukungan dan komitmen. 5). Adanya sistim monitoring yang dapat memantau

penerapan solusi secara berkesinambungan. Dampak jangka pendek, maupun jangka

panjang diukur. 6). Penilaian terhadap keberhasilan penerapan solusi didasarkan atas

terselesaikannya masalah yang dihadapi, bukan karena adanya manfaat lain yang

diperoleh dengan adanya penerapan solusi ini. Sebuah solusi tidak dapat dianggap

berhasil bila masalah yang menjadi pertimbangan yang utama tidak terselesaikan

dengan baik, walaupun mungkin muncul dampak positif lainnya.

Page 44: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Metode Problem Posing

Suryanto (Sutiarso: 2000) mengemukakan bahwa,”problem posing

merupakan istilah dalam bahasa Inggris, sebagai padanan katanya digunakan istilah

“merumuskan masalah (soal)” atau “membuat masalah (soal)”. Sedangkan menurut

Silver (Sutiarso: 2000) bahwa dalam pustaka pendidikan Matematika, “problem

posing mempunyai tiga pengertian, yaitu: pertama, problem posing adalah

perumusan soal sederhana atau perumusan ulang soal yang ada dengan beberapa

perubahan agar lebih sederhana dan dapat dipahami dalam rangka memecahkan soal

yang rumit (problem posing sebagai salah satu langkah problem solving)”; Kedua,

problem adalah perumusan soal yang berkaitan dengan syarat-syarat pada pada soal

yang telah dipecahkan dala rangka mencari alternatif pemecahan lain (sama dengan

mengkaji kembali langkah problem solving yang telah dilakukan); Ketiga, problem

posing adalah merumuskan atau membuat soal dari situasi yang diberikan.

Sedangkan “The Curriculum and Evaluation Standard for School

Mathematics merumuskan secara eksplisit bahwa siswa-siswa harus mempunyai

pengalaman mengenal dan memformulasikan soal-soal (masalah) mereka sendiri.

Lebih jauh The Professional Standards for Teaching Mathematics menyarankan hal

yang penting bagi guru-guru untuk menyusun soal-soal mereka sendiri. Siswa perlu

diberi kesempatan merumuskan soal-soal dari hal-hal yang diketahui dan

menciptakan soal-soal baru dengan cara memodifikasi kondisi-kondisi dari masalah-

masalah yang diketahui tersebut (Silver & Cai, 1996).

Page 45: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dirumuskan

pengertian problem posing adalah perumusan atau pembuatan masalah/soal sendiri

oleh siswa berdasarkan stimulus yang diberikan.

a. Problem Posing dalam Pembelajaran Fisika

Sesuai dengan kedudukan problem posing merupakan langkah awal dari

problem solving, maka pembelajaran problem posing juga merupakan

pengembangan dari pembelajaran problem solving. Silver dkk (Sutiarso: 2000)

menyatakan bahwa dalam problem posing diperlukan kemampuan siswa dalam

memahami soal, merencanakan langkah-langkah penyelesaian soal, dan

menyelesaikan soal tersebut. Ketiga kemampuan tersebut juga merupakan sebagian

dari langkah-langkah pembelajaran problem solving.

Mengenai keterkaitan antara problem solving dengan problem posing, Brown

& Walter (1993: 21) mengemukakn bahwa problem solving dan problem posing

berhubungan antara satu dengan yang lainnya seperti orang tua terhadap anak, anak

terhadap orang tua dan sebaik saudara kandung. Penelitian Silver dan Cai (1996:

521) menemukan hubungan positif yang kuat antara problem solving dan

ketrampilan problem posing anak sekolah menengah. Sedangkan penelitian

Hashimoto (Silver dan Cai, 1996: 522) menunjukkan bahwa pembelajaran problem

solving menimbulkan dampak positif terhadap kemampuan siswa dalam problem

solving.

Page 46: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Mengenai peranan problem posing dalam pembelajaran Fisika, Sutiarso

(2000) menjelaskan bahwa problem posing adalah adalah suatu bentuk pendekatan

dalam pembelajaran Matematika yang menekankan pada perumusan soal, yang dapat

mengembangkan kemampuan berpikir Matematis atau menggunakan pola pikir

Matematis. Hal ini sejalan dengan English (1998) yang menjelaskan bahwa problem

posing adalah penting dalam kurikulum Matematika karena di dalamnya terdapat inti

dari aktivitas Matematika, termasuk aktivitas dimana siswa membangun masalahnya

sendiri. Silver (1994) dan Simon (1993) mengemukakan bahwa beberapa aktivitas

problem posing mempunyai tambahan manfaat pada perkembangan pengetahuan dan

pemahaman anak terhadap konsep penting Matematika (English: 1998).

Problem posing adalah kegiatan perumusan soal atau masalah oleh peserta

didik. Peserta didik hanya diberikan situasi tertentu sebagai stimulus dalam

merumuskan soal/masalah. Berkaitan dengan situasi yang dipergunakan dalam

kegiatan perumusan masalah/soal dalam pembelajaran Matematika, Walter dan

Brown (1993: 302) menyatakan bahwa soal dapat dibangun melalui beberapa bentuk,

antara lain gambar, benda manipulatif, permainan, teorema/konsep, alat peraga, soal,

dan solusi dari soal. Sedangkan English (1998) membedakan dua macam situasi atau

konteks, yaitu konteks formal bisa dalam bentuk simbol (kalimat Matematika) atau

dalam kalimat verbal, dan konteks informal berupa permainan dalam gambar atau

kalimat tanpa tujuan khusus.

b. Beberapa Petunjuk Pembelajaran dengan Problem Posing

1) Petunjuk Pembelajaran yang Berkaitan dengan Guru meliputi: a). Guru

hendaknya membiasakan merumuskan soal baru atau memperluas soal dari soal-

Page 47: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

soal yang ada di buku pegangan. b). Guru hendaknya menyediakan beberapa

situasi yang berupa informasi tertulis, benda manipulatif, gambar, atau lainnya,

kemudian guru melatih siswa merumuskan soal dengan situasi yang ada. c).

Guru dapat menggunakan soal terbuka dalam tes. d). Guru memberikan contoh

perumusan soal dengan beberapa taraf kesukaran, baik isi maupun bahasanya. e).

Guru menyelenggarakan reciprocal teaching, yaitu pembelajaran yang

berbentuk dialog antara guru dan siswa mengenai isi buku teks, yang

dilaksanakan dengan cara menggilir siswa berperan sebagai guru. (Sutiarso,

2000).

2) Petunjuk Pembelajaran yang Berkaitan dengan Siswa meliputi: a). Siswa

dimotivasi untuk mengungkapkan pertanyaan sebanyak-banyaknya terhadap

situasi yang diberikan. b). Siswa dibiasakan mengubah soal-soal yang ada

menjadi soal yang baru sebelum mereka menyelesaikannya. c). Siswa dibiasakan

untuk membuat soal-soal serupa setelah menyelesaikan soal tersebut. d). Siswa

harus diberi kesempatan untuk menyelesaikan soal-soal yang dirumuskan oleh

temannya sendiri. e). Siswa dimotivasi untuk menyelesaikan soal-soal non rutin.

(Sutiarso, 2000).

Dalam pembelajaran pengajuan soal merupakan teknik dari metode

pemberian tugas. (Silver et.al 1996: 294) menjelaskan arti pengajuan soal adalah

perumusan soal yang berkaitan dengan syarat-syarat pada soal yang telah

dipecahkan dalam rangka pencarian alternatif pemecahan atau alternatif soal

yang relevan. Pendapat serupa dikemukakan oleh Suryanto (1998:8) yang

menjelaskan arti pengajuan soal atau pembentukan soal adalah perumusan soal

Page 48: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sederhana atau perumusan ulang soal yang ada dengan beberapa perubahan agar

lebih sederhana sehingga lebih mudah dapat diselesaikan siswa.

Ducker dan Silver (1996: 294) menyarankan penggunaan pengajuan soal

untuk merumuskan kembali soal yang muncul dalam proses pemecahan masalah

yang rumit ketika seseorang pemecah soal mengatakan atau menyusun kembali soal

yang diberikan dalam beberapa cara untuk membuatnya lebih mudah dipahami dan

dipecahkan.

Silver dalam Silver dan Cai (1996: 292 ) memberikan istilah pengajuan soal

diaplikasikan pada tiga bentuk aktifitas kognitif yaitu: 1). Pengajuan pre-solusi

(presolution posing) ,yaitu perumusan soal dari situasi yang diadakan. 2). Pengajuan

di dalam soal (within solution posing ), yaitu perumusan ulang seperti yang telah

diselesaikan. 3). Pengajuan setelah solusi (post solution posing ),yaitu melakukan

modifikasi tujuan atau kondisi soal yang sudah diselesaikan untuk membuat soal

yang baru.

Aplikasi pengajuan soal ada tiga bentuk aktifitas kognitif dapat dilakukan

dengan tiga cara. Menon (1996: 530-532), menyarankan pemberian tugas pengajuan

soal dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

1) Guru memberikan kepada siswa soal cerita yang tidak lengkap (soal cerita tanpa

pertanyaan), tetapi seluruh informasi yang diperlukan untuk memecahkan soal

diberikan. Tugas siswa adalah melengkapi soal dengan membuat pertanyaan

berdasarkan informasi yang diberikan tersebut. Cara ini merupakan aplikasi

pengajuan soal pada bentuk aktivitas kogntif pengajuan pre-solusi menurut

Silver

Page 49: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Guru memilih dan menyeleksi sebuah topik. Kemudian meminta siswa untuk

membagi kelompok. Setiap kelompok ditugaskan membuat soal cerita dengan

penyelesaiannya. Soal beserta penyelesaiannya didiskusikan dalam suatu diskusi

kelas. Kegiatan diskusi akan memberikan nilai komunikasi dan pengalaman

belajar. Cara ini merupakan aplikasi pengajuan soal pada bentuk aktifitas

kognitif pengajuan di dalam soal menurut Silver

3) Guru memberikan kepada siswa sebuah soal cerita yang lengkap dan siswa

diminta membuat daftar pertanyaan yang berhubungan dengan soal tersebut.

Pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuat, dipilih untuk diselesaikan. Cara ini

merupakan aplikasi pengajuan soal pada bentuk aktifitas kognitif pengajuan

setelah solusi menurut Silver.

Secara garis besar aplikasi pengajuan soal dalam proses pembelajaran dengan

metode pemberian tugas pengajuan tugas (problem posing) dapat dilakukan dengan

menempuh langkah berikut: 1). Tahap Pendahuluan, yaitu mengkomunikasikan

tujuan pembelajaran dan mengingatkan kembali tentang materi yang relevan. 2).

Tahap Pengembangan, yaitu menjelaskan materi pembelajaran dan memberikan

contoh cara mengajukan soal. 3). Tahap Penerapan yaitu siswa mengajukan soal,

menyelesaikannya, dan menskor penyelesaian yang telah dibuat. Pengajuan soal

diaplikasikan dalam bentuk aktifitas kognitif yang dipilih. Pemberian tugas

pengajuan soal juga dipilih dengan menggunakan cara yang sudah dijelaskan di atas.

4). Tahap Penutup yaitu siswa membuat rangkuman materi yang sudah dipelajari.

Langkah-langkah tersebut secara rinci akan dituangkan dalam satuan acara kegiatan

belajar mengajar.

Page 50: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengajuan soal merupakan metode dari pemberian tugas. Pada pembelajaran

dengan pemberian tugas pengajuan soal, mahasiswa diberi tugas berbentuk

pengajuan yang harus diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan serta

mempertanggungjawabkan tugas yang telah diberikan.

Respon yang diberikan siswa terhadap tugas untuk mengajukan soal

bervariasi. Menurut Silver dan Cai ( 1996:295), soal yang dibuat oleh siswa dapat

dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu: a) pertanyaan yang dapat diselesaikan, b)

pertanyaan yang tidak bisa diselesaikan, dan c) bukan pertanyaan tapi penyataan.

Pada dasarnya pembelajaran dengan pemberian tugas pengajuan soal

merupakan penelitian dari pembelajaran dengan dengan pemecahan masalah.

Penelitian ini dapat dilihat pada tahap-tahap kegiatan pembelajaran antara pemberian

tugas pengajuan soal dengan pemecahan masalah. Pemecahan masalah memerlukan

kemampuan dalam memahami soal, merencanakan langkah penyelesaian soal, dan

menyelesaikan soal tersebut . Penambahan satu langkah lagi berupa merumuskan

/mengajukan soal pada ketiga langkah pemecahan masalah tersebut merupakan

langkah pembelajaran pemberian tugas pengajuan soal. English (1997: 173)

mengemukakan manfaat pemberian tugas pengajuan soal adalah: memberikan

penguatan terhadap konsep yang diterima dan memperkaya konsep-konsep dasar,

serta mampu meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar mandiri.

4. Kemampuan Matematis

a. Aksiologi Matematika

Page 51: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur,

menurunkan dan menggunakan rumus Matematika yang diperlukan dalam kehidupan

sehari-hari melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar, dan trigonometri.

Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan

gagasan dengan bahasa melalui model Matematika yang dapat berupa kalimat dan

persamaan Matematika, diagram, grafik atau tabel.

b. Bagaimana Berpikir Logis Dan Sistematis

1) Mengenal kecerdasan logis

Tidak hanya bunyi dari angka-angka Matematika seperti himpunan, lebih

besar, lebih kecil sama dan sebangun, jika dan hanya jika yang menyenangkan, tetapi

symbol-simbol abstrak banyak menimbulkan misteri untuk dipecahkan. Potongan-

potongan jagung dalam mangkuk harus dihitung dan ditulis dalam angka, dan

mainan dalam kotak mainan harus diketahui secara kuatitatif. Pada waktu siswa

berusia 10 tahun, pertanyaan waktu, urutan dan konsep perkalian menguasai atau

mempengaruhi daya tariknya. Baginya, setengah jam berarti berapa lama waktu yang

digunakan untuk melihat program televisi atau digunakan untuk pergi ke toko

makanan.

Dengan diliputi pemikiran menjumlah, mengalikan, menaksir tentang

rentangan waktu yang banyak digunakan dalam aktifitas keseharianya, siswa

beranggapan bahwa jika semua kegiatan dapat diikuti dengan baik, maka perlu

Page 52: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perhitungan dalam mengatur waktu, paling tidak membagi waktu seefisien mungkin.

Indah bagian dari pemikiran logis Fisika.

2) Mengenal kecerdasan logis matematika.

Piaget menggambarkan kemajuan dari intelegensi secara logis yang dimulai

dengan interaksi seorang anak kecil dengan objek dilingkungannya, penemuan

angka, peralihan dari objek yang kongkrit ke simbol yang abstrak, pertimbangan dari

pernyataan secara hipotesis dalam suatu hubungan dan implikasinnya. Gardner

meragukan bahwa ide-ide perkembangan kognitif Piaget dapat diterapkan sama

baiknya dengan bidang lain dari kemampuan manusia.

Jelas dalam cerita siswa itu, intelegensi logis Matematis melibatkan banyak

komponen, perhitungan secara Matematis, berpikir logis, pemecahan masalah,

pertimbangan deduktif dan induktif, dan ketajaman pola dan hubungan. Pada intinya

kemampuan Matematis merupakan kemampuan mengenal dan memecahkan

masalah. Sementara intelegensi logis Matematis ini menjadi hal yang paling penting

bagi masyarakat barat dan sering dihargai sebagai penuntun dan pelajaran bagi

sejarah manusia. Gardner menegaskan bahwa intelegensi logis Matematis bukanlah

intelegensi yang tinggi dibandingkan dengan intelegensi yang lain, dan bukan pula

diterima secara universal dengan penghargaan yang paling tinggi. Tetapi terdapat

masalah lain yang dipecahkan oleh jenis intelegensi yang lain.

3) Sifat – sifat intelegensi logis Matematis

Page 53: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gardener dalam Uno, menjelaskan bahwa kecerdasan mencakup 3 bidang

yang saling berhubungan yaitu: 1) Matematika, 2) Sains, dan 3) Logika.

Dalam mengembangkan kecerdasan logis Matematis, beberapa hal yang perlu

diperhatikan: a). Seseorang harus mengetahui apa yang menjadi tujuan dan fungsi

keberadaan dan lingkungannya. b). Mengenal konsep yang bersifat kuantitas, waktu

dan hubungan sebab akibatnya. c). Menggunakan simbol abstrak untuk menunjukan

secara nyata baik obyek maupun kongkrit. d). Menunjukan keterampilan pemecahan

masalah yang logis. e). Memahami pola – pola dan hubungan – hubungan. f).

Menggunakan bermacam – macam keterampilan Matematis. g). Menyukai operasi

yang kompleks. h). Mengajukan dan menguji hipotesis. i). Berpikir secara

Matematis. j). Menggunakan teknologi untuk memecahkan masalah Matematis. k).

Mengungkapkan ketrkaitan dalam karir – karir. l). Menciptakan model baru atau

memahami wawasanbaru dalam sains atau Matematis.

4) Pembelajaran Logis Matematis

Pembelajaran logis Matematis disekolah dapat dikembangkan dengan baik,

jika guru memiliki komitmen untuk menerapkan pembelajaran yang bertujuan

mengembangkan kecerdasan logis Matematis tersebut. Salah satu cara yang dapat

ditempuh adalah dengan membangun diskusi dengan siswa tentang berbagai

kesulitan yang mereka hadapi dalam belajar Fisika. Diskusi tersebut bukan saja dapat

memberikan masukan kepada guru tetapi strategi apa yang paling cocok diterapkan

dalam pembelajaran, dan juga seorang guru harus dapat melihat berbagai konsep

atau topik yang perlu dioptimalkan kepada siswa. Di kelas, jika guru hendak

Page 54: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menciptakan suasana belajar yang mengoptimalkan proses pembelajaran, maka perlu

dikembangkan proses belajar aktif seperti contoh berikut ini: a). Menggunakan

bermacam strategi tanya jawab. b). Mengajukan masalah terbuka bagi siswa untuk

diselesaikan. c). Mengkonstruksi model dari konsep kunci. d). Menyuruh siswa

untuk mengungkapkan pemahaman mereka dengan menggunakan objek yang

kongkrit. e). Memprediksikan dan membuktikan dampak atau hasil secara logis. f).

Mempertajam pola dan hubungan dalam bermacam-macam fenomena. g). Meminta

siswa untuk memberikan alasan dari pernyataan dan pendapat dan pendapat mereka.

h). Menyediakan berbagai kesempatan untuk melakukan pengamatan dan

penyelidikan. i). Mendorong siswa untuk membangun maksud dan tujuan dari

belajar mereka. j). Menghubungkan konsep atau proses Matematis dengan mata

pelajaran lain dan juga dengan kehidupan nyata.

Dalam hal ini siswa harus memahami berbagai permasalahan yang

berhubungan dengan materi ajar secara sistimatis. Misalnya, bisa mengetahui apakah

itu logika,metode ilmiah, berpikir deduktif, silogisme, induktif dan analogi.

c. Bagaimanakah Karakteristik Belajar Matematika

Setelah melihat pandangan dan pengertian Matematika diatas, muncul

pertanyaan, apakah yang menjadi karakteristik dan hakekat Matematika itu ? Nesher

( dalam Uno ) mengonsepsikan karakteristik Matematika terletak pada

kekhususannya dalam mengkomunikasikan ide Matematika itu melalui bahasa

numerik. Dengan bahasa numerik ini, memungkinkan seseorang dapat melakukan

pengukuran secara kuantitatif. Sedangkan sifat kekuantitatifan dari Matematika

Page 55: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tersebut, dapat memberikan kemudahan bagi seseorang dalam menyikapi suatu

masalah. Itulah sebabnya Matematika selalu memberikan jawaban yang lebih bersifat

eksak dalam memecahkan masalah.

Seseorang akan merasa mudah memecahkan masalah dengan bantuan

Matematika, karena ilmu Matematika itu sendiri memberikan kebenaran berdasarkan

alasan logis dan sistimatis. Disamping itu, Matematika dapat memudahkan dalam

pemecahan masalah karena proses kerja Matematika dilalui secara berurut yang

meliputi, tahap obserpasi, menebak, menguji hipotesis, mencari analogi, dan

akhirnya merumuskan teorema. Selain itu, Matematikamemiliki konsep struktur dan

hubungan – hubungan yang banyak menggunakan simbol-simbol. Simbol ini sangat

penting dalam membantu memanipulasi aturan-aturan yang beroperasi dalam

struktur. Simbolisasi juga memberikan fasilitas komunikasi sehingga dapat

memungkinkan untuk mendapatkan sejumlah informasi, dan dari informasi inilah

dapat dibentuk konsep baru. Dengan demikian, Simbol-simbol Matematika sangat

bermanfaat untuk mempermudah cara kerja berpikir, karena simbol-simbol ini dapat

digunakan untuk mengkomunikasikan ide, dengan jalan memahami karakteristik

Matematika seperti yang dikemukakan diatas.

Pertanyaan berikutnya adalah, apa sebenarnya hakikat belajar Matematika

itu? Hakikat belajar Matematika adalah suatu aktivitas mental untuk memahami arti

dan hubungan serta simbol, kemudian diterapkanya ke dalam yang nyata. Schoenfeld

(1985) mendefinisikan bahwa belajar Matematika berkaitan dengan apa, dan

bagaimana menggunakannya dalam membuat keputusan untuk memecahkan

Page 56: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

masalah. Matematika melibatkan pengamatan, penyelidikan dan keterkaitannya

dengan fenomena matematis dan sosil. Berkaitan dengan hal ini, maka belajar

Matematika merupakan suatu kegiatan yang berkenaan dengan penyeleksian

himpunan – himpunan dari unsur Matematika yang sederhana dan merupakan

himpunan – himpunan baru, yang selanjutnya membentuk himpunan–himpunan baru

yang rumit. Demikian seterusnya, sehingga dalam belajar Matematika harus

dilakukan secara hirarkis. Dengan kata lain, belajar Matematika pada tahap yang

lebih tinggi, harus didasarkan pada tahap belajar yang lebih rendah.

Selanjutnya Gagne mengemukakan delapan tipe belajar yang dilakukan

secara prosedural atau hirarki dalam belajar Matematika. kedelapan tipe belajar

tersebut adalah: 1). belajar sinyal (signal learning), 2). belajar stimulus respons

(stimulus response learning), 3). belajar merangkai tingkah laku (behavior chainig

learning), 4). belajar asosiasi verbal (verbal chaining learning), 5). belajar

diskriminasi (diskrimination learning), 6). belajar konsep (concept learning), 7).

belajar aturan ( rule learning), 8). belajar memecahkan masalah (problem solving

learning).

5. Kreativitas

Menurut UU. No. 20 Tahun 2003 sikap kreatif merupakan salah satu tujuan

pendidikan nasional. Kenyataan di lapangan pengembangan kreativitas tampaknya

selalu menjadi wilayah yang paling sering terabaikan, padahal kreativitas atau daya

cipta adalah adalah wilayah manusia yang paling unik dan sekaligus membedakan

dari makhluk lainnya. Kreatifitas adalah bentuk aktivitas imajiatif yang mampu

Page 57: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menghasilkan sesuatu bersifat orisinil, murni, asli dan bermakna (Anna Craft, 2004).

Menurut Anna Craft, pikiran berdaya adalah titik utama kreatifitas, sedangkan

Kreatifitas adalah suatu bentuk yang secara sekaligus mencakup multiple

intelliegence. (Nurti Wijayanti, 2006: 77).

Menurut Martin Jamaris (2003), aspek-aspek yang mempengaruhi kreatifitas

adalah : a) aspek kemampuan kognitif, b) aspek intuisi dan imajinasi, c) aspek

penginderaan, dan d) aspek kecerdasan emosi (Nurti Wijayanti, 2006: 79). Seorang

siswa yang memiliki pengetahuan cukup baik, mampu berimajinasi dan memiliki

intuisi baik, dapat melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitarnya, serta

memiliki kecerdasan emosional maka sikap kreatifnya akan muncul.

Menurut Herminanto (2004) indikator kreatifitas meliputi rasa ingin tahu,

kemampuan bertanya, mengajukan usul dan gagasan, berani berpendapat secara

spontan, menghargai keindahan, ide pribadi, tidak mudah terpengaruh orang lain,

memiliki rasa humor dan daya imajinatif yang tinggi, mampu mengajukan pemikiran

dan gagasan untuk memecahkan masalah, dapat bekerja sendiri, senang mencoba

hal-hal yang baru, serta mampu mengembangkan atau merinci suatu gagasan

(kemampuan elaborasi). Dengan mengembangkan kreatifitas pembelajaran bukanlah

hal yang menjemukan, tetapi akan terasa lebih indah, lebih hidup, bukan merupakan

beban, tetapi merupakan hal yang menyenangkan.

Pengembangan kreatifitas dapat bermula dari pengetahuan yang dimilikinya

dan mengenal masalah di lingkungannya agar dapat menemukan pemecahan suatu

masalah. Gordon dalam Joyce dan Weil (1980) tertarik pada pendekatan baru yang

disebut Sinektik. Sinektik adalah pendekatan untuk mengembangkan kreatifitas.

Page 58: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Empat ide dasar sinektik yang menantang adalah: a). Kreativitas penting dalam

aktivitas setiap hari. b). Proses kreatif tidak semuanya merupakan hal yang misterius,

tetapi kreatifitas dapat ditingkatkan melalui deskripsi dan latihan secara langsung.

c). Pendapat yang kreatif adalah sama dalam lahan–seni, sains–pabrik mesin, dan

memiliki karateristik seperti penopang proses intelegensi. Gordon menganggap ada

hubungan antara pemikiran umum dalam seni dan sains sama kuatnya. d). Asumsi

bahwa pendapat individu dan kelompok (creative thinking) adalah sangat mirip.

Individual dan pendapat umum kelompok dan hasil dalam banyak bentuk yang sama.

Hal ini sangat berbeda dari sikap kreatif adalah intensitas pengalaman personal.

Dalam pembelajaran guru membantu siswa melihat konsep-konsep yang telah

dikenalnya dengan cara yang segar. Dimulai dari mengambil konsep dari situasi yang

dijelaskan siswa atau topik yang mereka lihat sekarang, menjelaskan sebelumnya

dalam sebuah tulisan. Ilustrasi model pembelajaran dalam enam fase: 1). Description

of present condition: guru memiliki deskripsi situasi siswa atau topik seperti yang

mereka lihat sekarang. 2). Direct analogy: siswa mengusulkan analogi langsung,

memilih satu, dan memeriksa (mendeskripsikan) lebih luas. 3). Personal anology:

Siswa menjadikan analogi yang mereka seleksi dalam dua fase. 4). Compressed

conflict: siswa membawa deskripsinya dari dua fase dan tiga, membantu

mengusulkan penekanan konflik dan memilih salah satu. 5). Direct analogy: Siswa

umumnya dan menyeleksi analogi langsung lainya didasarkan pada penekanan

konflik. 6). Reexamination of the original task: guru mengembalikan siswa pada

tugas aslinya atau problemnya dan digunakan analogi sebelumnya dan atau masuk

pada pemngalaman sinektik.

Page 59: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selanjutnya menurut Mulyasa (2006) dalam Kusmoro (2008:59)

Pembelajaran kreatif menuntut guru mampu untuk merangsang kreatifitas siswa, baik

dalam mengembangkan kecakapan berfikir maupun dalam melakukan suatu

tindakan. Berfikir kreatif selalu dimulai dari berfikir kritis, guna menemukan atau

melahirkan sesuatu yang tadinya belum ada atau memperbaiki sesuatu. Hasil dari

suatu kreativitas merupakan sesuatu yang baru tetapi logis dan dapat diuji secara

empiris. Tetapi dapat pula berupa perbaikan dari suatu konsep, ide atau produk yang

kurang atau tidak tepat.

Dalam pengertian sehari-hari kreativitas sering disamakan dengan daya cipta

dan cenderung ditujukan dalam bidang seni. Pada kenyataannya kreativitas tidak

hanya menyangkut bidang seni saja, melainkan juga terdapat pada berbagai bidang

ilmu termasuk Ilmu Pengetahuan Alam. Diungkapkan oleh Mednick dalam

Lefrancois (1996) mendefinisikan kreativitas sebagai berikut :

Creativity is ”the forming of associative elements into new combination which either meet specifed requirrements or are in some ways useful. The more mutually remote the elements of the new combination. The more creative the process solution”.

Kreativitas merupakan bagian dari unsure-unsur asosiatif dalam kombinasi

baru yang memenuhi syarat-syarat tertentu atau dengan beberapa cara yang berguna.

Makin jauh timbal balik unsur-unsur kombinasi baru, makin kreatif proses

pemecahan masalah itu.

Utami Munandar (1995) merangkum dari beberapa pengertian tentang

kreativitas yaitu kreativitas adalah semua usaha produktif yang unik dari individu,

seseorang dituntut kemampuannya untuk berpikir dan menemukan sesuatu yang baru

Page 60: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

melalui kondisi lingkungan dan mempertimbangkan aspek-aspek personalianya.

Proses berpikir kreatif yang berupa penemuan konsep, prinsip dan gagasan-gagasan

baru memerlukan kondisi yang kondusif dengan kesempatan yang cukup luas.

Pendapat senada juga dikemukakan oleh Colin Rose, Malcolm J. Nicholl

(2002: 276) ”Memperoleh pengetahuan latar belakang yang terinci tentang subjek

tersebut adalah kunci kreativitas, karena semua gagasan baru yang kombinasi ulang

dari ide-ide yang ada”. Jadi kreativitas adalah kemampuan untuk mengkombinasikan

antara unsur-unsur yang baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. “Orang

kreatif menggunakan pengetahuan yang kita semua milikinya dan membuat

lompatan yang memungkinkan mereka memandang segala sesuatu dengan car yang

baru” (Bobbi Deporter & Mike Hernacki, 2003:295).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas dapat

dipandang dari segi produk, proses, kepribadian dan kondisi lingkungan. Dari segi

produk kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Dari

segi proses kreativitas adalah aktivitas yang dilakukan seseorang karena adanya

kegiatan mental intelektual dalam kognitif seseorang. Dari kondisi lingkungan

kreativitas terbentuk, karena dorongan lingkungan, sekolah, masyarakat dan budaya.

a. Ciri-ciri Siswa Kreatif

Orang yang kreatif selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, memiliki

kegembiraan dan menyukai aktivitas yang kreatif. Ciri-ciri siswa kreatif menurut

Utami Munandar adalah: 1) Imajinatif, 2) Mempunyai prakarsa (inisiatif), 3)

Mempunyai minat luas, 4) Mandiri dalam berpikir, 5) Meneliti, 6) Senang

Page 61: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berpetualangan, 7) Penuh energi, 8) Percaya diri, 9) Bersedia mengambil risiko, dan

10) Berani dalam pendirian dan keyakinan.

Peserta didik yang memiliki kemampuan kreatif tidak hanya menerima

informasi dari guru, namun mereka akan berusaha mencari dan memberikan

informasi dalam proses pembelajaran. Peserta yang kreatif akan selalu mempunyai

rasa ingin tahu, ingin mencoba-coba, berpetualangan, suka bermain dan intuitif.

Kemampuan kreatif akan mendorong siswa merasa memiliki harga diri, kebanggaan

dan kehidupan yang lebih sehat.

b. Alat Ukur Kreativitas

Kreativitas dapat ditelusuri lewat angket kreativitas atau melalui tes

kreativitas. Terdapat beberapa tes yang digunakan untuk mengukur tingkat

kreativitas seseorang. Masing-masing tes mempunyai tujuan dan ciri tertentu. Tes

Kreativitas figural (TKF)

Tes kreativitas figural merupakan adaptasi dari Circle Test Torrance pertama

kali digunakan oleh Utami Munandar tahun 1976, dan dilakukan standardisasi tahun

1988 untuk anak umur 10-18 tahun oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Manfaat dari tes ini adalah memberikan perspektif yang lebih luas. Tes

kemampuan figural juga mengukur aspek kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan

elaborasi dari kemampuan berpikir kreatif. Selain itu tes ini juga memungkinkan

mendapat ukuran dari kreativitas sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi

antara unsur-unsur yang diberikan.

Sikap kreatif dioperasionalisasi dalam dimensi yang meliputi keterbukaan

terhadap pengalaman baru, kelenturan dalam berpikir, kebebasan dalam ungkapan

Page 62: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diri, menghargai fantasi, minat terhadap kegiatan kreatif, kepercayaan terhadap

gagasan sendiri, dan kemandirian dalam memberi pertimbangan.

Selain tes kreativitas yang memerlukan keahlian psikolog dalam

penafsirannya, diperlukan alat identifikasi kreativitas yang dapat digunakan guru.

Untuk tujuan ini telah diadaptasi untuk Indonesia, skala penilaian anak berbakat yang

disusun oleh Renzulli dkk (1971), yang terdiri dari empat sub-skala yaitu ciri-ciri

intelektual umum, ciri-ciri motivasi, ciri-ciri kreativitas, dan ciri-ciri

kepemimpinan. Untuk skala kreativitas meliputi ciri-ciri: rasa ingin tahu yang luas

dan mendalam, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak

gagasan atau usul terhadap suatu masalah, bebas dalam menyatakan pendapat,

mempunyai rasa keindahan yang dalam, menonjol dalam salah satu bidang seni,

mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi/sudut pandang, mempunyai rasa

humor yang luas, mempunyai daya imajinasi, dan orisinil dalam ungkapan gagasan

dan dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan uraian tentang cara pengukuran kreativitas di atas, dalam

mengukur tingkat kreativitas siswa dapat dilakukan dengan tes kreativitas atau

dapat juga menggunakan skala sikap kreatif yang diukur lewat angket. Pada

penelitian ini menggunakan pengukuran kreativitas menggunakan angket kreativitas.

6. Hakekat Fisika

Fisika berkembang berdasarkan atas pengamatan dan pengukuran tentang

peristiwa – peristiwa yang terjadi di alam. Hasil pengamatan tersebut kemudian

disusun suatu teori yang telah teruji kebenarannya. Seperti pendapat Druxes, Born

Page 63: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan Siemsen (1986) bahwa “ Fisika adalah pelajaran tentang kejadian alam yang

memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran apa yang didapat,

penyajian secara Matematis dan berdasarkan peraturan umum”.

Dari pengertian dari Fisika berhubungan erat dengan pengukuran dan

percobaan, maka pelajaran Fisika menuntut kreatifitas guru dan peserta didik dalam

menggunakan peralatan untuk memecahkan masalah yang ada. Memperhatikan

pernyataaan di atas maka peralatan praktikum dan media pembelajaran adalah sangat

cocok digunakan dalam proses pembelajaran Fisika. Dapat disimpulkan bahwa fisika

adalah ilmu yang meneliti, mengamati, menganalisa dan menemukan gejala-gejala

alam yang ada disekitar kita.

Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam. Sandra Fatika (1987)

mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam meliputi produk, proses, dan sikap

ilmiah, yaitu : a). Produk Ilmu Pengetahuan Alam adalah semua pengetahuan tentang

gejala alam yang telah dikumpulkan melalui observasi. Produk IPA berupa fakta,

hukum, dan teori. b). Proses Ilmu Pengetahuan Alam atau metode ilmiah yaitu cara

kerja yang dilakukan untuk mencapai hasil-hasil pengetahuan alam. Langkah-

langkah dalam metode ilmiah antara lain: 1). merumuskan masalah; 2). merumuskan

hipotesis; 3). melaksanakan eksperimen; 4). menari kesimpulan. c). Nilai dan sikap

ilmiah yaitu semua tingkah laku yang diperlukan selama melakukkan proses ilmu

pengetahuan alam, sehingga tercapai hasil-hasil ilmu pengetahuan alam. Selama

melakukan metode ilmiah, proses observasi, eksperimen dan berpikir rasional

digunakan sikap ilmiah seperti: jujur, obyektif, terbuka, dan sebagainya agar

diperoleh ilmu pengetahuan yang benar.

Page 64: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Fisika merupakan bagian dari IPA, maka berdasarkan uraian tersebut dapat

disimpulkan bahwa Fisika meliputi adanya produk-produk, proses dan sikap ilmiah.

Fisika sebagai produk merupakan sekumpulan pengetahuan yang terdiri dari fakta-

fakta, konsep-konsep dan prinsip Fisika. Fisika sebagai proses merupakan segala

kegiatan yang dilakukan dan segala sikap yang dimiliki oleh ilmuwan untuk

menghasilkan produk Fisika. Dalam melakukan kegiatan itu para ilmuwan memiliki

ketrampilan tertentu yang disebut ketrampilan proses Fisika dan juga memiliki sikap

ilmiah.

Dalam teori belajar telah dikemukakan bahwa belajar bukan hanya sekedar

menyerap informasi dari guru, tetapi meliputi berbgai kegiatan serta tindakan yang

harus dilakukan. Kegiatan tersebut dilakukan agar diperoleh hasil belajar yang lebih

baik. Belajar dapat diartikan sebagi perubahan tingkah laku pada diri individu berkat

adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan

lingkungannya.

Secara sederhana proses pembelajaran dapat digambarkan sebagai kegiatan

untuk membawa peserta didik dari keadaan awal sebelum belajar ke keadaan akhir

seterlah belajar. Keadaan akhir setelah belajar ini ditandai dengan adanya perubahan

sikap atau dimilikinya suatu keterampilan. Berdasarkan hakekatnya, Fisika

merupakan pelajaran yang disajikan secara sistematis berdasarkan peraturan-

peraturan tertentu. Selanjutnya setelah mengalami proses pembelajaran tersebut

peserta didik mampu menguasai IPA yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan

teori, memahami dan trampil dalam proses-proses IPA, serta memiliki sikap dan

nilai IPA.

Page 65: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7. Prestasi Belajar Peserta didik

Dalam kegiatan belajar mengajar, pengukuran hasil belajar dimaksudkan

untuk mengetahui seberapa jauh perubahan tingkah laku peserta didik setelah

melakukan suatu proses belajar. Hasil pengukuran dapat berupa angka atau dapat

berupa eksistensi. Hasil pengukuran merupakan pernyataan yang mencerminkan

tingkat penguasaan materi mata pelajaran yang disebut sebagai prestasi belajar.

Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1998: 112) prestasi belajar dibagi

tiga kategori yaitu: kognitif, afektif, psikomotorik. Prestasi belajar diperoleh setelah

seseorang melakukan aktivitas baik secara individu maupun kelompok. Dengan kata

lain prestasi belajar merupakan hasil dari tingkah laku akhir pada kegiatan belajar

peserta didik yang dapat diamati atau pencerminan proses belajar yang telah

berlangsung.

Berdasar pada definisi hasil belajar menurut B. Bloom, dapat di jelaskan

pengertian ranah kognitif, afektif dan psikomotor sebagai :

a. Ranah kognitif

Ranah kognitif merupakan ranah yang mencakup kemampuan intelektual.

Penguasaan kognitif dapat diukur melalui tes, baik tes tulis , tes lisan, dan portofolio.

Pada ranah ini terdapat enam jejang proses berpikir yaitu: (1) tingkat pengetahuan,

yaitu kemampuan mengingat informasi atau materi pelajaran yang telah diterima

sebelumnya. Kemampuan ini ditandai dengan penggunakan kata-kata operasional

seperti: mendefinisikan, menyebutkan, mengidentifikasi, mengenali; (2) tingkat

pemahaman, yaitu menggunakan, menafsirkan atau menginformasikan sesuatu

berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Kemampuan ini dapat

Page 66: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diketahui melalui pemakaian kata-kata operasional seperti: membedakan, menduga,

menemukan, membuat contoh, menggeneralisasi; (3) tingkat aplikasi yaitu

kemampuan menentukan menafsirkan atau menggunakan informasi atau materi

pelajaran sebelumnya ke dalam situasi baru yang konkret dalam rangka menetukan

jawaban tunggal yang benar dari suatu masalah. Biasanya berkaitan dengan

kemampuan menghitung, memanipulasi, meramalkan, mengapresiasikan dan

menghubungkan; (4) tingkat analisis yaitu kemampuan yang berkaitan dengan

menguraikan sesuatu ke dalam bagian-bagian yang lebih rinci sehingga menjadi

jelas. Kemampuan ini dapat berupa mengidentifikasi sebab, menarik kesimpulan

berdasarkan suatu patokan tertentu; (5) tingkat sintesis yaitu kemampuan berpikir

untuk membuat sintesa tentang sesuatu konsep. Sintesis merupakan proses yang

memadukan bagian-bagian secara logis. Kemampuan pada tingkat ini dapat diketahui

dari kemampuan untuk mengkategorikan, mengkombinasikan, membuat desain,

merevisi, mengorganisasikan; (6) tingkat evaluasi atau tingkat mencipta yaitu

kemampuan menggunakan pengetahuannya untuk membuat penilaian terhadap

sesuatu berdasarkan kreteria tertentu. Menciptakan adalah proses yang menghasilkan

gagasan-gagasan baru dengan cara memadukan bagian-bagian secara logis.

Kemampuan ini dapat dikenali dari penggunaan kata-kata operasional seperti

menganalisis, mendesain, merencanakan, mengorganisasikan.

b. Ranah afektif

Ranah afektif merupakan kemampuan siswa yang berkaitan dengan sikap,

minat, nilai, dan konsep diri. Menurut Trowbridge dan Bybee ( 1990: 149-153)

tingkatan ranah afektif meliputi: (1) peringkat penerimaan yaitu peserta didik

Page 67: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memiliki keinginan memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus. Tugas

guru adalah menimbulkan, mempertahankan, dan mengarahkan, perhatian peserta

didik pada fenomena yang menjadi objek pembelajaran afektif. Hasil dari

pembelajaran ini adalah berjenjang mulai dari kesadaran bahwa sesuatu itu ada

sampai pada minat khusus dari pihak siswa. (2) peringkat partisipasi yaitu

merupakan partisipasi aktif peserta didik, sebagai bagian dari perilakunya. Pada

peringkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan fenomena khusus tetapi ia juga

bereaksi terhadap fenomena tersebut. Hasil pembelajaran pada daerah ini

menekankan pada pemerolehan respon, atau kepuasan dalam memberi respon.

Peringkat tinggi pada kategori ini adalah minat, yaitu hal-hal yang menekankan pada

pencarian hasil dan kesenangan melakukan aktivitas-aktivitas khusus. (3) penentuan

nilai yaitu keyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat internalisasi dan

komitmen. Hasil belajar pada peringkat ini berhubungan dengan perilaku yang

konsisten dan stabil agar nilai dikenal secara jelas. Tujuan penilaian ini

diklasifikasikan sebagai sikap dan apresiasi. (4) peringkat organisasi yaitu

kemampuan untu mengorganisasi suatu system nilai internal secara konsisten. Hasil

pembelajaran pada peringkat ini berupa konseptualisasi nilai atau organisasi sistem

nilai, misalnya pada pengembangan filsafat hidup. (5) peringkat karakteristik dengan

suatu nilai atau pola hidup yaitu peringkat tertinggi ranah afektif yang mana peserta

didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada suatu waktu

tertentu hingga terbentuk gaya hidup. Hasil pembelajaran pada peringkat ini

berkaitan dengan pribadi, emosi, dan sosial. Jadi peserta didik akan memiliki tingkah

Page 68: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

laku yang menetap, konsisten, dan dapat diramalkan. Hasil belajar pada ranah ini

akan menjadi ciri khas atau karakteristik siswa.

c. Ranah psikomotor

Hasil belajar pada ranah psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan dan

kemampuan bertindak individu. Menurut Taksonomi Bloom, domain psikomotor

memiliki tujuh tingkatan dari yang sederhana ke yang kompleks yaitu : (1) persepsi,

berkaitan dengan penggunaan indera dalam melakukan kegiatan; (2) kesiapan, yaitu

berkaitan dengan kesiapan melakukan suatu kegiatan baik secara mental, fisik

maupun emosional; (3) respon terbimbing, yaitu mengikuti atau mengulangi

perbuatan yang diperintahkan oleh orang lain; (4) mekanisme yaitu berkaitan dengan

penampilan respon yang sudah dipelajari; (5) kemahiran yaitu berkaitan dengan

gerakan motorik yang terampil; (6) adaptasi yaitu berkaitan dengan ketrampilan yang

sudah berkembang di dalam diri individu sehingga yang bersangkutan mampu

memodifikasi pola gerakannya; (7) keaslian, yaitu berkaitan dengan kemampuan

menciptakan pola gerakan baru sesuai dengan situasi yang dihadapi.

Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah hasil yang diperoleh seseorang dari suatu aktivitas yang telah dilakukan dan

memperoleh pengetahuan dengan memenuhi unsur kognitif, psikomotorik, dan

afektif baik individu maupun secara kelompok pada mata pelajaran tertentu.

8. Materi Pembelajaran Medan Magnetik

Pada pelaksanaan penelitian. Peneliti menggunakan dua macam metode

pembelajaran problem solving dan metode problem posing. Pokok bahasan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Medan Magnetik. Materi tersebut menurut

Page 69: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Akselerasi terletak pada kelas XII

dengan Materi pelajaran yang akan disajikan adalah sebagai berikut :

a. Kutub Utara Selatan Sebuah Magnet

Pada sebuah magnet batang yang digantung, ternyata kedua ujungnya selalu

menunjuk arah utara selatan. Ujung yang menunjuk arah utara disebut kutub utara

dan ujung yang menunjuk arah selatan disebut kutub selatan. Jika dua buah magnet

kita dekatkan maka kutub-kutub sejenis tolak menolak dan kutub-kutub tidak sejenis

tarik menarik. Bentuk medan magnetik di sekitar magnet batang dapat dilukiskan

dengan garis-garis khayal yang kita sebut garis-garis gaya. Garis-garis gaya dengan

tanda anak panah menampilkan medan magnetik dari magnet batang. Kita

definisikan arah medan magnetik ini pada titik mana saja sebagai arah gaya yang

akan dialami oleh sebuah kutub utara yang diletakkan pada titik tersebut.

Jika kita amati garis-garis gaya pada gambar 2.1 kita akan mendapatkan tiga

buah aturan tentang garis-garis gaya magnetik: 1) garis-garis gaya magnetik tidak

Gambar 2.1 Magnet batang dan medan magnetik disekitarnya

Page 70: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bv

ò=S

AdBrv

.f

pernah berpotongan, 2) garis-garis gaya magnetik selalu keluar dari kutub utara dan

masuk ke kutub selatan, 3) tempat dengan garis-garis gaya rapat menyatakan medan

magnetik kuat, sebaliknya tempat dengan garis-garis gaya renggang menyatakan

medan magnetik lemah.

Medan magnet merupakan besaran vektor dan Medan magnet dapat

digambarkan dengan menggunakan garis-garis Medan. Besaran magnet sering

disebut induksi magnet yang dinyatakan oleh vektor. Medan magnet juga bekerja

pada muatan yang bergerak dalam medan magnet, juga pada kompas Seperti halnya

pada Medan listrik, maka dapat juga ditentukan jumlah garis gaya yang menembus

suatu permukaan S, jika diketahui induksi magnet pada setiap titik di permukaan

tersebut. Jumlah garis-garis gaya atau fluks Φ yang keluar pada permukaan S dapat

dinyatakan dengan persamaan matematis sebagai berikut:

ò=S

dAB .f (2.1)

Persamaan (2.1 ) merupakan produk skalar ( dot product) antara vektor Bv

dan Adv

atau dapat dinyatakan :

ò ò==S S

n dABdAB .cos. qf (2.2)

Dimana :

Ф = fluks magnetik

B = medan magnetik

A = luas permukaan

S = permukaan

Page 71: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Induksi Magnet

Gaya yang diberikan suatu magnet terhadap yang lainnya merupakan

interaksi antara suatu magnet dan medan magnet lain. Garis-garis medan magnet

dapat digambarkan seperti garis-garis medan listrik. Arah garis-garis medan magnet

menunjuk dari kutub magnet Utara ke kutub magnet Selatan, lihat gambar 2.2

Gambar 2.2 Garis-garis medan magnet seolah keluar dari kutub U dan

masuk pada kutub S

c. Arus Listrik Menghasilkan Medan Magnet

Ilmuwan yang kali pertaama mempublikasikan hasil penelitiannya berkaitan

dengan arus listrik pada kawat yang dapat menghasilkan medan adalah Oersted.

Dari percobaan Oersted diperoleh dua kesimpulan: 1) disekitar penghantar berarus

listrik terdapat medan magnetic, 2) arah gaya magnetik bergantung pada arah arus

listrik yang mengalir dalam penghantar.

Page 72: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perhatikanlah gambar 2.3 di atas, penjelasannya adalah: a). Kawat ketika

belum dialiri arus listrik, jarum kompas berimpit dengan kawat; b). Kawat dialiri

arus listrik ke arah selatan maka jarum kompas akan menyimpang ke arah timur; c).

Kawat dialiri arus listrik ke arah utara maka jarum kompas akan menyimpang ke

arah barat. Percobaan di atas membuktikan bahwa ketika kawat dialiri arus maka

akan ada medan magnet yang timbul di sekitar kawat, hal ini bisa dibuktikan dengan

menyimpangnya jarum kompas. Arah medan magnet yang ditimbulkan dapat

ditentukan dengan menggunakan aturan tangan kanan. Ibu jari menunjukkan arah

arus listrik (I) dan keempat jari menunjukkan arah medan magnet (B).

Arah medan magnetik dapat dengan mudah divisualkan oleh kaidah tangan

kanan: Bila kita menggenggam penghantar lurus dengan tangan kanan sedemikian

sehingga ibu jari menunjukkan arah arus listrik, maka lipatan keempat jari lainnya

menyatakan arah putaran garis-garis gaya magnetik.

Gambar 2.3 Arah jarum kompas pada kawat yang dialiri arus listrik

Page 73: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 2.4 Aturan tangan kanan dan arah medan magnetik disekitar

kawat berarus

d. Bentuk Medan Magnetik di Sekitar Penghantar Melingkar

Bentuk medan magnetik di sekitar penghantar melingkar berarus ditunjukkan

pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Medan magnetik pada penghantar melingkar

Page 74: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 2.5 menunjukkan sebuah kumparan (solenoide) berarus, yang dapat

kita anggap sebagai sejumlah kawat melingkar (loop) yang terbentang sepanjang

sumbu loop. Perhatikan setiap bagian dari setiap loop menyumbang ke medan

magnetik melalui pusat kumparan. Karena itu, medan magnetik di dalam sebuah

kumparan jauh lebih kuat daripada medan magnetik di dekat seutas kawat lurus

panjang atau di dekat sebuah loop kawat. Dari gambar di bawah ini juga tampak

bahwa medan magnetik di luar kumparan mirip dengan medan magnetik yang

dihasilkan oleh sebuah magnet batang. Dengan demikian ujung-ujung kumparan

akan berlaku sebagai kutub utara selatan. Kutub utara sebuah kumparan dengan

mudah ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan.

e. Gaya Pada Arus Listrik di Medan Magnet

Telah kita bahas bahwa apabila kawat dialiri arus listrik maka akan

menimbulkan medan magnet disekitarnya. Bila penghantar berarus di letakkan di

dalam medan magnet, maka pada penghantar akan timbul gaya. Gaya ini disebut

dengan gaya lorentz. Jadi gaya lorentz adalah gaya yang dialami kawat berarus listrik

di dalam medan magnet. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya Lorentz dapat

timbul dengan syarat sebagai berikut:

1) Ada kawat pengahantar yang dialiri arus

2) Penghantar berada di dalam medan magnet.

Perhatikan gambar 2.6

Page 75: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar. 2.6 Gabungan magnet dan arah arus. Gaya magnetik F tegak lurus dengan

arus I dan arah medan magnetik B

Dari gambar 2.6 diketahui bahwa untuk mengetahui bagaimana gaya lorentz

berfungsi dapat dilakukan melalui percobaan, yaitu dengan mengamati bentuk medan

magnet atau garis gaya magnet selama percobaan. Bila pengamatan dilakukan

dengan benar maka akan diperoleh :

1) Makin besar arus listrik yang mengalir, makin besar pula gaya yang bekerja dan

makin cepat batang penghantar bergulir

2) Bila polaritas sumbu dirubah, maka penghantar akan bergerak dalam arah yang

berlawanan dengan gerak sebelumnya.

Pada gambar 2.7 diketahui bahwa arah gaya Lorentz dapat ditentukan dengan

aturan tangan kanan. Jari-jari tangan kanan diatur sedemikian rupa, sehingga Ibu jari

tegak lurus terjadap telunjuk dan tegak lurus juga terhadap jari tengah. Bila arah

medan magnet (B) diwakili oleh telunjuk dan arah arus listrik (I) diwakili oleh ibu

jari, maka arah gaya lorentz (F) ditunjukkan oleh jari tengah. perhatikan gambar 2.7,

Page 76: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar. 2.7 Aturan tangan kanan dan Gaya Lorentz

Adapun besar gaya lorentz pada penghantar bergantung pada faktor sebagai berikut:

1) Kuat medan magnet (B), 2) Besar arus listrik (I), 3) Panjang penghantar (L)

Hubungan dari ketiga besaran tersebut dapat dinyatakan secara matematis: F = B.I.L

dimana : F adalah gaya lorentz (N), B adalah kuat medan magnet (Tesla), I adalah

kuat arus listrik (A), L adalah panjang penghantar (m)

Magnet memberikan gaya pada kawat pembawa arus. Arah gaya selalu tegak

lurus terhadap arah arus dan tegak lurus terhadap arah medan magnet B seperti pada

gambar 2.8 – hal 56

Gambar 2.8 Gaya pada kawat yang membawa arus dalam medan magnet

Page 77: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari gambar 2.8 dapat dijelaskan bahwa kawat berarus yang membentang dalam

medan magnet yang dihasilkan oleh magnet berbentuk huruf-U menyebabkan kawat

bergerak. Adapun arah gerakan kawat dapat ditentukan menggunakan kaidah tangan

kanan pada gambar. 2.7 yaitu jika arah arus mendekati kita, dan arah medan magnet

dari kutub magnet utara ke arah kutub magnet selatan maka arah gaya Lorentz akan

vertikal ke atas dan saling tegak lurus

Perhatikan gambar 2.9 tentang kawat penghantar berarus I yang berada pada

medan magnet B !

Gambar 2.9 Kawat pembawa arus pada medan magnet

Pada gambar 2.9 diketahui bahwa besarnya gaya Lorentz berbanding lurus

dengan arus I pada kawat dengan panjang L pada medan magnet. Ketika arus tegak

lurus terhadap garis-garis medan, maka gaya tersebut adalah yang paling kuat. Dan

sebaliknya pada saat parallel, maka gayanya sama dengan nol. Hubungan tersebut

dapat dinyatakan: qsinilBF = , (2.3)

dimana θ = sudut antara I dan B, Jika arahnya tegak lurus, maka sudutnya 90 o maka

gaya dapat ditulis: ilBF = (2.4)

Satuan untuk medan magnet B adalah Tesla = Newton/Ampere.meter atau 1

Tesla = 1 Wb/m2. Satuan lain yaitu 1 Gauss = 10 –4 Tesla.

Page 78: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

f. Gaya Pada Muatan Listrik yang Bergerak Dalam Medan Magnet

Muatan listrik yang bergerak dalam Medan magnet akan mendapat gaya,

yang disebut dengan gaya Lorentz.

Gambar 2.10 Muatan q yang bergerak dengan kecepatan vv

dalam medan Bv

Dari gambar. 2.10 dapat dijelaskan bahwa muatan q yang bergerak vertikal ke

atas dalam medan magnet B yang mengarah ke kutub S, akan mendapat gaya lorentz

mendekati pembaca dimana ketiganya saling tegak lurus.

Jika N partikel bermuatan q melewati titik tertentu pada saat t, maka arus I =

Nq/t. Waktu yang diperlukan q untuk menempuh jarak L pada medan magnet B

adalah L = v.t ; v = kecepatan partikel. Gaya F= iLB sin q = (Nq/t) (vt) B sin q .

Sehingga gaya pada satu partikel adalah:

qsinqvBF = (2.5)

jika q =90o, maka persamaan 2.5 menjadi

qvBF = (2.6)

Page 79: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

g. Medan Magnet Yang Disebabkan Oleh Kawat Lurus

Medan magnet B pada titik di dekat kawat lurus yang panjang, berbanding

lurus dengan arus I pada kawat dan berbanding terbalik terhadap jarak darii kawat:

rI

B µ

Konstanata pembanding dinyatakan dengan pm2

o , sehingga medan magnet B dapat

dinyatakan :

rI

B o

pm2

= (2.7 )

h. Gaya Antara Dua Kawat Parallel

Dua buah konduktor yang dipisahkan oleh Jarak L (Gambar 2.11a ), dimana

masing-masing membawa arus I1 dan I2. arus masing-masing menghasilkan medan

magnet yang mempengaruhi yang lainnya, sehingga juga memberikan gaya pada

yang lain. Medan magnet B1 yang di hasilkan oleh I1 dinyatakan oleh persamaan :

LI

B o

pm2

11 =

(2.8)

Pada gambar 2.11b medan hanya disebabkan oleh I1. Gaya F persatuan panjang L

pada konduktor yang membawa arus I2 adalah:

12BIF=

l (2.9)

Gaya I2 hanya disebabkan oleh I1 dan tidak memberikan gaya pada dirinya sendiri.

Jika persamaan (2.8) disubstitusikan ke persamaan (2.9) maka diperoleh persamaan:

LIIF o

pm

221

=l

(2.10)

Page 80: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 2.11.a Gambar 2.11.b

Dua konduktor yang Medan magnet yang

membawa arus I1 dan I2 dihasilkan oleh I1 dan I2

B. Penelitian Yang Relevan

1. Judul : Pengaruh Kemampuan Konsepsualisasi Dalam Mengkaji Konsep

Konsep kelistrik-magnetan Dengan Melalui Pendekatan Empiris I Laboratorium

Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA Negeri Argomulyo Bantul

Yogyakarta. Peneliti : Sumadi, Fakultas Pasca Sarjana Institut Keguruan Ilmu

Pendidikan Jakarta Desember 1985

Dalam penelitiannya dinyatakan bahwa: 1) terdapat kemampuan konseptualisasi

terhadap hasil belajar siswa, 2) terdapat perbedaan pendekatan empiris terhadap

hasil belajar siswa, 3) terdapat interaksi antara kemampuan konseptualisasi dan

pendekatan empiris terhadap hasil belajar siswa. Untuk mempelajari ilmu-ilmu

alam atau fenomena alam termasuk di dalamnya ilmu listrik-magnet, materi yang

Page 81: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berupa konsep, prinsip dan teori adalah proses kegiatan untuk menemukan materi

tersebut melalui kegiatan empirik dan berpikir. Perbedaan dengan penelitian yang

akan dilakukan terletak pada proses membangun konsep fisika tidaklah cukup

dengan kegiatan empirik tetapi diperlukan kemampuan Matematis dan kreativitas

peserta didik serta memerlukan metode pembelajaran yang berbasis masalah

(Problem Base Learning) yaitu Problem solving dan Problem posing. Hal ini

dikarenakan pada materi Medan Magnet bersifat abstrak sehingga memerlukan

kemampuan matematis yang relevan.

2. Judul : Pengaruh Model Contectual Teaching And Learning Terhadap Prestasi

Belajar Ditinjau Dari Kemampuan Tingkat Berpikir Siswa. Peneliti : Riolita

Butsia Anggraini, Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama Fisika Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penelitiannya dinyatakan bahwa: 1) terdapat pengaruh antara Model

Teaching And Learning terhadap prestasi belajar siswa, 2) terdapat pengaruh

antara kemampuan berpikir siswa terhadap prestasi belajar siswa, 3) terdapat

interaksi antara Model Contectual Teaching And Learning dan kemampuan

berpikir siswa terhadap prestasi hasil belajar siswa. Peserta didik yang

mempunyai kemampuan berpikir abstrak lebih baik akan mempunyai prestasi

lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan berpikir

konkrit baik. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada

asumsi bahwa siswa yang mempunyai kemampuan berpikir tinggi dapat

mencapai prestasi tinggi jika didukung dengan kreativitas dan kemampuan

Page 82: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

matematis yang baik serta metode pemecahan masalah yang tepat pada materi

fisika medan magnetik yang bersifat abstrak

3. Judul : Metode pembelajaran Pemberian Tugas Pengajuan Soal ( problem

Posing) dan Pembuatan Simulasi Komputer Dengan Memperhatikan

Kemampuan Berpikir Abstrak. Peneliti: Joko Siswanto, Program Studi

Pendidikan Sains Minat Utama Fisika Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Dalam penelitiannya dinyatakan bahwa : 1) terdapat pengaruh antara Metode

pemberian tugas terhadap prestasi belajar siswa, 2) terdapat pengaruh pembuatan

simulasi computer terhadap prestasi belajar siswa, 3) terdapat pengaruh

kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar siswa, 4) terdapat interaksi

antara metode pemberian tugas dan pembuatan simulasi computer terhadap

prestasi belajar siswa, 5) terdapat interaksi antara metode pemberian tugas dan

kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar siswa. Kemampuan

berpikir abstrak tinggi yang diajar dengan metode pembelajaran pengajuan soal

prestasi belajarnya lebih baik dibandingkan dengan yang diajar dengan metode

pembelajaran pemberian tugas pembuatan simulasi komputer, baik yang

berkemampuan berpikir abstrak tinggi maupun rendah. Perbedaan dengan

penelitian yang akan dilakukuan bahwa dengan pengajuan soal dari guru kepada

siswa belum tentu efektif tanpa kreativitas dalam diri siswa untuk memecahkan

soal medan magnetik. Karena materi medan magnet bersifat abstrak maka

diperlukan kemampuan matematis yang dimiliki siswa. Hal ini akan mencapai

hasil yang baik apabila metode pembelajaran yang digunakan berbasis

Page 83: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pemecahan masalah. Dengan demikian proses pembelajaran seperti ini

diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan

medan magnetik.

4. Judul : Hubungan Antara Kemampuan Dasar Matematika dan Kebiasaan

Belajar Dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMP Negeri 3 Ponorogo. Peneliti :

Lukyto,Tatas, Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang.

Dalam penelitiannya dinyatakan bahwa; 1) terdapat pengaruh kemampuan dasar

matematika terhadap prestasi belajar siswa, 2) terdapat pengaruh kebiasaan

belajar terhadap prestasi belajar siswa, 3) terdapat interaksi antara kemampuan

dasar matematika dan kebiasaan belajar terhadap presasi belajar siswa.

Kemampuan dasar matematika memberikan kontribusi lebih besar terhadap

prestasi belajar fisika dibandingkan dengan kebiasaan belajar. Jika

dikombinasikan antara kemampuan dasar matematika dan kebiasaan belajar

selanjutnya dilakukan analisa regresi, maka besarnya pengaruh total dari kedua

variabel bebas terhadap prestasi belajar fisika unit cahaya yaitu sebesar 16% dari

keseluruhan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar fisika unit cahaya. Untuk

sisanya yang sebesar 84% belum dapat dijelaskan karena berasal dari faktor lain

yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Perbedaan dengan penelitian yang akan

dilakukuan bahwa siswa yang hanya mempunyai kebiasaan belajar yang baik dan

kemampuan dasar matematis belum cukup untuk mendapatkan prestasi belajar

tanpa kreativitas dalam dirinya untuk memecahkan soal medan magnetik yang

bersifat abstrak dan komplek. Hal ini diperlukan juga metode pembelajaran yang

berbasis pemecahan masalah. Dengan demikian proses pembelajaran seperti ini

Page 84: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan

medan magnetik.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini diawali dari pemahaman bahwa: 1)

konsep Medan Magnet bersifat abstrak karena teori Medan magnet tidak dapat

dilihat penyebabnya namun dapat dirasakan efeknya secara langsung. Konsep ini

tergolong sulit karena banyak menggunakan konsep matematis yang cukup sulit dan

komplek, 2) metode pembelajaran yang menjadikan siswa aktif mengatasi kesulitan-

kesulitan yang timbul pada pembelajaran sangat dibutuhkan, 3) kemampuan

matematis yang baik pada siswa sangat mendukung keberhasilan dalam mempelajari

konsep medan magnet. Konsep matematis diferensial dan integral banyak digunakan

dalam medan magnet, 4) kreativitas siswa dalam memanipulasi persamaan matematis

integral dan diferensial sangat diperlukan, 5) kemampuan akademik siswa Sekolah

Menengah Atas Negeri 1 Surakarta cukup memadahi dan fasilitas belajar yang

mendukung maka keduanya dapat diimplementasikan dalam kegiatan belajar

mengajar. 6) Kompetensi guru pengajar program akselerasi telah ditentukan

kriterianya, oleh karena itu tujuan akhir untuk meningkatkan prestasi belajar

hendaknya dapat terwujud. Untuk lebih jelasnya, dapat diuraikan :

a. Penggunaan metode Problem Solving dan Problem Posing terhadap prestasi

belajar Fisika pada materi Medan Magnet.

Pengaruh metode pembelajaran Problem Solving dan Problem Posing pada

siswa program akselerasi diharapkan sesuai dengan kondisi siswa yang sudah

Page 85: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terseleksi dengan baik. Metode Problem Solving menekankan pada pembelajaran

untuk memecahkan masalah yang berasal dari guru. Siswa lebih bersifat pasif

dalam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan metode Problem Posing menitik

beratkan pada keaktifan siswa. Siswa diberi tugas untuk membuat soal

berdasarkan perintah guru atau buku panduan. Dengan demikian jika siswa ini

diberi beban atau ditugasi membuat permasalahan maka diharapkan dapat

menyelesaikan dengan baik.

Pada dasarnya metode problem solving menuntut kompetensi guru dalam

penguasaan materi ajar dan mengorganisir siswa dalam pembelajaran.

Sedangkan pada pembelajaran dengan metode problem posing lebih menuntut

kemandirian siswa, keaktifan siswa dan tanggung jawab siswa pada bahan ajar

yang dipresentasikan. Seberapa besar pengaruh dari kedua metode jika

digunakan pada pembelajaran medan magnet yang sifatnya abstrak dan komplek

terhadap peningkatan prestasi belajar siswa merupakan suatu ketertarikan untuk

diteliti.

b. Pengaruh Kemampuan Matematis terhadap prestasi belajar Fisika pada materi

Medan Magnet. Pada intinya kemampuan Matematis merupakan kemampuan

mengenal dan memecahkan masalah. Sementara intelegensi logis Matematis ini

menjadi hal yang paling penting bagi masyarakat barat dan sering dihargai

sebagai penuntun dan pelajaran bagi sejarah manusia. Di kelas, jika guru hendak

menciptakan suasana belajar yang mengoptimalkan proses pembelajaran, maka

perlu dikembangkan proses belajar aktif seperti contoh berikut ini: 1).

Page 86: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menggunakan bermacam strategi tanya jawab. 2). Mengajukan masalah terbuka

bagi siswa untuk diselesaikan. 3). Mengkonstruksi model dari konsep kunci. 4).

Menyuruh siswa untuk mengungkapkan pemahaman mereka dengan

menggunakan objek yang kongkrit. 5). Memprediksikan dan membuktikan

dampak atau hasil secara logis. 6). Mempertajam pola dan hubungan dalam

bermacam-macam fenomena. 7). Meminta siswa untuk memberikan alasan dari

pernyataan dan pendapat dan pendapat mereka. 8). Menyediakan berbagai

kesempatan untuk melakukan pengamatan dan penyelidikan. 9). Mendorong

siswa untuk membangun maksud dan tujuan dari belajar mereka. 10).

Menghubungkan konsep atau proses Matematis dengan mata pelajaran lain dan

juga dengan kehidupan nyata.

c. Pengaruh Kreativitas siswa terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Medan

Magnet. Kreatifitas adalah bentuk aktivitas imajiatif yang mampu menghasilkan

sesuatu bersifat orisinil, murni, asli dan bermakna (Anna Craft, 2004). Menurut

Anna Craft, pikiran berdaya adalah titik utama kreatifitas, sedangkan Kreatifitas

adalah suatu bentuk yang secara sekaligus mencakup multiple intelliegence.

(Nurti Wijayanti, 2006: 77). Menurut Martin Jamaris (2003), aspek-aspek yang

mempengaruhi kreatifitas adalah : 1) aspek kemampuan kognitif, 2) aspek intuisi

dan imajinasi, 3) aspek penginderaan, dan 4) aspek kecerdasan emosi (Nurti

Wijayanti, 2006: 79). Pada umumnya siswa menjadi kreatif karena ingin

menjawab akan rasa ingin tahunya yang cukup kuat. Mereka menjadi kreatif

bukan karena diajari orang lain tetapi diperoleh dari diri sendiri ketika berada di

Page 87: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lingkungannya dan tidak dibatasi waktu. Andaikata siswa aksel memang

memiliki kompetensi ini maka diharapkan dapat digunakan untuk mendukung

proses penguasaan konsep medan magnet dengan cara mencipta manipulasi

matematis yang dapat memperjelas dirinya.

d. Interaksi antara metode pembelajaran dengan Kemampuan Matematis terhadap

prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet. Pemilihan metode

pembelajaran yang tepat oleh seorang guru sudah dapat meningkatkan

pemahaman konsep yang hendak di sampaikan kepada siswanya. Terlebih lagi

siswa mempunyai kemampuan matematis yang cukup baik. Hal ini tentu

diharapkan akan saling mempengaruhi sehingga prestasi siswa dapat meningkat.

e. Interaksi antara metode pembelajaran dengan Kreativitas terhadap prestasi

belajar Fisika pada materi Medan Magnet. Materi medan magnet merupakan

materi yang bersifat abstrak dan menggunakan persamaan matematis yang cukup

komplek. Kesulitan dalam matematis sering dirasakan siswa oleh karena itu

siswa harus dibekali konsep matematis terlebih dahulu sebelum diberikan

pembelajaran medan magnet agar dapat kreatif untuk menciptakan manipulasi

matematis yang mempermudah dalam memahami konsep fisika bagi dirinya.

Jika siswa telah kreatif maka didukung dengan penggunaan metode yang

berbasis pemecahan masalah maka akan meningkatkan prestasi siswa.

Page 88: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

f. Interaksi antara Kemampuan Matematis dan Kreativitas terhadap prestasi belajar

Fisika pada materi Medan Magnet. Siswa program akselerasi terlahir dengan

kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang mempunyai kemampuan verbal lebih

baik daripada kemampuan matematisnya atau sebaliknya.

Kemampuan matematis yang mendukung proses penguasaan dan transfer

konsep-konsep fisika sangatlah bervariatif. Penggunaan bahasa matematis

sebagai alat penjelas konsep fisika dipilih menyesuaikan konsep dan kondisi

siswa yang terlibat dalam pembelajaran. Jika siswa dan guru mempunyai

kemampuan matematis baik tentu akan berpengaruh terhadap prestasi belajar

siswa.. Tingginya kreativitas siswa dan guru dalam mendukung proses

pembelajaran serta penggunaan metode yang tepat maka diharapkan prestasi

belajar akan lebih baik.

Faktor internal dalam diri siswa program akselerasi sangat bervariatif. Latar

belakang ini tentu akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar suatu

konsep fisika. Kemampuan bawaan seperti, kreativitas, IQ, ESQ, dan

sebagainya. Apabila seluruh kemampuan tersebut dimanfaatkan dengan baik

serta didukung faktor-faktor eksternal siswa seperti fasilitas belajar dan

pemilihan metode yang tepat. Faktor eksternal sekolah cukup memadahi untuk

memfasilitasi proses belajar siswa. Jika semua faktor dapat disinergiskan maka

diharapkan prestasi belajar fisika siswa dapat meningkat.

g. Interaksi antara metode pembelajaran, Kemampuan Matematis, dan Kreativitas

terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet. Mata pelajaran

Page 89: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

fisika terbangun dari sejumlah konsep yang terstruktur, kompleks dan terus

berkembang. Untuk membangun konsep diperlukan eksperimen secara langsung

sehinggga kesesuaian antara kenyataan yang ada dengan teori yang disusun

menjadi konsep dapat sesuai.

Penguasaan konsep Fisika merupakan langkah pertama menuju pembelajaran

Fisika yang efektif. Untuk memperoleh pemahaman konsep yang mendasar

diperlukan metode pembelajaran yang efektif dan tepat.

Siswa program akselerasi mempunyai kemampuan akademik tinggi. Mereka

mempunyai tingkat rasa ingin tahunya cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan tujuan

penelitian bahwa kemampuan mengkomunikasikan gagasan, ide, informasi dan

proses penguasaan konsep fisika sangat dibutuhkan metode yang efektif yaitu

metode problem solving dan posing.

Konsep fisika yang menarik perhatian siswa akan memotivasi siswa mencari

cara yang tepat untuk menguasainya. Keinginan tersebut dapat diperoleh dengan

cara mengajukan pertanyaan kepada teman atau guru atau menjawab apa yang

ditanyakan guru kepadanya. Dalam suasanan kegiatan belajar mengajar seperti

ini akan kondusif apabila siswa dan guru yang terlibat dalam proses tersebut

sama-sama kreatif, dan mempunyai pengetahuan matematis yang baik dalam

mengkomunikasikan konsep, sehingga gagasan-gagasan yang dipelajari menjadi

jelas, serta diharapkan prestasi belajar fisika siswa dalam memahami konsep

medan magnet dapat meningkat.

Page 90: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraian pada

peneilitian ini, maka peneliti mengajukan hipotesis:

1. Ada pengaruh penggunaan metode problem solving dan problem posing terhadap

prestasi belajar Fisika,

2. Ada pengaruh kemampuan matematis tinggi dan matematis rendah terhadap

prestasi belajar Fisika,

3. Ada pengaruh kreatifitas tinggi dan kreativitas rendah terhadap prestasi belajar

Fisika,

4. Ada interaksi antara metode problem solving dan metode problem posing dengan

kemampuan matematis terhadap prestasi belajar Fisika,

5. Ada interaksi antara metode problem solving dan metode problem posing dengan

kreativitas terhadap prestasi belajar Fisika,

6. Ada interaksi antara kemampuan matematis dengan kreativitas terhadap prestasi

belajar Fisika,

7. Ada interaksi antara metode problem solving dan problem posing, kemampuan

matematis dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar Fisika.

Page 91: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas XII program akselerasi

SMA Negeri 1 Surakarta Tahun pelajaran 2009/2010 sejumlah 48 peserta didik yang

terbagi dalam dua kelas dengan masing-masing kelas berisi 23 dan 25 siswa.

Penarikan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan pada kelas XII dengan menggunakan teknik

Porposif cluster random sampling (dua kelas dijadikan sebagai objek penelitian

semuanya). Selanjutnya satu kelas sebagai kelas eksperimen-1 dan satu kelas

berikutnya sebagai kelas eksperimen-2.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Surakarta kelas XII program akselerasi

pada semester genap Tahun Pelajaran 2009/2010.

Pengambilan data dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2008/ 2009.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap. Adapun tahap-tahap

pelaksanannya sebagai berikut:

Page 92: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Tahap persiapan, meliputi: pengajuan judul tesis, permohonan pembimbing,

pembuatan proposal, perijinan penelitian, dan konsultasi instrumen penelitian.

2. Tahap penelitian, yaitu semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat penelitian

yang meliputi uji instrumen penelitian dan pengambilan data yang disesuaikan

dengan alokasi waktu penyampaian materi pokok Medan Magnet.

3. Tahap penyelesaian, yaitu meliputi pengolahan data dan penyusunan tesis.

Alokasi waktu penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian

No Kegiatan Bulan / tahun 2009-2010

J U n

J u l

Ag t

S e p

Ok t

No p

De s

J A n

P E b

Ma r

Ap r

M E i

J U n

J u l

Ag t

1 Penyusunan proposal

X

2 Seminar proposal

X

3 Penyempurnaan proposal

X X

4 Penyusunan instrumen

X X

5 Ujicoba instrumen

X

6 Analisa hasil ujicoba

X

7 Pelaksanaan penelitian

X

8 Pengolahan data penelitian

X X X

9 Penulisan laporan

X X X

10 Ujian Komprehensif

X

11 Penyempurnaan tesis

X X

12 Ujian Tesis X

Page 93: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Metode Penelitian

Metode penelitian adalah strategi yang diambil dalam pengambilan /

pengumpulan dan analisis data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan-

permasalahan yang dihadapi. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen

murni yang melibatkan dua kelompok eksperimen tanpa melibatkan kelompok

kontrol.

Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok eksperimen yaitu kelompok

eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Kedua kelompok diasumsikan sama

dalam segala segi yang relevan dan hanya berbeda dalam pemberian perlakuan.

Responden dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok peserta

didik yang mendapat pembelajaran metode problem solving, sedangkan kelompok

kedua adalah kelompok peserta didik yang mendapat pembelajaran metode problem

posing. Desain penelitian ini menggunakan desain faktorial 2 x 2 x 2 dengan teknik

analisis variansi (ANAVA) tiga jalan dengan jumlah sel tidak sama, yaitu suatu

rancangan penelitian yang digunakan untuk meneliti perbedaan penggunaan metode

pembelajaran yang berbeda dihubungkan dengan tinggi rendahnya kemampuan

kemampuan matematis dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar Fisika. Tinggi

rendahnya kemampuan Matematis dan kreativitas peserta didik diperoleh melalui tes

yang telah dibuat oleh peneliti. Desain faktorial penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 94: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 3.2. Desain Faktorial

Kemampuan Matematis

Tinggi

(B1)

Kemampuan Matematis

Tinggi

(B2)

Kreativitas

Tinggi

(C1)

Kreativitas

Rendah

(C2)

Kreativitas

Tinggi

(C1)

Kreativitas

Rendah

(C2)

Metode

Pembelajaran

(A)

Problem

Solving

(A1)

A1B1C1

A1B1C2

A1B2C1

A1B2C2

Problem

Posing

(A2)

A2B1C1

A2B1C2

A2B2C1

A2B2C2

Rencana penelitian tersebut berbentuk matrik yang terdiri atas 8 sel. Secara

umum setiap sel dapat dijelaskan melalui simbol sebagai berikut: (A) = menyatakan

metode pembelajaran; (A1) = metode problem solving; (A2) = metode problem

posing; (B) = kemampuan matematika peserta didik; (B1) = kemampuan matematika

tinggi; (B2) = kemampuan matematika rendah; (C) = kreativitas; (C1) kreativitas

tinggi; dan (C2) = kreativitas rendah. Perlakuan yang diberikan pada setiap sel dapat

berupa kombinasi dari ketiga faktor tersebut.

Variabel pada penelitian ini melibatkan tiga variabel bebas dan satu variabel

terikat sebagai berikut:

1. Variabel bebas pertama, yaitu penggunaan metode pembelajaran berperan

sebagai variabel bebas pertama yang terdiri dari dua macam metode

pembelajaran yaitu:

a. Penggunaan metode problem solving

Page 95: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penggunaan metode solving berperan sebagai variabel aktif dengan simbul

(A1). Pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving adalah proses

belajar mengajar peserta didik dengan proses penghilangan perbedaan atau ketidak-

sesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan.

b. Penggunaan metode problem possing

Penggunaan metode posing berperan sebagai variabel aktif dengan simpul A2.

Pembelajaran dengan menggunakan metode posing adalah salah satu model

pembelajaran yang berorientasi pada aliran konstruktivis yaitu salah satu bentuk

kegiatan dalam pembelajaran Fisika yang dapat mengaktifkan siswa,

mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah serta

menimbulkan sikap positif terhadap Fisika.

2. Variabel bebas kedua, meliputi:

a. Variabel kemampuan matematis

Variabel kemampuan matematis peserta didik merupakan variabel bebas

kedua dan diberi simbol (B). Kemampuan Matematis (Mathematical Abilities), yaitu

pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk melakukan manipulasi

matematika meliputi pemahaman konsep dan pengetahuan prosedural. Pada

penelitian ini kemampuan matematis dikategorikan menjadi dua kategori yaitu

kemampuan matematis tinggi dan rendah.

3. Variabel kreativitas siswa

Variabel kreativitas peserta didik merupakan variabel bebas ketiga diberi

simbol (C). Pada intinya pengertian kreativitas dapat kita simpulkan sebagai

kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan

Page 96: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

maupun karya nyata, baik dalam bentuk sikap, karya maupun kombinasi dalam hal-

hal yang sudah ada, yang semuanya relatif berbeda dengan apa yang sudah ada. Pada

penelitian ini kreativitas dikategorikan menjadi dua kategori yaitu kreativitas tinggi

dan rendah.

4. Variabel terikat

Variabel prestasi belajar peserta didik berperan sebagai variabel terikat. Skala

pengukuran prestasi belajar menggunakan skala interval. Variabel ini diberi simbol

Y. Prestasi belajar peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi

belajar peserta didik pada mata pelajaran Fisika, yaitu hasil usaha belajar peserta

didik yang menunjukkan kecakapan yang dicapai dalam bentuk angka yang diambil

dari hasil tes Fisika dengan pokok bahasan Medan Magnetik.

Kesahihan Internal

Variabel-variabel luar yang tidak dapat dikontrol atau diukur secara langsung

yang mungkin mengintervensi hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terikat perlu ditiadakan atau paling tidak diminimalkan pengaruhnya. Agar penelitian

yang digunakan cukup baik untuk menguji hipotesis penelitian serta hasil yang

diperoleh tersebut dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian, maka perlu

dilakukan pengontrolan terhadap kesahihan internal pada rancangan penelitian.

Pengontrolan yang peneliti lakukan sebagai berikut:

Pemilihan sampel kelas eksperimen dilakukan secara acak dengan diundi

menggunakan gulungan kertas

Page 97: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pemilihan sampel baik untuk kelas eksperimen-1 maupun kelas eksperimen-2

berdasarkan kemampuan matematis dan kreativitas

Materi pelajaran sama yaitu Fisika pada pokok bahasan medan magnetik

Pelaksanaan penelitian pada jam yang sama meskipun pada hari yang berbeda. Hal

ini dilakukan agar kondisi anak pada dua kelompok sama

Subyek penelitian tidak diberitahu jika sedang menjadi subyek penelitian. Hal ini

bertujuan agar penelitian berjalan sebagaiman yang diharapkan, sehingga sikap

peserta didik tidak dibuat-buat.

Teknik Pengambilan Sampel Penelitian

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan porposif cluster random

sampling dengan cara mengambil dua kelas yang mempunyai nilai rata-rata mata

pelajaran Fisika semester II hampir sama untuk dijadikan kelas eksperimen-1 dan

kelas eksperimen-2.

Teknik Pengambilan Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan data tes dan

data angket sebagai berikut:

a. Data tes berupa nilai kognitif siswa pada materi pokok medan magnetik, dengan

menggunakan perangkat tes berupa tes pilihan ganda yang terdiri dari 30 soal

b. Data tes berupa nilai kemampuan matematis, menggunakan 20 soal tes pilihan

ganda yang berisi soal-soal matematika pendukung pokok materi medan

magnetik

Page 98: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Data angket berupa nilai kreativitas siswa, berupa tes sikap yang terdiri dari 38

soal.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini terdiri dari instrumen pelaksanaan penelitian dan

instrumen pengambilan data.

a. Instrumen pelaksanaan penelitian

Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian berupa silabus,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan hand out materi pokok medan

magnetik yang diprogam khusus untuk pelaksanaan pembelajaran.

b. Instrumen pengambilan data

Instrumen pengambilan data terdiri dari instrumen tes kemampuan Matematis

dan kreativitas peserta didik dan instrumen tes prestasi belajar peserta didik pada

bidang studi Fisika. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dan

dikembangkan sendiri oleh peneliti. Tes yang diberikan berisi soal-soal materi

medan magnetik.

Uji coba Instrumen Penelitian

Sebelum eksperimen yang sesungguhnya dilakukan perlu terlebih dahulu

dilakukan uji coba (try out) instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Hal ini

dilakukan dengan maksud untuk mendapat instrumen yang baik. Pelakasanaan uji

coba instrumen dilaksanakan pada kelompok peserta didik yang mempunyai

kesetaraan kondisi akademik dengan kelompok peserta didik sebagai objek

Page 99: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penelitian, yaitu kelas XII program akselerasi SMA Negeri 3 Surakarta pada kelas

XII yang tidak sebagai objek penelitian.

1. Uji Coba Tes Prestasi

Tahap selanjutnya instrumen yang telah tersusun diujicobakan (try out)

kepada siswa-siswa yang telah mendapat materi Medan Magnetik. Uji coba

dilaksanakan agar diperoleh instrumen yang memenuhi syarat validitas, reabilitas,

serta mengetahui taraf kesukaran dan daya pembeda soal sebagai berikut:

a. Uji Validitas

Suatu tes dapat dikatakan valid sebagai alat pengukuran apabila tes itu dapat

mengukur apa yang seharusnya diukur. Jenis Validitas yang digunakan peneliti

adalah validitas isi atau content validity. Validitas isi yaitu materi tes yang digunakan

benar benar bahan yang dapat mewakili bahan pelajaran yang ada sesuai dengan

standar isi kurikulum yang berlaku.

Uji validitas alat tes dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product

moment dari Karl Pearson sebagai berikut :

{ }{ }å åå åå å å=

2222xyY)(- YNX)(- XN

Y)X)(( - XYN r

Keterangan :

X = skor butir nomor tertentu

Y = skor total

rxy = koefisien validitas

N = jumlah subjek

Kemudian diuji t pada taraf signifikan 5% dengan derajat bebas n – 2. Rumusnya adalah:

Page 100: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

t = 2-n21 xy

xy

r

r

-

Suatu tes dikatakan valid jika rxy > rkritik (dilihat tabel). Korelasi skor butir

soal terhadap skor total ditentukan dengan menggunakan excel. Dari 34 soal tes

prestasi, 4 soal yang tidak valid yaitu no: 6, 7, 33, dan 34. Soal yang valid 30 yaitu

no : 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,

28, 29, 30, 31, dan 32.

b. Uji Reliabilitas

Soal dinyatakan reliabel bila memberikan hasil yang relatif sama saat

dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang berbeda pada waktu berlainan.

Pengujian reliabilitas menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut:

rtt = úû

ùêë

é å-úûù

êëé

- 2t

2t

S

pqS

1nn

Keterangan:

rtt = koefisien reliabilitas

n = jumlah butir soal

St2 = varian total

P = proporsi subyek yang menjawab butir soal dengan benar

q = proporsi subyek yang menjawab butir soal dengan salah

Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

Hasil yang diperoleh dari perhitungan kemudian dibandingkan dengan tabel

r11. Instrumen dikatakan reliable apabila r11 ≥ rtabel. Indeks korelasi yang merupakan

Page 101: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

interpretasi terhadap koefisien korelasi (nilai r) dapat diklarifikasikan sebagai

berikut:

0.91 - 1,00

0,71 - 0,90

0,41 - 0,70

0,21 - 0,40

Negatif - 0,20

Sangat tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat rendah

(Masidjo, 1995 : 233)

Uji reliabilitas uji coba tes prestasi belajar menggunakan program excel

diperoleh besar reliablitas = 0,907 dengan kualitas reliablitas tinggi. Dari hasil uji

coba instrumen tes prestasi belajar aspek kognitif dengan memperhatikan daya beda,

tingkat kesukaran, validitas dan reliablitas perangkat soal tes dapat disimpulkan dari

34 item tes uji coba terdapat 30 soal valid dan 4 soal tidak valid.

c. Indeks Kesukaran dan Indeks Diskriminasi

Dalam hal ini dilakukan analisis item dengan maksud mengkategorikan

apakah soal itu baik atau sebaliknya soal itu jelek. Analisis item ini digunakan untuk

menyeleksi setiap item soal dan jika sudah diketahui baik item soal itu baik maka

selanjutnya dimasukan ke dalam bank soal, sebalik nya jika diketahui item soal itu

jelek maka dilakukan pembenahan atau perbaikan. Analisis item dapat meliputi

antara lain: derajad atau indeks kesukaran item, daya pembeda atau indeks

diskriminasi item, indeks validitas item, fungsi distraktor atau pola jawaban serta

indesk reliabilitas keseluruhan tes.

Dalam penelitian ini penulis untuk keperluan uji coba instrumen penulis

menggunakan uji indeks kesukaran item dan uji daya beda item. Rumus yang

digunakan untuk masing-masing uji coba intrumen tersebut adalah sebagai berikut:

Page 102: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Indeks atau derajad kesukaran item dihitung dengan menggunakan persamaan:

IK = B

N x Skor maksimal

Dimana :

IK = Indeks kesukaran

B = Jumlah pengikut yang menjawab betul

N = Jumlah pengikut keseluruhan

Adapun klasifikasi indeks kesukaran yang penulis gunakan adalah :

Tabel 3.3 Indeks Kesukaran dan kualifikasinya

IK - IK Kualifikasi IK Uji Coba

Prestasi

Uji Coba

Memori

0,81 – 1,00

0,61 – 0,80

0,41 – 0,60

0,21 – 0,40

0,00 – 0,20

Mudah Sekali (MS)

Mudah (Md)

Sedang/Cukup (Sd-C)

Sukar (Sk)

Sukar Sekali (SS)

9

15

8

8

0

91

6

2

0

1

Sumber: Masidjo, 1995. Hal.192

Distribusi tingkat kesukaran soal tes prestasi belajar disajikan tabel 3.4.

Tabel 3.4 Distribusi tingkat kesukaran soal tes prestasi

Tingkat kesukaran Jumlah soal Nomor soal Sukar Sekali 1 6

Sukar 6 3, 7, 9, 12, 25, 31 Sedang/ cukup 10 1, 10, 15, 18, 21, 22, 24, 27, 32, 33

Mudah 16 2, 4, 5, 8, 11, 13, 14, 16, 17, 19, 20, 23, 26, 28, 29, 34

Mudah Sekali 1 30

b. Indeks Diskriminasi dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

KA - KBNKA atau NKB × skor maksimal

ID =

Page 103: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dimana :

ID = Indeks diskriminasi

KA = Jumlah jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa yang

tergolong kelompok atas

KB = Jumlah jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa yang

tergolong kelompok atas

N = Jumlah kelompok atas atau kelompok bawah

Adapun klasifikasi indeks diskriminasi yang penulis gunakan adalah:

Tabel 3.5 Indeks Diskriminasi dan kualifikasinya

ID - ID Kualifikasi Uji Coba

Prestasi

Uji Coba

Memori

0,80 – 1,00

0,60 – 0,79

0,40 – 0,59

0,20 – 0,39

negatif – 0,19

Sangat membedakan (SM)

Lebih membedakan (LM)

Cukup membedakan (CM)

Kurang membedakan (KM)

Sangat kurang membedakan (SKM)

0

0

6

11

23

0

0

3

18

79

Sumber: Masidjo, 1995. Hal.201. dengan beberapa penyesuaian, yaitu penambahan singkatan kualifikasi.

Distribusi daya beda soal uji coba tes prestasi belajar disajikan pada tabel 3.6.

Tabel 3.6. Distribusi daya beda soal tes prestasi

Kualifikasi daya beda Jumlah soal

Nomor soal

Sangat Membedakan 1 18 Lebih Membedakan 3 3, 10, 22 Cukup Membedakan 21 1, 2, 5, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 16, 19, 20,

24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 34 Kurang Membedakan 7 4, 7, 11, 17, 21, 23, 30

Sangat Kurang Membedakan

2 6, 33

Page 104: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Uji Coba Tes Kemampuan Matematis

a. Uji Validitas

Uji validitas alat tes kemampuan matematis dilakukan dengan menggunakan

rumus korelasi product moment dari Karl Pearson sebagai berikut :

{ }{ }å åå åå å å=

2222xyY)(- YNX)(- XN

Y)X)(( - XYN r

Keterangan :

X = skor butir nomor tertentu

Y = skor total

rxy = koefisien validitas

N = jumlah subjek

Kemudian diuji t pada taraf signifikan 5% dengan derajat bebas n – 2. Rumusnya adalah:

t = 2-n21 xy

xy

r

r

-

Suatu tes dikatakan valid jika rxy > rkritik (dilihat tabel). Korelasi skor butir

soal terhadap skor total ditentukan dengan menggunakan excel. Dari 20 soal tes

kemampuan matematis, semuanya valid, yakni nomor soal 1 sampai dengan nomor

20.

b. Uji Reliabilitas

Soal dinyatakan reliabel bila memberikan hasil yang relatif sama saat

dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang berbeda pada waktu berlainan.

Pengujian reliabilitas menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut:

Page 105: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

rtt = úû

ùêë

é å-úûù

êëé

- 2t

2t

S

pqS

1nn

Keterangan:

rtt = koefisien reliabilitas

n = jumlah butir soal

St2 = varian total

P = proporsi subyek yang menjawab butir soal dengan benar

q = proporsi subyek yang menjawab butir soal dengan salah

Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

Hasil yang diperoleh dari perhitungan kemudian dibandingkan dengan tabel

r11. Instrumen dikatakan reliable apabila r11 ≥ rtabel. Indeks korelasi yang merupakan

interpretasi terhadap koefisien korelasi (nilai r) dapat diklarifikasikan sebagai

berikut:

0.91 - 1,00

0,71 - 0,90

0,41 - 0,70

0,21 - 0,40

Negatif - 0,20

Sangat tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat rendah

(Masidjo, 1995 : 233)

Uji reliabilitas uji coba tes kemampuan matematis menggunakan program

excel diperoleh besar reliablitas = 0,878 dengan kualitas reliabilitas tinggi.

Page 106: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Indeks Kesukaran dan Indeks Diskriminasi

Dalam penelitian ini penulis untuk keperluan uji coba instrumen penulis

menggunakan uji indeks kesukaran item dan uji daya beda item. Rumus yang

digunakan untuk masing-masing uji coba instrumen tersebut adalah sebagai berikut:

1.) Indeks atau derajad kesukaran item dihitung dengan menggunakan persamaan:

IK = B

N x Skor maksimal

Dimana :

IK = Indeks kesukaran

B = Jumlah pengikut yang menjawab betul

N = Jumlah pengikut keseluruhan

Adapun klasifikasi indeks kesukaran yang penulis gunakan adalah :

Tabel 3.7 Indeks Kesukaran dan kualifikasinya

IK - IK Kualifikasi IK Uji Coba

Prestasi

Uji Coba

Memori

0,81 – 1,00

0,61 – 0,80

0,41 – 0,60

0,21 – 0,40

0,00 – 0,20

Mudah Sekali (MS)

Mudah (Md)

Sedang/Cukup (Sd-C)

Sukar (Sk)

Sukar Sekali (SS)

9

15

8

8

0

91

6

2

0

1

Sumber: Masidjo, 1995. Hal.192

Distribusi tingkat kesukaran soal tes kemampuan matematis disajikan tabel 3.9.

Tabel 3.8 Distribusi tingkat kesukaran soal tes kemampuan matematis

Tingkat kesukaran Jumlah soal Nomor soal Sukar Sekali -

Sukar 3 6, 9, 12 Sedang/ cukup 5 2, 3, 5, 10, 18

Mudah 12 1, 4, 7, 8, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20

Mudah Sekali -

Page 107: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2.)Indeks Diskriminasi dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

KA - KBNKA atau NKB × skor maksimal

ID =

Dimana :

ID = Indeks diskriminasi

KA = Jumlah jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa yang

tergolong kelompok atas

KB = Jumlah jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa yang

tergolong kelompok atas

N = Jumlah kelompok atas atau kelompok bawah

Adapun klasifikasi indeks diskriminasi yang penulis gunakan adalah:

Tabel 3.9 Indeks Diskriminasi dan kualifikasinya

ID - ID Kualifikasi Uji Coba

Prestasi

Uji Coba

Memori

0,80 – 1,00

0,60 – 0,79

0,40 – 0,59

0,20 – 0,39

negatif – 0,19

Sangat membedakan (SM)

Lebih membedakan (LM)

Cukup membedakan (CM)

Kurang membedakan (KM)

Sangat kurang membedakan (SKM)

0

0

6

11

23

0

0

3

18

79

(Masidjo, 1995 : 201)

Daya beda soal uji coba tes kemampuan matematis disajikan pada tabel 3.11

Tabel 3.10 Distribusi daya beda soal tes kemampuan matematis Kualifikasi daya beda Jumlah

soal Nomor soal

Sangat Membedakan 1 18 Lebih Membedakan 2 3, 10 Cukup Membedakan 11 1, 6, 7, 8, 12, 13, 14, 15, 16, 19, 20 Kurang Membedakan 6 2, 4, 5, 9, 11, 17

Sangat Kurang Membedakan

-

Page 108: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Uji Coba Angket Kreativitas Siswa

Dasar teori yang digunakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas angket

kreativitas siswa sama dengan yang digunakan pada soal tes prestasi yaitu

Cronbach's Alpha. Hasil analisis uji validitas angket kreativitas siswa menunjukkan

bahwa dari 38 butir angket semuanya valid dan reliabilitas angket = 0,970.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Dalam penelitian ini data di analisa dengan Anava tiga jalan (2 x 2 x 2)

dengan jumlah sel tidak sama. Sebelum uji tersebut dilakukan harus memenuhi uji

prasyarat terlebih dahulu yang meliputi : Uji normalitas dan Uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menyelidiki normal atau tidaknya populasi

yang menjadi subyek penelitian. Uji normalitas dalam Minitab Release (2003: 14)

yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode Ryan-Joiner dengan prosedur

sebagai berikut:

1) Menetapkan Hipotesis

H0 = Sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal

H1 = Sampel tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal

2) Menentukan Statistik Uji

Statistik ujinya adalah :

( ) 21

2 1 bns

YibiR

S-= å

Dimana:

Yi = Data observasi

Page 109: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bi = Skor normal data observasi

s = Variansi sampel

3) Daerah Kritik

DK = {R/R > R a,n} dari tabel koefisien korelasi

4) Menetapkan Statistik Uji

H0 ditolak jika L Ï DK

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas menurut Hand Out Minitab release 13.2 yang digunakan

adalah metode Barlett dengan prosedur sebagai berikut:

1) Hipotesis

H0 = Sampel berasal dari populasi-populasi homogen

H1 = Sampel berasal dari populasi-populasi tidak homogen

2) Taraf signifikansi a = 5%

3) Kriteria pengujian H0 ditolak apabila P < a

4) Statistik Uji Barlett

( )( ){ }( ){ }13

1

lnln 2

-S-S

+

S-úû

ùêë

éSS

S=

kvjLLvj

Sjvjvj

vjS

Buj

Keterangan : ( )-

=S=xijn 1

S j2j , k jumlah sampel, vj = nj – 1

Page 110: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Pengujian Hipotesis

a. Anava

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis variansi 3 jalan

dengan sel tidak sama.

1. Asumsi

a. Populasi-populasi berdistribusi normal

b. Populasi-populasi homogen

c. Sampel dipilih secara acak

d. Variabel terikat berskala pengukuran interval

2. Model

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis variansi 3 jalan

dengan sel tidak sama. Adapun modelnya sebagai berikut:

Xijkl = m + å å++++++++ ijklijkijkjkikijkji )()()()( ablbgagabgba

Dimana Xijkl : observasi pada subjek di bawah faktor I.

Kategori i , faktor II

Kategori j, faktor III

Kategori k,

I =1, 2, 3, …, p

J = 1, 2, 3, …, q

K =1, 2, 3, …, r

L = 1, 2, 3, …, n

N = frekuensi setiap sel (cacah data setiap sel)

µ = grand Mean

Page 111: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ia = efek faktor 1 kategori i terhadap Xi,j,k,l

jb = efek faktor 2 kategori j terhadap Xi,j,k,l

kg = efek faktor 3 kategori k terhadap Xi,j,k,l

ijab = kombinasi efek faktor 1 kategori i, faktor 2 kategori j terhadap Xi,j,k,l

ikag = kombinasi efek faktor 1 kategori i, faktor 3 kategori k terhadap Xi,j,k,l

jkbg = kombinasi efek faktor 2 kategori k, faktor 3 kategori k terhadap Xi,j,k,l

ijkabl = kombinasi efek faktor 1 kategori i, faktor 2 kategori j terhadap, faktor 3

kategori k terhadap Xi,j,k,l

å ijklX = kesalahan (error) pada Xi,j,k,l

3. Hipotesis

1. H01 : ia = 0 untuk semua i

H11 : ia ¹ 0 untuk paling sedikit satu i

2. H02 : jb = 0 untuk semua j

H12 : jb ¹ 0 untuk paling sedikit satu j

3. H03 : kg = 0 untuk semua j

H13 : kg ¹ 0 untuk paling sedikit satu k

4. H04 : ijab = 0 untuk semua i,j

H14 : ijab ¹ 0 untuk paling sedikit satu i,j

5. H05 : ikag = 0 untuk semua i,k

H15 : ikag ¹ 0 untuk paling sedikit satu i,k

Page 112: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. H06 : jkbg = 0 untuk semua j,k

H16 : jkbg ¹ 0 untuk paling sedikit satu j,k

7. H07 : ijkabl = 0 untuk semua i,j,k

H17 : ijkabl ¹ 0 untuk paling sedikit satu i,j,k

4. Tata Letak Data

Tabel 3.11. Tata Letak Data

B b1 b2 …Bq A C c1 … cr c1 … cr c1 … cr

a1 abc111 abc11r abc121 abc12r abc1q1 abc1qr a2 abc211 abc21r abc221 abc22r abc2q1 abc2qr . . .

ap abcp11 abcp1r abcp21 abcp2r abcpq1 abcpqr

Keterangan : A = faktor I baris B = factor II kolom C= factor III subkolom

5. Komputasi

1. Komponen Jumlah Kuadrat

Tabel 3.12. Jumlah Kuadrat AB

B A

B1 B2 … Bq Total

A1 AB11 AB12 … AB1q A1

.

.

..

Ap ABp1 ABp2 … ABpq Ap

Total B1 B2 … Bq G

Page 113: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 3.13. Jumlah Kuadrat AC

C A

C1 C2 … Cr Total

A1 AC11 AC12 … AC1r A1

..

.

Ap ACp1 ACp2 … ACpr Ap

Total C1 C2 … Cr G

Tabel 3.14. Jumlah Kuadrat BC

C B

C1 C2 … Cr Total

B1 BC11 BC12 … BC1r B1

..

.

.

Bq BCq1 BCq2 … BCqr Bq

Total C1 C2 … Cr G

Tabel 3.15. Rangkuman ABC

B b1 … Bq A C c1 … cr c1 … cr

a1 abc111 abc11r abc1q1 abc1qr a2 abc211 abc21r abc2q1 abc2qr . . .

ap abcp11 abcp1r abcpq1 abcpqr

(1) = npqrG 2

(6) = nr

ABijå 2)(

(2) = ålkji

ijklX,,,

2 (7) = nq

ACikå 2)(

Page 114: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(3) = qr

Aiå 2

(8) = np

BC jkå 2)(

(4) = npr

B jå 2

(9) = å n

ABCijk2)(

(5) = npq

Ckå 2

2. Rerata harmonik

821 /1.../1/1 selselsel

cbah nnn

nnnn

+++=

3. Jumlah Kuadrat

SSa = nh [(3) – (1)]

SSb = nh [(4) – (1)]

SSc = nh [(5) – (1)]

SSab = nh [(6) – (3) – (4) + 1]

SSac = nh [(7) – (3) – (5) + 1]

SSbc = nh [(8) – (4) – (5) + 1]

SSabc = nh [(9) – (6) – (7) – (8) + (3) + (4) + (5) – 1]

Sser = - (9) + (2) _____________________________________________

Sstot = (2) – (1)

4. Derajat Kebebasan

Dfa : = (p – 1)

Dfb : = (q – 1)

Page 115: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dfc : = (r – 1)

Dfab : (p – 1) (q – 1) = pq – p – q + 1

Dfac : (p – 1) (r – 1) = pr – p – r + 1

Dfbc : (q – 1) (r – 1) = qr – q – r + 1

Dfabc : (p – 1) (q – 1) (r – 1) = pqr – pr – qr – pq + p + q + r -1

Dfer : n p q r – p q r = N – pqr ____________________________________________________ Df total = N – 1

5. Rerata Kuadrat

MSa = a

a

df

SS MSac =

ac

ac

df

SS

MSb = b

b

df

SS MSbc =

bc

bc

df

SS

MSc = c

c

df

SS MSabc =

abc

abc

df

SS

MSab = ab

ab

df

SS MSer =

er

er

df

SS

6. Statistik Uji

Fa = er

a

MS

MS Fac =

er

ac

MS

MS

Fb = er

b

MS

MS Fbc =

er

bc

MS

MS

Fc = er

c

MS

MS Fabc =

er

abc

MS

MS

Fab = er

ab

MS

MS

Page 116: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7. Daerah Kritik

Dka = Fa ³ Fa ; p – 1, N – pqr

Dkb = Fb ³ Fa ; q – 1, N – pqr

Dkc = Fc ³ Fa ; r – 1, N – pqr

Dkab = Fab ³ Fa ; (p – 1) (q – 1), N – pqr

Dkac = Fac ³ Fa ; (p – 1) (r – 1), N – pqr

Dkbc = Fbc ³ Fa ; (q – 1) (r – 1), N – pqr

Dkabc = Fabc ³ Fa ; (p – 1) (q – 1) (r – 1), N – pqr

8. Keputusan Uji

H01 ditolak jika Fa ³ Fa ; p – 1, N – pqr

H02 ditolak jika Fb ³ Fa ; q – 1, N – pqr

H03 ditolak jika Fc ³ Fa ; r – 1, N – pqr

H04 ditolak jika Fab ³ Fa ; (p – 1) (q – 1), N – pqr

H05 ditolak jika Fac ³ Fa ; (p – 1) (r – 1), N – pqr

H06 ditolak jika Fbc ³ Fa ; (q – 1) (r – 1), N – pqr

H07 ditolak jika Fabc ³ Fa ; (p – 1) (q – 1) (r – 1), N – pqr

9. Rangkuman Anava

Tabel 3.16. Rangkuman Anava

Sumber Variasi

Variasi SS

Df Var MS F F(probabilitas)

Efek Utama A B C A×B

SSa SSb SSc SSab

Dfa

Dfb

Dfc

Dfab

MSa

MSb

MSc

MSab

Fa

Fb

Fc

Fab

<a atau >a <a atau >a <a atau >a <a atau >a

Page 117: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

A×C B×C A×B×C

SSac SSbc SSabc

Dfac

Dfbc

Dfabc

MSac

MSbc

MSabc

Fac

Fbc

Fabc

<a atau >a <a atau >a <a atau >a

Galat SStot Dftot

b. Uji Lanjut Anava

Uji lanjut anava merupakan tindak lanjut dari analisis variansi jika hasil

variansi menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Tujuan dari uji lanjut anava ini

adalah untuk melakukan pengecekan terhadap rerata setiap pasangan kolom, baris,

dan pasangan sel sehingga diketahui pada bagian mana sajakah terdapat rerata yang

berbeda.

Dalam penelitian ini digunakan uji lanjut anava metode Komparansi Ganda

dengan Uji Scheffe. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1). Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rataan yang ada. Jika terdapat k

perlakuan, maka ada 2

1)k(k - pasangan rataan.

2). Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparansi tersebut.

H0,AS : µA1 = µA2 Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi

pembelajaran fisika dengan metode problem solving dan

metode problem posing.

H1,AS : µA1 ≠ µA2 Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi

pembelajaran fisika dengan metode problem solving dan

metode problem posing.

Page 118: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

H0,BS : µB1 = µB2 Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan

kemampuan matematis tinggi dan kemampuan matematis

rendah

H1,BS : µB1 ≠ µB2 Ada perbedaan perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan

kemampuan matematis tinggi dan kemampuan matematis

rendah

H0,CS : µC1 = µC2 Tida ada perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan

kreativitas tinggi dan kreativitas rendah

H1,CS : µC1 ≠ µC2 Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan kreativitas

tinggi dan kreativitas rendah

3). Menentukan tingkat signifikansi α (taraf signifikansi yang dipilih sama dengan

taraf signifikansi pada uji analisis variansi)

4). Mencari statistik uji F dengan menggunakan persamaan Ferguson sebagai

berikut:

( )

÷÷ø

öççè

æ+

-=-

kjerr

kjkj

nnMS

XXF

11

2

dengan keterangan :

jkegrupsampelrerata -=jX

kkegrupsampelrerata -=kX

nj = cacah observasi pada grup ke-j

nk = cacah observasi pada grup ke-k

Page 119: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Semua persamaan sebagaimana tertera di atas digunakan untuk menganalisa

data secara manual. Pada penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan bantuan

software Microsoft excel 2003 dan Minitab 15. Bantuan software tersebut diperlukan

untuk menghemat waktu dan meminimalisir kesalahan hitung, memudahkan

pembuatan interval distribusi frekuensi data dan histogram, serta meningkatkan

akurasi hasil perhitungan.

Page 120: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data yang terkumpul dalam penelitian ini terdiri dari Kemampuan Matematis

siswa, Kreativitas, dan nilai prestasi belajar Fisika pada materi pokok Medan

Magnet. Data diperoleh dari kelas XII.AKS-1 sebagai kelas experimen I yang

menggunakan metode Problem Solving, serta XII.AKS-2 sebagai kelas experimen II

yang menggunakan metode Problem Posing.

1. Prestasi Belajar Fisika

Prestasi merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka

nilai yang diberikan oleh guru. Sedangkan seseorang dikatakan belajar jika

menunjukkan terjadinya perubahan perilaku sebagai hasil belajar. Perubahan perilaku

ini sebagai akibat pengalaman yang diperolehnya. Bila seseorang telah menunjukkan

perubahan perilaku dalam suasana yang serupa pada dua waktu yang berbeda, orang

tersebut dikatakan telah belajar. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut

perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor)

maupun yang menyangkut sikap (afektif). Perubahan yang diperoleh setelah proses

belajar Fisika dapat berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, maupun sikap

yang berhubungan dengan pelajaran Fisika. Dalam penelitian ini prestasi belajar

Fisika meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Adapun soal tes prestasi dan

hasil belajar Fisika siswa secara lengkap tersaji pada lampiran 12 dan 21 Untuk

Page 121: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memudahkan dalam pembacaan data hasil belajar Fisika, ringkasan dari lampiran

tersebut disajikan pada tabel 4.1:

Tabel 4.1 Deskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Fisika

Total Metode Count Mean StDev Minimum Median Maximum Problem Posing 25 78,68 7,13 63,00 80,00 92,00 Problem Solving 23 79,57 7,69 63,00 80,00 92,00

Sedangkan distribusi frekuensi nilai prestasi belajar Fisika siswa pada kelas

yang menggunakan metode pembelajaran Problem Solving disajikan pada tabel 4.2 :

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi belajar Fisika Pada Kelas yang menggunakan Metode Problem Solving

Nilai Frek. Nilai Tengah Frek. Kum Frek.Persen

63 - 67 1 65 1 4,35%

68 - 72 3 70 4 13,04%

73 - 77 4 75 8 17,39%

78 - 82 8 80 15 30,43%

83 - 87 5 85 20 21,74%

88 - 92 3 90 23 13,04%

Untuk memperjelas distribusi skor di atas, digunakan histogram dari nilai

prestasi dengan mengunakan metode Problem Solving seperti gambar 4.1 :

Page 122: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.1 Histogram Prestasi Belajar Fisika pada kelas yang menggunakan Metode Problem Solving

Sedangkan distribusi frekuensi nilai prestasi belajar Fisika siswa pada kelas

yang menggunakan metode Problem Posing disajikan pada tabel 4.3 :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi belajar Fisika Pada Kelas yang menggunakan Metode Problem Posing

Nilai Frek. Nilai Tengah Frek. Kum Frek.Persen

63 - 67 2 65 2 8,00%

68 - 72 3 70 5 12,00%

73 - 77 4 75 9 16,00%

78 - 82 10 80 19 40,00%

83 - 87 5 85 24 20,00%

88 - 92 1 90 25 4,00%

Untuk memperjelas distribusi skor di atas, lihatlah histogram dari nilai

prestasi dengan mengunakan metode Problem Posing seperti gambar 4.2 :

Gambar 4.2 Histogram Prestasi Belajar Fisika pada kelas yang menggunakan

Metode Problem Posing

2. Data Kemampuan Matematis Siswa

Dalam penelitian ini data Kemampuan Matematis siswa diperoleh dari nilai

pada materi pokok Medan Magnet. Kemampuan Matematis siswa dikategorikan

Page 123: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menjadi dua: yaitu Kemampuan Matematis tinggi dan Kemampuan Matematis

rendah. Penggolongan Kemampuan Matematis berdasarkan data nilai tes

kemampuan matematis siswa. Siswa dikatakan memiliki Kemampuan Matematis

tinggi jika skor Kemampuan Matematisnya lebih besar atau sama dengan rerata dan

dikatakan rendah jika skor Kemampuan Matematis lebih rendah dari rerata.

Deskripsi data Kemampuan Matematis dapat dilihat pada tabel 4.4 :

Tabel 4.4 Deskripsi Data Kemampuan Matematis Siswa

Metode = Problem Posing Total K-KM Count Mean StDev Minimum Median Maximum Rendah 9 60,56 5,27 50,00 60,00 65,00 Tinggi 16 74,38 4,79 70,00 75,00 85,00

Metode = Problem Solving Total K-KM Count Mean StDev Minimum Median Maximum Rendah 10 60,70 5,31 50,00 62,50 65,00 Tinggi 13 74,00 4,42 70,00 73,00 85,00

Distribusi frekuensi skor hasil tes Kemampuan Matematis siswa pada kelas

yang menggunakan metode Problem Solving tersaji pada tabel 4.5 :

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kemampuan Matematis pada Kelas yang menggunakan Metode Problem Solving

Nilai Frek. Nilai Tengah Frek. Kum Frek.Persen

50 - 55 2 52,5 2 8,70%

56 - 61 3 58,5 5 13,04%

62 - 67 5 64,5 10 21,74%

68 - 73 8 70,5 17 30,43%

74 - 79 4 76,5 21 17,39%

80 - 85 2 82,5 23 8,70%

Page 124: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Untuk memperjelas distribusi skor di atas, lihat histogram dari distribusi nilai

Kemampuan Matematis pada kelas yang mengunakan metode Problem Solving pada

gambar 4.3 :

Gambar 4.3 Histogram skor Kemampuan Matematis siswa pada kelas yang menggunakan Metode Problem Solving

Distribusi frekuensi skor hasil tes Kemampuan Matematis siswa pada kelas

yang menggunakan metode pembelajaran Problem Posing disajikan pada 4.6 :

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kemampuan Matematis pada Kelas yang menggunakan Metode Problem Posing

Nilai Frek. Nilai Tengah Frek. Kum Frek.Persen

50 - 55 2 52,5 2 8,00%

56 - 61 3 58,5 5 12,00%

62 - 67 4 64,5 9 16,00%

68 - 73 7 70,5 16 28,00%

74 - 79 5 76,5 21 20,00%

80 - 85 4 82,5 25 16,00%

Page 125: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Untuk memperjelas distribusi skor di atas, lihatlah histogram dari distribusi

nilai Kemampuan Matematis pada kelas yang mengunakan metode Problem Posing

pada gambar 4.4 :

3. Data Kreativitas Siswa

Setiap peserta didik mempunyai pola kreativitas yang berbeda. Dalam

pengertian sehari-hari kreativitas sering disamakan dengan daya cipta dan cenderung

ditujukan dalam bidang seni. Pada kenyataannya kreativitas tidak hanya menyangkut

bidang seni saja, melainkan juga terdapat pada berbagai bidang ilmu termasuk Ilmu

Pengetahuan Alam. kreativitas adalah semua usaha produktif yang unik dari

individu, seseorang dituntut kemampuannya untuk berpikir dan menemukan sesuatu

yang baru melalui kondisi lingkungan dan mempertimbangkan aspek-aspek

personalianya. Proses berpikir kreatif yang berupa penemuan konsep, prinsip dan

gagasan-gagasan baru memerlukan kondisi yang kondusif dengan kesempatan yang

cukup luas.

Gambar 4.4 Histogram skor Kemampuan Matematis siswa pada kelas yang menggunakan Metode Problem Posing

Page 126: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tingkat kreativitas diukur menggunakan perangkat observasi. Adapun skor

hasil observasi tersebut dari masing-masing kelompok disajikan pada tabel 4.7 :

Tabel 4.7 Deskripsi Data Kreativitas Siswa

Metode = Problem Posing Total K-Kreativ Count Mean StDev Minimum Median Maximum Rendah 10 103,40 2,91 98,00 103,50 107,00 Tinggi 15 111,87 3,46 108,00 110,00 120,00

Metode = Problem Solving Total K-Kreativ Count Mean StDev Minimum Median Maximum Rendah 9 103,56 3,17 98,00 104,00 107,00 Tinggi 14 111,50 3,72 108,00 111,00 120,00

Distribusi frekuensi skor hasil tes Kreativitas siswa pada kelas yang

menggunakan metode pembelajaran Problem Solving disajikan pada tabel 4.8

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kreativitas pada Kelas yang menggunakan Metode Problem Solving

Nilai Frek. Nilai Tengah Frek. Kum Frek.Persen

98 - 101 2 99,5 2 8,70%

102 - 105 5 103,5 7 21,74%

106 - 109 8 107,5 15 34,78%

110 - 113 5 111,5 20 21,74%

114 - 117 2 115,5 22 8,70%

118 - 121 1 119,5 23 4,35%

Untuk memperjelas distribusi skor di atas, maka digunakan histogram tentang

distribusi nilai Kreativitas pada kelas yang menggunakan metode Problem Solving

yang dapat dilihat pada gambar 4.5

Page 127: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.5 Histogram skor Kreativitas siswa pada kelas yang menggunakan

Metode Problem Solving Distribusi frekuensi skor hasil tes Kreativitas siswa pada kelas yang

menggunakan metode pembelajaran Problem Posing dapat dilihat pada tabel 4.9

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Kreativitas pada Kelas yang

menggunakan Metode Problem Posing

Nilai Frek. Nilai Tengah Frek. Kum Frek.Persen

98 - 101 2 99,5 2 8,00%

102 - 105 5 103,5 7 20,00%

106 - 109 6 107,5 13 24,00%

110 - 113 8 111,5 20 28,00%

114 - 117 3 115,5 24 12,00%

118 - 121 1 119,5 25 4,00%

Untuk memperjelas distribusi skor di atas, lihatlah histogram tentang

distribusi nilai Kreativitas pada kelas yang memggunakan metode Problem Posing

pada gambar 4.5

Page 128: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.6 Histogram skor Kreativitas siswa pada kelas yang menggunakan

Metode Problem Posing

B. Pengujian Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji statistik yang digunakan untuk

mengetahui sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji

normalitas data dalam penelitian ini menggunakan software Minitab 15 series yang

ringkasan hasilnya disajikan pada tabel 4.10

Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Penelitian

No. Data Metode p-

value

Ryan-

Joiner

Distribusi

Data

1 Prestasi - >0,100 0,993 Normal

2 Prestasi Problem

Solving

>0,100 0,990 Normal

3 Prestasi Problem

Posing

>0,100 0,995 Normal

4 Kemampuan

Matematis

- 0,076 0,996 Normal

5 Kemampuan

Matematis

Problem

Solving

>0,100 0,990 Normal

6 Kemampuan Problem >0,100 0,996 Normal

Page 129: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari hasil Uji Normalitas data prestasi, Kemampuan Matematis, dan

Kreativitas di atas, yang diuji dengan kriteria Ryan-Joiner (RJ) didapatkan bahwa p-

value > 0,05 untuk Uji Normalitas yang dilakukan. Berdasarkan hasil uji tersebut,

maka dapat diambil keputusan data Prestasi, Kemampuan Matematis dan Kreativitas

berdistribusi normal. Kriteria uji normalitas adalah “tolak hipotesis null (data tidak

menyalahi kriteria berdistribusi normal) jika p-value < alpha 5%”.

2. Uji Homogenitas

Tujuan dari uji homogenitas adalah untuk mengetahui apakah sampel berasal

dari populasi yang berditribusi dari variansi homogen atau tidak. Uji homogenitas

yang peneliti gunakan adalah metode uji F. Adapun sebagai pendukung keputusan

dilakukan juga uji Levene. Variabel terikat untuk uji ini adalah prestasi belajar

Fisika, sedangkan sebagai faktornya adalah metode pembelajaran (Problem Solving

dan Problem Posing), Kemampuan Matematis dan Kreativitas siswa. Hasil uji

homogenitas disajikan dalam tabel 4.11 dan hasil analisis selengkapnya disajikan

pada lampiran hasil analisa data.

Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas

Matematis Posing

7 Kreativitas - >0,100 0,997 Normal

8 Kreativitas Problem

Solving

>0,100 0,992 Normal

9 Kreativitas Problem

Posing

>0,100 0,997 Normal

No. Respon Faktor p-value Keputusan

Page 130: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari tabel 4.11 di atas terlihat bahwa semua nilai sehingga semua

Ho yang diajukan (data prestasi tidak menyalahi kriteria homogenitas) tidak ditolak.

Hal ini berarti bahwa homogenitas data prestasi berdasarkan faktor Metode, kategori

Kemampuan Matematis dan tingkat Kreativitas siswa terpenuhi, sehingga uji

selanjutnya, yaitu uji Anova dapat dilakukan.

C. Pengujian Hipotesis Penelitian

Dalam berbagai kasus, diperlukan pengujian signifikansi perbedaan tidak

hanya antara dua mean sampling, tetapi juga antara tiga, empat atau lebih. Salah satu

alternatif pengujian yang disertakan Minitab 15 untuk kasus seperti yang

diperkirakan di atas adalah prosedur uji hipotesis Analysis of Variance, ANOVA.

1. Uji Analisis Variansi

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan Anova tiga jalan sebab,

faktor yang terlibat dan bertindak sebagai variabel bebas sejumlah tiga faktor, yaitu

metode pembelajaran, Kemampuan Matematis dan Kreativitas siswa. Adapun

rangkuman hasil analisis variansi tiga jalan dengan frekuensi sel tidak sama dapat

dicermati pada tabel 4.12 sedangkan hasil lengkapnya tercantum pada lampiran hasil

analisa data.

F Test Levene’s Test

1 Prestasi Metode 0,714 0,562 Homogen

2 Prestasi K-KM 0,911 0,962 Homogen

3 Prestasi K-Kreativ 0,818 0,818 Homogen

Page 131: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.12 Rangkuman ANAVA Tiga Jalan Prestasi Belajar Fisika

Analysis of Variance for Prestasi, using Sequential SS for Tests Source DF Seq SS Adj SS Seq MS F P Metode 1 9,39 0,05 9,39 0,29 0,592 K-KM 1 820,60 325,86 820,60 25,54 0,000 K-Kreativ 1 262,87 211,92 262,87 8,18 0,007 Metode*K-KM 1 0,30 0,29 0,30 0,01 0,924 Metode*K-Kreativ 1 3,39 15,61 3,39 0,11 0,747 K-KM*K-Kreativ 1 148,22 145,91 148,22 4,61 0,038 Metode*K-KM*K-Kreativ 1 0,52 0,52 0,52 0,02 0,899 Error 40 1285,19 1285,19 32,13 Total 47 2530,48 S = 5,66831 R-Sq = 49,21% R-Sq(adj) = 40,32%

Hasil tersebut digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan penolakan Hipotesis

penelitian sebagai berikut:

a. H01: Tidak ada pengaruh penggunaan metode Problem Solving dan Problem

Posing terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet, tidak ditolak

sebab p-value metode = 0,592 > 0,050.

b. H02: Tidak ada pengaruh Kemampuan Matematis terhadap prestasi belajar Fisika

pada materi Medan Magnet ditolak sebab p-value Kemampuan Matematis siswa

= 0,000 < 0,050.

c. H03: Tidak ada pengaruh Kreativitas siswa terhadap prestasi belajar Fisika pada

materi Medan Magnet ditolak sebab p-value Kreativitas siswa = 0,007 < 0,050.

d. H012: Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan Kemampuan

Matematis terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet tidak

ditolak sebab p-value interaksi metode dan Kemampuan Matematis = 0,924 >

0,050.

Page 132: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. H013: Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan Kreativitas

terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet tidak ditolak sebab

p-value interaksi metode dan Kreativitas = 0,747 > 0,050.

f. H023: Tidak ada interaksi antara Kemampuan Matematis dan Kreativitas terhadap

prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet ditolak sebab p-value

interaksi antara Kemampuan Matematis dan Kreativitas = 0,038 < 0,050.

g. H0123: Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran, Kemampuan Matematis,

dan Kreativitas terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet tidak

ditolak sebab p-value interaksi antara metode, Kemampuan Matematis dan

Kreativitas = 0,899 > 0.050.

Dari beberapa hipotesis diatas ada hasil yang nilai probabilitasnya lebih kecil

daripada alpha (p-value < α), maka ada langkah statistik lebih lanjut untuk

mengetahui Kemampuan Matematis (K-KM) dan Kreativitas (K-Kreativ) mana yang

memberikan pengaruh signifikan serta bagaimana bentuk interaksi kedua faktor

tersebut terhadap prestasi belajar Fisika.

2. Uji Lanjut Analisis Variansi

Uji lanjut anava atau uji komparasi ganda diperlukan untuk mengetahui

karakteristik pada variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini uji

komparasi ganda dilakukan pada hipotesis H02. Hasil Anova yang perlu diuji lebih

lanjut adalah hasil pada H12, yaitu: “ada pengaruh Kemampuan Matematis terhadap

prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet”.

Adapun hasil uji lanjut untuk mengetahui Kemampuan Matematis mana yang

memiliki pengaruh paling signifikan tersaji dalam tabel 4.13 :

Page 133: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.13 Rangkuman Anova Satu Jalan Prestasi Belajar Fisika vs Kemampuan Matematis

Source DF SS MS F P K-KM 1 557,8 557,8 8,96 0,004 Error 46 2864,9 62,3 Total 47 3422,7 S = 7,892 R-Sq = 16,30% R-Sq(adj) = 14,48%

Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev -----+---------+---------+---------+---- Rendah 20 75,300 7,781 (---------*---------) Tinggi 28 82,214 7,969 (--------*-------) -----+---------+---------+---------+---- 73,5 77,0 80,5 84,0 Pooled StDev = 7,892

Melalui grafik ditunjukkan keterkaitan antara Kemampuan Matematis

terhadap Prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet pada gambar 4.7

Gambar 4.7 Grafik Uji ANOM Kemampuan Matematis terhadap Prestasi

Belajar Fisika

Hasil Anova yang perlu diuji lebih lanjut berikutnya adalah hasil pada H13,

yaitu: “ ada pengaruh Kreativitas siswa terhadap prestasi belajar Fisika pada materi

Medan Magnet”. Adapun hasil uji lanjut untuk mengetahui Kreativitas mana yang

memiliki pengaruh paling signifikan tersaji dalam tabel 4.14 :

Page 134: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.14 Rangkuman Anova Satu Jalan Prestasi Belajar Fisika vs Kreativitas

Source DF SS MS F P K-Kreativ 1 813,0 813,0 14,33 0,000 Error 46 2609,6 56,7 Total 47 3422,7 S = 7,532 R-Sq = 23,75% R-Sq(adj) = 22,10%

Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev --+---------+---------+---------+------- Rendah 21 74,667 7,851 (--------*-------) Tinggi 27 82,963 7,277 (------*-------) --+---------+---------+---------+------- 72,0 76,0 80,0 84,0 Pooled StDev = 7,532

Grafik keterkaitan antara Kreativitas terhadap Prestasi belajar Fisika dapat

dilihat pada gambar 4.8

Gambar 4.8 Grafik Uji ANOM Kreativitas terhadap Prestasi Belajar Fisika

Hasil Anova berikutnya yang perlu diuji lebih lanjut adalah hasil pada H123,

yaitu: “ada interaksi kemampuan matematis dan Kreativitas siswa terhadap prestasi

belajar Fisika pada materi Medan Magnet”.

Untuk mengetahui interaksi kemampuan matematis dan Kreativitas siswa

terhadap prestasi belajar dapat dilihat pada gambar 4.9 dan 4.10 berikut

Page 135: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.10 Grafik interaksi faktor Metode, Kemampuan Matematis dan Kreativitas

terhadap Prestasi Belajar Fisika

Berdasar pada gambar 4.9 dan 4.10 dapat dijelaskan bahwa Kemampuan

Matematis dan Tingkat kreativitas siswa memberikan efek berbeda terhadap

pencapaian prestasi belajar Fisika, sedangkan metode pembelajaran memberikan

pengaruh yang tidak signifikan, dimana siswa yang dibelajarkan dengan metode

Gambar 4.9 Grafik interaksi faktor Kemampuan Matematis dan Kreativitas terhadap Prestasi Belajar Fisika

Page 136: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Problem Solving dan memiliki Kemampuan Matematis tinggi mendapatkan rerata

prestasi yang signifikan lebih tinggi, sedangkan siswa yang dibelajarkan dengan

metode Problem Posing dan memiliki Kemampuan Matematis rendah mendapatkan

prestasi yang relatif lebih rendah.

Untuk lebih memahami secara detail pola interaksi dan informasi hasil uji

Anova satu jalan pada gambar 4.9 dan 4.10 di atas, dapat dilihat pada tabel 4.15

Tabel 4.15 Rangkuman Probabilistik Interaksi Kemampuan

Matematis Kreativitas Statistik Problem Solving Problem Posing

Tinggi

Tinggi

N = 11 10

Mean = 85,455 P=0,454 84,000

Stdev = 4,251 4,472

P=0,013 p=0,020

Rendah

N = 2 6

Mean = 75,000 P=0,776 76,667

Stdev = 7,071 p=0,001*

p=0,002**

p=0,013*

p=0,088**

6,802

Rendah

Tinggi

N = 3 5

Mean = 75,333 p=0,787 74,000

Stdev = 4,041 7,382

p=0,679 p=0,957

Rendah

N = 7 4

Mean = 73,429 p=0,847 74,250

Stdev = 7,044 5,620

)* Kemampuan Matematis, )** Kreativitas.

Page 137: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) apakah ada pengaruh

penggunaan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar Medan Magnet, 2)

apakah ada pengaruh Kemampuan Matematis terhadap prestasi belajar Medan

Magnet, 3) apakah ada pengaruh Kreativitas terhadap prestasi belajar Medan

Magnet, 4) apakah ada interaksi antara metode pembelajaran dan Kemampuan

Matematis siswa, 5) apakah ada interaksi antara metode pembelajaran dan

Kreativitas siswa, 6) apakah ada interaksi antara Kemampuan Matematis dan

Kreativitas siswa, dan 7) apakah ada interaksi antara metode pembelajaran,

Kemampuan Matematis dan Kreativitas terhadap prestasi belajar Medan Magnet.

Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Problem Solving untuk kelas eksperimen I, dan metode Problem Posing untuk kelas

eksperimen II. Pengukuran Kemampuan Matematis siswa dilakukan sebelum

pembelajaran Medan Magnet berlangsung, yaitu dengan melihat nilai hasil tes

kemampuan matematis pada siswa, sedangkan untuk mengetahui kreativitas siswa

dilakukan dengan observasi kreativitas yang berlangsung selama proses

pembelajaran pada materi Medan Magnet. Observasi yang dilakukan selama proses

pembelajaran dimaksudkan untuk mendapatkan kreativitas khususnya pada materi

Medan Magnet. Setelah pembelajaran selesai dilakukan tes afektif, kognitif dan

psikomotor untuk mengukur prestasi belajar Medan Magnet siswa.

1. Hipotesis Pertama

Dari hasil analisis data menggunakan anava tiga jalan dengan sel tak sama

diperoleh p-value metode pembelajaran = 0,592 > 0,050 maka Ho (tidak ada

Page 138: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengaruh penggunaan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar) tidak ditolak,

ini berarti bahwa antara metode Problem Solving dan Problem Posing tidak memiliki

pengaruh terhadap prestasi belajar Medan Magnet siswa. Kedua metode

pembelajaran ini sama kuat pengaruhnya terhadap prestasi belajar Fisika pada materi

Medan Magnet. Hal ini dapat dilihat pada rata-rata nilai prestasi belajar Fisika yang

menunjukkan lebih tinggi daripada kriteria ketuntasan minimal (KKM: 75) yang

distandarkan., Suasana kelas yang dibelajarkan dengan metode Problem Solving dan

Problem Posing masing-masing reratanya 80,043 dan 78,680. Dengan demikian

kedua metode pembelajaran ini sama-sama dapat digunakan dalam pembelajaran

Fisika khususnya pada materi Medan Magnet ( lihat lampiran 27)

Jadi berdasarkan hasil penelitian tentang Problem Solving dan Problem

Posing dapat diketahui bahwa hasil kedua kelas yang dibelajarkan dengan metode

Problem Solving dan Problem Posing memenuhi harapan dan menghasilkan rerata

prestasi yang lebih tinggi daripada KKM. Meskipun demikian, masih dapat dicermati

bahwa terdapat kecenderungan siswa yang dibelajarkan dengan metode Problem

Solving mendapatkan rerata prestasi yang relatif lebih baik daripada siswa yang

dibelajarkan dengan metode Problem Posing. Untuk memperjelas terdapatnya

kecenderungan siswa yang diberi pembelajaran dengan kedua metode tersebut

mengalami sedikit perbedaan prestasi maka melalui grafik uji lanjut anava tentang

keterkaitan metode pembelajaran terhadap prestasi dilihat pada gambar 4.11

Page 139: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.11 Grafik Uji ANOM Metode terhadap Prestasi Belajar Fisika

Berdasar gambar 4.11 dapat dijelaskan bahwa nilai prestasi fisika pada siswa

yang diberi pembelajaran dengan metode Problem Solving mempunyai nilai di atas

rata-rata, sedangkan siswa yang diberi pembelajaran dengan metode Problem Posing

mempunyai nilai di bawah rata-rata, walaupun kedua metode menghasilkan prestasi

di atas KKM.

2. Hipotesis Kedua

Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh Kemampuan Matematis

terhadap prestasi belajar Medan Magnet, p-value Kemampuan Matematis siswa =

0,000 < 0,050. Uji lanjut menunjukkan bahwa Kemampuan Matematis memberikan

pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet, p-

value Kemampuan Matematis siswa = 0,004 < 0,050. Hasil tersebut menandakan

adanya pengaruh Kemampuan Matematis terhadap prestasi Medan Magnet. Jika

diperhatikan lagi pada hasil rerata kedua Kemampuan Matematis diperoleh informasi

Page 140: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bahwa rerata siswa yang Kemampuan Matematis tinggi dan rendah masing-masing

82,214 dan 75,300. Hal itu berarti bahwa guru dalam proses pembelajaran perlu

memperhatikan faktor Kemampuan Matematis siswa untuk menunjang keberhasilan

proses pembelajaran, karena faktor Kemampuan Matematis ternyata dalam penelitian

ini berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar, Kemampuan Matematis siswa

memberikan efek dengan arah berbeda terhadap pencapaian prestasi belajar Medan

Magnet, dimana siswa yang memiliki tingkat Kemampuan Matematis rendah

mendapatkan rerata prestasi yang relatif lebih rendah, sedangkan siswa yang

memiliki tingkat Kemampuan Matematis tinggi mendapatkan prestasi yang relatif

lebih tinggi. Dalam hal ini kategori Kemampuan Matematis memberikan arah

pengaruh positif terhadap prestasi, yaitu pengaruhnya positif untuk Kemampuan

Matematis tinggi dan negatif untuk Kemampuan Matematis rendah. Siswa dengan

Kemampuan Matematis tinggi memiliki kemampuan yang lebih baik dalam

menyelesaikan masalah-masalah Medan Magnet dibanding siswa yang memiliki

Kemampuan Matematis rendah. hal ini disebabkan oleh model-model persamaan

yang digunakan dalam penyelesaian kasus atau permasalahan medan magnet

berbasiskan pada persamaan-persamaan matematis seperti model integral dan

penurunan. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah gambar 4.7 hasil uji lanjut mean

prestasi dengan faktor kemampuan matematis siswa, dan tabel 4.13 di atas.

3. Hipotesis Ketiga

Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh Kreativitas

terhadap prestasi belajar Fisika (p-value Kreativitas siswa = 0,007 < 0,050) dalam

Page 141: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

proses pembelajaran. Tingkat Kreativitas siswa memberikan pengaruh berbeda

terhadap prestasi belajar Fisika materi Medan Magnet. Uji lanjut menunjukkan

bahwa Kreativitas siswa memberikan perbedaan pengaruh signifikan terhadap

prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet (p-value Kreativitas siswa = 0,000

< 0,050). Tingkat Kreativitas siswa memberikan efek berbeda terhadap pencapaian

prestasi belajar Fisika, dimana siswa yang memiliki tingkat Kreativitas tinggi dan

rendah mendapatkan rerata prestasi yang berbeda, yaitu 82,963 dan 74,667. Selain

hasil tersebut, masih dapat diperoleh informasi bahwa arah pengaruh kreativitas

positif untuk Kreativitas tinggi dan negatif untuk Kreativitas rendah. Theodore

Lewis, Stephen Petrina, dan Anne Marie Hill (1998) dalam makalahnya yang

berjudul Problem Posing-Adding a Creative Increment to Technological Problem

Solving menyampaikan pesan bahwa “Our discussion here raises the issue of

creativity as an aspect of technology education teaching and learning to a

heightened level of consciousness. Problems of this order are best solved by actual

practice, collaboration, and reflection”. Hal itulah yang kemungkinan besar

menjadikan faktor kreativitas memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar

siswa. Untuk lebih memahami apa yang sudah diuraikan, perhatikanlah tabel 4.14

dan gambar 4.8 hasil uji lanjut mean prestasi dengan faktor kreativitas siswa di atas.

4. Hipotesis Keempat

Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh Kemampuan Matematis

terhadap prestasi belajar Medan Magnet, namun tidak demikian dengan metode

pembelajaran. Hasil uji anava tiga jalan menunjukkan bahwa tidak ada interaksi

Page 142: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

antara metode pembelajaran dan Kemampuan Matematis terhadap prestasi belajar

Medan Magnet (p-value interaksi metode dan Kemampuan Matematis = 0,924 >

0,050). Namun, hasil uji lanjut memperlihatkan keputusan adanya interaksi antara

metode pembelajaran dngan Kemampuan Matematis. Pada anava adalah metode

pembelajaran keseluruhan sedangkan pada uji lanjut yang diuji adalah untuk setiap

metode yang digunakan. Dimana, hasil uji interaksi untuk metode Problem Solving

diperoleh p-value sebesar 0,001 dengan perolehan rerata siswa berkategori

kemampuan matematis tinggi dan rendah adalah 83,846 dan 74,000; dan p-value

untuk metode Problem Posing 0,013 dengan perolehan rerata siswa dengan kategori

kemamuan matematis tinggi dan rendah adalah 81,250 dan 74,111. Jadi, terjadi

interaksi antara metode pembeljaran dengan kemamuan matematis, baik pada metode

Problem Posing maupun problem Solving.

Hal ini terjadi karena penggunaan metode Problem Solving dan Problem

Posing berhasil merangsang proses belajar siswa, demikian juga dengan Kemampuan

Matematis siswa yang menunjukkan arah pengaruh yang positif. Berdasarkan hasil

uji pada hipotesis kedua ditemukan bahwa Kemampuan Matematis siswa cukup

berpengaruh. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan metode pembelajaran

Fisika selaras dengan efek Kemampuan Matematis individu siswa sehingga tidak

menghasilkan pola interaksi kedua faktor. Untuk lebih jelas lagi dalam memaknai

keselarasan metode pembelajaran dengan Kemampuan Matematis perhatikan gambar

4.12

Page 143: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.12 Grafik interaksi Metode pembelajaran dan Kemampuan Matematis

terhadap Prestasi Belajar Medan Magnet

Dari gambar 4.12 diperoleh informasi bahwa arah pengaruh kedua faktor

sejajar sehingga tidak memungkinkan terjadinya pola interaksi pengaruh. Dengan

jelas gambar memperlihatkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan metode

Problem Solving lebih baik hasilnya daripada Problem Posing dan siswa dengan

Kemampuan Matematis tinggi lebih baik hasinya daripada yang rendah. arah

pengaruh kedua faktor tersebut sama-sama linier terhadap prestasi. Artinya, semakin

baik Kemampuan Matematisnya semakin baik prestasi yang diperoleh demikia juga

dengan metode pembelajarannya.

5. Hipotesis Kelima

Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh penggunaan

metode pembelajaran terhadap prestasi, dan ada pengaruh Kreativitas terhadap

prestasi. Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa tidak terjadi interaksi antara

metode pembelajaran dengan Kreativitas terhadap prestasi (p-value interaksi metode

Page 144: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan Kreativitas = 0,747 > 0,050). Hasil uji lanjut semakin memperkuat keputusan

tidak adanya interaksi antara metode pembelajaran dengan kreativitas untuk metode

Problem Solving dimana diperoleh p-value sebesar 0,088, lihat table 4.16

Tabel 4.16 Hasil Uji faktor Kreativitas terhadap Prestasi metode Problem Solving Source DF SS MS F P K-Kreativ 1 495,2 495,2 12,90 0,002 Error 21 806,4 38,4 Total 22 1301,7 S = 6,197 R-Sq = 38,05% R-Sq(adj) = 35,10% Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev -+---------+---------+---------+-------- Rendah 9 73,778 6,629 (--------*-------) Tinggi 14 83,286 5,915 (------*-----) -+---------+---------+---------+-------- 70,0 75,0 80,0 85,0

Pooled StDev = 6,197

Sedangkan p-value untuk interaksi kreativitas dengan metode Problem

Posing sebesar 0,002. Dari hasil tersebut diperoleh informasi bahwa interaksi lebih

kuat terjadi pada metode pembelajaran Problem Solving. Lihat table 4.17

Tabel 4.17 Hasil Uji faktor Kreativitas terhadap Prestasi metode Problem Posing Source DF SS MS F P K-Kreativ 1 148,0 148,0 3,18 0,088 Error 23 1071,4 46,6 Total 24 1219,4 S = 6,825 R-Sq = 12,14% R-Sq(adj) = 8,32%

Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev ------+---------+---------+---------+--- Rendah 10 75,700 6,147 (-----------*------------) Tinggi 15 80,667 7,228 (---------*----------) ------+---------+---------+---------+--- 73,5 77,0 80,5 84,0 Pooled StDev = 6,825

Untuk memahami grafik interaksi metode pembelajaran dengan kreativitas

siswa maka perhatikan gambar 4.13

Page 145: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.13 Grafik interaksi Metode pembelajaran dan Kreativitas

terhadap Prestasi Belajar Medan Magnet

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Csikszentmihalyi (1994) menjelaskan

mengapa metode pembelajaran tersebut mampu memberikan efek yang memuaskan.

Csikszentmihalyi menyatakan bahwa:

“Many creative individuals have pointed out in their work that the formulation of a problem is more important than its solution and that real advances in science and in art tend to come when new questions are asked or old problems are viewed from a new angle . . . yet when measuring thinking processes, psychologists usually rely on problem solution, rather than problem formulation, as an index of creativity”. (h. 138)

Pada kesempatan lainnya, terkait dengan metode Problem Posing, Getzels dan

Csikszentmihalyi (1976) menemukan bahwa, “who kept the problem open longer

produced more creative solutions”. Sedangkan terkait dengan metode Problem

Solving, DeLuca dan Peterson (1997) dan Hatch (1988) menyatakan bahwa

“Problem solving becomes manifest in multiple forms within technology education,

including experimentation, design, invention, and trouble-shooting”. Jadi, tidak salah

Page 146: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

jika dalam penlitian ini dipadukan antara metode pembelajaran Problem posing dan

Solving dengan kreativitas siswa sebab sangat dekat hubungan pengaruhnya.

6. Hipotesis Keenam

Hasil analisis data menunjukkan ada interaksi antara Kemampuan Matematis

dan Kreativitas terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet (p-value

interaksi antara Kemampuan Matematis dan Kreativitas = 0,038 < 0,050). Hasil ini

merupakan konsekuensi dari dua keputusan sebelumnya yaitu secara parsial

Kemampuan Matematis berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar dan

Kreativitas yang juga berpengaruh terhadap prestasi belajar Medan Magnet. Secara

parsial Kreativitas dan Kemampuan Matematis memberikan pengaruh yang memiliki

tren positif terhadap pencapaian prestasi, logis apabila kedua variabel ini

menunjukkan adanya interaksi terhadap prestasi belajar Medan Magnet. Hanya saja,

dari hasil statistik tidak serta merta menunjukkan hal yang demikian. Untuk itu perlu

diteliti pada setiap sel interaksi keduanya, ternyata berdasarkan pada tabel 4.15 yang

merangkum hasil probabilistik interaksi, diketahui bahwa Kemampuan Matematis

dan Kreativitas berinteraksi pada beberapa level. Interaksi pengaruh terjadi pada

level Kemampuan Matematis rendah pada metode Problem Solving (p-value =

0,013) dimana siswa dengan kemampuan kreativitas tinggi lebih dominan (mean

85,455) dan siswa dengan kategori rendah memperoleh rerata 75,000. Sedangkan

pada metode Problem Posing (p-value = 0,020) dengan rerata pada kreativitas tinggi

84,000 dan rerata pada kreativitas rendah diperoleh 76,667. Interaksi tidak terjadi

pada ranah Kemampuan Matematis rendah dengan Kreativitas baik pada metode

Problem Posing maupun problem solving. Interaksi signifikan positif terjadi pada

Page 147: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sel Kemampuan Matematis tinggi dengan Kreativitas tinggi pada metode Problem

Solving. Namun, pada level tersebut diketahui juga untuk metode Problem Solving

tidak signifikan perbedaan reratanya dengan Problem Posing (85,455 dan 84,000).

Untuk mengetahui pola interaksi kedua faktor tersebut perhatikan gambar 4.14

Gambar 4.14 Grafik interaksi Kemampuan Matematis dan kreativitas

terhadap Prestasi Belajar Fisika

7. Hipotesis Ketujuh

Hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara metode

pembelajaran, Kemampuan Matematis, dan Kreativitas (p-value interaksi antara

metode, Kemampuan Matematis dan Kreativitas = 0,899 > 0,050). Seperti yang

telah dijabarkan di atas, meskipun secra mandiri faktor Kemampuan Matematis dan

Kreativitas siswa berpengaruh signifikan terhadap perolehan prestasi belajar Fisika

siswa, bahkan terjadi interaksi pengaruh untuk kedua faktor tesebut, ternyata tidak

Page 148: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mampu memberikan perbedaan pengaruh yang signifikan dalam hal interaksi dengan

faktor lainnya, yaitu metode pembelajar. Untuk memahami pola interaksi total ketiga

faktoryang terlibat, perhatikanlah gambar 4.10

Gambar 4.15 Grafik Main efect faktor Metode pembelajaran, Kemampuan Matematis dan

kreativitas terhadap Prestasi Belajar Medan Magnet

Berdasarkan gambar 4.15 diperoleh informasi bahwa baik Kemampuan

Matematis (tinggi – rendah) dan kreativitas siswa (tinggi – rendah) sama-sama

memiliki tren positif. Sedangkan pada metode pembelajaran (Problem Posing –

Problem Solving) terlihat hampir sama efeknya.

Secara umum penelitian ini dapat mengambil dua hal penting sebagai berikut:

1) penggunaan metode pembelajaran Problem Solving maupun Problem Posing dan

Kemampuan Matematis tinggi berpengaruh signifikan terhadap perolehan prestasi

siswa. Siswa dengan Kemampuan Matematis tinggi dan Kreativitas Tinggi

memperlihatkan pemahaman terhadap konsep Medan Magnet lebih cepat daripada

Page 149: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

siswa dengan kategori kemampuan matematis dan kreativitas rendah; 2) interaksi

antara Kemampuan Matematis dengan kreativitas memberikan sumbangan besar

terhadap pemahaman siswa akan konsep Fisika pada materi Medan Magnet terutama

pada siswa yang memiliki Kemampuan Matematis tinggi dan kreativitas tinggi yang

dibelajarkan dengan metode Problem Solving maupun Problem Posing. Hal ini

disebabkan karena Problem Solving dan Problem Posing menarik dan berkesan bagi

siswa dengan Kemampuan Matematis dan Kreativitas tinggi.

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini, meskipun sudah direncanakan dan melalui proses evaluasi

sebelum dilaksanakan, tidak terlepas juga dari keterbatasannya. Adapun beberapa hal

yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah belum diperhatikannya

kemampuan siswa pada level menengah, baik untuk kemampuan matematis maupun

kreativitasnya. Konsep medan magnet sangat bersifat abstrak dan membutuhkan

kemampuan matematis yang baik sebelum mempelajarinya. Waktu yang disediakan

pada program akselerasi sangat terbatas sehingga konsep ini tidak dapat

tersampaikan secara detail. Hasil angket belum sepenuhnya memberikan gambaran

kreativitas siswa, karena masih ada siswa yang menjawab pertanyaan tidak dengan

sungguh-sungguh. Selain itu, sebenarnya problem Posing merupakan sebagian

langkah dari Problem Solving sehingga tidak mengherankan jika pada akhirnya

problem solving relatif lebih baik. Namun demikian kedua metode pembelajaran

sama baiknya dalam mengantarkan pencapaian prestasi maksimal siswa.

Page 150: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Melalui hasil analisis data diketahui bahwa pembelajaran dengan metode

problem solving dan problem posing mempunyai pengaruh yang sama kuat

terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet. Hal ini dapat

diketahui dari hasil perhitungan bahwa p-value metode lebih besar dari nilai

tabel (0,592 > 0,050). Rerata nilai prestasi siswa lebih tinggi daripada kriteria

ketuntasan minimal (KKM: 75). Siswa yang dibelajarkan dengan metode

Problem Solving dan Problem Posing masing-masing reratanya 80,043 dan

78,680. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh penggunaan metode

Problem Solving dan Problem Posing terhadap prestasi belajar Fisika pada

materi Medan Magnet

2. Melalui hasil analisis data diketahui bahwa Kemampuan Matematis memberikan

pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet.

Hal ini dapat diketahui dari hasil perhitungan bahwa p-value Kemampuan

Matematis siswa lebih kecil dari nilai tabel (0,000 < 0,050). Rerata nilai prestasi

siswa yang memiliki Kemampuan Matematis tinggi dan rendah masing-masing

82,214 dan 75,300. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Kemampuan

Matematis siswa terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet.

Page 151: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Melalui hasil analisis data diketahui bahwa Kreativitas siswa memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Medan

Magnet. Hal ini dapat diketahui dari hasil perhitugan bahwa p-value Kreativitas

siswa lebih kecil dari nilai table (0,007 < 0,050). Siswa dengan tingkat

Kreativitas tinggi dan rendah mendapatkan rerata prestasi yang berbeda, yaitu

masing-masing 82,963 dan 74,667. Jadi dapat disampulkan bahwa ada pengaruh

kreativitas terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet.

4. Melalui hasil analisis data dapat ditunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara

metode pembelajaran dengan Kemampuan Matematis. Hal ini dapat diketahui

dari hasil perhitungan bahwa metode p-value interaksi metode lebih besar

daripada nilai table (0,747 > 0,050). Rerata nilai prestasi siswa berkategori

kemampuan matematis tinggi dan rendah masing-masing adalah 83,846 dan

74,000. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi pengaruh antara

metode pembelajaran dengan Kemampuan Matematis terhadap prestasi belajar

Fisika pada materi Medan Magnet.

5. Melalui hasil analisis data diketahui bahwa tidak ada interaksi antara metode

pembelajaran dengan kreativitas siswa. Hal ini dapat diketahui dari hasil

perhitungan bahwa p-value interaksi metode terhadap kreativitas siswa lebih

besar dari nilai table hitung ( 0,747 > 0,050). Berdasar uji lanjut diketahui

bahwa interaksi antara metode problem solving terhadap kreativitas mempunyai

p-value sebesar 0,088 yang nilainya lebih besar dari nilai table hitung. Hal ini

berarti tidak ada interaksi antara keduanya. Sedangkan interaksi antara problem

posing terhadap kreativitas mempunyai p-value sebesar 0,002 yang nilainya

Page 152: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lebih kecil dari nilai table hitung. Artinya kreativitas siswa yang diinteraksikan

dengan pembelajaran dengan metode problem posing berpengaruh terhadap

prestasi belajar fisika medan magnet. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada

interaksi antara metode pembelajaran problem solving dengan kreativitas siswa

terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Medan Magnet.

6. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa interaksi antara Kemampuan Matematis

rendah pada metode Problem Solving (p-value = 0,013) dimana siswa dengan

kemampuan kreativitas tinggi lebih dominan dengan rerata sebesar 85,455 dan

siswa dengan kategori rendah memperoleh rerata sebesar 75,000. Sedangkan

pada metode Problem Posing (p-value = 0,020) dengan rerata pada kreativitas

tinggi sebesar 84,000 dan rerata pada kreativitas rendah diperoleh 76,667.

Interaksi Kemampuan Matematis rendah dengan Kreativitas tidak terjadi baik

pada metode Problem Posing maupun problem solving. Jadi dapat disimpulkan

bahwa ada interaksi antara Kemampuan Matematis dengan kreativitas terhadap

prestasi Fisika pada materi Medan Magnet.

7. Secara mandiri faktor Kemampuan Matematis dan Kreativitas siswa

berpengaruh signifikan terhadap perolehan prestasi belajar Fisika siswa, bahkan

terjadi interaksi untuk kedua faktor tesebut, ternyata tidak mampu memberikan

pengaruh yang signifikan dalam hal interaksi dengan faktor lainnya, yaitu

metode pembelajar. Kemampuan Matematis (tinggi – rendah) dan kreativitas

siswa (tinggi – rendah) sama-sama memiliki tren positif. Sedangkan pada

metode pembelajaran (Problem Posing – Problem Solving) terlihat hampir sama

efeknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara metode

Page 153: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran, Kemampuan Matematis dan kreativitas terhadap prestasi belajar

Fisika pada materi Medan Magnet.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini memberikan gambaran yang jelas tentang metode

Problem Solving dan Problem Posing yang dapat digunakan dalam pembelajaran

Fisika pada materi pokok Medan Magnet. Sekalipun metode pembelajaran ini sama-

sama mempermudah siswa untuk memahami konsep pembelajaran Fisika pada

materi tersebut, metode Problem Solving lebih mampu merangsang siswa untuk

mendapatkan prestasi maksimal daripada daripada metode Problem Posing, sebab

Problem Posing sebenarnya merupakan satu bagian dari langkah Problem Solving.

2. Implikasi Praktis

Implikasi praktis dari hasil penelitian ini adalah siswa yang dibelajarkan

dengan metode Problem Solving dan Problem Posing ternyata mendapatkan prestasi

belajar Fisika yang memenuhi harapan, dengan metode Problem Solving sebagai

pilihan utamanya. Metode Problem Solving menjadikan konsep yang dibelajarkan

menjadi mudah diterima sebab kondisi pada pembelajaran metode tersebut mampu

merangsang siswa untuk mendapatkan prestasi maksimal daripada metode Problem

Posing. Selain itu siswa lebih tertarik menerima proses pembelajaran dengan

Problem Solving karena siswa tidak terbebani membuat soal atau tugas. Mereka

tinggal mengerjakan soal yang telah diberikan oleh guru kepadanya. Sedangkan pada

proses pembelajaran dengan metode Problem Posing, siswa kurang aktif. Hal ini

Page 154: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dikarenakan siswa terbebani membuat soal dan sekaligus berpikir tentang

jawabannya. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan prestasi belajar Fisika khusus pada

materi Medan Magnet sebaiknya diberikan melalui metode Problem Solving.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dapat dikemukakan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Saran untuk para Guru

Untuk mengajarkan konsep-konsep Fisika diperlukan metode sebagai media

belajar yang mampu membantu siswa pada kondisi senang, rileks dan mudah untuk

menerima dan memahami materi. Untuk memahami konsep medan magnet

sebaiknya digunakan metode Problem Solving dan Problem Posing. Kedua metode

ini berbasis pemecahan masalah. Medan magnet adalah materi yang cukup sulit bagi

siswa maka seorang guru harus dapat menyesuaikan kondisi siswa. Jika perlu

membuat handout sebagai petunjuk procedural yang efektif agar siswa dan guru

dapat melakukan proses belajar dengan baik. Tidak kalah penting sebaiknya dalam

mengajarkan konsep guru mengajarakan budaya bertanya kepada siswa dan guru

dengan jelas dan santun.

2. Saran untuk para Peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan

penelitian sejenis. Perlu melakukan pengkajian yang lebih mendalam tentang metode

yang tepat digunakan dalam proses pengajaran di kelas sesuai dengan karakter materi

Page 155: DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN · PDF fileSegenap dosen pengampu mata kuliah di Program Studi ... kawat yang dialiri arus listrik ... yang membawa arus dalam medan magnet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang dibelajarkan. Tidak semua siswa menerima dengan baik efek setiap metode

pembelajaran karena setiap anak memiliki keunikan belajarnya sendiri. Penelitian

mengenai penerapan metode dan metode lain yang dapat mempermudah siswa dalam

memecahkan permasalahan dalam belajar Fisika terutama yang berkaitan dengan

pemilihan metode pembelajaran masih perlu dilakukan. Agar pengaruh kreativitas

dan kemampuan matematis siswa dapat optimal dalam proses belajar mengajar maka

pemilihan materi yang akan diajarkan kepada siswa harus disesuaikan dengan

metode pembelajaran yang digunakan. Jika perlu untuk meningkatkan kreativitas,

dan kemampuan matematis siswa dapat diberi pertanyaan yang menantang agar

terbangun rasa ingin mengetahui lebih jauh.