doc 1.pdf

101
SURVEI KONDISI FISIK DAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA BAGI ANAK USIA REMAJA PADA KLUB SEPAK BOLA PERSERA DI KECAMATAN RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Strata I Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Disusun oleh : Nama : Hafid Febrianto NIM : 6101402014 Jurusan : Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Fakultas : Ilmu Keolahragaan UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007 i

Transcript of doc 1.pdf

SURVEI KONDISI FISIK DAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA BAGI ANAK USIA REMAJA PADA KLUB SEPAK BOLA PERSERA DI KECAMATAN RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Strata I Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Disusun oleh : Nama: Hafid Febrianto NIM: 6101402014 J urusan: Pendidikan J asmani Kesehatan Dan Rekreasi Fakultas: Ilmu Keolahragaan UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007 i SARI Hafid Febrianto. 2007. Skripsi ini berjudul Survei Kondisi Fisik dan Keterampilan Gerak DasarSepakBolaBagiAnakUsiaRemajapadaKlubSepakBolaPERSERAdi Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang.Permasalahanyangdiangkatdalampenelitianiniadalahbagaimanakahkondisi fisik dan keterampilan gerak dasar bermain sepak bola anak-anak usia remaja pada klub PERSERAdiKecamatanRandudongkalKabupatenPemalang?Adapuntujuandari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kondisi fisik dan keterampilan gerak dasar bermain sepak bola anak-anak usia remaja Klub PERSERA Randudongkal. Populasiyangdiambiladalahanak-anakusiaremajapadaKlubPERSERA RandudongkalKabupatenPemalangyangberjumlah27orang.Dalampenelitianini pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu semua populasi anak-anak usia remaja pada Klub PERSERA Randudongkal Kabupaten Pemalang yang berjumlah 27 orang. Dalam penelitian yang menjadi variabel adalah kondisi fisik dan keterampilan gerak dasar bermain sepak bola. Untuk memperoleh data yang sesuai maka dalam penelitian ini menggunakan metode survei dan teknik tes. Untuk kondisi fisik macam-macam tes yang digunakan adalah: lari cepat (sprint) 50 meter, angkat tubuh (pullup) 60 detik, sit-up60 detik,loncattegak(vertikaljumping),danlarijarak1000meter.Sedangkanuntuk keterampilan gerak dasar bermain sepak bola, macam-macam tes yang digunakan adalah: tessepakdantahanbola(passingdanstoping),tesmemainkanboladengankepala (heading), tes menggiring bola (dribbling), dan tes menembak/menendang bola ke sasaran (shooting). Berdasarkan hasil perhitungan deskriptif persentase diketahui kondisi fisik secara keseluruhanpemaindiKlubSepakBolaPERSERAdiKecamatanRandudongkal KabupatenPemalang63%termasukdalamkategorisedang,18,5%termasukdalam kategori kurang dan sisanya 18,5% termasuk dalam kategori baik. Untuk tes keterampilan gerak diketahui bahwa 92,6% termasuk dalam kategori sedang, dan sisanya 7,4% termasuk dalam kategori baik. Beberapasaranpenelitiantaralainbahwahendaknyapemainmemilikiprogram latihanyangterencanakandenganbaiksertadidukungdenganpertandinganyangrutin. Dalammemberikanlatihanfisikdanketerampilangerakdasaragardapatlebihmudah dipahami dan dikuasai oleh pemain, maka pemberian latihan ini harus diberikan sejak usia dini.Dalampelaksanaanlatihanparapemainhendaknyatidakmeninggalkanprinsip-prinsiplatihandiantaranyapenambahanbeban,pengulangan,meningkat,disesuaikan dengan cabang olahraganya dan memiliki target. ii HALAMAN PENGESAHAN Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Pada Hari : Rabu Tanggal : 18 April 2007 Ketua panitia Sekretaris Drs. Sutardji, M.SDrs. H. Harry Pramono M.Si NIP. 130523506 NIP. 131409638 Dewan penguji 1.Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd(Penguji I) NIP. 131764027 2.Drs. Sulaiman, M.Pd (Penguji II) NIP.131813670 3.Drs. Cahyo Yuwono, M.Pd. (Penguji III) NIP. 131571550 iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto : Selesaidarisuatuurusan,kerjakanlahdengansungguh-sungguhurusanyanglaindan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap (QS. An Nashr : 8) PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1.Kedua orang tuaku bapak Najib Umardan ibu Kusdiyanti tercinta 2.Adik-adikkuFitriAmalia,Fadli,danAkhmad Faizal tersayang 3.Almamaterku iv KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehinggapenulisdapatmenyelesaikanpembuatanskripsiini.Penulisanskripsiini merupakanpemenuhansebagiansyaratuntukmenyelesaikanprogramstudiStrataSatu padaJ urusanPendidikanJ asmaniKesehatandanRekreasiFakultasIlmuKeolahragaan Universitas Negeri Semarang. Seiringdenganrasasyukurpenulismenyampaikanterimakasihyangsebesar-besarnya kepada yang kami hormati : 1.BapakDrs.Sulaiman,M.Pd,sebagaipembimbingIyangtelahmembimbingdan mengarahkan penulis sampai terselesaikannya skripsi ini. 2.BapakDrs.CahyoYuwono,M.Pd,sebagaipembimbingIIyangtelahmembimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3.BapakDrs.MugiyoHartono,M.Pd,sebagaipengujiutamayangtelahmemberikan saran dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini. 4.Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas negeri Semarang. 5.KetuaJ urusanPendidikanJ asmaniKesehatandanRekreasiFakultasIlmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. 6.Bapak dan ibu Dosen serta karyawan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah membantu dan mendorong dalam penelitian ini.7.Seluruh manajemen, pelatih dan pemain di Klub Sepak Bola PERSERA Kecamatan RandudongkalKabupatenPemalangyangtelahbanyakmembantupenelitidalam melakukan penelitian dan pengambilan data. 8.Bapakdanibutercintayangselalumemberikandoarestudanmotivasikepada penulis. v 9.Temanteman mahasiswa PJ KR02 yang telah membantu jalannya penelitian.10. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan, yang telah membantu dalam penelitian ini. Akhirnya penulis mohon maaf apabila dalam penyampaian tulisan ini terdapat hal yang tidak berkenan di hati para pembaca, bagaimanapun juga segala kekurangan ada pada diripenyusun.Semogaskripsiinidapatmemberikanmanfaatkepadaparapembaca. Penulis berharap saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Semarang, 2007 Penulis vi DAFTAR ISI Hal HALAMAN J UDUL .......................................................................................................... i SARI ................................................................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJ UAN........................................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................................................................... iv KATA PENGANTAR........................................................................................................ v DAFTAR ISI ...................................................................................................................... vii DAFTAR TABEL .............................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1 1.2 Permasalahan.................................................................................................... 8 1.3 Penegasan Istilah.............................................................................................. 8 1.4 Tujuan Penelitian.............................................................................................. 111.5 Manfaat Penelitian............................................................................................ 11 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................ 12 2.1 Hakekat Permainan Sepak Bola...................................................................... 12 2.2 Pembinaan Sepak Bola .................................................................................... 14 2.3 Kondisi Fisik.................................................................................................... 21 2.3.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kondisi Fisik................................. 21 2.3.2 Komponen-Komponen Kondisi Fisik...................................................... 24 2.3.3 Latihan Kondisi Fisik.............................................................................. 30 2.4 Keterampilan Gerak Dasar............................................................................... 31 2.4.1 Menendang (kicking)............................................................................... 33 2.4.2 Mengontrol/menghentikan bola (controling) .......................................... 36 2.4.3 Menggiring bola (dribbling).................................................................... 37 2.4.4 Menyundul bola (heading) ...................................................................... 38 2.4.5 Merampas bola (tackling)........................................................................ 40 2.4.6 Lemparan ke dalam (throw in) ................................................................ 41 vii 2.4.7 Gerak tipu................................................................................................ 41 2.4.8 Teknik penjaga gawang (goal keeping)................................................... 42 2.5 Anak Usia Remaja............................................................................................ 42 BAB III METODE PENELITIAN..................................................................................... 47 3.1 Populasi........................................................................................................... 47 3.2 Sampel dan Teknik Sampling........................................................................... 48 3.3 Variabel Penelitian........................................................................................... 48 3.4 Metode Pengumpulan data............................................................................... 49 3.5 Menyusun Instrumen Penelitian ...................................................................... 49 3.6 Penilaian Kemampuan Kondisi Fisik............................................................... 61 3.7 Penilaian Kemampuan Keterampilan Gerak Dasar Sepak Bola ...................... 62 3.8 Analisis Data.................................................................................................... 64 3.9 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penelitian................................................ 65 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................................... 67 4.1 Hasil Penelitian................................................................................................. 67 4.1.1 Analisis Daskriptif Persentase Kondisi Fisik.......................................... 67 4.1.2 Analisis Daskriptif Persentase Keterampilan Gerak Dasar Sepak Bola.. 70 4.2Pembahasan..................................................................................................... 73 4.2.1 Kondisi Fisik........................................................................................... 73 4.2.2 Keterampilan Gerak................................................................................. 76 BAB V SIMPULAN DAN SARAN.................................................................................. 79 5.1Simpulan.......................................................................................................... 79 5.2Saran................................................................................................................ 79 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 81 LAMPIRAN-LAMPIRAN viii DAFTAR TABEL HalTabel 1. Tahap-Tahap Mulai Belajar, Spesialisasi Dan Usia Puncak Prestasi .................. 45 Tabel 2. Konversi Nilai Kategori Kondisi Fisik ................................................................ 61 Tabel 3. Norma Tes Kondisi Fisik..................................................................................... 61 Tabel 4. Nilai Tes Kondisi Fisik ........................................................................................ 62 Tabel 4.1 Kondisi Fisik..................................................................................................... 68 Tabel 4.2 Lari Sprint 50m................................................................................................. 68 Tabel 4.3 Pull Up 60......................................................................................................... 69 Tabel 4.4 Sit Up 60........................................................................................................... 69 Tabel 4.5 Vertical Jump ..................................................................................................... 69 Tabel 4.6 Lari 1000m......................................................................................................... 70 Tabel 4.7 Keterampilan Gerak........................................................................................... 71 Tabel 4.8 Passing dan Stopping ......................................................................................... 71 Tabel 4.9 Heading .............................................................................................................. 72 Tabel 4.10 Dribbling .......................................................................................................... 72 Tabel 4.11 Shooting............................................................................................................ 72 ix DAFTAR GAMBAR HalGambar 1 Menendang dengan kaki bagian dalam.............................................................. 34 Gambar 2. Menedang dengan kura-kura kaki bagian dalam ............................................. 34 Gambar 3. Menendang dengan kura-kura kaki bagian luar................................................ 35 Gambar 4. Menendang dengan kura-kura kaki penuh ....................................................... 36 Gambar 5. Menggiring bola ............................................................................................... 38 Gambar 6. Menyundul bola dengan sikap berdiri di tempat............................................. 39 Gambar 7. Menyundul bola dengan melompat................................................................. 40 Gambar 8. Merampas bola ................................................................................................. 40 Gambar 9. Lemparan ke dalam .......................................................................................... 41 Gambar 10. Gerak tipu...................................................................................................... 42 Gambar 11. Paramida latihan berdasar usia...................................................................... 46 Gambar 12. Paramida perkembangan latihan sepak bola berdasar usia............................. 46 Gambar 13. Sikap badan pada tes Pull-up..........................................................................51 Gambar 14.1 Sikap permulaan.......................................................................................... 52 Gambar 14. 2 Posisi jari-jari berkaitan dilatekan dibelakang kepala................................ 53 Gambar 14.3 Sikap duduk dan pada saat mengangkat badan ............................................ 53 Gambar 15.1 Sikap awal pada tes vertical jump............................................................... 54 Gambar 15. 2 Sikap aba-aba pada tes vertical jump........................................................... 54 Gambar 15. 3 sikap meloncat pada tes vertical jump......................................................... 54 Gambar 16. Sikap start berdiri pada tes lari jarak 1000 meter.......................................... 55 Gambar 17. Diagram lapangan tes sepak tahan bola ......................................................... 57 Gambar 18. Tes memainkan bola dengan dahi................................................................... 58 Gambar 19. Diagram lapangan tes menggiring bola ......................................................... 59 Gambar 20. Diagram lapangan tes menembak bola ke sasaran........................................ 60 Gambar 21. Hasil deskriptif statistik tes kondisi fisik ....................................................... 67 Gambar 22. Hasil deskriptif statistik tes keterampilan gerak dasar sepak bola................ 70 x DAFTAR LAMPIRAN HalLampiran 1 Data Hasil Survei Kondisi Fisik.....................................................................83 Lampiran 2 Data Hasil Survei Keterampilan Gerak...........................................................84 Lampiran 3 Hasil Analisis Data .........................................................................................85 Lampiran 4 Usul Penetapan Pembimbing.........................................................................88 Lampiran 5 SK Dosen Pembimbing ..................................................................................89 Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian ........................................................................................90 Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Penelitian .................................................................91 Lampiran 8 Daftar Prestasi PERSERA 79 Randudongkal Kab. Pemalang.....................92 Lampiran 9 Daftar Prestasi Individu Pemain PERSERA 79............................................93 Lampiran 10 Sertifikasi Kalibrasi.......................................................................................94 Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian...............................................................................98 xiBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang MasalahHakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifatpermainan danberisiperjuanganmelawandirisendiriataudenganoranglainataukonfrontasi dengan unsur-unsur alam. Kegiatan olahraga meliputi gaya pertandingan, maka kegiatan ituharusdilaksanakandengansemangatataujiwasportif.Padaolahragakelompok mendorongmanusiasalingbertandingdalamsuasanakegembiraandankejujuran. Olahragamemberikemungkinanpadatercapainyarasasalingmengertidan menimbulkansolidaritassertatidakmementingkandirisendiri.Olahragajugadapat dijadikan alat pemersatu. Selain itu olahraga juga dapat membuat tubuh seseorang menjadi sehat jasmani danrohaniyangakhirnyaakanmembentukmanusiayangberkualitas.Mengingat pentingnya peranan olahraga dalam kehidupan manusia, jugadalam usaha ikut serta memajukanmanusiaIndonesiaberkualitas,makapemerintahIndonesiamengadakan pembinaan dan pengembangan di bidang olahraga, seperti mengadakan pertandingan-pertandingan olahraga yang biasanya diikuti oleh para olahragawan. Untukmemperolehtingkatkesehatandankebugaranyangbaik,makadapat diperoleh dengan olahraga yang dimulai sejak dini melalui pendidikan formal maupun non formal. Cabangolahragasepakbolamerupakanolahragayangmemasyarakatyang digemaribanyakkalangan,darikalangananakkecilsampaikalanganorangtuadan dimainkan dari pelosok desa sampai ke kota. 1 2Dalam upaya membina prestasi yang baik maka pembinaan harus dimulai dari pembinaan usia muda dan atlet muda berbakat sangat menentukan menuju tercapainya mutu prestasi optimal dalam cabang olahraga sepak bola. Bibit atlet yang unggul perlu pengolahandanproseskepelatihansecarailmiah,barulahmunculprestasiatlet semaksimalmungkinpadaumur-umurtertentu.Atletberbakatyangumurnyamuda dapat ditemukan di sekolah-sekolah, klub, organisasi pemuda dan kampung-kampung. Bermacam-macam tujuan masyarakat dalam melakukan kegiatan olahraga khususnya sepakbolaantaralain:a)olahragauntukpencapaianprestasi,b)olahragauntuk kesehatan, c) olahraga untuk kebugaran, dan d) olahraga untuk rekreasi. Dalampembelajaransepakbola,kitamengenalaspek-aspekyangperlu dikembangkan yaitu: 1.Pembinaan teknik (keterampilan) 2.Pembinaan fisik (kesegaran jasmani) 3.Pembinaan taktik 4.Kematangan juara (Soekatamsi, 1988:11). Dalampeningkatankecakapanpermainansepakbola,keterampilandasarerat sekalihubungannyadengankemampuankoordinasigerakfisik,taktikdanmental. Keterampilandasarharusbetul-betuldikuasaidandipelajarilebihawaluntuk mengembangkan mutu permainan yang merupakan salah satu faktor yang menentukan menang atau kalahnya suatu kesebelasan dalam suatu pertandingan. Untuk meningkatkan prestasi sepak bola, banyak faktor yang harus diperhatikan seperti sarana prasarana, pelatih yang berkualitas, pemain berbakat dan kompetisi yang teratur serta harus didukung oleh ilmu dan teknologi yang memadahi. 3Faktoryangpentingdalampencapaianprestasisepakbolaadalahfisikdan penguasaan keterampilan dasar yang dimiliki oleh pemain itu sendiri, sehingga pandai bermain sepak bola. Pengertian pandai bermain sepak bola adalah memahami, memiliki pengetahuan dan keterampilan melaksanakan dasar-dasar bermain sepak bola, untuk meningkatkan dan mencapai prestasi yang setinggi-tingginya, (Soekatamsi, 1984 : 1). Faktor-faktoryangmempengaruhipencapaiansepakboladiantaranyaialah faktor fisik dan keterampilan gerak dasar permainan sepak bola para pemainnya. Oleh karenaitu,seorangpemainyangtidakmemilikifisikdanketerampilangerakdasar bermain sepak bola yangbaik tidak mungkin akan menjadi pemain yang baik dan sulit untuk mencapai prestasi maksimal. Dengan melakukan latihan fisik dan keterampilan gerak dasar yang teratur dan sebaiknya dimulai sejak usia dini. Untuk meningkatkan kondisi fisik biasanya pelatih memberikan latihan yang didalamnya mengandung beberapa aspek yang berhubungan dengankondisifisikyangterdiridarilatihankekuatan,kelentukan,kecepatan, kelincahan dan daya tahan. Sedangkan untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar, biasanyaakandilakukandrillmengenaicaramenendang(kicking),mengumpan (passing),mengontrol/menghentikanbola(controling),menggiringbola(dribbling), menyundulbola(heading)danlainnya.Aspeklatihantersebutbertujuanuntuk mengetahui dan meningkatkan kondisi tiap pemain, karena tanpa fisik dan keterampilan gerakdasarbermainsepakbolayangbaikmakaseorangpemaintidakakandapat mengembangkanpermainannya.Biasanyaseorangpelatihakanmemberikanlatihan padaparapemainnyadansetelahituiaakanmemberikanevaluasimengenaihasil 4latihanyangdiberikanberhasilatautidakdidalammeningkatkankondisifisikserta keterampilan dasar para pemainnya. Kondisi fisik dan kesegaran jasmani sangat dipengaruhi oleh faktor usia. Pada anak-anakdanremajakemampuanfisikakanmeningkatsampaitercapaimaksimal sekitartahunumur20-30tahun,kemudiandenganbertambahnyaumurakanterjadi penurunan yang berangsur-angsur (Dangsina Moeloek, 1984 : 31). Untukdapatpandaibermainsepakbola,faktorfisikdanpenguasaan keterampilangerakdasarmerupakansuatukeharusan.Agarfisikdanketerampilan gerakdasardikuasaiperlulatihanyangsungguh-sungguhdandirencanakandengan baik,(RemmyMuctar,1992:54).Fisikdanketerampilangerakdasarmerupakan beberapa faktor dalam kemampuan dasar bagi sesorang agar bisabermain sepak bola. Disaat prestasi sepak bola suram seperti ini, upaya pembinaanpada usia dini ataumudasangatdiperlukan.PERSERARandudongkaladalahsalahsatuklubyang beradadidaerahKabupatenPemalangselatanyangberdiripadatahun1979dan keberadaannya sudah diakui oleh KONI daerah Kabupaten Pemalang. Perjalanan klub PERSERA itu sendiri telah mencapai beberapa generasi dan sudah mencapai beberapa prestasi dalam regional lokal. Prestasi tersebut diantaranya adalah juara 2 Bhayangkara CupKabupatenPemalangyangdiraihpadatahun1989,juara3KapolresCup Kabupaten Pemalangpada tahun 1992, juara 3 Bupati Cup Kabupaten Pemalang pada tahun1992,J uara1AnsorCupKabupatenPemalangyangdiraihpadatahun1996, J uara 1 Turnamen Usia 17 Tahun Kabupaten Pemalang pada tahun 1997 dan juara 2 TurnamenUsia17TahunKabupatenTegalyangdiraihpadatahun1997.Banyak angkatan-angkatanterdahuluyangmasihaktifdalamklubtersebut,baikmenjabat sebagai ketua umum maupun sebagai manager tim. Untuk melakukan pembinaan klub 5tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang khususnya Kecamatan Randudongkal mengadakan kompetisi pada setiap tahunnya, dari Randudongkal Open Cup sampai yangterakhirdilaksanakanpadatahun2006yaituTurnamenSepakbolaSoetrisno Bachir Cup. Dengan diadakannya kompetisi ini Pemerintah Daerah dapat mencari bibit mudayangberbakat.KlubPERSERARandudongkalmempunyaicukupbanyak anggota yang terbagi dalam dua kelompok usia, yaitu kelompok yunior usia 14-18 tahun yang berjumlah 27 pemain dan kelompok senior usia 19 tahun ke atas yang berjumlah 31 pemain. Dan klub PERSERA itu sendiri mencoba membina pemain-pemain muda berbakat yang memiliki kualitas. Ini merupakan langkah yang sangat positif, yang perlu mendapatkan perhatian serius demi kemajuan dan peningkatan persepakbolaan dimasa mendatang. Perkembangan sekolah sepak bola di Kabupaten Pemalang khususnya di J awa Tengah pada umumnya akhir-akhir ini cukup menggembirakan. Banyak klub-klub yang membukapembinaanterhadapanak-anakusiadiniyangberminatingin mengembangkan bakatnya. Bermunculannyasekolah-sekolahsepakbolainisangatmenguntungkanbagi perkembanganpersepakbolaandiIndonesia.Diharapkandenganbanyaknyasekolah sepakbolaakanbermunculanpemain-pemainmudaberbakatyangmemilikikualitas dankemampuanteknikbermainyangbaik,karenadenganmemilikipemainyang berkualitas ini akan terbentuk suatu tim/kesebelasan yang dapat bersaingdengan tim-tim kuat dari daerah lain. Di sisi lain klub-klub atau sekolah-sekolah sepak bola masih banyak mengalami kendalaterutamapendanaandansaranaprasarana,sehinggajalannyapembinaan terhadap anak-anak usia dini sering kali berhenti, hal ini sangat disayangkan. Akibatnya 6klub-klub atau sekolah sepak bolayang ada kurangberjalan dengan baik, bahkan ada sebagian yang menghentikan kegiatannya. BerdasarkanpengamatanbaikdalamkompetisimaupunnonkompetisiKlub PERSERA Randudongkal dari segi taktik yang terdiri dari cara bertahan, menyerang dan cara mengkoordinir antar teman di dalam permainan sudah cukup baik. Hal itu bisa dilihat di dalam setiap pertandingan-pertandingan yang telah dilakukan oleh anak-anak Klub PERSERA Randudongkal. Dengan kondisi fisik yang baik seorang pemain dalam suatupertandingandapatmenerapkanteknik, taktik,strategidancarabermainsepak bola yang baik dan mampu bermain selama 2 x 45 menit. Didalam sepak bola adanya keterkaitan antara satu komponen dengan komponen yang lain sangatlah penting artinya bahwa untuk dapat bermain sepak bola dengan baik, seseorang harus dapat menguasai faktor fisik dan keterampilan dasar bermain sepak bola dan inilah yang kurang dimiliki olehparapemainKlubPERSERARandudongkal.Berdasarkanpengamatandalam setiap pertandingan para pemain Klub PERSERA Randudongkal bermain cukup bagus di menit-menit awal baik dari segi teknik dan taktik yang dimiliki para pemain. Tetapi itu semua tidak didukung oleh kondisi fisik para pemainnya sehingga di menit-menit terakhirkondisifisikparapemainbanyakyangmenurundankeadaansepertiinilah yang biasanya dimanfaatkan oleh pemain lawan untuk mencetak gol. Berdasarkan uraian pengamatan di atas, latihan kondisi fisik dan keterampilan gerakdasarsecarakhusussangatdiperlukanbagiKlubPERSERARandudongkal. Sebab latihan-latihan mengenai kondisi fisik dan teknik yang sudah dilakukan di Klub PERSERARandudongkalsaatinisangatkurang.Halinilahyangkurangmenjadi perhatiandiKlubPERSERARandudongkalkarenasetiapkelompokumurhanya dipegang oleh satu pelatih, dimana pelatih itu selain melatih fisik juga melatih teknik 7dantaktikpermainansepakbola.Dengandemikiansecaratidaklangsungterjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Harapan yang diinginkan adalah tercapainya kondisi fisik dan teknik yang baik. Tetapi kenyataannya yang ada di lapangan, untuk mencapaikondisifisikdanteknikyangbaiktidakdisertaidenganpenangananyang baikkarenatidakadanyapelatihkhusus.Halinilahyangmenyebabkanpencapaian terhadap prestasi di dalam pertandingan sepak bola sulit tercapai sehingga mulai saat ini kondisi fisik dan teknik para pemain mulai dibenahi dan ditingkatkan melalui latihan fisik yang terprogram. Selain fisik dan teknik, taktik dan mental juga merupakan faktor yangmendukungpretasidalamsepakbola,akantetapikondisifisikdanteknik merupakanfaktoryanglebihdominandalammenentukankemampuanseeorang bermain sepak bola. Atas dasar uraian di atas, peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul : SurveiKondisiFisikdanKeterampilanGerakDasarSepakBolaBagiAnakUsia RemajaPadaKlubSepakBolaPERSERAdiKecamatanRandudongkalKabupaten Pemalang. Adapun alasan peneliti memilih judul penelitian di atas, adalah sebagai berikut : 1.KlubPERSERARandudongkaldalammelakukanbeberapapertandinganterakhir prestasi dan kualitas permainannya mulai menurun. 2.Penurunanprestasiinidisebabkankarenakondisifisikpemainyangmengalami penurunan kualitas sehingga mempengaruhi hasil permainan. 3.Kondisifisikyangmenurundisebabkankarenakurangnyalatihanfisikyang terprogram dan tidak adanya pelatih fisik yang menangani secara khusus. 4.Untuk mengetahui seberapa jauh kondisi fisik dan keterampilan gerak dasar para pemain Klub PERSERA Randudongkal. 85.KlubPERSERARandudongkalpelaksanaanlatihannyapadadesapeneliti berdomisili sehingga tidak banyak memerlukan transportasi. 1.2Permasalahan Masalahpenelitianadalahsebuahpernyataanyangmerupakanperasaanatau simpulan dari uraian tentang situasi problematik (Ihalauw, 2003). Menurut Copper dan Emory (1995) masalah penelitian adalah satu atau dua kalimat yang tidak dapat dijawab dengan ya atau tidak dan merupakan sebuah masalah yang luas, akan diukur, digali dan diuji secara mendalam melalui hipotesis-hipotesis yang dikembangkan. Dalam penelitian ini permasalahan yang muncul adalah: Bagaimanakah kondisi fisikdanketerampilangerakdasarbermainsepakbolaanak-anakremajaKlub PERSERA di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang? 1.3Penegasan Istilah Agaristilah-istilahyangadadalampenelitiantidakmenyimpangdanterjadi salah pengertian dari yang diteliti, maka perlu penegasan istilah yang sebagai berikut : 1.3.1Survei Surveiadalahsalahsatujenispenelitianuntukmengetahuipendapatdari informasi yang diperoleh dari penelitian, dapat dikumpulkan dari seluruh populasi dan dapat pula dari sebagian dari populasi (Suharsimi Arikunto, 1993:321). 1.3.2Kondisi Fisik Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya (M. Sajoto, 1995:8). 91.3.3Keterampilan Gerak Dasar Menurut Sugianto (1993:13) keterampilan gerak dasar adalah kemampuan untuk melakukangerakansecaraefektifdanefisien.Keterampilangerakmerupakan perwujudandarikualitaskoordinasidankontroltubuhdalammelakukangerak. Keterampilangerakdiperolehmelaluiprosesbelajaryaitudengancaramemahami gerakandanmelakukangerakanberulang-ulangdengankesadaranfikirakanbenar tidaknya gerakan yang telah dilakukan. 1.3.4Anak Usia RemajaMasaremajamerupakanmasatransisiantaramasakanak-kanakmenujumasa dewasa.Halinibiasanyadipandangdarisegikematanganseksualdancepatnya pertumbuhan.Remajadimulaidenganpercepatanrata-ratapertumbuhansebelum mencapai kematangan seksual, kemudian timbul fase perlambatan, dan berhenti setelah tidak terjadi pertumbuhan lagi, yaitu setelah mencapai dewasa.Masaremajaterdiridariserangkaiankejadian-kejadiansecarabiologiyang kompleks,meliputiberbagaiperubahanukuran,sepertipercepatanpertumbuhan, perubahan proporsi, bentuk tubuh, perubahan dalam komposisi tubuh, kematangan ciri-ciri seks primer dan sekunder, perubahan pada sistem pernafasan dan kerja jantung, dan perubahansistemsyarafdanendokrinyangmemprakarsaidanmengkoordinasikan perubahan-perubahan tubuh, seksual dan fisiologis. Secara biologis pada masa remaja iniadalahperkembangansistemreproduksimencapaimasakematangan,masaini berlangsung antara umur 12-18 tahun (Sugiyanto Sudjarwo, 1993:137). 101.3.5PERSERAPERSERAadalahsalahsatudiantara3(tiga)klubsepakbolayangadadi KecamatanRandudongkalyangmenjadisalahsatuorganisasinonformalyang mendidikanak-anakdanremajaagarmenjadipemainsepakbolayanghandaldan potensial.PadaKlubPERSERAitusendirimemilkipelatihyangsudahmemiliki licensepelatih.SelainPERSERA,keduaklublainyangterdapatdiKecamatan Randudongkal yaitu PS. Fajar Muda dan PS. HW Randudongkal. Keberadaan tiga klub tersebut telah diakui oleh KONI daerah Kabupaten Pemalang. Dalam hal ini Klub PERSERA Randudongkal Kabupaten Pemalang merupakan objekpenelitianyangakanditeliti,yangterutamamenelititentangkondisifisikdan keterampilan gerak dasar bermain sepak bola anak-anak remaja usia 14-18 tahun. Pada usiatersebutmerupakanusiaspesialisasimenujuusiaprestasipuncak.Spesialisasi adalah bagian pokok yang dituntut mencapai keberhasilan dalam olahraga. Spesialisasi yangdimaksudadalahlatihanyangkhususuntuksalahsatucabangolahragayang mengarahpadaperubahanmorfologisdanfungsionaldikaitkandenganspesifikasi cabang olahraga yang bersangkutan. Atlet yang telah mencapai tahap prestasi puncak, latihanlatihanyangdiberikandandilakukanakansemakinmeningkatsertatidak diragukan lagi sudah mencapai intensitas volume dan persyaratan lain dalam tingkatan tertinggi yang diperlukan untuk mempertahankan prestasi. Didalamkurunhidupmanusia,tidakadamasayangbegitubaikuntuk mengembangkan daya tahan kecuali pada umur 14-18 tahun. Apabila pada periode ini tidakdimanfaatkansebaikmungkinuntukmelatihdayatahan,makawedestroy progress, ini akan menghilangkan kesempatan emas bagi anak untuk mengembangkan daya tahannya seoptimal mungkin. Pada umur 20 tahun ke atas, daya tahan memang 11masihdapatberkembang,akantetapiakselerasiperkembangannyatidakdapatlagi secepat pada periode umur 14-18 tahun (Garuda Mas, 2000: 89). Dalam penelitian ini, peneliti ingin mencoba mencari suatu bentuk latihan yang paling baik untuk meningkatkan kondisi fisik dan keterampilan gerak dasar permainan sepak bola. 1.4Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat kondisi fisikdanketerampilangerakdasarbermainsepakbolaanak-anakKlubPERSERA Randudongkal. 1.5Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini manfaat yang dapat diperoleh adalah : 1)Bagipenelitisebagaibahanreferensidanmediainformasitentangmanfaatserta kegunaan tes kemampuan fisik dan keterampilan gerak dasar sepak bola. 2)Hasilpenelitianinidiharapkandapatmemberikansumbanganyangberartipada Klub PERSERA Randudongkal dalam membina dan menciptakan calon bibit-bibit pemain sepak bola yang profesional dan handal bagi perkembangan sepak bola di Kabupaten Pemalang khususnya Kecamatan Randudongkal. BAB II LANDASAN TEORI Dalam rangka meningkatkan prestasi sepak bola yang optimal, suatu tim sepak bolaharusmemilikipemain-pemainyangmemilikikualitastinggi.Yaituseorang pemain yang memiliki kondisi fisik dan kemampuan dasar yang baik, dimana seorang pemain memahami dan menguasai teknik-teknik dasar permainan sepak bola.Kondisifisikdanketerampilangerakdasaritudapatdimilikisertadikuasai pemainsecaramaksimalmelaluilatihan-latihanyangdiprogramdandirencanakan dengan baik serta didukung dengan pertandingan-pertandingan yang terencana. Dalam memberikanlatihanfisikdanketerampilangerakdasaragardapatlebihmudah dipahami dan dikuasai oleh pemain, maka pemberian latihan ini harus diberikan sejak usia dini. Dalam latihan tidak boleh meninggalkan prinsip-prinsip latihan yang meliputi : penambahan beban, pengulangan, meningkat, disesuaikan dengan cabang olahraganya dan memiliki target (Norman Brook, 1987:43). 2.1 Hakekat Permainan Sepak BolaSepakbolaadalahpermainanberegu yangdimainkanolehduaregu,masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang. Sepak bola terdiridari11orangpemain(Suharsono,1982:79).Hampirseluruhpermainan dimainkan dengan keterampilan kaki, badan dan kepala untuk memainkan bola. Namun demikianagardapatbermainsepakbolayangbaikperlubimbingandantuntunan tentang teknik dasar dan keterampilan bermain sepak bola. 12 13Sepakbolamerupakancabangolahragayangsangatpopulerdiduniadan olahragainisangatmudahdipahami.Padatanggal21Mei1904berdirilahfederasi sepakboladuniayangdisingkatFIFA(FederationInternasionalTheFootball Association).DandiIndonesia,organisasiyangmenaungisepakbolaadalahPSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia). PSSI berdiri pada tanggal 19 April 1930. Permainansepakboladimainkanolehduareguyangsetiapregunyaterdiriatas11 orang pemain termasuk penjaga gawang. Permainan sepak bola dipimpin olehseorang wasit dan dibantu dua hakim penjaga garis. Lama permainan sepak bola adalah 2 x 45 menitdenganistirahat15menit,lapanganpermainanempatpersegipanjang, panjangnyatidakbolehlebihdari120meterdantidakbolehkurangdari90meter, sedang lebarnya tidak boleh lebih dari 90 meter dan tidak boleh kurang dari 45 meter (dalam pertandingan internasional panjangnya lapangan tidak boleh lebih dari 110 meter dan tidak boleh kurang dari 100 meter, sedang lebarnya tidak lebih dari 75 meter dan tidak boleh kurang dari 64 meter). Seluruhpemainbolehmemainkanboladenganseluruhanggotabadannya kecuali tangan. Penjaga gawang boleh memainkan bola dengan tangan, tetapi hanya di daerahgawangnyasendiri.Setiapreguberusahauntukmemasukkanbolasebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan berusaha untuk mencegah lawan untuk memasukkan bola ke gawangnya. Permainansepakbolamerupakansalahsatucabangolahragayangdigemari masyarakat Indonesia dan banyak dimainkan oleh seluruh lapisan masyarakat, baik itu anak-anak,remaja,danorangtua.Selainituolahragasepakbolajugabanyakdi mainkanolehkaumperempuanbaikdiluarnegerimaupundalamnegeri.Untuk pembinaan para pemain yang berpotensi dan berbakat akan dibina atau dilatih.14Untukmeningkatkanketerampilanpemainperluadanyaorganisasisebagai tempatpembinaan.Organisasitersebutbiasadisebutdenganklub,dalamklubsepak bola tersebut perlu adanya manajemen organisasi untuk kelangsungan organisasi sepak bolatersebut.Karenadalamunsurmanajemenitumeliputiperencanaan, pengorganisasian,penggerakandanpengawasansehinggatujuandariorganisasi tersebut dapat tercapai. Dalam organisasi sepak bola tersebut juga mencakup pembinaan bagi para pemain. Pembinaan para pemain sepak bola dimulai dari masing-masing klub, kemudian klub daerah dan yang terakhir klub tingkat nasional. 2.2 Pembinaan Sepak BolaDalamupayamencapaipretasiyangdiharapkanmakausahapembinaanatlet harusdapatdilaksanakandenganmenyusunstrategidanperencanaanyangrasional sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas atlet serta mempunyai program yang jelas. Halinipentingagarpemaindapatberlatihdenganmotivasiuntukmencapaitarget. Salah satu aspek yang menyebabkan rendahnya prestasi dalam persepakbolaan nasional adalah belum terlaksananya pola pentahapan pembinaan yang baik.Dalamrangkamelaksanakanupayapeningkatanprestasiolahragasepakbola diperlukanadanyaupayaupayastrategisdanmendasaruntukmenggalangseluruh potensi yang dimiliki.MenurutKONI(1997:B.5)adabeberapakegiatandasaryangdilaksanakan dalam proses pembinaan atlet untuk mencapai prestasi tinggi yaitu : 1)Pemassalan 2)Pembibitan 3)Pemanduan bakat 154)Pembinaan 5)Sistem pelatihan 6)Dukungan7)Program latihan Dariketujuhkegiatantersebut,dapatdisimpulkanbahwaprestasitermasuk didalamnya adalah olahraga sepak bola diperlukan tahap persiapan yaitu dengan adanya pemassalan,pembibitandanpemanduanbakatpemainagardihasilkanbibitbibit pemain yang dapat berprestasi setara dengan negaranegara maju. 2.2.1Pemassalan Untukmencapaisuatusasaranpretasiolahragayangberkualitas,maka diperlukansuatukerjakeras,keterikatandanketerpaduandarisemuapihakuntuk membantusertabekerjasama,berfikirsecarailmiahuntukmendukungatau memadukanilmupengetahuandanpengalamandidalammemberipengertiandan dorongankepadapelatihdanpemainuntukbekerjakerasatauberusahaberlatih semaksimal mungkin dalam mencapai prestasi yang tinggi. Pemassalanadalahmempolakanketerampilandankebugaranjasmanipemain secaramultilateraldanspesialisasi.Tujuanpemassalanadalahmelibatkansebanyakbanyaknya atlet dalam olahraga prestasi sehingga timbul kesadaran terhadap pentingnya olahragaprestasisebagaibagiandariupayapeningkatanprestasiolahragasecara nasional. Salah satu langkah awal untuk meningkatkan prestasi dalam bidang sepak bola adalah dengan strategi pemassalan olahraga sepak bola, maka semakin besar peluang untukmenghasilkanpemainpemainsepakbolayangmemilikikualitas.Adapun strategi pemassalan meliputi : 161)Mempolakan peningkatan keterampilan maupun kebugaran pada sekolah dasar dan spesialisasi pada sekolah lanjutan serta perkumpulan mencapai prestasi optimal.2)Menyediakandanmeningkatkanprasaranasertatenagapelatihmaupuntenaga pendidik secara kuantitatif. 3)Memberi penghargaan kepada para penggerak upaya pemassalan olahraga prestasi. 2.2.2Pembibitan Salahsatuupayayangdapatdilakukanuntukmeningkatkanprestasipemain yangbaikadalahdengancarapembibitanpemainpemainmudadandengancara mengadakan kejuaraan atau turnamenturnamen. Pembibitan merupakan upaya yang diterapkan untuk menjaring pemain berbakat dalam olahraga prestasi, yang diteliti secara terarah dan intensif melalui orang tua, guru dan pelatih pada suatu cabang olahraga (KONI, 1997 : B-7). Tujuan pembibitan adalah untukmenyediakancalonpemainberbakatdalamberbagaicabangolahragaprestasi, sehingga dapat dilanjutkan dengan pembinaan yang intensif dengan sistem yang lebih inovatif dan mampu memanfaatkan hasil riset ilmiah serta perangkat teknologi modern. 2.2.3Pemanduan Bakat Pemanduan bakat dibangun sebagai upaya untuk menggali dan mengembangkan potensi sumber daya manusia sehingga pembangunan nasional dalam bidang olahraga khususnyasepakboladalammeraihprestasioptimal.Pemanduanbakatmerupakan usahayangdilakukanuntukmemperkirakanpeluangseorangpemainyangberbakat untukdapatberhasildalammenjalaniprogramlatihansehinggamampumencapai prestasi puncak (KONI, 1997 :B-10). 17Pemanduanbakatbertujuanuntukmemperkirakanseberapabesarseseorang untuk dapat berpeluang dalam menjalani program latihan sehingga mampu mencapai prestasi yang tinggi. Dalam melaksanakan pemanduan bakat dapat ditempuh langkahlangkah : 1)Melakukan analisis lengkap dari fisik dan mental sesuai dengan karakteristik cabang olahraga. 2)Melaksanakanseleksiumumdankhususdenganmenggunakaninstrumendari cabang olahraga yang bersangkutan. 3)Melakukan seleksi berdasarkan karakteristik antropometrik dan kemampuan fisik, serta disesuaikan dengan tahapan perkembangan fisik.4)Mengevaluasiberdasarkandatayangkomprehensifdenganmemperhatikantiap anak terhadap olahraga di dalam dan di luar sekolah. 2.2.4PembinaanMemilih pemain yang dibina dalam satu cabang olahraga merupakan masalah yang pertama yang perlu diperhatikan agar prestasi maksimal dapat segera terwujud. Pembinaanmerupakanusaha,tindakandankegiatanyangdilakukansecaraberdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989 : 134). Pembinaan diarahkan melalui latihan yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan, meliputi : 1.Latihandaricabangolahragaspesialisasiharusdisesuaikandenganpertumbuhan dan perkembangan pemain. 182.Perhatian harus difokuskan pada kelompok otot, kelenturan persendian, stabilisasi dan penggiatan anggota tubuh dalam kaitannya dengan persyaratan cabang olahraga spesialisasi.3.Pengembangankemampuanfungsionaldanmorfologissampaitingkattertinggi yangakandiperlukanuntukmembanguntingkatketerampilanteknikdantaktik yang tinggi secara efisien. 4.Pengembanganpembendaharaan,keterampilanadalahsebagaipersyaratanpokok yang diperlukan untuk memasuki tahap spesialisasi dan prestasi. 5.Prinsippengembanganpembendaharaanketerampilandidasarkankepadafakta bahwa semua ada interaksi (saling ketergantungan) antara semua organ dan sistem dalam tubuh manusia dan antara proses faaliah dengan psikologis. 6.Spesialisasiataulatihankhususuntuksuatucabangolahragamengarahkepada perubahan morfologia dan fungsional. 7.Spesialisasiadalahkeunikanyangdidasarkanpadapengembanganketerampilan terpadu yang diterapkan dalam progam latihan bagi anak remaja (KONI, 1997:B-12). 2.2.5Sistem Pelatihan Bentukperkembangandarisistemlatihanharusdapatdibuatmodellatihan untuk jangka panjang yang diterapkan oleh semua pelatih. Menurut KBBI (1989 : 950) sistem berarti perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk totalitas.Pelatihanberartiproses,cara,perbuatanmelatih,kegiatanataupekerjaan melatih.J adisistempelatihanmerupakanprosesyangsecarateraturyangsaling 19berkaitan dengan kegiatan melatih. Adapun sistem pelatihan menurut KONI (1997:B-13) yaitu : 1.Tujuan latihan Tujuanutamadarilatihanatautrainingdalamolahragaadalahmeningkatkan keterampilan dan prestasi para olahragawan semaksimal mungkin. 2.Tenaga pelatih Tugasutamaseorangpelatihadalahmembantuatletuntukmeningkatkan prestasinya setinggi mungkin. Atlet menjadi juara adalah hasil konvergensi antara atlet berbakat dan proses pembinaan yang benar dengan perbandingan sumbangan atlet 60% dan proses pembinaan 40%. 2.2.6DukunganDukunganmerupakansalahsatupenunjangdalamsuatuprogrampembinan. MenurutKBBI(1996:68)dukunganberartisokonganataubantuan,jadidukungan merupakan bentuk bantuan pemerintah dalam pengembangankeolahragaan. Dukungan pemerintah terutama pemerintah daerah untuk mengembangkan olahraga bisa dilakukan dengan berbagai cara : 1)Membentuk dan mempertahankan kantor dinas olahraga di daerah. 2)Program pembinaan olahraga prestasi3)Dukungan penyelenggaraan nasional dan internasional Halhal lain yang tercakup dalam dukungan meliputi : 1)Sarana dan prasarana (a)Pemanfaatansecaraoptimalsaranadanprasaranayangtelahadadan melengkapi kebutuhan latihan serta pertandingan. 20(b) Melibatkan departemen terkait dalam perencanaan dan pembangunan sarana dan prasarana olahraga di daerah sesuai prioritas yang ditetapkan oleh KONI daerah masingmasing. 2)Departemen atau Instansi terkait (a)Meningkatkanmekanismedanmenjalinkerjasamaantaradepartemendan instansi terkait yang lebih terpadu dari tingkat yang terendah sampai ke tingkat tertinggi. (b) Memanfaatkan potensi dan fasilitas.3)Dana(a)MemanfaatkansumberdanadariAnggaranPendapatandanBelanjaNegara maupun daerah dalam mendukung tercapainya sasaran yang diharapankan. (b) KONI pusat dan daerah menyusun rencana kegiatan masingmasing secara lebih terperinci. 2.2.7Program Latihan Perencanaan yang baik adalah merupakan suatu kunci dari unsur melatih yang efektifdankemampuanmerencanakanlatihanadalahsuatuhalyangmutlakdimiliki olehseorangpelatih.Sebagaimanadiketahuibahwaperananpelatihadalah mempersiapkanuntukmengikutisuatupertandingandalamhalinipelatihperlu merencanakan latihan bagi pemain untuk mengembangkan keterampilan fisik, mental sertataktik.Dengandemikianpelatihperlumenyusunprogramlatihanagardalam membina pemain dapat terarah.Programlatihanadalahsuatuacarayangmeliputiprosespersiapansaat pelaksanaandanakhirpenyelesaianlaporanuntukmenunjangpelaksanaanrencana 21latihan.Untukmencapaiprestasiyangtinggikitaharusselalumemperhatikanbatas kemampuan masingmasing pemain, dengan mengetahui batas kemampuan seseorang akandapatmenentukandengantepatbaikdenganbebankerjalatihanmaupun meramalkan prestasinya yang dipertanggung jawabkan. 2.3 Kondisi Fisik Kondisifisikditinjaudarisegifaalnyaadalahkemampuanseseorangdapat diketahuisampaisejauhmanakemampuannyasebagaipendukungaktivitas menjalankan olahraga. Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya (M. Sajoto, 1995:8). Kemampuan fisik adalah kemampuan memfungsikan organ-organ tubuh dalam melakukanaktivitasfisik(Sugianto,1993:221).Kemampuanfisikpentinguntuk mendukungaktivitaspsikomotor.Gerakanyangterampildapatdilakukanapabila kemampuan fisiknya memadai. 2.3.1.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kondisi Fisik Dalam meningkatkan kondisi fisik, banyak faktor yang harus dimiliki selain 10 komponenkondisifisik.Faktoryangmempengaruhikondisifisikadalah:1)faktor latihan,2)prinsipbebanlatihan,3)faktoristirahat,4)kebiasaanhidupyangsehat,5) faktor lingkungandan 6) faktor makanan. 222.3.1.1.Faktor latihan Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secaraberulang-ulangdenganpenambahanbebanlatihanataupekerjaan(Harsono, 1988:101). Selainpenambahanbebanlatihanfrekuensilatihanjugaharusdiperhatikan untukmeningkatkanprestasiatlet.Frekuensilatihanyangbaikdilakukantigakali dalam seminggu agar atlet tidak mengalami kelelahan yang kronis.Dalam olahraga prestasi latihan harus mempunyai tujuan yang pasti, mempunyai prinsiplatihansertaberpengaruhpadacabangolahragayangdiikutinya,bahwaada pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan latihan adalah peningkatan prestasi yang maksimal, peningkatan kesehatan dan peningkatan kondisi fisik. Adapun tujuan latihan menurut penekanannya adalah sebagai berikut : 1)Pembentukan kondisi fisik (physical build up) Unsur yang dibentuk dan dikembangkan meliputi kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, daya lentur, kelincahan, keseimbangan, ketepatan dan reaksi. 2) Pembentukan teknik (technical build up) Pembentukan teknik harus dimulai dari teknik dasar ke teknik yang lebih tinggi dan akhirnya menuju pada gerakan-gerakan yang otomatis.3) Pembentukan taktik (tactical build up) Pembentukantaktikmeliputipentahapandanpenyerangantermasukdidalamnya penyusunan strategi, sistem dan pola.4) Pembentukan mental (mental build up) Pembentukanmentaldanunsurpsikologissesuaidengancabangolahragayang diikuti. 235)Pembentukan kematangan juara Akhirdaripembentukanharusmenujukematanganjuara.Denganbekalfisik, teknik, taktik, yang didukung mental bertanding yang merupakan keselarasan yang matang antara tindakan dan mental bertanding. 2.3.1.2.Prinsip beban latihan lebih (overload) Denganmenggunakanprinsiplatihanlebih(overload),makakelompokotot akan berkembang kekuatannya secara efektif. Penggunaan beban secara overloadakan merangsangpenyesuaianfisiologisdalamtubuhyangmendorongmeningkatkan kekuatan otot (M. Sajoto, 1995:30)2.3.1.3.Faktor istirahat Tubuh akan merasa lelah setelah melakukan aktivitas, hal ini disebabkan karena pemakaiantenagauntukaktivitasyangbersangkutan.Untukmengembalikantenaga yangdipakaidiperlukanistirahat.Denganistirahattubuhakanmenyusunkembali tenaga yang hilang. 2.3.1.4.Kebiasaan hidup yang sehat Kondisifisikyangbaikharusdidukungkesegaranjasmaniyangbaikpula. Dengan kebiasaan hidup sehat maka seseorang akan jauh dari segala bibit penyakit yang menyerang.Dalamkehidupansehari-harikitaharusmemperhatikandanmenerapkan cara hidup yang sehat: 1)Makanan yang dikonsumsi harus menandung empat sehat lima sempurna2)Menghindari rokok dan minuman keras dan selalu menjaga kebersihan lingkungan 2.3.1.5.Faktor lingkungan Lingkungan adalah tempat dimana seseorang itu tinggal dalam waktu yang lama, dalamhalinimenyangkutlingkunganfisiksertasosialmulaidarilingkungan perumahan, lingkungan daerah tempat tinggal dan sebagainya. 24Sebelum diterjunkan dalam arena pertandingan, seorang pemain sudah berada dalam kondisi dan tingkat kesegaran jasmani yang baik untuk menghadapi intensitas kerja dan tekanan-tekanan yang akan timbuldalam pertandingan. Prosespelatihankondisifisikdalamolahragaadalahsuatuprosesyangharus dilakukandenganhati-hati,sabardanpenuhkewaspadaanterhadapatlet.Melalui latihanyangdilakukanberukang-ulang,yangintensitasdankompleksitasnyasedikit demi sedikit bertambah, lama kelamaan seorang pemain akan berubah menjadi orang yang lebih lincah, terampil dan lebih berhasil guna. Setelah pemain mencapai tingkat kondisi yang baik untuk menghadapi musim-musimberikutnya,latihan-latihankondisitersebutharustetapdilanjutkanselama musimdekatperlombaan,meskipuntidakseintensifsepertisebelumnya.Maksudnya adalah tingkatan kondisi fisik dapat tetap dipertahankan selama musim-musim tersebut. 2.3.1.6.Faktor makanan Untukmemperbaikimakananseseorangatauatletsesuaidengantenagayang dibutuhkan selama latihan atau melakukan aktifitas. Untuk seorang atlet membutuhkan 25-30% lemak, 15% protein, 50-60% hidrat arang dan vitamin serta mineral lainnya. J adiuntukpembinaankondisifisikdibutuhkanbanyakmakananbergiziyang mengandung unur-unsur protein, lemak, garam-garam mineral, vitamin dan air. 2.3.2.Komponen-komponen Kondisi Fisik Komponenkondisifisik(Bompa,1990:29)sebagaikomponenkesegaran biometrik dimana komponen kesegaran motorik terdiri dari dua kelompok komponen, masing-masingadalahkelompokkesegaranjasmaniyaitu:1)kesegaranotot,2)kesegarankardiovaskular,3)kesegarankeseimbanganjumlahdalamtubuhdan 4)kesegarankelentukan.Kelompokkomponenlaindikatakansebagaikelompok 25komponen kesegaran motorik yang terdiri dari: 1) koordinasi gerak, 2) keseimbangan, 3) kecepatan, 4) kelincahan, 5) daya ledak otot. Disamping itu ada dua komponen yang dapat dikategorikan sebagai komponen kondisi fisik yaitu: 1) ketepatan dan 2) reaksi. Apabila komponen gerak digabung ke dalamkomponenkelincahan,makaada10komponenyangmasukkategorikondisi fisik, yang mana kesepuluh komponen tersebut dapat diukur keadaan melalui satu tesseperti tersebut di atas. Adapun komponen yang dimaksud adalah : 1)Kekuatan (Strenght) Kekuatanadalahkomponenkondisifisikseseorangtentangkemampuandalam mempergunakan otot-otot untuk menerima beban sewaktu bekerja (M. Sajoto, 1995:8). Kekuatanadalahkemampuanuntukmembangkitkanketeganganototterhadapsuatu keadaan (Garuda Mas, 2000 : 90). Kekuatan memegang peranan yang penting, karena kekuatanadalahdayapenggeraksetiapaktivitasdanmerupakanpersyaratanuntuk meningkatkan prestasi. Dalam permainan sepak bola, kekuatan merupakan salah satu faktoryangmenentukankemampuanpermaianseseorangdalambermain.Karena dengan kekuatan seorang pemain akan dapat merebut atau melindungi bola dengan baik (selain ditunjang dengan faktor teknik bermain yang baik). Selain itu, dengan memiliki kekuatan yang baik dalam sepak bola, pemain dapat melakukan tendangan keras dalam usaha untuk mengumpan daerah kepada teman maupun untuk mencetak gol. 2)Daya Tahan (Endurance) Dayatahanadalahkemampuanseseorangdalammenggunakanototnyauntuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu (M. Sajoto, 1995:8). Daya tahan adalah kemampun untuk bekerja atau berlatih dalam waktuyanglama,dansetelahberlatihdalamjangkawaktulamatidakmengalami kelelahan yang berlebihan (Garuda Mas, 2000 : 89). Permainan sepak bola merupakan salah satu permainan yang membutuhkan daya tahan dalam jangka waktu yang cukup 26lama. Daya tahan penting dalam permainan sepak bola sebab dalam jangka waktu 90 menitbahkanlebih,seorangpemainmelakukankegiatanfisikyangterusmenerus denganberbagaibentukgerakansepertiberlari,melompat,meluncur(sliding),body charge dan sebagainya yang jelas memerlukan daya tahan yang tinggi. 3)Daya Otot (Muscular Power) Dayaototadalahkemampuanseseoranguntukmempergunakankekuatan maksimumyangdikerjakandalamwaktuyangsesingkat-singkatnya(M.Sajoto, 1995:8). Daya otot dipengaruhi oleh kekuatan otot, kecepatan kontraksi otot sehingga semua faktor yang mempengaruhi kedua hal-hal tersebut akan mempengaruhi daya otot. J adidayaototadalahkualitasyangmemungkinkanototatausekelompokototuntuk melakukan kerja fisik secara tiba-tiba. Dalam permainan sepak bola diperlukan gerakan yangdilakukansecaratiba-tibamisalnyagerakanyangdilakukanpadasaatmerebut bola. Pemakaian daya otot ini dilakukan dengan tenaga maksimal dalam waktu singkat danpendek.Orangyangseringmelakukanaktifitasfisikmembuatdayaototnya menjadi baik. Daya otot dipengaruhi oleh kekuatan otot dan kecepatan kontraksi otot sehinggasemuafaktoryangmempengaruhikeduahaltersebutakanmempengaruhi daya otot. 4)Kecepatan (Speed) Kecepatanadalahkemampuanseseoranguntukmengerjakangerakan berkesinambungandalambentukyangsamadalamwaktuyangsesingkat-singkatnya (M.Sajoto, 1995:8). Oleh karena itu seseorang yang mempunyai kecepatan tinggi dapat melakukan suatu gerakan yang singkat atau dalam waktu yang pendek setelah menerima rangsang. Kecepatan disini dapat didefinisikan sebagai laju gerak berlaku untuk tubuh secara keseluruhan atau bagian tubuh. Faktor yang mempengaruhi kecepatan, antara lain adalah : kelentukan, tipe tubuh, usia, jenis kelamin (Dangsina Moeloek, 1984 : 7-8). 27Kecepatanjugamerupakansalahsatufaktoryangmenetukankemampuanseseorang dalam bermain sepak bola. Pemain yang memiliki kecepatan akan dapat dengan cepat menggiring bola ke daerah lawan dan akan mempermudah pula dalam mencetak gol ke gawang lawan, selain itu kecepatan juga diperlukan dalam usaha pemain mengejar bola. 5)Daya Lentur (Fleksibility) Daya lentur adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktivitasdenganpengukurantubuhyangluas.Haliniakansangatmudahditandai dengantingkatfleksibilitaspersendianpadaseluruhpermukaantubuh(M.Sajoto, 1995:9). Kelentukan menyatakan kemungkinan gerak maksimal yang dapat dilakukan oleh suatu persendian. J adi meliputi hubungan antara tubuh persendian umumnya tiap persendian mempunyai kemungkinan gerak tertentu sebagai akibat struktur anatominya. Gerakyangpalingpentingdalamkehidupansehari-hariadalahfleksibatangtubuh tetapikelentukanyangbaikpadatempattersebutbelumtentuditempatlainpula demikian (Dangsina Moeloek, 1984 : 9). Dengan demikian kelentukan berarti bahwa tubuhdapatmelakukangerakansecarabebas.Tubuhyangbaikharusmemiliki kelentukan yang baik pula. Hal ini dapat dicapai dengan latihan jasmani terutama untuk pengulurandankelentukan.Faktoryangmempengaruhikelentukanadalahusiadan aktifitas fisik pada usia lanjut kelentukan berkurang akibat menurunnya aktifitas otot sebagaiakibatberkuranglatihan(aktifitasfisik).Sepakbolamemerlukanunsur fleksibility, ini dimaksudkan agar pemain dapat mengolah bola, melakukan gerak tipu, sliding tackle serta mengubah arah dalam berlari. 6)Kelincahan (Agility) Kelincahanadalahkemampuanseseorangmengubahposisidiareatertentu, seseorangyangmampumengubahsatuposisiyangberbedadalamkecepatantinggi 28dengankoordinasiyangbaik,berartikelincahannyacukupbaik(M.Sajoto,1995:9). Sedangkan menurut Dangsina Moeloek (1984 : 8) menggunakan istilah ketangkasan. Ketangkasanadalahkemampuanmerubahsecaratepatarahtubuhataubagiantubuh tanpa gangguan pada keseimbangan. Kelincahan seseorang dipengaruhi oleh usia, tipe tubuh, jenis kelamin, berat badan, kelentukan (Dangsina Moeloek, 1984 : 9). Dari kedua pendapat tersebut terdapat pengertian yangmenitikberatkanpadakemampuanuntuk merubah arah posisi tubuh tertentu. Kelincahan sering dapat kita amati dalam situasi permainan sepak bola, misalnya seorang pemain yang tergelincir dan jatuh di lapangan, namunmasihdapatmenguasaiboladanmengoperkanbolatersebutdengantepat kepadatemannya.Dansebaliknya,seorangpemainyangkuranglincahmengalami situasi yang sama tidak saja tidak mampu menguasai bola, namun kemungkinan justru mengalami cedera karena jatuh. 7)Keseimbangan (Balance) Keseimbangan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syarafotot(M.Sajoto,1995:9).Keseimbanganadalahkemampuanmempertahankan sikap tubuh yang pada saat melakukan gerakan tergantung pada kemampuan integrasi antara kerja indera penglihatan, kanalissemisiskuralis pada telinga dan reseptor pada otot.Diperlukantidakhanyapadaolahragatetapijugadalamkehidupansehari-hari (Dangsina Moeloek, 1984 : 10). Keseimbangan ini penting dalam kehidupan maupun olah raga untuk itu penting dimana tanpa keseimbangan orang tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik. Seorang pemain sepak bola apabila memiliki keseimbangan yang baik, maka pemain itu akan dapat mempertahankan tubuhnya pada waktu menguasai bola.Apabilakeseimbangannyabaikmakapemaintersebuttidakakanmudahjatuh dalam perebutan bola maupun dalam melakukan body contact terhadap pemain lawan. 298)Koordinasi(Coordination) Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakyangberadaberadakedalampolagarakantunggalsecaraefektif(Sajoto, 1995:9). Koordinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatugerakan(DangsinaMoeloek,1984:4).J adiapabilaseseorangitumempunyai koordinasiyangbaikmakaiaakandapatmelaksanakantugasdenganmudahsecara efektif. Dalam sepak bola, koordinasi digunakan pemain agar dapat melakukan gerakan teknik dalam sepak bola secara berkesinambungan, misalnya berlari dengan melakukan dribble yang dilanjutkan melakukan shooting kearah gawang dan sebagainya. 9)Ketepatan (Accuracy) Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakan-gerakan bebas terhadap suatu sasaran, sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bidang tubuh (M. Sajoto, 1995:9). Dengan latihan atau aktivitas olahraga yang menuju tingkat kesegaran jasmani makaketepatandarikerjatubuhuntukmengontrolsuatugerakantersebutmenjadi efektif dan tujuan tercapai dengan baik. Ketepatan dalam sepak bola merupakan usaha yang dilakukan seorang pemain untuk dapat mengoperkan bola secara tepat pada teman, selain itu juga dapat melakukan shooting ke arah gawang secara tepat untuk mencetak gol.10) Reaksi (Reaction) Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menghadapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, syaraf atau rasa lainnya. Status kondisi fisik seseorang dapat diketahui dengan cara penilaian bentuk tes kemampuan (M.Sajoto,1995:10).Reaksidapatdibedakanmenjaditigamacamtingkatanyaitu 30reaksi terhadap rangsangan pandang, reaksi terhadap pendengaran dan reaksi terhadap rasa.Seorangpemainsepakbolaharusmempunyaireaksiyangbaik,halini dimaksudkan agar pemain mampu untuk bergerak dengan cepat dalam mengolah bola. Biasnya reaksi sangat di butuhkan oleh seorang penjaga gawang untuk menghalau bola dari serangan lawan, akan tetapi semua pemain dituntut juga harus mempunyai reaksi yang baik pula. Sebelum diterjunkan ke arena pertandingan, seorang pemain sudah berada dalam kondisi dan tingkat kesegaran jasmani yang baik untuk menghadapi intensitas kerja dan tekanan-tekanan yang akan timbul dalam pertandingan. Proses latihan kondisi dalam olahraga adalah suatu proses yang harus dilakukan dengan hati-hati, dengan sabar dan penuh kewaspadan terhadap atlet. Melalui latihan yangberulang-ulangdilakukan,yangintensitasdankompleksitasnyasedikitdemi sedikitbertambah,lama-kelamaanseorangpemainakanberubahmenjadiseorang pemain yang lincah, terampil dan berhasil guna. Setelah pemain mencapai tingkat kondisi yang baik untuk menghadapi musim-musimberikutnya,latihan-latihankondisitersebutharustetapdilanjutkanselama musimdekatperlombaan,meskipuntidakseintensifsepertisebelumnya.Maksudnya adalah tingkatan kondisi fisik dapat tetap dipertahankan selama musim-musim tersebut. 2.3.3.Latihan Kondisi Fisik Dalamlatihankondisifisik,dapatdibedakanmenjadiduamacamprogram latihan. Pertama, program latihan peningkatan kondisi fisik baik perkomponen maupun secarakeseluruhan.Halinidilaksanakanbilaberdasarkantesawalpemainyang bersangkutanbelumberadadalamstatuskondisifisikyangdiperlukanuntuk pertandingan-pertandinganyangdilakukannya.Kedua,programlatihan 31mempertahankankondisifisik,yaituprogramlatihanyangdisusunsedemikianrupa sehingga dengan program tersebut diharapkan akan berada dalam status kondisi puncak sesuai dengan kondisi fisik yang dibutuhkan untuk cabang olahraga yang bersangkutan dalam suatu turnamen atau pertandingan tertentu (M. Sajoto, 1995:29). 2.4 Keterampilan Gerak Dasar Banyak pengertian dan ruang lingkup gerak dasar yang digunakan dalam bidang olahraga. Di bawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai gerak dasar. Menurut ImamHidayat(1986:13)gerakandasarpadamanusiaadalahlokomosi(lokomotion) yaitu gerakan siklus atau perputaran dari kaki ke kaki yang silih berganti. Lokomosi terdiri dari berjalan dan lari, gerakan ini dapat dibagi menjadi : 1)Berjalan-jalan (jalan santai, jalan cepat)2)Berlari (joging, lari cepat) MenurutSugianto(1993:13)keterampilangerakadalahkemampuanuntuk melakukangerakansecaraefektifdanefisien.Keterampilangerakmerupakan perwujudandarikualitaskoordinasidankontroltubuhdalammelakukangerak. Keterampilangerakdiperolehmelaluiprosesbelajaryaitudengancaramemahami gerakandanmelakukangerakanberulang-ulangdengankesadaranfikirakanbenar tidaknya gerakan yang telah dilakukan.Menurut Sugianto dan Sujarwo (1993:249) keterampilan gerak dapat diartikan sebagai keterampilan untuk melakukan tugas-tugas gerak tertentu dengan baik. Menurut Aip Syarifudin Muhadi (1992-1993:224) gerak dasar manusia adalah jalan, lari, lompat dan lempar.MenurutYanuarKirani(1992:11)keterampilanadalahtindakanyang memerlukan aktivitas gerak yang harus dipelajari supaya mendapatkan bentuk gerakan 32yangbenar.MenurutYanuarKirani(1991:91-92)gerakdiartikansebagaiperubahan tempat posisi dan kecepatan tubuh dan bagian tubuh manusia yang terjadi dalam suatu dimensi ruang dan waktu dan dapat diamati secara objektif.Teknikadalahcarapemainmenguasaigeraktubuhnyadalambermain,yang dalamhalinimenyangkutcaraberlari,caramelompatdancarageraktipubadan (Remmy Muchtar:1992:28). Dari beberapa pengertian tentang keterampilan gerak dasar di atas dapat peneliti definisikanbahwaketerampilangerakdasardalamketerampilansepakbolaadalah kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan mendasar atau teknik dasardalampermainansepakbolasecaraefektifdanefisienbaikgerakanyang dilakukan tanpa bola maupun dengan bola.Untukbermainsepakboladenganbaikpemaindibekalidenganketerampilan gerak dasar atau teknik dasar yang baik. Pemain yang memiliki teknik dasar yang baik cenderung dapat bermain sepak bola dengan baik pula. Beberapa keterampilan gerak dasar yang perlu dimiliki pemain sepak bola adalah: 1)Menendang (kicking)2)Mengontrol/menghentikan bola (controling) 3)Menggiring bola (dribbling)4)Menyundul bola (heading)5)Merampas (tackling) 6)Lemparan ke dalam (throw-in) 7)Gerak tipu8)Teknik penjaga gawang (goal keeping) 332.4.1.Menendang (kicking)Menendang bola (kicking) merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaki atau bagian kaki. Menendang bola dapat dilakukan dengan keadaan bola diam, menggelinding, maupun melayang di udara (A. Sarumpaet dkk, 1992:20).Tujuan dari menendang bola : a)Untuk memberikan bola kepada teman atau mengoper bola b)Dalam usaha memasukkan bola ke gawang lawan c)Untukmenghidupkanbolakembalisetelahterjadisuatupelanggaranseperti tendangan bebas, tendangan penjuru, tendangan hukuman, tendangan gawang dan sebagainya. d)Untukmelakukanclearingataupembersihandenganjalanmenyapubolayang berbahaya di daerah sendiri atau dalam usaha membendung serangan lawan pada daerah pertahanan sendiri. 1)Menendang dengan kaki bagian dalama.Kaki tumpu (1) Kaki tumpu ditempatkan di samping bola (2) Ujung kaki tumpu diarahkan ke arah jalan bola (3) Kaki tumpu ikut membantu gerakan kaki ayun atau kaki tendang b.Kaki tendang (1) Kakitendangdiputar,kakibagiandalamdiarahkankearahjalanbola,lutut sedikit dibengkokkan (2) Telapak kaki tendang sejajar dengan tanah (3) Pukulkan kaki bagian dalam pada bagian tengah bola (tepat di tengah bola) (4) Gerakan lanjutan dari kaki tendang 34 Gambar 1. Menendang dengan kaki bagian dalam 2)Menendang dengan kura-kura kaki bagian dalam a.Kaki tumpu (1) Mengambil awalan dengan membentuk busur atau melengkung kira-kira 450 (2) Kaki tumpu ditempatkan kira-kira 2 atau 3 telapak kaki di samping belakang bola (3) Lutut sedikit dibengkokkan (4) Kaki tumpu membantu gerakan kaki tendang b.Kaki tendang (1) Kaki tendang, pinggang dan lutut diputar (2) Perkenaan pada bagian dalam dari kura-kura kaki (3) Bola ditendang dengan sisi bagian dalam dari kura-kura kaki, sedangkan tubuh bagian atas ayun sedikit ke samping melewati kaki tumpu (4) Gerakan lanjutan Gambar 2. Menendang dengan kura-kura kaki bagian dalam 353)Menendang dengan kura-kura kaki bagian luar a.Kaki tumpu (1) Menendang dengan menggunakan kaki kanan dari arah sebelah kanan (2) Kaki tumpu ditempatkan kira-kira 1 atau 2 telapak kaki di samping belakang bola (3) Kekuatan berada pada kaki tumpu b.Kaki tendang (1) Kaki tendang, pinggang dan lutut diputar (2) Perkenaan kaki bagian kura-kura sebelah luar, dimulai dari jari-jari kaki sampai bagian mata kaki (3) Tubuh bagian atas sedikit miring ke arah kaki tumpu pada saat menendang (4) Gerakan lanjutan dari kaki tendang Gambar 3. Menendang dengan kura-kura kaki bagian luar 4)Menendang dengan kura-kura kaki penuh a.Kaki tumpu (1) Kaki tumpu ditempatkan di samping bola (2) Kaki tumpu diarahkan ke arah tendangan (3) Lutut kaki tumpu sedikit dibengkokkan b.Kaki tendang (1) Ayunkan kaki tumpu diikuti oleh gerakan pinggang 36(2) Perkenaan kura-kura kaki tepat di tengah bola (3) Pergelangan kaki dikuatkan (4) Ujung kaki tendang diarahkan ke bawah (5) Pada saat melakukan tendangan tubuh bagian atas berada di atas bola Gambar 4. Menendang dengan kura-kura kaki penuh 2.4.2.Mengontrol/menghentikan bola (controling) Mengontrol/menghentikanboladalambermainsepakbolamerupakanusaha menghentikan atau mengambil bola untuk selanjutnya dikuasai sepenuhnya, sehingga tidakmudahdirampasolehlawan(A.Sarumpaetdkk,1992:26).Caramenghentikan bola menurut bagian badan yang dipakai menerima bola adalah: 1)Dengan tungkai bawah. a)Dengan kaki (1) Kaki bagian dalam(2) Kura-kura kaki penuh (3) Kura-kura kaki bagian luar (4) Sol sepatu (5) Tumit kaki (jarang digunakan) b)Dengan tulang kering c)Dengan paha 372)Dengan perut 3)Dengan dada 4)Dengan kepala(Sukatamsi, 1984:124-125). 2.4.3.Menggiring bola (dribbling)Menggiring bola merupakan teknik dalam usaha memindahkan bola dari suatu daerahkedaerahlainpadasaatpermainansedangberlangsung(A.Sarumpaetdkk, 1992:24). Menurut Sukatamsi (1984:159-161) ada beberapa macam cara menggiring bola yaitu: 1)Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam a)Posisikakimenggiringbolasamadenganposisikakidalammenendangbola dengan kura-kura kaki bagian dalam. b)Kakiyangdigunakanuntukmenggiringbolatidakdiayunkansepertiteknik menendang bola, tetapi tiap langkah secara teratur menyentuh atau mendorong bolabergulirkedepandanbolaharusselaludekatdengankaki.Dengan demikian bola mudah dikuasai dan tidak mudah direbut lawan. c)Padasaatmenggiringbolalututkeduakakiharusselaluditekuk,danpadawaktu kaki menyentuh bola, mata melihat pada bola, selanjutnya melihat situasi di lapangan. 2)Menggiring bola dengan kura-kura kaki penuh a)Posisi kaki sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki penuh. b)Kaki yang digunakan untuk menggiring bola sesuai dengan irama langkah lari tiap langkah dengan kura-kura kaki penuh bola didorong di depan dekat kaki. 383)Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar a)Posisikakimenggiringbolasamadenganposisikakidalammenendangbola dengan kura-kura kaki bagian luar. b)Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan, dan bola harus selalu dekat dengan kaki. c)Padasaatmenggiringbolakedualututselalusedikitditekuk,waktukaki menyentuh bola pandangan pada bola, dan selanjutnya melihat situasi lapangan. 4)Gambar 5. Menggiring Bola 2.4.4.Menyundul bola (heading)Teknikmenyundulbola(heading)yangsangatmenentukanadalahmengenai perkenaan kepala dengan bola. Bagian kepala yang dipukulkan pada bola adalah bagian permukaankepalayangpalinglebaryaitupadakeningbagiandepan.Tujuandari bagian kening yang lebar adalah agar bola dapat diarahkan sesuai dengan kebutuhannya (A. Sarumpaet dkk, 1992:23). Macam-macamteknikmenyundulbola(heading)menurutSukatamsi (1984:173-174) adalah: 1)Menyundul bola (heading) dalam sikap berdiri a)Sikap berhenti di tempat 39(1) Badan menghadap kearah datangnya bola, kedua kaki berdiri kangkang ke muka belakang kedua lutut ditekuk sedikit. (2) Badan ditarik kebelakang, sikap badan condong kearah belakang, otot-otot leherdikuatkanhinggadagumerapatpadaleher,matatertujukearah datangnya bola. (3) Dengan kekuatan otot-otot perut dan dorongan panggul serta kedua lutut diluruskan, badan digerakkan ke depan hingga dahi tepat mengenai bola. (4) Seluruhberatbadandiikutsertakankedepan,hinggabadancondongke depanditeruskandengangeraklanjutankearahsasaran,dengan mengangkat kaki belakang maju ke depan segera lari mencari posisi. Gambar 6. Menyundul bola dengan sikap berdiri di tempat b)Menyundul bola (heading) dengan lari Lari ke arah datangnya bola, sambil lari dengan gerakan seperti menyundul bola dalam sikap berdiri. 2)Menyundul bola (heading) dengan melompat Dengan ancang-ancang melompat ke atas ke arah datangnya bola. a)Setelahbadanberadadiatasbadanditarikkebelakang,badancondongke belakangotot-ototleherdikuatkan.Dengankekuatanotot-ototperutdan 40doronganpanggul,badandigerakkankedepanhinggadahitepatmengenai bola. b)Badancondongkedepanhinggaturunketanahdengankedualututkaki mengeper diteruskan dengan gerak lanjutan. Gambar 7. Menyundul Bola dengan Melompat 2.4.5.Merampas bola (tackling) Merampasbola(tackling)menurutSukatamsi(1984:191-192)adalahteknik merampasboladarilawanyangsedangmenguasaibola.Untukkeberhasilandalam merampas bola kecuali teknik merampas bolanya sendiri, masih ditentukan oleh faktor keberanian, kekuatan dan ketenangan pemain. Teknik ini sering dilakukan oleh pemain pertahanan (belakang) di dalam usahanya untuk mematahkan serangan lawan (pemain penyerang). Walaupun demikian sebaiknya semua pemain dapat melakukannya. Gambar 8. Merampas bola 412.4.6.Lemparan ke dalam (throw-in) Menurut peraturan, melemparkan bola ke dalam lapangan harus dilakukan:1)Dengan kedua belah tangan melalui di atas kepala 2)Kedua kaki dari pemain yang melemparkan bola harus berada di luar garis samping batas lapangan dan ketika melemparkan bola kedua kakinya harus berada di tanah, tidak boleh diangkat. Dandidalammelemparbolatidakdibenarkanlangsungmembuatgol,dan keuntungannya di dalam melempar bola tidak ada hukuman bagi pemain yang berdiri offside,jadipemainpenyerangbebasberdiridimukagawanglawan(Sukatamsi 1984:184). Gambar 9. Lemparan ke dalam 2.4.7.Gerak TipuPerludiperhatikanbahwadidalammelakukangeraktipu,gerakanpermulaan yangbertujuanuntukmenggangguataumenghilangkankeseimbanganlawan,tidak bolehdilakukandengansepenuhnyasehinggaakankehilangankeseimbanganbadan sendiri. Berat badan jangan sampai terlalu jauh menyimpang dari bidang tumpuan. Dan setelah berhasil menipu lawan segera menutup lawan yaitu dengan menempatkan badan di antara bola dan lawan (Sukatamsi 1984:187-188). 42 Gambar 10. Gerak tipu 2.4.8.Teknik Penjaga Gawang (goal keeping) Teknikpenjagagawangmerupakanteknikkhususyanghanyadilakukanoleh penjaga gawang. Teknik penjaga gawang merupakan semua kegiatan yang dilakukan olehpenjagagawangdalamusahamenghindarkanagarbolatidakmasukgawang (A. Sarumpaet dkk, 1992:28). Teknik yang dilakukan penjaga gawang antara lain:1)Menangkap bola yang tergulir di tanah 2)Menangkap bola setinggi perut 3)Menangkap bola setinggi dada 4)Men tip bola tinggi melalui atas gawang(Remmy Muchtar, 1992: 50-51) 2.5 Anak Usia RemajaMasa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa.Halinibiasanyadipandangdarisegikematanganseksualdancepatnya pertumbuhan.Remajadimulaidenganpercepatanrata-ratapertumbuhansebelum mencapai kematangan seksual, kemudian timbul fase perlambatan, dan berhenti setelah tidak terjadi pertumbuhan lagi, yaitu setelah mencapai dewasa.43Masaremajaterdiridariserangkaiankejadian-kejadiansecarabiologiyang kompleks,meliputiberbagaiperubahanukuran,sepertipercepatanpertumbuhan, perubahan proporsi, bentuk tubuh, perubahan dalam komposisi tubuh, kematangan ciri-ciri seks primer dan sekunder, perubahan pada sistem pernafasan dan kerja jantung, dan perubahansistemsyarafdanendokrinyangmemprakarsaidanmengkoordinasikan perubahan-perubahan tubuh, seksual dan fisiologis. Secara biologis pada masa remaja iniadalahperkembangansistemreproduksimencapaimasakematangan,masaini berlangsung antara umur 12-18 tahun (Sugiyanto Sudjarwo, 1993:137). Remajamerupakanwaktuyangtepat untukmeningkatkankemampuandalam menyempurnakangerakan,danmemperluasketerampilanberbagaimacamkegiatan olahragasecaraluas.Setiaporangdapatbelajaruntukmenilaikemampuannyadan memilihbentuklatihan,olahragadankegiatanfisiklainnyayangbergunasepanjang hidupnya. Bagianakyangberbakat,masaremajamerupakanusiauntukpengembangan tingkattinggiterhadapketangkasandalamolahraga.Untukanaklaki-lakimaupun perempuanmerupakansaatyangbaikuntukmencapaiprestasiolahraga.Remaja merupakansaatpengembanganberbagaibidang,sepertiintelektual,sosialdan emosional tanpa mengabaikan pengembangan gerak. Prinsip latihan yang penting pada masa remaja adalah memberikanrangangan semua sistem organ tubuh dengan melakukan latihan terhadap berbagai fungsi, seperti aerobikdananaerobik,kekuatandanpower,dayatahandancardiovascular,dan berbagaimacambentukgerakan.Latihanterhadapberbagaifungsitersebutharus seimbang sesuai dengan kebutuhan.44Biladibandingkandengananakyangtidakterlatih,makaanakyangberlatih olahragasecarateraturdanterusmenerusterutamaolahragayangmeningkatkan transportasi oksigen akan memiliki peningkatan ambilan O2 (VO2 Max) 10% sampai 20% lebih besar. J enis olahraga yang dapat meningkatkan kapasitas transportasi oksigen antara lain: lari, renang, bersepeda, bulutangkis, sepak bola dan sejenisnya(Sugiyanto Sudjarwo, 1993:169). Prinsip utama dalam pengembangan gerak manusia adalah prinsip kontinuitas. Meskipun pertumbuhan yang cepat terjadi pada masa awal dalam kehidupan manusia, kita tidak boleh hanya melakukan penekanan pengembangan gerak pada anak-anak saja, pengembangangerakharusberlangsungsepanjangumursebagaiprosesyang berkesinambungan, dimulai sejak anak dilahirkan sampai dewasa dan lanjut usia. Anaklaki-lakimenunjukkanperkembangantinggibadanyangtidakseimbang dengankemampuanfisiknya,terutamaotottungkaidananggotabadanbagianatas. Karena itu pada puncak pertumbuhan terjadi gangguan pada keseimbangan. Anak sering sekali mudah terjatuh hal ini berakibat buruk bagi tugas keseimbangan. Pada masa ini pembinankekuatanyangsepadantidaklahmembahayakan,namuntetapdiingat penggunaan beban yang terlampau berat di luar batas toleransi dapat berakibat negatif yangmenyebabkanjaringanepipesisterhentipertumbuhannya(RusliLutandkk, 2004:50). PadaanakusiaSLTPatauSLTAmisalnya,kondisifisikmerekasudahmulai berkembang pesat seperti kekuatan, kecepatan, dan daya tahan sehingga ia lebih siap menerimabebanlatihanyanglebihberat.Cabangolahragasepakbolamemerlukan pentahapandidalammasabelajar,spesialisasidanusiapuncakprestasi.Ada kecenderungandaribeberapapelatihyangkurangmemperhatikanusiaatletyang 45memberikan volume dan intensitas latihan yang tinggi serta dengan spesialisasi yang tinggipula.Pentahapandipandangsebagaisuatusiklusyangterkaitdengansistem pembinaan,manajemenpelatihdanidentifikasibakat.Pentahapanitumerupakan patokan umum yang tentunya memiliki variasi. Tabel 1.Tahap-tahap mulai belajar, spesialisasi, dan usia puncak prestasi. Cabang Olahraga Usia Permulaan Olahraga Usia Spesialisasi Usia Untuk Prestasi Puncak Sepak bola10-12 tahun11-13 tahun18-24 tahun (Dasar-Dasar Kepelatihan. Rusli Lutan, 2000:24) Pembinaan perlu memahami tingkat kesiapan atlet muda yang dibinanya tentu sajaberdasarkankajianterhadapkarakteristikpesertadidikatauatletmudaitu, pembinaandapatmeningkatkanprogramyangsesuaidenganbeberapapenekanan. Meskipun secara umum selalu dikemukakan para ahli, program itu mencakup : a)Programumumbertujuanmengembangkanseluruhaspekkemampuanterutama kemampuan fisik dalam konsep pembinaan multilateral. b)Pembinaankhususyangdilanjutkanpadapembinaancabangyangditekuniatlet yang bersangkutan. (Dasar-Dasar Kepelatihan. Rusli Lutan, 2000:48) Kombinasiantarakeduaprogramitumenghasilkanperkembanganyangpesat. Penjejangan pelatihan itu disusun berdasarkan kematangan olahragawan dan karena itu secara kualitatif, penjejangan itu dilukiskan dalam model piramid sebagai berikut : 46 J enjang pembinaanOrientasi pembinaan Tingkat dewasa Remaja akhir (15-19 tahun) Awal remaja (11-14 tahun) Anak 10 tahunPrestasi puncak Latihan khusus beban Variasi latihan Gerak dasar Ke bawah Menyenangkan Gambar 11. Piramida latihan berdasar usia (Sharkeey, 1986) Acuanumuranakmulaiberolahraga,umurspesialisasidankelompokprestasi puncak pada cabang olahraga sepak bola digambarkan pada piramid sebagai berikut : Tingkat anak usia 10 12 tahun Tingkat remajausia 14 15 tahun Tingkat dewasa usia 18 24 tahun Prestasi puncak Spesialisasi Permulaan olahraga Gambar 12. Piramida Perkembangan Latihan Sepak Bola Berdasar Usia (Garuda Mas : Pemanduan dan Pembinaan Bakat Usia Dini, 2002) BAB III METODE PENELITIAN Metodepenelitianadalahsuatucaraatauteknikyangdigunakanuntuk memecahkansuatumasalahdalampenelitian.Disampingitu,metodepenelitianjuga merupakansyaratmutlakdalamsuatupenelitiansebabbaikatautidaknyapenelitian tergantung dari pertanggungjawaban dari metode penelitian. Metodemerupakancarautamayangdipergunakanuntukmencapaitujuan misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan menggunakan teknik serta alat-alattertentu.Carautamainidipergunakansetelahpenyelidikmemperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidik serta dari situasi penyelidikan (Winarno Surachmad, 1994:131). Metode penelitian sebagai mana yang kita kenal memberikan garis-garis yang tepat dan mengajukan syarat-syarat yang benar, maksudnya adalah untuk menjaga agar pengetahuandicapaidarisuatupenelitiandapatmempunyaihargayangilmiahserta berkualitastinggi.Penerapanmetodepenelitianharusdapatmengarahpadatujuan penelitian sehingga hasil yang diperoleh bisa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Haliniberartipopulasiyangakandigunakandalampenelitianinimemenuhi persyaratan, karena memiliki sifat-sifat yang sebagai berikut: 3.1 Populasi Dalamsetiappenelitian,populasiyangdipiliheratkaitannyadenganmasalah yang ingin diteliti, populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1997:115). Menurut Sutrisno Hadi (1997:216), populasi adalah seluruh penduduk yang 47 48dimaksud untuk diselidiki, populasi dibatasi oleh sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama.Populasiadalahkeseluruhanpendudukyangdimaksuduntukditelitidisebut populasiatauuniversum.Berdasarkanpengertiandiatasmakapopulasidalam penelitianiniadalahanak-anakusiaremajapadaKlubPERSERARandudongkal Kabupaten Pemalang yang berjumlah 27 orang. 3.2 Sampel dan Teknik SamplingSampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1984:104),sedangkanmenurutSutrisnoHadi(1995:221)sampeladalahsejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi.Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yaitusemuapopulasianak-anakusiaremajapadaKlubPERSERARandudongkal Kabupaten Pemalang yang berjumlah 27 orang.MenurutSuharsimiArikunto(1996:120),apabilasubyeknyakurangdari100 lebihbaikpopulasidiambilsemuasehinggapenelitiannyameupakanpenelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 15% atau 20 25% atau lebih, sehingga total sampling dalam penelitian ini adalah 27 orang. 3.3 VariabelSuharsimiArikunto(1996:101),menyebutkanbahwavariabelyang mempengaruhi disebut variabel bebas sedangkan variabel akibat disebut variabel terikat. Dalam penelitian yang menjadi variabel adalah kondisi fisik dan keterampilan gerak dasar bermain sepak bola.49Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1997:99). 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data juga merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian,karenaberhubunganlangsungdengandatayangdiperoleh.Untuk memperoleh data yang sesuai maka dalam penelitian ini menggunakan metode survei dan teknik tes.Metode ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data mengenai kemampuan fisikdanteknikdasarsepakboladenganmenggunakantekniktessertapengukurankondisi fisik dan keterampilan gerak dasar sepak bola. 3.5 Menyusun Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data yang relevan dan akurat maka diperlukan alat pengukur data yang dapat dipertanggungjawabkan, yaitu alat ukur atau instrumen penelitian yang validdanreliabel,karenainstrumenpenelitianyangbaikharusmemenuhidua persyaratan yaitu valid dan reliabel (Suharsimi Arikunto, 1996:135). Tes dan pengukuran yang dilakukan oleh masing-masing cabang olahraga yang satudenganolahragayanglainberbeda,halinidikarenakantesdanpengukuran disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing cabang olahraga. Walaupun tes tersebut belumdapatmenggambarkankebutuhanyangsebenarnyaatausecarakeseluruhan, tetapitestersebutsudahdapatmenggambarkankemampuanfisikdanketerampilan gerak dasar seorang pemain50TesyangdigunakanuntukmengukurtingkatkondisifisikmenurutNurhasan (2001:149-152) :a.Tes Lari Cepat (Sprint) 50 Meter Adapunprosedurpelaksanaanpengukuranteslaricepat(sprint)50meter adalah sebagai berikut :Tujuan : tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan lari seseorangAlat / fasilitas : a)Lintasan lurus, rata dan tidak licin serta jarak antara garis start dan finish 50 meter b)Peluitc)Stop watch d)Bendera startPelaksanaan :a)Testi berdiri dibelakang garis start dengan sikap berdiri, pada waktu diberi aba-aba ya, testi lari kedepan secepat mungkin untuk menempuh jarak 50 meter. Pada saat testi menyentuh / melewati garis finish, stop watch dihentikan.b)Kesempatan lari diulang apabila : 1)Pelari mencuri start dan berlari diluar lintasan2)Pelari terganggu oleh pelari lainnyaSkor : Skor hasil tes yaitu waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 50 meter. Waktu di catat sampai persepuluh detik. b.Tes Angkat Tubuh (Pull-Up) 60 Detik Adapun prosedur pelaksanaan pengukuran tes angkat tubuh (pull-up) selama 60 detik adalah sebagai berikut :51Tujuan : tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot bahu Alat / fasilitas : a)Palang tunggalb)Stop watch Pelaksanaan :a)Testibergantungpadapalangtunggalsehinggakepala,badandantungkailurus. Kedua lengan di buka selebar bahu dan keduanya lurus. b)Testi mengangkat tubuhnya, dengan membengkokkan kedua lengan, sehingga dagu menyentuhataumelewatipalangtunggal,kemudiankembalikesikapsemula. Melakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang, tanpa istirahat selama 60 detik. Gambar 13. Sikap badan pada tes Pull up c.Tes Sit-Up Selama 60 Detik Adapunprosedurpelaksanaanpengukurantes Sit-upselama60detikadalah sebagai berikut :Tujuan : tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut 52Alat / fasilitas : a)Lantai / lapangan rumputb)Stop watch Pelaksanaan :a)Testi berbaring terlentang di atas lantai / rumput, kedua lutut ditekuk +900. Kedua tangan dilipat dan diletakkan dibelakang kepala, dengan jari tangan saling berkaitan dan kedua tangan menyentuh lantai. b)Salah seorang teman testi membantu memegang dan menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki testi tidak terangkat. c)Padaaba-abaya,testibegerakmengambilsikapduduk,kemudiankembali kesikap semula. Lakukan gerakan itu berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat selama waktu 60 detik. d)Gerakan itu gagal bilamana : 1)Kedua tangan lepas, sehingga jari-jarinya tidak terjalin 2)Kedua tungkai ditekuk lebih 900 3)Kedua siku tidak menyentuh paha Skor : J umlah Sit-upyang dilakukan dengan benar selama 60 detik. Setiap gerakan Sit-up yang tidak benar diberi angka 0 (nol). Gambar 14.1. Sikap permulaan 53 Gambar 14.2. Posisi jari-jari saling berkaitan diletakkandibelakang kepala Gambar 14.3. Sikap duduk dan pada saat mengangkat badan d.Tes Loncat Tegak (Vertikal Jumping) Adapun prosedur pelaksanaan pengukuran tes loncat tegak (vertikaljumping) adalah sebagai berikut :Tujuan : tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak (power) otot tungkai Alat / fasilitas : a)Papan skala b)Serbuk kapur Pelaksanaan :a)Testiberdiritegakdekatdinding,bertumpupadakeduakakidengansalahsatu lenganyangberadadidekatdindingdiluruskankeatas,ditempelkanpadapapan skala sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya.b)Kemudian testi mengambil sikap awalan dengan membengkokkan kedua lutut dan kemudianmeloncatsetinggimungkindansambilmenepukpapanskaladengan 54tanganterdekatsehinggameninggalkanbekaspadapapanskalaselanjutnya mendarat dengan kedua kaki. Skor : Ambil tinggi raihan yang tertinggi dari ketiga loncatan tersebut, sebagai hasil tes loncat tegak.Hasilloncattegakdiperolehdengancarahasilraihantertinggi dari salah satu loncatan tersebut dikurangi tinggi raihan tanpa loncatan. Gambar 15.1. Sikap awal pada tes vertical jumping Gambar 15.2. Sikap aba-aba pada tes vertical jumping Gambar 15.3. Sikap meloncat pada tes vertical jumping 55e.Tes Lari Jarak 1000 Meter Adapunprosedurpelaksanaanpengukuranteslarijauh1000meteradalah sebagai berikut :Tujuan : tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan kardiorespiratori. Alat / fasilitas : a)Lapangan yang rata atau lintasan dengan jarak 1000 meter b)Stop watch c)Bendera start d)PeluitPelaksanaan :a)Testi berdiri dibelakang garis start. Pada aba-aba siap testi mengambil sikap start berdiri untuk siap lari. b)Padaaba-abaya,testilarimenujugarisfinishdenganmenempuhjarak1000 meter c)Bila ada testi yang mencuri start, maka testi tersebut dapat mengulangi tes tersebut. Skor : Hasil yang dicatat sebagai skor kemampuan lari 1000 meter adalah waktu tempuh jarak 1000 meter. Hasil dicatat sampai sepersepuluh detik. Gambar 16. Sikap start berdiri pada tes lari jarak 1000 meter 56Tes yang digunakan untuk mengukur keterampilan gerak dasar bermain Sepak bola menurut Nurhasan (2001:157-163) adalah sebagai berikut : a)Tes Sepak dan Tahan Bola (Passing dan Stopping) Tujuan : mengukur keterampilan menyepak dan menahan bola. Alat yang digunakan :1)Bola 2)Stop watch 3)Papan pantul 4)Kapur Petunjuk pelaksanaan : 1)Testi berdiri dibelakang garis tembak yang berjarak 4 meter dari sasaran atau papan denganposisikakikananataukakikirisiapmenembaksesuaidengankebiasan pemain. 2)Padaaba-abaya,testimulaimenyepakbolakesasaran,pantulannyaditahan kembali dengan kaki dibelakng garis tembak.3)Lakukan tugas ini secara bergantian dengan kaki kiri dan kanan selama 30 detik 4)Apabila bola keluar dari daerah sepak, maka testi menggunakan bola cadangan yang telah disediakan.5)Gerakan tersebut dinyatakan gagal apabila : (1) Bola ditahan atau disepak didepan garis sepak pada setiap kali tugas menyepak bola. (2) Bola ditahan dan disepak hanya dengan satu kaki saja. Skor :J umlah menyepak dan menahan bola secara sah selama 30 detik. Hitungan 1, diperoleh dari satu kali kegiatan menendang dan menahan bola.57 Gambar 17. Diagram lapangan tes sepak tahan bola b)Tes Memainkan Bola dengan Kepala (Heading) Tujuan : mengukur keterampilan menyundul dan mengontrol bola dengan kepala Alat yang digunakan :a.Bola b.Stop watch Petunjuk pelaksanaan : a.Padaaba-abasiap,testiberdiribebasdenganbolaberadapadapenguasaan tangannya. b.Pada aba-aba ya, testi mele