dm ulkus
-
Upload
andi-alfian -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of dm ulkus
-
7/30/2019 dm ulkus
1/23
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. J
Umur : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Pangkat : PELDA
Kesatuan : PALDAM
Status : Menikah
Alamat : Jl. Tongkol RT 07/01, Ancol
Tanggal masuk : 21 Mei 2010
II. ANAMNESA (AUTO ANAMNESA)
Keluhan Utama : kaki kiri terasa nyeri sejak 2 minggu SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke RSPAD dengan keluhan kaki terasa nyeri sejak 2
minggu yang lalu. Awalnya pada hari jumat tanggal 23 april 2010, pasien lari
dengan sepatu sket yang sempit, kemudian pada punggung kaki kiri antara jari
ke 2 dan ke 3 terdapat lecet lalu didiamkan. 2 minggu kemudian kering dan
1
-
7/30/2019 dm ulkus
2/23
melepuh, bagian yang mengering digunting dan ditutup dengan perban. Pada
minggu ke 3 bagian yang melepuh menjadi berlubang, bengkak dan timbul
nanah. Pasien sudah pernah dirawat di RS. Atmajaya selama 3 hari dan nanah
pada kaki kiri dibersihkan. Hari kamis malam tanggal 20 mei pasien datang ke
Gadar dengan keluhan nyeri(+), kemerahan (+) diberi ponstan dan disuruh
pulang. Hari jumat siang tanggal 21 Mei pasien datang ke Gadar kemudian ke
poli bedah ganti perban dan ke poli penyakit dalam lalu dilakukan pemeriksaan
kultur dan dicek kadar glukosa darah. Demam (+), nyeri kepala (+), mual (-),
muntah (-), BAB dan BAK baik. Pasien menderita DM sejak tahun 1997 (13
tahun), TB paru tahun 2001 obat dihabiskan selama 6 bulan.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat hipertensi tidak disangkal
Riwayat TB paru tidak disangkal tahun 2001
Riwayat trauma disangkal
Riwayat hepatitis disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit ginjal disangkal
Riwayat Alergi disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :
Diabetes : disangkal
2
-
7/30/2019 dm ulkus
3/23
Hipertensi : disangkal
Peny.Ginjal : disangkal
Peny. Mata : disangkal
Peny.Jantung : disangkal
Alergi : disangkal
Hepatitis : disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Vital sign
Tensi : 120/60 mmHg
Nadi : 80x/ menit
Pernafasan : 20x/ menit
Suhu : 39.1 0 C
Tinggi badan : 170 cm
Berat badan : 60 kg
IMT : 20 kg/m 2
3
-
7/30/2019 dm ulkus
4/23
Pemeriksaan Kepala
Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut, distribusi merata.
Pemeriksaan Mata
Konjungtiva pucat (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Pemeriksaan Hidung
Deformitas/ Deviasi septum : Tidak ada
Rhinorea : Tidak ada
Nafas cuping hidung : Tidak ada
Pemeriksaan Mulut dan Faring
Bibir : Tidak kering, sianosis (-)
Lidah : Kotor (-), tremor (-), hiperemis (-).
Faring : Hiperemis (-), Tonsil T1-T1.
Pemeriksaan Telinga : Serumen (-/-), Membran tympani intake.
Pemeriksaan Leher
Trakea : Deviasi (-)
JVP : 5-2 cm
KGB : Tidak teraba pembesaran
Pemeriksaan Paru
Inspeksi : Gerakan dada simetris kiri dan kanan saat statis dan dinamis.
4
-
7/30/2019 dm ulkus
5/23
Palpasi : Nyeri tekan dan lepas (-/-), Fremitus taktil dan vokal kedua
hemitorak simetris.
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler di kedua lapang paru (+/+), Rhonki (-/-), Whezzing
(-/-).
Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba pada sela iga IV Linea midclavicula sinistra
Perkusi : Batas kanan jantung : sela iga V linea sternalis dextra
Batas kiri jantung : sela iga V linea midclavicula Sinistra
Batas atas jantung : sela iga III linea sternalis sinistra
Auskultasi : S1- S2 reguler, Murmur (-), Gallop (-).
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : tampak datar, venektasi (-), jaringan parut (-)
Palpasi : teraba lemas, supel, Nyeri tekan epigastrium (-), Tidak terabaadanya pembesaran hepar dan lien, balottement (-/-)
Perkusi : Terdengar Tympani pada ke-4 kuadran abdomen, shifting dullness
(-)
Auskultasi : Bising Usus (+) Normal.
Pemeriksaan ekstremitas5
-
7/30/2019 dm ulkus
6/23
Eks. Superior : Akral hangat, edema -/-. sianosis -/-
Eks.Inferior : Akral hangat, edema (-/-), luka (-/+), ulkus (-/+) tertutup
perban setelah operasi amputasi digiti I, II, III
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium :
6
-
7/30/2019 dm ulkus
7/23
is Pemeriksaan 21/05/2010 24/05/2010 03/06/2010 08/06/2010 Nilai rujukan
matologi
ah Rutin
emoglobin
ematokrit
itrosit
ukosit
ombosit
CV
CH
CHC
mia
tein Total
bumin
obulin
irubin total
PT (ALT)
OT (AST)
12.5
38
4.4
18100
187000
85
28
33
12.6
37
4.4
12200
210000
85
29
34
6.0
2.2
3.8
75
65
11.7
36
4.1
18000
197000
87
28
32
13.3
40
4.6
14300
234000
86
29
33
7.3
2.9
4.4
1.7
59
93
13-18 g/dl
40-52 %
4.3-6.0 juta/uL
4800-10800 /uL
150000-400000/uL
80-96 fl
27-32 pg
32-36 g/dl
6-8.5 g/dl
3.5-5.0 g/dl
2.5-3.5 g/dl
-
7/30/2019 dm ulkus
8/23
2. Hasil pemeriksaan Gula darah sewaktu
22/05/10 25/05/10 27/05/10 03/06/10 07/06/10 10/06/10
06:00 170 234 256 196 201 231
12:00 335 293 276 236 330 204
18:00 342 242 272 217 234 309
V.KESIMPULAN PEMERIKSAAN
Resume
Pasien laki-laki 48 tahun, nyeri (+) pada kaki kiri sejak 2 minggu SMRS.
Awalnya kaki pasien luka (+), melepuh (+) pada bagian dorsum digiti 2 dan 3,
kemudian luka berlubang (+), bengkak (+), bernanah (+), bau (+). Pasien pernah
dirawat di RS. Atmajaya untuk dibersihkan nanah pada kaki. Pasien menderita
DM selama 13 th. Pasien minm obat DM tidak teratur. Pasien juga mengeluh
polidipsi, polifagi dan poliuri. Berat badan pasien juga turun. Tensi: 120/80
mmHg, Hb 03/06: 11.7 g/dl, MCV: 86 fl, MCH: 29 pg, MCHCg/dl: 33, Anti
HCV rapid : reaktif, SGOT : 93 UL, SGPT: 59 U/L
8
muno Serologi 27/05/2010 Nilai rujukan
HBsAg Rapid Non reaktif Non reaktif
Anti HCV Rapid Reaktif Non reaktif
-
7/30/2019 dm ulkus
9/23
VI. DIAGNOSIS KERJA
1. Ulkus DM pedis sinistra
Berdasarkan anamnesa nyeri di kaki kiri pada dorsum yang tidak
sembuh sejak 2 minggu SMRS diakibatkan penggunaan sepatu sempit, hingga
timbul luka (+), pus (+), bau (+) pada digiti I-III.Riwayat DM sejak 13 tahun
SMRS. Tgl 02/06/2010 operasi amputasi digiti I-III.
2. DM tipe 2, normoweight, GD tidak terkontrol
berdasarkan anamnesa polidipsi, polifagi dan poliuri. DM sejak 13
tahun SMRS, IMT : 20 kg/m 2 , hiperglikemi dari hasil lab gula darah
3. Anemia normositik normokrom e.c. Perdarahan debridement
perdarahan post op pada perban, Hb: 11.7, MCV: 86 fl, MCH: 29 pg,
MCHC: 33 g/dl
4. Hepatitis C
Anti HCV (+), SGOT: 93 U/L, SGPT: 59 U/L
5. Hipertensi terkontrol
Berdasarkan pemeriksaan fisik tekanan darah 120/80 mmHg
VII. RENCANA PEMERIKSAAN
9
-
7/30/2019 dm ulkus
10/23
Perawatan luka post operasi amputasi digiti I-III
Darah lengkap
KGDH senin kamis,
Konsul mata, konsul neuro, konsul kardio,konsul gizi
Ante Brachial Index dengan doppler
VIII. TERAPI
Diet DM 1900 kkal
Fostomycin 3x1 g iv
Metronidazol 3x500 mg iv drip
Novorapid 3x12 U
Lantus 5x12 U
Captopril 3x21 mg
Neurobion 1x1 tab
Paracetamol 3x500 mg bila perlu
Tramadol 3x1 tab bila perlu
Vit C 1x500 mg
Ganti perban 2x1 hr
IX. PROGNOSIS
10
-
7/30/2019 dm ulkus
11/23
Ad vitam = dubia ad bonam
Ad fungsionam = dubia ad malam
Ad sanationam = dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA11
-
7/30/2019 dm ulkus
12/23
PENDAHULUAN
Ulkus Diabetikum
Definisi
Diabetes melitus merupakan penyakit endokrin akibat defek dalam sekresi dan
kerja insulin atau keduanya sehingga terjadi defisiensi insulin dimana tubuh
mengeluarkan terlalu sedikit insulin atau insulin yang dikeluarkan resisten
sehingga mengakibatkan kelainan metabolisme kronis berupa hiperglikemia
kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang
menimbulkan komplikasi kronik pada sistem tubuh.
Kaki diabetik merupakan tukak yang timbul pada penderita diabetes melitus
yang disebabkan karena angiopati diabetik, neuropati diabetik atau akibat
trauma.
Patofisiologi
Penyakit diabetes membuat gangguan/ komplikasi melalui kerusakan
pada pembuluh darah di seluruh tubuh, disebut angiopati diabetik. Penyakit ini berjalan kronis dan terbagi dua yaitu gangguan pada pembuluh darah besar
(makrovaskular) disebut makroangiopati, dan pada pembuluh darah halus
(mikrovaskular) disebut mikroangiopati. Bila yang terkena pembuluh darah di
otak timbul stroke, bila pada mata terjadi kebutaan, pada jantung penyakit
jantung koroner yang dapat berakibat serangan jantung/infark jantung, pada
ginjal menjadi penyakit ginjal kronik sampai gagal ginjal tahap akhir sehinggaharus cuci darah atau transplantasi. Bila pada kaki timbul luka yang sukar
sembuh sampai menjadi busuk (gangren). Selain itu bila saraf yang terkena
timbul neuropati diabetik, sehingga ada bagian yang tidak berasa apa-apa/mati
rasa, sekalipun tertusuk jarum / paku atau terkena benda panas.
Kelainan tungkai bawah karena diabetes disebabkan adanya gangguan
pembuluh darah, gangguan saraf, dan adanya infeksi. Pada gangguan pembuluh12
-
7/30/2019 dm ulkus
13/23
darah, kaki bisa terasa sakit, jika diraba terasa dingin, jika ada luka sukar
sembuh karena aliran darah ke bagian tersebut sudah berkurang. Pemeriksaan
nadi pada kaki sukar diraba, kulit tampak pucat atau kebiru-biruan, kemudian
pada akhirnya dapat menjadi gangren/jaringan busuk, kemudian terinfeksi dan
kuman tumbuh subur, hal ini akan membahayakan pasien karena infeksi bisa
menjalar ke seluruh tubuh (sepsis). Bila terjadi gangguan saraf, disebut
neuropati diabetik dapat timbul gangguan rasa (sensorik) baal, kurang berasa
sampai mati rasa. Selain itu gangguan motorik, timbul kelemahan otot, otot
mengecil, kram otot, mudah lelah. Kaki yang tidak berasa akan berbahaya
karena bila menginjak benda tajam tidak akan dirasa padahal telah timbul luka,ditambah dengan mudahnya terjadi infeksi. Kalau sudah gangren, kaki harus
dipotong di atas bagian yang membusuk tersebut.
Gangren diabetik merupakan dampak jangka lama arteriosclerosis dan emboli
trombus kecil. Angiopati diabetik hampir selalu juga mengakibatkan neuropati
perifer. Neuropati diabetik ini berupa gangguan motorik, sensorik dan autonom
yang masing-masing memegang peranan pada terjadinya luka kaki. Paralisis
otot kaki menyebabkan terjadinya perubahan keseimbangan di sendi kaki,
perubahan cara berjalan, dan akan menimbulkan titik tekan baru pada telapak
kaki sehingga terjadi kalus pada tempat itu.
Gangguan sensorik menyebabkan mati rasa setempat dan hilangnya
perlindungan terhadap trauma sehingga penderita mengalami cedera tanpa
disadari. Akibatnya, kalus dapat berubah menjadi ulkus yang bila disertai
dengan infeksi berkembang menjadi selulitis dan berakhir dengan gangren.
Gangguan saraf autonom mengakibatkan hilangnya sekresi kulit sehingga kulit
kering dan mudah mengalami luka yang sukar sembuh. Infeksi dan luka ini
sukar sembuh dan mudah mengalami nekrosis akibat dari tiga faktor. Faktor
pertama adalah angiopati arteriol yang menyebabkan perfusi jaringan kaki
kurang baik sehingga mekanisme radang jadi tidak efektif. Faktor kedua adalah13
-
7/30/2019 dm ulkus
14/23
-
7/30/2019 dm ulkus
15/23
-jika diraba kaki terasa dingin, tidak hangat
-rasa nyeri pada kaki pada waktu istirahat dan malam hari
-gejala-gejala akibat gangguan neuropati :
-perasaan baal
-kelemahan sistem otot
-deformitas kaki
-sulit mengatur keseimbangan tubuh
-bergesernya sendi pada sendi kaki depan
PEDIS (International Consensus on the Diabetic Foot 2003)
P = perfusi terganggu
1. tidak ada gangguan perfusi
2. ada perifer arterial disease tapi tidak kritis
3. iskemia yang membuat perfusi kaki kritis
E = extent mm2 luas yang terkena mm2
D = depth= jaringan yang hilang
1. superfisial tak mencapai dermis
2. ulkus dalam, dibawah dermis, fascia, otot, atau tendon
3. semua jaringan, tulang, sendi
I = infeksi
1. tidak ada infeksi
15
-
7/30/2019 dm ulkus
16/23
2. infeksi di kulit
3. eritema > 2 cm, infeksi subkutan, tidak ada infeksi sistemik
4. infeksi sistemik
S = sensasi
1. tidak ada gangguan sensasi
2. ada gangguan sensasi
Menurut Wagner kaki diabetik dibagi menjadi:
1. Derajat 0 : tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh disertai dengan
pembentukan kalus claw
2. Derajat I : ulkus superfisial terbatas pada kulit
3. Derajat II : ulkus dalam dan menembus tendon dan tulang
4. Derajat III : abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis5. Derajat IV : gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa
selullitis
6. Derajat V : gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai bawah
Penatalaksanaan ulkus / gangren diabetic
Metabolic control
Memperbaiki keadaan umum pasien
Menurunkan kadar gula darah seoptimal mungkin
16
-
7/30/2019 dm ulkus
17/23
Memperbaiki status nutrisi
Memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi kesembuhan luka;
kadar albumin, Hb serta derajat oksigenisasi jaringan
Vaskular control
Modifikasi faktor resiko
Hentikan merokok
Memperbaiki bebagai faktor resiko terkait arterioskeloris :
Hiperglikemi
Hipertensi
Dislipidemia
Terapi farmakologis
Revaskularisasi (tehnik bedah vascular)
Wound control
Perawatan luka, evaluasi luka, klasifikasi ulkus pedia setelah debridemant yang
adekuat
Microbiological control
Dilakukan test kultur pus dan dilihat kuman jenis apa lakukan test sensivitas
untuk mendapatkan sensivitas terhadap antibiotik apa.
Pressure control
Pencegahan/perlindungan terhadap sepatu khusus
Higiene personal termasuk kaki17
-
7/30/2019 dm ulkus
18/23
Menghilangkan faktor biomekanis yang mungkin menyebabkan ulkus.
Education control
Penting karena perjalanan penyakit DM lama dan dibutuhkan pengetahuancukup guna mengindari terjadinya komplikasi yang merugikan pasien.
Anemia normositik normokrom
Diagnostik
-MCV 80-100 fl
-MCH >27 pg atau MCHC >30 g/dl
Penyebab
-kegagalan distribusi
-hambatan produksi
-kehilangan/ destruksi berlebihan
Hepatitis C
Definisi
VHC adalah virus RNA yang digolongkan dalam Flavivirus bersama virus
hepatitis G, yellow fever dan dengue.
Cara transmisi
Virus ini umumnya masuk kedalam darah melalui transfusi (darah), transmisi
seksual dan maternal-neonatal.
Patogenesis
18
-
7/30/2019 dm ulkus
19/23
Mekanisme kerusakan sel hati oleh VHC secara langsung masih belum
diketahui dengan pasti.namun beberapa bukti menunjukkan mekanisme
imunologi yang menyebabkan kerusakan sel hati. Protein core misalnya,
ditenggarai dapat menimbulkan reaksi pelepasan radikal oksigen pada
mitokondria. Selain itu, protein ini diketahui pula dapat berinteraksi pda
mekanisme imunologik dan apoptosis. Adanya bukti-bukti ini menyebabkan
kontroversi apakah VHC bersifat sitotoksik atau tidak.
Diagnostik
Infeksi VHC diidentifikasi dengan memeriksa antibodi yang dibentuk tubuh
terhadap VHC bila virus ini menginfeksi pasien. Peningkatan ALT
menunjukkan hampir semuanya sudah mengalami kerusakan hati (fibrosis pada
biopsi).
Penatalaksanaan
Pasien diketahui terinfeksi VHC setelah adanya pemeriksaan anti VHC yang
positif dan peningkatan ALT yang berfluktuasi. Pengobatan hepatitis C kronik
adalah dengan interferon alfa dan ribavirin.
Hipertensi
Definisi
Tekanan darah yang lebih tinggi dari normal
Hipertensi: sistolik >140 mmHg
Diastolik >90 mmHg
Organ sasaran: otak, jantung, pembuluh darah, mata, ginjal
Prevalensi: 11-13 % pria>wanita19
-
7/30/2019 dm ulkus
20/23
JNC VI (Joint National Comittee on Hypertension)
kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal
Normal
High normal
Hipertensi
Stage 1
Stage 2
Stage 3
-
7/30/2019 dm ulkus
21/23
- ACE inhibitor
- alfa bloker
DAFTAR PUSTAKA
1. FKUI.2001. buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 1 .Pusat penerbitan ilmu penyakit dalam: jakarta.
2. Fauci AS . In Harrisons Principles of Internal Medicine, 17 th ed . Braunwald E (Eds).
New York: Mc Graw Hill: 2008.
3. Perkeni.2007. Terapi insulin pada pasien diabetes melitus .ppusat penerbitan ilmu
penyakit dalam:jakarta.
4. Lukmanto,Henny.1995. diagnosis fisik Adams .EGC:jakarta.
21
-
7/30/2019 dm ulkus
22/23
5. Sumantri, rachmat dkk.2003. hematologi onkologi medik .sub-bagian hematologi onkologi
FKUI:jakarta
6. Di unduh dari http://emedicine.medscape.com/
22
http://emedicine.medscape.com/http://emedicine.medscape.com/ -
7/30/2019 dm ulkus
23/23
23