DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini...

22
KODE: 168 www.amaldoft.wordpress.com PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 1 DISUSUN OLEH —AMALDO FIRJARAHADI TANE—

Transcript of DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini...

Page 1: DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya ...

KODE: 168

www.amaldoft.wordpress.com

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 1

DISUSUN OLEH

—AMALDO FIRJARAHADI TANE—

Page 2: DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya ...

KODE: 168

www.amaldoft.wordpress.com

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 2

1.

MATERI: STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR

Di soal diketahui bahwa unsur X memiliki nomor atom 19. Ingat, bahwa jumlah

neutron suatu unsur dan ionnya bernilai sama, yang membedakannya hanyalah

nomor atom (Z) atau jumlah proton atau jumlah elektron.

Ion X+ punya 18 elektron dalam bentuk kation (ion positif) karena suatu unsur

dalam bentuk ion positif melepas elektron sebanyak faktor valensi yang

dilepaskannya

Ada sebuah elektron yang dilepas dari unsur X. Jadi, konfigurasi elektron ion X+

kekurangan 1 elektron pada subkulit terakhirnya (terluar):

19X = 1s2 2s

2 2p

6 3s

2 3p

6 4s

1

19X+ = 1s

2 2s

2 2p

6 3s

2 3p

6

JAWABAN: A

2.

MATERI: KIMIA ORGANIK

Dalam senyawa organik untuk membentuk suatu orbital hibrida dibentuk oleh dua

buah ikatan kimia, yaitu ikatan sigma (σ) dan ikatan pi (π). Materi ini biasanya ada

di bagian stereokimia kimia organik.

Ikatan sigma adalah ikatan kimia yang paling sering terdapat pada atom senyawa

organik berikatan tunggal.

Biasanya berbentuk tetrahedral

(AX4) dengan sudut 109,5°. Ikatan

ini terbentuk akibat tumpang tindih

orbital-orbital di sekelilingnya

sehingga jika ditinjau akan tergambar secara horizontal seperti pada gambar di

samping.

Page 3: DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya ...

KODE: 168

www.amaldoft.wordpress.com

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 3

Berbeda dengan ikatan pi, yaitu ikatan kimia kovalen yang dua cuping orbital atom

yang berlektron tunggal bertumpang tindih

dengan dua cuping orbital atom lainnya

yang juga berelektron tunggal. Hanya

terdapat satu bidang simpul dari orbital yang

melewati dua inti atom. Pada gambar di

samping, ikatan pi memiliki bidang tegak

lurus dengan atom yang terikat sehingga

tergambarkan secara vertikal.

Gambar di bawah ini menunjukkan struktur kimia (CH3)3N:

Pada struktur (CH3)3N di atas terlihat bahwa semua atom berikatan tunggal dengan

atom lainnya sehingga atom nitrogen (N) kelebihan sepasang elektron (PEB). Ikatan

sigma mendominasi pada struktur ini ketika proses hibridisasi (pembastaran) saat

atom N berikatan dengan 3 senyawa alkil CH3.

Di bawah ini adalah kondisi sesaat sebelum pembastaran dan setelahnya. Sebelum

terjadi hibridisasi, atom N berada pada tingkat biasa tetapi setelah terjadi hibridisasi

atom N yang telah memiliki 3 buah elektron tunggal diisi oleh 3 buah senyawa alkil

CH3 agar berikatan yang ditandai warna merah.

Dikarenakan pada pembastaran di atas terikat pada sebuah subkulit s dan tiga buah

subkulit p (yaitu px, py, dan pz), maka tipe hibridisasinya adalah sp3.

JAWABAN: C

Page 4: DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya ...

KODE: 168

www.amaldoft.wordpress.com

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 4

3.

MATERI: STOIKIOMETRI

Di soal diketahui dan ditanya data:

n HCl = 10 mmol = 0,01 mol

Massa MO2 = 0,3 gram

Ar M = … ?

Untuk mendapatkan nilai massa atom relatif M bisa didapatkan dari konsep mol,

yaitu membagi massa MO2 yang terbentuk dengan mol MO2 yang terbentuk, lalu

nanti dicari lagi dengan konsep massa molekul relatif (Mr).

Nilai Mr senyawa MO2 bisa kita dapatkan dengan reaksi stoikiometri setara di

bawah ini, lalu membandingkan koefisiennya:

Na2MO3 (aq) + 2HCl (aq) MO2 (s) + 2NaCl (aq) + H2O (l)

Mol HCl = 0,01 mol

Mol MO2 (ditanya) = koefisien MO2 (ditanya) x mol HCl (diketahui)

koefisien HCl (diketahui)

= 1 x 0,01 mol

2

= 0,005 mol MO2

Dalam 0,3 gram senyawa MO2 dengan jumlah mol 0,005 mol bisa dipastikan

dengan konsep mol bahwa massa molekul relatif (Mr) senyawa tersebut adalah 60

sehingga nilai Ar M adalah:

Mr MO2 = Ar M + 2 (Ar O)

60 = Ar M + 32

Ar M = 28

Dalam tabel periodik, unsur M yang dimaksud adalah unsur Si.

JAWABAN: B

Page 5: DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya ...

KODE: 168

www.amaldoft.wordpress.com

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 5

4.

MATERI: STOIKIOMETRI

Di soal diketahui dan ditanya data:

n Ba(OH)2 = 7,5 mmol = 0,0075 mol

Volume H3PO4 = 50 mL

[H3PO4] = 0,15 M

[H3PO4]akhir = … M ?

Untuk mendapatkan konsentrasi asam fosfat setelah reaksi, kita dapat menggunakan

konsep MBS (Mula-mula, Bereaksi, Sisa). Nantinya pasti ada senyawa bagian

reaktan yang bertindak sebagai pereaksi pembatas. Perhatikan skema reaksi berikut!

n H3PO4 = 0,05 L x 0,15 M = 0,0075 mol

3Ba(OH)2 (s) + 2H3PO4 (aq) Ba3(PO4)2 (aq) + 6H2O (l)

M 0,0075 mol 0,0075 mol - -

B -0,0075 mol -0,005 mol +0,005 mol +0,005 mol

S - 0,0025 mol +0,005 mol +0,005 mol

Tersisa sebanyak 0,0025 mol asam fosfat pada label ―S‖, sehingga banyaknya

konsentrasi asam fosfat setelah reaksi adalah konsentrasi dalam volume total

reaktan yang digunakan:

[H3PO4]akhir = n H3PO4 akhir

volume reaktan

= 0,0025 mol

0,05 L

= 0,05 M

JAWABAN: D

Page 6: DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya ...

KODE: 168

www.amaldoft.wordpress.com

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 6

5.

MATERI: STOIKIOMETRI

Di soal diketahui dan ditanya data:

Jenis tabung = isokhorik (volume tetap) dan isotermis (suhu tetap)

m H2 = 6 gram

Po = 12 atm

P1 = 40 atm

Massa gas total = … gram?

Gas yang dimaksud di soal mungkin adalah jenis gas ideal. Berdasarkan

persamaannya di bawah ini, nilai V adalah konstan sehingga bisa dihilangkan,

begitu juga dengan nilai R karena sebuah tetapan, dan nilai T juga konstan karena

suhu pada soal tidak berubah sehingga disebut juga kondisi isotermis.

PV = nRT

P = n

Tekanan = jumlah mol

Perbandingan tekanannya bukanlah tekanan awal dan akhir (tekanan total), tetapi

perbandingan tekanan sebelum di tambah gas Ne dan saat tekanan setelah ditambah

gas Ne atau dengan kata lain tekanan masing-masing gas.

Tekanan total = tekanan awal + tekanan akhir

40 atm = 12 atm + tekanan akhir

Tekanan akhir = tekanan gas Ne = 28 atm

Cukup perbandingan antara tekanan banding mol, yang nantinya didapatkan massa

gas Ne yang ditambahkan, sebagai berikut.

Po gas H2 = n H2

Pt gas Ne n Ne

12 atm = 6 gram/2 n Ne = 7 mol

28 atm n Ne

Dalam 7 mol gas Ne (Ar = 20) terdapat massanya 140 gram

Jadi, massa gas totalnya adalah 140 gram (Ne) + 6 gram (H2) atau 146 gram

JAWABAN: D

Page 7: DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya ...

KODE: 168

www.amaldoft.wordpress.com

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 7

6.

MATERI: TERMOKIMIA

Di soal diketahui dan ditanya data:

m NaBr = 10,3 gram

Volume H2O = 49,7 mL

ΔHh = -6,0 kJ/mol

ΔT = (27,5 – 25)°C = 2,5°C

c NaBr = … J/g.°C ?

Di soal tertera bahwa kalorimeter sederhana tersebut kapasitas kalornya diabaikan,

artinya kalorimeter tersebut berjenis kalorimeter yang terbuat dari styrofoam dengan

kondisi isobarik. Jenis kalorimeter ini nilai kalor kalorimeter (qkal) dianggap nol

karena tidak menyerap panas. Besarnya harga entalpi bisa ΔHh dianggap sama

dengan negatif kalor larutan (qlar):

ΔHf = - (qlar + qkal)

ΔHf = - (qlar + 0)

ΔHf = - qlar = - (mlar . clar . ΔT)

Nilai entalpi pelarutan NaBr bernilai -6 kJ untul 1 mol NaBr, namun kita

memerlukan ΔHh NaBr untuk 10,3 gram!

n NaBr = 10,3 gram/103 = 0,1 mol

ΔHh NaBr (1) = n NaBr (1)

ΔHh NaBr (2) n NaBr (2)

-6 kJ = 1 mol

x 0,1 mol

x = -0,6 kJ

= -600 J

Cari nilai kalor jenis NaBr!

Massa larutan pada persamaan kimia di atas adalah massa air yang bisa

didapatkan dari massa jenis (ρ) air:

ρ = massa air

volume air

1 g/mL = massa air/49,7 mL mlar = 49,7 gram

Page 8: DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya ...

KODE: 168

www.amaldoft.wordpress.com

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 8

ΔHh = - qlar = - (mlar . clar . ΔT)

-600 J = - (49,7 gram . clar . (2,5°C))

clar = 4,8 J/g.°C (pembulatan)

Karena nilai 4,8 tidak ada, maka jawaban 4,5-lah yang paling mendekati.

JAWABAN: A

7.

MATERI: LAJU & ORDE REAKSI DAN PELURUHAN RADIOAKTIF

Soal ini bisa dikerjakan 2 buah cara. Pertama, dengan konsep laju dan orde reaksi

satu; dengan bantuan kalkulator. Kedua, dengan konsep peluruhan radioaktif; tanpa

kalkulator. Ingat, bahwa peluruhan radioaktif tergolong laju reaksi orde satu karena

hanya bergantung pada jumlah nuklida radioaktif yang bereaksi.

Ada hal yang menipu di soal, yaitu pemakaian kata ―meluruh‖. Ingat, dalam kimia

fisika bab radioaktif, meluruh berbeda dengan tersisa. Meluruh berarti banyaknya

zat total yang hilang dari zat awal atau dengan kata lain selisih antara zat awal

dengan zat akhir. Sementara tersisa adalah massa akhir yang didapatkan suatu zat

setelah mengalami peluruhan.

Meluruh = zat awal – zat akhir

Sisa = zat akhir

Jadi, apabila 95,6 gram massa unsur U meluruh sebanyak 71,7 gram, artinya ada

sejumlah 23,9 gram unsur U yang tersisa setelah peluruhan berhenti.

Massa U meluruh = massa U awal (A0 atau N0) – massa U akhir (At atau Nt)

71,7 gram = 95,6 - Nt

Nt = At = 23,9 gram

CARA 1 (Konsep laju dan orde reaksi):

1) Dalam laju reaksi orde satu dikenal persamaan kimia yang didapatkan dari

pengintegralan matematis hingga akhirnya didapatkan rumus di bawah ini. Nah,

penjabaran lengkap dari mana rumus ini berasal bisa kalian cari di internet, ya.

In [A]t = In [A]0 – kt … (persamaan a)

t1/2 = In 2 … (persamaan b)

k

Page 9: DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya ...

KODE: 168

www.amaldoft.wordpress.com

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 9

2) Dari persamaan (b) di atas kita sudah dapat mencari nilai waktu paruh (t1/2)

unsur uranium, dengan mencari terlebih dahulu nilai k (tetapan laju reaksi) pada

persamaan (a) sebagai berikut. (In dibaca logaritma natural)

In [A]t = In [A]0 – kt

kt = In [A]0 – In [A]t

kt = In [A0/At]

k.(46 menit) = In [95,6/23,9]

46k = In [4] Nilai In 4 sekitar 1,3863

46k = 1,3863

k = 0,0301

3) Cari nilai waktu paruh unsur U!

t1/2 = In 2 Nilai In 2 sekitar 0,693

k

t1/2 = 0,693 .

0,0301

= 23 menit (pembulatan)

CARA 2 (Konsep peluruhan radioaktif):

1) Persamaan kimia peluruhan radioaktif adalah sebagai berikut.

(Nt/N0) = (1/2)t/t1/2

dengan, Nt = massa zat akhir

N0 = massa zat awal

t = waktu awal reaksi

t1/2 = waktu paruh

2) Cari nilai waktu paruh unsur U!

(Nt/N0) = (1/2)t/t1/2

(23,9/95,6) = (1/2)46 menit/t/12

(1/4) = (1/2)46 menit/t1/2

t1/2 = 23 menit

JAWABAN: B

Page 10: DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya ...

KODE: 168

www.amaldoft.wordpress.com

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 10

8.

MATERI: KESETIMBANGAN KIMIA

Dalam tabung tertutup bevolume 1 L terjadi reaksi seperti pada soal dengan

komposisi konsentrasi masing-masing zat diketahui saat kesetimbangan. Nah, dari

sini kita bisa mendapatkan jumlah mol masing-masing zat sebagai berikut.

[Ni(CO)4] = n (Ni(CO)4)

volume (L)

1 M = n (Ni(CO)4)

1 L

n (Ni(CO)4) = 1 mol

[CO] = n (CO) .

volume (L)

0,5 M = n (CO)

1 L

n (CO) = 0,5 mol

Untuk mencari ke arah mana sistem kesetimbangan bergeser, kita dapat mencari

data tetapan kesetimbangan kedua (Qc). Nanti data Qc ini dibandingkan dengan data

Kc reaksi kesetimbangan awal, yaitu:

1) Jika Qc < Kc reaksi bergeser ke arah kanan

2) Jika Qc = Kc reaksi tidak bergeser

3) Jika Qc > Kc reaksi bergeser ke arah kiri

Cari dahulu nilai Kc awal reaksi!

Kc = [Ni(CO)4] .

[CO]4

= [1] .

[0,5]4

= 16

Page 11: DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya ...

KODE: 168

www.amaldoft.wordpress.com

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 11

Nah, mari kita periksa seluruh obsein!

a) Tidak bergeser jika ditambahkan 1 mol logam Ni

Hal ini tentu BENAR karena Ni adalah sebuah logam atau padatan yang

jelas-jelas tidak memengaruhi pergeseran kesetimbangan.

b) Bergeser ke kiri jika ditambahkan 1 mol Ni(CO)4 dan 0,5 mol CO

n Ni(CO)4 (penambahan) = 1 mol + 1 mol = 2 mol

n CO (penambahan) = 0,5 mol + 0,5 mol = 1 mol

Kc = [Ni(CO)4] .

[CO]4

= [2] .

[1]4

= 2

Qc < Kc, jadi reaksi bergeser ke kanan. (SALAH)

c) Tidak bergeser jika ditambahkan 4 mol Ni(CO)4 dan 1 mol CO

n Ni(CO)4 (penambahan) = 1 mol + 4 mol = 5 mol

n CO (penambahan) = 0,5 mol + 1 mol = 1,5 mol

Kc = [Ni(CO)4] .

[CO]4

= [5] .

[1,5]4

= 0,98

Qc < Kc, jadi reaksi bergeser ke kanan. (SALAH)

d) Bergeser ke kiri jika ditambahkan 4 mol Ni(CO)4 dan 1 mol CO

n Ni(CO)4 (penambahan) = 1 mol + 4 mol = 5 mol

n CO (penambahan) = 0,5 mol + 1 mol = 1,5 mol

Kc = [Ni(CO)4] .

[CO]4

= [5] = 0,98.

[1,5]4

Qc < Kc, jadi reaksi bergeser ke kanan. (SALAH)

e) Bergeser ke kanan jika ditambahkan 1 mol Ni(CO)4 dan 1 mol Ni

n Ni(CO)4 (penambahan) = 1 mol + 1 mol = 2 mol

n CO (penambahan) = 0,5 mol + 0 mol = 0,5 mol

Kc = [Ni(CO)4] .

[CO]4

= [2] = 32.

[0,5]4

Qc < Kc, jadi reaksi bergeser ke kanan. (SALAH)

JAWABAN: A

Page 12: DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya ...

KODE: 168

www.amaldoft.wordpress.com

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 12

9.

MATERI: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Besar massa molekul relatif (Mr) senyawa L2X dapat dicari menggunakan

persamaan kimia tekanan osmosis:

Π = MRTi

dengan, M = molaritas

R = tetapan gas (L.atm/mol.K)

T = suhu (K)

i = faktor Van’t Hoof

Cari nilai faktor Van’t Hoof! Ingat, bahwa elektrolit kuat terdisosiasi sempurna

sehingga nilai derajat ionisasi (α) bernilai 1!

L2X 2L+ + 1X

2-

(warna merah = n = banyak ion)

i = 1 + (n – 1)α

i = 1 + (3 – 1)1

i = 3

Cari nilai Mr L2X!

Π = MRTi

Π = g . 1000 . R . T . i

Mr . V (mL)

4 atm = 8 gram . 1000 . 0,082 L.atm/mol.K . (27 + 273) K . 3

Mr L2X . 1000 mL

Mr L2X = 147,6

JAWABAN: D

Page 13: DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya ...

KODE: 168

www.amaldoft.wordpress.com

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 13

10.

MATERI: LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

Di soal diketahui dan ditanya data:

Ka HOBr = 1 x 10-9

pH = 10

[HOBr]/[OBr-] = … ?

Senyawa asam hipobromit adalah senyawa asam lemah dengan rumus kimia HOBr

atau HBrO. Nah, asam lemah ini dalam larutan NaOBr atau NaBrO membentuk

suatu sistem larutan penyangga (buffer) karena terdiri dari komponen asam lemah

HBrO dan basa konjugasi BrO- yang bersifat basa.

Besarnya perbandingan [HOBr] banding [OBr-] bisa didapatkan dari reaksi ionisasi

asam hipobromit karena konsep dasar dari nilai Ka atau tetapan ionisasi asam pada

larutan adalah kesetimbangan kimia.

HOBr (aq) ⇌ H+ (aq) + OBr

- (aq)

pH = 10

maka, [H+] = 1 x 10

-10

Ingat, dalam kesetimbangan konsentrasi (Kc) yang dimasukkan adalah zat dalam

fase larutan dan gas. Pada kondisi reaksi di atas, semua zat dapat dimasukkan ke

dalam persamaan tetapan ionisasi asam (Ka) sebagai berikut.

Ka = [H+] [OBr

-]

[HOBr]

1 x 10-9

= [1 x 10-10

] [OBr-]

[HOBr]

[HOBr] = 1 x 10-1

[BrO-]

JAWABAN: D

Page 14: DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya ...

KODE: 168

www.amaldoft.wordpress.com

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 14

11.

MATERI: KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

Nilai data Ksp dapat memprediksi seberapa banyak maksimum jumlah zat dapat

larut dalam sebuah pelarut, dengan pemisalan setiap konsentrasi zat berwujud

larutan (aq) dan gas (g) adalah s.

Cari besar kelarutan PbSO4!

PbSO4 (s) ⇌ 1Pb2+

(aq) + 1SO42-

(aq)

Kelarutannya dengan konsep kesetimbangan:

Ksp = [Pb2+

] [SO42-

]

1,6 x 10-8

= [s] [s]

s = 1,265 x 10-4

Kelarutannya dengan rumus cepat (banyak ion ditandai warna merah pada

reaksinya):

s = pangkat 10 dari nilai Ksp

banyak ionnya

= -8

2

= -4

Cari besar kelarutan PbI2!

PbI2 (s) ⇌ 1Pb2+

(aq) + 2I- (aq)

Kelarutannya dengan konsep kesetimbangan:

Ksp = [Pb2+

] [I-]

2

7,1 x 10-9

= [s] [2s]2

s = 1,922 x 10-3

Kelarutannya dengan rumus cepat (banyak ion ditandai warna merah pada

reaksinya):

s = pangkat 10 dari nilai Ksp

banyak ionnya

= -9

3

= -3

Page 15: DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya ...

KODE: 168

www.amaldoft.wordpress.com

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 15

Dari uraian di atas sudah dapat disimpulkan bahwa kelarutan senyawa PbI2 lebih

besar daripada senyawa PbSO4, dipandang dari kelarutannya pada konsep

kesetimbangan maupun rumus cepat.

Obsein B memiliki jawaban yang salah karena kelarutan PbSO4 lebih kecil

dibanding kelarutan PbI2, artinya PbSO4 sukar larut sementara PbI2 mudah larut.

Jadi, tidak mungkin dong anion SO42-

ditambahkan lebih banyak, toh PbSO4 sudah

pasti sukar larut dan kalau ditambahkan lagi malah menjadi lebih sukar larut. Jadi,

harus dibutuhkan anion I- lebih banyak agar PbI2 yang semula mudah larut menjadi

sukar larut akibat lewat batas maksimum jumlah zat terlarut PbI2 yang ditambahkan.

JAWABAN: E

12.

MATERI: KIMIA ORGANIK

2-heksanol adalah senyawa organik bergugus fungsi alkohol (—OH) dan berjenis

alkohol sekunder karena gugus alkoholnya terletak pada nomor ke-2 dari rantai

cabang utama. Struktur 2-heksanol tergambarkan seperti di bawah ini:

Ingat, jika sebuah senyawa organik dioksidasi dengan KMnO4, K2Cr2O7 (asam

bikromat), dan CrO3 maka akan terjadi penambahan atom O pada bagian unsur

lebih reaktif yang terikat pada senyawa tersebut. Bisa saja, ada unsur yang memiliki

kereaktifan yang hampir sama (misal kereaktifan unsur A dalam wujud logam dan

unsur B wujud nonlogam) kedua-duanya sama-sama mengalami oksidasi.

Perhatikan struktur 2-heksanol di atas, skema oksidasinya sebagai berikut.

1) Saat 2-heksanol dioksidasi oleh K2Cr2O7 membuat penambahan atom O pada

salah satu unsur yang reaktif di strukturnya yang terletak dekat dengan gugus

Page 16: DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya ...

KODE: 168

www.amaldoft.wordpress.com

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 16

fungsinya utamanya (—OH), yaitu atom H, yang ditunjukkan pada gambar

berikut.

2) Senyawa pada bagian produk reaksi (1) di atas mengandung dua buah gugus

alkohol (—OH) akibatnya kurang stabil. Untuk mencapai kestabilan, senyawa

tersebut harus mengalami reaksi dehidrasi atau pelepasan gugus H2O (ditandai

dengan coretan cokelat reaksi di bawah). Gambar di bawah ini menunjukkan

skemanya. Mengapa atom O yang berikatan rangkap dengan C tetap berada di

tempat gugus alkohol (—OH) pada senyawa awalnya dan bukan di tempat

gugus alkohol satunya lagi? Hal ini dipengaruhi oleh letak gugus fungsi utama

(yaitu alkohol —OH) pada senyawa yang akan dioksidasi tadi.

Berdasarkan skemanya, oksidasi 2-heksanol menghasilkan sebuah senyawa

bergugus keton yang bernama IUAPC 2-heksanon.

JAWABAN: B

13.

MATERI: REAKSI REDOKS

Untuk mencari apakah sebuah reaksi termasuk reaksi redoks atau bukan, dapat

dicari melalui biloks tiap-tiap unsur.

1) Fe3O4 + 8HCl 2FeCl3 + FeCl2 + 4H2O

Bilok Fe = +3 (Fe3O4) +3 (FeCl3) = bukan reduksi atau oksidasi

Biloks Fe = +3 (Fe3O4) +2 (FeCl2) = reduksi

Bukan merupakan reaksi redoks. (SALAH)

Page 17: DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya ...

KODE: 168

www.amaldoft.wordpress.com

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 17

2) 4NH3 + 5O2 4NO + 6H2O

Biloks N = -3 (NH3) +2 (NO) = oksidasi

Biloks O = 0 (O2) -2 (H2O dan NO) = reduksi

Merupakan reaksi redoks. (BENAR)

3) H2O + SO2 H2SO3

Biloks O = -2 (H2O dan SO2) -2 (H2SO3) = bukan reduksi atau oksidasi

Biloks S = +4 (SO2) +4 (H2SO3) = bukan reduksi atau oksidasi

Bukan merupakan reaksi redoks. (SALAH)

4) 2SO2 + O2 2SO3

Biloks S = +4 (SO2) +6 (SO3) = oksidasi

Biloks O = 0 (O2) +6 (SO3) = reduksi

Merupakan reaksi redoks. (BENAR)

JAWABAN: C

14.

MATERI: ELEKTROKIMIA

Di soal diketahui data:

Volume CuSO4 = 100 mL

[CuSO4] = 0,1 M

Volume AgNO3 = 100 mL

[AgNO3] = 0,1 M (ralat soal)

i = 1 A

t = 60 detik

Ingat, pada elektrolisis jumlah kuantitas yang sama adalah aliran arus listrik (i) yang

digunakan sehingga jumlah elektron (e) yang dibawa tiap satuan waktu (t) bernilai

sama di katode maupun anode karena dihubungkan secara seri.

mol e = i x t .

96500

= 1 A x 60 detik = 0,000622 mol

96500

Page 18: DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya ...

KODE: 168

www.amaldoft.wordpress.com

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 18

0,01 mol CuSO4 serta 0,01 mol AgNO3 di soal adalah jumlah mol total awal kedua

senyawa saat dielektrolisis. Nah, di bawah ini tertera reaksi-reaksi yang terjadi di

CuSO4 dan AgNO3:

a) CuSO4

Reaksi ionisasi: CuSO4 Cu2+

+ SO42-

Reaksi katode: Cu2+

+ 2e Cu

Reaksi anode: 2H2O 4H+ + O2 + 4e

Reaksi elektrolisis: 2Cu2+

+ 2H2O 2Cu + 4H+ + O2

b) AgNO3

Reaksi ionisasi: AgNO3 Ag+ + NO3

-

Reaksi katode: Ag+ + e Ag

Reaksi anode: 2H2O 4H+ + O2 + 4e

Reaksi elektrolisis: 4Ag+ + 2H2O 4Ag + 4H

+ + O2

Analisis pernyataannya satu per satu!

1) Massa Cu yang mengendap lebih besar daripada massa Ag

Massa Cu yang mengendap

0,01 mol CuSO4 yang dielektrolisis menghasilkan 0,01 mol kation Cu2+

juga karena perbandingan koefisien keduanya 1 : 1 sesuai reaksi:

CuSO4 Cu2+

+ SO42-

0,01 mol 0,01 mol

Nah, dalam reaksi elektrolisis CuSO4 di katode terbentuk padatan Cu,

maka dari reaksi ini bisa didapatkan jumlah padatan Cu yang terbentuk

menggunakan konsep MBS (Mula-mula, Bereaksi, Sisa).

Cu2+

+ 2e Cu

M 0,01 0,000622

B -0,000311 -0,000622 +0,000311

S 0,009689 - 0,000311

Terbentuk 0,000311 mol padatan Cu (Ar = 63,5) dengan massa 0,01975

gram

Massa Ag yang mengendap

0,01 mol AgNO3 yang dielektrolisis menghasilkan 0,01 mol kation Ag+

juga karena perbandingan koefisien keduanya 1 : 1 sebagai berikut.

AgNO3 Ag+ + NO3

2-

0,01 mol 0,01 mol

Nah, dalam reaksi elektrolisis AgNO3 di katode terbentuk padatan Ag,

maka dari reaksi ini bisa didapatkan jumlah padatan Ag yang terbentuk

menggunakan konsep MBS (Mula-mula, Bereaksi, Sisa).

Page 19: DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya ...

KODE: 168

www.amaldoft.wordpress.com

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 19

Ag+ + e Ag

M 0,01 0,000622

B -0,000622 -0,000622 +0,000622

S 0,009378 - 0,000622

Terbentuk 0,000622 mol padatan Ag (Ar = 108) dengan massa 0,067176

gram

Jelas pernyataan ini SALAH karena massa Ag yang mengendap lebih

banyak daripada massa Cu yang mengendap.

2) Jumlah atom Cu yang mengendap sama dengan jumlah atom Ag

Jumlah atom Cu

Dari reaksi pernyataan (1) di atas terbentuk 0,000311 mol padatan Cu,

sehingga banyaknya jumlah atom Cu adalah:

N = n x L

N = n x 6,02 x 1023

N = 0,000311 x 6,02 x 1023

N = 18,72 x 1019

atom

Jumlah atom Ag

Dari reaksi pernyataan (1) di atas terbentuk 0,000622 mol padatan Ag,

sehingga banyaknya jumlah atom Ag adalah:

N = n x L

N = n x 6,02 x 1023

N = 0,000622 mol x 6,02 x 1023

N = 37,44 x 1019

atom

Jelas bahwa pernyataan ini SALAH.

3) Volume gas O2 yang dihasilkan pada bejana A lebih besar dibandingkan volume

gas O2 pada bejana B

Volume gas O2 berjana A (CuSO4), misalkan pada keadaan STP

Volume gas O2 bisa didapatkan dari reaksi di anode, lalu

membandingkan mol elekron (e) dengan mol O2 sehingga didapatkan

jumlah mol oksigen sebesar 0,0001555 mol karena perbandingan

koefisien O2 banding elektron adalah 1 : 4.

2H2O 4H+ + O2 + 4e

0,000155 0,000622

Terbentuk 0,000155 mol oksigen jika pada keadaan STP (22,4), maka

volumenya adalah 0,0034832 L

Page 20: DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya ...

KODE: 168

www.amaldoft.wordpress.com

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 20

Volume gas O2 bejana B (AgNO3), misalkan pada keadaan STP

Sebenarnya reaksi di anode bejana B sama dengan reaksi di anode

bejana A (lihat reaksi-reaksinya kembali!). Jadi, volume gas oksigen di

bejana B juga bernilai 0,0034832 liter.

Jelas pernyataan ini SALAH.

4) pH larutan dalam bejana A sama dengan pH larutan dalam bejana B

pH bejana A (CuSO4)

Nilai pH dapat ditentukan oleh konsentrasi [H+] dan [OH

-]. Nah, di

bejana A ion H+ maupun OH

- hanya ditemukan pada reaksi di anode,

yaitu kation H+ atau ion proton. Jadi, besarnya mol ion proton tersebut

banding mol elektron adalah 0,000622 mol karena perbandingan

koefisien keduanya adalah 4 : 4 atau 1 : 1.

2H2O 4H+ + O2 + 4e

0,000622 0,000622

Nilai pH dapat ditentukan sebagai berikut.

pH = – log [H+]

pH = – log [0,000622 mol/(0,1 L + 0,1 L)]

pH = – log [3,11 x 10-3

]

pH = 3 – log 3,11

pH = 2,51

Terbukti bahwa pH tersebut berada pada suasana asam (pH < 7)

pH bejana B (AgNO3)

Nah, ion H+ pada reaksi elektrolisis AgNO3 juga ditemukan pada reaksi

di anode. Reaksi di anode elektrolisis AgNO3 ini sama dengan reaksi di

anode elektrolisis CuSO4 sehingga nilai pH kedua senyawa setelah

elektrolisis bernilai sama, yaitu 2,51.

Jelas pernyataan ini BENAR.

JAWABAN: D

Page 21: DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya ...

KODE: 168

www.amaldoft.wordpress.com

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 21

15.

MATERI: KIMIA ORGANIK

Isomer adalah molekul-molekul dengan rumus kimia yang sama (dan sering dengan

jenis ikatan yang sama), namun memiliki susunan atom yang berbeda (dapat

diibaratkan sebagai sebuah anagram). Isomer secara umum ada dua macam, yaitu

isomer struktur dan ruang. Di soal hanya ditanyakan tentang isomer struktur, yang

terbagi lagi menjadi:

Isomer kerangka

Rumus molekul sama

Gugus fungsi ada yang sama dan beda

Rantai induk (panjang rantai) yang berbeda

Isomer posisi

Panjang rantai induk sama

Posisi gugus fungsi (contohnya, gugus fungsi alkohol, eter, dsb) berbeda

Rumus molekul sama

Isomer gugus fungsi

Rumus molekul sama

Panjang rantai induk berbeda

Gugus fungsi berbeda

Siklopentanon adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsi keton (—CO)

dan memiliki rumus kimia C5H8O. Struktur siklopentanon tergambarkan pada

gambar di bawah ini:

Page 22: DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE berbentuk tetrahedral (AX 4) dengan sudut 109,5 . Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya ...

KODE: 168

www.amaldoft.wordpress.com

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 22

Nah, karena soal kurang jelas, bahwa seluruh pernyataan di soal adalah senyawa

yang bergugus aldehid (—CHO) sehingga bisa saja berisomer gugus fungsi dengan

siklopentanon, tapi tidak pasti karena belum tentu rumus kimianya sama. Mari cek

satu per satu!

1) Senyawa ini memiliki rumus kimia C5H10O. Walaupun bergugus fungsi aldehid,

rumus kimianya tidak sama dengan siklopentanon sehingga tidak berisomer apa

pun. (SALAH)

2) Senyawa ini juga memiliki rumus kimia C5H10O. Walaupun bergugus fungsi

aldehid, rumus kimianya tidak sama dengan siklopentanon sehingga tidak

berisomer apa pun. (SALAH)

3) Senyawa ini juga berumus kimia C5H10O. Walaupun bergugus fungsi aldehid,

rumus kimianya tidak sama dengan siklopentanon sehingga tidak berisomer apa

pun. (SALAH)

4) Senyawa ini memiliki rumus kimia C5H8O sehingga berisomer gugus fungsi

dengan siklopentanon. (BENAR)

JAWABAN: D

#SBMPTN2017