Laporan Fungsi Gelombang Orbital

32
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERCOBAAN VIII PERHITUNGAN ORBITAL MOLEKUL NAMA : M. INSANIAL MUBARAK NIM : H311 08 285 KELOMPOK : IV (EMPAT) HARI / TANGGAL : SENIN / 11 OKTOBER 2012 ASISTEN : ALFANI MARING DATU

Transcript of Laporan Fungsi Gelombang Orbital

Page 1: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

LAPORAN PRAKTIKUMKIMIA FISIKA

PERCOBAAN VIIIPERHITUNGAN ORBITAL MOLEKUL

NAMA : M. INSANIAL MUBARAKNIM : H311 08 285KELOMPOK : IV (EMPAT)HARI / TANGGAL : SENIN / 11 OKTOBER 2012ASISTEN : ALFANI MARING DATU

LABORATORIUM KIMIA FISIKAJURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2012

Page 2: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keterangan tentang terjadinya ikatan ion lebih mudah dari pada ikatan

kovalen. Terjadinya ikatan ion disebabkan karena adanya gaya tarik Coulomb antara

ion-ion pembentuknya. Terjadinya ikatan kovalen mula-mula dijelaskan dengan

sangat sederhana memakai teori ikatan valensi (valence bond theory) yang dipelopori

oleh Lewis (1916) dan disempurnakan oleh Heitler dan London. Teori yang sekarang

banyak dipakai untuk menjelaskan ikatan kovalen ialah teori orbital molekul

(molecular orbital theory) yang dipelopori oleh London (1927).

Kemungkinan untuk menemukan elektron dalam suatu elemen volume

tertentu terhadap inti atom umumnya digambarkan dengan menggunakan sistem

Koordinat Cartesian, dengan inti pada pusatnya. Karena penyelesaian persamaan

Schrodinger tergantung pada bilangan kuantum, gambar dari masing-masing tipe

orbital mempunyai bentuk yang karakteristik. Gambaran tersebut dapat dilukiskan

dalam bentuk diagram tiga dimensi, yang memberikan ukuran relatif dari

kemungkinan ditemukannya elektron pada suatu arah tertentu dari inti. Cara lain

penggambaran tersebut dapat dilakukan dalam bentuk diagram permukaan batas,

yang menunjukkan volume terkecil dari ruang, yang memuat 90% dari kemungkinan

distribusi elektron.

Program Hyperchem merupakan suatu program aplikasi kimia dan fisika

dalam sistem operasi windows yang memiliki kegunaan dalam hal simulasi dan

pemodelan molekul. Program ini mempunyai kemampuan dalam perhitungan

mekanika molekuler dan mekanika kuantum untuk berbagai jenis senyawa kimia

Page 3: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

dengan unsur-unsur yang ada dalam sistem periodik. Salah satu cara untuk

mengetahui orbital atom yang terjadi pada suatu molekul juga dapat dilakukan

dengan program ini. Berdasarkan pemaparan di atas dilakukanlah percobaan

perhitungan orbital molekul dengan menggunakan program Hyperchem.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud percobaan

Maksud dari percobaan ini, yaitu:

1. Mempelajari aplikasi software Hyperchem.

2. Mempelajari cara menghitung fungsi gelombang molekul.

3. Mempelajari cara menghitung orbital molekul.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini, yaitu:

1. Menghitung fungsi gelombang H2O.

2. Menentukan bentuk orbital molekul H2O.

3. Menghitung muatan atomik.

4. Menggunakan penjajaran struktur (structure alignment).

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan ini yaitu membuat molekul H2O dengan menggunakan

software Hyperchem dan menggunakan penjajaran struktur H2O tersebut, kemudian

menghitung fungsi gelombangnya, menghitung muatan atomiknya, serta membuat

orbital molekul individual H2O yang dispesifikasi relatif terhadap HOMO dan

LUMO.

Page 4: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam teori orbital molekul, tiap-tiap molekul dianggap mempunyai orbital,

seperti pada atom. Tiap-tiap elektron dalam atom dapat ditunjukkan dengan fungsi

gelombang ψ, yang menyatakan orbital tertentu. Tiap-tiap elektron dalam molekul

juga dapat ditunjukkan dengan fungsi yang sama, yang menyatakan orbital molekul

tertentu (Sukardjo, 1989).

Orbital-orbital molekul dari dari suatu molekul mempunyai energi yang

berbeda-beda dan bentuk yang berbeda pula. Probabilitas terdapatnya elektron di

sekitar inti, juga ditentukan oleh harga ψ2. Prinsip Pauli juga berlaku di sini, jadi

tidak mungkin orbital molekul mempunyai dua elektron yang persis sama. Ini berarti

tiap orbital molekul hanya dapat diisi oleh dua elektron yang pintalnya berlawanan

(Sukardjo, 1989).

Elektron-elektron yang membentuk molekul, mengisi orbital molekul sesuai

dengan tingkat energi dan spin, seperti di dalam atom. Istilah orbital atom s, p, dan d

diganti dengan σ, π, dan δ dalam orbital molekul. Perbedaan pokok antara orbital

atom dan orbital molekul ialah pada orbital atom elektron hanya dipengaruhi satu inti

sedang pada orbital molekul, elektron-elektron dipengaruhi oleh beberapa inti

(Sukardjo, 1989).

Untuk memperoleh fungsi gelombang dari orbital molekul biasanya dipakai

cara kombinasi linear orbital atom atau linear combination of atomic orbitals

disingkat LCAO. Cara ini merupakan cara pendekatan, karena cara yang lebih tepat

sukar dilakukan. Pada cara LCAO ini, fungsi gelombang orbital molekul dapat

diperoleh dengan penambahan atau pengurangan fungsi gelombang atom:

Page 5: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

ψ = ψA ± λ ψB

ψ = fungsi gelombang orbital molekul

ψA, ψB = fungsi gelombang orbital atom A dan B

λ = ukuran sifat ionic dari ikatan A dan B, λ = 1 bila atom A = B

Pasangan-pasangan elektron di antara nuklei (jamak dari nukleus)

mengerahkan gaya elektrostatik yang menarik nuclei tersebut bersama-sama. Prinsip

ketidakpastian Heisenberg mempersyaratkan bahwa suatu elektron tidak dapat begitu

saja berada pada suatu titik dalam ruang tetapi harus dideskripsikan sebagai

penghunian suatu orbital dengan fungsi gelombang tertentu yang kuadratnya

merupakan kerapatan probabilitas untuk menemukan elektron itu di suatu titik. Pada

suatu molekul, orbital seperti itu tersebar atau terdelokalisasi, pada lebih dari satu

atom dan disebut orbital molekul (Oxtoby, dkk., 2003).

Meskipun jumlah molekul sangat banyak, tetapi jumlah cara atom menata

dirinya membentuk molekul terbatas. Kebanyakan molekul mempunyai bentuk yang

didasarkan kepada lima bentuk geometri yang berbeda. Kelima bentuk tersebut

adalah sebagai berikut : (Brady, 1995)

1. Molekul linier (garis lurus), dimana bentuk ini terjadi bila semua atom berada

dalam bentuk garis lurus. Sudut yang terbentuk di antara dua atom terikat

yang menuju ke atom sentral, disebut sudut ikatan yang besarnya 180o.

2. Molekul triangular (sudut segitiga) yang rata (dalam satu bidang), dimana

bentuk ini terdiri dari empat atom yang disusun membentuk segitiga

(triangular) pada bidang rata, keempat atomnya terletak pada bidang yang

sama. Atom sentral dikelilingi oleh tiga atom yang membentuk segitiga,

dimana sudut ikatannya 120o.

Page 6: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

3. Molekul tetrahedron, yaitu piramid empat sisi yang mempunyai tiga sudut

yang sama. Pada molekul tetrahedron, atom sentral terletak di tengah

tetrahedron dan keempat atomnya terletak pada sudut-sudut. Sudut ikatannya

109,5o.

4. Molekul bipiramid yang trigonal, yang terdiri dari dua piramid trigonal

(piramid dengan dasar triangular, yang sama dengan tetrahedron) yang

permukaannya dibagi bersama.

5. Molekul oktahedron, dimana bentuk molekul merupakan gambar geometri

yang mempunyai delapan permukaan. Atom pusatnya dikelilingi oleh enam

atom lainnya. Atom pusat terletak di tengah segiempat yang melalui titik

tengah oktahedron. Keenam atom terikat ke atas pusat dengan enam sudut

oktahedron. Sudut setiap pasangan atom yang berdekatan besarnya 90o.

Penggunaan teorema variasi berakibat dalam konstruksi orbital molekul dari

orbital atom, dan jumlah molekul yang diperoleh sama dengan jumlah orbital atom

yang ambil bagian dalam pembentukan molekul. Separuh dari orbital molekul

mempunyai energi yang lebih rendah dari energi orbital atom, dan separuh lainnya

mempunyai energi yang lebih besar daripada energi orbital atom (Dogra dan Dogra,

1990).

Menurut Dogra dan Dogra (1990), orbital atom dalam pembentukan orbital

molekul harus memenuhi persyaratan berikut :

a. Orbital atom yang membentuk orbital molekul harus mempunyai energi yang

dapat dibandingkan.

b. Fungsi gelombang dari masing-masing orbital atom harus bertumpang-tindih

dalam ruangan sebanyak mungkin.

Page 7: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

c. Fungsi gelombang orbital atom harus mempunyai simetri yang relatif sama

dengan sumbu molekul.

Yang paling umum membentuk orbital molekul adalah σ (sigma) dan orbital

π (pi). Orbital sigma simetris di sekitar sumbu antarnuklir. Penampang tegak lurus

terhadap sumbu antarnuklir (biasanya sumbu x) memberikan suatu bentuk elips. Ini

terbentuk dari orbital s maupun orbital p dan orbital d yang mempunyai telinga

sepanjang sumbu antarnuklir. Orbital π terbentuk ketika orbital p pada setiap atom

mengarah tegak lurus terhadap sumbu antarnuklir. Daerah tumpang-tindih ada di atas

dan di bawah sumbu ikatan. Kerapatan muatan ada di atas dan di bawah bidang

singgung dari orbital P (Dogra dan Dogra, 1990).

Jenis orbital molekul lain yang disebut δ dan lainnya, tidak umum didapatkan.

Tanda bintang menunjukkan orbital anti anti pengikatan, dan simbol pada penandaan

bawah menunjukkan orbital atom yang digunakan dalam membentuk orbital

molekul. Penandaan bawah g dan adalah simetri dari orbital molekul. Σ dan π*

simetris, dan σ* serta π adalah anti simetris (Dogra dan Dogra,

1990).

Orbital yang berpasangan dengan orbital atom bersatu memiliki energi yang

lebih rendah daripada atom dipisahkan adalah ikatan orbital. Orbital yang berkorelasi

dengan orbital atom bersatu memiliki energi yang lebih tinggi adalah orbital

antibonding. Jumlah obligasi diukur dengan kelebihan jumlah pasangan ikatan atas

jumlah pasangan antibonding. Jika kita menggunakan urutan tingkat energi pada

posisi garis vertikal, kita dapat menggambarkan ikatan dalam molekul diatomik

dengan menempatkan sepasang elektron pada tingkat masing-masing, dimulai

dengan tingkat terendah (Castellan, 1983).

Page 8: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu aplikasi software

Hyperchem Release 7 dan molekul yang digunakan yaitu molekul air (H2O) .

3.2. Alat Percobaan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah laptop yang memiliki

aplikasi software Hyperchem release 7.

3.3 Prosedur percobaan

1. Membuat molekul air

- Dibuka software Hyperchem Release 7

- Dari menu display, dipastikan perintah Show Hydrogen aktif dan perintah

Perspective tidak aktif pada kotak dialog Rendering.

- Pada kotak dialog Default Element. dinon aktifkan Explicit Hydrogen, lalu

dipilih Oksigen dan dittup.

- Digambar atom oksigen dengan mengklik kiri pada daerah kerja dengan kursor

gambar.

- Diklik ganda tool Selection untuk menginvoke Model Builder.

- Diberikan label molekul dengan simbol.

2. Menggunakan structure alignment

- Dipilih perintah Align Molecule pada menu Edit.

- Dari kotak Align dipilih Secondary, dan dari kotak With dipilih Y axis.

- Perintah Minor dipastikan tidak aktif.

Page 9: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

- Diklik OK.

3. Menghitung fungsi gelombang

- Dipilih perintah Semi-emperical dari menu Setup

- Dipilih CNDO (Complete Neglect of Differential Overlap) sebagai metode

kalkulasi, lalu dipilih Options.

- Pada kotak dialog Semi-emperical Option, digunakan nilai 0,0001 pada kotak

Converege limit, nilai 50 pada kotak Iteration limit, 0 pada Total charge dan 1

pada kotak Spin multiplicity. Pada pilihan Spin Pairing dipilih RHF, dan pada

pilihan State dipilih Lowest.

- Diklik OK untuk menutup kotak dialog Semi-emperical Options dan kotak

dialog Semi-emperical Method.

- Dipilih Single-point pada menu Compute.

Gambar 1. Data untuk perhitungan fungsi gelombang molekul H2O

4. Membuat orbital molekul individual

- Dibuka kotak dialog Orbital dengan memilih Orbitals pada menu Compute.

- Dipilih HOMO-, lalu diklik kiri pada kotak teks untuk orbital off-set dan diset

nilai 3.

- Dipilih perintah 3D Isosurface.

- Dinon aktifkan perintah Orbital squared.

- Diklik OK.

Page 10: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

- Dibuka kotak dialog Isosurface option dengan dipilih Isosurface pada menu

Display.

- Dipilih Wire mesh sebagai opsi Rendering, digunakan Orbital contour value

0,05, lalu diklik OK.

- Dibuka kembali kotak dialog orbital dan dimasukkan nilai 1 untuk HOMO-

offset. Diklik Options dan digunakan nilai yang sama seperti langkah ke tujuh

dan delapan di atas, tetapi rendering diubah menjadi Jorgensen-Salem.

- Diulangi kalkulasi dengan menggunakan nilai 2 untuk HOMO- offset dan dipilih

Lines sebagai opsi Rendering pada kotak dialog Options.

- Dibuka kotak dialog Orbital dan digunakan nilai 0 untuk HOMO-offset. Dipilih

Flat surface, dimasukkan nilai 0,05 dan diklik OK.

- Diklik kiri pada LUMO+ dan digunakan nilai offset 0 dan 1.

- Pada kotak dialog Options, dipilih Shaded surface sebagai opsi Rendering dan

digunakan nilai 0,05. Selanjutnya, dipilih Transculent surface untuk isosurface

rendering, diubah molekul rendering menjadi Balls and Cylinders. Dibuka kotak

dialog File/Preferences dan dipilih Isosurface Colours. Warna positif dan

negatif diubah menjadi merah dan biru.

Gambar 2. Data untuk menggambar orbital molekul H2O

Page 11: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pengamatan

4.1.1 Struktur Alignment Molekul H2O

4.1.2 Pengukuran Fungsi Gelombang

Page 12: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

4.1.3 Bentuk Orbital HOMO-3, Wire Mesh

4.1.4 Bentuk Orbital HOMO-1, Jorgensen-Salem

4.1.5 Bentuk Orbital HOMO-2, Lines

Page 13: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

4.1.6 Gambar Orbital HOMO-0, Flat Surface

4.1.7 Bentuk Orbital LUMO+0, Shaded Surface

Page 14: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

4.1.8 Bentuk Orbital LUMO-1, Transculent Surface

4.1.9 Bentuk orbital LUMO 1, Positif Biru dan Negatif Hijau

Page 15: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

4.2 Data Energi Orbital Molekul

Tabel Energi Orbital Molekul H2O

NO

.

ORBITAL MOLEKUL ENERGI

1. LUMO 1 9,775633

2. LUMO 0 8,856927

3. HOMO 0 -17,776798

4. HOMO 1 -19,133091

5. HOMO 2 -21,633736

6. HOMO 3 -40,283588

Page 16: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

Teori orbital molekul menggambarkan ikatan kovalen melalui istilah orbital

molekul yang dihasilkan dari interaksi orbital-orbital atom dari atom-atom yang

berikatan dan yang terkait dengan molekul secara keseluruhan. Orbital molekul

terbentuk dari hasil interaksi antara dua atau orbital-orbital atom. Di dalam teori

orbital molekul, elektron tidak dimiliki oleh atom tertentu tetapi tersebar dalam

keseluruhan sistem molekul.

Fungsi gelombang () dikenal sebagai orbital atom dan kuadrat dari orbital

(2) yang menyatakan persebaran rapatan elektron dalam orbital. Fungsi gelombang

mengandung tiga bilangan kuantum dan jika nilai spesifik dari ketiganya ditentukan,

hasilnya dinamakan orbital.

Pada percobaan ini, digunakan H2O sebagai molekul yang akan diidentifikasi

sifat-sifatnya. Percobaan perhitungan orbital molekul ini menggunakan aplikasi

penggunaan softwareHyperchem Release 7 untuk membentuk orbital molekul air

(H2O), yaitu molekul diatomik yang tersusun atas atom hidrogen dan atom oksigen.

Digunakan perhitungan single point yang bertujuan untuk menentukan energi

molekul dari struktur yang telah dibuat.Metode yang digunakan adalah semiempiris

yang memungkinkan untuk mengoptimalisasikan geometri suatu senyawa agar

didapat struktur yang paling stabil.

Dalam percobaan ini, digunakan pula berbagai macam opsi rendering, mulai

dari Wire Mesh, Jorgensen Salem, Lines, Plat surface, Shade surface, dan

Translucentsurface. Pada Wire mesh, isosurface tergambar sebagai pola transparan

garis melintang, Pada Jorgensen Salem, isosurface tergambar sebagai garis dengan

molekul struktur tidak tersembunyi. Lines merupakan isosurface yang tergambar

sebagai pola garis melintang, dengan molekul struktur tersembunyi. Pada Plat

surface, isosurface tergambar sebagai permukaan solid dengan bayangan untuk

Page 17: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

mempertinggi tampilan tiga dimensinya. Sedangkan Translucent surface, isosurface

digambarkan dengan halus, permukaan semi transparan.

Percobaan perhitungan orbital molekul ini merupakan aplikasi penggunaan

software Hyperchem Release 7 karena program ini merupakan program yang sangat

teliti digunakan untuk mengetahui struktur, stabilitas dan sifat molekul dengan

menggunakan perhitungan mekanika molekular maupun mekanika kuantum dan

sangat cocok untuk percobaan membentuk orbital molekul air (H2O). Air merupakan

contoh senyawa yang mengandung atom oksigen dengan rumus hibridisasi sp3,

dengan sudut ikatan sebesar 104,5 dan bukan 109,5 yang ideal. Diperkirakan bahwa

orbital dengan elektron menyendiri menekan sudut ikatan H-O-H.

Dalam Semi-emperical digunakan CNDO (Complete Neglect of Differential

Overlap) sebagai metoda kalkulasi. CNDO adalah metode yang paling sederhana

dari SCF(Self Consistent Field), berguna untuk menghitung sifat elektron pada

keadaan dasar dari sistem terbuka ataupun tertutup, optimisasi geometri, dan energi

total.

Orbital molekul yang dihasilkan adalah akibat interaksi orbital-orbital atom

dari atom-atom yang berikatan dan yang terkait dengan molekul secara keseluruhan.

Pada penggunaan program Hyperchem, tahap awal pembentukan molekul air H2O

dilakukan menentukan Default Element pada software yaitu oksigen, kemudian

menjajarkan strukturnya dengan mengatur alignment structure yang memperlihatkan

bentuk molekul H2O yang berbentuk seperti huruf V, bentuk ini disebabkan oleh

adanya perbedaan kepolaran antara atom oksigen dan hidrogen sehingga

menyebabkan adanya momen dipole atau perbedaan kutub diantara kedua atom.

Berikutnya yaitu menghitung fungsi gelombang molekul H2O yang

merupakan deskripsi tentang distribusi elektron dalam keseluruhan molekulnya dan

Page 18: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

diperoleh energi dari orbital molekul air, yaitu sebesar -320,414145 kcal/mol dan

gradiennya adalah 124,385696 eV.

Selanjutnya, dibentuk orbital molekul H2O yang dispesifikasi relatif terhadap

HOMO (Highest Occupied Molecular Orbital) dan LUMO (Lowest Unoccupied

Molecular Orbital) yaitu suatu jenis orbital dengan tingkat energi terendah yang

terisi elektron dan yang tidak terisi elektron. HOMO adalah orbital molekul terisi dan

berenergi tinggi, HOMO-3 menunjukkan orbital dengan 3 tingkat energi lebih rendah

dari HOMO, sedangkan HOMO-0 menunjukkan orbital HOMO itu sendiri. Dari hasil

percobaan, dapat terlihat orbital HOMO-3 memiliki energi paling rendah dari orbital

HOMO-2, orbital HOMO-1 dan orbital HOMO-0, yaitu -40,283588 eV. Hal ini dapat

terjadi karena orbital HOMO-3 memiliki tingkat energi lebih rendah dari HOMO.

LUMO adalah orbital molekul kosong berenergi rendah. LUMO+1

menunjukkan orbital dengan 1 tingkat energi lebih tinggi dibanding LUMO,

sehingga dapat terlihat bahwa orbital molekul LUMO+1 memiliki energi yang lebih

besar dari orbital molekul LUMO+0. Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa

LUMO+1 memiliki energi yang labih besar, yaitu 9,775633 eV.

Dapat dilihat bahwa pada hasil akhir pembentukan molekul H2O berbentuk V,

yang disebabkan oleh adanya orbital sp3 dari atom O yang juga memiliki 2 elektron

tunggal yang selanjutnya akan bertumpang-tindih masing-masing dengan orbital 1s

dari atom H membentuk molekul H2O dan tersisa 2 pasangan elektron bebas.

Diketahui pula bahwa energi terakhir yang diperoleh sebesar 9,775633 eV dengan

index orbital 6 dan simetri 2B2.

LUMO 1

0

HOMO 0

Page 19: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

1

2

3

LUMO+1, energinya sebesar = 9,775633 eV, LUMO+0, energinya sebesar =

8,856927 eV. HOMO-3, energinya sebesar -40,283588 eV, HOMO-2 energinya

sebesar -21,633736 eV, HOMO-1 energinya sebesar -19,133091 eV, HOMO-0,

energinya sebesar = -17,776798 eV.

Perbedaan energi dari tiap molekul disebabkan karena elektron dari tiap

molekul berbeda-beda sesuai dengan tingkatan energi. Proses pembentukan molekul

H2O, dalam bentuk senyawa akan membentuk ikatan hidrogen untuk mengikat

molekul-molekulnya dalam struktur yang kaku tetapi terbuka, membangun struktur

tetrahedral.

Page 20: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan didapatkan kesimpulan bahwa:

a. Fungsi gelombang H2O memiliki energi sebesar -320,414145 eV dan gradiennya

adalah 124,385696 eV.

b. Bentuk orbital molekul H2O dapat dibuat melalui laptop dengan aplikasi software

Hyperchem Release 7,

c. Muatan atomik dapat dihitung berdasarkan HOMO dan LUMO

1. HOMO-3, energinya sebesar -40,283588 eV, dan simetri 1A1,

2. HOMO-1, energinya sebesar -19,133091 eV dan simetri 2A1,

3. HOMO-2, energinya sebesar -21,633736 eV dan simetri 1B2,

4. HOMO-0, energinya sebesar = -17, 776798 eV dan simetri 1B1,

5. LUMO+0, energinya sebesar = 8,856927 eV dan simetri 3A1, dan

6. LUMO+1, energinya sebesar = 9,775633 eV dan simetri 2B2.

d. Penjajaran struktur (structure alignment) dapat digunakan untuk menghitung

fungsi gelombang.

5.2 Saran

Page 21: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

Saya menyarankan kepada laboratorium agar kebersihan laboratorium lebih

diperhatikan lagi demi kenyamanan asisten dan praktikan dalam melakukan

praktikum.

Saya menyarankan untuk percobaan agar dalam melakukan percobaan ini

praktikan diarahkan ke laboratorium komputasi agar percobaan ini lebih kondusif.

Saya menyarankan kepada asisten agar menerangkan lebih jelas tentang

percobaan yang dilakukan agar praktikan tidak bingung dalam melakukan percobaan.

Page 22: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

DAFTAR PUSTAKA

Brady, J. E., 1995, Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi Kelima Jilid Pertama, diterjemahkan oleh Sukmariah M., Kamianti A., Tilda S., Bina Rupa, Jakarta.

Castellan, G. W., 1983, Physical Chemistry third Edition, Addison-Wesley Publishing Company, London.

Dogra, S. K., dan Dogra, S., 1990, Kimia Fisik dan Soal-soal, UI-Press, Jakarta.

Oxtoby, D. W., Gillis, H. P., dan Nachtrieb, N. H., 2003, Kimia Modern, edisi keempat jilid kedua, Erlangga, Jakarta.

Sukardjo, 1989, Ikatan Kimia, Rineka Cipta, Jakarta.

Page 23: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

LEMBAR PENGESAHAN

Page 24: Laporan Fungsi Gelombang Orbital

Makassar, 15 Oktober 2012

Asisten Praktikan

ALFANI MARING DATU M. INSANIAL MUBARAK NIM: H311 09 290 NIM: H311 08 285