Distosia Kelainan His

13
LO. 3 Gangguan Persalinan

description

distonia

Transcript of Distosia Kelainan His

Page 1: Distosia Kelainan His

LO. 3

Gangguan Persalinan

Page 2: Distosia Kelainan His

Distosia Kelainan His

Page 3: Distosia Kelainan His

Jenis-Jenis Kelainan His• Inersia Uteri

His bersifat biasa. fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu dari pada bagian yang lain. Kelainannya terletak pada kontraksi lebih aman, singkat dan jarang dari pada biasa.Keadaan umum biasanya baik dan rasa nyeri tidak seberapa.

• His terlampau kuat ( Hypertonia Uterine Contraction)His ini menyebabkan persalinan dalam waktu yang sangat singkat.Bahaya bagi ibu: terjadi perlukaan luas pd jalan lahir (serviks uteri, vagina dan perineum)Bahaya bagi bayi : bisa alami perdarahan dlm tengkorak krn bagian tersebut alami takanan kuat dalam waktu singkat

• Incoordinate Uterine ContractionTidak ada koordinasi antar bagian atas, tengah dan bawah sehingga his tidak efisien dlm mengadakan pembukaan.

Page 4: Distosia Kelainan His

Etiologi

• Primigravida, terutama primigravida tua• Faktor herediter• Bagian bawah janin tidak berhubungan rapat

dengan segmen bawah uterus • Penegangan rahim yang berlebihan pada

kehamilan ganda maupun hidramnion• Gangguan dalam pembentukan uterus pada

masa embrional

Page 5: Distosia Kelainan His

Penanganan• Inersia Uteri : Bila kepala atau bokong sudah masuk panggul, penderita

disuruh berjalan-jalan agar his menjadi kuat.

• Hypertonia Uterine Contraction : Tidak banyak yang dapat dilakukan karena biasanya bayi sudah lahir tanpa penolong. Dan kemungkinan besar akan berulang sehingga pada kehamilan selanjutnya perlu dirawat sebelum persalinan untuk diawasi (episiotomi untuk cegah ruptur perinei III)

• Incoordinate Uterine ContractionHanya diobati secara simtomatis krn belum ada obat yang dapat memperbaiki koordinasi fungsional.Yang dapat dilakukan berupa mengurangi tonus otot dan mengurangi ketakutan penderita serta pemberian analgetika (pethidin). Dan bila pembukaan belum lengkap, perlu dipertimbangkan seksio secarea.

Page 6: Distosia Kelainan His

Penyakit Tidak Berhubungan Langsung dengan Kehamilan

Traktus Digestivus

Page 7: Distosia Kelainan His

Esofagus

A. Pirosis (heart burn)

•Nyeri dada karena masuknya isi lambung kedalam esofagus bagian bawah•Keluhan sering ditemukan pada kehamilan, terutama dalam posisi tengkurap, atau menelan suatu makanan atau obat.•Pada kehamilan tua, agak sering ditemui karena tekanan rahim yang membesar.•Pengobatan cukup dengan pemberian antasid, mengubah posisi tubuh dan menegakkan kepala srta mencegah tengkurap setelah makan

Page 8: Distosia Kelainan His

B. Esofagus Erosiva

•Merupakan akibat yg gawat dari kembalinya isi lambung kedalam esofagus.•Manifestasi Klinis : Disfagia disertai pirosis. Dapat pula terjadi hematemesisdan pd esofagoskopi menunjukan erosio berdarah pd selaput lendir 1/3 bawah esofagus.• Penanganan = Pirosis

Page 9: Distosia Kelainan His

LambungHernia Hiatus Diafragmatika• HHD ialah masuknya bagian atas lambung

kedalam lubang diafragma.• Sering dijumpai dlm kehamilan, kira2 17 % ,

terutama dalam kehamilan trimester III. Dan lebih sering pada multipara dalam usia lanjut.

• Manifestasi klinis : mengeluh ganguan pencernaan berupa pirosis, muntah2, kadang hematemesis, BB menurun, sesak nafas, sianotik, kadang dapat jatuh dl syok.

• Penangana : secara simtomatik, penderita ditidurkan setengah duduk, makanan diberi dalam porsi sedikit-sedikit.

Page 10: Distosia Kelainan His

KETUBAN PECAH DINIKetuban pecah dini (KPD) atau ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) atau ketuban pecah prematur (KPP) adalah keluarnya cairan dari jalan lahir/vagina sebelum proses persalinan.EtiologiPenyebab dari KPD tidak atau masih belum diketahui secara jelas maka usaha preventif tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha menekan infeksi.Faktor yang berhubungan dengan meningkatnya insidensi KPD antara lain :

– Fisiologi selaput amnion/ketuban yang abnormal– Inkompetensi serviks– Infeksi vagina/serviks– Kehamilan ganda– Polihidramnion– Trauma– Distensi uteri– Stress maternal– Stress fetal– Infeksi– Serviks yang pendek– Prosedur medis

Page 11: Distosia Kelainan His

DiagnosaSecara klinik diagnosa ketuban pecah dini tidak sukar dibuat anamnesa pada klien dengan keluarnya air seperti kencing dengan tanda-tanda yang khas sudah dapat menilai itu mengarah ke ketuban pecah dini. Untuk menentukan betul tidaknya ketuban pecah dini bisa dilakukan dengan cara :• Adanya cairan yang berisi mekonium (kotoran janin), verniks kaseosa (lemak putih) rambut lanugo atau (bulu-

bulu halus) bila telah terinfeksi bau• Pemeriksaan inspekulo, lihat dan perhatikan apakah memang air ketuban keluar dari kanalis servikalis pada

bagian yang sudah pecah, atau terdapat cairan ketuban pada forniks posterior• USG : volume cairan amnion berkurang/oligohidramnion• Terdapat infeksi genital (sistemik)• Gejala chorioamnionitisMaternal : demam (dan takikardi), uterine tenderness, cairan amnion yang keruh dan berbau, leukositosis (peningkatan sel darah putih) meninggi, leukosit esterase (LEA) meningkat, kultur darah/urinFetal : takikardi, kardiotokografi, profilbiofisik, volume cairan ketuban berkurangCairan amnionTes cairan amnion, diantaranya dengan kultur/gram stain, fetal fibronectin, glukosa, leukosit esterase (LEA) dan sitokin.• Jika terjadi chorioamnionitis maka angka mortalitas neonatal 4x lebih besar, angka respiratory distress,

neonatal sepsis dan pardarahan intraventrikuler 3x lebih besar• Dilakukan tes valsava, tes nitrazin dan tes fern• Normal pH cairan vagina 4,5-5,5 dan normal pH cairan amnion 7,0-7,5Dilakukan uji kertas lakmus/nitrazine test – Jadi biru (basa) : air ketuban– Jadi merah (asam) : air kencing

Page 12: Distosia Kelainan His

Prognosis/komplikasiPrognosis ibu• Infeksi intrapartal/dalam persalinan• Jika terjadi infeksi dan kontraksi ketuban pecah maka bisa menyebabkan sepsis yang selanjutnya dapat

mengakibatkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas• Infeksi puerperalis/ masa nifas• Dry labour/Partus lama• Perdarahan post partum• Meningkatkan tindakan operatif obstetri (khususnya SC)• Morbiditas dan mortalitas maternalPrognosis janin• Prematuritas• Masalah yang dapat terjadi pada persalinan prematur diantaranya adalah respiratory distress sindrome,

hypothermia, neonatal feeding problem, retinopathy of premturity, intraventricular hemorrhage, necrotizing enterocolitis, brain disorder (and risk of cerebral palsy), hyperbilirubinemia, anemia, sepsis.

• Prolaps funiculli/ penurunan tali pusat• Hipoksia dan Asfiksia sekunder (kekurangan oksigen pada bayi)• Mengakibatkan kompresi tali pusat, prolaps uteri, dry labour/pertus lama, apgar score rendah,

ensefalopaty, cerebral palsy, perdarahan intrakranial, renal failure, respiratory distress.• Sindrom deformitas janin• Terjadi akibat oligohidramnion. Diantaranya terjadi hipoplasia paru, deformitas ekstremitas dan

pertumbuhan janin terhambat (PJT)• Morbiditas dan mortalitas perinatal

Page 13: Distosia Kelainan His

Penatalaksanaan• Penatalaksanaan ketuban pecah dini tergantung pada umur

kehamilan dan tanda infeksi intrauterin• Pada umumnya lebih baik untuk membawa semua pasien dengan

KPD ke RS dan melahirkan bayi yang berumur > 37 minggu dalam 24 jam dari pecahnya ketuban untuk memperkecil resiko infeksi intrauterin

• Tindakan konservatif (mempertahankan kehamilan) diantaranya pemberian antibiotik dan cegah infeksi (tidak melakukan pemeriksaan dalam), tokolisis, pematangan paru, amnioinfusi, epitelisasi (vit C dan trace element, masih kontroversi), fetal and maternal monitoring. Tindakan aktif (terminasi/mengakhiri kehamilan) yaitu dengan sectio caesarea (SC) atau pun partus pervaginam

• Untuk usia kehamilan <37 minggu dilakukan penanganan konservatif dengan mempertahankan kehamilan sampai usia kehamilan matur.