Distosia Akibat Kelainan Jalan Lahir

8
DISTOSIA AKIBAT KELAINAN JALAN LAHIR Distosia karena kelainan jalan lahir dapat disebabkan adanya kelainan pada jaringan keras / tulang panggul, atau kelainan pada jaringan lunak panggul. Kelainan tulang panggul Dapat berupa : 1. Kelainan bentuk panggul yang tidak normal gynecoid, misalnya panggul jenis Naegele, Rachitis, Scoliosis, Kyphosis, Robert dan lain- lain. 2. Kelainan ukuran panggul. Bentuk panggul wanita yang paling ideal untuk persalinan adalah bentuk gynecoid (klasifikasi Caldwell - Moloy). Variasi bentuk lain yaitu bentuk android, antropoid, platipeloid (lihat juga kuliah panggul). Ukuran rata-rata panggul wanita normal Pintu atas panggul (pelvic inlet) : Diameter transversa (DT) + 13.5 cm. Conjugata vera (CV) + 12.0 cm. Jumlah rata-rata kedua diameter minimal 22.0 cm. Pintu tengah panggul (mid pelvis) :

Transcript of Distosia Akibat Kelainan Jalan Lahir

Page 1: Distosia Akibat Kelainan Jalan Lahir

DISTOSIA AKIBAT KELAINAN JALAN LAHIR

Distosia karena kelainan jalan lahir dapat disebabkan adanya kelainan pada

jaringan keras / tulang panggul, atau kelainan pada jaringan lunak panggul.

Kelainan tulang panggul

Dapat berupa :

1. Kelainan bentuk panggul yang tidak normal gynecoid, misalnya panggul

jenis Naegele, Rachitis, Scoliosis, Kyphosis, Robert dan lain-lain.

2. Kelainan ukuran panggul. Bentuk panggul wanita yang paling ideal untuk

persalinan adalah bentuk gynecoid (klasifikasi Caldwell - Moloy). Variasi

bentuk lain yaitu bentuk android, antropoid, platipeloid (lihat juga kuliah

panggul).

Ukuran rata-rata panggul wanita normal

Pintu atas panggul (pelvic inlet) :

Diameter transversa (DT) + 13.5 cm. Conjugata vera (CV) + 12.0 cm. Jumlah

rata-rata kedua diameter minimal 22.0 cm.

Pintu tengah panggul (mid pelvis) :

Distansia interspinarum (DI) + 10.5 cm. Diameter anterior posterior (AP) + 11.0

cm. Jumlah rata-rata kedua diameter minimal 20.0 cm.

Pintu bawah panggul (pelvic outlet) :

Diameter anterior posterior (AP) + 7.5 cm. Distansia intertuberosum + 10.5 cm.

Jumlah rata-rata kedua diameter minimal 16.0 cm.

Bila jumlah rata-rata ukuran pintu-pintu panggul tersebut kurang, maka panggul

tersebut kurang sesuai untuk proses persalinan pervaginam spontan.

Kemacetan persalinan paling sering terjadi pada pintu atas panggul (H-I) atau

pintu tengah panggul (sampai H-III).

Page 2: Distosia Akibat Kelainan Jalan Lahir

Kelainan bentuk atau ukuran panggul dapat diketahui dari anamnesis dan

pemeriksaan yang baik.

Anamnesis perlu ditanyakan riwayat penyakit dahulu, ada/tidak penyakit rachitis,

patah tulang panggul, coxitis dan sebagainya. Pelvimetri klinik atau radiologik

harus dapat menentukan perkiraan bentuk dan ukuran panggul dengan baik.

Pada keadaan panggul patologik, anak dengan berat janin di atas 2500 gram akan

sulit dilahirkan. Untuk itu dipertimbangkan sectio cesarea.

Normal berat anak yang dilahirkan seorang ibu adalah antara 2500 - 4000 gram.

Bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4000 g disebut makrosomia.

Bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 g disebut bayi berat lahir rendah

(bedakan dengan prematuritas !! BBLR belum tentu prematur)

Ukuran umum / tidak baku terhadap pembagian berat badan bayi normal :

antara 3500 - 4000 g digolongkan bayi besar, antara 3000 - 3500 g termasuk

sedang dan antara 2500 - 3000 g tergolong kecil. Dengan demikian panggul

disebut luas bila panggul tersebut dapat dilewati oleh anak yang beratnya rata-rata

3500 - 4000 g, sedang bila dapat dilewati anak 3000 - 3500 g, sempit bila dapat

dilewati anak sampai 2500 - 3000 g.

(HATI-HATI : Salah kaprah tapi sering digunakan dalam klinik !!)

Yaitu menentukan perkiraan imbang feto-pelvik dengan berdasarkan nilai taksiran

berat janin (TBJ).

Cara ini sering digunakan, karena memang diameter terbesar kepala janin yang

PASTI hanya dapat diperiksa dengan USG padahal sering tidak terdapat USG di

klinik / puskesmas.

Kapasitas pintu atas panggul (pelvic inlet capacity, IC) dan pintu tengah panggul

(midpelvic capacity, MC) dapat dihitung dengan rumus :

Misalnya setelah diperiksa dan dihitung dengan rumus, X = 95% dan Y = 80%.

Interpretasinya adalah kapasitas inlet panggul dihitung dalam gram adalah 95% x

Page 3: Distosia Akibat Kelainan Jalan Lahir

4000 g = 3800 g, dan kapasitas midpelvis adalah 80% x 4000 g = 3200 g. Maka

kapasitas terkecil panggul itu adalah 3200 g, karena jika lebih dari itu bayi tidak

akan dapat melewati midpelvis. Nilai ini disebut sebagai DAYA AKOMODASI

PANGGUL (DAP).

Daya akomodasi panggul

Kemampuan suatu panggul untuk dapat dilewati oleh anak terbesar, nilainya sama

dengan kapasitas terkecil bidang panggul tersebut.

Bentuk dan ukuran panggul pada wanita dewasa umumnya tetap seumur hidup,

kecuali jika ada pengaruh trauma, infeksi panggul, atau tumor. Begitu pula daya

akomodasi panggul wanita tersebut akan tetap. Sehingga jika ada riwayat

pemeriksaan panggul dengan radiologi (Roentgen, CT scan atau ultrasonografi),

jika tidak ada kecurigaan yang memungkinkan terjadi perubahan tersebut,

pemeriksaan tidak perlu diulangi lagi.

Kelainan bentuk panggul (panggul abnormal / patologik) : langsung sectio cesarea

!!

Kelainan ukuran panggul dengan bentuk normal : partus percobaan.

Pada setiap kehamilan atau persalinan yang dialami seorang wanita, yang dapat

berubah adalah berat badan janin. Besar atau berat janin ini dapat ditentukan

dengan pengamatan berdasarkan pengalaman atau dengan alat ultrasonografi.

Kesalahan penafsiran berat anak yang paling besar sebaiknya tidak melebihi 10%

berat anak yang sesungguhnya.

Pada kecurigaan / suspek CPD, dapat dilakukan partus percobaan pervaginam,

dengan catatan kesiapan sarana untuk sectio cesarea cito harus ada.

Partus percobaan

Adalah suatu partus fisiologis yang dilakukan pada kehamilan aterm, anak

presentasi belakang kepala dengan suspek disproporsi sefalopelvik (CPD).

Page 4: Distosia Akibat Kelainan Jalan Lahir

Tujuan tindakan partus percobaan adalah memastikan ada tidaknya CPD.

Dimulai saat penderita dinyatakan in partu, dengan penilaian kemajuan persalinan

dimulai setelah persalinan masuk fase aktif. Penilaian dilakukan setiap 2 jam.

Yang dinilai dalam partus percobaan :

- kemajuan pembukaan serviks

- turunnya kepala

- putaran paksi dalam (memutarnya ubun-ubun kecil ke depan)

Bila pada setiap penilaian per 2 jam tersebut terdapat perubahan yang bermakna

komponen yang dinilai itu, maka partus percobaan dikatakan ada kemajuan dan

diteruskan.

Bila dari 3 komponen tersebut tidak ada kemajuan yang bermakna, maka partus

percobaan dikatakan gagal, dipastikan ada CPD dan persalinan diakhiri dengan

sectio cesarea.

Partus percobaan harus dihentikan dan dilanjutkan dengan sectio cesarea segera

jika :

- ada tanda-tanda hipoksia / asfiksia janin

- ada tanda-tanda ruptura uteri membakat

Partus percobaan dikatakan berhasil jika ukuran terbesar kepala janin telah

melewati bidang panggul yang dinilai / dicurigai, misalnya :

1. klinis diperkirakan kepala telah melewati pintu atas panggul, jika bagian

terendah tulang kepala (bukan moulage atau kaput besar) telah melewati bidang

Hodge III (H-III+).

2. klinis diperkirakan kepala telah melewati pintu tengah panggul, jika bagian

terendah tulang kepala (bukan moulage atau kaput besar) telah melewati Hodge

IV (H-IV+).

Page 5: Distosia Akibat Kelainan Jalan Lahir

Sesudah partus percobaan dinyatakan berhasil, persalinan dapat diselesaikan

spontan atau dengan alat bantu cunam atau vakum.

PRINSIP !!

TIDAK ADA indikasi partus percobaan pada presentasi lain selain presentasi

belakang kepala. Jika ada suspek CPD pada presentasi lain, persalinan diakhiri

dengan sectio cesarea.

(dr.Handaya : hati-hati, yang betul partus percobaan, bukan coba-coba partus !!)

Kelainan jaringan lunak urogenital

Tidak jarang distosia disebabkan adanya kelainan dari jaringan lunak urogenital.

Keadaan yang sering dijumpai adalah distosia yang disebabkan oleh tumor

ovarium yang mengisi jalan lahir. Selain distosia, jika persalinan dipaksakan

pervaginam kemungkinan juga terjadi pecahnya tumor tersebut.

Keadaan lain yang juga dapat menyebabkan distosia adalah kelainan uterus,

kelainan serviks, septum vagina dan adanya edema vulva.

Penilaian organ-organ ini dalam persalinan hendaknya dilakukan dengan seksama,

sehingga keadaan kemungkinan adanya distosia akibat kelainan organ ini dapat

segera diatasi.

Umumnya pada distosia akibat kelainan jaringan lunak, anak dilahirkan dengan

sectio cesarea.