disosiatif

18
Gangguan Disosiatif & Psikofisiologis Pertemuan 13 GANGGUAN DISOSIATIF I.DEFINISI Gangguan disosiatif adalah sebuah kelompok gangguan yang ditandai oleh suatu kekacauan atau disosiasi dari fungsi identitas, kesadaran, dan ingatan. Dalam kondisi normal, individu mengetahui siapa dirinya (misalnya mengetahui siapa namanya, dimana tempat tinggalnya, apa yang dilakukan untuk menghidupi dirinya, ingat peristiwa yang terjadi dalam hidupnya, dan mengetahui apa saja yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, walaupun tidak secara mendetil). Secara normal, ada kesatuan kesadaran yang dapat membangkitkan sence of self. Gangguan disosiatif mayor mencakup empat jenis gangguan, yaitu : Gangguan Identitas Disosiatif, Amnesia Disosiatif, Fugue Disosiatif, Gangguan Depersonalisasi. Di bawah ini akan dijelaskan masing-masing jenis gangguan beserta dengan ciri-cirinya. II. GANGGUAN IDENTITAS DISOSIATIF Kisah Billy Milligan (23 tahun) Kasus : Penyerangan, perampokan, pemerkosaan terhadap 4 mahasiswa. Riwayat : Mengalami kebrutalan/kekerasan di masa kecil ; Diberhentikan secara tidak terhormat dari AL ; Percobaan bunuh diri Nama Usia Profesi Karakteristik Arthur Perasa, tipe flegmatik Danny 14 th Pelukis benda tak bergerak PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Widiawati ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 1

description

disosiatif

Transcript of disosiatif

Page 1: disosiatif

Gangguan Disosiatif & Psikofisiologis Pertemuan 13

GANGGUAN DISOSIATIF

I. DEFINISI

Gangguan disosiatif adalah sebuah kelompok gangguan yang ditandai oleh suatu

kekacauan atau disosiasi dari fungsi identitas, kesadaran, dan ingatan. Dalam kondisi

normal, individu mengetahui siapa dirinya (misalnya mengetahui siapa namanya, dimana

tempat tinggalnya, apa yang dilakukan untuk menghidupi dirinya, ingat peristiwa yang

terjadi dalam hidupnya, dan mengetahui apa saja yang terjadi dalam beberapa tahun

terakhir, walaupun tidak secara mendetil). Secara normal, ada kesatuan kesadaran yang

dapat membangkitkan sence of self. Gangguan disosiatif mayor mencakup empat jenis

gangguan, yaitu : Gangguan Identitas Disosiatif, Amnesia Disosiatif, Fugue Disosiatif,

Gangguan Depersonalisasi. Di bawah ini akan dijelaskan masing-masing jenis gangguan

beserta dengan ciri-cirinya.

II. GANGGUAN IDENTITAS DISOSIATIF

Kisah Billy Milligan (23 tahun)

Kasus : Penyerangan, perampokan, pemerkosaan terhadap 4 mahasiswa.

Riwayat : Mengalami kebrutalan/kekerasan di masa kecil ; Diberhentikan secara tidak terhormat dari AL ; Percobaan bunuh diri

Nama Usia Profesi Karakteristik

Arthur Perasa, tipe flegmatik

Danny 14 th Pelukis benda tak bergerak

Christopher 13 th Normal, namun mudah cemas

Christine 3 th

Tommy 16 th Ahli melepaskan diri dari borgol

Alter yang mendaftar ke AL

Antisosial

Allen 18 th Penipu, yang suka merokok

Adalena 19 th Pelaku pemerkosaan Lesbian introvert

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 1

Page 2: disosiatif

Gangguan Disosiatif & Psikofisiologis Pertemuan 13

David 9 th Pencemas, yang secara terang-terangan menunjukkan penderitaan akibat trauma masa kecil

Billy ditetapkan tidak bersalah, karena didiagnosis mengalami gangguan kepribadian

ganda (sekarang disebut gangguan identitas disosiatif).

Gangguan identitas disosiatif digolongkan sebagai gangguan disosiatif, yaitu sebuah tipe

gangguan psikologis yang melibatkan suatu perubahan atau gangguan dalam fungsi self

yang membentuk sebuah kepribadian utuh (yang dimaksud self disini adalah identitas,

memori, kesadaran).

Pada gangguan identitas disosiatif, dua atau lebih kepribadian menempati tubuh satu

orang. Kepribadian-kepribadian itulah yang disebut dengan kepribadian alter, dimana

kepribadian alter ini dapat sadar atau tidak sadar akan keberadaan kepribadian alter

lainnya. Dalam sebuah penelitian, kepribadian alter dapat menunjukkan hasil rekaman

EEG, reaksi alergi, respon terhadap pengobatan, hasil pemeriksaan mata, ataupun besar

pupil yang berbeda dengan kepribadian inti. Dalam gangguan identitas disosiatif, muncul

dua atau lebih kepribadian alter, dimana kepribadian utama tidak sadar dengan kehadiran

kepribadian alter ; sedangkan kepribadian alter sadar akan keberadaan kepribadian utama.

Kepribadian alter berfungsi sebagai mikrokosmos dari tema dorongan dan budaya yang

saling bertentangan, misalnya ambivalensi seksual dan perubahan orientasi seksual.

Kepribadian alter yang satu, dapat sadar/tidak sadar dengan kepribadian alter lainnya. Di

sisi lain, ada kemungkinan antar dua kepribadian alter bersaing untuk memegang kendali

atas kepribadian utama. Beberapa alter mencakup usia dan jenis kelamin yang berbeda.

Beberapa kepribadian alter menunjukkan simtom psikosis (halusinasi atau delusi).

Ciri-ciri diagnostik dari Gangguan Identitas Disosiatif menurut DSM adalah :

1. Sedikitnya dua kepribadian yang berbeda ada dalam diri seseorang, dimana masing-masing

memiliki pola relatif kekal dan berbeda dalam mempersepsikan, memikirkan, dan berhubungan

dengan lingkungan maupun self.

2. Dua atau lebih dari kepribadian ini secara berulang mengambil kontrol penuh atas perilaku

individu.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 2

Page 3: disosiatif

Gangguan Disosiatif & Psikofisiologis Pertemuan 13

3. Ada kegagalan untuk mengingat kembali informasi pribadi penting yang terlalu substansial untuk

dianggap sebagai lupa biasa.

4. Gangguan ini tidak dianggap terjadi karena efek zat psikoaktif atau kondisi medis umum.

Gangguan ini sangat kontroversial, dan mengundang banyak pertanyaan, apakah

sesungguhnya gangguan ini benar-benar ada dan nyata. Menurut beberapa penelitian,

gangguan ini hanya terdapat di negara-negara Amerika Utara. Beberapa Negara di Eropa

dan Asia tidak menemukan satu kasus pun mengenai gangguan ini. Beberapa peneliti juga

meyakini bahwa gangguan ini terlau cepat didiagnosis pada orang-orang yang mudah

tersugesti bahwa mereka mengalami gangguan tersebut. Seorang psikolog bernama

Nicholas Spanos meyakini bahwa kepribadian ganda merupakan bentuk bermain peran,

dimana individu menganggap diri mereka memiliki peran ganda, lalu bertindak dengan cara

yang konsisten dengan konsep mengenai gangguan tersebut, dan pada akhirnya permainan

peran tersebut tertanam kuat sehingga menjadi suatu kenyataan. Faktor reinforcement juga

dapat menjelaskan timbulnya kepribadian ganda, yaitu : mendapat perhatian orang lain dan

menghindari tanggung jawab untuk tingkah laku yang tidak dapat diterima.

III.AMNESIA DISOSIATIF

Gangguan ini adalah tipe paling umum dari gangguan disosiatif. Gangguan ini pada

awalnya disebut gangguan amnesia psikogenik. Gangguan amnesia disosiatif adalah suatu

gangguan disosiatif dimana seseorang mengalami kehilangan ingatan tanpa sebab organis

yang dapat teridentifikasi.

Orang dengan gangguan ini menjadi tidak mampu menyebutkan kembali informasi pribadi

yang penting, biasanya melibatkan pengalaman yang traumatis atau penuh tekanan, dalam

bentuk yang tidak dapat dianggap sebagai lupa biasa. Hilang ingatan ini bukan disebabkan

oleh penyebab organis tertentu (kerusakan otak, penyakit) atau efek langsung dari obat-

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 3

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar kontroversi ini, silahkan anda mencari sumber-sumber lain, dari buku atau

internet.

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar kontroversi ini, silahkan anda mencari sumber-sumber lain, dari buku atau

internet.

Page 4: disosiatif

Gangguan Disosiatif & Psikofisiologis Pertemuan 13

obatan dan alkohol. Ingatan yang hilang dalam gangguan ini dapat kembali, meskipun

gangguan ini sudah terjadi selama beberapa hari, minggu, atau tahun.

Amnesia disosiatif memiliki dua bentuk, yaitu (1) Amnesia Selektif, dimana orang hanya

lupa pada hal-hal khusus yang mengganggu, yang terdapat dalam suatu periode tertentu.

Misal, seseorang dapat mengingat kecelakaan yang menimpanya, tetapi tidak ingat bahwa

kecelakaan itu menyebabkan kematian adiknya ; (b) Amnesia Menyeluruh. Orang

melupakan siapa dirinya, pekerjaan, tempat tinggal, atau seluruh kehidupannya. Walaupun

demikian, orang tersebut tetap dapat mempertahankan kebiasaan, selera,

keterampilannya. Misalnya mengetahui hobi akan melukis, membaca, dan lain sebagainya.

IV.FUGUE DISOSIATIF

Fugue berasal dari bahasa Latin yang fugere, yang artinya melarikan diri. Orang yang

mengalami gangguan fugue disosiatif akan melakukan perjalanan secara tiba-tiba dan

tanpa diduga dari rumah atau tempat kerjanya ; tidak mampu mengingat kembali informasi

yang sebelumnya ; menjadi bingung akan identitasnya ; dan berasumsi memiliki identitas

yang baru. Fugue tidak dianggap sebagai psikotik, karena yang memiliki gangguan ini

dapat berpikir dan berperilaku cukup normal.

V. GANGGUAN DEPERSONALISASI

Depersonalisasi merupakan perasaan ketidaknyataan atau keterpisahan diri dari tubuh

atau lingkungan sekitar. Derealisasi merupakan perasaan tidak nyata mengenai dunia luar

yang mencakup perubahan aneh pada lingkungan atau dalam periode waktu. Misalnya,

melihat orang dan objek dapat berubah ukuran atau bentuknya, serta dapat mengeluarkan

suara yang berbeda. Orang dengan depersonalisasi tetap memiliki kontak dengan realitas,

dapat membedakan kenyataan dan ketidaknyataan, dapat mengenali dirinya, memiliki

ingatan yang baik. Perasaan depersonalisasi biasanya datang tiba-tiba dan menghilang

secara bertahap. Gangguan depersonalisasi dapat disebut gangguan jika pengalaman

depersonalisasi berulang kali terjadi dan menimbulkan distres yang jelas.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 4

Page 5: disosiatif

Gangguan Disosiatif & Psikofisiologis Pertemuan 13

Ciri-ciri diagnostik dari Gangguan Depersonalisasi :

1. Pengalaman yang berulang atau persisten dari depersonalisasi, yang ditandai oleh

perasaan terpisah dari proses mental atau tubuh seseorang, seolah-olah seseorang

menjadi pengamat luar dari dirinya sendiri. Pengalaman ini dapat memiliki karakteristik

seperti mimpi.

2. Individu tersebut mampu mempertahankan pengujian realitas saat keadaan

depersonalisasi (misal, membedakan kenyataan dan ketidaknyataan)

3. Pengalaman depersonalisasi menyebabkan distres atau hendaya pribadi yang signifikan

pada satu atau lebih area fungsi yang penting, seperti fungsi sosial atau pekerjaan.

4. Pengalaman depersonalisasi tidak dapat dimasukkan ke dalam gangguan lain atau tidak

merupakan efek langsung dari obat-obatan, alkohol, atau kondisi medis.

VI.PANDANGAN TEORITIS

1. Psikodinamika

Menurut teretikus psikodinamika, gangguan disosiatif disebabkan karena tindakan

represi besar-besaran, yang menyebabkan terpisahnya impuls yang tidak dapat diterima

dan ingatan yang menyakitkan dari kesadaran seseorang. Dalam amnesia dan fugue

disosiatif, ego melindungi dirinya dari kecemasan dengan mengeluarkan ingatan yang

mengganggu atau dengan mendisosiasi impuls menakutkan yang bersifat seksual atau

agresif. Misal, pada gangguan kepribadian ganda, orang mengekspresikan impuls

dorongan seksual, melalui pengembangan kepribadian alter. Pada depersonalisasi,

orang berada di luar dirinya supaya aman, dengan cara menjauh dari pertarungan emosi

di dalam dirinya.

2. Kognitif dan Belajar

Menurut teretikus belajar dan kognitif, disosiasi disebabkan karena respon yang

dipelajari, yang meliputi proses tidak berpikir tentang tindakan atau pikiran yang

mengganggu dalam rangka menghindari rasa bersalah dan malu yang ditimbulkan oleh

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 5

Page 6: disosiatif

Gangguan Disosiatif & Psikofisiologis Pertemuan 13

pengalaman-pengalaman itu. Kebiasaan tidak berpikir itu dikuatkan oleh perasaan

bebas akan kecemasan.

3. Disfungsi Otak

Belum ada penelitian yang menyebutkan dengan pasti bahwa disfungsi otak

menyebabkan perilaku disosiatif. Satu penelitian menunjukkan adanya perbedaan

aktivitas metabolisme otak antara orang dengan gangguan depersonalisasi dengan

orang yang normal. Bukti ini menjelaskan adanya kemungkinan disfungsi otak yang

mempengaruhi fungsi persepsi. Fungsi persepsi yang terganggu dapat menjelaskan

mengapa orang-orang dengan depersonalisasi memiliki perasaan terpisah.

4. Model Diatesis Stres

Diatesis

VII. PENANGANAN

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 6

Trait-trai kepribadian tertentu :

kecenderungan berfantasi, tingkat

kemudahan yang tinggi untuk dihipnotis,

terbuka pada kondisi kesadaran alter

Penyiksaan fisik/seksual di masa kecil, trauma perang, kecelakaan hebat, tekanan dalam mengatasi masalah

keuangan yang berat, harapan menghindari

hukuman atas perilaku yang tidak sesuai

Gangguan Disosiatif :

G. Identitas Disosiatif

Amnesia Disosiatif

Fugue Disosiatif

Depersonalisasi

Page 7: disosiatif

Gangguan Disosiatif & Psikofisiologis Pertemuan 13

Amnesia dan fugue disosiatif merupakan pengalaman yang mengambang dan segera

berakhir. Namun, depersonalisasi sifatnya persisten dan biasanya muncul jika orang

tersebut mengalami kecemasan atau depresi ringan.

Dalam sudut pandang psikoanalisa, psikoanalis akan membantu orang yang mengalami

gangguan identitas disosiatif untuk mengungkapkan dan belajar mengatasi trauma masa

kecil.

PSIKOFISIOLOGIS

Psikofisiologis / psikosomatis adalah gangguan fisik yang disebabkan karena pengaruh faktor

psikologis. Ada beberapa bentuk gangguan fisik yang dipengaruhi faktor psikologis, yaitu :

1. Sakit Kepala

Sakit kepala merupakan simtom dari berbagai gangguan medis.

Namun, jika sakit kepala tidak terjadi bersama gejala-gejala yang

lain, maka sakit kepala merupakan psikofisiologis, yaitu gangguan

fisik yang disebabkan karena stres.

Stres menyebabkan kontraksi yang kuat terhadap kulit kepala, muka, leher, dan bahu.

Kondisi ini menyebabkan sakit kepala yang kronis dan periodik. Sakit kepala seperti ini

akan menyebabkan rasa sakit yang terus menerus di kedua sisi kepala.

Sakit kepala (termasuk di dalamnya sakit kepala sebelah/migren), disebabkan karena

adanya perubahan aliran darah di kepala). Migren dapat berlangsung selama beberapa

jam sampai beberapa hari (4 sampai 72 jam). Migren ditandai dengan rasa sakit yang

menusuk di sebelah sisi kepala atau di belakang mata. Orang yang mengalami ini

seringkali merasakan sakit yang tidak tertahankan.

Ada dua tipe utama migren, yaitu : (a) Migren tanpa aura/migren biasa ; (b) Migren

dengan aura/migren klasik. Migren ini memiliki tanda peringatan sebelum terjadinya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 7

Page 8: disosiatif

Gangguan Disosiatif & Psikofisiologis Pertemuan 13

serangan, yaitu distorsi persepsi, seperti kilatan cahaya, gangguan pandangan, atau

pandangan gelap gulita.

Perspektif Teoritis. Beberapa orang yang mengalami stres akan menderita penyakit

tertentu, karena adanya prinsip kekhususan respons individual (individual response

specificity). IRS adalah cara individu merespon stres dengan caranya masing-masing

yang khas. Jadi orang yang menderita sakit kepala akan merespon stres dengan cara

menegangkan otot-otot kening, bahu, dan leher.

Ada beberapa penyebab sakit kepala, yaitu : (a) Ketidakstabilan serotonin kimiawi otak.

Turunnya serotonin di otak menyebabkan pembuluh darah di otak mengalami kontraksi

(menyempit kemudian mengembang). Peregangan ini menyebabkan rasa sakit, yang

diasosiasikan dengan migren ; (b) adanya stimulus berupa sinar terang ; (c) perubahan

dalam tekanan udara ; (d) serbuk ; (e) obat tertentu ; (f) MSG ; (g) anggur merah ; (h)

kondisi lapar ; (i) perubahan hormonal pada wanita yang mengalami menstruasi.

Penanganan Medis. Rasa sakit pada sakit kepala/migren dapat dikurangi dengan obat

penghilang rasa sakit, seperti aspirin, ibuprofen, acetaminophen, atau kafein. Obat-

obatan ini membantu menyempitkan pembuluh darah otak yang mengembang/melebar

dan mengatur aktivitas serotonin.

Penanganan Psikologis. (a) Biofeedback Training/BFT, teknik membantu individu

memperoleh kendali terhadap berbagai fungsi tubuh (seperti tegangan otot dan

gelombang otak) dengan memberi feedback tentang fungsi tubuh dalam bentuk auditori

atau visual ; (b) Electromyographic/EMG biofeedback, teknik memberikan informasi

tentang tegangan otot di dahi ; (c) Thermal BFT, teknik mengurangi migren dengan

meningkatkan temperatur di dahi ; (d) Relaksasi ; (e) Pelatihan keterampilan coping.

2. Kardiovaskular

Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit atau gangguan dalam sistem kardiovaskular,

seperti penyakit jantung koroner (coronary heart disease/CHD) dan hipertensi.

Faktor Biologis

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 8

Page 9: disosiatif

Gangguan Disosiatif & Psikofisiologis Pertemuan 13

Penyakit jantung koroner terjadi karena atherosclerosis, yaitu suatu penimbunan

lemak sepanjang dinding arteri yang menyebabkan terjadinya sumbatan.

Atherosclerosis menyebabkan arteriosclerosis (pengerasan arteri), yaitu dinding arteri

menjadi tebal, keras, dan berkurang elastisitasnya. Akibatnya darah sulit mengalir

dengan bebas ke jantung dan terjadi serangan jantung/myocardial infarction.

Faktor resiko tidak dapat dikendalikan, seperti usia, riwayat penyakit dalam keluarga.

Faktor resiko yang dapat dikendalikan, seperti kolesterol, hipertensi, rokok, pola

makan, konsumsi alkohol, konsumsi makanan tinggi lemak.

Faktor Psikologis

Emosi negatif, seperti marah dan cemas

Pola tingkah laku tipe A. Pola tingkah laku ini ditandai oleh berkemauan keras, cepat

marah/hostilitas, ambisius, tidak sabaran, kompetitif.

Stres lingkungan sosial, seperti kerja lembur, mengerjakan pekerjaan yang terus

menerus ada, menghadapi tuntutan yang saling bertentangan.

Penanganan

Menjalani pola hidup sehat, seperti tidak merokok, mengurangi konsumsi makanan

berlemak tinggi, tidak mengkonsumsi alkohol, rajin berolahraga.

Mengubah tingkah laku tipe A, karena mengurangi tingkah laku tipe ini dapat

mengurangi resiko serangan jantung.

3. Asma

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 9

Silahkan baca juga…………

http://medicastore.com/artikel/250/Kaitan_Penyakit_Kardiovaskular_Hiperkolesterolemia_dan_Pola_Hidup_Sehat.html

Silahkan baca juga…………

http://medicastore.com/artikel/250/Kaitan_Penyakit_Kardiovaskular_Hiperkolesterolemia_dan_Pola_Hidup_Sehat.html

Page 10: disosiatif

Gangguan Disosiatif & Psikofisiologis Pertemuan 13

Asma adalah gangguan pernafasan, dimana saluran

nafas/bronchi akan menyempit, meradang, dan

memproduksi lendir secara berlebihan. Penderita biasanya

bernafas dengan berbunyi, batuk, berjuang untuk

mendapat cukup udara untuk bernafas. Serangan asma

dapat terjadi selama beberapa menit sampai beberapa jam.

Serangan yang terus menerus dapat menyebabkan

rusaknya sistem bronchial, lender menumpuk, dan

elastisitas otot berkurang.

Perspektif Teoritis. Ada beberapa penyebab asma, yaitu : (a) Faktor fisik, seperti

reaksi alergi terhadap polusi lingkungan, asap rokok, kabut asap pabrik, serbuk sari,

spora jamur, kutu hewani, faktor genetis, faktor imunologi, udara kering, udara dingin ;

(b) Faktor psikologis, seperti stres emosional, kehilangan orang yang dicintai,

kekecewaan yang bertubi-tubi, atau konflik dalam keluarga.

Penanganan Medis. Asma tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikendalikan.

Caranya adalah dengan : (a) mengurangi penggunaan zat/bahan yang menyebabkan

alergi ; (b) terapi desensilisasi, yaitu membantu tubuh agar lebih resisten terhadap

zat/bahan yang menyebabkan alergi ; (c) menggunakan alat bantu bernafas/inhaler ; (d)

dengan obat-obatan yang dapat membantu membuka saluran bronchial selama

serangan asma (bronchodilators) ;

Penanganan Psikologis. Bentuk penanganan yang dapat dilakukan adalah

penggunaan keterampilan relaksasi otot untuk meningkatkan pernafasan dan terapi

keluarga untuk mengurangi konflik keluarga.

4. Kanker

Kanker terjadi karena sel yang menyimpang/mengalami mutasi itu tumbuh (disebut

tumor), berkembang, dan menjalar ke jaringan sehat. Sel kanker dapat berakar dimana

saja, seperti darah, tulang, paru-paru, saluran pencernaan, dan organ genital. Sel ini

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 10Silahkan googling…………

http://www.kamusilmiah.com/kedokteran/bagaimana-sel-kanker-berjalan/

Silahkan googling…………

http://www.kamusilmiah.com/kedokteran/bagaimana-sel-kanker-berjalan/

Page 11: disosiatif

Gangguan Disosiatif & Psikofisiologis Pertemuan 13

harus diambil segera, jika tidak, sel ini akan berkembang, membentuk koloni dalam tubuh,

dan menyebabkan kematian.

Perspektif Teoritis Ada beberapa faktor penyebab kanker, yaitu : (a) Faktor Biologis,

seperti mutasi gen, lemahnya sistem kekebalan tubuh ; (b) Faktor Perilaku, seperti

konsumsi makanan tinggi lemak hewani, konsumsi alkohol, rokok, berjemur di terik

matahari ; (c) Faktor Psikologis, seperti stres, dimana stres ini menyebabkan sistem

kekebalan tubuh yang menurun.

Penanganan Medis. Kanker memerlukan penanganan medis dengan menggunakan

operasi, radiasi, dan kemoterapi. Dalam pengobatan tersebut, pasien dapat merasa tidak

berdaya dan tidak punya harapan. Kondisi ini dapat menyebabkan menurunnya sistem

kekebalan tubuh dan mengganggu proses penyembuhan. Oleh karena itu, penanganan

psikologis juga perlu dilakukan.

Penanganan Psikologis. Penanganan psikologis dilakukan untuk membantu pasien tetap

memiliki semangat dalam melawan penyakit. Penanganan ini berperan dalam membantu

peningkatan dalam sistem kekebalan tubuh. Penanganan dapat dilakukan dalam : (a)

pelatihan coping skills dengan relaksasi, manajemen stres, ; (b) coping stres dengan

pikiran, yaitu membantu pasien mengurangi stres dan sakit karena proses pengobatan.

5. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)

AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency

Virus). HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat tubuh tidak berdaya,

tidak mampu mempertahankan diri dari serangan penyakit. Sedangkan, AIDS itu sendiri

merupakan epidemik.

HIV menular melalui kontak seksual, transfusi darah yang terkontaminasi, tertusuk jarum

yang pernah digunakan oleh orang yang terinfeksi HIV, penggunaan jarum suntik bersama

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 11

Page 12: disosiatif

Gangguan Disosiatif & Psikofisiologis Pertemuan 13

oleh para pengguna narkoba, ibu yang sudah terinfeksi HIV kepada janin.

Infeksi HIV dapat menyerang siapa saja, tanpa mengenal ras, etnis, tingkat sosial

ekonomi, gender, atau orientasi seksual. Sifat dasar dari AIDS dan stigma dari

masyarakat, dapat membuat orang yang mengalami penyakit ini dapat mengalami

masalah/gangguan psikologis, seperti kecemasan atau depresi.

Penanganan Psikologis. Ada penanganan bagi orang yang mengalami penyakit ini, yaitu

(a) kelompok pendukung, kelompok self help, kelompok terapi yang terorganisir ; (b)

pelatihan teknik manajemen stres (self relaxation dan strategi kognitif untuk

mengendalikan pikiran negatif). Pelatihan seperti ini memang belum terbukti dapat

meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan memperpanjang hidup, namun dapat

mengurangi kecemasan, mampu menangani stres, atau berfungsi dalam masyarakat.

Sampai saat ini belum ada obat atau vaksin untuk penyakit ini. Oleh karena itu, tindakan

pencegahan harus difokuskan untuk mengurangi atau mengendalikan epidemik dari AIDS.

Contoh tindakan pencegahan adalah :

1. Menjalani hubungan yang langgeng dan setia dengan seseorang dalam suatu

lembaga pernikahan yang resmi, dimana masing-masing tidak terinfeksi HIV.

2. Tidak menggunakan atau mengkonsumsi narkoba

3. Berhati-hati dalam tindakan medis yang berkaitan dengan penggunaan jarum suntik.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 12

Page 13: disosiatif

Gangguan Disosiatif & Psikofisiologis Pertemuan 13

DAFTAR PUSTAKA

Nevid, J.S., Rathus, S.A.,& Greene, B. (2005). Psikologi Abnormal, Edisi Kelima Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

http://medicastore.com/artikel/250/Kaitan_Penyakit_Kardiovaskular_Hiperkolesterolemia_dan_Pola_Hidup_Sehat.html

http://www.kamusilmiah.com/kedokteran/bagaimana-sel-kanker-berjalan/

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 13