Diskusi miomektomi

2
diskusi selama fase implantasi, diketahui bahwa peristaltik dari uterus diturunkan, dimana dipercayai untuk memfasilitasikan implantasi embrio ke endometrium. menggunakan mode display MRI cine, kami telah mengkonfirmasi bahwa tidak tercatat adanya peristaltik badan uterus pada sukarelawan yang sehat selama pertengahan dan akhir fase luteal. menariknya, pada kelompok dengan frekuensi peristaltik yang tinggi, tidak ada pasien yang mengalami kehamilan, dimana sepertiga pasien dari kelompok dengan frekuensi peristaltik yang rendah mengalami kehamilan dalam munculnya mioma. data tersebut menunjukkan bahwa kelainan dari peristaltik uterus disebabkan oleh mioma intramural yang dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ketidaksuburan. untuk pemeriksaan lebih lanjut pada hipotesis ini, kami meneliti apakah miomektomi untuk pasien pada kelompok dengan frekuensi peristaltik yang tinggi merupakan metode yang berguna untuk menormalkan peristaltik uterus. dalam hal ini, kami memeriksa pasien yang sama dengan studi sebelumnya. telah diperlihatkan pada tabel 2, miomektomi mengurangi frekuensi dari kelainan peristaltik disemua pasien, dan laju peristaltik kembali ke batas normal ( 0 atau 1 kali/3 menit) pada 14 dari 15 pasien. terlebih lagi, 6 dari 14 pasien mengalami kehamilan setelah miomektomi. korelasi antara laju peristaltik uterus dan kehamilan telah didemonstrasikan sebelumnya. dengan ultrasonografi, Fachin dan lainnya memeriksa peristaltik uterus pada pasien yang tidak subur yang tidak mempunyai kelainan uterus dan ditemukan korelasi yang negatif pada frekuensi dari peristaltik uterus pada hari dimana transfer embrio yang mungkin secara negatif mempengaruhi hasil akhir transfer, mungkin dengan pengeluaran embrio dari kavitas uterus. demikian pula pada data sebelumnya menunjukkan bahwa kelainan peristaltik uterus mempunyai pengaruh yang negatif pada implantasi. pada studi dengan 22 pasien yang memperlihatkan peristaltik dengan frekuensi yang tinggi, tidak ada satupun yang mengalami kehamilan (tingkat kehamilan; 0 dari 22 pasien [0%]). pada study ini, kami menemukan bahwa miomektomi mengembalikan laju peristaltik ke normal pada pasien ini, dengan peningkatan berikutnya dalam tingkat kehamilan (6 dari 15 pasien [40%]). meskipun terdapat kemungkinan error dari tipe I karena sejumlah

description

diskusi

Transcript of Diskusi miomektomi

Page 1: Diskusi miomektomi

diskusiselama fase implantasi, diketahui bahwa peristaltik dari uterus diturunkan, dimana dipercayai untuk memfasilitasikan implantasi embrio ke endometrium. menggunakan mode display MRI cine, kami telah mengkonfirmasi bahwa tidak tercatat adanya peristaltik badan uterus pada sukarelawan yang sehat selama pertengahan dan akhir fase luteal. menariknya, pada kelompok dengan frekuensi peristaltik yang tinggi, tidak ada pasien yang mengalami kehamilan, dimana sepertiga pasien dari kelompok dengan frekuensi peristaltik yang rendah mengalami kehamilan dalam munculnya mioma. data tersebut menunjukkan bahwa kelainan dari peristaltik uterus disebabkan oleh mioma intramural yang dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ketidaksuburan. untuk pemeriksaan lebih lanjut pada hipotesis ini, kami meneliti apakah miomektomi untuk pasien pada kelompok dengan frekuensi peristaltik yang tinggi merupakan metode yang berguna untuk menormalkan peristaltik uterus. dalam hal ini, kami memeriksa pasien yang sama dengan studi sebelumnya.

telah diperlihatkan pada tabel 2, miomektomi mengurangi frekuensi dari kelainan peristaltik disemua pasien, dan laju peristaltik kembali ke batas normal ( 0 atau 1 kali/3 menit) pada 14 dari 15 pasien. terlebih lagi, 6 dari 14 pasien mengalami kehamilan setelah miomektomi.

korelasi antara laju peristaltik uterus dan kehamilan telah didemonstrasikan sebelumnya. dengan ultrasonografi, Fachin dan lainnya memeriksa peristaltik uterus pada pasien yang tidak subur yang tidak mempunyai kelainan uterus dan ditemukan korelasi yang negatif pada frekuensi dari peristaltik uterus pada hari dimana transfer embrio yang mungkin secara negatif mempengaruhi hasil akhir transfer, mungkin dengan pengeluaran embrio dari kavitas uterus.

demikian pula pada data sebelumnya menunjukkan bahwa kelainan peristaltik uterus mempunyai pengaruh yang negatif pada implantasi. pada studi dengan 22 pasien yang memperlihatkan peristaltik dengan frekuensi yang tinggi, tidak ada satupun yang mengalami kehamilan (tingkat kehamilan; 0 dari 22 pasien [0%]). pada study ini, kami menemukan bahwa miomektomi mengembalikan laju peristaltik ke normal pada pasien ini, dengan peningkatan berikutnya dalam tingkat kehamilan (6 dari 15 pasien [40%]). meskipun terdapat kemungkinan error dari tipe I karena sejumlah kecil contoh, tingkat kehamilan berubah secara signifikan setelah operasi (p< .0012). oleh karena itu, data ini mungkin juga mengindikasikan kalau kelainan peristaltik uterus mempunyai pengaruh yang negatif pada implantasi.

dalam merespon mioma, kenaikan dari peristaltik mungkin bertindak sebagai mekanisme untuk mengeluarkan embrio dari uterus. secara alternatif, esterogen adalah yang diketahui untuk menginduksi peristaltik uterus, dan meningkatkan ekspresi aromatase telah diobservasi dalam mioma uteri. jadi peningkatan aromatase mungkin menghasilkan peningkatan konsentrasi dari jaringan esterogen, yang selanjutnya dapat meningkatkan laju peristaltik. bagaimanapun juga, mekanisme yang tepat oleh mioma dapat menginduksi peristaltik masih belum jelas dan memerlukan studi yang lebih lanjut.

Page 2: Diskusi miomektomi

kesimpulannya, kami menemukan bahwa miomektomi mengurangi frekuensi dari peristaltik uterus pada pasien yang menunjukkan frekuensi kelainan yang tinggi sebelum operasi. terlebih lagi, kami menemukan bahwa miomektomi meningkatkan tingkat kehamilan pada pasien yang menunjukkan peristaltik dengan frekuensi yang tinggi. penemuan ini menunjukkan bahwa kehadiran dari mioma uteri mungkin menginduksi kelainan peristaltik uterus pada beberapa pasien, tertuju pada ketidaksuburan, dan bahwa miomektomi mungkin mengubah kesuburan pada pasien-pasien ini.

meskipun penatalaksanaan dari mioma tipe intramural berlanjut menjadi sulit, MRI mode cine mungkin potensial untuk memilih pasien mana yang harus menjalani operasi. oleh karena studi ini masih awal, kami membuat keputusan klinik untuk tatalaksana mioma tidak berdasarkan pada penemuan dasar dari MRI tipe cine, akan tetapi berdasarkan strategi pengobatan tradisional dimana pasien yang sulit disembuhkan pada pengobatan ketidaksuburan mempunyai kesempatan untuk menjalani miomektomi. studi acak lebih lanjut dengan jumlah subjek yang lebih banyak diperlukan.