Disampaikan pada :

22
Disampaikan pada : RAPAT FORUM KERJASAMA PENGEMBANGAN BAMBU NASIONAL, DITJEN KERJASAMA INDUSTRI INTERNASIONAL JAKARTA 22 OKTOBER 2012 Oleh : JOKO PRAMONO DIREKTORAT BINA PERHUTANAN SOSIAL KEBIJAKAN SEKTOR HULU DAN PERAN KEMENHUT DALAM PENGEMBANGAN BAMBU

description

KEBIJAKAN SEKTOR HULU DAN PERAN KEMENHUT DALAM PENGEMBANGAN BAMBU. Disampaikan pada : RAPAT FORUM KERJASAMA PENGEMBANGAN BAMBU NASIONAL, DITJEN KERJASAMA INDUSTRI INTERNASIONAL JAKARTA 22 OKTOBER 2012 Oleh : JOKO PRAMONO DIREKTORAT BINA PERHUTANAN SOSIAL. PENDAHULUAN. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Disampaikan pada :

Page 1: Disampaikan pada :

Disampaikan pada :RAPAT FORUM KERJASAMA PENGEMBANGAN BAMBU NASIONAL, DITJEN KERJASAMA INDUSTRI INTERNASIONALJAKARTA 22 OKTOBER 2012

Oleh :JOKO PRAMONODIREKTORAT BINA PERHUTANAN SOSIAL

KEBIJAKAN SEKTOR HULU DAN PERAN KEMENHUT DALAM PENGEMBANGAN BAMBU

Page 2: Disampaikan pada :

PENDAHULUAN

• Memiliki sifat seperti kayu, dapat untuk subtitusi fungsi kayu• Pertumbuhan lebih cepat dari pada fast growing species (Sehingga memiliki

kemampuan deposit carbon tinggi)• Umur panen lebih singkat 4 s/d 5 tahun, sekali tanam terus dapat dipanen• Tanaman hijau sepanjang tahun dengan perakaran cukup kuat untuk

menahan erosi (baik untuk konservasi tanah) • Indonesia memiliki 130 jenis tanaman bambu (10 % jenis bambu dunia)• Iklim cocok untuk bambu dan memiliki wilayah sebaran luas diseluruh

Indonesia • Sejak lama dimanfaatkan dan menjadi bagian dari budaya dan kehidupan

masyarakat

KELEBIHAN YG DIMILIKI BAMBU

Page 3: Disampaikan pada :

1. Sebagai bahan konstruksi rumah, jembatan, alat penangkap ikan dll.

2. Bahan baku kerajinan, meubel, hiasan, peralatan dapur dan rumah tangga

3. Bahan baku industri sumpit, tooth stick, pisau makan selain Asia, Eropa mulai menggunakan untuk subtitusi pisau makan. Permintaan mulai meningkat

4. Sumber bahan makanan rebung untuk berbagai resep makanan penduduk dunia terutama benua Asia (Cina, Jepang, Thailand dan Indonesia).

5. Bahan baku industri panel bambu dan bambu board untuk berbagai keperluan (bahan bangunan, meubel, kontainer, flooring, carpet dll)

6. Bahan serat pembuatan pulp dan kertas kain berkualitas tinggi

7. Bahan bio chemical untuk medis, konsmetik, pengawet

8. Bahan energi (charcoal)

9. Tanaman untuk konservasi tanah dan air, restorasi ekosystem dan lingkungan , kemmmampuan deposit carbon yg baik dll.

10. Bahan baku alat musik yg memiliki sifat khas (angklung, seruling, kulintang dll)

11. Memiliki potensi nilai ekonomi tinggi

POTENSI MANFAAT BAMBU

Page 4: Disampaikan pada :

PERMASALAHAN PENGEMBANGAN BAMBU

No Aspek Masalah

1 Kebijakan • Kebijakan belum terintegrasi antar sektor (pengembangan hulu dan hilir belum terpadu)

• Perhatian dari pemerintah dan swasta kurang, bambu belum prioritas untuk dikembangkan

• Regulasi pemanfaatan kawasan hutan dalam skala luas (HTI) belum ada

2 Potensi Bambu • Data / info potensi dan sebaran bambu belum tersedia lengkap dan actual• Budidaya bambu belum dilakukan dg intensif dalam skala ekonomi• Produksi Bambu masih bertumpu pada pemungutan dari alam • Luas area tanaman bambu terus menuru karena: - Penebangan untuk mencukupi kebutuhan meningkat tidak

diikuti budidaya- Konversi lahan tanaman bambu menjadi pemukiman, pertanian,

perkebunan dan tanaman hutan berkayu (sengon dan Jabon dll)

• Luas areal tanaman bambu terus turun tidak dapat memenuhi permintaan bahan baku industri

3 Teknologi • Teknologi penyediaan bibit dg stek kapasitas terbatas dan lama, sedangkan teknik kuljar efektif namun masih cukup mahal ,

• Teknologi prosesing pengolahan bambu belum sepenuhnya dikuasai• Manufaktur mesin pengolahan bambu masih terbatas belum berkembang• Pemanfaatan tanaman bambu ± 70 % masih digunakan dalam

bentuk batang dan belum diolah dalam industri sehingga nilai tambah kecil

Page 5: Disampaikan pada :

No Aspek Masalah

4 Kelembagan usaha

• Kelembagaan usaha petani belum berkembang (didorong ke sentra)• Pola kemitraan belum berkembang karena investasi swasta kurang

5 Permodalan • Akses modal bagi petani untuk usaha bambu masih sulit

6 Kualitas SDM • Pengetahuan petani (budidaya, teknologi) masih rendah• Teknaga ahli di bidang budidaya, teknologi pengolahan, penyuluhan

masih kurang ( di cina ada 100 institusi bambu dan 1000 ahli bambu)

7 Investasi usaha

• Minat investasi usaha bambu kurang berkembang karena pasokan bahan baku tidak terjamin

8 Data dan informasi

• Data pelaku skala usaha industri pengolahan bambu belum tersedia dengan lengkap, menyulitkan monev dan penyusunan program pengembangan bambu

• Data potensi lahan untuk penanaman atau investasi tanaman bambu belum tersedia dengan lengkap , menyulitkan investasi usaha penanamn

• Kelembagaan usaha di tingkat petani belum berkembang (didorong ke sentra)

• Investasi swasta belum berkembang, sehingga pola kemitraan usaha petani dengan swasta belum berkembang

Lanjutan

Page 6: Disampaikan pada :

• Karena potensi manfaat dan sifat kelebihan bambu yg menonjol maka pengembangan budidaya dan industri bambu ke depan menjadi strategis dan perlu terus didorong

• Memiliki manfaat: Ekonomis, (peningkatan nilai tambah dan pendapatan), Sosial (menyediakan lapangan kerja Budaya (menjadi ciri budaya bangsa) Lingkungan memperbaiki lingkungandan

PENGEMBANGAN BAMBU NASIONAL

Page 7: Disampaikan pada :

HASIL HUTAN

JASA LAINNYA

HAYATI HEWANINON

KAYU

NON HAYATI

NABATI

KAYU

H H B K

POSISI BAMBU DALAM KONTEK HASIL HUTAN

BAMBU

Page 8: Disampaikan pada :

POTENSI BAMBU DI INDONESIA

No PropinsiLuas (Ha) (Ton/Batang) Jenis Keterangan

1 Sumatera Utara 3.064 6.996.200 BtgBetung, tali, lemang, minyak

Tersebar di 4 Kab, 7 Kec

2 Bengkulu 3.000 1.316.915 Btg Petung hijauTersebar di 3 Kab, 19 Kec

3 Lampung 6.000 33.600.000 BtgBetung, ampel, ater, mayang

Tersebar di 2 Kab, 3 Kec

  - PT Great Pineaplle 1.500 PM      

4 Jawa Barat 33.924 424.057.375 BtgTali, gombong, betung, hitam, kuning

Tersebar di 18 Kab

  - PT Perhutani 268 PM  Haur, Timiang, ater, temen

 

  - PT Benua Prakarsa 3.400 PM   Apus, wulung Kab. Sukabumi  - CV Rumpun Bambu Kitri 1.900 PM   Apus Kab. Tasikmalaya

5 DIY 85.570 31.292.000 BtgOri, petung, wulung, apus, legi, ampel

Tersebar di 4 Kab

6 Jawa Timur 3.984 2.793.540 BtgOri, betung, wulung, apus

Tersebar di 4 Kab, 25 Kec

7 Bali 6.000 2.300.000 BtgTali, betung, hitam, ampel

Tersebar di 4 Kab, 9 Kec

8 Nusa Tenggara Timur 9.727 972.741 Btg Hitam, cendaniTersebar di 10 Kec

9 Sulawesi Selatan 12.056 39.896.200 Btg Betung, pray, wulungTersebar di 14 Kab, 47 Kec

  Jumlah 170.393 543.224.971 Btg    Sumber : Baplan 2002

Page 9: Disampaikan pada :

No Nama Botanis Nama Daerah Pemanfaatan

1 Bambusa arundinaceae Bambu duri Bahan bangunan, kertas dan rebung2 Bambusa vulgaris

batang kuning atau hijau, atau tutul2

Bambu kuning, pring gading, bambu ampel, bambu tutul

Kertas dan particle board

3 Bambusa blumeana Bambu duri, pring ori, haur cucuk

Bahan bangunan, kertas dan rebung

4

Dendrocalamus asper Bambu betung (hitam,cokelat atau hitam)

Arang aktif, bahan bangunan, ply bambu dan rebung

7 Dendrocalamus gigantheus Bambu sembilang Bahan bangunan, panel bambu8 Dendrocalamus latiflorus Kertas dan rebung 9 Giganthocloa apus Bambu, tali bambu apus Bahan bangunan, kerajinan anyaman,

Chopstick, bahan kertas dan papan semen bambu

10 Giganthocloa speudoarundinace Bambu /awi surat Arang aktif, bahan bangunan, Chopstick, kerajinan, ply bambu, bambu lamina

11 Gigantochloa atroviolaceae Bambu wulung, bambu hitam

Anyaman, bahan bangunan, chopstick, furniture, papan serat semen, kertas, rebung

12 Gigantochloa atter Bambu ater, (pring jawa, air santong)

Anyaman, bahan bangunan, chopstick, rebung, papan serat semen dan kertas

13 Gigantochloa robusta Bambu mayan, awi serit Anyaman, kertas, bahan bangunan dan papan serat semen

14 Gigantochloa manggong Bambu peting Anyaman, bahan bangunan, chopstick, papan serat semen, kertas, ply bambu dan bambu lamina

JENIS BAMBU YG SERING DIMANFAATKAN

Page 10: Disampaikan pada :

No Propinsi/Kabupaten Potensi(Ha)

Pemanfaatan SaranPengembangan Industri

I Jawa Barat (Tasilmalaya, Garut, Sumedang, Kuningan)

33.924 - Bahan bangunan, meubel kerajinan (ekspor), chopsti-ck, toothstick

- Alat tradisional

- Industri Panel bambu- Mesin /alat industri

II D I Yogyakarta(Sleman, Bantul, Kulon Progo, G Kidul)

85.000 - Bahan bangunan, ekspor log bambu, kerajinan, meubel

- Alat tradisional

- Industri Panel bambu- Mesin /alat industri

III Bali( Bangli)

8.300 - Bahan bangunan Kerajinan, meubel

- Alat tradisional

- Industri Panel bambu- Mesin/alat industri

IV NTT(Ngada,)

9.722 - Bahan Bangunan - Industri Panel bambu- Mesin/alat industri

V Sulawesi Selatan(Maros, Goa, Toraja, Pangkep)

12.056 - Bahan bangunan - Industri Panel bambu- Mesin /alat industri

PEMANFAATAN BAMBU DI 5 PROPINS UTAMA POTENSIAL

PENGHASIL BAMBU

Page 11: Disampaikan pada :

LANDASAN PENGEMBANGAN HHBK BAMBU

Undang-undang No. 41 Tahun 1967 tentang Kehutanan. PP No. 6 Tahun 2007 tentang Pemamfaatan HHBK pada HA dan HT

dalam Kawasan Hutan Produksi. Permenhut No. P.35/Menhut-II/2007 tentang Hasil Hutan Bukan Kayu Permenhut No. P.19/Menhut-II/2009 tentang Strategi Pengembangan

HHBK Nasional. Permenhut No . P.21/Menhut-II/2009 tentang Kriteria dan Indikator

Penetapan Jenis Hasil Hutan Bukan kayu Unggulan.

Page 12: Disampaikan pada :

ARAH/KEBIJAKAN PENGEMBANGAN BAMBU

Penetapan Bambu sebagai Unggulan Nasional dan mendorong pengembangan Usaha melalui Sentra dan klaster

Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan regfulasi pemanfatan kawasan hutan untuk bambu Pengembangan Kelembagaan dan Peraturan Perundangan Penyediaan data dan Informasi potensi, penyebaran dan jenis bambu Pengembangan Penelitian dan Teknologi Perluasan Tanaman Bambu Pencegahan konversi lahan tanaman Bambu Mendorong Industri Pengelolaan Bambu Penyediaan R&D Budidaya, Pemanfaatan, dan Industri Bambu Melakukan konservasi jenis bambu Pemanfaatan bambu untuk penanganan lahan kritis

Page 13: Disampaikan pada :

PROGRAM KEMENHUT UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN BAMBU NASIONAL

Kementerian Kehutanan menyelenggarakan pengelolaan bambu di sektor hulu mencakup : • Penyediaan bahan baku• Pengolahan industri primer • Konservasi bambu

KEGIATAN SEKTOR HULU• Perluasan sumber daya dan areal tanaman bambu di dalam

dan luar kawasan hutan • Penyediaan Data/Informasi/Potensi/Sebaran Tanaman

Bambu• Penelitian dan pengembangan budidaya dan teknologi

pengolahan dan pemanfaatan bambu

Page 14: Disampaikan pada :

1. PROGRAM PENANAMAN Tujuan meningkatkan ketersediaan sumber daya tanaman bambu secara berkelanjutan

a. Identifikasi lahan /areal potensial untuk pengembangan tanaman bambu dalam dan di luar kawasan

b. Areal/Lahan potensial untuk pengembangan tanaman bambu : Lahan kritis

Areal konservasi kanan kiri sungai Lahan dan pekarangan milik masyarakat Kawasan Hutan ( kawasan hutan produksi)

c. Skema Kegiatan penanaman (sd tahun 2014): Pembangunan Hutan Kemasyarakatan HKm di HP 2 juta Ha Pembangunan Hutan Desa (HD) seluas 500 rb ha Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat / HTR ( kawasan HP) Pembangunan hutan rakyat (HR) seluas 250 rb

PERLUASAN RESOURCE TANAMAN BAMBU

Page 15: Disampaikan pada :

2. PENYEDIAAN BIBITSkema Kegiatan : Pengembangan penyediaan bibit Kultur Jaringan

Pembangunan dan penyediaan bibit Persemaian Permanen (50 unit tersebar diberbagai propinsi dengan kapasitas 500 rb s/d 1,5 jt

Pengadaan bibit program KBR di 38.325 Unit tersebar di seluruh wilayah Indonesia)

Pengadaan bibit melalui program Bansos Pengadaan bibit melalui kegiatan RHL dan Penghijauan dana

DAK

c. Skema kegiatan Pembuatan Areal Model Tanaman Bambu (di lahan masyarakat)

Pembuatan tanaman program Kebun Bibit Rakyat (KBR) di lahan masyarakat Pembuatan tanaman program Bansos (BLMPPBK)

Program penanaman melalui anggaran DAK yang dilaksanakan Dinas Kehutanan Kabupaten

LANJUTAN ........

Page 16: Disampaikan pada :

Hutan Produksi Hutan Lindung Hutan RakyatKomoditasHK + HHBK

Areal Lainnya

HKm Komoditas utama : HHK + HHBK

Hutan DesaKomoditas utama : HHK + HHBK

HKmKomoditas : HHBK

Hutan DesaKomoditas : HHBK

LOKUS PENGEMBANGAN HHBK BAMBU

Kawasan Hutan

Luar Kawasan

Hutan

IUPHHBK HA/HT

POLA PENGEMBANGAN TANAMAN HHBK BAMBU

IPHHBK

Page 17: Disampaikan pada :

PERIJINAN

PELAKU USAHA

Perorangan Kelompok Tani Lembaga Desa

Koperasi BUMD/BUMN/BUMS

Lokasi Hutan Produksi Hutan Lindung / Hutan produksi

Hutan Lindung / Hutan produksi

Hutan Produksi

Hutan Produksi

Bentuk Izin IUPHHBK HA/HTBambu

IUPHKm-HPBambu

Hak PengelolaanHD (IPHD – HP)

Bambu

IUPHHBK HA/HTBambu

IUPHHBK HA/HTBambu

Pemberi Izin Bupati Bupati Gubernur Bupati ( ≤ 50 Ha)

Menhut (>50Ha)

Bupati ( ≤ 50 Ha)

Menhut (>50Ha)

Jangka Waktu 25 Tahun 35 Tahun 35 Tahun 25 Tahun 25 Tahun

Luas < 10 Ha Tidak dibatasi Administrasi Desa

≤ 50 Ha (Bupati )>50Ha

(Menhut)

≤ 50 Ha (Bupati )>50Ha

(Menhut)

Peraturan P.36 / 2008 P.37 / 2007 P.49/2008 P.36 / 2008 P.36 / 2008

PERIJINAN USAHA PEMANFAATAN BAMBU

Page 18: Disampaikan pada :

3. PENYEDIAAN DATA POTENSI DAN SEBARAN BAMBU Menyediakan informasi potensi sumberdaya bambu di dalam kawasan

hutan. Skema Kegiatan : - Inventarisasi potensi dan penyebaran

- Data berupa Luas dan sebaran bambu di dalam kawasan hutan

4. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Melakukan serta menyediakan informasi penelitian terkait pengembangan Bambu aspek :

- Teknologi budidaya , produksi bibit stek dan kuljar , teknik pemanenen - Teknologi pengawetan bambu - Teknologi pemanfaatan dan pengolahan bambu ( bambu board, panel dll) - Skema Kegiatan, Penelitian, Pameran, Publikasi, dan Expo progress hasil research : Bambu Lamina, Bambu Board, Pengawetan Bambu

Page 19: Disampaikan pada :

5. KONSERVASI BAMBU - Mengelola areal konservasi bambu di Taman Nasional (TN) dan areal arboretum bambu serta tegakan sumber benih tanaman bambu di TN Bromo Tengger, TN Merapi, Arboretum Bambu di Arca Manik Bandung dan Harbentus di Bogor.

- Tujuannya untuk menjaga keanekaragaman hayati bambu, untuk

mendukung pengembangan bambu

Page 20: Disampaikan pada :

DUKUNGAN YANG DIPERLUKAN UNTUK PENGEMBANGAN BAMBU NASIONAL

Koordinasi dan convergensi kebijakan program dan kegiatan yang berkelanjutan dari kementerian terkait

Komitmen untuk meletakkan program bambu dalam skala prioritas yang sama di antara kementerian

Dibentuk forum atau dewan nasional bambu untuk komunikasi dan koordinasi lintas kementerian termasuk PT dan lembaga riset, pelaku usaha budayawan, masyarakat.petani dan penggerak bambu. Melakukan kominikasi secara rutin

Melibatkan pemerintah daerah masyarakat pemerhati bambu, investor swasta, Perguruan Tinggi dalam program pengembangan bambu nasional

Untuk merealisasikan kerjasam pengembangan bambu maka dalam jangka pendek perlu diisusun rencana pilot project pengembangan budidaya dan industri bambu terpadu yang dilaksanakan besama lintas sektor

Page 21: Disampaikan pada :

PILOT PROJECT PENGEMBANGAN INDUSTRI BAMBU TERPADU

KEHUTANANPenyediaan Resource Bambu Berkelanjutan

PERINDUSTRIANPengembangan Industri

PERDAGANGANPemasaran dan Promosi

UKMPermodalan Usaha

PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIFPengembangan Tourism bambu dan Kerajinan

INDUSTRI BAMBU TERPADU BERKELAN JUTAN(MENGOLAH SELURUH BATANG BAMBU MENJADI PRODK INDUSTRI)

Daun flavonoid (bahan kimia organikuntuk obat, minuman dan kosmetik)

Ranting untuk produksi sapu, charcoal stick

Batang Bagian ujung paling atas (p 1.5 m, O < 3 cm) Bambu poles untuk tanaman pertanian,handycraft. arang, sapu bambu

Bagian pucuk (2 m, O = 4 – 6 cm) curtin, chopstick, toothstic, mat, anyaman, pulp, kipas, handycraft

Bagian pangkal Bamboo board a.l : lamina, veneer, ply bamboo, Bamboo - wood composte board, bamboo flooring, bamboo furniture Bamboo charcoal, Bamboo Vinegar

Tonggang Kerajinan /handycraft

Rebung (shoot) Industri makanan

Page 22: Disampaikan pada :

SEKIANTERIMA KASIH