Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

32
SAMBUTAN DAN ARAHAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PADA RAPAT KOORDINASI NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2014 HOTEL BIDAKARA, 10 MARET 2014 YTH. PARA PEJABAT ESELON I BNPB DAN UNSUR PENGARAH BNPB YTH. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA YTH. KEPALA PELAKSANA BPBD PROVINSI/KABUPATEN/KOTA YTH. HADIRIN SEKALIAN ASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH, SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA, OM SWASTIASTU, PERTAMA-TAMA MARILAH KITA PANJATKAN PUJI SYUKUR KEHADIRAT ALLAH SWT, TUHAN YANG MAHA ESA, DIMANA PADA HARI YANG BERBAHAGIA INI, KITA MASIH DIBERI NIKMAT KESEHATAN DAN KESEMPATAN UNTUK HADIR BERSAMA DI RUANGAN INI DALAM RANGKA MELAKSANAKAN RAPAT KOORDINASI NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA BNPB – BPBD PROVINSI/KABUPATEN/KOTA SE- INDONESIA TAHUN 2014. PADA KESEMPATAN INI SAYA JUGA INGIN MENGUCAPKAN TERIMA KASIH DAN PENGHARGAAN YANG TINGGI KEPADA

Transcript of Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

Page 1: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

SAMBUTAN DAN ARAHAN

KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PADA

RAPAT KOORDINASI NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2014

HOTEL BIDAKARA, 10 MARET 2014

YTH. PARA PEJABAT ESELON I BNPB DAN UNSUR PENGARAH BNPB

YTH. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

YTH. KEPALA PELAKSANA BPBD PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

YTH. HADIRIN SEKALIAN

ASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH,

SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA,

OM SWASTIASTU,

PERTAMA-TAMA MARILAH KITA PANJATKAN PUJI SYUKUR

KEHADIRAT ALLAH SWT, TUHAN YANG MAHA ESA, DIMANA

PADA HARI YANG BERBAHAGIA INI, KITA MASIH DIBERI

NIKMAT KESEHATAN DAN KESEMPATAN UNTUK HADIR

BERSAMA DI RUANGAN INI DALAM RANGKA MELAKSANAKAN

RAPAT KOORDINASI NASIONAL PENANGGULANGAN

BENCANA BNPB – BPBD PROVINSI/KABUPATEN/KOTA SE-

INDONESIA TAHUN 2014.

PADA KESEMPATAN INI SAYA JUGA INGIN MENGUCAPKAN

TERIMA KASIH DAN PENGHARGAAN YANG TINGGI KEPADA

Page 2: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

BPBD PROVINSI/ KABUPATEN/KOTA ATAS KESUNGGUHAN

DAN KERJA KERAS DALAM PENGABDIANNYA DEMI

KEMANUSIAAN, SEHINGGA BNPB DAN BPBD SEMAKIN

DIKENAL OLEH MASYARAKAT.

KERJA KERAS TERSEBUT SEKALIGUS MENJADI TANGGUNG

JAWAB KITA KEDEPAN, UNTUK TERUS MENINGKATKAN

KUALITAS PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN

BENCANA, MELIPUTI:

1. PENGINTEGRASIAN PENANGGULANGAN BENCANA

SEBAGAI PRIORITAS DALAM RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA MENENGAH DAERAH, DAN MENJABARKANNYA

KEDALAM RENCANA STRATEGIS BPBD DAN

ORGANISASI PERANGKAT DAERAH TERKAIT;

2. MEMBERIKAN INPUT DALAM RANGKA HARMONISASI

PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN YANG TERKAIT

DENGAN PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI

PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH;

3. PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN DENGAN

DUKUNGAN ANGGARAN YANG MEMADAI, SECARA

CEPAT, TEPAT DAN BERTANGGUNG JAWAB SESUAI

DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN 105 TAHUN

2013, DAN PELAPORAN KEUANGAN SECARA

AKUNTABEL SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI

PEMERINTAH;

4. MENINGKATKAN KAPASITAS SUMBERDAYA MANUSIA

MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PB DI INDONESIA

DISTASTER RELIEF AND TRAINING GROUND SENTUL;

5. PENGELOLAAN, PEMANFAATAN, DAN PEMELIHARAAN

ASET BNPB YANG DIHIBAHKAN KEPADA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA SECARA OPTIMAL;

6. MENINGKATKAN KUALITAS DATA, INFORMASI, DAN

PELAPORAN KEJADIAN BENCANA MELALUI

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PUSDALOPS DAN

PERALATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

(TIK);

7. MENETAPKAN REGULASI DAN MELAKSANAKAN

PENGURANGAN RISIKO BENCANA MELALUI PERATURAN

DAERAH, SEBAGAI PELAKSANAAN AMANAT HYOGO

FRAMEWORK FOR ACTION;

8. PELAKSANAAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN

DESA TANGGUH BENCANA UNTUK MEMBANGUN

KEMANDIRIAN MASYARAKAT DALAM

PENANGGULANGAN BENCANA;

9. PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI FIRST RESPONDER

PENANGGULANGAN BENCANA DAN SEKRETARIS

Page 3: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

DAERAH SELAKU KEPALA BPBD EX-OFFICIO

SEBAGAIMANA AMANAT UNDANG – UNDANG AGAR

TERUS MEMPERKUAT KELEMBAGAAN BPBD,

MENYIAPKAN DAN MELATIH PERSONIL YANG HANDAL,

SERTA MENGALOKASIKAN DAN MENINGKATKAN

DUKUNGAN ANGGARAN YANG MEMADAI TERMASUK

DANA SIAP PAKAI BAGI PENYELENGGARAAN

PENANGGULANGAN BENCANA;

10. GUNAKAN DAN MANFAATKAN ANGGARAN

PENANGGULANGAN BENCANA SECARA OPTIMAL,

JANGAN TAKUT BILA SESUAI ATURAN, DENGAN KATA

LAIN, PELAJARI, PAHAMI, DAN IMPLEMENTASIKAN

PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN KEBENCANAAN

DALAM PELAKSANAAN ANGGARAN PENANGGULANGAN

BENCANA;

11. MELAKSANAKAN PEMBANGUNAN PASCABENCANA

LEBIH BAIK DAN LEBIH AMAN (BUILD BACK BETTER AND

SAFER) DENGAN MEMPERHATIKAN KAIDAH – KAIDAH

PENGURANGAN RISIKO BENCANA DAN PEMBANGUNAN

YANG AMAN DARI BAHAYA BENCANA;

12. MARI BERSAMA – SAMA SELESAIKAN APA YANG

MENJADI TANGGUNG JAWAB KITA ATAS HASIL TEMUAN

BPK. KEDEPAN, SESUAI REKOMENDASI BPK, AKAN

BERLAKU REWARD AND PUNISHMENT DALAM

PEMBERIAN DUKUNGAN BNPB KEPADA BPBD; DAN

13. BERIKAN KEMUDAHAN BAGI KETERLIBATAN SWASTA

DAN MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG

PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA.

SEKALI LAGI, SAYA UCAPKAN TERIMA KASIH, SEMOGA APA

YANG KITA LAKUKAN SELURUHNYA AKAN MEMBERIKAN

MANFAAT BAGI MASYARAKAT BANGSA DAN NEGARA,

SEKALIGUS MEMBANGUN SEMANGAT KITA UNTUK TERUS

BERJUANG DEMI KEMANUSIAAN.

WABILLAHITAUFIQ WALHIDAYAH,

WASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH.

KEPALA BNPB,

DR. SYAMSUL MAARIF, MSI

Page 4: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

1

Sambutan

Dr. Syamsul Maarif

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

dalam

Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2014

Bengkulu, 13 Oktober 2014

Yang terhormat Gubernur Bengkulu, Bapak H. Junaidi Hamsyah,

Yang terhormat Para PejabatKementerian-Lembaga Pemerintah,

Yang terhormat Para Kepala BPBD dan Perwakilan Pemerintah Daerah,

Yang terhormat Perwakilan UNDP, UNESCO, UNICEF, AIFDR dan Lembaga

Internasional lainnya yang hadir di sini,

Para Sahabat dari Platform Nasional PRB, Forum PRB Daerah, LSM, media

massa, dan perwakilan Perguruan Tinggi serta Sektor Swasta,

Para tamu undangan, dan Bapak-Ibu sekalian yang berbahagia,

Assalamu’alaikum Wr. Wb., Damai sejahtera bagi kita semua dan

selamat pagi.

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas karunia-Nya kita dapat

bertemu dalam keadaan sehat walafiat pada pagi hari ini dalam acara

Page 5: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

2

“Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana tahun 2014”.

Pertama-tama saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Bapak Gubernur dan seluruh jajaran pemerintah daerah

Provinsi Bengkulu yang telah mempersiapkan rangkaian acara peringatan

bulan PRB tahun 2014 ini dengan sangat baik. Saya juga ingin

menyampaikan penghargaan saya kepada seluruh peserta yang telah

meluangkan waktu dan datang dari seluruh penjuru Indonesia untuk

berpartisipasi dan meramaikan kegiatan ini.

Peringatan bulan PRB tahun ini mengangkat tema Pengurangan Risiko

Bencana Membangun Ketangguhan Daerah. Tema ini sudah

berulang kali dibahas sejak Asian Ministerial Conference on DRR/AMCDRR

kelima di Yogyakarta tahun 2012. Sebagai negara kepulauan luas yang

menganut sistem desentralisasi dan otonomi daerah, pengurangan risiko

harus pertama-tama diupayakan oleh pemerintah dan pemangku

kepentingan di daerah, yang juga merupakan pihak yang langsung

berhadapan dengan bencana dan dampak-dampaknya.

Hadirin yang berbahagia,

Peringatan bulan PRB kali ini juga bertepatan dengan peringatan 10 tahun

Tsunami Aceh. Tsunami yang terjadi di negara kita tahun 2004 lalu itu

telah merubah secara mendasar paradigma penanggulangan bencana di

dunia. Bencana berskala besar dapat menghancurkan dalam sekejap

pencapaian pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang diperjuangkan

selama berpuluh-puluh tahun. Masyarakat yang baru saja keluar dari

kemiskinan setelah bersusah-payah bekerja selama bertahun-tahun dapat

langsung terperosok kembali ke dalam kemiskinan. Seperti kita ketahui,

Page 6: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

3

90% korban bencana berada di negara-negara berkembang dan bencana

biasanya paling merugikan kaum yang miskin dan rentan.

Melalui Kerangka Aksi Hyogo yang lahir dari Konferensi Dunia tentang PRB

yang diselenggarakan satu bulan setelah tsunami, dunia semakin

menyadari pentingnya mendorong pembangunan yang sensitif risiko dan

mendukung ketangguhan manusiaserta aset-aset yang mendukung

kehidupan manusia.Selain membawa berkah karena melahirkan Kerangka

Aksi Hyogo, Tsunami Aceh juga juga memberi peluang untuk membangun

ketangguhan melalui pendekatan build back better, karena setelah

bencana pemerintah mendorong perencanaan tata ruang yang lebih baik,

perijinan bangunan yang lebih tahan gempa, dan pembangunan yang

lebih mempertimbangkan aspek-aspek risiko.

Bapak dan Ibu yang kami hormati,

Kerangka Aksi Hyogo juga mendorong penanggulangan bencana dengan

pendekatan yang berpusat pada manusia berdasarkan prinsip keamanan

manusia. Dalam situasi bencana semua orang menjadi rentan, terutama

para lansia, penyandang disabilitas, dan ibu-ibu yang tengah hamil atau

baru saja melahirkan. Pemerintah dan pemerintah daerah perlu

melibatkan warga dan komunitas rentan dalam perencanaan PRB, agar

kebutuhan kaum yang rentan dapat terakomodasi terutama dalam situasi

darurat dan pasca-bencana.

Hal ini sesuai pula dengan tema Peringatan Bulan PRB Dunia yang adalah

mendorong partisipasi dan pemberdayaan kaum lanjut usia dalam

penanggulangan bencana. Oleh karena itu, dalam rangkaian acara

Page 7: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

4

peringatan bulan PRB 2014 ini, selain menggalang partisipasi BPBD,

Pemerintah Daerah, DPRD, perguruan tinggi, media dan sektor swasta,

kami juga menyelenggarakan berbagai kegiatan yang melibatkan anak,

penyandang disabilitas dan kaum lansia atau organisasi yang bekerja

dengan kelompok-kelompok ini.

Para Pejabat dan Rekan Penggiat PRB yang saya banggakan,

Rangkaian peringatan bulan PRB tahun berisi berbagai kegiatan terkait

pengurangan risiko, sepertiLomba PRB, Bedah Buku, Sosialisasi PRB,

Pameran PRB, Jalan Sehat dan Bersih Pantai, Evakuasi Mandiri, Pertemuan

PRBBK, Table Top Exercise, Kunjungan Sekolah dan Rumah Sakit Aman,

Relief PRB, Pelatihan Situasi Darurat, Sosialisasi Jitupasna dan Lokakarya

Desa Tangguh Bencana.Kegiatan-kegiatan ini merupakan bagian dari

pendidikan bencana dan upaya meningkatkan kapasitas dalam berbagai

aspek penanggulangan bencana. Semua kegiatan dirancang agar menarik

dan melibatkan banyak pemangku kepentingan PRB dari tingkat pusat

maupun daerah.

Selain berbagai lomba dan kegiatan interaktif di atas, kegiatan utama

peringatan bulan PRB tahun 2014 akan terdiri dari Seminar Nasional 10

Tahun Tsunami, dan serangkaian lokakarya pengurangan risiko yang

membahas tujuh isu kunci, yakni:

1. Peran Daerah dalam PRB dan Adaptasi Perubahan Iklim

2. Pengembangan Jejaring antar Pelaku Pengurangan Risiko Bencana

3. Kebijakan Publik tentang PRB dan Adaptasi Perubahan Iklim

4. Peran Lembaga Usaha dalam PRB dan Adaptasi Perubahan Iklim

5. Peningkatan Peran Relawan dalam Pengurangan Risiko Bencana

Page 8: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

5

6. Sekolah dan Rumah Sakit Aman

7. Ketangguhan Lansia dan kelompok masyarakat paling berisiko

Ibu-Bapak dan Rekan-rekan yang Saya Hormati,

Sebagian besar isu yang akan kita diskusikan dalam peringatan tahun ini

merupakan buah dari Konferensi tingkat Menteri Pengurangan Risiko

Bencana/AMCDRR2012di Yogyakarta yang telah melahirkan Deklarasi.

Deklarasi ini berisi seruan untuk memadukan pengurangan risiko bencana

dan adaptasi perubahan iklim di tingkat lokal ke dalam perencanaan

pembangunan nasional; mendorong penilaian dan pendanaan risiko di

tingkat lokal; dan memperkuat tata kelola risiko yang baik dan kemitraan

di tingkat lokal.

Agar dapat mewujudkan pemaduan PRB-API di tingkat daerah, pemerintah

daerah perlu melibatkan DPRD, LSM dan organisasi masyarakat,

perguruan tinggi, sektor swasta, DPRD dan media massa. Sektor swasta

termasuk pihak yang kurang dilibatkan dalam pelaksanaan agenda PRB-

API. Pada dasarnya bencana dapat mengancam keberlanjutan bisnis

sektor swasta dan anggota masyarakat yang bekerja di perusahaan

maupun yang menjadi konsumen dari produk-produk yang dihasilkan.

Oleh karena itu kami mendorong pihak swasta untuk terlibat dalam proses

perencanaan keberlanjutan usaha (business continuity planning) bersama

para pihak terkait. DPRD sebagai pihak yang memiliki kekuasaan legislasi,

penganggaran dan pengawasan juga dapat berperan penting dalam

mendorong dan memajukan agenda-agenda PRB-API.

Page 9: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

6

Hadirin dan Para Tamu Undangan yang kami Muliakan,

Saya ingin mengingatkan bahwa butir kedua arahan Bapak Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono dalam sambutanpembukaan AMCDRR kelima di

Yogyakarta menekankanbahwa partisipasi seluruh pemangku kepentingan

merupakan hal terpenting dalam membangun ketangguhan di tingkat

lokal. Presiden juga menggarisbawahi bahwa PRB merupakan tanggung

jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan para pemangku

kepentingan lainnya di tingkat pusat dan daerah.

Isu-isu PRB, API, pendanaan risiko dan pemberdayaan di tingkat desa

juga telah menjadi hal-hal yang ditekankan Presiden dalam sambutan

beliau pada AMCDRR kelima lalu. Kita perlu menindaklanjuti arahan ini

dengan bekerja bersama secara sungguh-sungguh. Rangkaian peringatan

bulan PRB ini bagian dari realisasi arahan Presiden dan tindak lanjut dari

mandat Deklarasi Yogyakarta.

Ibu dan Bapak yang kami Hormati,

Dalam kesempatan yang berbahagia ini, perkenankan saya sekali lagi

mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada

para pejabat kementerian-lembaga Pemerintah, perwakilan lembaga-

lembaga internasional dan nasional, perwakilan pemerintah

daerah,perguruan tinggi, organisasi masyarakat dan media, yang telah

hadir di sini.Kami juga menghimbau agar Bapak dan Ibu sekalian untuk

dapat menghadiri Seminar Nasional 10 Tahun Tsunami dan Lokakarya-

lokarya Tematik sebagai kontribusi dari “Bengkulu untu Dunia” sekaligus

sebagai penguatam kapasitas serta ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

Page 10: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

7

Saya yakin, kehadiran Bapak dan Ibu semua adalah tanda baik bahwa kita

semua telah menindaklanjuti hasil-hasil Deklarasi Yogyakarta dan semakin

berkomitmen untuk mewujudkan bangsa dan masyarakat yang

tangguh.Selamat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang ada, dan

mari kita meningkatkan kapasitas kita senantiasa. Dengan mengucap

bismillah hirrahman nirrahim dengan ini saya rangkaian peringatan bulan

PRB tahun 2014 di Bengkulu. Terima kasih.

Bilahit taufik wal hidayah.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kepala BNPB,

Dr. Syamsul Maarif, M.Si.

Page 11: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

1

SAMBUTAN

KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

PADA

PELETAKAN BATU PERTAMA

PEMBANGUNAN INDONESIA DISASTER RELIEF AND TRAINING GROUND

(INA-DRTG)

Sentul - Bogor, 25 Mei 2013

Yth. Meteri/Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia

Yth. Para Pejabat Kementerian Pertahanan Republik Indonesia

Yth. Para Pejabat dan Staf Di Lingkungan BNPB

Yth. Para Tamu Undangan

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

Salam Kemanusiaan,

Bapak / Ibu / Saudara – Saudara sekalian yang berbahagia,

Pertama-tama perkenankan saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak

Menteri/Wakil Menteri beserta jajaran di lokasi pembangunan Pusat Pendidikan

dan Pelatihan Penanggulangan Bencana – Indonesia Disaster Relief and Training

Ground (INA-DRTG) Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Hadirin, undangan sekalian yang saya hormati,

Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa ancaman multi-dimensi terhadap

eksistenis Negara Kesatuan Republik Indonesia setiap tahunnya terus meningkat.

Page 12: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

2

Ancaman tersebut diantaranya meliputi ancaman bersenjata, ancaman terorisme,

termasuk ancaman bencana yang dapat mempengaruhi upaya-upaya

pembangunan nasional. Hal tersebut juga merupakan tantangan bagi kita semua

untuk terus meningkatkan kapasitas sumberdaya nasional dalam menghadapi

semua ancaman tersebut.

Sejalan dengan hal tersebut, dalam rangka mengkoordinasikan berbagai upaya

peningkatan kapasitas serta peningkatan kesiapan sumberdaya nasional termasuk

dalam rangka membangun kerjasama regional dan internasional, Maka Bapak

Presiden RI telah menginstruksikan pembangunan

Bapak / Ibu / Saudara – Saudara sekalian yang berbahagia,

Lantas bagaimana peran kita dalam menghadapi tantangan dan tuntutan jaman

yang demikian?

Kita harus mampu meraih momentum tersebut. Kita harus menyadari bahwa

maju-mundurnya penanggulangan bencana di Indonesia ada ditangan kita

sekalian. Sebab, secara de facto dan de jure BNPB dan BPBD adalah kelembagaan

yang bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan, memberi komando, dan

sebagai pelaksana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di Indonesia.

Sejak tahun 2008 BNPB telah berupaya sebaik mungkin dalam melaksanakan

tugas dan fungsinya, dan kemudian mendapatkan apresiasi yang luar biasa, baik

secara nasional maupun internasional. Demikian juga dengan BPBD, dengan

segala keterbatasan ternyata mampu menunjukkan prestasi yang membanggakan.

Dari yang semula dianggap sebelah mata, saat ini seluruh mata memandang BNPB

dan BPBD dengan segala yang telah diupayakan.

Namun demikian, masih banyak hal yang harus dilakukan oleh BNPB dan BPBD.

Salah satunya adalah masalah akuntabilitas dan transparansi dalam pelaksanaan

anggaran, termasuk peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat melalui

pencapaian kinerja sesuai dengan target dan sasaran yang telah direncanakan.

Page 13: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

3

Bapak / Ibu / Saudara – Saudara sekalian yang Saya hormati

Dalam pelaksanaan anggaran penanggulangan bencana, salah satu kelemahannya

adalah pertanggung jawaban penggunaan anggaran.

Pertama, penanganan bencana menuntut kecepatan dalam melakukan respon.

Apa yang dibutuhkan daerah yang terkena bencana harus segera dipenuhi karena

menyangkut keselamatan masyarakat dan korban bencana. Bahkan tidak jarang

bencana alam menyebabkan kerusakan pada infrastruktur dan prasarana publik.

Kedua, kita diharuskan tertib administrasi dan keuangan , transparansi dan

akuntabel. Kondisi ini menyebabkan pelaku penanggulangan bencana di daerah

bersikap birokratis, lamban dan hati-hati. Bahkan tidak jarang mengakibatkan

ketakutan akan adanya sanksi pidana akibat penggunaan anggaran yang tidak

disertai dengan bukti pendukung pertanggung jawaban, dan pada akhirnya

anggaran tersebut tidak digunakan sebagaimana mestinya.

Hal tersebut tercermin dari penyerapan anggaran dana bantuan bencana berpola

hibah bagi rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana tahun 2011 sebesar Rp.3,9

Triliun yang sampai dengan 31 Mei 2012 baru terserap rata-rata 9,5% dengan

kemajuan fisik rata-rata 11,6%. Keterlambatan tersebut akan mengakibatkan

kesengsaraan masyarakat serta terhambatnya kegiatan ekonomi masyarakat,

daerah dan regional.

Untuk itu, kepada seluruh BPBD yang mendapatkan dukungan pendanaan dan

fasilitasi kegiatan dari BNPB tahun 2012 agar segera melaksanakannya. Libatkan

semua SKPD terkait, libatkan BPKP, Kepolisian Daerah, Kejaksanaan, Kehakiman,

serta TNI baik sebagai pendamping pelaksanaan maupun terlibat langsung dalam

pelaksanaan agar seluruh kegiatan dapat terlaksana sesuai dengan target waktu

yang direncanakan.

Bapak / Ibu / Saudara – Saudara sekalian yang berbahagia,

Dalam hal pelaksanaan anggaran di Pusat, BNPB selalu melibatkan BPKP sebagai

fungsi pengawasan dan pengendalian penggunaan anggaran. BNPB menaruh

perhatian pada ketertiban administrasi dan keuangan, transparansi dan

Page 14: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

4

akuntabilitas. Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007

tentang Penanggulangan Bencana yang secara eksplisit menyebutkan bahwa salah

satu prinsip penanggulangan bencana adalah transaparan dan akuntabel, dan

lebih jauh lagi selalu ditekankan oleh Presiden RI dalam berbagai kesempatan

yaitu: Penanggulangan Bencana harus dilakukan secara cepat namun tetap harus

dilakukan secara cepat, namun tetap harus memperhatikan tertib administrasi dan

akuntabilitas.

Itulah mengapa BNPB mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam

penggunaan anggaran tahun 2011. Bayangkan, dari tahun 2009 mendapatkan

opini Disclaimer. Tahun 2010 memperoleh Wajar dengan Pengecualian (WDP).

Kemudian pada tahun 2011 menjadi WTP, merupakan suatu lompatan prestasi

tersendiri dari 68 kementerian/lembaga yang ada di Indonesia. Hendaknya

menjadi penyemangat kita semua dalam melaksanakan misi-misi kemanusiaan

dimasa datang dan secara terus menerus meningkatkan kualitas pelayanan kepada

masyarakat dibidang kebencanaan. Dengan demikian ketangguhan menghadapi

bencana bukan hanya masyarakatnya saja, tetapi juga tangguh dalam tertib

administrasi.

Hadirin, undangan sekalian yang saya hormati,

Itu semua diarahkan dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang

tangguh dalam menghadapi bencana, yang memiliki ciri-ciri:

1. Kemampuan untuk mengantisipasi setiap ancaman atau bahaya yang

akan terjadi. Oleh karena itu kita dituntut untuk mampu untuk melakukan

prediksi, analisis, identifikasi dan kajian terhadap risiko bencana. Kemampuan

ini memerlukan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik yang canggih maupun

tepat guna. Juga dari pengetahuan yang modern hingga kearifan lokal yang

sudah ada di masyarakat.

2. Kemampuan untuk melawan atau menghindari ancaman tersebut.

Kemampuan untuk melawan ini sangat tergantung dari besarnya ancaman

yang dihadapi. Apakah kemampuan sumberdaya kita mampu untuk

Page 15: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

5

menghadapi dampak yang akan ditimbulkan? Jika tidak mampu, maka kita

harus menghindar dari ancaman bencana tersebut.

3. Kemampuan untuk beradaptasi terhadap bencana dan dampak yang

ditimbulkan. Apabila tidak mampu melawan ataupun menghindari, maka kita

dituntut untuk mengurangi, mengalihkan atau menerima risiko yang akan

ditimbulkan.

4. Kemampuan untuk pulih kembali secara cepat setelah terjadi bencana.

Ketangguhan masyarakat dalam penanggulangan bencana dapat dilihat dari

kemampuannya (daya lenting) untuk pulih kembali setelah terkena dampak

bencana.

Bapak / Ibu / Saudara – Saudara sekalian yang berbahagia,

Selanjutnya, bagaimana kita mewujudkan masyarakat yang tangguh dalam

menghadapi bencana tersebut?

Secara filosofis, dalam menghadapi ancaman dan bahaya bencana dapat dilakukan

melalui:

Menjauhkan bahaya atau ancaman dari manusia, dengan mencegah atau

meminimalkan risiko dan dampak bencana.

Menjauhkan masyarakat dari bahaya atau ancaman, salah satunya melakukan

relokasi permukiman yang didahului dengan memberikan sosialisasi dan

pemahaman kepada masyarakat agar secara sadar mau direlokasi dari kawasan

rawan bencana.

Living in Harmony with Disaster, dengan mengenal karakter dan sifat-sifat alam,

agar kita dapat beradaptasi dengan perilaku alam. Mengenal sifat-sifat alam

dimulai dengan mengenal dinamikanya, waktu kejadian, serta dampak yang

ditimbulkan.

Menumbuhkembangkan kearifan lokal. Belajar dari pengalaman, masyarakat selalu

berusaha untuk mendapatkan cara yang paling bijak dalam melawan,

menghindari, dan beradaptasi terhadap ancaman dan bahaya yang ada. Dari

Page 16: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

6

pelajaran tersebut, kemudian masyarakat menemukan kearifan lokal yang sangat

spesifik dalam menghadapi bencana di masing-masing wilayah.

Page 17: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

7

Bapak / Ibu / Saudara – Saudara sekalian yang Saya hormati

Sebagai penutup, sekali lagi Saya sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian yang telah hadir dan

terus bersemangat dalam melaksanakan tugas-tugas kemanusian, semoga seluruh

pengabdian anda sekalian menjadi berkah bagi seluruh rakyat Indonesia.

Wabillahi Taufik Wal Hidayah, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi

Wabarakatuh.

Jakarta, 29 Juni 2012

Kepala,

DR. SYAMSUL MAARIF, M.SI.

Page 18: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

SAMBUTAN

KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PADA

PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

SEMARANG, 8 JUNI 2010

Yth. Gubernur Provinsi Jawa Tengah. Yth. Para Pejabat tingkat Pusat Yth. Para Sekretaris Daerah Provinsi selaku Kepala BPBD/ Kepala Pelaksana BPBD Provinsi/Kepala Kesbanglinmas Provinsi, Yth. Para undangan dan peserta rapat yang kami hormati. Assalamu’alaikum wr. wb. Salam sejahtera untuk kita semua, Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya kepada kita semua sehingga masih dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat wal afiat.

Kedua, kami beserta seluruh jajaran BNPB, mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas kehadiran Bapak/Ibu/Saudara hadirin semuanya pada acara rapat Koordinasi Nasional Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana yang diselenggarakan mulai hari ini. Tak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang telah bersedia menjadi tuan rumah bagi Rapat Koordinasi kali ini dan Selamat Ulang Tahun yang ke-II BPBD Provinsi Jawa Tengah.

Bapak/Ibu/hadirin yang kami hormati, Sebagai negara yang berada di daerah rawan bencana, baik bencana yang disebabkan oleh faktor alam, non alam dan juga oleh ulah manusia, kejadian bencana di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Sampai saat ini kita masih banyak kelemahan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, namun diharapkan mampu untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengambil tindakan pencegahan dan mitigasi bencana, sehingga dapat mengurangi tingkat risiko suatu bencana. Dengan semakin meningkatnya intensitas bencana dan keragamannya, maka upaya penanggulangan bencana di Indonesia perlu ditangani secara komprehensif, multi sektor, terpadu dan terkoordinasi antara pemerintah dan pemerintah daerah.

Page 19: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

Bapak/Ibu/hadirin yang kami hormati, Dengan telah ditetapkannya Peraturan Presiden nomor 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2010-2014, dinyatakan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana menjadi bagian dari Prioritas Pembangunan Nasional yaitu prioritas Nomor 9 dengan substansi inti Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana. Khusus mengenai pengelolaan bencana ini lebih diarahkan pada peningkatan kemampuan penanggulangan bencana melalui : Penguatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat

dalam usaha mitigasi risiko serta penanganan bencana dan bahaya kebakaran hutan di 33 provinsi.

Pembentukan tim gerak cepat (unit khusus penanganan

bencana) dengan dukungan peralatan dan alat transportasi yang memadai dengan basis di dua lokasi strategis (Jakarta dan Malang) yang dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka kami telah menetapkan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana/ Renas PB tahun 2010 - 2014, Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana /RAN PRB tahun 2010-2012 serta Peraturan Kepala BNPB Nomor 6 tahun 2010 tentang Rencana Strategis (Renstra) BNPB tahun 2010 – 2014.

Bapak/Ibu/hadirin yang kami hormati, Belajar dari pengalaman menghadapi berbagai kejadian bencana di negara kita selama ini, dan hal tersebut diatas, maka dalam rangka penyelenggaraan penanggulangan bencana yang dilaksanakan secara terencana dan terintegrasi, sehingga pengelolaan bencana dapat dilaksanakan secara terpadu dan menyeluruh. Disamping itu dalam penanggulangan bencana, perlu dipahami filosofi dari penanggulangan bencana yaitu pengurangan risiko bencana yang berupaya (1) menjauhkan rakyat dari bencana (2) menjauhkan bencana dari rakyat (3) dan living harmony with disaster.

Bapak/Ibu/hadirin yang kami hormati, Dari aspek kelembagaan, melalui Peraturan perundangan dan peraturan Kepala Badan serta edaran Menteri Dalam Negeri tentang pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah

baik di propinsi maupun di kabupaten/kota, BPBD Provinsi

yang terbentuk sampai dengan hari ini sebanyak 28 provinsi yang dapat dirinci sebagai berikut : (1) sebanyak 20 provinsi dibentuk dengan Peraturan Daerah; (2) sebanyak 8 Provinsi dengan Peraturan Gubernur; dan sebanyak 5 provinsi belum membentuk BPBD yaitu Provinsi DIY, Riau, Kepulauan Riau, Papua dan Provinsi Banten.

Page 20: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

Meskipun telah terbentuk BPBD, kami menyadari perlu adanya peningkatan kemampuan, baik pembinaan teknis dan bantuan pusat untuk meningkatkan kapasitas sesuai dengan substansi inti dalam Prioritas Nasional. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam persiapan penyusunan anggaran tahun 2011 dan sebagai tindak lanjut dari Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2011, dimana kami banyak menerima usulan dari pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang mengusulkan program/kegiatan penanggulangan bencana di daerah, sehingga perlu adanya konsolidasi program/kegiatan Pusat dan Daerah.

Bapak/Ibu/hadirin yang kami hormati, Berdasarkan hal yang saya sebutkan diatas, mulai hari ini sampai dengan hari Kamis besok, kita bersama-sama akan melaksanakan rapat koordinasi nasional penanggulangan bencana. Dalam pertemuan ini kami sangat berharap dapat menghasilkan rumusan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penyusunan program dan kegiatan baik di pusat maupun di daerah.

Di samping itu kami juga berharap adanya komitmen yang kuat dari kita bersama untuk segera meningkatkan kapasitas Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Demikianlah sambutan kami dan tak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang ikut berperan aktif dalam rapat ini. Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, saya memohon petunjuk dan bimbingan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dengan BPBD Provinsi se-Indonesia, secara resmi dibuka. Selamat melaksanakan rapat koordinasi. Terima kasih, Wassalamu’alaikum wr.wb.

Kepala Badan Nasional

Penanggulangan Bencana,

Dr. Syamsul Maarif, MSi

Page 21: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

SAMBUTAN

KEPALA BADAN NASIONAL

PENANGGULANGAN BENCANA

PADA RAPAT KOORDINASI NASIONAL

PENANGGULANGAN BENCANA BNPB DENGAN BPBD

PROVINSI, KAB/KOTA SE – INDONESIA

YTH. PARA UNSUR PENGARAH DARI KALANGAN

BIROKRAT

YTH. PARA UNSUR PENGARAH DARI KALANGAN

MASYARAKAT PROFESIONAL

YTH. PARA PEJABAT & STAF DI LINGKUNGAN BNPB

YTH. KEPALA BPBD PROVINSI, KABUPATEN/KOTA

ASSALAMU’ALAIKUM WR WB.

SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEMUA,

PERTAMA – TAMA MARILAH KITA UCAPKAN PUJI

SYUKUR KEHADIRAT TUHAN YANG MAHA KUASA, KARENA

BERKAT LIMPAHAN RAHMAT TAUFIK DAN HIDAYAH-NYA

KITA DAPAT BERKUMPUL DI TEMPAT INI DALAM RANGKA

MENGHADIRI UNDANGAN KAMI UNTUK MENGIKUTI

RAPAT KERJA / KOORDINASI NASIONAL

PENANGGULANGAN BENCANA BNPB DENGAN BPBD

PROVINSI, KAB/KOTA SE – INDONESIA, SELANJUTNYA

SAYA UCAPKAN SELAMAT KEPADA KEPALA BPBD

PROVINSI, KAB / KOTA YANG HADIR PADA PAGI HARI

INI.

PARA UNDANGAN DAN HADIRIN SEKALIAN YANG SAYA

HORMATI,

SEPERTI KITA MAKLUMI BERSAMA, BAHWA PADA

AKHIR – AKHIR INI TERDAPAT KECENDERUNGAN

TERJADINYA BENCANA YANG CUKUP SIGNIFIKAN, BAIK

DITINJAU DARI INTENSITAS MAUPUN FREKWENSINYA

SERTA CAKUPAN WILAYAH TERKENA DAMPAK BENCANA

YANG CUKUP LUAS, SEHINGGA MENIMBULKAN KERUGIAN

YANG CUKUP BESAR SERTA MENIMBULKAN KORBAN JIWA

YANG CUKUP BESAR PULA.

Page 22: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

BAPAK / IBU / SAUDARA – SAUDARA SEKALIAN YANG

BERBAHAGIA, DENGAN DITERBITKANNYA UNDANG –

UNDANG NO. 24 / 2007 TENTANG PENANGGULANGAN

BENCANA, YANG DIIRINGI DENGAN PERATURAN –

PERATURAN PEMERINTAH YANG BERKAITAN DENGAN

PENANGGULANGAN BENCANA, HAL INI MEMBERIKAN

MAKNA KEPADA KITA SEKALIAN YANG BERTUGAS DI

LINGKUNGAN ORGANISASI FORMAL BIDANG

KEBENCANAAN, AKAN MENJADIKAN MANDAT YANG

HARUS KITA EMBAN SESUAI DENGAN RUANG LINGKUP

KERJA, SERTA MENJADI DASAR OPERASIONAL KITA

DALAM MELAKSANAKAN TUPOKSI KEBENCANAAN SESUAI

DENGAN KEWENANGAN MASING – MASING .

PARA HADIRIN, UNDANGAN SEKALIAN YANG SAYA

HORMATI,

DALAM PERJALANNYA ORGANISASI BNPB YANG

DIBENTUK BERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN NO 8

TAHUN 2008, JIKA KITA PERHATIKAN USIANYA YANG

RELATIF MUDA, SEDANGKAN PERMASALAHAN BENCANA

YANG BEGITU KOMPLEKS, SEHINGGA MEMBUAT BNPB,

SENANTIASA HARUS MENINGKATKAN PERFORMA

(KINERJA) DALAM PELAKSANAAN TUGASNYA SESUAI

DENGAN TUGAS POKOK FUNGSI BNPB.

BAPAK / IBU / SAUDARA SEKALIAN YANG BERBAHAGIA,

MEMPEDOMI UNDANG – UNDANG PENANG-

GULANGAN BENCANA, BAHWA BNPB YANG MEMILIKI

FUNGSI ; - KOORDINASI;

- PELAKSANAAN;

- KOMANDO;

- PENGARAH;

DARI FUNGSI YANG DEMIKIAN MENJADIKAN ORGANISASI

BNPB HARUS MEMILIKI SISTEM YANG HANDAL,

SUMBERDAYA MANUSIA YANG HANDAL PULA, SERTA

DIDUKUNG DENGAN FASILITAS YANG MEMADAI.

HADIRIN, UNDANGAN SEKALIAN YANG SAYA HORMATI,

PERTEMUAN PADA RAPAT KERJA BNPB– BPBD SE –

INDONESIA. SAAT INI AKAN MENJADI M0MEN PENTING

DALAM UPAYA PENYELENGGARAAN PB YANG

TERKOORDINASIKAN, TERPADU DAN MENYELURUH. HAL

Page 23: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

INI MENGINGAT KEBENCANAAN, TERJADI TIDAK DALAM

LOKUS YANG WILAYAH ADMINISTRASI SECARA

TUNGGAL, MELAINKAN TERJADI PADA WILAYAH YANG

LINTAS BATAS ADMINISTRASI, SEHINGGA MEMBUAT

KITA HARUS MENYELENGGARAKAN SECARA BERSAMA –

SAMA ARTINYA TIDAK HANYA DILAKUKAN PADA SATU

WILAYAH ADMINISTRASINYA.

BAPAK/IBU/SAUDARA YANG BERBAHAGIA,

PADA AKHIR SAMBUTAN SAYA INI, ADA BEBERAPA

HAL YANG PERLU MENJADI PERHATIAN KITA BERSAMA :

PERTAMA : PENANGANAN PENYELENGGARAAN

PENANGGULANGAN BENCANA,

DIARAHKAN DENGAN

MENITIKBERATKAN

PADA PENCEGAHAN DAN

KESIAPSIAGAAN

DALAM MENGHADAPI BENCANA

MELALUI

PROGRAM PENGURANGAN RISIKO

BENCANA (PRB)

KEDUA : ORIENTASI SERTA PEMAHAMAN SIKLUS

BENCANA MERUPAKAN SATU

KESATUAN

PENANGANAN PENANGGULANGAN

BENCANA, DAN TIDAK ADA SATU

SIKLUS

YANG TERPUTUS AKAN TETAPI

MERUPAKAN SUATU TINJAUAN YANG

HOLISTIK DALAM PENANGGULANGAN

BENCANA, SEHINGGA DALAM

PELAKSANAANNYA DI TINGKAT

LAPANGAN DAPAT MENGALIR SEBAGAI

SATU KESATUAN SYSTEM YANG SALING

BERKESINAMBUNGAN DAN BERSINERGI

KETIGA : PENINGKATAN KAPASITAS SDM

APARATUR DAN MASYARAKAT SERTA

KELEMBAGAAN PENANGGULANGAN

BENCANA MERUPAKAN SUATU YANG

SANGAT STRATEGIS, MAKA SANGAT

Page 24: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

DIPERLUKAN UPAYA – UPAYA

PENGUATAN KAPASITAS BAIK MELALUI

DIKLAT TEKNIS FORMAL PENANGGULA-

NGAN BENCANA MAUPUN DENGAN

MELAKUKAN GLADI, SIMULASI TABLE

TOP

ATAUPUN PENINGKATAN DAYA

DUKUNG

SDM SERTA KELEMBAGAAN,

SEHINGGA SDM BAIK APARATUR DAN

MASYARAKAT SENANTIASA SIAP SIAGA

DALAM MENGHADAPI BENCANA YANG

AKAN DATANG

KEEMPAT : KOMITMEN PEMERINTAH PUSAT DALAM

HAL

INI BNPB, TERUS BERUPAYA UNTUK

MEMBERIKAN DUKUNGAN PROGRAM /

ANGGARAN SERTA FASILITAS PENDUKUNG

PADA TAHUN 2011, BNPB AKAN

MENDUKUNG BPBD PROVINSI, KAB /

KOTA

MELALUI ANGGARAN BNPB YANG

MEMFOKUSKAN KEPADA BIDANG

PENCEGAHAN & KESIAPSIAGAAN MELALUI

PROGRAM PENGURANGAN RISIKO

BENCANA

(PRB), SERTA AKAN MELENGKAPI FASILITAS

PENDUKUNG UNTUK BPBD PROVINSI, KAB

/

KOTA BERUPA PERALATAN DAN LOGISTIK

KEBENCANAAN

Page 25: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

HADIRIN, UNDANGAN SEKALIAN YANG SAYA

HORMATI,

AKHIRNYA DENGAN MENGUCAPKAN

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM RAPAT KERJA /

KOORDINASI NASIONAL PENANGGULANGAN

BENCANA BNPB DENGAN BPBD PROVINSI, KAB/KOTA

SE – INDONESIA, DENGAN INI SAYA MENYATAKAN

DIBUKA DENGAN RESMI, SAYA HARAPKAN KEPADA

PARA PESERTA RAPAT KERJA DAPAT BERBAGI

PENGALAMAN SERTA MEMBERIKAN KONTRIBUSI

YANG KONSTRUKTIF DALAM PENYELENGGARAAN PB

DI INDONESIA.

SEMOGA ALLOH SWT, SENANTIASA

MEMBERKATI DAN MERIDHOI KITA SEKALIAN, AMIEN

JAKARTA, 28 FEBRUARI 2011

KEPALA

TTD

DR. SYAMSUL MAARIF, M.SI.

Page 26: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

1

SAMBUTAN PEMBUKAAN

KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

PADA ACARA

RAPAT KOORDINASI KESIAPSIAGAAN PENANGGULANGAN BENCANA

DI HOTEL MILLENIUM JAKARTA

19 APRIL 2011

Yth. Kepala Pelaksana BPBD Provinsi seluruh Indonesia Yth. Pejabat yang mewakili BAPPEDA Provinsi seluruh Indonesia

Bapak/Ibu/Saudara-saudara peserta Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana Cuaca Ekstrim.

Assalamu’alaikum wr wb, Selamat Pagi dan Salam Sejahtera untuk kita semua

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan YME berkat rahmat dan hidayah-Nya pada pagi ini kita dapat berkumpul untuk melakukan rapat koordinasi sekaligus workshop untuk menghasilkan Rencana Kontinjensi dalam menghadapi cuaca ekstrim.

Page 27: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

2

Sejak terjadinya bencana Tsunami Aceh dan Nias tahun 2004 yang diikuti gempa besar di Nias tahun 2005, bangsa Indonesia mulai bangkit untuk melakukan upaya penanggulangan bencana secara lebih baik. Perbaikan di semua elemen, dan pembangunn sistem penanggulangan bencana terus dilakukan mulai dari regulasi, kelembagaan, perencanaan, pendanaan, peningkatan kapasitas dan penyelenggaran penanggulangan bencana. Implementasi dari perbaikan sistem tersebut adalah perkuatan regulasi dengan terbitnya UU 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, aturan pendukungnya, pembentukan BNPB dan BPBD, serta peningkatan pendanaan, penyusunan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana dan integrasi rencana penanggulngan bencana menjadi salah satu prioritas program pembangunan nasional. Untuk selanjutnya hal tersebut harus diteruskan juga menjadi prioritas pembangunan daerah dan peningkatan kapasitas penanggulangan bencana melalui pendidikan dan pelatihan, yang secara rutin perlu dilakukan. Terkait dengan latihan, BNPB terus mendorong dilakukan latihan gabungan lintas sektor secara rutin sehingga diberi kepercayaan untuk melaksanakan latihan gabungan sipil - militer tingkat internasional ARF Direx 2011 yang baru saja dilaksanakan secara sukses di Manado, Sulawesi Utara. Sebagai lembaga baru, BNPB dan BPBD menjadi tumpuan harapan untuk perbaikan dari sistem penanggulangan bencana di Indonesia. Sebagaimana yang diamanatkan dalam UU 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, tugas dan fungsi lembaga kita ini sangat berat. Dengan tersosialisasikannya UU 24/2007, lembaga kita akan terus menjadi sorotan publik terkait dengan perbaikan kinerja penanggulangan bencana. Ekspektasi yang sedimikian tinggi harus kita sikapi dengan terus meningkatkan kapasitas dalam penanggulangan bencana. Artinya kita harus terus meningkatkan kapasitas baik berupa kapasitas sumberdaya

Page 28: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

3

manusia maupun kapasitas dalam peningkatan sarana dan prasarana. Mulai hari ini sampai dua hari ke depan kita akan bersama-sama untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk saling meningkatkan kapasitas kita dalam peningkatan kesiapsiagaan, khususnya dalam menjawab tantangan ancaman bencana yang relatif lebih mudah ditebak yaitu “bencana hydrometeorologi”. Ini adalah suatu kelompok (jenis) bencana yang terkait dengan meteorologi dan klimatologi atau cuaca dan iklim yang sering dianggap sebagai bencana rutin di tanah air tercinta ini. Bencana yang termasuk dalam kelompok ini adalah bencana banjir, longsor, kekeringan, kebakaran hutan, gelombang pasang dan angin puting beliung. Suatu peranggapan yang salah tentang kejadian bencana ini yang dianggap bencana rutin sehingga kita seringkali lengah dan menyebabkan kerugian yang luar biasa besar. Bahkan secara kumulatif lebih besar dibandingkan dengan kelompok jenis bencana lainnya seperti bencana geologi (gempabumi, tsunami dan letusan gunung api). Sebagai contoh, bencana banjir di DKI Jakarta tahun2007 telah mengakibatkan kerugian Rp. 7 – 8 Trilyun dan banjir “rutin” Bengawan Solo mengakibatkan kerugian Rp. 800 M – Rp. 1 Trilyun per tahun. Bisa dibayangkan berapa besar perlambatan laju pembangunan di kedua daerah tersebut yang tentunya juga akan berdapak pada laju pembangunan secara Nasional. Global warming atau pemanasan global yang saat ini mempengaruhi dunia telah menyebabkan bencana hidrometeorologi yang tadinya relatif mudah diprediksi menjadi semakin sulit diprediksi. Kejadian bencana hidrometeorologi bisa setiap saat terjadi dengan intensitas dan skala di luar apa yang biasa kita perkirakan. Petani dan nelayan yang merupakan mayoritas penduduk kita menjadi kesulitan dalam mencari nafkah. Penduduk perkotaan yang sebagian besar ada di daerah pantai

Page 29: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

4

mulai terancam genangan banjir yang semakin parah dan semakin sering terjadi. Disamping dampak langsung dari bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, gelombang pasang dan angin puting beliung, dampak ikutannya (collateral hazards) juga sangat merugikan seperti terganggunya distribusi logistik, gangguan produksi pertanian pangan (gagal panen), kebakaran dan kelaparan. Ancaman yang semakin meninggi ini harus kita hadapi dengan pengelolaan penanganan bencana secara lebih baik. Pengelolaan yang baik artinya kita harus memahami ancaman, memahami kekuatan/kapasitas kita, kemampuan untuk memahami risiko dan mampu menetapkan prioritas penanganan untuk mengurangi risiko. Faktor kunci lainnya adalah peningkatan kesiapsiagaan, artinya kemampuan untuk mengantisipasi ancaman, mampu melawan pada saat kejadian bencana dan mampu bangkit atau cepat pulih dari dampak bencana. Itulah ciri-ciri dari bangsa yang tangguh dalam mengahadapi bencana sebagaimana visi yang akan kita capai. Pemerintah telah mengeluarkan Inpres No 5 Tahun 2011 tentang Pengamanan Produksi Beras Nasional Dalam Menghadapi Iklim Ekstrim, yang menginstruksi kepada seluruh instansi yang bertanggungjawab. Salah satunya adalah BNPB untuk melakukan pengamanan produksi beras/gabah serta antisipasi dan respons cepat terhadap iklim ekstrim. Instruksi yang diberikan kepada BNPB adalah mengerahkan peralatan dan personil dalam memberikan dukungan untuk pengendalian penanganan bencana alam khususnya bencana banjir dan kekeringan pada lahan pertanian padi. Bapak/Ibu/hadirin yang saya hormati,

Sebagai salah satu institusi yang diperintahkan untuk pengamanan ancaman tersebut, maka saya mengajak BPBD sebagai mitra BNPB

Page 30: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

5

di daerah untuk bersama-sama melaksanakan instruksi tersebut yang bertujuan untuk melindungi masyarakat kita dari ancaman bencana. Saya sepenuhnya sadar bahwa BPBD pastilah lebih banyak tahu kondisi di wilayahnya sehingga akan lebih mudah untuk menyusun rencana yang diperlukan untuk kesiapsiagaan. Pada kesempatan ini marilah kita introspeksi apakah peralatan dan personil kita memadai? Apakah kita mampu untuk mengemban amanat tersebut? Kalau tidak, apa langkah yang harus kita ambil? Dimana posisi kita dalam menghadapi ancaman tersebut? Itulah kira-kira pertanyaan yang muncul di pikiran kita yang harus kita jawab. Solusi yang saya tawarkan adalah kita memposisikan diri sebagai pengarah dan pengendali melalui kebijakan-kebijakan yang berdasarkan UU 24/2007 merupakan tugas dan kewenangan kita. Untuk itu kita harus mampu melakukan perencanaan yang baik untuk menunjang manajemen penanggulangan bencana yang efektif. Kalau kita analogikan dalam konser musik, kita adalah “dirijen” yang mengatur harmonisasi dari setiap alat musik sehingga bisa bermain secara apik, bermain bersama, terpadu, terencana dalam tempo yang teratur sesuai dengan irama yang diharapkan. Itulah kira-kira peran kita. Kita harus mampu mengkoordinasikan dan memadukan semua kekuatan/ sumberdaya pennaggulangan bencana yang ada sehingga bisa saling bersinergi dalam penangggulangan bencana. Sengaja rapat koordinasi kali ini tidak hanya berupa ceramah dan diskusi tetapi lebih banyak berupa “kerja bersama” untuk menyusun Rencana Kontinjensi yang merupakan suatu bentuk kebijakan pemerintah dalam menangani kedaruratan bencana. Tujuan pertemuan ini adalah menyusun Rencana Kontinjensi menghadapi iklim ekstrim dari masing provinsi. Bekal pengetahuan ini diharapkan akan terus dipertajam dengan menggunakan “skenario” yang lebih realistis berdasarkan kajian secara ilmiah dan

Page 31: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

6

pengalaman/empirik atau kearifan lokal yang ada. BNPB juga telah menyiapkan program “perkuatan kelembagaan” untuk setiap provinsi yang salah satu kegiatannya adalah menyusun Rencana Kontinjensi. Dengan selesainya rapat koordinasi ini, para pejabat BPBD didampingi unsur dari BAPPEDA akan mampu memprakarsai penyusunan Rencana Kontinjensi di wilayahnya masing-masing yang terus diperbaharui dan dilatihkan. Rencana kontinjensi ini merupakan rencana yang dinamis/hidup, artinya data yang digunakan untuk mendukung perencanaan sangat cepat berubah. Rencana ini juga akan berubah jika asumsi yang dipakai untuk skenario bencana yang meliputi besaran ancaman, waktu kejadian, dan pelaku berubah, maka rencana juga akan berubah dan perlu dilakukan review. Berdasarkan Rencana kontinjensi ini dilakukan latihan-latihan berupa simulasi dan gladi untuk memastikan semua yang direncanakan dapat berjalan dengan baik. Manfaat utama lainnya dari Rencana Kontinjensi adalah kita mampu mengukur kemampuan kita saat ini dalam menghadapi bencana, dan kita tahu darimana sumberdaya yang dapat digerakkan serta tahu siapa yang bertanggungjawab dalam melaksanakan penggerakan sumberdaya. Dari hal tersebut sering dinyatakan bahwa dalam penyusunan Rencana Kontinjensi, yang lebih penting adalah “proses kebersamaan” dalam penyusunan kontinjensi dibandingan dengan dokumennya itu sendiri. Dengan kata lain, pembangunan “komitmen” di antara pelaku penanggulangan bencana adalah “tujuan” dari penyusunan rencana ini (planning/proses lebih penting dibandingkan plan/dokumen rencana). Sebaik apapun rencana yang kita hasilkan akan tetapi tanpa komitmen yang kuat dari para pelaku yang bertanggungjawab, maka rencana tersebut hanyalah suatu dokumen yang tidak ada manfaatnya dan hanya disimpan di rak buku. Jika terjadi kedaruratan yang sesungguhnya dan ancamannya sesuai dengan apa yang direncanakan, maka rencana ini harus dapat segera dikembangkan menjadi Rencana Operasi

Page 32: Informasi yang disampaikan oleh Pejabat BNPB yang disampaikan ...

7

dengan mengubah skenario rencana dengan kejadian yang sebenarnya dan seluruh pelaku sudah mengetahui harus bertindak apa dan bagaimana. Dengan demikian kepanikan yang sering terjadi pada setiap kedaruratan dapat kita minimalisasi sehingga dapat menurunkan ketegangan yang sering dialami oleh masyarakat/korban bencana. Demikianlah beberapa hal penting yang dapat saya sampaikan dalam pengarahan kali ini. Saya berharap bahwa kita dapat menggunakan waktu secara efektif untuk saling belajar dan bekerja bersama untuk memahami hakekat dari Rencana Kontinjensi dan mampu menyusunnya untuk daerah masing-masing dengan melibatkan semua stakeholder. Semoga segala prakarsa dan upaya kita dalam meningkatkan kinerja penanggulangan bencana di Indonesia di ridhoi oleh Allah SWT.

Akhirnya, dengan mengucapkan Bismillahirochmannirrochim, Acara Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan dalam menghadapi Iklim Ekstrim secara resmi dibuka.

Wabillahitaufiq wal hidayah, wassalamu’alaikum wr wb.

Jakarta, 19 April 2011 Kepala,

Dr. Syamsul Maarif, M.Si