BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

download BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

of 48

Transcript of BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    1/48

    Ketangguhan Bangsa Dalam Menghadapi Bencana

    GEMA BNPB

    MARET 2011 VOL.2 NO.1ISSN 2088-6527

    dari WASIOR,MENTAWAI,

    hingga MERAPI

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    2/48

    03

    04

    17

    PElindung kepala BNPB PEnasihat Seretaris Utama PEnanggungjawab kepala Pusat Data Inormasi

    dan Humas rEdaktur Hartje R. Winerungan, Neulis Zuliasri, Rustian, Jusup TariganEditor Sri Widayani, Herry

    Heryadi, Medi Herlianto, Nie Norianingsih sEkrEtariat Linda Lestari, Sulistyowati, Theophilus Yanuarto,

    Rusnadi Suyatman Putra , Andri Cipto Utomo FotograFEr Giri Trigondo dEsainErkrEatiF Slamet Riyadi,

    Ignatius Toto Satrio alamatrEdaksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Pusdatin dan Humas Jl. Ir. H.

    Juanda No. 36 Jaarta Pusat Telp : 021-3458400 Fax : 021-3458500 email : [email protected]

    Daftar IsiVolume 2 No.1

    Maret 2011

    Pengantar Redaksi[03]Dari Redaksi

    Laporan Utama[04] Lima Bencana Terbesar tahun 2010[07] Dari Wasior, Mentawai hingga Merapi[17] Dampak Letusan Gunung Merapi

    Mencapai 3,56 Trilyun

    Fokus Berita[21] Anugerah Reksa Pratama Kepada

    Kepala BNPB[25] Peran Perguruan Tinggi Sebagai Agent

    of Disaster Risk Reduction[26] Pra Latihan II Disaster Relief Exercise

    (DiREx) 2011[29] Kepala BNPB Bersama Tiga Meteri

    Meninjau Korban Bencana Pasca LetusanGunung Merapi

    [32] Penandatanganan NotaKesepahaman BNPB Dengan BPK RI

    [34] Kerjasama BNPB, Kementerian Pertahanan,dan TNI Mengenai Penanggulangan Bencana

    [36] Gelar Apresiasi Kepada Relawandan Pekerja Kemanusiaan

    [39] Pelantikan Pejabat di Lingkungan BNPB[40] Peresmian AHA Centre[42] Prol Kepala BNPB : Dr. Syamsul Maarif, M.Si

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    3/48

    DARI REDAKSI

    Selama urun watu tahun 2010,

    telah terjadi berbagai bencana yangterjadi seitar 644 bencana yang

    tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

    Tiga bencana besar yang terjadi hampir

    bersamaan, yaitu banjir bandang Wasior,

    gempa bumi dan tsunami di Mentawai,

    serta letusan gunung api Merapi yang

    telah menyebaban lebih dari seribu

    orang meninggal dunia dan erugian

    trilyunan rupiah.

    Bencana hidrometeorologi juga terusmeningat ecenderungannya. Dampa

    perubahan ilim global dan erusaan

    lingungan di Indonesia, main

    meningatan trend bencana. Buan

    hanya jumlah ejadian, namun intensitas,

    magnitude, durasi dan sebaran bencana

    juga meningat. Tentu ejadian bencana

    tersebut semain menambah berat

    bangsa Indonesia di dalam pembangunan

    nasional, hususnya meningatan

    esejahteraan dan mengurangiemisinan.

    kita berharap banyanya bencana

    tersebut juga meningatan esadaran

    bangsa Indonesia aan arti pentingnya

    penanggulangan bencana yang menjadi

    urusan bersama bangsa Indonesia.

    Maa dari itu, edisi edua GEMA BNPB ini

    mengulas berita mengenai bencana yang

    terjadi di Indonesia, seperti bencana di

    Wasior, Mentawai dan Merapi.

    Ahir ata, semoga apa yang dimuat dalam

    edisi ini dapat memperaya pengetahuan

    tentang ebencanaan. Terima asih.

    kep P d if h

    dr. sp P n

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    4/48

    LAPORAN UTAMA

    5 BENCANA BESARDI INDONESIA TAHUN 2010

    Trend bencana di Indonesia terus

    meningat dari tahun e tahun.Bencana hidrometeorologi seperti

    banjir, eeringan, tanah longsor,

    puting beliung dan gelombang pasang

    merupaan jenis bencana yang dominan

    di Indonesia. Bencana hidrometeorologi

    terjadi rata-rata hampir 70% dari total

    bencana di Indonesia. Perubahan ilim

    global, perubahan penggunaan lahan dan

    meningatnya jumlah pendudu main

    memperbesar ancaman risio bencana

    di Indosnesia. Bencana tersebut telah

    menimbulan orban jiwa dan erugian

    yang besar.

    Pada tahun 2010, bencana di Indonesia

    terjadi seitar 644 ejadian bencana.

    Jumlah orang meninggal mencapai

    1.711. Menderita dan hilang seitar

    1.398.923 orang. Rumah rusa berat

    14.639 unit, rusa sedang 2.830 unit dan

    rusa ringan 25.030. Dari 644 ejadian

    bencana tersebut, seitar 81,5% atau

    517 ejadian bencana adalah bencanahidrometerologi, sedangan bencana

    geologi seperti gempabumi, tsunami, dan

    gunung meletus masing-masing terjadi

    13 ali (2%), 1 ali (0,2%) dan 3 ali (0,5%).

    Namun jumlah erugian yang ditimbulan

    oleh bencana geologi lebih besar.

    Dibandingan dengan tahun 2009, jumlah

    ejadian dan orban serta erugian yang

    ditimbulan bencana lebih ecil pada

    tahun 2009. Pada tahun 2009, jumlah

    ejadian bencana mencapai 1.675

    ejadian. Jumlah orban meninggal

    mencapai 2.620 orang, menderita dan

    mengungsi seitar 5,5 juta orang dan

    menimbulan erusaan rumah mencapai

    lebih dari 500 ribu unit. Pada tahun 2009

    bencana gempabumi di Jawa Barat dan

    Sumatera Barat adalah bencana terbesar

    pada tahun tersebut.

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    5/48

    GEMA BNPB - Maret 2011 5

    Pada tahun 2010, bencana besar yang terjadi

    di Indonesia antara lain: tanah longsor di

    Ciwidey Jawa Barat pada 22 Februari 2010

    yang mengaibatan 44 orang meninggal.

    Banjir di hulu dan hilir Sungai Citarum Jawa

    Barat pada Maret 2010 yang menyebaban

    seitar 105 ribu lebih orang mengungsi.Banjir bandang Wasior pada 5 Otober

    2010 dengan orban 291 orang meninggal.

    Gempabumi dan tsunami di Mentawai

    dengan orban 509 orang meninggal, dan

    letusan gunungapi Merapi di Jawa Tengah

    dan Yogyaarta menyebaban hampir 400

    orang meninggal.

    Ditinjau dari sebaran ejadian bencana,

    maa kabupaten Bojonegoro, Cilacap,

    kota Samarinda, Bandung dan Pasir adalah

    abupaten yang memilii jumlah ejadian

    bencana terbanya di Indonesia. Sedangan

    dari sebaran jumlah orban orang

    meninggal, maa abupaten Mentawai,

    Telu Wondama, Sleman, Magelang,

    Bandung dan klaten adalah wilayah

    yang memilii jumlah oran terbanya di

    Indonesia aibat bencana.

    kerugian yang ditimbulan oleh bencana

    selama tahun 2010 cuup besar. Beberapa

    erugian dan erusaan aibat bencana

    yang sudah dihitung dengan menggunaan

    metode Damage and Lossess Assessment

    oleh BNPB dan Bappenas, menunjuan

    erugian yang cuup besar. kerugian dan

    erusaan bencana banjir bandang Wasior

    mencapai Rp 280,6 miliar, sedangan

    tsunami di Mentawai Rp 349 miliar. Jumlah

    erusaan dan erugian yang ditimbulan

    oleh bencana letusan Gunung Merapi

    tahun 2010 adalah Rp. 3,56 trilyun. Jumlah

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    6/48

    nilai erusaan adalah Rp. 1,69 trilyun

    (47%), sedangan jumlah nilai erugian

    adalah Rp. 1,87 trilyun 53%). Total erugian

    dan erusaan aibat bencana dari 644

    ejadian di Indonesia diperiraan lebih

    dari Rp. 15 trilyun rupiah.

    kebutuhan untu rehabilitasi dan

    reonstrusi serta percepatan pemulihan

    eonomi dari bencana memerluan

    dana yang sangat besar. Untu Wasior

    ebutuhan rehabilitasi dan reonstrusi

    mencapai Rp. 478,7 miliar. Sedangan

    untu Mentawai, ebutuhan rehabilitasi

    dan reonstrusi mencapai Rp. 1,16 trilyun.

    Untu Merapi, ebutuhan rehabilitasi dan

    reonstrusi diperiraan mencapai Rp.

    1,35 trilyun.

    Pemerintah telah menganggaran Rp.

    4,5 trilyun dalam DIPA 2011 untu dana

    bantuan sosial penanggulangan bencana.Dana tersebut digunaan untu meng-

    cover seluruh bencana di Indonesia

    sehingga masih urang dibandingan

    dengan ebutuhan yang ada. Untu itulah

    maa rehabilitasi reonstrusi Wasior,

    Mentawai dan Merapi diperiraan selesai

    hingga tahun 2013.

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    7/48

    LAPORAN UTAMA

    Sepanjang tahun 2010 lalu, Indonesia

    diterjang serangaian bencana alam

    besar yang disebaban ator alam

    yang berbeda. Dampa bencana tida

    hanya harta benda tetapi juga nyawa

    masyaraat di wilayah bencana. Banjir

    Bandang di Wasior, gempa bumi dandisusul tsunami di Mentawai, hingga

    erupsi gunungapi Merapi di Yogyaarta

    dan Jawa Tengah. Diperiraan total

    erugian aibat bencana alam di tiga

    wilayah ini mencapai lebih dari 4 trilyun

    rupiah yang meliputi erusaan rumah-

    rumah masyaraat, sarana dan prasarana

    umum, lahan pertanian, perebunan,

    peternaan, dan sebagainya. Beriut ini

    seilas tulisan mengenai bencana alamyang menimpa wilayah Wasior, Mentawai,

    dan Yogyaarta.

    b b w

    Hujan deras yang terjadi seja 3

    Otober 2010 hingga 4 Otober 2010

    menyebaban debit air di 3 sungai di

    kabupaten Wondama meluap, antara lain

    Sungai Sanduai, Anggris, dan Manggurai.

    Meluapnya debit air di sungai-sungaitersebut pada ahirnya mengaibatan

    banjir bandang di kabupaten Telu

    Wondama. Banjir bandang yang

    membawa lumpur, ayu, dan bebatuan

    memporaporandaan rumah-rumah

    pendudu dan sarana umum di beberapa

    wilayah. korban jiwa pun tida dapat

    terhindar dari terjangan material alamitu. korban jiwa serta erusaan dan

    erugian terjadi di wilayah 2 ecamatan

    di kabupaten Telu Wondama yang

    meliputi kecamatan Wasior (Desa Wasior

    I, Desa Wasior II, Desa Rado, Desa Moru,

    Desa Maniwa, Desa Manggurai dan Desa

    Wondamawi) serta Desa Wondiboy di

    kecamatan Wondiboy.

    Berdasaran analisis awal yang dilauanoleh kementerian Lingungan Hidup,

    tingginya curah hujan menjadi pemicu

    terjadinya longsor, yang emudian

    menghanyutan material seperti batu

    dan pohon beserta aarnya. Analisa

    awal kementerian kehutanan yang

    disampaian pada rapat oordinasi

    kementerian/Lembaga pada 15 Otober

    2010, adalah terbawanya pohon beserta

    aarnya yang tercabut secara utuhtersebut diarenaan ondisi lahan di

    Dari Wasior, Mentawai,

    Hingga Merapi

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    8/48

    Banjir Bandang Wasior

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    9/48

    Presiden SBY saat meninjau bencana gempa bumi dan tsunami di Mentawai

    seitar perbuitan di Wasior memilii

    lapisan tanah permuaan yang dangal

    dan didominasi oleh bebatuan dan pasir.

    Telu Wondama merupaan bagian dari

    salah satu abupaten di Provinsi Papua

    Barat. Sementara itu, Provinsi Papua Baratmemilii 8 abupaten dan 1 ota, antara

    lain: kabupaten Manowari, Sorong,

    Sorong Selatan, Fa Fa, Raja Ampat,

    Telu Bintuni, Telu Wondama, dan kota

    Sorong. kabupaten Telu Wondama yang

    memilii ibuota Rasiei memilii 13 distri

    (ecamatan) dan 75 ampung serta 1

    elurahan.

    gep t me

    Pada tanggal 25 Otober 2010 seitar

    puul 21.42 WIB terjadi bencana gempa

    bumi di kabupaten kepulauan Mentawai.

    Titi episentrum gempabumi berada di

    oordinat 9993 BT-361 LS (78 km Barat

    Daya Pagai Selatan Mentawai) dengan

    euatan 7,2 SR dan edalaman 10 km.

    Gempabumi ini memicu tsunami yang

    menelan orban dan erusaan cuup

    besar. Banyanya orban dan erusaan

    terjadi arena sebagian besar masyaraat

    menghuni pesisir pantai. Hampir semua

    bangunan yang terleta berdeatan

    dengan pantai mengalami erusaan

    parah bahan roboh diterjang tsunami.

    Sementara itu, banya orban yang hilang

    aibat terena gelombang pasang. Pasca

    guncangan gempa dan terjangan tsunami,distribusi bantuan e loasi bencana

    terhambat cuaca yang sangat estrim,

    seperti gelombang laut yang sangat

    tinggi. Poso utama yang ditempatan

    di daerah Siaap memilii radius aga

    jauh dari pengungsi. Pertimbangan leta

    pendirian poso arena loasi tersebut

    aman dan dapat diases oleh apal-

    apal besar dan gelombang laut yang

    relati tenang. Namun demiian, apal

    dan heliopter tetap dibutuhan untu

    mencapai loasi bencana. Di poso inilah

    semua relawan dan bantuan yang datang

    aan ditampung dan diiriman sesuai

    dengan ebutuhan pengungsi.

    Semua relawan yang datang untu

    memberian bantuan pertama ali

    mendataran diri e pos pendataranrelawan, ini dimasudan agar semua

    relawan yang hadir dapat didata dengan

    jelas dan dari mana asal merea. Pendataan

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    10/48

    ini juga diperluan sebagai data awal

    dalam melauan rapat oordinasi yang

    dilauan setiap malam pada puul 20.00

    WIB. Rapat oordinasi ini membahas

    mengenai langah-langah yang sudah

    dilauan pada hari ini, langah selanjutnya

    dan endala yang terjadi di lapangan, baidalam pendistribusian logisti maupun

    pencarian orban. Lebih jelas dan terarah

    merupaan harapan dari terselenggaranya

    egiatan tanggap darurat ini. Selain itu

    ungsi lain dari egiatan ini adalah supaya

    erja relawan yang sudah datang dapat

    dimasimalan mengingat banyanya

    relawan yang datang tida mengetahui

    inormasi dan pada siapa merea harus

    melauan oordinasi.

    Gudang logisti yang didirian di

    Pusdalops Sumatera Barat digunaan

    untu menampung bantuan dari luar

    daerah, selanjutnya aan dilauan

    pengiriman bantuan e poso utama di

    daerah Siaap. Bantuan ini diiriman

    dengan apal penyeberangan dan apal

    kRI TNI e Siaap dengan membawarelawan yang aan memberian bantuan

    e Mentawai. Semua barang logisti yang

    datang bai menggunaan apal dan

    heliopter sebelum masu e gudang

    dilaporan dahulu e bagian logisti.

    Semua barang yang masu dilauan

    pencatatan agar jelas logisti apa saja yang

    sudah ada. Setelah dilauan pencatatan

    maa logisti aan diturunan dari apal

    dan dibawa menuju gudang yang telahdipersiapan.

    Pelayanan logisti hanya dilayani mulai

    puul 08.00 WIB sampai dengan puul

    18.00 WIB setiap harinya. Masyaraat

    yang ingin mengajuan permintaan

    logisti terlebih dahulu mencatat logisti

    yang dibutuhan pada selembar ertas

    yang telah ditandatangani oleh pejabat

    di dusun/desa yang bersangutan. Inidimasudan agar pemberian logisti

    tepat sasaran yaitu pada orban gempa

    bumi dan tsunami. Lembar ertas

    permintaan nantinya diminta oleh bagian

    logisti untu ditulis embali pada ertas

    yang sudah dipersiapan yang telah

    ditandatangani dan distempel oleh

    pejabat yang berwenang.

    Lembar yang sudah ditandatangani dan

    distempel ini nantinya diserahan epada

    peminta logisti. kertas ini yang nantinya

    aan digunaan sebagai buti bagi piha

    gudang untu mengeluaran barang

    logisti sesuai dengan yang dibutuhan.

    Sistem logisti yang dijalanan masih

    sangat manual dan belum dilauan

    pereapan data secara omputerisasi.

    Inilah yang menjadian endala etia

    ingin melihat reapitulasi data logisti

    bai yang masu maupun yang telah

    dieluaran di gudang. Logisti ini

    juga didistribusian e tempat-tempat

    pengungsian dengan menggunaan

    3 perahu yang sudah disediaan oleh

    pemerintah setempat setiap harinya.

    ketiga perahu ini aan mendistribusianlogisti dengan bantuan relawan-relawan

    yang sudah datang untu memberian

    bantuan. Nama-nama perahu yang

    digunaan untu pendistribusian

    adalah kapal Nade, kapal Jayanti, dan

    kapal Arsena. Setelah apal dari SAR

    dapat merapat e pelabuhan Siaap

    maa pendistribusian bantuan selain

    menggunaan etiga apal, dibantu juga

    oleh apal SAR. Untu menjangau loasiyang sangat jauh dan mengefsienan

    watu maa pendistribusian bantuan

    juga dilauan menggunaan heliopter.

    Pegiriman bantuan dengan heliopter

    teradang menemui endala apabila heli

    tida bisa mendarat. Bantuan pun ahirnya

    dilemparan dari udara. Teradang

    bantuan jatuh tida tepat pada sasaran

    dan rusa etia sampai di tanah arena

    logisti dijatuhan dari tempat yang masihterlalu tinggi.

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    11/48

    Dampak Tsunami di Mentawai

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    12/48

    Cuaca estrim menjadi endala dalam

    pengiriman bantuan logisti e tempat

    pengungsian atau pun masyaraat

    terdampa. Hujan deras yang turun

    sewatu-watu, badai dan tingginya

    gelombang laut menyebaban apal-apal

    tida dapat menjangau sampai e loasi.Fator alam tersebut mengaibatan

    banyanya orban tida dapat maan dan

    tida ada bantuan medis selama berhari-

    hari. Sebagian yang sait harus bersabar

    untu menunggu edatangan bantuan

    medis.

    kondisi laut yang gelombangnya begitu

    besar setiap harinya menyebaban hanya

    beberapa apal yang dapat mencapai

    loasi. Hanya apal besar dan uat

    yang mampu memecah omba dan

    menyaluran distribusi logisti. Sementara

    itu, pengiriman bantuan logisti dan

    medis menggunaan apal besar tida

    sampai bersandar di loasi bencana, apal

    berhenti aga jauh dari pantai dan bantuan

    emudian diangut menggunaan boot

    ecil untu sampai e pantai.

    kementerian Peerjaan Umum dan instansi

    terait di daerah telah mengupayaan jalan

    darat untu mendistribusian bantuan.

    Ases jalan yang dibua direncanaan

    dari Siaap menuju Malaopa; tempat

    ini dulunya pernah dibangun jalur yang

    digunaan untu mengangut ayuhasil hutan oleh perusahaan pemili ijin

    pengelolaan hutan dahulunya. Selama

    survei perjalanan darat e arah Malaopa

    terdapat empat jembatan yang mengalami

    erusaan yaitu:

    Dusun Belek Raksok KM 21+000

    Dusun Konik Km 36+450

    Jembatan Bulasat II KM 50+475

    Jembatan Bulasat KM 47+45

    keempat jembatan ini menjadi onsentrasi

    untu segera diperbaii agar pengiriman

    bantuan bisa melalui darat. Pengiriman

    bantuan melalui darat diharapan dapat

    memasimalan dalam pendistribusian

    logisti arena tida terendala oleh

    omba laut yang sangat tinggi. Sehingga

    permasalahan cuaca tida menjadi

    halangan lagi dalam pendistribusian

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    13/48

    bantuan, mengingat orban yang masih

    bertahan masih sangat membutuhan

    bantuan bahan maanan poo.

    Beberapa hari pasca gempa bumi dan

    tsunami, orban lebih membutuhan

    beras, minya dan maanan siap saji dari

    pada mie instan.

    korban yang mengalami lua-lua

    biasanya diruju e daerah Siaap

    yang sudah disediaan tempat husus

    untu pengobatan dan tenaga medis

    yang sudah ahli. Selain itu ada beberapa

    orban yang lua serius dibawa e

    rumah sait di Padang. Tempat yang

    digunaan untu perawatan orban

    lua-lua adalah pusesmas dan gereja.

    Rumah sait darurat juga disiagaan

    untu membantu proses operasi

    terhadap orban bencana di Siaap.

    Selain cuaca estrim, omuniasi

    menjadi masalah utama dalam

    penanganan bencana ini. Melalui sarana

    omuniasi, jalur data atau inormasi

    dari loasi bencana e Poso Utamadi Siaap seharusnya mudah dan

    jelas. Namun, upaya pendirian radio di

    setiap titi loasi bencana tida dapat

    dilauan arena beberapa daerah tida

    ada aliran listri dan sulit mendapatan

    sinyal radio. kondisi topograf dan leta

    geograf menghalangi sinyal radio

    omuniasi.

    Data dipusatan pada Poso Utama di

    Siaap dan dielola oleh tim husus

    yang menangani masalah ini. Data

    dari Poso Utama selanjutnya diirim

    e Badan Penanggulangn Bencana

    Daerah (BPBD) kabupaten kepulauan

    Mentawai, selanjutnya diirim e

    Badan Penanggulangan Bencana

    Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat

    dan diterusan e Badan Nasional

    Penanggulangan Bencana (BNPB) di

    Jaarta. Data yang meliputi jumlah

    orban meninggal (MD), hilang,

    erusaan rumah, tempat ibadah, dan

    asilitas umum selalu diupdate 3 (tiga)

    ali sehari pada puul 10.00, 15.00, dan

    20.00 WIB dan dapat diases oleh publi.

    Sementara itu, ruang seretariat yangjuga memilii peran seabgai Media

    Center dibangun di Poso Utama.

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    14/48

    dan menjadi beban mental tersendiri.

    Ep gp mep Yy

    Gunungapi Merapi merupaan salah

    satu gunungapi paling ati di dunia.

    Dalam sejarah letusannya, beberapa ali

    Merapi menimbulan erusaan danorban jiwa. Mesipun demiian, tida

    sediit euntungan yang dapat dinimati

    dengan adanya gunung ini. Antara lain

    pemandangan yang menawan sampai

    dengan sumberdaya alam lain, seperti

    material bangunan yang melimpah, tanah

    yang subur dan memberi naah bagi

    ribuan warga yang tinggal di seeliling

    Merapi.

    Selama lebih dari dua generasi terahir,

    letusan gunungapi Merapi menunjuan

    arateristi letusan yang tenang berupa

    erupsi efusif. Jenis letusan ini, ditandai oleh

    guguran lava pijar yang membentu awan

    panas. Hampir dapat dipastian setiap 4

    tahun, Merapi menunjuan ativitasnya

    yang rutin berupa erupsi yang siatnya

    efusif dilanjutan dengan guguran ubah

    lava dan awan panas yang meluncur

    hingga radius 7 m dari punca Merapi.

    Namun letusan yang terjadi pada tanggal

    26 Otober 2010 telah mengejutan

    banya piha, hususnya warga di seitar

    Merapi. Letusan ini menyebaban 37

    orban meninggal dan 46 lua-lua aibat

    awan panas. Setelah letusan tersebut,

    terjadi hal yang di luar ebiasaan Merapi,masih terdapat energi di dalam dapur

    magma yang besar. Aibatnya pada

    tanggal 5 November 2010 terjadi letusan

    yang lebih uat dengan menimbulan

    lontaran material vulani setinggi 6,5

    m dari punca Merapi dan hembusan

    awan panas sejauh 14 m e arah selatan.

    Awan panas tersebut mengiuti alur

    lembah kali Gendol dimana terdapat

    banya pendudu di sana. Letusan eduaini menimbulan erusaan yang hebat

    Media Center memilii peran untu

    menjembatani inormasi yang dibutuhan

    oleh wartawan dan publi. Data Data

    dieluaran melalui satu pintu agar

    tida terjadi esimpangsiuran inormasi

    nantinya.

    Laporan Poso per 9 November 2010

    menyebutan bahwa data orban yang

    meninggal aibat gempabumi dan

    tsunami ini sejumlah 448 orang, 56 orang

    hilang dan 8.793 jiwa mengungsi. Bencana

    ini telah mengundang banya relawan

    untu turut membantu dan meringanan

    beban orban.

    Dalam memperlancar penanganan

    masa tanggap darurat yang ditetapan

    selesai pada tanggal 8 November 2010

    dan diperpanjang berdasaran Surat

    Bupati No: 361/249/BUP-kM/XI-2010

    sampai dengan tanggal 22 November

    2010, berbagai media teleomuniasi

    memberian sumbangsihnya. Seperti

    penyediaan internet gratis dan telepon

    gratis yang dapat digunaan oleh relawan,masyaraat dan siapa saja yang ingin

    menggunaanya.

    Fous penyelesaian adalah pendirian

    hunian sementara dan reloasi bagi

    masyaraat yang terena dampa

    bencana. Reloasi diperuntuan bagi

    orban yang hampir semua rumahnya

    mengalami rusa berat dan tida

    mungin ditempati lagi. Pendirian huniansementara harus berada di tempat lebih

    tinggi dan tida berada di tepi pantai,

    apabila terjadi bencana tsunami tida

    hancur dan memaan orban embali.

    kebutuhan mendesa adalah ebutuhan

    ana seolah. kebutuhan ini mencaup

    alat-alat seolah, seragam seolah dan

    gedung untu menyelenggaraan

    ativitas seolah. Mengingat ana-ana

    harus embali melanjutan egiatanbelajarnya agar tida terjadi ebosanan

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    15/48

    Dampak kerusakan akibat awan panas dan debu vulkanik Gunung Merapi

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    16/48

    Pengungsi Merapi di GOR Pemuda Yogyakarta

    Pengungsi Merapi di Stadion Mangunharjo

    di sepanjang alur kali Gendol dan menyebaban

    bertambahnya orban meninggal hingga mencapai

    total 196 orang.

    Aibat dari letusan edua yang sangat uat tersebut,

    telah menimbulan ehawatiran aan terjadinya

    letusan-letusan selanjutnya yang belum dietahuiseberapa besar salanya. Untu menghindari

    timbulnya orban baru aibat letusan Gunungapi

    Merapi, maa Presiden RI pada tanggal 5 November

    2010 memerintahan kepala Badan Nasional

    Penanggulangan Bencana untu mengendalian

    penanganan bencana letusan Gunungapi Merapi

    yang arahan selengapnya adalah sebagai beriut :

    1. kendali penanganan bencana Merapi di tangan

    BNPB dibantu Gubernur DIY, Gubernur Jateng,

    Pangdam Diponegoro, kapolda Jawa Tengah,

    kapolda DIY.

    2. Unsur Pemerintah Pusat di bawah Meno kesra

    mengoordinasian bantuan Pemerintah Pusat

    untu memastian elancaran pengerahan

    bantuan sumberdaya nasional

    3. TNI di bawah endali BNPB mengerahan 1 (satu)Brigade Plus yang terdiri dari Yon kes/Yon Zipur/

    Yon Marinir/Yon Beang/Yon Inanteri dengan

    tugas utama :

    a) Memberian layanan esehatan berupa

    pendirian rumah sait lapangan dan

    peruatan serta peningatan eetivitas

    rumah sait yang ada.

    b) Membua dapur umum secara optimal.

    c) Pengerahan angutan Militer.

    4. POLRI membuat Satgas PB di bawah endali

    BNPB :

    a) Mengerahan satuan lalulintas seoptimal

    mungin.

    b) Pemberian layanan eamanan dan etertiban

    masyaraat.

    5. Pemerintah melalui kementerian Pertanian

    melauan pembelian terna di daerah rawan

    bencana.

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    17/48

    Kepala BNPB, saat koordinasi penanggulangan bencana Pasca Erupsi Gunung Merapi

    LAPORAN UTAMA

    Dampak Letusan Gunung Merapi

    Mencapai Rp 3,56 Trilyun

    T

    erjadinya letusan Gunung Merapi

    pada tanggal 26 Otober 2010

    hingga mencapai punca letusan

    terbesar 5 November 2010 menyebaban

    erusaan dan erugian yang cuup besar

    di empat abupaten yaitu Magelang,

    Boyolali, klaten di Jawa Tengah dan Sleman

    di Yogyaarta. Sesuai dengan strategi di

    dalam rehabilitasi dan reonstrusi maa

    ada tiga tahapan di dalamnya yaitu ajian

    penilaian erusaan dan erugian (damage

    and losses assessment), ajian penilaian

    ebutuhan pasca bencana (human recoveryneeds assessment), dan penyusunan

    rencana asi rehabilitasi dan reonstrusi.

    Tahapan ini merupaan metode yang

    bau sesuai dengan amanah UU No.24

    Tahun 2007 tentang Penanggulangan

    Bencana. Di negara-negara maju pun juga

    menerapan tahapan seperti itu juga.

    Hingga saat ini ajian penilaian erusaan

    dan erugian sudah selesai dilauan

    oleh BNPB yang diduung oleh Bappenas,

    Ban Dunia, UNDP, ementerian/lembaga,

    perguruan tinggi dan pemerintah daerah.

    Sedangan ajian penilaian ebutuhanpasca bencana dan rencana asi

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    18/48

    18 GEMA BNPB - Maret 2011

    rehabilitasi dan reonstrusi dalam proses

    penyelesaian.

    kajian penilaian erusaan dan erugian

    dilauan dengan menggunaan metode

    ECLAC, yaitu metode penilaian aibat

    bencana yang diembangan olehEconomic Commission for Latin America

    and the Caribbean (ECLAC). Dampa

    sebuah bencana dapat diuur melalui

    perhitungan nilai eonomi dari aibat

    yang ditimbulan dari bencana tersebut.

    Metode ECLAC membagi dampa e

    dalam tiga aspe utama yaitu: erusaan,

    erugian, dan dampa eonomi maro

    dari erusaan dan erugian tadi. Metode

    ini telah sering diterapan di Indonesia.

    kerusaan, yang merupaan dampa

    langsung, adalah nilai dari erusaan

    terhadap aset fsi seperti bangunan,

    dan persediaan/sto (termasu barang

    jadi, bahan bau, suu cadang), yang

    dihitung berdasaran biaya yang ira-

    ira diperluan untu mengganti aset

    tersebut menggunaan satuan harga yang

    disepaati. kerugian, yang merupaan

    dampa tida langsung, adalah nilai dari

    proses atau egiatan yang terganggu aibat

    rusanya aset atau terhentinya egiatan

    sosial eonomi aibat ejadian bencana.

    Sedangan dampa eonomi maro, yang

    merupaan dampa seunder, adalahaibat sampingan yang ditimbulan

    pada pereonomian, pembiayaan publi,

    pendapatan masyaraat serta biaya-biaya

    sosial yang ditanggung oleh masyaraat,

    yang secara eseluruhan berdampa pada

    volume pereonomian wilayah maupun

    nasional.

    Perhitungan nilai erusaan, erugian dan

    dampa eonomi dilauan pada 5 setor

    yaitu perumahan, sosial (pendidian,

    esehatan, agama), eonomi produti

    (pertanian, perianan, peternaan,

    perebunan, industri, perdagangan,

    pariwisata), prasarana (transportasi darat

    dan udara, air bersih, sanitasi, irigasi,

    energi, teleomuniasi), dan lintas setor

    (pemerintahan, euangan dan lingungan

    hidup).

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    19/48

    Dalam perhitungan tersebut data yang

    digunaan adalah data per 31 Desember

    2010. kerugian dan erusaan aibat banjir

    lahar dingin tida dimasuan dalam

    ajian ini. Sebab potensi banjir lahar dingin

    masih aan terjadi hingga Maret-April 2011arena masih besarnya peluang terjadinya

    hujan estrim di seitar Merapi. Jia ajian

    erusaan, erugian dan dampa eonomi

    menunggu berahirnya banjir lahar

    dingin, maa aan menghambat rencana

    rehabilitasi dan reonstrusi. Untu itulah

    hasil perhitungan ini adalah hasil di luar

    dari dampa banjir lahar dingin.

    Jumlah erusaan dan erugian yangditimbulan oleh bencana letusan Gunung

    Merapi tahun 2010 adalah Rp. 3,56 trilyun.

    Jumlah nilai erusaan adalah Rp. 1,69

    trilyun (47%), sedangan jumlah nilai

    erugian adalah Rp. 1,87 trilyun (53%).

    Nilai erusaan paling besar dialami oleh

    setor perumahan yang mencapai Rp.

    599 milyar (36%), inrastrutur Rp. 582

    milyar (35%) dan eonomi Rp. 403 milyar

    (24%). Sedangan untu erugian terbesar

    berturut-turut adalah eonomi Rp .1,29

    trilyun (69%), lintas setor Rp. 396,73 milyar

    (21%) dan perumahan Rp 126 milyar (7%).

    Di setor perumahan, periraan nilai

    erusaan sebesar Rp. 599,3 milyar danerugian sebesar Rp 27,3 milyar sehingga

    total Rp. 626,7 milyar untu setor

    perumahan. kerusaan berat dialami

    oleh kabupaten Sleman sebanya 2.339

    unit rumah di kecamatan Cangringan

    dan Ngempla. Di Provinsi Jawa Tengah

    sebanya 274 unit rumah di kabupaten

    Magelang (kecamatan Sawangan

    dan Srumbung), kabupaten Boyolali

    (ecamatan Selo) dan kabupaten klaten(kecamatan kemalang). kerusaan

    terparah dialami oleh kabupaten

    Sleman aibat timbunan pasir dan awan

    panas yang mengaibatan rusanya

    strutur rumah, termasu perabotan

    rumahtangga, terutama yang terbuat dari

    plasti dan ayu. Peraas dan perabot

    rumah menjadi hangus/leleh dan tida

    bisa dipergunaan lagi. Bahan loasi

    permuimannya pun tida bisa dibangun

    embali arena memerluan perbaian

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    20/48

    NO SEKTORKERUSAKAN

    (Rp. juta)

    KERUGIAN

    (Rp. juta)

    TOTAL KERUSAKAN

    DAN KERUGIAN

    (Rp. juta)

    1 Pemuiman 599.307,54 27.343,60 606.651,14

    2 Inrastrutur 581.534,13 125.937,97 707.472,10

    3 Eonomi 403.065,92 1.289.445,25 1.692.511,17

    4 Sosial 89.427,93 33.044,27 122.472,20

    5 Lintas Setor 12.030,00 396.728,00 408.758,00

    TOTAL DIY +

    Jateng1.685.365,52 1.872.499,09 3.557.864,61

    dan pembersihan terlebih dahulu untu

    dapat membangun embali rumahnya.

    Selain rusa berat, beberapa rumah juga

    mengalami rusa sedang sebanya 360

    unit dan rusa ringan sebanya 1.571 unit.

    kerusaan ini terjadi di empat abupaten

    (Magelang, klaten, Boyolali dan Sleman).

    Setelah masa tanggap darurat,diperiraan masih perlu 1 tahun atau

    lebih untu membangun embali rumah-

    rumah yang rusa berat atau hancur,

    beriut sarana penduungnya. Selama

    masa tersebut, 2.613 eluarga terpasa

    menempati permuiman sementara.

    Untu itu disediaan 2.613 unit hunian

    sementara beriut sarana air, sanitasi dan

    asilitas lingungan. Ada emunginan

    bahwa sebagian besar hunian sementara

    tida dapat dibangun di halaman eluarga

    yang bersangutan sehingga dibutuhan

    lahan sementara selama satu tahun

    tersebut. Diperiraan nilai erugianadalah sebesar biaya sewa lahan atau

    nilai pemanaatan lahan yang tida dapat

    dinimati oleh warga desa.

    Sumber : BNPB, data per Februari 2011

    Tabel Hasil Penilaian Kerusakan dan Kerugian

    Erupsi Gunung Merapi

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    21/48

    LAPORAN UTAMA

    Anugerah Nusa Reksa Pratama

    Kepada Kepala BNPB

    Universitas Gadjah Mada (UGM)

    menyelenggaraan Malam

    Penghargaan Bagi Insan UGM

    Berprestasi dalam ranga Dies Natalis UGM

    e-61 pada 18 Desember 2010. Secara

    husus, penghargaan dianugerahanepada dua tooh yang selama ini

    berperan di bidangnya masing-masing.

    Merea adalah kepala Badan Nasional

    Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr.

    Syamsul Maari, M.Si. dan kepala Pusat

    Vulanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

    (PVMBG) Dr. Surono. Bersama dua tooh ini,

    76 insan lainnya dari para alumni, dosen,

    pegawai, dan mahasiswa UGM menerima

    penghargaan Insan UGM Berprestasi 2010.

    Retor UGM, Pro. Ir. Sudjarwadi, M.Eng.,

    Ph.D memberian sambutan dalam acara

    yang diselenggaraan di Balai Senat UGM,

    Bulasumur, Yogyaarta ini.

    Retor UGM menganugerahan secaralangsung Penghargaan Nusa Resa

    Pratama epada kepala BNPB. Sementara

    itu, Penghargaan Parwata Resa Utama

    dianugerahan epada kepala PVMBG.

    Secara non ormal beliau berdua

    merupaan tempat belajar bagi ita

    semua untu hal-hal yang perlu dilauan

    pada urusan pada resa pratama dan

    resa parwata, ujar Pro. Sudjarwadi.

    Penghargaan Nusa Resa Pratama dan

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    22/48

    Parwata Resa Utama sebagai bentu

    apresiasi tinggi menyangut penanganan

    Gunung Merapi dan penanganan bencana

    pasca letusan, terutama perhatian yang

    besar pada nilai-nilai emanusiaan.

    kami mengucapan terima asih atas

    penghargaan yang diberian epada

    ami berdua. Apa yang ami lauan

    sudah merupaan tugas dan tanggung

    jawab ami, ucap kepala BNPB dalam

    sambutannya. Di sisi lain, Syamsul Maari

    juga mengucapan terima asih epada

    UGM atas erja sama, sumbangan

    pemiiran dan tindaan nyata dalam

    penanganan bencana Merapi. Beliau

    menegasan bahwa pencapaian

    penanganan bencana pasca letusan

    Gunung Merapi tida terlepas dari jerih

    payah dan erja sama dengan berbagai

    piha, antara lain Pemerintah daerah,

    birorat, UGM, TNI, Polri, ementerian/

    lembaga, pemerintah daerah, masyaraat,

    aademisi, mahasiswa, dan relawan.

    Penanganan bencana Gunung Merapi

    tida lepas dari duungan semua piha,

    BNPB telah diduung dan dibantu oleh

    rean-rean dari UGM dalam memberian

    beberapa masuan, dan dari situlah lahir

    rumusan-rumusan ebijaan bai yang

    siatnya strutural maupun ultural.

    Beriut ini beberapa catatan yang

    disampaian kepala BNPB dalam

    sambutan seusai menerima penghargaan

    tersebut yang diiringi riuh tepu tangan

    dari seluruh tamu undangan sebagai

    apresiasi dari pemiiran-pemiiran cerdas

    yang disampaiannya.

    Pertama, end to enddari penyelenggaraan

    penanggulangan bencana adalah dari

    manusia sampai dengan manusia.

    Menurutnya bahwa manusia menciptaan

    alat atau ciptaan-ciptaan lain, tetapi

    pada ujungnya bagaimana masyaraat

    menerima itu dan berahir pada

    masyaraat sendiri. Oleh arena itu alau

    ada einginan untu menggabungan

    antara pendeatan strutural dan

    ultural, ini tida perlu dipertentangan.

    Sebagai contoh apaah early warning

    yang dierjaan itu bagian dari ultur,

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    23/48

    atau ultur sebagai sub-sistem dari early

    warning.

    kepala BNPB yang memilii basis

    pendidian di bidang sosiologi

    berpendapat bahwa semua cipta, rasa,arsa, dan arya itu adalah bagian dari

    ultur. Jadi percuma apabila alat-alat

    yang tercipta diperhatian oleh manusia

    arena ada bahasa yang tida dimengerti.

    Merea aan menganggap semua

    penemuan itu di luar sana, dan buan dari

    dalam dirinya, ungap Syamsul Maari.

    Barangali ini sebuah lesson learned

    apabila ita sudah menghasilan suatu

    esimpulan atau analisis dari alat yang

    berbicara menerjemahan Merapi dan

    ternyata terjemahan itu tida dipahami

    e saudara-saudara ita, sehingga timbul

    orban jiwa yang tida ita inginan.

    kedua, manusia adalah bagian dari alam.

    Sementara itu alam mengalami proses

    eseimbangannya. Jadi ada pemiiran

    bahwa bencana alam itu seharusnya

    tida ada tetapi yang ada adalah man-

    made disaster. Merapi meletus itu

    buan bencana, merapi meletus adalah

    hazard. Yang namanya bencana adalah

    bertemunya hazarddengan manusia. Jadi

    apabila ada manusia dapat menghindari

    hazardmaa bencana tida aan terjadi,

    jelasnya.

    ketiga, Indonesia merupaan wilayah

    subur namun di sisi lain wilayah ini

    juga memilii potensi bencana. Hal ini

    merupaan eseimbangan yang sudah

    given di alam ini. Oleh arena itu BNPB

    selalu mendengungan visi dalam

    penanggulangan bencana Indonesia

    yang meneanan pentingnya untu

    membangun ketangguhan Bangsa

    Dalam Menghadapi Bencana. Untu

    mewujudan etangguhan itu diperluan

    peningatan apasitas, bai itu human

    capital, cultural capital, maupun social

    capital. Misalnya pasca letusan Merapi,

    social capitalita telah teruji. Begitu terjadi

    peristiwa emanusiaan (bencana), maa

    secara cepat masyaraat terpanggil untu

    memberian bantuan. Bahan masyaraat

    memberian bantuan yang tida

    diperluan. Dalam menyiapi situasi ini,

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    24/48

    semua piha harus memiiran bagaimana

    membangun etangguhan bangsa

    dalam menghadapi bencana sealigus

    melihat juga jumlah ebutuhan riil yang

    diperluan. kepala BNPB mengataan

    bahwa bantuan yang terlalu cepat

    diberian atau melebihi proporsi yangdibutuhan sebetulnya tida membangun

    etahanan sosial, tida membangun daya

    lenting, dan ini justru perlemahan.

    ketia nantinya Merapi meletus lagi, ita

    tentunya sudah memilii apasitas. Oleh

    arena itu saya berani mengataan mari

    ita lawan setiap einginan-einginan

    untu mendorong bantuan-bantuan yang

    bersiat mengintervensi pemberdayaan

    masyaraat tetapi itu datang dari luar diri

    masyaraat itu sendiri. Ada proporsinya,

    jelas Syamsul Maari masih menyinggung

    soal bantuan dalam ontes membangun

    etahanan masyaraat dalam

    menghadapai bencana. Oleh arena itu

    kepala BNPB meminta epada Retor

    UGM dan civitas aademia untu turut

    serta ati memiiran persoalan ini.

    Diteanan bahwa semua piha perlu

    menanyaan sejauh mana bantuan itu

    dapat menciptaan masyaraat yang nanti

    aan menghadapi bahaya di wilayahnya.

    Pada ahir sambutan, Syamsul Maaribersama Surono sangat mengapresiasi

    eterlibatan UGM yang telah banya

    berperan dan berada di barisan paling

    depan dalam melahiran berbagai produ

    undang-undang, peraturan-peraturan

    pemerintah, dan prosedur-prosedur tetap

    bai yang ada di tingat pusat, maupun

    juga yang di wilayah Merapi dan seitarnya.

    Oleh arena itu erja sama diharapan

    dapat selalu dijaga dan ditingatan.

    Sebagai penutup sambutan, kepala

    BNPB mengucapan selamat epada

    UGM yang melasanaan Dies Natalis

    e-61 dan beliau berharap semoga UGM

    semain berjaya dan menjadi mercusuar

    bagi berbagai piha yang bergera

    melasanaan egiatan emanusiaan di

    tanah air.

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    25/48

    Peran Perguruan Tinggi SebagaiAgent Of Disaster Risk Reduction

    Kepala Badan Nasional

    Penanggulangan Bencana (BNPB)

    Dr. Syamsul Maari, M.Si., yang

    didampingi kepala Pusat Inormasi,

    Data, dan Hubungan Masyaraat Dr.

    Sutopo Purwo Nugroho, menghadiri

    acara Pembuaan Program Pascasarjana

    Graduate Research on Earthquake and

    Active Tectonics (GREAT) di InstitutTenologi Bandung pada Rabu (2/2).

    Acara pembuaan tersebut berlangsung

    di Ruang Hilmi Panigoro, Gedung Teni

    Geologi, Jl. Ganesha 10, Bandung.

    Mengawali acara pembuaan program

    pascasarjana ini, Syamsul Maari, yang

    dipandu oleh Dean Faultas Ilmu dan

    Tenologi kebumian (FITB) Dr. Ir. Eddy

    A Subroto, memberian uliah umumdengan tema Mewujudan Indonesia

    Sebagai Bangsa Yang Tangguh Dalam

    Menghadapi Bencana. Studium generale

    yang bertempat di Aula Barat ITB dihadiri

    oleh Retor ITB, Pro. Dr. Ahmaloa, para

    wail retor, dosen-dosen FITB dan FTTM,

    kepala Pusat Vulanologi dan Mitigasi

    Bencana Dr. Surono, Deputi Bidang IPk

    LIPI Pro. Hery Harjono, dan seitar tiga

    ratus mahasiswa lintas aultas, sertaperwailan AIFDR.

    Program Pascasarjana GREAT ini

    terselenggara atas erjasama BNPB, FITB

    ITB, LIPI, dan Australia Indonesia Facility

    for Disaster Reduction (AIFDR). Melalui

    pendidian dan penelitian di program

    GREAT ini, para mahasiswa diharapan

    dapat memahami proses dan sumberegempaan di Indonesia yang aan

    bermanaat dalam mempredisi potensi

    gempa dan mitigasi bencana. Program

    tersebut mengintegrasi disiplin ilmu di

    bidang geodasi, geologi, dan seismologi.

    Saya menyambut bai program

    pascasarjana GREAT yang dibua oleh

    ITB ini. Dan ami sangat menduung

    terselenggaranya program ini, dan ami

    mengharapan nantinya ada sumbangan

    ide atau pemiiran yang bermanaat

    dalam penanggulangan bencana di

    Indonesia ujar Syamsul Maari. Beliaujuga menambahan bahwa Indonesia ini

    sering terjadi bencana dan oleh arena

    itu sudah semestinya ita menjadi ahli

    dalam menangani bencana. Perguruan

    tinggi besar di seluruh Indonesia sangat

    potensial untu menjadi pusat ajian

    ebencanaan dunia,jelas Syamsul Maari.

    Sementara itu dalam sambutan

    launching program GREAT, SyamsulMaari mengataan bahwa agent yang

    proesional dalam penanggulangan

    bencana membutuhan 3 riteria atau

    nilai, antara lain skills, social responsibility,

    dan spirit of corp. ITB sebagai agent of

    disaster risk reductiondiharapan memilii

    riteria tersebut, ucap Syamsul Maari.

    Apa yang dimilii tida hanya sebatas

    pengetahuan di bidang ebumian saja,

    tetapi bagaimana pengetahuan tersebutdapat berguna bagi masyaraat Indonesia.

    FOKUS BERITA

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    26/48

    Menkokesra Agung Laksono meninjau, saat pembukaan Pra Latihan II Disaster Relief Exercise 2011

    Tanggal 31 Januari 2 Februari 2011,

    telah diselengaraan Pra latihan

    II Disaster Relief Exercise (DiREx)

    2011 di Mabes TNI Cilangap, dan Lanud

    Halim Perdana kusuma, Jaarta Timur. Pra

    latihan ini dihadiri oleh Para Menteri, DutaBesar negara sahabat, kepala BNPB, Wail

    Menteri Luar Negeri, pejabat TNI/Polri,

    kemdagri, kemes, PU, BMkG, Basarnas

    dan Depomino.

    Dalam pengarahannya pada pembuaan

    acara ini, Meno kesra, HR AgungLasono, meneanan bahwa perlunya

    FOKUS BERITA

    Pra Latihan IIDisaster Relief Exercise (DiREx) 2011

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    27/48

    tinda lanjut dari egiatan-egiatan

    tahap perencanaan ASEAN Regional

    Disaster Relief Exercise sebelumnya yang

    telah dilasanaan selama tahun 2010.

    Dengan adanya Pra latihan II Disaster

    Relief Exercise (DiRex) 2011 diharapan

    dapat meningatan oordinasi antarinstansi dalam ranga persiapan egiatan

    latihan ARF DiREx 2011, hususnya

    manajemen penanggulangan bencana

    pada tahap tanggap darurat. kepentingan

    Nasional pada latihan ini adalah untu

    meningatan National Capacity Building

    dalam ontes penanggulangan bencana.

    Sehingga terciptanya esiapan rencana

    asi maupun rencana gera aset dan

    personel Nasional dari masing-masing

    kementerian / Lembaga pada egiatan

    ARF DiREx 2011.

    ASEANRegional Forum (ARF) merupaan

    suatu orum yang dibentu oleh ASEAN

    pada tahun 1994 sebagai suatu wahana

    bagi dialog dan onsultasi mengenai

    hal-hal yang terait dengan politi dan

    eamanan di awasan, serta untumembahas dan menyamaan pandangan

    antara negara-negara peserta ARF

    untu memperecil ancaman terhadap

    stabilitas dan eamanan awasan. ARF

    menyelenggaraan Inter-Sessional

    Meeting (ISM) dalam berbagai bidang

    erjasama salah satunya adalah ISM

    on Disaster Relief (ISM DR) yang

    diselenggaraan dengan dietuai bersama

    oleh salah satu negara anggota ASEAN

    dan negara peserta non-ASEAN.

    Hasil dari 7th ASEAN Regional Forum

    Inter-Sessional Meeting (ISM) di Helsini,Finlandia tanggal 9-12 Otober 2007

    aan diadaan latihan penanggulangan

    bencana alam di negara-negara anggota

    ARF. Beberapa latihan penanggulangan

    bencana alam yang telah diselenggaraan

    oleh ARF antara lain:

    Table Top Exercise (TTX) dalam eranga

    ARF Disaster Relief Exercise, diadaan

    di SESkOAL Jaarta pada tanggal 1-2

    Mei 2008. Latihan diiuti oleh 120

    peserta dari 25 negara, yang terdiri dari

    organisasi pemerintah dan organisasi non

    pemerintah internasional seperti ICRC,

    UNHHCR dan lain-lain. Co-hostnyaadalah

    Indonesia dan Australia.

    ASEAN Regional Forum -Voluntary

    Demonstration of Relief (ARF-VDR) onDisaster Relief diselenggaraan secara

    simultan di Manila dan Clar, Filipina pada

    tanggal 4 - 6 Mei 2009. Negara-negara

    ARF yang berpartisipasi ati yaitu Filipina,

    AS, Jepang, Indonesia, Australia, Selandia

    Baru, Singapura, China, Papua Nugini,

    korea Selatan, Mongolia, Srilana dan

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    28/48

    Peserta Pra Latihan II Disaster Relief Exercise 2011

    TNI dan Polri saat mengevakuasi korban bencana

    Uni Eropa sedangan 7 negara sebagai

    observer yaitu Brunei Darussalam, India,

    Laos, Malaysia, Myanmar, Thailand dan

    Vietnam. Co-host adalah Filipina dan

    Ameria Seriat. Ini merupaan latihan

    penanggulangan bencana alam yang

    pertama diselenggaraan dengan metoda

    geladi lapangan Field Training Exercise

    (FTX).

    ARF Disaster Relief Exercise 2011 (ARF

    Direx 2011) yang dietuai oleh Indonesia-

    Jepang selau Co-Chairs aan diiuti

    oleh negara-negara anggota ASEAN

    Regional Forum dengan tujuan untu

    memperuat erjasama dan saling

    pengertian diantara peserta ARF serta

    menjadi bagian dari National capacity

    building dalam penanganan bencana di

    Indonesia maupun jia terjadi di negara

    lain, hususnya peserta ARF. Latihan aan

    diselenggaraan dalam bentu FTX serta

    tentati pelasanaan di Pulau Bunaen,Pulau Siladen, Pulau Mantehage, pesisir

    Desa Maasing, Manado, dan kecamatan

    Wori kabupaten Minahasa Utara yang

    meliputi Desa Wori, Desa kimabajo dan

    Desa Minaesa.

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    29/48

    Menkokesra dan Kepala BNPB saat mengunjungi rumah hunian sementara korban letusan gunung merapi

    FOKUS BERITA

    Kepala BNPB Bersama Tiga MenteriMeninjau Korban Bencana PascaLetusan Gunung Merapi

    kepala Badan Nasional

    Penanggulangan Bencana (BNPB)

    Dr. Syamsul Maari, M.Si. bersama

    Menteri koordinator kesejahteraan

    Rayat Dr. H.R. Agung Lasono, Menteri

    Sosial Dr. H. Salim Sega Al-Jurie, Menteri

    Pertanian Ir. H. Suswono, MMA, dan

    Wail Menteri Peerjaan Umum Achmad

    Hermanto Darda, melauan unjunganerja di beberapa wilayah terait pasca

    letusan Gunung Merapi di Provinsi D.I.

    Yogyaarta dan Jawa Tengah, Minggu

    (23/1). Deputi Bidang Penanganan Darurat

    Ir. Soetrisno, M.Eng, Deputi Pencegahan

    dan kesiapsiagaan Ir. Sugeng Triutomo,

    DESS, dan kepala Pusat Data, Inormasi,

    dan Humas Dr. Sutopo Purwo Nugroho

    mendampingi kepala BNPB pada

    unjungan tersebut. Sementara itu, turut

    hadir Gubernur Provinsi Jawa Tengah Bibit

    Waluyo dan Asisten Administrasi Umum

    Provinsi DI Yogyaarta, Drs. Isyahnuri serta

    pejabat terait di tingat provinsi danabupaten pada unjungan erja tersebut.

    kunjungan diawali dengan peninjauan

    loasi dampa banjir lahar dingin di Desa

    Jumoyo, kecamatan Salam, kabupaten

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    30/48

    Pemberian arahan Menkokesra untuk penanganan bencana pasca erupsi merapi

    Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Sebelum

    menuju loasi terdampa banjir lahar

    dingin, rombongan diterima Gubernur

    Jawa Tengah dan pejabat pemerintah

    daerah setempat di SDN Jumoyo 2. Para

    Menteri dan kepala BNPB menyempatan

    bertemu dengan para pengungsi yang

    sementara ini ditampung di seitar

    seolah tersebut. Sementara itu, Meno

    kesra mengataan bahwa pihanya aan

    memulihan eadaan pasca bencana ini,

    seperti misalnya perbaian inrastrutur

    dan rumah-rumah. Terait dengan

    pemulihan pereonomian, Agung Lasono

    berata Tanaman elapa, sala, dan terna

    aan mendapatan perhatian. kepala

    BNPB menambahan bahwa pemerintah

    aan membangun hunian sementara

    (huntara) bagi orban yang rumahnya

    rusa aibat banjir lahar dingin. Tapi ita

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    31/48

    juga harus ingat dengan merea orban

    erupsi Merapi yang terjadi sebelumnya,

    itu juga harus tetap ita tangani, ujar

    Syamsul Maari

    Banjir lahar dingin pada tanggal 3

    dan 5 Januari 2011 di kali Putih telahmengaibatan penumpuan material

    setinggi 2,5 m di badan jalan Yogyaarta-

    Magelang km 23, sehingga jalur ini

    sempat terputus. Banjir juga merusaan

    rumah-rumah dan ios-ios di Dusun

    Jumoyo, Desa Jumoyo, kecamatan Salam,

    kabupaten Magelang, Provinsi Jawa

    Tengah. Sampai dengan hari Minggu (23/1)

    ruas jalan dari edua arah masih tampa

    macet. BNPB bersama ementerian terait

    mengupayaan normalisasi sungai dan

    peningatan apasitas bangunan sabo

    untu mengatasi tumpahan material

    vulani di sepanjang kali Putih ini.

    Selanjutnya rombongan menuju

    perebunan sala di Dusun Cabe Lor,

    Desa Srumbung, kecamatan Srumbung,

    kabupaten Magelang. Programpenyelamatan tanaman sala mencaup

    seitar 4.000 ha di kabupaten Sleman

    dan Magelang. Penyelamatan tanaman

    sala ini merupaan upaya terobosan

    dalam ranga pemulihan eonomi loal.

    Melalui program ini, 10 juta rumpun

    tanaman sala dapat diselamatan.

    Program dilasanaan dengan pola padat

    arya atau cash for work yang melibatan

    masyaraat dengan upah Rp 5.000,00 per

    hari per orang.

    kemudian para Menteri dan kepala BNPBmelanjutan peninjauan stockterna atau

    andang terna bersama Sedyo Maaryo

    2 yang berloasi di Desa Hargobinangun,

    kecamatan Paem, kabupaten Sleman.

    Penampungan bersama ini bermanaat

    untu pengembangan bersama elompo

    terna sapi perah serta mempermudah

    pengevauasian hewan terna apabila

    terjadi bencana Merapi. Pasca bencana

    letusan Gunung Merapi, pemerintah

    melauan pembelian 291 eor sapi dan

    penggantian sapi mati sebanya 4.007

    eor sapi di Provinsi DI Yogyaarta dan

    Jawa Tengah.

    Rombongan mengahiri unjungan

    erja di hunian sementara (huntara), di

    Desa kuang, kec. Argo Mulyo, kabupaten

    Sleman. Huntara yang berloasi di kuangdan menampung 261 unit ini dilengapi

    oleh asilitas air bersih, bale warga,

    mushola, dan olam ian. Sumber dana

    pembangunan huntara ini berasal dari

    BNPB, TNI, dan Bazarnas.

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    32/48

    Penandatanganan NotaKesepahaman BNPB Dengan BPK

    Sekretaris utama BNPB, Ir.Fatchul Hadi, Dipl.HE saat penandatangan nota kesepahaman BNPB dengan BPK RI

    Kepala Badan Nasional

    Penanggulangan Bencana (BNPB)

    Dr. Syamsul Maari, M.Si. yangdidampingi Seretaris Utama Ir. Fatchul

    Hadi, Dipl. HE. dan Inspetur Utama Drs.

    Bintang Susmanto A. MBA melauan

    penandatanganan Nota kesepahaman

    dengan Badan Pemeria keuangan (BPk)

    RI pada hari ini, Selasa (18/1), di Auditorium

    BPk RI, Jl. Gatot Subroto, Jaarta Pusat.

    Nota kesepahaman tersebut mengenai

    pengembangan dan pengelolaan sistem

    inormasi untu ases data dalam ranga

    pemerisaan pengelolaan dan tanggung

    jawab euangan negara.

    Selain dengan BNPB, BPk RI juga melauan

    penandatangan Nota kesepahaman

    dengan kementerian koordinator Bidang

    kesejahteraan Rayat, kementerian

    Perhubungan, kementerian Sosial,

    kementerian Agama, kementerian Negara

    Riset dan Tenologi, kementerian Negara

    Perencanaan Pembangunan Nasional,

    kejasaan Agung, Badan Pertahanan

    Nasional, Badan SAR Nasional, komisi

    FOKUS BERITA

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    33/48

    Pemilihan Umum, dan Badan Pengatur Hilir

    Minya dan Gas Bumi. Penandatanganan

    dilauan oleh para Menteri, kepala

    Badan, dan wail atau seretaris dari

    masing-masing ementerian dan lembaga

    non ementrian.

    Acara penandatangan tersebut

    diawali dengan laporan Seretaris

    Jenderal BPk Hendar Ristriawan. Dalam

    sambutannya, beliau menyebutan

    bahwa unci eberhasilan tercapainya

    Nota kesepahaman adalah omitmen

    dari semua piha atas pentingnya Nota

    kesepahaman ini. Penandatanganan Nota

    kesepahaman ini diharapan aan adanya

    hubungan erjasama demi tercapainya

    tata pemerintahan dan elola euangan

    yang bai sebagai bentu tanggung jawab

    atas euangan Negara.

    Pengembangan dan pengelolaan

    sistem inormasi untu ases data dalam

    ranga pemerisaan pengelolaan aan

    memberian manaat bagi edua belah

    piha. Melalui tenologi sistem inormasi

    ini, BPk aan memilii manaat, antara

    lain watu pemerisaan aan lebiheeti, caupan pemerisaan lebih luas,

    biaya pemerisaan lebih hemat, dan

    penyelesaian hasil pemerisaan menjadi

    cepat. Sementara itu bagi ementerian/

    badan atau auditee, manaat yang aan

    diperoleh antara lain watu penyediaan

    doumen pertanggungjawaban euangan

    negara lebih hemat dan penyimpangan

    pengelolaan dan pertanggungjawaban

    euangan negara yang terjadi lebih

    cepat dietahui dan diperbaii melalui

    pemeriasaan BPk setiap watu.

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    34/48

    Kepala BNPB saat mendatangani nota kesepahaman mengenai penanggulangan bencana

    FOKUS BERITA

    Kepala Badan NasionalPenanggulangan Bencana (BNPB),

    Dr. Syamsul Maari, M.Si, MenteriPertahanan Purnomo Yusgiantoro, dan

    Panglima TNI Agus Suhartono, SE, kamis

    (6/1) di kementerian Pertahanan Jaarta

    menandatangani Nota kesepahaman

    Bersama tentang kerjasama dalam

    Penanggulangan Bencana.

    Tujuan kesepaatan Bersama ini sebagai

    pedoman dalam penyelenggaraan

    penanggulangan bencana secara cepat,terencana, terorganisir, teroordinasi dan

    terpadu. Lingup erjasama kesepaatan

    Bersama meliputi penyelenggaraan

    penanggulangan bencanan yang

    mencaup egiatan operasional dan

    egiatan administrasi.

    kementerian Pertahanan membantu

    BNPB dalam pencapaian tujuan ebijaan

    Pemerintah pada tingat nasional, regionaldan internasional guna pengurangan

    risio bencana, melalui oordinasi dan

    omuniasi dengan TNI serta instansi

    terait lainnya secara eeti untumenyelenggaraan penanggulangan

    bencana sesuai tugas dan tanggung

    jawab masing-masing piha. kemhan

    juga melasanaan oordinasi dan

    memasilitasi perbantuan dari TNI dan

    negara asing yang aan memberian

    bantuan pelibatan euatan militernya

    dalam penanggulangan bencana.

    kemudian kemhan melasanaan

    erjasama dengan BNPB di bidangpendidian Magister Disaster Management

    for National Security yang meliputi

    penyelenggaraan peruliahan, pembinaan

    uriulum dan materi uliah di bidang

    penanggulangan bencana.

    Sementara itu, TNI menduung BNPB

    dalam penyelenggaraan penanggulangan

    bencana dengan meningatan

    etersediaan sumber daya, apasitasdan peran TNI serta berlandasan pada

    Kerjasama BNPB, Kemenhan, dan TNIMengenai Penanggulangan Bencana

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    35/48

    prinsip-prinsip bantuan emanusiaan

    yang memenuhi standar, ualitas,

    dan auntabilitas nasional maupun

    internasional.

    TNI memberian duungan personel dan

    peralatan epada Satuan Reasi CepatPenanggulangan Bencana (SRC PB), bai

    pada pra bencana maupun saat tanggap

    darurat bencana, untu penggunaannya

    berada di bawah endali operasi BNPB.

    TNI menyelenggaraan endali operasi

    terhadap satuannya dan militer asing yang

    melasanaan bantuan dan pelibatan

    dalam egiatan penanggulangan bencana

    melalui oordinasi/omando BNPB.

    BNPB beroordinasi dan beromuniasi

    secara eeti dalam penyelenggaraan

    PB bai pada pra bencana, saat tanggap

    darurat bencana, dan pasca bencana

    sesuai tugas dan tanggung jawab masing-

    masing. BNPB menjalin erjasama dalam

    pelasanaan sistem & meanisme yang

    jelas dalam PB untu meningatan

    oordinasi dan omuniasi secara eeti

    dan efsien.

    BNPB mengajuan permintaan ebutuhan

    bantuan duungan personel, sarana

    prasarana, peralatan dan perlengapan

    epada kemenhan dan TNI sesuaiewenangannya dalam ranga PB. Dalam

    hal penerimaan bantuan dan pelibatan

    bantuan militer asing untu beerja

    sama di bawah endali operasi TNI, yang

    penggunaannya disesuaian dengan

    strategi PB, dan dalam hal pengembalian

    pasuan e perwailan negara asing

    dilasanaan melalui kemenhan.

    BNPB menerima, memasilitasi, dan

    mengendalian personel serta peralatan

    dari TNI dalam ranga menduung SRC PB

    serta dalam ranga erjasama di bidang

    pendidian Magister Disaster Management

    for National Security, BNPB melauan

    pembinaan uriulum dan materi uliah

    yang beraitan dengan penanggulangan

    bencana.

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    36/48

    FOKUS BERITA

    Dalam ranga menghargaisolidaritas, erjasama, dan

    ebersamaan yang telah

    terjalin di antara seluruh piha pelau

    penanggulangan bencana letusan Gunung

    Merapi, hususnya penghargaan epada

    para orban atau penyintas maupun para

    relawan dan peerja emanusiaan, BNPB

    beerja sama dengan SCDRR dan FPRB DIY

    menyelenggaraan acara gelar apresiasi

    epada relawan dan peerja emanusiaan.

    Acara dengan tema Apresiasi kepada

    Relawan dan Peerja kemanusiaan

    di Gunung Merapi Melalui Sertifasi

    Relawan Penanggulangan Bencana

    diselenggaraan di University Club (UC),

    UGM, Yogyaarta (30/12). kelompo tari

    Jaran kepang dan selingan musi secara

    live dan dipandu oleh MC keli Pelipur

    Lara memeriahan acara ini.

    Hadir dalam acara tersebut, kepala BNPB,

    Dr. Syamsul Maari, M.Si., yang didampingiDeputi Bidang Pencegahan dan

    kesiapsiagaan, Ir. Sugeng Triutomo, DESS,

    dan Diretur Pemberdayaan Masyaraat R.

    Sugiharto. Sementara itu, tamu undangan

    yang juga hadir antara lain dari Pemerintah

    Provinsi D.I. Yogyaarta dan Jawa Tengah

    serta kabupaten Sleman, Magelang,

    klaten, dan Boyolali, BPPTk, TNI, Polri,

    omunitas masyaraat, organisasi relawan,

    perguruan tinggi, media massa, LSM,lembaga PBB, dan orum-orum terait,

    dan dunia usaha.

    Para relawan sangat berarti bagi bangsa

    ini, anda semua telah memberian segala-

    galanya, dan apa yang telah ita lauan

    ini menjadi sangat berarti. Dari hati yang

    paling dalam, saya sebagai pribadi dan

    selau kepala Badan Penanggulangan

    Bencana, mengucapan terima asih

    dan penghargaan setinggi-tingginya,

    Gelar Apresiasi Kepada Relawandan Pekerja Kemanusiaan

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    37/48

    ata Syamsul Maari. Sebelum memulai

    sambutannya, beliau memimpin doa

    epada para orban bencana dan relawan

    yang gugur dalam tugas penanggulangan

    bencana Merapi.

    Peristiwa erupsi merapi memberipelajaran bahwa ita saling membutuhan

    sehingga diperluan ebersamaan agar

    bisa saling meringanan, ujar Gubernur

    D.I. Yogyaarta yang diwaili oleh

    Asisten Administrasi Umum Provinsi D.I.

    Yogyaarta, Drs. Isyahnuri.

    Juli Eo Nugroho dari koordinator

    Gugus Tugas Tanggap Bencana Merapi

    mengucapan terima asih atas apresiasi

    penghargaan yang diberian epada para

    relawan dengan harapan aan tetap ooh

    dalam menjalin erja sama dan silaturahmi

    epada semua piha. Tida lupa beliau

    juga mengungapan rasa terima asih

    epada Provinsi DI Yogyaarta dan Jawa

    Tengah atas erjasamanya selama ini.

    Sementara itu Banu Subagyo sebagai

    perwailan dari PBB mengucapan terima

    asih epada Pemerintah Indonesia,

    pemerintah provinsi dan abupaten, TNI,

    Polri, organisasi emanusiaan, serta pararelawan. Dalam acara tersebut, kepala

    BNPB menyerahan Piagam Penghargaan

    epada perwailan-perwailan organisasi

    relawan dari berbagai latar belaang,

    seperti perguruan tinggi, organisasi

    masyaraat, dan dunia usaha.

    Letusan Gunung Merapi beberapa

    watu lalu telah menyenta masyaraat

    Yogyaarta dan Jawa Tengah, hususnya

    merea yang berada di radius berbahaya

    Gunung Merapi. Bencana pun tida dapat

    dihindaran pasca letusan tersebut. BNPB

    bersama dengan kementerian/Lembaga,

    pemerintah daerah bai di tingat provinsi

    dan abupaten, TNI, Polri, serta organisasi-

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    38/48

    38 GEMA BNPB - Maret 2011

    organisasi emanusiaan melauan

    penanganan darurat bagi orban letusan

    maupun masyaraat yang terdampa.

    Pada saat yang sama, masyaraat

    luas secara cepat dan tanggap juga

    memberian duungan bagi penanganan

    bencana ini. Dan pada saat tanggapdarurat tersebut, masyaraat dan relawan

    emanusiaan memilii peran sangat

    besar dalam membantu dan menduung

    pemerintah dalam masa tanggap darurat.

    Partisipasi para relawan emanusiaan

    yang menyumbangan beragam sumber

    daya dalam upaya penanganan bencana

    ini merupaan buti nyata atas hidupnya

    solidaritas sosial-emanusiaan serta

    jejaring erjasama untu mengurangi

    penderitaan sesama dan ehenda untu

    mewujudan etangguhan masyaraat

    atau bangsa Indonesia dalam menghadapi

    bencana, hususnya di awasan Gunung

    Merapi.

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    39/48

    FOKUS BERITA

    Kepala Badan Nasional

    Penanggulangan Bencana (BNPB),

    DR. Syamsul Maari, M.Si, Rabu

    (09/2) melanti dan mengambil sumpah

    sejumlah pejabat di lingungan BNPB.Acara ini berlangsung di Gedung BNPB, Jl.

    Ir. H. Djuanda no. 36, Jaarta Pusat.

    Syamsul Maari dalam sambutannya,

    antara lain mengataan dengan

    pelantian ini, para pejabat hendanya

    dapat bersiap proesional, cerdas dan

    mempunyai jiwa sosial. BNPB sebagai

    garda terdepan penanganan bencana,

    sudah seharusnya menjadi institusi yang

    dapat diandalan dalam pencegahan

    bencana dan penanggulangan bencana

    Bencana sering terjadi dimana-mana,

    BNPB telah diaui, bai dari luar maupundalam negeri, yang telah mempunyai

    ontribusi besar dalam meminimalisir

    erugian orban jiwa maupun harta benda

    yang diaibatan bencana ujar Syamsul

    Maari.

    Salah satu wujud partisipasi masyaraat

    adalah riti. kita tampung dan dianalisis,

    terang Syamsul.

    Pelantikan Pejabat Struktural

    di Lingkungan BNPB

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    40/48

    Peresmian AHA Centre

    Ruang AHA Centre

    FOKUS BERITA

    Menteri koordinator kesejahteraan

    Rayat (Menoesra), Dr.H.R

    Agung Lasono, pada hari

    kamis (27/01) meresmian AHA Centre

    yang bertempat di Gedung I BPPT Jl.

    MH Thamrin No. 8, Jaarta. Acara ini

    dihadiri oleh Meno kesra, kepala BNPB,

    kepala BPPT, Menteri kesehatan, Menteri

    Pendidian, Menteri Riste, kepala BMkG,Wail Menteri Luar Negeri, dan Menteri

    Pemberdayaan Perempuan dan PA,

    kepala UkP4 dan sejumlah pejabat dari

    kementerian/Lembaga terait. Acara

    ini dilasanaan bertepatan dengan

    Indonesia menjadi ketua ASEAN, yang

    telah dimulai seja 1 Januari, dan aan

    berahir pada 31 Desember 2011.

    AHA CENTRE (ASEAN Coordinating

    Centre for Humanitarian Assistance on

    Disaster Management), merupaan

    Pusat koordinasi ASEAN untu bantuan

    emanusiaan bagi penanganan bencana.

    AHA Centre didirian dengan tujuan untu

    memasilitasi erjasama dan oordinasi

    diantara negara-negara anggota ASEAN,

    Perseriatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan

    berbagai organisasi internasional, dalam

    mempromosian olaborasi regional dalam

    penanganan bencana.

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    41/48

    Sejumlah Menteri Negara saat Peresmian AHA Centre

    Proses dan emajuan pembentuan AHA

    Centre diawali dengan penandatangananesepaatan oleh para Menteri Luar Negeri

    ASEAN mengenai ASEAN Agreement on

    Disaster Management and Emergency

    Response (AADMER), atau kesepaatan

    ASEAN mengenai penanganan bencana

    dan tanggap darurat, pada Juli 2005.

    AADMER menetapan bahwa AHA Centre

    harus dibentu untu menjalanan ungsi

    AADMER. AADMER secara resmi mulaiberlau pada 26 Desember 2009, dan

    hal ini mencerminan bahwa ebutuhan

    untu adanya AHA Centre menjadi sangat

    mendesa. Seja ditandatanganinya

    esepaatan AADMER pada Juli 2005.

    Pemerintah Indonesia secara onsisten

    telah menawaran diri menjadi tempat

    eduduan AHA Centre. Pada pertemuan

    Menlu ASEAN pada Juli 2007, para Menlu

    setuju untu menetapan Indonesia sebagaitempat eduduan AHA Centre. Selama

    2 tahun (2007-2009) dibentu Interim

    AHA Centre yang bereduduan di antor

    BNPB. Setelah AADMER diberlauan

    resmi Desember 2009, Interim AHA Centre

    dihapusan, dan ASEAN mempersiapan

    diri untu membentu AHA Centre yang

    permanen. Pada kTT ASEAN di Hanoi,

    Vietnam, bulan Otober 2010, para epala

    ASEAN telah menyepaati agar AHA Centre

    dapat beroperasi tahun 2011 di Indonesia.

    AHA Centre didirikan untukmemfasilitasi kerjasama dan

    koordinasi diantara negara-negaraanggota ASEAN, Perserikatan

    Bangsa-Bangsa (PBB) dan berbagaiorganisasi internasional, dalam

    mempromosikan kolaborasiregional dalam penanganan

    bencana.

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    42/48

    FOKUS BERITA

    Penanggulangan bencana di tanahair tida terlepas dari pemiiran-pemiiran dan soso epemimpinan tegas

    dari Purnawirawan TNI Angatan Darat, Dr.

    Syamsul Maari, M.Si. Pria elahiran kediri,

    Jawa Timur, 61 tahun lalu ini berpangatmiliter terahir Mayor Jenderal. Beal

    jiwa dan semangat epemimpinan yang

    terbentu seja bergabung dengan

    militer memberian warna dalam setiap

    penanggulangan bencana di nusantara.

    Syamsul Maari terjun ati di bidang

    penanggulangan bencana seja beliau

    bertugas sebagai kepala Pelasana

    Harian Badan koordinasi NasionalPenanggulangan Bencana (Baornas PB)

    pada tahun 2006. Pengalaman di militer

    yang dimulai pada tahun 1973 hingga

    pendidian Lemhanas di tahun 2000

    memberian pencapaian terbai selama

    mengabdi sebagai kepala Badan Nasional

    Penanggulangan Bencana (BNPB). Pria

    yang meniah dengan Nani kadaryani

    dan diaruniai tiga ana (Edwin Yudho

    Prasetyo, kartia Wulaningrum dan Alya

    kusumaningrum) merupaan soso yang

    tegas dan lugas dalam setiap melauan

    tugas.

    Penugasan Militer yang pernah disandang

    antara lain kasdam V Brawijaya (2007),

    kapuspen Hanam/ABRI (1998), GubernurAademi Militer di Magelang (1999),

    Asomsos kasum TNI (2003 2005) dan

    Aster kasum TNI (2005 2006). Syamsul

    Maari sempat menjadi anggota DPR RI

    periode tahun 2000 hingga 2003 dan

    menjabat Wail ketua Frasi TNI/POLRI.

    Selain pendidian militer, Syamsul Maari

    juga mengenyam pendidian hingga

    meraih gelar Dotor di bidang Sosiologi

    dari Universitas Indonesia pada tahun 2007.Sebelumnya, gelar Pascasarjana Sosiologi

    diraihnya dari Universitas Airlangga pada

    tahun 2002. Latar belaang pendidian

    tersebut mempengaruhi pemiiran

    atau gagasan hususnya dalam arya

    penanggulangan bencana di Indonesia. Di

    samping jabatan searang sebagai kepala

    BNPB, Syamsul Maari yang memilii

    sederet penghargaan militer juga ati

    sebagai dosen di bidang sosiologi politi

    dan sosiologi bencana di Universitas

    Kepemimpinan Hingga

    Filosofi Sang Jenderaldalam Penanggulangan Bencana

    Dr. Syamsul Maarif, M.Si

    ...Tiga loso penanggulangan bencana:(1) Jauhkan masyarakat dari bahaya,

    (2) Jauhkan bahaya dari masyarakat, dan

    (3) Hidup harmoni dengan resiko bencana...

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    43/48

    GEMA BNPB - Maret 2011 43

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    44/48

    Pertahanan (UNHAN) dan Universitas

    Jember. Beliau juga memberian uliah

    umum dalam studium generale di Institut

    Tenologi Bandung dan Universitas

    Gadjah Mada.

    kepemimpinan di bidang penanggulangan

    bencana mengantaran soso Jenderal

    Bintang Dua ini meraih PenghargaanNusa Resa Pratama. Penghargaan yang

    diterimanya bersama Dr. Surono dari

    Pusat Vulanologi dan Mitigasi Bencana

    Geologi (PVMBG) tersebut diberian oleh

    Retor UGM Pro. Ir. Sudjarwadi, M. Eng.,

    Ph D dalam Dies Natalis UGM e-61 tahun

    2010. Nusa Resa Pratama merupaan

    penghargaan atas erja eras Syamsul

    Maari dalam upaya penanggulangan

    bencana, terutama perhatian besar pada

    nilai-nilai emanusiaan, yang terjadi di

    wilayah nusantara ini.

    Pemikiran dalamPenanggulangan Bencana

    BNPB terbentu setelah disahan Undang-

    undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang

    Penanggulangan Bencana. Melalui

    terbentunya BNPB ini, penanggulanganbencana diharapan lebih terencana,

    terpadu, teroordinir, dan menyeluruh.

    Sementara itu apa yang menjadi visi

    bersama adalah ketangguhan Bangsa

    dalam Menghadapi Bencana.

    Syamsul Maari dalam melasanaan

    tugasnya sebagai pemimpin selalu

    berlandasan pada visi tersebut. Hal

    tersebut tampa dalam pemiiran-pemiiran hususnya dalam melihat

    penanggulangan bencana secara

    omprehensi. Menurut beliau, sebagai

    upaya preventi, etangguhan bangsa

    harus terbentu secara mandiri sehingga

    bangsa ini mampu menghadapi

    dan menanggulangi bencana secara

    bermartabat.

    Wajar apabila pada saat terjadinya bencana,

    orban dan masyaraat yang terdampa

    membutuhan intervensi. Ini disebaban

    arena merea masih mengalami masa

    pani atau trauma pasca bencana. Namun,

    Syamsul meneanan bahwa selanjutnya

    merea harus mampu menanggulangi

    ondisi yang ada dengan bermartabat.

    Jangan selalu mengharapan bantuan

    dari pemerintah tetapi upayaan untu

    mengerahan sumber daya yang ada di

    masyaraat tersebut.

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    45/48

    GEMA BNPB - Maret 2011 45

    Dalam acamata Syamsul Maari, risio

    bencana selalu terait dengan bahaya,

    populasi (masyaraat), erentanan, dan

    apasitas. Formulasi dalam pemiirannya

    menyebutan bahwa R = (H x Population x

    V)/C. R (risk) atau risio sangat tergantung

    dari H (hazard) atau bahaya, populationatau populasi, dan V (vulnerability)

    erentanan. Menurutnya C (capacity) atau

    apasitas juga sebagai omponen dalam

    mengurangi atau menghadapi risio

    bencana yang ada. Gunung meletus di

    suatu pulau tanpa pendudu di tengah

    samudera, itu buan bencana, ujar Syamsul

    Maari. kerentanan adalah eadaan

    atau ondisi yang sedang berlau atau

    siat perilau manusia atau masyaraat

    yang menyebaban etidamampuan

    menghadapi bahaya atau ancaman.

    kerentanan tersebut sangat dipengaruhi

    antara lain oleh ator emisinan, tingat

    pendidian, pengetahun, esadaran, dan

    inrastrutur penunjang dan etersediaan

    inormasi yang mudah diases, dan

    sebagainya.

    Inti dalam penanggulangan bencana

    adalah embali e manusia. Menurut

    Syamsul Maari bahwa berbagai ejadian

    bencana telah mengajaran satu flosof

    baru. MANUSIA ADALAH BAGIAN DARI

    ALAM. Oleh arena itu hidup harmoni dan

    selaras dengan alam merupaan sebuah

    conditio sine a qua non sebuah eharusan

    yang tida bisa ditawar. kehidupan

    harmoni dan merasa menjadi bagian darialam aan menyadaran manusia bahwa

    bencana maupun nimat dari alam adalah

    dua sisi dari satu eping mata uang yang

    harus disiapi sama. Sementara itu dalam

    penanggulangan bencana, pemiiran

    beliau yang banya dipengaruhi teori

    sosiologi dan pengalaman di lapangan

    menyebutan 3 (tiga) flosof dalam

    menghadapi bencana. Filosof tersebut

    antara lain (1) Jauhan masyaraat daribencana, (2) Jauhan bencana dari

    masyaraat, dan (3) Hidup harmoni

    dengan risio dan bencana.

    Seorang Pemimpin dan

    Leadership

    Syamsul Maari sebagai kepala BNPB

    tida henti-hentinya mensosialisasian

    tentang arti pentingnya epemimpinanatau leadership dalam penanggulangan

    bencana. Hal tersebut tampa etia

    beliau memimpin rapat-rapat oordinasi

    antar stakeholders atau saat memberian

    uliah di universitas. Dalam suatu

    esempatan, Syamsul Maari lebih nyaman

    menggunaan istilah silaturahmi sebagai

    pengganti oordinasi. Menurutnya dalam

    ontes masyaraat Indonesia, silaturahmi

    lebih pas arena ata oordinasi tidaada dalam masyaraat suu di seluruh

    Indonesia.

    Beriut petian Syamsul Maari sebagai

    kepala BNPB tentang epemimpinan, yang

    disampaian dalam Acara Penghargaan

    Bagi Insan UGM Berprestasi 2010.

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    46/48

    Kepala BNPB saat Peresmian SRC-PB Wilayah Barat oleh Presiden SBY

    Fator lain yang tida alah penting

    dalam mengurangi risio bencana,

    berdasaran pengalaman lapangan

    adalah kEPEMIMPINAN (LEADERSHIP),

    yang ternyata memilii orelasi langsung

    terhadap besar ecilnya orban.

    kepemimpinan dapat diterjemahansebagai epemimpinan ormal dan

    strutural, serta epemimpinan inormal

    dan ultural. Pengalaman bencana

    meletusnya Gunung Merapi menunjuan

    bahwa epemimpinan Mbah Marijan

    sebagai pemimpin inormal dan pemimpin

    budaya masyaraat merupaan ator

    yang lepas dari perhatian ita pada saat itu.

    Pola hubungan antara Gubernur dan para

    Bupati di wilayah seitar Gunung Merapiyang merupaan pemimpin ormal dan

    strutural sebagai ront terdepan dalam

    upaya penanganan bencana di tingat

    loal seringali justru merupaan ator

    penting bagi elancaran dan esusesan

    upaya penanganan bencana di daerah.

    Dibutuhan eberanian dalam

    pengambilan eputusan bertinda yang

    cepat dan tepat dalam menghadapibencana yang sedang terjadi. kearian

    dalam memutusan ebijaan yang

    diambil serta pea dalam menyiapi

    situasi yang terjadi tanpa harus terbebani

    prosedural yang mengiat. kecepatan

    dalam mengoordinasian berbagai

    instansi, lembaga dan organisasi

    emasyaraatan yang terlibat untumendapatan sasaran penindaan yang

    tepat menghilangan esan terlambat.

    Siap epemimpinan yang meleat pada

    setiap pemimpin merupaan bagian dari

    proesionalitas. Syamsul menambahan

    bahwa proesionalitas dapat terwujud,

    apabila 3 (tiga) riteria dapat terpenuhi.

    Menurutnya etiga riteria itu adalah

    skills, social responsibility, dan spirit of corp.Menurutnya, setiap orang yang beerja

    dalam penanggulangan bencana atau

    agent membutuhan 3 (tiga) riteria

    atau nilai tersebut yang meleat pada

    dirinya. Melalui epemimpinan yang

    melihat penanggulangan bencana secara

    omprehensi, niscaya penanggulangan

    bencana tersebut dapat menempatan

    para orban atau masyaraat terdampa

    sebagai manusia bermartabat.

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    47/48

  • 8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011

    48/48

    Ketnguh Bngs

    dlm Mnhadpi Bncn