BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
-
Upload
djuniprist -
Category
Documents
-
view
239 -
download
0
Transcript of BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
1/48
Ketangguhan Bangsa Dalam Menghadapi Bencana
GEMA BNPB
MARET 2011 VOL.2 NO.1ISSN 2088-6527
dari WASIOR,MENTAWAI,
hingga MERAPI
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
2/48
03
04
17
PElindung kepala BNPB PEnasihat Seretaris Utama PEnanggungjawab kepala Pusat Data Inormasi
dan Humas rEdaktur Hartje R. Winerungan, Neulis Zuliasri, Rustian, Jusup TariganEditor Sri Widayani, Herry
Heryadi, Medi Herlianto, Nie Norianingsih sEkrEtariat Linda Lestari, Sulistyowati, Theophilus Yanuarto,
Rusnadi Suyatman Putra , Andri Cipto Utomo FotograFEr Giri Trigondo dEsainErkrEatiF Slamet Riyadi,
Ignatius Toto Satrio alamatrEdaksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Pusdatin dan Humas Jl. Ir. H.
Juanda No. 36 Jaarta Pusat Telp : 021-3458400 Fax : 021-3458500 email : [email protected]
Daftar IsiVolume 2 No.1
Maret 2011
Pengantar Redaksi[03]Dari Redaksi
Laporan Utama[04] Lima Bencana Terbesar tahun 2010[07] Dari Wasior, Mentawai hingga Merapi[17] Dampak Letusan Gunung Merapi
Mencapai 3,56 Trilyun
Fokus Berita[21] Anugerah Reksa Pratama Kepada
Kepala BNPB[25] Peran Perguruan Tinggi Sebagai Agent
of Disaster Risk Reduction[26] Pra Latihan II Disaster Relief Exercise
(DiREx) 2011[29] Kepala BNPB Bersama Tiga Meteri
Meninjau Korban Bencana Pasca LetusanGunung Merapi
[32] Penandatanganan NotaKesepahaman BNPB Dengan BPK RI
[34] Kerjasama BNPB, Kementerian Pertahanan,dan TNI Mengenai Penanggulangan Bencana
[36] Gelar Apresiasi Kepada Relawandan Pekerja Kemanusiaan
[39] Pelantikan Pejabat di Lingkungan BNPB[40] Peresmian AHA Centre[42] Prol Kepala BNPB : Dr. Syamsul Maarif, M.Si
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
3/48
DARI REDAKSI
Selama urun watu tahun 2010,
telah terjadi berbagai bencana yangterjadi seitar 644 bencana yang
tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Tiga bencana besar yang terjadi hampir
bersamaan, yaitu banjir bandang Wasior,
gempa bumi dan tsunami di Mentawai,
serta letusan gunung api Merapi yang
telah menyebaban lebih dari seribu
orang meninggal dunia dan erugian
trilyunan rupiah.
Bencana hidrometeorologi juga terusmeningat ecenderungannya. Dampa
perubahan ilim global dan erusaan
lingungan di Indonesia, main
meningatan trend bencana. Buan
hanya jumlah ejadian, namun intensitas,
magnitude, durasi dan sebaran bencana
juga meningat. Tentu ejadian bencana
tersebut semain menambah berat
bangsa Indonesia di dalam pembangunan
nasional, hususnya meningatan
esejahteraan dan mengurangiemisinan.
kita berharap banyanya bencana
tersebut juga meningatan esadaran
bangsa Indonesia aan arti pentingnya
penanggulangan bencana yang menjadi
urusan bersama bangsa Indonesia.
Maa dari itu, edisi edua GEMA BNPB ini
mengulas berita mengenai bencana yang
terjadi di Indonesia, seperti bencana di
Wasior, Mentawai dan Merapi.
Ahir ata, semoga apa yang dimuat dalam
edisi ini dapat memperaya pengetahuan
tentang ebencanaan. Terima asih.
kep P d if h
dr. sp P n
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
4/48
LAPORAN UTAMA
5 BENCANA BESARDI INDONESIA TAHUN 2010
Trend bencana di Indonesia terus
meningat dari tahun e tahun.Bencana hidrometeorologi seperti
banjir, eeringan, tanah longsor,
puting beliung dan gelombang pasang
merupaan jenis bencana yang dominan
di Indonesia. Bencana hidrometeorologi
terjadi rata-rata hampir 70% dari total
bencana di Indonesia. Perubahan ilim
global, perubahan penggunaan lahan dan
meningatnya jumlah pendudu main
memperbesar ancaman risio bencana
di Indosnesia. Bencana tersebut telah
menimbulan orban jiwa dan erugian
yang besar.
Pada tahun 2010, bencana di Indonesia
terjadi seitar 644 ejadian bencana.
Jumlah orang meninggal mencapai
1.711. Menderita dan hilang seitar
1.398.923 orang. Rumah rusa berat
14.639 unit, rusa sedang 2.830 unit dan
rusa ringan 25.030. Dari 644 ejadian
bencana tersebut, seitar 81,5% atau
517 ejadian bencana adalah bencanahidrometerologi, sedangan bencana
geologi seperti gempabumi, tsunami, dan
gunung meletus masing-masing terjadi
13 ali (2%), 1 ali (0,2%) dan 3 ali (0,5%).
Namun jumlah erugian yang ditimbulan
oleh bencana geologi lebih besar.
Dibandingan dengan tahun 2009, jumlah
ejadian dan orban serta erugian yang
ditimbulan bencana lebih ecil pada
tahun 2009. Pada tahun 2009, jumlah
ejadian bencana mencapai 1.675
ejadian. Jumlah orban meninggal
mencapai 2.620 orang, menderita dan
mengungsi seitar 5,5 juta orang dan
menimbulan erusaan rumah mencapai
lebih dari 500 ribu unit. Pada tahun 2009
bencana gempabumi di Jawa Barat dan
Sumatera Barat adalah bencana terbesar
pada tahun tersebut.
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
5/48
GEMA BNPB - Maret 2011 5
Pada tahun 2010, bencana besar yang terjadi
di Indonesia antara lain: tanah longsor di
Ciwidey Jawa Barat pada 22 Februari 2010
yang mengaibatan 44 orang meninggal.
Banjir di hulu dan hilir Sungai Citarum Jawa
Barat pada Maret 2010 yang menyebaban
seitar 105 ribu lebih orang mengungsi.Banjir bandang Wasior pada 5 Otober
2010 dengan orban 291 orang meninggal.
Gempabumi dan tsunami di Mentawai
dengan orban 509 orang meninggal, dan
letusan gunungapi Merapi di Jawa Tengah
dan Yogyaarta menyebaban hampir 400
orang meninggal.
Ditinjau dari sebaran ejadian bencana,
maa kabupaten Bojonegoro, Cilacap,
kota Samarinda, Bandung dan Pasir adalah
abupaten yang memilii jumlah ejadian
bencana terbanya di Indonesia. Sedangan
dari sebaran jumlah orban orang
meninggal, maa abupaten Mentawai,
Telu Wondama, Sleman, Magelang,
Bandung dan klaten adalah wilayah
yang memilii jumlah oran terbanya di
Indonesia aibat bencana.
kerugian yang ditimbulan oleh bencana
selama tahun 2010 cuup besar. Beberapa
erugian dan erusaan aibat bencana
yang sudah dihitung dengan menggunaan
metode Damage and Lossess Assessment
oleh BNPB dan Bappenas, menunjuan
erugian yang cuup besar. kerugian dan
erusaan bencana banjir bandang Wasior
mencapai Rp 280,6 miliar, sedangan
tsunami di Mentawai Rp 349 miliar. Jumlah
erusaan dan erugian yang ditimbulan
oleh bencana letusan Gunung Merapi
tahun 2010 adalah Rp. 3,56 trilyun. Jumlah
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
6/48
nilai erusaan adalah Rp. 1,69 trilyun
(47%), sedangan jumlah nilai erugian
adalah Rp. 1,87 trilyun 53%). Total erugian
dan erusaan aibat bencana dari 644
ejadian di Indonesia diperiraan lebih
dari Rp. 15 trilyun rupiah.
kebutuhan untu rehabilitasi dan
reonstrusi serta percepatan pemulihan
eonomi dari bencana memerluan
dana yang sangat besar. Untu Wasior
ebutuhan rehabilitasi dan reonstrusi
mencapai Rp. 478,7 miliar. Sedangan
untu Mentawai, ebutuhan rehabilitasi
dan reonstrusi mencapai Rp. 1,16 trilyun.
Untu Merapi, ebutuhan rehabilitasi dan
reonstrusi diperiraan mencapai Rp.
1,35 trilyun.
Pemerintah telah menganggaran Rp.
4,5 trilyun dalam DIPA 2011 untu dana
bantuan sosial penanggulangan bencana.Dana tersebut digunaan untu meng-
cover seluruh bencana di Indonesia
sehingga masih urang dibandingan
dengan ebutuhan yang ada. Untu itulah
maa rehabilitasi reonstrusi Wasior,
Mentawai dan Merapi diperiraan selesai
hingga tahun 2013.
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
7/48
LAPORAN UTAMA
Sepanjang tahun 2010 lalu, Indonesia
diterjang serangaian bencana alam
besar yang disebaban ator alam
yang berbeda. Dampa bencana tida
hanya harta benda tetapi juga nyawa
masyaraat di wilayah bencana. Banjir
Bandang di Wasior, gempa bumi dandisusul tsunami di Mentawai, hingga
erupsi gunungapi Merapi di Yogyaarta
dan Jawa Tengah. Diperiraan total
erugian aibat bencana alam di tiga
wilayah ini mencapai lebih dari 4 trilyun
rupiah yang meliputi erusaan rumah-
rumah masyaraat, sarana dan prasarana
umum, lahan pertanian, perebunan,
peternaan, dan sebagainya. Beriut ini
seilas tulisan mengenai bencana alamyang menimpa wilayah Wasior, Mentawai,
dan Yogyaarta.
b b w
Hujan deras yang terjadi seja 3
Otober 2010 hingga 4 Otober 2010
menyebaban debit air di 3 sungai di
kabupaten Wondama meluap, antara lain
Sungai Sanduai, Anggris, dan Manggurai.
Meluapnya debit air di sungai-sungaitersebut pada ahirnya mengaibatan
banjir bandang di kabupaten Telu
Wondama. Banjir bandang yang
membawa lumpur, ayu, dan bebatuan
memporaporandaan rumah-rumah
pendudu dan sarana umum di beberapa
wilayah. korban jiwa pun tida dapat
terhindar dari terjangan material alamitu. korban jiwa serta erusaan dan
erugian terjadi di wilayah 2 ecamatan
di kabupaten Telu Wondama yang
meliputi kecamatan Wasior (Desa Wasior
I, Desa Wasior II, Desa Rado, Desa Moru,
Desa Maniwa, Desa Manggurai dan Desa
Wondamawi) serta Desa Wondiboy di
kecamatan Wondiboy.
Berdasaran analisis awal yang dilauanoleh kementerian Lingungan Hidup,
tingginya curah hujan menjadi pemicu
terjadinya longsor, yang emudian
menghanyutan material seperti batu
dan pohon beserta aarnya. Analisa
awal kementerian kehutanan yang
disampaian pada rapat oordinasi
kementerian/Lembaga pada 15 Otober
2010, adalah terbawanya pohon beserta
aarnya yang tercabut secara utuhtersebut diarenaan ondisi lahan di
Dari Wasior, Mentawai,
Hingga Merapi
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
8/48
Banjir Bandang Wasior
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
9/48
Presiden SBY saat meninjau bencana gempa bumi dan tsunami di Mentawai
seitar perbuitan di Wasior memilii
lapisan tanah permuaan yang dangal
dan didominasi oleh bebatuan dan pasir.
Telu Wondama merupaan bagian dari
salah satu abupaten di Provinsi Papua
Barat. Sementara itu, Provinsi Papua Baratmemilii 8 abupaten dan 1 ota, antara
lain: kabupaten Manowari, Sorong,
Sorong Selatan, Fa Fa, Raja Ampat,
Telu Bintuni, Telu Wondama, dan kota
Sorong. kabupaten Telu Wondama yang
memilii ibuota Rasiei memilii 13 distri
(ecamatan) dan 75 ampung serta 1
elurahan.
gep t me
Pada tanggal 25 Otober 2010 seitar
puul 21.42 WIB terjadi bencana gempa
bumi di kabupaten kepulauan Mentawai.
Titi episentrum gempabumi berada di
oordinat 9993 BT-361 LS (78 km Barat
Daya Pagai Selatan Mentawai) dengan
euatan 7,2 SR dan edalaman 10 km.
Gempabumi ini memicu tsunami yang
menelan orban dan erusaan cuup
besar. Banyanya orban dan erusaan
terjadi arena sebagian besar masyaraat
menghuni pesisir pantai. Hampir semua
bangunan yang terleta berdeatan
dengan pantai mengalami erusaan
parah bahan roboh diterjang tsunami.
Sementara itu, banya orban yang hilang
aibat terena gelombang pasang. Pasca
guncangan gempa dan terjangan tsunami,distribusi bantuan e loasi bencana
terhambat cuaca yang sangat estrim,
seperti gelombang laut yang sangat
tinggi. Poso utama yang ditempatan
di daerah Siaap memilii radius aga
jauh dari pengungsi. Pertimbangan leta
pendirian poso arena loasi tersebut
aman dan dapat diases oleh apal-
apal besar dan gelombang laut yang
relati tenang. Namun demiian, apal
dan heliopter tetap dibutuhan untu
mencapai loasi bencana. Di poso inilah
semua relawan dan bantuan yang datang
aan ditampung dan diiriman sesuai
dengan ebutuhan pengungsi.
Semua relawan yang datang untu
memberian bantuan pertama ali
mendataran diri e pos pendataranrelawan, ini dimasudan agar semua
relawan yang hadir dapat didata dengan
jelas dan dari mana asal merea. Pendataan
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
10/48
ini juga diperluan sebagai data awal
dalam melauan rapat oordinasi yang
dilauan setiap malam pada puul 20.00
WIB. Rapat oordinasi ini membahas
mengenai langah-langah yang sudah
dilauan pada hari ini, langah selanjutnya
dan endala yang terjadi di lapangan, baidalam pendistribusian logisti maupun
pencarian orban. Lebih jelas dan terarah
merupaan harapan dari terselenggaranya
egiatan tanggap darurat ini. Selain itu
ungsi lain dari egiatan ini adalah supaya
erja relawan yang sudah datang dapat
dimasimalan mengingat banyanya
relawan yang datang tida mengetahui
inormasi dan pada siapa merea harus
melauan oordinasi.
Gudang logisti yang didirian di
Pusdalops Sumatera Barat digunaan
untu menampung bantuan dari luar
daerah, selanjutnya aan dilauan
pengiriman bantuan e poso utama di
daerah Siaap. Bantuan ini diiriman
dengan apal penyeberangan dan apal
kRI TNI e Siaap dengan membawarelawan yang aan memberian bantuan
e Mentawai. Semua barang logisti yang
datang bai menggunaan apal dan
heliopter sebelum masu e gudang
dilaporan dahulu e bagian logisti.
Semua barang yang masu dilauan
pencatatan agar jelas logisti apa saja yang
sudah ada. Setelah dilauan pencatatan
maa logisti aan diturunan dari apal
dan dibawa menuju gudang yang telahdipersiapan.
Pelayanan logisti hanya dilayani mulai
puul 08.00 WIB sampai dengan puul
18.00 WIB setiap harinya. Masyaraat
yang ingin mengajuan permintaan
logisti terlebih dahulu mencatat logisti
yang dibutuhan pada selembar ertas
yang telah ditandatangani oleh pejabat
di dusun/desa yang bersangutan. Inidimasudan agar pemberian logisti
tepat sasaran yaitu pada orban gempa
bumi dan tsunami. Lembar ertas
permintaan nantinya diminta oleh bagian
logisti untu ditulis embali pada ertas
yang sudah dipersiapan yang telah
ditandatangani dan distempel oleh
pejabat yang berwenang.
Lembar yang sudah ditandatangani dan
distempel ini nantinya diserahan epada
peminta logisti. kertas ini yang nantinya
aan digunaan sebagai buti bagi piha
gudang untu mengeluaran barang
logisti sesuai dengan yang dibutuhan.
Sistem logisti yang dijalanan masih
sangat manual dan belum dilauan
pereapan data secara omputerisasi.
Inilah yang menjadian endala etia
ingin melihat reapitulasi data logisti
bai yang masu maupun yang telah
dieluaran di gudang. Logisti ini
juga didistribusian e tempat-tempat
pengungsian dengan menggunaan
3 perahu yang sudah disediaan oleh
pemerintah setempat setiap harinya.
ketiga perahu ini aan mendistribusianlogisti dengan bantuan relawan-relawan
yang sudah datang untu memberian
bantuan. Nama-nama perahu yang
digunaan untu pendistribusian
adalah kapal Nade, kapal Jayanti, dan
kapal Arsena. Setelah apal dari SAR
dapat merapat e pelabuhan Siaap
maa pendistribusian bantuan selain
menggunaan etiga apal, dibantu juga
oleh apal SAR. Untu menjangau loasiyang sangat jauh dan mengefsienan
watu maa pendistribusian bantuan
juga dilauan menggunaan heliopter.
Pegiriman bantuan dengan heliopter
teradang menemui endala apabila heli
tida bisa mendarat. Bantuan pun ahirnya
dilemparan dari udara. Teradang
bantuan jatuh tida tepat pada sasaran
dan rusa etia sampai di tanah arena
logisti dijatuhan dari tempat yang masihterlalu tinggi.
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
11/48
Dampak Tsunami di Mentawai
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
12/48
Cuaca estrim menjadi endala dalam
pengiriman bantuan logisti e tempat
pengungsian atau pun masyaraat
terdampa. Hujan deras yang turun
sewatu-watu, badai dan tingginya
gelombang laut menyebaban apal-apal
tida dapat menjangau sampai e loasi.Fator alam tersebut mengaibatan
banyanya orban tida dapat maan dan
tida ada bantuan medis selama berhari-
hari. Sebagian yang sait harus bersabar
untu menunggu edatangan bantuan
medis.
kondisi laut yang gelombangnya begitu
besar setiap harinya menyebaban hanya
beberapa apal yang dapat mencapai
loasi. Hanya apal besar dan uat
yang mampu memecah omba dan
menyaluran distribusi logisti. Sementara
itu, pengiriman bantuan logisti dan
medis menggunaan apal besar tida
sampai bersandar di loasi bencana, apal
berhenti aga jauh dari pantai dan bantuan
emudian diangut menggunaan boot
ecil untu sampai e pantai.
kementerian Peerjaan Umum dan instansi
terait di daerah telah mengupayaan jalan
darat untu mendistribusian bantuan.
Ases jalan yang dibua direncanaan
dari Siaap menuju Malaopa; tempat
ini dulunya pernah dibangun jalur yang
digunaan untu mengangut ayuhasil hutan oleh perusahaan pemili ijin
pengelolaan hutan dahulunya. Selama
survei perjalanan darat e arah Malaopa
terdapat empat jembatan yang mengalami
erusaan yaitu:
Dusun Belek Raksok KM 21+000
Dusun Konik Km 36+450
Jembatan Bulasat II KM 50+475
Jembatan Bulasat KM 47+45
keempat jembatan ini menjadi onsentrasi
untu segera diperbaii agar pengiriman
bantuan bisa melalui darat. Pengiriman
bantuan melalui darat diharapan dapat
memasimalan dalam pendistribusian
logisti arena tida terendala oleh
omba laut yang sangat tinggi. Sehingga
permasalahan cuaca tida menjadi
halangan lagi dalam pendistribusian
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
13/48
bantuan, mengingat orban yang masih
bertahan masih sangat membutuhan
bantuan bahan maanan poo.
Beberapa hari pasca gempa bumi dan
tsunami, orban lebih membutuhan
beras, minya dan maanan siap saji dari
pada mie instan.
korban yang mengalami lua-lua
biasanya diruju e daerah Siaap
yang sudah disediaan tempat husus
untu pengobatan dan tenaga medis
yang sudah ahli. Selain itu ada beberapa
orban yang lua serius dibawa e
rumah sait di Padang. Tempat yang
digunaan untu perawatan orban
lua-lua adalah pusesmas dan gereja.
Rumah sait darurat juga disiagaan
untu membantu proses operasi
terhadap orban bencana di Siaap.
Selain cuaca estrim, omuniasi
menjadi masalah utama dalam
penanganan bencana ini. Melalui sarana
omuniasi, jalur data atau inormasi
dari loasi bencana e Poso Utamadi Siaap seharusnya mudah dan
jelas. Namun, upaya pendirian radio di
setiap titi loasi bencana tida dapat
dilauan arena beberapa daerah tida
ada aliran listri dan sulit mendapatan
sinyal radio. kondisi topograf dan leta
geograf menghalangi sinyal radio
omuniasi.
Data dipusatan pada Poso Utama di
Siaap dan dielola oleh tim husus
yang menangani masalah ini. Data
dari Poso Utama selanjutnya diirim
e Badan Penanggulangn Bencana
Daerah (BPBD) kabupaten kepulauan
Mentawai, selanjutnya diirim e
Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat
dan diterusan e Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) di
Jaarta. Data yang meliputi jumlah
orban meninggal (MD), hilang,
erusaan rumah, tempat ibadah, dan
asilitas umum selalu diupdate 3 (tiga)
ali sehari pada puul 10.00, 15.00, dan
20.00 WIB dan dapat diases oleh publi.
Sementara itu, ruang seretariat yangjuga memilii peran seabgai Media
Center dibangun di Poso Utama.
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
14/48
dan menjadi beban mental tersendiri.
Ep gp mep Yy
Gunungapi Merapi merupaan salah
satu gunungapi paling ati di dunia.
Dalam sejarah letusannya, beberapa ali
Merapi menimbulan erusaan danorban jiwa. Mesipun demiian, tida
sediit euntungan yang dapat dinimati
dengan adanya gunung ini. Antara lain
pemandangan yang menawan sampai
dengan sumberdaya alam lain, seperti
material bangunan yang melimpah, tanah
yang subur dan memberi naah bagi
ribuan warga yang tinggal di seeliling
Merapi.
Selama lebih dari dua generasi terahir,
letusan gunungapi Merapi menunjuan
arateristi letusan yang tenang berupa
erupsi efusif. Jenis letusan ini, ditandai oleh
guguran lava pijar yang membentu awan
panas. Hampir dapat dipastian setiap 4
tahun, Merapi menunjuan ativitasnya
yang rutin berupa erupsi yang siatnya
efusif dilanjutan dengan guguran ubah
lava dan awan panas yang meluncur
hingga radius 7 m dari punca Merapi.
Namun letusan yang terjadi pada tanggal
26 Otober 2010 telah mengejutan
banya piha, hususnya warga di seitar
Merapi. Letusan ini menyebaban 37
orban meninggal dan 46 lua-lua aibat
awan panas. Setelah letusan tersebut,
terjadi hal yang di luar ebiasaan Merapi,masih terdapat energi di dalam dapur
magma yang besar. Aibatnya pada
tanggal 5 November 2010 terjadi letusan
yang lebih uat dengan menimbulan
lontaran material vulani setinggi 6,5
m dari punca Merapi dan hembusan
awan panas sejauh 14 m e arah selatan.
Awan panas tersebut mengiuti alur
lembah kali Gendol dimana terdapat
banya pendudu di sana. Letusan eduaini menimbulan erusaan yang hebat
Media Center memilii peran untu
menjembatani inormasi yang dibutuhan
oleh wartawan dan publi. Data Data
dieluaran melalui satu pintu agar
tida terjadi esimpangsiuran inormasi
nantinya.
Laporan Poso per 9 November 2010
menyebutan bahwa data orban yang
meninggal aibat gempabumi dan
tsunami ini sejumlah 448 orang, 56 orang
hilang dan 8.793 jiwa mengungsi. Bencana
ini telah mengundang banya relawan
untu turut membantu dan meringanan
beban orban.
Dalam memperlancar penanganan
masa tanggap darurat yang ditetapan
selesai pada tanggal 8 November 2010
dan diperpanjang berdasaran Surat
Bupati No: 361/249/BUP-kM/XI-2010
sampai dengan tanggal 22 November
2010, berbagai media teleomuniasi
memberian sumbangsihnya. Seperti
penyediaan internet gratis dan telepon
gratis yang dapat digunaan oleh relawan,masyaraat dan siapa saja yang ingin
menggunaanya.
Fous penyelesaian adalah pendirian
hunian sementara dan reloasi bagi
masyaraat yang terena dampa
bencana. Reloasi diperuntuan bagi
orban yang hampir semua rumahnya
mengalami rusa berat dan tida
mungin ditempati lagi. Pendirian huniansementara harus berada di tempat lebih
tinggi dan tida berada di tepi pantai,
apabila terjadi bencana tsunami tida
hancur dan memaan orban embali.
kebutuhan mendesa adalah ebutuhan
ana seolah. kebutuhan ini mencaup
alat-alat seolah, seragam seolah dan
gedung untu menyelenggaraan
ativitas seolah. Mengingat ana-ana
harus embali melanjutan egiatanbelajarnya agar tida terjadi ebosanan
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
15/48
Dampak kerusakan akibat awan panas dan debu vulkanik Gunung Merapi
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
16/48
Pengungsi Merapi di GOR Pemuda Yogyakarta
Pengungsi Merapi di Stadion Mangunharjo
di sepanjang alur kali Gendol dan menyebaban
bertambahnya orban meninggal hingga mencapai
total 196 orang.
Aibat dari letusan edua yang sangat uat tersebut,
telah menimbulan ehawatiran aan terjadinya
letusan-letusan selanjutnya yang belum dietahuiseberapa besar salanya. Untu menghindari
timbulnya orban baru aibat letusan Gunungapi
Merapi, maa Presiden RI pada tanggal 5 November
2010 memerintahan kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana untu mengendalian
penanganan bencana letusan Gunungapi Merapi
yang arahan selengapnya adalah sebagai beriut :
1. kendali penanganan bencana Merapi di tangan
BNPB dibantu Gubernur DIY, Gubernur Jateng,
Pangdam Diponegoro, kapolda Jawa Tengah,
kapolda DIY.
2. Unsur Pemerintah Pusat di bawah Meno kesra
mengoordinasian bantuan Pemerintah Pusat
untu memastian elancaran pengerahan
bantuan sumberdaya nasional
3. TNI di bawah endali BNPB mengerahan 1 (satu)Brigade Plus yang terdiri dari Yon kes/Yon Zipur/
Yon Marinir/Yon Beang/Yon Inanteri dengan
tugas utama :
a) Memberian layanan esehatan berupa
pendirian rumah sait lapangan dan
peruatan serta peningatan eetivitas
rumah sait yang ada.
b) Membua dapur umum secara optimal.
c) Pengerahan angutan Militer.
4. POLRI membuat Satgas PB di bawah endali
BNPB :
a) Mengerahan satuan lalulintas seoptimal
mungin.
b) Pemberian layanan eamanan dan etertiban
masyaraat.
5. Pemerintah melalui kementerian Pertanian
melauan pembelian terna di daerah rawan
bencana.
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
17/48
Kepala BNPB, saat koordinasi penanggulangan bencana Pasca Erupsi Gunung Merapi
LAPORAN UTAMA
Dampak Letusan Gunung Merapi
Mencapai Rp 3,56 Trilyun
T
erjadinya letusan Gunung Merapi
pada tanggal 26 Otober 2010
hingga mencapai punca letusan
terbesar 5 November 2010 menyebaban
erusaan dan erugian yang cuup besar
di empat abupaten yaitu Magelang,
Boyolali, klaten di Jawa Tengah dan Sleman
di Yogyaarta. Sesuai dengan strategi di
dalam rehabilitasi dan reonstrusi maa
ada tiga tahapan di dalamnya yaitu ajian
penilaian erusaan dan erugian (damage
and losses assessment), ajian penilaian
ebutuhan pasca bencana (human recoveryneeds assessment), dan penyusunan
rencana asi rehabilitasi dan reonstrusi.
Tahapan ini merupaan metode yang
bau sesuai dengan amanah UU No.24
Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana. Di negara-negara maju pun juga
menerapan tahapan seperti itu juga.
Hingga saat ini ajian penilaian erusaan
dan erugian sudah selesai dilauan
oleh BNPB yang diduung oleh Bappenas,
Ban Dunia, UNDP, ementerian/lembaga,
perguruan tinggi dan pemerintah daerah.
Sedangan ajian penilaian ebutuhanpasca bencana dan rencana asi
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
18/48
18 GEMA BNPB - Maret 2011
rehabilitasi dan reonstrusi dalam proses
penyelesaian.
kajian penilaian erusaan dan erugian
dilauan dengan menggunaan metode
ECLAC, yaitu metode penilaian aibat
bencana yang diembangan olehEconomic Commission for Latin America
and the Caribbean (ECLAC). Dampa
sebuah bencana dapat diuur melalui
perhitungan nilai eonomi dari aibat
yang ditimbulan dari bencana tersebut.
Metode ECLAC membagi dampa e
dalam tiga aspe utama yaitu: erusaan,
erugian, dan dampa eonomi maro
dari erusaan dan erugian tadi. Metode
ini telah sering diterapan di Indonesia.
kerusaan, yang merupaan dampa
langsung, adalah nilai dari erusaan
terhadap aset fsi seperti bangunan,
dan persediaan/sto (termasu barang
jadi, bahan bau, suu cadang), yang
dihitung berdasaran biaya yang ira-
ira diperluan untu mengganti aset
tersebut menggunaan satuan harga yang
disepaati. kerugian, yang merupaan
dampa tida langsung, adalah nilai dari
proses atau egiatan yang terganggu aibat
rusanya aset atau terhentinya egiatan
sosial eonomi aibat ejadian bencana.
Sedangan dampa eonomi maro, yang
merupaan dampa seunder, adalahaibat sampingan yang ditimbulan
pada pereonomian, pembiayaan publi,
pendapatan masyaraat serta biaya-biaya
sosial yang ditanggung oleh masyaraat,
yang secara eseluruhan berdampa pada
volume pereonomian wilayah maupun
nasional.
Perhitungan nilai erusaan, erugian dan
dampa eonomi dilauan pada 5 setor
yaitu perumahan, sosial (pendidian,
esehatan, agama), eonomi produti
(pertanian, perianan, peternaan,
perebunan, industri, perdagangan,
pariwisata), prasarana (transportasi darat
dan udara, air bersih, sanitasi, irigasi,
energi, teleomuniasi), dan lintas setor
(pemerintahan, euangan dan lingungan
hidup).
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
19/48
Dalam perhitungan tersebut data yang
digunaan adalah data per 31 Desember
2010. kerugian dan erusaan aibat banjir
lahar dingin tida dimasuan dalam
ajian ini. Sebab potensi banjir lahar dingin
masih aan terjadi hingga Maret-April 2011arena masih besarnya peluang terjadinya
hujan estrim di seitar Merapi. Jia ajian
erusaan, erugian dan dampa eonomi
menunggu berahirnya banjir lahar
dingin, maa aan menghambat rencana
rehabilitasi dan reonstrusi. Untu itulah
hasil perhitungan ini adalah hasil di luar
dari dampa banjir lahar dingin.
Jumlah erusaan dan erugian yangditimbulan oleh bencana letusan Gunung
Merapi tahun 2010 adalah Rp. 3,56 trilyun.
Jumlah nilai erusaan adalah Rp. 1,69
trilyun (47%), sedangan jumlah nilai
erugian adalah Rp. 1,87 trilyun (53%).
Nilai erusaan paling besar dialami oleh
setor perumahan yang mencapai Rp.
599 milyar (36%), inrastrutur Rp. 582
milyar (35%) dan eonomi Rp. 403 milyar
(24%). Sedangan untu erugian terbesar
berturut-turut adalah eonomi Rp .1,29
trilyun (69%), lintas setor Rp. 396,73 milyar
(21%) dan perumahan Rp 126 milyar (7%).
Di setor perumahan, periraan nilai
erusaan sebesar Rp. 599,3 milyar danerugian sebesar Rp 27,3 milyar sehingga
total Rp. 626,7 milyar untu setor
perumahan. kerusaan berat dialami
oleh kabupaten Sleman sebanya 2.339
unit rumah di kecamatan Cangringan
dan Ngempla. Di Provinsi Jawa Tengah
sebanya 274 unit rumah di kabupaten
Magelang (kecamatan Sawangan
dan Srumbung), kabupaten Boyolali
(ecamatan Selo) dan kabupaten klaten(kecamatan kemalang). kerusaan
terparah dialami oleh kabupaten
Sleman aibat timbunan pasir dan awan
panas yang mengaibatan rusanya
strutur rumah, termasu perabotan
rumahtangga, terutama yang terbuat dari
plasti dan ayu. Peraas dan perabot
rumah menjadi hangus/leleh dan tida
bisa dipergunaan lagi. Bahan loasi
permuimannya pun tida bisa dibangun
embali arena memerluan perbaian
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
20/48
NO SEKTORKERUSAKAN
(Rp. juta)
KERUGIAN
(Rp. juta)
TOTAL KERUSAKAN
DAN KERUGIAN
(Rp. juta)
1 Pemuiman 599.307,54 27.343,60 606.651,14
2 Inrastrutur 581.534,13 125.937,97 707.472,10
3 Eonomi 403.065,92 1.289.445,25 1.692.511,17
4 Sosial 89.427,93 33.044,27 122.472,20
5 Lintas Setor 12.030,00 396.728,00 408.758,00
TOTAL DIY +
Jateng1.685.365,52 1.872.499,09 3.557.864,61
dan pembersihan terlebih dahulu untu
dapat membangun embali rumahnya.
Selain rusa berat, beberapa rumah juga
mengalami rusa sedang sebanya 360
unit dan rusa ringan sebanya 1.571 unit.
kerusaan ini terjadi di empat abupaten
(Magelang, klaten, Boyolali dan Sleman).
Setelah masa tanggap darurat,diperiraan masih perlu 1 tahun atau
lebih untu membangun embali rumah-
rumah yang rusa berat atau hancur,
beriut sarana penduungnya. Selama
masa tersebut, 2.613 eluarga terpasa
menempati permuiman sementara.
Untu itu disediaan 2.613 unit hunian
sementara beriut sarana air, sanitasi dan
asilitas lingungan. Ada emunginan
bahwa sebagian besar hunian sementara
tida dapat dibangun di halaman eluarga
yang bersangutan sehingga dibutuhan
lahan sementara selama satu tahun
tersebut. Diperiraan nilai erugianadalah sebesar biaya sewa lahan atau
nilai pemanaatan lahan yang tida dapat
dinimati oleh warga desa.
Sumber : BNPB, data per Februari 2011
Tabel Hasil Penilaian Kerusakan dan Kerugian
Erupsi Gunung Merapi
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
21/48
LAPORAN UTAMA
Anugerah Nusa Reksa Pratama
Kepada Kepala BNPB
Universitas Gadjah Mada (UGM)
menyelenggaraan Malam
Penghargaan Bagi Insan UGM
Berprestasi dalam ranga Dies Natalis UGM
e-61 pada 18 Desember 2010. Secara
husus, penghargaan dianugerahanepada dua tooh yang selama ini
berperan di bidangnya masing-masing.
Merea adalah kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr.
Syamsul Maari, M.Si. dan kepala Pusat
Vulanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
(PVMBG) Dr. Surono. Bersama dua tooh ini,
76 insan lainnya dari para alumni, dosen,
pegawai, dan mahasiswa UGM menerima
penghargaan Insan UGM Berprestasi 2010.
Retor UGM, Pro. Ir. Sudjarwadi, M.Eng.,
Ph.D memberian sambutan dalam acara
yang diselenggaraan di Balai Senat UGM,
Bulasumur, Yogyaarta ini.
Retor UGM menganugerahan secaralangsung Penghargaan Nusa Resa
Pratama epada kepala BNPB. Sementara
itu, Penghargaan Parwata Resa Utama
dianugerahan epada kepala PVMBG.
Secara non ormal beliau berdua
merupaan tempat belajar bagi ita
semua untu hal-hal yang perlu dilauan
pada urusan pada resa pratama dan
resa parwata, ujar Pro. Sudjarwadi.
Penghargaan Nusa Resa Pratama dan
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
22/48
Parwata Resa Utama sebagai bentu
apresiasi tinggi menyangut penanganan
Gunung Merapi dan penanganan bencana
pasca letusan, terutama perhatian yang
besar pada nilai-nilai emanusiaan.
kami mengucapan terima asih atas
penghargaan yang diberian epada
ami berdua. Apa yang ami lauan
sudah merupaan tugas dan tanggung
jawab ami, ucap kepala BNPB dalam
sambutannya. Di sisi lain, Syamsul Maari
juga mengucapan terima asih epada
UGM atas erja sama, sumbangan
pemiiran dan tindaan nyata dalam
penanganan bencana Merapi. Beliau
menegasan bahwa pencapaian
penanganan bencana pasca letusan
Gunung Merapi tida terlepas dari jerih
payah dan erja sama dengan berbagai
piha, antara lain Pemerintah daerah,
birorat, UGM, TNI, Polri, ementerian/
lembaga, pemerintah daerah, masyaraat,
aademisi, mahasiswa, dan relawan.
Penanganan bencana Gunung Merapi
tida lepas dari duungan semua piha,
BNPB telah diduung dan dibantu oleh
rean-rean dari UGM dalam memberian
beberapa masuan, dan dari situlah lahir
rumusan-rumusan ebijaan bai yang
siatnya strutural maupun ultural.
Beriut ini beberapa catatan yang
disampaian kepala BNPB dalam
sambutan seusai menerima penghargaan
tersebut yang diiringi riuh tepu tangan
dari seluruh tamu undangan sebagai
apresiasi dari pemiiran-pemiiran cerdas
yang disampaiannya.
Pertama, end to enddari penyelenggaraan
penanggulangan bencana adalah dari
manusia sampai dengan manusia.
Menurutnya bahwa manusia menciptaan
alat atau ciptaan-ciptaan lain, tetapi
pada ujungnya bagaimana masyaraat
menerima itu dan berahir pada
masyaraat sendiri. Oleh arena itu alau
ada einginan untu menggabungan
antara pendeatan strutural dan
ultural, ini tida perlu dipertentangan.
Sebagai contoh apaah early warning
yang dierjaan itu bagian dari ultur,
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
23/48
atau ultur sebagai sub-sistem dari early
warning.
kepala BNPB yang memilii basis
pendidian di bidang sosiologi
berpendapat bahwa semua cipta, rasa,arsa, dan arya itu adalah bagian dari
ultur. Jadi percuma apabila alat-alat
yang tercipta diperhatian oleh manusia
arena ada bahasa yang tida dimengerti.
Merea aan menganggap semua
penemuan itu di luar sana, dan buan dari
dalam dirinya, ungap Syamsul Maari.
Barangali ini sebuah lesson learned
apabila ita sudah menghasilan suatu
esimpulan atau analisis dari alat yang
berbicara menerjemahan Merapi dan
ternyata terjemahan itu tida dipahami
e saudara-saudara ita, sehingga timbul
orban jiwa yang tida ita inginan.
kedua, manusia adalah bagian dari alam.
Sementara itu alam mengalami proses
eseimbangannya. Jadi ada pemiiran
bahwa bencana alam itu seharusnya
tida ada tetapi yang ada adalah man-
made disaster. Merapi meletus itu
buan bencana, merapi meletus adalah
hazard. Yang namanya bencana adalah
bertemunya hazarddengan manusia. Jadi
apabila ada manusia dapat menghindari
hazardmaa bencana tida aan terjadi,
jelasnya.
ketiga, Indonesia merupaan wilayah
subur namun di sisi lain wilayah ini
juga memilii potensi bencana. Hal ini
merupaan eseimbangan yang sudah
given di alam ini. Oleh arena itu BNPB
selalu mendengungan visi dalam
penanggulangan bencana Indonesia
yang meneanan pentingnya untu
membangun ketangguhan Bangsa
Dalam Menghadapi Bencana. Untu
mewujudan etangguhan itu diperluan
peningatan apasitas, bai itu human
capital, cultural capital, maupun social
capital. Misalnya pasca letusan Merapi,
social capitalita telah teruji. Begitu terjadi
peristiwa emanusiaan (bencana), maa
secara cepat masyaraat terpanggil untu
memberian bantuan. Bahan masyaraat
memberian bantuan yang tida
diperluan. Dalam menyiapi situasi ini,
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
24/48
semua piha harus memiiran bagaimana
membangun etangguhan bangsa
dalam menghadapi bencana sealigus
melihat juga jumlah ebutuhan riil yang
diperluan. kepala BNPB mengataan
bahwa bantuan yang terlalu cepat
diberian atau melebihi proporsi yangdibutuhan sebetulnya tida membangun
etahanan sosial, tida membangun daya
lenting, dan ini justru perlemahan.
ketia nantinya Merapi meletus lagi, ita
tentunya sudah memilii apasitas. Oleh
arena itu saya berani mengataan mari
ita lawan setiap einginan-einginan
untu mendorong bantuan-bantuan yang
bersiat mengintervensi pemberdayaan
masyaraat tetapi itu datang dari luar diri
masyaraat itu sendiri. Ada proporsinya,
jelas Syamsul Maari masih menyinggung
soal bantuan dalam ontes membangun
etahanan masyaraat dalam
menghadapai bencana. Oleh arena itu
kepala BNPB meminta epada Retor
UGM dan civitas aademia untu turut
serta ati memiiran persoalan ini.
Diteanan bahwa semua piha perlu
menanyaan sejauh mana bantuan itu
dapat menciptaan masyaraat yang nanti
aan menghadapi bahaya di wilayahnya.
Pada ahir sambutan, Syamsul Maaribersama Surono sangat mengapresiasi
eterlibatan UGM yang telah banya
berperan dan berada di barisan paling
depan dalam melahiran berbagai produ
undang-undang, peraturan-peraturan
pemerintah, dan prosedur-prosedur tetap
bai yang ada di tingat pusat, maupun
juga yang di wilayah Merapi dan seitarnya.
Oleh arena itu erja sama diharapan
dapat selalu dijaga dan ditingatan.
Sebagai penutup sambutan, kepala
BNPB mengucapan selamat epada
UGM yang melasanaan Dies Natalis
e-61 dan beliau berharap semoga UGM
semain berjaya dan menjadi mercusuar
bagi berbagai piha yang bergera
melasanaan egiatan emanusiaan di
tanah air.
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
25/48
Peran Perguruan Tinggi SebagaiAgent Of Disaster Risk Reduction
Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB)
Dr. Syamsul Maari, M.Si., yang
didampingi kepala Pusat Inormasi,
Data, dan Hubungan Masyaraat Dr.
Sutopo Purwo Nugroho, menghadiri
acara Pembuaan Program Pascasarjana
Graduate Research on Earthquake and
Active Tectonics (GREAT) di InstitutTenologi Bandung pada Rabu (2/2).
Acara pembuaan tersebut berlangsung
di Ruang Hilmi Panigoro, Gedung Teni
Geologi, Jl. Ganesha 10, Bandung.
Mengawali acara pembuaan program
pascasarjana ini, Syamsul Maari, yang
dipandu oleh Dean Faultas Ilmu dan
Tenologi kebumian (FITB) Dr. Ir. Eddy
A Subroto, memberian uliah umumdengan tema Mewujudan Indonesia
Sebagai Bangsa Yang Tangguh Dalam
Menghadapi Bencana. Studium generale
yang bertempat di Aula Barat ITB dihadiri
oleh Retor ITB, Pro. Dr. Ahmaloa, para
wail retor, dosen-dosen FITB dan FTTM,
kepala Pusat Vulanologi dan Mitigasi
Bencana Dr. Surono, Deputi Bidang IPk
LIPI Pro. Hery Harjono, dan seitar tiga
ratus mahasiswa lintas aultas, sertaperwailan AIFDR.
Program Pascasarjana GREAT ini
terselenggara atas erjasama BNPB, FITB
ITB, LIPI, dan Australia Indonesia Facility
for Disaster Reduction (AIFDR). Melalui
pendidian dan penelitian di program
GREAT ini, para mahasiswa diharapan
dapat memahami proses dan sumberegempaan di Indonesia yang aan
bermanaat dalam mempredisi potensi
gempa dan mitigasi bencana. Program
tersebut mengintegrasi disiplin ilmu di
bidang geodasi, geologi, dan seismologi.
Saya menyambut bai program
pascasarjana GREAT yang dibua oleh
ITB ini. Dan ami sangat menduung
terselenggaranya program ini, dan ami
mengharapan nantinya ada sumbangan
ide atau pemiiran yang bermanaat
dalam penanggulangan bencana di
Indonesia ujar Syamsul Maari. Beliaujuga menambahan bahwa Indonesia ini
sering terjadi bencana dan oleh arena
itu sudah semestinya ita menjadi ahli
dalam menangani bencana. Perguruan
tinggi besar di seluruh Indonesia sangat
potensial untu menjadi pusat ajian
ebencanaan dunia,jelas Syamsul Maari.
Sementara itu dalam sambutan
launching program GREAT, SyamsulMaari mengataan bahwa agent yang
proesional dalam penanggulangan
bencana membutuhan 3 riteria atau
nilai, antara lain skills, social responsibility,
dan spirit of corp. ITB sebagai agent of
disaster risk reductiondiharapan memilii
riteria tersebut, ucap Syamsul Maari.
Apa yang dimilii tida hanya sebatas
pengetahuan di bidang ebumian saja,
tetapi bagaimana pengetahuan tersebutdapat berguna bagi masyaraat Indonesia.
FOKUS BERITA
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
26/48
Menkokesra Agung Laksono meninjau, saat pembukaan Pra Latihan II Disaster Relief Exercise 2011
Tanggal 31 Januari 2 Februari 2011,
telah diselengaraan Pra latihan
II Disaster Relief Exercise (DiREx)
2011 di Mabes TNI Cilangap, dan Lanud
Halim Perdana kusuma, Jaarta Timur. Pra
latihan ini dihadiri oleh Para Menteri, DutaBesar negara sahabat, kepala BNPB, Wail
Menteri Luar Negeri, pejabat TNI/Polri,
kemdagri, kemes, PU, BMkG, Basarnas
dan Depomino.
Dalam pengarahannya pada pembuaan
acara ini, Meno kesra, HR AgungLasono, meneanan bahwa perlunya
FOKUS BERITA
Pra Latihan IIDisaster Relief Exercise (DiREx) 2011
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
27/48
tinda lanjut dari egiatan-egiatan
tahap perencanaan ASEAN Regional
Disaster Relief Exercise sebelumnya yang
telah dilasanaan selama tahun 2010.
Dengan adanya Pra latihan II Disaster
Relief Exercise (DiRex) 2011 diharapan
dapat meningatan oordinasi antarinstansi dalam ranga persiapan egiatan
latihan ARF DiREx 2011, hususnya
manajemen penanggulangan bencana
pada tahap tanggap darurat. kepentingan
Nasional pada latihan ini adalah untu
meningatan National Capacity Building
dalam ontes penanggulangan bencana.
Sehingga terciptanya esiapan rencana
asi maupun rencana gera aset dan
personel Nasional dari masing-masing
kementerian / Lembaga pada egiatan
ARF DiREx 2011.
ASEANRegional Forum (ARF) merupaan
suatu orum yang dibentu oleh ASEAN
pada tahun 1994 sebagai suatu wahana
bagi dialog dan onsultasi mengenai
hal-hal yang terait dengan politi dan
eamanan di awasan, serta untumembahas dan menyamaan pandangan
antara negara-negara peserta ARF
untu memperecil ancaman terhadap
stabilitas dan eamanan awasan. ARF
menyelenggaraan Inter-Sessional
Meeting (ISM) dalam berbagai bidang
erjasama salah satunya adalah ISM
on Disaster Relief (ISM DR) yang
diselenggaraan dengan dietuai bersama
oleh salah satu negara anggota ASEAN
dan negara peserta non-ASEAN.
Hasil dari 7th ASEAN Regional Forum
Inter-Sessional Meeting (ISM) di Helsini,Finlandia tanggal 9-12 Otober 2007
aan diadaan latihan penanggulangan
bencana alam di negara-negara anggota
ARF. Beberapa latihan penanggulangan
bencana alam yang telah diselenggaraan
oleh ARF antara lain:
Table Top Exercise (TTX) dalam eranga
ARF Disaster Relief Exercise, diadaan
di SESkOAL Jaarta pada tanggal 1-2
Mei 2008. Latihan diiuti oleh 120
peserta dari 25 negara, yang terdiri dari
organisasi pemerintah dan organisasi non
pemerintah internasional seperti ICRC,
UNHHCR dan lain-lain. Co-hostnyaadalah
Indonesia dan Australia.
ASEAN Regional Forum -Voluntary
Demonstration of Relief (ARF-VDR) onDisaster Relief diselenggaraan secara
simultan di Manila dan Clar, Filipina pada
tanggal 4 - 6 Mei 2009. Negara-negara
ARF yang berpartisipasi ati yaitu Filipina,
AS, Jepang, Indonesia, Australia, Selandia
Baru, Singapura, China, Papua Nugini,
korea Selatan, Mongolia, Srilana dan
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
28/48
Peserta Pra Latihan II Disaster Relief Exercise 2011
TNI dan Polri saat mengevakuasi korban bencana
Uni Eropa sedangan 7 negara sebagai
observer yaitu Brunei Darussalam, India,
Laos, Malaysia, Myanmar, Thailand dan
Vietnam. Co-host adalah Filipina dan
Ameria Seriat. Ini merupaan latihan
penanggulangan bencana alam yang
pertama diselenggaraan dengan metoda
geladi lapangan Field Training Exercise
(FTX).
ARF Disaster Relief Exercise 2011 (ARF
Direx 2011) yang dietuai oleh Indonesia-
Jepang selau Co-Chairs aan diiuti
oleh negara-negara anggota ASEAN
Regional Forum dengan tujuan untu
memperuat erjasama dan saling
pengertian diantara peserta ARF serta
menjadi bagian dari National capacity
building dalam penanganan bencana di
Indonesia maupun jia terjadi di negara
lain, hususnya peserta ARF. Latihan aan
diselenggaraan dalam bentu FTX serta
tentati pelasanaan di Pulau Bunaen,Pulau Siladen, Pulau Mantehage, pesisir
Desa Maasing, Manado, dan kecamatan
Wori kabupaten Minahasa Utara yang
meliputi Desa Wori, Desa kimabajo dan
Desa Minaesa.
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
29/48
Menkokesra dan Kepala BNPB saat mengunjungi rumah hunian sementara korban letusan gunung merapi
FOKUS BERITA
Kepala BNPB Bersama Tiga MenteriMeninjau Korban Bencana PascaLetusan Gunung Merapi
kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB)
Dr. Syamsul Maari, M.Si. bersama
Menteri koordinator kesejahteraan
Rayat Dr. H.R. Agung Lasono, Menteri
Sosial Dr. H. Salim Sega Al-Jurie, Menteri
Pertanian Ir. H. Suswono, MMA, dan
Wail Menteri Peerjaan Umum Achmad
Hermanto Darda, melauan unjunganerja di beberapa wilayah terait pasca
letusan Gunung Merapi di Provinsi D.I.
Yogyaarta dan Jawa Tengah, Minggu
(23/1). Deputi Bidang Penanganan Darurat
Ir. Soetrisno, M.Eng, Deputi Pencegahan
dan kesiapsiagaan Ir. Sugeng Triutomo,
DESS, dan kepala Pusat Data, Inormasi,
dan Humas Dr. Sutopo Purwo Nugroho
mendampingi kepala BNPB pada
unjungan tersebut. Sementara itu, turut
hadir Gubernur Provinsi Jawa Tengah Bibit
Waluyo dan Asisten Administrasi Umum
Provinsi DI Yogyaarta, Drs. Isyahnuri serta
pejabat terait di tingat provinsi danabupaten pada unjungan erja tersebut.
kunjungan diawali dengan peninjauan
loasi dampa banjir lahar dingin di Desa
Jumoyo, kecamatan Salam, kabupaten
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
30/48
Pemberian arahan Menkokesra untuk penanganan bencana pasca erupsi merapi
Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Sebelum
menuju loasi terdampa banjir lahar
dingin, rombongan diterima Gubernur
Jawa Tengah dan pejabat pemerintah
daerah setempat di SDN Jumoyo 2. Para
Menteri dan kepala BNPB menyempatan
bertemu dengan para pengungsi yang
sementara ini ditampung di seitar
seolah tersebut. Sementara itu, Meno
kesra mengataan bahwa pihanya aan
memulihan eadaan pasca bencana ini,
seperti misalnya perbaian inrastrutur
dan rumah-rumah. Terait dengan
pemulihan pereonomian, Agung Lasono
berata Tanaman elapa, sala, dan terna
aan mendapatan perhatian. kepala
BNPB menambahan bahwa pemerintah
aan membangun hunian sementara
(huntara) bagi orban yang rumahnya
rusa aibat banjir lahar dingin. Tapi ita
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
31/48
juga harus ingat dengan merea orban
erupsi Merapi yang terjadi sebelumnya,
itu juga harus tetap ita tangani, ujar
Syamsul Maari
Banjir lahar dingin pada tanggal 3
dan 5 Januari 2011 di kali Putih telahmengaibatan penumpuan material
setinggi 2,5 m di badan jalan Yogyaarta-
Magelang km 23, sehingga jalur ini
sempat terputus. Banjir juga merusaan
rumah-rumah dan ios-ios di Dusun
Jumoyo, Desa Jumoyo, kecamatan Salam,
kabupaten Magelang, Provinsi Jawa
Tengah. Sampai dengan hari Minggu (23/1)
ruas jalan dari edua arah masih tampa
macet. BNPB bersama ementerian terait
mengupayaan normalisasi sungai dan
peningatan apasitas bangunan sabo
untu mengatasi tumpahan material
vulani di sepanjang kali Putih ini.
Selanjutnya rombongan menuju
perebunan sala di Dusun Cabe Lor,
Desa Srumbung, kecamatan Srumbung,
kabupaten Magelang. Programpenyelamatan tanaman sala mencaup
seitar 4.000 ha di kabupaten Sleman
dan Magelang. Penyelamatan tanaman
sala ini merupaan upaya terobosan
dalam ranga pemulihan eonomi loal.
Melalui program ini, 10 juta rumpun
tanaman sala dapat diselamatan.
Program dilasanaan dengan pola padat
arya atau cash for work yang melibatan
masyaraat dengan upah Rp 5.000,00 per
hari per orang.
kemudian para Menteri dan kepala BNPBmelanjutan peninjauan stockterna atau
andang terna bersama Sedyo Maaryo
2 yang berloasi di Desa Hargobinangun,
kecamatan Paem, kabupaten Sleman.
Penampungan bersama ini bermanaat
untu pengembangan bersama elompo
terna sapi perah serta mempermudah
pengevauasian hewan terna apabila
terjadi bencana Merapi. Pasca bencana
letusan Gunung Merapi, pemerintah
melauan pembelian 291 eor sapi dan
penggantian sapi mati sebanya 4.007
eor sapi di Provinsi DI Yogyaarta dan
Jawa Tengah.
Rombongan mengahiri unjungan
erja di hunian sementara (huntara), di
Desa kuang, kec. Argo Mulyo, kabupaten
Sleman. Huntara yang berloasi di kuangdan menampung 261 unit ini dilengapi
oleh asilitas air bersih, bale warga,
mushola, dan olam ian. Sumber dana
pembangunan huntara ini berasal dari
BNPB, TNI, dan Bazarnas.
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
32/48
Penandatanganan NotaKesepahaman BNPB Dengan BPK
Sekretaris utama BNPB, Ir.Fatchul Hadi, Dipl.HE saat penandatangan nota kesepahaman BNPB dengan BPK RI
Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB)
Dr. Syamsul Maari, M.Si. yangdidampingi Seretaris Utama Ir. Fatchul
Hadi, Dipl. HE. dan Inspetur Utama Drs.
Bintang Susmanto A. MBA melauan
penandatanganan Nota kesepahaman
dengan Badan Pemeria keuangan (BPk)
RI pada hari ini, Selasa (18/1), di Auditorium
BPk RI, Jl. Gatot Subroto, Jaarta Pusat.
Nota kesepahaman tersebut mengenai
pengembangan dan pengelolaan sistem
inormasi untu ases data dalam ranga
pemerisaan pengelolaan dan tanggung
jawab euangan negara.
Selain dengan BNPB, BPk RI juga melauan
penandatangan Nota kesepahaman
dengan kementerian koordinator Bidang
kesejahteraan Rayat, kementerian
Perhubungan, kementerian Sosial,
kementerian Agama, kementerian Negara
Riset dan Tenologi, kementerian Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional,
kejasaan Agung, Badan Pertahanan
Nasional, Badan SAR Nasional, komisi
FOKUS BERITA
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
33/48
Pemilihan Umum, dan Badan Pengatur Hilir
Minya dan Gas Bumi. Penandatanganan
dilauan oleh para Menteri, kepala
Badan, dan wail atau seretaris dari
masing-masing ementerian dan lembaga
non ementrian.
Acara penandatangan tersebut
diawali dengan laporan Seretaris
Jenderal BPk Hendar Ristriawan. Dalam
sambutannya, beliau menyebutan
bahwa unci eberhasilan tercapainya
Nota kesepahaman adalah omitmen
dari semua piha atas pentingnya Nota
kesepahaman ini. Penandatanganan Nota
kesepahaman ini diharapan aan adanya
hubungan erjasama demi tercapainya
tata pemerintahan dan elola euangan
yang bai sebagai bentu tanggung jawab
atas euangan Negara.
Pengembangan dan pengelolaan
sistem inormasi untu ases data dalam
ranga pemerisaan pengelolaan aan
memberian manaat bagi edua belah
piha. Melalui tenologi sistem inormasi
ini, BPk aan memilii manaat, antara
lain watu pemerisaan aan lebiheeti, caupan pemerisaan lebih luas,
biaya pemerisaan lebih hemat, dan
penyelesaian hasil pemerisaan menjadi
cepat. Sementara itu bagi ementerian/
badan atau auditee, manaat yang aan
diperoleh antara lain watu penyediaan
doumen pertanggungjawaban euangan
negara lebih hemat dan penyimpangan
pengelolaan dan pertanggungjawaban
euangan negara yang terjadi lebih
cepat dietahui dan diperbaii melalui
pemeriasaan BPk setiap watu.
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
34/48
Kepala BNPB saat mendatangani nota kesepahaman mengenai penanggulangan bencana
FOKUS BERITA
Kepala Badan NasionalPenanggulangan Bencana (BNPB),
Dr. Syamsul Maari, M.Si, MenteriPertahanan Purnomo Yusgiantoro, dan
Panglima TNI Agus Suhartono, SE, kamis
(6/1) di kementerian Pertahanan Jaarta
menandatangani Nota kesepahaman
Bersama tentang kerjasama dalam
Penanggulangan Bencana.
Tujuan kesepaatan Bersama ini sebagai
pedoman dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana secara cepat,terencana, terorganisir, teroordinasi dan
terpadu. Lingup erjasama kesepaatan
Bersama meliputi penyelenggaraan
penanggulangan bencanan yang
mencaup egiatan operasional dan
egiatan administrasi.
kementerian Pertahanan membantu
BNPB dalam pencapaian tujuan ebijaan
Pemerintah pada tingat nasional, regionaldan internasional guna pengurangan
risio bencana, melalui oordinasi dan
omuniasi dengan TNI serta instansi
terait lainnya secara eeti untumenyelenggaraan penanggulangan
bencana sesuai tugas dan tanggung
jawab masing-masing piha. kemhan
juga melasanaan oordinasi dan
memasilitasi perbantuan dari TNI dan
negara asing yang aan memberian
bantuan pelibatan euatan militernya
dalam penanggulangan bencana.
kemudian kemhan melasanaan
erjasama dengan BNPB di bidangpendidian Magister Disaster Management
for National Security yang meliputi
penyelenggaraan peruliahan, pembinaan
uriulum dan materi uliah di bidang
penanggulangan bencana.
Sementara itu, TNI menduung BNPB
dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana dengan meningatan
etersediaan sumber daya, apasitasdan peran TNI serta berlandasan pada
Kerjasama BNPB, Kemenhan, dan TNIMengenai Penanggulangan Bencana
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
35/48
prinsip-prinsip bantuan emanusiaan
yang memenuhi standar, ualitas,
dan auntabilitas nasional maupun
internasional.
TNI memberian duungan personel dan
peralatan epada Satuan Reasi CepatPenanggulangan Bencana (SRC PB), bai
pada pra bencana maupun saat tanggap
darurat bencana, untu penggunaannya
berada di bawah endali operasi BNPB.
TNI menyelenggaraan endali operasi
terhadap satuannya dan militer asing yang
melasanaan bantuan dan pelibatan
dalam egiatan penanggulangan bencana
melalui oordinasi/omando BNPB.
BNPB beroordinasi dan beromuniasi
secara eeti dalam penyelenggaraan
PB bai pada pra bencana, saat tanggap
darurat bencana, dan pasca bencana
sesuai tugas dan tanggung jawab masing-
masing. BNPB menjalin erjasama dalam
pelasanaan sistem & meanisme yang
jelas dalam PB untu meningatan
oordinasi dan omuniasi secara eeti
dan efsien.
BNPB mengajuan permintaan ebutuhan
bantuan duungan personel, sarana
prasarana, peralatan dan perlengapan
epada kemenhan dan TNI sesuaiewenangannya dalam ranga PB. Dalam
hal penerimaan bantuan dan pelibatan
bantuan militer asing untu beerja
sama di bawah endali operasi TNI, yang
penggunaannya disesuaian dengan
strategi PB, dan dalam hal pengembalian
pasuan e perwailan negara asing
dilasanaan melalui kemenhan.
BNPB menerima, memasilitasi, dan
mengendalian personel serta peralatan
dari TNI dalam ranga menduung SRC PB
serta dalam ranga erjasama di bidang
pendidian Magister Disaster Management
for National Security, BNPB melauan
pembinaan uriulum dan materi uliah
yang beraitan dengan penanggulangan
bencana.
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
36/48
FOKUS BERITA
Dalam ranga menghargaisolidaritas, erjasama, dan
ebersamaan yang telah
terjalin di antara seluruh piha pelau
penanggulangan bencana letusan Gunung
Merapi, hususnya penghargaan epada
para orban atau penyintas maupun para
relawan dan peerja emanusiaan, BNPB
beerja sama dengan SCDRR dan FPRB DIY
menyelenggaraan acara gelar apresiasi
epada relawan dan peerja emanusiaan.
Acara dengan tema Apresiasi kepada
Relawan dan Peerja kemanusiaan
di Gunung Merapi Melalui Sertifasi
Relawan Penanggulangan Bencana
diselenggaraan di University Club (UC),
UGM, Yogyaarta (30/12). kelompo tari
Jaran kepang dan selingan musi secara
live dan dipandu oleh MC keli Pelipur
Lara memeriahan acara ini.
Hadir dalam acara tersebut, kepala BNPB,
Dr. Syamsul Maari, M.Si., yang didampingiDeputi Bidang Pencegahan dan
kesiapsiagaan, Ir. Sugeng Triutomo, DESS,
dan Diretur Pemberdayaan Masyaraat R.
Sugiharto. Sementara itu, tamu undangan
yang juga hadir antara lain dari Pemerintah
Provinsi D.I. Yogyaarta dan Jawa Tengah
serta kabupaten Sleman, Magelang,
klaten, dan Boyolali, BPPTk, TNI, Polri,
omunitas masyaraat, organisasi relawan,
perguruan tinggi, media massa, LSM,lembaga PBB, dan orum-orum terait,
dan dunia usaha.
Para relawan sangat berarti bagi bangsa
ini, anda semua telah memberian segala-
galanya, dan apa yang telah ita lauan
ini menjadi sangat berarti. Dari hati yang
paling dalam, saya sebagai pribadi dan
selau kepala Badan Penanggulangan
Bencana, mengucapan terima asih
dan penghargaan setinggi-tingginya,
Gelar Apresiasi Kepada Relawandan Pekerja Kemanusiaan
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
37/48
ata Syamsul Maari. Sebelum memulai
sambutannya, beliau memimpin doa
epada para orban bencana dan relawan
yang gugur dalam tugas penanggulangan
bencana Merapi.
Peristiwa erupsi merapi memberipelajaran bahwa ita saling membutuhan
sehingga diperluan ebersamaan agar
bisa saling meringanan, ujar Gubernur
D.I. Yogyaarta yang diwaili oleh
Asisten Administrasi Umum Provinsi D.I.
Yogyaarta, Drs. Isyahnuri.
Juli Eo Nugroho dari koordinator
Gugus Tugas Tanggap Bencana Merapi
mengucapan terima asih atas apresiasi
penghargaan yang diberian epada para
relawan dengan harapan aan tetap ooh
dalam menjalin erja sama dan silaturahmi
epada semua piha. Tida lupa beliau
juga mengungapan rasa terima asih
epada Provinsi DI Yogyaarta dan Jawa
Tengah atas erjasamanya selama ini.
Sementara itu Banu Subagyo sebagai
perwailan dari PBB mengucapan terima
asih epada Pemerintah Indonesia,
pemerintah provinsi dan abupaten, TNI,
Polri, organisasi emanusiaan, serta pararelawan. Dalam acara tersebut, kepala
BNPB menyerahan Piagam Penghargaan
epada perwailan-perwailan organisasi
relawan dari berbagai latar belaang,
seperti perguruan tinggi, organisasi
masyaraat, dan dunia usaha.
Letusan Gunung Merapi beberapa
watu lalu telah menyenta masyaraat
Yogyaarta dan Jawa Tengah, hususnya
merea yang berada di radius berbahaya
Gunung Merapi. Bencana pun tida dapat
dihindaran pasca letusan tersebut. BNPB
bersama dengan kementerian/Lembaga,
pemerintah daerah bai di tingat provinsi
dan abupaten, TNI, Polri, serta organisasi-
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
38/48
38 GEMA BNPB - Maret 2011
organisasi emanusiaan melauan
penanganan darurat bagi orban letusan
maupun masyaraat yang terdampa.
Pada saat yang sama, masyaraat
luas secara cepat dan tanggap juga
memberian duungan bagi penanganan
bencana ini. Dan pada saat tanggapdarurat tersebut, masyaraat dan relawan
emanusiaan memilii peran sangat
besar dalam membantu dan menduung
pemerintah dalam masa tanggap darurat.
Partisipasi para relawan emanusiaan
yang menyumbangan beragam sumber
daya dalam upaya penanganan bencana
ini merupaan buti nyata atas hidupnya
solidaritas sosial-emanusiaan serta
jejaring erjasama untu mengurangi
penderitaan sesama dan ehenda untu
mewujudan etangguhan masyaraat
atau bangsa Indonesia dalam menghadapi
bencana, hususnya di awasan Gunung
Merapi.
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
39/48
FOKUS BERITA
Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB),
DR. Syamsul Maari, M.Si, Rabu
(09/2) melanti dan mengambil sumpah
sejumlah pejabat di lingungan BNPB.Acara ini berlangsung di Gedung BNPB, Jl.
Ir. H. Djuanda no. 36, Jaarta Pusat.
Syamsul Maari dalam sambutannya,
antara lain mengataan dengan
pelantian ini, para pejabat hendanya
dapat bersiap proesional, cerdas dan
mempunyai jiwa sosial. BNPB sebagai
garda terdepan penanganan bencana,
sudah seharusnya menjadi institusi yang
dapat diandalan dalam pencegahan
bencana dan penanggulangan bencana
Bencana sering terjadi dimana-mana,
BNPB telah diaui, bai dari luar maupundalam negeri, yang telah mempunyai
ontribusi besar dalam meminimalisir
erugian orban jiwa maupun harta benda
yang diaibatan bencana ujar Syamsul
Maari.
Salah satu wujud partisipasi masyaraat
adalah riti. kita tampung dan dianalisis,
terang Syamsul.
Pelantikan Pejabat Struktural
di Lingkungan BNPB
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
40/48
Peresmian AHA Centre
Ruang AHA Centre
FOKUS BERITA
Menteri koordinator kesejahteraan
Rayat (Menoesra), Dr.H.R
Agung Lasono, pada hari
kamis (27/01) meresmian AHA Centre
yang bertempat di Gedung I BPPT Jl.
MH Thamrin No. 8, Jaarta. Acara ini
dihadiri oleh Meno kesra, kepala BNPB,
kepala BPPT, Menteri kesehatan, Menteri
Pendidian, Menteri Riste, kepala BMkG,Wail Menteri Luar Negeri, dan Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan PA,
kepala UkP4 dan sejumlah pejabat dari
kementerian/Lembaga terait. Acara
ini dilasanaan bertepatan dengan
Indonesia menjadi ketua ASEAN, yang
telah dimulai seja 1 Januari, dan aan
berahir pada 31 Desember 2011.
AHA CENTRE (ASEAN Coordinating
Centre for Humanitarian Assistance on
Disaster Management), merupaan
Pusat koordinasi ASEAN untu bantuan
emanusiaan bagi penanganan bencana.
AHA Centre didirian dengan tujuan untu
memasilitasi erjasama dan oordinasi
diantara negara-negara anggota ASEAN,
Perseriatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan
berbagai organisasi internasional, dalam
mempromosian olaborasi regional dalam
penanganan bencana.
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
41/48
Sejumlah Menteri Negara saat Peresmian AHA Centre
Proses dan emajuan pembentuan AHA
Centre diawali dengan penandatangananesepaatan oleh para Menteri Luar Negeri
ASEAN mengenai ASEAN Agreement on
Disaster Management and Emergency
Response (AADMER), atau kesepaatan
ASEAN mengenai penanganan bencana
dan tanggap darurat, pada Juli 2005.
AADMER menetapan bahwa AHA Centre
harus dibentu untu menjalanan ungsi
AADMER. AADMER secara resmi mulaiberlau pada 26 Desember 2009, dan
hal ini mencerminan bahwa ebutuhan
untu adanya AHA Centre menjadi sangat
mendesa. Seja ditandatanganinya
esepaatan AADMER pada Juli 2005.
Pemerintah Indonesia secara onsisten
telah menawaran diri menjadi tempat
eduduan AHA Centre. Pada pertemuan
Menlu ASEAN pada Juli 2007, para Menlu
setuju untu menetapan Indonesia sebagaitempat eduduan AHA Centre. Selama
2 tahun (2007-2009) dibentu Interim
AHA Centre yang bereduduan di antor
BNPB. Setelah AADMER diberlauan
resmi Desember 2009, Interim AHA Centre
dihapusan, dan ASEAN mempersiapan
diri untu membentu AHA Centre yang
permanen. Pada kTT ASEAN di Hanoi,
Vietnam, bulan Otober 2010, para epala
ASEAN telah menyepaati agar AHA Centre
dapat beroperasi tahun 2011 di Indonesia.
AHA Centre didirikan untukmemfasilitasi kerjasama dan
koordinasi diantara negara-negaraanggota ASEAN, Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) dan berbagaiorganisasi internasional, dalam
mempromosikan kolaborasiregional dalam penanganan
bencana.
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
42/48
FOKUS BERITA
Penanggulangan bencana di tanahair tida terlepas dari pemiiran-pemiiran dan soso epemimpinan tegas
dari Purnawirawan TNI Angatan Darat, Dr.
Syamsul Maari, M.Si. Pria elahiran kediri,
Jawa Timur, 61 tahun lalu ini berpangatmiliter terahir Mayor Jenderal. Beal
jiwa dan semangat epemimpinan yang
terbentu seja bergabung dengan
militer memberian warna dalam setiap
penanggulangan bencana di nusantara.
Syamsul Maari terjun ati di bidang
penanggulangan bencana seja beliau
bertugas sebagai kepala Pelasana
Harian Badan koordinasi NasionalPenanggulangan Bencana (Baornas PB)
pada tahun 2006. Pengalaman di militer
yang dimulai pada tahun 1973 hingga
pendidian Lemhanas di tahun 2000
memberian pencapaian terbai selama
mengabdi sebagai kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB). Pria
yang meniah dengan Nani kadaryani
dan diaruniai tiga ana (Edwin Yudho
Prasetyo, kartia Wulaningrum dan Alya
kusumaningrum) merupaan soso yang
tegas dan lugas dalam setiap melauan
tugas.
Penugasan Militer yang pernah disandang
antara lain kasdam V Brawijaya (2007),
kapuspen Hanam/ABRI (1998), GubernurAademi Militer di Magelang (1999),
Asomsos kasum TNI (2003 2005) dan
Aster kasum TNI (2005 2006). Syamsul
Maari sempat menjadi anggota DPR RI
periode tahun 2000 hingga 2003 dan
menjabat Wail ketua Frasi TNI/POLRI.
Selain pendidian militer, Syamsul Maari
juga mengenyam pendidian hingga
meraih gelar Dotor di bidang Sosiologi
dari Universitas Indonesia pada tahun 2007.Sebelumnya, gelar Pascasarjana Sosiologi
diraihnya dari Universitas Airlangga pada
tahun 2002. Latar belaang pendidian
tersebut mempengaruhi pemiiran
atau gagasan hususnya dalam arya
penanggulangan bencana di Indonesia. Di
samping jabatan searang sebagai kepala
BNPB, Syamsul Maari yang memilii
sederet penghargaan militer juga ati
sebagai dosen di bidang sosiologi politi
dan sosiologi bencana di Universitas
Kepemimpinan Hingga
Filosofi Sang Jenderaldalam Penanggulangan Bencana
Dr. Syamsul Maarif, M.Si
...Tiga loso penanggulangan bencana:(1) Jauhkan masyarakat dari bahaya,
(2) Jauhkan bahaya dari masyarakat, dan
(3) Hidup harmoni dengan resiko bencana...
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
43/48
GEMA BNPB - Maret 2011 43
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
44/48
Pertahanan (UNHAN) dan Universitas
Jember. Beliau juga memberian uliah
umum dalam studium generale di Institut
Tenologi Bandung dan Universitas
Gadjah Mada.
kepemimpinan di bidang penanggulangan
bencana mengantaran soso Jenderal
Bintang Dua ini meraih PenghargaanNusa Resa Pratama. Penghargaan yang
diterimanya bersama Dr. Surono dari
Pusat Vulanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi (PVMBG) tersebut diberian oleh
Retor UGM Pro. Ir. Sudjarwadi, M. Eng.,
Ph D dalam Dies Natalis UGM e-61 tahun
2010. Nusa Resa Pratama merupaan
penghargaan atas erja eras Syamsul
Maari dalam upaya penanggulangan
bencana, terutama perhatian besar pada
nilai-nilai emanusiaan, yang terjadi di
wilayah nusantara ini.
Pemikiran dalamPenanggulangan Bencana
BNPB terbentu setelah disahan Undang-
undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana. Melalui
terbentunya BNPB ini, penanggulanganbencana diharapan lebih terencana,
terpadu, teroordinir, dan menyeluruh.
Sementara itu apa yang menjadi visi
bersama adalah ketangguhan Bangsa
dalam Menghadapi Bencana.
Syamsul Maari dalam melasanaan
tugasnya sebagai pemimpin selalu
berlandasan pada visi tersebut. Hal
tersebut tampa dalam pemiiran-pemiiran hususnya dalam melihat
penanggulangan bencana secara
omprehensi. Menurut beliau, sebagai
upaya preventi, etangguhan bangsa
harus terbentu secara mandiri sehingga
bangsa ini mampu menghadapi
dan menanggulangi bencana secara
bermartabat.
Wajar apabila pada saat terjadinya bencana,
orban dan masyaraat yang terdampa
membutuhan intervensi. Ini disebaban
arena merea masih mengalami masa
pani atau trauma pasca bencana. Namun,
Syamsul meneanan bahwa selanjutnya
merea harus mampu menanggulangi
ondisi yang ada dengan bermartabat.
Jangan selalu mengharapan bantuan
dari pemerintah tetapi upayaan untu
mengerahan sumber daya yang ada di
masyaraat tersebut.
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
45/48
GEMA BNPB - Maret 2011 45
Dalam acamata Syamsul Maari, risio
bencana selalu terait dengan bahaya,
populasi (masyaraat), erentanan, dan
apasitas. Formulasi dalam pemiirannya
menyebutan bahwa R = (H x Population x
V)/C. R (risk) atau risio sangat tergantung
dari H (hazard) atau bahaya, populationatau populasi, dan V (vulnerability)
erentanan. Menurutnya C (capacity) atau
apasitas juga sebagai omponen dalam
mengurangi atau menghadapi risio
bencana yang ada. Gunung meletus di
suatu pulau tanpa pendudu di tengah
samudera, itu buan bencana, ujar Syamsul
Maari. kerentanan adalah eadaan
atau ondisi yang sedang berlau atau
siat perilau manusia atau masyaraat
yang menyebaban etidamampuan
menghadapi bahaya atau ancaman.
kerentanan tersebut sangat dipengaruhi
antara lain oleh ator emisinan, tingat
pendidian, pengetahun, esadaran, dan
inrastrutur penunjang dan etersediaan
inormasi yang mudah diases, dan
sebagainya.
Inti dalam penanggulangan bencana
adalah embali e manusia. Menurut
Syamsul Maari bahwa berbagai ejadian
bencana telah mengajaran satu flosof
baru. MANUSIA ADALAH BAGIAN DARI
ALAM. Oleh arena itu hidup harmoni dan
selaras dengan alam merupaan sebuah
conditio sine a qua non sebuah eharusan
yang tida bisa ditawar. kehidupan
harmoni dan merasa menjadi bagian darialam aan menyadaran manusia bahwa
bencana maupun nimat dari alam adalah
dua sisi dari satu eping mata uang yang
harus disiapi sama. Sementara itu dalam
penanggulangan bencana, pemiiran
beliau yang banya dipengaruhi teori
sosiologi dan pengalaman di lapangan
menyebutan 3 (tiga) flosof dalam
menghadapi bencana. Filosof tersebut
antara lain (1) Jauhan masyaraat daribencana, (2) Jauhan bencana dari
masyaraat, dan (3) Hidup harmoni
dengan risio dan bencana.
Seorang Pemimpin dan
Leadership
Syamsul Maari sebagai kepala BNPB
tida henti-hentinya mensosialisasian
tentang arti pentingnya epemimpinanatau leadership dalam penanggulangan
bencana. Hal tersebut tampa etia
beliau memimpin rapat-rapat oordinasi
antar stakeholders atau saat memberian
uliah di universitas. Dalam suatu
esempatan, Syamsul Maari lebih nyaman
menggunaan istilah silaturahmi sebagai
pengganti oordinasi. Menurutnya dalam
ontes masyaraat Indonesia, silaturahmi
lebih pas arena ata oordinasi tidaada dalam masyaraat suu di seluruh
Indonesia.
Beriut petian Syamsul Maari sebagai
kepala BNPB tentang epemimpinan, yang
disampaian dalam Acara Penghargaan
Bagi Insan UGM Berprestasi 2010.
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
46/48
Kepala BNPB saat Peresmian SRC-PB Wilayah Barat oleh Presiden SBY
Fator lain yang tida alah penting
dalam mengurangi risio bencana,
berdasaran pengalaman lapangan
adalah kEPEMIMPINAN (LEADERSHIP),
yang ternyata memilii orelasi langsung
terhadap besar ecilnya orban.
kepemimpinan dapat diterjemahansebagai epemimpinan ormal dan
strutural, serta epemimpinan inormal
dan ultural. Pengalaman bencana
meletusnya Gunung Merapi menunjuan
bahwa epemimpinan Mbah Marijan
sebagai pemimpin inormal dan pemimpin
budaya masyaraat merupaan ator
yang lepas dari perhatian ita pada saat itu.
Pola hubungan antara Gubernur dan para
Bupati di wilayah seitar Gunung Merapiyang merupaan pemimpin ormal dan
strutural sebagai ront terdepan dalam
upaya penanganan bencana di tingat
loal seringali justru merupaan ator
penting bagi elancaran dan esusesan
upaya penanganan bencana di daerah.
Dibutuhan eberanian dalam
pengambilan eputusan bertinda yang
cepat dan tepat dalam menghadapibencana yang sedang terjadi. kearian
dalam memutusan ebijaan yang
diambil serta pea dalam menyiapi
situasi yang terjadi tanpa harus terbebani
prosedural yang mengiat. kecepatan
dalam mengoordinasian berbagai
instansi, lembaga dan organisasi
emasyaraatan yang terlibat untumendapatan sasaran penindaan yang
tepat menghilangan esan terlambat.
Siap epemimpinan yang meleat pada
setiap pemimpin merupaan bagian dari
proesionalitas. Syamsul menambahan
bahwa proesionalitas dapat terwujud,
apabila 3 (tiga) riteria dapat terpenuhi.
Menurutnya etiga riteria itu adalah
skills, social responsibility, dan spirit of corp.Menurutnya, setiap orang yang beerja
dalam penanggulangan bencana atau
agent membutuhan 3 (tiga) riteria
atau nilai tersebut yang meleat pada
dirinya. Melalui epemimpinan yang
melihat penanggulangan bencana secara
omprehensi, niscaya penanggulangan
bencana tersebut dapat menempatan
para orban atau masyaraat terdampa
sebagai manusia bermartabat.
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
47/48
-
8/2/2019 BNPB Majalah Gema BNPB Vol 2 No 1 Thn 2011
48/48
Ketnguh Bngs
dlm Mnhadpi Bncn