disampaikan oleh : nurul aini - s1-keperawatan.umm.ac.ids1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/Gangguan...

24
disampaikan oleh : nurul aini

Transcript of disampaikan oleh : nurul aini - s1-keperawatan.umm.ac.ids1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/Gangguan...

disampaikan oleh :

nurul aini

1. Enuresis

2. Inkontinensia

3. Retensi urine

Definisi : pengeluaran air kemih yg tidak

disadari seseorang yg pada saat itu

pengendalian kendung kemih

diharapkan sudah tercapai

Kriteria Enuresis : bila terjadi ngompol

lebih dari 2 kali dlm sebulan

1. Enuresis Nocturnal

2. Enuresis Diurnal

3. Enuresis Diurnal-Nocturnal

Pengaturan Miksi oleh Otak . Pengosongan

kandung kemih adalah reflex dari medula

spinalis. Reflex ini bisa dipermudah oleh

otak & bisa dihambat oleh pusat miksi

(pontine micturation center).

Berkemih adalah koordinasi dari: 1. Internal sphincter

2. Extern Sphincter

3. Detrussor muscle

1. Kandung kemih terlambat matang dari

perkembangannya

2. Gangguan pola tidur

3. Psikopatologi

4. Stress lingkungan (Lahir adik, pindah

rumah, ortu bercerai/ konflik, dll)

5. Gangguan urodinamic

6. Penyakit organik tractus urinarius (infeksi)

7. Circadian rhythm dari pengeluaran

hormon ADH terganggu.

1. Latihan menahan miksi

2. Memberikan motivasi.

3. Mengubah kebiasaan

1. Imipramin Kasus (40-60% berhenti ngompol).

Kerja obat ini: anti depresant, anticholinergic dan mengubah pola tidurnya.,Yg paling berperan adalah anticholinergik shg menjadi antispasmodik terhadap kandung kemih

Dosis Imipramin 0.9 – 1.5 mg/Kg/hari dosis tunggal diberikan 1-2 jam sebelum tidur.

Hati-hati !!! kelebihan dosis bisa fatal

2. Desmopresin (vasopresin syntetis), disebut sebagai DDAVP (1-Desmopresin-8-D-Arginin VasoPresin) dan analog dgn

Arginin Vasopresin,

obat ini diberikan intra nasal, tiap semprot mengandung 10 μg desmopresin. Angka keberhasilan 10-30%. Pemutusan obat akan terjadi relaps, cukup tinggi. Obat ini dianjurkan kalau obat lain gagal.

3. Anti cholinergik Oxybutinin (Ditropan) Banyak digunakan, kerjanya mengurangi kontraksi kandung kemih .

Dosis utk anak > 6 thn, 5 mg, 2-3 kali sehari

efek samping obat adalah rasa kering pada mulut.

1. Jangan menghukum anak enuresis

2. Beri pujian setiap kali tidak ngompol

3. Jangan melarang anak minum sehabis

makan malam.

4. Berikan lampu / penerangan dirumah agar

anak bisa ke kamar mandi utk miksi

5. Kalau perlu bisa diberi popok kain tebal

6. Pastikan anak berhasil mandi sebelum

pergi sekolah.

20-30% anak enuresis akan sembuh

spontan

Pada usia 5-10 tahun, 14% sembuh

spontan per tahun.

Pada usia 10-19 thn 16% sembuh

spontan per tahun.

Pengisian dan pengosongan buli-buli, dikontrol oleh: • Detrusor muscle

• Internal

• External sphincter

Ada 4 sysrat berkemih yg normal:

1. Kapasitas Buli-buli yg adequat.

2. Pengosongan buli-buli yg sempurna

3. Proses pengosongan berlangsung dibawah kontrol yg baik.

4. Setiap pengisian dan pengosongan buli-buli tidak berkibat buruk pd saluran kemih atas dan ginjal

Bila salah satu atau lebih syarat diatas mengalami

kelainan, maka dapat timbul gangguan miksi disebut : INCONTINENTIA URIN

Pengeluaran urin yg involunter, kencing

tidak lancar, tidak lampias, secara

objektif dapat diperagakan

(demonstrable), memberikan dampak

sosial (rasa malu/ frustrasi) atau dampak

hygienis pada penderitanya, bisa terjadi

kapan saja, dimana saja,sekalipun ada

usaha utk mencegahnya.

ENURESIS

1. Proses berkemih tdk

normal

2. Tempat/ waktu urin

keluar, involuntary

3. Sosial & Hygiene :

anak merasa malu &

bau kencing

4. Sifat penyakit

seringkali kronis

1. Proses berkemih

dlm batas normal

2. Tempat/ waktu urin

keluar, anak sdg

tidur

3. Sosial & Hygiene

baik

4. Sifat penyakit

jarang

INCONTINENTIA

bisa timbul sementara, misal : Ibu

pasca melahirkan atau pasca cystitis.

Lebih sering bersifat kronik dan

progresif

1. Harus diperhatikan hal-hal : Utamakan pemeliharaan fungsi ginjal

Cari kelainan apa yg nyata

Perhatikan kondisi penderita

Penanganan thd infeksi yg adekuat

2. Utk kasus-kasus yg hiperaktifitas otot dasar panggul dilakukan bladder and pelvic floor training. Utk kasus-kasus sulit perlu kerja kolaborasi dg displin ilmu lainnya, misal bedah urolog.

Retensio urine adalah tertahannya urine di dalam

kandung kemih, dapat terjadi secara akut maupun kronis.

Retensio urine adalah ketidakmampuan untuk melakukan urinasi meskipun terdapat keinginan atau dorongan terhadap hal tersebut.

Retensio urine adalah sutau keadaan penumpukan urine di kandung kemih dan tidak punya kemampuan untuk mengosongkannya secara sempurna.

a. Supra vesikal : berupa kerusakan pada pusat miksi di medulla spinallis

Kerusakan saraf simpatis dan parasimpatis baik sebagian ataupun seluruhnya, misalnya pada operasi mesenterasi pelvis, kelainan medulla spinalis, misalnya meningocele atau spasmus sfinkter yg ditandai dgn rasa sakit yg hebat.

b. Vesikal : berupa kelemahan otot detrusor

krn lama teregang, atoni pd pasien DM/ penyakit neurologis, divertikel yg besar

a. Intravesikal : berupa pembesaran prostat, kekakuan leher vesika, striktur, batu kecil, tumor pd leher vesika/ fimosis. • Dpt disebabkan oleh kecemasan, pembesaran

porstat, kelainan patologi urethra (infeksi, tumor, kalkulus), trauma, disfungsi neurogenik kandung kemih.

• obat : preparat antikolinergik antispasmotik (atropine), antidepressant antipsikotik (Fenotiazin), antihistamin (Pseudoefedrin hidroklorida), Propanolol, antihipertensi.

1. Penderita tdk dpt miksi, buli-buli penuh

disertai rasa sakit yg hebat di daerah

suprapubik dan hasrat ingin miksi yg

hebat disertai mengejan.

2. Retensio urine dpt terjadi menurut

lokasi, factor obat dan factor lainnya

seperti ansietas, kelainan patologi

urethra, trauma dsb

Berdasarkan lokasi bisa dibagi menjadi : 1. supra vesikal berupa : kerusakan pusat miksi di

medulla spinalis menyebabkan kerusaan simpatis dan parasimpatis sebagian /seluruhnya shg tdk terjadi koneksi dgn otot detrusor yg mengakibatkan tdk adanya/menurunnya relaksasi otot spinkter internal.

2. vesikal berupa kelemahan otot detrusor krn lama teregang

3. intravesikal berupa hipertrofi prostate, tumor/ kekakuan leher vesika, striktur, batu kecil menyebabkan obstruksi urethra sehingga urine sisa meningkat & terjadi dilatasi bladder kemudian distensi abdomen.

Factor obat dapat mempengaruhi proses BAK, menurunkan TD, menurunkan filtrasi glumerolus shg menyebabkan produksi urine menurun.

Factor lain berupa kecemasan, kelainan patologi urethra, trauma dsb yg dpt meningkatkan tensi otot perut, peri anal, spinkter anal eksterna tdk dpt relaksasi dgn baik.

Dari semua factor di atas menyebabkan urine mengalir lambat kemudian terjadi poliuria karena pengosongan kandung kemih tdk efisien. Selanjutnya terjadi distensi bladder & distensi abdomen shg memerlukan tindakan, salah satunya berupa kateterisasi urethra

a. Diawali dgn urine mengalir lambat. b. Kemudian terjadi poliuria yg makin lama

menjadi parah karena pengosongan kandung kemih tidak efisien.

c. Terjadi distensi abdomen akibat dilatasi kandung kemih.

d. Terasa ada tekanan, kadang terasa nyeri dan merasa ingin BAK

e. Pada retensi berat bisa mencapai 2000 -3000 cc.

Pemeriksaan specimen urine. pH, Berat jenis, Kultur, Protein, Glukosa,

Hb, Keton, Nitrit. – Sistoskopy, dan IVP.

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada retensio urine adalah : 1. Kateterisasi urethra

2. Dilatasi urethra

3. Drainage suprapubik.

Lengkapi dengan

asuhan keperawatannya