DIREKTUR KESELAMATAN TRANSPORTASI DARAT
Transcript of DIREKTUR KESELAMATAN TRANSPORTASI DARAT
DIREKTUR KESELAMATAN TRANSPORTASI DARATDrs. SURIPNO, MSTr
Disampaikan
pada
:Rakornis
Bidang
Perhubungan
Darat
Makasar, Nopember
2007
A.
PERMASALAHAN TRANSPORTASI JALAN
B.
POSISI INDONESIA DI ASEAN
C.
KOMITMEN POLITIK
D.
POSISI TINDAK LANJUT INSTRUKSI PRESIDEN
E.
RENCANA UMUM KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN
Di Dunia (Laporan WHO)Berdasarkan laporan WHO saat ini telah mencapai1.2 juta korban meninggal per tahun atau 3.288 jiwa per hari.Setara dengan 2,2% kematian di dunia. 85% terjadi di negara-negara berkembang. Dimanajumlah kendaraan bermotor hanya 32% dari jumlahkendaraan di dunia.Lebih dari 50 juta korban luka-luka /cacat akibatkecelakaan lalu lintas pertahun atau 136.986 jiwaper hari).
Di Asia Pasifik (Arrive Live )Tahun 2005 440.000 orang meninggal dan 2 jutalebih luka-luka akibat kecelakaan jalan.
Di ASEAN (Arrive Live)Lebih dari 75.000 orang meninggal dan mendekati4,7 juta luka-luka akibat kecelakaan jalan tiaptahun.Kerugian akibat kecelakaan diperkirakan $15 billion per tahun (sekitar 2.23% PDB ).
Di Indonesia (Kepolisian Indonesia 2006)Jumlah kecelakaan tahun 2006 sebesar 87.020 kejadian.Korban meninggal 15,762 orang pada tahun 2006.tahun 2002 berdasarkan laporan ADB, kerugiankurang lebih 41,396 triliun (2,91 % dari PDB).
Resolusi PBBResolusi PBB No. 57/309 tanggal 22 Mei 2003 danresolusi A/58/289 tanggal 14 April 2004 tentang“Improving Global Road Safety”.Resolusi A/Res/60/5 tanggal 26 Oktober 2005 tentang “Improving Global Road Safety”. Di setiapnegara agar :
Menerapkan penggunaan sabuk keselamatan.Penggunaan helmPengendalian kecepatan.Membentuk lembaga/instansi kunci dalam penanganankeselamatan dan membuat program aksi keselamatan.
Ini sama saja kita memberikan senjata
untuk bunuh diri
Low cost, low travelling time, high speed and
…..high RiSK
Dari 3(tiga) kejadian kecelakaan
sepeda
motor,
satu
kejadian
pasti mengakibatkan
kematian
Kecelakaan
Bandar Lampung 8 orang
meninggal
Kecelakaan
di
tol
Cikampek
km 69
9 Orang
Meninggal
Kecelakaan
di
Pekan
Baru
17 OrangMeninggal
PERTUMBUHAN KENDARAAN BERMOTOR
Tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor selama enamtahun terakhir sebesar 1,94%.
Tingkat pertumbuhan sepeda motor 2% per tahun.
Jumlah sepeda motor 35.102.000 pada tahun 2006 (70% dari total kendaraan bermotor) dan diperkirakan tahun2007 sebesar 36 juta.
(Data bersumber dari POLRI di recompiled oleh Ditjen Hubdat)
PERTUMBUHAN KENDARAAN BERMOTOR
(Data bersumber dari POLRI di recompiled oleh Ditjen Hubdat)
JUMLAH KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN(Data bersumber dari POLRI di recompiled oleh Ditjen Hubdat)
KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALANDalam enam tahun terakhir sepeda motor merupakan jenis yang paling
banyak terlibat dalam kecelakaan.
Pada tahun 2006 saja sebesar 27.591 kendaraan dari 50.308 kendaraan
atau sekitar 55%.
Ditinjau dari pendidikan korban10.545 orang atau sekitar 53% korban
kecelakaan adalah berpendidikan SMU atau sederajat dan setiap tahun
mengalami peningkatan sebesar 14,17%.
Jika ditinjau dari usia korban, usia produktif pada tahun 2006 sebesar 66%
dari total korban.
Pada tahun 2006 Index Fatality (meninggal/kecelakaan) sebesar 18,11%
yang berarti bahwa setiap 10 kecelakaan mengakibatkan 2 orang korban
meninggal
(Data bersumber dari POLRI di recompiled oleh Ditjen Hubdat)
KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN(Data bersumber dari POLRI di recompiled oleh Ditjen Hubdat)
KeparahanKeparahan Jumlah KorbanJumlah Korban Biaya Total (Biaya Total (jutajuta Rp)Rp)
FatalFatal 30.46430.464 9.972.039.972.0377
SeriusSerius 450.000450.000 9.614.6729.614.672
RinganRingan 2.100.0002.100.000 12.772.44812.772.448
PDOPDO 13.515.00013.515.000 9.036.899.036.8999
TOTALTOTAL 41.396.056
PDBPDB 1.427.000.000
% PDB% PDB 2,91Tahun 2003
Luka Berat
67%
13%
7%
13% Mengalami PemiskinanTingkat KesejahteraanMenurunTidak MengalamiPerubahan EkonomiEkonomi Dapat Pulih
Mengalami
Pemiskinan
62,50%
Tidak
Mengalami
Pemiskinan
37,50%
Mati
Interseksi Antar Faktor Simbo l Penyebab Kecelakaan Kontribusi
(%)I Pengguna jalan 95II Lingkungan jalan 28III Kendaraan 8,5(A) Faktor manusia/
pengguna6,5
(B) Faktor prasarana jalan 2,5(C) Faktor kendaraan 2,5
A∩B Manusia dan kendaraan 4,5B∩C Kendaraan dan jalan 1,25A∩C Manusia dan jalan 24
A∩B∩
CKetiga faktor 0,25
A ∩
B(A)
(B)
I II
III
A ∩
B ∩
C
B ∩
CA ∩
C
(C)
KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN
NegaraNegara MatiMati Luka Luka BeratBerat
Luka Luka RinganRingan
SingapuraSingapura 3.6003.600 406,0406,0 70,070,0
MalaysiaMalaysia 2.4002.400 274,0274,0 14,014,0
IndonesiaIndonesia 1010 Max 5,0Max 5,0 1,01,0
Perkiraan Perkiraan rendahrendah-- yogyayogya
763763 4,34,3 0,30,3
A.
UMUM
Sifat dari transportasi jalan yang cenderung terbuka.
Pelaku pengguna transportasi jalan yang heterogen.
Penanggung jawab transportasi jalan terdiri dari
beberapa instansi terkait.
Keadaan sarana dan prasarana yang kurang memadai.
Lemahnya penegakan hukum (Law enforcement)
B.
PERMASALAHAN FUNDAMENTAL
PermasalahanLemahnya koordinasi antar instansi terkait
Akibato Tidak terarahnya pembangunan bidang transportasi;o Merupakan negara yang mempunyai koordinasi paling
buruk di antara negara-negara ASEAN peringkat ke-10 dari 10 negara ASEAN
Langkah tindak lanjuto Kesepakatan 4(empat) Menteri terkait pada tanggal 7April
2004o Pembentukan Dewan Keselamatan Transportasi Jalan
(DKTJ) (Inpres Nomor 6 Tahun 2007)
1. Koordinasi
PermasalahanTidak tersedianya sistem informasi untuk kepentingan Manajemen keselamatan transportasi jalan.
AkibatoTingkat under reporting data yang cukup tinggi mencapai 347% berdasar laporan ADB.oTidak tersedianya data untuk dilakukannya riset-riset bidang keselamatan jalan.
2. Sistem Informasi
Permasalahano Masih rendahnya pendanaan bidang keselamatan jalano Kurang nya peran perusahaan asuransi dalam bidang
keselamatan
Akibato Masih rendahnya pembangunan untuk meningkatkan
keselamatan jalan.o Menurut ADB Indonesia merupakan negara terburuk
kedua diantara negara ASEAN dalam hal pendanaan keselamatan setelah Kamboja.
3. Pendanaan Keselamatan dan Asuransi
B.
PERMASALAHAN OPERASIONAL1. Kesadaran Tertib berlalu lintas yang masih rendah
o Banyaknya pelanggaran berlalu lintas sebagai langkah awal terjadinya kecelakaan.
o Bedasar laporan dari Kepolisian bahwa 80% kecelakaan disebabkan faktor manusia.
o Perlunya sosialisasi dan pendidikan bidang-bidang keselamatan jalan.
2. Kurangnya public safety awareness yang dimiliki masyarakat. o Masyarakat dalam berlalu lintas lebih banyak
mengutamakan kecepatan dan faktor ekonomi dibanding keselamatan.
Indonesia peringkat ke-9/10 di atas Kamboja
10/10
Data bersumber dari Arrive Live ADB
10/10
Data bersumber dari Arrive Live ADB
7/10
Data bersumber dari Arrive Live ADB
7/10
Data bersumber dari Arrive Live ADB
9/10
Data bersumber dari Arrive Live ADB
A.
MOU ANTAR 4 MENTERI DAN KAPOLRI TGL 7 APRIL 2004
B.
INSTRUKSI LISAN PRESIDEN TGL 23 APRIL 2007
C.
INSTRUKSI PRESIDEN N0 6 TH 2007, JUNI 2007
o
Dirumuskan adanya lembaga sebagai wadah koordinasi antar instansi untuk mewujudkan keselamatan transportasi jalan;
o
Dirumuskan Cetak Biru Program Keselamatan semua instansi terkait;
o
Dibangun sistem informasi keselamatan transportasi jalan;
o
Dirumuskan sumber pendanaan yang dapat membiayai program keselamatan secara berkelanjutan;
o
Dilakukan pendidikan berlalulintas secara dini;o
Dilakukan sosialisasi terutama hubungannya dengan perilaku berlalu lintas baik terkait hukum lalu lintas dan etika berlalu lintas.
Pemerintah Pemerintah Daerah Propinsi Pemerintah Daerah Kab/Kota
29. Pedoman pengumpulan, pengolahan dan analisis kecelakaan lalu lintas.
81. Penyelenggaraan 81. Penyelenggaraan pencegahan dan pencegahan dan penanggulangan penanggulangan kecelakaan lalu lintas di kecelakaan lalu lintas di jalan nasional dan jalan tol.jalan nasional dan jalan tol.
Penyelenggaraan pencegahan dan penaggulangan kecelakaan lalu lintas di jalan provinsi
Penyelenggaraan pencegahan dan Penyelenggaraan pencegahan dan penaggulangan kecelakaan lalu penaggulangan kecelakaan lalu lintas di jalan kabupaten/kota.lintas di jalan kabupaten/kota.
82. Penelitian dan pelaporan kecelakaan lalu lintas di jalan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dan/atau yang menjadi isu nasional.
Penelitian dan pelaporan kecelakaan lalu lintas di jalan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dan/atau yang menjadi isu provinsi
Penelitian dan pelaporan kecelakaan lalu lintas di jalan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dan/atau yang menjadi isu kabupaten/kota.
100. Pengumpulan, pengolahan data
dan analisis kecelakaan lalu lintas tingkat nasional
Pengumpulan, pengolahan data
dan analisis kecelakaan lalu lintas di wilayah provinsi
Pengumpulan, pengolahan data
dan analisis kecelakaan lalu lintas di wilayah kabupaten/kota.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan di Bidang Perhubungan Darat
81.
Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan lalu lintas di jalan nasional/provinsi/kabu
paten/kota
1.
Audit keselamatan setiap ruas jalan secara berkala;
2.
Analisis lokasi rawan dan banyak kecelakaan
3.
Perbaikan teknis (rekayasa) lokasi rawan kecelakaan dan banyak kecelakaan;
4.
Sosialisasi5.
Penegakan hukum
82.
Penelitian dan pelaporan kecelakaan lalu lintas di jalan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dan/atau yang menjadi isu nasional/provinsi/kab/
kota.
1.
Aspek kendaraan2.
Aspek lalu Lintas
3.
Aspek jalan
100.
Pengumpulan, pengolahan data
dan
analisis kecelakaan lalu lintas tingkat nasional/provinsi/kabu
paten/kota
1.
Hasil penelitian kecelakaan ;
2.
Pemberian santunan jasa raharja
3.
Unit Gawat Darurat
INPRES PRESIDEN NO.6 tahun 2007 (8 Juni 2007)
1.
Mendorong terbentuknya Dewan transportasi nasional
2.
Merancang dan menetapkan program manajemen transportasi jalan
3.
Penetapan PP MANAJEMEN KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN
Pembentukan Dewan Keselamatan Transportasi Jalan (DKTJ)
•
Sudah dicantumkan dalam komponen infrastrukstur summit
•
Sudah dibentuk tim antar departemen (Kepmenhub No KP.58 Tahun 2007 tanggal 26 Februari 2007)
•
Telah dilakukan pertemuan awal membahas naskah akademik DKTJ
•
Akan disampaikan surat Menhub ke Presiden tembusan ke menteri terkait untuk meminta tanggapan DKTJ
•
Proses penetapan Perpres
Membangun kekuatan penanganan secara komprehensif dan berskala nasionalEfisiensi dan efektifitas program terhadap sasaran yang ditujuDukungan politik secara nasionalPenggunaa dana lebih terarahPemanfaatan Sumber daya berkompeten dan terlatih
Sektor-sektor yang dapat diintervensi untuk mengurangi resiko dan dampak kecelakaan (ADB, 1999)
Polisi lalulintas dan penegakan
hukum
Peraturan lalulintas
Koordinasi dan manajemen keselamatan
jalan
Penjaminan atas
keselamatan dan peran jasa
asuransi
Kampanye dan sosialisasi
keselamatan jalan
Pelatihan dan pengujian
pengemudi
Pendidikan keselamatan jalan untuk
anak
Pertolongan pertama bagi
korban kecelakaan
laluintas
Standar keselamatan kendaraan
Sistem data kecelakaan lalulintas
Perbaikan lokasi-lokasi berbahaya
(black spots & black zone)
Riset keselamatan
jalan
Perhitungan biaya
kecelakaan lalulintas
Perencanaan dan desain
keselamatan jalan
Kecelakaan lalin: penyebab utama
kematian & kerugian ekonomi
kendaraanmanusia
interaksi
interaksiinteraksi
Kecelakaan lalulintas (crashes) dan faktor- faktor penyebabnya (Austroads, 2002)
jalan raya & lingkungan
Prinsip pendekatan 5E: EngineeringEducationEnforcementEncouragementEmergency Preparedness
SEBUAH KELOMPOK ORKESTRA
DIRIGEN
GOAL (TUJUAN)
Target Internal
Program-program Departemen
Program-program Departemen
Program-program Departemen
MEKANISME MANAJEMEN DKTJ
1. Target
2. Programme Assessment
3. Promote
4. Koreksi terhadap arah program
5. Evaluasi/penilaian
6. Reaksi -----> Aksi
7. Input untuk program jangka waktu selanjutnya
Struktur Dewan Keselamatan Transportasi Jalan (DKTJ)
Dewan Keselamatan Transportasi Jalan (DKTJ)
Ketua / Wakil Ketua
Anggota
Unit Investigasi dan Penelitian
Kecelakaan
Sekretariat Dewan
Kelompok Kerja Teknis
Naskah akademik cetak biru telah selesai namun belum dibahas antar instansi
Strategi Program
Kajian awal sumber pendanaan telah selesai.Penaikan santunan dan pembiayaan program keselamatan melalui skenario kenaikan iyuran wajib penumpang dan SWDKLLJPenyiapan kebijakan pembiayaan program keselamatan dari sebagaian premi asuransi pihak ke tiga
Telah dilakukan koordinasi dengan DepkeuKesimpulan :Perlu dibahas dalam forum yang lebih besar
Sedang dibahas program pembangunan system informasi keselamatan tahap awal yang di fasilitasi BappenasAkan dirumuskan kesepakatan awal antara Ditjen Hubdat, Ditjen Bina Marga dan Ditlantas Mabes Polri (konsep dasar /arsitektur system informasi keselamatan)
Percontohan pengembangan ZoSSpercontohan Helm untuk anakPelatihan safety riding untuk sepeda motorAkan dilakukan penerapan zoss, helm untuk anak dan pelatihan safety riding di berbagai daerah.Penyiapan kurikulum bidang keselamatan untuk anak
Pencetakan Leaflet, booklet, dan pembuatan filer keselamatan,Telah dilakukan Pelatihan manajemen kampanye keselamatan di 3 kotaPelaksanaan pekan keselamatan nasional Program aksi peningkatan mental dan disiplin pengemudi angkutan umumPemilihan awak kendaraan umum teladan (AKUT) Akan dilaksanakan Pemilihan pelajar pelopor peduli keselamatanAkan dilaksanakan Lomba peduli keselamatan (termasuk penyiapan pedoman lomba)
KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN
Terwujudnya Keselamatan Transportasi Darat untuk
Semua
Menjadikan Organisasi pemerintah yang dapat memfasilitasi dan mendukung keselamatan sebagai suatu usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat.
1.
Lebih meningkatkan kualitas hidup masyarakat;
2.
Meningkatnya keselamatan pengguna transportasi darat;
3.
Meningkatnya standar keselamatan prasarana dan sarana jalan, sungai, danau dan penyeberangan
4.
Mengembangkan sistem manajemen keselamatan transportasi darat yang lebih baik;
5.
Mendorong pola kemitraan dalam meningkatkan keselamatan transportasi darat.
PENCEGAHAN LUKA(PASSIVE SAFETY)
PENANGANAN KORBAN(EMERGENCY SERVICES)
PENCEGAHAN KECELAKAANPENCEGAHAN KECELAKAAN (ACTIVE SAFETY)(ACTIVE SAFETY)
PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN 5MM:
1.1.
MManajemen dan Rekayasa (engineering);2.2.
MMenegakkan hukum (enforcement);
3.3.
MMendidik masyarakat Public relation, Edukasi dan Partisipasi Masyarakat; (education)
4.4.
MMotivasi (Encouragement);5.5.
MMelayani Ke-gawat-daruratan (emergency response)
STRATEGI 1 : Memperkuat koordinasi dan penanganan keselamatan transportasi jalan
PROGRAM :Pembentukan DKTJPembentukan UPKPerumusan cetak biru keselamatan transportasi jalan.Penyusunan Peraturan Pemerintah Tentang Manajemen KeselamatanPengadaan peralatan UPK
STRATEGI II
: Menciptakan masyarakat yang sadar dan menghargai keselamatan di jalan melalui pendidikan
PROGRAM
:Pelatihan, pengujian dan pendidikan bagi pengemudi pemula dan profesional.Program pendidikan keselamatan di sekolah dasar dan menengah & ZoSS.Pelatihan pengemudi pemula & profesional serta akreditasi sekolah mengemudi.Pendidikan keselamatan bagi pekerja dan pengusaha.Akreditasi institusi sekolah mengemudi.Penetapan Sertifikasi Pengemudia Angkutan UmumPembentukan Lembaga Sertifikasi Pengemusia Angkutan Umum.Kampanye melalui media massa cetak atau elektronik
STRATEGI III
: Perencanaan
dan
evaluasi
kinerja manajemen
keselamatan
transportasi
jalan
PROGRAM :Pengembangan Sistem Informasi keselamatanyang terintegrasi dengan instansi lain.Pengembangan data base yang ditunjang sisteminformasi dan komunikasi.Evaluasi cetak biru keselamatan transportasi jalanMonitoring dan evaluasi kinerja keselamatantransportasi jalan.Pembuatan norma, standar, pedoman dan manual manajemen keselamatan prasarana, sarana danlalu lintas jalan
STRATEGI IV : Meningkatkan
ketertiban
dan
keselamatan
dalam berlalu
lintas
PROGRAM
:Penyiapan dan pelaksanaan sistem denda padapelanggaran lalu lintasPerbaikan peraturan lalu lintas dan penegakannyaPersiapan penggunaan teknologi komunikasi daninformasi untuk mendukung upaya penegakan hukum.Peningkatan patroli pada ruas jalan yang berpotensiterjadi kecelakaan transportasi jalan.Gerakan/kewajiban penggunaan helm dan sabukkeselamatanPenerapan batas kecepatan, termasuk pemantauan danpenindakan pelanggaran kecepatan.Pengkajian SIM dengan penerapan merit-demerit sistemPenjinakan arus lalu lintas (Traffic calming).Penegasan keberadaan sepeda motor dan pengendaranya(conspicuity)
DELAPAN PILAR/ DELAPAN PILAR/ STRATEGI KESELAMATAN STRATEGI KESELAMATAN
TRANSPORTASI JALAN 2012TRANSPORTASI JALAN 2012
STRATEGI V
: Menciptakan
sistem
jaminan
resiko
keselamatan yang berkeadilan
dan
sumber
pendanaan
keselamatan
transportasi
jalanPROGRAM
:
Persiapan transpormasi sistem SWDKLLJ menjadi sistemasuransiKaji ulang besarnya pertanggungan korban kecelakaanPelibatan pihak ketiga (perusahaan asuransi) dalampenyelenggaran asuransi kecelakaanPenerapan sumber-sumber pendanaan program keselamatanPembentukan lembaga pendanaan keselamatan jalan(Road Safety Funding)
DELAPAN PILAR/ DELAPAN PILAR/ STRATEGI KESELAMATAN STRATEGI KESELAMATAN
TRANSPORTASI JALAN 2012TRANSPORTASI JALAN 2012
STRATEGI VI
: Meminimalisir
resiko
ancaman
dari
defisiensi keselamatan
pada
lalu
lintas
dan
lingkungan
melalui
pendekatan
rekayasa
modern.
PROGRAM
:Evaluasi standar dan peraturan keselamatanPenerapan penilaian dampak keselamatan jalan (Road safety impact assesment)Melakukan audit sarana dan prasarana keselamatanManajemen dan penanganan Daerah Rawan Kecelakaan
DELAPAN PILAR/ DELAPAN PILAR/ STRATEGI KESELAMATAN STRATEGI KESELAMATAN
TRANSPORTASI JALAN 2012TRANSPORTASI JALAN 2012
STRATEGI VII
: Mengupayakan
perlindungan
bagi
kelompok pengguna
jalan
yang rentan
dan
mendorong
penggunaan
moda
yang lebih
berkeselamatan
PROGRAM
:Penerapan Traffic Demand Manajemen (TDM) danTransit Oriented Development (TOP)Dukungan terhadap reformasi angkutan umumperkotaanPemberlakuan insentif pajak bagi operator angkutanumumPembinaan kendaraan tidak bermotor.Penyediaan fasilitas lalu linats bagi pengguna jalanyang rentan.
DELAPAN PILAR/ DELAPAN PILAR/ STRATEGI KESELAMATAN STRATEGI KESELAMATAN
TRANSPORTASI JALAN 2012TRANSPORTASI JALAN 2012
STRATEGI VIII
: Membangun
sistem
tanggap
darurat
yang mudah di akses dan responsip
PROGRAM
:Penyediaan dan perbaikan sistem komunikasi daninformasi tanggap darurat.Penyelenggaraan trauma Center bagi korbankecelakaan lalu lintas jalan.Peningkatan keterampilan tenaga medis dalamketanggapdaruratan untuk mengurangi trauma kecelakaan.Penyediaan fasilitas kegawatdaruratan.
DELAPAN PILAR/ DELAPAN PILAR/ STRATEGI KESELAMATAN STRATEGI KESELAMATAN
TRANSPORTASI JALAN 2012TRANSPORTASI JALAN 2012