DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN...

22
i DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN KECAMATAN BANGSALSARI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2000-2017 PROPOSAL SKRIPSI Oleh: Muhardin NIM 140210302038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2018

Transcript of DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN...

Page 1: DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/07/... · JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

i

DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN

KECAMATAN BANGSALSARI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2000-2017

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:

Muhardin

NIM 140210302038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2018

Page 2: DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/07/... · JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Penegasan Judul .................................................................................................. 4

1.3 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................... 6

1.4 Rumusan Masalah ............................................................................................... 7

1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 8

1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 9

BAB 3.METODE PENELITIAN ............................................................................. 14

3.1 Prosedur Penelitian ............................................................................................ 14

3.2 Sumber Penelitian .............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 18

LAMPIRAN ............................................................................................................... 20

Page 3: DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/07/... · JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kopi merupakan komoditas tropis utama yang diperdagangkan di seluruh

dunia dengan kontribusi setengah dari total ekspor komoditas tropis. Popularitas dan

daya tarik kopi terhadap dunia, utamanya dikarenakan rasanya yang unik serta

didukung oleh faktor sejarah, tradisi, sosial dan kepentingan ekonomi (Ditjen

Perkebunan. 2016:1). Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor kopi di

dunia. Data menunjukkan, Indonesia mengekspor kopi ke berbagai negara senilai

U$$ 588.329.553.00, walaupun ada catatan impor juga senilai U$$ 9.740.453.00

(Prastowo. 2010:1). Ditinjau dari segi produksinya, Indonesia menempati urutan

ketiga setelah Brazil dan Vietnam. Keadaan ini terjadi karena produktivitas kopi

Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan dengan Vietnam. Rendahnya produktivitas

kopi Indonesia karena sebagian besar diusahakan oleh perkebunan rakyat dengan

keterbatasan modal dan akses terhadap tekonologi (Wibowo: 2013:1).

Tanaman kopi di Indonesia sebagian besar (96 %) di usahakan petani kecil

(perkebunan rakyat), sisanya diusahakan oleh pemerintah (perkebunan negara) dan

swasta besar. Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah penghasil kopi yang

sebagian besar diusahakan oleh perkebunan rakyat. Berdasarkan data dari dinas

perkebunan Jawa Timur diketahui bahwa kabupaten Jember merupakan sentra

budidaya kopi robusta rakyat terbesar kedua setelah Kabupaten Malang. Dari 31

kecamatan yang berada di kabupaten Jember, 9 kecamatan merupakan daerah

penghasil kopi, yaitu, Kecamatan Silo, Jelbuk, Sumberjambe, Ledokombo, Panti,

Sumberbaru, Tanggul, Bangsalsari, dan Sukorambi (Prastowo dkk. 2010:116).

Perkebunan kopi merupakan tempat tinggal dan sumber mata pencaharian

bagi sebagian masyarakat. Masyarakat di perkebunan kopi memiliki interaksi yang

erat antara sesamanya di lingkungan tempat tinggalnya, sehingga terdapat sosial

budaya khas yang berkembang. Fokus budaya masyarakat diperkebunan kopi dapat

berupa nilai-nilai keagamaan, ekonomi, ideologi, seni dan sebagainya yang terkait

Page 4: DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/07/... · JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

2

dengan kehidupan di perkebunan. Sosial budaya yang ada diperkebunan kopi selalu

berkembang dan berubah dinamis seiring berbagai perubahan yang terjadi pada

masyarakat maupun diperkebunan kopi (Arifandi. 2013:2)

Salah satu perkebunan kopi rakyat di kabupaten Jember terdapat di desa

Badean kecamatan Bangsalasari yang terletak di wilayah lereng pegunungan

Argopuro. Dari hasil wawancara peneliti diketahui bahwa lahan perkebunan di desa

Badean sebagian besar merupakan milik Perhutani, sedangkan sebagian kecil

merupakan lahan kepemilikan sendiri. Dalam mengelola lahan perhutani, masyarakat

desa Badean boleh mengelola lahan atau menanaminya dengan tanam kopi dengan

syarat harus membayar target kepada pihak Perhutani atau semacam sewa atau bagi

hasil dalam bentuk kopi yang sudah diolah (Wawancara dengan bapak Tarmusin

tanggal 24 Januari 2018), selain itu dalam hal tenaga kerja dalam mengelola

perkebunan, berdasarkan pengamatan dan wawancara peneliti, masyarakat desa

Badean masih menggunakan pola hubungan kekeluargaan serta juga menggunakan

tenaga kerja dari desa Badean dalam mengelola perkebunan kopi.

Sebagian petani kopi desa Badean sebelum membuka perkebunan kopi

menggunakan lahan Perhutani merupakan buruh di perkebunan Widodaren. Tetapi

setelah lama bekerja di perkebunan Widodaren dan telah mendapat pengetahuan

tentang budidaya kopi, petani kopi desa Badean mulai membuka lahan kebun kopi

sendiri dilahan milik pribadi. Selain itu, pembukaan lahan perkebunan kopi di desa

Badean bermula dari adanya pelatihan tentang budidaya tanaman kopi dari Puslit

Kakao dan Kopi Jember. Pada saat pelatihan dari Puslit Kakao dan Kopi Jember,

banyak buruh perkebunan Widodaren yang mengikuti kegiatan pelatihan budidaya

tanaman kopi tersebut. Dari pelatihan Puslit itu masyarakat mendapat pengetahuan

membudidayakan kopi, seperti cara membuat jarak antar tanaman kopi, cara

menyambung, pemangkasan halus maupun pemangkasan kasar, dan lain-lain. Setelah

mendapat pelatihan dari Puslit Jember banyak buruh perkebunan Widodaren yang

Page 5: DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/07/... · JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

3

memilih berhenti bekerja dari perkebunan Widodaren dan mengembangkan usaha

tani kopi di desa Badean (Wawancara bapak Hariyanto pada Juli 2017).

Puncak dari penanaman tanaman kopi di lahan Perhutani di desa Badean sejak

adanya fatwa dari Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menyatakan “hutan

milik rakyat”. Dengan adanya fatwa tersebut telah membuka jalan bagi masyarakat

desa Badean untuk menanam tanaman kopi di lahan milik Perhutani dengan cara

sistem sewa atau bagi hasil setiap musim panen kepada pihak Perhutani. Pada tahun

1980 sampai akhir tahun 1999 sebelum adanya pembukaan lahan Perhutani,

masyarakat desa Badean membudidayakan tanaman kopi di sekitar pekarangan

rumah dan hidup dalam taraf perekonomian yangn terbilang rendah dan masih

menggunakan peralatan produksi perkebunan tradisonal serta masih tertinggal dari

teknologi perkebunan dari daerah lain (wawancara dengan bapak Sakur pada Mei

2018).

Munculnya perkebunan kopi rakyat di desa Badean telah menciptakan sosial-

budaya tersendiri dilingkungan perkebunan kopi. Sosial-budaya dilingkungan

perkebuan kopi tercipta melalui interaksi sosial masyarakat setempat. Dalam

kehidupan petani kopi desa Badean interaksi sosial-budaya masyarakat desa Badean

masih tertanam kuta antar sesama petani maupun dengan tenaga kerja perkebunan.

Hal itu tidak lepas dari latar belakang masyarakat desa Badean yang kebanyakan

berasal dari etnis Madura dan sebagian kecil dari etnis Jawa. Dalam hal kepercayaan

atau agama masyarakat desa Badean mayoritas menganut agama Islam. Sistem

kepercayaan dalam kehidupan masyarakat desa Badean berpengaruh terhadap nilai

budaya masyarakat setempat, hal itu diketahui dengan masih adanya sebagian

masyarakat desa Badean yang menyertakan ritual atau semacam selamatan sebelum

panen kopi, walaupun ada juga masyarakat desa Badean yang tidak menyertakan

ritual atau selamatan terutama menjelang masa panen kopi.

Dalam hal budidaya kopi masyarakat desa Badean masih ada yang

menggunakan cara tradisional dan sudah banyak yang mengembangkan cara-cara

Page 6: DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/07/... · JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

4

modern. Jenis kopi yang dibudidayakan masyarakat desa Badean adalah jenis kopi

Robusta. Untuk penggunaan bibit tanaman kopi, sebagian masyarakat desa Badean

masih menggunakan cara tradisional, yaitu dengan cara mengambil bibit yang

tumbuh dibawah pohon kopi, terutama bibit tanaman kopi yang berasal di

Perkebunan Widodaren. Untuk pembiakan tanaman kopi masyarakat desa Badean

telah menerapkan cara meodern, yaitu menggunakan teknik sambung atau stek.

Sedangkan untuk pengolahan kopi pasca panen, masyarakat desa Badean

menggunakan cara pengolahan kering, yaitu dengan cara menjemur kopi di halaman

rumah menggunakan lantai semen, terpal maupun menggunakan gedek ataupun

plastik, sebelumnya kopi yang masih berbentuk gelondongan dikupas terlebih dahulu

menggunakan mesin Huller sebelum dijemur. Proses pengolahan kopi setelah panen

mulai dari penjemuran hingga pemisahan kulit ari kopi menjadi biji kopi atau beras

kopi biasanya memakan waktu lebih kurang 2 minggu, hal itu juga tergantung pada

cuaca apabila mendukung selama penjemuran atau pengeringan kopi (Wawancara

dengan Bapak Sakur pada Mei 2018).

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Dinamika Sosial-Budaya Petani Kopi Desa Badean Kecamatan Bangsalsari

Kabupaten Jember (2000-2017)”.

1.2 Penegasan Judul

Penegasan judul dalam subbab ini bertujuan untuk memperjelas dan untuk

menghindari kesalahpahaman dalam pembahasan penelitian ini. Judul penelitian ini

adalah “Dinamika Sosial-Budaya Petani Kopi Desa Badean Kecamatan Bangsalsari

Kabupaten Jember Tahun 2001-2017”.

Dinamika adalah gerak atau kekuatan yang dimiliki sekumpulan orang dalam

masyarakat yang dapat menimbulkan perubahan tata hidup masyarakat yang

bersangkutan atau juga diartikan bahwa dinamika sosial adalah gerak masyarakat

secara terus menerus yang menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat.

Page 7: DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/07/... · JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

5

Idrus (1996:144) mengartikan dinamika adalah sifat atau tabiat yang bertenaga atau

berkemampuan, serta selalu bergerak dan berubah-ubah. Sedangkan Santoso (1999:9)

mengartikan dinamika sebagai tingkah laku warga yang secara langsung

mempengaruhi warga lain secara timbal balik atau adanya interkasi dan

interdepedensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota lain secara timbal

balik dan antara anggota dengan kelompok secara keseluruhan. Sehingga

mengakibatkan terjadi perubahan secara terus-menerus dalam masyarakat atau

kelompok tersebut.

Sosial budaya mencakup arti yang luas dalam aspek kehidupan masyarakat.

Sosial budaya diartikan sebagai totalitas tata nilai, tata sosial, dan tata laku manusia

yang merupakan manifestasi dari karya, rasa dan cipta di dalam kehidupan

bermasyarakat. Sehingga dalam hal ini, pengertian sosial budaya mencakup dari dua

segi utama kehidupan manusia, yaitu:

(1) segi kemasyarakatan

Manusia demi kelangsungan hidupnya harus mengadakan kerjasama

dengan sesama manusia. Pengertian kemasyarakatan pada hakikatnya

adalah merupakan pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang

mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib sepenanggungan dan

solidaritas yang merupakan unsur pemersatu kelompok sosial.

(2) segi kebudayaan

kebudayaan merupakan totalitas cara hidup yang manifestasinya tampak

dalam tingkah laku yang terlembagakan. Hakikat budaya adalah adalah

sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia dengan cipta, rasa

dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta merupakan

kekuataan pendukung dan penggerak kehidupan. Fokus budaya dapat

berupa nilai dan norma religius, ekonomi, atau nilai sosial budaya lainnya,

seperti ilmu pengetahuan dan teknologi (Sudibyo, dkk. 2013:7-8).

Page 8: DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/07/... · JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

6

Petani dapat di definisikan orang yang bekerja memanfaatkan sumber daya

alam yang ada untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, sumber

energi dan juga mengelola lingkungan hidup guna memenuhi kebutuhan hidup

dengan menggunakan peralatan yang bersifat tradisional maupun modern. Petani kopi

desa Badean kecamatan Bangsalsari dapat diartikan sekelompok manusia yang

tinggal dilingkungan di desa Badean kecamatan Bangsalsari yang bekerja untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara mengelola alam dalam bentuk berkebun

kopi.

Berdasarkan beberapa kata kunci yang telah dijelaskan di atas, Dinamika

sosial budaya petani kopi desa Badean kecamatan Bangsalsari kabupaten Jember

(2000-2017) diartikan gerak atau kekuatan yang secara terus menerus sehingga

menghasilkan perubahan dan perkembangan sosial-budaya seperti religius sistem

pengetahuan, dan teknologi dalam kehidupan petani kopi desa Badean tahun 2000-

2017. Indikator sosial-budaya petani kopi desa Badean dalam penelitan ini, yaitu

nilai-nilai gotong royong, sistem kekerabatan, serta juga pola hubungan antara

sesama petani kopi, petani dengan buruh, petani dengan pengepul, dan juga nilai

religius atau sistem kepercayaan yang terkait dengan kehidupan diperkebunan kopi

desa Badean.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Penetapan ruang lingkup penelitian bertujuan memberikan batasan agar suatu

penelitian tidak menyimpang dari fokus permasalahan, baik menyangkut waktu

(temporal), tempat (spasial), maupun fokus atau inti kajian yang diteliti.

Ruang lingkup waktu (temporal) penelitian ini adalah antara tahun 2000-2017.

Tahun 2000 digunakan sebagai tahun awal penelitian karena masyarakat desa Badean

melakukan pembukaan lahan Perhutani menjadi perkebunan kopi dimulai sejak tahun

2000 tersebut, tepatnya setelah ada fatwa Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

yang menyatakan “hutan untuk rakyat”, sebab sebelum tahun 2000 masyarakat desa

Page 9: DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/07/... · JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

7

Badean masih membudidayakan kopi di lahan milik sendiri, terutama di sekitar

pekarangan rumah dan luas lahannya sangatlah terbatas serta tidak semua masyarakat

yang membudidayakan tanaman kopi. Sedangkan tahun 2017 dijadikan tahun akhir

penelitian dikarenakan peneliti mengumpulkan data informasi melalui observasi dan

wawancara dimulai sejak tahun 2017.

Ruang lingkup tempat (spasial) dalam penelitian ini adalah desa Badean

Kecamtan Bangsalsari kabupaten Jember, sedangkan untuk data pendukung ada

beberapa tempat yang akan didatangi peneliti, diantaranya Dinas Perkebunan

Kabupaten Jember, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, kantor kepala desa Badean, dan

kantor kecamatan Bangsalsari

Ruang lingkup kajian dalam penelitian ini fokus mengkaji Dinamika sosial

budaya petani kopi desa Badean. Sosial budaya dalam penelitian ini membahas

kebiasaan atau nilai yang berlaku dalam kehidupan petani kopi desa Badean berupa

nilai-nilai seperti gotong royong, sistem kekerabatan, serta juga pola

hubungananatara petani kopi dengan petani kopi, petani dengan buruh, petani dengan

pengepul, dan juga nilai religius atau sistem kepercayaan yang terkait dengan

kehidupan diperkebunan kopi desa Badean.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan ruang lingkup yang telah diuraikan, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1) Bagaimana latar belakang munculnya perkebunan kopi rakyat di desa Badean

Kecamatan Bangsalsari kabupaten Jember Tahun 2000?

2) Bagaimana aspek sosial-budaya pola hubungan kerja petani dalam budidaya kopi

di desa Badean Bangsalsari kabupaten Jember tahun 2000-2017?

Page 10: DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/07/... · JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

8

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini, yaitu:

1) Untuk mengetahui latar belakang munculnya perkebunan kopi rakyat di desa

Badean kecamatan Bangsalsari kabupaten Jember.

2) Untuk mengetahui aspek sosial-budaya pola hubungan kerja petani dalam

budidaya kopi desa Badean kecamatan Bangsalsari kabupaten Jember Tahun

2000-2017.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan skripsi ini diharapkan sesuai dengan sasaran yang

telah direncanakan penulis. Adapun manfaat diharapkan dari penulisan skripsi ini

sebagai berikut:

1) Penelitian ini diharapkan dapat menyumbang koleksi tentang perkebunan

kopi rakyat yang ada kabupaten Jember.

2) Bagi pihak pemerintah kabupaten Jember, penelitian ini diharapkan bisa

menjadi bahan referensi dalam mengambil kebijakan mengenai perkebunan

kopi rakyat.

3) Bagi penulis penelitian ini sebagai aplikasi ilmu yang telah didapat selama

dibangku perkuliahan.

4) Bagi pembaca dan masyarakat luas, dapat dijadikan bahan referensi untuk

mengetahui kehidupan petani kopi di kabupaten Jember.

Page 11: DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/07/... · JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

9

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka ini akan mengemukakan hasil penelitian terdahulu yang

terkait dan mendukung dengan pembahasan kajian yang akan peneliti tulis, yaitu

“Dinamika Sosial-Budaya Petani Kopi Desa Badean Kecamatan Bangsalsari

Kabupaten Jember (1990-2017). Dalam bab tinjauan pustaka ini peneliti akan

mengungkapkan penelitian yang memiliki hubungan keterkaitan dengan pembahasan

peneliti dan mengungkapkan perbedaan dengan penelitian terdahulu, serta juga dalam

bab ini, peneliti akan mengungkapkan pendekatan dan teori yang akan digunakan

penulis dalam penelitian ini.

Penelitian tentang Dinamika sosial-budaya petani kopi desa Badean maupun

di kecamatan Bangsalsari berdasarkan penelusuran peneliti belum ada yang mengkaji

atau meneliti. Tetapi ada beberapa penelitian berkaitan dengan fokus kajian peneliti,

terutama mengenai perkebunan kopi rakyat di daerah Jember. Penelitian tersebut

adalah Executive Summary Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Universitas

Jember yang berjudul “Kajian Sosial-Budaya dan Perekonomian di Perkebunan

Kopi”. Penelitian ini mengkaji sejarah perkembangan perkebunan kopi dari masa ke

masa dan perannya dalam perkembangan bangsa Indonesia, lebih khususnya di ujung

timur Jawa Timur. Hasil dari penelitian ini menyatakan, bahwa sejarah

perkembangan perkebunan kopi di Jawa Timur terkait dengan perkebunan komersial

dan kapitalistik yang diterapkan oleh pemerintah kolonial (Belanda dan Jepang)

terhadap Negara jajahan, sosial budaya di perkebunan kopi BUMN/PDP umumnya

masih mempertahankan budaya masyarakat lokal dengan menyertakan ritual-ritual

budaya lokal untuk setiap kegiatan mulai dari petik sampai panen. Kegiataan budaya

tersebut terkait dengan kepentingan perusahaan guna mempertahankan

kesinambungan aktivitas produksi dalam hubungannya dengan ketenaga kerjaan dan

keamanan. Sosial budaya masyarakat perkebunan kopi antara lain ditunjukkan

dengan mempertahankan kesenian. Kesenian itu menjadi sakral yang penuh dengan

mitos-mitos. Mitos yang berkembang di masyarakat adalah keinginan seseorang pasti

Page 12: DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/07/... · JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

10

tercapai apabila memiliki nazar untuk mengadakan hiburan tersebut di kemudian hari

ketika keinginannya sudah tercapai. Teknologi budidaya kopi pada perkebunan

BUMN, swasta dan PDP selama ini belum semuanya mengikuti panduan teknologi

GAP (Good Agricultural Practices) yang dikeluarkan oleh Pusat penelitian Kopi dan

Kakao Indonesia di Jember. Secara umumnya rakyat belum melaksanakan GAP,

sehingga produksi dan kualitas kopi yang dihasilkan masih rendah, dan pada

umumnya para pekebun masih lemah dalam permodalan dan penguasaan ilmu dan

teknologi serta belum adanya kelembagaan yang memadai untuk meningkatkan posisi

tawar pada perdagangan kopi baik lokal maupun regional ( Josi Ali Arifandi, dkk.

2013). Penelitian ini memberikan gambaran kepada peneliti tentang salah satu aspek

sosial budaya dalam kehidupan masyarakat diperkebunan kopi yaitu aspek

kepercayaan atau religius yang masih mempertahankan budaya lokal berupa ritual-

ritual dari mulai petik sampai panen kopi dan juga tentang teknologi budidaya kopi

diperkebunan kopi. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang akan

diteliti peneliti, terutama tempat atau lokasi penelitian.

Selanjutnya skripsi yang berjudul “Perkembangan Perkebunan Kopi Rakyat

Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember Pada Tahun 2004-2013” yang

ditulis oleh Zainur Rahman mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Jember. Skripsi membahas tentang latar belakang adanya perkebunan

kopi rakyat di Desa Sidomulyo dan perkembangan perkebunan kopi rakyat di Desa

Sidomulyo pada tahun 2004-2013, serta pengaruh perkebunan kopi rakyat terhadap

kehidupan ekonomi, sosial, dan lingkungan masyarakat di desa Sidomulyo. Diketahui

dari hasil dari penelitian ini bahwa pertama kali pembukaan perkebunan kopi rakyat

di desa Sidomulyo dilatarbelakangi oleh pemikiran masyarakat setempat untuk

membuka kebun kopi. Pemikiran tersebut muncul karena desa Sidomulyo sejak tahun

1965 penduduk disana sudah mengenal tanaman kopi, sehingga tanaman kopi masih

menjadi tanaman turunan. Kemudian pada tahun 1999 penduduk Desa Sidomulyo

membuka lahan perhutani. Pengaruh bidang ekonomi terhadap masyarakat desa

Page 13: DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/07/... · JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

11

Sidomulyo yaitu menciptakan lapangan pekerjaan dan berdampak positif untuk

perekonomian masyarakat desa Sidomulyo untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Dibidang sosial, adanya peningkatan jumlah fasilitas pendidikan baik formal maupun

formal, dan dibidang lingkungan adanya perkebunan kopi rakyat dapat mengurangi

erosi, menambah kesuburan tanah, tidak ada lagi kebakaran hutan ataupun

penebangan liar. Selain membuka lapangan pekerjaan yang mengurangi

pengangguran bagi masyarakat, hadirnya perkebunan kopi telah membentuk sosial

budaya bagi masyarakat Sidomulyo, seperti adanya tolong menolong antara pemilik

kebun dengan buruh kebun. Hubungan tolong menolong itu di dasarkan pada sifat

saling membutuhkan antara kedua belah pihak (Zainur Rahman. 2016). Penelitian ini

memberikan gambaran kepada peneliti tentang perubahan dan perkembangan

kehidupan petani kopi setelah dibukanya lahan Perhutani bagi masyarakat.

Perubahann dalam kehidupan masyarakat perkebunan setelah adanya pembukaan

lahan Perhutani telah membuka lahan pekerjaan yang dapat mengurangi

pengangguran dan meningkatan kehidupan sosial, serta penelitian ini juga

memberikan gambaran tentang aspek sosial budaya yang tercipta dalam kehidupan

petani kopi, seperti pola hubungan tolong menolong dan kekerabatan dalam tenaga

kerja. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang akan diteliti peneliti,

yaitu berupa tempat atau lokasi penelitian.

Penelitian selanjutnya, berjudul “Kehidupan Sosial Budaya Dalam Kaitannya

Dengan Perilaku Ekonomi Masyarakat Nelayan” (Studi Kemiskinan Di Kelurahan

Muarareja Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal) yang ditulis oleh Riski Apriani

mahasiswa jurusan Sosiologi dan Antropologi Universitas Negeri Semarang. Dalam

penelitian ini kehidupan sosial budaya nelayan Muarareja meliputi sistem gotong

royong, sistem hubungan kekeluargaan dan kekerabatan, dan sistem kepercayaan.

Aspek gotong royong atau tolong menolong berupa kerjasama antara nelayan pemilik

dengan nelayan buruh. Dalam hal ini nilai tolong menolong terlihat dengan adanya

hubungan timbal balik antara buruh dengan nelayan pemilik dalam peminjaman

Page 14: DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/07/... · JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

12

modal untuk kegiatan penangkapan ikan. Sebagai ganti telah diberi pinjaman modal

dari nelayan pemilik, nelayan buruh memberikan jasanya dengan menangkap ikan di

laut. Adanya hal tersebut secara tidak langsung telah menanam nilai gotong royong

serta tolong menolong dalam kehidupan masyarakat Muarareja. Kedua, sosial budaya

dalam penelitian ini tentang sistem hubungan kekeluargaan dan kekerabatan

masyarakat Muarareja masih memiliki hubungan atau tali persaudaraan yaitu adanya

hubungan sedarah melalui ikatan perkawinan. Hubungan kekeluargaan ini semakin

erat, hal itu terlihat dalam hal perekrutan nelayan buruh masyarakat Muarareja lebih

mengutamakan keluarga dan kerabat terdekat. Ketiga sosial budaya penelitian ini

berupa sistem kepercayaan. Dalam kehidupan masyarakat Muarareja terdapat

pedoman dalam menjalani kehidupan, seperti masyarakat Muarareja dilarang melaut

pada sabtu legi, sebelum melaut nelayan dilarang bertengkar dengan keluarga atau

kerabat sebelum melaut. Selain itu nelayan Muarareja juga melakukan upacara

sedakah laut. Upacar sedekah laut bertujuan untuk memohon kepada Tuhan Yang

Maha Kuasa agar kegiatan melaut dapat mendatangkan rezeki yang melimpah.

Upacara sedekah laut diadakan setiap setahun sekali, yaitu pada bulan “sapar”

(menurut kalender Jawa), menurut kalender nasional waktunya senantiasa berubah

(Riski Apriani. 2009). Penelitian ini memberikan gambaran aspek sosial budaya yang

akan di kaji peneliti, terutama aspek sosial budaya gotong royong, sistem

kekeluargaan, dan sistem kepercayaan, walaupun memiliki perbedaan dalam hal

objek kajiannya, yaitu antara nelayan dengan petani kopi, tetapi memiliki kesamaan

dalam konsep sosial budaya.

Penelitian-penelitian terdahulu diatas merupakan penelitian yang

memberikan gambaran tentang sosial budaya. Berdasarkan penelitian-penelitian yang

telah diuraikan diatas, maka peneliti menempatkan penelitian ini sebagai penelitian

eksploratif dengan judul Dinamika Sosial-Budaya Petani Kopi Desa Badean

Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember Tahun 2000-2017.

Page 15: DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/07/... · JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

13

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan antropologi budaya

berdasasarkan pokok kajian yang akan diteliti. Antropologi budaya merupakan

cabang dari antropologi yang menyelidiki kebudayaan pada umumnya dan berbagai

kebudayaan pada bangsa di muka bumi, menyelidiki bagaimana manusia mampu

berkebudayaan dan mengembangkan kebudayaan sepanjang zaman (I Gede A.B

Wiranata. 2012.5). Sedangkan menurut Koentjoroningrat (2002) antropologi budaya

ada keseluruhan sistem gagasan tindakan, dan hasil karya manusia yang didapatkan

dengan cara belajar.

Untuk teori dalam penelitian ini menggunakan teori perubahan sosial. Selo

Soemardjan mengartikan perubahan sosial sebagai segala perubahan-perubahan pada

lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi

sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan perilaku di antara

kelompok-kelompok dalam masyarakat (Soerjono Soekanto. 2009:263). Secara

umum, perubahan sosial dapat diartikan sebagai perubahan pola hubungan sosial dan

struktur sosial. Misalnya, berkurangnya sifat gotong royong dalam masyarakat dan

perubahan penilaian terhadap tenaga kerja. Teori ini akan digunakan sebagai landasan

melakukan penelitian dinamika sosial budaya petani kopi desa Badean kecamatan

Bangsalsari kabupaten Jember pada tahun 2000-2017 terutama untuk mengetahui

perubahan sosial budaya dalam kehidupan petani kopi, seperti nilai gotong royong

serta pola hubungan kerja para petani kopi dengan buruh.

Page 16: DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/07/... · JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

14

BAB 3.METODE PENELITIAN

3.1 Prosedur Penelitian

Penelitian ini akan mengkaji Dinamika sosial-budaya petani kopi desa Badean

kecamatan Bangsalsari kabupaten Jember dari tahun 2000-2017. Prosedur penelitian

sejarah ini terdapat empat langkah yang akan dilakukan penulis, yaitu: (1) heuristik,

(2) kritik, (3) interpretasi, (4) historiografi (Gottschalk. 1985:32).

Langkah pertama dalam penelitian ini adalah heuristik. Pada tahap ini peneliti

mengumpulkan sumber yang relevan dengan penelitian penulis, baik tertulis maupun

tidak tertulis mengenai perkebunan kopi rakyat di desa Badean kecamatan

Bangsalsari kabupaten Jember. Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah

mengumpulkan sumber data yang diperoleh dari wawancara dengan bapak Hariyanto,

Tarmusin, dan Sakur dan mencari data dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao

kabupaten Jember, serta mengumpulkan sumber tertulis berupa buku, jurnal, dan

artikel yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan. Sumber tertulis tersebut peneliti

peroleh dari berbagai tempat, untuk memperoleh sumber tertulis tersebut penulis

mengunjungi beberapa tempat, yaitu sebagai berikut: Perpustakaan Universitas

Jember, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, kantor desa Badean.

Tahap kedua adalah kritik sumber. Kritik digunakan untuk menguji keaslian

sumber (otensitas). Kritik dibagi menjadi dua macam, autensitas/keaslian sumber

atau kritik ekstern, dan kredibilitas/kebiasaan dipercayai atau kritik intern

(Kuntowijoyo. 2013:77). Peneliti melakukan kritik ekstern terhadap sumber dengan

cara melakukan wawancara langsung kepada masyarakat setempat dan melakukan

pengamatan langsung dilapangan. Selanjutnya peneliti melakukan kritik intern untuk

membuktikan bahwa informasi atau kesaksian yang diberikan masyarakat setempat

dapat dipercaya atau tidak dengan cara membandingkan informasi satu dengan yang

lainnya.

Page 17: DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/07/... · JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

15

Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah interpretasi atau penafsiran. Dalam

penafsiran ini penulis akan memberikan pemaknaan terhadap data dan fakta yang

didapatkan peneliti untuk kemudian ditafsirkan, dibuat hubungan satu sama yang lain,

dan disusun. Data dan fakta sejarah yang telah ditemukan dan dikumpulkan oleh

peneliti tersebut kemudian dihubungkan dengan konsep yang berhubungan dengan

permasalahan yang dikaji, yaitu mengenai dinamika sosial-budaya petani kopi. Di

dalam tahap interpretasi, masalah mulai dipecahkan dengan mengadakan tafsiran

terhadap makna dan fakta-fakta sejarah yang diseleksi atau disaring, dan setelah itu

menyusun konsepsi dalam kerangka pemikiran untuk penulisan sejarah.

Tahap keempat dalam penelitian ini adalah historiografi. Historiografi

merupakan langkah terakhir penulis menyajikan hasil penelitiannya setelah

melakukan tiga langkah sebelumnya. Historiografi menyempurnakan interpretasi

yang telah disusun secara kronologis menjadi sebuah peristiwa sejarah yang sesuai

dengan kaidah penulisan karya ilmiah. Pada tahap ini peneliti akan merangkai dan

merekonstruksi fakta-fakta sejarah yang didapat menjadi sebuah tulisan sejarah

dengan menggunakan bahasa yang komunikatif dan indah tanpa mengurangi sifat

keilmiahan tulisan sejarah yang kronologis, logis, dan sistematis.

3.2 Sumber Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian sejarah, maka dalam penelitian ini akan

digunakan sumber sejarah. Sumber sajarah dalam penelitian ini berupa sumber lisan,

tertulis, dan visual. Sumber lisan dan tulisan menjadi dua, yaitu sumber primer dan

sumber sekunder (Gottscahlk. 1985:35). Uraian tentang sumber-sumber yang

digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan dibawah ini.

Untuk menjawab rumusan masalah pertama tentang sejarah perkembangan

perkebunan kopi di desa Badean kecamatan Bangsalsari kabupaten Jember digunakan

sumber tulisan, dokumen dan lisan. Sumber tulisan dalam penelitian ini berupa buku,

diantaranya buku yang berjudul Sejarah Perkebunan Indonesia Kajian Sosial

Page 18: DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/07/... · JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

16

Ekonomi karangan Sartono Kartodirdjo dan Djoko Suryo, Kopi Kajian Sosial-

Ekonomi karangan N.D Retnandari dan Moeljarto Tjokrowinoto, Outlook Kopi

Komoditas Pertanian Subsektor Perkebunan, Budidaya dan Pasca Panen Kopi

karangan Bambang Prastowo dkk. Sumber dokumen yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah dokumen dari pihak kantor desa Badean dan dari kantor

kecamatan Bangsalsari. Sedangkan untuk sumber lisan adalah keterangan dari petani

kopi desa Badean, diantaranya bapak Tarmusin, Harianto, Sakur, dan Santo serta

warga desa Badean yang lainnya.

Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua tentang sosial budaya petani

kopi desa Badean kecamatan Bangsalsari kabupaten Jember peneliti menggunakan

sumber tertulis, lisan, dan pengamatan. Sumber tertulis diantaranya Budidaya dan

Pasca Panen Kopi karangan Bambang Prastowo, Bunga Rampai Ekonomi Kopi editor

Rudi Wibowo, Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan karangan

Syamsulbahri, Teknologi Budidaya Kopi Poliklonal diterbitkan oleh Balai Besar

Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian Dan

Pengembangan Pertanian 2008. Sumber lisan yang digunakan adalah wawancara

dengan petani kopi desa Badean dan sumber pengamatan dengan cara peneliti tinggal

di lingkungan desa Badean sambil mengamati pola budidaya perkebunan kopi di desa

Badean.

Rancangan sistematika dalam penelitian yang berjudul “Dinamika Sosial-

Budaya Petani Kopi Desa Badean Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember Tahun

2000-2017” terdiri dari 6 bab, yaitu sebagai berikut:

(1) Bab 1 berisi pendahuluan, dalam bab ini diuraikan mengenani latar

belakang penelitian, yang disertai dengan penegasan judul, ruang lingkup

penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

(2) Bab 2 berisi tinjauan pustaka, yaitu review dari penelitian-penelitian

terdahulu yang memiliki kaitan atau hubungan dengan penelitian yang

akan ditulis peneliti dan menunjukkan posisi penulis dalam penelitian,

Page 19: DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/07/... · JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

17

serta juga menjelaskan pendekatan dan teori yang akan digunakan dalam

penelitian ini.

(3) Bab 3 metodologi penelitian, dalam bab ini diuraikan mengenai langkah-

langkah penulis dalam usaha mendapatkan sumber data untuk penelitian

serta cara peneliti merangkainya menjadi sebuah tulisan sejarah.

(4) Bab 4 latar belakang munculnya perkebunan kopi rakyat desa Badean,

dalam bab ini akan diuraikan faktor geografis, ekomomi, dan pengaruh

perkebunan Widodaren.

(5) Bab 5 Hasil dan Pembahasan, dalam bab ini akan dijelaskan budidaya

perkebunan kopi desa Badean yang meliputi jenis kopi yang ditanam,

penanaman, pemeliharaan, pemupukan, panen, dan pasca panen, serta

pemasaran. Dalam bab ini juga akan diuraikan nilai-nilai hubungan sosial-

budaya yang ada dalam masyarakat desa Badean, baik itu hubungan antara

petani kopi dengan pihak Perhutan maupun hubunga antara pemilik kebun

dengan tenaga kerja.

(6) Bab 6 Penutup, dalam bab ini akan dijelaskan kesimpulan dari hasil

penelitian.

Page 20: DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/07/... · JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

18

DAFTAR PUSTAKA

A.B Wiranata, I Gede. 2012. Antropologi Budaya. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Apriani, Riski. 2009. Kehidupan Sosial Budaya Dalam Kaitannya Dengan Perilaku

Ekonomi Masyarakat Nelayan (Studi Terhadap Kemiskinan di Kelurahan

Muarareja Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal). Tidak diterbitkan. Skripsi.

Universitas Negeri Semarang.

Arifandi, J.S. dkk. 2013. Kajian Sosial Budaya dan Perekonomian Masyarakat Di

Perkebunan Kopi. Jember: Lemlit Unej.

Gottschalk, L. 1985. Mengerti Sejarah. Terjemahan oleh Nugroho Notosusanto.

Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia.

Idrus, H.A. 1996. Kamus Umum Baku Bahasa Indonesia. Bintang Usaha : Surabaya

Koentrjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah Edisi Baru Cetakan I. Yogyakarta:

Tiara Wacana.

Prastowo, B. dkk. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Bogor: Pusat Penelitian

dan Pengembangan Perkebunan.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2016. Outlook Kopi. Sekretaris Jenderal

Kementerian Pertanian.

Santoso, Slamet. 1999. Dinamika Kelompok Cetakan ke-2. Jakarta: Bumi Aksara.

Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi: Suatu Pengantar Edisi Baru. Jakarta: Rajawali

Pers.

Sudibyo, L. dkk. 2013. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Rahman, Zainur. 2016. Perkembangan Perkebunan Kopi Rakyat Desa Sidomulyo

Kecamatan Silo Kabupaten Jember Pada Tahun 2004-2013. Tidak

Diterbitkan. Skripsi. Universitas Jember.

Page 21: DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/07/... · JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

19

Wibowo, Rudi. 2013. Bunga Rampai Ekonomi Kopi. Jember: Jember University

Press.

Sumber Lisan:

Wawancara dengan Bapak Hariyanto pada Juli 2017

Wawancara dengan Bapak Tarmusin pada Januari 2018

Wawancara dengan Bapak Sakur pada Mei 2018

Page 22: DINAMIKA SOSIAL-BUDAYA PETANI KOPI DESA BADEAN …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/07/... · JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

20

LAMPIRAN

A. Lampiran Matrik Penelitian

MATRIK PENELITIAN

Topik Judul

Penelitian

Jenis dan

Sifat

Penelitian

Permasalahan Sumber Data Metode Penelitian

1 2 3 4 5 6

Sejarah Sosial-

Budaya

Dinamika

Sosial-Budaya

Petani Kopi

Desa Badean

Kecamatan

Bangsalsari

Kabupaten

Jember Tahun

2000-2017

a. Jenis

Penelitian:

Sejarah

b. Sifat

Penelitian:

Penelitian

Lapangan

1. Apa yang melatar

belakangi munculnya

perkebunan kopi rakyat

di desa Badean

kecamatan Bangsalsari

kabupaten Jember?

2. Bagaimana Kehidupan

Sosial-Budaya Petani

Kopi desa Badean

kecamatan Bangsalsari

kabupaten Jember

tahun 2000-2017?

a. Sumber tertulis:

Buku

b. Sumber Lisan:

- Observasi

- Wawancara

a. Metode

Penelitian,

dengan langkah:

- Pemilihan

Topik

- Heuristik

- Kritik

- Interpretasi

- Historiografi

b. Pendekatan:

Antropologi

Budaya

c. Teori: Perubahan

Sosial