DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR · PDF file2 (b) Partikel B dan C terletak pada...

download DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR · PDF file2   (b) Partikel B dan C terletak pada poros BC sehingga momen inersia yang dihasillkan keduanya sama dengan nol

If you can't read please download the document

Transcript of DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR · PDF file2 (b) Partikel B dan C terletak pada...

  • 1

    http://atophysics.wordpress.com

    BAB

    DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

    Contoh 5.1 Pemahaman konsep torsi

    (a) Tentukan torsi terhadap poros O oleh gaya 20 N pada gambar di bawah ini.

    Jawab:

    Garis kerja gaya 20 N adalah garis g. Garis yang ditarik dari titik O tegak lurus terhadap

    garis g, memotong g di titik L (lihat gambar). Dengan demikian lengan torsi adalah = OL.

    OLP siku-siku:

    m

    OPOL

    5,1)(3

    30sin

    2

    1

    o

    ==

    ==

    Gaya 20 N cenderung memutar tongkat OP searah jarum jam terhadap poros O (torsi

    bertanda -). Dengan demikian momen gaya adalah

    = -

    (b) Tentukan torsi tiap gaya dan torsi totalnya terhadap poros o.

    Jawab:

    Untuk menghitung torsi gaya 8,0 N, lebih baik jika gaya itu diuraikan menjadi komponen-

    komponen (lihat gambar di bawah) menjadi 8 cos 37o dan 8 sin 37

    o.

    Lengan momen dan momen tiap gaya ditunjukkan pada table berikut. Gaya (N) Lengan Torsi Torsi

    5,0

    20

    8 cos 37o

    8 sin 37o

    10,020,0

    20,04,0

    2

    1

    2

    1

    ==

    ==

    xOB

    xOA

    OC = 0,10

    OD = 0,20

    -0,20 x 5,0 = -1,0

    -0,10 x 20 = -2,0

    -0,10 x 8 cos 370 = -0,64

    +0,20 x 8 sin 370 = +0,96

    Searah jarum jam

    Searah jarum jam

    Searah jarum jam

    Berlawanan jarum jam

    Jarum jam

    Contoh 6.2 Pengertian momen inersia

    Seorang ahli mesin sedang mendesain suatubagian mesin yang terdiri dari tiga penyambung

    yang dihubungkan oleh tiga topangan ringan (lihat gambar). Ketiga penyambung dapat

    dianggap sebagai partikel yang dihubungkan oelh batang-batang ringan (massanya dapat

    diabaikan).

    (a) Berapa momen inersia bagian mesin ini terhadap poros melalui A?

    (b) Berapa momen inersia terhadap poros yang bertepatan dengan batang BC?

    Jawab:

    (a) Partikel A terletak pada poros sehingga jarak partikel ini terhadap poros A sama dengan

    nol (rA = 0).

    AC2 = AB

    2 BC

    2 = 0,50

    2 0,30

    2 = 0,16 AC = 4,016,0 = m. Jarak partikel B dan

    C terhadap poros A dapat dihitung dengan Persamaan (6-7).

    2222

    CC

    i

    BBAAii rmrmrmrmI ++==

    = 0 + (0,10 kg) (0,50 m)2 + (0,20 kg) (0,40 m)

    2

    = ,057 kg m2

  • 2

    http://atophysics.wordpress.com

    (b) Partikel B dan C terletak pada poros BC sehingga momen inersia yang dihasillkan

    keduanya sama dengan nol. Jadi, hanya partikel A yang menghasilkan momen inersia

    terhadap poros BC, dengan rA = AC = 0,40 m.

    ==i

    AAii rmrmI22

    = (0,30 kg) (0,40 m)2

    = 0,048 kg m2

    Contoh 6.3 Menentukan momen inersia batang (satu dimensi)

    Sebuah batang homogen memiliki masa M dan panjang L. Tentukan momen inersia batang

    terhadap poros melalui:

    (a) titik tengah batang;

    (b) titik ujung batang.

    Gambar 6.9 Bayangkan batang homogen terdiri atas berbagai elemen dx yang memiliki

    koordinat x terhadap poros. Untuk poros melalui titik tengah batang (titik O), koordinat x

    mulai dari -/2 sampai dengan (kasus b).

    Jawab:

    Bayangkan batang homogen terdiri atasa berbagai elemen dx yang memiliki koordinat x

    terhadap poros. Momen inersia batang dapat dihitung dengan persamaan (6-8).

    I = r2 dm

    dengan r = x dan dxL

    Mdm = (lihat persaman (6-9)), maka persamaan menjadi

    =

    = dxxdx

    L

    MrI

    L

    M22

    =

    3

    3x

    L

    MI

    (a) Untuk poros melalui titik tengah batang (kasus (a) pada Gambar 6.9), sumbu tegak yang

    melalui O adalah YO dan tampak bahwa koordinat x mulai dari x = L/2 sampai dengan

    x = +L/2. Karena titik tengah batang yang diperoleh dari Persamaan (6-10) adalah

    I

    2/

    2/

    3

    3

    L

    L

    x

    L

    M

    =

    [ ]33 )2/()2/(3

    LLL

    M=

    )8/8/(3

    33LL

    L

    M+=

    2

    3

    12

    1

    8

    2

    3ML

    L

    L

    M==

    = (sesuai dengan Tabel 6.1 (a))

    (b) Untuk poros melalui titik ujung batang (kasus (b) pada gambar 6.9), sumbu tegak yang

    melalui P adalah YP dan tampak bahwa koordinat x mulai dari x = 0 sampai dengan x =

    L. Karena itu, momen inersia batang terhadap poros melalui titik ujung batang yang

    diperoleh dari Persamaan (6-10) adalah

  • 3

    http://atophysics.wordpress.com

    I

    L

    x

    L

    M

    0

    3

    3

    =

    )0(3

    3 = LL

    M

    3

    3

    1ML= (sesuai dengan Tabel 6.1 (b))

    Contoh 6.4 Kaitan torsi dengan percepatan sudut pada gerak melingkar berubah

    beraturan m

    Sebuah batu gerinda 2,0 kg yang memiliki jari-jari 10 cm diputar pada rad/s. Motor dipadamkan

    dan sebuah pahat ditekankan pada permukaan batu gerinda dengan suatu gaya yang memiliki

    komponen tangensial 2,0 N (lihat gambar). Berapa lama diperlukan oleh batu gerinda untuk

    berhenti sejak gaya diberikan?

    Jawab:

    Massa M = 2,0 kg

    Jari-jari R = 10 cm = 10 x 10-2

    m

    = 0,10 m

    Kecepatan sudut awal 0 = 120 rad/s Pada saat motor dipadamkan, bekerja gaya gesek tangensial F = 2 N menghasilkan momen

    gaya yang memberikan perlambatan sudut yang akhirnya memberhentikan putaran batu gerinda. Batu gerinda berbentuk silinder pejal, sehingga sesuai Tabel 6.1 (f), momen

    inersianya adalah

    22

    2

    12

    2

    1m kg 0,01m) kg)(0,10 2,0( === MRI

    Torsi yang dihasilkan oleh gaya tangensial F dengan lengan torsi R adalah

    N m 0,20N) m)(2 0,10( === RF

    Tanda negatif diberikan karena momen gaya berlawanan dengan arah putaran batu gerinda.

    Momen gaya menghasilkan percepatan sudut sesuai dengan percepatan sudut tetap

    dan kecepatan sudut awal 0 = 120 rad/s diperlambat oleh = -20 rad/s sampai berhenti

    ((t) = 0)

    (t) = 0 + t

    ssrad

    sradtt 6

    /20

    )/120(0)(2

    0 =

    =

    =

    Jadi, diperlukan waktu 6 s sejak motor dipadamkan sampai batu gerinda berhenti.

    Contoh 6.5 Silinder pejal menggelinding menuruni bidang miring

    Sebuah silinder penjal homogen dengan jari-jari R dan massa M menggelinding dari puncak

    bidang miring seperti pada gambar. Tentukan kelajuan silinder pada saat tiba di dasar bidang

    (nyatakan dalam g dan h).

    Strategi : Tinjau silinder pejal m, gambar gaya-gaya yang bekerja padanya. Gunakan = I untuk gerak rotasi silinder dan F = ma untuk gerak tranlasi silinder menuruni bidang.

  • 4

    http://atophysics.wordpress.com

    Jangan lupa =R

    a. Akhirnya, kelajuan silinderdi dasar bidang dihitung dengan

    persamaan dihitung dengan persamaan kinematika translasi: v2 ,220 xav + dengan

    v0 = dan x = panjang lintasan yang ditempuh silinder.

    Jawab:

    Perhatikan gambar (a) gaya-gaya yang bekerja pada silinder pejal adalah: gaya gesekan f,

    gayaberat g, gaya normalN.baik mg maupun Nmelalui titik poros O sehingga tidak

    menyebabkan gerak rotasi. Satu-satunya gaya yang menyebabkan silinder berotasi terhadap

    poros O adalah gaya gesekanf, dengan momen OP = jari-jari R. Penggunaan hukum II Newton

    untuk rotasi silinder memberikan

    Maf

    R

    aMRfR

    MRfR

    I

    2

    1

    2

    2

    1

    2

    2

    1

    )(

    )(

    =

    =

    =

    =

    R

    a

    MRfI

    =

    =

    pejal)silinder (bentuk 22

    1

    Perhatikan gambar (b), gaya-gaya N dan Mg cos tidak menyebabkan gerak tranlasi silinder

    menuruni bidang hanyalah Mg sin (arah positif) dan f (arah negatif). Penggunaan hukum II Newton untuk gerak tranlasi silinder memberikan

    F = ma +Mg sin - f = Ma

    Mg sin - 2

    1Ma = Ma (substitusi f =

    2

    1Ma dari (*1))

    Mg sin 3

    sin2

    2

    3 ga

    Ma=

    Akhirnya, dengan menerapkan persamaan kinematika v2 = xav + 220 dengan keadaan awal

    diam di puncak bidang (v0 = 0) dan keadaan kahir di dasar bidang,

    3

    4

    3

    4

    sin3

    sin220

    2

    2

    2

    2

    0

    2

    ghv

    ghv

    hgv

    xavv

    ==

    +=

    +=

    Misalkan g = 10 m/s2 dan h = 6 m, maka

    mv 5483

    )6)(10(4===

    Contoh 6.6 Dua benda bergantungan pada katrol melalui seutas tali

    Sebuah katrol, massa M dan jari-jari R, dililitkan dengan seutas tali. Pada ujung-ujung tali

    terikat benda yang massanya m1, dan m2 (m2 > m1). Tentukan percepatan masing-masing benda

    bila:

    (a) katrol dapat dianggap licin sehingga tali meluncur pada katrol;

  • 5

    http://atophysics.wordpress.com

    (b) katrol tidak licin sehingga katrol mengalami gerak rotasi.

    Jawab:

    (a) untuk kasus katrol licin, katrol tidak berputar bersama tali (katrol diam), sehingga = 0. Kita tinjau dahulu diagram gaya pada katrol (Gambar (c)). Karena m2 > m1, maka katrol

    cenderung berotasi searah jarum jam (seandainya katrol tidak lacin). Karena itu kita

    tetapkan arah searah jarum jam adalah positif. Dengan demikian gaya T1 menghasilkan

    momen T1R (berlawanan arah jarum jam) dan gaya T2 menghasilkan momen +T1R (searah

    jarum jam). Hukum II Newton untuk gerak rotasi memberikan

    = I = 0 sebab = 0 T1R + T2R = 0 atau T1 = T2 = T

    Tinjauan diagram gaya pada benda m1 (Gambar (b)) dan benda m2 (Gambar (d)).

    Karena m2 > m1, maka m1 akan bergerak ke atas dan m2 akan