Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

47
KAPITA SELEKTA BURUH I.Batasan Pengertian Buruh adalah orang yang bekerja pada perusahaan atau industri, baik swasta maupun pemerintah untuk memperoleh upah atau gaji. Sebelum tahun 1954 semua pekerja dapat disebut buruh. Akan tetapi pada tahun 1954, pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 31/1954 yang menegaskan bahwa buruh adalah tenaga kerja pada perusahaan swasta. Tenaga kerja pada pemerintah disebut karyawan atau pegawai yang dibayar dengan Anggaran Pemerintah Belanja Negara (APBN). 1

description

Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

Transcript of Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

Page 1: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

KAPITA SELEKTA

BURUH

I.Batasan Pengertian Buruh adalah orang yang bekerja pada perusahaan atau industri, baik swasta maupun pemerintah untuk memperoleh upah atau gaji.

Sebelum tahun 1954 semua pekerja dapat disebut buruh. Akan tetapi pada tahun 1954, pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 31/1954 yang menegaskan bahwa buruh adalah tenaga kerja pada perusahaan swasta. Tenaga kerja pada pemerintah disebut karyawan atau pegawai yang dibayar dengan Anggaran Pemerintah Belanja Negara (APBN).

Peraturan pemerintah ini merupakan solusi terhadap perdebatan tentang istilah untuk menyebut pekerja, apakah buruh atau karyawan. Kelompok-kelompok dalam serikat pekerja yang memakai istilah buruh

1

Page 2: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

didukung oleh anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Buruh, sebuah kata yang berasal dari bahasa Jawa, oleh kelompok komunis diidentikkan dengan konsep proletariat yang mengandung hubungan konflik antara para majikan/pengusaha dan pekerja. Istilah buruh mengandung ide tentang perjuangan kelas.

Penggunaan istilah karyawan didukung oleh kelompok non-PKI dan kelompok militer. Istilah karyawan mengandung arti persatuan antara majikan/pengusaha/ manajemen, dan pekerja. Hubungan antara manajemen dan pekerja bersifat kooperatif dan bebas dari konflik.

Karyawan berasal dari bahasa Sanskrit yang digunakan untuk menyebut pekerja dengan penggunaan intelektual. ( Periksa: Suri Suroto, “Gerakan Buruh dan Permasalahannya” dalam Prisma II, 1985, tahun XIV, hlm. 30)

2

Page 3: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

2.Kategori Buruh

Buruh dapat dibedakan atas dasar tingkat ketrampilan dan keahliannya dalam suatu perusahaan, yaitu buruh trampil , buruh semitrampil, dan buruh tidak trampil. Tingkat ketrampilan buruh tersebut menentukan sistem pengupahan.

Buruh trampil dapat bekerja secara permanen, diberi upah secara bulanan, mendapat cuti tahunan, tunjangan sakit, mendapat upah lebih tinggi daripada buruh dengan tingkat ketrampilan lebih rendah, pensiun, bonus tahunan, dan uang makan.

Buruh semitrampil menerima upah yang dihitung sesuai dengan jumlah hari kerja, dan menerima jumlah tunjangan lebih sedikit daripada tunjangan untuk buruh trampil.

Buruh tidak trampil hanya dibayar untuk hari-hari ia bekerja.

3

Page 4: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

( John Ingleson, In Search of Justice: Workers and Unions in Colonial Java 1908-1926, (Singapore: Oxford University Press, 1986), hlm. 25. Sebelum berkembang industri dengan teknologi mesin atau industri tipe pabrik di Eropa, para pekerja/pengusaha industri kerajinan disebut craftsmen (tukang/perajin). Dalam industri tipe kerajinan itu ada 3 kategori pekerja sesuai dengan tingkat keahliannya, yaitu:

Master (tukang ahli/pengusaha industri kerajinan).

Journeyman (pembantu pengusaha dalam memproduksi barang, berhak menerima upah).

Apprentice (magang, tidak mendapat upah, tinggal di rumah majikannya).

4

Page 5: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

Sistem ketenagakerjaan ini diatur oleh gilda (perkongsian perajin atau pedagang untuk produk-produk yang sama).

Apa perbedaan antara pengusaha/craftsmen dalam sistem gilda dan industri tipe pabrik?

Craftsmen/master juga melakukan kegiatan produksi: dari mencari bahan baku, memproduksi, sampai dengan menjual.

Pengusaha dalam industri tipe pabrik adalah pemilik modal, berposisi sebagai manajer, tidak ikut dalam kegiatan produksi. Kegiatan produksi hanya dilakukan oleh para buruh pabrik.

Perkembangan industri tipe pabrik di Eropa telah menggeser keberadaan industri tipe kerajinan yang diatur oleh sistem gilda.

5

Page 6: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

Industri tipe pabrik Industri tipe pabrik muncul pertama kali di Eropa Barat (terutama Inggris). Pada akhir abad ke-18, terjadi inovasi-inovasi teknologi dalam produksi.

Inovasi-inovasi dalam usaha tekstil:

a) Pada 1733, John Kay menemukan Flying Shuttle (kumparan terbang) untuk memintal benang.

b) Pada 1767 Hargraves menciptakan mesin pemintal benang yang lebih cepat dari mesin penemuan John Kay.

c)Pada 1767 Arkwright juga menciptakan alat pemintal benang yang dijalankan dengan tenaga air.

d) Pada 1779 Campton menciptakan alat pemintal yang dapat memproduksi benang lebih cepat, halus, licin, dan kuat.

6

Page 7: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

e) Pada 1785 Cartwright menemukan mesin tenun.

f) Pada 1794 Elie Whitney menciptakan cotton-gin, suatu mesin yang digunakan untuk mengeluarkan biji kapas dari serabutnya.

g) Tahun 1785 Thomas Bell menciptakan cap silinder. Alat ini dapat memproduksi kain yang bermotif 200 x lebih cepat dari pada cap balok.

Inovasi dalam pertambangan dan transportasi:• Pada 1769 James Watt mendapat hak

patent atas penemuan mesin uap, yang menjadi unsur penting dalam revolusi industri di Inggris.

7

Page 8: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

• Pada 1829 George Stephenson dapat menciptakan locomotif yang digerakkan dengan uap. Kemudian Inggris juga membuat rel untuk kereta itu. Kereta pertama dijalankan pertama pada jalur Liverpool dan Manchester dengan kecepatan 19-46 km per jam.

Bersama dengan kemunculan industri industri tipe pabrik itu, muncul ideologi liberalism (liber = bebas). Ideologi ini diinspirasi oleh revolusi Perancis (1789) dengan semboyan liberty, egality, vaternity

8

Page 9: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

(kebebasan, persamaan, dan persaudaraan).

Sistem ekonomi liberal Sistem ekonomi liberal berkembang pertama kali di Inggris pada pertengahan abad ke-18. Sistem ekonomi ini memperjuangkan laissez-faire (dari bahasa Perancis, artinya “biarkanlah”):

Biarkanlah produksi dilaksanakan oleh swasta atau prakarsa individu.

Biarkanlah harga ditentukan oleh penawaran dan permintaan di pasar bebas, tanpa campur tangan negara.

Menurut Adam Smith (1723-1790), dalam bukunya “the Wealth of Nations”, 1778), kebebasan berusaha yang didorong oleh kepentingan ekonomi pribadi merupakan pendorong untuk menuju kemakmuran bangsa. Kebebasan berusaha (tanpa

9

Page 10: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

campur tangan pemerintah) tidak menghasilkan kekacauan, karena kebebasan itu diatur oleh “tangan-tangan yang tidak kelihatan” (the invisible hands), yaitu persaingan harga di pasar bebas. Siapa dapat menjual barang dengan harga paling murah dan kualitas paling bagus adalah pemenang pasar. Dengan demikian, pasar bebas dapat menghasilkan kesejahteraan, karena dapat memberikan harga yang murah dengan kualitas barang yang bagus.

Apa akibat pemberlakuan sistem ekonomi liberal bagi buruh?

Terjadi perbedaan yang besar antara pemilik modal yang kaya dan buruh yang miskin.

Terjadi stratifikasi kelas sosial dalam hubungan industrial, yaitu kelas the have dan the have not atau kelas pengusaha dan kelas buruh.

10

Page 11: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

Untuk memperbaiki kondisi itu, pada akhir abad ke-19, di Amerika Serikat liberalisme & kapitalisme sudah diperlunak dengan:

(1) Memberlakukan undang-undang anti monopoli (1887)

(2) Memberi kebebasan bagi kaum buruh untuk berserikat, sehingga dapat membela atau memperjuangkan hak-hak mereka terhadap pengusaha.

(3) Menerapkan sistem perpajakan untuk memperbaiki jaminan sosial bagi rakyat.

Mengapa Masalah-masalah buruh sulit diselesaikan?

Masalah perburuhan adalah fenomena dalam masyarakat industrial, yang sulit diselesaikan, karena masalah tersebut berada dalam hubungan industrial yang melibatkan para pelaku industrial dengan kepentingan yang berbeda.

Hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan yang dibentuk oleh para pelaku dalam proses produksi barang atau jasa.

11

Page 12: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

Para pelaku dalam hubungan industrial adalah: pengusaha, buruh, dan pemerintah. Unsur-unsur dalam hubungan industrial adalah:

1) pelaku industrial: pekerja/buruh, pengusaha, pemerintah.

2) kerjasama antara manajemen dan pekerja/buruh.

3) perundingan (perjanjiankerja/kontrak kerja, kesepakatan kerja, peraturan perusahaan).

4) kesejahteraan (upah, jaminan sosial, pensiun, keselamatan dan kesehatan kerja, koperasi, pelatihan kerja)

5) perselisihan industrial (mogok kerja, penutupan perusahaan, pemutusan hubungan kerja, arbitrasi).

(Sentanoe Kertonegoro, Hubungan Industrial Hubungan Antara Pengusaha dan Pekerja (Bipartit) dan Pemerintah (Tripartit), (Jakarta: Yayasan Tenaga Kerja Indonesia, 1999), hlm. 2).

Perselisihan Industrial

12

Page 13: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

Perselisihan industrial adalah perselisihan yang timbul di antara pengusaha dan pekerja/buruh atau serikat pekerja yang disebabkan oleh: perselisihan kepentingan, hak, dan pemutusan hubungan kerja.

Perselisihan kepentingan: Perselisihn kepentingan adalah perselisihan yang timbul karena tidak ada kesepakatan tentang perbaikan syarat kerja dan kondisi kerja, seperti kenaikan upah, tunjangan, pembatasan jam kerja, dsb.

Perselisihan hak: Perselisihan hak adalah perselisihan yang timbul karena hak-hak yang diberikan kepada pekerja/buruh tidak sesuai dengan peraturan pemerintah, kesepakatan kerja bersama, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja.

Perselisihan pemutusan hubungan kerja (PHK): Perselisihan PHK adalah perselisihan yang timbul karena pengakhiran hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja. (Sentanoe Kertonegoro, Hubungan Industrial Hubungan Antara Pengusaha dan Pekerja (Bipartit) dan Pemerintah

13

Page 14: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

(Tripartit), (Jakarta: Yayasan Tenaga Kerja Indonesia, 1999), hlm. 7). TUGAS:Buat suatu analisis terhadap peristiwa perselisihan industrial (kepentingan, hak, PHK) dengan format sebagai berikut:

1.Disusun oleh kelompok (4 orang).2.Format makalah:

PendahuluanA.Latar BelakangB.Permasalahan PembahasanA.Kerangka TeoretikB.Proses-Faktor penyebab perselisihan-Berlangsungnya perselisihan-Jalan keluar Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka

Jika dilihat dari sisi pelaku dalam hubungan industrial itu (pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah), tampak ada perbedaan kepentingan ekonomis dan politis.

14

Page 15: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

Perbedaan Kepentingan EkonomisMenurut Karl Marx, para pengusaha atau kaum kapitalis telah menjadikan hasrat untuk “memiliki” dan “mempergunakan” (eksploitasi) sebagai keinginan utama manusia.

Dalam karyanya Das Kapital (1867), Karl Marx berpendapat bahwa perkembangan kapitalisme berbasis pada teori tentang “nilai lebih”, yaitu selisih antara nilai barang yang diproduksi oleh buruh dan upah yang dibayarkan kepada buruh. Nilai barang tentu jauh lebih besar dari upah yang diberikan kepada buruh. Nilai lebih itu diambil oleh pemilik alat-alat produksi sebagai laba.

Kaum kapitalis yang didorong oleh hasrat untuk memperoleh nilai lebih atau laba itu akan selalu berusaha untuk meningkatkan nilai lebih.

Di pihak lain, buruh adalah kelas yang dieksploitasi (dipergunakan) oleh kaum kapitalis untuk memperoleh laba. Menurut Marx, ada tiga cara untuk memperoleh laba yaitu:

memperpanjang jam kerja,

15

Page 16: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

mengurangi jam kerja yang dibutuhkan oleh buruh guna mendapatkan upah,

dan mempercepat proses pembuatan barang melalui perbaikan teknologi.

Dari ketiga cara itu, perbaikan teknologi merupakan cara yang paling dipilih oleh kaum kapitalis. Penggunaan mesin-mesin berakibat peningkatan nilai lebih, tetapi di sisi lain, perbaikan teknologi itu justru mengurangi tenaga kerja. Akibatnya adalah persaingan dalam penawaran tenaga kerja akan meningkat, yang mengakibatkan penurunan tingkat upah.

Dalam jangka panjang kapitalisme akan mengakibatkan proses pemiskinan dan kesengsaraan, dan kondisi tersebut akan menguatkan kesadaran kelas buruh untuk menentang sistem yang berlaku.

Tingkat upah buruh yang rendah akan menimbulkan akibat buruk bagi dunia usaha, yaitu kemerosotan daya beli. Dengan demikian, permintaan terhadap produk akan menurun, sehingga perusahaan-perusahaan juga akan menurunkan jumlah produknya. Kondisi ini merupakan sumber terjadinya krisis dalam dunia usaha.

16

Page 17: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

Perbedaan Kepentingan PolitikSelain pengusaha dan buruh, pelaku dalam hubungan industrial adalah negara atau pemerintah.

Menurut Karl Marx, negara adalah kekuatan pemaksa (coercive power) dan merupakan alat kelas kapitalis/pemilik modal untuk melindungi dan memajukan kepentingannya. Kekuasaan politik dalam sistem kapitalisme adalah kekuatan yang diorganisasi oleh suatu kelas untuk menindas kelas yang lain.

Negara modern yang berdasarkan demokrasi representative/perwakilan, menurut Karl Marx, merupakan alat kapitalis untuk mengeksploitasi buruh. Dalam hal ini terjadi aliansi antara mereka yang duduk dalam pemerintahan dan pemilik modal melalui dukungan suara yang dapat diperoleh secara mudah dengan pembelian suara.

Ciri demokrasi ini adalah tekanan-tekanan politik oleh pemerintahan negara yang telah dikuasai oleh pemilik modal.(M. Dawam Rahardjo, Esai-Esai Ekonomi Politik , Jakarta: LP3ES, 1983, hlm. 105.)

17

Page 18: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

Awal Pergerakan Buruh di Barat

Di negara-negara industri di Barat, awal pergerakan buruh dilatarbelakangi oleh pelaksanaan aturan liberalisme ekonomi yang menerapkan larangan bagi kaum buruh untuk berserikat, sehingga mereka kehilangan saluran untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan mereka.

Pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 ketidakadilan sosial sebagai akibat industrialisasi sangat menggejala di Barat. Beberapa gejala ketidakadilan adalah: eksploitasi terhadap golongan lemah (para istri dan anak yg berusia lebih dari 4 tahun wajib bekerja di pabrik/perusahaan), upah rendah, kemiskinan.

Pada akhir abad ke-18 di Inggris telah muncul pergerakan buruh untuk memperjuangkan perbaikan sosial. Mereka menuntut agar pelarangan berserikat dihapus dan menuntut pemberlakuan undang-undang sosial, menuntut hak pilih agar mereka memiliki saluran politik.

Pada pertengahan abad ke-19, kaum buruh di beberapa negara di Eropa telah membentuk perkumpulan-perkumpulan, antara lain kaum Charter di Inggris. Pada

18

Page 19: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

tahun 1830, Kaum Charter telah memperjuangkan hak-hak demokratis buruh, khususnya hak untuk ikut dalam pemilihan umum (hak pilih).

Pada tahun 1864 para wakil buruh Inggris dan Perancis telah mendirikan Asosiasi Buruh Internasional atau Internasionale I di London. Karl Marx menulis anggaran dasar asosiasi tersebut yang memuat pokok-pokok pikiran sebagai berikut:

1.pembebasan kelas buruh harus merupakan hasil usaha kelas buruh sendiri;

2.menghapus kekuasaan suatu kelas atas kelas yang lain;

3.ketergantungan buruh pada pemilik alat-alat produksi harus dihapus;

4.perjuangan kaum buruh harus dijalankan secara internasional.

(Franz Magnis-Suseno, Pemikiran Karl Marx Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, (J a k a r t a: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000), hlm. 208-209).

Dalam sidang-sidang Internasionale I selalu terjadi perbedaan pendapat tentang strategi perjuangan. Marx, para wakil Jerman dan Inggris menghendaki perjuangan melalui pembentukan partai

19

Page 20: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

politik buruh dan perjuangan dalam parlemen. Para wakil Rusia, Italia, dan Spanyol mementingkan aksi-aksi revolusioner. Para wakil Perancis tidak menghendaki perjuangan melalui parlemen, tetapi menganjurkan kaum buruh untuk membantu diri sendiri dengan cara membuka koperasi dan bank-bank rakyat. Pada tahun 1872 Marx berhasil mengeluarkan kaum anarkis (yang memilih aksi revolusioner) dari Internasionale I, dan memindahkan pusatnya ke New York. Setelah itu Internasionale I menjadi lumpuh dan kemudian membubarkan diri.

Pada tahun 1889 partai-partai sosialis mendirikan Asosiasi Buruh Internasional Ke dua (Internasionale II), sekretariatnya di Brussel. Dalam Internasionale II, semua partai sosialis, kecuali Inggris, mengesahkan program yang berlandaskan Marxisme. Partai Buruh Inggris (Labour) tidak menganut Marxisme, walaupun partai tersebut ikut juga dalam Internasionale II. Partai Buruh Inggris sangat terpengaruh oleh Serikat Kaum Fabian, yang didirikan pada tahun 1884.

Kaum Fabian

20

Page 21: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

Kaum Fabianmemperjuangkan kepentingan buruh,dan menganggap diri sebagai sosialis, namun tidak memiliki program yang terperinci. Kata Fabian diambil dari nama Quintus Fabius Maximus adalah panglima Roma dalam perang dengan Hannibal, panglima perang Kartago. Fabius menggunakan strategi kesabaran dalam menghadapi lawan yang lebih kuat dengan cara menghindari konfrontasi secara langsung. Dengan strategi itu Fabius berhasil mengalahkan Hannibal.

Pada tahun 1893 di Inggris didirikan Independent Labour Party (ILP) yang antiliberal dan dekat dengan kaum Fabian.

Pada tahun 1900 serikat-serikat buruh di Inggris mendirikan Labour Representation Committee yang pada tahun 1906 menamakan diri Labour Party. ILP bergabung juga dalam Labour Party. Program Labour Party diarahkan pada reformasi demokratis. Berkat desakan partai tersebut, pada tahun 1914 Inggris sudah memiliki dan melaksanakan undang-undang sosial antara lain: 8 jam kerja, jaminan sakit, dan pensiun hari tua.

21

Page 22: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

Pada saat terjadi Perang Dunia I (1914-1918) pergerakan buruh di sebagian negara-negara Barat telah berhasil memperjuangkan pemberlakuan undang-undang yang berkait dengan kondisi/syarat kerja, antara lain: pembatasan jumlah tenaga kerja wanita dan anak-anak, pengurangan jumlah jam kerja, dan jaminan sakit serta cacat.

Dengan demikian pergerakan buruh di negara-negara Barat telah memainkan peranan penting sebagai drukkingsgroep (kelompok penekan).

1 Mei: Hari BuruhPada tanggal 1 Mei tahun 1886, sekitar 400.000 buruh di Amerika Serikat mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk menuntut pengurangan jam kerja mereka menjadi 8 jam sehari. Aksi ini berlangsung selama 4 hari sejak tanggal 1 Mei 1886.Pada tanggal 4 Mei 1886. Para Demonstran melakukan pawai besar-besaran, kemudian Polisi Amerika menembaki para demonstran tersebut sehingga ratusan orang tewas dan para pemimpinnya ditangkap dan dihukum mati. Sebelum peristiwa 1 Mei itu, di berbagai negara,

22

Page 23: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

juga terjadi pemogokan-pemogokan buruh untuk menuntut perlakuan yang lebih adil dari para pemilik modal.

Pada bulan Juli 1889, Kongres Sosialis Dunia yang diselenggarakan di Paris menetapkan peristiwa di AS tanggal 1 Mei itu sebagai hari buruh sedunia dan mengeluarkan resolusi berisi:

Sebuah aksi internasional besar harus diorganisir pada suatu hari tertentu. Semua negara dan kota-kota pada waktu yang sama, yang telah disepakati bersama, semua buruh menuntut agar pemerintah mengurangi jam kerja menjadi 8 jam per hari secara legal, dan melaksanakan semua hasil Kongres Buruh Internasional Perancis.

Resolusi ini mendapat sambutan yang hangat dari berbagai negara dan sejak tahun 1890, tanggal 1 Mei, yang diistilahkan dengan May Day, diperingati oleh kaum buruh di berbagai negara, meskipun mendapat tekanan keras dari pemerintah mereka.

Gerakan Buruh di IndonesiaDi Indonesia, pergerakan buruh

secara terorganisasi muncul pada tahun 1897. Pada tahun tsb didirikan

23

Page 24: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

Nederlandsch Indische Onderwijzers Genootschap (NIOG /Persatuan Guru-guru Hindia Belanda), suatu organisasi guru-guru bangsa Eropa. Setelah itu muncul Suikerbond(1906), dan Cultuurbond (1907). Organisasi-organisasi tersebut merupakan perserikatan pekerja Eropa yang bekerja di pabrik gula dan perkebunan. (Sandra, Sedjarah Pergerakan Buruh Indonesia, ( Djakarta: P.T. Pustaka Rakyat, 1961), hlm. 7.)

Organisasi buruh yang beranggotakan orang-orang Indonesia muncul sejak dekade pertama abad ke-20 yang dimulai dengan lahirnya Vereeniging voor Spoor en Tramweg Personeel (VSTP) pada tahun 1908 di Semarang.

Dalam sejarah Indonesia, istilah pergerakan dipergunakan untuk menyebut berbagai macam aksi rakyat Indonesia yang mencakup bidang politik, ekonomi, dan budaya yang disalurkan melalui organisasi modern, memiliki cita-cita serta rencana perjuangan, dan menuju ke arah perbaikan hidup bangsa. (A.K. Pringgodigdo, Sedjarah Pergerakan R a k j a t Indonesia, (Djakarta: Pustaka Rakjat, 1961), hlm. vi.)

24

Page 25: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

Pergerakan rakyat Indonesia dilembagakan dalam organisasi, serta disalurkan dalam aktivitas seperti rapat umum, pemogokan, pers, sandiwara, dan revolusi. (Takhasi Siraishi, An Age in Motion: Popular Radicalism in Java 1912-1926, (Ithaca and London: Cornell University Press, 1990), hlm. xi.)

Setelah Jepang berkuasa, pergerakan buruh telah kehilangan dinamikanya sebagai akibat kekuatan represif pemerintah. Pada masa pemerintahan Jepang yang sangat militeris dan otoriter, segala bentuk organisasi sosial dan politik dilarang, sehingga semangat pergerakan buruh pun menjadi tenggelam.

Pergerakan buruh merupakan bagian penting dalam sejarah Indonesia, karena pergerakannya tidak hanya menyangkut kepentingan dan kehidupan buruh sendiri, tetapi juga merefleksikan kondisi sosial, politik, ekonomi, dan budaya pada jamannya. Dengan demikian penelitian sejarah tentang pergerakan buruh menjadi penting untuk dilakukan, agar pihak-pihak terkait dapat mengambil hikmah sejarahnya untuk memecahkan masalah perburuhan yang kini sedang marak seperti antara lain: perselisihan kepentingan, hak, dan Pemutusan

25

Page 26: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

Hubungan Kerja (PHK), sistem peradilan buruh, dan lain-lain.

Sejarah pergerakan buruh di Indonesia berkait erat dengan proses industrialisasi yang berkembang sejak pemerintah kolonial Belanda memberlakukan politik ekonomi liberal pada tahun 1870.

Secara umum industrialisasi diartikan sebagai suatu proses mekanisasi dan penggunaan teknologi dalam produksi. Jordan Goodman & Katrina Honeyman, Gainful-Pursuits – The Making of Industrial Europe 1600-1914, (London-New York-Melbourne-Auckland: A Division of Hodder & Stoughton, 1988), hlm. 1.

Menurut pendapat lain, industrialisasi adalah salah satu bentuk aktivitas ekonomi yang diwujudkan dengan pendirian pabrik-pabrik besar dan modern. Pada umumnya, industrialisasi dinilai sebagai cara untuk menuju ke arah kemakmuran. M. Dawam Rahardjo,Transformasi Pertanian, Industrialisasi dan Kesempatan Kerja, (Jakarta: UI Press, 1984), hlm. 3.

Namun demikian, Industrialisasi di negara-negara berkembang cenderung merupakan upaya ekspansi modal dari negara-negara industri maju. Mereka tidak lagi menjual

26

Page 27: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

barang-barang yang diproduksi di negeri mereka sendiri, melainkan menjual produk-produk yang dihasilkan di negara penghasil bahan baku yang memiliki tenaga kerja murah serta pasar yang lebih luas.M. Dawam Rahardjo,Transformasi Pertanian, Industrialisasi dan Kesempatan Kerja, (Jakarta: UI Press, 1984).

Pada awal abad ke-20, pemerintah kolonial Belanda “menggalakkan” industrialisasi di Hindia Belanda. Hal ini dilakukan karena banyak laporan mengenai penurunan kemakmuran rakyat pribumi yang sampai ke negeri Belanda. Penurunan kemakmuran rakyat pribumi merupakan suatu hal yang berlawanan dengan cita-cita politik ekonomi liberal yaitu peningkatan daya beli rakyat.

Berdasarkan kondisi itu, pada tahun 1901 pemerintah kolonial mengumumkan pemberlakuan kebijakan kemakmuran yang terkenal dengan sebutan “Politik

27

Page 28: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

Etis”. Kebijakan ini bertujuan untuk mereformasi berbagai sektor yang dapat meningkatkan kemakmuran rakyat yaitu irigasi, emigrasi, pendidikan, pembangunan jalan, dan pengembangan industri.

Untuk melembagakan kebijakan industrialisasi itu, dalam tahun 1904 pemerintah kolonial Belanda menambahkan urusan industri dan perdagangan pada departemen pertanian, sehingga namanya menjadi Departement van Landbouw, Nijverheid en Handel (Departemen Pertanian, Industri dan Perdagangan).

Sehubungan dengan pelaksanaan industrialisasi tersebut, kota-kota membuka daerahnya untuk pendirian pabrik-pabrik baru. Akibatnya:

1) terbuka juga kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk bekerja di pabrik-pabrik, pelabuhan,

28

Page 29: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

pergudangan, dan perusahaan–perusahaan;

2) di kota-kota muncul kelas sosial baru, yaitu kelas pemilik modal dan kelas buruh.Untuk memperjuangkan hak dan

kepentingan mereka, kaum buruh membentuk serikat-serikat buruh. Pada dekade pertama dan kedua abad ke-20 berdiri beberapa serikat buruh antara lain: Vereeniging voor Spoor en Tramweg Personeel (1908), Perserikatan Goeroe Hindia Belanda (1912), Perserikatan Pegawai Pegadaian Boemipoetera (1914), Personeel Fabriek Bond (1917), Havenarbeiders Bond (1919), Typografenbond (1920).

Pergerakan buruh pada masa kolonialisme Belanda berhubungan erat dengan perkembangan kesadaran

29

Page 30: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

kebangsaan Indonesia yang terwujud dalam organisasi-organisasi modern.

Hubungan itu dapat dilihat antara lain dalam hasil penelitian John Ingleson yang menunjukkan bahwa Sarekat Islam dan Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV = Perkumpulan Sosial - Demokrat Hindia Belanda) mempunyai banyak pengaruh terhadap pergerakan buruh. (John Ingleson, op.cit., hlm. 2.)

Pendapatnya itu didasari oleh kenyataan bahwa kaum buruh pada saat itu belum menyadari bahwa mereka telah mewakili kelas buruh yang harus berhadapan dengan kelas kapitalis. Sarekat Islam dan ISDV mempunyai peranan penting untuk membangkitkan kesadaran kaum buruh dengan menggunakan sarana pers, rapat-rapat, dan perumusan aspirasi buruh.

30

Page 31: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

Dengan latar belakang kehidupan buruh yang miskin, kondisi ekonomi sebagai akibat Perang Dunia I, pengaruh para elit, nasionalisme, dan pengaruh sosialisme-komunisme yang berbasis di Semarang, mulai tahun 1918 sampai dengan tahun 1925 Kota Semarang menjadi pusat berbagai pemogokan buruh: pemogokan buruh perusahaan mebel Andriesse, pemogokan buruh percetakan, pemogokan buruh perusahaan mesin jahit Singer, pemogokan buruh bengkel mobil, pemogokan buruh kereta api, dan pemogokan buruh transportasi kapal. Pemerintah kolonial Belanda tidak tinggal diam dalam menghadapi pergerakan yang bersifat radikal itu. Dalam bulan Mei 1923 pemerintah kolonial memberlakukan pasal 161 dalam Wetboek van Strafrecht (KUHP) yang bersifat sangat represif, setelah terjadi pemogokan yang dilakukan oleh

31

Page 32: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

buruh kereta api. Sebagai akibat pemberlakuan pasal tersebut, tuntutan buruh gagal, bahkan banyak aktifis diadili dan diasingkan. Dengan demikian pergerakan buruh menjadi melemah. Meskipun pada tahun 1927 berdiri serikat buruh kereta api baru yang diberi nama Persatoean Beampte Spoor dan Tram, organisasi tersebut tidak bergerak dalam kegiatan politik. Serikat pekerja yang berdiri pada tahun-tahun berikutnya seperti Persatoean Vakbonden Pegawai Negeri (1929) dan Persatoean Sarekat Sekerdja Indonesia (1930) juga tidak melibatkan diri dalam pergerakan politik. Penasehat serikat buruh tersebut, Dr. Sutomo, telah menetapkan garis perjuangan buruh, yaitu berjuang tanpa kekerasan. Kaum buruh harus mampu

32

Page 33: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

mencapai perbaikan atas usaha sendiri atau minta bantuan pemerintah.29

Pada awal tahun 1930-an terjadi resesi dunia, sehingga baik pemerintah maupun swasta melaksanakan “penghematan”. Secara umum masa suram itu dilalui tanpa gejolak sosial yang berarti di kalangan kaum buruh. Ada suatu anggapan bahwa sampai dengan kedatangan Jepang, pergerakan buruh dapat terkendalikan, sehingga masa itu dianggap sebagai masa “normal”.30

PRINCIPALITIES OF GROUP FORMATION

229 Suri Suroto, “Gerakan Buruh dan Permasalahannya”

dalam Prisma II, 1985, tahun XIV, hlm. 29.330 Ibid.

33

Page 34: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

Selain didasari oleh kepeentingan ekonomi dan politik, pembentukan serikat buruh juga dilandasi oleh alasan-alasan principalities of group formation (prinsip-prinsip untuk pembentukan kelompok). Para karyawan di suatu perusahaan dapat mengelompok karena alasan-alasan ekonomi, keamanan, dan alasan-alasan sosial. Dengan alasan ekonomi, para karyawan dalam suatu perusahaan dapat bergabung dalam serikat buruh karena mereka mempunyai tuntutan yang sama tentang kenaikan upah. Berdasarkan alasan keamanan, para karyawan membentuk serikat buruh untuk menghadapi diskriminasi, pemecatan, perlakuan sepihak, dan sebagainya. Dengan alasan sosial, para karyawan mempunyai keinginan untuk berafiliasi dengan pihak lain demi terpenuhinya kebutuhan sosial seperti pengakuan

34

Page 35: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

sebagai suatu kelompok dalam masyarakat. Menurut penelitian H. Joseph Reitz, karakter yang menonjol dalam suatu kelompok adalah: (1) adanya dua orang atau lebih, (2) adanya interaksi antara satu dan lainnya, (3) adanya tujuan yang sama, dan (4) adanya kesadaran bahwa dirinya merupakan suatu kelompok.

Karakter nomor (2) berarti bahwa anggota kelompok kadang-kadang bertemu, bercakap-cakap, dan mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Agar menjadi anggota suatu kelompok, seseorang harus sering berhubungan dengan anggota lainnya. Karakter nomor (3) menunjukkan bahwa anggota-anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama, seperti perlindungan akan pekerjaan mereka, rasa aman dalam melaksanakan pekerjaan dan sebagainya. Secara bersama-sama mereka mempunyai

35

Page 36: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

tujuan untuk menghadapi perlakuan yang kurang baik dalam bekerja. Karakter nomor (4) merupakan hasil karakter nomor (2) dan (3). Pada umumnya orang-orang yang saling berinteraksi dan mempunyai cita-cita, maksud serta tujuan yang sama, mempunyai daya ketertarikan antara satu dan yang lain. Penguatan yang diterima dari proses interaksi itu membimbing mereka untuk mengenali dan memahami diri mereka sebagai suatu kelompok yang unik. Keunikan ini menyebabkan orang-orang lain mengetahui dan memahami diri mereka sebagai suatu kelompok.4

UMPAN BALIK

MENGAPA PADA TAHUN 1954 DIBERLAKUKAN PERATURAN PEMERINTAH No. 31/1954 YANG MENGATUR ISTILAH BURUH?

MENGAPA MASALAH BURUH SERING SULIT DISELESAIKAN?

4 Miftah Thoha, op. cit., hlm. 72-74.

36

Page 37: Dinamika Pergerakan Buruh di Indonesia

DALAM HUBUNGAN INDUSTRIAL TERJADI PERBEDAAN KEPENTINGAN EKONOMI. JELASKAN DENGAN MENGGUNAKAN TEORI NILAI LEBIH DARI KARL MARX.

37