Dinamika Kelompok Dalam Keperawatan

download Dinamika Kelompok Dalam Keperawatan

of 26

Transcript of Dinamika Kelompok Dalam Keperawatan

Dinamika Kelompok Dalam Keperawatan Dinamika Kedinamisan atau keteraturan yang jelas dalam hubungan secara psikologis Kelompok Kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan yang sama Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih anggota yang memiliki hubungan atau ikatan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan anggota lain dan berlangsung dalam situasi yang alami. Fungsi Dinamika Kelompok Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam sebuah kelompok. Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain : 1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup. 2. Memudahkan segala pekerjaan. 3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efisien. 4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat Perkembangan Kelompok Dibagi Tiga Tahap: -Tahap pra afiliasi=Tahap permulaan diawali perkenalan (sifat dan nilai masingmasing anggota) -Tahap fungsional=Ditandai adanya perasaan senang antara satu dengan yang lain, tercipta homogenitas, kecocokan dan kekompakkan dalam kelompok. -Tahap disolusi=Terjadi apabila keanggotaan kelompok sudah mempunyai rasa tidak membutuhkan lagi dalam kelompok, tidak tercipta kekompakkan karena perbedaan pola sehingga percampuran yang harmonis tidak terwujud bubar. Pentingnya dinamika kelompok dalam Keperawatan 1. Profesi perawat merupakan bagian dari profesi kesehatan yg anggotanya terdiri dari perawat dimana terjadi satu ikatan profesi yg mempunyai tujuan untuk kepentingan yg sama dalam bidang keperawatan . 2. Profesi perawat terbentuk dari adanya suatu kelompok-kelompok perawat yg mempunyai tradisi, norma, prosedur dan terjadi aktifitas yg sama dalam menjalankan tugas sebagaimana seorang perawat.

3. Terbentuknya kelompok karena adanya partisipasi dari anggota yang mempunyai motivasi dan tujuan dari masing-masing anggota. 4. Setiap anggota saling tergantung satu dENgAN yang lain karena saling memerlukan bantuan. Setiap anggota profesi memiliki ciri-ciri yang berbeda dan dapat dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu: a)Anggota Psikologis Secara psikologis memiliki minat untuk berpartisifasi dalam kelompok norma b)Anggota Marginal Kelompok menerima baik keanggotaannya tetapi bersikap menjauh atau tidak ingin terlalu terlibat dalam kelompoknya. c)Anggota Pemberontak Anggota kelompok yang bersikap menentang dan tidak bersedia menerima norma yang ada.

A. Pengertian dinamika Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah. B. Pengertian kelompok Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut W.H.Y. Sprott mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain. Kurt Lewin berpendapat the essence of a group is not the similarity or dissimilarity of its members but their interdependence. H. Smith

menguraikan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan dasar kesatuan persepsi. Interaksi antar anggota kelompok dapat menimbulkan kerja sama apabila masing-masing anggota kelompok: Mengerti akan tujuan yang dibebankan di dalam kelompok tersebut Adanya saling menghomati di antara anggota-anggotanya Adanya saling menghargai pendapat anggota lain Adanya saling keterbukaan, toleransi dan kejujuran di antara anggota kelompok Menurut Reitz (1977) kelompok mempunyai karakteristik sebagai berikut: Terdiri dari dua orang atau lebih Berinteraksi satu sama lain Saling membagi beberapa tujuan yang sama Melihat dirinya sebagai suatu kelompok Kesimpulan dari berbagai pendapat ahli tentang pengertian kelompok adalah kelompok tidak terlepas dari elemen keberadaan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. C. Pengertian dinamika kelompok Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah. Dinamika kelompok mempunyai beberapa tujuan, antara lain: Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling menghormati dan saling menghargai pendapat orang lain Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok Menimbulkan adanya itikad yang baik diantara sesama anggota kelompok. Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai pribadi yang masuk ke dalam kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda, belum mengenal antar individu yang ada dalam kelompok. Mereka membeku seperti es. Individu yang bersangkutan akan berusaha untuk mengenal individu yang lain. Es yang membeku lama-kelamaan mulai mencair, proses ini disebut sebagai ice breaking. Setelah saling mengenal, dimulailah berbagai diskusi kelompok, yang

kadang diskusi bisa sampai memanas, proses ini disebut storming. Storming akan membawa perubahan pada sikap dan perilaku individu, pada proses ini individu mengalami forming. Dalam setiap kelompok harus ada aturan main yang disepakati bersama oleh semua anggota kelompok dan pengatur perilaku semua anggota kelompok, proses ini disebut norming. Berdasarkan aturan inilah individu dan kelompok melakukan berbagai kegiatan, proses ini disebut performing. Pentingnya dinamika kelompok dikarenakan individu tidak mungkin hidup sendiri di dalam masyarakat, individu tidak dapat bekerja sendiri dalam memenuhi kehidupannya. Dalam masyarakat yang besar, perlu adanya pembagian kerja agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik Masyarakat yang demokratis dapat berjalan baik apabila lembaga sosial dapat bekerja dengan efektif Fungsi Dinamika Kelompok Dinamika kelompok sudah menjadi kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam sebuah kelompok. Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain: Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup. (Bagaimanapun manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.) Memudahkan segala pekerjaan. (Banyak pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan orang lain) Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efesian. (pekerjaan besar dibagi-bagi sesuai bagian kelompoknya masing-masing / sesuai keahlian) Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat (setiap individu bisa memberikan masukan dan berinteraksi dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat) E. Keperawatan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya

kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari hari secara mandiri. Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Asuhan keperawatan dilaksanakan menggunakan metodologi pemecahan masalah melalui pendekatan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawabnya. Praktek keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional melalui kerjasama dengan pasien baik individu, keluarga, kelompok/komunitas dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup dan tanggung jawabnya. Bantuan keperawatan diberikan agar indvidu, keluarga, kelompok dan komunitas dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya sehingga mampu berfungsi secara optimal. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional bersifat humanistik terintegrasi didalam pelayanan kesehatan, dapat bersifat dependen, independen dan interdependen serta dilaksanakan dengan berorientasi kepada kebutuhan objektif pasien. Perawat sebagai tenaga profesional pemula mempunyai kemampuan baik intelektual, teknikal, interpersonal dan moral ,bertanggungjawab dalam melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan dan aturan yang berlaku. Masyarakat Masyarakat merupakan kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuam social dengan batas yang dirumuskan dengan jelas. Merupakan kelompok individu yang saling berhubungan, tergantung dan berkerjasama untuk mencapai tujuan. Menurut Soerjono Soekanto, istilah community dapat dterjemahkan sebagai masyarakat setempat. Istilah yang menunjuk pada warga suatu desa, sebuah kota, suku, atau suatu bangsa. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial, yang ditandai oleh derajat hubungan sosial tertentu. Ciri-ciri community: Adanya daerah/batas tertentu

Manusia yang bertempat tinggal Kehidupan masyarakat Hubungan sosial antara anggota kelompoknya Komponen community: Masyarakat sebagai kelompok atau himpunan orang-orang yang hidup bersama terjalin satu sama lain ketika orang-orang tersebut menjadi anggotanya Kebudayaan sebagai alat pemuasan kebutuhan manusia, baik jasmani maupun rohani Kekayaan alam sebagai sumber materi bagi kelangsungan hidup manusia Keperawatan Komunitas Keperawatan komunitas adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat komunitas, dengan mengikutertakan tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi bagi individu, keluarga dan masyarakat. Sesuai dengan paradigma baru keperawatan maka kegiatan yang dilaksanakan adalah upaya promotif, preventif tanpa melupakan upaya kuratif dan rehabittatif. Penerapan Konsep dinamika kelompok pada keperawatan komunitas Penerapan konsep dinamika kelompok pada keperawatan komunitas tidak lepas dari dua komponen kelompok yaitu kelompok perawat dan kelompok kumunitas (masyarakat). Dinamika kelompok yang terjadi tidak hanya di dalam kelompoknya saja tetapi sudah berintegrasi dengan kelompok lain. Dinamika kelompok dalam kelompok perawat adalah terbentuknya suatu kesatuan tujuan dan tindakan yang berorientasi pada pemecahan masalah kesehatan yang dialami masyarakat, bekerja sama dengan mengabaikan konflik dan perbedaan sehingga tercapai suatu keputusan bersama.. Dinamika kelompok yang terjadi dalam masyarakat yaitu terbentuknya kemandirian yang didukung kebersamaan, rasa saling membutuhkan dan menganggap masalah kesehatan anggota masyarakat (keluarga lain) adalah merupakan masalah kesehatan bersama sehingga perlu diatasi bersama. Keterlibatan kedua pihak membentuk kelompok tersendiri yang mempunyai tujuan bersama untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada dengan memanfaatkan sumberdaya yang dipunyai oleh masing-masing pihak. Perawat dengan keterapilan dan pengetahuannya, masyarakat dengan kemandiriannya. Kelompok baru ini terdiri dari perawat, keluarga, dan masyarakat yang saling

berinteraksi, bekerja sama. Sesuai dengan fungsi dan tujuan dari dinamika kelompok maka konsep yang dijalankan antara perawat dan masyarakat (komunitas) dalam kegiatan keperawatan komunitas yakni melakukan kerjasama dalam pekerjaan, mengatasi permasalahan bersama secara demokratis untuk mencapai tujuan bersama (Sehat). Keputusan kegiatan keperawatan yang diambil tidak merugikan salah satu pihak dan merupakan hasil dari kesepekatan bersama. Kegiatan keperawatan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan prosedur/tata laksana didukung peran serta masyarakat

DEFINISI DINAMIKA KELOMPOK Jika dilihat dari asal katanya, dinamika memiliki arti tenaga/kekuatan yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap setiap keadaan keadaan. Sedangkan kelompok merupakan kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama Dengan demikian dinamika kelompok merupakan sebuah konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah Selain itu dinamika kelompok dapat juga diartikan sebagai suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu, memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama Berdasarkan pernyataan diatas maka dinamika kelompok pada dasarnya merupakan proses-proses kelompok yang menggambarkan semua hal yang terjadi dalam kelompok akibat adanya interaksi individu-individu yang ada dalam kelompok itu. FUNGSI DINAMIKA KELOMPOK Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam sebuah kelompok. Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain: 1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup. (Bagaimanapun manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.) 2. Memudahkan segala pekerjaan. (Banyak pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan orang lain)

3.

Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efesian. (pekerjaan besar dibagi-bagi sesuai bagian kelompoknya masing-masing / sesuai keahlian) 4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat (setiap individu bisa memberikan masukan dan berinteraksi dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat)

KELOMPOK Kelompok secara definitif memiliki arti sebagai dua orang atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama, saling berinteraksi, saling adanya ketergantungan dalam mencapai tujuan bersama, adanya rasa kebersamaan dan memiliki, mempunyai norma-norma dan nilai-nilai tertentu Menurut Reitz (1977) kelompok mempunyai karakteristik: 1. Terdiri dari dua orang atau lebih 2. Berinteraksi satu sama lain 3. Saling membagi beberapa tujuan yang sama 4. Melihat dirinya sebagai bagian dari suatu kelompok Selain hal diatas masih terdapat beberapa karakteristik dari sebuah kelompok diantaranya: Masing-masing anggota kelompok memiliki motivasi yang sama Terdapat aturan norma yang ditetapkan dalam kelompok sebagai pedoman tingkah laku di dalam kelompok tersebut. Dengan demikian kelompok tidak bisa terlepas dari elemen keberadaan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama Secara umum ada 3 (tiga) hal yang menunjukkan efektif atau tidaknya suatu kelompok, yaitu: 1. kemampuan kelompok tersebut dalam mencapai tujuannya seoptimal mungkin, 2. kemampuan kelompok dalam mempertahankan kelompoknya agar tetap serasi, selaras dan seimbang 3. kemampuan kelompok untuk berkembang dan berubah sehingga dapat terus meningkatkan kinerjanya. Interaksi antar anggota kelompok akan menimbulkan sebuah kerjasama jika masing-masing individu:

Mengerti akan tujuan yang dibebankan di dalam kelompok tersebut saling menghomati di antara anggota-anggotanya menghargai pendapat anggota lain memiliki keterbukaan, toleransi dan kejujuran di antara anggota kelompok

JENIS KELOMPOK Kelompok manusia merupakan kelompok sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang mengadakan interaksi sosial sehingga terdapat pembagian tugas, struktur dan norma yang ada. Berdasarkan pengertian tersebut kelompok dapat dibagi menjadi beberapa, antara lain: 1. Kelompok Primer Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan. Sedangkan menurut Goerge Homan kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang acapkali berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara. Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain. 2. Kelompok Sekunder Meruppakan kelompok yang anggotanya berinteraksi secara tidak langsung, berjauhan, dan kurang kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektiv. Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain. 3. Kelompok Formal Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi. Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART. 4. Kelompok Informal Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati Misalnya: kelompok arisan, ........................................ PEMBENTUKAN KELOMPOK

Ada beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan dalam upaya pembentukan kelompok/tim, yaitu : 1. Adanya ketergantungan yang sifatnya positif (positive interdependency). Ketergantungan positive merupakan suatu keadaan dimana setiap orang dalam kelompok saling membutuhkan dan merasa bahwa berhasil atau tidaknya suatu pekerjaan merupakan hasil bersama dan tanggung jawab bersama Ketergantungan positive memiliki ciri sebagai berikut: Adanya persepsi positif antar anggota kelompok Semua anggota kelompok berusaha agar keberhasilan dan keuntungan dinikmati oleh semua nggota kelompok Semakin tinggi tingkat ketergantungan positive maka semakin kuat ikatan antar anggota kelompok Beberapa kondisi yang mendukung terbentuknya ketergantungan positive diantaranya: Adanya tujuan yang ingin dicapai bersama yang membutuhkan kerjasama yang tinggi Adanya imbalan (reward) yang sama antar anggota kelompok satu dengan yang lain. dalam hal ini semua anggota mendapat perlakuan yang sama Adanya ketergantungan tugas, dimana pekerjaan satu kelompok baru dapat dikerjakan bila kelompok lain telah menyelesaikan bagiannya Adanya ketergantungan informasi, dimana setiap anggota kelompok hanya mempunyai sebagian dari informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Contohnya, tim ahli dalam suatu proyek 2. Keandalan individu (individual accountability). Keandalan individu dapat dilihat dari penampilan/performance seseorang. Berkaitan dengan pembentukan sebuah team/kelompok beberapa hal yang perlu diketahui mengenai keandalan individu antara lain: Kemampuan masing-masing anggota sehingga dapat diketahui siapa yang memerlukan peningkatan Sejauh mana kontribusi anggota terhadap kelompok apakah kontribusi yang diberikan sudah sesuai dengan tanggungjawabnya. Pengenalan terhadap kemampuan/keandalan anggota kelompok sangat penting karena beberapa hal yaitu:

Memungkinkan setiap anggota kelompok mengetahui kontribusi masing-masing anggota dalam kelompok Memungkinkan saling tolong menolong dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok Untuk memperjelas fungsi dan tanggung jawab masing-masing anggota kelompok. Hal yang perlu diperhatikan adalah walaupun kerja dalam kelompok sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan dan keberhasilan, tapi jika tidak dikelola dengan baik maka akan terjadi hal sebaliknya yang dinamakan dengan social loafing dimana hasil kerja individu lebih baik dari pada hasil kerja kelompok. Beberapa hal yang dapat memicu terjadinya social loafing antara lain: Kurang jelasnya identifikasi masing-masing anggota kelompok Kurangnya kohesi/ikatan diantara anggota kelompok Kurangnya tanggungjawab terhadap tugas atau hasil akhir yang diberikan 3. Interaksi langsung (face-to-face interaction). Interaksi langsung (face-to-face interaction ) dapat menciptakan iklim kerja yang lebih baik dan sebagai dampaknya akan meningkatkan produktifitas, moral dan efektifitas kerja kelompok karena komunikasi antar kelompok lebih terbuka. 4. Ketrampilan kerjasama (collaborative skills). Kelompok tidak akan mungkin dapat berfungsi secara efektif tanpa mempunyai ketrampilan untuk bekerja sama. Berbagai studi mengenai pentingnya kerjasama dalam kelompok menunjukkan bahwa dengan mengumpulkan orang yang tidak mempunyai ketrampilan untuk bekerja sama walaupun mereka ini mungkin cukup ahli dalam bidangnya ternyata dalam menyelesaikan tugas kelompoknya banyak menemui kesulitan 5. Proses kelompok (group processing). Proses yang terjadi dalam pembentukan kelompok penting untuk diketahui, karen dengan cara ini (a) dapat diketahui sudah sejauh mana kelompok ini berfungsi, dan (b) dapat menentukan alternatif-alternatif strategi yang dapat diambil dalam upaya perbaikan kerja kelompok. Proses pembentukan sebuah kelompok dapat dilihat dalam Gambar.1 berikut ini. Perasaan Motivasi

Tujuan Interakasi Pembentukan Perpecahan Penyesuaian Perubahan

Gambar 1: Proses Pembentuka kelompok

Penjelasan dari bagan diatas: Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang sama dalam memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok.

Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing-masing anggota (siapa yang menjadi ketua atau anggota). Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan perbedaan antara individu satu dengan lainnya sehingga timbul perpecahan (konflik). Perpecahan yang terjadi bisanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut, sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan bersama. Akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KELOMPOK Perkembangan sebuah kelompok dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu : 1. Tahap pra afiliasi Merupakan tahap permulaan, diawali dengan adanya perkenalan semua individu akan saling mengenal satu sama lain. Kemudian hubungan berkembang menjadi kelompok yang sangat akrab dengan saling mengenal sifat dan nilai masing-masing anggota. 2. Tahap fungsional Ditandai dengan adanya perasaan senang antara satu dengan yang lain, tercipta homogenitas, kecocokan, dan kekompakan dalam kelompok. Pada akhirnya akan terjadi pembagian dalam menjalankan fungsi kelompok. 3. Tahap disolusi Tahap ini terjadi apabila keanggotaan kelopok sudah mempunyai rasa tidak membutuhkan lagi dalam kelompok. Tidak ada kekompakan maupun keharmonisan yang akhirnya diikuti dengan pembubaran kelompok. Sedangkan indikator dari perkembangan sebuah kelompok dapat dilihat dari beberapa hal yaitu: 1. Adaptasi Proses adaptasi berjalan dengan baik bila: Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang baru Setiap kelompok selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan dinamika kelompok tersebut. Setiap anggota memiliki kelenturan untuk menerima ide, pandangan, norma dan kepercayaan anggota lain tanpa merasa integritasnya terganggu. 2. Pencapaian tujuan Untuk mencapai tujuan maka anggota kelompok harus bisa:

menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan bersama membina dan memperluas pola terlibat secara emosional untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan kemampuannya KONFLIK DALAM KELOMPOK Proses interaksi antar individu dalam sebuah kelompok memungkinkan untuk terjadinya sebuah konflik. Konflik dapat terjadi bila perhatian utama anggota kelompok diarahkan pada diri sendiri. Dalam hal ini perspektif mereka menjadi sempit dan orientasi mereka hanya pada jangka waktu pendek saja Sehingga untuk mengatasi konflik menurut Sherif dan sherif (1953) adalah dengan memperluas persepsi mereka agar lebih diarahkan pada apa yang disebutnya sebagai "tujuan super ordinat" yakni tujuan yang peling penting bagi semua anggota kelompok dan tidak bisa tercapai kecuali denga kerjaama Secara umum yang sering menjadi sumber konflik antara lain: perbedaan-perbedaan keinginan, nilai, tujuan adanya keterbatasan akan sumber tertentu seperti kekuasaan, kedudukan, waktu, popularitas, uang dan lain-lain persaingan (rivalry) Akan tetapi konflik tidak selamanya merugikan, dalam organisasi yang sehat terkadang justru dianjurkan. Berbagai studi dalam bidang ilmu perilaku oranisasi yang menunjukkan bahwa adu argumentasi, ketidaksetujuan, debat, ideide atau informasi yang bermacam-macam ternyata sangat penting dalam meningkatkan kreatifitas dan kualitas kelompok Ketika konflik dapat dikendalikan secara positive justru dapat mendatangkan keuntungan yaitu: (a) mampu menstimulasi anggota kelompok untuk berfikir dan berbuat.(b) kelompok menjadi lebih dinamis dan berkembang karena setiap orang mempunyai kesempatan untuk menuangkan ide-ide atau buah pikirannya secara lebih terbuka Akan tetapi jika konflik dibiarkan berlarut-larut atau justru semakin meruncing maka dapat menurunkan kinerja anggota kelompok yang pada akhirnya menghambat pencapaian target yang telah ditetapkan. Pada dasarnya konflik yang terjadi dapat dikategorikan dua bentuk yaitu konflik antar individu (interpersonal conflict) dan konflik antar kelompok (intergroup onflict). Diantara kedua bentuk ini, konflik antar individu merupakan permasalahan yang cukup serius karena keadaan ini dapat mempengaruhi emosi individu secara mendalam dan bila keadaan ini tidak dikendalikan secara tepat

maka cepat atau lambat dapat merusak iklim kerja baik dalam kelompok maupun organisasi. Mengatasi Konflik Beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan konflik antara lain: o menghindar dari konflik (avoiding), o melunakkan suasana (smoothing), o memaksa dengan menggunakan kekuasaan (forcing) dan o konfrontasi (confrontation) Strategi dan hasil yang mungkin dapat diperoleh dalam mengatasi konflik dapat kita lihat sebagai berikut : STRATEGI menghindari persoalan (avoiding) melunakkan suasana (smoothing) menggunakan kekerasan (forcing) konfrontasi (controntation) HASIL YANG DIPEROLEH kalah-kalah (lose-lose) kalah-menang (lose-win) menang-kalah (win-lose) menang-menang (win-win)

Walaupun kesemua cara atau strategi ini cukup efektif, namun yang paling ideal adalah pendekatan dengan cara konfrontasi. Alasannya adalah karena dengan strategi konfrontasi semua persoalan yang diduga menjadi penyebab timbulnya konflik akan terungkap sehingga kedua belah pihak akan dapat melihat kembali dan mempelajari secara matang dan untuk selanjutnya diambil penyelesaian yang matang dan rasionil Selain itu pada umumnya berbagai prosedur juga dapat ditempuh dalam rangka menyelesaikan konflik yang terjadi, diantaranya: melalui jalur hukum, penggunaan pihak ketiga, dengan kekerasan, serta negosiasi atau perundingan. Prosedur melalui negosiasi atau perundingan merupakan cara yang paling efektive karena ada unsur kesepakatan/kerelaan terhadap hasil penyelesain yang didapatkan. Dalam NEGOSIASI ada beberapa langkah-langkah yang perlu diperhatikan agar hasil yang diperoleh cukup konstruktif, antara lain sebagai berikut: Langkah 1 : Pencairan. Pada langkah ini kedua belah pihak diberi kesempatan untuk mengungkapkan persepsi masing-masing terhadap persoalan dengan tujuan mendapatkan klarifikasi dan mencari upaya-upaya yang tepat kearah pemecahan

permasalahan. Ada beberapa hal yang dapat membantu agar langkah awal ini menjadi lebih efektif, yaitu : o pilihlah waktu yang tepat untuk memulai negosiasi o ungkapkan permasalahan secara objektif, jangan menyinggung pribadi secara psikologis o pahami pandangan lawan secara objektif Langkah 2 : Kejelasan/ketegasan permasalahan secara bersama-sama. Kejelasan akan permasalahan yang menyebabkan timbulnya konflik sebaiknya dibicarakan secara bersama-sama. Hal ini penting untuk menyamakan persepsi tentang permasalahan tersebut. Beberapa hal yang penting diperhatikan disini adalah: o jangan menghina atau mencela pribadi, tapi ungkapkanlah tindakan yang dilakukan secara objektif dan jelas o perlu ditekankan bahwa permasalahan yang timbul akibat terjadinya konflik tersebut merupakan masalah bersama yang perlu dipecahkan bersama demi perbaikan mutu kerja o perlu ketegasan tentang pokok permasalahan Langkah 3 : Kejelasan posisi dan perasaan. Selama proses negosiasi, penempatan isu yang dibicarakan serta perasaan terhadap isu tersebut mungkin saja berubah. Oleh karena itu agar negosiasi dapat berhasil puan untuk mengungkapkan permasalahan secara benar dan kemampuan mendengar sangat dibutuhkan. Konflik akan sulit diatasi bila negosiator tidak mengalami duduk persoalan yang menjadi isu dalam konflik tersebut. Hanya dengan mengetahui dan memahami apa yang menjadi perbedaan-perbedaan antara kedua pihak sehingga timbul konflik maka penyelesaian yang konstruktif dapat dicapai. Oleh karena itu penting diketahui bagaimana persepsi atau tanggapan pihak terhadap isu yang menimbulkan konflik tersebut. Langkah 4 : Mencari tema bersama. Berbagai studi menunjukkan bahwa konflik dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat bila dalam upaya penyelesaian konflik tersebut lebih ditekankan pada pencarian tujuan-tujuan yang bersifat koperatif yang menyangkut kedua belah pihak. Disamping itu, upaya ini mengurangi kemungkinan reaksi defensif dari pihak lawan, meningkatkan pengertian terhadap kedua belah pihak dan mengurangi perasaan kalah-menang dalam negosiasi. Langkah 5 : Belajar empati.

Negosiasi sukar untuk berhasil bila kita hanya melihat permasalahan dari perspektif sepihak saja. Pengetahuan tentang bagaimana pihak lawan melihat permasalahan dan bagaimana persepsi lawan terhadap isu yang timbul sangat dibutuhkan agar penyelesaian konflik dapat dilakukan secara efektif dan konstruktif. Belajar melihat permasalahan dari kacamata dan belajar berdiri pada sepatu orang lain merupakan hal yang penting dalam menentukan keberhasilan negosiasi Langkah 6 : Koordinasi motivasi untuk penyelesaian permasalahan. Keinginan untuk menyelesaikan konflik seringkali berbeda diantara kedua belah pihak yang berselisih. Walaupun satu pihak ingin berdamai, belum tentu pihak lain mempunyai keinginan yang sama pula. Disinilah letak kemampuan negosiator untuk dapat mengkoordinasikan motivasi dan keinginan kedua belah pihak sehingga masing-masing pihak merasakan akan pentingnya penyelesaian konflik ini demi kebaikan semua pihak. Agar motivasi untuk berdamai ini timbul, penting sekali diungkapkan kepada kedua belah pihak kerugian-kerugiaan yang ditimbulkan akibat terjadinya perselisihan ini.

Langkah 7 : Pencapaian kesepakatan. Konflik sudah dapat dikatakan "selesai" bila sudah ada kesepakatan dari kedua belah pihak. Pada tahap ini kedua belah pihak telah menerima apa yang telah diputuskan secara bersama sebagai suatu penyelesaian dan secara terbuka telah menyatakan keikatan mereka untuk melaksanakannya. Secara singkat, dapat dikatakan dalam upaya penyelesaian konflik secara konstruktif dibutuhkan keterbukaan, kejujuran dan keobjektifan dalam melihat permasalahan. Selain itu perlu dipahami bagaimana persepsi dan perasaan masingmasing pihak dalam melihat permasalahan tersebut MENGGERAKAN KELOMPOK Menggerakkan kelompok pada dasarnya merupakan suatu tugas yang cukup kompleks. Banyak kita lihat kelompok-kelompok masyarakat yang partisipasinya cukup tinggi pada awalnya, tetapi lama kelamaan menjadi menurun pada akhirnya hilang sama sekali. Jelas bahwa dasar dari partisipasi ini adalah adanya motivasi atau dorongan untuk melakukan tindakan tersebut. Dorongan atau motivasi ini akan timbul bila kelompok telah menyadari akan perlunya melakukan tindakan tersebut. Hoffer (1974) mengemukakan bahwa ada beberapa tahap yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat:

a. Tahap inisiasi atau tahap pendahuluan. Pada tahap ini kelompok masyarakat turut merencanakan dan memberikan ide-ide yang mendukung suatu perubahan kearah perbaikan. b. Tahap legitimasi atau tahap pengesahan. Apa yang disarankan oleh kelompok masyarakat disyahkan agar dapat dilaksanakan. c. Tahap implementasi atau tahap pelaksanaan. Perencanaan yang telah disyahkan mulai dilaksanakan. PENTINGNYA DINAMIKA KELOMPOK DALAM PERAWATAN Beberapa hal yang menjadi landasan betapa pentingnya diamika kelompok dalam profesi eperawatan antara lain: Profesi Keperawatan merupakan bagian dari profesi kesehatan yang anggotanya terdiri atas perawat dalam satu ikatan profesi yang memiliki tujuan dan kepentingan yang sama dalam bidang keperawatan Profesi keperawatan terbentuk dari adanya suatu kelompok-kelompok perawat yang memiliki tradisi, norma, prosedur dan aktivitas yang sama. Setiap anggota saling tergantung satu dengan yang lain karena saling membutuhkan bantuan Setiap anggota profesi memiliki ciri-ciri yang berbeda dan dapat dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu: a) Anggota Psikologis Secara psikologis memiliki minat untuk berpartisifasi dalam kelompok norma b) Anggota Marginal Kelompok menerima baik keanggotaannya tetapi bersikap menjauh atau tidak ingin terlalu terlibat dalam kelompoknya. c) Anggota Pemberontak Anggota kelompok yang bersikap menentang dan tidak bersedia menerima norma yang ada.

Minggu, 24 Januari 2010 Dinamika kelompok dalam keperawatan

Pengertian Banyak ahli membuat kajian ttg kelp baik ditinjau dari pndangan sosiologi,psikologi social,maupun dari teori teori komunikasi, diantaranya adalah : Menurut Fiedler, KELOMPOK adalah serangkaian individu yang mempunyai persamaan persamaan yang saling berdekatan dan saling terlibat dalam suatu tugas bersama anggota anggota kelompok merasa saling tergantung dalam mencapai tujuan bersama Menurut Stogdil: kelompok dapat dianggap sebagai system terbuka yang berinteraksi dimana kegiatan menentukan struktur dari system dan interaksi yang terus menerus mempunyai pengaruh terhadap identitas system. Menurut Edgar Schein, kelompok adalah sejumlah orang / kumpulan orang yang mengadakan interaksi satu dengan yang lain, yang secara sadar mengakui keberadaan orang lain & menganggap diri mereka sebagai kelompok Mills, menyebutkan bahwa Kelompok kecil adalah unit yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling berhubungan untuk suatu kegunaan & menilai hubungan bermanfaat Shaver : Kelompok social adalah kumpulan yang mempunyai implikasi psikologik kepada individu / perorangan berdasarkan kepada kesadaran seseorang terhadap anggota kelompok lain,kenggotaanya didalamkelompok dan kemanfaatan emosional dari kelompok Kelompok Kumpulan orang orang berinteraksi satu dengan lainnya secara teratur untuk masa tertentu dan merasa bahwa mereka saling tergantung demi mencapai tujuan Karakteristik Kelompok Beberapa ahli mengatakan bahwa dalam suatu kelompok terdapat ciri ciri, yaitu : 1. Terdiri dari 2 orang atau lebih 2. Adanya interaksi yang terus menerus 3. Adanya pengembangan identitas kelompok 4. Adanya norma norma kelompok 5. Adanya diferensiasi peran 6. Peran yang saling tergantung 7. Produktivitas bertambah atau meningkat

8. Saling membagi tujuan yang sama 9. Proses terjadinya kelompok (sarwono,solita 1993) Perasaan=Motivasi=Tujuan=Interaksi=Pembentukan=Perpecahan=Penyesuaian= Perubahan=Perasaan

Macam-macam bentuk kelompok 1.Kelompok Formal dan Informal Kelompok Formal Ditandai dg peraturan/anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dan pembagian tugas yang jelasEx : Partai Politik, Koperasi Kelompok Informal Tidak didukung oleh peraturan/anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang ada. Sifatnya berdasarkan kekeluargaan dengan perasaan simpatik. (Ex : Kelp Arisan) 2.Kelompok terbuka dan tertutup Kelompok terbuka adalah suatu kelompok yang secara tetap mempunyai rasa tanggap akan perubahan dan pembaharuan Kelompok tertutup adalah suatu kelompok yang kecil kemungkinannya untuk menerima perubahan dan pembaharuan atau memiliki kecenderungan untuk tetap menjaga kestabilan yang telah ada. 3.Kelompok primer Dan Sekunder - Kelompok Primer Merp kelompok sosial dimana interaksi sosial terjadi yg anggotanya saling mengenal dekat & memiiki hubungan yg erat dlm kehidupan (Ex : keluarga, rukun tetangga, kelp diskusi, kelp agama dll) - Kelompok sekunder: Terjadi apabila interaksi sosial dilakukan secara tidak langsung, berjauhan dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan sifatnya lebih objektif. (Ex : Partai politik, Himpunan serikat pekerja, dll) Fungsi Kelompok Fungsi Kelompok dalam organisasi

- Kelompok sasaran untuk mengerjakan tugas yang kompleks dan saling berkaitan dan sukar dilakukan oleh individu - Sarana pencetus gagasan baru pemecahan persoalan dengan tujuan cepat dapat menyebarluaskan informasi - Kelompok dapat menjadi penghubung penting dalam fungsi pekerjaan - Sebagai mekanisme pemecahan persoalan yang memerlukan informasi dari anggota kelompok - Mempermudah pelaksanaan keputusan - Sebagai wahana sosialisasi Fungsi Psikologis individu dalam kelompok - Kelompok merupakan sarana utama untuk memenuhi kebutuhan sebagai anggota kelompok Ex: Kebutuhn kasih sayang, dukungan - Kelompok merupakan sarana untuk mengurangi rasa cemas, kurang aman, dan ketidakberdayaan - Anggota kelompok merupakan mekanisme pemecahan persoalan dan menjelaskan tugas Fungsi yang berhubungan dengan tugas -Tugas tugas yang dibebankan kepada kelompok dengan cara bekerjasama, memecahkan bersama akan dapat menyelesaikan tugas tugas / persoalan dengan lebih baik karena adanya dukungan dan bantuan orang lain Dinamika Kelompok Berasal dari kata dinamika yang artinya: tingkah laku warga yang dapat mempengaruhi tingkah laku warga yang lainnya sehingga terjadi hubungan timbal balik -Secara jelas dinamika berarti: Interaksi atau intyerdependensi antara kelompok yang satu dengan yang lainnya. -Dinamika kelompok: Merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis. Fungsi Dinamika Kelompok -Antara individu yg satu dg yang lain akan terjadi kerjasama saling membutuhkan,

mengingat setiap individu tidak mungkin dpt hidup secara sendiri didalam masyarakat atau dimana ia bertempat tinggal. -Lebih memudahkan segala pekerjaan yg membutuhkan pemecahan masalah dpt teratasi, & mengurangi beban pekerjaan yg terlalu besar shg waktu un menyelesaikan pekerjaan dpt diatur secara tepat, efektif dan efisien -Akan lebih meningkatkan masyarakat yang demokrasi karena individu satu dengan yang lainnya dapat memberikan masukan atau berinteraksi dengan lainnya dan memiliki peran yang sama dengan masyarakat. Proses perkembangan kelompok Suatu kelompok berkembang melalui proses dan tahap tahap tertentu.Proses perkembangan kelompok menjadi penting dalam membentuk kelompok khusus yang dikenal sebagai tim Dalam proses perkembangan kelompok melalui tahapan tahapan sebagai berikut (Tuckman) 1. Forming (pembentukan ) diawali dg adanya perasaan & persepsi yg sama Adanya Motivasi dan penentuan tujuan Timbul interaksi pembentukan kelp Storming (Badai) Perbedaan persepsi Konflik antar anggota kelp Terjadi tahap penyesuaian 3. Norming ( pembentukan Norma) Adanya kesepakatan didalam kelp Pembentikan Peraturan dlm kelp 4. Performing (tahapan menjalankan fungsi) Penyesuaian demi kepentingan bersama Anggota kelp menjalankan fungsinya Perkembangan Kelompok Dibagi Tiga Tahap -Tahap pra afiliasi=Tahap permulaan diawali perkenalan (sifat dan nilai masing-

masing anggota) -Tahap fungsional=Ditandai adanya perasaan senang antara satu dengan yang lain, tercipta homogenitas, kecocokan dan kekompakkan dalam kelompok. -Tahap disolusi=Terjadi apabila keanggotaan kelompok sudah mempunyai rasa tidak membutuhkan lagi dalam kelompok, tidak tercipta kekompakkan karena perbedaan pola sehingga percampuran yang harmonis tidak terwujud bubar. Keunggulan dan kekompakan dalam kelompok Menghambat Waktu penugasan Tempat atau jarak anggota yang berjauhan dapat mempengaruhi kualitas/kuantitas pertemuan. Memperlancar Keterbukaan antar anggota Kemauan untuk mengutamakan kepentingan kelompok Kemampuan scra emosional dlm mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan kemauan tanpa meninggalkan kaidah dan norma yang disepakati. Indikator Untuk Mengukur Tingkat perkembangan kelompok 1.,Adaptasi -Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang baru. -Setiap kelompok tetap selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan hasil dinamika kelompok. -Proses adaptasi berjalan baik ditandai dengan kelenturan setiap anggota untuk menerima ide, pandangan, norma dan kepercayaan anggota kelompok lain tanpa merasa integritasnya terganggu. 2.Pencapaian tujuan -Setiap anggota kelompok mampu menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan bersama, mampu membina dan memperluas pola, serta individu mampu terlibat secara emosional untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan kemampuannya. 3.Komunikasi dalam kelompok.

Komunikasi sangat efektif dalam kelompok karena dapat ditemui kecepatan, penampilan, keakuratan , kepuasan kerja, kelenturan dan keaktifan komunikasi setiap anggota kelompok. Kekuatan dalam Kelompok Suatu aspek yang memegang peranan penting dalam proses perkembangan kelompok adalah kekuasaan/power yang merupakan kemampuan untuk melakukan tindakan yang menyangkut hubungan dengan orang lain. Power ini dapat berupa unsur senioritas, kepintaran, kekayaan,kepangkatan,kekuatan dll. Kekuasaan dalam kelompok dapat berbentuk : 1. Kekuasaan secara menyeluruh 2. Kekuasaan kelompok kelompok kecil dalam satu tim 3. Kekuasaan individu dalam kelompok Upaya pengembangan kelompok Dalam mengembangkan suatu kelompok maka anggota kelp perlu: -Menyadari adanya kekuatan, mengerti dan mau menerima serta siap menggunakannya. -Mengetahui dimana kekuatan itu berada, siapa yang memiliki,bagaimana ia menggunakannya -Menilai penggunaan kekuatan dihubungkan dengan tugas tugas kelompok, apakah memberikan pengaruh positif or negativ thd pencapaian tujuan -Mengetahui cara mengubahnya, kalau ternyata power itu merusak atau konstruktif Cara-cara mengidentifikasi kelompok 1. Berdasarkan persepsi 2. Berdasarkan motivasi 3. Berdasarkan Tujuan 4. Berdasarkan organisasi 5. Berdasarkan interdependensi 6. Berdasarkan interaksi Pertumbuhan kelompok untuk anggota kelompok secara individual 1. adaptasi

2. Pencapaian tujuan 3. Integrasi 4. Membina dan memperluas pola Karakteristik Kelompok yang efektif 1. Suasana (atmosfer) 2. Rasa aman (the ruduction) 3. Kepemimpinan yang bergilir (distribusi leadership) 4. Perumusan tujuan (goal Formulation) 5. Fleksibiliti (Fleksibilitas) 6. Mufakat 7. Kesadaran berkelompok 8. Evaluasi yang kontinu Kriteria tim yang efektif (Mc.GREGOR) 1. Understanding 2. Komunikasi terbuka 3. Saling percaya 4. Saling membantu 5. Menengahi perbedaan perbedaan 6. Menggunakan tim secara selektif 7. Keterampilan kelompok yang teapat 8. Kepemimpinan Menghidupkan kegiatan kelompok Kerjasama, saling percaya,dan rasa saling memiliki,keadilan dan saling hormat menghormati adalah kunci kegiatan kelompok,

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam menghidupkan kelompok adalah : 1. Pemahaman yang jelas mengenai latar belakang tujuan pembentukan kelompok 2. Pemahaman yang jelas tentang sifat kegiatan kelompok 3. Memiliki perfektif yang luas tentang kedudukan kelompok serta dukungan & bimbingan dari pihak terkait Keterampilan untuk membina kelompok

Keterampilan untuk membina kelompok agar dapat berfungsi dan efektif dapat dilakukan dengan cara : 1. Mendengar (Listening) 2. Mengatakan dan menanggapi perasaan 3. Menghormati norma norma kelompok yang telah dibina sejak kelompok terbentuk 4. Memberi dukungan 5. Membangun ide ide orang lain 6. Memberikan dorongan pada anggota kelompok 7. Meninjau proses Pentingnya dinamika kelompok dalam Keperawatan 1. Profesi perawat merupakan bagian dari profesi kesehatan yg anggotanya terdiri dari perawat dimana terjadi satu ikatan profesi yg mempunyai tujuan untuk kepentingan yg sama dalam bidang keperawatan . 2. Profesi perawat terbentuk dari adanya suatu kelompok-kelompok perawat yg mempunyai tradisi, norma, prosedur dan terjadi aktifitas yg sama dalam menjalankan tugas sebagaimana seorang perawat. 3. Terbentuknya kelompok karena adanya partisipasi dari anggota yang mempunyai motivasi dan tujuan dari masing-masing anggota. 4. Setiap anggota saling tergantung satu dg yang lain karena saling memerlukan bantuan.