Dinamika Dan Idealita Lembaga Kemahasiswaan UII

17
Dinamika dan idealita lembaga kemahasiswaan UII. Awal mula berdirinya Universitas Islam Indonesia ( UII ) merupakan sebuah perjuangan yang mencoba menciptakan kondisi-kondisi objektif penerapan islam di Indonesia. Selain itu terbentuknya Universitas Islam Indonesia tidak lepas dari kebangkitan dinamika islam pada abad 20 yang memunculkan banyak organisasi- organisasi islam seperti NU , Muhammadiyah , Masyumi ,MIAI . Dengan kemunculan organisasi islam memunculkan paradigma baru tentang pendidikan islam , selain itu kedatangan jepang waktu itu memberikan angin baru karena pemerintah jepang menjadikan islam sebagai mobilisasi massa guna mendukung gerakan militer jepang untuk asia raya. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh tokoh-tokoh islam yang tergabung dalam organisasi islam untuk membentuk STI (sekolah tinggi islam) yang kedepannya menjadi Universitas Islam Indonesia . Seiring dengan berkembangnya STI maka lahirlah lembaga-lembaga kemahasiswaan yang mendukung tujuan STI

description

essay ini sebagai syarat maju ke DPM FK UII

Transcript of Dinamika Dan Idealita Lembaga Kemahasiswaan UII

Page 1: Dinamika Dan Idealita Lembaga Kemahasiswaan UII

Dinamika dan idealita lembaga kemahasiswaan UII.

Awal mula berdirinya Universitas Islam Indonesia ( UII ) merupakan

sebuah perjuangan yang mencoba menciptakan kondisi-kondisi objektif

penerapan islam di Indonesia. Selain itu terbentuknya Universitas Islam Indonesia

tidak lepas dari kebangkitan dinamika islam pada abad 20 yang memunculkan

banyak organisasi-organisasi islam seperti NU , Muhammadiyah ,

Masyumi ,MIAI . Dengan kemunculan organisasi islam memunculkan paradigma

baru tentang pendidikan islam , selain itu kedatangan jepang waktu itu

memberikan angin baru karena pemerintah jepang menjadikan islam sebagai

mobilisasi massa guna mendukung gerakan militer jepang untuk asia raya.

Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh tokoh-tokoh islam yang tergabung dalam

organisasi islam untuk membentuk STI (sekolah tinggi islam) yang kedepannya

menjadi Universitas Islam Indonesia .

Seiring dengan berkembangnya STI maka lahirlah lembaga-lembaga

kemahasiswaan yang mendukung tujuan STI . Lembaga kemahasiswaan ini sangat

mendapat sambutan yang sangat baik dari rektor STI kala itu KH.A.Kahar

Muzakir.Hal ini tidak lepas bahwa STI berdiri merupakan embrio pergerakan

organisasi islam yang berasal dari “ tokoh-tokoh organisasi islam” sehingga

diharapkan Lembaga kemahasiswaan mempunyai motivator untuk mampu lebih

berperan seperti halnya pendahulu-pendahulu yang aktif di organisasi islam.

Lembaga kemahasiswaan kala itu terdiri dua yaitu : Senat mahasiswa STI dan

HMI ( himpunan mahasiswa islam ) , khusus HMI merupakan organisasi ekstra

Page 2: Dinamika Dan Idealita Lembaga Kemahasiswaan UII

STI yang kedepannya menjadi salah satu organisasi “ekstra universitas” terbesar

di Indonesia.

Pada decade 60-70 an kegiatan mahasiswa di lingkup Universitas Islam

Indonesia sangat menonjol dan mengembangkan gagasan demokratis dengan

mengadakan pemilu mahasiswa. Pemilu mahasiswa menghasilkan MPM ( majelis

permusyawaratan Mahasiswa ) , MPM merupakan yang pertama di Indonesia

dalam konteks pergerakan mahasiswa. Pada decade ini pula Universitas Islam

Indonesia dalam lingkup gerakan mahasiswa di KM Universitas Islam Indonesia

di bentuk badan legislatif pada tingkat universitas maupun fakultas ( Dewan

Perwakilan Mahasiswa) . adanya lembaga-lembaga baru itu menunjukkan bahwa

KM Universitas Islam Indonesia memakai konsep “student government”. Konsep

ini berlanjut hingga sekarang. Sebelum tahun 1978 keberadaan lembaga-lembaga

mahasiswa tidak mengalami perubahan seperti MPM , Dewan Perwakilan

Mahasiswa , serta LPM ( lembaga pers mahasiswa ) . pada tahun ini pula saat-saat

heroik para mahasiswa , melakukan gerakan mahasiswa menyeluruh melalui

organisasi mahasiswa baik intra maupun ekstra untuk mengkritik pemerintah yang

telah dinilai menyimpang dari pancasila dan UUD 1945. akibatnya pemerintah

mengeluarkan konsep NKK ( normalisasi kehidupan kampus ) . sehingga struktur

lembaga kemahasiswaan Universitas Islam Indonesia berubah. Sekedar catatan

pada decade tahun 70-80an di lingkungan KM Universitas Islam Indonesia

berdirinya unit kegiatan seperti MAPALA , MENWA , KOPMA. Konsep

lembaga kemahasiswaan pada era 70an ini bertahan hingga era 90an dimana

konsep lembaga mahasiswa Universitas Islam Indonesia menjadi Dewan

Page 3: Dinamika Dan Idealita Lembaga Kemahasiswaan UII

Perwakilan Mahasiswa dan Lembaga Eksekutif Mahasiswa untuk tingkat

universitas maupun fakultas. Konsep DPM-LEM yang merupakan lembaga

legislatif dan eksekutif di lingkungan KM Universitas Islam Indonesia baik

universitas maupun fakultas bertahan hingga kini.

Sehingga dilihat dari dinamika sejarah perkembangan Universitas Islam

Indonesia saling berkorelasi pula terhadap perkembangan kelembagaan

mahasiswa ( organisasi mahasiswa ) di KM Universitas Islam Indonesia. Dan

organisasi mahasiswa di Universitas Islam Indonesia pada dasarnya merupakan

suatu wadah yang dibentuk dengan tujuan untuk menampung dan menyalurkan

aspirasi mahasiswa yang sarat akan idealis dan kreativitas. Dahulunya, alasan

mengapa terbentuknya organisasi ini ditujukan hanya sekedar untuk memfasilitasi

kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa dengan tujuan sebagai

ajang keterampilan mahasiswa sehingga mahasiswa diharapkan tidak jemu dalam

melaksanakan aktifitas rutin kampus yaitu perkuliahan. Tetapi seiring dengan

perkembangan zaman, organisasi mahasiswa juga berperan sebagai wahana

mahasiswa dalam menganalisis, mengkritisi, serta menyampaikan pandangan

terhadap gejolak – gejolak sosial dan budaya yang tidak hanya dalam ruang

lingkup kampus tetapi juga telah berkembang hingga ke lingkungan masyarakat

secara umum. Tentu saja, perkembangan tersebut tidak lepas dari kematangan

serta kedewasaan dari organisasi mahasiswa tersebut hingga saat ini mahasiswa

( melalui organisasi mahasiswa ) seringkali dikenal sebagai pembela rakyat yang

teraniaya dan tidak dapat dipungkiri lagi bahwa mahasiswa memiliki kedekatan

emosional dengan rakyat.

Page 4: Dinamika Dan Idealita Lembaga Kemahasiswaan UII

Menurut kaidah bahasa , badan legislatif adalah badan yang bertugas

untuk menyusun kebijakan untuk dilaksanakan nantinya. Dalam konsep

demokrasi, badan legislatif identik dengan badan perwakilan. Artinya , badan

legislatif sebagai badan pengemban kedaulatan atau badan yang menjalankan

kedaulatan yang bertugas untuk membentuk kebijakan yang mencerminkan dari

keinginan mahasiswa. Jadi , kebijakan tersebut nantinya bukanlah dari suatu pihak

atau golongan semata. Untuk itu, badan legislatif mahasiswa haruslah

mencerminkan representasi dari mahasiswa-mahasiswa yang ada. Badan legislatif

mahasiswa beranggotakan wakil – wakil mahasiswa yang dipilih melalui Pemilu

atau mekanisme tertentu. Wakil mahasiswa tersebut haruslah mewakili dari

golongan tertentu. Seorang wakil mahasiswa mengemban amanat untuk

menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa untuk menjadi suatu kebijakan

(legislator).

Maka dari itu, wakil mahasiswa dituntut untuk dapat sensitif dalam

mendengarkan keluhan mahasiswa serta aktif dalam menuangkan pemikiran untuk

menyusun suatu kebijakan yang akan diberlakukan dalam lingkungan mahasiswa.

Dalam praktik sehari – hari, seorang wakil mahasiswa dituntut untuk mampu

turun kebawah untuk menampung aspirasi mahasiswa sebesar – besarnya dan

menuangkannya dalam suatu forum kerja yang berupa rapat – rapat serta Sidang

Umum. Sangat ironis apabila seorang wakil mahasiswa ketika menjalankan

tugasnya bersikap pasif alias diam dan cenderung acuh tak acuh tanpa

memberikan suatu kontribusi yang berarti bagi penyelenggaraan kehidupan

kemahasiswaan.

Page 5: Dinamika Dan Idealita Lembaga Kemahasiswaan UII

Secara keseluruhan, badan legislatif mahasiswa dituntut harus mampu

menuangkan terobosan – terobosan yang bersifat inovatif dalam hal kebijakan –

kebijakan sehingga fungsi legislatif tersebut benar – benar berjalan secara optimal.

Disamping itu, badan legislatif mahasiswa juga dituntut untuk aktif mengawasi

pelaksanaan dan mengevaluasi dari praktik – praktik penyelenggaraan sistem

tersebut. Praktik – praktik penyelenggaraan dapat berupa kebijakan – kebijakan

atau proses yang terjadi di dalam sistem tersebut. Hal ini bertujuan agar terjadi

kontrol dan keseimbangan ( check and balances ) sehingga menghindarkan

penumpukan kekuasaan yang berdampak pada absolutisme. Untuk itu, disinilah

dituntut peran serta dari seluruh wakil mahasiswa yang duduk di badan legislatif

mahasiswa untuk menjalankan fungsi dari badan tersebut secara menyeluruh.

Merujuk dari makna yang tersirat, Eksekutif artinya pelaksana yang

menduduki posisi tertinggi. Dengan demikian, sebuah badan eksekutif mahasiswa

haruslah dapat menjadi pemimpin bagi mahasiswa. Mengutip dari konsep agama

Islam, maka pemimpin merupakan panutan. Jadi, sebuah badan eksekutif nantinya

akan menjadi panutan. Dalam kondisi sehari – hari, badan eksekutif ini memegang

peranan penting dalam kehidupan mahasiswa. Badan eksekutif seharusnya dapat

menjadi motor penggerak bagi seluruh mahasiswa. badan eksekutif dapat

mengelola aspek – aspek kehidupan kemahasiswaan melalui politik – politiknya.

Untuk itulah dibentuk departemen – departemen yang nantinya akan bertugas

untuk menjalankan politik – politik tersebut. Hal ini bertujuan agar badan

eksekutif dapat menjadi sebuah badan pengambil kebijakan politis di tingkat

mahasiswa. Badan eksekutif dituntut harus mampu memahami keinginan

Page 6: Dinamika Dan Idealita Lembaga Kemahasiswaan UII

mahasiswa yang dituangkan dalam setiap program kerjanya. Badan eksekutif yang

ideal ialah badan eksekutif yang visioner yaitu memiliki gambaran kemana roda

kehidupan mahasiswa ini diarahkan. Sebagai badan pengambil kebijakan politis,

tentunya badan eksekutif harus mempergunakan kewenangan politiknya dengan

tepat guna dan sebaik – baiknya untuk mewujudkan kesejahteraan mahasiswa.

Disamping itu, badan eksekutif dituntut untuk mampu menjalankan fungsi

advokasi mahasiswa yang berupa fungsi memperjuangkan hak – hak mahasiswa

di lingkungan universitas. Sekali lagi, fungsi tersebut tak lepas dari politik yang

dimiliki oleh sebuah badan eksekutif di lingkungan mahasiswa. Mengenai apakah

badan eksekutif berorientasi kepada kesejahteraan mahasiswa dapat dilihat pada

rancangan program kerja yang tercermin pada rancangan anggaran yang diajukan

pada badan legislatif mahasiswa. Dalam rancangan anggaran tersebut dapat dilihat

apakah badan eksekutif melalui kebijakan – kebijakan program kerjanya berbasis

pada pelayanan mahasiswa serta merupakan cerminan dari keinginan mahasiswa.

Maka dari itu, badan eksekutif harus menjalin suatu hubungan kerja sama yang

baik dengan badan legislatif sebagai perwujudan mahasiswa melalui wakil –

wakilnya agar tercipta suatu kesepahaman dan tatanan yang harmonis sehingga

tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mahasiswa dapat terpenuhi dengan baik.

Untuk mencipta suatu badan eksekutif yang baik tentunya harus diawali

dengan permulaan yang baik pula. Sebuah badan eksekutif harus dibentuk dan

disahkan secara aklamasi melalui suatu proses yang demokratis. Hal ini bertujuan

agar badan eksekutif dapat menjadi cerminan dari keinginan mahasiswa dimana

Page 7: Dinamika Dan Idealita Lembaga Kemahasiswaan UII

orang – orang yang duduk di badan eksekutif haruslah ditunjuk oleh mahasiswa

karena idealismenya.

Hariman Siregar dalam bukunya "Gerakan Mahasiswa, Pilar Ke-5

Demokrasi" menjelaskan ciri Gerakan Mahasiswa, yaitu,

1) Bersifat spontanitas. Partisipasi mahasiswa dalam gerakan merupakan respons

spontan atas situasi sosial yang tidak sehat, bukan atas ideologi tertentu,

melainkan atas nilai-nilai ideal. Namun hal ini bukan berarti tidak ada pendidikan

publik di kalangan mahasiswa;

2) Bercorak nonstruktural. Gerakan mahasiswa tak dikendalikan oleh suatu

organisasi tunggal, termasuk kepemimpinan komando, melainkan bercorak

organisasi cair, dengan otonomi masing-masing basis kampus sangat besar.

Agenda aksi dibicarakan secara terbuka dan diputuskan serta diorganisasikan

secara kolektif;

3) Bukan agen politik di luar kampus. Gerakan mahasiswa bersifat independen

dari kelompok kepentingan tertentu, tetapi tidak menutup kemungkinan ada

langkah bersama. Ini bisa terjadi lantaran sifat gerakan mahasiswa itu sendiri yang

merupakan reartikulator kepentingan rakyat atau gerakan moral;

4) Memiliki jaringan yang luas. Mengingat otonomi masing-masing kampus

begitu tinggi, pola gerakan mahasiswa terletak pada jaringan yang dibinanya.

Bentuk jaringan menjadi salah satu ciri dari pengorganisasian gerakan mahasiswa.

Jaringan yang terbentuk biasanya luwes sehingga memudahkan untuk bermanuver

Page 8: Dinamika Dan Idealita Lembaga Kemahasiswaan UII

serta tidak mudah untuk dikooptasi oleh kelompok kepentingan yang bertentangan

dengan gerakan moral, termasuk pemerintah.

Jika ditarik benang merah antara gerakan mahasiswa dengan organisasi

atau lembaga mahasiswa sangat berperan dan berpengaruh. Oleh karena itu untuk

meningkatkan pergerakan mahasiswa melalui organisasi mahasiswa dilingkungan

Universitas Islam Indonesia menggunakan sistem student government atau

“pemrintahan pelajar”.

Sistem student goverment merupakan suatu sistem yang mengibaratkan

kampus menjadi suatu negara dimana didalamnya terdapat perangkat perangkat

kenegaraan. Berlandaskan dari prisip dasar tersebut, maka perangkat – perangkat

tadi ditujukan untuk menjamin dan melaksanakan implementasi prinsip tersebut

dalam kehidupan mahasiswa. Dalam hal ini , prinsip “ dari mahasiswa “ artinya

ialah pemerintahan tersebut dikukuhkan secara aklamasi oleh mahasiswa melalui

suatu prosesi tertentu. Hal ini meliputi keterlibatan mahasiswa dalam menata

sistem tersebut, partisipasi mahasiswa dalam perangkat sistem, serta adanya

pengakuan bahwa kedaulatan berada ditangan mahasiswa . Prinsip “ oleh

mahasiswa “ diartikan bahwa perangkat – perangkat dalam sistem tersebut beserta

kebijakannya dihasilkan secara independen oleh mahasiswa melalui

perwakilannya. Hal ini meliputi independensi mahasiswa dalam menyelengerakan

praktik-praktik kenegaraan tersebut, jaminan sepenuhnya terhadap kemurnian

dari kedaulatan mahasiswa, serta jaminan kesetaraan hak dan kewajiban bagi

seluruh mahasiswa dimata sistem tersebut. Sedangkan prinsip “untuk mahasiswa “

Page 9: Dinamika Dan Idealita Lembaga Kemahasiswaan UII

diartikan bahwa tujuan akhir dari sistem tersebut ialah untuk kesejahteraan

mahasiswa sebesar-besarnya. Dalam praktiknya, student government mengatur

adanya badan eksekutif dan badan legislatif mahasiswa. Alasan kenapa yudikatif

tidak dimasukkan kedalam sistem tersebut karena mahasiswa notabene merupakan

masyarakat kampus yang berada dibawah rektor universitas. Artinya dalam hal

fungsi yudikatif , Rektor merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di universitas.

adanya legislatif dan eksekutif mahasiswa sebagai pelaksana

pemerintahaan tersebut. Disamping itu sebagai salah satu ciri adanya

pemerintahan mahasiswa, Rektor sebagai penanggung jawab tertinggi

memberikan wewenang penuh pada organisasi mahasiswa untuk

menyelenggarakan aspek – aspek kemahasiswaan. Artinya, disini terjadi sharing

administration antara Rektor dan Organisasi mahasiswa sehingga terjalin suatu tali

koordinasi antara Rekor dan Organisasi mahasiswa. Dalam praktek

penyelenggaraannya, ketika Rektor ingin membentuk suatu kebijakan di

universitas maka Rektor melibatkan pandangan mahasiswa yang merupakan

golongan mayoritas dikampus. Pandangan mahasiswa disampaikan melalui

perwakilan – perwakilannya sehingga kebijakan yang nantinya dihasilkan akan

bersifat adil bagi seluruh pihak. Dan begitu pula dalam hal ketika organisasi

mahasiswa ingin membentuk kebijakan di tingkat mahasiswa, Rektor mempunyai

hak memberikan pandangan tentang bagaimana sebaiknya kebijakan tersebut

tanpa bermaksud untuk mengintervensi atau mendikte organisasi mahasiswa.

Sebagi contoh, dalam konsepsi kemahasiswaan di Institut Teknologi Bandung

disebutkan bahwa, “ Organisasi kemahasiswaan mengakui Rektor sebagai

Page 10: Dinamika Dan Idealita Lembaga Kemahasiswaan UII

penanggung jawab tertinggi di lingkungan kampus tetapi organisasi

kemahasiswaan tidak menghamba kepada Rektor.” Artinya disini ada suatu

independensi yang berupa batasan – batasan teritorial yang diakui oleh kedua

pihak.

Hal diatas tentunya suatu hal yang sudah sewajarnya apabila kita

mengaitkan dengan Keputusan Mendikbud No. 155/U/1998 tentang Pedoman

Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi dimana pasal 2 dijelaskan

bahwa “Organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselenggarakan

berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa dengan memberikan peranan

dan keleluasaan lebih besar kepada mahasiswa.” Dari penggalan kalimat “

berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa “ tersirat bahwa organisasi

mahasiswa mempunyai independensi yang terjamin oleh peraturan perundangan.

Arti dari independensi organisasi mahasiswa ialah bahwa dalam

menyelenggarakan kelembagaannya, organisasi mahasiswa harus terlepas dari

sebagal bentuk intervensi baik berupa langsung maupun tak langsung dari jajaran

universitas. Struktural universitas ( Rektor beserta jajarannya ) hanya berperan

sebagai partner atau mitra dari organisasi mahasiswa. Jadi dengan adanya prinsip

tersebut, kedaulatan yang berlaku ialah kedaulatan mahasiswa. Disamping itu,

prinsip tersebut juga mengharuskan mahasiswa dan pihak – pihak yang terkait

dengan organisasi mahasiswa mempraktek azaz demokrasi serta menghormati

kedaulatan yang berada tangan mahasiswa tersebut. Prinsip tersebut lalu diperkuat

dengan kalimat “memberikan peranan dan keleluasaan lebih besar kepada

mahasiswa.” yang berarti bahwa organisasi mahasiswa mempunyai daerah

Page 11: Dinamika Dan Idealita Lembaga Kemahasiswaan UII

tersendiri yang diakui secara hukumk dan harus dihormati oleh seluruh pihak.

Dengan demikian kedudukan organisasi mahasiswa adalah kuat sesuai dengan

peraturan perundangan.

Oleh : Muhammad agung nugroho , FK UII