Dimensi Pembe/ajaran Keterampilan Gerak Da/am Pendidikan ... · menetapkan kekurmlgan atau...

14
Dimensi Pembe/ajaran Keterampilan Gerak Da/am Pendidikan Jasmani DIMENSI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN GERAK DALAM PENDIDIKAN JASMANI Oleh: Moch. Asmawi Fakultas IImu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta Abstrak Pembelajaran keterampilan gerak merupakan salah satu bagian dari pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, yang kepadanya dibebankan tanggung jawab untuk mencapai tujuan pembelajaran agar anak memiliki keterampilan gerak yang memadai. Keterampilan gerak merupakan kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh siswa sebagai bekal dalam menjalani kehidupan sehari- hari. Apabila seorang anak mempunyai keterampilan gerak yang baik, maka dia mempunyai kesempatan yang besar untuk dapat menguasai kecakapan hidup yang dibutuhkan. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan/ olahraga, intemalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur, kerjasama), dan pembiasaan pola hidup sehat. Dalam pelaksanaan pendidikan jasmani melalui pengajaran yang konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun me libatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Selain itu, aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. . Kata-kata kunci: Pembelajaran keterampilan gerak, Pendidikan jasmani. 133 ---

Transcript of Dimensi Pembe/ajaran Keterampilan Gerak Da/am Pendidikan ... · menetapkan kekurmlgan atau...

Dimensi Pembe/ajaran Keterampilan Gerak Da/am Pendidikan Jasmani

DIMENSI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN GERAKDALAM PENDIDIKAN JASMANI

Oleh:Moch. Asmawi

Fakultas IImu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta

Abstrak

Pembelajaran keterampilan gerak merupakan salah satu bagiandari pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, yang kepadanyadibebankan tanggung jawab untuk mencapai tujuan pembelajaran agaranak memiliki keterampilan gerak yang memadai.

Keterampilan gerak merupakan kemampuan yang seharusnyadimiliki oleh siswa sebagai bekal dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Apabila seorang anak mempunyai keterampilan gerak yang baik,maka dia mempunyai kesempatan yang besar untuk dapat menguasaikecakapan hidup yang dibutuhkan.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani gurudiharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknikdan strategi permainan/ olahraga, intemalisasi nilai-nilai (sportivitas,jujur, kerjasama), dan pembiasaan pola hidup sehat. Dalampelaksanaan pendidikan jasmani melalui pengajaran yangkonvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namunme libatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Selainitu, aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkansentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapatmencapai tujuan pengajaran. .

Kata-kata kunci: Pembelajaran keterampilan gerak, Pendidikanjasmani.

133

---

Olahraga, Edisi Agustus 2006

Gurn mengajar karena menginginkan siswa balajar. Salah satuhal yang paling menyedihkan dari semua situasi dalampembelajaran adalah ketika para guru mengajar tetapi anak-

anak tidak belajar. Hal ini terjadi karena guru tidak memahamibagaimana siswa belajar. Membuat anak belajar, terlebih mencapaitujuan pembelajaran yang diharapkan bukan hal yang mudah dalamsituasi pembelajaran. Terutama apabila guru tidak memahami apayang harus dilakukan untuk menciptakan kondisi-kondisi tertentu,sehingga anak dapat belajar. Bagaimana anak belajar? Apa yangdipelajari anak? Hasil apa yang dicapai? Semua itu merupakanpertanyaan yang harns mampu dijawab oleh seorang guru.

Pembelajaran keterampilan gerak merupakan salah satu bagiandari pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, yang kepadanyadibebankan tanggung jawab untuk mencapai pembelajaran agar anakmemiliki keterampilan gerak yang memadai. Keterampilan gerakmerupakan kemampuan yang seharnsnya dimiliki oleh siswa sebagaibekal dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Apabila seorang anakmempunyai keterampilan gerak yang baik, makadia mempunyaikesempatan yang besar untuk dapat menguasai kecakapan hidup yangdibutuhkan. Persoalan yang muncul adalah bagaimana gurupendidikan jasmani dapat menciptakan, mendorong dan mengelolasituasi pembelajaran dengan segenap kemampummya agar anak dapatbelajar dan mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk dapat mencapaitujuan pencapaian keterampilan gerak yang baik melalui pembelajaranpendidikan jasmani bukan merupakan upaya yang mudah. Hal inidisebabkan oleh pandangan sebagian orang terhadap pendidikanjasmani ymlg menurutnya hanya mendatangkan kelelahan saja.Kemudian diperparah lagi dengan alokasi waktu yang diberikan olehkurikulum yang belum sesuai dengan kebutuhan yang disyaratkan.Keadaan ini teIjadi hamper di semua jenjang pendidikan mulai SDsampai SMA, yang mengakibatkan rendahnya tingkat keterampilangerak siswa di sekolah. Untuk itu tulisan ini memberikan gambaranmengenai hal-hal yang berkaitan dengan pencapaian pembelajarmlketerampilan gerak melalui pendidikan jasmani di sekolah.

134

Dimensl Pembe/ajaran Keterampilan Gerak Da/am Pendidikan Jasmani

PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH SEBAGAI MEDIAPEMBELAJARAN GERAK

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integraldari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itupelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaiantujuall tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanyamengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan seluruhpotensi siswa (Singer and Dick, 1980: 193). Secara lengkap,pendidikan jasmani bertujuan ulltuk mengembangkan aspekkesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilitasemosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakall moral melaluikegiatan aktivitas jasmani dan olahraga (Thomas, Thomas and Lee,1988:59).Selanjutnya dinyatakan bahwa pendidikan jasmanimerupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilanmotorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran,m penghayatannilai-nilai (sikap-melltal-emosiollal-spiritual dan sosial), sertapembiasaall pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsangpertumbuhan dan perkembangan yang seimbang (Corbin, 1960: 16).

Untuk itu menurut Singer (1975:34), pelldidikan jasmanimemiliki peran sang at penting dalam mengintensifikasikanpenyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusiayang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikankesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam anekapengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, olahraga yangdilakukan secara sistematis, terarah, dan terencana. Pembekalan

pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligusmembentuk gaya hidup sehat dan aktif sepalljang hayat.

Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapatmemperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesanpribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan,dan memelihara kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerakmanusia (Singer, 1975:36). Dalam proses pembelajaran pendidikanjasmani guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerakdasar, teknik dan strategi permainanlolahraga, intemalisasi nilai

135

-- - -

Olahraga, Edisi Agustus 2006

(sportivitas, jujur, kerjasama), dan pembiasaan pola hidup sehat.Untuk itu dalam pelaksanaan pendidikan jasmani tidak hanya melaluipengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis,namun melibatkan unsure fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial.Selain itu aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harusmendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yangdilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.

Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaranpedagogis, dan tidak adak pendidikan yang lengkap tanpa adanyapendidikan jasmani. Karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalahdasar bagi manusia untuk mengenai dunia dan dirinya sendiri yangsecara alamiah berkembang searah dengan perkembangan jaman.

FAKTOR-FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHIBELAJAR GERAK

Pada dasarnya pencapaian keterampilan belajar gerakdipengaruhi oleh beberapa factor. Menurut Magill (1984:44) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar gerak adalah: (1) memahami apayang harus dipelajari, (2) kesempatan untuk merespon, (3) adanyaumpan balik, dan (4) reinforcement. Penjelasan secmoa singkat,masing-masing adalah sebagai berikut.

Memahami apa yang harus dipelajari, merupakan hal pentingsaat pembelajaran berlangsung. Kejelasan mengenai tujuanpembelajaran berupa keterampilan yang harus dikuasai merupakankeadaan yang harus diketahui oleh anak untuk membantu efektivitaspembelajaran. Dalam pembelajaran situasi seperti ini sering disebutsebagai cara "memberi stimulus". Meskipun terdengar sebagai suatuhal yang sederhana, memberikan stimulus, menurut beberapapenelitian memberikan pengaruh yang positif terhadap efektivitaspembelajaran.

Di satu sisi, kadang-kadang guru memberikan begitu banyakinstruksi, dan menjelaskan tugas dengan tidak jelas, sehingga sulitdimengerti oleh anak-anak terutama ketgerampilan apa yang akandicapai. Setelah dilakukan koreksi sebagai umpan balik, barulah anak-

136

Dimensi Pembe/ajaran Keterampilan Gerak Da/am Pendidikan Jasmani

anak memahami apa yang sebenamya diinginkan oleh guru. Di sisilain guru mungkin menganalisis keterampilan dengan jelasnya,sehingga terlalu overload informasi, akibatnya anak tidak dapatmerespon sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.Instruksi secara verbal, demonstrasi dan berbagai alat Bantu mengajardapat digunakan sebagai alat untuk memperjelas tujuan belajar. Secaraumum dapat dikatakan bahwa anak belajar dengan baik ketika merekadapat menjelaskan atau mendemonstrasikan dengan baik keterampilanyang diharapkan atau tujuan belajar yang ingin dicapai.

Kesempatan untuk merespon. Dari beberapa penelitian yangdilakukan di sekolah, jelas banya kesempatan untuk merespondmerupakan factor dominant yang mempengarauhi penguasaan saatpembelajaran berlangsung. Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwasiswa harus termotivasi untuk mencapai tujuan belajar danmendapatkan umpan balik mengenai usahanya tersebut. Hal inimenunjuk kepada respon yang berkualitas yang harus didapatkan olehanak. Karena kadang-kadang anak memimiliki banyak kesempatanuntuk merespon sepanjang pembelajaran, tetapi bukan respon yangberkualitas.

Banyak studi yang telah dilakukan mengenai jadwal praktik,cara mengorganisir anak dalam lingkungan belajar, ukuran kelas, danalat-alat pembelajaran, yang kesemuanya memberikan hasil yangsignifikan karena tingginya kualitas merespon dari anak-anak. Banyakjuga pendapat yang menyatakan bahwa dengan memberikankesempatan kepada anak untuk lebih terlibat dalam pembelajaranmerupakan cara untuk mencapai tujuan pembelajaran gerak. Secaratradisional, guru sering menggunakan pendekatan drill sehingga anakharus berdiri diam sambil menunggu giliran. Hal ini berbeda denganpendekatan pembelajaran gerak yang memberikan kebebasan geraksecara aktif kepada anak, sehingga meningkatkan kuantitas latihan,dan makin banyak anak memberikan respon makin banyak anaktersebut belajar.

Umpan balik. Telah diketahui bahwa umpan balik sangatdiperlukan dalam pembelajaran, tanpa umpan balik belajar tidak akan

137

Olahraga, Edisi Agustus 2006

teljadi. Jika siswa diminta menggambar garis sepanjang 20 em tanpamenggunakan penggaris, maka siswa akan berusaha untukmelakukmmya dengan memperkirakan panjang garis tersebut. Apabilasiswa ditugaskan untuk membuat garsi kedua dengan pmljang yangsarna, mungkin, siswa akan menggambar lebih panjang dari garispertama, atau mungkin lebih pendek. Setelah diberikan umpan balikbahwa garis itu kurang panjang atau kurang pendek, maka siswa akansegera memperbaikinya. Seberapa eepat siswa melakukannyatergantung pada umpan balik yang diterima. Apabila umpan balikberbunyi terlalu pendek atau terlalu panjang, mungkin siswa dapatdengan eepat merespon untuk memperbaiki, tetapi apabila umpanbalik itu berbunyi 2 em lebih pendek, maka siswa akan merespondengan terlebih dahulu mengira-ngira panjang 2 em tersebut. Hal inimenunjukkan bahwa umpan balik yang berbeda akan memberikmlpresisi yang berbeda terhadap tugas yang diberikan. Untuk itu, dapatdikatakan bahwa semakin tepat informasi yang diterima sebagaiumpan balik, maka semakin eepat siswa belajar.

Keuntungan dari pembelajaran gerak adalah kaya akan umpanbalik. Sebagian besar keterampilan gerak ymlg diberikan dalampendidikan jasmani di sekolah mempunyai tujuan, dan memberikanrespon segera setelah informasi mengenai tujuan tersebut dieapai.Untuk itu guru harus belajar menjadi ahli dalam memberikan umpanbalik, yang meliputi kemampuan untuk menganalisis performa, jelimenetapkan kekurmlgan atau kelebihan penguasaan gerak sertamemberikan koreksi yang sesuai dengan kebutuhan anak berdasarkananalisis yang dilakukan.

Reinforcement. Seeara teoritik sulit untuk membedakan antara

umpan balik dan penguatan. Penguatml biasanya digmnbm'kan sebagairangkaian penguatan yang mengikuti suatu perilaku tertentu dmlmeningkatkan kesempatan bahwa perilaku tersebut akan terulang.Sedangkan umpan balik mengikuti respon yang tampak. Ketika guruberkata, "Bagus, Yanto, pertahankan ayunan lenganmu". Padadasarnya kata-kata tersebut merupakan umpan balik sekaliguspenguatan. Dengan demikian sangat penting bagi guru untuk

138

Dimensi Pembelajaran Keterampilan Gerak Dalam Pendidikan Jasmani

mengetahui bahwa penguatan, sebagai factor dasar dalam belajar,yang meliputi aspek-aspek motivasional dalam penguasaanketerampilan gerak. Penguatan dapat dilakukan dalam berbagaibentuk, antara lain seperti kata-kata dari guru, pengakuan dari teman,memenangkan pertandingan, memperoleh keterampilan yang lebihbaik, tanda penghargaan, perhatian dari orang tua. Semua komponendalam pembelajaran memerlukan motivasi agar mau belajar. Ketikaguru mengajar dengan anak-anak yang memiliki motivasi tinggi,pembelajaran akan lebih mudah, tetapi apabila anak tidak termotivasiuntuk belajar, maka yang terjadi adalah kebalikal1l1ya.

KATEGORI PEMBELAJARAN GERAK

Sejak beberapa tahun yang lalu pembelajaran gerak telahdikategorikan berdasarkan tahap-tahap pencapaian tujuan. Setiapkategori menampilkan tujuan pembelajaran yang sangat jelas. Kondisiyang diperlukan untuk mencapai tujuan berbeda antara kategori satudengan yang lain. Dengan memahami tujuan belajar untuk setiapkategori, guru dapat merancang tugas-tugas yang sesuai dengan tahappembelajaran gerak (Sage, 1984: 16). Menendang bola mungkinnampak sebagai keterampilan yang berbeda dengan memukul boladari batting tee pada softbaal, kenyataannya perilaku pada rnasing-masing kemampuan gerak rnasuk ke dalam kategori yang sama.

Keuntungan menggunakan pendekatan kategori ini adalahsetiap kategori saling berhubungan atau mempunyai keterkaitan.Untuk belajar pada tahap tertentu anak harus sudah menguasaikemampuan pada tahap sebelumnya. Apabila anak akan belajarketerampilan tertentu, system kategori ini dapat membantu guru untukmengetahui keterampilan apa yang sudah dikuasai, sehingga anakdapat memulai keterampilan pada tahap yang benar.

Adapun tahap-tahap dalam sistem kategori ini secara hiirarkiadalah sebagai berikut.

139

O/ahraga, Edisi Agustus 2006

No. I Taha1234567

Perlu dicatat bahwa tahap-tahap beJajar yang dikutip di atasmasuk ke dalam ranah psikomotor dan bukan pada ranah kognitif.Penekanannya hanya pada penguasaan keterampilan. Hal ini bukanberarti bahwa ranah kognitif tidak penting, tetapi karena kemampuankognitf lebih mudah untuk dikenali.

Belaiar kemampuan emosional. Pada dasamya anak bereaksiterhadap situasi pembelajaran secara emosional. Perilaku yang dapatdiamati pada anak yang merespons secara emosional adalah ketikaanak berusaha menghindar ataupun melibatkan diri saat pembelajaranberlangsung. Respons emosional positif (melibatkan diri) akanmendorong anak untuk belajar, tetapi ketika anak mempunyai responsemosi negative terhadap situasi belajar, mereka tidak akan mencapaiapa yang diharapkan. Tes mengenai emosional dalam belajar hanyadapat dilakukan dengan mengamati kecenderungan perilaku anakdalam melibatkan diri atau menghindar saat melakukan aktivitasbelajar (Callahan and Clark, 1983:198).

Respons sederhana. Pada tahap ini penguasaan keterampilangerak difokuskan kepada belajar merespons gerak sederhana.Contohnya antara lain melompat, mengayun kayu pemukul danmelempar bola. Tahap ini dapat dikatakan dikuasai ketika kemampuandapat dilakukan secara cepat dan seCaI.a otomatis dalam suaturangkaian gerak YaIlg efisien tanpa bantuan dari seorang guru.Respons sederhana akan terbentuk seiring dengan kesesuaian antarabentuk gerak dengan efisiensi gerak tubuh.

140

Dimensi Pembe/ajaran Keterampilan Gerak Da/am Pendidikan Jasmani

Belajar membedakan respons. Belajar pada tahap inimemerlukan penguasaan respons sederhana yang akan terkait dengansituasi belajar dengan rang sang an tertetnu. Sebagai contoh memukulbola diam dan menendang bola diam. Kemampuan pada tahap inidiukur dengan menilai kecakapan anak dalam menampilkan tugasgerak yang sesuai atau respons yang ditunjukkan terhadap rangsanganyang diberikan tanpa bantuan dari luar (Bigge, 1982: 1-7).

Membedakan respons ganda. Tahap ini mempakan tahap yangpaling sering terjadi dalam situasi belajar pendidikan jasmani, yaitudifokuskan kepada kemampuan anak untuk menampilkan responsyang sesuai terhadap serangkaian stimulus. Pada tahap ini anak hamsmempelajari sejumlah respons dan mengetahui bagaimana memilihsuatu respons untuk situasi tertentu. Sebagai contoh adalah memukulbola hasil lemparan, menendang bola bergerak, atau bergerakmengikuti irama musik. Belajar pada tahap ini memerlukan banyaklatihan yang melibatkan banyak rangsangan yang berbentuk situasi-situasi belajar, sehingga memberikan kesempatan kepada anak untukmengembangkan respons yang sesuai. Hal ini akan membawaimplikasi pada pengayaan dan keragaman lingkungan belajar denganmemberikan banyak kesempatan pada anak untuk merespons berbagaisituasi belajar yang berbeda.

Formasi konsep gerak. Pada saat belajar bagaimanamenendang bola, anak tidak akan mempelajarinya secara terpisah dananaktidak akan be1ajar menendang untuk setiap bola umpan yangbervariasi. Tetapi anak akan belajar mengelompokkan respons-respons sebagai suatu konsep. Anak belajar bahwa bola bergerakdengan pola yang sama meskipun datang dari arah yang berbeda,sehingga untuk menendang bola terse but dengan baik, anakmengembangkan bermacam-macam respons sesuai dengan kebutuhan(Schuur, 1980:66). Sarna dengan ketika akan mengembangkan konseptentang mobil dan bagaimana membedakan antara sedan dan truk.Dengan kata lain, anak akan menggeneralisasikan berbagai respons kedalam korisep dan membedakan konsep-konsep tersebut sesuai dengansituasi.

141

-

1

Olahraga, Edisi Agustus 2006

Pendidikan gerak sarat akan konsep pembelajaran gerak baiksebagai tahap penguasaan gerak, pola gerak maupun focus gerak.Ketika anak telah memperoleh konsep-konsep tersebut dan dapatmembedakannya, mereka dapat mengaplikasikannya untuk mengatasimasalah- masalah gerak.

Rantai gerak. Rantai gerak merupakan serangkaian responsgerak sederhana yang dikuasai secara efektif dan efisien yangditampilkan sesuai dengan isyarat khusus. Melompat melewati mistarpada lompat tinggi merupakan salah satu contoh mengenai rantaigerak. Di dalamnya terdapat pendekatan, kesesuaian momentumgerak, ketepatan waktu melompat, dan saat mendarat. Rantai gerakbekerja bersama sebagai suatu rangkaian yang harmonis, sehinggapelompat tinggi tahu kapan harus melompat, kapan harus menghindaririntangan mistar, dan mendarat dengan baik. Kemampuan pada tahaprantai gerak dapat ditunjukkan ketika gerak dapat dilakukan denganluwes dan memiliki sinkronisasi tinggi dengan isyarat-isyarat gerak.

Keterampilan kompleks. Keterampilan kompleks menuntutanak untuk dapat memiliki kombinasi dari rantai gerak sesuai denganurutan yang benar. Pada tahap ini anak telah dapat membedakanisyarat-isyarat yang datang diantara banyak isyarat dalam suatukelompok. Pada saat bermain basket anak menggiring bola, dan padasaat yang tepat mengoper bola tersebut kepada ternan seregu untukdimasukkan ke dalam ring. Pada saat bermain bolavoli anak dapatmenerima servis law an untuk kemudian diarahkan kepada pengumpanagar ternan yang lain dapat melakukan smash. Pada sepakbola dapatmenggocek bola melewati lawan, atau memasukkan bola ke gawanglawan setelah menerima umpan dari ternan seregu (Bucher andKoenig, 1983:269-270).

Keterampilan kompleks biasanya memerlukan waktu yanglama untuk dapat menguasaillya. Dalam pendidikan jasmani,keterampilan kompleks sering disebut dengan keterampilan terbuka,karena tuntutan lingkungan yang tidak dapat diramalkan. Sedangkanlawannya adalah keterampilan tertutup di mana tuntutan lingkungan

142

Dimensi Pembe/ajaran Keterampilan Gerak Da/am Pendidlkan Jasmani

dapat dengan mudah diramalkan. Keterampilan tertutup dapatdianalogikan dengan rantai gerak.

PENGEMBANGAN ASSESMEN UNTUK PEMBELAJARANKETERAMPILAN GERAK

Proses penilaian pada dasarnya merupakan bagian integral dariproses pembelaran olahraga, yang memungkinkan guru mampumenentukan atau membuat keputusan yang benar mengenaipencapaian belajar siswa. Penilaian dapat dilakukal1 dengal1 stujual1untuk mel1etapkan l1ilai atau mel1etapkan umpal1 balik untukmendiagnosis kelebihan dan kekural1gal1 proses pembelajaran yangsedang berlangsung (sumatit), sert melihat kemajuan belajar siswa(fonnatit). Penilaian juga dapat dilakukan terhadap proses, pada saatpembelajaran berlangsung atau dilakukan terhadap hasil, pada saatakhir pembelajaran. Sesuai dengan sifat dan fungsinya sebagaidokumen (catatan) pribadi setiap anak, maka kegiatan penilaianseharusnya dilakukan secara terus-menerus. Hal ini sangat pel1tinguntuk mengetahui kemajuan anak dari waktu ke waktu.

Dalam penggunaan model pembelajaran dengan pendekatantaktik, penilaian yang bersifat menyeluruh (proses dan hasil) lebihtepat digunakan. Untuk tujuan meningkatkan keterampilan gerakanak, penilaian hams bermuara pada semua aspek keterampilan.Dengan demikian apabila keterampilan gerak menjadi tujuan utamadalam pendekatan pembelajaran, guru harus dapat menilaiketerampilan gerak bukan sekedar menguasai keterampilan gerakdasar (teknik dasar) saja. Sebagai contoh, dalam olahraga permainansoftball, keberhasilan dalam melakukan permainan tidak hanyaditentukan oleh kerasnya pukulan atau tepatnya melempar, tetapi lebihpada pengambilan keputusan secara taktis untuk dapat memecahkanmasalah-masalah dalam permainan yang dihadapi. Memukul denganpelan tetapi dapat memajukan pelari seregu ke base berikutnya lebihbaik daripada memukul ,keras, dapat mencapai base I, tetapi ternanseregu mati atau tidak dapat maju ke base berikutnya. Terhadap hal-hal semacam ini penilaian jarang dilakukan. COl1toh di atas

143

---

Olahraga, Edisi Agustus 2006

memberikan gambaran bahwa pengambilan keputusan dalamketerampilan bermain softball merupakan hal penting untuk dimiliki,sehingga dalam permaian, kesempatan untuk membuat skor, menahanterjadinya skor atau untuk memecahkan masalah-masalah taktismempunyai peluang yang lebih besar.

Untuk dapat menjamin terlaksananya penilaian secat"amenyeluruh seperti telah dikemukakan di atas, maka penilaian secat"aotentik hams dilakukan. Penilaian dikatakan otentik apabila menilaiapa adanya dan dilakukan manakala anak menampilkan perilaku yangdiharapkan (keterampilan bermain softball) dalam situasi nyata.Berdasarkan karakteristik penilaian secm"a otentik tersebut, makaobservasi atau pengamatan merupakan teknik yang paling sesuaiuntuk digunakan dalam menilai keterampilan gerak. Hal ini karenaaspek-aspek yang akan diukur merupakan berbagai perilaku yangditampilkan secara langsung, yang intormasinya hanya dapatdikumpulkan melalui pengamatan berdasarkan indicator-indikatoryang telah ditentukan.

Untuk dapat melakukan penilaiatl secm"a otentik diperlukanperencanaan yang baik. Pengembangan instrument hams dilakukanagar pengamatan yang dilakukan dapat mencakup aspek-aspek yangakan dinilai. Instrumen penilaian hams mencakup kemampuan-kemampuan yang ditampilkan untuk menyelesaikan masalah-masalahgerak.

PENUTUP

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikansecara keseluruhan yang berisikan serangkaian materi pelajaran yangmemberikan kontribusi nyata dalam kehidupan sehari-hari sebagaiupaya meningkatkan pertumbuhan, perkembangan jasmani dan rohanipeserta didik. Oleh karena itu penyelenggat"aan pendidikan jasmanihams lebih dikembangkan ke arah yang lebih optimal sehinggapeserta didik akan lebih kreatif, inovatif, teratnpil, memiliki kebiasaanhidup sehat, aktif yang dapat menggiring pada kesegaran jasmani, danmemiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.

144

Dimensi Pembe/ajaran Keterampilan Gerak Da/am Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani memiliki sasaran pedagogis yang jelas danteerarah, oleh karena gerak sebagai aktivitas jasmani merupakan dasaralami bagi manusia untuk belajar mengenai dunia dan dirinya sendiri.yang berkembang sesuai dengan kemajuan jaman serta orientasipendidikan yang berlaku. Dengan adanya ungkapan terse but, jelaslahbagi guru bahwa pendidikan jasmani mempunyai arti penting bagipeningkatan life skill dalam pendewasaan peserta didik.

Ketersediaan sarana prasarana, perbedaan karakteristik siswa,daB perbedaan keyakinan guru yang menyebabkan munculnya variasipenekanan nilai dan tujuan kpendidikan jasmani merupakan sesuatuyang pasti ada, sehingga tidak mungkin selalu disamakan. Berbagaivariasi tersebut merupakan bagian integral dari munculnya berbagaiembrio model pembelajaran pendidikan jasmani yang sejalan dengankonsep pembelajaran pendidikan jasmani (Steinhart, 1992, Judith R.,1995). Pemodelan pembelajaran dari mulai yang bersifat embriohingga menjadi bagian profesional guru dalam mengajar pendidikanjasmani akan dapat meningkatkan percaya diri guru dan meningkatkanrelevansi pendidikan serta berujung pada makin meningkatnya mutupendidikan jasmani di Indonesia.

DAFT AR PUST AKA

Bucher, Charles A., Constance R. Koenig. (1983). Methods andmaterials for Secondary School Physical Education. St. Louis.The CV. Mosby Company.

Callahan, Joseph F., Leonard H. Clark. (1983) Foundation ofEducation. New York: Macmillan Publishing Company Inc.

Corbin, Charles B. (Ed.). (1980). ATexbook of Motor Development.2nd Edition. Dubuque, Iowa: Wm C. Brown CompanyPublishers.

145

----

Olahraga, Edisi Agustus 2006

Gagne, Robert M., Leslie 1. Briggs. (1979). Principles of InstructionalDesign. New York: Holt, Rinehart and Winstoin.

Magill, Richard A. (1984). Motor Learning: Concepts andApplication. Madison Wisconsin: Brown and BenchmarkPublishers.

Morris, L. Bigge. (1982). Learning Theoriesfo Teachers. New York:Harper & Row Publishers.

Sage, George H.. (1984). Motor Learning and Control: ANeuropsychological Approach. Dubuque, Iowa: Wm. C.Brown Publishers.

Schurr, Evelyn L.. (1980). Movement Experiences for Children: AHumanistic Approach to Elementary School PhysicalEducation. 3m Edition. Englewood Cliffs, New Jersey:Prentice-Hall, Inc.

Singer, Robert N. (1975). Motor Learning and Human Performance:An Application to Physical Education Skills. 2ndEdition. NewYork: Macmillan Publishing Co, Inc.

Singer, Robert N.and Walter Dick. (1980). Teaching PhysicalEducation: A System Approach. Boston: Houghton MiffinCompany.

Thomas, Jerry R., Khaterine T. Thomas, Amelia M. Lee. (1988).Physical Education for Children: Concepts into Practice.Champaign Illinois: Human Kinetics Books.

146