Dimas Presus Varicella
-
Upload
mufti-akbar -
Category
Documents
-
view
134 -
download
2
Transcript of Dimas Presus Varicella
STATUS PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
SMF PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RS MARGONO
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 29 tahun
Alamat : Rempoa, Purwokerto
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Tanggal pemeriksaan : 31 Maret 2013
B. ANAMNESIS
Diambil dari Autoanamnesis tanggal 31 Maret 2013
Keluhan Utama: bisul yang pecah-pecah di seluruh tubuh.
Keluhan Tambahan : gatal di seluruh tubuh.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan ada banyak bisul yang tumbuh dan pecah-pecah
di seluruh tubuh sejak 4 hari yang lalu. Bisul tersebut dirasakan pasien panas
dan gatal. Jika bisul pecah, maka akan mengeluarkan cairan. Awal mula lokasi
timbul bisul tersebut adalah di tangan kanan dekat ketiak, lama kelamaan
dirasakan pasien semakin banyak dan semakin membesar.
Pasien juga merasakan gatal jika keluar keringat pada lokasi bisul tersebut,
sehingga pasien sering menggaruk bisul yang membuat kulit pasien lecet
kemerahan.
Untuk mengobati penyakit tersebut pasien berobat ke puskesmas dan diberikan
obat berupa salep, tapi belum membaik. Pasien menyangkal keluhan disertai
adanya demam.
Riwayat Penyakit Dahulu : riwayat penyakit kulit sebelumnya disangkal
1
Riwayat Penyakit Keluarga : tidak ada yang mengalami keluhan yang sama
dengan pasien
Riwayat Alergi : Riwayat alergi debu, makanan disangkal. Riwayat alergi
obat obat disangkal.
Riwayat Pengobatan : Sebelumnya diberi pengobatan dengan menggunakan
salep dan bedak dari puskesmas keluhan belum berkurang.
C. STATUS GENERALIS
Keadaaan umum : sedang
Kesadaran : compos mentis
Keadaan gizi : baik
Vital Sign : Tekanan darah : 150/90 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : afebris
Kepala : normochepal, rambut hitam, distribusi merata
Mata : konjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : simetris, deviasi septum (-), sekret (-)
Telinga : bentuk daun telinga normal, sekret (-)
Mulut : krusta yang mengering, sianosis (-)
Tenggorokan : tidak hiperemis
Thorax : Jantung : s1>s2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru :suara nafas vesikuler, rhonki (-), wheezing(-)
Abdomen : datar, supel,BU (+) N
Kelenjar Getah Bening: tidak teraba pembesaran.
Ekstremitas : akral hangat, edema ( )
D. STATUS DERMATOLOGIKUS
Lokasi : regio abdomen, manus, cruris dan regio labialis superior et inferior.
UKK : Inspeksi : pada regio abdomen, tampak papul, eritema, dasar kulit
makula hiperpigmentasi, milier, penyebaran diskert. Sedangkan pada regio
labialis tampak oedem, krusta, darah, erosi, berbatas tidak tegas. Palpasi :
Nyeri tekan (-), Panas (-)
2
3
4
5
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
F. RESUME
Pasien Tn.S, usia 29 tahun datang dengan keluhan timbul bisul- bisul
di seluruh tubuh sejak 4 hari yang lalu, terasa panas dan gatal. Jika pecah
mengeluarkan cairan. Awal mula timbul di tangan kanan dekat ketiak semakin
lama semakin bertambah banyak dan besar. Keluhan disertai rasa gatal yang
hilang timbul sehingga membuat garukan yang menimbulkan lecet pada kulit.
Pada pemeriksaan status generalis dalam batas normal. Pada pemeriksaan
status dermatologikus pada regio abdomen, tampak papul, eritema, dasar kulit
makula hiperpigmentasi, milier, penyebaran diskert. Sedangkan pada regio
labialis tampak oedem, krusta, darah, erosi, berbatas tidak tegas.
G. DIAGNOSA KERJA
Varicella Zooster
H. DIAGNOSIS BANDING
- Pemfigus Vulgaris
Herpes zoster
I. PEMERIKSAAN ANJURAN
- Kultur cairan vesikel
- Uji sensitivitas dan resistensi
J. PENATALAKSANAAN
Biasanya pengobatan hanya simtomatik, yaitu analgetik dan antipiretik
seperti metampiron atau asetaminofen. Lokal dapat diberikan bedak basah atau
bedak kering yang mengandung salisil 2% atau mentol 2%. Kalau terdapat
infeksi sekunder berikan antibiotik.
1. Non farmakologis
a. Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya dan cara
pengobatannya.
6
b. Menganjurkan kepada pasien untuk menjaga higienitas diri.
c. Menganjurkan kepada pasien untuk tidak menggaruk jika gatal,
karena akan menimbulkan luka.
2. Farmakologis
a. Asiklovir 5 x 800 mg/hari selama 7 hari
b. Valasiklovir 3 x 1000 mg/hari selama 7 hari
c. Famsiklovir 3 x 200 mg/hari selama 7 hari
K. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad Kosmetikum : bonam
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Penyakit yang disebabkan virus varisela dengan gejala di kulit selaput
lendir berupa vesikula dan disertai gejala konstitusi.
B. SINONIM
Cacar air, chicken pox
C. ETIOLOGI
Infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit varicella, sedangkan reaktivasi
menyebabkan herpez zoster
1. Penyebab : Virus varisela zoster, yaitu kelompok virus herpes berukuran
140-200m berinti DNA.
2. Umur : Singkat menular, terutama menyerang anak-anak. Jika
menyerang. Orang dewasa gejala biasanya lebih berat.
3. Lingkungan : Penyakit ini cepat sekali menular pada orang-orang di
lingkungan penderita.
D. EPIDEMIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI
Tersebar kosmopolitan, menyerang terutama anak-anak, tetapi dapat
juga menyerang orang dewasa. Transmisi penyakit ini secara aerogen. Masa
penuluran lebih kurang 7 hari dihitung dari timbulnya gejala kulit.
E. PATOFISIOLOGI
Organisme penyebabnya adalah varicella-zoster virus, yang merupakan
anggota dari human herpesvirus subfamily Alphaherpesvirinae, dan sepertri
virus herpes lainnya, ini merupakan virus DNA. Virus masuk melalui saluran
pernapasan (konjungtiva atau bagian atas mukosa saluran pernapasan) dan
berkolonisasi di saluran pernapasan atas. Replikasi virus terjadi pada kelenjar
getah bening regional selama 2-4 hari berikutnya, 4-6 hari kemudian viremia
primer menyebarkan virus menuju retikuloendotelial, lien, hepar dan tempat
lain. Setelah seminggu, viremia sekunder menyebarkan virus ke daerah viseral
8
dan kulit sehingga menimbulkan lesi kulit yang khas. Viremia ini juga
menyebarkan virus ke bagian respirasi dan juga sistem saraf pusat.
Masa inkubasi biasanya adalah 10-21 hari. Pasien menular 1-2 hari
sebelum munculnya ruam sampai lesi dikulit, biasanya 5-6 hari setelah muncul
ruam yang pertama. Varicella berhubungan dengan sistem imun humoral.
Respon ini mempengaruhi imunitas tubuh. Serangan chicken pox untuk kedua
kalinya sangat jarang kepada seseorang.
F. GEJALA KLINIS DAN DIAGNOSIS
Perjalan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan.
Masa inkubasi antara 11-21 hari (rata-rata 14 hari), disusul oleh gejala
prodromal yang ringan selama 1-2 hari. Penderita demam, anoreksia dan
malaisd, pada kulit timbul papula kemerahan yang kemudian menjadi
vesikula. Vesikel-vesikel baru tetap terbentuk sementara vesikel terdahulu
pecah, mengering dan menjadi krusta, dengan demikian pada suatu saat akan
tampak bermacam-macam ruam kulit (polimorf). Vesikel biasanya beratap
tipis, bentuknya bulat/lonjong menyerupai setetes air sehingga disebut
teardrop vesicle
Pada pemeriksaan kulit akan didapatkan
1. Lokalisasi : Terutama pada badan dan sedikit pada wajah dan ekstremitas.
Mungkin juga timbul pada mulut, palatum mole dan faring.
2. Efloresensi/sifat-sifatnya : vesikel berukuran miliar sampai lentikular,
terdapat daerah eritematosa. Dapat ditemukan beberapa stadium
perkembangan vesikel mulai dari eritema, vesikula, pustula, skuama
hingga sikatriks (polimorf).
9
Gambaran histopatologiknya, vesikula terdapat dalam epidermis,
terbentuk akibat degenerasi balon, sangat sukar dibedakan dari kelainan
histopatologik pada herpes zoster dan herpes simpleks.
F. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari varicella adalah variola. Penyakit ini lebih
berat dan memberikan gambaran monomorf, serta penyebarannya dimulali
dari bagian akral tubuh, yakni telapak tangan dan telapak kaki.
G. PENATALAKSANAAN
Biasanya pengobatan hanya simtomatik, yaitu analgetik dan antipiretik
seperti metampiron atau asetaminofen. Lokal dapat diberikan bedak basah atau
bedak kering yang mengandung salisil 2% atau mentol 2%. Kalau terdapat
infeksi sekunder berikan antibiotik.
1. Imunokompeten
Anak-anak : Asiklovir 20 mg/kgBB IV selama 7 hari
Dewasa : Asiklovir 5 x 800 mg/hari selama 7 hari
Valasiklovir 3 x 1000 mg/hari selama 7 hari
Famsiklovir 3 x 200 mg/hari selama 7 hari
2. Immunocompromised : Asiklovir 5 x 800 mg/hari selama 7 hari
3. Penyakit berat/wanita hamil : Asiklovir IV 10 mg/kgBB tiap 8 jam selama
7 haru. Prognosis pada penderita varisela umumnya baik.
10
I. PROGNOSIS
Prognosis pada pasien varicella pada umumnya baik dengan perawatan
yang teliti dan memperhatikan higiene, dan jaringan parut yang muncul
sedikit.
11
BAB III
PEMBAHASAN
Diagnosis kerja pada kasus adalah impetigo bulosa yang didapatkan
dari hasil anamnesa, yaitu :
- Perempuan, 29 tahun, timbul bisul-bisul pada seluruh tubuh sejak 4 hari
yang lalu terasa gatal dan panas jika pecah keluar cairan.
- awal mula timbul di tangan kanan dekat ketiak semakin lama semakin
bertambah banyak dan besar.
- Keluhan disertai rasa gatal sehingga timbul garukan yang membuat timbul
lecet pada kulit.
Berdasarkan kepustakaan diagnosis varicella ditegakkan berdasarkan
anamnesa dan gambaran klinis dari lesi. Jika vesikel telah pecah dan hanya
terdapat koleret dan eritema maka mirip dengan dermatofitosis, sehingga pada
anamnesa ditanyakan apakah sebelumnya terdapat lepuh dengan tempat
predileksi di ketiak, dada dan punggung dapat mengenai anak maupun orang
dewasa.1,3
Selain dari anamnesa dari pemeriksaan fisik pada regio abdomen
didapatkan papul, eritema, dasar kulit makula hiperpigmentasi, milier,
penyebaran diskert. Sedangkan pada regio labialis tampak oedem, krusta,
darah, erosi, berbatas tidak tegas.
Dari hasil pemeriksaan fisik hal tersebut sesuai dengan kepustakaan
bahwa pada varicella didapatkan effloresensi tampak erupsi kulit berupa papul
eritematosa dan vesikel. Penyebaran jg terjadi di seluruh badan muka dan juga
ekstrimitas.
Pada kasus dapat dilakukan pemeriksaan penunjang berupa kultur, untuk
memastikan bakteri penyebab penyakit tersebut.
Diagnosis banding pada kasus di atas adalah :
1. Variola
Merupakan penyakit virus yang disertai dengan keadaan umum yang
buruk, dapat menyebabkan kematian, efloresensi bersifat monomorf terutama
terdapat di perifer tubuh. Penyebabnya ialah virus poks. Dikenal 2 tipe variola,
yaitu variola mayor dan variola minor (alastrim). Perbedaan kedua tipe virus
tersebut adalah bahwa virus yang menyebabkan variola mayor bila
12
diinokulasikan pada membran korioalantoik tumbuh pada suhu 38-38.5 c,
sedangkan yang menyebabkan variola minor tumbuh di bawah suhu 38 c.
Virus ini sangat stabil pada suhu ruangan.
Masa inkubasinya 2-3 minggu dan terdapat 4 stadium yakni, stadium
inkubasi erupsi, stadium makulo papularm stadium vesikulo pustulosa, dan
stadium resolusi.
Komplokasinya ialah bronkopneumonia, infeksi kulit sekunder
(furunkel, impetigo dan sebagainya). Penyembuhannya meninggalkan jaringan
parut.
Pengobatan variola adalah penderita harus dikarantinakan. Sistemik
dapat diberikan obat antiviral (asiklovir atau valasiklovir) misalnya isoprinosin
dan interferon, dapat pula diberikan globulin gama. Kecuali itu obat yang
bersifat simtomatik, misalnya analgetik/antipiretik. Diawasi pula kemungkinan
timbulnya infeksi sekunder, maupun infeksi nosokomial serta cairan tubuh dan
elektrolit. Jika di mulut masih terdapat lesi, diberikan makanan lunak.
Pengobatan topikal bersifat penunjang, misalkan kompres dengan antiseptip
atau salap antibiotik..
Prognosis sangan bergantung pada tatalaksanan pertama dan fasilitas
perawatan yang tersedia, maka angka mortalitas sangat bervariasi 2-50%.
Jaringan parut yang timbul dapat diperbaiki dengan tindakan dermabrasi atau
pemberian collagen implan.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Adhi Djuanda, Mochtar Hamzah, Siti Aisah. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin. Edisi ke-4. Jakarta : FKUI. 2006.
2. Wahid, Dian Ibnu. Impetigo: Terapi dan Penggunaan Antibiotika Topikal
Berdasarkan Evidence Based Medicine.
3. Siregar RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit.Edisi 2. Cetakan I.
Jakarta : EGC. 2005
4. Cefadroxil. National Institute of Health.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/meds/a682730.html (diakses 15
Maret 2012)
5. Syarif A, Estuningtyas A, Arif A, dkk. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5.
Departemen farmakologi dan terapeutik FKUI. Jakarta. 2007
6. Cunliffe WJ. Topical Antibiotics In : Millikan LE, Shalita AR, Norris DA.
Drug therapy in dermatology. New York: Marcel Dekker; 2000. p. 31-56.
14