Diktat Kewarganegaraan

181

Click here to load reader

description

Diktat kewarganegaraan

Transcript of Diktat Kewarganegaraan

Page 1: Diktat Kewarganegaraan

PENGERTIAN PANCASILA

Pancasila berasal dari bahasa Sanksekerta yaitu panca artinya lima

dan sila artinya dasar. Pancasila sebagai dasar negara Rl ditetapkan

tanggal 18 Agustus 1945.

Sebagai dasar Negara, maka nilai-nilai kehidupan bernegara dan

berpemerintahan sejak saat itu harus berdasarkan Pancasila.

Berdasarkan kenyataan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila tersebut

tefah dipraktekkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia sampai

sekarang.

Rumusan Pancasila yang dijadikan dasar negara tercantum dalam

Pembukaan UUD 1945 alinea IV. Kelima sila tersebut sebagai satu

kesatuan nilai kehidupan masyarakat Indonesia oleh PPKI dijadikan dasar

negara (18 Agustus 1945).

Dasar tersebut kuat dan kokoh karena digali dan dirumuskan dari

nilai kehidupan rakyat Indonesia yang merupakan kepribadian dan

pandangan hidup bangsa kita. Karena itulah Pancasila disepakati secara

nasional, maka ia merupakan suatu perjanjian luhur yang harus dipatuhi

tanpa kecuali.

Nilai Yang Terkandung Dalam Rumusan Pancasila

Ketetapan MPR No. ll/MPR/1978 memberi petunjuk-petunjuk nyata dan

jelas wujud pengamalan nilai kelima sila dari Pancasila sebagai berikut :

Page 2: Diktat Kewarganegaraan

A. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan

agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar

kemanusiaan yang adil dan beradab.

2. Hormat-menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan

penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina

kerukunan hidup.

3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan

agama dan kepercayaan.

4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

B. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

1. Me ngakui persamaan derajat, persamaan hak, persamaan kewajiban

antara sesama manusia.

2. Saling mencintai sesama.

3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.

5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

7. Berani membela k ebenaran dan keadilan.

8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat

manusia dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Page 3: Diktat Kewarganegaraan

C. Sila Persatuan Indonesia

1. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan

bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.

2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.

3. Cinta tanah air dan bangsa.

4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.

5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang

berbhineka tunggal ika

D. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan

Dalam Permusyawaratan Perwakilan

1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

2. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.

3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk

kepentingan bersama.

4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat

kekeluargaan.

5. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan

melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati

nurani yang luhur.

Page 4: Diktat Kewarganegaraan

7. Keputusan yang diarnbil harus dapat dipertanggungjawabkan secara

moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan

martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

E. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat

1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang

mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-royong.

2. Bersikap adil.

3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

4. Menghormati hak-hak orang lain.

5. Suka member! pertolongan kepada orang lain.

6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.

7. Tidak bersikap boros.

8. Tidak bergaya hidup mewah.

9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.

10. Suka bekerja keras.

11. Menghargai hasil karya orang lain.

12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan

berkeadilan sosial.

I. PANCASILA DALAM PERJALANAN SEJARAH BANGSA

Secara historis Pancasila itu digali dari bumi Indonesia sendiri atau

dari budaya bangsa sendiri. Nilai-nilai Pancasiia dalam sejarah

Page 5: Diktat Kewarganegaraan

kebudayaan bangsa Indonesia dibagi ke dalam beberapa periode, antara

lain :

A. Unsur Pancasila pada Periode/Tahap Kebudayaan Indonesia Asli

Para ahli sejarah dan antropologi memperlihatkan bahwa sebelum

kebudayaan Hindu masuk dan berkembang di Indonesia, berbagai suku

bangsa Indonesia telah mengenal unsur-unsur pembentukan Pancasila.

Nilai-nilai kehidupan ini dapat disebut sebagai embrio nilai-nilai Pancasila

yang sudah nampak pada tahap perkembangan ini, kita lihat:

1. Unsur Yang Relevan Dengan Sila I

Orang Indonesia telah mengenal pengakuan dan pemujaan kepada

sesuatu kekuatan yang mengatasi manusia dalam segala aspeknya.

Misalnya :

Di Kalimantan orang mengenal "TUH" sebagai intisari kepercayaan

terhadap kekuatan yang mengatasi manusia yang kemudian menurun

menjadi Tuhan dan oleh M. Yamin menjadi Ketuhanan, di Jawa orang

mengenal sebutan "Hyang Paring Gesang" dan di Tapanuli orang

mengenal sebutan "Ompu Dibata".

2. Unsur Yang Relevan Dengan Sila II

Rasa kemanusiaan ditunjukkan dengan kesediaan bangsa Indonesia

untuk bergaul dengan berbagai orang dari negara luar sehingga

terbuka jalan untuk masuknya kebudayaan luar. .

Page 6: Diktat Kewarganegaraan

Dari penelitian sejarah dapat diketahui bahwa pada zaman kuno

hubungan antara bangsa sudah ada.

Kebudayaan Hindu dapat mudah masuk justru karena adanya "sikap

terbuka dari orang-orang Indonesia pada zaman dahulu”.

3. Unsur Yang Relevan Dengan Sila III

• Pada masa awal peradaban di Indonesia manusia hidup dalam

kesatuan-kesatuan kecil yang kemudian disebut suku.

• Mereka hidup dalam kesatuan suku itu.

• Tanah masih luas dan cara hidup yang masih sederhana mereka

lebih mudah berpindah-pindah.

4. Unsur Sila ke IV

Penelitian antropologi menunjukkan bahwa :

• Ikatan suku dijiwai oleh semangat kekeluargaan yang besar.

• Masyarakat suku menggunakan cara berunding, berembug atau

musyawarah untuk menghadapi sesuatu persoalan.

• Semangat kekeluargaan juga nampak dalam pembangunan

dengan istilah gotong-royong.

• Dengan gotong-royong mereka melaksanakan kesatuan karya untuk

menciptakan kesejahteraan sosial.

Page 7: Diktat Kewarganegaraan

5. Unsur Sila ke-V

• Organisasi masyarakat, betapapun kecilnya, bertujuan

untuk terwujudnya kesejahteraan bagi para warganya.

• Pembuatan rumah-rumah besar untuk keluarga bertujuan untuk

terwujudnya kesejahteraan bersama.

Semua uraian di atas sebagai unsur Pancasila asli yang nanti akan

berkembang sesuai dengan berkembangnya peradaban manusia

Indonesia. Unsur-unsur itu bersifat universal. Semua bangsa di dunia

mengalami tahap-tahap demikian.

B. Unsur Pancasila Pada Tahap Perkembangan Pengaruh Budaya

Hindu

Pengaruh Hindu menyentuh berbagai aspek kehidupan :

Agama

a. Sila l

Dengan pengaruh Hindu, agama orang Indonesia mengalami

perkembangan. Mereka secara lebih nyata memuja kekuatan yang

mengatasi manusia, yang tidak lagi tanpa bentuk melainkan sudah

tercitra seperti :

- Brahma

- Wishnu

- Syiwa

- Adi Bhuda

Page 8: Diktat Kewarganegaraan

b. Sila ll

- Pengaruh antar bangsa yang makin intensif yaitu antara orang Cina

dan orang India.

- Orang Indonesia menerima kehadiran orang asing untuk berkarya

di Indonesia.

- Terjadinya perkawinan antar bangsa.

c. Sila Ill

Pengaruh Hindu menyebabkan timbulnya :

- Ikatan masyarakat baru yaitu kerajaan.

- Ikatan warga masyarakat diperluas, sedang ikatan dengan tanah

diperkuat.

- Batas wilayah kerajaan lebih nyata dari pada batas wilayah kesukuan

pada masa sebelumnya.

- Sikap mempertahankan daerah sendiri yang disebut tanah air sering

diperlihatkan dalam peperangan.

d. Sila IV : Prinsip Musyawarah

Meskipun kedudukan orang yang satu dibatasi oleh aturan sosial

tertentu yaitu kasta, akan tetapi prinsip musyawarah tetap berjalan.

e. Sila V

Page 9: Diktat Kewarganegaraan

- Meskipun berkembang sikap mengabdi kepada raja yang dianggap

dewa tetapi kesejahteraan umum tetap mendapat perhatian dari

para raja, seperti: pembangunan bendungan atau tanggul.

- Keberadaan orang Indonesia bersama dengan orang-orang dari luas

khususnya India dan Cina, penganut agama Hindu dan Budha

memperlihatkan sikap persaudaraan.

Semua itu menunjukkan nilai-nilai yang menjadi embrio Pancasila

tetap

bertahan.

C. Unsur Pancasila pada Tahap Perkembangan Pengaruh Budaya

Islam

Pengaruh Islam di Indonesia nampak nyata pada akhir abad XIII

seperti tertulis pada nisan Sultan Malik Al-Saleh dari Pasai, akan tetapi

pengalaman agama Islam ke Indonesia sudah lebih awal. Sedangkan

perkembangan Islam di Indonesia baru menjadi luas setelah runtuhnya

Majapahit pada abad ke-XV.

Pengaruh dari penyebaran Islam di Indonesia adalah :

- Berkembangnya a gama baru yang mengubah pemujaan dewa

menjadi pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

- Orang yang beragama Hindu dan Budha sudah menjadi Islam, narnun

penganut agama Hindu dan Budha masih ada yang bertahan, mereka

bertahan pindah ke:

Page 10: Diktat Kewarganegaraan

• Daerah pegunungan

• Ke Pulau Bali

- Orang Indonesia yang sudah Islam sanggup bekerjasama dengan

orang-orang beragama lain khususnya dalam perdagangan antar

bangsa.

- Dalam politik sering kita lihat kerjasama antar agama, misalnya :

• VOC dengan Sultan Haji dari Batam

• Dalam urusan pemberangkatan haji VOG memberikan jasa.

- Kecintaan terhadap kelompok sosial dan daerah terus berkembang.

- Sifat kerakyatan

• Di satu pihak Islam mengangkat derajat orang bawah karena ajaran

persaudaran Islam di sisi lain.

• Kita menyaksikan berkembangnya kerajaan-kerajaan feodal

dengan rajanya yang berkuasa secara absolut.

- Islam mengajarkan perbuatan amal (kebaikan) dan pemberian yang

diwajibkan (zakat).

D. Unsur Pancasila pada Tahap Perkembangan Pengaruh Budaya

Kristen dan Barat

• Orang Barat mulai masuk Indonesia pada abad XVI.

• Meskipun pada abad sebelumnya sudah ada orang Barat yang

datang ke Indonesia seperti: Marcopolo.

• Abad XV dan abad ke-XVI dikenal sebagai abad penjelajahan,

Page 11: Diktat Kewarganegaraan

orang Barat dengan keberanian dan kecerdikan menjelajah

berbagai samudera untuk menemukan negeri baru.

• Penjelajahan itu dilatarbelakangi oleh berbagai faktor, yaitu :

- Perdagangan

- Agama

- Petualangan

• Efek samping dari penjelajahan timbul nafsu menjajah.

- Sikap bersahabat selalu diperlihatkan oleh orang Indonesia

dalam menghadapi orang asing.

- Orang asing melakukan tindakan-tindakan untuk

menguasai negeri, maka sikap bersahabat itu berubah

menjadi sikap memusuhi, terbukti dari perang melawan orang

asing abad ke-XVI sampai dengan awal abad XX.

Keuntungan orang Barat datang ke Indonesia :

1. Orang Barat menjadi perantara berkembangnya agama Kristen

(Katolik dan Protestan).

2. berkembangnya agama Kristen di Indonesia memperkaya jumlah

kekayaan budaya bangsa Indonesia.

3. Orang Barat yang ada di Indonesia memperkenalkan berbagai unsur

budaya baru baik yang konkrit, seperti:

- Macam pakaian

- Cara berpakaian

- Alat transport modern atau teknologi

Page 12: Diktat Kewarganegaraan

Yang abstrak, seperti :

- Berbagai ide kenegaraan dan kemasyarakatan.

- Pengenalan pendidikan Barat yang sering dipandang sebagai ciri

pendidikan modern.

- Kesatuan nasional yang kita miliki sekarang dirintis oleh kesatuan

kolonial.

- Kondisi penjajahan memberi peluang bagi integrasi nasional yang

secara bertahap memberi jalan bagi pembentukan bangsa Indonesia

dalam pembentukan politik seperti sekarang.

Pembentukan bangsa Indonesia memang meJewati tahap perjuangan:

• Perubahan status dari orang jajahan menjadi orang merdeka hanya

dapat dicapai dengan pembentukan bangsa yang satu.

• Dengan perjuangan pula nasib ekonomi rakyat dapat diperbaiki.

• Menuju kepembentukan masyarakat baru yang adil dan makmur.

Pergerakan kebangsaan bukan saja bertujuan merebut kemerdekaan

tetapi juga bertujuan :

Menciptakan suasana kehidupan baru yang demokratis, seperti

corak demokratis yang ada di negara-negara Eropah.

Semangat keprihatinan yang feodaiistik merupakan hal yang

ditolak.

Pemeriksaan jajahan dengan berbagai cara berusaha menindas

pergerakan kebangsaan tetapi pergerakan kebangsaan tetap tumbuh dan

sanggup mempersenjatai diri dengan berbagai ide yang berasaf dari Barat

Page 13: Diktat Kewarganegaraan

yang masuk ke Indonesia lewat penjajahan, seperti :

- Kesamaan

- Kebebasan

- Demokrasi Dalam konsep yang modern

- Nasionalisme

- Sosialisme

E. Unsur Pancasila pada Tahap Mencari Bentuk Kebudayaan

Nasional Indonesia

1. Nasionalisme, Islam isme, dan Marxisme

Kebangkitan nasional ditandai dengan berdirinya Budi Utomo pada

tanggal 20 Me! 1908 di Jakarta.

Perkumpulan ini memelopori berbagai perkumpulan lain di tanah air

yaitu :

a. Yang Bercorak Nasionalisme

- Indische Partij (1912)

- Indische Vereniging (1908) kemudian menjadi

Indonesia Vereniging (1922)

- Perhimpunan Indonesia (1925)

- PNI(1927)

Page 14: Diktat Kewarganegaraan

- Partvndo dax\ PU\ fcwu {\<&>\)

- Persatuan Bangsa Indonesia (1924)

- Kemudian berfungi dengan Budi Utomo menjadi Parindra

(1935).

Pada dasarnya partai-partai ini menghendaki negara kebangsaan yang

bercorak sekuier (memisahkan agama dari urusan negara).

b. Yang Bercorak Islam

- Sarikat Dagang Islam (1911) menjadi Sarikat Islam (1912)

- Partai Sarikat Islam Indonesia (1930)

- Muhammadiyah (1912)

- Partai Islam Indonesia (1931)

Pada dasarnya perkumpulan ini menghendaki negara merdeka

berdasarkan Islam.

c. Yang Bercorak Marxisme

- ISDV (1914); pada tahun 1920 menjadi PKI atau

- ISDP (Indische Social Demokratische Partif) tahun 1918.

PKI menghendaki negara komunis.

Dari uraian di atas nyata bahwa pada zaman penjajahan Belanda

berkembang 3 paham politik, yaitu :

- Nasionalisme

- Islamisme

Page 15: Diktat Kewarganegaraan

- Marxisme

PPKD (Pakempalan Politik Katolik Dj'awi) tahun 1923 pada tahun 1930

berkembang menjadi PPKI (Perkumpulan Politik Katolik Indonesia).

Asas Katolik:

- Menjiwai perkumpulan ini

- Dia digolongkan ke partai dengan paham kebangsaan murni.

- Memperjuangkan negara kebangsaan.

Dari kenyataan di atas menunjukkan bahwa :

- Orang Indonesia memang Bhineka, akan tetapi pengalaman sejarah

telah menjadikan mereka tunggal.

- Dinyatakan oleh para pemuda dalam Sumpah Pemuda tahun 1928.

- Dari anggaran dasar berbagai pergerakan kebangsaan, kita temukan

sifat kebangsaan mereka yang berkemanusiaan.

Tujuan yang hendak dicapai :

- Perjuangan mereka untuk membentuk masyarakat yang

sejahtera.

- Untuk menginginkan tujuan ftu mereka membentuk

pemerintahan yang demokratis.

2. Proklamasi Kemerdekaan

- Penyerbuan Jepang mengakhiri pemerintah kolonial Belanda pada

Page 16: Diktat Kewarganegaraan

tahun 1942.

- Jepang berkuasa di Indonesia selama 3,5 tahun.

Pengalaman bangsa Indonesia selama pemerintahan Jepang :

- Hidup keagamaan terganggu

- Gereja sering berubah fungsinya demi kepentingan perang

Jepang.

Penindasan Jepang di luar batas menyadarkan bangsa Indonesia :

- Pengembangan nilai kemanusiaan

- Membuat Indonesia bersatu

- Pemakaian bahasa Indonesia yang luas

Sifat pemerintah Jepang yang selalu mau menang sendiri:

- Menyadarkan bangsa Indonesia akan baiknya demokrasi.

- Pemerintahan rakyat dengan permusyawaratan.

Penderitaan luar biasa yang dialami bangsa Indonesia selama

penjajahan Jepang :

- Mendorong makin giatnya perjuangan untuk mempercepat

datangnya kemerdekaan.

- Dengan kemerdekaan ada kebebasan untuk mewujudkan keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Betapapun Jepang dinilai jahat, akan tetapi penjajahan Jepang di

Indonesia dianggap:

- Mempercepat datangnya kemerdekaan.

- Mempercepat mendirikan BPUPKI dan PPKI

Page 17: Diktat Kewarganegaraan

Tujuan BPUPKI Dibentuk:

- Menyiapkan rancangan dasar negara Pancasila dan rancangan

Undang-Undang Dasar menjadi dasar negara dan UUO yang sah.

- Setelah BPUPKI menyelesaikan pekerjaannya badan ini diganti oleh

PPKI.

- PPKI dibentuk untuk mempersiapkan dan menyelenggarakan

pemindahan kekuasaan dari tangan Jepang ke tangan Indonesia.

- Setelah Jepang menyerah, maka Indonesia memproklamasikan

kemerdekaan.

Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945 maka tanggal 18 Agustus 1945 PPKI

mengambil keputusan:

1. Menetapkan UUD 1945

2. Memilih Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta masing-masing menjadi

presiden dan wakil presiden.

Kegiatan BPUPKI dan PPKI memperlihatkan dijunjung tingginya :

- Nilai persatuan

- Kesepakatan yang dicapai tentang penerimaan Pancasila menjadi

dasar dan ideologi bangsa dan negara dengan ini Indonesia bukan

negara agama, juga bukan negara sekuler melainkan negara

Pancasila, negara demokrasi berketuhanan.

- Dalam peristiwa proklamasi dijunjung tingginya nilai persatuan oleh

golongan pemuda dan pemimpin Indonesia generasi tua.

Page 18: Diktat Kewarganegaraan

3. Perumusan Pancasila Dalam 3 UUD

Perjuangan bangsa Indonesia untuk rnendirikan negara merdeka

mengalami pasang surut. Dalam mengarungi pasang surut bangsa

Indonesia pernah mempraktekkan 3 UUD yaitu :

- Undang-Undang Dasar 1945

- Konstitusi RIS

- Undang-Undang Dasar Sementara 1950

Dalam 3 UUD ini Pancasila tetap menjadi dasar negara itulah bukti

keyakinan bangsa Indonesia akan kebenaran dan ketepatan Pancasila

sebagai dasar negara.

Pembukaan UUD 1945 Konstitusi RIS UUDS 1950

1 . Ketuhanan Yang Maha Esa 1 . Ketuhanan Yang

Maha Esa

1 . Ketuhanan Yang

Maha Esa2. Kemanusiaan yang adil dan

beradab.

2. Perikemanusiaan 2. Perikemanusiaan

3. Persatuan Indonesia 3. Kebangsaan 3. Kebangsaan

4. Kerakyatan yang dipimpin

oleh hik-mat kebijaksanaan

dalam permu-syawaratan /

perwakilan

4. Kerakyatan 4. Kerakyatan

5. Keadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia

5. Keadilan sosial 5. Keadilan sosial

Page 19: Diktat Kewarganegaraan

Di samping rumusan yang ketiga di atas masih ada lagi rumusan

Pancasila dalam bentuk konsep, seperti yang dikemukakan oleh Ir.

Sukarno pada tanggal 1 Juni 1945 maupun dalam Piagam Jakarta 22 Juni

1945.

Dari ketiga rumusan maka rumusan yang kita pakai adalah yang

termuat dalam Pembukaan UUD 1945 sejak Dekrit Presiden pada tanggal

5 Juli 1959 dan oleh MPR menetapkan menjadi UUD yang sah/tetap.

Dengan dimuatnya Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 pada

hakekatnya nilai-nilai yang kita junjung tinggi telah diangkat menjadi

norma atau kaidah hukum.

4. Pancasila Dalam Tantangan

• Gerakan ekstrim kanan

- Pemberontakan DI/TII yang ' meletus pada tahun 1948

(pemberontakan ini menghendaki berdirinya negara Islam).

- Pemberontakan PKI tahun 1948 menghendaki berdirinya Republik

Soviet Indonesia.

- Dalam Sidang Konstituante di bawah UUDS 1950 yang bercorak

liberal/member! peluang untuk munculnya ide dasar negara

alternatif (pilihan) lain mempertahankan Pancasila sebagai dasar

negara.

• Dengan Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 kembali ke UUD 1945

Page 20: Diktat Kewarganegaraan

dengan dasar Pancasila. Dengan Dekrit Presiden mulai politik baru

yaitu Demokrasi Terpimpin. Demokrasi Terpimpin dilaksanakan baik

dalam teori juga dalam praktek.

• Golongan ekstrim kiri

- Menyatakan bahwa Pancasila adalah Marxisme.

- Memperkenalkan prinsip Nasakom dikatakan sama dengan

Pancasila.

- Pancasila sekedar alat pemersatu.

- Kalau sudah bersatu Pancasila tidak diperlukan lagi.

II. FUNGSI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA

1. Pengertian

Pancasila adalah nama dari dasar negara Rl yang berisi lima dasar

yaitu :

- Ketuhanan Yang IMaha Esa

Merupakan kesatuan yang - Kemanusiaan yang adil dan beradab

bulat dan utuh - Persatuan Indonesia

- Kerakyatan yang dipimpin oleh

Hikmah kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/ perwakilan.

- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia

Page 21: Diktat Kewarganegaraan

Rumusan Pancasila ini termuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang

disahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945.

Pancasila sebenamya telah ada pada bangsa Indonesia sejak

dahulu cala, unsur-unsurnya terdapat pada asas-asas kebudayaan

bangsa Indonesia yang kemudian dimatangkan dalam perjalanan

perjuangan tehidupan bangsa Indonesia.

Dalam kehidupan bangsa Indonesia Pancasila berfungsi sebagai:

- Dasar negara

- Sumber segala sumber hukum

- Filsafat bangsa

- Kepribadian bangsa

- Pandangan hidup bangsa

- Ajaran moral

- Ideologi negara

- Pemersatu/penggerak perjuangan

• Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara

- Nampak jelas karena dijabarkan ke dalam pasal-pasal UUD 1945.

- Sebagai ketentuan dasar pokok penyelenggaraan negara.

- Pasal-pasal tersebut adalah jelmaa'n dari pokok pikiran Pembukaan

UUD yang intinya adalah Pancasila.

- Merupakan pokok kaidah negara yang fundamental (norma hukum

yang pokok bagi negara).

Page 22: Diktat Kewarganegaraan

- Sebagai asas negara yang menjiwai.

- Memiliki kedudukan istimewa dalam hidup kenegaraan dan hukum

bangsa Indonesia.

- Sebagai dasar negara Pancasila mempunyai sifat imperatif

(mengikat) dalam arti setiap WNI harus mematuhinya.

• Pancasila sebagai sumber dari segala surnber hukum, yaitu :

- Sumber tertib hukum

- Segala yang berhubungan dengan kehidupan ketatanegaraan Rl

haruslah berdasar pada Pancasila.

- Semua peraturan perundangan harus sesuai dengan

Pancasila, dinyatakan dalam Ketetapan MPRS No.

XX/MPRS/1966.

- Sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia, Pancasila

merupakan:

Dasar

Rangka

Suasana kebatinan dari ketentuan hukum positif yang

berlaku.

• Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa

- Pancasila merupakan hasil kesepakatan bersama para pendiri

negara menjadi dasar negara.

- Untuk bersatu dalam sikap dan pandangan menuju hari depan

Page 23: Diktat Kewarganegaraan

yang dicita-citakan bersama.

- Pemerintah dan warga negara memiliki janji untuk melaksanakan

Pancasila, mempertahankannya serta tunduk pada asas

Pancasila.

Pancasila sebagai filsafat bangsa

- Suatu pemikiran yang mendalam untuk dipergunakan sebagai

dasar negara.

- Pancasila berkenaan dengan manusia sebab negara adalah

lembaga manusia kelima sila itu berfokus pada manusia.

- Kelima Pancasila itu tidak dipandang 5 prinsip yang berdiri sendiri,

tetapi sila-sila itu secara bersama-sama merupakan satu kesatuan

yang bulat.

- Sila yang satu dijiwai sila yang lainnya.

- Menunjukkan keyakinan bangsa Indonesia terhadap manusia

sebagai makhluk ciptaan Tuhan, yang hidup bersama dengan

manusia lain sebagai umat manusia.

- Menyelesaikan masalah hidupnya atas dasar sikap musyawarah

mufakat.

- Indonesia dapat menentukan sikap di tengah-tengah berbagai

sistem dan aliran-aliran filsafat di dunia.

Page 24: Diktat Kewarganegaraan

Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa

- Jiwa bangsa Indonesia diartikan secara statis (tetap bertahan

dalam perubahan sejarah) secara dinamis (mendorong segala

aktivitas).

- Pancasila sebagai jiwa bangsa melekat erat pada kehidupan

bangsa dan menentukan eksistensi bangsa Indonesia sebagai satu

kesatuan.

- Pancasila digali dari isi jiwa bangsa Indonesia.

Kepribadian bangsa Indonesia

- Wujud nyata dari jiwa seseorang

- Keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak/serta menunjukkan

ciri khasnya.

- Ciri khasnya yang membedakan dengan bangsa di dunia.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

Pandangan hidup bangsa adalah cara suatu bangsa menghadapi

masalah hidupnya dan menentukan arah serta cara menyelesaikannya.

Pandangan hidup mengandung konsep-konsep dasar mengenai

kehidupan yang dicita-citakan yaitu :

- Nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad untuk

Page 25: Diktat Kewarganegaraan

mewujudkannya.

- Bagaimana menjalin hubungan antara dirinya dengan Tuhan, sesama

manusia, masyarakat dan alam sekitarnya.

- Member! pedoman untuk menjalin hubungan tersebut dengan serasi

dan seimbang.

- Sebagai penuntun tingkah laku dalam segala segi kehidupan.

Misalnya : orang Indonesia memandang milik pribadi selalu juga

dalam segi sosial.

• Pancasila sebagai ajaran moral

Secara sederhana, moral adalah sebagai ukuran balk buvuknya

tingkah laku manusia.

Orang bertindak baik kalau ia bertindak sesuai dengan keputusan

suara hati, yang diarahkan oleh norma yang berlaku umum.

Moral Pancasila adalah : ajaran perilaku baik, yang mewujudkan

nilai-nilai yang termuat dalam Pancasila.

Moral Pancasila berperan dalam mengarahkan atau membimbing,

baik penyelenggaraan kenegaraan maupun perilaku warga negara

Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Moralitas yang berlaku bagi negara ditegaskan bahwa :

- UUD mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara untuk

memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang

teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

Page 26: Diktat Kewarganegaraan

- Ketetapan MPR No. ll/MPR/1978, menjabarkan kelima sila Pancasila

ke dalam 36 butir norma perilaku yang baik, sesuai dengan Pancasila

dalam bermasyarakat dan bernegara.

• Pancasila sebagai ideologi Negara

Pancasila sebagai ideologi negara termuat dalam :

- Pembukaan UUD 1945

- Cita-cita luhur negara dan bangsa Indonesia

Pembukaan adalah penuangan jiwa proklamasi yaitu jiwa

Pancasila. Ideologi Pancasila bersumber dari filsafat Pancasila.

Ideologi adalah sistem ide yang secara normatif memberikan

persepsi, landasan serta pedoman tingkah laku bagi suatu

masyarakat/bangsa, untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan. ideologi

mengandung tiga dimensi :

1. Pemahaman situasi sosial yang dihadapi.

2. Gambaran situasi baru yang akan diwujudkan.

3. Penyusunan program untuk mencapai situasi baru yang dicita-citakan.

Fungsi ideologi Pancasila tidak sekedar menjelaskan, menafsirkan

keadaan melainkan menj'adi titik tolak merubah keadaan menuju

kenyataan yang dicita-citakan.

Ciri-ciri ideologi Pancasila adalah :

- Ciptaan manusia

- Memiliki sifat terbuka

Page 27: Diktat Kewarganegaraan

- Menjunjung tinggi martabat kemanusiaan

Jadi ideologi Pancasila memberi kebebasan pada bangsa Indonesia untuk

menciptakan alternatif yang berdaya guna untuk mewujudkan cita-cita,

kemanusiaan, kebersamaan dan demokrasi.

• Pancasila sebagai pemersatu bangsa

Sebagai suatu bangsa, maka bangsa Indonesia diikat oleh perasaan :

- Senasib sepenanggungan

- Menderita akibat penjajahan asing

- Berjuang bersama untuk mencapai kemeirdekaan

Keinginan untuk dapat mengatur tata kehidupannya sendiri menuju

kepada cita-cita yang diinginkan. Cita-cita tersebut adalah Pancasila yang

merupakan jiwa proklamasi kemerdekaan.

Dengan Pancasila, bangsa Indonesia yang majemuk terdiri dari :

- Berbagai suku bangsa

- Budaya daerah Dapat dipersatukan

- Agama

- Golongan

Dari kenyataan sejarah Pancasila adalah fungsi pemersatu bangsa.

Dari forum politik Pancasila adalah kesepakatan nasional untuk menjadi

dasar dan arah kehidupan negara dan bangsa Indonesia.

Hasil perjuangan kemerdekaan tersebut diikuti oleh pembentukan

Page 28: Diktat Kewarganegaraan

pemerintah negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat berdasarkan

Pancasila.

Dengan demikian Pancasila :

- Merupakan hasil perjuangan

- Sumber inspirasi perjuangan bangsa Indonesia untuk membangun

negara.

Membangun negara untuk:

- Melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia

- Memajukan kesejahteraan umum

- Mencerdaskan kehidupan bangsa .

- Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Ini semua bisa terwujud apabila seluruh bangsa Indonesia menjadikan

Pancasila sebagai sumber inspirasi bagii perjuangan pembangunan

bangsa.

Dengan menempatkan Pancasila sebagai sumber penggerak

perjuangan, maka disini Pancasila akan difungsikan sebagai moral

pembangunan.

III. PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT BANGSA INDONESIA

A. Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat

Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani artinya harfiah "mencintai

kebijaksanaan". Berfilsafat berarti berpikir dan bertanya-tanya untuk

Page 29: Diktat Kewarganegaraan

mencari kebenaran.

Syarat-syarat berfilsafat:

- Berpikir secara kritis

- Sistematis

- Menyeluruh (tidak terbatas pada satu aspek)

- Mendalam (mencari afasan terakhir)

Pancasila merupakan suatu sistem filsafat:

- Masing-masing nilainya dan silanya saling kait mengkait merupakan

kesatuan yang menyeluruh.

- Nilai Pancasila sebagai pandangan hidup yang berasal dari

hasil pemikiran seseorang.

- Nilai Pancasila tersusun secara sistematis.

- Pancasila tersimpul hal-hal yang asasi tentang manusia secara

mendalam.

B. Tinjauan Nilai-nilai Pancasila Sebagai Dasar Hidup Bersama

Pengertian Nilai, Norma dan Sanksi

Nilai adalah sesuatu yang penting sehingga menarik keaktifan

manusia untuk mewujudkannya. Dalam usaha mewujudkan nilai-nilai

masyarakat menyediakan suatu ukuran bagi tindakan kita dan ukuran itu

disebut norma.

Norma-norma yang berlaku bagi setiap warga masyarakat ada 3 (tiga):

- Norma sopan santun berlaku atas dasar kebiasaan dan menurut

Page 30: Diktat Kewarganegaraan

pendapat banyak orang.

- Norma hukum :

Ditetapkan oleh orotitas masyarakat.

Pelaksanaannya dapat dituntut

Pelanggarannya ditindak dengan past! oleh penguasa syah dalam

masyarakat.

Norma moral diarahkan tindakan kepada tujuan akhir dari hidup

manusia.

- Sanksi adalah pelanggaran terhadap hukum.

NILAI-NILAI PANCASILA

Nilai-nilai Pancasila terdiri dari 4 (empat) nilai manusia yang bersifat

dasar, yaitu:

Hormat terhadap martabat manusia

Cinta kepada bangsa sendiri (nasionalisme)

Demokrasi atau kedaulatan rakyat

Keadilan sosial atau kesetiakawanan social

Hormat terhadap martabat manusia adalah :

Masing-masing pribadi harus dihormati sebagai nilai tertinggi.

Manusia pribadi subjek dari semua usaha sosial dan politik dan bukan

sebagai objek dari pembangunan.

Manusia memiliki martabat yang unik.

Page 31: Diktat Kewarganegaraan

Cinta kepada bangsa sendiri (nasionalisme) adalah :

Dijunjung tinggi kebersamaan yang luas

Melindungi masing-masing manusia dan menyediakan tempat untuk

perkembangan pribadi bag! setiap orang.

Solidaritas manusia (mengakui martabat setiap manusia).

Pengakuan terhadap negara atau masyarakat politik sebagai nilai.

Masyarakat politik dan semua instansi dalam negara tujuannya

dirumuskan dalam sila kelima "Keadilan sosial bag! seluruh rakyat".

Keadilan sosial sering disebut kesejahteraan rakyat yaitu keseimbangan

antara kewajiban sosial dan keuntungan pribadi.

Demokrasi atau keadilan adalah :

Sama dengan pengukuran terhadap toleransi

Setiap manusia diakui dalam tanggungjawabnya

Martabat hati nurani dari setiap orang dihormati

Setiap orang diberi hak untuk menentukan hidupnya sendiri

Ketuhanan Yang Maha Esa adalah :

Mengakui dan menjamin peranan khusus dari agama dalam hidup

bersama kita.

Setiap kelompok agama menerima baik sila pertama.

Agama netral terhadap bentuk negara.

Page 32: Diktat Kewarganegaraan

Agama dapat kerjasama dengan negara yang berbentuk manapun.

Agama-agama dan para penganutnya mengusahakan kerukunan.

PERWUJUDAN NILAI-NILAI PANCASILA

Supaya nilai-nilai Pancasila dilaksanakan perlu dibentuk :

Norma-norma yang member! petunjuk bagi tingkah laku manusia

dalam mewujudkan nilai-nilai moral Pancasila.

Untuk memudahkan pengamalan Pancasila disusun suatu pedoman

sebagai penuntun sikap dan tingkah laku manusia Indonesia dalam

kehidupan masyarakat dan negara.

Petunjuk tentang pengamalan dapat ditemukan dalam P-4

TAP ll/MPR/1978.

Demi terwujudnya nilai-nilai Pancasila, perlu beberapa

hal diperhatikan:

1. Penghargaan terhadap martabat pribadi manusia adalah terutama

penghargaan terhadap martabat pribadi orang miskin -> Perlu ada

perhatian khusus untuk kepentingan orang miskin.

2. Dapat kita pahami bahwa kita hanya dapat hidup dalam kebersamaan,

maka masing-masing orang bertanggung jawab atas kebersamaan.

Kebersamaan itu bukan kebersamaan yang aman antara kawan,

melainkan kebersamaan yang terbuka, solidaritas mesti terbuka.

3. Tanggung jawab sosial adalah praktis, mana kepentingan dan nilai

yang perlu diperhatikan dalam hidup bersama kita, tentu Pancasila

Page 33: Diktat Kewarganegaraan

sebagai asas tunggal dalam hidup bersama masyarakat. Nilai-nilai

Pancasila dikonkritkan dalam 36 butir -> perhatian pokok bukan pada

perumusan melainkan pada pelaksanaan.

4. Damai dan perdamaian sebagai cita-cita Pancasila mesti mewarnai

cara kita membentuk hidup bersama dalam satu masyarakat dan

dalam mengusahakan kesejahteraan umum. Persaingan sosial dan

politik mesti didasarkan kepada hormat terhadap martabat pribadi

yang dijiwai oleh sikap solidaritas. Atas dasar ini hak untuk

mengutarakan pendapat dan untuk memperjuangkan kepentingan

tidak boleh dicabut.

PANDANGAN INTEGRALISTIK DALAM FILSAFAT PANCASILA

> Sebagai suatu sistem filsafat, Pancasila merupakan kesatuan yang

bulat dan utuh atau merupakan kesatuan organik.

> Bagian-bagiannya (sila-silanya) saling berhubungan dengan erat.

> Sila yang satu tidak bisa dipisahkan dari sila yang lain.

> Tiap-tiap sila merupakan bagian yang mutlak, yang tidak boleh hilang

dan diganti.

Oleh karena itu dapat dikemukakan bahwa dasar filsafat negara

Indonesia itu satu bukan lima, meskipun dasar negara yang satu itu terdiri

dari lima bagian (sila).

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dasar filsafat negara

Indonesia itu bersifat majemuk tunggal (monopluralis).

Page 34: Diktat Kewarganegaraan

Yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan sila-sila Pancasila terletak

pada hakikat manusia bukan pada manusianya. Secara hakiki susunan

kodrat manusia terdiri dari:

- Jiwa, dan

- Badan

Sifat kodratnya adalah sebagai makhluk individu dan makhluk

sosial. Kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk Tuhan dan makhluk

yang berdiri sendiri (otonomi).

Aspek-aspek hakikat kodrat manusia itu dalam realitasnya adalah :

- Saling berhubungan erat

- Saling berkaitan satu dengan yang lain (jadi bersifat monopluralis pula)

- Hakikat kodrat manusia yang monopluralis itulah yang menjadi dasar

persatuan dan kesatuan sila-sila Pancasila yang merupakan dasar

filsafat negara Indonesia.

PANCASILA SEBAGAIIDEOLOGI NEGARA

Secara etimologis ideologi berarti ilmu tentang terjadinya cita-cita

yaitu suatu gagasan yang berdasarkan pemikiran. Gagasan yang

berdasarkan pokok pikiran itu menjadi pedoman suatu tindakan tertentu.

Ideologi merupakan:

- Keseluruhan sistem ide secara normatif memberikan persepsi,

landasan serta pedoman tingkah laku bagi masyarakat dalam

mencapai tujuan yang dicita-citakan.

Page 35: Diktat Kewarganegaraan

- Cara berpikir merupakan bentuk pengetahuan yang sifatnya tidak

refleksi artinya perhatian secara formal tidak ditujukan kepada

masalah-masalah kebenaran pengetahuan tetapi kepada kepentingan

yang sifatnya praktis dan konkrit.

- Belief sistem (kerangka keyakinan) karena itu berbeda dengan ilmu,

filsafat atau theology yang secara formal merupakan suatu knowledge

system yang bersifat refleksif, sistematis dan kritis.

Dalam orientasinya manusia mempunyai suatu wawasan tentang

alam, masyarakat manusia dan realitas yang dijumpainya serta dialaminya

semasa hidupnya, termasuk kesulitan dan permasalahan yang

dihadapinya.

Dalam kesadaran akan realitas tersebut ia mendapatkan nilai-nilai

kebenaran dan kebaikan serta cita-cita yang mendorong timbulnya

kegiatan untuk mewujudkannya. Dengan demikian terjadilah :

- Proses penuangan orientasi ke dalam bentuk nilai dan asas yang

normatif.

- Wawasan ke dalam bidang-bidang kehidupan dan tingkah laku.

Ideology Pancasila 1. Bukan ideologi yang bersifat totaliter

(dipaksakan) untuk diterima secara buta

seperti halnya ideologi komunisme.

2. Tetap menghormati kebebasan pribadi dan

martabat manusia.

3. Tidak melancarkan indoktrinasi melainkan

Page 36: Diktat Kewarganegaraan

menggunakan persuasi dan dialog.

4. Mengakui adanya pergeseran dan

perubahan nilai sebagai fanda adanya

dinamika masyarakat untuk mencapai

kemajuan.

Nilai-nilai Pancasila Sebagai dasar dan fiJsafat negara dijeJmakan

secara terperinci ke dalam pokok-pokok pikiran,

cita-cita dan keyakinan sebagaimana termuat

dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Page 37: Diktat Kewarganegaraan

IV. PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Pancasila sebagai suatu kristalisasi nilai-nilai perlu dituangkan di

dalam peraturan perundang-undangan.

Supaya pandangan hidup dan ideologi bangsa mempunyai kekuatan

hukum yang imperatif (bersifat memerintah atau memaksa) yang mengikat

semua warga negara untuk mentaati dan melaksanakannya.

Makna dan Kedudukan Pembukaan DUD 1945

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 memuat uraian yang

dialektik (metode berpikir) dimulai dengan :

Tesis (Penderitaan Bangsa Terjajah) kemudian

Antitesis Berupa perjuangan melawan penjajah dan kemudian sebagai

Sintesis Pokok-pokok pikiran atau aspirasi hidup bangsa Indonesia

menuju ke masyarakat yang sejahtera secara merata.

Makna Pembukaan

- Pembukaan pada hakikatnya adalah sumber dari motivasi, aspirasi

perjuangan serta tekad rakyat dan bangsa Indonesia.

- Menjadi sumber kekuatan yang menggerakkan rakyat Indonesia

mengarungi lautan perjuangan yang penuh kesukaran dan tantangan.

- Sumber dari cita-cita hukum dan cita-cita moral yang ingin diwujudkan

baik dalam lingkungan nasional maupun internasional.

- Perjanjian moral yang sangat luhur antara wakil-wakil rakyat Indonesia

Page 38: Diktat Kewarganegaraan

di dalam mendirikan negara.

Kedudukan Pembukaan UUD 1945

- Merupakan kaidah negara yang fundamental yaitu :

Menjadi dasar bagi kaidah-kaidah lain.

Menjadi sumber bagi kaidah-kaidah lain yang lebih rendah

tingkatnya.

Kaidah-kaidah lain harus sesuai atau tidak bertentangan dengan

Pembukaan UUD 1945 (Pembukaan berkedudukan di atas

Undang-Undang Dasarnya)

- Pembukaan UUD 1945 berintikan Pancasila.

- Lima nilai pokok dalam budaya bangsa Indonesia.

Oleh karena itu harus :

- Dijunjung tinggi dalam hidup bermasyarakat.

- Siapapun yang menjadi WNI, apapun kedudukannya.

- Semua lembaga baik kemasyarakatan maupun kenegaraan harus

berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi.

Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945 Dengan Batang Tubuh UUD

1945

- Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang

fundamental berisi pokok-pokok pikiran bangsa Indonesia.

- Pokok-pokok pikiran itu diciptakan oleh UUD 1945 dalam pasal-

pasalnya.

Page 39: Diktat Kewarganegaraan

- UUD 1945 harus sesuai atau tidak bertentangan dengan Pembukaan

UUD 1945 yang berintikan Pancasila.

- Pasal dalam UUD 1945 dicarikan kaitannya dengan Pancasila.

- Pembukaan UUD 1945 yang berintikan Pancasila benar-benar

menjiwai UUD 1945 dalam pasal-pasalnya.

- UUD 1945 tafsiran operasional dari Pembukaan UUD 1945.

Indonesia Negara Hukum dan Negara Kesejahteraan

Pada zaman dahulu raja-raja berkuasa mutlak, tidak jarang terjadi

ketidaksewenang-wenangan terhadap rakyat, perintah raja adalah

Undang-Undang yang harus ditaati sepenuhnya oleh rakyat, sedang raja

di atas Undang-Undang. Sehingga timbul reaksi di kalangan rakyat

terhadap kesewenang-wenangan tersebut. rakyat berjuang untuk

membentuk negara atau pemerintahan yang diatur oleh Undang-Undang

Dasar atau konstitusi.

Dalam perkembangannya negara konstitusional dan negara hukum

belum memenuhi harapan, karena persamaan berdasarkan hukum belum

menjamin kesejahteraan umum.

Page 40: Diktat Kewarganegaraan

UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Pengertian Undang-Undang Dasar 1945 adalah keseluruhan

naskah yang terdiri dari pembukaan, batang tubuh dan penjelasan.

Kedudukan Undang-Undang Dasar 1945 adalah merupakan hukum

yang menempati kedudukan yang tertinggi. Fungsi Undang-Undang Dasar

1945 adalah sebagai alat kontrol. Sifat Undang-Undang Dasar 1945

adalah singkat yaitu 37 pasal, 4 aturan peralihan, 2 ayat aturan tambahan.

POLA PELAKSANAAN P4 (PANCASILA)

A. Pancasila Sebagai Moral Pembangunan

Dengan bekal penghayatan Pancasila dan dengan pengamalan

Pancasila oleh setiap manusia Indonesia, maka gerak pembangunan yang

kita lakukan bersama-sama akan berjalan lurus dan tiba dengan selamat

kepada tujuannya.

Unsur pelaku pembangunan itu sendiri adalah manusia. Karena

Pancasila adalah dasar dan tujuan kehidupan bangsa kita maka setiap

gerak, arah dan cara kita melaksanakan pembangunan itu harus

senantiasa dijiwai oleh Pancasila.

B. Faktor Kepemimpinan Oalam Rangka Pelaksanaan P4

Peranan kepemimpinan dalam menghayati dan mengamalkan

Pancasila menduduki tempat yang sangat penting dan menentukan dalam

Page 41: Diktat Kewarganegaraan

masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu penonjolan sikap dan tingkah laku, tindak tanduk

seorang pemimpin, baik yang menyangkut kehidupan pribadi maupun

kehidupan sosial yang mencerminkan nilai-nilai moral Pancasila akan

memberikan pengaruh yang sangat besar pada masyarakat

lingkungannya.

Beberapa prinsip utama dari kepemimpinan Pancasila antara

lain :

Ing Ngarso Sung Tulodo : Seorang pemimpin harus mampu lewat

sikap dan perbuatannya.

Menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan orang-orang

yang dipimpinnya.

Ing Madya Mangun Karso : Seorang pemimpin harus mampu

membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi.

Pada orang-orang yang dibimbingnya.

Tut Wuri Handayani : Seorang pemimpin harus mampu mendorong

orang-orang yang diasuhnya. Agar berani berjalan di depan dan

sanggup bertanggung jawab.

C. Pola Pelaksanaan P4

1. Jalur Pendidikan

Dalam melaksanakan P4, maka peran pendidik sangat penting, baik

pendidikan di sekolah (formal) maupun pendidikan di luar sekolah

Page 42: Diktat Kewarganegaraan

(non

formal) yang terlaksana dalam keluarga sekolah dan lingkungan

masyarakat. *

a. Keluarga

Keluarga merupakan wadah pembentukan insan Pancasila.

Penghayatan dan pengamalan Pancasila perlu di tanam, di pupuk

dan dikembangkan dalam diri anak sejak kecil sehingga nilai-nilai

luhur Pancasila dilaksanakan dalam hidup sehari-hari.

b. Sekolah

P4 perlu diintegrasikan ke dalam kurikulum melalui TK s/d PT.

c. Lingkungan

Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan generasi muda

sangat besar, maka pelaksanaan P4 melalui program pendidikan

luar sekolah seperti :

- Kepramukaan

- Remaja putus sekolah

- Pendidikan orang dewasa

- Berbagai kegiatan penerangan, seperti : acara radio, TV dan

film. Harus selalu berisi dan memperkuat nilai-nilai Pancasila.

2. Jalur Media Massa

- Melalui media tradisional, seperti pewayangan serta bentuk-bentuk

seni rakyat lainnya.

Page 43: Diktat Kewarganegaraan

- Melalui media modern, seperti: Pers, Radio dan TV.

Dalam menggunakan komunikasi modern perlu dijaga agar dihindari

siaran-siaran yang tidak menguntungkan bagi pelaksanaan P4.

3. Jalur Organisasi Sosial Politik

Sesuai dengan tekad untuk menjunjung tinggi demokrasi dan

menegakkan kehidupan konstitusional maka semua anggota dan

kader-kader : PPP, PDI dan Golkar berusaha melaksanakan P4

sehingga Pancasila Sakti lestari di Republik Indonesia.

Page 44: Diktat Kewarganegaraan

PENDIDIKAN KEWIRAAN

Bangsa Indonesia yang mendiami kepulauan nusantara

telah menyadari bahwa :

Secara kodrati memiliki sifat kemajemukan dan kebhinekaan dalam

suku, budaya, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa.

Dari tinjauan sejarah sejak zaman Sriwijaya dan Majapahit telah

ada upaya untuk menyatukan wilayah nusantara, namun

selalu kurang mampu menghadapi tantangan zaman dan

mempertahankan kejayaan yang telah dicapai.

Keadaan yang demikian menyebabkan penduduk nusantara

berada dalam kondisi pecan belah, sehingga penjajah dapat

leluasa mengadakan penindasan selama lebih dari 5 abad.

Pengertian Pendidikan Kewiraan

a. Pendidikan kewiraan agak berbeda dengan program Wajib

Latih Mahasiswa (Walawa) yang pernah dilaksanakan sebelum tahun

1970-an,

- Pendidikan Walawa/Menwa:

• Dititikberatkan pada pendidikan fisik

• Bersifat ekstrakurikuler yang sifatnya sukarela

- Pendidikan Kewiraan :

Page 45: Diktat Kewarganegaraan

• Dititikberatkan pada kemampuan penalaran ilmiah yang bersifat

kognitif dan efektif tentang bela negara dalam rangka ketahanan

nasional.

• Bersifat intrakurikuler dan wajib

b. Istilah pendidikan kewiraan merupakan panduan dua kata

yaitu pendidikan dan kewiraan.

Dalam Undang-Undang No. 2/1989 tentang Pendidikan Nasional Bab

I Pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar

untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, latihan bagi peranannya di masa mendatang.

c. Kata kewiraan berasal dari kata dasar "wira" yang berarti satria,

patriot, pahlawan.

Setelah mendapatkan awalan ke dan akhiran -an dapat diartikan

sebagai kesadaran, kecintaan, kesetiaan dan keberanian membela

bangsa dan tanah air Indonesia.

d. Pengertian dari pendidikan kewiraan adalah usaha sadar untuk

menyiapkan peserta didik dalam mengembangkan kecintaan,

kesetiaan, keberanian untuk berkorban membela bangsa dan tanah

air Indonesia.

Landasan Hukum

a. Undang-Undang Dasar 1945

- Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam alinea II dan IV

Page 46: Diktat Kewarganegaraan

tersurat dalam cita-cita, tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia

tentang kemerdekaan.

- Pasal 30 ayat (1), Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut

serta dalam usaha pembelaan negara.

- Pasal 31 ayat (1), Tiap-tiap warga negara berhak

mendapat pengajaran.

b. Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem pendidikan

nasional. Bab IX Pasal 39 ayat (2) sesuai penjelasannya bahwa

pendidikan bela negara dan pendidikan kewiraan termasuk dalam

pendidikan kewarganegaraan.

c. Undang-Undang No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan

pokok pertahanan keamanan negara Rl.

1. Pasal 18 hak dan kewajiban warga negara yang diwujudkan

dengan keikutsertaan dalam upaya bela negara diselenggarakan

melalui pendidikan pendahuluan bela negara sebagai bagian tidak

terpisahkan dalam sistem pendidikan nasional.

2. Pasal 19 ayat (2) pendidikan pendahuluan bela negara wajib

diikuti oleh setiap warga negara dan dilaksanakan secara

bertahap yaitu :

- Tahap awal pada pendidikan tingkat dasar sampai menengah

dan dalam gerakan Pramuka.

- Tahap lanjutan dalam bentuk pendidikan kewiraan pada tingkat

pendidikan tinggi.

Page 47: Diktat Kewarganegaraan

Maksud dan Tujuan Pendidikan Kewiraan

Maksud Pendidikan Kewiraan

Adalah memperluas cakrawala berpikir para mahasiswa sebagai

pejuang bangsa dalam usaha menciptakan kesejahteraan dan keamanan

nasional.

Dengan pendidikan kewiraan ini outputnya diharapkan dapat

menumbuhkan aspirasi kepada mahasiswa sebagai calon pimpinan

nasional yang memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mampu menghayati dan mengimplementasikan wawasan nusantara

dan ketahanan nasional.

2. Mampu memahami politik dan strategi nasional serta mampu

menyebarkan dan melaksanakan materi-materi GBHN sesuai dengan

bidang profesinya.

3. Mampu berperan serta dalam sistem pertahanan keamanan rakyat

semesta.

Tujuan Pendidikan Kewiraan

Adalah untuk memupuk kesadaran bela negara dan berpikir

komprehensif integral di kalangan mahasiswa dalam rangka ketahanan

nasional dengan didasari pada :

1. Kecintaan kepada tanah air

2. Kesadaran berbangsa dan bernegara kesatuan Rl

3. Yakin akan kesaktian Pancasila dan UUD 1945

Page 48: Diktat Kewarganegaraan

4. Rela berkorban demi bangsa dan negara

5 Kemampuan awal bela Negara

Ruang Lingkup Pendidikan Kewiraan

- Wawasan nusantara

- Ketahanan nasional

- Politik dan strategi nasional

- Politik dan strategi pertahanan keamanan nasional

- Sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.

Page 49: Diktat Kewarganegaraan

WAWASAN NUSANTARA

Pengertian

Kata wawasan mengandung arti : cara pandangan, tinjauan,

penglihatan atau tanggapan indrawi.

Istilah nasional menunjukkan kata sifat, ruang lingkup bentuk yang

berasal dari kata istilah nation yang berarti bangsa yang telah

mengidentikkan diri dalam kehidupan bernegara.

Latihan nusantara menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan

gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak diantara Samudera Pasifik

dan Samudera Indonesia serta diantara Benua Asia dan Benua Australia.

Wawasan nusantara diartikan cara pandang bangsa Indonesia

tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang

dilandasi Pancasila dan UUD 1945.

Wawasan Nusantara Dalam Hubungannya Dengan

Perundang-undangan Republik Indonesia

1. TAP MPR No. IV/MPR/1973 tentang GBHN.

2. TAP MPR No. ll/MPR/1983 tersebut Bab II Sub e; Pokok-pokok

wawasan nusantara dinyatakan sebagai wawasan dalam mencapai

tujuan pembangunan nasional.

Page 50: Diktat Kewarganegaraan

Wawasan Nusantara Mencakup:

a. Kesatuan Politik adalah perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu

kesatuan politik dalam arti:

Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan

kekayaannya merupakan satu kesatuan :

- Wilayah

- Wadah

- Ruang hidup seluruh bangsa

- Serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.

Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan

berbicara dalam berbagai bahasa daerah, memeluk dan meyakini

berbagai agama harus merupakan kesatuan bangsa yang bulat

dalam art! Yang seluas-luasnya.

Bahwa secara psikologis bangsa Indonesia harus merasa satu,

senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, mempunyai

satu tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.

Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi

bangsa dan negara yang melandasi, membimbing dan

mengarahkan bangsa menuju tujuan.

Bahwa seluruh kepulauan nusantara merupakan satu kesatuan

hukum dalam arti bahwa hanya ada satu hukum nasional yang

mengabdi kepada kepentingan nasional.

b. Kesatuan sosial budaya adalah perwujudan dari kepulauan nusantara

Page 51: Diktat Kewarganegaraan

sebagai satu kesatuan sosial dan budaya dalam arti:

Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, prikehidupan bangsa

harus merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya

tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang

serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan

kemajuan bangsa.

Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedang

corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya

bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya

bangsa seluruhnya, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh

bangsa.

c. Kesatuan ekonomi adatah perwujudan kepulauan nusantara seba^av

kesatuan ekonomi dalam arti :

Bahwa kekayaan wilayah nusantara baik potensial maupun efektif

adalah modal dan milik bersama bangsa, keperluan hidup sehari-

hari harus tersedia, merata di seluruh wilayah tanah air.

Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di

seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki oleh

daerah-daerah dalam pengembangan kehidupan ekonominya.

d. Kesatuan pertahanan keamanan adalah perwujudan kepulauan

nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam

arti :

Bahwa ancaman terhadap satu pulau, satu daerah pada

Page 52: Diktat Kewarganegaraan

hakekatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan

negara.

Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang

sama dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.

Latar Belakang Wawasan Nusantara

Latar belakang wawasan nusantara dipandang dari sudut :

1. Geografi, geopoiitik, geostrategi

a. Geografi

Keadaan geografi dan demografi Indonesia sebagai negara

terbesar diantara negara-negara Asia Tenggara. Negara Indonesia

merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 13.667 pulau

(menurut hasil penelitian ulang oleh Dinas Hidrohosiografi TNI-AL

berjumlah 17.508) pulau-pulau dan gugusan pulau-pulau besar dan

kecil, dengan 6.044 diantaranya memakai nama dan lain-lain belum

dikenal namanya.

Kepulauan Indonesia bertebaran sebelah menyebelah

khatulistiwa dengan batas di sebelah :

Utara : ± 6° Lintang Utara

Selatan :±11° Lintang Selatan

Barat : ±94° BujurTimur

Timur :±141° BujurTimur

Jarak paling jauh antara dua tempat, dengan arah :

Page 53: Diktat Kewarganegaraan

- Utara - Selatan :± 1.888 Km

- Barat-Timur :± 5.110 Km

- Bagian Barat perairan Indonesia relatif dangkal.

- Bagian Timur perairan Indonesia relatif dalam

- Bagian Barat Indonesia wilayah daratan lebih menonjol

- Sedang bagian Timur perairan/lautan yang lebih dominan

Wilayah Indonesia mempunyai iklim tropis dan dua musim

sehingga amat dipengaruhi oleh adanya angin-angin pasat, tetapi tidak

dilanda oleh topan-topan karenanya wilayah ini sangat baik untuk lalu

lintas penerbangan dan pelayaran.

Wilayah Indonesia terdiri dari tanah subur kecuali di Kalimantan

yang sebagian subur dan sebagian tidak subur, di Irian Jaya kurang

subur, kecuali daerah dataran tinggi.

Indonesia mempunyai kekayaan alam yang efektif maupun

potensial terutama bahan-bahan vital dan strategis seperti minyak bumi,

timah, besi, batu bara.

Tanah air mengandung arti bangsa Indonesia tidak pernah

memisahkan "tanah dan air", lautan dan daratan. Daratan dan lautan

merupakan kesatuan yang utuh. Laut dianggap sebagai pemersatu bukan

sebagai pemisah antar pulau satu dengan pulau lainnya.

Jika kita perhatikan, letak tanah air Indonesia yang disebut

Nusantara terlihat:

Page 54: Diktat Kewarganegaraan

- Di Utara dan Selatan adalah benua-benua

- Di Timur dan Barat adalah samudera-samudera Jadi kedudukan

Indonesia terletak pada tempat/posisi silang di tengah-tengah

percaturan lalu lintas kehidupan dunia yang sangat ramai.

b. Geopolitik

Istilah geopolitik adalah singkatan dari "Geographical politik"

dicetuskan oleh Rudolph Kjellen. Kjellen mencetuskan suatu sistem politik

yang menyeluruh yang terdiri dari:

- Geopolitik

- Demopolitik

- Ekonomopolitik

- Sosiopolitik

c. Geostrategi

Posisi silang Indonesia bisa membawa pengaruh-pengaruh

terhadap kehidupan bangsanya. Pengaruh tersebut dapat merupakan

pengaruh baik dan pengaruh buruk terhadap kehidupan bangsa

Indonesia.

Page 55: Diktat Kewarganegaraan

HISTORIS DAN YURIDIS FORMAL

A. Wawasan Nusantara Sebagai Wawasan Wilayah

Gagasan wawasan nusantara berpangkal tolak dari konsepsi

negara kepulauan.

Konsepsi negara kepulauan mula-mula dikemukakan pada tanggal

13 Desember 1957 dalam bentuk "Deklarasi Juanda" yang menyatakan :

1. Bahwa bentuk geografi Indonesia sebagai suatu negara kepulauan

mempunyai sifat dan corak tersendiri.

2. Bahwa menurut sejarah sejak dahulu kala kepulauan Indonesia

merupakan suatu kesatuan.

3. Bahwa batas laut teritorial yang termaktub dalam Territotiale Zee En

Maritime Kringen Ordonantie 1939, memecah keutuhan teritorial

Indonesia karena membagi wilayah daratan Indonesia dalam bagian-

bagian terpisah dengan teritorialnya sendiri-sendiri.

B. Wawasan Nusantara Sebagai Wawasan Kekuatan

Sampai tahun 1965 dalam memperkembangkan Angkatan

Bersenjata Rl, tiap-tiap matra mempunyai wawasan sendiri:

1. Angkatan Darat menganut Wawasan Benua yang dirumuskan dalam

Doktrin "Tri Ubaya Cakti".

2. Angkatan Laut menganut Wawasan Bahari yang dirumuskan dalam

Doktrin "Eka Gasana Jaya".

Page 56: Diktat Kewarganegaraan

3. Angkatan Udara menganut Wawasan Dirgantara dirumuskan dalam

Doktrin "Swa Buana Pakca".

4. Angkatan Kepolisian mempunyai Doktrin "Tata Tentram Kerta

Raharja".

Adanya perbedaan itu dipergunakan PKI untuk mengadu domba

antar angkatan. Maka ada upaya untuk menyusun doktrin "Kesatuan dan

Persatuan" yang mencakup keempat matra menjadi (ABRI), upaya ini

dilakukan tahun 1966 sebagai doktrinnya : "Chatur Dharma Eka Krama".

Pada tahun inilah dikumandangkan wawasan nusantara sebagai wawasan

Hankamnas berkembang menjadi wawasan nasional.

C. Wawasan Nusantara Sebagai Wawasan Ketatanegaraan

Wawasan nasionai mencakup wawasan dalam bidang :

- Politik

- Ekonomi

- Sosial budaya

- Hankam

UNSUR DASAR WAWASAN NUSANTARA

Wawasan nusantara mempunyai 3 (tiga) unsur utama :

- Wadah Konsepsi dasar wawasan nusantara

- Isi Konsepsi dasar wawasan nusantara

- Tata laku Konsepsi pelaksanaannya

Page 57: Diktat Kewarganegaraan

1. Wadah

Dalam meninjau wadah ini maka perlu membicarakan terlebih

dahulu azas Archipelago. Archipelago berasal dari kata Archi artinya

penting, pelagus artinya laut atau wilayah lautan. Kalau kedua kata itu

dirangkaikan, maka memperoleh suatu pengertian wilayah laut dengan

kumpulan pulau-pulau didalamnya.

Archipelago memiliki art! ke dalam dan keluar sebagai berikut:

Ke dalam : Nusantara lebih menampakkan sifat dan ciri

sebagai, kesatuan wilayah laut dengan pulau-pulau dan

gugus pulau-pulau di dalamnya yang merupakan satu

kesatuan utuh dengan segenap unsur-unsurnya yang

manunggal.

Keluar : Nusantara yang letak geografisnya berada diantara dua

benua dan dua samudera, sehingga berada di

persimpangan jalan penghubung, memiliki sifat dan cirri

sebagai posisi silang dengan segala konsekwensinya

sendiri, sehingga merupakan kepribadiannya.

2. Isi

Isi terdiri dari tiga unsur yaitu :

- Cita-cita

- Sifat dan ciri-ciri

- Cara kerja

Page 58: Diktat Kewarganegaraan

Cita-cita yang terkandung dalam wawasan nusantara adalah seperti yang

dirumuskan di dalam UUD 1945 ialah untuk membentuk suatu

pemerintahan Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Sifat dan Ciri-ciri

Wawasan nusantara mempunyai ciri-ciri dan sifat:

a. Manunggal

Keserasian dan keseimbangan yang dinamis dalam segenap aspek

kehidupan, baik aspek alamiah maupun aspek sosial. Aspek

kehidupan sosial itu selalu menuntut untuk dimanunggalkan secara

serasi dan berimbang sesuai dengan makna Bhineka Tunggal Ika

yang merupakan sifat azasi dari negara Pancasila.

b. Utuh Menyeluruh

Bagi nusantara dan rakyat Indonesia sehingga merupakan satu

kesatuan yang utuh bulat dan tidak dapat dipecah-pecah oleh

kekuatan apapun dan bagaimanapun sesuai dengan satu nusa, satu

bangsa dan satu bahasa.

Cara kerja dalam wawasan nusantara berpedoman pada Pancasila

sebagai kebulatan pandangan hidup bangsa Indonesia.

Page 59: Diktat Kewarganegaraan

c. Tata laku

Tata laku dapat dirinci dalam dua unsur yaitu :

- Tata laku batiniah

- Tata laku lahiriah

Tata laku batiniah akan tumbuh dan terbentuk karena kondisi dalam

proses pertumbuhan hidupnya:

- Pengaruh keyakinan pada suatu agama

- Pengaruh kondisi kekuasaan yang memungkinkan berlangsungnya

kebiasaan-kebiasaan hidup.

Tata laku lahiriah :

- Tata perencanaan

- Tata pelaksanaan

- Tata pengawasan

Page 60: Diktat Kewarganegaraan

KONSEPSI DASAR KETAHANAN NASIONAL

1. Metode Astagatra

Manusia sebagai salah satu jenis makhluk Tuhan pertama-tama

berusaha mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya

(survival). Dalam rangka ia memenuhi keperluan hidupnya dari yang

paling pokok sampai yang paling mutakhir baik bersifat materil maupun

kejiwaan. Untuk keperluan tersebut manusia hidup berkelompok (Homo

Socius) dan memperkaya diri dengan alat peralatan penolong serta

menghuni suatu wilayah tertentu yang dibinanya dengan kemampuan dan

kekuasaan (zoon politicon).

Secara antropologi budaya manusia merupakan :

- Makhluk Tuhan tersempurna

- Manusia mempunyai kemampuan berpikir

- Manusia punya keterampilan Sehingga lahir manusia yang berbudaya.

Sebagai manusia budaya manusia mengadakan hubungan dengan

alam sekitarnya dalam mempertahankan eksistensinya yaitu :

- Manusia - Tuhan - Agama/kepercayaan

- Manusia - Cita-cita - Ideologi

- Manusia - Kekuasaan/kekuatan - Politik

- Manusia - Pemenuhan kebutuhan - Ekonomi

- Manusia - Penguasaan/pemanfaatan alam - llmu pengetahuan dan

teknologi

Page 61: Diktat Kewarganegaraan

- Manusia - Manusia - Sosial

- Manusia - Rasa keindahan - Kesenian

- Manusia - Rasa aman - Hankam

Dari kesimpulan di atas :

Manusia bermasyarakat untuk mendapatkan keperluan hidupnya

yaitu kesejahteraan dan keselamatan serta keamanannya. Oleh karena itu

ketahanan nasional hakekatnya : "Merupakan konsepsi di dalam

pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan serta keamanan di

dalam kehidupan nasional".

Kehidupan nasional tersebut dapat dibagi dalam beberapa aspek

yaitu aspek alamiah dan aspek sosial meliputi Gatra. Aspek alamiah

berjumlah 3 (tiga) maka dinamakan "Tri Gatra".

Tri Gatra terdiri dari:

- Posisi dan lokasi geografi negara

- Keadaan dan kekayaan alam Si kaya mampu

- Keadaan dan kemampuan penduduk

Aspek sosial/kemasyarakatan berjumlah 5 (fima), maka dinamakan

"Panca Gatra". Panca Gatra terdiri dari:

- Idiologi

- Politik

- Ekonomi IPOLEKSOSBUDHANKAM

- Sosial budaya

- Hankam

Page 62: Diktat Kewarganegaraan

Antara Tri Gatra dan Panca Gatra serta antar Gatra terdapat hubungan

timbal balik yang erat yang dinamakan :

- Keterhubungan (Korelasi)

- Ketergantungan (Interdepensi)

Contoh :

- Hans Morgenthau dalam bukunya "Politics Among Nations"

- Geografi

- Sumber alam : makanan dan bahan baku

- Kapasitas industri

- Kesiapsiagaan militer:

Teknologi

Kepemimpinan

Kualitas dan kuantitas angkatan perang

- Penduduk :

Distribusi

Kecenderungan

- Karakter nasional

- Semangat nasionat

- Kualitas diplomasi

- Kualitas pemerintahan

Alfred Thayer Mahan dalam bukunya "The Influence Sea Power On

History"; merinci sebagai berikut:

- Letak geografi

Page 63: Diktat Kewarganegaraan

- Bentuk/wujud bumi

- Luas wilayah

- Jumlah penduduk

- Watak nasional/bangsa

- Sifat pemerintahan

Dalam pembahasan perikehidupan nasional kita akan selalu memakai

metode Astagatra yang mencerminkan pemikiran komprehensif - integral

atau utuh menyeluruh.

2. Penjelasan Tiap-tiap Gatra di dalam Astagatra

a. Posisi dan Lokasi Geografi Negara

Posisi dan lokasi geografi suatu negara dapat memberikan

petunjuk mengenai tempatnya di atas bumi yang memberikan gambaran

tentang bentuk kedalam dan bentuk ke luar.

Bentuk ke dalam :

Menampakkan corak wujud dan tata susunan tertentu, misalnya :

Indonesia merupakan suatu kesatuan laut dengan pulau-pulau di

dalamnya.

Bentuk ke luar negeri :

Dapat diketahui situasi dan kondisi lingkungan, serta hubungan timbal

balik antara negara dan lingkungannya.

Ada dua jenis negara yang mempunyai ciri khusus berkenaan

dengan lokasinya, yaitu:

Page 64: Diktat Kewarganegaraan

1) Negara dikelilingi daratan

Lingkungan negara demikian itu bersifat serba daratan atau serba

benua. Ciri serba benua tersebut mempengaruhi dan menentukan cara

pandang negara yang bersangkutan di segala bidang kehidupan

nasionalnya.

2) Negara dikelilingi lautan

Negara-negara demikian dapat dibagi dalam :

a) Negara kepulauan (Archipelago State)

Yang dimaksud dengan negara kepulauan adalah negara yang

terjadi dari kumpulan pulau-pulau dan bentuk-bentuk alamiah lain

yang mempunyai hubungan erat satu dengan lainnya, sehingga

membentuk satu keutuhan geografis, ekonomis dan politis.

b) Negara pulau

Unsur daratan lebih besar daripada unsur lautan

Pengaruh Lokasi dan Posisi Geografis

Sesuai dengan kodrat maka wilayah lingkungan tersebut senantiasa

mengarah ke pengintegrasian yang disesuaikan dengan perkembangan

integrasi kehidupan sosial. Misalnya : kerjasama di bidang ekonomi, sosial

budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Page 65: Diktat Kewarganegaraan

Geopolitik dan Geostrategi

Pengaruh letak geografi terhadap politik melahirkan geopolitik serta

geostrategi. Kita kenal beberapa wawasan nasional (national outlook)

yang tumbuh karena pengaruh tersebut seperti:

- Wawasan benua

- Wawasan samudera

- Wawasan benua, bahari (kombinasi)

- Wawasan dirgantara

b. Keadaan dan Kekayaan Alam

Hidup berkembang biak dan mempertahankan diri dengan cara

memanfaatkan alam dan kekayaan yang didapatkan di tanah airnya

merupakan naluri dan fungsi utama semua rnakhluk Tuhan.

Pemanfaatan kekayaan alam merupakan salah satu fungsi

perikemanusiaan dan karenanya harus digunakan secara berhasil dan

berdaya guna.

Setiap bangsa wajib mempersiapkan potensi alam sederajatnya

dengan kemampuan bangsa lain, agar bentrokan ekonomi dan budaya di

dunia dapat dihindari.

Pengertian Kekayaan Alam

Kekayaan alam suatu negara ialah segala sumber dan potensi

alam yang didapatkan di bumi, laut, dan udara yang berada di wilayah

Page 66: Diktat Kewarganegaraan

kekuasaan suatu negara. Kekayaan alam dibagi dalam 3 golongan :

- Hewani (fauna)

- Nabati (flora)

- Mineral

Kekayaan alam berada di dalam 3 lingkungain :

1. Di atmosftr yaitu : sinar matahari, oksigen dan karbondioksida.

2. Di permukaan bumi yaitu : tanah (tempat berpijak, tempat tinggal,

tempat bercocok tanam) dan perairan laut (makanan, protein, dan

hewani).

3. Di dalam bumi yaitu mineral minyak bumi, biji besi, uranium, batu bara,

semua energi alami (gas alam, air tanah, panas bumi).

Salah satu sifat khusus sumber alam adalah distribusinya tidak

teratur dan tidak merata di bumi ini (Dilihat dari sumber alam dikenal

adanya kaya dan miskin).

Oleh karena itu di dalam pemanfaatannya tidak dapat dielakkan

adanya ketergantungan antar negara di bidang sumber alam yang dapat

menimbulkan problem hubungan internasional yang kompleks.

c. Keadaan dan Kemampuan Penduduk

Penduduk adalah manusia yang mendiami suatu tempat atau wilayah.

Masalah penduduk:

- Jumlah penduduk

- Komposisi penduduk

Page 67: Diktat Kewarganegaraan

- Distribusi penduduk

Faktor penduduk yang mempengaruhi ketahanan nasional:

1. Jumlah penduduk berubah karena kematian, kelahiran dan pendatang

baru. Kapasitas produksi tetap harus disertai dengan pertambahan

kesempatan kerja, jika tidak demikian akan timbul pengangguran

sehingga problem sosial yang timbul dapat melemahkan ketahanan

nasional.

2. Komposisi penduduk

Bertambahnya penduduk golongan muda menimbulkan persoalan

penyediaan fasilitas pendidikan dan perluasan lapangan kerja. Bila

persoalan itu tidak diatasi akan menimbulkan kegoncangan sosial

yang dapat melemahkan ketahanan nasional.

3. Distribusi penduduk

Distribusi penduduk yang ideal adalah yang memenuhi persyaratan

kesejahteraan dan keamanan. Seperti : daerah yang memungkinkan

jaminan kehidupan ekonomi semaksimal mungkin yaitu daerah

ekonomi strategi dan daerah yang mudah digarap.

d. Ideologi

Ideologi adalah perangkat prinsip pengarahan yang dijadikan dasar

serta memberikan dasar serta memberikan arah dan tujuan untuk

mencapai di dalam melangsungkan dan mengembangkan hidup dan

kehidupan nasional suatu bangsa.

Page 68: Diktat Kewarganegaraan

Sesuai dengan kompleksitas kehidupan manusia maka ideologi

menjabarkan diri di dalam beberapa nilai ideologi juga suatu sistem nilai.

Pengertian Ketahanan di Bidang Ideologi

Kondisi dinamik berisi keuletan dan ketangguhan dan kemampuan

mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi

segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang

membahayakan kelangsungan kehidupan ideologi suatu bangsa.

Faktor yang mempengaruhi ketahanan di bidang ideologi yaitu nilai

dan sistem nilai. Ideologi negara merupakan sistem nilai yang mencakup

segenap nilai hidup dan kehidupan bangsa.

e. Politik

Politik adalah pusat kekuasaan di dalam suatu negara berada pada

pemerintahannya maka perjuangan memperoleh kekuatan berubah

menjadi perjuangan menguasai pemerintah.

Pengertian ketahanan di bidang politik ialah kondisi dinamika suatu

bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan

mengembangkan kekuatan nasional di dalam mengatasi segala

tantangan, hambatan, ancaman serta gangguan yang membahayakan

kelangsungan hidup politik suatu bangsa.

Kehidupan politik dapat dibagi 2 (dua) sektor yaitu :

1. Sektor pemerintah sebagai keluaran (output) yaitu menentukan

Page 69: Diktat Kewarganegaraan

kebijakan umum yang bersifat politik.

2. Sektor masyarakat penghasil masukan (input) yaitu terwujudnya

pernyataan keinginan dan tuntutan masyarakat.

Lima Fungsi Utama Sistem Politik

1. Mempertahankan pola cenderung mempertahankan tata cara

kebiasaan, norma dan prosedur yang berfaku.

2. Pengaturan dan penyelesaian ketegangan teknik penyelesaian

berupa :

Konsultasi

Perundingan

Perbincangan

Pencarian kemungkinan

Dapat menghasilkan penyelesaian secara damai.

3. Penyesuaian sistem politik yang ideal tidak bersifat statis kaku tetapi

senantiasa baru bergerak serta harus memiliki kemampuan adaptasi

yang besar.

4. Pencapaian tujuan konsensus nasional tentang tujuan dan cara

pencapaiannya mutlak diperlukan politik.

5. Pernyataan (integrasi) sistem politik merupakan suatu subsistem dari

seluruh sistem sosial dart harus maovpu mengintegrasikan sistem

sosial itu (ancaman, hambatan, gangguan), berupa : rasa tidak puas,

ketegangan, perpecahan, desintegrasi dan sebagainya.

Page 70: Diktat Kewarganegaraan

f. Ekonomi

Ketahanan di bidang ekonomi adalah kondisi dinamika suatu

bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan

mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi segala

tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang membahayakan

ekonomi bangsa.

Faktor yang mempengaruhi ketahanan di bidang ekonomi adatah:

- Faktor produksi dan pengolahannya karena itu pembinaan ekonomi

pada dasarnya merupakan penentuan fcebijaksanaan ekonomi dan

pembinaan faktor produksi.

Ciri persamaan faktor produksi di tiap negara berkembang

1. Bumi dan sumber alam belum mampu untuk menggali/memanfaatkan

kekayaan tersebut karena kekurangan modal, keterampilan dan tingkat

teknologi yang diperlukan.

2. Tenaga kerja adalah pertambahan penduduk yang cepat dan tidak

diimbangi perluasan kesempatan kerja menimbulkan pengangguran

kelihatan dan tidak kelihatan.

3. Faktor modal, umumnya negara berkembang kekurangan modal untuk

pembangunan kemampuan dalam pemupukan modal di dalam negeri

disebabkan:

- Pendapatan masyarakat rendah tidak memungkinkan tabungan

mencukupi.

Page 71: Diktat Kewarganegaraan

- Dasar tarif pajak dan aparatur pemungut pajak masih terbatas.

- Kemampuan investasi modal perusahaan kurang pendapatan

ekspor habis untuk pembiayaan impor.

- Industrialisasi untuk memperluas kesempatan kerja perlu

peningkatan produksi barang dan jasa untuk keperluan konsumsi

dalam negeri dan untuk ekspor barang setengah jadi/barang jadi

perlu adanya pembinaan permodalan di dalam ekonomi lemah.

- Faktor teknologi yaitu penerapan teknologi mutakhir pada

masyarakat tradisional memerlukan waktu dan pelaksanaan

bertahap karena harus diadakan penyesuaian sosial budaya, sikap

mental yang maksimal yang mampu menghargai dan menguasai

serta memanfaatkan teknologi.

- Hubungan ekonomi luar negeri yaifu melebarnya jurang antara negara

maju dengan negara berkembang karena pertumbuhan ekonomi yang

tidak sama akibatnya timbul kemerosotan harga bahan ekspor

tradisional.

- Prasarana yaitu segala yang diperlukan untuk menunjang produksi dan

distribusi barang dan jasa dan merupakan faktor vital bagi pertumbuhan

ekonomi negara dan baingsa.

- Faktor manajemen adalah merupakan tata cara mengolah

perusahaan baik oleh aparatur negara maupun swasta perlu adanya

program peningkatan kemampuan aparatur negara.

Page 72: Diktat Kewarganegaraan

POLITIK STRATEGI NASIONAL

A. Pengertian Politik

Perkataan politik berasal dari kata Yunani yaitu "Polistaia", polis

berarti kesatuan masyarakat yang mengurus diri sendiiri/berdiri (negara)

sedangkan Taia berarti urusan. Ada beberapa art! kata politik dari segi

penggunaannya yaitu :

1. Dalam arti kepentingan umum (politics) artinya adalah : suatu

rangkaian azas/prinsip, keadaan serta jalan cara dan alat yang akan

digunakan untuk mencapai tujuan tertentu "atau" suatu keadaan yang

kita kehendaki disertai dengan jalan cara dan alat yang akan kita

gunakan untuk mencapai keadaan yang kita inginkan.

2. Dalam arti kebijaksanaan (policy) adalah penggunaan pertimbangan-

pertimbangan tertentu yang dianggap lebih menjamin terlaksananya

suatu usaha, cita-cita/keinginan atau keadaan yang kita kehendaki.

Dalam arti kebijaksanaan, titik beratnya adalah adanya proses :

- Pertimbangan

- Menjamin terlaksananya suatu

- Pencapaian cita-cita/keinginan yang kita kehendaki

Sistem Politik

Sistem politik adalah sistem yang mempunyai ruang lingkup di

bidang politik, meliputi bagian-bagian lembaga/lembaga yang berfungsi di

Page 73: Diktat Kewarganegaraan

bidang politik yang kegiatannya menyangkut soal-soal politik, yaitu hal-hal

yang menyangkut kehidupan kenegaraan/pemerintah,

Struktur politik adalah merupakan suatu keseluruhan dari

pengelompokan yang timbul dari masyarakat baik berupa lembaga-

lembaga kenegaraan maupun kemasyarakatan yang berpengaruh dalam

suatu pembuatan kebijaksanaan yang authoritative dan mengikat

masyarakat.

Proses politik adalah suatu interaksi (proses saling pengaruh

mempengaruhi) antara bentuk struktur lembaga-lembaga dalam

masyarakat yang keseluruhannya merupakan struktur politik.

Politik Nasional

Politik nasional adalah azas haluan, usaha serta kebijaksanaan

tindakan dari negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan,

pemeliharaan, dan pengendalian) serta penggunaan secara totalitas dari

potensi nasional baik yang potensial maupun yang efektif untuk mencapai

tujuan nasional.

Politik nasional adalah usaha-usaha untuk mencapai tujuan

nasional yang dalam perumusannya dibagi dalam tahap-tahap utama

yaitu :

- Jangka panjang

- Jangka menengah

- Jangka pendek

Page 74: Diktat Kewarganegaraan

Politik nasional meliputi antara lain :

1. Politik dalam negeri yang diarahkan kepada mengangkat, meninggikan

dan memelihara harkat, derajat dan potensi rakyat Indonesia yang

pemah mengalami kehinaan dan kemelaratan akibat penjajah menuju

sifat-sifat bangsa yang terhormat dan dapat dibanggakan.

2. Politik luar negeri yang bebas aktif anti irnperalisme dan kolonialisme

dalam segala bentuk dan manifestasinya untuk mengabdi kepada

kepentingan nasional dan amanat penderitaan rakyat serta diarahkan

kepada pembentukan solidaritas antara bangsa.

3. Politik ekonomi yang bersifat swasembada/swadaya dengan tidak

berarti

mengisolasi diri, tetapi diarahkan kepada peningkatan taraf hidup dan

daya kreasi rakyat Indonesia sebesar-besarnya.

4. Politik pertahanan keamanan yang bersifat defensif aktif dan

diarahkan kepada pengamanan serta perlindungan bangsa dan

negara serta usaha-usaha nasional dan penanggulangan segaia

ancaman, tantangan dan hambatan.

B. Strategi

Perkataan strategi berasal dari kata Yunani yaitu "strategis" yang

artinya seni. Jauh sebelum abad ke-19 nampak bahwa kemenangan

sesuatu bangsa atas peperangan banyak tergantung pada adanya

panglima-panglima perang yang ulung dan bijaksana.

Page 75: Diktat Kewarganegaraan

Antoine Henri Jomini (1779 - 1869) dan Karl Von Clausewitz (1780

-1831) yang merintis dan memulai mempelajari strategi secara ilmiah.

Jomini member! pengertian yang bersifat deskriptif. Strategi adalah seni

menyelenggarakan perang di atas peta dan meliputi seluruh kawasan

operas!.

Clausewitz menyebutkan strategi adalah pengetahuan tentang

penggunaan pertempuran untuk kepentingan perang.

Liddle Hart menyatakan strategi adalah seni untuk mendistribusikan dan

menggunakan sarana-sarana militer untuk mencapai tujuan-tujuan politik.

Strategi merupakan seni oleh karena penglihatan dan pengertian ttu

memerlukan intuisi, seakan-akan orang harus merasa "dimana ia

sebaiknya menggunakan kekuatan" yang tersedia dan bilamana ia

sebaiknya melakukan itu.

Strategi nasional adalah seni dan ilmu mengembangkan dan

menggunakan kekuatan-kekuatan nasional (ideologi, politik, ekonomi,

sosial budaya, militer) dalam masa damai maupun masa perang untuk

mendukung pencapaian tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional.

Page 76: Diktat Kewarganegaraan

SISTEM HANKAM RATA

Pengertian

Pertahanan keamanan rakyat semesta adalah upaya pengerahan

seluruh kekuatan nasional secara total dan integral dengan

mengutamakan kekuatan militer dalam mempertahankan kemerdekaan.

Hankamrata adalah sebagai wahana/sarana dalam mewujudkan

sistem Hankamnas.

Dalam menghadapi tantangan ABRI sebagai kekuatan inti dan

rakyat sebagai kekuatan dasar.

Asas-azas Sistem Hankam Rata

1. Ketetapan hati rakyat untuk mempertahankan keamanan negara.

2. Semangat tidak mengenal menyerah dalam perlawanan antara ABRI

dan rakyat secara bahu membahu.

3. Kemanunggalan ABRI - rakyat

4. Kepemimpinan yang kuat, ulet, dan tahan uji

5. Percaya pada diri sendiri dalam arti tidak menggantungkan diri pada

orang lain.

Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Sistem Hamkam Rata

1. Faktor Geografi

Dipandang dari segi letak Indonesia berada dalam posisi yang sangat

Page 77: Diktat Kewarganegaraan

unik yaitu diantara dua samudera dan dua benua.

2. Demografi

Dilihat dari jumlah penduduk Indonesia urutan No. 5 di dunia.

Penyediaan tenaga manusia jelas cukup besar. Karena penyebaran

yang tidak merata maka di satu pihak daerah yang amat langka tenaga

manusia di lain pihak daerah terdapat kelebihan manusia.

Dipandang dari pertahanan keamanan hal di atas membawa mudahnya

timbul pertentangan sosial.

3. Sumber alam

Bangsa Indonesia yang dikaruniai oleh Tuhan sumber alam yang cukup

baik potensi maupun yang sudah merupakan kekayaan alam. Jenis

sumber alam yang terdapat di Indonesia tidak merata penyebarannya di

seluruh dunia padahal banyak negara yang membutuhkannya.

Keadaan ini mengundang ancaman atau campur tangan negara asing

yang membutuhkan sumber alam tersebut.

Page 78: Diktat Kewarganegaraan

POLITIK STRATEGI HANKAMNAS

Pengertian

Hankamnas adalah pertahanan keamanan negara yang merupakan

salah satu fungsi pemerintahan negara dan upaya dalam bidang

pertahanan yang ditujukan terhadap segala ancaman dari luar dan dari

dalam negeri. Upaya pertahanan keamanan adalah melalui:

- ABRI

- Seluruh lapisan masyarakat

Tujuan Hankamnas

- Untuk menjamin tetap tegaknya negara kesatuan Rl

- Tercapainya tujuan nasional

Tugas Pokok

a. Mempertahankan, mengamankan, dan menyelamatkan Pancasila dan

UUD 1945.

b. Mempertahankan hasil perjuangan yang telah dicapai di bidang politik,

ekonomi, sosial budaya, agama dan militer.

c. Mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan dan integrasi negara,

wilayah dan bangsa Indonesia,

d. Mengamankan nilai-nilai kehidupan kepentingan-kepentingan

nasional lainnya.

Page 79: Diktat Kewarganegaraan

Fungsinya:

1. Meningkatkan ketahanan nasional dengan :

- Memupuk kecintaan pada tanah air

- Kesadaran berbangsa dan bernegara

- Menghayati dan mengamalkan Pancasila dan UUD 1945.

- Memiliki sikap mental yang meyakini hak dan kewajiban

- Rela berkorban untuk bela bangsa dan Negara

2. Mengembangkan secara terpadu dan terarah

- Kekuatan pertahanan dan keamanan negara

- Kekuatan pertahanan dan keamanan seluruh rakyat Indonesia

3. Mewujudkan seluruh kepulauan nusantara sebagai:

- Satu kesatuan pertahanan keamanan negara dalam rangka

perwujudan wawasan nusantara.

PERKEMBANGAN POLSTRAHANKAMNAS

1. Periode kebijaksanaan/politik nasional

- Tahun 1945 - 1949 - 1950 menitikberatkan pada kebijakan/politik

nasional untuk mempertahankan kemerdekaan dimana Belanda

berusaha kembali untuk menjajah.

- Tahun 1950 - 1959 menitikberatkan pada persatuan dan kesatuan

bangsa.

- Tahun 1959 - 1965 menitikberatkan pada konfrontasi dan

mercusuar.

Page 80: Diktat Kewarganegaraan

- Tahun 1965 - sekarang menitikberatkan pada pembangunan

nasional.

2. Sebelum tahun 1967

Strategi Hankamnas harus sesuai dengan politik Hankamnas yang

bersumber pada politik nasional.

POLITIK HANKMANAS

Yang dimaksud politik Hankamnas adalah pernyataan cita-cita dari

bangsa dan negara tentang pembinaan Hankamnas untuk mencapai

tujuan nasional.

Tujuan politik Hankamnas adalah harus menjamin teratasinya hal-

hal yang langsung/tidak langsung mengancam keamanan jalannya

pembangunan nasional.

PRINSIP-PRINSIP POLITIK HANKAMNAS

A. Jaminan Terhadap Ketidakpastian

Ketidakpastian masa depan menuntut jaminan :

1. Perkembangan keadaan yang dapat melahirkan ancaman harus

dapat diketahui dengan segera.

2. Persiapan-persiapan Hankamnas tidak dapat ditunda

sampai munculnya suatu ancaman secara pasti.

3. Berbagai peristiwa dalam berbagai bentuk dapat timbul di kemudian

hari.

Page 81: Diktat Kewarganegaraan

B. Bersandar pada Kemampuan Sendiri

Kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia terhadap ancaman

peperangan dan segala bentuk gangguan keamanan adalah suatu

kepentingan yang demikian tinggi nilainya. Sehingga harus dijamin oleh

bangsa Indonesia sendiri dan tidak boleh disandarkan pada

kemampuan bangsa lain.

C. Politik Bebas dan Aktif

Ke dalam : Politik bebas aktif ini menyangkut kebebasan pengambilan

keputusan dan tindakan dalam lingkungan kesejahteraan

dan keamanan nasional.

Keluar : Politik bebas aktif ini bertujuan turut serta dalam usaha

mencapai dan memelihara perdamaian dunia khususnya

keamanan di kawasan Asia Tenggara.

D. Perdamaian Dunia

1. Indonesia berkepentingan untuk dapat melangsungkan hubungan

ekonomi dengan semua negara lain di dunia.

2. Suasana aman dan damai di seluruh dunia akan memungkinkan

Indonesia memasarkan hasil-hasil produksinya ke penjuru dunia.

3. Atas kepentingan ekonomi ini Indonesia wajib memelihara

perdamaian dunia.

Page 82: Diktat Kewarganegaraan

E. Wawasan Nusantara

1. Wawasan nusantara menjadi kepentingan utama Hankamnas

ditegakkan.

2. Menjamin keutuhan wilayah nasional dan melindungi sumber-sumber

kekayaan alam.

3. Mendemonstrasikan kemampuan Hankamnas dalam menegakkan

hak dan kedaulatan negara Rl.

Page 83: Diktat Kewarganegaraan

Demokrasi Pancasila

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengutamakan

musyawarah mufakat tanpa oposisi dalam doktrin Manipol USDEK disebut

pula sebagai demokrasi terpimpin merupakan demokrasi yang berada

dibawah komando Pemimpin Besar Revolusi kemudian dalam doktrin

repelita yang berada dibawah pimpinan komando Bapak Pembangunan

arah rencana pembangunan daripada suara terbanyak dalam setiap

usaha pemecahan masalah atau pengambilan keputusan, terutama dalam

lembaga-lembaga negara.

Prinsip dalam demokrasi Pancasila sedikit berbeda dengan prinsip

demokrasi secara universal. Ciri demokrasi Pancasila.

pemerintah dijalankan berdasarkan konstitusi

adanya pemilu secara berkesinambungan

adanya peran-peran kelompok kepentingan

adanya penghargaan atas HAM serta perlindungan hak minoritas.

Demokrasi Pancasila merupakan kompetisi berbagai ide dan cara

untuk menyelesaikan masalah.

Ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan berdasarkan suara

terbanyak.

Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan

mekanisme kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan negara dan

penyelengaraan pemerintahan berdasarkan konstitusi yaitu Undang-

undang

Page 84: Diktat Kewarganegaraan

Dasar 1945. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan UUD 1945 dan

pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945.

Prinsip Demokrasi Pancasila

Prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikur .

1. Perlindungan terhadap hak asasi manusia

2. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah

3. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman)

merupakan badan yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh

kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain contoh Presiden, BPK,

DPR atau lainnya.

4. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi

untuk menyalurkan aspirasi rakyat.

5. Pelaksanaan Pemilihan Umum.

6. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut

Undang-Undang Dasar (pasal 1 ayat 2 UUD 1945)

7. Keseimbangan antara hak dan kewajiban

8. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral

kepada Tuhan YME, diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun

orang lain

9. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional

10. Pemerintahan berdasarkan hukum, dalam penjelasan UUD 1945

dikatakan :

a. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak

Page 85: Diktat Kewarganegaraan

berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat)

b. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak

bersifat absolutisme (kekuasaan tidak terbatas)

c. Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan rakyat.

Tujuh Sendi Pokok

Dalam sistem pemerintahan demokrasi pancasik terdapat tujuh sendi

pokok yang menjadi landasan, yaitu :

1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum.

Seluruh tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum. Persamaan

kedudukan dalam hukum bagi semua warga negara harus tercermin di

dalamnya.

2. Indonesia menganut sistem konstitusional

Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak

bersifat absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem

konstitusional ini lebih menegaskan bahwa pemerintah dalam

melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan

konstitusi.

3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan

negara yang tertinggi

Seperti telah disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman

terdahulu, bahwa (kekuasaan negara tertinggi) ada di tangan rakyat

dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan demikian, MPR adalah

Page 86: Diktat Kewarganegaraan

lembaga negara tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia.

Sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi MPR mempunyai

tugas pokok, yaitu :

Menetapkan UUD;

Menetapkan GBHN; dan

Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden

Wewenang MPR, yaitu :

• Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga

negara lain, seperti penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan

kepada Presiden

• Meminta pertanggungjawaban Presiden/mandataris mengenai

pelaksanaan GBHN.

• Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan

Wakil Presiden.

Mencabut mandat dan membernentikan presiaen dalammasa

jabatannya apabila presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar

haluan negara dan UUD;

• Mengubah undang-undang.

4. Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah negara

tertinggi. Presiden selain diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan

Page 87: Diktat Kewarganegaraan

bertanggung jawab kepada majelis. Presiden adalah Mandataris MPR

yang wajib menjalankan putusan-putusan MPR.

5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi

pelaksanaan mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh

presiden dan DPR harus saling bekerja sama dalam pembentukan

undang-undang termasuk APBN. Untuk mengesahkan undang-undang,

presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak DPR di bidang

legislatif ialah hak inisiatif, hak amandemen, dan hak budget.

Hak DPR di bidang pengawasan meliputi :

Hak tanya/bertanya kepada pemerintah

Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan kepada

pemerintah

Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah

Hak Angket, yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal

Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada pemerintah.

6 Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak

bertanggung jawab kepada DPR

Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan

menteri negara. Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada DPR,

tetapi kepada presiden. Berdasarkan hal tersebut, berarti sistem

kabinet kita adalah kabinet kepresidenan/presidensil.

Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden, tetapi

Page 88: Diktat Kewarganegaraan

mereka bukan pegawai tinggi biasa, menteri ini menjalankan

kekuasaan pemerintah dalam prakteknya berada di bawah koordinasi

presiden.

7 Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas

Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan

diktator, artinya kekuasaan tidak tak terbatas. la harus memperhatikan

sungguh-sungguh suara DPR. Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat

dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR merangkap menjadi

anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden.

Fungsi Demokrasi Pancasila

Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut :

Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan

bernegara.

Contohnya :

Ikut menyukseskan Pemilu

Ikut menyukseskan pembangunan

Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan.

Menjamin tetap tegaknya negara RI

Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang

mempergunakan sistem konstitusional

Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila

Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang

Page 89: Diktat Kewarganegaraan

antara lembaga negara

Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggungjawab.

Contohnya:

Presiden adalah mandataris MPR,

Presiden bertanggungjawab kepada MPR.

Demokrasi Deliberatif

Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 dan sila ke-4 Pancasila,

dirumuskan bahwa "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan/ perwakilan". Dengan demikian berarti demokrasi

Pancasila merupakan demokrasi deliberatif.

Dalam demokrasi deliberatif terdapat tiga prinsip utama :

1. Prinsip deliberasi, artinya sebelum mengambil keputusan perlu

melakukan pertimbangan yang mendalam dengan semua pihak yang

terkait.

2. Prinsip reasonableness, artinya dalam melakukan pertimbangan

bersama hendaknya ada kesediaan /untuk memahami pihak lain, dan

argumentasi yang dilontarkan dapat dipertanggungjawabkan secara

rasional.

3. Prinsip kebebasan dan kesetaraan kedudukan, artinya semua pihak

yang terkait memiliki peluang yang sama dan memiliki kebebasan

dalam menyampaikan pikiran, pertimbangan, dan gagasannya secara

terbuka serta kesediaan untuk mendengarkan.

Page 90: Diktat Kewarganegaraan

Demokrasi yang deliberatif diperlukan untuk menyatukan berbagai

kepentingan yang timbul dalam masyarakat Indonesia yang heterogen.

Jadi setiap kebijakan publik hendaknya lahir dari musyawarah bukan

dipaksakan. Deliberasi dilakukan untuk mencapai resolusi atas terjadinya

konflik kepentingan. Maka diperlukan suatu proses yang fair demi

memperoleh dukungan mayoritas atas sebuah kebijakan publik demi

suatu ketertiban sosial dan stabilitas nasional.

Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang

• Bidang ekonomi

Demokrasi Pancasila menuntut rakyat menjadi subjek dalam

pembangunan ekonomi. Pemerintah

Memberikan peluang bagi terwujudnya hak-hak ekonomi rakyat dengan

menjamin tegaknya prinsip keadilan sosial sehingga segala bentuk

hegemoni kekayaan alam atau sumber-sumber ekonomi harus ditolak

agar semua rakyat memiliki kesempatan yang sama dalam penggunaan

kekayaan negara. Dalam implikasi pernah diwujudkan dalam Program

ekonomi banteng tahun 1950, Sumitro plan tahun 1951, Rencana lima

tahun pertama tahun 1955 s.d. tahun 1960, Rencana delapan tahun dan

terakhir dalam Repelita kesemuanya malah menyuburkan korupsi dan

merusaknya sarana produksi. Hal ini ditujukan untuk mencapai

masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 dan

sila ke-5 Pancasila. Maka secara kongkrit, rakyat berperan melalui wakil-

Page 91: Diktat Kewarganegaraan

wakil rakyat di parlemen dalam menentukan kebijakan ekonomi.

• Bidang kebudayaan nasional

Demokrasi Pancasila menjamin adanya fasilitasi dari pihak pemerintah

agar keunikan dan kemajemukan budaya Indonesia dapat tetap

dipertahankan dan ditumbuhkembangkan sehingga kekayaan nilai-nilai

yang terkandung di dalamnya dapat terpelihara dengan baik. Terdapat

penolakan terhadap uniformitas budaya dan pemerintah menciptakan

peluang bagi berkembangnya budaya lokal sehingga identitas suatu

komunitas mendapat pengakuan dan penghargaan.

Page 92: Diktat Kewarganegaraan

Otonomi daerah di Indonesia

Otonomi daerah di Indonesia adalah hak, wewenang, dan kewajiban

daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan."

Terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan dalam UUD 1945 berkenaan

dengan pelaksanaan desentralisasi dan Otonomi daerah di Indonesia,

yaitu:

1. Nilai Unitaris, yang diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia

tidak mempunyai kesatuan (pemerintahan lain di dalamnya yang

bersifat negara ("Eenheidstaat"), yang berarti kedaulatan yang melekat

pada rakyat, bangsa dan negara Republik Indonesia tidak akan terbagi

di antara 1 kesatuan-kesatuan pemerintahan; dan

2. Nilai dasar Desentralisasi Teritorial, dari isi dan jiwa pasal 18

Undang-undang Dasar 1945 beserta penjelasannya sebagaimana

tersebut di atas maka jelaslah bahwa Pemerintah diwajibkan untuk

melaksanakan politik desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang

ketatanegaraan.

Dikaitkan dengan dua nilai dasar tersebut di atas, penyelenggaraan

desentralisasi di Indonesia berpusat pada pembentukan daerah-daerah

otonom dan penyerahan/pelimpahan sebagian kekuasaan dan

kewenangan pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk mengatur dan

Page 93: Diktat Kewarganegaraan

mengurus sebagian sebagian kekuasaan dan kewenangan tersebut.\

Adapun titik berat pelaksanaan otonomi daerah adalah pada Daerah

Tingkat II (Dati II)^dengan beberapa dasar pertimbangan :

1 . Dimensi Politik, Dati II dipandang kurang mempunyai fanatisme

kedaerahan sehingga risiko gerakan separatisme dan peluang

berkembangnya aspirasi federalis relatif minim;

2. Dimensi Administratif, penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan

kepada masyarakat relatif dapat lebih efektif;

3. Dati II adalah daerah "ujung tombak" pelaksanaan pembangunan

sehingga Dati II-lah yang lebih tahu kebutuhan dan potensi rakyat di

daerahnya.

Atas dasar itulah, prinsip otonomi yang dianut adalah:

1 . Nyata, otonomi secara nyata diperlukan sesuai dengan situasi dan

kondisi obyektif di daerah;

2. Bertanggungjawab, pemberian otonomi diselaraskan/diupayakan

untuk memperlancar pembangunan di seluruh pelosok tanah air; dan

3. Dinamis, pelaksanaan otonomi selalu menjadi sarana dan dorongan

untuk lebih baik dan maju.

Page 94: Diktat Kewarganegaraan

Aturan Perundang-undangan

Beberapa aturan perundang-undangan yang berhubungan dengan

pelaksanaan Otonomi Daerah:

1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan

Daerah

2. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

3. Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

4. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

5. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

6. Perpu No. 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang No.

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

7. Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Pelaksanaan Otonomi Daerah di Masa Orde Baru

Sejak tahun 1966, pemerintah Orde Baru berhasil membangun suatu

pemerintahan nasional yang kuat dengan menempatkan stabilitas politik

sebagai landasan untuk mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia.

Politik yang pada masa pemerintahan Orde Lama dijadikan panglima,

digantikan dengan ekonomi sebagai panglimanya, dan mobilisasi massa

atas dasar partai secara perlahan digeser oleh birokrasi dan politik

Page 95: Diktat Kewarganegaraan

teknokratis. Banyak prestasi dan hasil yang telah dicapai oleh

pemerintahan Orde Baru, terutama keberhasilan di bidang ekonomi yang

ditopang sepenuhnya oleh kontrol dan inisiatif program-program

pembangunan dari pusat. Dalam kerangka struktur sentralisasi kekuasaan

politik dan otoritas administrasi inilah, dibentuklah Undang-Undang No. 5

Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. Mengacu pada

UU ini, Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban Daerah

untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan

peraturan perundangan

yang berlaku. Selanjutnya yang dimaksud dengan Daerah Otonom,

selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak, berwenang dan

berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam

ikatan Negara Kesatuan

Republik Indonesia, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Undang-undang No. 5 Tahun 1974 ini juga meletakkan dasar-dasar

sistem hubungan pusat-daerah yang dirangkum dalam tiga prinsip:

1. Desentralisasi, penyerahan urusan pemerintah dari Pemerintah atau

Daerah tingkat atasnya kepada Daerah menjadi urusan rumah

tangganya.

2. Dekonsentrasi, pelimpahan wewenang dari Pemerintah atau Kepala

Wilayah atau Kepala Instansi Vertikal tingkat atasnya Pejabat-pejabat di

Page 96: Diktat Kewarganegaraan

daerah; dan

3. Tugas Pembantuan (medebevdnd), tugas untuk turut serta dalam

melaksanakan urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada

Pemerintah Daerah oleh Pemerintah oleh Pemerintah Daerah atau

Pemerintah Daerah tingkat atasnya dengan kewajiban

mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskannya.

Dalam kaitannya dengan Kepala Daerah baik untuk Dati I (Propinsi)

maupun Dati II (Kabupaten/Kotamadya), dicalonkan dan dipilih oleh

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dari sedikit-dikitnya 3 (tiga) orang dan

sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang calon yang telah dimusyawarahkan

dan disepakati bersama antara Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah/Pimpinan Fraksi-fraksi dengan Menteri Dalam Negeri, untuk masa

jabatan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali

masa jabatan berikutnya, dengan hak, wewenang dan kewajiban sebagai

pimpinan pemerintah Daerah yang berkewajiban memberikan keterangan

pertanggungjawaban kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

sekurang-kurangnya sekali setahun, atau jika dipandang perlu olehnya,

atau apabila diminta oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, serta

mewakili Daerahnya di dalam dan di luar Pengadilan.

Berkaitan dengan susunan, fungsi dan kedudukan anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah, diatur dalam Pasal 27,28, dan 29 dengan hak

seperti hak yang dimiliki oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat (hak

anggaran; mengajukan pertanyaan bagi masing-masing Anggota;

Page 97: Diktat Kewarganegaraan

meminta keterangan; mengadakan

perubahan; mengajukan pernyataan pendapat; prakarsa; dan

penyelidikan) dan kewajiban seperti

a) Mempertahankan, mengamankan serta mengamalkan PANCASILA

dan UUD 1945;

b) Menjunjung tinggi dan melaksanakan secara konsekuen Garis-garis

Besar Haluan Negara, Ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawaratan

Rakyat serta mentaati segala peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

c) bersama-sama Kepala Daerah menyusun Anggaran Pendapatan dan

Belanja daerah dan peraturan-peraturan Daerah untuk kepentingan

Daerah dalam batas-batas wewenang yang diserahkan kepada

Daerah atau untuk melaksanakan peraturan perundangundangan

yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Daerah; dan

d) Memperhatikan aspirasi dan memajukan tingkat kehidupan rakyat

dengan berpegang pada program pembangunan Pemerintah.

Dari dua bagian tersebut di atas, nampak bahwa meskipun harus

diakui bahwa UU No. 5 Tahun 1974 adalah suatu komitmen politik, namun

dalam prakteknya yang terjadi adalah sentralisasi (baca: kontrol dari

pusat) yang dominan dalam perencanaan maupun implementasi

pembangunan Indonesia. Salah satu fenomena paling menonjol dari

pelaksanaan UUNo. 5 Tahun 1974 ini adalah ketergantungan Pemda

yang relatif tinggi terhadap pemerintah pusat.

Page 98: Diktat Kewarganegaraan

Pelaksanaan Otonomi Daerah setelah Masa Orde Baru

Upaya serius untuk melakukan desentralisasi di Indonesia pada masa

reformasi dimulai di tengah-tengah krisis yang melanda Asia dan

bertepatan dengan proses pergantian rezim (dari rezim otoritarian ke

rezim yang lebih demokratis). Pemerintahan Habibie yang memerintah

setelah jatuhnya rezim Suharto harus menghadapi tantangan untuk

mempertahankan integritas nasional dan dihadapkan pada beberapa

pilihan yaitu :

1. Melakukan pembagian kekuasaan dengan pemerintah daerah,

yang berarti mengurangi peran pemerintah pusat dan memberikan

otonomi kepada daerah;

2. Pembentukan Negara federal; atau

3. Membuat pemerintah provinsi sebagai sebagai agen mumi

pemerintah pusat.

Pada masa ini, pemerintahan Habibie memberlakukan dasar

hukum desentralisasi yang baru untuk menggantikan Undang-Undang No.

5 Tahun 1974, yaitu dengan memberlakukan Undang-UndangNo. 22

Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-UndangNo. 25

Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat

dan Daerah. Beberapa hal yang mendasar mengenai otonomi daerah

dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah yang sangat berbeda dengan prinsip undang-undang sebelumnya

antara lain:

Page 99: Diktat Kewarganegaraan

1. Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 pelaksanaan otonomi

daerah lebih mengedepankan otonomi daerah sebagai kewajiban

daripada hak, sedang dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999

menekankan arti penting kewenangan daerah dalam mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat melalui prakarsanya sendirl

2. Prinsip yang menekankan asas desentralisasi dilaksanakan bersama-

sama dengan asas dekonsentrasi seperti yang selama ini diatur dalam

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tidak dipergunakan lagi, karena

kepada daerah otonom diberikan otonomi yang luas, nyata dan

bertanggung jawab. Hal ini secara proporsional diwujudkan dengan

pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang

berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah. Di

samping itu, otonomi daerah juga dilaksanakan dengan prinsip-prinsip

demokrasi yang juga memperhatikan keanekaragaman daerah.

3. Beberapa hal yang sangat mendasar dalam penyelenggaraan otonomi

daerah dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, adalah

pentingnya pemberdayaan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan

kreativitas mereka secara aktif, serta meningkatkan peran dan fungsi

Badan Perwakilan Rakyat Daerah. Oleh karena itu, dalam Undang-

undang ini otonomi daerah diletakkan secara utuh pada daerah

otonom yang lebih dekat dengan masyarakat, yaitu daerah yang

selama ini berkedudukan sebagai Daerah Tingkat II, yang dalam

Undang-undang ini disebut Daerah Kabupaten dan Daerah Kota.

Page 100: Diktat Kewarganegaraan

4. Sistem otonomi yang dianut dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun

1999 adalah otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab,

dimana semua kewenangan pemerintah, kecuali bidang politik luar

negeri, hankam, peradUan, moneter dan fiskal serta agama dan

bidang- bidang tertentu diserahkan kepada daerah secara utuh, bulat

dan menyeluruh, yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

5. Daerah otonom mempunyai kewenangan dan kebebasan untuk

membentuk dan melaksanakan kebijakan menurut prakarsa dan

aspirasi masyarakat. Sedang yang selama ini disebut Daerah Tingkat

I atau yang setingkat, diganti menjadi daerah propinsi dengan

kedudukan sebagai daerah otonom yang sekaligus wilayah

administrasi, yaitu wilayah kerja Gubernur dalam melaksanakan

fungsi-rungsi kewenangan pusat yang didelegasikan kepadanya.

6. Kabupaten dan Kota sepenuhnya menggunakan asas desentralisasi

atau otonom. Dalam hubungan ini, kecamatan tidak lagi berfungsi

sebagai peringkat dekonsentrasi dan wilayah administrasi, tetapi

menjadi perangkat daerah kabupaten/kota. Mengenai asas tugas

pembantuan dapat diselenggarakan di daerah propinsi, kabupaten,

kota dan desa. Pengaturan mengenai penyelenggaraan pemerintahan

desa sepenuhnya diserahkan pada daerah masing-masing dengan

mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah.

7. Wilayah Propinsi meliputi wilayah laut sepanjang 12 mil dihitung

secara lurus dari garis pangkal pantai, sedang wilayah

Page 101: Diktat Kewarganegaraan

Kabupaten/Kota yang berkenaan dengan wilayah laut sebatas 1/3

wilayah laut propinsi.

8. Pemerintah Daerah terdiri dari Kepala Daerah dan perangkat daerah

lainnya sedang DPRD bukan unsur pemerintah daerah. DPRD

mempunyai fungsi pengawasan, anggaran dan legislasi daerah.

Kepala daerah dipilih dan bertanggung jawab kepada DPRD.

Gubernur selaku kepala wilayah admimstratif bertanggung jawab

kepada Presiden.

9. Peraturan Daerah ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan persetujuan

DPRD sesuai pedoman yang ditetapkan Pemerintah, dan tidak perlu

disahkan oleh pejabat yang berwenang.

10. Daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan kemampuan ekonomi,

potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, hms

daerah, dan pertimbangannya lain yang memungkinkan

terselenggaranya otonomi daerah, daerah, daerah yang tidak mampu

menyelenggarakan otonomi daerah dapat dihapus dan atau digabung

dengan daerah lain. Daerah dapat dimekarkan menjadi lebih dari satu

daerah, yang ditetapkan dengan undang-undang.

11. Setiap daerah hanya dapat memiliki seorang wakil kepala daerah, dan

dipilih bersama pemilihan kepala daerah dalam satu paket pemilihan

oleh DPRD.

12. Daerah diberi kewenangan untuk melakukan pengangkatan,

pemindahan, pemberhentian, penetapan pensiun, pendidikan dan

Page 102: Diktat Kewarganegaraan

pelatihan pegawai sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah,

berdasarkan nama, standar, prosedur yang ditetapkan pemerintah.

13. Kepada Kabupaten dan Kota diberikan otonomi yang luas, sedang

pada propinsi otonomi yang terbatas. Kewenangan yang ada pada

propinsi adalah otonomi yang bersifat lintas Kabupaten dan Kota,

yakni serangkaian kewenangan yang tidak efektif dan efisien kalau

diselenggarakan dengan pola kerjasama antar Kabupaten atau Kota.

Misalnya kewenangan di bidang perhubungan, pekerjaan umum,

kehutanan dan perkebunan dan kewenangan bidang pemerintahan

tertentu lainnya dalam skala propinsi termasuk berbagai kewenangan

yang belum mampu ditangani Kabupaten dan Kota.

14. Pengelolaan kawasan perkotaan di luar daerah kota dapat dilakukan

dengan cara membentuk badan pengelola tersendiri, baik secara

intern oleh pemerintah Kabupaten sendiri maupun melalui

berkerjasama antar daerah atau dengan pihak ketiga. Selain DPRD,

daerah juga memiliki kelembagaan lingkup pemerintah daerah, yang

terdiri dari Kepala Daerah, Sekretariat Daerah, Dinas-Dinas Teknis

Daerah, Lembaga Staf Teknis Daerah, seperti yang menangani

perencanaan, penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan,

pengawasan dan badan usaha milik daerah. Besaran dan

pembentukan lembaga-lembaga itu sepenuhnya diserahkan pada

daerah. Lembaga pembantu Gubernur, Pembantu Bupati/Walikota,

Asisten Sekwilda, Kantor Wilayah dan Kandep dihapus.

Page 103: Diktat Kewarganegaraan

15. Kepala Daerah sepenuhnya bertanggung jawab kepada DPRD, dan

DPRD dapat meminta Kepala Daerahnya berhenti apabila

pertanggungjawaban Kepala daerah setelah 2 (dua) kali tidak dapat

diterima oleh DPRD.

Page 104: Diktat Kewarganegaraan

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

1.1. Latar Belakang

Nilai norma dan moral adalah konsep-konsep yang saling terkait.

Dalam hubungannya dengan pancasila maka ketiganya akan memberi

pemahaman yang saling melengkapi sebagai sitem etika.

Pancasila sebagai suatu sistem falsalat pada liakikinya mempakan

suatu sistem nilai yang menjadi sumber dari penjabaran norma baik nonna

hukum, norma moral maupun norma yang lainnya. Disamping itu.

terkandung juga pemikiran-peniikiran yang bersifat kritis, mendasar,

rasional. dan konfrehensif. Oleh karena itu. suatu pemikiran falsatat

adalah suatu nilai-nilai yang mendasar yang memberikan landasan bagi

manusia da Jam liidup bermasyarakat, berbangsa danbemegara.

Nilai-nilai tersebut dijadikan dalam kehidupan yang bersifat praktis

atau kehidupan yang bersifat nyata dalam masyarakat bangsa dan

Negara maka diwufiidkan dalam noniia-nomia yang kemudian menjadi

pedoman.

Norma-norma itu meliputi :

1. Norma moral: yang berkaitan dengan tingkali laku manusia yang

dapat diukur dari sudut baik dan buruk, sopan dan tidak sopaix susila

dan tidak susila.

2. Norna hukum: sitem peraturan perundang-undangan yang berlaku

dalam suatu tempat dan waktu tertentu dalam pengertian ini peraturan

Page 105: Diktat Kewarganegaraan

hukum.

Dalam pengertian itulah Pacasila berkembang dengan smnber dari

segala sumber hukum. Dengan demikian, Pancasila pada hakikinya bukan

merupakan suatu pedoman yang langsung bersifat normatif ataupun

praktis melainkan mempakan suatu sistem nilai etika yang merupakan

sumber norma.

Tujuan

1. Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang pancasila sebagai

sistem etika.

2. Untuk memberi gambaran secara tertulis tentang Pancasila sebagai

sitem Etika.

Manfaat

1. Mengetahui lebih jelas peranan Pancasila sebagai sitem etika.

2. Mendorang agar memiliki etika sesuai dengan Sila dan Pancasila.

Pancasila adalah sebagai dasar negara Indonesia, memegang

peranan penting dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia.

Pancasila banvak memegang peranan yang sangat penting bagi

kehidupan bangsa Indonesia, salah satunya adalah ''Pancasila sebagai

suatu sistem etika".

Disetiap saat dan dimana saja kita berada, kita diwajibkan untuk

beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum disila ke dua

Page 106: Diktat Kewarganegaraan

"kemanusiaan yang adil dan beradap" tidak dapat dipungkiri bahwa

kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil

besar, setiap sila pada dasarnya merupakan azas dan fungsi sendiri-

sendiri, namun secara keseluruhan merupakau suatu kesatuan.

Pancasila adalah satu kesatuan yang majemuk tunggal, setiap siala

tidak dapat berdiri sendiri terlepas dari sila lainnya, diantara sila satu dan

lainnya tidak saling bertentangan. Inti dan isi Pancasila adalah manusia

monopluralis yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat (jasmani-rohani),

sifat kodrat (individu makhluk sosial), kedudukan kodrat sebagai pribadi

diri sendiri, yaitu makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Unsur-unsur hakekat

manusia mempakan suatu kesatuan yang bersifat organis dan harmonis,

dan setiap unsur memiliki fungsi masing-masing namun saling

berhubungan. Pancasila merapakan penjelasan hakekat manusia

monopluralis sebagai kesatuan organis.

Etika merapakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan suatu

cabang dari ilmu-ilmu kemanusiaan (humaniora). Sebagai cabang falsafah

ia membalias sistem-sistein peniikkan yang mendasar tentang ajaran dan

pandangan moral. Sebagai cabang ilmu ia membalias bagaimana ilmu

clibagi dua, yaitu etika khusus dan etika umum.

Di dunia internasional bangsa Indonesia terkenal sebagai salah

satu negara yang memiliki etika yang baik, rakyatnya yang ramah tamah.

Sopan santun yang dijunjung tinggi dan banyak lagi dan pancasila

memegang peranan besar dalam membentuk pola pikir bangsa ini

Page 107: Diktat Kewarganegaraan

sehingga bangsa ini dapat dihargai sebagai salah satu bangsa yang

beradab didunia. Kecenderungan menganggap hal yang tak penting akan

kehadiran pancasila diliarapkan dapat ditinggalkan. Karena bangsa

yang besar adalah bangsa yang beradab. Pembentukan etika

bukanlah hal yang mudah. karena berasal dari tingkah laku dan hati

nurani.

Pancasila sebagai etika, dapat kita ketahui bahwa dalam

pembahasan Bab 3 ini tentang Pancasila sebagai etika. Etika mempakan

kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas bagaimana manusia

bersikap terhadap apa yang ada) dan dibagi mejadi kelompok. Etika

merupakan pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan

pandangan-pandangan moral. Etika juga ilmu yang membahas tentang

bagaimana dan mengapa kita harus belajar

tentang etika dan mengikuti ajaran moral. Etika pun dibagi menjadi 2

kelompok etika umum dan khusus. Etika khusus ini terbagi dua yaitn terdari

etika individual dan etika sosial

Etika politik adalah cabang bagian dari etika social dengan demikian

membahas kewajiban dan norma-norma dalam kehidupan politik, yaitu

bagaimana seseorang dalam suatu masyarakat kenegaraan (yang

menganut sistem politik tertentu) berhubungan secara politik dengan orang

atau kelompok masyarakat lain. Dalam melaksanakan hubungan politik itu;

seseorang harus mengetahui dan memahami norma-norma dan

kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi. Dan Pancasila memegang

Page 108: Diktat Kewarganegaraan

peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini.

Disetiap saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk beretika

disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila kedua " kemanusian yang

adil dan beradab" tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila

dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar, Setiap sila pada

dasamya merupakan azas dan fungsi sendiri-sendiri, namun secara

keseluruhan merupakan suatu kesatuan.

Maka bisa dikatakan bahwa fungsi pancasila sebagai etika itu

sangatlah penting agar masyarakat harus bisa memilih dan menentukan

calon yang akan menjabat dan menjadi pimpinan mayarakat

dalam demokrasi liberal memberikan hak kepada rakyat untuk secara

langsung memiliki pejabat; dan pemimpin tinggi (nasional, provinsi

kabupaten/kota) untuk mewujudkan harapan rakyat. Dengan biaya tinggi

serta adanya kontlik horizontal.

Sesungguhnya, dalam era reformasi yang memuja kebebasan atas

nama demokrasi dan HAM, ternyata ekonomi rakyat makin terancam oleh

kekuasaan neoimperialisme melalui ekonomi liberal Analisis ini dapat

dihayati melalui bagaimana politik pendidikan nasional (konsep : RUU BHP

sebagai kelanjutan PP No. 61/1999) yang membuat rakyat miskin makin

tidak mampu menjangkau. Bidang sosial ekonomi, silahkan dicermati

dan dihayati Perpres No. 76 dan 77 tahun 2007 tentang PMDN dan PMA

yang tertutup dan terbuka, yang mengancam hak-hak sosial ekonomi bangsa.

Dalam pelaksanaan pilkada sebagai prakteknya demokrasi liberal,

Page 109: Diktat Kewarganegaraan

juga menghasilkan otoda dalam budaya politik federalisme, dilaksanakan

dengan biaya amat mahal + social cost juga mahal, dilengkapi dengan

konflik horisontal sampai anarchisme. Pilkada dengan praktek demokrasi

liberal, menghasilkan budaya demokrasi semu (demokrasi palsu).

Bagaimana tidak semu bila peserta pilkada 3 — 5 paket calon terpilih dengan

jumlah suara sekitar 40%, 35%, 25%. Biasanya, yang terbanyak 40% ini

dianggap terpilih sebagai mayoritas. Padahal norma mayoritas di dunia

umumnya dengan jumlah 51%, apa model demokrasi-semu (=demokrasi

palsu) ini yang akan dikembangkan reformasi Indonesia? atas nama

demokrasi kngsung clan HAM. Bandingkan dengan demokrasi Pancasila

dalam UUD Proklamasi 45 Pasal 1, 2 dan 37. Pasal 95 (1), (2), yang

menetapkan : calon terpilih bila memperoleh suara lebih dan 25 % dari

jumlah suara sah. Dalam hal tersebut PEMILU tahun 2009 banyak partai-

partai yang belum memakai etika politik. Bxikan hanya para partai saja,

melainkan masyarakat yang memilih pun terkadang tidak memilih untuk

memikirkan bangsanya melakukan hanya berfikir untuk kepentingan

sendiri (independent).

Dalam kehidupan bermasyarakat, ada yang mengatur tentang

tingkah laku masyarakat, dengan tujuan untuk hidup tentram dan damai

tanpa gangguan, kalau masih ada saja tingkah laku manusia yang

melanggar ketentuan seperti yang sudah dicontohkan di atas maka perlu

ditegaskan lagi tatanan dalam masyarakat agar terwujud aturan-aturan

yang menjadi pedoman bagi segala tingkah laku manusia dalam

Page 110: Diktat Kewarganegaraan

bermasyarakat.

Etika adalah suatu kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua

kelompok. Etika rnerupakan suatu pemikiran krisis dan mendasar tentang

ajaran dan pandangan moral. Selain itu, etika adalah ilmu yang

membahas tentang bagaimana dan mengapa mengikuti suatu ajaran

tertentu dan bertanggung dan bertanggung jawab dengan beberapa

ajaran moral. Kelompok etika antara lain :

o. Etika khusus adalah membahas tentang prinsip dalam hubungan

dengan berbagai aspek kehidupan manusia, baik individxi maupun

sosial. Etika khusus ini dibagi menjadi dua yaitu, etika individual dan

etika sosial.

Etika individual membahas kewajiban manxisia terhadap dirinya

sendiri dan dengan kepercayaan agama yang dianutnya serta panggilan

nxiramnya, kewajibannya dan tanggungjawabnya terhadap Tuhannya.

Etika sosial dilain hal membahas kewajiban serta norma-norma

sosial yang seharusnya dipatuhi dalam hubungan sesama manusia,

masyarakat, bangsa dan negara.

Etika umum adalah rnempertanyakan tentang prinsip yang berlaku bagi

setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia,

Dalam falsafah barat dan timur, seperti di Cina dan seperti dalam

Islam, aliran-aliran pemikiran etika beranekaragam. Tetapi pada

prinsipnya membicarakan asas-asas dari tindakan dan perbuatan

manusia, serta sistem nilai apa yang terkandung di dalamnya.

Page 111: Diktat Kewarganegaraan

3.2. Aplikasi Nilai, Norma, dan Moral dalam Kehidupan Sehari-hari.

Dalam kehidupan kita akan selalu berhadapan dengan istilah nilai

dan nomia dan juga moral dalam kehidupan sehari-hari. Dapat kita ketahui

bahwa yang dimaksud dengan nilai sosial merupakan nilai yang dianut

oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang

dianggap buruk oleh masyarakat. Contohnya, orang menanggap

menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Dan

dapat juga dicontohkan, seorang kepala keluarga yang beliuu mampu

memberi nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala

keluarga yang tidak bertanggung jawab. Bagi manusia, nilai berfungsi

sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan

perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan

paiidangan hidup seseorang dalam masyarakat. Itu adalah yang dimaksud

dan juga contoh dari nilai.

Dapat di jelaskan juga bahwa yang dimaksud norma social adalah

patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Norma

sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut perilaku-

perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya.

Keberadaan norma

• dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok

agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk.

Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia

Page 112: Diktat Kewarganegaraan

dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaknana yang

diharapkan.

Tingkat norma dasar dalam masyarakat dibedakan menjadi empat, yaitu:

1. Cara

Contoh : cara makan yang wajar dan baik apabila tidak mengeluarkan

suara

seperti hewan.

2. Kebiasaan

Contoh: memberi penghargaaan setiap ada orang-orang yang

berprestasi dalam suatu kegiatan maupun dakun suatu kedudukan.

3. Tata kelakuan

Contoh: menjauhi tindakan yang bisa berakibat dengan hukum.

4. Adat istiadat

Contoh: misalnya seseorang yang melanggar hukum adat

makan akan mendapat sanksi.

• Norma hukum (laws)

Peraturan yang timbul sebagai tatanan tingkah laku manusia,

norma ini isinya mengikat setiap orang, sumbernya bisa dari

perundang-undangan, yuridis. Kebiasaan, doktrin, dan agama.

Norma hukum ini bersifat memaksa dan sanksinya adalah ancaman

hukuman.

Sebagai contohnya:

o Menaati peraturan lalu lintas saat mengendara meski tidak ada

Page 113: Diktat Kewarganegaraan

Polantas.

o Menghormati pengadilan dan peradilan Indonesia.

o Tidak melakukan perbuatan kriminal.

• Norma kesusilaan

Norma ini dianggap sebagai suara hati sanubari manusia.

Kesusilaan memberikan peraturan-peraturan kepada rnanusia agar us

menjadi manusia yang sempurna. Sebagai contohnya :

o Orang yang melakukan tindakan asusila ditempat umum maka

akan di cap sebagi tindakan pelecehan seksual, dan akan

mendapat sanksi.

o Tidak membunuh sesama.

• Norma kesopanan

Norma kesopanan ialah peraturan hidup yang tirnbul dari pergaulan

segolongan manusia. Peraturan itn diikuti dlan ditaat sebagai pedoman

yang mengatur tingkah laku manusia terhadap masyarakat disekitamya.

menggolongkan prilaku yang baik dan tidak baik dalam masyarakat. dan

yang boleh. dan tidak boleh dilakukan dalam bermasyarakat.

Norma ini tidak berlaku untuk selurah durua melainkan bersifat

khusus, berlaku hanya untuk masyarakat tertentu saja, karena ada

beberapa yang dianggap sopan dalam golongan masyarakat belnm tentun

dianggap sopan juga dalam golongan masyarakat yang lain. Sebagai

contohnya:

o Menghormati orang yang lebih tua clari kita. temtama kedua orang

Page 114: Diktat Kewarganegaraan

tua dan guru

o Membiasakan menerima atau memberi sesuatu kepada seseorang

menggunakan tangan kanan.

o Tidak meludah di sembarang tempat, apalagi ditempat umum.

o Berteman dengan siapa saja.

• Norma agama

Norma agama adalah peraturan hidup yang diterima sebagai

perintah-perintah, larangan dan anjuran yang berasal dari Tuhan. Para

pemeluk agama mengakui dan berkeyakianan bahwa peraturan hidup

berasal dan Tuhan dan yang menuntun hidup kejalan yang benar.

Norma ini adalah satu-satunya norma yang mengatur

tentang peribadatan yaitu kehidupan keagamaan yang

sesungguhnya. Tapi juga mengatur tentang peraturan-peraturan

kemasyarakatan.

Sebagai contohnya :

o Berbuat baik kepada kedua orangtua.

o Tidak melakukan zina. atau perbuatan kesusilaaan

Selain itu juga masih ada hanyak contoh dalam kehidupan sehan-

hari dari nonua-nonna cliatas yang belum disebutlkan, Setelah masuk

dalam nilai dan norma, maka selanjutnya dalam aplikasi moral.

Moral adalah istilah manusia atau orang lainnya dalam tindakan

yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut

Page 115: Diktat Kewarganegaraan

amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata

manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang haras dimiliki

oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan

dengan proses sosialisasi rndividu tanpa moral manusia ticlak hisa

melakukan proses sosialisasi. Pada zaman sekarang ini moral mempunyai

nilai implicit karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap

amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang

diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika la

ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai keabsolutan dalam

kehidupan bermasyarakat secara utuh.

Contoh dari moral: tidak ada pemaksaan kepada seseorang untuk

memeluk suatu agama tertentu. dengan demikian masyarakat menjunjung

tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) kebebasan dan lain memeluk agama

menurut keyakinan masing-masing.

Jika contoh moral dalam kehidupan kita sehari-hari seperti :

misalnya. kita menemukan tas atau dompet yang berisikan dokumen

penting dari sejumlah uang, maka kita harus mengembalikan kepada yang

memiliki atau menyerahkan kepada pihak yang berwajib agar bisa

ditemukan pemiliknya.

Hubungan nilai. norma. dan moral langsung maupun tidak langsung

memiliki hubungan yang cukup erat. karena masing-masing akan

menentukan etika bangsa ini. Hubungan diantaranya dapat diringkas

sebagai berikut :

Page 116: Diktat Kewarganegaraan

1. Nilai : kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia

(lahir dan batin).

Nilai bersifat abstrak hama dapat dipahami, dipikirkan. dimengerti

dan dihayati oleh manusia

Nilai berkaitan dengan harapan, cita-cita, keinginan, dan segala

sesua tu pertimbangan batiniah manusia.

Nilai dapat bersifat subyektif bila diberikan oleh subyek, dan bersifat

obyaktif bila melekat pada sesuatu yang terlepas dan penilaian

manusia.

2. Norma: wujud konkrit dan nilai. yang menuntun sikap dan tingkah laku

manusia, Norma hukum merupakan norma yang paling kuat :

keberlakuannya karean dapat dipaksakan oleh suatu

kekuasaan

eksternal, misalnya penguasa atau penegak hukum.

3. Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika.

4. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang akan

tercermin pada sikap dan tingkah lakunya. Norma menjadi panutan

sikap dan tingkah laku manusia.

5. Moral dan etika sangat erat hubungannya.

Pada hakikatnya segala sesuatu nitu bernilai. hanya nilai macam

apa yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia.

Banyak usaha untuk menggolong-golongkan nilai tersebut dan

penggolongan lersebut amat beranekaragam, tergantung pada sudut

Page 117: Diktat Kewarganegaraan

pandang dalam rangka penggolongan tersebut.

Notonagoro menibagi nilai menjadi tiga macam, yaitu:

1) Nilai Material segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani

manusia atau kebutuhan material ragawi manusia. :

2) Nilai Vital, segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat

mengadakan kegiatan atau aktivitas.

3) Nilai Kerohanian, segala sesuatu yang berhubungan bagi rohani

manusia.

Page 118: Diktat Kewarganegaraan

PENERAPAN PANCASILA DALAM PROFESI KEPERAWATAN

A. Pengertian Seorang Perawat

Seorang perawat adatah sebagai tenaga kesehatan yang

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Dalam

menghadapi pasien, seorang perawat harus mempunyai etika, karena

yang dihadapi perawat adalah juga manusia.

Perawat harus bertindak sopan, murah senyum dan menjaga

perasaan pasien. Ini harus dilakukan karena perawat adalah membantu

proses penyembuhan pasien bukan memperburuk keadaan. Dengan etika

yang baik diharapkan seorang perawat bisa menjalin hubungan yang lebih

akrab dengan pasien.

Dengan hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling

menghormati dan menghargai di antara keduanya.

Etika dapat membantu para perawat mengembangkan kelakuan

dalam menjalankan kewajiban, membimbing hidup, menerima pelajaran,

sehingga para perawat dapat mengetahui kedudukannya dalam

masyarakat dan lingkungan perawatan.

Dengan demikian, para perawat dapat mengusahakan

kemajuannya secara sadar dan seksama. Oleh karena itu dalam

perawatan teori dan praktek dengan budi pekerti saling memperoleh,

maka 2 hal ini tidak dapat dipisah-pisahkan.

Selain dengan tujuan tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa

Page 119: Diktat Kewarganegaraan

nama baik rumah sakit antara lain ditentukan oleh pendapat / kesan dari

masyarakat umum. Kesehatan masyarakat terpelihara oleh tangan

dengan baik, jika tingkatan pekerti perawat dan pegawai - pegawai

kesehatan lainnya luhur juga. Setaab akhlak yang teguh dan budi pekerti

yang luhur merupakan dasar yang penting untuk segala jabatan, termasuk

jabatan perawat.

Page 120: Diktat Kewarganegaraan

BUDAYA ISI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA

A. PANCASILA

1. Hakikat Pancasila

a. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Pandangan Hidup Bangsa berisikan :

(1) Konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.

(2) Pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang mendalam mengenai

wujud kehidupan yang dianggap baik oleh bangsa itu.

Pandangan Hidup Bangsa adalah kristalisasi nilai - nilai yang dimiliki

bangsa itu :

(1) Merupakan pedoman, pegangan dalam menghadapi setiap masalah.

(2) Diyakini kebenarannya.

(3) Menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya,

Suatu bangsa memertukan pandangan hidup karena :

(1) Untuk mengetahui ke arah mana tujuan yang ingin dicapai oleh

bangsa itu.

(2) Untuk memandang setiap masalah yang dihadapi bangsa itu.

(3) Untuk dipakai sebagai pedoman menentukan arah serta bagaimana

bangsa itu memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam gerak

masyarakat yang makin maju, meliputi:

Page 121: Diktat Kewarganegaraan

(a) Masalah politik

(b) Masalah ekonomi

(c) Masalah sosial budaya

(d) Masalah pertahanan keamanan

(4) Untuk dipakai sebagai pedoman dalam membangun dirinya.

b. Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945,

melainkan melalui proses yang panjang didasari oleh perjuangan bangsa

dengan melihat pengalaman bangsa-bangsa lain dengan diilhami oleh

gagasan - gagasan besar dunia, dengan tetap berakar pada kepribadian

dan gagasan - gagasan besar bangsa sendiri.

Pancasila merupakan pandangan hidup yang berakar dalam

kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai Dasar Negara yang

mengatur hidup kenegaraan. Hal ini tampak dalam sejarah meskipun

dituangkan dalam rumusan yang agak berbeda, yaitu dalam Pembukaan

Undang - Undang Dasar 1945, dalam Mukadimah konstitusi RIS 1949,

dan Mukadimah Undang Undang Dasar Sementara 1950, Pancasila tetap

tercantum di dalamnya.

Pancasila menjadi pegangan bersama pada saat - saat terjadinya

krisis nasional dan ancaman terhadap eksistensinya bangsa kita, itu

merupakan bukti sejarah bahwa Pancasila memang selalu dikehendaki

oleh bangsa Indonesia dan seluruh rakyat Indonesia sebagai dasar

kerohanian negara, dan sebagai Dasar Negara. Oleh karenanya yang

Page 122: Diktat Kewarganegaraan

penting adalah bagaimana kita memahami, menghayati dan

mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan. Pancasila

merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh karena masing-masing sila

dari Pancasila tidak dapat dipahami dan diberi arti secara terpisah dari

keseluruhan sila-sila lainnya. Memahami atau memberi arti setiap sila

secara terpisah dari sila-sila lainnya akan rnenimbulkan pengertian yang

keliru dan salah tentang Pancasila.

c. Pancasila Sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum

Pancasila merupakan sumber tertib hukum dan dasar negara.

Segala peraturan yang ada, harus bersumber dan tidak boleh

menyimpang dan bertentangan dengan Pancasila. Dalam ketetapan

MPRS Nomor XX/MPRS/1966 dijelaskan bahwa sumber tertib hukum

Republik Indonesia adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita - cita

hukum serta cita - cita moral hukum yang meliputi suasana kejiwaan serta

watak dari bangsa Indonesia, yang sekarang menjadi dasar Negara

Indonesia yakni Pancasila. Jadi jelaslah bahwa Pancasila merupakan

sumber dari segala peraturan perundangan yang ada maupun yang akan

dikeluarkan di dalam Negara Indonesia, apakah Undang Undang Dasar,

undang-undang atau peraturan pelaksanannya.

2. Memahami dan Menghayati Nilai - Nilai Pancasila

Pandangan hidup suatu bangsa adalah kristalisasi nilai-nilai yang

diyakini kebenarannya dan kesediaan untuk mewirjudkan di dalam segala

Page 123: Diktat Kewarganegaraan

pertlaku hidup dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Bagi Bangsa Indonesia kristalisasi nilai - nilai tersebut adalah yang

terdapatdi dalam Pancasila, dimana sila Ketuhanan merupakan nilai inti

dan nilai sumber untuk nilai - nilai yang terdapat dalam sila - sila lainnya.

Nilai Ketuhanan yang merupakan nilai inti dan nilai sumber akan

dapat memberikan upaya dan usaha manusia dalam:

a. Investasi nilai

b. Filter tindakan manusia

c. Memberikan kendali bagi manusia

d. Sebagai pengarah pada manusia

e. Sebagai pendorong bagi manusia

Page 124: Diktat Kewarganegaraan

PENERAPAN PANCASILA DALAM PROFESI KEPERAWATAN

A. ARTI BUDI PEKERTI DALAM PERAWATAN

Yang dimaksudkan dengan budi pekerti itu umumnya kelakuan dan

akhlak seseorang yang diterapkan oleh tradisi, adat, dan kebiasaan. Budi

pekerti dalam perawatan khususnya berarti tata susila yang berhubungan

dengan cita - cita adat dan kebiasaan yang mempengaruhi seorang

perawat dalam menunaikan pekerjaannya.

1. Manfaat Budi Pekerti Bagi Perawat

Dasar - dasar budi pekerti yang sehat sangat dibutuhkan untuk

kepribadian yang baik, Bagi anggota perawat kepribadian yang taaik

adalah penting, karena perawat adalah seorang yang memberikan

pelayanan / perawatan baik terhadap orang sakit maupun terhadap orang

sehat. Perawatan bukan saja merupakan keahlian untuk sekedar mencari

nafkah, akan tetapi mengingat tujuannya juga merupakan pekerjaan yang

suci.

2. Manfaat Budi Pekerti Yang Luhur Bagi Penderita

Seorang perawat yang mempunyai budi pekerti yang luhur dan

menjalankan pekerjaannya dengan baik, tak akan luput pengaruh baiknya

pada penderita yang dirawatnya. Amal jasmani dan rohani yang diberikan

dengan penuh kerelaan oleh perawat kepada penderita, merupakan factor

Page 125: Diktat Kewarganegaraan

penting untuk kesembuhan penderita tersebut.

Seringkali perawat diajukan pertanyaan - pertanyaan yang bertalian

dengan pengertian akhlak dan kerohanian oleh penderita. Dalam hal ini,

perawat bisa menjadi penolong yang berguna untuk member! kekuatan

jiwa terutama kepada mereka yang tidak mempunyai harapan sembuh.

B. SYARAT MENJADI PERAWAT YANG BAIK

Seorang siswa pada permulaan masuk sekolah mempunyai

keinginan untuk mengetahui bagaimana caranya untuk menjadi perawat

yang baik.

Dalam memilih sesuatu keahlian, seseorang harus mendapatkan

kepuasan dalam lapangan peterjaan pilihannya itu. Pekerjaan seorang

perawat adalah pekerjaan manusiawi untuk menolong sesama manusia

agar mendapatkan kesehatan yang tinggi dan untuk mengadakan

lingkungan yang sehat bagi penderita maupun orang sehat.

Perawatan adalah pekerjaan yang berguna dan penting, serta

dapat member! kepuasan batin bagi orang-orang yang memasukinya.

Perawat perlu mengatasi keperluan-keperluan dalam merawat

penderita secara langsung/tidak langsung. Misalnya mengenai sikapnya,

karena menghadapi penderita dari bermacam-macam tingkatan, umur,

dan lain-lain. Maka perlu diperhatikan untuk menyesuaikan diri dengan

keadaan jasmani maupun rohani penderita, sehingga bila penderita itu

Page 126: Diktat Kewarganegaraan

memerlukan pertolongan dapat diberikan secara cepat. Perawat harus

dapat memberi bimbingan hidup sehat kepada penderita.

Dari uraian-uraian diatas, Dapat dltarik kesimpulan secara lebih spesifik,

Syarat-syarat untuk menjadi perwat yang baik adalah :

1. Berminat terhadap perawatan, sehingga perawat dapat memberikan

kepuasan perawatan pada penderita.

2. Mempunyai rasa kasih sayang.

3. Mempunyai rasa sosial dan tabiat ramah.

4. Mempunyai kemampuan untuk menjaga nama baik perawat dan

instansi/unit kerjanya

5. Berpikiran dan berkelakuan baik serta berbadan sehat agar supaya

sanggup menjalankan pekerjaannya.

C. PERTIMBANGAN MORAL BAGI PERAWAT DALAM

MENJALANKAN TUGASNYA.

Nilai moral merupakan penilaian terhadap tindakan yang umumnya

diyakini oleh para anggota suatu masyarakat tertentu sebagai "yang

salah" atau "yang benar" (Berkowit Z,1964).

Pertimbangan moral adalah penilaian tentang benar dan baiknya

sebuah tindakan. Akan tetapi tidak semua penilaian tentang "baik" dan

"benar" itu merupakan pertimbangan moral, banyak diantaranya justru

merupakan penilaian terhadap kebaikan / kebenaran, estesis, teknologis /

bijak.

Page 127: Diktat Kewarganegaraan

Jadi jelas bahwa seorang perawat harus benar-benar

mempertimbangkan nilai-nilai moral dalam setiap tindakannya, Seorang

perawat harus mempunyai prinsip-prinsip moral, tetapi prinsip moral itu

bukan sebagai suatu peraturan konkret untuk bertindak. namun sebagai

suatu pedoman umum untuk memilih apakah tindakan-tindakan yang

dilakukan perawat itu benar atau salah.

Beberapa kategori prinsip diantaranya :

Kebijakan ( dan realisasi diri)

Kesejahteraan orang lain

Penghormatan terhadap otoritas

Kemasyarakatan / pribadi-pribadi

Dan keadilan

Seorang perawat harus mempunyai rasa kemanusiaan dan

moralitas yang tinggi terhadap sesama. Karena dengan begitu, antara

perawat dan pasien akan terjalin hubungan yang baik. Perawat akan

merasakan kepuasan batin, bila ia mampu membantu penyembuhan

pasien dan si pasien sendiri merasa puas atas pelayanan perawatan yang

diberikan, dengan kata lain terjadi interaksi antara perawat dan pasien.

Selain prinsip-prinsip moralitas yang dikemukakan diatas, ajaran

moralitas dapat juga berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam

sila-sib pancasila, misalnya dalam sila I dan sila II.

1. Sila I ( Ketuhanan Yang Maha Esa )

Bahwa kita menyakini akan adanya Tuhan ( Allah SWT), yang akan

Page 128: Diktat Kewarganegaraan

selalu mengawasi segata tindakan-tindakan kita. Begitu juga dengan

perawat Bila perawat melakukan Malpraktik, mungkin ia bisa tolos dari

hukuman dunia. Tetapi hokum Tuhan sudah menanti disana (akhirat). Jadi

perawat harus mampu menjaga perilaku dengan baik, merawat pasien

sebagai mana mestinya.

2. Sila II ( Kemanusiaan Yang Adil dan Beradap )

Disini jelas bahwa moralitas bemeran penting, khususnya moralitas

perawat dalam menangani pasien. Perawat harus mampu bersikap adil

dalam menghadapi pasien, baik itu kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil,

semua diperlakukan sama, dirawat sesuai dengan penyakit yang diderita

pasien.

D. SIKAP DAN PRIBADI DALAM PEKERJAAN.

Sikap dan pribadi menentukan segala perbuatan dan tingkah laku

manusia. Keadaan sikap dan pribadi seseorang dipengaruhi oleh

kekuatan batinnya : pikiran, perasaan, kemauan dan ilham / intuisinya.

Kemauan seorang perawat merupakan bakat atau pemberian dari

jiwanya. la dapat memilih dengan kekuatan pikiran, sehingga la dapat

memastikan mana yang baik dan mana yang tidak baik.

Baik buruk kemauan itu tergantung pada tujuannya dan tujuan itu

ditentukan oleh :

a. Keluhuran budi manusia

Page 129: Diktat Kewarganegaraan

b. Kesosialan manusia

Berbicara tentang budi pekerti, tidak lepas dengan yang namanya

kejujuran. Dalam dunia perawatan kejujuran itu mempunyai arti yang luas

sekali, Jujur dalam kelakuan dan pembicaraan adalah penting untuk si

sakit dan lingkungannya.

Perawat hendaknya membiasakan diri menahan pembicaraan

tentang hal-hal si sakit dengan orang yang tak mempunyai hal dalam hal

itu dan yang tidak mengerti soal perawatan pendertta, meskipun orang

tersebut keluarga si sakit sendiri. Sebaiknya diserahkan kepada Dokter

yang bersangkutan. Kemungklnan akibat yang tidak baik akan terjadi jika

perawat mencertakan perihal penyakit penderita kepada orang lain /

pendertta itu sendiri mengetahui penyakitnya yang sebenarnya. Selain

perawat harusjujur dalam menunaikan tugasnya, ia juga harus mengerti

kata-kata apa yang dapat dikeluarkan sehubungan dengan pendertta dan

penyakitnya, Hal ini penting sekali karena berhubungan dengan jiwa dan

keselamatan manusia.

Page 130: Diktat Kewarganegaraan

KESIMPULAN

Dari uraian-uraian yang dibahas didepan, penulis dapat menarik

beberapa kesimpulan adalah sebagai berikut:

1. Seorang perawat harus mempunyai budi pekerti yang luhur, karena

akan berfaedah bagi diri perawat maupun pasien yang diravvatnya.

2. Untuk menjadi seorang perawat yang baik, ia harus memenuhi

beberapa syarat / kriteria tertentu.

3. Seorang perawat harus memiliki rasa moralitasdan rasa kemanusiaan

yang tinggi.

4. Ajaran moralitas bagi perawat juga terkandung dalam sila - sila

pancasila terutama sila I dan sila II.

SARAN

Dari kesimpulan diatas penulis dapat sedikit member! saran kepada

calon perawat / perawat, yaitu :

1. Menjadi seorang perawat yang pertama harus mencintai pekerjaannya.

2. Perawat harus mempunyai kepribadian yang baik.

3. Perawat sebisa mungkin menjalin komunikasi dengan pasien, sehingga

taisa terjalin hubungan yang akrab diantara keduanya.

4. Perawat harus bisa membawa / menempatkan diri dimana ia berada.

Page 131: Diktat Kewarganegaraan

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Drs. H.A.W. Widjaja. 2003. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Pancasila pada Perguruan

Tinggi. Jakarta : Penerbit PT Raja Grafindo Persada.

Drs. Kaelam. M.S. 1995. Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta. Penerbit: Paradigma Yogya

Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi. 2004. Etika Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Aslh, Luh Cede Yasmin. 1993. Prinsip - Prinsip Merawat Berdasarkan Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Israil, Idris. 2010. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan. Malang : Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.

Kuncoro (2010), Otonomi dan Pembangunan Daerah; Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kuncoro (2010), Otonomi dan Pembangunan Daerah; Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Materi Perkuliahan Pancasila pada Perguruan Tinggi, Jakarta, Akademika Presindo, Akademika Presindo, oleh Widjaya, A.W. 2010.

Moedjanto (dkk), Pancasila, Jakarta Gramedia, Pustaka Utama, 2010.

Pancasila ditinjau dari segi historis, Hartono 2008, Jakarta, Rineka Cipta.

Pancasila lengkap Bandung, Julianti 2010.

S.Z.S. Pangeran Al-Haj, 2008, Materi Pokok Pendidikan Pancasila, Jakarta, Karunia Universitas Terbuka.

Sharma, P. 2010. Sistem Demokrasi Yang Hakiki. Jakarta : Yayasan Menara Ilmu.

Page 132: Diktat Kewarganegaraan

UU No. 5 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah, Bab III, Bagian Kedua, Pasal 11.

Ujan AA,et.al. 2008. Pancasila Sebagai Etika Sosial Politik Bangsa Indonesia. Jakarta: MPK Universitas Atma Jaya Jakarta.

Widjaya, A.W, 2008, Materi Perkuliahan Pancasila pada Pengadilan Tinggi, Jakarta, Akademika Pressindo.

A Indrayana, Denny (2007). "Indonesia dibawah Soeharto: Order Otoliter Baru". Amandemen UUD 1945: antara mitos dan pembongkaran. Mizan Pustaka. hlm. 141. ISBN 9794334421.

^ A Israil, Idris. 2005. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan. Malang : Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.Hhn 27.

^ abcdefghijklmn ^ p^etai 2Q08. Pancasila Sebagai Etika Sosial Politik Bangsa Indonesia. Jakarta: MPK Universitas Atma Jaya Jakarta.Hhn 4-7.

A Kuncoro (2004), Otonomi dan Pembangunan Daerah; Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang, Jakarta: Penerbit Erlangga

A UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah, Bab III, Bagian Kelima,

Page 133: Diktat Kewarganegaraan

DIKTAT

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Oleh :

Dra. INDRAWATI, SKp, NS, M.PsiNIP. 19631006198312201

POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES RI MEDANJURUSAN KEPERAWATAN

MEDAN 2012

Page 134: Diktat Kewarganegaraan
Page 135: Diktat Kewarganegaraan