DIKSI

43
PENGERTIAN DIKSI DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Disusun Oleh : Aziz Rozaly NPM: 434334032011092 Dadang NPM: 434334032011062 Dendra NPM: 434334032011098 Deni Rizal Mulyana NPM: 434334032011019 Sandy nur ma’ariz NPM: 434334032011100 Dendy Akhmadi NPM: 434334032011093

description

PENGERTIAN DIKSI DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH

Transcript of DIKSI

Page 1: DIKSI

PENGERTIAN DIKSI DAN PENGGUNAANNYA DALAM

PENULISAN KARYA ILMIAH

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

Aziz Rozaly NPM: 434334032011092 Dadang NPM: 434334032011062 Dendra NPM: 434334032011098 Deni Rizal Mulyana NPM: 434334032011019 Sandy nur ma’ariz NPM: 434334032011100 Dendy Akhmadi NPM: 434334032011093

Jurusan Akuntansi S1 Kelas Karyawan B

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan

JL Turangga No.37-41 Bandung 40263 Telp. (022) 7303249

Page 2: DIKSI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah Teknologi Informasi dan Komputer ini dengan judul “PENGERTIAN DIKSI

DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH “. Makalah ini di

susun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bahasa Indonesia

Program Studi S1 Akuntansi STIE PASUNDAN

Dalam menyusun makalah ilmiah ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih kepada :

Bpk. Saeful Hermansyah,SPD,MM

selaku Dosen Bahasa Indonesia STIE PASUNDAN

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna,

untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun

guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Penulis

Bandung, Maret 2012

1

Page 3: DIKSI

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………….... 1

Daftar Isi …………………………………………………………………………………. 2

Bab I Pendahuluan

A.Latar Belakang ……………………………………………………………………….. 3

B.Identifikasi Permasalahan ………………………………………………………….. 4

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Diksi ............................................................................................ 5-9

B. Jenis-jenis Diksi ......................................................................................... 10-16

C. Kesalahan Pembentukan dan Pemilihan Kata atau Diksi ....................... 16-27

Bab III Penutup

A.Simpulan ………………………………………....…………………………..……… 28

B.Saran ……………………………………………………………………………..…… 29

Daftar Pustaka ………………………………………………………………..………... 30

2

Page 4: DIKSI

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

M e n u l i s a d a l a h s u a t u k e t e r a m p i l a n b e r b a h a s a y a n g

d i p e r g u n a k a n u n t u k     be rkomun i kas i seca ra t i dak l angsung ,

t i dak seca ra t a tap muka dengan o rang l a i n . D a l a m k e g i a t a n

m e n u l i s i n i , p e n u l i s h a r u s l a h t e r a m p i l memanfaatkan

grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata

Kata merupakan satu unit dalam bahasa yang memiliki stabilitas intern dan

mobilitas posisional. Maksudnya, kata memiliki komposisi tertentu, baik secara

fonologis maupun morfologis, dan secara relatif memiliki distribusi yang bebas, yaitu

dapat digunakan sesuai dengan kepentingan. Kata-kata itu dapat ditata dalam suatu

konstruksi yang lebih besar sesuai dengan kaidah-kaidah sintaksis suatu bahasa.

Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat sebagai

sarana komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu selalu

terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator (pembicara atau

penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca).

Peristiwa komunikasi yang berlangsung menjadi tempat untuk mengungkapkan ide,

gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya. Dengan demikian, bahasa

digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pesan atau maksud

pembicara kepada pendengar (Nababan, 1992:66). Bahasa menjadi salah satu

media yang paling penting dalam komunikasi.

3

Page 5: DIKSI

Dalam konteks komunikasi, Diksi adalah satu unsur sangat penting

dalam kaitannya dengan analisis wacana dan penggunaan bahasa dalam proses

sosial dalam masyarakat, baik dalam dunia karang mengarang maupun

dalam dunia tutur setiap hari. Disamping itu, pemilihan kata itu harus

sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu. Kita mengetahui

bahwa di dalam penulisan karya ilmiah, sangat di tuntut untuk

menggunakan diksi yang baik dan benar sesuai konteks kosa katanya.

Dalam dunia pendidikan penggunaan ragam tulis yang baik dan benar sesuai

dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku sangat diperlukan untuk

menunjang keterampilan menulis bagi seseorang.

Berkaitan dengan latar belakang di atas, ada permasalahan yang menarik

untuk dikaji, Dalam hal ini penulis tertarik untuk meneliti pengertian diksi dan

penggunaannya dalam penulisan karya ilmiah.

B.Identifikasi Permasalahan

Dengan latar belakang tersebut, agar penbaca memperoleh pemahaman tentang

tentang diksi dan penggunaannya dalam penulisan karya ilmiah., maka penulis

mengemukakan rumusan masalah antara lain:

1. Apa yang dimaksud dengan diksi, peranannya serta syarat-syarat ketepatan

diksi dalam penulisan karya ilmiah?

2. Apakah jenis-jenis diksi dalam penulisan karya ilmiah?

3. Apakah Jenis-jenis kesalahan pemilihan kata atau diksi yang sering

ditemukan dalam penulisan karya ilmiah?

4

Page 6: DIKSI

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diksi

Diksi atau Pilihan Kata

Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya

ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum

digambarkan dengan seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan

dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini

membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diksi diartikan sebagai pilihan

kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan

sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Dari pernyataan itu

tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan

berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan

Definisi sederhananya, diksi (diction) adalah pemilihan kata dan metode

penggunaannya dalam tulisan atau pembicaraan, serta kemampuan menyampai

maksud/ide/keinginan dalam bentuk kata-kata sejelas-jelasnya. Diksi sangat penting

dalam komunikasi karena pada dasarnya, setiap orang memiliki tingkatan yang

berbeda dalam berbahasa.

. Memilih kata yang tepat yang dapat mewakili pesan yang ingin kita

sampaikan, yang tepat bagi audiens, dan yang dapat membawa tujuan dari

5

Page 7: DIKSI

komunikasi yang kita lakukan, itu lah diksi. Dan diksi itu, semacam skill.

Kemampuan. Bakat, namun juga dapat dikembangkan melalui latihan.

Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran - kata formal atau informal

dalam konteks sosial - adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan

bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya

penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan

karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran

menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap

pemilihan kata dan sintaks. Diksi terdiri dari delapan elemen yaitu : Fonem, Silabel,

Konjungsi, Hubungan, Kata benda, Kata kerja, Infleksi, dan Uterans.

Berikut adalah Fungsi Diksi :

Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.

Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak

resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.

Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.

Menciptakan suasana yang tepat.

Mencegah perbedaan penafsiran.

Mencegah salah pemahaman.

Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

Adapun fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan

guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan

kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak

menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan

6

Page 8: DIKSI

pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak

suasana.

Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih

indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung

jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan

latar wak Jadi semakin banyak vocabulary kita, serta semakin dalam pemahaman

kita terhadap nuansa makna (efek mental) dari suatu kata, maka semakin bagus

diksi kita.

Pemakaian diksi dimaksudkan untuk memudahkan dan mendapatkan

kesesuaian tujuan yang akan diperoleh. Pengarang ingin mengekspresikan

pengalaman atau imajinasinya secara padat dan intens yang berfungsi sebagai

gambaran penjelas dalam beraneka pilihan kata. Saat kita berbicara, kadang kita

tidak sadar dengan kata – kata yang kita gunakan. Maka dari itu, tidak jarang orang

yang kita ajak berbicara salah menangkap maksud pembicaraan kita.

Beberapa point – point penting tentang diksi, yaitu :

Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata – kata mana yang harus

dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk

pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan –

ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.

Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa

– nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan

untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa

yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.

7

Page 9: DIKSI

Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa

sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan

yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah

keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.

Peranan diksi dalam Penulisan Karya Ilmiah

Karya ilmiah merupakan kounikasi antara penulis dan pembaca. Agar

komunikasi itu efektif dan efisien, maka seorang penulis perlu berhat-hati dalam

memilih kata, sehingga pembaca mampu mencerna kata atau rangkaian kata yang

digunakan penulis untuk mengungkapkan gagasannya.

Dalam memilih kata ini, seorang penulis harus memperhatikan hal-hal berikut:

Ketepatan dimaksudkan sebagai pemilihan kata yang dapat mewakili

gagasan penulis dengan benar, sehingga tidak terjadi perbedaan tafsir antara

penulis dengan pembaca.

Kesesuain diartikan sebagai pilihan kata yang cocok denagn konteks, seperti

situasi pemakaian, sasaran penulis, dan lain-lain.

Contoh :

Kata Kamu, Anda,dan Saudara, merupakan kata-kata yang bersinonim, yaitu

kata yang digunakan untuk menyebut lawan bicara, tetapi bukanlah sinonim mutlak.

Nilai-nilai social menjadikan ketiga kata itu memiliki nuansa yang berbeda.

Seperti : Saya sama besar dengan kamu

Saya sama besar dengan anda

Saya sama besar dengan saudara

8

Page 10: DIKSI

Syarat-syarat ketepatan diksi dalam penulisan karya ilmiah

Persyaratan dalam ketepatan diksi sebagai berikut:

Mem bedakan se ca r a ce rma t deno tas i dan kono tas i .

Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir sama

bersinonim.

Mem bedakan ka ta - ka t a yang m i r i p da lam e j aan nya .

Hinda r i l ah ka t a - ka ta c i p ta an sen d i r i .

Was pada lah t e rha dap penggu naan akh i r an as i ng , t e r u ta ma

ka ta - ka ta as i ng yang mengandung akhiran asing tersebut.

Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis.

Unt uk men jam in ke te pa t an d i ks i , penu l i s a ta u pemb ica ra

ha rus mem bed akan kata umum dan kata khusus.

Mempergunakan kata-kata indria yan menunjukkan persepsi yang

khusus.

M e m p e r h a t i k a n p e r u b a h a n m a k n a y a n g t e r j a d i p a d a

k a t a - k a t a y a n g s u d a h dikenal.10.Memperhatikan kelangsungan

pilihan kata.

Syarat ketepatan diksi yang baik :

o Paling tepat mengungkapkan konsep yang dimaksud.

o Paling singkat di antara pilihan yang ada.

o Bernilai rasa (konotasi) baik.

o Sedap didengar (eufonik).

9

Page 11: DIKSI

B. Jenis-jenis Diksi

Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam

benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja “diubah” saat digunakan dalam

kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang sebenarnya

akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih dari itu, bisa saja menimbulkan

dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan dalam kalimat yang berbeda.

Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema penting sebagai

alat untuk mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek agar sesuai.

Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk

menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan

gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian

dari diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau

memiliki nilai artistik yang tinggi.

Jenis Diksi

1.      Makna Leksikal dan Makna Gramatikal 

Makna Leksikal:  makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil

observasi alat indera / makna yg sungguh-sungguh nyata dlm kehidupan kita.

Contoh: Kata tikus, makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan

timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam kucing).

Makna Gramatikal : untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna

gramatikal, untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan

proses reduplikasi seperti kata: buku yg bermakna “sebuah buku,” menjadi buku-

buku yang bermakna “banyak buku”.

10

Page 12: DIKSI

2.      Makna Referensial dan Nonreferensial 

Makna referensial & nonreferensial perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya

referen dari kata-kata itu. Maka kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di

luar bahasa yang diacu oleh kata itu. Kata bermakna referensial, kalau mempunyai

referen, sedangkan kata bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki referen.

Contoh: Kata meja dan kursi (bermakna referen). Kata karena dan tetapi (bermakna

nonreferensial).

3.      Makna Denotatif dan Konotatif

Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang

dimiliki sebuah leksem. Contoh: Kata kurus, bermakna denotatif keadaan tubuhnya

yang lebih kecil & ukuran badannya normal.  Makna konotatif adalah: makna lain

yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa

orang / kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. Contoh: Kata kurus pada

contoh di atas bermakna konotatif netral, artinya tidak memiliki nilai rasa yang

mengenakkan, tetapi kata ramping bersinonim dengan kata kurus itu memiliki

konotatif positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan senang bila dikatakan

ramping.

4.      Makna Konseptual dan Makna Asosiatif

Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari

konteks atau asosiasi apapun. Contoh: Kata kuda memiliki makna konseptual

“sejenis binatang berkaki empat yg bisa dikendarai”. Makna asosiatif adalah makna

yang dimiliki sebuah leksem / kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu

dengan suatu yang berada diluar bahasa . Contoh: Kata melati berasosiasi dg suatu

yg suci / kesucian. Kata merah berasosiasi berani / paham komunis.

11

Page 13: DIKSI

5.      Makna Kata dan Makna Istilah

Makna kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai faktor

dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum. Makna kata itu baru menjadi jelas

kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat. Contoh: Kata tahanan, bermakna orang

yang ditahan,tapi bisa juga hasil perbuatan menahan. Kata air, bermakna air yang

berada di sumur, di gelas, di bak mandi atau air hujan.  Makna istilah memiliki

makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan kepastian makna istilah itu karena istilah

itu hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan tertentu. Contoh: Kata

tahanan di atas masih bersifat umum, istilah di bidang hukum, kata tahanan itu

sudah pasti orang yang ditahan sehubungan suatu perkara.

6.      Makna Idiomatikal dan Peribahasa

Yang dimaksud dengan idiom adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata,

frase, maupun kalimat) maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, baik

unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Contoh: Kata

ketakutan, kesedihan, keberanian, dan kebimbangan memiliki makna hal yg disebut

makna dasar, Kata rumah kayu bermakna, rumah yang terbuat dari kayu.  Makna

pribahasa bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga

disebut dengan nama perumpamaan. Contoh: Bagai, bak, laksana dan umpama

lazim digunakan dalam peribahasa

7.      Makna Kias dan Lugas

Makna kias adalah kata, frase dan kalimat yang tidak merujuk pada arti sebenarnya.

Contoh: Putri malam bermakna bulan , Raja siang bermakna matahari.

12

Page 14: DIKSI

8.      Makna Denotatif dan Konotatif

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini

adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian

yang terkandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut

makna konseptual. Kata makan misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam

mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif.

Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari

sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah

makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau

pukul.

9.      Makna Umum dan Khusus

Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang-lingkupnya.

-        Makin luas ruang-lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya. Makin umum

suatu kata, maka semakin terbuka kemungkinan terjadinya salah paham dalam

pemaknaannya.

-        Makin sempit ruang-lingkupnya, makin khusus sifatnya sehingga makin sedikit

kemungkinan terjadinya salah paham dalam pemaknaannya, dan makin

mendekatkan penulis pada pilihan kata secara tepat.

Misalnya:

Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair  atau tawes. Ikan tidak

hanya mujair atau tidak seperti gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila, ikan koki

dan ikan mas. Dalam hal ini kata acuannya lebih luas disebut kata umum, seperti

ikan, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut kata khusus, seperti

gurame, lele, tawes, dan ikan mas.

13

Page 15: DIKSI

10.      Kata abstrak dan kata konkret.

Kata yang acuannya semakin mudah diserap panca-indra disebut kata konkret,

seperti meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Jika acuan sebuah kata

tidak mudah diserap panca-indra, kata itu disebut kata abstrak, seperti gagasan dan

perdamaian. Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata

abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang sifat teknis dan khusus.

Akan tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam suatu

karangan. Karangan tersebut dapat menjadi samar dan tidak cermat.

11.      Sinonim

Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang

sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada

kesamaan atau kemiripan. Kita ambil contoh cermat dan cerdik kedua kata itu

bersinonim, tetapi kedua kata tersebut tidak persis sama benar. Kesinoniman kata

masih berhubungan dengan masalah makna denotatif dan makna konotatif suatu

kata.

12.      Kata Ilmiah dan kata popular

Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum terpelajar,

terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-pertemuan resmi, serta diskusi-

diskusi khusus. Yang membedakan antara kata ilmiah dengan kata populer adalah

bila kata populer digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Dari pernyataan diatas

dapat disimpulkan, kata-kata ilmiah digunakan pada tulisan-tulisan yang berbau

pendidikan. Yang juga terdapat pada penulisan artikel, karya tulis ilmiah, laporan

ilmiah, skripsi, tesis maupun desertasi.

14

Page 16: DIKSI

13.      Kata Baku

kata baku adalah adalah ejaan yang benar, sedangkan kata tidak baku adalah ejaan

yang tidak benar atau ejaan salah. Dalam kehidupan sehari-hari terkadang tanpa

disadari kita menggunakan kata-kata yang salah alias tidak sesuai dengan ejaan

dalam Bahasa Indonesia. Salah satu atau dua ejaan kata dalam tulisan kita mungkin

sah-sah saja bagi umum, namun tidak halnya bagi dosen atau guru bahasa

indonesia. Ejaan yang baku sangat penting untuk dikuasai dan digunakan ketika

membuat suatu karya tulis ilmiah.

Contoh pengunaan diksi dalam Fakta yg ada di sekitar lingkungan kita adalah:

-Aku suka kamu !

-Aku Cinta banget sama kamu !

-Mau nggak kamu jadi pacar aku ? Soal aku jatuh hati banget sama kamu!”

Contoh kata baku dan kata tidak baku, di mana yang sebelah kiri adalah salah dan

yang sebelah kanan adalah betul :

- apotik : apotek

- atlit : atlet

- azas : asas

- azasi : asasi

- bis : bus

- do’a : doa

- duren : durian

15

Page 17: DIKSI

- gubug : gubuk

- hadist : hadis

- ijin : izin

- imajinasi : imaginasi

- insyaf : insaf

- jaman : zaman

- kalo : kalau

- karir : karier

- kongkrit : konkret

- nomer : nomor

- obyek : objek

- ramadhan : ramadan

- rame : ramai

- rapor : rapot

- sentausa : sentosa

- trotoar : trotoir

Ekstra ilmu pengetahuan ejaan yang disempurnakan

- kreatifitas : kreativitas

- kreativ : kreatif

- aktifitas : aktivitas

- aktiv : aktif

- sportifitas : sportivitas

- sportiv : sportif

- produktifitas : produktivitas

- produktiv : produktif

16

Page 18: DIKSI

C. Kesalahan Pembentukan dan Pemilihan Kata atau Diksi

Pada bagian berikut akan diperlihatkan kesalahan pembentukan kata yang

sering kita temukan, baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulis. Setelah

diperlihatkan bentuk yang salah, diperlihatkan pula bentuk yang benar yang

merupakan perbaikannya.

Jenis-jenis kesalahan diksi

Penggalan awalan meng-

Penanggalan awalan meng- pada judul berita dalam surat kabar diperbolehkan.

Namun, dalam berita teks beritanya awalan meng- harus eksplisit.

Di bawah ini di perlihatkan bentuk yang salah dan bentuk yang benar:

Amerika serikat luncurkan pesawat bolak-balik Columbia. (salah)

Amerika serikat meluncurkan pesawat bolak-balik Columbia. (benar)

Penggalan awalan ber-

Kata-kata yang berawalan ber- sering menanggalkan awalan ber-. Padahal, awalan

ber- harus dieksplisitkan secara jelas.

Dibawah ini dapat dilihat bentuk salah dan benar dalam pemakaiannya.

-Sampai jumpa lagi. (salah)

-Sampai berjumpa lagi. (benar)

-Pendapat saya beda dengan pendapatnya. (salah)

-Pendapat saya berbeda dengan pendapatnya. (benar)

17

Page 19: DIKSI

Peluluhan bunyi /c/

Kata dasar yang diawal bunyi /c/ sering menjadi luluh apabila mendapat awalan

meng-. Padahal, sesungguhnya bunyi /c/ tidak luluh apabila mendapat awalan

meng-.

Dibawah ini diperlihatkan bentuk salah dan bentuk benar.

-Wakidi sedang menyuci mobil. (salah)

-Wakidi sedang mencuci mobil. (benar)

-Eka lebih menyintai boby daripada menyintai Roy. (salah)

-Eka lebih mencintai Boby daripada mencintai Roy. (benar)

Penyengauan Kata Dasar

Ada lagi gejala penyengauan bunyi awalan kata dasar. Penyengauan kata dasar ini

sebenarnya adalah ragam lisan yang di pakai dalam ragam tulis. Akhirnya,

pencampuradukan antara ragam lisan dan ragam tulis menimbulkan suatu bentuk

kata yang salah dalam pemakaian.

Kita sering menemukan pengunaan kata-kata, mandang, ngail, ngantuk, nabrak,

nanam, nulis, nyubit, ngepung, nolak, nyabut, nyuap, dan nyari. Dalam bahasa

Indonesia baku tulis, kita harus menggunakan kata-kata memandang, mengail,

mengantuk, menabrak, menanam, menulis, mencubit, menolak, mencabut,

menyuap, dan mancari.

18

Page 20: DIKSI

Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang Berimbuhan meng-/peng-

Kata dasar yang bunyi awalnya /s/, /k/, /p/, atau /t/ sering tidak luluh jika mendapat

awalan meng- atau peng-. Padahal, menurut kaidah baku bunyi-bunyi itu harus

lebur menjadi bunyi sengau.

Di bawah ini bentuk salah dan bentuk benar dalam pemakaian sehari-hari.

-Eksistensi Indonesia sebagai negara pensuplai minyak sebaiknya dipertahankan.

(salah)

-Eksistensi Indonesia sebagai negara penyuplai minyak sebaiknya dipertahankan.

(benar)

-Semua warga negara harus mentaati peraturan yang berlaku. (salah)

-Semua warga negara harus menaati peraturan yang berlaku. (benar)

Kaidah peluluhan bunyi s, k, p, dan t tidak berlaku pada kata-kata yang dibentuk

dengan gugus konsonan. Kata traktor apabila diberi awalan meng-, kata ini akan

menjadi mentraktor bukan menraktor. Kata proklamasi apabila di beri awalan

meng- akan menjadi memproklamasikan.

Awalan ke- yang Keliru

Pada kenyataanya sehari-hari, kata-kata yang seharusnya berawalan ter- sering

diberi berawalan ke-. Hal itu disebabkan oleh kekurang cermatan dalam memilih

awalan yang tepat. Umumnya kesalahan itu dipengaruhi oleh bahasa daerah

(Jawa/Sunda).

19

Page 21: DIKSI

Dibawah ini di paparkan bentuk salah dan bentuk benar dalam pemakaian.

-Pengendara motor itu meninggal karena ketabrak oleh metro mini. (salah)

-Pengendara motor itu meninggal karena tertabrak oleh metro mini. (benar)

-Mengapa kamu ketawa terus? (salah)

-Mengapa kamu tertawa terus? (benar)

Perlu diketahui bahwa awalan ke- hanya dapat menempel pada kata bilangan,

awalan ke- tidak dapat dipakai. Pengecualian terdapat pada kata kekasih,

kehendak, dan ketua. Oleh sebab itu , kata ketawa, kecantol, keseleo, kebawa,

ketabrak bukanlah bentuk baku dalam bahasa Indonesia. Bentuk yang benar ialah

kedua, ketiga, keempat, keseribu, dan seterusnya.

Pemakaian Akhiran ir-

Pemakaian akhiran ir- sangat produktif dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-

hari. Padahal, dalam bahasa Indonesia baku untuk padanan akhiran ir- adalah –asi

atau –isasi.

Di bawah ini di ungkapkan bentuk yang salah dan bentuk yang benar.

-Saya sanggup mengkoordinir kegiatan itu. (salah)

-Saya sanggup mengoordinasi kegiatan itu. (benar)

-Soekarno-Hatta memproklamirkan Negara republik Indonesia. (salah)

-Soekarno-Hatta memproklamasikan Negara republik Indonesia. (benar)

Kata lainya seperti:

-Akomodir – akomodasi

-Legalisir – legalisasi

20

Page 22: DIKSI

Perlu diperhatikan, akhiran –asi atau asasi pada kata-kata lelenisasi, turinisasi,

neonisasi, radionisasi, pompanisasi, dan koranisasi merupakan bentuk yang

salah karena kata dasarnya bukan kata serapan dari bahasa asing. Kata-kata itu

harus diungkapkan menjadi usaha peternakan lele, usaha penanaman turi, usaha

pemansangan neon, gerakan memasyarakatkan radio, gerakan pemasangan

pompa, dan gerakan memasyarakatkan Koran.

Padanan yang Tidak serasi

Karena pemakai bahasa kurang cermat memilih padanan kata yang serasi, yang

muncul dalam pembicaraan sehari-hari adalah padanan yang tidak sepadan atau

tidak serasi. Hal itu terjadi karena dua kaidah bahasa bersilang atau bergabung

dalam sebuah kalimat.

Di bawah ini dipaparkan bentuk salah dan bentuk benar, terutama dalam memakai

ungkapan penghubung intrakalimat.

-Karena modal di bank terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah

memperoleh kredit. (salah)

-Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memproleh kredit.

(benar)

-Karena modal di bank terbatas sehingga semua pengusaha lemah memperoleh

kredit. (benar)

Bentuk-bentuk di atas adalah bentuk yang mengabungkan kata karena dan

sehingga, kata apabila dan maka, dan kata walaupun dan tetapi. Penggunaan

dua kata itu dalam sebuah kalimat tidak di perlukan.

21

Page 23: DIKSI

Bentuk-bentuk lainya yang merupakan padanan yang tidak serasi adalah

disebabkan karena, dan lain sebagainya, karena. . . . maka, untuk . . . maka,

meskipun . . . tetapi, kalau . . . maka, dan sebagainya.

Bentuk yang baku untuk mengganti padanan itu adalah disebabkan oleh, dan lain-

lain, atau dan sebagainya; karena/untuk/kalau saja tanpa diikuti maka,atau

maka saja tanpa didahulai karena/untuk/kalau; meskipun saja tanpa di susul

tetapi atau tetapi saja tanpa di susul meskipun.

Pemakaian Kata Depan di, ke, dari, bagi, pada, dari pada, dan terhadap

Dalam pemakaian sehari-hari, pemakaian di, ke, dari, bagi, dan daripada sering

dipertukarkan.

Di bawah ini dipaparkan bentuk benar dan bentuk salah pemakaian kata depan.

-Putusan daripada pemerintah itu melegakan hati rakyat. (salah)

-Putusan pemerintah itu melegakan hati rakyat. (benar)

-Meja ini terbuat daripada kayu. (salah)

-Meja ini terbuat dari kayu. (benar)

Pemakaian Akronim (Singkatan)

Singkatan ialah hasil menyingkat atau memendekan berupa huruf atau gabungan

huruf seperti PLO, UI, DPR, KPP, KY, MA, KBK, dan KTSP. Yang dimaksud dengan

bentuk singkatan ialah kontraksi bentuk kata sebagai mana dipakai dalam ucapan

cepat, seperti lab (laboratorium).

22

Page 24: DIKSI

Pemakaian akronim dan singkatan dalam bahasa Indonesia kadang- kadang tidak

teratur. Singkatan IBF mempunyai dua makna, yaitu international boxing federation

dan international badminton federation. Oleh sebab itu, pemakaian akronim dan

singkatan sedapat mungkin dihindari karena sudah umum maknanya telah mantap.

Penggunaan Kesimpulan, Keputusan, Penalaran, dan Pemukiman

-Kata kesimpulan bersaing pemakaiannya dengan kata simpulan.

-Kata keputusan bersaing pemakaiannya dengan kata putusan.

-Kata permukiman bersaing dengan kata pemukiman.

Lalu bentukan manakah yang sebenarnya paling tepat? Apakah yang tepat

kesimpulan yang salah simpulan, ataukah sebaliknya yang tepat keputusan yang

salah putusan, ataukah sebaliknya. Mana yang benar penalaran ataukah penalaran;

kata permukiman atau pemukiman?

Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia sebenarnya mengikuti pola yang rapi

dan konsisten. Kalau kita perhatikan dengan seksama, bentukan-bentukan kata itu

memiliki hubungan antara yang satu dan yang lain. Dengan kata lain, terdapat

korelasi diantara bentukan tersebut. Perhatikanlah, misalnya Verab yang berawalan

meng- dapat dibentuk menjadi nomina yang bermakna ‘proses’ yang berimbuhan

peng-an dan dapat pula di bentuk menjadi nomina yang berbentuk ‘proses’ yang

berimbuhan peng-an dan dapat pula dibentuk menjadi nomina yang bermakna

‘hasil’ yang beribuhan –an.

Contoh:

-Paman saya sudah membeli rumah di pemukiman Puri Giri Indah. (salah)

-Paman saya sudah membeli rumah di permukiman Puri Giri Indah. (benar)

23

Page 25: DIKSI

Penggunaan Kata yang Hemat

Salah satu ciri pemakaian bahasa yang efektif adalah pemakaian bahasa yang

hemat kata, tetapi padat isi. Namun dalam komunikasi sehari-hari sering dijumpai

pemakaian kata yang tidak hemat (boros).

Berikut ini daftar kata yang sering digunakan tidak hemat itu.

Boros / Hemat

1. sejak dari / sejak atau dari

2. agar supaya agar / supaya

3. demi untuk / demi atau untuk

Marilah kita lihat perbandingan pemakaian kata yang boros dan hemat berikut.

-Karburator adalah bagian mesin motor tempat dimana gas bahan bakar minyak

bercampur dengan udara. (boros, salah)

-Karburator adalah bagian mesin motor tempat gas bahan bakar minyak bercampur

dengan udara. (Hemat, Benar)

-Perkembangan teknik mobil akhir-akhir ini sangat pesat sekali. (Boros, Salah)

-Perkembangan teknik mobil akhir-akhir ini sangat pesat. (Hemat, Benar)

Pemakaian kata yang boros seperti sejak dari, adalah, merupakan, demi untuk,

agar supaya, dan zaman dahulu kala juga harus di hindari.

24

Page 26: DIKSI

Analogi

Di dalam dunia olahraga terdapat istilah petinju. Kata petinju berkolerasi dengan

kata bertinju. Kata petinju berarti ‘orang yang (biasa) bertinju’, bukan ‘orang yang

(biasa) meninju’.

Dewasa ini dapat dijumpai banyak kata yang sekelompok dengan petinju, seperti

pesenam, pesilat, pegolf, peterjun, petenis, dan peboling. Akan tetapi, apakah

semua kata dibentuk dengan cara yang sama dengan pembentukan kata petinju?

Jika harus dilakukan demikian, akan tercipta bentukan seperti berikut ini.

-Petinju ‘orang bertinju’

-Pesenam ‘orang yang bersenam’

-Pesilat ‘orang yang bersilat’

-Peski ‘orang yang berski’

Kata bertinju, bersenam, dan bersilat mungkin biasa digunakan, tetapi kata bergolf,

berterjun, bertenis dan berboling bukan kata yang lazim. Oleh sebab itu muncul kata

-Peski

-Peselancar

-Pegolf

-Petenis

-Peboling

Pada dasarnya tidak dibentuk dari

-Berski (yang baku bermain ski)

-Berselancar (yang baku bermain selancar)

25

Page 27: DIKSI

-Bergolf (yang baku bermain golf)

-Bertenis (yang baku bermain tenis)

Bentuk Jamak dalam Bahasa Indonesia

Dalam pemakaian sehari-hari, kadang-kadang orang salah mengunakan bentuk

jamak dalam bahasa Indonesia sehingga terjadi bentuk yang rancu atau kacau.

Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Bentuk jamak dengan melakukan pengulangan kata yang bersangkutan, seperti

-Kuda-kuda

-Meja-meja

-Buku-buku

2) Bentuk jamak dengan menambah kata bilangan, seperti

-Beberapa meja

-Sekalian tamu

-Semua buku

-Dua tempat

-Sepuluh computer

3) Bentuk jamak dengan menambah kata Bantu jamak, seperti para tamu.

4) Bentuk jamak dengan menggunakan kata ganti orang seperti

-Mereka

-kita

-Kami

-kalian

26

Page 28: DIKSI

Dalam pemakaian kata sehari-hari orang cenderung memilih bentuk jamak asing

dalam menyatakan jamak dalam bahasa Indonesia. Dibawah ini beberapa bentuk

jamak dan bentuk tunggal dari bahasa asing.

BentukTunggal Bentuk Jamak

-datum -data

-alumnus -alumni

-alim -ulama

Dalam bahasa Indonesia bentuk datum dan data yang dianggap baku ialah data

yang dipakai sebagai bentuk tunggal. Bentuk alumnus dan alumni yang dianggap

baku ialah bentuk alumni yang dipakai sebagai bentuk tunggal. Bentuk alim dan

ulama kedua-duanya dianggap baku yang di pakai masing-masing sebagai bentuk

tunggal. Oleh sebab itu, tidak salah kalau ada bentuk.

-Beberapa data,

-Tiga alumni, dan seterusnya.

Penggunaan di mana, yang mana, hal mana

Kata di mana tidak dapat dipakai dalam kalimat pernyataan. Kata dimana tersebut

harus diubah manjadi yang, bahwa, tempat, dan sebagainya.

27

Page 29: DIKSI

BAB III

PENUTUP

A.Simpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pilihan kata yang

tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga

diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Kemampuan untuk menemukan

bentuk yang sesuai (cocok) dan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok

masyarakat pendengarnya.

Secara ringkas, Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk

menggambarkan cerita mereka. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata. Istilah

ini bukan saja digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa

tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.

Agar usaha mendayagunakan teknik penceritaan yang menarik lewat pilihan kata

maka diksi yang baik harus tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau

hal yang diamanatkan untuk memilih tepat seorang pengarang harus mempunyai

kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan

gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang

sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya. Pilihan kata yang tepat dan

sesuai hanya mungkin kalau ia menguasai sejumlah besar kosa kata

(perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu pula

menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat

yang jelas dan efektif.Contoh-contoh pengunaan diksi dalam cerita fiktif misalnya

penggunaan metafora, anafora, litotes, simile, personafikasi dan sebagainya.

28

Page 30: DIKSI

B.Saran

Dalam memilih kata, seorang penulis harus memperhatikan hal-hal yang

menjadi syarat dari Diksi, yaitu :

a.    Ketepatan dalam pemilihan kata yang dapat mewakili gagasan penulis dengan

benar, sehingga tidak terjadi perbedaan tafsir antara penulis dengan pembaca.

b.   Kesesuaian pemilihan kata yang cocok dengan konteks, seperti situasi

pemakaian, sasaran penulis, dan lain-lain.

Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu mengantarkan isi dan tujuan

komunikasi dengan baik.

Beberapa syarat Kalimat yang Efektif adalah :

1.   Kesatuan Gagasan

2.   Koherensi

3.   Penekanan Bahagian Kalimat

4.   Variasi Kalimat

5.   Paralelisme

29

Page 31: DIKSI

DAFTAR PUSTAKA

http://www. google .com/

http://www. w ikipedia.com/

http://www. blogspot.com/

30