Diksi Karya Ilmiah
-
Upload
rahmayuni-nusri -
Category
Documents
-
view
456 -
download
45
description
Transcript of Diksi Karya Ilmiah
DIKSI KARYA ILMIAH
OLEH KELOMPOK 2
DOSEN PEMBIMBING, Dr. Fajri Usman, M. Hum
FAKULTAS KEPERAWATANUNIVERSITAS ANDALAS
2012
Nama Kelompok 2:
•ANISAH ABRAM (1210322020)•DINI HAYATI (1210321006)•FEBBY HANDRIANY (1210322032)•FITRANI DWINA (1210323028)•FITRIANI (1210321020)•INDRI GUSPITA D (1210323016)•MUTHIA SYADZA (1210322002)•RAHMA NIKE (1210321014)
PENGANTAR
Kata merupakan satu unit dalam bahasa yang memiliki stabilitas intern dan mobilitas posisional. Maksudnya, kata memiliki komposisi tertentu, baik secara fonologis maupun morfologis, dan secara relatif memiliki distribusi yang bebas, yaitu dapat digunakan sesuai dengan kepentingan. Kata-kata itu dapat ditata dalam suatu konstruksi yang lebih besar sesuai dengan kaidah-kaidah sintaksis suatu bahasa.Tiap kata mengungkapkan suatu gagasan atau ide. artinya, kata merupakan media penyalur gagasan, hal ini sejalan dengan uraian keraf yang menyatakan bahwa semakin banyak kata yang dikuasai seseorang, semakin banya ide atau gagasan yang dikuasai dan yang sanggup diungkapkannya.
PENGERTIAN DIKSI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan.Menurut Wikipidea, Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti "diksi" yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata - seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Dimana kemahiran memilih kata dapat diperoleh dari: Penguasaan terhadap kosa kata yang cukup luas. Penguasaan terhadap kosa kata dapat dibangun: rajin membaca buku dan membuka kamus.
PERANAN DIKSI DALAM KARYA ILMIAH
Karangan ilmiah merupakan komunikasi antara penulis dan pembaca. Agar komunikasi itu efektif dan efisien, maka seorang penulis perlu berhat-hati dalam memilih kata, sehingga pembaca mampu mencerna kata atau rangkaian kata yang digunakan penulis untuk mengungkapkan gagasannya.
Dapat disimpulkan, peran diksi secara garis besar adalah sebagai berikut:•Untuk mencegah kesalah pahaman.•Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.•Untuk Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.•Supaya suasana yang tepat bisa tercipta.•Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
ELEMEN-ELEMEN DIKSI
Diksi terdiri dari enam elemen, yaitu :
1. Fonem
Fonem sebuah istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang masih bisa menunjukkan perbedaan makna. Fonem berbentuk bunyi.
2. Silabel
Suku kata atau silabel (bahasa Yunani: συλλαβή sullabē) adalah unit pembentuk kata yang tersusun dari satu fonem atau urutan fonem.
3. Konjungsi
Konjungsi kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Contoh: dan, atau, serta.
4. Nomina
Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.
5. Verba
Verba (bahasa Latin: verbum, "kata") atau kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya.
6. Infleksi
Adalah proses penambahan morpheme infleksional kedalam sebuah kata yang mengandung indikasi gramatikal seperti jumlah, orang, gender, tenses, atau aspek.
SYARAT-SYARAT DIKSI
syarat-syarat itu ialah :
a. Ketepatan
Ketepatan dimaksudkan sebagai pemilihan kata yang dapat mewakili gagasan penulis dengan benar, sehingga tidak terjadi perbedaan tafsir antara penulis dengan pembaca.
b. Kesesuaian
Kesesuain diartikan sebagai pilihan kata yang cocok dengan konteks, seperti situasi pemakaian, sasaran penulis, dan lain-lain.
SYARAT-SYARAT KETEPATAN KATA
Harus dapat membedakan:a. makna denotasi dan konotasi dengan cermat
Contoh: (1) Pengemis itu sedang makan di Lamun Ombak. (2) Upacara adat itu makan dana yang besar.
b. kata umum dan kata khusus secara cermat
Contoh kata umum : kata partai dan kata mobil acuannya lebih luas. Contoh kata khusus: kata Golkar, sedan, dan kijang acuannya lebih sempit
c. kata konkret dan abstrak dengan cermat
Kata konkret: kata yang acuannya mudah diserap oleh pancaindra.
Misalnya: kata mangga, rumah, dan candi.
Kata abstrak: kata yang acuannya tidak mudah diserap oleh pancaindra
Misalnya: kata keadilan, pendidikkan, dan pengobatan.
d. Kata yang bersinonim
Contohnya:
Kata agung, besar, dan raya merupakan kata-kata yang bersinonim, namun pemakaian ketiganya tidak selalu dapat dipertukarkan, misalnya: rumah besar, mesjid raya, hakim agung.
Kata mati, mangkat, wafat, mampus, gugur, tewas, berpulang, kembali keharibaan Tuhan, dan meninggal, bermakna mati atau tidak bernyawa lagi.
Kata gugur, misalnya, hanya dipakai untuk orang yang mati di medan perang.
e. Pembentukkan Kata
Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari
dalam dan dari luar bahasa Indonesia.
Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk
kosakata baru dengan dasar kata yang sudah ada.
Contohnya: dari kata tata terbentuk kata,
antara lain: tata acara, , tata bahana,
tata boga, tata buku, tata busana, dan
tata cara.
dari luar bahasa Indonesia terbentuk kata baru melalui unsur serapan. (1).Kata-kata asing yang sudah sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia, se- perti bank dan vitamin. (2).Kata-kata asing yang disesuaikan de- ngan ejaan bahasa Indonesian, se- perti standar, teks, subjek, dan sosial. (3).Kata-kata/ istilah-istilah asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, seperti kata isu dan issue.Kata isu (b. Indonesia): berita yang tidak jelas asal-usulnya, Kata issue (b. Inggris) : publikasi, perkara.
f. Padanan kata yang serasi:
Contoh : (1) Walaupun malam tadi bertugas siskamling, tetapi dia masuk kantor juga seperti biasa. (Salah), karena tidak serasi.
(2) Malam tadi dia bertugas siskamling, tetapi dia masuk kantor juga seperti biasa. (Benar).
(3)Walaupun malam tadi bertugas siskamling, dia masuk kantor juga seperti biasa. (Benar).
g. Idiom dan ungkapan idiomatis.
Idiom: ungkapan bahasa yang artinya tida secara langsung dapat dijabarkan dari unsur-unsurnya.Contohnya: gulung tikar , muka badak.
Ungkapan Idiomatis : pasangan kata yang selalu muncul bersama sebagai frase.
Contohnya: berawal dari, berdasarkan pada, bergantung pada, bertemu dengan, berkenaan dengan, diperuntukkan bagi, disebabkan oleh, sehubungan dengan, terbuat dari, terdiri atas/ dari, tergantung pada, dan sejalan dengan.
SYARAT-SYARAT KESESUAIAN KATA
Syarat-syaratnya:
1. menggunakan ragam baku dengan cermat 2. menggunakan kata eufumisme 3. menggunakan kata berpasangan dan berlawanan dengan baik 4. menggunakan kata-kata ilmiah 5. hindari penggunaan ragam lisan
KESALAHAN PEMILIHAN DIKSI
Sebuah kata mengemban peran yang penting dalam sebuah kalimat/tuturan karena arti atau makna sebuah kalimat dapat dibangun dengan pemilihan kata yang tepat. Apabila terjadi kesalahan pemilihan kata maka akan terjadi pergeseran arti/makna kalimat, tidak sebagaimana diinginkan oleh penulisnya. Bagi pembaca, kesalahan tersebut akan menimbulkan kesalahpaham atas arti/makna yang dimaksudkan penulis.
Penggunaan kata-kata yang saling menggantikan yang dipaksakan akan menimbulkan perubahan makna kalimat bahkan merusak struktur kalimat, jika tidak disesuaikan dengan makna atau maksud kalimat yang sebenarnya. Pilihan kata yang tidak tepat sering penggunaannya divariasikan secara bebas, sehingga menimbulkan kesalahan. Kalimat seperti tidak bermasalah, jika hanya dicermati sekilas saja.
Contoh: mantan dan bekas, busana dan baju, jam dan pukul dan lain-lain.
TERIMAKASIH