DIII Analis Kesehatan StiKesBTH Tasikmalaya Kimia Klinik Makalah Carikcelup Isi

download DIII Analis Kesehatan StiKesBTH Tasikmalaya Kimia Klinik Makalah Carikcelup Isi

of 18

Transcript of DIII Analis Kesehatan StiKesBTH Tasikmalaya Kimia Klinik Makalah Carikcelup Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Pemeriksaan urin dalam mengindikasikan beberapa penyakit sangatpenting. pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta tentangginjal dan saluran urin tetapi juga mengenai faal berbagai organ dalambeberapa tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas dan korteks adrenal. Jika kita melakukan urinalisis dengan memakai urin kumpulan 24 jampada seseorang ternyata susunan urin itu tidak berbeda dari susunan urin 24jam berikutnya. Akan tetapi jika kita melakukan pemeriksaan dengan sampelurin dari orang tersebut pada saat tidak menentu, maka akan kita lihat susunan sampel urin dapat berbeda jauh. Itu sebabnya sangat penting memilih sampel urin sesuai dengan tujuan pemeriksaan. Oleh karena pada pemerikasaan urin dapat dideteksi berbagai macam penyakit maka sangatpenting dilakukan percobaan urinalisis.

1.2

Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, dapat diambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1. 2. Apa yang dimaksud dengan analisis dipstick ? Bagaimana teknik pemeriksaan urin dengan menggunakan dipstick?

1.3

Tujuan Penulis menyusun makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kimia klinik dengan harapan dapat menjadi sumber perolehan informasi dalam ruang lingkup pendidikan.

1|Page

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, diantaranya agar mahasiswa dapat: 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan alisis dipstick . 2. Mengetahui teknikpemeriksaan urin dengan menggunakan dipstick .

2|Page

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Teori Umum Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuktujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasiberbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit sepertidiabetes melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadapstatus kesehatan umum. Mekanisme pembentukan urin yaitu dimulai dari mengalirnya darahkedalam glomeruli yang terletak dibagian luar ginjal (cortex). Dinding glomeruli inilah yang bekerja sebagai saringan halus yang secara pasif dapat dilintasi air, garam-garam dan glukosa. Ultrafiltrat yang diperoleh dari filtrasidan berisi banyak air serta elektrolit akan ditampung diwadah yang menelilingi setiap glomerulus seperti cocrong (kapsul Bowman) dan kemudian disalurkan ke pipa kecil (tubuli). Tubuli ini terdiri dari bagian proksimal (terjadi reabsorpsi garam Na, air, glukosa dan ureum) dan distal,yang letaknya masing-masing dekat dan jauh dari glomerulus, kedua bagian ini dihubungkan oleh sebuah lengkungan (Henles loop). Disini terjadi penarikan kembali secara aktif air dan komponen yang sangat penting bagitunuh, seperti glukosa dan garagaram antara lain ion Na+(reabsorpsi pasif Na dan K) tanpa air dan reabsorpsi aktif Cl-. Zat-zat ini dikembalikan pada darah melalui kapiler yang mengelilingi tubuli. Sisanya yang tak bergunaseperti ampas peromabakan metabolism protein (ureum) untuk sebagianbesar tidak diserap kembali. Sebelum ke saluran pengumpul ditubulus distalada dua bagian, bagian pertama temapat terjadinya reabsorpsi aktif Na tanpa air dan dibagian kedua ion Na ditukarkan dengan ion K+ atau NH4+. Danakhirnya filtrate dari semula tubuli ditampung disuatu saluran pengumpul (ductus colligens), dimana terutama berlangsung penyerapan air kembali. Filtrat disalurkan kekandung kemih dan ditimbun disini sebagai urin. Urinalisis yang akurat dipengaruhi oleh spesimen yang berkualitas. Sekresi vagina, perineum dan uretra pada wanita, dan kontaminan uretra pada pria dapat mengurangi mutu temuan laboratorium. Mukus, protein, sel, epitel, dan mikroorganisme

3|Page

masuk ke dalam sistem urine dari uretra dan jaringansekitarnya. Oleh karena itu pasien perlu diberitahu agar membuang beberapa millimeter pertama urine sebelum mulai menampung urine. Pasien perlu membersihkan daerah genital sebelum berkemih. Wanita yang sedang haid harus memasukkan tampon yang bersih sebelum menampung specimen. Kadangkadang diperlukan kateterisasi untuk memperoleh spesimen yang tidak tercemar. Ada beberapa macam-macam sampel urin 1. Urin sewaktu Yaitu urin yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak ditentukandengan khusus. Urin jenis ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin yangmenyertai pemeriksaan badan tanpa pendapat khusus 2. Urin pagi Yaitu urin yang pertama-tama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur. baik untuk pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein dan baikjuga untuk tes kehamilan berdasarkan adanya HCG 9human chrionicgonadotropin) dalam urin. 3. Urin Post-Prandial Urin yang dikemihkan 2 jam setelah makan, spesimen ini biasanyauntuk pemeriksaan glukosa dalam urin sesudah makan 4. Urine 3 dan 2 porsi Biasanya untuk mengetahui lokasi kelainan saluran kemih, atau infeksiprostat. Urin yang ditampung dengan 3 (tiga) Bagian I : 20 - 30 ml pertama, Bagian II : Urin berikutnya, Bagian III: urin 1/3 bagian terakhir. Untuk urin 2 porsi caranya serupa hanya saja bagian ke tiga ditiadakan dangelas atau bagian pertama dditampung 50-75 ml urin. 5. Urin 24 JamSampel urin yang dikumpulkan selama 24 jam. Biasanya untukpemeriksaan kimia kuantitatif, seperti kalsium, fosfat, protein, 17hidroksiketosteroid

4|Page

6.

Midstream Clean CatchUrin yang ditampung persis seperti urin 3 (tiga) bagian, namun yangdigunakan hanya bagian kedua, biasanya untuk pemeriksaan kultur danskrining rutin

7. 8.

Suprapubic aspirasiUrin yang diperoleh dengan cara aspirasi urin dari kandung kemih KateterisasiUrin yang dikumpulkan dengan cara memasukkan kateter ke dalamkandung kemih melalui urethra.Adapun rmacam-macam bahan pengawet yang biasa digunakandalam mengumpulkan sampel urin antara lain : 1. Toluena Pengawet ini banyak dipakai, hampir mendekati sifat pengawet allround. perombakan urin oleh kuman dihambat, lebih-lebih dalam keadaandingin, baik untuk mengawetkan glukosa, aseton dan asam aceto asetat.Pakailah sebanyak 2-5 ml toluene untuk mengawetkan urin 24 jam, jumlah inidimasukkan kedalam botol penampung dan tiap kali ditambahkan urin, botolharus dikocok baik-baik. 2. Thymol Sebutir thymol sebagai pengawet mempunyai daya seperti toluenejuga. Jika jumlah thymol terlalu banyak ada kemungkinan terjadi hasil positif palsu pada reaksi terhadap proteinuria dengan cara pemanasan denganasam asetat. 3. Formaldehida Khusus dipakai untuk mengawetkan sedimen, penting untukmengawetkan sedimen jika hendak mengadakan penilaian kuantitatif atas unsure-unsur dalam sedimen. Pakailah sebanyak 1-2 ml larutan formaldehid40% untuk mengawetkan urin 24 jam. campur baik-baik tiap kali ditambahurin. Jika jumlahnya terlalu besar akan mengadakan reduksi pada tesbenedict dan mengganggu tes Obmayer untuk menyatakan adanya indikan. 4. Asam sulfat pekat Asam ini dipakai untuk mengawetkan urin guna penetapan kuantitatif calcium, nitrogen dan kebanyakan zat inorganic lain. Jumlah yang harus diberikan ialah sebanyak itu hingga pH urin tetap lebih rendah dari 4,5(control dengan kertas nitrazin). Reaksi asam mencegah terlepasnya N dalam

5|Page

bentuk amoniak dan mencegah juga terjadinya endapan calciumfosfat.5. Natrium karbonat Khusus dipakai untuk mengawetkan urobilinogen jika hendakmenentukan ekskresinya per 24 jam. masukkanlah kira-kira 5 gram matriumkarbonat dalam botol penampung bersama dengan beberapa ml toluene. Adapun beberapa syarat wadah urin yang baik, yaitu : a. Botol penampung urin harus bersih dan kering. Adanya kotoran dalam wadah berarti adanya mikroorganisme yang akanberkembang biak dalam urin dan mengubah susunannya. b. Berupa gelas bermulut lebar yang dapat disumbat rapat.Sebaiknya urin dikeluarkan langsung kedalam wadah tersebut. Sebuah wadah yang volumenya 300 ml, mencukupi untuk urin sewaktu, jika hendak mengumpulkan urin kumpulan pakailah wadah yang lebih besar. Meskipun urine yang diambil secara acak (random) atau urine sewaktucukup bagus untuk pemeriksaan, namun urine pertama pagi hari adalah yangpaling bagus. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsure-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Gunakan wadah yang bersih untuk menampung spesimen urin.Hindari sinar matahari langsung pada waktu menangani spesimen urin. Jangan gunakan urin yang mengandung antiseptik. Lakukan pemeriksaan dalam waktu satu jam setelah buang air kecil. Penundaan pemeriksaan terhadap spesimen urine harus dihindari karenadapat mengurangi validitas hasil. Analisis harus dilakukan selambat-lambatnya 4 jam setelah pengambilan spesimen. Dampak dari penundaanpemeriksan antara lain : unsur-unsur berbentuk dalam sedimen mulaimengalami kerusakan dalam 2 jam, urat dan fosfat yang semula larut dapatmengendap sehingga mengaburkan pemeriksaan mikroskopik elemen lain bilirubin dan urobilinogen dapat mengalami oksidasi bila terpajan sinar matahari, bakteri

6|Page

berkembangbiak dan dapat mempengaruhi hasilpemeriksaan mikrobiologik dan pH, glukosa mungkin turun, dan badan keton,jika ada, akan menguap. Urinalisis yang akurat dipengaruhi oleh spesimen yang berkualitas. Sekresi vagina, perineum dan uretra pada wanita, dan kontaminan uretra pada pria dapat mengurangi mutu temuan laboratorium. Mukus, protein, sel,epitel, dan mikroorganisme masuk ke dalam sistem urine dari uretra danjaringan sekitarnya. Oleh karena itu pasien perlu diberitahu agar membuang beberapa millimeter pertama urine sebelum mulai menampung urine. Pasienperlu membersihkan daerah genital sebelum berkemih. Wanita yang sedanghaid harus memasukkan tampon yang bersih sebelum menampung specimen. Kadang-kadang diperlukan kateterisasi untuk memperolehspesimen yang tidak tercemar. Meskipun urine yang diambil secara acak (random) atau urine sewaktu cukup bagus untuk pemeriksaan, namun urine pertama pagi hari adalah yang paling bagus. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsure-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Gunakan wadah yang bersih untuk menampung spesimen urin.Hindari sinar matahari langsung pada waktu menangani spesimen urin. sJangan gunakan urin yang mengandung antiseptic Lakukan pemeriksaan dalam waktu satu jam setelah buang air kecil. Penundaan pemeriksaan terhadap spesimen urine harus dihindari karenadapat mengurangi validitas hasil. Analisis harus dilakukan selambat-lambatnya 4 jam setelah pengambilan spesimen. Dampak dari penundaan pemeriksan antara lain : unsur-unsur berbentuk dalam sedimen mulaimengalami kerusakan dalam 2 jam, urat dan fosfat yang semula larut dapat mengendap sehingga mengaburkan pemeriksaan mikroskopik elemen lain, bilirubin dan urobilinogen dapat mengalami oksidasi bila terpajan sinar matahari, bakteri berkembangbiak dan dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan mikrobiologik dan pH, glukosa mungkin turun, dan badan keton,jika ada, akan meng

7|Page

2.2

Analisis Dipstick Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum.

Dipstick adalah strip reagen berupa strip plastik tipis yang ditempelikertas seluloid yang mengandung bahan kimia tertentu sesuai jenisparameter yang akan diperiksa. Urine Dip merupakan analisis kimia cepatuntuk mendiagnosa berbagai penyakit.Uji kimia yang tersedia pada reagen strip umumnya adalah : glukosa, protein,bilirubin, urobilinogen, pH, berat jenis, darah, keton, nitrit, dan leukositesterase. 2.2.1 Prosedur Test

8|Page

Ambil hanya sebanyak strip yang diperlukan dari wadah dan segera tutup wadah. Celupkan strip reagen sepenuhnya ke dalam urin selama duadetik. Hilangkan kelebihan urine dengan menyentuhkan strip di tepi wadah spesimen atau dengan meletakkan strip di atas secarik kertas tisu. Perubahan warna diinterpretasikan dengan membandingkannya denganskala warna rujukan, yang biasanya ditempel pada botol/wadah reagen strip. Perhatikan waktu reaksi untuk setiap item. Hasil pembacaan mungkin tidak akurat jika membaca terlalu cepat atau terlalu lambat, atau jika pencahayaan kurang. Pembacaan dipstick dengan instrument otomatis lebih dianjurkan untuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara visual. Pemakaian reagen strip haruslah dilakukan secara hati-hati. Oleh karena itu harus diperhatikan cara kerja dan batas waktu pembacaan seperti yangtertera dalam leaflet. Setiap habis mengambil 1 batang reagen strip,botol/wadah harus segera ditutup kembali dengan rapat, agar terlindung darikelembaban, sinar, dan uap kimia. Setiap strip harus diamati sebelum digunakan untuk memastikan bahwa tidak ada perubahan warna. 1. Glukosa Kurang dari 0,1% dari glukosa normal disaring oleh glomerulus muncul dalam urin (kurang dari 130 mg/24 jam). Glukosuria (kelebihan gula dalamurin) terjadi karena nilai ambang ginjal terlampaui atau daya reabsorbsi tubulus yang menurun. Glukosuria umumnya berarti diabetes mellitus. Namun, glukosuria dapat terjadi tidak sejalan dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah, oleh karena itu glukosuria tidak selalu dapat dipakai untuk menunjang diagnosis diabetes mellitus. Untuk pengukuran glukosa urine, reagen strip diberi enzim glukosaoksidase (GOD), peroksidase (POD) dan zat warna. 2. Protein Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulusyang diserap oleh tubulus ginjal. Normal ekskresi protein urine biasanya tidak

9|Page

melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl dalam setiap satu spesimen. Lebih dari 10 mg/ml didefinisikan sebagai proteinuria. Sejumlah kecil protein dapat dideteksi dari individu sehat karena perubahan fisiologis. Selama olah raga, stres atau diet yang tidak seimbang dengan daging dapat menyebabkan protein dalam jumlah yang signifikanmuncul dalam urin. Pra-menstruasi dan mandi air panas juga dapat menyebabkan jumlah protein tinggi. Protein terdiri atas fraksi albumin dan globulin. Peningkatan ekskresialbumin merupakan petanda yang sensitif untuk penyakit ginjal kronik yangdisebabkan karena penyakit glomeruler, diabetes mellitus, dan hipertensi. Sedangkan peningkatan ekskresi globulin dengan berat molekul rendahmerupakan petanda yang sensitif untuk beberapa tipe penyakittubulointerstitiel. Dipsticks mendeteksi protein dengan indikator warna Bromphenol biru,yang sensitif terhadap albumin tetapi kurang sensitif terhadap globulin,protein Bence-Jones, dan mukoprotein 3. Bilirubin Bilirubin yang dapat dijumpai dalam urine adalah bilirubin direk(terkonjugasi), karena tidak terkait dengan albumin, sehingga mudah difiltrasioleh glomerulus dan diekskresikan ke dalam urine bila kadar dalam darahmeningkat. Bilirubinuria dijumpai pada ikterus parenkimatosa (hepatitisinfeksiosa, toksik hepar), ikterus obstruktif, kanker hati (sekunder), CHFdisertai ikterik. 4. Urobilinogen Empedu yang sebagian besar dibentuk dari bilirubin terkonjugasi mencapai area duodenum, tempat bakteri dalam usus mengubah bilirubin menjadi urobilinogen. Sebagian besar urobilinogen berkurang di faeses; sejumlah besar kembali ke hati melalui aliran darah, di sini urobilinogen diproses ulang menjadi empedu; dan kira-kira sejumlah 1% diekskresikan

10 | P a g e

kedalam urine oleh ginjal. Peningkatan ekskresi urobilinogen dalam urine terjadi bila fungsi sel hepar menurun atau terdapat kelebihan urobilinogen dalam saluran gastrointestinal yang melebehi batas kemampuan hepar untuk melakukan rekskresi. Urobilinogen meninggi dijumpai pada : destruksi hemoglobin berlebihan(ikterik hemolitika atau anemia hemolitik oleh sebab apapun), kerusakanparenkim hepar (toksik hepar, hepatitis infeksiosa, sirosis hepar, keganasanhepar), penyakit jantung dengan bendungan kronik, obstruksi usus,mononukleosis infeksiosa, anemia sel sabit. Urobilinogen urine menurun dijumpai pada ikterik obstruktif, kanker pankreas, penyakit hati yang parah(jumlah empedu yang dihasilkan hanya sedikit), penyakit inflamasi yangparah, kolelitiasis, diare yang berat. Hasil positif juga dapat diperoleh setelah olahraga atau minum atau dapat disebabkan oleh kelelahan atau sembelit. Orang yang sehat dapat mengeluarkan sejumlah kecil urobilinogen. 5. Keasaman (pH) Filtrat glomerular plasma darah biasanya diasamkan oleh tubulus ginjaldan saluran pengumpul dari pH 7,4 menjadi sekitar 6 di final urin. Namun,tergantung pada status asam-basa, pH kemih dapat berkisar dari 4,5 8,0.pH bervariasi sepanjang hari, dipengaruhi oleh konsumsi makanan; bersifatbasa setelah makan, lalu menurun dan menjadi kurang basa menjelangmakan berikutnya. Urine pagi hari (bangun tidur) adalah yang lebih asam.Obat-obatan tertentu dan penyakit gangguan keseimbangan asam-basa jugadapt mempengaruhi pH urine. Urine yang diperiksa haruslah segar, sebab bila disimpan terlalu lama,maka pH akan berubah menjadi basa. Urine basa dapat memberi hasilnegatif atau tidak memadai terhadap albuminuria dan unsureunsur mikroskopik sedimen urine, seperti eritrosit, silinder yang akan mengalamilisis. pH urine yang basa sepanjang hari kemungkinan oleh adanya

11 | P a g e

infeksi. Urine dengan pH yang selalu asam dapat menyebabkan terjadinya batuasam urat Berikut ini adalah keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi pH urine : a. pH basa : setelah makan, vegetarian, alkalosis sistemik, infeksi saluran kemih (Proteus atau Pseudomonas menguraikan urea menjadi CO2 dan ammonia), terapi alkalinisasi, asidosis tubulus ginjal,spesimen basi. b. pH asam : ketosis (diabetes, kelaparan, penyakit demam pada anak),asidosis sistemik (kecuali pada gangguan fungsi tubulus, asidosisrespiratorik 6. atau metabolic memicu pengasaman urine danmeningkatkan ekskresi NH4+), terapi pengasaman. Berat Jenis (Specific Gravity, SG ) Berat jenis (yang berbanding lurus dengan osmolalitas urin yangmengukur konsentrasi zat terlarut) mengukur kepadatan air seni serta dipakaiuntuk menilai kemampuan ginjal untuk memekatkan dan mengencerkan urin. Spesifik gravitasi antara 1,005 dan 1,035 pada sampel acak harus dianggap wajar jika fungsi ginjal normal. Nilai rujukan untuk urine pagi adalah1,015 1,025, sedangkan dengan pembatasan minum selama 12 jam nilainormal > 1,022, dan selama 24 jam bisa mencapai 1,026. Defek fungsi dini yang tampak pada kerusakan tubulus adalah kehilangan kemampuan untuk memekatkan urine. BJ urine yang rendah persisten menunjukkan gangguan fungsi reabsorbsitubulus. Nokturia dengan ekskresi urine malam > 500 ml dan BJ kurang dari1.018, kadar glukosa sangat tinggi, atau mungkin pasien barubaru ini menerima pewarna radiopaque kepadatan tinggi secara intravena untuk studiradiografi, atau larutan dekstran dengan berat molekul rendah. Kurangi 0,004untuk setiap 1% glukosa untuk menentukan konsentrasi zat terlarut non-glukosa

12 | P a g e

7.

Darah (Blood) Pemeriksaan dengan carik celup akan memberi hasil positif baik untukhematuria, hemoglobinuria, maupun mioglobinuria. Prinsip tes carik celupialah mendeteksi hemoglobin dengan pemakaian substrat peroksidase sertaaseptor oksigen. Eritrosit yang utuh dipecah menjadi hemoglobin denganadanya aktivitas peroksidase. Hal ini memungkinkan hasil tidak sesuaidengan metode mikroskopik sedimen urine. Hemoglobinuria sejati terjadi bila hemoglobin bebas dalam urine yangdisebabkan karena danya hemolisis intravaskuler. Hemolisis dalam urine jugadapat terjadi karena urine encer, pH alkalis, urine didiamkan lama dalamsuhu kamar. Mioglobinuria terjadi bila mioglobin dilepaskan ke dalampembuluh darah akibat kerusakan otot, seperti otot jantung, otot skeletal, jugasebagai akibat dari olah raga berlebihan, konvulsi. Mioglobin memiliki beratmolekul kecil sehingga mudah difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresi kedalam urine. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium: 1. Hasil positif palsu dapat terjadi bila urine tercemar deterjen yangmengandung hipoklorid atau peroksida, bila terdapat bakteriuria yangmengandung peroksidase. 2. Hasil negatif palsu dapat terjadi bila urine mengandung vitamin C dosistinggi, pengawet formaldehid, nitrit konsentrasi tinggi, proteinkonsentrasi tinggi, atau berat jenis sangat tinggi. Urine dari wanita yang sedang menstruasi dapat memberikan hasil positif. 8. Keton Badan keton (aseton, asam aseotasetat, dan asam hidroksibutirat) diproduksi untuk menghasilkan energi saat karbohidrat tidak dapat digunakan. Asam aseotasetat dan asam -hidroksibutirat merupakan bahan bakar respirasi normal dan sumber energi penting terutama untuk ototjantung dan korteks ginjal. Apabila kapasitas jaringan untuk menggunakanketon sudah mencukupi maka akan diekskresi ke dalam urine, dan apabila kemampuan

13 | P a g e

ginjal untuk mengekskresi keton telah melampaui batas, makaterjadi ketonemia. Benda keton yang dijumpai di urine terutama adalah aseton dan asam aseto asetat. Ketonuria disebabkan oleh kurangnya intake karbohidrat (kelaparan, tidak seimbangnya diet tinggi lemak dengan rendah karbohidrat), gangguan absorbsi karbohidrat (kelainan gastrointestinal), gangguan metabolism karbohidrat (mis. diabetes), 9. Nitrit Di dalam urine orang normal terdapat nitrat sebagai hasil metabolismeprotein, yang kemudian jika terdapat bakteri dalam jumlah yang signifika dalam urin (Escherichia coli, E nterobakter, Citrobacter, Klebsiella, Proteus) yang megandung enzim reduktase, akan mereduksi nitrat menjadi nitrit. Halini terjadi bila urine telah berada dalam kandung kemih minimal 4 jam. Hasil negative bukan berarti pasti tidak terdapat bakteriuria sebab tidak semuajenis bakteri dapat membentuk nitrit, atau urine memang tidak mengandung nitrat, atau urine berada dalam kandung kemih kurang dari 4 jam. Disampingitu, pada keadaan tertentu, enzim bakteri telah mereduksi nitrat menjadi nitrit,namun kemudian nitrit berubah menjadi nitrogen. Spesimen terbaik untuk pemeriksaan nitrit adalah urine pagi dan diperiksadalam keadaan segar, sebab penundaan pemeriksaan akan mengakibatkanperkembang biakan bakteri di luar saluran kemih, yang juga dapatmenghasilkan nitrit.Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium : 1. Hasil positif palsu karena metabolisme bakteri in vitro apabilapemeriksaan tertunda, urine merah oleh sebab apapun, pengaruh obat(fenazopiridin). sehingga tubuh mengambil kekurangan energidari lemak atau protein, febris.

14 | P a g e

2.

Hasil negatif palsu terjadi karena diet vegetarian menghasilkan nitratdalam jumlah cukup banyak, terapi antibiotik mengubah metabolismebakteri, organism penginfeksi mungkin tidak mereduksi nitrat, kadar asam askorbat tinggi, urine tidak dalam kandung kemih selama 4-6jam, atau berat jenis urine tinggi.

10. Lekosit esterase Lekosit netrofil mensekresi esterase yang dapat dideteksi secarakimiawi. Hasil tes lekosit esterase positif mengindikasikan kehadiran sel-sellekosit (granulosit), baik secara utuh atau sebagai sel yang lisis. Limfosit tidakmemiliki memiliki aktivitas esterase sehingga tidak akan memberikan hasilpositif. Hal ini memungkinkan hasil mikroskopik tidak sesuai dengan hasilpemeriksaan carik celup. Temuan laboratorium negatif palsu dapat terjadi bilakadar glukosa urine tinggi (>500mg/dl), protein urine tinggi (>300mg/dl), beratjenis urine tinggi, kadar asam oksalat tinggi, dan urine mengandungcephaloxin, cephalothin, tetrasiklin. Temuan positif palsu pada penggunaanpengawet formaldehid. Urine basi dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.Pemeriksaan mikroskopik diperlukan untuk mengamati sel dan bendaberbentuk partikel lainnya. Banyak macam unsur mikroskopik dapatditemukan baik yang ada kaitannya dengan infeksi (bakteri, virus) maupunyang bukan karena infeksi misalnya perdarahan, disfungsi endotel dan gagalginjal. Metode pemeriksaan mikroskopik sedimen urine lebih dianjurkan untukdikerjakan dengan pengecatan Stenheimer-Malbin. Dengan pewarnaan ini,unsur-unsur mikroskopik yang sukar terlihat pada sediaan natif dapat terlihat jelas.

15 | P a g e

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Pemeriksaan urin dalam mengindikasikan beberapa penyakit sangatpenting. pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta tentangginjal dan saluran urin tetapi juga mengenai faal berbagai organ dalambeberapa tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas dan korteks adrenal. Jika kita melakukan urinalisis dengan memakai urin kumpulan 24 jampada seseorang ternyata susunan urin itu tidak berbeda dari susunan urin 24jam berikutnya. Akan tetapi jika kita melakukan pemeriksaan dengan sampelurin dari orang tersebut pada saat tidak menentu, maka akan kita lihat susunan sampel urin dapat berbeda jauh. Itu sebabnya sangat penting memilih sampel urin sesuai dengan tujuan pemeriksaan. Oleh karena pada pemerikasaan urin dapat dideteksi berbagai macam penyakit maka sangatpenting dilakukan percobaan urinalisis. Dipstick adalah strip reagen berupa strip plastik tipis yang ditempeli kertas seluloid yang mengandung bahan kimia tertentu sesuai jenis parameter yang akan diperiksa. Urine Dip merupakan analisis kimia cepat untuk mendiagnosa berbagai penyakit. Uji kimia yang tersedia pada reagen strip umumnya adalah : glukosa, protein, bilirubin, urobilinogen, pH, berat jenis, darah, keton, nitrit, dan leukosit esterase.

16 | P a g e

3.2 Saran Semoga makalah yang kami susun ini, bermanfaat khususnya bagi penyusun umumnya bagi semua pembaca. Mengingat bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna, begitupun makalah ini. Kami selaku penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan dari rekan-rekan demi perkembangan di masa yang akan datang.

17 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA

Gandasoebrata, R. 2009. Penuntun laboratorium Klinik . Jakarta Timur:penerbit Dian Rakyat2. Tjay, Tan Hoan & Kirana Rahardja. 2000. Obat-Obat Penting. Jakarta: PTElex Media Kompotindo3. http//www.google.com//urinalisis4. Ganiswarna sulistia. 2007. Farmakologi d an Terapa, edisiV . Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

18 | P a g e