perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan...

49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN ANTIGEN NONSTRUKTURAL–1 SEBAGAI DETEKSI DINI INFEKSI VIRUS DENGUE DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama: Ilmu Biomedik St Oleh : Irdian Nofriansyah Taim S 500208010 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN ANTIGEN NONSTRUKTURAL–1

SEBAGAI DETEKSI DINI INFEKSI VIRUS DENGUE

DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Kedokteran Keluarga

Minat Utama: Ilmu Biomedik

St

Oleh :

Irdian Nofriansyah Taim

S 500208010

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL….……………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING..…………………..... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI…………………………… iii

PERNYATAAN…………………………………………………….... iv

KATA PENGANTAR....…...……………………………………….... v

DAFTAR ISI….………………………………………………………. x

DAFTAR GAMBAR………………………………………………….. xiii

DAFTAR TABEL….………………………………………………….. xiv

DAFTAR SINGKATAN……………………………………………… xv

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………... xvi

ABSTRAK……………………………………………………………... xvii

ABSTRACK………..…………………………………………………… xviii

BAB I. PENDAHULUAN...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah…….…………………………………. 1

B. Rumusan Masalah………….………………………………….. 3

C. Tujuan Penelitian…...………………………………………….. 3

C. 1. Tujuan Umum……………………………………………. 3

C. 2. Tujuan Khusus…………………………………………… 3

D. Manfaat Penelitian……………………………………………... 4

D.1. Manfaat Bidang Akademik……………………………..... 4

D.2. Manfaat Bidang Pelayanan………………………...…….. 4

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA…….......…………………………… 5

A. Infeksi Virus Dengue………………………………………… 5

A. 1. Epidemiologi………………………...………………… 6

A. 2. Patogenesis………………………………...…………... 7

A. 3. Manifestasi Klinis……………………………………… 16

A. 4. Diagnosis………………………………………………. 18

B. Pemeriksaan Antigen…………………………………………. 21

B. 1. Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction....... 21

B. 2. Protein Nonstruktural-1 Dengue (NS-1 Dengue)……… 22

B. 3. Hasil Penelitian NS-1 Dengue dibandingkan RT-PCR.. 23

C. Kerangka Berpikir……………………………………………. 26

D. Hipotesis Penelitian………………………………………….. 27

BAB III. METODE PENELITIAN………………………………….. 28

A. Desain Penelitian…………………………………………….. 28

B. Tempat dan Waktu…………………………………………… 28

C. Populasi Penelitian…………………………………………… 28

D. Sampel dan Cara Pengambilan sampel…….………………… 28

E. Besar Sampel……………………………………………….… 29

F. Identifikasi Variabel Penelitian………....……………………. 29

G. Definisi Operasional…………………………………………..’ 29

H. Alur Penelitian………………………………………………… 30

I. Cara Kerja……………………………………………………... 31

J. Pengolahan Data………………………………………………. 31

K. Izin Subyek Penelitian………………………………………… 32

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………… 33

A. Hasil Penelitian…………………………………………… 33

B. Pembahasan…..…………………………………………… 34

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN……………………………… 39

A. Simpulan……..…………………………………………… 39

B. Saran……..…..……………………………………………. 39

C. Implikasi Penelitian……………………………………….. 40

DAFTAR PUSTAKA…………............................................................ 42

LAMPIRAN..………………….............................................................. 49

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Patogenesis dan patofisiologi DBD secara umum ………...... 14

Gambar 2.2. Infeksi virus dengue …………………………………… 16

Gambar 2.3. Kerangka berpikir …………………………………… 26

Gambar 3.1. Alur penelitian .................................................................... 31

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Manifestasi klinis infeksi virus dengue ……………………… 17

Tabel 2.2. Derajat penyakit DBD …………………………………… 19

Tabel 2.3. Algoritma Diagnosis Demam Dengue dan DBD …………… 20

Tabel 4.1. Karakteristik dasar subyek penelitian ................................ 33

Tabel 4.2. Perbandingan NS-1 dengan PCR ........................................... 34

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR SINGKATAN

DBD : Demam Berdarah Dengue

NS1 : Non Structural Protein 1

IgG : Imunoglobulin G

IFN-α : Interferon alpha

IFN-γ : Interferon gamma

CD4+ : Cluster of Differentiation 4

CD8+ : Cluster of Differentiation 8

DD : Demam Dengue

SSD : Sindrom Syok Dengue

WHO : World Health Organization

AGD : Analisa Gas Darah

SGOT : Serum Glutamic – Oxaloacetic Transaminase

SGPT : Serum Glutamic – Pyruvic Transaminase

PT : Protrombin Time

APTT : Anti Protrombin Time

RL : Ringer Lactate

Ht : Hematokrit

RT-PCR : Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction

IgM : Imunoglobulin M

PCR : Polymerase Chain Reaction

RNA : Ribonucleated Acid

DEN : Dengue (virus)

SCF : Soluble Complement Fixing

MAC ELISA : IgM Antibody Captured Enzyme Linked Immunosorbent Assay

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Penjelasan Penelitian……………….………………………49

Lampiran 2. Formulir persetujuan mengikuti penelitian………...………50

Lampiran 3. Formulir penelitian................................................................51

Lampiran 3. Surat Ijin Kelaikan etik Penelitian…………………………53

Lampiran 4. Data Penelitian……………………………………………..54

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk family Stegomyia, yaitu

Aedes aegypti, Aedes albopictus, dan Aedes polynesiensis. Infeksi virus dengue ini

dapat menyebabkan manifestasi klinis yang bermacam – macam, dari asimtomatik

sampai dengan fatal. Demam dengue dan demam berdarah dengue ditularkan orang

yang dalam darahnya terdapat virus dengue dimana orang ini dapat menunjukkan

gejala sakit, tetapi bisa juga tidak sakit jika mempunyai kekebalan yang cukup

terhadap virus dengue. Manifestasi klinis demam dengue ringan, sedang demam

berdarah dengue merupakan manifestasi klinis yang berat. (Hadinegoro, 2004)

Orang yang mempunyai kekebalan yang cukup terhadap virus dengue ini

tidak akan terserang penyakit DD ataupun DBD, meskipun dalam darahnya terdapat

virus itu. Sebaliknya, pada orang yang tidak mempunyai kekebalan yang cukup

terhadap virus dengue, akan sakit demam ringan atau bahkan sakit berat, yaitu

demam tinggi disertai perdarahan bahkan syok, tergantung dari tingkat kekebalan

tubuh yang dimilikinya. Ada dua teori tentang manifestasi lebih berat yang

dikemukakan oleh pakar demam berdarah dunia.

Teori infeksi primer/teori virulensi : yaitu munculnya manifestasi disebabkan

karena adanya mutasi dari virus dengue menjadi lebih virulen

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Teori infeksi sekunder : yaitu munculnya manifestasi berat bila terjadi infeksi

ulangan oleh virus dengue yang serotipenya berbeda dengan infeksi sebelumnya.

(Suroso, 2004; Nelson, 2011)

Demam ini endemik di Asia tropik, dimana suhu panas dan pola penyimpanan

air dirumah menyebabkan populasi Aedes aegypti besar dan permanen. Selama 20

tahun selalu terjadi kenaikan jumlah kasus pertahun dan diketahui bahwa puncak

kasus terjadi pada musim hujan yaitu dari bulan Desember sampai dengan bulan

Maret. Tetapi untuk daerah perkotaan, puncak terjadi pada bulan Juni atau Juli yaitu

pada permulaan musim kemarau tiap tahun di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung,

Jogja dan Surabaya.(Sudarmo,2010; Suroso,2004; Samuel,2006)

Gejala klinis dari infeksi virus dengue menunjukkan panas mendadak tinggi

disertai dengan gejala-gejala lain yang tidak khas kadang menyerupai gejala flu biasa.

Dari tanda klinis didapatkan nyeri mid epigastrik, hepatomegali dan mungkin terdapat

tanda-tanda perdarahan. Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis

maupun evaluasi hasil pengobatan. (Tumbelaka,2004)

Saat ini terdapat beberapa teknik untuk mendeteksi infeksi virus dengue yaitu

kultur dan isolasi virus, RT – PCR (Reverse Transcription Polymerase Chain

Reaction), serologi (IgM dan IgG anti Dengue) dan pemeriksaan hematologi rutin.

Isolasi virus atau RT-PCR masih merupakan standar emas untuk mendeteksi virus

dengue ini, tetapi terdapat keterbatasan untuk pemeriksaan ini terutama biaya, waktu

dan teknik pengerjaannya. Pemeriksaan serologi IgM dan IgG anti dengue relatif

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

mudah dikerjakan, tetapi masih mempunyai keterbatasan yaitu ketidakmampuannya

mendeteksi proses infeksi lebih awal.

Saat ini terdapat terobosan pemeriksaan baru terhadap antigen nonstruktural-1

dengue (NS-1) yang dapat mendeteksi virus dengue lebih awal.(Bessoff,

2008;Huhtamo, 2010;Osorio,2010)

Berdasarkan hasil penelitian bahwa pemeriksaan antigen NS-1 memiliki

peranan penting dalam mendiagnosis virus dengue sejak dini, maka peneliti ingin

mengetahui infeksi virus dengue pada anak dengan pemeriksaan NS-1 yang

dibandingkan dengan pemeriksaan RT-PCR di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

B. Rumusan Masalah

Apakah pemeriksaan antigen NS-1 dapat digunakan sebagai penunjang

diagnostik infeksi virus dengue pada anak di RSUD Dr. Moewardi Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menentukan infeksi virus dengue menggunakan pemeriksaan antigen NS-1

pada anak di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

2. Tujuan Khusus

i. Mengidentifikasi anak yang demam < 3 hari di RSUD Dr. Moewardi

Surakarta.

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

ii. Melakukan pemeriksaan NS1 pada anak yang demam < 3 hari di RSUD

Dr. Moewardi Surakarta.

iii. Melakukan pemeriksaan RT-PCR pada anak yang demam < 3 hari di

RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

iv. Membandingkan hasil pemeriksaan NS-1 dengan RT-PCR pada anak di

RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bidang akademik

Memberi masukan bahwa NS-1 dapat mendiagnosis infeksi dengue sejak dini

pada anak.

2. Manfaat bidang pelayanan

i. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan untuk

mendeteksi infeksi virus dengue sejak dini, sehingga dapat mencegah

tingginya keparahan akibat virus ini.

ii. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pemeriksaan

standar demam berdarah dengue di RSUD Dr. Moewardi.

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. INFEKSI VIRUS DENGUE

Infeksi virus dengue adalah infeksi yang disebabkan oleh masuknya virus

dengue dan menyebabkan manifestasi klinis pada tubuh manusia. Virus

dengue termasuk group Arbovirus dan sekarang dikenal sebagai genus

flavivirus, famili flaviviridae, mempunyai 4 jenis serotipe yaitu den-1, den-2,

den-3 dan den-4, ditularkan melalui gigitan nyamuk family Stegomyia, yaitu

Aedes aegypti, Aedes albopictus, dan Aedes polynesiensis. Infeksi virus

dengue ini dapat menyebabkan manifestasi klinis yang bermacam – macam,

dari asimtomatik sampai dengan fatal. Demam dengue dan demam berdarah

dengue ditularkan orang yang dalam darahnya terdapat virus dengue dimana

orang ini dapat menunjukkan gejala sakit, tetapi bisa juga tidak sakit jika

mempunyai kekebalan yang cukup terhadap virus dengue.

Orang yang mempunyai kekebalan yang cukup terhadap virus dengue ini

tidak akan terserang penyakit DD ataupun DBD, meskipun dalam darahnya

terdapat virus itu. Sebaliknya, pada orang yang tidak mempunyai kekebalan

yang cukup terhadap virus dengue, akan sakit demam ringan atau bahkan sakit

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

berat, yaitu demam tinggi disertai perdarahan bahkan syok, tergantung dari

tingkat kekebalan tubuh yang dimilikinya.

A. 1. Epidemiologi

Pertama kali epidemi dengue di Indonesia dilaporkan terjadi di Batavia

(Jakarta) tahun 1779, muncul beberapa laporan mengenai dengue terutama di

daerah tropis atau subtropis, kemudian terdapat kasus meninggal akibat

dengue yang dilaporkan oleh Hare (1898) pada epidemi di Queensland selatan

tahun 1897. Di Filipina, pada tahun 1953 istilah haemorrhagic fever

digunakan pada epidemi penyakit dengue. Laporan Quintos et al., (1954)

menyebutkan di Manila pada waktu itu terdapat epidemi demam pada anak,

demam mendadak yang tinggi disertai petechiae, perdarahan dan syok. Wabah

di Filipina tersebut diberi nama Phillipine Haemorrhagic Fever. Para dokter

yang merawat sependapat bahwa mereka belum pernah menjumpai penyakit

dengan gejala seperti itu, sehingga penyakit tersebut dianggap sebagai

penyakit baru. Harnmon et al., (1960) seorang ahli virologi menemukan

bahwa penyakit tersebut memiliki hubungan dengan virus dengue.

Penelitiannya dapat mengisolasi virus dari pasien dan nyamuk A. Aegypti.

Serotipe yang didapatkan adalah Den-3 dan Den-4.

Istilah Dengue Fever pertama kali digunakan oleh Cohen dan Halstead

(1966) untuk menyebut epidemik di Thailand tahun 1964. Di Indonesia, istilah

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) diterjemahkan sebagai Demam Berdarah

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Dengue (DBD). Penyakit tersebut pertama kali dicurigai pada tahun 1962 di

Surabaya (Partana., et al 1970) dan di Jakarta. Penyakit itu menyerang anak –

anak dengan gejala demam, syok, dan perdarahan.

Pada tahun 1968, satu tim sarjana kesehatan Jepang dari Universitas Kobe

mengadakan penelitian di Indonesia di bawah pimpinan Susumohota.

Berdasarkan hasil penelitian itu, pada tahun 1968 sudah dapat dipastikan

bahwa penyakit tersebut disebabkan virus dengue. Kemudian dilaporkan

berjangkit penyakit yang sama pada anak – anak di kota besar di Indonesia,

antara lain Bandung (1969) dan Jogjakarta (1970). Letusan pertama di luar

Jawa dilaporkan pada tahun 1972 di Lampung dan Sumatra Barat, kemudian

tahun 1973 di Riau, Sulawesi Utara dan Bali. Pada tahun 1975, 20 propinsi

telah melaporkan terjangkitnya epidemi DHF. Pada 1994, seluruh propinsi

sudah terkena serangan DHF. (Sutaryo, 2004)

A. 2. Patogenesis virus dengue

Patogenesis infeksi dengue dapat dibagi dalam imunopatologi virologi

dan hematopatologi yang dapat dijelaskan dalam teori berikut ini.

Teori virulensi virus

Sampai dengan saat ini belum ada penandaan virulensi virus, namun

beberapa peneliti dibidang virus telah mencoba memeriksa sekuens protein

virus. Penelitian secara molekular biologi mendapatkan hasil, yaitu pada saat

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

sebelum kejadian luar biasa, selama kejadian luar biasa, dan setelah reda

kejadian luar biasa ternyata sekuens protein tersebut berbeda. (Sutaryo,2004)

Teori imunopatologi

Reaksi imun mempunyai dua aspek yaitu respon kekebalan atau bahkan

dapat menyebabkan penyakit. Hasil percobaan disimpulkan bahwa sesudah

mendapat infeksi virus dengue satu serotipe, maka akan terjadi kekebalan

terhadap virus ini dalam jangka lama, dan tidak mampu memberi pertahanan

terhadap jenis virus yang lain. Teori ini kemudian berkembang dan disebut

sebagai teori infeksi sekunder oleh virus heterologus yang berurutan.

(Sutaryo,2004)

Teori antigen – antibodi

Virus dengue merupakan antigen yang akan bereaksi dengan antibodi

yang akan mengaktivasi komplemen. Aktivasi ini selanjutnya menghasilkan

anafilaktoksin C3a dan C5a, yang merupakan mediator kuat peningkatan

permeabilitas kapiler lalu akan terjadi kebocoran plasma. Virus dengue

selanjutnya di sirkulasi darah berikatan dengan IgG yang spesifik dan

membentuk kompleks imun dimana kompleks imun ini terdapat pada 48 –

72% pasien DBD. (Sutaryo,2004)

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Teori infection enhancing antibody

Aktivitas ini pada umumnya dapat dilihat pada pengenceran yang cukup

banyak sehingga antibodi tersebut tidak mempunyai sifat neutralisasi.

Pada observasi yang dilakukan terhadap bayi manusia yang diteliti kadar

antibodinya, disimpulkan pada bayi yang terkena DBD ditubuhnya sudah ada

antibodi non – neutralisasi yang didapat secara pasif dari ibunya.

Teori ini berdasar pada peran sel fagosit mononuklear dan terbentuknya

antibodi non – neutralisasi. Virus mempunyai target serangan yaitu pada sel

fagosit seperti makrofag, monosit dan sel Kupfer. Menurut penelitian, antigen

dengue lebih banyak didapat pada sel makrofag yang beredar dibanding

dengan sel makrofag yang tinggal menetap di jaringan. Diduga makrofag yang

terinfeksi akan menjadi aktif dan mengeluarkan berbagai substansi inflamasi,

sitokin dan tromboplastin yang mempengaruhi permeabilitas kapiler dan akan

mengaktivasi faktor koagulasi.(Sutaryo,2004)

Teori mediator

Dasar dari penyakit DBD adalah keluarnya sitokin. Fungsi dan

mekanisme kerja sitokin adalah sebagai mediator pada imunitas alami yang

disebabkan oleh rangsangan zat yang infeksius, sebagai regulator yang

mengatur aktivasi, proliferasi, dan diferensiasi limfosit, sebagai aktivator sel

inflamasi non spesifik, dan sebagai stimulator pertumbuhan dan diferensiasi

leukosit matur.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Setelah virus dengue masuk ke dalam darah, maka secara cepat sistem

imunitas non spesifik kita yaitu interferon akan bereaksi. Interferon adalah

bagian dari sitokin. Sitokin adalah peptide yang dihasilkan oleh sel limfosit,

makrofag, granulosit dan sel endotel. Fungsi interferon adalah merangsang

aktifitas sel Killer dan natural Killer untuk memfagosit virus secara langsung.

Sel Killer dan natural Killer juga termasuk sistim imunitas non spesifik. Sel

Killer dan natural Killer sebenarnya adalah sel limfosit yang bukan sel

limfosit B atau limfosit T dan bentuknya bergranula besar-besar. Oleh karena

itu disebut juga large granular lymphosit atau sel nol. Sel Killer juga

mempunyai kemampuan untuk membunuh virus yang telah berada pada sel

targetnya dengan mekanisme ADCC (antigen depending cytotoxic cell).

Fungsi interferon lainnya adalah menginduksi sel – sel di sekitar sel yang

telah diinfeksi virus untuk resisten terhadap virus itu. Adapun imunitas

spesifik akan membentuk antibodi yang akan melapisi virus (terbentuk

antigen antibodi komplek / komplek imun) sehingga akan mudah difagosit

oleh sel fagosit dalam hal ini terutama oleh makrofag. Di lain pihak komplek

imun itu akan merangsang keluarnya komplemen. Komplemen inilah yang

merangsang makrofag untuk beraktifitas memfagosit. Di lain pihak

komplemen pun dapat memperburuk keadaan individu dengan keluarnya

komplemen anafilaksin (C3, C5A) yang mengakibatkan permeabilitas kapiler

meningkat. Hal tersebut ditambah dengan kebocoran plasma (akibat

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

penghancuran komplek imun di sirkulasi akan menyebabkan terjadinya syok

pada seseorang.

Virus yang berhasil lepas dari sergapan interferon, sel natural killer , sel

Killer, antibodi dan fagositosis oleh makrofag yang sehat (yang belum

terinfeksi virus dengue) akan masuk ke sel target. Sel target dari virus dengue

adalah monosit, makrofag, dan sel Kupfer (bukan trombosit). Virus yang

berhasil masuk dalam sel target ini pun akan dihancurkan oleh sel sitotoksik

(sel Tc) dan sel Killer seperti telah disebutkan sebelumnya. Defek dari sel

tentara dan jumlahnya yang menurun akan menyebabkan komplek imun

menyebar ke seluruh tubuh termasuk juga ke trombosit. Kehancuran jaringan,

kebocoran plasma dan trombositopenia akan terjadi. Ini adalah dasar

T.Mudwal mengatakan bahwa dasar dari patogenesis dan patofisiologi dari

DBD adalah hipersensitivitas tipe III. Hanya orang-orang Pasifik Barat dan

Asia Tenggara yang terutama terkena demam berdarah dengue. Walaupun

bukan mustahil dengan kemampuan virus dengue untuk mengubah struktur

genetiknya dan terjadinya perubahan struktur genetik pada manusia tertentu,

DBD akan menyerang dunia yang lebih luas. Itulah sebabnya mengapa

sekarang kita banyak menjumpai orang-orang Amerika, Eropa dan Australia

terkena DBD, bahkan hanya dengan satu kali gigitan saja (infeksi primer/IgM

positif). (Mudwal, 2009)

Antibodi yang terbentuk pada infeksi dengue terdiri dari IgG yang

berfungsi menghambat peningkatan replikasi virus dalam monosit, yaitu

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

enhancing antibody dan neutralizing antibody. Pada saat ini dikenal dua jenis

antibodi yaitu :

Kelompok monoklonal reaktif yang tidak mempunyai sifat menetralisasi

akan tetapi memacu replikasi virus.

Antibodi yang dapat menetralisasi secara spesifik tanpa disertai daya

memacu replikasi virus. Perbedaan ini berdasarkan adanya viriont determinant

specificity. Antibodi non – neutralisasi yang dibentuk pada infeksi primer

akan menyebabkan terbentuknya kompleks imun pada infeksi sekunder

dengan akibat memacu replikasi virus. Teori ini pula yang mendasari

pendapat bahwa infeksi sekunder virus dengue oleh serotipe dengue yang

berbeda cenderung mengakibatkan manifestasi yang berat. (Huang, 2008)

Antibodi non – neutralisasi baik yang bebas dalam sirkulasi maupun yang

melekat (sitofilik) pada sel, bertindak sebagai reseptor spesifik untuk

melekatnya virus dengue pada permukaan sel fagosit mononuklear.

Mekanisme pertama ini disebut mekanisme aferen.

Virus dengue kemudian akan bereplikasi dalam sel fagosit mononuklear

yang telah terinfeksi.

Selanjutnya sel monosit yang mengandung kompleks imun akan

menyebar ke usus, hati, limpa dan sumsum tulang, mekanisme ini disebut

mekanisme eferen. Parameter perbedaan terjadinya DBD dengan dan tanpa

renjatan ialah jumlah sel yang terkena infeksi.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Sel monosit yang telah teraktivasi akan mengadakan interaksi dengan

sistem humoral dan sistem komplemen dengan akibat dilepaskannya mediator

yang mempengaruhi permeabilitas kapiler dan mengaktivasi sistem koagulasi.

Mekanisme ini disebut mekanisme efektor. ( Huang, 2008; Mudwal,2009)

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Gambar 2.1. Patogenesis dan patofisiologi DBD secara umum (Mudwals,2009)

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Aktivasi Limfosit T

Oleh rangsang monosit yang telah terinfeksi virus dengue atau antigen

virus dengue, limfosit dapat mengeluarkan interferon (IFN-α dan γ). Pada

infeksi sekunder oleh virus dengue serotipe berbeda dengan infeksi pertama,

limfosit T CD4+ berproliferasi dan menghasilkan IFN-α. Interferon alpha

(IFN–α) itu merangsang sel yang terinfeksi virus dengue dan mengakibatkan

monosit untuk memproduksi mediator. Oleh limfosit T CD4+ dan CD8+

spesifik virus dengue, monosit akan mengalami lisis dan mengeluarkan

mediator yang menyebabkan kebocoran plasma dan perdarahan. Hipotesis

kedua patogenesis DBD mempunyai konsep dasar bahwa keempat serotipe

virus dengue mempunyai potensi patogen yang sama dan gejala berat terjadi

sebagai akibat serotipe atau galur serotipe virus dengue yang paling virulen.

(Zivna iva, 2002)

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Gambar 2.2. Infeksi virus dengue (Zivna Iva,2002)

A. 3. Manifestasi Klinis

Infeksi virus dengue mempunyai spektrum klinis yang luas mulai dari

asimtomatik (silent dengue infection), demam dengue (DD), demam berdarah

dengue (DBD), dan demam berdarah dengue disertai syok (sindrom syok

dengue, SSD). (Sutaryo, 2004; Hadinegoro, 2004)

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Tabel 2.1. Manifestasi klinis infeksi virus dengue (Hadinegoro,2004)

Spektrum Klinis Manifestasi Klinis DD · Demam akut selama 2-7 hari, disertai dua atau lebih

manifestasi berikut: nyeri kepala, nyeri retroorbita, mialgia, manifestasi perdarahan, dan leukopenia

· Dapat disertai trombositopenia · Hari ke-3-5 ==> fase pemulihan (saat suhu turun), klinis

membaik. DBD · Demam tinggi mendadak selama 2-7 hari disertai nyeri

kepala, nyeri retroorbita, mialgia dan nyeri perut · Uji rumple positif, ruam kulit : petekiae, ekimosis, purpura,

dan/atau perdarahan mukosa/saluran cerna/saluran kemih : epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena, hematuri

· Hepatomegali · Perembesan plasma: efusi pleura, efusi perikard, atau

perembesan ke rongga peritoneal · Trombositopenia dan hemokonsentrasi · Hari ke 3-5 ==> fase kritis (saat suhu turun), perjalanan

penyakit dapat berkembang menjadi syok SSD · Manifestasi klinis seperti DBD, disertai kegagalan sirkulasi

(syok) · Gejala syok : Anak gelisah, hingga terjadi penurunan

kesadaran, sianosis · Nafas cepat, nadi teraba lembut hingga tidak terabaT · Tekanan darah turun, tekanan nadi < 10 mmHg · Akral dingin, capillary refill time turun · Diuresis turun, hingga anuria.

Perbedaan utama DBD dengan DD adalah pada DBD terjadi peningkatan

permeabilitas kapiler sehingga terjadi perembesan plasma yang

mengakibatkan hemokonsentrasi, hipovolemia dan syok.

Uji rumple positif : terdapat 10 - 20 atau lebih petekiae dalam diameter

2,8 cm (1 inchi)

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

A. 4. Diagnosis

Diagnosis DD ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan

penunjang sesuai tabel 1 tanpa adanya tanda-tanda perembesan plasma

(hemokonsentrasi, hipovolemia, dan syok). Sedangkan diagnosis DBD

ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis WHO 1997 sebagai berikut:

Kriteria klinis

· Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus

selama 2-7 hari.

· Terdapat manifestasi perdarahan : uji rumple positif, petekiae, ekimosis,

epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan atau melena.

· Hepatomegali.

· Syok

Kriteria laboratoris

· Trombositopenia (trombosit < 100.000 mm3)

· Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit > 20% menurut standar

umur dan jenis kelamin)

Diagnosis DBD dapat ditegakkan bila memenuhi kriteria :

2 kriteria klinis pertama + trombositopenia dan hemokonsentrasi.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Tabel 2.2. Derajat penyakit DBD (Hadinegoro, 2004).

Derajat Penyakit Kriteria DBD derajat I · Demam disertai gejala tidak khas, dan

satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji rumple positif.

DBD derajat II · Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit atau perdarahan lain.

DBD derajat III · Terdapat kegagalan sirkulasi (nadi cepat dan lembut, tekanan nadi menurun ( < 20 mmHg) atau hipotensi, sianosis disekitar mulut, kulit dingin dan lembab, dan anak tampak gelisah.

DBD derajat IV · Syok berat (profound shock): nadi tidak dapat diraba, dan tekanan darah tidak dapat diukur.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Tabel 2.3. Algoritma Diagnosis Demam Dengue dan DBD

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

B. PEMERIKSAAN ANTIGEN

B.1. Reverse transcription-polymerase chain reaction (RT-PCR)

Pemeriksaan ini cukup banyak digunakan untuk mendeteksi RNA virus.

Sampel bisa diambil dari manusia, jaringan otopsi, maupun nyamuk. RT-PCR

termasuk diagnosis serotipe yang spesifik dan cepat.

Reverse transcription-polymerase chain reaction (RT-PCR) adalah suatu

metode melipatgandakan (amplifikasi) RNA secara in vitro dengan bantuan

enzim polimerase. Persaratan dasar untuk RT-PCR adalah cetakan RNA

(”template”), sepasang primer, bahan baku RNA (dNTPs), dan enzim RNA

polimerase dalam bufer reaksi. Prinsip dasar RT-PCR adalah mereaksikan

komponen – komponen dasar tersebut di atas pada tiga tahapan suhu yang

berbeda sehingga cetakan RNA akan memperbanyak diri dua kali lipat. Proses

pelipatgandaan RNA akan berlangsung terus menerus sesuai jumlah siklus (n)

sehingga akan diperoleh RNA sebanyak 2n. Kemampuan RT-PCR untuk

memperbanyak RNA dengan cepat, sensitivitasnya tinggi, mampu

memperbanyak bahan yang terbatas jumlahnya dan telah terdegradasi

sebagian serta kespesifikannya yang tinggi membuat metode ini merupakan

suatu revolusi besar dalam bioteknologi. Aplikasi teknik RT-PCR ini telah

dilakukan dalam berbagai bidang yaitu penelitian ilmu dasar dan terapan dan

untuk diagnosis suatu penyakit. (Huhtamo, 2009)

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

B.2. Protein Nonstruktural – 1 Dengue (NS-1 Dengue)

Pemeriksaan NS-1 merupakan deteksi dini pada infeksi dengue akut yang

memprioritaskan pada serokonversi dimana bisa muncul sejak onset panas

hari pertama sampai dengan hari kesembilan. Dengan pemeriksaan ini dapat

segera diketahui risiko terjadinya baik demam berdarah dengue maupun

sindrom syok dengue. (Sekaran,2009; Kumarasamy,2007;Libraty,2002)

Virus dengue merupakan virus RNA rantai tunggal, terdapat empat

serotipe yang berbeda yaitu DEN1, DEN2, DEN3 dan DEN4 yang semuanya

terdapat di Indonesia. Virus dengue memiliki genom 11 kb yang mengkode 10

macam protein virus yaitu tiga protein struktural ( C/protein core, M/protein

membrane, E/protein envelope ) dan tujuh protein nonstruktural ( NS-1, NS-

2a, NS-2b, NS-3, NS-4a, NS-4b, NS-5 ).

Pada saat virus masuk ke sel melalui proses endositosis melalui reseptor,

genom virus yang terdiri dari RNA rantai tunggal akan dilepaskan kedalam

sitoplasma dan digunakan sebagai cetakan atau template untuk proses translasi

menjadi prekursor protein yang lebih besar. Pemotongan pada bagian terminal

dari poliprotein ini oleh enzim-enzim sel inang (signalase, furin) akan

menghasilkan protein-protein struktural yang membentuk partikel virus

berselubung. Poliprotein yang tersisa dibutuhkan untuk menghasilkan lebih

banyak virus yang nantinya mengulang proses yang sama.

Protein – protein nonstruktural virus tersebut diduga bersama-sama

dengan protein – protein host yang belum diketahui, membentuk mesin

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

replikasi didalam sitoplasma sel – sel yang terinfeksi yang mengkatalisis

peningkatan jumlah RNA. Sebagai contoh, NS-3 dan NS-5 mempunyai

aktivitas protease, helicase, polymerase yang sangat berperan dalam proses

replikasi. NS-3 hanya akan aktif bila berikatan dengan NS-2b yang

mempunyai peran pada pelipatan protein.

RNA baru yang dihasilkan kemudian digunakan lagi untuk proses

translasi dan menghasilkan kembali protein-protein virus, untuk sintesis lebih

banyak RNA virus atau untuk ankapsidasi kedalam partikel virus. Pada

akhirnya virion – virion meninggalkan sel melalui proses eksositosis

(Wiwanitkit, 2003; Dussart, 2006; Alcon, 2002).

B.3. Hasil Penelitian Ns-1 Dengue dibandingkan dengan RT-PCR

Dussart dkk melakukan penelitian terhadap 299 sampel serum dari pasien

dengan penyakit dengue yang terdiri dari 42 kasus DEN1, 43 kasus DEN2,

109 kasus DEN3, 49 kasus DEN4 dan 56 tidak diketahui serotipenya. Lima

sampel adalah serum fase akut onset hari ke 3 sampai 4 dan 5, 51 sampel pada

fase konvalesen onset hari ke 5 sampai 10. Dussart juga menambahkan 50

sampel serum fase akut (hari 1 – 4) pasien yang mengalami dengue like

syndrome dan 20 sampel serum yellow fever.

Sampel serum yang terinfeksi dengue dibagi dua yaitu serum fase akut

(hari 0-4) dan early convalescent (hari ke 5-10). Semua sampel kemudian

diperiksa MAC ELISA ( IgM Antibody Captured ELISA ) dan NS-1 dengue.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Dari penelitian tersebut diperoleh hasil sensitivitas NS-1 terhadap PCR

sebesar 85% dan terhadap kultur virus 94,1%, dengan sensitivitas total

terhadap semua jenis serotipe 88,7%. Sensitivitas pemeriksaan NS-1 optimal

hari ke 0-4, sementara pemeriksaan serologi dengan MAC ELISA

sensitivitasnya hanya 8,6% pada waktu tersebut. Spesivitas NS-1 dengue

diperoleh sebesar 100%.

Kombinasi pemeriksaan NS-1 dengue pada fase akut dan MAC ELISA

pada fase konvalesen akan meningkatkan sensitivitas dari 88,7% menjadi

91,9%.Protein Nonstruktural – 1 Dengue (NS-1 Dengue) adalah glikoprotein

nonstruktural dengan berat molekul 46-50 kD dan merupakan glikoprotein

yang sangat konservatif. Pada awalnya NS-1 digambarkan sebagai antigen

Soluble Complement Fixing (SCF) pada kultur sel yang terinfeksi. NS-1

diperlukan untuk kelangsungan hidup virus namun belum diketahui aktivitas

biologisnya. Dari bukti yang sudah ada menunjukkan bahwa NS-1 terlibat

dalam proses replikasi virus. Nonstruktural-1 (NS-1) sendiri dihasilkan dalam

dua bentuk yaitu membran terasosiasi dan secreted form.31(Dussart,2006)

Penelitian yang dilakukan oleh Kumarasamy dkk yang menggunakan

sampel pasien yang sudah dikonfirmasi dengan RT – PCR dan atau isolasi

virus diperoleh hasil bahwa sensitivitas reagen komersial dengue NS-1

antigen – capture ELISA untuk infeksi virus dengue aktif sebesar 93,4% dan

spesifisitasnya sebesar 100%. Sensitivitas untuk dengue primer akut sebesar

97,3% dan untuk dengue akut sekunder sebesar 70%. Nilai ramal positif dan

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

negatif masing – masing sebesar 100% dan 97,3%. Positive isolation rate

isolasi virus secara keseluruhan adalah sebesar 8% (73,9% untuk dengue

primer akut dan 31% untuk dengue sekunder akut) sedangkan positive

detection rate RT – PCR secara keseluruhan adalah 66,7% (65,2% untuk

dengue primer akut dan 75,9% untuk dengue sekunder akut). Dari hasil

penelitian tersebut, Kumarasamy menyimpulkan bahwa reagen komersial

dengue NS-1 antigen – capture Elisa dapat lebih superior dibandingkan

isolasi virus dan RT – PCR untuk diagnosis laboratorium infeksi dengue akut

berdasarkan sampel tunggal. ( Kumarasamy,2007)

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

C. Kerangka berpikir

Lingkup penelitian Gambar 2.3. Kerangka berpikir

Anak sehat Digigit nyamuk betina Aedes agypti

Virus dengue masuk kedalam darah

Menginfeksi dan bereplikasi pada sel fagosit mononuclear (monosit, makrofag, histiosit

dan sel kupfer)

Terjadi interaksi dengan system humoral dan sistem

komplemen

Mediator dilepaskan

Mempengaruhi permeabilitas kapiler dan mengaktivasi

sistem koagulasi

Pemeriksaan PCR dan antigen NS-1

Demam < 3hari

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Keterangan kerangka konsep

Virus dengue masuk ketubuh seorang anak setelah digigit nyamuk betina

aedes agypti. Kemudian virus dengue masuk kedalam darah dan menginfeksi

serta bereplikasi pada sel – sel fagosit mononuklear (monosit, makrofag,

histiosit, dan sel kupffer). Akibat infeksi virus dengue pada sel – sel fagosit,

maka akan terjadi demam. Pada saat itulah akan dilakukan pemeriksaan RT-

PCR dan NS-1. Setelah terjadinya demam, terjadi interaksi dengan sistem

humoral dan sistem komplemen dan kemudian mediator akan dilepaskan.

Akibat pelepasan mediator ini, akan menyebabkan terjadinya peningkatan

permeabilitas kapiler dan pengaktifan sistem koagulasi.

D. Hipotesis Penelitian

Pemeriksaan antigen NS-1 dapat digunakan sebagai diagnostik dini penyakit

demam berdarah dengue pada anak.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian uji diagnostik untuk mendeteksi virus

dengue secara dini dengan menggunakan pemeriksaan NS-1.

B. Tempat dan waktu

Penelitian dilakukan di poliklinik dan IGD RSUD Dr. Moewardi antara

bulan Agustus 2010 – Oktober 2011.

C. Populasi

Populasi target pada penelitian ini adalah semua anak yang demam < 3

hari di poliklinik dan IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta antara Agustus 2010

– Oktober 2011.

D. Sampel dan cara pemilihan sampel

Sampel penelitian adalah pasien di poliklinik dan IGD RSUD

Dr.Moewardi Surakarta secara purposive sampling.

a. Kriteria inklusi

i. Datang ke IGD / Poliklinik anak RSUD Dr. Moewardi dengan keluhan

demam < 3 hari

ii. Orangtua/wali menandatangani informed consent penelitian.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

b. Kriteria eksklusi

i. Penderita datang dalam keadaan syok.

ii. Telah diketahui menderita kelainan paru, jantung, ginjal, dan hati

sebelumnya.

iii. Telah diketahui menderita kelainan hematologi sebelumnya.

iv. Penderita dan orangtua/wali menolak mengikuti penelitian.

E. Besar sampel

Besar sampel yang diperlukan dalam penelitian ini berdasarkan rule of

thumb, yaitu 30.

F. Identifikasi variabel penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemeriksaan NS-1, sedangkan

variabel tergantung dalam penelitian ini adalah RT-PCR.

G. Definisi operasional

1.Pemeriksaan NS-1

Pemeriksaan NS-1 merupakan deteksi dini pada infeksi dengue akut

yang memprioritaskan pada serokonversi dimana bisa muncul sejak onset

panas hari pertama sampai dengan hari kesembilan. Dengan pemeriksaan ini

dapat segera diketahui secara dini adanya infeksi virus dengue.

2.Pemeriksaan RT-PCR

Pemeriksaan RT-PCR merupakan diagnosis serotipe yang spesifik

yang dapat digunakan untuk mendeteksi RNA virus dimana sampel bisa

diambil dari manusia, jaringan otopsi, maupun nyamuk.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

3.Anak demam

Anak yang demam pada pengukuran suhu aksila lebih sama dengan

38°C (Nelson,2011).

4.Kelainan jantung, hati,ginjal, dan paru

Demam dapat terjadi pada infeksi pada jantung (perikarditis), hepatitis,

nefritis, dan pneumonia. Penderita dengan kelainan tersebut tidak

diikutsertakan dalam penelitian ini.

5.Kelainan hematologi yang lain

Yang dimaksud dengan kelainan hematologi yang lain adalah penyakit

purpura trombositopenik imun, leukemia akut, dan anemia aplastik.

Penyakit-penyakit tersebut menampilkan gejala yang menyerupai infeksi

virus dengue yaitu adanya demam, manifestasi perdarahan, dan

trombositopenia. Pasien yang telah diketahui menderita kelainan tersebut

tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

H. Alur penelitian

Setiap pasien yang datang dan di poliklinik, IGD dan ruang perawatan

anak RSUD Dr. Moewardi ditentukan apakah memenuhi kriteria inklusi.

Dilakukan pemeriksaan NS-1 dan RT-PCR kepada subyek penelitian. Pasien

diikuti perkembangannya, sampai diijinkan pulang dari rumah sakit.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Alur penelitian secara skematis dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3.1. Alur penelitian.

I. Cara kerja

Semua anak yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi

dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium. Peneliti mengajukan pertanyaan

kepada orangtua atau wali sesuai formulir isian penelitian.

J. Pengolahan Data

Validitas hasil pemeriksaan NS-1 dibandingkan RT-PCR dengan

menggunakan ukuran sensitivitas dan spesifisitas. Untuk mengetahui nilai

probabilitas dari hasil penelitian dilakukan penghitungan nilai prediktif positif

dan nilai prediktif negative.

Pasien datang ke RSUD Dr Moewardi

Subyek penelitian

Pemeriksaan RT-PCR dan NS-1

Kriteria inklusi Kriteria eksklusi

NS 1(+) RT-PCR

NS 1(-) RT-PCR (-)

NS 1(+) RT-PCR (-)

NS 1(-) RT-PCR (+)

· Anamnesis · Pemeriksaan

fisik

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

RT-PCR

a b

c d

Sensitivitas =

Spesifisitas =

Nilai prediktif positif =

Nilai prediktif negatif =

K. Izin subyek penelitian

Penelitian ini dilakukan atas persetujuan orangtua atau wali dengan cara

menandatangani informed consent yang diajukan oleh peneliti, setelah

sebelumnya mendapat penjelasan mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian

tersebut. Penelitian dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari

Komite Etik yang ada di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

+ -

+

-

NS 1

a a+c

b b+d

a a+b

d c+d

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi periode Agustus 2010

sampai Oktober 2011. Didapatkan 30 anak antara usia 7 bulan – 16 tahun

yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi penelitian. Orang tua dari dari

setiap anak telah menyetujui untuk mengikuti penelitian ini. Karekteristik

dasar dari subyek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1. Karakteristik dasar subyek penelitian.

Variabel Mean (Min – Max) (N = 30)

SD

Usia 6,81 (7 bulan – 16 tahun)

4,67

Variabel N Persen Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

18 12

60,0 40,0

Panas Hari ke 1 Hari ke 2

12 18

40,0 60,0

NS-1 Positif Negatif

1 29

3.3 96.7

PCR Negatif

30

100

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

B. PEMBAHASAN

Dari data penelitian didapatkan jumlah sampel laki-laki lebih banyak

dari perempuan (60%) dengan rata-rata usia anak adalah 6,81 tahun. Dari data

diketahui pasien yang datang saat memeriksakan diri pada demam hari ke 2

(60%). Pada pemeriksaan NS-1 didapatkan hasil positif sebanyak 1 sampel

(3,3%) dan hasil negatif didapatkan pada 29 sampel (96,7%) sedangkan dari

pemeriksaan PCR didapatkan hasil negatif pada keseluruhan sampel yaitu 30

anak (100%). Tabel 2 menunjukkan hasil Crosstab (tabulasi silang) untuk

mengetahui perbandingan antara pemeriksaan NS-1 dengan PCR.

Tabel 4. 2. Perbandingan NS1 dan PCR

PCR Positif Negatif

Total

Positif 0 1 1 NS-1 Negatif 0 29 29

Total 0 30 30

Sensitivitas = 0.5/1 = 50%

Spesifisitas = 29.5/31 = 95.2%

Nilai Prediktif Positif = 0.5/2.0 = 25%

Nilai Prediktif Negatif = 29.5/30 = 98.3%

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa semua pasien didiagnosis dengan

PCR negatif, sedangkan ada 1 pasien didiagnosis dengan NS-1 positif

sehingga pada masing-masing sel tabulasi silang ditambahkan nilai frekuensi

sebesar 0,5 agar beberapa parameter secara matematis dapat dihitung. Adapun

parameter yang dimaksud adalah nilai sensitivitas sebesar 50% serta nilai

spesifisitas sebesar 95,2%. Untuk nilai prediktif positif didapatkan hasil 25%

sedangkan nilai prediktif negatif sebesar 98,3%.

Sensitivitas antigen NS-1 dengue pada penelitian ini hanya 50% yang

mempunyai arti bahwa temuan ini menunjukkan NS-1 tidak sensitif untuk

mendiagnosis infeksi virus dengue. Artinya, NS-1 memiliki kemampuan yang

rendah untuk mengklasifikasikan pasien anak dengan infeksi virus dengue

sebagai positif. Dengan kata lain, banyak diantara pasien anak dengan infeksi

virus dengue diklasifikasikan secara salah sebagai negatif oleh NS-1.

Rendahnya sensitivitas antigen NS-1 pada penelitian ini serupa dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Agustina 2010 di Surabaya,

mendapatkan sensitivitas NS-1 dengue sebesar 40%. Hal ini berbeda dengan

hasil penelitian Kumarasamy 2007 di Malaysia (90%) dan Hang 2009 di

Vietnam (83%). Perbedaan hasil sensitivitas NS-1 ini kemungkinan

dikarenakan pada penelitian Kumarasamy dan Hang dilakukan pemeriksaan

antigen NS-1 pada pasien yang telah terdiagnosis menderita infeksi virus

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dengue menggunakan kriteria WHO dan atau telah dilakukan pemeriksaan

PCR.

Spesifisitas antigen NS-1 dengue pada penelitian ini tinggi yaitu

95,2% yang mempunyai arti bahwa NS-1 memiliki spesifisitas tinggi untuk

menyingkirkan pasien anak tanpa infeksi virus dengue. Artinya, NS-1

memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengklasifikasi pasien anak tanpa

infeksi virus dengue sebagai negatif. Dengan kata lain, sangat sedikit diantara

pasien tanpa infeksi virus dengue yang secara salah diklasifikasikan sebagai

positif.

Hasil spesifisitas yang tinggi (100%) didapatkan pada penelitian Hang dkk,

hal ini hampir sama dengan hasil spesifisitas yang didapat oleh peneliti

(95,2%), hal ini menunjukkan bahwa walaupun pemeriksaan NS-1dilakukan

baik pada pasien yang telah terdiagnosa infeksi virus dengue maupun belum

terinfeksi virus dengue, NS-1 memiliki kemampuan sebagai alat diagnostik

untuk menyingkirkan pasien anak yang tidak terinfeksi virus dengue.

Penelitian ini menunjukkan bahwa NS-1 memiliki nilai prediktif

positif yang rendah (25%) untuk memprediksi terjadinya infeksi virus dengue

pada anak. Artinya, NS-1 memiliki kemampuan yang rendah dalam

memprediksi bahwa pasien anak yang diklasifikasikan sebagai positif oleh

NS-1 sekarang akan benar-benar mengalami infeksi virus dengue. Dengan

kata lain, banyak diantara pasien anak yang diklasifikasikan sebagai positif

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

oleh NS-1 sekarang ternyata dikemudian hari tidak mengalami infeksi virus

dengue.

Hasil ini berbeda dengan penelitian Hang dkk, dimana Hang dkk

mendapatkan nilai prediktif positif yang tinggi (100%) pada penelitiannya.

Hal ini dikarenakan Hang dkk melakukan penelitian NS-1 pada pasien-pasien

anak yang telah terdiagnosis infeksi virus dengue sebelumnya sehingga nilai

prediktif positif yang didapatkan tinggi, sedangkan pada penelitian ini

menggunakan sampel dari pasien anak yang belum didiagnosis infeksi virus

dengue.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa NS-1 memilki nilai prediktif

negatif yang tinggi untuk memprediksi tidak terjadinya infeksi virus dengue.

Artinya, NS-1 memiliki kemampuan yang tinggi dalam memprediksi bahwa

pasien anak yang diklasifikasikan sebagai negatif oleh NS-1 sekarang akan

benar-benar tidak mengalami infeksi virus dengue. Dengan kata lain, hanya

sedikit diantara pasien anak yang diklasifikasikan sebagai negatif oleh NS-1

sekarang ternyata dikemudian hari mengalami infeksi virus dengue.

Nilai prediktif negatif yang didapatkan pada penelitian ini (98,3%) juga

berbeda dengan nilai prediktif negatif yang didapatkan dari penelitian hang

dkk (38,2%), hal ini menunjukkan bahwa diagnosis dari sampel yang

digunakan dalam penelitian memegang peranan yang sangat besar dalam

menentukan hasil dari penelitian.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Jadi temuan ini menyimpulkan bahwa NS-1 tidak cocok untuk

digunakan sebagai alat skrining terjadinya infeksi virus dengue pada anak

ditempat pelayanan kesehatan primer karena banyak diantara anak yang

diklasifikasikan negatif oleh NS-1 sebenarnya sedang mengalami infeksi virus

dengue. Tetapi sebaliknya NS-1 dapat digunakan untuk menggantikan PCR

ditempat pelayanan kesehatan sekunder sebagai alat bantu diagnostik yang

mampu menyingkirkan pasien anak yang tidak terinfeksi virus dengue.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. NS-1 tidak sensitif untuk membantu diagnosa infeksi virus dengue

(Sensitivitas = 50%).

2. NS-1 memiliki spesifisitas tinggi untuk membantu diagnosis infeksi virus

dengue (Spesifisitas = 95,2%).

3. NS-1 tidak bisa digunakan untuk memprediksi infeksi virus dengue

(Positive predictive value = 25%).

4. NS-1 memiliki kemungkinan tinggi untuk memprediksi tidak terjadinya

infeksi virus dengue (Negative predictive value = 98,3%).

B. SARAN

Perlunya dilakukan penelitian dengan waktu yang lebih lama dan besar

sampel yang lebih besar sehingga dapat mewakili populasi. Perlu dilakukan

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

penyeleksian pasien untuk sampel dengan lebih teliti yang sesuai dengan

kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Untuk pengambilan sampel

darah sendiri, perlu dipertimbangkan dalam perihal waktu pengambilan yang

sesuai sehingga dapat memberikan hasil yang bermakna. Pemeriksaan NS-1

ini sendiri perlu sosialisasi yang lebih baik terhadap kalangan umum sehingga

pemeriksaan ini dapat dikenal di masyarakat luas dengan baik.

C. IMPLIKASI PENELITIAN

1. Bagi Bidang Akademik

Dengan melakukan pemeriksaan NS-1 sebagai pemeriksaan untuk

mendeteksi adanya infeksi virus dengue dini diharapkan dapat mencegah

perjalanan penyakit dengue yang lebih berat sehingga dapat menurunkan

angka kematian yang disebabkan oleh penyakit ini. Namun dari hasil

penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa pemeriksaan NS-1

tidak dapat digunakan untuk memprediksi adanya infeksi virus dengue sejak

dini pada anak sehingga perlu dipertimbangkan untuk mencari alternatif

pemeriksaan lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi dini infeksi virus

dengue.

2. Bagi Bidang Pelayanan Kedokteran Keluarga

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VALIDITAS PREDIKTIF PEMERIKSAAN …... · Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis ... daerah tropis atau subtropis, ... Penyakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

NS-1 tidak cocok digunakan oleh dokter keluarga sebagai alat skrining

terjadinya virus dengue pada anak. Hal ini disebabkan karena banyak diantara

anak yang diklasifikasikan sebagai negatif oleh NS-1 sebenarnya sedang

mengalami infeksi virus dengue. Tetapi NS-1 dapat digunakan oleh dokter

spesialis anak ditingkat sekunder sebagai alat diagnostik untuk menyingkirkan

pasien anak yang tidak terinfeksi virus dengue. Dengan demikian, penggunaan

NS-1 bisa mencegah terjadinya over diagnosis yakni mencegah kesalahan

mendiagnosis sebagai positif terhadap pasien anak yang tidak terinfeksi virus

dengue.