perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat...

61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TKB DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA PADA MATA PELAJARAN STATIKA MELALUI METODE PROBING PROMPTING SKRIPSI Oleh : MARSWINDA AYOMI NIM K 1506035 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TKB DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS X TKB DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA

PADA MATA PELAJARAN STATIKA MELALUI

METODE PROBING – PROMPTING

SKRIPSI

Oleh :

MARSWINDA AYOMI

NIM K 1506035

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS X TKB DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PADA MATA PELAJARAN STATIKA MELALUI

METODE PROBING – PROMPTING

Oleh :

MARSWINDA AYOMI

NIM K 1506035

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan

Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Marswinda Ayomi. K1506035. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA KELAS X TKB DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA PADA MATA

PELAJARAN STATIKA MELALUI METODE PROBING–PROMPTING.

Skripsi. 2012. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Peningkatan hasil

belajar siswa dalam mata pelajaran statika dengan menerapkan metode

pembelajaran probing-prompting di kelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta

Surakarta, (2) Efektfitas penerapan metode pembelajaran probing-prompting di

kelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta.

Subjek penelitian adalah siswa kelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta,

berjumlah 28 siswa. Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario

pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat

pedoman wawancara, membuat alat tes evaluasi serta menyiapkan dokumentasi

berupa foto atau vedio. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus,

disetiap siklus terdapat beberapa tahapan berupa perencanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi. Teknik analisis menggunakan analisis interaktif. Tahap

berikutnya dilakukan observasi berupa data yang akan dikumpulkan, dianalisis,

dan direfleksi. Untuk mengetahui hasil belajar tiap siklus dilaksanakan 2 kali

tindakan tes evaluasi. Digunakan validitas data dengan Triangulasi dan Member

chek. Teknik analisis menggunakan analisis interaktif.

Kesimpulan penelitian adalah : (1) Hasil belajar siswa pada mata pelajaran

statika kelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta dengan penerapan metode

pembelajaran probing-prompting meningkat, dan siswa menjadi lebih aktif dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Sebelum diterapkan prombing-

prompting, nilai tes rerata 66,28 dengan ketuntasan belajar 53,57%. Penelitian

tindakan kelas dalam meningkatkan hasil belajar dengan metode probing-

prompting mengalami peningkatan. Pada siklus I, nilai tes rerata 74,14 dan

ketuntasan belajar 71,43%. Pada siklus II, nilai tes rerata 80,85 dengan ketuntasan

belajar 82,14%. Dari keseluruhan hasil pengamatan yang telah dilakukan di

dapatkan hasil perubahan tindakan kelas secara keseluruhan dari aspek kognitif

afektif psikomotorik. (2) Adanya efektivitas pembelajaran dengan menggunakan

metode pembelajaran probing-prompting terlihat pada setiap tindakan cenderung

mengalami peningkatan. Pada siklus I dicapai 71,43% pada siklus II mengalami

peningkatan menjadi 82,14%.

Kata kunci : Metode Probing-Prompting, Tindakan kelas, Hasil belajar siswa

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Marswinda Ayomi. K1506035. THE EFFORT TO INCREASE THE RESULT

OF STUDENTS LEARNING FOR THE TENTH GRADE OF STONE

CONSTRUCTION VOCATIONAL HIGH SCHOOL AT STATISTIC SUBJECT

BY PROBING-PROMPTING METHOD. Thesis. 2012. Surakarta: Faculty of

Teacher Training and Education Sebelas Maret University in Surakarta.

The purpose of this study is to determine: (1) Improved students learning in

statistics subject by applying the learning probing-prompting method in class the

tenth grade of TKB Vocation High School 2 Surakarta, (2) The application

Effectiveness of probing-prompting method in the tenth grade of TKB Vocation

High School 2 Surakarta.

The subject of research is tenth grade of TKB students in Vocation High School 2

Surakarta, of 28 students. Classroom action is started by making lesson plan of

probing-prompting method, making the observation sheet, creating the guideline

for the interview, making evaluation test, and preparing documentation such as

photo and video. This classroom action research is done by two cycles, every

cycle there are several stages of planning, action, observation, and reflection. The

next step is observation of the data to be collected, analyzed and reflected. To

know the learning outcomes result every cycle, it is carried out twice action of

evaluation test. The validity of data uses triangulation and member cheek.

Technique analysis uses interactive analysis.

The conclusion of this research : (1) The result of students learning at statistic

subject for the tenth grade of TKB Vocation High School 2 Surakarta with the

implementation probing-prompting method increased and students are more active

in teaching learning process in classroom. Before implemented probing-

prompting method, the result of range test is 66,28 with the minimum of learning

53,57%. Classroom action research in improving the outcomes learning with the

probing-prompting increase. In cycle I, the result of range test is 74,14 and the

minimum learning 71,43%. In cycle II, the result of range test is 80,85 with the

minimum learning 82,14%. From totality result of classroom action research is

got the changes from affective aspect and psikomotor aspect. (2) The exsistency

of teaching effectiveness within using probing-prompting method, it is looked at

every action that tend to be improvement. In cycle I reachable 71,43% and in

cycle II increase become 86,14%.

Key word : Probing-Prompting Method, Classroom action, Result student learning

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ................................................................................................. i

Judul .................................................................................................................. ii

Persetujuan ....................................................................................................... ii

Pengesahan ..................................................................................................... iii

Abstrak .............................................................................................................. v

Motto .............................................................................................................. vii

Persembahan ................................................................................................ viii

Kata Pengantar .............................................................................................. ix

Daftar Isi ......................................................................................................... xi

Daftar Tabel ................................................................................................. xiv

Daftar Gambar .............................................................................................. xv

Daftar Lampiran .......................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 2

C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 3

D. Rumusan Masalah ........................................................................... 3

E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3

F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4

BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 5

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 5

1. Pengertian Belajar ........................................................................ 5

2. Pengertian Pembelajaran .............................................................. 6

3. Metode Pembelajaran Probing-Prompting .................................. 7

4. Hasil Belajar ................................................................................ 11

5. Pengertian Efektifitas Pembelajaran ........................................... 15

6. Statika ......................................................................................... 16

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Halaman

B. Kerangka Berpikir Penelitian ............................................................ 17

1. Prestasi Belajar Yang Tuntas. ..................................................... 17

2. Keefektivitasan Pembelajaran. .................................................... 17

C. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 18

D. Hipotesis Tindakan ........................................................................... 19

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 20

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ......................................................... 20

1. Tempat Penelitian ...................................................................... 20

2. Waktu Penelitian ........................................................................ 20

B. Subyek Penelitian ............................................................................. 20

C. Sumber Data ..................................................................................... 20

D. Teknik Analisis Data ........................................................................ 21

E. Validitas data ................................................................................... 22

F. Analisis Data .................................................................................... 22

G. Prosedur Penelitian .......................................................................... 23

1. Siklus I ....................................................................................... 24

2. Siklus II ...................................................................................... 26

H. Indikator Kinerja............................................................................... 28

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 29

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................. 29

1. Sejarah SMK Negeri 2 Surakarta ................................................... 29

2. Visi Dan Misi SMK Negeri 2 Surakarta ........................................ 29

3. Denah Gedung SMK Negeri 2 Surakarta ....................................... 30

4. Profil Sekolah ................................................................................. 30

5. Bidang Studi Keahlian Dan Program Studi Keahlian

Di SMK Negeri 2 Surakarta ........................................................... 31

B. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................... 32

1. Hasil Penelitian Siklus I ................................................................ 32

2. Pelaksanaan Siklus I .................................................................... 33

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Halaman

a. Tahap Perencanaan Tindakan I ................................................ 33

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan I ................................................ 33

c. Tahap Pengamatan Siklus II .................................................... 34

d. Hasil Evaluasi siklus I .............................................................. 35

e. Refleksi Siklus I ....................................................................... 35

3. Hasil Penelitian Siklus II .............................................................. 36

4. Pelaksanaan Siklus II .................................................................... 36

a. Tahap Perencanaan Tindakan II ............................................... 36

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan II ............................................... 37

c. Tahap Pengamatan Siklus II .................................................... 38

d. Hasil Evaluasi siklus II ............................................................ 39

e. Refleksi Siklus II ...................................................................... 41

C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 41

1. Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Menggunakan

Metode Probing-Prompting .......................................................... 41

2. Efektivitas Pembelajaran Menggunakan

Metode Probing-Prompting .......................................................... 43

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 46

A. Kesimpulan ......................................................................................... 46

B. Implikasi .............................................................................................. 46

C. Saran ................................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 49

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Jadwal Waktu Kegiatan Penelitian .................................................. 20

Tabel 2 Bidang Keahlian SMK Negeri 2 Surakarta ..................................... 31

Tabel 3 Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I ................................................ 34

Tabel 4 Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I……………………….. 35

Tabel 5 Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II…………………………....... 38

Tabel 6 Hasil belajar Psikomotorik Siklus II……………………………..…38

Table 7 Hasil Belajar Kongnitif Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan

Metode Probing-Prompting……………..………………………….39

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kerangka berfikir ........................................................................... 16

Gambar 2 Proses Analisis Interaktif ............................................................... 23

Gambar 3 Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas .......................................... 23

Gambar 4 Denah Lokasi SMK Negeri 2 Surakarta......................................... 30

Gambar 5 Grafik Hasil Belajar Kongnitif Siswa ............................................ 39

Gambar 6 Grafik Hasil Belajar Afektif Siswa ............................................... 40

Gambar 7 Grafik Hasil Belajar Psikomotorik Siswa ..................................... 40

Gambar 8 Grafik Perubahan Tindakan Kelas Secara Keseluruhan ............... 44

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Dasar Nilai Ulangan harian Sebelum Tindakan ......................... .51

Lampiran 2 Hasil Belajar Afektif Siswa Sebelum Tindakan ......................... .53

Lampiran 3 Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Sebelum Tindakan ............... .56

Lampiran 4 Silabus ........................................................................................ .58

Lampiran 5 Satuan acara pembelajaran ........................................................ .61

Lampiran 6 RPP Siklus I Pertemuan I ……………………………………. . .67

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan I ................................. .70

Lampiran 8 Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Siklus I Pertemuan I .. .73

Lampiran 9 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik

Siklus I Pertemuan I ..................................................................... .76

Lampiran 10 RPP Siklus I Pertemuan II .......................................................... .78

Lampiran 11 Lembar Kerja Kognitif Siswa Siklus I Pertemuan II.................. .81

Lampiran 12 Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif

Siklus I Pertemuan II .................................................................. .84

Lampiran 13 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik

Siklus I Pertemuan II ………… ............................................... .87

Lampiran 14 Kisi- Kisi Soal Evaluasi Kongnitif Siklus I ................................ .89

Lampiran 15 Lembar Evaluasi Siklus I ........................................................... .90

Lampiran 16 Daftar Nilai Siklus I.................................................................... .94

Lampiran 17 Daftar Ketuntasan Aspek-Aspek Pembelajaran Siklus I ............ .96

Lampiran 18 RPP Siklus II Pertemuan I .......................................................... .98

Lampiran 19 Lembar Kerja Kongnitif Siswa Siklus II Pertemuan I ............... 101

Lampiran 20 Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif

Siklus II Pertemuan I ................................................................. 106

Lampiran 21 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik

Siklus II Pertemuan I................................................................. 109

Lampiran 22 RPP Siklus II Pertemuan II ........................................................ 111

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Halaman

Lampiran 23 Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif

Siklus II Pertemuan II ................................................................ 115

Lampiran 24 Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif

Siklus II Pertemuan II ................................................................ 118

Lampiran 25 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Kongnitif Siklus II ............................... 120

Lampiran 26 Lembar Evaluasi Kongnitif Siswa Siklus II .............................. 121

Lampiran 27 Daftar Nilai Evaluasi Siswa Siklus II ......................................... 125

Lampiran 28 Daftar Ketuntasan Aspek-Aspek Pembelajaran Siklus II ........... 127

Lampiran 29 Pedoman Wawancara Untuk Peserta Didik ................................ 129

Lampiran 30 Pedoman Wawancara Untuk Pendidik…… .............................. 131

Lampiran 31 Catatan Lapangan Hasil Wawancara……………….. ................ 134

Lampiran 32 Dokumentasi Pengamatan…………………………….………...143

Lampiran Surat – surat Izin Penelitian…………………………….…………..146

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu lembaga pendidikan

formal yang menyiapkan anak didik atau siswa menjadi tenaga kerja tingkat

menengah yang profesional sesuai dengan keahliannya. Untuk mencapai tujuan

tersebut, pendidikan kejuruan dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional

berusaha memperbaiki bidang pendidikan yang meliputi kurikulum, guru dan

proses pengajaran. Ketiga hal tersebut merupakan variabel utama yang saling

berkaitan dalam strategi pelaksanaan di sekolah.

Proses mengajar dilakukan oleh seorang pengajar yaitu guru, sedangkan

proses belajar dilakukan oleh seorang peserta didik atau siswa. Padahal agar hasil

belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, perlu adanya saling kerterkaitan

antara guru dengan siswa.

Pengetahuan diperlukan sebagai dasar dalam melakukan perhitungan suatu

konstruksi bangunan, berdasarkan hasil pengamatan awal siswa kurang aktif

dalam kegiatan belajar-mengajar. Anak cenderung tidak begitu tertarik dengan

pelajaran statika karena selama ini pelajaran statika dianggap sebagai pelajaran

yang sulit sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar statika dan tingkat

pemahaman siswa di sekolah. Hal ini tampak dari nilai ulangan harian sebelum

tindakan masih banyak siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75 atau belum

tuntas. Dari data menunjukan bahwa dalam pelajaran statika tersebut hanya

53,57% siswa yang mendapat nilai 75 keatas.

Metode mengajar yang dipakai oleh guru akan berpengaruh terhadap cara

belajar Siswa. Setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Metode

mengajar yang dipilih oleh guru hendaknya metode yang dapat mendorong siswa

untuk aktif dan proaktif, apabila dalam proses belajar mata pelajaran statika

diharapkan siswa dapat aktif sehingga mampu memahami materi yang diajarkan.

Salah satu metode pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar adalah

metode probing-prompting dimana guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sifatnya menuntun dan menggali sehingga proses berfikir yang mengaitkan

pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang

sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksikan konsep-prinsip-aturan

menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak

diberitahukan. Dengan metode pembelajaran probing-prompting ini proses tanya

jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa harus

berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap

saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi

suasana tegang, namun bisa dibiaskan. Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru

sebaiknya memberikan serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah,

suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga

suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jawaban siswa yang salah

harus dihargai, karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, dan dia telah

berpartisipasi.

Berkaitan dengan masalah-masalah pembelajaran yang terjadi Di kelas X

TKB SMK Negeri 2 Surakarta ditemukan permasalahan antara lain: 1) guru masih

dominan dalam pembelajaran, 2) hanya sebagian kecil siswa yang mau maju ke

depan kelas untuk mengerjakan soal maupun memberikan penjelasan kepada

siswa lain, 3) siswa tidak berani mengemukakan ide atau gagasan pada guru, 4)

siswa merasa takut pada guru pelajaran statika, mereka menganggap statika

pelajaran yang sulit 5) masih banyak siswa yang belum mendapat standar nilai

tuntas. Untuk itu metode probing-prompting ini berusaha untuk mengubah dari

pasifnya peserta didik kepada keaktifan dan juga mengubah sistem konvensional

(ceramah) yang selama ini mendominasi dalam penyampaian materi. Sehingga

dalam hal ini penulis memilih metode probing-prompting dalam meningkatkan

proses dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran statika.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas, identifikasi permasalah yang ada dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Guru masih dominan dalam pembelajaran.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Hanya sebagian kecil siswa yang mau maju ke depan kelas untuk

mengerjakan soal maupun memberikan penjelasan kepada siswa lain.

3. Siswa tidak berani mengemukakan ide atau gagasan pada guru.

4. Siswa merasa takut pada guru pelajaran statika, mereka menganggap

statika pelajaran yang sulit.

5. Masih banyak siswa yang belum mendapat standar nilai tuntas.

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini peneliti membatasi masalah yang akan diteliti pada

beberapa hal sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa pada penerapkan metode pembelajaran probing-

prompting pada mata pelajaran statika.

2. Penelitian ini mengambil studi kasus siswa kelas X TKB SMK Negeri 2

Surakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan

permasalah yang akan diangkat sebagai berikut :

1. Adakah peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan metode

pembelajaran probing-promting pada mata pelajaran statika ?

2. Bagaimana efektivitas penerapan metode probing-prompting di kelas X

Teknik Konstruksi Batu SMK Negeri 2 Surakarta dalam mata pelajaran

Statika ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dari pembahasan ini adalah :

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam belajar statika melalui

metode pembelajaran probing-prompting.

2. Mengetahui efektifitas siswa dalam belajar statika melalui metode

pembelajaran probing-prompting.

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

F. Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diharapakan dapat

memberikan manfaat antara lain :

1. Manfaat Teoristis

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan

kepada pembelajaran statika utamanya pada peningkatan mutu pembelajaran

statika melalui metode pembelajaran probing-prompting.

Secara khusus penelitian ini untuk memberikan kontribusi pada metode

pembelajaran berupa pergeseran dari paradigma mengajar menuju ke paradigma

belajar yang mementingkan pada proses untuk mencari hasil.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Membantu guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan

memperhatikan dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar siswa.

2) Guru statika dapat mengubah gaya mengajar konvensional.

3) Menanamkan kreatifitas dalam usaha pembenahan pembelajaran

statika.

4) Menambah pengetahuan guru mengenai metode pembelajaran

probing-prompting

b. Bagi Siswa

1) Siswa dapat terlibat atau berpartisipasi aktif dalam proses

pembelajaran statika melalui metode pembelajaran probing-prompting.

2) Siswa lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran.

3) Siswa akan terpacu mengemukakan ide atau gagasan ilmu yang dia

ketahui.

4) Siswa lebih fokus pada pembelajaran.

c. Bagi sekolah

Bagi sekolah penelitian ini memberikan sumbangan dalam rangka

perbaikan pembelajaran statika melalui metode pembelajaran probing-

prompting.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Belajar

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:19) mengartikan bahwa belajar

merupakan suatu proses karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan

terhadap diri manusia yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan

dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, ketrampilan maupun sikap. Belajar

diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya

interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya. Menurut Burton

dalam Usman (1995:5) menyatakan “Learning is a change in the individual due

to instruction of that individual and his environment, wich fells a need and makes

him more capable of dealing adequately with his environment,” (W.H. Burton,

The Guidance of Learning Activities, 1944).

Dalam pengertian diatas terdapat kata change atau “perubahan” yang

berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar, akan mengalami

perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun

aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti jadi

mengerti, dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan. Kriteria

keberhasilan dalam belajar diantaranya ditandai dengan terjadinya perubahan

tingkah laku pada diri individu yang belajar.

Ada empat pilar belajar yang dikemukakan oleh UNESCO, yaitu :

1) Learning to know, yaitu suatu proses pembelajaran yang memungkinkan

siswa menguasai tekhnik menemukan pengetahuan dan bukan semata-mata

hanya memperoleh pengetahuan.

2) Learning to do adalah pembelajaran untuk mencapai kemampuan untuk

melaksanakan Controlling, Monitoring, Maintening, Designing, Organizing.

Belajar dengan melakukan sesuatu dalam potensi yang kongkret tidak hanya

terbatas pada kemampuan mekanistis, melainkan juga meliputi kemampuan

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berkomunikasi, bekerjasama dengan orang lain serta mengelola dan

mengatasi konflik

3) Learning to live together adalah membekali kemampuan untuk hidup

bersama dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, saling

pengertian dan tanpa prasangka.

4) Learning to be adalah keberhasilan pembelajaran yang untuk mencapai

tingkatan ini diperlukan dukungan keberhasilan dari pilar pertama, kedua

dan ketiga. Tiga pilar tersebut ditujukan bagi lahirnya siswa yang mampu

mencari informasi dan menemukan ilmu pengetahuan yang mampu

memecahkan masalah, bekerjasama, bertenggang rasa, dan toleransi

terhadap perbedaan. Bila ketiganya behasil dengan memuaskan akan

menumbuhkan percaya diri pada siswa sehingga menjadi manusia yang

mampu mengenal dirinya, berkepribadian mantap dan mandiri, memiliki

kemantapan emosional dan intelektual, yang dapat mengendalikan dirinya

dengan konsisten, yang disebut emotional intelegence (kecerdasan emosi).

2. Pembelajaran

Gagne (Beny A. Pribadi, 2005:15) “ Pembelajaran adalah serangkaian

aktivitas yang sengaja diciptakana dengan maksud untuk memudahkan terjadinya

proses belajar”. Patricia L. Smith dan Tillman J. Ragan (Beny A. Pribadi, 2005

:15) ” Pembelajaran adalah pengembangan cara penyampaian informasi dan

kegiatan yang diciptakan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan spesifik”

Pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar

tujuan pembelajaran dapat dipermudah (facilitated) pencapaiannya. Dalam

kegiatan pembelajaran perlu dipilih strategi yang tepat agar tujuan pembelajaran

dapat dicapai. Pada setiap kegiatan pembelajaran terlebih dahulu harus

dirumuskan tujuan pembelajarannya. Tujuan pembelajaran harus bersifat

"behavioral", atau berbentuk tingkah laku yang dapat diamati, dan

"measureable", atau dapat diukur artinya dapat dengan tepat dinilai apakah tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan pada awal kegiatan pembelajaran dapat

dicapai atau belum (Dewi Salma Prawiradilaga dan Evelin Siregar, 2004:4).

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jadi pembelajaran adalah upaya menciptakan suatu kondisi dengan tujuan

pembelajaran dapat dipermudah pencapaiannya dengan fasilatas maupun cara

yang mudah. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dalam kegiatan

pembelajaran perlu dipilih strategi yang tepat maka pada setiap kegiatan

pembelajaran terlebih dahulu harus direncanakan tujuan pembelajarannya.

3. Model Pembelajaran Probing-Prompting

Probing-prompting terdiri dari kata probing dan prompting, probing

berasal dari “probe” yaitu yang berarti pemeriksaan, penyelidikan atau menggali.

Sedangkan prompting berasal dari kata “prompt” yang mempunyai arti

menganjurkan, mendesak atau menyarankan.

Jadi model pembelajaran probing-prompting adalah pembelajaran dengan

cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan

menggali sehingga proses berfikir yang mengaitkan pengetahuan setiap peserta

didik dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.

Selanjutnya siswa mengkonstruksikan konsep-prinsip-aturan menjadi

pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.

Dengan metode pembelajaran probing-prompting ini proses tanya jawab

dilakukan dengan menunjuk peserta didik secara acak sehingga setiap peserta

didik mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari

proses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab.

Kemungkinan akan terjadi suasana tegang, namun bisa dibiaskan. Untuk

mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan disertai

dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan

tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jawaban

siswa yang salah harus dihargai, karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, ia

telah berpartisipasi (Herdyan, 2009).

Metode pembelajaran probing-prompting adalah pembelajaran dengan

proses tanya jawab menunjuk siswa secara acak sehingga siswa harus

berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran yaitu

pertanyaan yang disampaikan oleh guru, setiap saat dia bisa dilibatkan dalam

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

proses pembelajaran. Untuk mengurangi kondisi tegang, guru sebaiknya

memberikan serangkaian pertanyaan dengan wajah ramah, suara menyejukkan,

dengan nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi

nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jawab yang salah atau kurang benar harus

dihargai karena berarti siswa sudah ikut berpartisipasi dalam pembelajaran.

Model pembelajaran probing-prompting menggunakan dua jenis

pertanyaan, yaitu :

a. Pertanyaan yang mengarahkan atau menuntun (promting question), yaitu

pertanyaan yang diajukan untuk memberi arahan dalam proses berfikirnya.

Hal ini dilakukan apabila guru menghendaki agar siswa memperhatikan

dengan seksama bagian tertentu atau inti pelajaran yang dianggap penting.

Dari segi yang lain, apabila siswa tidak dapat menjawab atau salah menjawab,

guru mengajukan pertanyaan lanjutan yang akan mengarahkan atau menuntun

proses berfikir siswa sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan

jawaban bagi pertanyaan pertama tadi.

b. Pertanyaan menggali (probing question), yaitu pertanyaan lanjutan yang akan

mendorong murid untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan

pertama. Dengan pertanyaan menggali ini siswa didorong untuk meningkatkan

kuantitas dan kualitas jawaban yang diberikan pada pertanyaan sebelumnya

(Usman, 1995:75).

Menurut Brown dan Hasibuan yang ditulis kembali oleh Suwarna

(2006:72) menyatakan bahwa bertanya adalah setiap pertanyaan yang mengkaji

atau menciptakan ilmu pada diri siswa. Cara untuk mengajukan pertanyaan yang

berpengaruh positif bagi kegiatan belajar siswa merupakan suatu hal yang tidak

mudah. Oleh sebab itu seorang guru hendaknya berusaha agar memahami dan

menguasai penggunaan keterampilan dasar mengajar bertanya.

Keterampilan dasar mengajar bertanya memiliki komponen sebagai berikut :

a. Keterampilan dasar mengajar bertanya tingkat dasar :

1) Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan

menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan

taraf perkembangannya.

2) Pemberian acuan.

Sebelum memberikan pertanyaan, kadang-kadang guru perlu memberikan

acuan berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan

jawaban yang diharapkan dari siswa.

3) Pemindahan giliran.

Adakalanya suatu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari seorang siswa,

karena jawaban belum benar atau belum memadai. Untuk itu guru dapat

menggunakan teknik pemindahan giliran.

4) Penyebaran.

Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya didalam pelajaran, guru

perlu menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan secara acak. Ia

hendaknya berusaha agar siswa mendapat giliran secara merata.

5) Pemberian waktu berfikir.

Setelah mengjukan pertanyaan pada seluruh sisw, guru perlu memberi

waktu beberapa detik untuk berfikir sebelum menunjuk salah seorang

siswa untuk menjawabnya.

6) Pemberian tuntunan.

Jika seorang siswa memberikan jawaban salah atau tidak dapat memberikan

jawaban, guru hendaknya memberikan tuntunan pada siswa itu, agar dia

dapat menemukan sendiri jawabannya.

b. Komponen-komponen keterampilan dasar mengajar bertanya tingkat lanjut :

1) Pengubahan tuntunan tingkat kognisi dalam menjawab pertanyaan.

Pertanyan yang dikemukakan oleh guru dapat mengandung proses mental

yang berbeda-beda dari proses mental yang rendah sampai mental yang

tinggi. Oleh kerena itu dalam mengajukan pertanyaan guru hendaknya

berusaha mengubah tuntunan tingkat kognisi dalam menjawab pertanyaan

dari tingkat yang paling rendah, yaitu : evaluasi ingatan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Pengaturan urutan pertanyaan

Untuk mengembangkan tingkat kongnisi dari yang sifatnya lebih rendah

ke yang lebih tinggi dan kompleks, guru hendaknya dapat mengatur

urutan pertanyaan yang diajukan kepada siswa. Misalnya pertama guru

mengajukan pertanyaan ingatan, setelah itu pertanyaan pemahama,

penerapan, analisis, sintesis dan akhirnya evaluasi.

3) Penggunaan pertanyaan pelacak

Jika jawaban yang diberiakan siswa bernilai benar oleh guru tetapi masih

bisa ditingkatkan menjadi sempurna, guru dapat mengajukan pertanyaan-

pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut.

4) Peningkatan terjadinya interaksi

Agar siswa lebih terlihat secara pribadi dan lebih bertanggung atas

kemajuan dan hasil diskusi, guru hendaknya mengurangi atau

menghilangkan peranan sebagai penanya sentral dengan mencegah

pertanyaan dijawab oleh seorang siswa. Dan jika siswa mengajukan

pertanyaan, guru tidak segera menjawab tapi kembali melontarkan kepada

siswa lainnya.

Pertanyaan yang ditujukan kepada siswa bertujuan untuk

a. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu terhadap suatu masalah yang

sedang dibicarakan.

b. Memusatkan perhatian siswa pada suatu masalah yang sedang dibahas.

c. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa dalam

belajar.

d. Mengembangkan cara belajar siswa aktif.

e. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi informasi.

f. Mendorong siswa mengemukakan pendapat dalam diskusi.

g. Menguji dan mengukur hasil belajar.

Prinsip-prinsip menggunakan keterampilan bertanya

a. Kehangatan dan antusias

Untuk meningkatkan antusias siswa dalam proses pembelajaran, guru

perlu menunjukan sikap, koma baik pada mengajukan pertanyaan maupun ketika

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menerima jawaban siswa. Sikap dan gaya guru termasuk suara, ekspresi wajah,

gerakan, dan posisi badan menampakkan ada-tidaknya kehangatan dan

keantusiasannya.

b. Kebiasaan yang perlu dihindari

1. Jangan mengulang-ulang pertanyaan apabila siswa tidak mampu

menjawabnya. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya perhatian dan

partisipasi siswa.

2. Jangan mengulang-ulang jawaban siswa.

3. Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa

memperoleh kesempatan menjawabnya.

4. Usahakan agar siswa tidak menjawab pertanyaan secara serempak karena

guru tidak mengetahui secara pasti siapa yang menjawab dengan benar dan

siapa yang salah.

5. Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum memberikan

pertanyaan. Oleh karena itu, pertanyaan ditujukan lebih dahulu pada

seluruh siswa, baru kemudian guru menunjuk salah seorang untuk

menjawab.

6. Pertanyaan ganda. Guru kadang-kadang mengajukan pertanyaan yang

sifatnya ganda menghendaki beberapa jawaban atau kegiatan yang harus

dilakukan oleh siswa.

Dengan metode pembelajaran probing-prompting ini proses tanya jawab

dilakukan dengan menunjuk peserta didik secara acak sehingga setiap peserta

didik mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari

proses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab.

4. Hasil belajar

Menurut Poerwadarminta (2002: 767) hasil belajar atau prestasi belajar

adalah hasil dari yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada

waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan.

Menurut Tirtonegoro (2001: 43) prestasi belajar adalah hasil dari

pengukuran serta penilaian usaha belajar. Dengan mengetahui prestasi belajar

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

anak, kita dapat mengetahui kedudukan anak di dalam kelas, apakah anak

termasuk kelompok anak pandai, sedang, atau kurang. Prestasi belajar ini

dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun simbol dan pada tiap-tiap periode

tertentu.

Jadi hasil belajar adalah hasil kemampuan usaha dari yang dicapai oleh

siswa terhadap apa yang dikerjakan sehingga dapat diketahui kedudukan siswa

didalam kelas termasuk katagori pandai, sedana atau kurang yang dinyatakan

dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan

hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.

Benyamin Bloom ( Nana Sudjana, 2009 : 22) mengklasifikasikan

kemampuan belajar menjadi tiga kategori, yaitu:

1) Ranah kognitif, meliputi kemempuan intelektual yang terdiri dari

pengetahuan/ ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan minat yang terdiri penerimaan,

jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.

3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar yang berupa

keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri atas gerakan reflek,

ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau

ketepatan, gerakan keterampilan komplek, dan gerakan ekpresif dan

interpretative.

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ada 2 yaitu faktor dari

dalam dan faktor dari luar siswa.

1) Faktor dari dalam

Faktor dari dalam yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang

dapat mempengaruhi proses maupun hasil belajar siswa.

Faktor dari dalam adalah:

a) Sikap terhadap belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu,

yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian

tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak,

atau mengabaikan

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong

terjadinya proses belajar. Motivasi belajar yang kuat dari diri siswa

dapat menciptakan suasana belajar yang menggembirakan.

c) Konsentrasi belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian

pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan

belajar maupun proses memperolehnya.

d) Mengolah bahan belajar

Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk

menerima isi dan cara pemerolehan bahan belajar, sehingga menjadi

bermakna bagi siswa.

e) Menyimpan perolehan hasil belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan

menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan

menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu pendek dan

waktu yang lama.

f) Menggali hasil belajar yang tersimpan

Menggali hasil belajar merupakan proses mengaktifkan pesan yang

telah diterima. Pesan yang baru akan diperkuat dengan cara

mengaitkan atau mempelajari dengan bahan yang lama. Siswa akan

memanggil pesan dan pengalaman lama untuk suatu unjuk hasil

belajar.

g) Kemampuan berprestasi

Kemampuan berprestasi belajar merupakan suatu puncak proses

belajar. Keberhasilan belajar siswa dapat ditunjukkan pada tahap ini.

Kemampuan berprestasi tersebut terpengaruh oleh proses penerimaan,

pengaktifan, pengolahan, penyimpanan, serta pemanggilan untuk

pembangkitan pesan dan pengalaman.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

h) Rasa percaya diri siswa

Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak

dan berhasil. Rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan

dari lingkungan. Unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian

perwujudan diri yang diakui oleh guru dan rekan siswa.

i) Intelegensi

Menurut Wechler intelegensi adalah suatu kecakapan global atau

rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir

secara baik, bergaul dengan lingkungan secara efisien (Dimyati dan

Mudjiono, 2002:245). Kecakapan tersebut menjadi aktual bila siswa

memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.

j) Kebiasaan belajar

Kebiasaan belajar yang tidak teratur dan belajar jika akan ada ujian,

merupakan kebiasaan belajar yang kurang baik. Hal ini dapat

diperbaiki dengan pembiasaan disiplin membelajarkan diri.

k) Cita-cita siswa

Cita-cita siswa sebagai motivasi intrinsik perlu dididikkan. Didikan

memiliki cita-cita harus dimulai sejak sekolah dasar. Di sekolah

menengah didikan pemilikan dan dan pencapaian cita-cita sudah

semakin terarah.

2) Faktor-faktor dari luar

Faktor dari luar siswa yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

a) Guru sebagai pembina belajar

Guru adalah pengajar yang mendidik Ia tidak hanya mengajar sesuai

keahliannya, tetapi juga mendidik generasi muda.

b) Sarana dan prasarana

Prasana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, ruang

ibadah, ruang kesenian, peralatan olah raga. Sarana pembelajaran

meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium

dan berbagai media pembelajaran yang lain. Sarana dan prasarana

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang dikelola dengan baik bisa berpengaruh pada terselenggaranya

proses belajar yang berhasil baik.

c) Kebijakan penilaian

Kebijakan penilaian ada 3 jenis, yaitu;

(1) Kebijakan sekolah

(2) Kebijakan wilayah

(3) Kebijakan nasional

d) Lingkungan sosial siswa di sekolah

Siswa di sekolah membentuk lingkungan pergaulan yang dikenal

sebagai lingkungan sekolah. Siswa yang diterima dengan baik di

lingkungannya akan mudah menyesuaikan diri dan segera dapat

belajar, sebaliknya jika siswa tertolak maka siswa akan merasa

tertekan.

e) Kurikulum sekolah

Program pembelajaran di sekolah berdasarkan pada suatu kurikulum.

Kurikulum disusun berdasarkan kemajuan masyarakat. Perubahan

kurikulum sekolah dapat berpengaruh terhadap siswa maupun guru.

5) Pengertian Efektifitas Pembelajaran

Proses belajar mengajar yang ada baik di sekolah dasar maupun di sekolah

menengah, sudah barang tentu mempunyai target bahan ajar yang harus dicapai

oleh setiap guru, yang didasarkan pada kurikulum yang berlaku pada saat itu.

Kurikulum yang sekarang ada sudah jelas berbeda dengan kurikulum zaman dulu,

ini ditenggarai oleh sistem pendidikan dan kebutuhan akan pengetahuan

mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan zaman. Bahan ajar yang banyak

terangkum dalam kurikulum tentunya harus disesuaikan dengan waktu yang

tersedia pada hari efektif yang ada pada tahun ajaran tersebut. Namun terkadang

materi yang ada dikurikum lebih banyak daripada waktu yang tersedia. Ini sangat

ironis sekali dikarenakan semua mata pelajaran dituntut untuk bisa mencapai

target tersebut. Untuk itu perlu adanya strategi efektivitas pembelajaran.

Efektivitas berasal dari bahasa inggris yaitu Effective yang berarti berhasil, tepat

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

atau manjur. Efektivitas menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan, suatu usaha

dikatakan efektif jika usaha itu mencapai tujuannya.

Menurut Poerwadarminta (2002:584) mendefinisikan efektif dengan “ada

efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya)” atau “dapat membawa hasil,

berhasil guna (usaha, tindakan)” dan efektivitas diartikan “keadaan berpengaruh;

hal berkesan” atau ” keberhasilan (usaha, tindakan)”.

Pembelajaran dikatakan efektif apabila dalam proses pembelajaran setiap

elemen berfungsi secara keseluruhan, peserta merasa senang, puas dengan hasil

pembelajaran, membawa kesan, sarana/fasilitas memadai, materi dan guru

profesional. Tinjauan utama efektivitas pembelajaran adalah outputnya, yaitu

kompetensi siswa. Efektivitas dapat dicapai apabila semua unsur dan komponen

yang terdapat pada sistem pembelajaran berfungsi sesuai dengan tujuan dan

sasaran yang ditetapkan. Efektivitas pembelajaran dapat dicapai apabila

rancangan pada persiapan, implementasi, dan evaluasi dapat dijalankan sesuai

prosedur serta sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat atau

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas juga berhubungan dengan

masalah bagaimana pencapaian tujuan atau hasil yang diperoleh, kegunaan atau

manfaat dari hasil yang diperoleh, tingkat daya fungsi unsur atau komponen, serta

masalah tingkat kepuasaan pengguna. Kriteria Efektivitas Pembelajaran Didalam

proses belajar mengajar banyak faktor yang mempengaruhi terhadap berhasilnya

sebuah pembelajaran, antara lain :kurikulum, daya serap, presensi guru, presensi

siswa dan hasil belajar.

6) Statika

Statika adalah ilmu tentang keseimbangan benda. Mata pelajaran statika

salah satu pelajaran yang diberikan pada siswa teknik bangunan di SMK Negeri 2

Surakarta. Mata pelajaran statika berisikan konsep-konsep dasar perhitungan

untuk konstruksi bangunan yaitu pengetahuan cara-cara pengidentifikasian suatu

konstruksi bangunan sederhana dan cara perhitungan kekuatan konstruksi

bangunan. Mata pelajaran Perhitungan statika berisikan konsep – konsep dasar

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perhitungan untuk konstruksi bangunan sederhana. Oleh karena keberhasilan

proses kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran statika lebih menekankan

pada pemahaman dan penguasaan materi.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan memuat uraian sistematis tentang hasil-hasil

penelitian yang telah dilakukan peneliti-peneliti terdahulu dan ada hubungannya

dengan penelitian yang akan dilakukan.

Penelitian yang dilakukan oleh karyati (2006) tentang peningkatan

partisipasi siswa dalam belajar matematika dengan pendekatan realistik

menyimpulkan bahwa (1) pendekatan realistik memiliki peranan yang sngat

berarti dalam meningkatkan partisipasi siswa yang meliputi aktif mengerjakan

soal-soal yang diberikan ole guru, menjawab pertanyaan guru atau mengerjakan

soal ke depan kelas untuk menjelaskan pada siswa lain, (2) meningkatkan hasil

belajar.

Penelitian yang dilakukan oleh Dini Fritasari (2007) tentang peningkatan

kemandirian dan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dengan

pendekatan pola latiahan interaktif dapat meningkatkan kemandirian dan

keaktifan siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho Eko Karyatno (2010) mengenai

peningkatan proses dan hasil siswa pada perhitungan kekuatan konstruksi

bangunan sederhana dengan penerpan metode pembelajaran konstuktivisme

ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode pembelajaran konstruktivisme

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa dalam bekerja sama

untuk menemukan pengetahuan baru menjadi meningkat.

Dari penelitian-penelitian di atas menunjukan bahwa penggunaan

pendekatan pembelajran mempunyai pengaruh terhadap siswa dalam belajar ilmu

hitungan termasuk statika.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Kerangka Berfikir

1. Prestasi Belajar Yang Tuntas

Dalam penelitian ini digunakan model pembelajaran probing-prompting.

Metode pembelajaran probing-prompting ini adalah pembelajaran proses tanya

jawab dengan menunjuk siswa secara acak sehingga siswa harus berpartisipasi

aktif, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran yaitu pertanyaan yang

disampaikan oleh guru, setiap saat dia bisa dilibatkan dalam proses pembelajaran.

Untuk mengurangi kondisi tegang, guru memberikan serangkaian pertanyaan

dengan wajah ramah, suara menyejukkan, dengan nada lembut. Ada canda,

senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan

ceria. Jawab yang salah atau kurang benar dihargai karena berarti siswa sudah ikut

berpartisipasi dalam pembelajaran. Diharapkan dengan strategi pembelajaran ini

dapat meningkatkan prestasi siswa.

2. Keefektivitasan Pembelajaran

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi timbal balik

antara guru dengan siswa. Agar tercapai hal itu maka pada prinsipnya kegiatan

belajar mengajar tergantung kepada guru dan siswa itu sendiri dalam saling

berinteraksi. Disamping itu peranan metode pengajaran yang sesuai dengan materi

yang disampaikan juga sangat besar pengaruhnya terhadap keaktifan siswa dalam

berinteraksi dengan guru. Pada siswa kelas X TKB SMK N 2 Surakarta akan

diterapkan metode probing-prompting yang termasuk di dalamnya keberanian

siswa untuk menjawab pertanyaan. Apabila nantinya dalam pelaksanaan

pembelajaran masih kurang efektif maka dilakukan evaluasi dalam perencanaan

metode pembelajaran probing-prompting hingga terjadi efektifitas pembelajaran

Oleh karena itu penggunaan metode pengajaran terhadap siswa juga harus dapat

menarik siswa untuk aktif terhadap pelajaran yang diterimanya.

Berdasarkan uraian di atas secara umum dapat dibuat bagan kerangka alur

berfikir seperti dibawah ini.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar.1. Kerangka Alur Pemikiran

D. Hipotesis Tindakan

Dari hasil analisi tindakan, penulis membuat hipotesis bahwa, jika guru

menggunakan metode pembelajaran probing-prompting dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dan keefektivitasan dalam belajar statika pada siswa kelas X TKB

SMK N 2 Surakarta.

Menggunakan metode pembelajaran

probing-prompting

Hasil belajar yang tuntas masih rendah yaitu

kurang dari 80%.

Kondisi Awal

Tindakan

Hasil belajar yang tuntas mencapai 80%

dengan nilai minimal 75 keatas.

Kondisi Akhir

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian meningkatan hasil belajar siswa belajar statika melalui

metode pembelajaran probing-prompting ini dilaksanakan di SMK Negeri 2

Surakarta yang terletak di Jl. LU. Adi Sucipto no.33 Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2010 hingga

Januari 2012.

Tabel 1. Waktu Penelitian

No Nama Kegiatan Waktu Kegiatan

1 Pengajuan Judul 20 Juni 2010 – 23 Juni 2010

2 Pembuatan Proposal 26 Juni 2010 – 30 Juli 2010

3 Seminar Proposal 4 Agustus 2010

4 Perijinan Penelitian 15 Oktober 2010 – 1 Nov 2010

5 Pelaksanaan Penelitian 1 Maret 2011 – 15 April 2011

6 Penulisan Laporan Penelitian 18 April 2011 – 25 Januari 2012

B. Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa kelas X TKB semester 1 SMK Negeri 2

Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Dengan siswa sebanyak 28 siswa.

C. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari

mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau

wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden

atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun

lisan (Arikunto, 2006 : 107).

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Data Primer

Ialah data yang diperoleh dari sumber utama yaitu siswa dan guru serta

seluruh komponen dari sekolah. Selain itu diperoleh juga dari hasil observasi,

dan tes yang dilakukan terhadap siswa kelas X Teknik Konstruksi Batu

Surakarta.

2. Data Sekunder

Ialah data yang diperoleh dari referensi yang berasal dari berbagai dokumen

yang berhubungan dengan penelitian ini.

D. Teknik Analisis Data

1. Observasi

Metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data

yang dilakukan secara sitematis, dengan prosedur yang terstandar (Arikunto, 2006

:197). Observasi dilakukan dengan mengumpulkan data melalui pengamatan

langsung terhadap obyek penelitian, dilakukan selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung. Dilakukan dengan mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam

pembelajaran statika dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.

2. Metode Tes

Arikunto (2006:127) menyatakan "tes adalah serentetan pertanyaan atau

latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

inteligensi, kemampuaan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok".

Tujuan menggunakan tes adalah untuk mengetahui siswa yang dapat mengerjakan

soal dengan benar dan telah memahami materi ajar.

Siswa diberi tes evaluasi berupa uraian karena dengan tes uraian akan

terlihat kemampuan siswa dalam mempresentasiakan soal yang diberikan

disamping melihat langkah-langkah mengerjakan soal.

3. Catatan Lapangan

Model cacatan lapangan dalam penelitian ini adalah catatan pengamatan

yang dilakukan oleh peneliti dan guru statika kelas X TKB SMK Negeri 2

Surakarta. Catatan lapangan yang digunakan adalah catatan pengalaman terhadap

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

peristiwa-peristiwa penting yang muncul pada saat proses pembelajaran statika

yang belum terdapat dalam pedoman observasi.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto guru dan siswa pada saat

kegiatan pembelajaran statika berlangsung dengan mengunakan model

pembelajaran probing-prompting.

E. Validitas Data

Validasi data yang dipilih dalam penelitian ini yaitu member chek dan

Triangulasi. Untuk validasi member chek, setelah wawancara dengan guru dan

siswa serta observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa dalam

pembelajaran statika. Hasil wawancara dan observasi diperiksa, apakah sudah

tercatat sesuai yang terjadi atau ada yang belum tercatat.

Dalam melakukan triangulasi, setelah observasi dan wawancara terhadap

kinerja guru dan aktivitas siswa, hasilnya akan dibandingkan serta didiskusikan

dengan guru kelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta pada saat pembelajaran

statika.

F. Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas ini,analisis data yang dilakukan secara

deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan analisis

interaktif. Data yang dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan analisis

interaktif yang terdiri dari reduksi data,penyajian data dan penarikan kesimpulan

dilakukan dalam bentuk interaktif dengan pengumpulan data sebagai suatu proses

siklus. Pada waktu pengumpulan data peneliti membuat reduksi data dan sajian

data yaitu data yang berupa catatan lapangan adalah data yang dicatat dan di gali.

Menurut M.B Miles (1992 : 20) proses analisis interaktif dapat digambarkan

sebagi berikut :

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data Penarikan kesimpulan

Gambar 2. Proses Analisis Interaktif

G. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk

siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus bergantung dari tingkat

keberhasilan dari target yang akan dicapai, dimana setiap siklus terdiri dua

pertemuan. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas rangkaian empat kegiatan

utama yang dilakukan dalam siklus berulang, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan,

(3) pengamatan, dan (4) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut;

Siklus I

Siklus II

Gambar 3. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Permasalahan

Apabila permasalahan

belum terselesaikan

Permasalahan baru

hasil refleksi

Perencanaan tindakan I

Refleksi I

Perencanaan Tindakan

II

Refleksi II

Dilanjutkan ke siklus

berikutnya

Pengamatan /

pengmupulan data II

Pelaksaan Tindakan II

Pengamatan /

pengumupulan data I

Pelaksaan Tindakan I

Masalah terselesaikan

Masalah terselesaikan

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. SIKLUS I

1. Perencanaan tindakan

Perencanan ini mencakup semua perencanaan tindakan seperti pembuatan

rencana pelaksanaan pembelajaran yang dialami, menyiapkan metode alat dan

sumber pembelajaran serta merencanakan pula langkah-langkah dan tindakan apa

yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.adapun

langkah-langkah perencanaannya yaitu :

1) Meminta izin kepada kepala sekolah dan guru SMK N 2 Surakarta.

2) Identifikasi masalah yang timbul dalam kelas.

3) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar

mengajar.

4) Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

5) Memilih bahan pelajaran yang sesuai

6) Menentukan skenario pembelajaran dengan metode pembelajaran probing-

prompting.

7) Peneliti membuat jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas dengan

bantuan guru.

8) Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan.

9) Menyusun lembar kerja siswa

10) Mengembangkan format evaluasi

11) Mengembangkan format observasi pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu

pada perencanaan yang telah dibuat yaitu :

A. Tahap Awal Pembelajaran

1) Guru mengucapkan salam.

2) Guru mengkondisikan siswa kearah pembelajaran.

3) Guru mengecek kehadiran siswa.

4) Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan untuk

membuka pembelajaran.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Tahap Inti Pembelajaran

1) Siswa dikondisikan duduk seperti biasa.

2) Guru mengkondisikan siswa supaya duduk dengan tenang.

3) Siswa menyimak panjelasan.

4) Guru mulai memberikan pertanyaan bersifat menggali pengetahuan

yang diketahui siswa.

5) Siswa menjawab, dengan tuntunan dari guru.

6) Siswa bersama guru membahas jawaban yang telah dijawab oleh siswa.

7) Siswa bersama guru menghubungkan materi pelajaran dengan

kehidupan sehari-hari.

8) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan apa yang telah dipelajari

bersama.

9) Guru melakukan evaluasi.

10) Pertemuan berikutnya guru mengadakan evaluasi individual siswa

dengan mengadakan tes kemampuan kognitif.

C. Tahap Akhir Pembelajaran

1) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

2) Melakukan tindak lanjut.

3. Observasi

Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data serta mencatat setiap aktivitas

siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Observer

bertugas mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung dengan mengacu pada lembar observasi.

Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati aktivitas

siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran statika dari awal pembelajaran sampai

akhir pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas

siswa dan kinerja guru sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar

observasi atau tidak. Sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus

berikutnya.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Refleksi

Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat

observasi oleh peneliti, praktikan dan pembimbing. Refleksi berguna untuk

memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang telah dilakukan.

Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat

perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang berkelanjutan sampai

pembelajaran dinyatakan berhasil.

Refleksi akan dilakukan diakhir pembelajaran dengan merenungkan

kembali secara intensif kejadian atau peristiwa yang menyebabkan sesuatu yang

diharapkan atau tidak diharapkan. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting

untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran

yang terjadi yang dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Mengecek kelengkapan data pengumpulan data yang terjaring selama

proses tindakan.

2) Mendiskusikan dan pengumpulan data antara guru, peneliti dan kepala

sekolah (pembimbing) berupa hasil nilai siswa, hasil pengamatan, catatan

lapangan, dan lain-lain.

3) Penyusunan rencana tindakan berikutnya yang dirumuskan dalam skenario

pembelajaran dengan berdasar pada analisa data dari proses dalam

tindakan sebelumnya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah

dilakukan pada siklus I untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan

pada siklus II.

2. SIKLUS II

1. Perencanaan tindakan

1) Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan

penetapan alternative pemecahan masalah.

2) Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.

3) Pengembangan program tindakan II.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi masalah

yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternative pemecahan masalah yang

sudah ditentukan, antara lain melalui:

1) Siswa dikondisikan duduk seperti biasa.

2) Guru mengkondisikan siswa supaya duduk dengan tenang.

3) Siswa menyimak panjelasan.

4) Guru mulai memberikan pertanyaan bersifat menggali pengetahuan yang

diketahui siswa.

5) Siswa menjawab, dengan tuntunan dari guru.

6) Siswa bersama guru membahas jawaban yang telah dijawab oleh siswa.

7) Siswa bersama guru menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan

sehari-hari.

8) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan apa yang telah dipelajari

bersama.

9) Guru melakukan evaluasi.

10) Pertemuan berikutnya guru mengadakan evaluasi individual siswa dengan

mengadakan tes kemampuan kognitif pasca siklus II.

3. Observasi

1) Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan

mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan

tindakan berlangsung.

2) Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.

4. Refleksi

1) Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data

yang terkumpul.

2) Membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran pada siklus II.

3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk

digunakan pada siklus III

4) Evaluasi tindakan II

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Indikator keberhasilan yang dicapai pada siklus ini diharapkan mengalami

kemajuan minimal 10% dari siklus I.

H. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan pada penelitian ini tercermin dengan adanya

efektifitas dari penerapan model pembelajaran probing-prompting dan

peningkatan hasil belajar siswa setiap siklusnya berupa kenaikan jumlah siswa

yang tuntas belajar baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Nilai ketuntasan hasil belajar siswa diperoleh data dari SMK N 2

Surakarta dengan Kriteria Ketuntasan Minimal.

Indikator keberhasilan meliputi :

1. Aspek kognitif yang meliputi ketuntasan hasil belajar siswa mencapai

80 % dengan nilai minimal 75.

2. Aspek afektif dapat dilihat dari hasil yang meliputi minat, sikap dan nilai

siswa mencapai 80% dengan nilai minimal 75. Aspek afektif juga menjadi

indikator keberhasilan dari efektifitas penerapan model probing-

prompting.

3. Aspek psikomotorik dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan siswa

mencapai 80% dengan nilai minimal 75.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah SMK Negeri 2 Surakarta

SMK Negeri 2 Surakarta berdiri pada tanggal 1 Juli 1952 yang diberi

nama STM Solo yang berlokasi di Gendengan Solo dengan membuka tiga jurusan

yaitu mesin,listrik,dan bangunan. Pada tanggal 12 Juli 1952 STM Solo resmi

menjadi STM Negeri Solo, pada tahun 1966 dari STM Negeri 1 Solo diperbaiki

namanya menjadi STM Negeri 1 Surakarta.

Pada tahun pelajaran 1999/2000 STM Negeri 1 Surakarta diganti dengan

nama SMK Negeri 2 Surakarta. Kemudian pada tanggal 9 Mei 2006 SMK Negeri

2 Surakarta dinyatakan lulus seleksi Sekolah Nasional Bertaraf Intrenasional

ditandai dengan terbitnya Surat Keputusan Direktur Pembinaan Sekolah

Menengah Kejuruan Nomer : 0004/C5.2/Kep/MN/2006 tentang Penetapan

Sekolah Nasional Bertaraf Internasional (SNBI) tahun 2006.

2. Visi Dan Misi SMK Negeri 2 Surakarta

a. Visi

Mewujudkan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai pencetak sumber daya manusia

yang profesional dalam bidang teknologi dan industri yang mampu menghadapi

era global

b. Misi

1. Membentuk tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu

mengembangkan diri.

2. Menyiapkan tenaga terampil yang mampu bersaing dilapangan kerja.

3. Menyiapkan wirausaha yang tangguh dalam bidang teknologi dan industri.

4. Menyiapkan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai SMK yang mandiri.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Denah Gedung SMK Negeri 2 Surakarta

Gedung SMK Negeri 2 Surakarta terletak di Jln LU. Adi Sucipto no.33

Surakarta. Dilihat dari keberadaannya, lokasi SMK Negeri 2 Surakarta dekat

dengan Lembaga Pendidikan lainnya, sehingga dapat dikatakan terletak di

lingkungan komplek sekolah, baik negeri maupun swasta. Hal ini dapat menjadi

motivasi tersendiri bagi siswa karena letak dipinggir jalan raya, maka transportasi

mudah dijangkau, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.

Gambar 4. Denah SMK Negeri 2 Surakarta

4. Profil Sekolah

Profil Sekolah Menengah Kejuruan (SMK ) Negeri 2 Surakarta :

1. Lokasi : Jalan LU. Adisucipto No 33

Kelurahan Manahan

Kecamatan Banjarsari

Kota Surakarta 57139

Provinsi Jawa Tengah

Waras

Pratama TK SMK N 2

Surakarta

Poltabes

Surakarta

JL. LU Adi Sucipto

SMK N 6

Surakarta

SMA N 4

Surakarta

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Alamat Surat : SMK Negeri 2 Surakarta

JL.LU. Sdisucipto No 33

Telp (0271)714901

Kode Pos 57139

3. Faximile : (0271)727003

4. E-Mail : [email protected]

5. Kepala Sekolah : Drs Susanta, MM

6. Nomor Statistik Sekolah (NSS) : 32.103.61.05.001

7. Status Sekolah : Negeri

Nomor : 3095/B

Tanggal : 22 Juli 1952

8. Penyelenggara : Pemerintah Kota Surakarta

9. No. SK terakhir status sekolah : No 188/0/2001 tanggal 28 Oktober

2002

5. Bidang Studi Keahlian Dan Program Studi Keahlian

Di SMK Negeri 2 Surakarta

Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar

dan Menengah Nomor : 251/C/kep/2008 tanggal 22 Agustus 2008, maka bidang

Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan SMK Negeri 2 Surakarta :

Tabel 2. Bidang Keahlian SMK Negeri 2 Surakarta

No Bidang Studi

Keahlian

Program Studi

Keahlian Kompetensi Keahlian

A Teknologi dan

Rekayasa

1.Teknik

Bangunan

1.1 Teknik Konstruksi Kayu

1.2 Teknik Konstruksi Batu

dan Beton

1.3Teknik Gambar Bangunan

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2.Teknik

Ketenaga-

listrikan

2.1 Teknik Instalasi Tenaga

Listrik

3.Teknik Mesin 3.1 Teknik Pemesinan

4.Teknik

Otomotif

4.1 Teknik Kendaraan Ringan

5.Teknik

Elektronika

5.1 Teknik Audio Video

B Teknologi Informasi

dan Komunikasi

1.Teknik

Komputer dan

Informatika

1.1 Rekayasa Perangat lunak

1.2 Teknik Komputer

dan Jaringan

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian Siklus I

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X TKB SMK

Negeri 2 Surakarta, Untuk pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa

tanggal 08 Maret 2011 pada jam 1-3 dengan alokasi 3 x 45 menit. Kemudian

pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa 15 Maret 2011 pada jam 1-3

dengan alokasi waktu 3 x 45 menit. Untuk pertemuan siklus I dengan alokasi

waktu 6 x 45 menit (jam pelajaran), maka untuk siklus I tersedia waktu 6 jam

pelajaran (270 menit).

2. Pelaksanaan Siklus I

a. Tahap Perencanaan Siklus I

1. Setelah meminta izin kepada kepala sekolah dan guru SMK Negeri 2

Surakarta. Didokumentasikan kondisi awal siswa meliputi jumlah siswa

dalam kelas serta nilai ulangan harian siswa sebelum menggunakan

metode probing-prompting.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Pengidentifikasian masalah yang timbul dalam kelas, pada kenyataannya

siswa dalam kelas tersebut kurang berminat dalam mengikuti pelajaran

ststika ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang kurang memperhatikan

selama pelajaran statika berlangsung.

3. Merencanakan dengan guru mengenai pembelajaran yang akan diterapkan

dalam proses belajar mengajar.

4. Membuat jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas dengan bantuan guru.

5. Menyusun lembar observasi untuk siswa, dan rencana pelaksanaan

pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan Siklus I

1. Berkolaborasi dengan guru melaksanakan rencanan pelaksanaan

pembelajaran yaitu dengan pokok bahasan menentuk titik berat garis dan

bidang datar menggunakan metode probing-promting.

2. Pada pertemuan pertama tanggal 8 Maret 2011, guru menjelaskan tujuan

pembelajaran, menginformasikan pada siswa kegiatan yang akan dilakukan

3. Guru memberikan pertanyaan bimbingan sekaligus memancing/menggali

pengetahuan siswa dengan pertanyaan dalam melakukan percobaan

perhitungan melalui soal untuk mendapatkan jawaban dari mereka.

4. Siswa antusias dalam menjawab pertanyaan percobaan menghitung titik

berat bidang, kemudian guru membimbing siswa pada saat melakukan

perhitungan, interaksi antara guru dan siswa pada awalnya memang kurang

sehingga siswa masih takut untuk menjawab dan mengemukakan pendapat.

5. Setelah batas waktu yang ditentukan kemudian guru memberikan soal

hitungan kepada siswa.

6. Siswa ditunjuk untuk mengerjakannya ke depan, setelah siswa menuliskan

hasil pekerjaannya di papan tulis, guru membimbing siswa untuk melakukan

evaluasi terhadap proses pekerjaan yang telah mereka lakukan dengan cara

mencocokkan pertanyaan penuntun melalui diskusi kelas sampai siswa

memperoleh suatu kesimpulan yang diharapkan.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7. Pada pertemuan kedua tanggal 15 Maret 2011, pada jam 1-3 diadakan

bimbingan materi dengan metode yang sama pada pertemuan pertama,

diberikan pertanyaan pertanyaan yang menuntun. siswa selama 90 menit dan

pada pertemuan kedua terdapat peningkatan keaktifan siswa dalam

menjawab.

8. Pada pertemuan kedua sisa waktu 45 menit digunakan untuk evaluasi siklus

1 selama 45 menit.

c. Tahap Pengamatan Siklus I

Hasil pengamatan keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I

No Aspek yang

diamati Indikator

Hasil Pengamatan

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 Minat

Kehadiran di kelas

C B

Perhatian mengikuti pelajaran

Partisipasi dalam kegiatan

pembelajaran

Keaktifan menjawab

pertanyaan

2 Sikap

Tanggung jawab

K C Kejujuran

Berinteraksi dengan guru

Teliti dan sistematis

3

Menilai/ Menghargai pendapat orang

lain

K K menghargai Menghargai waktu

Kerapian menggunakan alat

tulis

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8 dan 12 halaman 73 dan 84

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4. Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I

No Aspek yang diamati Hasil pengamatan

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 Mempersiapkan alat dan bahan dalam

mengikuti pelajaran C B

2

Melakukan kegiatan matematis yang berkaitan

dengan pelajaran statika

(mengukur,menghitung,menggambar,membaca

hasil pengukuran)

K C

3 Kemampuan memberikan jawaban K C

4 Melakukan komunikasi dengan tanya jawab C C

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 dan 13 halaman 76 dan 87

d. Hasil Evaluasi Siklus I

Hasil tes pada siklus I terdapat 28 siswa meliputi 3 aspek diperoleh data sebagai

berikut :

1) Aspek Kongnitif siswa yang tuntas belajar sebanyak 22 siswa atau 78,57%

dengan nilai rata-rata 76,79 data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

16 halaman 94. Siswa yang belum tuntas sebanyak 6 siswa atau 21,43 %

2) Aspek Afektif dari pertemuan pertama dan kedua sebanyak 69,64%

3) Aspek Psikomotorik dari pertemuan pertama dan kedua sebanyak 71,43%.

b. Refleksi

1. Pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan guru pada umumnya

baik.

2. Hasil belajar kongnitif siswa berkenaan dengan hasil belajar intelektual

yang ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah menempuh

tes sebanyak 78,57% hal ini belum memenuhi tolok ukur keberhasilan

yaitu 80,00%. Sedangkan untuk hasil belajar afektif sebanyak 69,64%

belum memenuhi tolak ukur keberhasilan yaitu 80,00 % karena masih ada

beberapa siswa yang tidak memperhatikan pelajaran atau berbicara

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sendiri ketika pelajaran berlangsung. Untuk hasil belajar psikomptorik

sebanyak 71,43 % belum memenuhi tolak ukur keberhasilan yaitu 80,00%

3. Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus 1 pada umumnya baik,

meskipun masih ada beberapa hal yang masih belum cukup sehingga

perlu ada peningkatan pada siklus II.

3. Hasil Penelitian Siklus II

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X TKB SMK

Negeri 2 Surakarta, Untuk pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa

tanggal 29 Maret 2011 pada jam 1-3 dengan alokasi 3 x 45 menit. Kemudian

pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa 5 April 2011 pada jam 1-3 dengan

alokasi waktu 3 x 45 menit. Untuk pertemuan siklus dengan alokasi waktu 6 x 45

menit (jam pelajaran), maka untuk siklus II tersedia waktu 6 jam pelajaran (270

menit).

Berdasarkan kajian dari siklus I peneliti berusaha mencoba mengurangi

kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I.

4. Pelaksanaan Siklus II

a. Tahap Perencanaan Siklus II

1. Tidak lagi mendokumentasikan kondisi awal siswa meliputi jumlah siswa

dalam kelas serta nilai ulangan harian siswa sebelum menggunkan metode

probing-prompting karena sudah dilaksanakan pada siklus 1

2. Mengidentifikasi masalah yang timbul pada siklus 1 dalam kelas, pada

kenyataannya siswa dalam kelas tersebut kurang berminat dalam

mengikuti pelajaran statiska ini dapat dilihat dari adanya beberapa siswa

siswa yang kurang memperhatikan selama pelajaran statika berlagsung

selama siklus 1.

3. Berkolaborasi dengan guru untuk mengembangkan metode pembelajaran

menggunakan metode probing-prompting.

4. Menyusun lembar observasi untuk siswa, rencana pelaksanaan

pembelajaran dan mengevaluasi hasil akhir siklus 1.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Tahap Pelaksanaan Siklus II

1. Berkolaborasi dengan guru melaksanakan rencanan pelaksanaan

pembelajaran yaitu dengan pokok bahasan menentuk titik berat garis dan

bidang datar menggunakan metode probing-prompting.

2. Pada pertemuan pertama siklus kedua tanggal 29 Maret 2011 guru

menjelaskan tujuan pembelajaran, menginformasikan pada siswa kegiatan

yang akan dilakukan.

3. Guru memberikan pertanyaan bimbingan sekaligus memancing/menggali

pengetahuan siswa dengan pertanyaan dalam melakukan percobaan

perhitungan melalui soal untuk mendapatkan jawaban dari mereka.

4. Siswa antusias dalam menjawab pertanyaan percobaan menghitung titik

berat bidang, kemudian guru membimbing siswa pada saat melakukan

perhitungan, interaksi antara guru dan siswa pada awalnya memang

kurang sehingga siswa masih takut untuk menjawab dan mengemukakan

pendapat.

5. Setelah batas waktu yang ditentukan kemudian guru memberikan soal

hitungan kepada siswa.

6. Siswa ditunjuk untuk mengerjakannya ke depan, setelah siswa menuliskan

hasil pekerjaannya di papan tulis, guru membimbing siswa untuk

melakukan evaluasi terhadap proses pekerjaan yang telah mereka lakukan

dengan cara mencocokkan pertanyaan penuntun melalui diskusi kelas

sampai siswa memperoleh suatu kesimpulan yang diharapkan.

7. Pada pertemuan kedua tanggal 5 April 2011, pada jam 1-3 diadakan

bimbingan materi dengan metode yang sama pada pertemuan pertama,

diberikan pertanyaan pertanyaan yang menuntun. siswa selama 90 menit

dan pada pertemuan kedua terdapat peningkatan keaktifan siswa dalam

menjawab.

8. Pada pertemuan kedua sisa waktu 45 menit digunkan untuk evaluasi siklus

1 selama 45 menit.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Tahap Pengamatan Siklus II

Hasil pengamatan keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung sebagai berikut :

Tabel 5. Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II

No

Aspek

yang

diamati

Indikator Hasil Pengamatan

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 Minat

Kehadiran di kelas

B A

Perhatian mengikuti pelajaran

Partisipasi dalam kegiatan

pembelajaran

Keaktifan menjawab

pertanyaan

2 Sikap

Tanggung jawab

B A Kejujuran

Berinteraksi dengan guru

Teliti dan sistematis

3

Menilai/ Menghargai pendapat orang

lain

C B menghargai Menghargai waktu

Kerapian menggunakan alat

tulis

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20 dan 23 halaman 106 dan 115.

Tabel 6. Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus II

No Aspek yang diamati

Hasil pengamatan

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 Mempersiapkan alat dan bahan dalam

mengikuti pelajaran B A

2

Melakukan kegiatan matematis yang berkaitan

dengan pelajaran statika

(mengukur,menghitung,menggambar,

membaca hasil pengukuran)

B B

3 Kemampuan memberikan jawaban C B

4 Melakukan komunikasi dengan tanya jawab B B

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21 dan 24 halaman 109 dan 118.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Hasil Evaluasi Siklus II

Hasil tes pada siklus II terdapat 28 siswa meliputi 3 aspek diperoleh data sebagai

berikut :

1) Aspek Kongnitif siswa yang tuntas belajar sebanyak 24 siswa atau 85,71 %

dengan nilai rata-rata 80,86.

Tabel 7. Hasil Belajar Kongnitif Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan

Metode Prombing-Prompting

No Keterangan Sebelum

Tindakan

Sesudah Tindakan

Siklus I Siklus II

1

2

3

4

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Rata-rata

Ketuntasan

50

80

66,28

53,57

68

90

76,79

78,57

70

93

80,86

85,71

Peningkatan hasil kognitif sebelum tindakan dan setelah siklus I dan siklus

II dapat dilihat melalui diagram batang berikut ini:

53.57

78.57

85.71

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Aspek Kognitif

Pro

sen

tase

Sis

wa

yan

g Tu

nta

s (%

)

sebelum Tindakan

Sikuls I

Siklus II

Gambar 5. Grafik Hasil Belajar Kongnitif Siswa

Garis Batas Ketuntasan Kelas

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Aspek Afektif dari pertemuan pertama dan kedua sebanyak 82,14 %. ( dapat

dilihat pada lampiran 20 dan 23 halaman 106 dan 115)

Peningkatan hasil belajar afektif dapat dilihat melalui diagram batang

berikut ini:

60.7169.65

82.14

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Aspek Afektif

Pro

sen

tase

Sis

wa

yan

g Tu

nta

s (%

) sebelum Tindakan

Sikuls I

Siklus II

Gambar 6. Grafik Hasil Belajar Afektif Siswa

3) Aspek Psikomotorik dari pertemuan pertama dan kedua sebanyak 85,71 %.

(dapat dilihat pada lampiran 21 dan 24 halaman 109 dan 118)

Peningkatan hasil belajar psikomotorik dapat dilihat melalui diagram batang

berikut ini

64.2971.43

85.71

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Aspek PsikomotorikPro

sen

tase

Sis

wa

yan

g Tu

nta

s (%

)

sebelum Tindakan

Sikuls I

Siklus II

Gambar 7. Grafik Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

Garis Batas Ketuntasan Kelas

Garis Batas Ketuntasan Kelas

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Refleksi

1. Pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan guru pada umumnya

semakin baik dibandingkan dengan siklus I.

2. Hasil belajar kongnitif siswa berkenaan dengan hasil belajar intelektual

yang ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah menempuh

tes sebanyak 85,71 % hal ini sudah memenuhi tolok ukur keberhasilan

yaitu 80,00% dengan nilai standar kelulusan 75,00. Sedangkan untuk

hasil belajar afektif sebanyak 82,14% sudah memenuhi tolak ukur

keberhasilan yaitu 80,00%. Untuk hasil belajar psikomptorik sebanyak

85,71 % sudah memenuhi tolak ukur keberhasilan yaitu 80,00%.

3. Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II pada umumnya baik,

karena semua aspek hasil belajar telah mencapai tolak ukur

keberhasilan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Menggunakan Metode Pembelajaran

Probing-Prompting

Pada penelitian tindakan kelas hasil penelitian yang diperoleh dari kerja

sama antara peneliti dan guru kolaborasi. Berdasarkan hasil refleksi tiap putaran

ternyata dapat memberikan motivasi bagi guru dalam melakukan perbaikan

pengajarannya dengan lebih banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran

sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode pembelajaran

probing-prompting.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru (dapat dilihat pada lampiran 31

halaman 139) proses kegiatan belajar mengajar sebelum menggunakan metode

probing-prompting guru pada dasanya telah menggunakan metode dua arah yaitu

terdapat interaksi antara guru dan siswa tetapi karena siswa beranggapan bahwa

statika itu sulit berdampak kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran statika,

selain itu guru juga belum menerapkan diskusi secara aktif, setelah adanya

penerapan metode pembelajaran probing-prompting dalam kegiatan pembelajaran

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

statika minat siswa terhadap pelajaran statika dapat terlihat dapat memberikan

pengaruh yang besar terhadap akifitas siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa (dapat dilihat pada lampiran

31 halaman 134). Sebagian dari siswa beranggapan bahwa pelajaran statika

memang sulit sehingga memunculkan kurang aktifnya siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar setelah menggunakan metode pembelajaran probing-

prompting mereka lebih aktif dalam mengikuti pelajaran dapat terlihat pada

selama proses kegiatan belajar mengajar dengan pertanyaan sifatnya menuntun

dan menggali, sehingga mereka berfikir untuk mengaitkan pengetahuan dan

pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari, jadi tiap-tiap

siswa berusaha untuk menjawab pada guru mengenai hal yang mereka tahu

sehingga mereka terlihat lebih aktif.

Hasil belajar siswa dikatakan tuntas jika mencapai tolak ukur keberhasilan

untuk aspek kognitif 80 % dengan nilai standar kelulusan 75,00. Berdasarkan

tabel.7 halaman 39 dan gambar 5 halaman 39 pada penilaian aspek kognitif

diperoleh nilai tes rerata sebelum tindakan adalah 66,28 dengan ketuntasan belajar

klasikal 53,57%. Pada siklus I, hasil belajar kognitif meningkat menjadi 76,79

dengan ketuntasan belajar klasikal 78,57%. Pada siklus II, hasil belajar kognitif

juga mengalami peningkatan rata-rata nilai menjadi 80,86 dengan ketuntasan

belajar klasikal 85,71%. Ini berarti pada silus II, 85,71% siswa mendapat nilai tes

minimal 75,00 sehingga secara klasikal hasil belajar kognitif telah tuntas.

Peningkatan hasil belajar tersebut menunjukkan bahwa penguasaan dan tingkat

pemahaman siswa terhadap materi statika semakin meningkat.

Proses belajar mengajar dapat tercapai apabila siswa menggunakan seluruh

kemampuan dasar yang dimiliki sebagai dasar untuk melakukan berbagai kegiatan

agar memperoleh hasil belajar. Dengan demikian hendaknya diusahakan kadar

keterlibatan mental siswa di dalam proses belajar mengajar, siswa diberikan

kesempatan secara luas untuk menyerap informasi kedalam struktur kognitif

(asimilasi) atau menyesuaikan struktur kognitif (akomodasi) dengan informasi-

informasi baru yang diperoleh sehingga tercapai tingkat kebermaknaan yang

setinggi-tingginya. Pada gilirannya, keterlibatan mental yang optimal ini sekaligus

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berarti pembangkit motivasi yang optimal pula dipihak siswa untuk melakukan

kegiatan belajar mengajar yang memberikan kesempatan pada siswa untuk

memcoba sendiri.

2. Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Metode Pembelajaran

Probing-prompting

Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran siswa dalam pembelajaran,

dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan pada tiap – tiap siklus dan juga

hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti. Hasil belajar siswa yang terlihat pada

setiap tindakan cenderung mengalami peningkatan. Ini dapat dilihat data yang

diperoleh pada saat evaluasi tiap siklus yang telah dilakukan. Dan hasil observasi

yang telah dilakukan menunjukkan adanya perubahan dari berbagai aspek yang

diteliti. Hal ini menunjukkan adanya efektifitas pembelajaran dengan adanya

penggunaan metode pembelajaran probing-prompting.

Tolak ukur keberhasilan untuk aspek afektif dapat dilihat dari hasil yang

dicapai siswa 80% secara klasikal,maka hasil belajar dikatakan tuntas.

Berdasarkan pada sikuls I penilaian afektif diperoleh ketuntasan belajar klasikal

69,64%. Pada siklus II, hasil belajar afektif mengalami peningkatan ketuntasan

belajar klasikal menjadi 82,14%,sehingga secara klasikal hasil belajar afektif

siklus I belum mencapai tolak ukur keberhasilan yang ditentukan sedangkan untuk

siklus II sudah tuntas berdasarkan tolak ukur keberhasilan keberhasilan karena

tolak ukur keberhasilan siswa sekurang-kurangnya 80 %.

Peningkatan nilai rerata dan ketuntasan belajar klasikal aspek afektif

terjadi karena dalam pembelajaran masalah yang disajikan atau muncul berasal

dari peristiwa kehidupan sehari-hari siswa sehingga memberikan kesempatan

kepada siswa terlibat aktif untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini sesuai

dengan pendapat Piaget dan Vygotsky dalam Ibrahim dkk (2000:14) yang

menegaskan bahwa perkembangan intelektual siswa terjadi pada saat siswa

berusaha menyelesaikan masalah yang dimunculkan oleh pengalaman baru yang

ditemuinya. Siswa mempunyai rasa ingin tahu dan secara terus menerus berusaha

memahami dunia sekitarnya.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tolak ukur keberhasilan untuk aspek psikomotorik dapat dilihat dari hasil

yang dicapai siswa 80% secara klasikal,maka hasil belajar dikatakan tuntas. Pada

siklus I penilaian psikomotorik diperoleh ketuntasan belajar klasikal 71,43%.

Pada siklus II, hasil belajar psikomotorik mengalami peningkatan ketuntasan

belajar klasikal menjadi 87,50% sehingga secara klasikal hasil belajar

psikomotorik siklus I dan siklus II sudah tuntas berdasarkan tolak ukur

keberhasilan keberhasilan karena tolak ukur keberhasilan siswa sekurang-

kurangnya 80,00%.

Dari keseluruhan hasil pengamatan yang telah dilakukan di dapatkan hasil

perubahan tindakan kelas secara keseluruhan dari aspek kognitif afektif

psikomotorik. Pada siklus I dicapai 71,43% pada siklus II mengalami peningkatan

menjadi 82,14%, (data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17 halaman 96

dan lampiran 28 halaman 127). Secara klasikal hasil belajar keseluruhan sudah

tuntas karena memenuhi tolak ukur keberhasilan yaitu 80,00%. Seperti yang

tergambar pada diagram di bawah ini :

71.43

82.14

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SIKLUS I SIKLUS IIPro

sen

tase

Sis

wa

yan

g Tu

nta

s (%

)

Keterangan

SIKLUS I

SIKLUS II

Gambar 8. Grafik Perubahan Tindakan Kelas Secara Keseluruhan

Pada siklus I dan II, hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik

mengalami peningkatan ketuntasan belajar klasikalnya. Peningkatan hasil belajar

kognitif, afektif dan psikomotorik ini dikarenakan beberapa hal yaitu selama

pembelajaran berlangsung siswa lebih serius dan aktif, misalnya siswa telah

Garis Batas Ketuntasan Kelas

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk mengikuti pelajaran statika,

melakukan perhitungan dengan teliti dan membandingkan hasil perhitungan

dengan perhitungan teman. Melalui pengalaman tersebut siswa lebih mudah

memahami materi yang dipelajari.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran

menggunakan metode probing-prompting pada mata pelajaran statika pokok

bahasan titik berat garis dan bidang datar siswa kelas X TKB SMK Negeri 2

Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan pembelajaran menggunakan metode probing-prompting dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran statika pokok

bahasan titik berat garis dan bidang datar siswa kelas X TKK SMK Negeri

2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

2. Penerapan pembelajaran menggunakan metode probing-prompting dapat

meningkatkan efektifitas siswa pada mata pelajaran statika pokok bahasan

titik berat garis dan bidang datar siswa kelas X TKK SMK Negeri 2

Surakarta tahun pelajaran 20010/2011.

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan

pada pembelajaran dengan menerapkan metode probing-prompting dalam

pelaksanaan pembelajaran statika.

Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian ini, maka dapat diajukan

implikasi yang berguna dalam upaya meningkatkan hasil belajar materi

“menentukan titik berat garis dan bidang datar”.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menerapkan metode pembelajaran probing-prompting dapat meningkatkan

efektifitas dan hasil belajar siswa pada materi “menentukan titik berat garis dan

bidang datar”, hal tersebut dapat ditinjau dari hal berikut:

a. Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran probing-

prompting dalam pelaksanaan pembelajaran statika karena metode

probing-prompting melibatkan interaksi antara siswa yaitu dengan

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dimana guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya

menuntun dan menggali sehingga proses berfikir yang mengaitkan

pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru

yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksikan konsep-

prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan

baru tidak diberitahukan.

b. Secara umum telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam

prosentase hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Hal ini

terbukti adanya peningkatan siswa mengeluarkan pendapat, berinteraksi

dengan guru, peningkatan siswa dalam bertanya maupun memberikan

jawaban, dan menyelesaikan soal-soal latihan. Dengan adanya partisipasi

siswa yang aktif dan kreatif siswa, maka dalam pembelajaran tersebut

semakin meningkat, suasana kelas bisa menjadi lebih hidup dan

menyenangkan, serta tidak membosankan dan pada akhirnya hasil

belajar siswa pada pelajaran statika meningkat.

c. Metode pembelajaran probing-prompting dapat dijadikan sebagai

alternatif pembelajaran bagi guru dalam upaya meningkatkan hasil

belajar siswa.

d. Saat pengajaran dengan metode probing-prompting untuk

menumbuhkan minat siswa mau menjawab pertanyaan yang diberikan

sesuatu jasa/ imbalan, seperti hadiah atau nilai tambahan utuk siswa.

C. Saran

Setelah melihat hasil penelitian,pembahasan dan kesimpulan maka saran

yang dapat diberikan adalah

1. Sebaiknya pertanyaan diberikan secara acak kepada siswa, sehingga

mereka lebih fokus terhadap pembelajaran.

2. Jangan mengulang-ulang pertanyaan apabila siswa tidak dapat

memberikan jawaban. Hal ini dapat menyebabkan minat dan partisipasi

siswa menurun.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran metode probing-prompting, membuat lembar observasi, membuat pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Perlu diadakannya sosialisasi metode pembelajaran probing-prompting

agar para tenaga pengajar bisa memahami dan dapat menerapkan secara

baik di lapangan

4. Pengajaran dengan metode probing-prompting dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Namun, dalam penelitian ini hanya dilaksanakan pada

pokok bahasan titik berat garis dan bidang datar. Sehingga peneliti

menganggap perlu dilakukan pengembangan pelaksanaan pengajaran

dengan metode probing-prompting untuk pokok bahasan yang lain.

5. Agar penguasaan keterampilan proses dapat seimbang antar siklus,

sebaiknya diberikan tindakan yang berbeda sesuai dengan tingkat

kesukaran materi, misalnya memberikan kesempatan diskusi tanya jawab

lebih lama untuk materi yang lebih sukar.

6. Untuk memotivasi dan menumbuhkan minat belajar siswa, diperlukan

variasi metode dalam mengajar menggunakan metode probing-prompting,

sehingga hasil belajar siswa dapat lebih meningkat.

7. Kepada peneliti di bidang statika agar dapat melakukan penelitian yang

serupa tetapi dengan materi tertentu dan menggunakan metode tertentu.

Hal ini agar proses pembelajaran di sekolah dimasa mendatang menjadi

lebih baik dan bermutu sehingga dihasilkan lulusan yang handal.