perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......(skj) 2008 dan senam aerobik low impact...
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......(skj) 2008 dan senam aerobik low impact...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SENAM KESEGARAN JASMANI
(SKJ) 2008 DAN SENAM AEROBIK LOW IMPACT TERHADAP
TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI
SMP KANISIUS I SURAKARTA TAHUN 2011
SKRIPSI
Oleh:
SEPTIANA PRATIWI
K.5607055
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Septiana Pratiwi
NIM : K5607055
Jurusan/Program Studi : POK/Penkepor
Menyatakan skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN
SENAM KESEGARAN JASMANI (SKJ) 2008 DAN SENAM AEROBIK LOW
IMPACT TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI
SMP KANISIUS I SURAKARTA TAHUN 2011” ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Septiana Pratiwi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SENAM KESEGARAN JASMANI
(SKJ) 2008 DAN SENAM AEROBIK LOW IMPACT TERHADAP
TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI
SMP KANISIUS I SURAKARTA TAHUN 2011
Oleh:
SEPTIANA PRATIWI
K5607055
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga,
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Septiana Pratiwi. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SENAM
KESEGARAN JASMANI (SKJ 2008) DAN SENAM AEROBIK LOW
IMPACT TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI
SMP KANISIUS I SURAKARTA TAHUN 2011. Skripsi, Surakarta:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pengaruh latihan
senam kesegaran jasmani (SKJ) 2008 terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa
putri SMP Kanisius 1 Surakarta tahun 2011. (2) Pengaruh latihan senam aerobik
low impact terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa putri SMP Kanisius 1
Surakarta tahun 2011. (3) Pengaruh yang lebih baik antara latihan senam
kesegaran jasmani (SKJ) 2008 dan senam aerobik low impact terhadap tingkat
kesegaran jasmani siswa putri SMP Kanisius 1 Surakarta tahun 2011.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Dasar penggunaan
metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan tes awal (pre-test)
memberikan perlakuan kepada subjek (treatmeant) yang diakhiri dengan suatu
bentuk tes akhir (post-test). Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah
siswa putri SMP Kanisius 1 Surakarta sebanyak 76 orang. Teknik pengumpulan
data dengan menggunakan tes dan pengukuran. Untuk tingkat kesegaran jasmani
kelompok usia 12-15 tahun menggunakan tes kesegaran jasmani yaitu dengan Lari
Multi Tahap atau Multistage Fitnes Test, yang digunakan untuk mengukur VO2
max dan daya tahan aerobik. Teknik analisa data yang digunakan adalah
independent test (uji T) tidak berpasangan dengan tingkat kemaknaan p < 0,05.
Hasil tes awal menunjukkan rata-rata VO2 max kelompok 1 SKJ 2008
sebesar 26,31 dan rata-rata VO2 max, kelompok 2 senam aerobik low impact
sebesar 26,32. Hasil tes akhir menunjukkan rata-rata VO2 max kelompok 1 SKJ
2008 sebesar 26,93 dan rata-rata VO2 max, kelompok 2 senam aerobik low impact
sebesar 27,78. Hasil perhitungan menunjukkan pada kelompok I (SKJ 2008)
dengan persentase peningkatan sebesar 2,36% dan untuk kelompok II (Senam
aerobik low impact) dengan persentase peningkatan 5,55%. Pengujian hipotesis
dengan adalah Independent test (t hitung) (3,067) > t tabel (2,000) dan angka
signifikan (0,0003) < (0,05) sehingga ada perbedaan signifikan nilai VO2 max
antara kedua kelompok setelah diberikan perlakuan.
Berdasarkan hasil dan analisis data,maka disimpulkan Senam aerobik low
impact memiliki efektivitas yang lebih baik pengaruhnya dalam meningkatkan
kesegaran jasmani karena persentase peningkatannya lebih besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Septiana Pratiwi. DIFFERENT EFFECT OF PHYSICAL FITNESS
GYMNASTICS (SKJ 2008) AND LOW IMPACT AEROBICS EXERCISES
TOWARDS PHYSICAL FITNESS LEVEL STUDENT ON KANISIUS
JUNIOR HIGH SCHOOL IN 2011. Thesis. Teacher Training and Education
Faculty. Sebelas Maret University Surakarta. July 2012
Research objectives: (1) To knowing effect of physical fitness
gymnastics (SKJ 2008) towards physical fitness level student on Kanisius Junior
High School in 2011. (2) To knowing effect of low impact aerobics exercises
towards physical fitness level student on Kanisius Junior High School in 2011 To
knowing better effect of physical fitness gymnastics (SKJ 2008) and low impact
aerobics exercises towards physical fitness level student on Kanisius Junior High
School in 2011.
Research methods using true experiment design with pre and post test.
Experiment doing after pre test. Sample size amount 76 responder. Data collection
by using the test and measurement. To the level of physical fitness with age group
12-15 years using the physical fitness test with Running Multi Stage or Multistage
Fitness Test, which is used to measure VO2 max and aerobic endurance data
analysis technique used is independent t test (unpaired T test with significance
level of p <0.05.
The results of pre tests showed the average VO2 max SKJ group amount
26.31 and average VO2 max aerobic group amount 26.32. Final test results show
the average VO2 max SKJ group amount 26.93 and the average VO2 max
aerobic group amount27.78. The results of calculations indicate the group I (SKJ
2008), with a percentage increase of 2.36% and for group II (Aerobic) with the
percentage increase 5.55%. Hypothesis test using Independen t test with result t
count (3,067) > t tabke (2,000) and signifikan number (0,0003) < (0,05), this
result showing different effect of physical fitness gymnastics (SKJ 2008) and low
impact aerobics exercises towards physical fitness level.
Based on the results and data analysis, it was concluded Low impact
aerobic have better efficacy in improving physical fitness effects due to the
percentage increase is greater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi
indah, dengan agama hidup menjadi terarah (An Nahl : 97)
Ilmu itu lebih baik dari harta. Ilmu dapat menjaga pemiliknya, sedangkan
harta memerlukan penjagaan dari pemiliknya. Harta akan habis jika
dibelanjakan, sedangkan ilmu akan bertambah jika diberikan kepada orang
lain. (Lovid)
Kesuksesan diraih dengan mencintai setiap prosesnya, bangkit saat
kegagalannya, yakin pada hasilnya, percaya bahwa kita mampu dan pantas
mendapatkannya. (Kata-kata bijak)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat, anugerah,
kesehatan dan pengalaman yang tiada terkira sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Siswa SMP KANISIUS 1 Surakarta.
Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan doa restu, kasih
sayang serta pengorbanan yang senantiasa merindukan
keberhasilanku.
Adikku Indri Hapsari yang selalu mendukung aku.
Teman-teman Angkatan 2007 JPOK FKIP UNS .
JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret, Almamater tercinta
kampus tempatku menuntut Ilmu Olahraga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini guna memenuhi sebagai persyaratan mendapat gelar Sarjana
Pendidikan. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dsan
dukungan berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin
penulisan skripsi.
2. Drs. H. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Agustiyanta, M.Pd., Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta .
4. Dra. Ismaryati, M.Kes., selaku pembimbing I dan Hendrig Joko P. S.Pd,
M.Or., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan
dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.
5. Drs. Sukono, M.Or., Pembimbing Akademik yang dengan sabar memberikan
bimbingan dan limpahan kasih sayang selama penulis menjadi mahasiswa di
Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga.
6. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS yang secara tulus memberikan ilmu
dan masukan-masukan kepada penulis.
7. Drs. H. Supriyanta yang telah memberikan ijin penelitian di SMP KANISIUS
1 Surakarta.
8. Siswa Putri SMP KANISIUS I Surakarta yang telah bersedia menjadi sumber
data dalam penelitian ini.
9. Teman-teman JPOK 2007 yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu
persatu yang membantu dan memberikan warna selama menjadi mahasiswa
dan menyelesaikan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut membantu
menyelesaikan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para
pembaca.
Surakarta , Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ vi
HALAMAN ABSTRACT ............................................................................ vii
HALAMAN MOTO........................................................................................ viii
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .............................................................. 4
D. Perumusan Masalah ................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka .................................................................... 6
1. Kesegaran Jasmani ........................................................... 6
2. Latihan ............................................................................ 13
3. Senam .............................................................................. 15
4. Senam Kesegaran Jasmani (SKJ 2008) ............................ 18
5. Senam Aerobik ................................................................. 20
6. Senam Aerobik Low Impact ............................................ 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
B. Kerangka Berfikir ................................................................... 24
C. Hipotesis ................................................................................. 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 28
1. Tempat Penelitian ............................................................ 28
2. Waktu Penelitian ............................................................. 28
B. Populasi Sampel Penelitian .................................................... 28
1. Populasi .......................................................................... 28
2. Sampel ............................................................................. 28
C. Rancangan Penelitian ............................................................. 29
1. Metode Penelitian ............................................................ 29
2. Rancangan Penelitian ...................................................... 29
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 30
E. Teknik Analisis Data................................................................ 30
1. Uji Prasyarat Analisis ...................................................... 30
2. Uji Perbedaan .................................................................. 31
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ...................................................................... 32
1. Hasil Test Awal ............................................................... 32
2. Hasil Test Akhir .............................................................. 33
B. Pengujian Persyaratan Analisis .............................................. 35
1. Uji Normalitas Data ........................................................ 35
2. Uji Homogenitas .............................................................. 36
C. Pengujian Hipotesis ................................................................ 37
D. Pembahasan ............................................................................ 37
BAB V Penutup
A. Kesimpulan ............................................................................. 39
B. Implikasi ................................................................................ 39
C. Saran ...................................................................................... 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 41
LAMPIRAN..................................................................................................... 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel.1 Hasil pengukuran test awal ......................................................... 32
Tabel 2 Rangkuman hasil uji perbedaan test awal ................................... 33
Tabel 3 Hasil pengukuran test akhir ......................................................... 33
Tabel 4 Rangkuman hasil uji perbedaan test akhir................................... 34
Tabel 5 Rangkuman hasil uji perbedaan test akhir................................... 34
Tabel 6 Hasil uji normalitas data ............................................................. 35
Tabel 7 Hasil uji homogenitas test awal .................................................. 36
Tabel 8 Hasil uji homogenitas test akhir .................................................. 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema Kerangka berpikir ....................................................... 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani ...................... 42
Lampiran 2 Formulir Pencatat Tes Multi Tahap (Multi Stage Fitness Test) 45
Lampiran 3 Program Latihan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) 2008 ...... 46
Lampiran 4 Program Latihan Senam Aerobik ......................................... 47
Lampiran 5 Cara Menghitung Sampel ...................................................... 48
Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Penelitian ................................................ 51
Lampiran 7 Hasil Statistik Deskriptif ....................................................... 54
Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas Data ..................................................... 61
Lampiran 9 Hasil Uji Homogenitas .......................................................... 62
Lampiran 10 Hasil Uji T .............................................................................. 63
Lampiran 11 Dokumentasi ......................................................................... 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Olahraga di sekolah dapat dikaitkan dengan pendidikan jasmani. Banyak
nilai-nilai positif yang dikembangkan pada diri siswa melalui program pendidikan
olahraga, meliputi pertumbuhan dan perkembangan jasmani, perkembangan sikap,
mental, emosional, intelektual maupun sosial anak serta dapat menerapkan hidup
sehat. Dengan demikian pendidikan jasmani memiliki peranan dalam
pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas.
Salah satu kemampuan fisik yang harus diperhatikan dalam
perkembangan anak didik menuju pembentukan manusia yang berkualitas adalah
kemampuan kesegaran jasmani. Unsur-unsur kesegaran jasmani dapat dibagi
menjadi dua yaitu: kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan fisik
dan kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan olahraga.
Unsur kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan yaitu:
daya tahan jantung paru, kekuatan otot, daya tahan otot, kelentukan, komposisi
tubuh. Sedangkan unsur kesegaran jasmani yang berhubungan dengan
keterampilan yaitu: kecepatan, power, keseimbangan, kelincahan, koordinasi dan
kecepatan reaksi.
Menurut penelitian tentang tingkat kesegaran jasmani para ahli (2000),
mengemukakan bahwa telah dilakukan penelitian oleh pusat Kesegaran Jasmani
dan Rekreasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pada tahun 1985
terhadap siswa SMP dengan hasil sebagai berikut: jumlah siswa yang
menunjukkan tingkat kesegaran jasmani dengan klasifikasi sedang sebanyak
29,97% (6304 orang), sedangkan yang menunjukkan klasifikasi kurang sebanyak
29,70% (6246 0rang). Selanjutnya pada tahun 1993 diadakan penelitian kembali
yang hasilnya sebagai berikut: jumlah siswa yang memiliki tingkat kesegaran
jasmani dalam klasifikasi sedang sebanyak 51% (178 0rang), memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
informasi cukup jelas tentang masih rendahnya tingkat kesegaran jasmani siswa
SMP.
Tingkat kesegaran jasmani siswa yang rendah akan berdampak terhadap
pencapaian hasil belajar mata pelajaran lainnya, tidak jarang anak cepat lelah pada
saat mengikuti pelajaran teori maupun praktek. Tingkat kesegaran jasmani bagi
siswa sangat berpengaruh terhadap kemampuan dan kesanggupan siswa dalam
melaksanakan tugas sehari-hari dengan baik sebagai anak didik dalam
meningkatkan pengetahuan dan prestasi belajar siswa, maka hal tersebut harus
dijaga dan dipelihara.
Menurut Ismaryati (2008: 40), berdasarkan fungsinya kesegaran jasmani
dikelompokan menjadi dua, yaitu: fungsi yang bersifat umum dan khusus. Fungsi
umum kesegaran jasmani adalah untuk mengembangkan kekuatan, kemampuan,
kesanggupan, daya kreasi, dan daya tahan setiap manusia yang berguna untuk
mempertinggi daya kerja. Sedangkan fungsi khusus kesegaran jasmani adalah
sesuai dengan kekhususan masing-masing, yang dibedakan menjadi tiga
golongan, yaitu golongan yang berdasarkan pekerjaan misalnya atlet, pelajajar
atau mahasiswa. Golongan yang berdasarkan keadaan misalnya ibu hamil untuk
menghadapi saat kelahiran, penyandang cacat untuk rehabilitas. Keadaan yang
berdasarkan umur, misalnya bagi anak, anak untuk merangsang pertumbuhan, dan
bagi lansia untuk mempertinggi ketahan tubuh. Untuk mengetahui dan menilai
tingkat kesegaran jasmani seseorang dilakukan dengan komponen kesegaran
jasmani.
Mengingat pentingnya peranan kesegaran jasmani bagi siswa, maka
kesegaran jasmani siswa perlu ditingkatkan. Cara yang paling efektif untuk
meningkatkan kesegaran jasmani adalah berolahraga secara teratur. Aktivitas
olahraga yang dapat meningkatkan kesegaran jasmani adalah olahraga yang cukup
memberikan beban kepada jantung dan paru. Jenis olahraga ini adalah olahraga
yang sifatnya erobik, di antaranya senam. Latihan senam yang dapat memberikan
beban kepada jantung dan paru di antaranya adalah senam kesegaran jasmani dan
senam aerobik. Di antara macam-macam senam aerobik yaitu low impact, mix
impact, dan high impact, peneliti memilh senam aerobik low impact dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pertimbangan sebagai tahap dasar gerakan-gerakan senam aerobik lebih mudah
untuk dipelajari siswa.
Senam kesegaran jasmani adalah salah satu aktivitas senam yang sebagian
besar di sekolah harus menerapkannya sebagai senam rutin yang diselenggarakan
setiap hari Jumat. Melihat SKJ adalah senam baku yang dibuat tiap empat tahun
sekali oleh ASKI (Asosiasi Kebugaran Indonesia) di bawah naungan Deputi
Bidang Pemberdayaan Olahraga-Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga.
Sehingga diadakan pelatihan untuk guru-guru pendidikan jasmani dan para
instruktur senam seluruh Indonesia.
Senam aerobik low impact merupakan senam yang gerakannya
menggunakan seluruh otot, terutama otot-otot besar sehingga suatu cara latihan
kesegaran jasmani yang diatur secara sistematis untuk dilaksanakan dalam
periode-periode waktu yang tepat dengan beban kerja yang sesuai dengan kondisi
tubuh, untuk merangsang jantung, pembuluh darah, paru-paru, dan organ-organ
serta alat-alat tubuh lainnya agar mengalami perubahan-perubahan yang
menguntungkan tubuh.
Senam kesegaran jasmani (SKJ) dan senam aerobik low impact
mempunyai tujuan untuk kesegaran jasmani siswa, namun kedua jenis senam
tersebut belum diketahui tingkat efektivitasnya terhadap peningkatan kesegaran
jasmani yang berhubungan dengan keterampilan olahraga bagi siswa. Untuk
mengetahui efektivitas dalam meningkatkan kesegaran jasmani, maka perlu dikaji
dan diteliti secara teori maupun praktek.
Perbedaan jenis senam tersebut menarik untuk di teliti karena Senam
Kesegaran Jasmani (SKJ) 2008 merupakan senam baku karena rangkaian
geraknya tidak bisa diubah, sedangkan senam aerobik low impact merupakan
senam non baku karena rangkaian geraknya bervariasi. Sebagai sampel dalam
penelitian ini adalah siswa putri SMP Kanisius 1 Surakarta menarik untuk diteliti
karena senam merupakan olahraga yang identik dengan olahraga wanita dan
mayoritas siswa putri SMP Kanisius 1 Surakarta adalah anak-anak yang berumur
antara 12 tahun sampai 15 tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Permasalahan yang dikemukakan di atas melatar belakangi judul
penelitian “Perbedaan Pengaruh Latihan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ 2008)
dan Senam Aerobik Low Impact Terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa
Putri SMP Kanisius 1 Surakarta Tahun 2011“.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, masalah
dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Tingkat kesegaran jasmani siswa putri SMP Kanisius 1 Surakarta Tahun 2011
perlu ditingkatkan.
2. Belum diketahui tingkat perbedaan pengaruh latihan senam kesegaran
jasmani (SKJ) 2008 dan senam aerobik low impact terhadap tingkat
kesegaran jasmani siswa putri SMP Kanisius 1 Surakarta tahun 2011.
C. Pembatasan Masalah
Banyaknya masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini, maka
perlu dibatasi agar permasalahan yang akan dikaji lebih terarah. Pembatasan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: “Membandingkan pengaruh latihan
senam kesegaran jasmani (SKJ) 2008 dan senam aerobik low impact terhadap
tingkat kesegaran jasmani siswa putri SMP Kanisius 1 Surakarta tahun 2011”.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diungkapkan, permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Manakah yang lebih baik
pengaruhnya antara latihan senam kesegaran jasmani (SKJ) 2008 dan senam
aerobik low impact terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa putri SMP Kanisius
1 Surakarta tahun 2011?”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh latihan senam kesegaran jasmani (SKJ) 2008 terhadap tingkat
kesegaran jasmani siswa putri SMP Kanisius 1 Surakarta tahun 2011.
2. Pengaruh latihan senam aerobik low impact terhadap tingkat kesegaran
jasmani siswa putri SMP Kanisius 1 Surakarta tahun 2011.
3. Pengaruh yang lebih baik antara latihan senam kesegaran jasmani (SKJ)
2008 dan senam aerobik low impact terhadap kesegaran jasmani siswa putri
SMP Kanisius 1 Surakarta tahun 2011.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan akan memiliki manfaat sebagai
berikut:
1. Secara praktis sebagai upaya untuk membantu dalam meningkatkan
kesegaran jasmani siswa putri SMP Kanisius 1 Surakarta.
2. Sebagai masukan sebagai guru penjasorkes di SMP Kanisius 1 Surakarta
untuk meningkatkan tingkat kesegaran jasmani siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kesegaran Jasmani
a. Pengertian Kesegaran Jasmani
Kegiatan fisik yang dilakukan manusia pada kehidupan sehari-hari perlu
ditopang dengan kesegaran jasmani yang baik. Untuk memberikan definisi
kesegaran jasmani secara tepat merupakan hal yang rumit dan kompleks. Menurut
R.S. Hari Senjaya (1993: 1) menyatakan “Kesegaran jasmani adalah kemampuan
seseorang untuk melakukan pekerjaan berat sehari-hari dengan mudah tanpa
merasa cepat lelah dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk
menikmati waktu senggang”. Iskandar Z Adisapoetra dkk (1999: 4) “kesegaran
jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan
sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh masih
memiliki simpanan tenaga untuk mengatasi beban kerja tambahan”. Rusli Rutan
dan Adang Suherman (2000: 153) mengemukakan bahwa “kesegaran jasmani
adalah sebagai derajat kemampuan seseorang untuk menjalankan tugas dengan
derajat intensitas moderat, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan hingga
kemudian yang masih mampu menjalankan tugas berikutnya”. Menurut Djoko
Pekik Irianto (2004: 2) “kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang
melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan
sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya”.
Dari pengertian tentang kesegaran jasmani di atas dapat disimpulkan bahwa
kesegaran jasmani diartikan sebagai keadaan yang mencerminkan kemampuan
tubuh untuk melakukan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari secara efisien tanpa
menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga
untuk menjalankan tugas yang akan datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b. Fungsi Kesegaran Jasmani Bagi Siswa
Kesegaran jasmani bagi seseorang berfungsi untuk melakukan kegiatan
sehari-hari. Kesegaran jasmani dapat berfungsi sebagai pengembangan
kesanggupan kerja bagi siapapun, sehingga dapat melaksanakan tugas dengan
baik tanpa kelelahan berarti. Sehubungan dengan fungsi kesegaran jasmani bagi
siswa, Mulyono Biyakto Atmojo (1992: 63) mengemukakan pendapat bahwa:
“Kesegaran jasmani mempunyai fungsi berarti bagi seseorang dalam
menyelesaikan tugas-tugas hidupnya, juga kesegaran jasmani berfungsi bagi
seseorang dalam pengabdiannya kepada masyarakat, khususnya bagi pelajar
dalam menyelesaikan studinya. Fungsi kesegaran jasmani menjadi jelas, karena
sukar mencapai prestasi yang baik, tanpa disertai jasmani yang segar dalam semua
mata pelajaran akan mewujudkan suatu hasil akhir yang memuaskan.”
Kesegaran jasmani memiliki peranan penting untuk mendukung siswa
mengerjakan berbagai tugas belajar. Seseorang memiliki kesegaran jasmani yang
baik, ia dapat melakukan tugas sehari-hari dengan baik, begitu sebaliknya
seseorang yang memiliki kesegaran jasmani kurang baik ia tidak dapat melakukan
tugasnya dengan baik pula. Dengan demikian, siswa yang memiliki kesegaran
jasmani yang baik, akann dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, yang
tentunya menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Dengan jasmani yang segar,
siswa mampu berfikir secar jernih, penuh kreatifitas dan memiliki semangat yang
tinggi untuk menyelesaikan segala tugas studinya sehingga dapat berhasil dengan
memuaskan.
Menurut Ismaryati (2008: 40), berdasarkan fungsinya, kesegaran jasmani
dikelompokan menjadi dua, yaitu: fungsi yang bersifat umum dan khusus. Fungsi
umum kesegaran jasmani adalah untuk mengembangkan kekuatan, kemampuan,
kesanggupan, daya kreasi, dan daya tahan setiap manusia yang berguna untuk
mempertinggi daya kerja. Sedangkan fungsi khusus kesegaran jasmani adalah
sesuai dengan kekhususan masing-masing, yang dibedakan menjadi tiga
golongan, yaitu golongan yang berdasarkan pekerjaan misalnya atlet, pelajajar
atau mahasiswa. Golongan yang berdasarkan keadaan misalnya ibu hamil untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
menghadapi saat kelahiran, penyandang cacat untuk rehabilitas. Keadaan yang
berdasarkan umur, misalnya bagi anak, anak untuk merangsang pertumbuhan, dan
bagi lansia untuk mempertinggi ketahan tubuh. Untuk mengetahui dan menilai
tingkat kesegaran jasmani seseorang dilakukan dengan pengukuran komponen
kesegaran jasmani.
c. Komponen-komponen Kesegaran Jasmani
Pada hakikatnya kesegaran jasmani mencakup pengertian yang luas dan
kompleks, yang di dalamnya mencakup unsur atau komponen. Komponen-
komponen tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua aspek yaitu “aspek
kesehatan fisik (health related fitness)” dan dari aspek keterampilan fisik (skill
related fitness)” (Iskandar Z. Adisapoetra, dkk, 1999: 4). Secara rinci mengenai
kompone-komponen kesegaran jasmani, menurut Nieman DC (1993) yang dikutip
oleh Ismaryati (2008 : 38) adalah sebagai berikut: Kesegaran jasmani yang
berkaitan dengan keterampilan meliputi: (a) kelincahan, (b) keseimbangan ,(c)
koordinasi, (d) kecepatan, (e) power, (f) waktu reaksi. Kesegaran jasmani yang
berhubungan dengan kesehatan meliputi: (a) daya tahan erobik, (b) komposisi
tubuh, (c) kelentukan, (d) kekuatan otot, (e) daya tahan otot.
Berfungsinya komponen-komponen yang ada sangat mempengaruhi
derajat kesegaran jasmani seseorang. Komponen kesegaran jasmani tidak dapat
dipisahkan baik dalam peningkatan maupun pemeliharaanya. Meskipun demikian
komponen-komponen kesegaran jasmani dapat dipilah menjadi dua yaitu dilihat
dari segi kesehatan fisik dan dari segi ketrampilan fisik. Untuk lebih jelasnya
komponen-komponen kesegaran jasmani dapat diuraikan secara singkat sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
1) Kesegaran Jasmani yang Berhubungan dengan Keterampilan
Menurut Iskandar Z. Adisapoetra dkk. (1999: 4), bahwa “kesegaran yang
berhubungan dengan keterampilan merupakan kesegaran diperlukan untuk
menunjang kegiatan atau aktivitas kerja masing-masing sesuai dengan
profesinya”. Bagi anak sekolah kesegaran inilah yang diperlukam untuk
menunjang kegiatan utama yang dilakukannya, yaitu kegiatan belajar. Kesegaran
jasmani yang berhubungan dengan keterampilan ini sangat tergantung keadaan
dan berfungsinya keadaan fisik. Menurut Ismaryati (2008: 41-72) komponen
kesegaran jasmani tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
(a) Kelincahan
Kelincahan merupakan salah satu komponen kesegaran jasmani yang
sangat diperlukan pada semua aktivitas yang membutuhkan aktivitas yang
membutuhkan kecepatan perubahan posisi tubuh dan bagian-bagiannya. Di
samping itu kelincahan merupakan prasyarat untuk mempelajari dan memperbaiki
keterampilan gerak dan teknik olahraga, terutama gerakan-gerakan yang
membutuhkan koordinasi gerak.
Lebih lanjut, kelincahan sangat penting untuk jenis olahraga yang
membutuhkan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan-perubahan
situasi dalam pertandingan. Berkaitan dengan hal di atas, kelincahan dibedakan
menjadi kelincahan umum, yang biasanya nampak pada berbagai aktivitas
olahraga dan kelincahan khusus yang berkaitan dengan teknik gerakan olahraga
tertentu.
(b) Keseimbangan
Terdapat dua macam keseimbangan yaitu statis dan dinamis.
Keseimbangan statis adalah kemampuan mempertahankan keadaan seimbang
dalam keadaan diam, sedangkan keseimbangan dinamis adalah kemampuan
mempertahankan keadaan seimbang dalam keadaan bergerak, misalnya berlari,
berjalan, melambung dan sebagainya. Kualitas keseimbangan dinamis bergantung
pada mekanisme dalam saluran semisirkular, persepsi kinestetik, tendon dan
persendian, persepsi visual selama melakukan gerakan, dan kemampuan
koordinasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Keseimbangan merupakan kemampuan yang penting karena digunakan
dalam aktivitas sehari-hari, misalnya berjalan, berlari, sebagian terbesar olahraga
dan permainan.
(c) Koordinasi
Koordinasi didefinisikan sebagai hubungan yang harmonis dari hubungan
saling pengaruh di antara kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja ,
yang ditunjukan dengan berbagai tingkat keterampilan. Koordinasi ini sangat sulit
dipisahkan secara nyata dengan kelincahan, sehingga kadang-kadang suatu tes
koordinasi juga bertujuan mengukur kelincahan.
(d) Kecepatan
Kecepatan adalah kemampuan bergerak dengan kemungkinan kecepatan
tercepat. Ditinjau dari sistem gerak, kecepatan adalah kemampuan dasar mobilitas
sistem saraf pusat dan perangkat otot untuk menampilkan gerakan-gerakan pada
kecepatan tertentu.
( e) Power
Power menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis
dan eksplosif serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam
waktu yang secepat-cepatnya.
(f) Waktu Reaksi
Waktu reaksi adalah periode antara diterimanya rangsangan (stimuli)
dengan permulaan muncuknya jawaban (respon). Semua informasi yang diterima
indera baik dari dalam maupun dari luar disebut rangsang. Indera akan mengubah
informasi tersebut menjadi impuls-impuls saraf dengan bahasa yang dipahami
oleh otak.
2) Kesegaran Jasmani yang Berhubungan dengan Kesehatan
Pada dasarnya kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan
meliputi aspek-aspek fungsi fisiologis. Berfungsinya aspek fisiologis secara baik
dan normal akan menunjukan kesegaran jasmani yang tinggi, unsur-unsur
kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan harus diperhatikan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
diupayakan agar unsur tersebut dapat dimiliki. Menurut Ismaryati (2008: 76-118)
komponen kesegaran jasmani tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
(a) Daya Tahan Erobik
Daya tahan, pada banyak kegiatan fisik seperti sepak bola, bola basket,
lari jarak jauh, renang, bersepeda dan sebagainya, dibatasi oleh kapasitas sistem
sirkulasi (jantung, pembuluh darah, dan darah) dan sistem respirasi (paru) untuk
menyampaikan oksigen ke otot yang sedang bekerja dan mengangkut limbah dari
otot-otot tersebut. Kegiatan semacam ini dikategorikan sebagai daya tahan
kardiorespiratori, daya tahan kardiovaskuler, atau daya tahan erobik.
Oksigen diangkut dari atmosfir ke sel-sel tubuh dengan sistem paru-
jantung. Selama melakukan olahraga sistem ini berfungsi mendukung
metabolisme erobik. Sistem paru-jantung terdiri dari empat komponen, yaitu paru,
jantung, pembuluh darah dan darah. Komponen tersebut tersusun dalam suatu
sistem pembuluh tertutup dan organ-organ yang menyediakan sirkulasi darah
secara tetap kepada paru dan kepada seluruh jaringan tubuh lainnya.
(b) Komposisi Tubuh
Berat tubuh seseorang tersusun dari berbagai komponen yang berbeda,
jaringan tak berlemak dan tak berlemak. Dari komponen-komponen tak berlemak
ini yang paling mudah berubah adalah otot.
Kegemukan (obesitas), adalah keadaan kelebihan lemak dalam tubuh,
merupakan masalah yang membahayakan bagi kesehatan. Obesitas menunjukan
hubungan yang signifikan dengan tekanan darah tinggi, kelainan jantung koroner,
diabetes, problem pernafasan, hernia, ketidak teraturan tulang (ortopedi), dan
berbagai macam problem kesehatan, dan juga meningkatkan resiko operasi.
Seseorang laki-laki dikatakan obesitas apabila kadar lemak tubuhnya > 25% dari
berat badannya , dan > 32% dari berat badannya bagi wanita.
Sayangnya, kita tidakdapat mengatakan dengan mudah tentang apakah
persentase lemak tubuh yang dimiliki berlebihan atau kurang hanya berdasar berat
badannya dan mencocokannya dengan tabel tinggi-berat. Cara yang tepat untuk
menentukan kadar lemak tubuh seseorang hanya dengan jalan mengukur
persentase lemak tubuhnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
(c) Kelentukan
Kelentukan sebagai salah satu komponen kesegaran jasmani, merupakan
kemampuan menggerakan tubuh atau bagian-bagiannya seluas mungkin tanpa
terjadi ketegangan sendi dan cedera otot.
Terdapat dua macam kelentukan, yaitu kelentukan dinamis (aktif), dan
kelentukan statis (pasif). Kelentukan dinamis adalah kemampuan menggunakan
persendian dan otot secara terus menerus dalam ruang gerak yang penuh dengan
cepat, dan tanpa tahanan gerak. Kelentukan statis adalah kemampuan sendi untuk
melakukan gerak dalam ruang yang besar, misalnya gerakan split. Jadi dalam
kelentukan statis yang diukur adalah besarnya ruang gerak.
(d) Kekuatan
Kekuatan adalah tenaga kontraksi otot yang dicapai dalam sekali usaha
maksimal. Usaha maksimal ini dilakukan oleh otot atau sekelompok otot untuk
mengatasi suatu tahanan.
Kekuatan merupakan unsur yang sangat penting dalam aktivitas olahraga, karena
kekuatan merupakan daya penggerak dan pencegah cedera. Selain itu kekuatan
memainkan peranan penting dalam komponen-komponenkemampuan fisik yang
lain misalnya power, kelincahan, kecepatan. Dengan demikian kekuatan
merupakan faktor utama untuk menciptakan prestasi yang optimal.
(e) Daya tahan Otot
Daya tahan otot adalah kemampuan otot untuk melakukan suatu kerja
secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.
Kemampuan otot untuk melakukan kerja terus menerus adalah sangat penting
dalam aktivitas olahraga karena secara tidak langsung merupakan daya untuk
dapat mengatasi kelelahan otot.
d. Usaha Peningkatan dan Pemeliharaan Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani dapat dipertahankan dan ditingkatkan melalui
aktivitas dan latihan yang dilakukan secara teratur dan kontinyu. Aktivitas
olahraga yang dapat meningkatkan kesegaran jasmani adalah olahraga yang cukup
memberikan beban kepada jantung dan paru, sehingga kapasitas jantung dan paru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
akan menjadi lebih baik. Jenis olahraga tersebut adalah yang bersifat aerobik,
seperti joging, jalan santai, bersepeda, renang, senam aerobik.
Latihan olahraga yang dilakukan secara teratur dapat meningkatkan
kapasitas total paru-paru dan volume jantung. Hal ini terjadi akibat adanya
rangsangan yang diberikan kepada terhadap tubuh. Sehingga dengan melakukan
latihan olahraga akan dapat meningkatkan tingkat kesegaran jasmani seseorang.
2. Latihan
a. Pengertian Latihan
Pada saat ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa apabila sudah
melakukan suatu aktivitas olahraga sudah dianggap latihan. Dalam melakukan
aktivitas olahraga membutuhkan program latihan yang benar serta dalam
pelaksanaannya harus memperhitungkan alokasi waktu yang digunakan. Bila
aktivitas olahraga berlanjut terus menerus tanpa memperhatikan hal-hal di atas,
maka yang dilakukannya tidak akan mengalami peningkatan prestasi yang baik.
Untuk ituperlu mengetahui batasan latihan yang benar.
Berkaitan dengan latihan Harsono (1998: 101) menyatakan, “Latihan
adalah proses yang sistematis berulang-ulang dengan kian hari kian menambah
jumlah beban latihan atau pekerjaan”. Menurut A Hamidsyah Noer (1996: 6)
bahwa “Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari latihan atau bekerja yang
dilaksanakan berulang-ulang secara kontinyu yang semakin hari semakin
bertambah beban latihannya guna mencapai tujuan”.
Dari beberapa pengertian latihan di atas, didapat unsur-unsur latihan
antara lain:
1) Sistematis adalah berencana, menurut jadwal, pola dan sistem tertentu,
metode dari yang mudah ke yang sukar, latihan teratur dari yang sederhana ke
yang kompleks.
2) Berulang-ulang dimaksudkan agar gerakan-gerakan yang semula sukar
dilakukan menjadi semakin mudah, otomatis dan refleks dalam
pelaksanaanya sehingga semakin hemat energi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
3) Kian hari bertambah beban yaitu setiap kali secara periodik dan segera setelah
tiba saatnya untuk ditambah jumlah beban latihannya atau dengan kata lain
latihan tidak harus setiap hari.
Jadi latihan harus diawali dari gerakan-gerakan yang mudah, lama-lama
menuju gerakan yang kompleks. Oleh karena itu latihan yang dilakukan tidak
hanya menyajikan pengulangan secara mekanis, tetapi mengulang secara sadar
menurut kemauan dan terarah pada tujuan latihan , yaitu prestasi maksimal dalam
olahraga yang ditekuni.
b. Beban Latihan
Keberhasilan dalam melaksanakan latihan sangat ditentukan atau
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Adapun faktor-faktor yang ikut menentukan
berhasil tidaknya seseorang dalam melakukan kegiatan olahraga, khususnya
olahraga senam kesegaran jasmani dan senam aerobik, antara lain:
1) Intensitas Latihan
Intensitas latihan merupakan faktor yang sangat penting yang
mempengaruhi efek latihan terhadap faal tubuh. Intensitas latihanyang dilakukan
setiap kali berlatih harus cukup, agar latihan tersebut memberikan pengaruh
terhadap kesehatan dan kesegaran jasmani seseorang menjadi lebih baik.
Pada olahraga prestasi, biasanya dalam melakukan latihan dengan
intensitas yang tinggi yaitu mendekati intensitas maksimal (100%), dalam jangka
waktu yang lama. Akan tetapi pada olahraga kesegaran jasmani (termasuk senam
kesegaran jasmani dan senam aerobik), terutama bagi anak-anak intensitasnya
lebih rendah.
2) Lama Latihan
Lama latihan yang dimaksud adalah lamanya waktu latihan seluruhnya
setelah dikurangi dengan waktu yang dipergunakan untuk istirahat.
Lama latihan sangat erat hubungannya dengan intensitas latihan dalam
memperbaiki sistem kardiorespirasi. Dari hasil penelitian ternyata daya tahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
kardiorespirasi dapat diperbaiki hingga 15-20% jika kita berikan latihan dengan
intensitas tinggi, misalnya 85-90% denyut nadi maksimal selama 5-10 menit
setiap latihan dan jika kita berikan intensitas latihan yang rendah, maka perbaikan
yang dicapai hanya setengah dari latihan intensitas latihan yang tinggi dengan
lama latihan yang sama.
3) Frekuensi Latihan
Frekuensi latihan adalah jumlah ulangan latihan yang dilakukan dalam
jangka waktu 1 minggu. Frekuensi latihan mempunyai hubungan yang erat
dengan intensitas latihan. Makin tinggi intensitas latihan dan makin lama waktu
latihan, maka frekuensi latihan tiap minggu berkurang (sedikit).
3. Senam
a. Pengertian Senam
Senam merupakan salah satu kegiatan yang baik untuk perkembangan
keberanian, kepercayaan pada diri sendiri dan keyakinan. Senam adalah suatu
bentuk gerakan-gerakan tubuh yang direncanakan dan disusun secara teratur
dengan tujuan untuk memperbaiki sikap dan bentuk badan, membina dan
mengembangkan keterampilan serta kepribadian yang selaras.
Untuk memberi batasan senam yang sangat sukar, maka semua
pengertian dan bidang yang terkandung di dalamnya harus tercakup, namun
demikian perlu adanya batasan senam agar jelas batas dan ruang lingkupnya.
Menurut Suyati dan Agus Margono (1992: 6) untuk memberikan batasan senam
harus memiliki ciri-ciri dan kaidahnya-kaidahnya sebagai berikut:
1) Gerakan-gerakannya harus selalu dibuat atau diciptakan dengan sengaja.
2) Gerakan-gerakannya selalu harus berguna untuk mencapai tujuan tertentu
(meningkatkan kelentukan, memperbaiki sikap dan gerak/keindahan tubuh,
menambah ketrampilan, meningkatkan keindahan gerak, meningkatkan
kesehatan tubuh).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
3) Gerakannya harus selalu tersusun dan sistematis.
Berdasarkan ciri-ciri dan kaidah-kaidah senam tersebut, lebih lanjut
Suyati dan Agus Margono (1992: 6) memberi batasan senam yaitu, ”latihan tubuh
yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun secara sistematis dengan
tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis”.
Tujuan senam akan dapat dicapai apabila senam dilakukan secara teratur,
kontinyu dan terprogram, sehingga dapat menunjang terbinanya unsur-unsur
kesegaran jasmani. Dengan melakukan gerakan senam secara tepat dan benar,
sistem neuromuscular (sistem syaraf, otot dan sendi) akan menjadi lebih baik
kerjanya, sehingga unsur-unsur kesegaran jasmani akan berkembang dengan baik.
b. Struktur Senam
Latihan senam pada umumnya mengikuti ketentuan yang sudah diterima
secara umum, yaitu tidak lepas dari sistematika olahraga. Menurut Marta Dinata
(2003: 12) bahwa, “Latihan senam terdiri dari pemanasan (warming up), inti dan
pendinginan (cooling down)”. Untuk lebih jelasnya pembahasan mengenai
bagian-bagian dari senam dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pemanasan (Warming Up)
Pemanasan atau warming up merupakan kegiatan pendahuluan yang
pelaksanaannya mengandung unsur yaitu:
a) Peningkatan suhu tubuh dan secara bertahap meningkatkan jumlah denyut
nadi, dari denyut nadi istirahat ke denyut nadi latihan. Peningkatan suhu
tersebut biasanya dilakukan dengan gerakan, seperti jalan di tempat atau
gerakan dasar yang sederhana seperti menengokkan kepala kekiri atau
kekanan dan gerakan lengan atau kaki.
b) Meningkatnya elastisitas otot dan ligamen disekitar persendian. Latihan
unutk meningkatkan elastisitas otot dan ligamen ini dapat dilakukan
dengan gerakan peregangan terhadap kelompok otot besar yang ditahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
dalam waktu tertentu. Pelaksanaannya harus dilakukan secara perlahan-
lahan dan tidak terlampau memaksakan.
c) Untuk mempersiapkan tubuh baik fisik maupun mental keaktivitas yang
dilaksanakan.
2) Inti Latihan
Latihan inti biasanya merupakan gerakan yang sudah lebih aktif dan
melibatkan gerakan yang disiplin untuk melatih bagian tubuh tertentu dengan
pengulangan yang cukup. Kegiatan inti hendaknya mengikuti alur tertentu yang
sudah direncanakan sebelumnya, gerakan yang dipilih dimulai dari bagian atas
tubuh ke bawah atau dari bagian kepala, bahu, lengan, pinggang kegerakan
gabungan. Biasanya pelaksanaan dari bagian inti ini bergerak secara progresif,
yaitu dari tahap gerakan tunggal bagian tubuh, hingga kepergerakan bagian tubuh
secara bersamaan.
3) Pendinginan
Pada tahap pendinginan harus melakukan gerakan-gerakan yang
menururnkan frekuensi denyut nadi untuk kembali mendekati denyut nadi yang
normal. Pelaksanaan gerakan pendinginan harus merupakan penurunan secara
bertahap dari gerakan dengan intensitas tinggi kegerakan yang berintensitas
rendah.
Dilihat dari segi ilmu faal tubuh, perubahan gerakan yang bertahap
berguna untuk menghindari penumpukan asam laktat yang menyebabkan
kelelahan dan rasa pegal pada otot di tempat tertentu. Dengan demikian proses
pendinginan ini dimaksudkan agar mengurangi penumpukan asam laktat yang
merupakan sisa pembakaran dalam otot.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
4. Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) 2008
a. Pengertian Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) 2008
Senam Kesegaran Jasmani yang telah dicanangkan pada tanggal 11
Maret 1984 adalah kegiatan olahraga yang berprinsip pada 5M yaitu, mudah,
murah, menarik, meriah, dan massal. Pada awalnya bersifat non kompetitif,
dipakai untuk mengisi kegiatan pada Jam Krida Olahraga, sesuai Keputusan
Presiden RI Nomor 17 Tahun 1984 tentang Jam Krida Olahraga.
Sejalan dengan perkembangan zaman, ternyata Senam Kesegaran
Jasmani dapat dilombakan baik secara nasional maupun RT/RW. Untuk merespon
keinginan masyarakat yang terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi
di bidang olahraga, Direktorat Jendral Olahraga yang bertanggung jawab terhadap
pertumbuhan dan pengembangan olahraga masyarakat, secara terus menerus
mengikuti perkembangan minat masyarakat terhadap olahraga Senam Kesegaran.
Sesuai dengan program olahraga masyarakat mengenai Senam Kesegaran
Jasmani yang telah menjadi kalender kerja untuk 4 tahun sekali menyusun dan
merangkai SKJ untuk melengkapi SKJ yang sebelumnya. Senam Kesegaran
Jasmani 2008 yang disingkat dengan SKJ 2008 karena diciptakan pada tahun
2008. SKJ 2008 ini dikeluarkan oleh Deputi Bidang Pemberdayaan Olahraga-
Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga.
SKJ 2008 merupakan rangkai gerakan yang telah tersusun dengan musik
yang diaransemen cukup menarik bagi semua lapisan masyarakat, diharapkan
akan ikut memotovasi masyarakat untuk terus berolahraga dan menjadikannya
sebagai suatu kebutuhan untuk melaksanakan pola hidup sehat (Panduan Gerak
SKJ 2008, 2008).
b. Rangkaian Gerakan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) 2008
Sedangkan SKJ 2008 yang terdiri atas rangkaian gerakan untuk
pemanasan, inti, dan pendinginan. Secara garis besar SKJ 2008 menurut Deputi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Bidang Pemberdayaan Olahraga-Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga
meliputi:
1) Gerakan Pemanasan, terdiri atas:
Sikap Awal
Gerakan Satu (6x8 hitungan)
Gerakan Dua (8x8 hitungan)
Gerakan Tiga (10x8 hitungan)
Gerakan Empat (2x8 hitungan)
Gerakan Lima (6x8 hitungan)
Gerakan Enam (4x8 hitungan)
2) Gerakan Inti, terdiri atas:
Gerakan Peralihan (2x8 hitungan)
Gerakan Inti Satu (2x8 hitungan)
Gerakan Inti Dua (2x8 hitungan)
Gerakan Inti Tiga (2x8 hitungan)
Gerakan Inti Empat (2x8 hitungan)
Gerakan Inti Lima (2x8 hitungan)
3) Gerakan Pendinginan, terdiri atas:
Gerakan 1
Gerakan 2
Gerakan 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Gerakan 4
Gerakan 5
Pelaksanaan SKJ 2008 secara keseluruhan dalam sekali latihan berdurasi
30 menit. Dengan durasi setengah jam tersebut SKJ 2008 memiliki manfaat untuk
meningkatkan kesegaran jasmani yang relatif tinggi. Sesuai dengan pendapat
Marta Dinata (2004: 9) bahwa, “Olahraga yang berlangsung secara kontinyu lebih
dari empat menit dan dilakukan dengan intensitas rendah termasuk golongan
aerobik”.
c. Latihan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) 2008
Latihan yang dilaksanakan perlu mendapatkan perhatian, agar mencapai
sasaran yang kita inginkan. Latihan harus dilaksanakan secara bertahap, teratur
dan memenuhi takaran/dosis yang diperlukan. Menjalankan latihan secara
berlebihan adalah tidak bijaksana dan membahayakan kesehatan, sedangkan
latihan yang tidak cukup takarannya kurang bermanfaat bagi kesehatan dan
kesegaran jasmani.
Beberapa perubahan yang terjadi setelah melakukan Senam Kesegaran
Jasmani (SKJ) 2008 yaitu:
1) Perubahan kardiorespiratori
2) Perubahan peningkatan daya tahan otot
3) Perubahan bahan-bahan kimia dalam jaringan
5. Senam Aerobik
a. Pengertian Senam Aerobik
Aerobik berdasarkan istilahnya berasal dari bahasa Yunani yang artinya
hidup dengan udara atau oksigen, maka dalam perkataan aerobik terkandung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
makna bahwa aerobik merupakan kegiatan fisik dengan membutuhkan udara atau
oksigenuntuk menunjang aktivitas tubuh kita.
Senam aerobik merupakan salah satu aktivitas fisik yang bertujuan untuk
melatih otot jantung agar bisa bekerja dalam jangka waktu yang lama dan terus
menerus adalah. Menurut bahasa senam aerobik adalah suatu aktivitas fisik yang
tersusun secara sistematis yang membutuhkan oksigen untuk menunjang aktivitas
tubuh seseorang guna mencapai tujuan tertentu. Tujuan senam aerobik akan dapat
tercapai apabila latihan senam aerobik dilakukan secara teratur, kontinyu, dan
terprogram, sehingga akan menunjang terbinanya unsur-unsur kesegaran jasmani.
b. Manfaat Senam Aerobik
Menurut Marta Dinata (2004 : 20) olahraga aerobik yang dilakukan
secara benar dan dengan takaran yang tepat, dapat memberikan manfaat:
1) Dapat meningkatkan fungsi sistem tubuh, peningkatan kekuatan, daya
tahan otot dan kardiovaskuler, serta peningkatan fleksibilitas dan
komponen kebugaran lainnya.
2) Dapat meningkatkan keharmonisan fungsi saraf dan otot, melalui berbagai
latihan koordinasi di dalamnya.
3) Dapat meningkatkan kemampuan menerima, membedakan,
menerjemahkan isyarat, karena dalam melakukan senam aerobik terutama
yang diiringi dengan musik seseorang harus tetap mengikuti musik
tersebut.
4) Dalam meningkatkan kecerdasan, peserta senam pada suatu kelas senam
aerobik harus tetap mengikuti koreografi yang diberikan oleh instruktur.
5) Dapat meningkatkan kepekaan terhadap kondisi lingkungan sehingga
mampu beradaptasi dengan mudah, dan menjaga keharmonisan dalam
hidup bersama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
6) Dapat meningkatkan kemampuan kontrol emosi, pelepasan ketegangan,
meningkatnya kreativitas, serta peningkatan pengalaman estetis.
Jadi, sebenarnya senam aerobik ternyata tidak hanya mampu
meningkatkan kesegaran jasmnai, tetapi juga mampu memberikan hal yang lebih.
c. Teknik Gerakan Senam Aerobik
Berbagai macam teknik gerakan pada senam aerobik yaitu:
1) Teknik langkah (stepping) meliputi: langkah tunggal, langkah ganda, heel
touch, knee up, lunges, V step, skip (low kick), jumping jack, high kick,
toe touch, march, jog, dll.
2) Jenis ayunan lengan meliputi: arm curl, butterfly, pull chest, push chest,
arm extension, arm pumping, pull up/down, dll.
Teknik-teknik dasar gerak senam aerobik di atas merupakan dasar-dasar
gerak yang kemudian dapat dirangkai menjadi sebuah koreografi tarian aerobik
(taditional aerobic dance).
d. Rangkaian Gerakan Senam Aerobik
Menurut T. Sulandari S. (1995), secara garis besar pengelolaan pelatihan
sernam aerobik dapat disusun melalui sebuah sistematika yaitu:
1) Pemanasan, kurang lebih selama 15 menit, terditi dari bentuk latihan:
a. isolation, menggerakan otot-otot lokal
b. full body movement, menggerakan keseluruhan bagian otot tubuh
c. dynamic stretching, peregangan dengan bergerak
2) Latihan I (cardiorespiratory), latihan ini ditujukan untuk membakar
lemak, melatih pernafasan, serta daya tahan otot tubuh dilakukan kurang
lebih 20 menit, terdiri dari latihan-latihan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
a. pree aerobik (low impact)
b. peak aerobic (mix/high impact)
c. post aerobic (low impact)
3) Latihan inti II (challestenic), dilakukan kurang lebih selama 15 menit,
terdiri dari latihan-latihan:
a. pengencangan
b. penguatan
c. kelentukan
4) Pendinginan (colling down), dilakukan kurang lebih selama 10 menit,
terdiri dari latihan-latihan:
a. dynamic stretching
b. static stretching
e. Latihan Senam Aerobik
Latihan aerobik yang dilakukan secara teratur menimbulkan aneka
perubahan pada tubuh seseorang. Latihan aerobik yang dilakukan secara
sistematis, teratur dan kontinyu serta diterapkan prinsip-prinsip latihan yang baik
dan tepat akan menyebabkan perubahan-perubahan tubuh yang mengarah pada
kegiatan kemampuan tubuh untuk melaksanakan kerja yang lebih berat. Menurut
Marta Dinata (2003 : 10) pengaruh latihan senam aerobik terhadap kesegaran
jasmani antara lain:
1) Meningkatkan efisien kerja jantung
2) Meningkatkan volume darah yang berarti pula lebih meningkatkan sarana
penyaluran oksigen lebih banyak keseluruh jaringan tubuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
3) Dapat mengubah bentuk tubuh yang berlemak menjadi tubuh yang tegap
berisi.
4) Meningkatkan konsumsi oksigen maksimal. Ini dicapai dengan cara
meningkatkan efisiensi kerja semua sarana penyedia dan penyalur oksigen.
5) Dapat mengubah seluruh pandangan hidup. Mengembangkan pengenalan
yang lebih baik dan bisa lebih baik dalam menyesuaikan diri dengan
tekanan hidup sehari-hari.
6. Senam Aerobik Low Impact
a. Pengertian Senam Aerobik Low impact
Menurut R. S Hari Senjaya (1995 : 15) low impact (benturan ringan) yaitu
latihan senam aerobik yang dilakukan dengan benturan ringan, di mana salah satu
kaki masih bertumpu di lantai setiap waktu dan tanpa tekanan tingkat tinggi pada
otot dan sendi-sendi.
Senam aerobik low impact merupakan senam yang gerakannya menggunakan
seluruh otot, terutama otot-otot besar sehingga memacu kerja jantung-paru dan
gerakan badan secara berkesinambungan pada bagian-bagian tubuh. Bentuk
gerakan-gerakannya yaitu dengan satu atau dua kaki tetap menempel pada lantai
serta dengan diiringi musik. Contoh gerakan low impact: cha-cha, grapevine,
mambo, dan lain-lain.
b. Batasan Intensitas Latihan Senam Aerobik Low Impact
Batasan intensitas yang harus diperhatikan dalam senam aerobik low
impact: “Low impact memiliki beat permenit antara 135-158, cocok untuk
pemula, manula dan mereka yang sedang dalam proses penyembuhan, mereka
yang pernah mengalami cidera tungkai, betis, dan lain-lain” (Panduan Gerakan
Hidup Aktif Berolahraga, 2003) .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Namun faktor kerugiannya tentu saja juga ada, untuk mencapai tingkat
intensitasnya diperlukan kerja keras karena oksigen yang dikeluarkan juga rendah
tingkatnya dan sudah pasti pembakaran lemaknya juga rendah.
B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas, maka
terdapat kerangka berpikir sebagai berikut:
Pada dasarnya Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) 2008 dan senam aerobik
mempunyai tujuan yang sama yaitu meningkatkan kesegaran jasmani bagi
pelakunya. Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) 2008 dan senam aerobik merupakan
salah satu bentuk aktivitas fisik yang dapat digunakan sebagai sarana untuk
memelihara, meningkatkan dan mempertahankan kebugaran jasmani siswa.
Untuk mendapatkan tingkat kesegaran jasamani yang baik harus banyak
melakukan pendekatan fisik dan olahraga secara teratur dan terukur, salah satunya
adalah melakukan senam kesegaran jasmani dan senam aerobik. Bila siswa
mendapat kesempatan untuk melakukan kegiatan yang banyak melibatkan
gerakan-gerakan tubuh, akan membuat tubuh siswa menjadi sehat.
Pengaruh latihan senam kesegaran jasmani (SKJ) 2008 cukup efektif
untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa. Dengan melakukan senam
kesegaran jasmani (SKJ) 2008 secara bertahap teratur dan memenuhi takaran atau
dosis yang diperlukan, maka akan memberikan perubahan pada kardiorespiratori,
perubahan peningkatan daya tahan otot dan perubahan bahan-bahan kimia dalam
jaringan tubuh.
Kelebihan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) 2008 adalah rangkaian
gerakan lebih sedikit jadi tidak terlalu rumit dan mudah dihapalkan karena hanya
terdapat 16 rangkaian gerakan yaitu 6 rangkaian gerakan pada pemanasan, 5
rangkaian gerakan pada inti, dan 5 rangkaian gerakan pada pendinginan.
Kelemahan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) 2008 adalah hanya terdapat 6
rangkaian gerakan yang memberikan efek terdapat sistem jantung paru yaitu 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
rangkaian gerakan yang terdapat dalam pemanasan dan 5 rangkaian gerakan
dalam inti. Dan apabila dilihat dari lamanya waktu latihan atau durasi maka SKJ
2008 memiliki waktu yang lebih singkat yaitu 16,5 menit dengan alokasi waktu, 5
menit untuk pemanasan, 9 menit untuk inti, dan 2,5 menit untuk pendinginan.
Pemberian latihan senam aerobik yang sistematis, teratur dan kontinyu
akan menghasilkan hasil yang optimal dalam meningkatkan kesegaran jasmani
siswa, dan dapat memberikan pengaruh pada efisien kerja jantung, meningkatkan
volume darah, mengubah bentuk tubuh, meningkatkan konsumsi oksigen
maksimal.
Kelebihan senam aerobik low impact adalah waktu yang digunakan
kurang lebih 1 jam yang terdiri dari 3 tahap, yakni pemanasan, 30 menit pertama
masuk inti pertama, dan istirahat selama 5 menit kemudian dilanjutkan tahap inti
kedua, yang meliputi body language dan diakhiri dengan pendinginan.
Kelemahan senam aerobik low impact adalah rangkaian gerakannya lebih
banyak jadi sedikit rumit yaitu setiap rangkaian terdapat hitungan yang berbeda-
beda, sehingga siswa belum bisa maksimal dalam melaksanakannya.
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas, menunjukkan
bahwa latihan senam aerobik low impact diduga memiliki efektivitas yang lebih
baik pengaruhnya dalam meningkatkan kesegaran jasmani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Adapun gambar skema kerangka berpikir dalam penelitian adalah sebagai
berikut
Gambar 1: Skema Kerangka Berpikir
Kelebihan SKJ 2008: rangkaian
gerakan lebih sedikit dan mudah
dihafal, terdiri dari 16 rangkaian
gerakan yaitu 6 rangkaian pada
pemanasan, 5 rangkaian pada inti, dan
5 rangkaian pada pendinginan, dapat
memberikan perubahan pada
kardiorespiratori yaitu jantung dan
paru-paru, meningkatkan daya tahan
otot.
Kekurangan SKJ 2008: waktu latihan
memiliki waktu yang lebih singkat
yaitu 16,5 menit, dengan alokasi
waktu 5 menit untuk pemanasan, 9
menit untuk inti, dan 2,5 menit untuk
pendinginan.
Kelebihan senam aerobik low
impact: memberikan pengaruh pada
efisien kerja jantung,meningkatkan
volume darah, mengubah bentuk
tubuh, meningkatkan konsumsi
oksigen maksimal, waktu yang
digunakan kurang lebih 1 jam.
Kekurangan senam aerobik low
impact: rangkaian gerakannya lebih
banyak dan sedikit rumit yaitu setiap
rangkaian terdapat hitungan yang
berbeda-beda.
Senam Kesegaran
Jasmani 2008
Senam Aerobik
low impact
Senam
Kesegaran jasmani
meningkat
Kesegaran jasmani meningkat lebih
baik jika dibandingkan dengan yang
dilatih dengan SKJ 2008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
C. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah
dikemikakan dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Latihan senam aerobik
low impact lebih baik pengaruhnya daripada latihan senam kesegaran jasmani
(SKJ) 2008 terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa putri SMP Kanisius I
Surakarta tahun 2011.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kanisius 1, Jalan Sugiopranoto No 7
Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama satu setengah bulan (enam minggu)
dengan tiga kali latihan dalam satu minggu. Penelitian direncanakan dari bulan
Februari - Maret 2012.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putri SMP Kanisius 1
Surakarta tahun 2011 yang berjumlah 76 orang.
2. Sampel
Untuk mengetahui jumlah kecukupan sampel, hasil tes awal dihitung
dengan rumus:
n =
Keterangan:
n = Besar sampel
N = Besar populasi (jumlah populasi acuan)
z = nilai standar normal yang besarnya tergantung α,
bila α = 0,05 → z = 1,67
bila α = 0,01 → z = 1,96
s = besarnya varians (= SD2)
d = besarnya penyimpangan yang masih bisa ditolerir
Dengan menggunakan α = 0,05 → z = 1,67 jadi jumlah sampel yang
diperlukan dalam penelitian ini sejumlah 76 orang,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
C. Rancangan Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Dasar
penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan tes awal
(pre-test) memberikan perlakuan kepada subjek (treatmeant) yang diakhiri dengan
suatu bentuk tes akhir (post-test) guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telah
diberikan.
2. Rancangan Penelitian
Rancangan dalam penelitian ini adalah “Pretest-Posttest Design”. Gambar
rancangan penelitian sebagai berikut:
KE 1 Treatment A Posttest
R Pretest MSOP
KE 2 Treatment B Posttest
Keterangan :
R = Random
Pretest = Tes awal kemampuan semeskedeng sepaktakraw
MSOP = Matched Subject Ordinal Pairing
KE1 = Kelompok 1 (K1)
KE2 = Kelompok 2 (K2)
Treatment A = Latihan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) 2008
Treatment B = Latihan senam aerobik low impact
Posttest = Tes akhir kesegaran jasmani
Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada hasil tes awal
kesegaran jasmani. Setelah hasil tes awal dirangking, kemudian subjek yang
memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok 1 (K1) dan
kelompok 2 (K2). Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum diberi
perlakuan merupakan kelompok yang sama. Apabila pada akhirnya terdapat
perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan.
Pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Adapun teknik pembagian kelompok secara ordinal pairing menurut Sutrisno
Hadi (1995: 485) sebagai berikut :
1 2
4 3
5 6
8 7
9 dan seterusnya
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan
tes dan pengukuran dengan menggunakan tes kesegaran jasmani yaitu Lari Multi
Tahap atau Multistage Fitnes Test, yang digunakan untuk mengukur VO2 max
dan daya tahan erobik (Ismaryati, 2008 : 80).
E. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkah dari masing-masing uji
prasyarat analisis sebagai berikut:
1) Uji Normalitas
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitan ini adalah uji
normalitas. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan kolmogorov
smirnov untuk taraf signifikansi 5%.
2) Uji Homogenitas
Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang
lebih besar dengan varians yang lebih kecil. Uji homegenitas dengan Lavene test
untuk traf signifikansi 5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2. Uji Perbedaan
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji perbedaan dari Sutrisno Hadi
(1995: 157) sebagai berikut :
Md
t =
d2
N (N-1)
Keterangan :
t = Nilai uji perbedaan
Md = Mean perbedaan dari pasangan
d2 = Jumlah deviasi kuadrat tiap sampel dari mean perbedaan
N = Jumlah pasangan
Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
D = Perbedaan masing-masing subjek
N = Jumlah pasangan
Menghitung persentase peningkatan kemampuan kesegaran jasmani antara
latihan senam kesegaran jasmani (SKJ) 2008 dan senam aerobik menggunakan
rumus sebagai berikut:
Mean different
Prosentase peningkatan = X 100%
Mean pretest
Mean different = mean posttest – mean pretest
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan
senam kesegaran jasmani (SKJ 2008) dan senam aerobik low impact terhadap
tingkat kesegaran jasmani siswa putri SMP Kanisius I Surakarta Tahun 2011.
Penelitian ini dengan membagi 2 kelompok, kelompok 1 dengan senam kesegaran
jasmani (SKJ 2008) dan kelompok ke-2 dengan senam aerobik low impact.
Untuk tingkat kesegaran jsmani dengan kelompok usia 12-15 tahun
menggunakan tes kesegaran jasmani yaitu dengan Lari Multi Tahap atau
Multistage Fitnes Test, yang digunakan untuk mengukur VO2 max dan daya tahan
erobik. Hasil Penelitian sebagai berikut:
1. Hasil Test Awal (Pre Test)
Tabel 1
Hasil Pengukuran Test Awal (Pre Test)
VO2 max Kelompok SKJ 2008 Kelompok Aerobik
Nilai rata-rata (mean) 26,31 26,32
Modus 22,80 22,40
Median 26,00 26,00
Nilai tertinggi 37,10 19,60
Nilai Terendah 19,60 36,00
Standar Deviasi 4,53 4,55
Berdasarkan hasil tes awal menunjukkan rata-rata VO2 max kelompok
SKJ sebesar 26,31 dan rata-rata VO2 max kelompok aerobik low impact sebesar
26,32. Berdasarkan nilai rata-rata menunjukkan kedua kelompok mempunyai
VO2 max yang sama. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan VO2 max antara
kedua kelompok sebelum dilakukan treatment hal ini perlu dilakukan karena
sebelum dilakukan treatment kedua kelompok harus setara atau tidak ada
perbedaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tabel 2
Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Test Awal antara Kelompok 1 (SKJ) dan
kelompok 2 (Aerobik Low Impact)
Kelompok N Nilai rata-rata t hitung t tabel Signifikan
SKJ 38 26,31 0,005 2,000 0,996
Aerobik 38 26,32
Untuk memastikan sebelum ada tidaknya perbedaan VO2 max treatment
juga dilakukan dengan uji statistik dengan menggunakan t-test. Hasil Uji T-test
menunjukkan t hitung (0,005) < t tabel (2,000) dan angka signifikan (0,998 >
0,05) sehingga disimpulkan tidak ada perbedaan VO2 max antara kelompok SKJ
dan kelompok aerobic sebelum dilakukan perlakuan (treatment). Hal ini
menunjukkan sebelum dilakukan perlakuan (treatment) kedua kelompok VO2
max setara atau tidak ada perbedaan.
2. Hasil Test Akhir (Post Test)
Tabel 3
Hasil Pengukuran Test Akhir (Post Test)
VO2 max Kelompok SKJ 2008 Kelompok Aerobik
Nilai rata-rata (mean) 26,93 27,78
Modus 23,20 23,60
Median 26,60 27,40
Nilai tertinggi 37,50 37,10
Nilai Terendah 20,40 21,20
Standar Deviasi 4,55 4,44
Berdasarkan hasil tes akhir menunjukkan rata-rata VO2 max kelompok
SKJ sebesar 26,93 dan rata-rata VO2 max kelompok aerobic sebesar 27,78.
Berdasarkan nilai rata-rata menunjukkan kedua kelompok mempunyai rata-rata
VO2 max kelompok aerobik low impact lebih tinggi dari pada kelompok SKJ
2008, hal ini menunjukkan senam aerobik low impact lebih efektif meningkatkan
tingkat kesegaran jasmani siswa putri SMP Kanisius I Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tabel 4
Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Test Akhir antara Kelompok 1 (SKJ) dan
kelompok 2 (Aerobik Low Impact)
Kelompok N Nilai rata-rata t hitung t tabel Signifikan
SKJ 38 26,93 3,067 2,000 0,003
Aerobik 38 27,78
Berdasarkan tabel 4 diperoleh nilai t hitung sebesar 3,067 dan angka
signifikan 0,003. Hasil tersebut menunjukkan t hitung (3,067) > t tabel (2,000)
dan angka signifikan (0,0003) < (0,05) sehingga ada perbedaan signifikan nilai
VO2 max antara kedua kelompok setelah diberikan perlakuan.
Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas kenaikan tingkat kesegaran
jasmani siswa putri SMP Kanisius I Surakarta dapat dilihat dari persentase
peningkatan tiap kelompok perlakuan. Adapun peningkatan prosentase kenaikan
tingkat kesegaran jasmani masing-masing kelompok dengan hasil sebagai
berikut:
Tabel 5
Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Test Akhir antara Kelompok 1 (SKJ) dan
kelompok 2 (Aerobik Low Impact)
Kelompok N Rata-rata
test awal
Rata-rata
tes akhir
Perbedaan Persentase
peningkatan
SKJ 38 26,31 26,93 0,62 2,36
Aerobic 38 26,32 27,78 1,46 5,55
Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan pada kelompok I (SKJ
2008) dengan prosentase peningkatan sebesar 2,36% dan untuk kelompok II
(Aerobik Low Impact) dengan persentase peningkatan 5,55%. Hasil ini
menunjukkan senam aerobic low impact lebih efektif meningkatkan tingkat
kesegaran jasmani siswa putri SMP Kanisius I Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan kolmogorov smirnov
untuk taraf signifikansi 95%. (0,05) dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 6 Hasil Uji Normalitas Data
Tests of Normality
.123 38 .152 .954 38 .117
.136 38 .073 .949 38 .085
.122 38 .167 .952 38 .107
.117 38 .200* .953 38 .115
Pre_TestKel1
Post_TestKel1
Pre_testKel2
Post_testKel2
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true significance.*.
Lilliefors Significance Correctiona.
Berdasarkan tabel 6 diketahui hasil uji normalitas data dengan
menggunakan kolmogorov smirnov test.
Uji normalitas data dihitung dengan menggunakan kolmogorov smirnov test
dengan menggunakan SPSS
a. Data hasil test awal untuk kelompok 1 (SKJ)
Berdasarkan hasil test, didapatkan nilai signifikan 0,152 > 0,05 sehingga data
dinyatakan terdistribusi normal.
b. Data hasil test akhir untuk kelompok 1 (SKJ)
Berdasarkan hasil test, didapatkan nilai signifikan 0,073 > 0,05 sehingga data
dinyatakan terdistribusi normal.
c. Data hasil test awal untuk kelompok 2 (aerobik)
Berdasarkan hasil test, didapatkan nilai signifikan 0,167 > 0,05 sehingga data
dinyatakan terdistribusi normal.
d. Data hasil test awal untuk kelompok 2 (aerobik)
Berdasarkan hasil test, didapatkan nilai signifikan 0,200 > 0,05 sehingga data
dinyatakan terdistribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dalam perhitungan ini menggunakan Lavene test yang
dihitung dengan menggunakan SPSS.
Tabel 7
Hasil Uji Homogenitas Tes Awal (Pre Test)
Independent Samples Test
.001 .979 -.005 74 .996 -.00526 1.04190 -2.08130 2.07077
-.005 73.997 .996 -.00526 1.04190 -2.08130 2.07077
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
VO2Max
F Sig.
Levene's Test for
Equality of Variances
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
95% Confidence
Interval of the
Difference
t-test for Equality of Means
Hasil uji Lavene test didapatkan nilai signifikan 0,979 > 0,05 sehingga
dapat disimpulkan asumsi homogenitas varians terpenuhi, yang artinya tidak ada
perbedaan variasi yang signifikan di antara kelompok data.
Tabel 8
Hasil Uji Homogenitas Tes Akhir (Post Test)
Independent Samples Test
1.370 .246 -3.067 74 .003 -2.98158 .97225 -4.91883 -1.04433
-3.067 72.355 .003 -2.98158 .97225 -4.91956 -1.04360
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
VO2Max
F Sig.
Levene's Test for
Equality of Variances
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
95% Confidence
Interval of the
Difference
t-test for Equality of Means
Hasil uji Lavene test didapatkan nilai signifikan 0,246 > 0,05 sehingga
dapat disimpulkan asumsi homogenitas varians terpenuhi, yang artinya tidak ada
perbedaan variasi yang signifikan di antara kelompok data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian perbedaan pengaruh latihan senam kesegaran jasmani (SKJ
2008) dan senam aerobik low impact terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa
putri SMP Kanisius I Surakarta Tahun 2011 dengan hasil menunjukkan t hitung
(3,067) > t tabel (2,000) dan angka signifikan (0,0003) < (0,05) sehingga ada
perbedaan signifikan nilai VO2 max antara kedua kelompok setelah diberikan
perlakuan. Hal ini menunjukkan kedua jenis senam memiliki karakteristik yang
berbeda.
D. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan senam aerobic low impact lebih efektif
meningkatkan tingkat kesegaran jasmani siswa putri SMP Kanisius I Surakarta.
Hasil ini ditunjukkan dari besarnya persentase peningkatan hasil perhitungan
menunjukkan, pada kelompok I (SKJ 2008) dengan prosentase peningkatan
sebesar 2,36% dan untuk kelompok II (Aerobik Low Impact) dengan persentase
peningkatan 5,55%.
Pada dasarnya Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) 2008 dan senam aerobik
mempunyai tujuan yang sama yaitu meningkatkan kesegaran jasmani bagi
pelakunya. Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) 2008 dan senam aerobik low impact
merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik yang dapat digunakan sebagai sarana
untuk memelihara, meningkatkan dan mempertahankan kebugaran jasmani siswa.
Kelebihan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) 2008 adalah rangkaian
gerakan lebih sedikit jadi tidak terlalu rumit dan mudah dihapalkan karena hanya
terdapat 16 rangkaian gerakan yaitu 6 rangkaian gerakan pada pemanasan, 5
rangkaian gerakan pada inti, dan 5 rangkaian gerakan pada pendinginan.
Kelemahan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) 2008 adalah hanya terdapat 6
rangkaian gerakan yang memberikan efek terdapat sistem jantung paru yaitu 1
rangkaian gerakan yang terdapat dalam pemanasan dan 5 rangkaian gerakan
dalam inti. Dan apabila dilihat dari lamanya waktu latihan atau durasi maka SKJ
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2008 memiliki waktu yang lebih singkat yaitu 16,5 menit dengan alokasi waktu, 5
menit untuk pemanasan, 9 menit untuk inti, dan 2,5 menit untuk pendinginan.
Pemberian latihan senam aerobik low impact yang sistematis, teratur dan
kontinyu akan menghasilkan hasil yang optimal dalam meningkatkan kesegaran
jasmani siswa, dan dapat memberikan pengaruh pada efisien kerja jantung,
meningkatkan volume darah, mengubah bentuk tubuh, meningkatkan konsumsi
oksigen maksimal. Kelebihan senam aerobik adalah waktu yang digunakan
kurang lebih 1 jam yang terdiri dari 3 tahap, yakni pemanasan, 30 menit pertama
masuk inti pertama, dan istirahat selama 5 menit kemudian dilanjutkan tahap inti
kedua, yang meliputi body language dan diakhiri dengan pendinginan. Kelemahan
senam aerobik low impact adalah rangkaian gerakannya lebih banyak jadi sedikit
rumit yaitu setiap rangkaian terdapat hitungan yang berbeda-beda, sehingga siswa
belum bisa maksimal dalam melaksanakannya.
Hal ini menunjukkan senam aerobik low impact mempunyai banyak
keunggulan dibandingkan dengan SKJ. Hasil penelitian memberikan bukti bahwa
latihan senam aerobik memiliki efektivitas yang lebih baik pengaruhnya dalam
meningkatkan kesegaran jasmani. Hal ini telah dibuktikan dengan persentase
peningkatan VO2 max yang lebih besar pada kelompok senam aerobik low
impact.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB V
KESIMPULAN, ILMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa data hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut: “Latihan Senam aerobik low impact memiliki
pengaruh lebih baik terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa putri SMP
Kanisius I Surakarta tahun 2011”.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa senam aerobik low impact
memiliki efektivitas yang lebih baik pengaruhnya dalam meningkatkan kesegaran
jasmani siswa putri SMP Kanisius I Surakarta Tahun 2011. Adapun implikasi
yang dapat timbulkan adalah:
1. Implikasi Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian adalah latihan senam aerobic low
impact memiliki efektivitas yang lebih baik pengaruhnya dalam
meningkatkan kesegaran jasmani. Oleh karena itu perlu memberikan
program latihan senam aerobik low impact.
2. Implikasi Praktis
Pemberian latihan senam aerobik yang sistematis, teratur dan kontinyu
akan menghasilkan hasil yang optimal dalam meningkatkan kesegaran
jasmani siswa, dan dapat memberikan pengaruh pada efisien kerja jantung,
meningkatkan volume darah, mengubah bentuk tubuh, meningkatkan
konsumsi oksigen maksimal. Oleh karena itu, perlu bagi guru olah raga lebih
mendalami keterampilan dalam senam aerobik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
C. Saran
1. Kepada guru penjasorkes di SMP Kanisius I Surakarta untuk meningkatkan
tingkat kesegaran jasmani siswa, disarankan untuk menggunakan senam
aerobic low impact.
2. Kepada penelitian selanjutnya atau peneliti lain dapat melakukan penelitian
dengan melibatkan variabel yang lebih banyak sehingga mampu menjelaskan
faktor apa saja yang dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa.