perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam...

78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user OPTIMALISASI KINERJA PENAGIHAN DALAM PENCAPAIAN TARGET PENCAIRAN PIUTANG PAJAK PENGHASILAN (PPH) DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURAKARTA TAHUN 2010 – 2011 TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan Oleh : Dyah Wahyu Perdanawati F3409027 PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

OPTIMALISASI KINERJA PENAGIHAN DALAM PENCAPAIAN

TARGET PENCAIRAN PIUTANG PAJAK PENGHASILAN (PPH)

DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURAKARTA

TAHUN 2010 – 2011

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan

Oleh :

Dyah Wahyu Perdanawati

F3409027

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Janganlah takut untuk bermimpi, karena di dalam mimpi terdapat kekuatan yang besar

untuk mewujudkannya menjadi kenyataan (Penulis)

Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan

Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan Anda tak akan mengetahui

masa depan jika Anda menunggu-nunggu (William Feather)

Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus

dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak

(Aldus Huxley)

Penulis persembahkan kepada :

Allah SWT, sang pencipta alam semesta dan Yang Maha berkehendak atas

segala sesuatu.

Kedua Orang tuaku.

Keluargaku.

RMR

Sahabat – sahabatku.

Almamaterku.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat

mengerjakan dan menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul Optimalisasi

Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak

Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Tahun

2010 – 2011 dapat selesai dengan baik. Maksud dan tujuan penulisan Laporan

Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli

Madya pada Program Diploma 3 Program Studi Perpajakan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, penulis tidak dapat lepas dari

bantuan serta dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Hanung Triatmoko, M.Si, Ak. selaku Ketua Program

Diploma III Perpajakan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Titik Setyaningsih, S.E., Ak. selaku Pembimbing Tugas Akhir

yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan Tugas Akhir.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

4. Bapak Teguh Budiharto selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Surakarta yang berkenan memberikan kesempatan kepada

penulis untuk melakukan magang kerja dan penelitian.

5. Bapak Joko Pitoyo selaku Kepala Seksi Penagihan Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Surakarta.

6. Seluruh pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.

7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

8. Yang tercinta kedua orangtua Bapak Dartono, Ibu Sri Setiyaningsih

dan semua keluargaku atas segala doa, motivasi serta kasih sayang

yang diberikan selama ini.

9. Mbahuti, terimakasih atas segala doa dan kasih sayang.

10. Rio Nindya Utama.

11. Sahabat – sahabatku Ayunda, Fitri, Desy, Devi, Dyah Ayu, Ery dan

Elysa atas segala dukungan dan motivasi.

12. Teman – teman Perpajakan 2009 UNS.

13. Anak – anak Kost Orange 77A : Imel, Lita, Mbak Ika, Yunda, Paskah,

Yasmin, Livy, dan Devi yang telah menjadi keluarga kedua bagi

penulis.

14. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Penulis menyadari dalam penyusunan tugas akhir ini masih banyak

kekurangan dan belum mendekati kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik

dari pembaca yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga tugas akhir ini

dapat memberi manfaat bagi pihak – pihak yang membutuhkan.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

ABSTRACT ..................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

BAB

I. PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Perusahaan ........................................................... 1

1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta ....... 1

2. Lokasi Instansi ............................................................................ 5

3. Tugas Pokok Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta 6

4. Fungsi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta ......... 6

5. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta 7

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

6. Struktur Organisasi ..................................................................... 8

7. Diskripsi Jabatan ......................................................................... 10

B. Latar Belakang Masalah .................................................................... 23

C. Perumusan Masalah ........................................................................... 27

D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 27

E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 28

F. Metodologi Penelitian ........................................................................ 29

1. Jenis Metode Penelitian .............................................................. 29

2. Lokasi Penelitian ........................................................................ 29

3. Obyek Penelitian ......................................................................... 30

4. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 30

5. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 32

II. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 34

1. Pengertian Pajak ......................................................................... 34

2. Fungsi Pajak ................................................................................ 36

3. Syarat Pemungutan Pajak ........................................................... 36

4. Pengelompokan Pajak ................................................................. 37

5. Pengertian Pajak Penghasilan ..................................................... 38

6. Penagihan Pajak .......................................................................... 38

7. Piutang Pajak .............................................................................. 39

8. Dasar Penagihan Pajak ............................................................... 39

9. Pejabat ......................................................................................... 39

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

10. Kinerja ........................................................................................ 40

B. Analisis Data dan Pembahasan .......................................................... 41

1. Kinerja Penagihan Piutang Pajak Penghasilan di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Tahun 2010 – 2011 ........... 41

2. Faktor-faktor Penyebab Kinerja Penagihan Dalam Pencairan

Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Tidak Dapat Memenuhi

Target Pada Tahun 2010 – 2011 Serta Upaya Yang Dilakukan . 48

3. Strategi Ke Depan Kinerja Penagihan Dalam Memenuhi

Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) .................... 53

III. TEMUAN

A. Kelebihan ........................................................................................... 59

B. Kelemahan ......................................................................................... 60

IV. PENUTUP

A. Simpulan ............................................................................................ 62

B. Rekomendasi ...................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

2. 1 Potensi, Realisasi dan Rasio Efektivitas Pencairan Piutang Pajak

Penghasilan KPP Prtama Surakarta Tahun 2010 – 2011 ................... 42

2. 2 Target dan Realisasi Pencairan Piutang Pajak Penghasilan KPP

Pratama Surakarta Tahun 2010 - 2011 ................................................. 45

2. 3 Perkembangan Jumlah Piutang Pajak Penghasilan KPP Pratama

Surakarta Tahun 2010 – 2011 ............................................................. 45

2. 4 Optimalisasi Pelaksanaan Penagihan KPP Pratama Surakarta Tahun

2010 – 2011 ......................................................................................... 46

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

1. 1 Struktur Organisasi KPP Pratama Surakarta ..................................... 9

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

THE OPTIMIZATION OF COLLECTION PERFORMANCE IN ACHIEVING THE INCOME TAX RECEIVABLE (PPH) CLEARANCE

TARGET IN SURAKARTA PRATAMA TAX SERVICE OFFICE IN 2010 – 2011

Dyah Wahyu Perdanawati

F3409027

The performance of planned, intensive and professional collection according to the taxing provision prevailing and with certain priority and strategy supporting by the reliable administration management is the collection policy in the attempt of optimizing the achievement of tax receivable clearance target. The performance of collection is required to work as maximally as possible in order to realize the tax receivable clearance target, particularly income tax.

The objectives of this studies to find out the performance of collection in income tax receivable clearance, to find out the factors affecting the performance of collection, as well as the collection strategy in the future income tax receivable clearance. This study used a descriptive method. The data the writer needed was obtained using observation, interview, document collection, as well as theoretical study through library sources. This research was taken place in Surakarta Pratama Tax Service Office.

This study explained the optimization level of collection performance in Surakarta Pratama Tax Service Office in 2010 and 2011 said as less optimal or could not achieve the determined target. The result of analysis could be obtained from the effectiveness ratio, and Main Performance Indicator according to the strategy target determined by Collection Section. The writer recommended the Surakarta Pratama Tax Service Office in order to improve the collection performance, to improve the taxing administration. Keywords: Collection Performance Optimization, Income Tax Receivable,

Surakarta Pratama Tax Service Office

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Surakarta

Sebelum Kemerdekaan Indonesia KPP Pratama Surakarta telah ada

sejak lama dengan berbagai nama dan istilah. Sebelum tahun 1966, KPP

Pratama Surakarta waktu itu berstatus sebagai Kantor Dinas Luar Tingkat I

(KDL Tk.I) Surakarta di bawah wewenang wilayah kerja dari Kantor

Inspeksi Keuangan Yogyakarta.

Pada tahun 1966, KDL Tk.I Surakarta ditingkatkan menjadi Kantor

Inspeksi Keuangan (KIK) Surakarta yang membawahi diantaranya KDL

Tk.1 Klaten. Pada akhir tahun semua istilah Kantor Inspeksi Keuangan

termasuk Kantor Inspeksi Keuangan Surakarta diubah namanya menjadi

Kantor Inspeksi Pajak Surakarta yang bertipe B.2 dengan wilayah kerja se-

eks Karisidenan Surakarta.

Pada tanggal 1 April 1989 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor

: 276/KMK.01/1989 tentang organisasi dan tata kerja Direktorat Jendral

Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Surakarta dipecah menjadi berikut, antara

lain :

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

a. Kantor Pelayanan Pajak Surakarta Tipe B dengan wilayah kerja

sebagai berikut :

1) Kotamadya Surakarta

2) Kabupaten Karanganyar

3) Kabupaten Surakarta

b. Kantor Pelayanan Pajak Klaten dengan wilayah kerja sebagai berikut :

1) Kota Administrasi Klaten

2) Kota Boyolali

3) Kabupaten Sukoharjo

4) Kabupaten Wonogiri

c. Unit Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (UPP) Surakarta tipe B,

dengan wilayah kerja se-eks Karisidenan Surakarta (wilayah kerja

Kantor Inspeksi Pajak Surakarta) dengan catatan :

1) Realisasi pemecahan ke KPP Surakarta efektif per 2 Oktober

1989 dengan adanya Nota Dinas Pengadilan Tugas Nomor ND-

23/WPJ.08/KP.14/1989 tanggal 29 September 1989 yang

mengalih tugaskan sejumlah 11 (sebelas) pegawai Inspeksi Pajak

(IP) Surakarta ke UPP Surakarta.

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

2) Realisasi pemecahan ke KPP Klaten efektif per 1 Desember 1989

dengan adanya Nota Dinas Pengadilan Tugas Nomor : ND-

28/WPJ.08/KP.14/1989 tanggal 18 Februari 1989 yang mengalih

tugaskan sejumlah 66 pegawai IP Surakarta ke KPP Klaten.

3) Pegawai eks-Inspeksi Pajak (IP) Surakarta yang masih tersisa dan

menjadi pegawai pada KPP Surakarta keadaan per 1 Desember

1989 tinggal 114 orang berstatus pegawai eselon V dan petugas.

Sejak tanggal 29 Maret 1994 berdasarkan Keputusan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor 94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret

1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jendral Pajak, Kantor

Pelayanan Pajak Surakarta diubah menjadi tipe A dengan wilayah kerja

sebagai berikut:

a. Kotamadya Surakarta

b. Kabupaten Karanganyar

c. Kabupaten Sragen

d. Kabupaten Boyolali

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor :

443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Direktorat Jendral Pajak Surakarta membawahi wilayah kerja sebagai

berikut:

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

a. Daerah Administrasi

1) Kota Surakarta

2) Kabupaten Karanganyar

3) Kabupaten Sragen

4) Kabupaten Boyolali

b. Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan

1) Surakarta

2) Sragen

Kantor Wilayah Jawa Tengah II berdasar Peraturan Menteri

Keuangan N0.55/PMK.01/2007, telah dibentuk Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Pratama dan Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi

Perpajakan (KP2KP) sebagai berikut :

a. KPP Pratama Boyolali

b. KPP Pratama Cilacap

c. KPP Pratama Karanganyar

d. KPP Pratama Kebumen

e. KPP Pratama Klaten

f. KPP Pratama Magelang

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

g. KPP Pratama Purbalingga

h. KPP Pratama Purwokerto

i. KPP Pratama Purworejo

j. KPP Pratama Sukoharjo

k. KPP Pratama Surakarta

l. KP2KP Banjarnegara

m. KP2KP Wonogiri

n. KP2KP Wonosobo

o. KP2KP Sragen

Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor KEP-

141/PJ/2007 tanggal 3 Oktober 2007, KPP Surakarta menjadi Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Saat ini KPP Pratama Surakarta

mempunyai wilayah kerja yang meliputi 5 (lima) kecamatan yaitu Laweyan,

Jebres, Serengan, Pasar Kliwon, dan Bajarsari.

2. Lokasi Instansi

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta berlokasi di Jalan Kyai

Haji Agus Salim Nomor 1 Surakarta 57147, Telepon (0271) 717522/

718400/ 720821, Faximile (0271) 728436, Homepage DJP :

www.pajak.go.id.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

3. Tugas Pokok Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Surakarta

Melaksanakan pelayanan, pengawasan administratif, dan

pemeriksaan sederhana terhadap Wajib Pajak dalam bidang Pajak

Penghasilan, Pajak Pertamabahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah dan Pajak Tidak Langsung Lainnya dalam wewenangnya

berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

4. Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Surakarta

Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta adalah sebagai berikut :

a. Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan,

pengamatan potensi perpajakan, dan ekstensfikasi Wajib Pajak.

b. Peneliti dan penatausahaan Surat Pemberitahuan Tahunan, Surat

Pemberitahuan Masa serta berkas Wajib Pajak.

c. Pengawasan pembayaran masa Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan

Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung

lainnya.

d. Penatausahaan piutang pajak, penerimaan penagihan, penyelesaian

keberatan, penatausahaan banding, dan penyelesaian restitusi Pajak

Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjaualan atas Barang

Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya.

e. Pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

f. Penerbitan Surat Ketetapan Pajak.

g. Pembetulan Surat Ketetapan Pajak.

h. Pengurangan Sanksi Pajak

i. Penyuluhan dan konsultasi perpajakan.

j. Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.

5. Visi dan Misi Kantor Pelayanan pajak Prtama (KPP) Surakarta

a. Visi

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta mengacu pada

visi Direktorat Jendral Pajak sebagai berikut :

“Menjadi Institusi Pemerintah yang menyelenggarakan sistem

administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien dan dipercaya

masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi”.

b. Misi

Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta yaitu

“Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang –

Undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian

pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara melalui sistem

administrasi perpajakan yang efektif dan efisien”.

c. Nilai

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Nilai – nilai di Direktorat Jendral Pajak meliputi :

1) Profesionalisme Integritas

2) Teamwork

3) Inovasi

6. Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Surakarta berdasarkan fungsinya terdiri dari :

a. Kepala Kantor

b. Sub Bagian Umum

c. Seksi Pelayanan

d. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

e. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

f. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I (Waskon I)

g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II (Waskon II)

h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III (Waskon III)

i. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV (Waskon IV)

j. Seksi Pemeriksaan

k. Seksi Penagihan

l. Kelompok Fungsional Pemeriksa

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Gambar I. 1

Struktur Organisasi KPP Pratama Surakarta

Sumber : Sub Bagian Umum KPP Pratama Surakarta

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

7. Diskripsi Jabatan

Masing-masing bagian atau seksi dalam struktur organisasi KPP

Pratama Surakarta memiliki tugas dan kegiatan sendiri-sendiri. Adapun

tugas dan kegiatan masing-masing seksi berdasarkan Gambar 1.1 yaitu

Bagan Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta

yaitu sebagai berikut :

a. Kepala Kantor

Kepala Kantor memiliki tugas mengkoordinasi dan

mengendalikan kegiatan operasional di bidang Pajak Penghasilan

(PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang

Mewah (PPnBM), dan Pajak Tidak Langsung Lainnya berdasarkan

peraturan Perundang – undangan perpajakan untuk meningkatkan

pemenuhan kewajiban perpajakan.

b. Sub Bagian Umum

Tugas-tugas yang dilaksanakan oleh Bagian Kepegawaian

Sub Bagian Umum antara lain urusan kepegawaian, keuangan, tata

usaha dan rumah tangga, dengan rincian sebagai berikut :

1) Menerbitkan Surat Kenaikan Gaji Berkala.

2) Membuat usulan kenaikan pangkat.

3) Menerbitkan surat izin cuti

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

4) Mengirim pegawai yang menerima panggilan untuk mengikuti

diklat-diklat, meliputi Diklat Sistem Administrasi Modern, Diklat

Dasar Pemeriksa Pajak Diklat Internalisasi Kode Etik Pegawai.

5) Menyusun dan melaporkan laporan-laporan kepegawaian,

meliputi Laporan Daftar Penyebaran Pegawai, Laporan

Penegakan Disiplin Pegawai, Laporan Absensi Pegawai, Laporan

Kegiatan Kepangkatan, dan Daftar Pejabat yang meninggalkan

wilayah kerja.

6) Membagikan gaji kepada pegawai KPP Pratama Surakarta.

7) Menerima dokumen, memproses dan penatausahaan dokumen

masuk di Sub Bagian Umum serta penyampaian dokimen di KPP.

8) Pengajuan uang makan PNS, TKPKN, SPJ, pemberhentian gaji

dan TKPKN.

9) Melaksanakan pelantikan, sumpah dan serah terima jabatan, serta

pengambilan sumpah PNS (Pegawai Negeri Sipil).

10) Membuat kartu tanda pengenal pemeriksa, menerbitkan izin

melanjutkan pendidikan di luar kedinasan, mengajukan usul

peserta pendidiikan di luar negeri.

11) Laporan perkawinan pertama pegawai, pengajuan usul

permohonan pensiun janda/duda, pengajuan usul permohonan

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

berhenti bekerja sebagai PNS atas perminttaan sendiri, dan

pengajuan ususl pengangkatan bendahara.

12) Menyusun RKAKL, laporan bulanan konversi energi, laporan

berkala, laporan tahunan, laporan atau daftar realisasi anggaran,

laporan SAKPA tingkat satuan kerja atau UAKPA (Unit

Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran).

13) Permohonan uang duka meninggal, permohonan kartu tanda

asuransi, dan Taspen mekanisme pembayaran anggaran belanja.

14) Melakukan pembayaran tagihan melalui mekanisme langsung

(LS) kepada rekanan.

15) Permintaan dan pembayaran lembur pegawai.

16) Melaksanakan penutupan buku kas umum, penerimaan inventaris

dari rekanan/ pihak lain, pelaksanaan penghapusan barang milik

Negara dengan lelang pada unit KPP.

17) Pemusnahan dokumen, serta penyususnan tanggapan/ tindak

lanjut terhadap Surat Hasil Pemeriksaan (SHP) atau Laporan

Hasil Pemeriksaan (LHP) dari Itjen DepKeu/ BPK/ BPKP Unit

Fungsional Pemeriksa Lainnya.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

c. Seksi Pelayanan

Seksi pelayanan merupakan sumber kegiatan dari Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Tugas-tugas yang dilaksanakan

oleh seksi pelayanan antara lain melakukan penetapan dan penerbitan

produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas

perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan (SPT),

serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan

registrasi Wajib Pajak, serta melakukan kerjasama perpajakan.

Dengan rincian sebagai berikut :

1) Penatausahaan surat, dokumen masuk, dokumen Wajib Pajak,

laporan Waajib Pajak pada tempat tata cara pendaftaran NPWP,

penghapusan NPWP, perubahan identitas NPWP, serta

pemberitahuan penggunaan norma perhitungan.

2) Menyelesaikan permohonan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

(PKP) dan pencabutan PKP.

3) Menyelesaikan pemindahan Wajib Pajak dan Pengusaha Kena

Pajak di KPP lama.

4) Menyelesaikan pemindahan Wajib Pajak dan Pengusaha Kena

Pajak di KPP baru.

5) Menerima dan mengolah SPT Tahunan PPh dan SPT Masa

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

6) Menyelesaikan permohonan perpanjangan waktu penyampaian

SPT Tahunan PPh, cetak salinan dan pembetulan SPPT atau SKP

atau STP.

7) Penyuluhan Perpajakan.

8) Menerbitkan Surat Teguran penyampaian SPT Masa dan

Tahunan, serta Surat Ketetapan Pajak (SKP).

9) Meneliti hasil keluaran berupa SPPT/STP/DHKP/DHR.

10) Meminjamkan atau mengirimkan berkas.

11) Melaksanakan pemenuhan konfirmasi dan klarifikasi.

12) Menyelesaikan permohonan pembukuan dalam bahasa Inggris

dan Mata uang dollar Amerika Serikat.

13) Menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak untuk

perwakilan Negara Asing dan badan-badan Internasional serta

pejabat atau tenaga ahlinya.

14) Menyampaikan permintaan revaluasi aktiva tetap dari Wajib

Pajak ke Kantor Wilayah.

15) Melayani permintaan penetapan sebagai daerah terpencil.

16) Menyisihkan anak berkas Wajib Pajak yang tahun atau masa

pajaknya telah melampaui 10 tahun.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

d. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Merupakan peralihan dari Seksi Pendataan dan Penilaian

pada KPPBB, serta menindaklanjuti data yang belum memiliki NPWP

untuk dihimbau agar segera memiliki NPWP. Dengan rincian tugas

sebagai berikut:

1) Pendaftaran obyek pajak baru baik dengan penelitian kantor

maupun lapangan.

2) Menerbitkan Surat Himbauan untuk ber-NPWP, dan daftar

nominatif untuk usulan SP3 PSL Ekstensifikasi.

3) Mencari data dari pihak ketiga dalam pembentukan/pemutakhiran

bank data perpajakan, serta data potensi perpajakan dalam

monografi fiskal.

4) Melaksankan penilaian individual obyek PBB dan memelihara

data obyek dan subyek PBB.

5) Membuat Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB) dan

pembentukan atau penyempurnaan ZNT atau NIR.

6) Menyelesaikan permohonan penundaan pengembalian SPOP,

permohonan surat keterangan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP), dan

mutasi sebagian ataupun seluruh obyek dan subyek PBB.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

e. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

Seksi PDI mempunyai tugas yaitu melakukan urusan

pengolahan data dan penyajian informasi, penggalian potensi

perpajakan, serta melakukan ekstensifikasi Wajib Pajak. Uraian tugas

dari seksi PDI antara lain :

1) Membantu instalasi aplikasi e-NPWP di Seksi Ekstensifikasi.

2) Melakukan pendaftaran Wajib Pajak secara massal dan

pencetakan Kartu NPWP dengan aplokasi PWPM dan e-NPWP.

3) Melakukan perekaman mutakhir dan NIR (Nilai Indikasi Rata-

rata) untuk penetapan NJOP PBB tahun berikutnya.

4) Melakukan simulasi perhitungan pokok ketetapan PBB tahun

berikutnya.

5) Melakukan perekaman SPT Masa dan SPT Tahunan.

6) Menyimpan data-data informasi perpajakan untuk keperluan

penyajian data.

7) Membantu seksi lain jika mengalami kesulitan/kerusakan pada

komputer.

8) Mengawasi pemasangan jaringan dan perangkat komputer yang

dilakukan oleh pihak ketiga.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

9) Memberikan aplikasi e-SPT PPN versi terbaru kepada Wajib

Pajak dan membantu proses pelaporan jika mengalami kesulitan.

10) Membuat Laporan Penerimaan PBB.

11) Melakukan persiapan hardware dan software sehubungan dengan

kegiatan cetak, antara lain :

a) Membantu Seksi Pelayanan dalam mencetak label SPT

Tahunan.

b) Melakukan penataan IP address untuk jaringan komputer,

dan melakukan perkaman data objek PBB berdasarkan

permohonan Wajib Pajak.

12) Pembentukan dan pemanfaatan bank data.

f. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon)

Secara umum Seksi Pengawasan dan Konsultasi adalah

memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak yang berupa bimbingan

atau penyuluhan. Selain itu, ada tugas pengawasan yang berupa

kepatuhan pembayaran dan pelaporan, juga melakukan penggalian

potensi berdasar hasil pengawasan dan bimbingan. KPP Pratama

Surakarta terdiri dari 4(empat) seksi waskon yang pembagiannya

berdasarkan wilayah kecamatan sebagai berikut :

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

1) Waskon I untuk wilayah Kecamatan Laweyan

2) Waskon II untuk wilayah Kecamatan Jebres

3) Waskon III untuk wilayah Kecamatan Serengan dan Pasar Kliwon

4) Waskon IV untuk wilayah Kecamatan Banjarsari

Seksi Waskon mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

1) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi

Pengawasan dan Konsultasi, serta menyusun estimasi penerimaan

pajak per-WP.

2) Menyelesaikan permohonan keberatan, pembetulan ketetapan,

pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi PPh, PPN,

dan PPnBM di KPP.

3) Menyelesaikan permohonan pengurangan atau pembatalan

ketetapan pajak yang tidak benar antara lain PPh, PPN, dan

PPnBM di KPP.

4) Menyelesaikan permohonan pengurangan/penghapusan sanksi

administrasi PBB dan perubahan metode pembukuan.

5) Melayani permintaan perubahan tahun buku pertama, pemusatan

PPN, permohonan Surat Keterangan Fiskal Wajib Pajak Non

Bursa.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

6) Menyelesaikan pemberian ijin pembubuhan tanda bea materai

lunas baik dengan mesin teraan materai, teknologi percetakan,

maupun dengan sistem komputerisasi.

7) Menetapkan angsuran PPh Pasal 25 Wajib Pajak Bank, sewa guna

usaha dengan hak opsi, BUMN dan BUMD serta menetapkan

Wajib Pajak patuh.

8) Membuat surat pemberitahuan perubahan besarnya angsuran PPh

Pasal 25 (dinamisasi), SPMKP atau SPMIB yang hilang.

9) Melaksanakan putusan gugatan atau banding, ekualisasi,

penelitian dan analisis kepatuhan material Wajib Pajak.

10) Menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak

(SPMKP), Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB),

Surat Tagihan Pajak (STP), SKPKB/ SKPKBT/ STB, Surat

Ketetapan Pajak PBB, teguran pengembalian SPOP, surat

himbauan pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT), serta

menerbitkan penggantian SPMKP atau SPMIB karena lewat

waktu atau daluarsa, rusak atau salah baik yang telah

didistribusikan maupun yang belum didistribusikan.

11) Menyelesaikan permohonan penggunaan nilai buku dalam

penggabungan, pengambilalihan atau pemekaran usaha.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

g. Seksi Pemeriksaan

Merupakan peralihan dari Tata Usaha/Administrasi Kantor

Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak. Tugas-tugas yang dilaksanakan

oleh Seksi Pemerksaan antara lain sebagai berikut :

1) Menyusun rencana kerja.

2) Menyusun dan mengkoordinasikan Daftar Normatif Wajib Pajak

yang akan diperiksa.

3) Menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3) dan

mendistribusikannya ke Seksi Fungsional.

4) Melaksanakan pengawasan, pelaksanaan jadwal pemeriksaan

sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan.

5) Melakukan pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan.

6) Memproses permohonan SPT LB Wajib Pajak Patuh.

7) Melakukan administrasi pemeriksaan pajak lainnya.

8) Menyusun laporan/surat tanggapan atas permasalahan yang

berkaitan dengan Seksi Pemeriksaan.

9) Menyusun laporan-laporan seksi Pemeriksaan.

10) Mengadministrasikan berkas laporan hasil pemeriksaan.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

h. Seksi Penagihan

Tugas-tugas yang dilaksanakan oleh seksi Penagihan antara

lain melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan

angsuran piutang pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang

pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan. Dengan

rincian tugas sebagai berikut :

1) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi

Penagihan, Surat Ketetapan Pajak (SKP), Surat Tagihan Pajak

beserta bukti pembayarannya, Surat Keputusan Pembetulan /

Keberatan / Putusan Banding / Pengurangan / Pembatalan

Ketetapan Pajak, dan Surat Keputusan Pengurangan atau

Penghapusan Sanksi Administrasi pada Seksi Penagihan.

2) Menjawab konfirmasi data piutang pajak.

3) Menyelesaikan permohonan penundaan pembayaran pajak dan

usulan pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak.

4) Penagihan pajak seketika dan sekaligus

5) Menghapus piutang pajak.

6) Menerbitkan Surat Teguran Pajak (STP) bunga penagihan, Surat

Teguran Penagihan, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan

Penyitaan (SPMP), dan Surat Keputusan Pencabutan Sita.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

7) Pemindahan berkas dari KPP ke KPP lainnya.

8) Membuat usulan pencegahan dan penyanderaan terhadap Wajib

Pajak tertentu.

9) Melaksanakan lelang dan menyelesaikan permohonan pembatalan

lelang.

10) Membuat laporan Seksi Penagihan ke Kantor Wilayah.

11) Menyelesaikan permohonan mengangsur pembayaran pajak.

i. Kelompok Fungsional Pemeriksa

Merupakan peralihan dari Fungsional Pemeriksa di Kantor

Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak. Tugas – tugas yang dilaksanakan

oleh Seksi Fungsional antara lain sebagai berikut :

1) Menyampaikan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak (SP3)

kepada Wajib Pajak.

2) Menyelesaikan pemeriksaan SP3 dengan diterbitkan Laporan

Pemeriksaan Pajak.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

B. Latar Belakang Masalah

Peran serta masyarakat dalam proses pembangunan sebuah negara

sangatlah penting. Hal ini dikarenakan Indonesia adalah salah satu negara di

dunia yang membiayai sebagian besar pemerintahan dan pembangunannya dari

penerimaan pajak. Setiap tahun target penerimaan pajak yang diselenggarakan

dalam APBN mengalami peningkatan sesuai dengan proyeksi pertumbuhan

ekonomi dan tuntutan akan peningkatan kemandirian pembiayaan pemerintahan

dan pembangunan nasional.

Pencapaian target dalam APBN tersebut Direktorat Jendral Pajak sesuai

dengan visinya yaitu menjadi institusi pemerintahan yang menyelenggarakan

sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien dan dipercaya

masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi maka mengemban

misi untuk terwujudnya visi tersebut. Misi Direktorat Jendral Pajak adalah

menghimpun penerimaan pajak Negara berdasarkan Undang – Undang

Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang

efektif dan efisien.

Sejak tahun 1983 sistem perpajakan Indonesia menggunakan self

assessment system yang sebelumnya menggunakan official assessment system

dengan tujuan untuk menegakkan kemandirian ekonomi dalam membiayai

pembangunan dengan jalan lebih mengerahkan kemampuan sendiri.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Self assessment system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung,

memperhitungkan, menyetorkan dan melaporkan sendiri besarnya utang pajak (

Wirawan B. Ilyas et al, 2010 : 31).

Pembaharuan sistem perpajakan ini merupakan yang ideal sesuai

dengan perkembangan ekonomi dan tuntutan keadilan bagi Wajib Pajak.

Kebijakan Perpajakan, Administrasi Perpajakan, dan Undang – Undang

Perpajakan adalah unsur dari sistem perpajakan yang saling berkaitan dan saling

bekerjasama satu sama lain untuk mencapai tujuan atau target perolehan

penerimaan pajak bagi negara secara optimal.

Tiga hal yang termasuk penegakan hukum yang dilakukan oleh

Direktorat Jendral Pajak adalah tindakan pemeriksaan, penyidikan dan

penagihan pajak. Ketiga hal tersebut merupakan alat bagi Direktorat Jendral

Pajak untuk meningkatkan penerimaan pajak selain setoran dari pembayaran

pajak secara sukarela. Akan tetapi dalam prakteknya sekarang ini cukup banyak

Wajib Pajak yang dengan sengaja atau dengan berbagai alasan tidak

melaksanakan kewajibanya akan membayar pajak sesuai ketetapan pajak yang

diterbitkan, hal ini dibuktikan adanya piutang pajak dalam jumlah besar yang

belum terselesaikan pembayarannya maupun ada Wajib Pajak yang berusaha lari

atau menghindari pajak dengan tidak melaporkan kegiatan usahanya. Masalah

ini sangat berpengaruh pada pembangunan Negara karena sebagian besar

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

pendapatan Negara berasal dari sektor pajak. Sehingga peran penagihan sangat

diperlukan untuk mengatasi hal ini.

Mengatasi hal tersebut Direktorat Jendral Pajak menetapkan target

pencairan piutang pajak sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan

Belanja Negara (APBN) serta kebijakan penagihan dalam rangka optimalisasi

pencapaian target pencairan piutang pajak, maka dari itu diperlukan pelaksanaan

penagihan yang terencana, intensif, dan profesional sesuai dengan ketentuan

perpajakan yang berlaku, dengan prioritas dan strategi tertentu yang didukung

oleh manajemen administrasi yang handal. Dalam hal ini kinerja penagihan

sangat dituntut untuk bekerja semaksimal mungkin agar target pencairan piutang

pajak dapat terealisasikan. Target pencairan piutang pajak meliputi piutang

Pajak Penghasilan (PPh), pajak pertambahan Nilai (PPN), dan pajak Bumi dan

Bangunan (PBB).

Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak

melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur ataupun

mengingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,

memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan

penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah

disita ( Subdirektorat Penagihan, 2009 : 1).

Penagihan pajak dapat dilakukan secara pasif maupun aktif. Penagihan

pasif belum bersifat meminta pembayaran, contohnya surat peringatan ataupun

surat teguran. Penagihan aktif bersifat memaksa untuk melunasi pajak yang tidak

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

dibayar yaitu dengan Surat Paksa yang diatur dalam Undang – Undang Nomor

19 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 19

Tahun 2000.

Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta, tindakan penagihan

ini ada dibawah kepengurusan Seksi Penagihan, dengan pejabat jurusita pajak

sejumlah dua orang dan pelaksana sejumlah dua orang. Tindakan penagihan

aktif adalah kelanjutan dari tindakan penagihan pasif dimana fiskus berperan

aktif dalam kegiatan ini.

Tahun 2010 Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta mempunyai

target pencairan piutang pajak, salah satunya dari Pajak Penghasilan (PPh)

sebesar Rp7.677.261.679 dan baru terealisasi sebesar Rp4.089.247.000 atau

sekitar 53,26% sedangkan pada tahun 2011 target pencairan sebesar

Rp15.704.768.259 dan baru terealisasi Rp4.829.234.430 atau sekitar 30,75%.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta tidak dapat mencapai target

pencairan piutang pajak penghasilan yang telah dibuat. Hal ini dikarenakan oleh

beberapa faktor penyebab tidak tercapainya target tersebut. Dasar penetapan

target pencairan piutang pajak harus mempertimbangkan estimasi kemampuan

membayar Wajib Pajak / Penanggung Pajak.

Berdasarkan paparan diatas mengenai pentingnya peran penerimaan

pajak bagi APBN, tingginya jumlah tunggkan Pajak Penghasilan dan target

pencairan tunggkan pajak penghasilan serta kinerja penagihan di Kantor

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Pelayanan Pajak Pratama Surakarta maka penulis bermaksud mengangkat topik

tersebut dalam Tugas Akhir dengan judul “OPTIMALISASI KINERJA

PENAGIHAN DALAM PENCAPAIAN TARGET PENCAIRAN

PIUTANG PAJAK PENGHASILAN (PPH) DI KANTOR PELAYANAN

PAJAK PRATAMA SURAKARTA TAHUN 2010 – 2011”

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis dapat merumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kinerja penagihan dalam pencairan piutang Pajak Penghasilan

(PPh) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta tahun 2010 – 2011?

2. Apa faktor penyebab kinerja penagihan dalam pencairan piutang Pajak

Penghasilan (PPh) tidak dapat memenuhi target pada tahun 2010 – 2011 dan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk menghadapi faktor penyebab

tersebut?

3. Bagaimana strategi ke depan kinerja penagihan dalam memenuhi target

pencairan piutang pajak penghasilan?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan yang ingin dicapai penulis

melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

1. Mengetahui kinerja penagihan dalam pencairan piutang pajak penghasilan di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta tahun 2010 – 2011.

2. Mengetahui faktor apa saja yang menjadi penyebab kinerja penagihan dalam

pencairan piutang pajak penghasilan tidak dapat memenuhi target pada

tahun 2010 – 2011 dan upaya yang dilakukan untuk faktor penyebab

tersebut.

3. Mengetahui bagaimana strategi ke depan kinerja penagihan dalam

memenuhi target pencairan piutang Pajak Penghasilan.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Bagi Mahasiswa

Menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang perpajakan khususnya

penagihan pajak penghasilan, serta untuk menerapkan ilmu ataupun teori

yang sudah didapat pada bangku perkuliahan.

2. Manfaat Bagi KPP Pratama Surakarta

Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi atas hasil kinerja sehingga dapat

menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam

memperbaiki kinerja sehingga untuk kedepannya dapat berjalan lebih baik.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

3. Manfaat Bagi Pihak Lain

Dapat digunakan untuk sarana informasi untuk pihak luar, serta dapat

digunakan sebagi bahan pertimbangan atau acuan bagi penelitian

selanjutnya.

F. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan untuk mendapatkan hasil penelitian dan

memenuhi syarat-syarat ilmiah metode yang digunakan penulis untuk membuat

Tugas Akhir sebagai berikut :

1. Jenis Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian

deskriptif. Menurut Sumadi Suryabrata (2010 : 76) penelitian deskriptif

yaitu penelitian yang bermaksud untuk membuat deskripsi mengenai situasi-

situasi atau kejadian-kejadian. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan

hubungan, tidak menguji hipotesis, atau membuat suatu prediksi atau

ramalan. Peneliti hanya bertindak sebagai pengamat, ia hanya membuat

kategori pelaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasi.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta yang

terletak di Jalan K.H Agus Salim No.1 Surakarta. Waktu penelitian selama 2

(dua) bulan mulai tanggal 1 Februari – 30 Maret tahun 2012.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

3. Obyek Penelitian

Data diambil dari obyek penelitian di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Surakarta khususnya di Seksi Penagihan.

4. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

1) Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan jenis data yang dapat dikatatakan

sebagai data non angka, karena pada umumnya dikatakan

dalam bentuk kata, kalimat, atau gambar (Yohanes Anton Nugroho,

2011 : 7). Data dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan

narasumber yaitu kepada pegawai di Seksi Penagihan Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Surakarta yang berkaitan dengan

penelitian yang penulis ambil. Misalnya pencairan piutang pajak

penghasilan tahun 2011 tidak dapat mencapai target, jumlah

piutang pajak penghasilan tahun 2011 meningkat.

2) Data Kuantitatif

Data Kuantitatif merupakan jenis data yang dapat dikatakan

sebagai data yang berbentuk angka atau numerik (Yohanes Anton

Nugroho, 2011 : 7). Data tersebut terdiri dari jumlah wajib pajak

yang mempunyai piutang pajak tahun 2010 dan 2011, jumlah

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

piutang pajak penghasilan tahun 2010 dan 2011, jumlah target dan

realisasi pencairan piutang pajak penghasilan tahun 2010 dan 2011.

b. Sumber Data

1) Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau sumber

pertama yang secara umum kita sebut sebagai narasumber

(Jonathan Sarwono, 2012 : 37). Data ini didapat melalui observasi

dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah diproses oleh pihak tertentu

sehingga data tersebut sudah tersedia saat kita memerlukan

(Jonathan Sarwono, 2012 : 32). Data sekunder diperoleh melalui

studi kepustakaan baik melalui buku, karya ilmiah, arsip maupun

jurnal yang mendukung penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

sebagai berikut :

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

menggunakan beberapa indra yang ada pada diri peneliti, misalnya

dengan pengamatan, penciuman, dll ( Yus Agusyana et al, 2011 : 32).

Kejadian-kejadian yang terjadi dan dianggap penting kemudian dicatat

oleh peneliti. Hal ini peneliti hanya melakukan pengamatan (non-

participant) tanpa ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan yang terjadi.

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab baik secara langsung

maupun tidak langsung dengan sumber data (responden) (Sambas Ali

Muhidin, 2007 : 21). Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang

sekiranya mengerti dan menguasai permasalahan yang ada. Penelitian

ini penulis mewawancarai pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Surakarta khususnya pegawai di Seksi Penagihan yang terdiri dari

Kepala Seksi Penagihan, Jurusita dan Pelaksana. Adapun daftar

pertanyaan wawancara sebagai berikut :

1) Bagaimana realisasi pencairan piutang pajak penghasilan tahun

2010 dan 2011 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta untuk

mencapai target yang telah direncanakan kinerja penagihannya?

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2) Bagaimana sasaran strategi dan rumus Indikator Kinerja Utama

(IKU) yang diberlakukan di Seksi Penagihan di Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Surakarta untuk optimalisasi pelaksanaan

penagihan?

3) Apa saja kendala yang dihadapi jurusita dalam menghadapi Wajib

Pajak yang mempunyai piutang pajak terbesar?

4) Bagaimana strategi penagihan ke depan dalam pencairan piutang

pajak?

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang berasal dari

dokumen atau arsip yang ada di obyek penelitian, dalam hal ini adalah

KPP Pratama Surakarta.

d. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah peneliti melakukan pelacakan literatur yang

relevan dengan topik penelitian : membaca, meringkas, membuat

catatan-catatan kritis mengkaitkan suatu hasil studi dengan hasil studi

lain. ( Pawito, 2007 : 116-117). Teknik ini dilakukan dengan cara

pengkajian teori melalui sumber-sumber kepustakaan seperti buku,

jurnal, dan internet yang sekiranya sesuai dengan topik penelitian.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB II

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

a. Pengertian Pajak

Menurut Undang – Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), pajak adalah kontribusi wajib

kepada Negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat. Pengertian pajak di atas mengandung unsur-

unsur sebagai berikut :

a. Kontribusi wajib kepada negara

Kontribusi wajib kepada negara mengandung arti bahwa yang berhak

memungut adalah negara dan yang berupa uang (bukan barang) serta

bersifat wajib untuk dilaksanakan.

b. Terutang oleh orang pribadi atau badan

Terutang mempunyai arti mempunyai kewajiban Wajib Pajak karena

telah melakukan tindakan yang menyebabkan terutangnya pajak atau

dapat diartikan bahwa Wajib Pajak mempunyai utang pajak kepada

negara karena telah memungut atau memotong pajaknya orang lain

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

yang seharusnya dibayar untuk negara. Pajak dapat terutang kepada

orang pribadi atau kepada badan usaha, seperti pada Perseroan

Terbatas, koperasi, dan masih banyak lagi badan usaha lainnya.

c. Memaksa berdasarkan undang-undang

Memaksa mengandung arti perintah dengan kekerasan sedangkan wajib

mengandung arti keharusan yang dilakukan dengan kesadaran.

Berdasarkan undang-undang berarti pemungutan pajak dilakukan

berdasarkan undang-undang yang berlaku, jadi pajak itu bersifat

memaksa dan pelaksanaannya berdasarkan kekuatan undang-undang

serta aturan pelaksanaan pajak.

d. Tidak mendapat imbalan langsung

Pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya imbalan langsung

seperti pada retribusi, namun penggunaan uang pajak itu digunakan

untuk fasilitas umum yang pasti akan dinikmati oleh semua pembayar

pajak. Sehingga pada dasarnya pembayaran pajak itu akan mendapat

fasilitas dari negara yang sifatnya tidak langsung.

e. Pajak untuk keperluan negara atau kemakmuran rakyat

Pajak digunakan hanya untuk kemakmuran rakyat serta untuk

membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran yang bermanfaat

bagi masyarakat luas.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

b. Fungsi Pajak

Fungsi pajak menurut Erly Suandy (2008 :13-14) terdiri dari :

1) Fungsi Finansial (Budgetair)

Yaitu memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas Negara, dengan

tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran Negara.

2) Fungsi Mengatur (Regulerend)

Yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur baik masyarakat

baik di bidang ekonomi, sosial, maupun politik dengan tujuan tertentu.

c. Syarat Pemungutan Pajak

Syarat pemungutan pajak menurut Mardiasmo (2008 :2) terdiri dari :

a. Syarat Keadilan

Yaitu pemungutan pajak harus adil dalam perundang-undangan dan

pelaksanaannya. Adil dalam perundang-undangan diantaranya

mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan

kemampuan masing-masing. Sedangkan adil dalam pelaksanaannya

yaitu dengan memberikan hak bagi Wajib Pajak untuk mengajukan

keberatan, penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding.

a. Syarat Yuridis

Yaitu pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang. Di

Indonesia pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini

memberikan jaminan hukum bagi Negara maupun warganya.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

b. Syarat Ekonomis

Yaitu pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran perekonomian

baik dalam kegiatan produksi ataupun perdagangan.

c. Syarat Finansial

Yaitu biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih

rendah dari hasil pemungutannya.

d. Sistem pemungutan pajak harus sederhana

Yaitu pemungutan pajak yang sederhana akan memudahkan dan

mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

d. Pengelompokan Pajak

a. Menurut golongannya

a. Pajak langsung

Yaitu pajak yang ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak

dapat dibebankan kepada orang lain.

b. Pajak tidak langsung

Yaitu pajak yang akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan

kepada orang lain.

b. Menurut sifatnya

a. Pajak Subjektif

Yaitu pajak yang berdasarkan subjeknya atau memperhatikan

kondisi Wajib Pajak itu sendiri.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

b. Pajak Objektif

Yaitu pajak yang berdasarkan objeknya tanpa memperhatikan

kondisi dari Wajib Pajak.

a. Menurut lembaga pemungutannya

a. Pajak Pusat

Merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara.

b. Pajak Daerah

Merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

e. Pengertian Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan diatur dengan Undang – Undang Nomor 7

Tahun 1983 yang telah mengalami empat kali perubahan, yaitu dengan

Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1991, Undang – Undang Nomor 10

Tahun 1994, Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2000, dan yang terakhir

adalah Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008. Pajak penghasilan adalah

pajak yang dikenakan terhadap Subyek Pajak atas penghasilan yang

diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak (Casavera, 2009 : 78).

f. Penagihan Pajak

Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar Penanggung

Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur

ataupun mengingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,

memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita

(Subdirektorat Penagihan, 2009 : 1).

g. Piutang Pajak

Piutang pajak adalah piutang yang timbul atas pendapatan pajak

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang perpajakan, yang belum dilunasi

sampai dengan akhir periode laporan.

Kualitas piutang pajak adalah hampiran atas ketertagihan piutang

pajak yang diukur berdasarkan kepatuhan membayar kewajiban oleh

Penanggung Pajak. Kualitas piutang pajak digolongkan menjadi kualitas

lancar, kualitas kurang lancar, kualitas diragukan, dan kualitas macet

(Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor : PER - 02/PJ/2012).

h. Dasar Penagihan Pajak

Undang – Undang Nomor.19 Tahun 2000 perubahan dari Undang –

Undang Nomor.19 Tahun 1997. Dasar penagihan pajak yaitu Surat Tagihan

Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat Keputusan

Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Banding

(Subdirektorat Penagihan, 2009 : 1).

i. Pejabat

Pejabat yang berwenang mengangkat dan memberhentikan Jurusita

pajak, menerbitkan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus, Surat

Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Surat Pencabutan Sita,

Penentuan Lelang, Surat Penentuan Harga Limit, pembatalan lelang, Surat

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Perintah Penyanderaan dan surat lain yang diperlukan untuk penagihan

pajak sehubungan dengan Penanggung Pajak tidak melunasi sebagian atau

seluruh utang pajak menurut undang-undang dan peraturan daerah (Undang

– Undang Nomor 19 Tahun 2000).

j. Kinerja

Kinerja adalah hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai seseorang

dalam bidang pekerjaannya menurut kriteria tertentu dan dievaluasi oleh

orang-orang tertentu terutama atasan pegawai yang bersangkutan (Anwar

Prabu Mangkunegara, 2000).

Menurut Surat Edaran Direktur Jendral Pajak Nomor : SE-

36/PJ/2011, suatu kinerja dapat diukur dengan menggunakan Indikator

Kinerja Utama (IKU). Optimalisasi pelaksanaan penagihan di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Indikator Kinerja Utama terdiri dari

Persentase Pencairan Piutang Pajak dan Persentase realisasi pencairan

piutang pajak yang dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :

· Persentase Pencairan Piutang Pajak:

ገŖȖJĖ옸秠úlaĖ.辊Ėl秠.Ŗ櫸Ėlō秠ĖƼĖǴገŖȖJĖ옸贵.Ŗ櫸Ėlō贵ĖƼĖǴĖ国ĖJ櫸Ė옸Ŗl 果100%

· Persentase Realisasi Pencairan Piutang pajak terhadap target :

观úĖJ.hĖh.贵úlaĖ.辊Ėl贵.Ŗ櫸Ėlō贵ĖƼĖǴ观úlaĖlĖ贵.Ŗ櫸Ėlō贵ĖƼĖǴ 果100%

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Kinerja penagihan piutang pajak penghasilan di Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Surakarta tahun 2010 – 2011

Pajak Penghasilan merupakan salah satu penerimaan dari pajak

sebagai sumber Anggaran dan Belanja Negara (APBN) melalui Kantor

Pelayanan Pajak. Cara mengoptimalkan kinerja pada pencapaian target

piutang Pajak Penghasilan (PPh), maka Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama Surakarta menetapkan target berdasarkan survey yang ada.

Perkembangan jumlah Wajib Pajak yang mempunyai piutang pajak

di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta pada tahun 2010 berjumlah

3085. Pada tahun 2011 jumlah Wajib Pajak mengalami peningkatan sebesar

92 Wajib Pajak sehingga menjadi 3177 Wajib Pajak.

Penentuan potensi pada pencairan piutang pajak di Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) Pratama Surakarta dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut : 秠跪櫸úlh.实 观úĖJ.hĖh.秠úlaĖ.辊Ėl秠.Ŗ櫸Ėlō果辘Ė辊ōú櫸秠úlaĖ.辊Ėl秠.Ŗ櫸Ėlō观úĖJ.hĖh.辘Ė옸Ŗl⒠ú/úJŖȖl裹Ė

Potensig010实4ノ089ノg47ノ000果7ノ677ノg61ノ6794ノ496ノ098ノ7g5 实6ノ98gノ546ノ694

Potensig011实4ノ8g9ノg34ノ430果15ノ704ノ768ノg594ノ089ノg47ノ000 实18ノ546ノ69gノ7g6

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Berikut ini adalah potensi dan realisasi serta rasio efektivitas

pencairan piutang Pajak Penghaslan (PPh) selama tahun anggaran 2010

sampai dengan tahun 2011 Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta :

Tabel 2.1 Potensi , Realisasi dan Rasio Efektivitas Pencairan Piutang Pajak

Penghasilan KPP Pratama Surakarta Tahun 2010 – 2011

Tahun Potensi Realisasi Rasio Efekivitas 2010 6.982.546.694 4.089.247.000 58,56% 2011 18.546.692.726 4.829.234.430 26,03%

Sumber : Seksi Penagihan

Data diatas menghasilkan suatu prosentase rasio efektivitas yang

merupakan kemampuan dalam merealisasikan pencapaian pencairan piutang

Pajak Penghasilan (PPh) dari target yang ditetapkan berdasarkan potensi

yang ada. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan perbandingan

antara realisasi pencairan piutang dengan potensi yang ada pada tahun

tertentu, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

观Ėh.跪퓀归úǴ櫸.郭.櫸Ėh实 观úĖJ.hĖh.秠úlaĖ.辊Ėl秠.Ŗ櫸Ėlō秠秠옸秠跪櫸úlh.秠úlaĖ.辊Ėl秠.Ŗ櫸Ėlō秠秠옸 果100%

Kemampuan untuk merealisasikan dikategorikan efektif apabila

rasio yang dicapai minimal sebesar 1 (satu) atau 100 (seratus) persen.

Semakin tinggi rasio efektivitas, menggambarkan kemampuan dalam

merealisasikan semakin baik.

Menurut tabel 2.1 di atas, pada tahun 2010 sampai dengan tahun

2011 prosentase yang dihasilkan mengalami penurunan. Dapat dilihat

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

bahwa pada tahun 2010 potensi yang dimiliki adalah sebesar

Rp6.982.546.694, jumlah Wajib Pajak yang mempunyai piutang adalah

sebesar 3085 dan realisasi pencairan piutangnya sebesar Rp4.089.247.000

serta prosentase efektivitas yang dihasilkan sebesar 58,56% yang

menunjukkan bahwa potensi pencairan piutang yang dimiliki sebesar

Rp6.982.546.694 dapat dilaksanakan dengan realisasi pencairan piutang

sebesar Rp4.089.247.000. Pencairan piutang PPh belum mencapai target

yang ditetapkan, yaitu kurang 41,44%. Prosentase rasio efektivitas kurang

dari 100%, hal ini dapat dikatakan bahwa pada tahun 2010 Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Surakarta kurang efektif dalam pencapaian

targetnya.

Pada tahun 2011 potensi yang dimiliki meningkat sebesar

Rp11.564.146.030 atau sekitar 165,61% dari tahun 2010. Wajib Pajak yang

memiliki piutang juga meningkat 92 orang menjadi 3177. Potensi pencairan

piutang PPh tahun 2011 menjadi sebesar Rp18.546.692.726 dan realisasi

sebesar Rp4.829.234.430. Berdasarkan hasil perhitungan, prosentase rasio

efektivitas pencairan piutang PPh adalah sebesar 26,03% yang menunjukkan

bahwa kemampuan merealisasikan pencairan piutang PPh dari potensi

sebesar Rp18.546.692.726 dapat dilaksanakan dengan realisasi penerimaan

sebesar Rp4.829.234.430. Pencairan piutang PPh belum mencapai target

yang ditetapkan, yaitu kurang 73,97% dari target. Rasio efektivitas kurang

dari 100% , maka pencairan piutang tahun 2011 tidak efektif.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa pencairan piutang PPh

tahun 2010 dan 2011 masing-masing kurang 41,44% dan 73,97% untuk

mencapai target yang telah ditetapkan. Rata-rata prosentase rasio

efektivitasnya juga belum dikatakan efektif yaitu 42,29% dan belum

mencapai 100%. Penyebab tidak tercapainya target penerimaan tersebut bisa

dikarenakan kinerja pegawai KPP Pratama Surakarta yang menurun serta

Wajib Pajak tidak dapat memenuhi kewajiban perpajakannya.

Penulis melakukan wawancara kepada salah satu pegawai KPP

Pratama Surakarta pada Seksi Penagihan untuk mengetahui realisasi

pencairan piutang pajak penghasilan tahun 2010 dan 2011 dalam pencapaian

target yang telah direncanakan penagihannya. Beliau menjelaskan sebagai

berikut :

“Pencairan piutang Pajak Penghasilan tidak dapat mencapai target dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2011. Target tahun 2010 adalah Rp7.677.261.679 dan realisasinya hanya Rp4.089.247.000 dan pada tahun 2011 target yang ditetapkan meningkat menjadi Rp18.546.692.726 dan terealisasi hanya Rp4.829.234.430 sekitar kurang dari separuhnyapun tidak. Hal tersebut dikarenakan tingkat kinerja yang menurun”.

Hal ini berarti target pencairan yang ditentukan serta potensi pencairan

piutang pajak yang dimiliki oleh KPP Pratama Surakarta tidak didukung

dengan kinerja penagihan yang baik.

Penulis kemudian melakukan wawancara lagi tentang bagaimana

sasaran strategi dan rumus Indikator Kinerja Utama yang diberlakukan

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

untuk optimalisasi pelaksanaan penagihan. Beliau menjelaskan sebagai

berikut :

“Sasaran strategis di penagihan pajak itu ada 6 (enam), salah satunya sasaran strategis untuk optimalisasi pelaksanaan penagihan pajak. Sasaran strategi tersebut mempunyai 2(dua) Indikator Kinerja Utama (IKU). Indikator Kinerja Utama (IKU) dan rumus untuk mencapai sasaran tersebut antara lain untuk mengetahui persentase pencairan piutang pajak rumusnya jumlah pencairan piutang pajak dibagi dengan jumlah piutang pajak awal tahun dikalikan 100%, kemudian untuk mencari presentase realisasi pencairan piutang pajak terhadap target rumusnya realisasi pencairan piutang pajak dibagi target piutang pajak dikalikan 100%”.

Berdasarkan penjelasan yang penulis dapatkan maka perhitungan tingkat

kinerja penagihan terhadap pencairan piutang pajak dapat dihitung sebagai

berikut :

Tabel 2.2 Target dan Realisasi Pencairan Piutang Pajak Penghasilan KPP Pratama

Surakarta Tahun 2010 – 2011

Tahun Target Realisasi 2010 7.677.261.679 4.089.247.000 2011 15.704.768.259 4.829.234.430

Sumber : Seksi Penagihan

Tabel 2.3 Perkembangan Jumlah Piutang Pajak Penghasilan KPP

Pratama Surakarta Tahun 2010 – 2011

Tahun Piutang Awal Penambahan Pengurangan Piutang Akhir 2010 22.489.150.000 6.648.308.000 4.089.247.000 25.048.211.000 2011 25.048.211.000 5.182.093.220 4.829.234.430 25.401.069.790

Sumber : Seksi Penagihan

Pengukuran kinerja penagihan pajak dan optimalisasi pelaksanaan

penagihan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta, dapat diukur

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

dengan Indikator Kinerja Utama yang terdiri dari Persentase Pencairan

Piutang Pajak dan Persentase realisasi pencairan piutang pajak yang dapat

dihitung dengan formula sebagai berikut :

a. Persentase Pencairan Piutang Pajak: ገŖȖJĖ옸秠úlaĖ.辊Ėl秠.Ŗ櫸Ėlō秠ĖƼĖǴገŖȖJĖ옸贵.Ŗ櫸Ėlō贵ĖƼĖǴĖ国ĖJ櫸Ė옸Ŗl 果100%

Tahung010∶ 4ノ089ノg47ノ000ggノ489ノ150ノ000 果100% 实18,18%

Tahung011∶ 4ノ8g9ノg34ノ430g5ノ048ノg11ノ000 果100% 实19,g7%

b. Peresentase Realisasi Pencairan Piutang pajak terhadap target : 观úĖJ.hĖh.贵úlaĖ.辊Ėl贵.Ŗ櫸Ėlō贵ĖƼĖǴ观úlaĖlĖ贵.Ŗ櫸Ėlō贵ĖƼĖǴ 果100%

Tahung010∶ 4ノ089ノg47ノ0007ノ677ノg61ノ679 果100% 实53,g6%

Tahung011∶ 4ノ8g9ノg34ノ43015ノ704ノ768ノg59 果100% 实30,75%

Tabel 2.4 Optimalisasi Pelaksanaan Penagihan KPP Pratama Surakarta

Tahun 2010 – 2011

Tahun Prosentase Pencairan Piutang

Pajak Prosentase Realisasi Pencairan

Terhadap Target 2010 18,18% 53,26% 2011 19,27% 30,75%

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Berdasarkan tabel 2.4 diatas, prosentase pencairan piutang pajak

pada tahun 2010 adalah sebesar 18,18% dan prosentase target pencairan

piutang pajak adalah 100%. Pada tahun 2010 dapat dikatakan bahwa

prosentase pencairan piutang pajak terhadap optimalisasi kinerja dalam

pelaksanaan penagihan belum optimal karena belum bisa mencapai target

yang telah ditetapkan yaitu kurang 81,82% dan dapat dikatakan bahwa

kinerja KPP Pratama Surakarta belum maksimal. Prosentase pencairan

piutang pajak tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 1,09% dari

prosentase pencairan piutang tahun 2010 yaitu 19,27%, hasil ini juga belum

bisa mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 100%. Hasil dari analisis

diatas prosentase pencairan piutang pajak terhadap optimalisasi pelaksanaan

penagihan belum dapat mencapai target dan kinerja penagihannya dapat

dikatakan kurang efektif atau belum maksimal.

Berdasarkan tabel 2.4 di atas prosentase realisasi pencairan piutang

PPh terhadap target pada tahun 2010 adalah sebesar 53,26% hal ini berarti

realisasi pencairan piutang PPh dalam pencapaian targetnya kurang optimal

karena tidak mencapai 100%. Begitu juga pada tahun 2011, target pencairan

piutang pajak bertambah dari tahun 2010 yaitu menjadi Rp15.704.768.259

tetapi prosentase rerealisasinya hanya 30,75% dan kurang dari 100%, maka

tingkat keoptimalan kinerja yang dicapai oleh penagihan belum dikatakan

baik atau belum bisa dikatakan optimal. Hal ini disebabkan oleh banyaknya

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

piutang pajak dan tidak diimbangi dengan tindakan penagihan secara

optimal.

2. Faktor – faktor penyebab kinerja penagihan dalam pencairan piutang

Pajak Penghasilan (PPh) tidak dapat memenuhi target pada tahun 2010

– 2011 serta upaya yang dilakukan.

Faktor-faktor penyebab kinerja penagihan tidak dapat mencapai

target pencairan piutang pajak tahun 2010 – 2011 antara lain :

a. Faktor Intern

Faktor intern penyebab kinerja penagihan tidak dapat memenuhi target

yaitu dari kurangnya pegawai di seksi penagihan. Hal ini dilihat dari

kurangnya jurusita di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta yang

hanya berjumlah 2 (dua) orang. Pejabat jurusita pajak berperan penting

dalam hal penagihan pajak. Upaya yang dilakukan adalah dengan

menambah jumlah jurusita yang cukup untuk menambah kinerja

penagihan piutang PPh karena jumlah piutang pajak di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Surakarta sangat besar.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern dalam hal ini adalah Wajib Pajak itu sendiri dan Wajib

Pajak menjadi kendala bagi pegawai penagihan khususnya jurusita

dalam pencairan piutang pajak. Penulis melakukan wawancara kepada

salah satu jurusita KPP Pratama Surakarta mengenai kendala yang

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

dihadapi oleh jurusita pajak dalam melakukan penagihan pajak. Beliau

mengatakan sebagai berikut :

“Banyak kendala yang saya hadapi pada saat penagihan pajak, antara lain Wajib Pajak telah pindah alamat pada saat saya datangi ke rumahnya, Wajib Pajak tidak mau bekerjasama dalam hal pemberitahuan ataupun konfirmasi, banyak Wajib Pajak yang tidak sadar atas pentingnya pajak serta kurangnya pengetahuan pajak, kondisi Wajib Pajak yang berbeda dari data yang ada misalnya wajib pajak sudah pailit ataupun sakit keras, ada Wajib Pajak yang tidak mau mengakui adanya tunggakan pajak, kemudian kurangnya koordinasi dengan seksi lain tentang administrasi pajaknya”.

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis peroleh, maka penulis dapat

menjelaskan kendala-kendala tersebut antara lain :

1) Wajib Pajak telah pindah alamat (sulit ditemukan dalam penagihan

aktif tanpa memberi alamat yang baru dan tidak diketahui).

Wajib pajak yang pindah alamat tidak melapor ke KPP Pratama

untuk pemberitahuan alamatnya yang baru, sehingga pada saat

dilakukannya penagihan aktif jurusita pajak tidak dapat

menemukan alamat yang dimaksud, sehingga jurusita dipersulit

dalam penagihan pajaknya.

2) Wajib Pajak tidak mau bekerjasama dengan petugas pajak.

Banyak Wajib Pajak yang tidak mau bekerjasama dengan petugas

pajak, contohnya pada saat diperiksa oleh petugas pajak Wajib

Pajak banyak yang mengelak dan lebih baik meninggalkan

rumahnya daripada berurusan dengan petugas pajak, jadi petugas

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

pajak pada saat memeriksa memperoleh hasil yang nihil dari

pemeriksaan yang dilakukan.

3) Kurangnya kesadaran dan pengetahuan Wajib Pajak terhadap

pajak.

Masih banyak Wajib Pajak yang belum mempunyai kesadaran

sendiri untuk membayar pajak, pentingnya membayar pajak serta

manfaat yang diperoleh dalam membayar pajak. Masih sedikit juga

pengetahuan Wajib Pajak tentang pajak itu sendiri. Hal ini

dibuktikan dengan banyaknya tunggakan pajak yang dimiliki oleh

Wajib Pajak.

4) Kondisi Wajib Pajak itu sendiri.

Petugas pajak pada saat pemeriksaan menemukan kondisi Wajib

Pajak yang sudah pailit dan sedang sakit keras, sehingga Wajib

Pajak sudah tidak mempunyai harta untuk membayar pajak.

Petugas pajak dalam hal ini juga sudah tidak bisa berbuat apa-apa.

Apabila akan disitapun harta Wajib Pajak sudah tidak ada.

5) Wajib Pajak tidak mengakui tunggakan pajak.

Banyak sekali Wajib Pajak yang tidak mengakui adanya tunggakan

pajak, bahkan Wajib Pajak pada saat dilakukannya pemeriksaan

mengelak untuk mengakui jumlah tunggakan pajak. Kesadaran dari

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

masyarakat tentang kewajiban membayar pajak juga sangat minim.

Mereka kurang memahami serta mengenal arti dan manfaat pajak

sehingga masih merasa dibebani oleh pajak.

6) Kurangnya koordinasi antar seksi.

Koordinasi antar seksi sangat diperlukan untuk penagihan pajak

karena seksi yang ada di KPP Pratama Surakarta saling berkaitan.

Apabila koordinasi antar seksi kurang, maka akan terjadi salah

presepsi dan berakibat kesalahan dalam penagihan pajak.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut

adalah :

1) Pendekatan persuasif untuk Wajib Pajak yang tidak mau

membayar.

Petugas pajak seharusnya melakukan pendekatan persuasif untuk

mempengaruhi Wajib Pajak agar mau membayar tunggakan pajak,

contohnya petugas pajak memberikan nasehat atas akibat tidak

dibayarnya tunggakan pajak, karena hal itu sangat berpengaruh

untuk pencairan piutang pajak.

2) Pemutakhiran data secara kontinu.

Data yang ada di KPP Pratama Surakarta seharusnya selalu di

update untuk menghindari kesalahan tentang data diri Wajib Pajak,

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

nomor kohir, dan data tunggakan pajaknya. Hal ini mempermudah

petugas pajak dalam memperoleh pemberitahuan tentang kondisi

Wajib Pajak.

3) KPP bekerjasama dengan pihak-pihak lain.

KPP Pratama Surakarta seharusnya bekerjasama dengan instansi

lain seperti instansi pemerintah, bank, kepolisian, samsat dan

Badan Pertahanan Nasional agar lebih mudah untuk melakukan

koordinasi antara KPP terhadap kondisi Wajib Pajak.

4) Diadakan penyuluhan perpajakan.

Sosialisasi perpajakan sangat penting dilakukan karena masih

banyak Wajib Pajak yang belum mengetahui tentang bagaimana

tata cara perpajakan serta bagaimana tindakan yang harus diambil

apabila mempunyai masalah tentang pajak.

5) Manajemen penagihan pajak yang efektif dan profesional.

Manajemen penagihan pajak yang efektif adalah gabungan

kebijakan dan administrasi serta orang-orang (SDM) yang

mengadakan pengawasan dan mengambil keputusan yang tepat

untuk melaksanakan serangkaian aktivitas penagihan pajak secara

baik dan benar serta profesional sesuai ketentuan perpajakan.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

3. Strategi ke depan kinerja penagihan dalam memenuhi target pencairan

piutang Pajak Penghasilan (PPh).

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta melakukan beberapa

kegiatan untuk meningkatkan target pencairan tunggakan pajak terutama

PPh yang mempunyai pengaruh terhadap penerimaan pajak untuk negara.

Penulis melakukan wawancara kepada salah satu pegawai pajak tentang

strategi yang di ambil ke depan untuk meningkatkan pencairan piutang

pajak. Beliau mengatakan sebagai berikut :

“Strategi ke depan untuk penagihan pajak dalam peningkatan pencairan piutang pajak di KPP Pratama Surakarta itu merujuk ke Surat Edaran Direktur Jendral Pajak Nomor : SE-36/PJ/2011 yaitu tentang Kebijakan Penagihan Pajak, antara lain untuk piutang pajak yang akan kadaluwarsa, Piutang pajak yang termasuk 100 (seratus) besar penunggak pajak, piutang pajak yang Wajib pajaknya memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, Wajib pajak yang tidak kooperatif dalam pembayaran pajaknya, Wajib Pajak yang termasuk dalam kategori selebriti, serta piutang pajak yang Wajib pajaknya memiliki tanda-tanda kepailitan dan di likuidasi”.

Menurut keterangan dari pegawai pajak yang saya wawancarai, maka

strategi yang diambil khususnya seksi penagihan dalam pencapaian target

piutang pajak antara lain :

a. Penagihan atas piutang yang akan daluwarsa

1) KPP melakukan inventarisasi piutang pajak yang ketetapnnya akan

daluwarsa, termasuk penelitian atas tindakan penagihan yang telah

dilakukan dan kendala penagihan yang dihadapi.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

2) Atas hasil inventarisasi, segera dilakukan penelusuran/pengujian

terhadap keberadaan Wajib Pajak/Penanggung Pajak dan aset

Wajib Pajak/Penanggung pajak serta tindakan penagihan secara

intensif dan optimal.

3) Setelah langkah-langkah tersebut di atas dilakukan, apabila Jurusita

Pajak tidak dapat melakukan tindakan penagihan terhadap piutang

pajak yang akan daluwarsa tersebut, maka piutang pajak tersebut

dapat diusulkan penghapusan piutang pajak sesuai ketentuan yang

berlaku.

b. Piutang pajak yang termasuk dalam 100 (seratus) besar penunggak

pajak

1) KPP melakukan analisis terhadap piutang pajak dari 100 (seratus)

Penunggak Pajak terbesar, yaitu analisis terhadap kualitas piutang

pajak, tindakan penagihan yang telah dilakukan, permasalahan

yang dihadapi, dan kondisi Wajib Pajak/ Penanggung Pajak.

2) Atas hasil analisis, apabila terdapat permasalahan, KPP dapat

melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Kanwil atasannya.

3) Berdasarkan hasil analisis dan koordinasi di atas, KPP menetapkan

beberapa alternatif tindakan penagihan, dan atas alternatif tersebut

ditetapkan prioritas yang dapat segera dilaksanakan.

c. Piutang pajak yang Wajib Pajak/Penanggung Pajaknya memiliki tingkat

likuiditas keuangan yang tinggi (memiliki kemampuan membayar) dan

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

memiliki kemauan untuk melunasi atau piutang pajak memiliki kriteria

lancar

1) Tingkat likuiditas keuangan Wajib Pajak/Penanggung Pajak dapat

ditentukan berdasarkan perkembangan posisi keuangan dan hasil

usaha Wajib Pajak/Penanggung Pajak selama 3 (tiga) tahun terakhir

yang dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Badan/Orang Pribadi,

hasil pengamatan atas kegiatan usaha dan/atau keseharian Wajib

Pajak/Penanggung Pajak, Profil Wajib Pajak, serta informasi

lainnya yang diperoleh.

2) Mengingat tingginya potensi pencairan piutang pajak, maka KPP

tidak menunda dan segera melaksanakan tindakan penagihan sesuai

dengan jangka waktu dan tahapan penagihan yang ditetapkan.

d. Terhadap Wajib Pajak/Penanggung Pajak yang memiliki kemampuan

membayar namun tidak kooperatif dalam pembayaran utang pajaknya

1) Memprioritaskan tindakan penyitaan atas harta kekayaan Wajib

Pajak/penanggung Pajak yang tersimpan pada bank, dengan

terlebih dahulu melakukan pemblokiran rekening Wajib

pajak/Penanggung Pajak.

2) Mengupayakan penyitaan atas harta kekayaan milik Wajib

Pajak/Penanggung Pajak lainnya.

3) Pencegahan Penanggung Pajak bepergian ke luar negeri.

4) Apabila setelah dilakukan tindakan penagihan tetapi utang Wajib

Pajak belum lunas, maka dilakukan pemanggilan kepada

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Penanggung Pajak dengan tujuan untuk lebih memastikan itikad

baiknya dalam melunasi utang pajak.

5) Apabila Wajib Pajak/Penanggung Pajak tidak melakukan itikad

baiknya dalam melunasi utang pajaknya, maka dapat diusulkan

penyanderaan.

6) Usulan penyanderaan dilakukan selektif dengan memperhatikan

prinsip kehati-hatian.

e. Penanggung Pajak yang termasuk dalam kategori selebriti, public figure

atau tokoh masyarakat

1) KPP melakukan himbauan kepada selebriti, public figure, atau

tokoh masyarakat yang memiliki utang pajak untuk segera

melunasi utang pajaknya.

2) KPP melakukan tindakan penagihan secara optimal.

3) Pada saat dilakukan penyitaan atas aset milik Penanggung Pajak

yang antara lain berupa kendaraan, tanah dan/atau bangunan, maka

pemberian segel sita ditempatkan pada beberapa bagian obyek sita

yang diantaranya dapat terbaca secara jelas oleh masyarakat,

sehingga dapat menimbulkan efek jera.

f. Piutang pajak yang Wajib Pajaknya memiliki tanda-tanda kepailitan,

dalam proses pailit, atau telah selesai proses kepailitannya

1) Apabila terdapat tanda-tanda kepailitian, seperti telah terdapat

putusan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU),

pemberitaan media massa, atau informasi lainnya, maka tindakan

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

penagihan yang sedang dilaksanakan segera dimaksimalkan

sebelum terdapat putusan pailit, dan dalam hal Surat Paksa belum

diberitahukan, terlebih dahulu dilakukan penagihan seketika dan

sekaligus.

2) Setelah proses pemberesan harta pailit Wajib Pajak telah selesai

namun piutang pajak Wajib Pajak belum seluruhnya terbayarkan

dari harta pailit, maka wajib melakukan penagihan pajak secara

optimal terhadap Penanggung Pajak Wajib Pajak pailit tersebut.

3) Saat menindaklanjuti dan menangani proses perkara kepailitan,

KPP berkoordinasi dengan Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum

dan Pelaporan Kanwil atasannya dan melaporkan

perkembangannya kepada Direktorat Pemeriksaan dan penagihan

serta Direktorat Peraturan Perpajakan II.

g. Piutang pajak yang Wajib Pajaknya memiliki tanda-tanda akan

dilikuidasi/dbubarkan, atau dalam proses likuidasi/pembubaran

1) Apabila terdapat tanda-tanda Wajib Pajak akan

dilikuidasi/dibubarkan, seperti Wajib Pajak tidak lagi

melaksanakan kegiatan usaha, terdapat penghentian hubungan kerja

kepada sejumlah besar buruh/karyawan, berita media massa atau

informasi lainnya, maka tindakan penagihan yang sedang

dilaksanakan segera dimaksimalkan sebelum terdapat likuidasi atau

pembubaran, dan dalam hal Surat Paksa belum diberitahukan,

terlebih dahulu dilakukan penagihan seketika dan sekaligus.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

2) Apabila terdapat informasi mengenai Wajib Pajak yang

dilikuidasi/dibubarkan, maka informasi tersebut harus ditindak

lanjuti dengan mengirimkan surat kepada Tim likuidasi yang

menginformasikan jumlah seluruh piutang pajak dengan

melampirkan Surat Paksa dan ketentuan yuridis perpajakan yang

berlaku antara lain Pasal 21 UU KUP, serta Pasal 10 ayat (5) UU

PPSP.

3) Setelah proses likuidasi berakhir dan atas piutang pajak Wajib

Pajak belum seluruhnya terbayarkan dari aset Wajib Pajak

likuidasi, maka wajib melakukan penagihan pajak secara optimal

terhadap penanggung pajak.

4) Dalam menindaklanjuti dan menangani proses perkara

likuidasi/pembubaran, maka KPP berkoordinasi dengan Kepala

Sub Bagian Bantuan Hukum dan pelaporan Kanwil DJP atasannya

dan melaporkan perkembangannya kepada Direktur Pemeriksaan

dan Penagihan serta Direktur Peraturan Perpajakan II.

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

BAB III

TEMUAN

A. Kelebihan

Kebijakan penagihan pajak dalam optimalisasi pencairan piutang Pajak

Penghasilan, penulis dapat menyimpulkan kelebihan dari kebijakan tersebut

terhadap KPP Pratama Surakarta, antara lain :

1. Adanya penetapan untuk target pencairan piutang pajak, sehingga

efektivitas pencairan dapat diukur.

Penetapan target pencairan piutang pajak sangatlah penting. Apabila tidak

adanya penetapan target dalam pencairan piutang pajak maka pengukuran

tingkat efektivitas pencairan tidak dapat diukur, dan KPP Pratama tidak

dapat mengetahui baik buruknya penagihan pajak terhadap kinerja

penagihan untuk mengoptimalisasi pencairan piutangnya.

2. Dapat mengetahui tingkat opimalisasi kinerja penagihan dalam pencairan

piutang pajak.

Kebijakan penagihan dapat mengetahui tingkat optimalisasi kinerja karena

di dalam kebijakan ini ada Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dapat

mengukur suatu tingkat optimalisasi kinerja penagihan dalam pencairan

piutang pajak.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

3. Adanya penetapan target maka dapat menghindari beban tugas pada akhir

tahun.

Adanya penetapan target pada awal tahun, maka dapat direncanakan kinerja

untuk merealisasikan target tersebut secara bertahap, sehingga pada akhir

tahun target yang ditetapkan dapat tercapai minimal mendekati 100%,

sehingga di akhir tahun tidak ada target yang belum terealisasi.

B. Kelemahan

Di samping kelebihan-kelebihan tersebut terdapat juga kelemahan KPP

Pratama Surakarta terhadap optimalisasi pencairan piutang pajak antara lain :

1. Sistem aplikasi penagihan tidak memenuhi kebutuhan pengguna.

Sistem aplikasi dalam hal ini seperti Sistem Informasi Direktorat Jendral

Pajak (SIDJP) belum dapat memberikan informasi yang sesuai kepada

pegawai karena pada sistem ini kurang mendukung kegiatan administrasi

penagihan, sehingga laporan perkembangan tunggakan pajak tidak valid dan

proses penagihannya tidak efektif.

2. Terbatasnya jurusita pajak dalam penagihan pajak.

KPP Pratama Surakarta hanya mempunya 2 (dua) orang pegawai jurusita

pajak, padahal jumlah piutang pajak sangat besar jadi tidak bisa maksimal

dalam penagihan pajaknya.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

3. Realisasi pencairan dalam pencapaian target dari tahun ke tahun tidak dapat

tercapai.

Realisasi pencairan dalam pencapaian target di KPP Pratama Surakarta dari

tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 tidak dapat mencapai target. Padahal

potensi yang dimiliki KPP Pratama Surakarta dalam pencairan piutang pajak

penghasilan sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena sistem administrasi

dan kinerja penagihan yang kurang efektif.

4. Mekanisme pengawasan pencairan piutang pajak yang tidak komprehensif.

Mekanisme pengawasan pencairan piutang pajak tidak komprehensif

maksudnya adalah pengawasan pencairan piutang pajak tidak dilakukan

dengan cara kinerja yang baik sehingga berakibat pencairan piutang pajak

tidak dapat mencapai target yang telah ditentukan.

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan dari bab-bab

sebelumnya, yang berhubungan dengan optimalisasi kinerja penagihan dalam

pencaiaran piutang Pajak Penghasilan, penulis dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut :

4. Kinerja penagihan piutang pajak penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Surakarta tahun 2010 – 2011 dapat dikatakan kurang efektif dan

belum optimal meskipun telah sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan, menegakkan sistem perpajakan, dan sesuai dengan peraturan

perundang – undangan perpajakan, tetapi pencairan piutang pajak belum

mencapai target yang telah ditentukan. Selama tahun 2010 realisasi

pencairan piutang pajak adalah sebesar Rp4.089.247.000 atau sekitar

53,26%, sedangkan tahun 2011 realisasi pencairan piutang pajak adalah

sebesar Rp4.829.234.430 atau sekitar 30,75% dari target yang telah

ditetapkan. Pencairan piutang pajak ini mengalami penurunan sekitar

22,51%.

5. Faktor-faktor penyebab kinerja penagihan tidak dapat mencapai target

pencairan tunggakan pajak tahun 2010 - 2011 adalah faktor intern atau

faktor dari pegawai KPP itu sendiri yaitu minimnya jurusita pajak di KPP

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Pratama Surakarta dan faktor ekstern yaitu Wajib Pajak banyak yang tidak

kooperatif. Untuk menghadapi hal tersebut perlu dilakukan penambahan

jumlah jurusita pajak dan perlu dilakukan lebih banyak sosialisasi kepada

Wajib Pajak serta tindakan persuasif kepada Wajib Pajak.

3. Strategi ke depan penagihan dalam memenuhi target pencairan piutang

Pajak Penghasilan (PPh) antara lain melakukan inventarisasi piutang pajak

yang ketetapnnya akan daluwarsa termasuk penelitian atas tindakan

penagihan yang telah dilakukan dan kendala penagihan yang dihadapi,

melakukan analisis terhadap piutang pajak dari 100 (seratus) Penunggak

Pajak terbesar, yaitu analisis terhadap kualitas piutang pajak, tindakan

penagihan yang telah dilakukan, permasalahan yang dihadapi, dan kondisi

Wajib Pajak/ Penanggung Pajak, tidak menunda dan segera melaksanakan

tindakan penagihan sesuai dengan jangka waktu dan tahapan penagihan

yang ditetapkan, memprioritaskan tindakan penyitaan atas harta kekayaan

Wajib Pajak/penanggung Pajak yang tersimpan pada bank, dengan terlebih

dahulu melakukan pemblokiran rekening Wajib pajak/Penanggung Pajak,

serta pencegahan Penanggung Pajak/Wajib Pajak untuk bepergian ke luar

negeri.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id OPTIMALISASI .../Optima...Kinerja Penagihan Dalam Pencapaian Target Pencairan Piutang Pajak Penghasilan (PPh) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

B. Rekomendasi

Untuk menghadapi masalah tersebut, penulis memberikan rekomendasi

sebagai berikut :

1. KPP Pratama Surakarta lebih dapat meningkatkan kinerja penagihan piutang

pajak agar target pencairan piutang pajak dapat tercapai.

2. KPP Pratama Surakarta agar lebih sering melakukan sosialisasi agar Wajib

Pajak melaksanakan administrasi perpajakannya.

3. Membagi pejabat jurusita pajak agar mudah untuk melaksanakan kegiatan

penagihan.

4. Memperbaiki sistem administrasi kartu pengawasan piutang pajak agar lebih

mudah untuk melakukan pengecekan.

5. Bekerjasama dengan instansi lain seperti instansi pemerintah, bank,

kepolisian, Imigrasi, samsat dan Badan Pertahanan Nasional agar lebih

mudah untuk melakukan koordinasi antara KPP terhadap kondisi Wajib

Pajak. Keuntungan dari bekerjasama ini adalah dapat memperoleh

konfirmasi data untuk mengetahui aset penunggak pajak dalam rangka

memperlancar penagihan pajak aktif maupun pasif.