Penagihan pajak doc

23
PENAGIHAN PAJAK OLEH RANNE HIDAYATIKA RAMFINELI NIM. 1201112368 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS RIAU ILMU ADMINISTRASI BISNIS PEKANBARU 2013 Universitas Riau Page 0

Transcript of Penagihan pajak doc

Page 1: Penagihan pajak  doc

PENAGIHAN PAJAK

OLEH

RANNE HIDAYATIKA RAMFINELI

NIM. 1201112368

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

ILMU ADMINISTRASI BISNIS

PEKANBARU

2013

Universitas Riau Page 0

Page 2: Penagihan pajak  doc

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan

karunia-NYA saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa

saya ucapkan kepada Dosen yang telah membimbing saya agar dapat mengerti tentang

bagaimana cara kami menyusun Paper ini, Dan juga kepada teman–teman yang telah

memberikan dukungan dalam menyelesaikan Paper ini

Paper ini disusun dengan tujuan dapat memperluas ilmu dan wawasan mengenai

PENAGIHAN PAJAK dan bahan masalah disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai

sumber baik yang berasal dari bahan yang diterima oleh dosen pengajar maupun yang

diambil dari website online dari Internet yang juga mengupas masalah yang sama dengan

teknik penulisan yang berbeda. Penulis juga bersyukur karena diberikan waktu dan

kesempatan untuk mengkaji masalah ini dan penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini

masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat memberikan wawasan

yang lebih luas dan bermaafaat bagi pembaca dan teman- teman, Amin.

Pekanbaru, 16 Oktober 2013

Penyusun

Universitas Riau Page 1

Page 3: Penagihan pajak  doc

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................1

Daftar isi....................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................3

A. Latar Belakang................................................................................3

B. Rumusan Masalah..........................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................5

A. Pengertian pajak............................................................................5

B. Pengertian penagihan....................................................................5

C. Pengertian penagihan pajak...........................................................6

D. Jenis-jenis penagihan pajak............................................................6

E. Tahapan penagihan pajak...............................................................7

F. Dasar penagihan pajak...................................................................7

G. Bunga penagihan pajak.................................................................12

H. Biaya penagihan pajak..................................................................13

I. Daluarsa tindakan penagihan pajak..............................................13

J. Jadwal waktu penagihan...............................................................13

K. Penagihan pajak seketika dan sekaligus.......................................14

BAB III PENUTUP......................................................................................15

A. KESIMPULAN.................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................16

Universitas Riau Page 2

Page 4: Penagihan pajak  doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak merupakan suatu iuran wajib bagi wajib pajak. Adanya pajak diharapkan akan

meningkatkan kesejahteraan hidup semua masyarakat. Pajak ini sifatnya tidak dapat

dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat. Pajak ini ada bermacam-macam. Dalam

hubungannya dengan adanya suatu wilayah di permukaan bumi dan segala sesuatu yang

bernilai di atasnya, dalam pelaksanaan pemungutan pajak harus memiliki aturan yang jelas.

Beberapa jenis pajak, atau seluruh jenis pajak, baik untuk tahun-tahun yang lalu maupun

untuk tahun berjalan.

Salah satu media perpajakan yang mempunyai kekuatan hukum memaksa untuk

penagihan tunggakan pajak adalah Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (PPSP). Menurut UU

RI Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa pasal 1 ayat (12),

“Penagihan Pajak dengan Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan

biaya penagihan pajak”. Jumlah tagihan pajak yang tidak atau kurang dibayar sampai

dengan tanggal jatuh tempo pembayaran sesuai yang tercantum dalam STP, SKPKB, dan

SKPKBT ditagih dengan menggunakan Surat Paksa.

Peningkatan jumlah wajib pajak adalah tujuan dari upaya ekstensifikasi. Pemeriksaan

dan penagihan pajak adalah upaya intensifikasi penerimaan pajak. Pemeriksaan serta

penagihan pajak juga akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak (tax compliance), jika

kepatuhan dan jumlah wajib pajak meningkat maka akan meningkatkan penerimaan pajak

Negara.Penagihan pajak dilaksanakan terhadap tunggakan pajak yang belum dipenuhi oleh

wajib pajak. wajib pajak biasanya sengaja menghindar dari penagih pajak hal ini disebabkan

wajib pajak sudah tidak mampu lagi membayar hutang pajaknya dikarenakan sudah

bangkrut.

Universitas Riau Page 3

Page 5: Penagihan pajak  doc

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, maka perumusan masalah

tentang penagihan pajak adalah Bagaimana proses penagihan pajak ?

Universitas Riau Page 4

Page 6: Penagihan pajak  doc

BAB II

PEMBAHASAN

A Pengertian pajak

Adapun yang dimaksud dengan pajak adalah iuran kepada negara yang terhitung

oleh yang wajib membayarnya (wajib pajak) berdasarkan undang-undang dengan tidak

mendapatkan prestasi (balas jasa) kebali yang langsung.

Menurut Prof. Dr. MJH. Smeeth, pajak adalah prestasi pemerintah yang terhitung

melalui norma-norma umum dan yang dapat dipaksan. Dari definisi diatas, dapat

disimpulkan istilah wajib pajak mengandung pengertian bahwa wajib pajak itu tidak mau

membayar pajak yang dibebankan kepadanya, maka hutang pajak itu dapat ditagih

secara paksa, misalnya dengan penyitaan.

B. Pengertian Penagihan

Adapun yang dimaksud dengan penagihan adalah membuat, meminta,

mengingatkan atau menuntut supaya seseorang membayar utang. Menurut beberapa

parah ahli mengemukakan pendapat tentang penagihan sebagai berikut :

Prof.Rchmat Soemitro, Penagihan adalah perbuatan yang dilakukan oleh

Direktirat Jendral Pajak karena wajib pajak tidak mematuhi ketentuan undang-

undang perpajakan khususnya mengenai pembayaran pajak.

Moeljo Hadi Penagihan adalah serangkaian tindakan dari aparatur DJP berhubung

wajib pajak tidak melunasi baik sebagian maupun seluruh kewajiban perpajakan

yang terhutang menurut undang-undang perpajakan yang berlaku.

Adapun tahapan-tahapan penagihan, sebagaiberikut :

a. Tahapan-tahapan penagihan, yaitu

1. Wajib pajak diberi surat teguran

2. Diberitahukan surat paksa

3. Diterbitkan surat perintah melaksakan penyitaan

4. Jadwal eksekusi

Universitas Riau Page 5

Page 7: Penagihan pajak  doc

5. Eksekusi

C. Pengertian penagihan pajak

Adapun yang dimaksud dengan penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar

Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur

atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,

memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan,

melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita.

D. Jenis-jenis penagihan pajak

dua jenis penagihan pajak:

a. Penagihan Pajak Pasif

Penagihan pajak pasif dilakukan dengan menggunakan Surat Tagihan Pajak (STP),

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar(SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Tambahan(SKPKBT), Surat Keputusan Pembetulan yang menyebabkan pajak terutang

menjadi lebih besar, Surat Keputusan Keberatan yang menyebabkan pajak terutang

menjadi lebih besar, Surat Keputusan Banding yang menyebabkan pajak terutang

menjadi lebih besar. Jika dalam jangka waktu 30 hari belum dilunasi, maka tujuh hari

setelah jatuh tempo akan diikuti dengan penagihan pajak secara aktif yang dimulai

dengan menerbitkan surat teguran.

b. Penagihan Pajak Aktif

Penagihan pajak aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana

dalam upaya penagihan pajak ini fiskus berperan aktif dalam arti tidak hanya mengirim

surat tagihan atau surat ketetapan pajak tetapi akan diikuti dengan tindakan sita, dan

dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang.

Universitas Riau Page 6

Page 8: Penagihan pajak  doc

E. Tahapan penagihan pajak

Tahapan penagihan pajak antara lain sebagai berikut:

1. Surat Teguran

Apabila utang pajak yang tercantum dalam surat tagihan pajak, surat ketetapan pajak

kurang bayar, surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan, tidak dilunasi sampai

melewati 7hari dari batas waktu jatuh tempo(satu bulan sejak tanggal diterbitkan).

2. Surat Paksa

Apabila utang pajak tidak dilunasi setelah 21 hari dari tanggal surat teguran maka

akan diterbitkan surat paksa yang disampaikan oleh juru sita pajak negara dengan

dibebani biaya penagihan sebesar 25.000 (dua puluh ribu rupiah), utang pajak harus

dilunasi dalam waktu 2×24 jam.

Adapaun ciri-ciri surat paksa, yaitu

1. Surat paksa berkepala (Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa)

2. Mempunya kekuatan hukum yang sama dengan putusan hakim dalam pengadilan

perdata (parate Eksekusi).

3. Yang dapat ditagih dengan surat paksa adalah semua jenis pajak baik pajak pusat

maupun pajak daerah.

4. Penagihan pajak dengan surat paksa dilaksanakan oleh juru sita pajak pusat dan

juru sita pajak daerah.

Juru sita adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan pajak

seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, Penyitaan, dan Penyendraan.

Sifat-sifat surat paksa, yaitu

1. Mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Grosse atau salinan putusan

hakim dalam perkara perdata yang tidak dapat dimintakan banding kepada hakim

atasan.

2. Mempunyai kekuatan hukum yang pasti

3. Mempunyai fungsi ganda :

a. Menagih uatang pajak termasuk (pokok pajak, denda dan kenaikan)

b. Menagih bukan pajak (biaya-biaya penagihan)

4. Surat paksa dapat dilanjutkan dengan penyitaan dan penyenderaan.

Universitas Riau Page 7

Page 9: Penagihan pajak  doc

3. Surat Sita

Apabila utang pajak belum juga dilunasi dalam waktu 2×24 jam dapat dilakukan

tindakan penyitan atas barang-barang Wajib Pajak dengan dibebani biaya

pelaksanaan sita sebesar Rp 75.000 (tujuh puluh lima ribu rupiah).

4. Lelang

Dalam waktu 14 hari setelah tindakan penyitaan, utang pajak belum dilunasi maka

akan dilanjtkan dengan tindakan pelelangan melalui kantor lelang negara. Dalam hal

biaya penagihan paaksa dan biaya pelaksanaan sita belum di bayar maka akan

dibebankan bersama-sama dengan biaya iklan untuk pengumuan lelang dalam surat

kabar dan biaya pada saat pelelangan.

F. Dasar penagihan pajak

Dasar penagihan pajak, antara lain:

Pasal 18 UU KUP, yaitu :

“Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan

Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan

Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan

jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, merupakan dasar penagihan pajak”.

Pasal 19 UU KUP, yaitu :

Adapun penjelasan hal diatas yaitu:

1. Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi

administrasi berupa bunga dan! denda. (Pasal 1 point 19)

2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang

menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah

kekurangan pembayaran pokok pajak, besamva sanksi administrasi, dan jumlah

yang masih harus dibayar. (Pasal 1 point 15)

3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak yang

menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan. (Pasal 1 point 16)

4. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan

kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan atau kekeliruan penerapan ketentuan

Universitas Riau Page 8

Page 10: Penagihan pajak  doc

tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan yang terdapat dalam

surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan Keberatan, Surat

Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan

Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang tidak benan, atau Surat

Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak.(Pasal 1 point 29)

5. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap surat

ketetapan pajak atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga

yang diajukan oleh Wajib Pajak. (Pasal 1 point 30)

6. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap

Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleb Wajib Pajak. (Pasal 1 point 31)

(1) “Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Tambahan, serta Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan

Banding atau Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang

masih harus dibayar bertambah, pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang

dibayar, atas jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar itu dikenai sanksi

administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk seluruh masa

yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pelunasan atau tanggal

diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)

bulan”.

(2) “Dalam hal wajib pajak diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak

juga dikenai sanksi administrasi berupa bunga 2% (dua persen) per bulan dari jumlah

pajak yang masih harus dibayar dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)”.

(3) “Dalam hal wajib pajak diperbolehkan menunda penyampaian SPT dan ternyata

perhitungan sementara pajak yang terutang sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 (5)

kurang dari jumlah pajak yang sebenarnya terutang atas pembayaran pajak tersebut,

dikenai bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan yang dihitung dari saat berakhirnya

batas waktu penyampaian SPT sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 (3) huruf b dan c,

sampai dengan tanggal dibayarnya kekurangan pembayaran tersebut dan bagian dari

bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.”

Universitas Riau Page 9

Page 11: Penagihan pajak  doc

Pasal 20 UU KUP, yaitu :

(1) “Atas jumlah pajak yang masih harus dibayar, yang berdasarkan STP, SKPKB, serta

SKPKBT, dan SKPembetulan, SKKeberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan

Kembali yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar oleh Penanggung

Pajak sesuai dengan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 (3) atau (3a),

dilaksanakan penagihan pajak dengan Surat Paksa sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.”

(2) “Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 20 (1), penagihan

seketika dan sekaligus dilakukan apabila; a. Penanggung pajak akan meninggalkan

Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk itu. b. Penaggung pajak

memindahtangankan barang yang dimiliki atau yang dikuasai dalam rangka

menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan atau pekerjaan yang

dilakukannya di Indonesia. c. Terdapat tanda-tanda bahwa penanggung pajak akan

membubarkan badan usaha atau menggabungkan atau memekarkan usaha atau

memindahtangankan perusahaan yang dimiliki atau dikuasainya, atau melakukan

perubahan bentuk lainnya. d. Badan usaha akan dibubarkan oleh negara. e. Terjadi

penyitaan atasbarang penanggung pajak oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-tanda

kepalitan.

(3) “Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan”.

Pasal 21 UU KUP, yaitu :

(1) “Negara mempunyai hak mendahulu untuk utang pajak atas barang-barang milik

penanggung pajak.”

(2) “Ketentuan tentang hak mendahulu sebagaimana dimaksud pada pasal 21 (1) meliputi

pokok pajak, sanksi administrasi beerupa bunga, denda, kenaikan, dan biaya

penagihan pajak.”

Universitas Riau Page 10

Page 12: Penagihan pajak  doc

(3) “Hak mendahulu untuk utang pajak melebihi segala hak mendahulu lainnya, kecuali;

a. Biaya perkarayang hanya disebabkan oleh suatu penghukuman untuk melelang

suatu barang bergeerak dan/ataau barang tidak bergerak. b. Biaya yang telah

dikeluarkan untuk menyelamatkan barang dimaksud, dan/atau c. Biaya perkara, yang

hanya disebabkan oleh pelelangan dan penyelesaian suatu warisan.”

(4) “Hak mendahulu hilang setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal

diterbitkan STP, SKPKB, SKPKBT, SKPembeulan, SKKeberatan, Putusan Banding,

Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar

bertambah.”

(5) “Perhitungan jangka waktu hak mendahulu ditetapkan sebagai berikut; a. Dalam hal

Surat Paksa untuk membayar diberitahukan secara resmi, maka jangka waktu 5 (lima)

tahun sebagaimana dimaksud diatas dihitung sejak pemberitahuan Surat Paksa, atau

b. Dalam hal diberikan penundaan pembayaran atau persetujuan angsuran

pemmbayaran maka jangka waktu 5 (lima) tahun tersebut dihitung sejak batas akhir

penundaan diberikan.”

Pasal 22 UU KUP, yaitu :

(1) “Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya

penagihan pajak, daluwarsa, setelah melampaui waktu 5 (tahun) terhitung sejak

penerbitan STP, SKPKB, SKPKBT, SKPembetulan, SKKeberatan, Putusan Banding, serta

Putusan Peninjauan Kembali.”

(2) “Daluwarsa penagihan pajak sebagaimana dimaksud diatas tertangguh apabila; a.

Diterbitkan Surat Paksa. b. Ada pengakuan utang pajak dari WP baik langsung maupun

tidak langsung. c. Diterbitkan SKPKB sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 (5),

SKPKBT sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 (4), atau d. Dilakukan penyidikan

tindak pidana di bidang perpajakan.”

Universitas Riau Page 11

Page 13: Penagihan pajak  doc

Pasal 23 UU KUP, yaitu :

(1) dihapus.

(2) “Gugatan WP atau penanggung pajak terhadap; a. Pelaksanaan Surat Paksa, Surat

Perintah Melaksanakn Penyitaan, atau Pengumuman Lelang. b. Keputusan

pencegahan dalam rangka penagihan pajak. c. Keputusan yang berkaitan dengan

pelaksanaan keputusan perpajakan, selain yang ditetapkan dalam pasal 25 (1) dan 26,

atau d. Penerbitan SKP atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam penerbitannya

tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam ketentuan

perundang-undangan perpajakan.”

(3) dihapus.

Pasal 24 UU KUP, yaitu :

“Tata cara penghapusan piutang pajak dan penetapan besarnya penghapusan diatur

dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.”

G.Bunga penagihan pajak

Menurut pasal 19 ayat 1 UU No. 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan menyatakan sebagai berikut:

Apabila atas pajak yang terutang menurut Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan tambahan jumlah pajak yang harus dibayar berdasarkan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, atau Putusan Banding, pada saat jatuh tempo pembayaran tidak atau kurang dibayar, maka atas jumlah pajak yang tidak atau kurang bayar itu, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen,) sebulan untuk seluruh masa, yang dihitung dari tanggaljatuh tempo sampai dengan tanggal pembayaran atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu,) bulan. (Undang-Undang Pajak Tahun 2000,

2001:15) .

Universitas Riau Page 12

Page 14: Penagihan pajak  doc

H. Biaya penagihan pajak

Biaya penagihan pajak adalah biaya pelaksanaa surat paska, surat perintah melaksanakan penyitaan, pengumuman lelang, pembatalan lelang, jasa penilaian dan biaya penagihan lainnya yang beruhubungan dengan penagihan pajak.

I. Daluarsa tindakan penagihan pajak

Berdasarkan Pasal 22 UU KUP, hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan, daluwarsa setelah lampau waktu 10tahun terhitung sejak terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak yang bersangkutan.

Penagihan pajak dapat dilakukan setelah melampaui 10 tahun dengan syarat-syarat sebagai berikut:

1. Diterbitkan surat teguran dan surat paksa. Kadaluwarsa dihitung sejak tangal penyampaian surat paksa tersebut.

2. Adanya pengakuan utang dari Wajib Pajak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini dikarenakan sebagai berikut:

a. Adanya permohonan angsuran atau penundaan pembayaran utang pajak sebelum jatuh tempo pembayaran. Untuk daluwarsa penagihan pajak dihitung sejak tanggal surat permohonan angsuran atau penundaan pembayaran utang pajak diterima.

b.Adanya permohonan keberatan. Untuk daluwarsa ini penagihan pajak dihitung sejak tanggal surat permohonan keberatan diterima.

Wajib Pajak melaksanakan pembayaran sebagian utang pajaknya. Untuk daluwarsa ini penagihan pajak dihitung sejak tanggal pembayaran sebagian utang pajak tersebut.

J. Jadwal waktu penagihan

1. Surat Peringatan atau teguran 7 hari setelah jatuh tempo

2. Surat paksa 21 hari setelah peringatan atau teguran

3. Penyitaan (2x24 jam) setelah surat paksa

4. Pengumuman lelang, 14 hari setelah sita

5. Lelang – 14 hari setelah pengumuman lelang.

Universitas Riau Page 13

Page 15: Penagihan pajak  doc

K. Penagihan pajak seketika dan sekaligus

Dapat dilakukan apabila :

1. Terjadi suatu peristiwa atau keadaa yang mendesak

2. Untuk menjaga kemungkinan terjadinya sesuatu yang akan mengakibatkan pajak

yang terulang tidak dapat ditagih

3. Agar penerimaan negara disektor perpajakan dapat diamankan dalam waktu yang

singkat.

Universitas Riau Page 14

Page 16: Penagihan pajak  doc

III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan tentang penagihan pajak. Penagihan pajak adalah

tindakan Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan

menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus

memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan,

melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita.

Adapun dua jenis penagihan pajak, yaitu

1. Penagihan pajak pasif adalah memberikan surat peringatan seperti Surat Tagihan

Pajak (STP), dll. Jika dalam jangka waktu 30 hari belum dilunasi,maka

ditindaklanjuti dengan penagihan pajak secara aktif yang dimulai dengan

menerbitkan surat teguran.

2. Penagihan pajak aktif adalah kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana

dalam arti tidak hanya mengirim surat tagihan atau surat ketetapan pajak tetapi

akan diikuti dengan tindakan sita, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang.

Tahap penagihan pajak, yaitu

1. Surat teguran

2. Surat paksa

3. Surat sita

4. Lelang

Universitas Riau Page 15

Page 17: Penagihan pajak  doc

DAFTAR PUSTAKA

http://fhuiguide.files.wordpress.com/2012/08/hukum-pajak-12-penagihan-pajak-dengan-surat-paksa.ppt

http://harrydjatmiko.dosen.narotama.ac.id/files/2011/06/PENAGIHAN-P-S-PAKSA.ppt

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/539/jbptunikompp-gdl-yuliyulian-26945-7-unikom_y-v.pdf

Universitas Riau Page 16