PERHITUNGAN DAN PENAGIHAN PAJAK KENDARAAN …
Transcript of PERHITUNGAN DAN PENAGIHAN PAJAK KENDARAAN …
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 1 Mei 2020
1
PERHITUNGAN DAN PENAGIHAN PAJAK KENDARAAN
BERMOTOR RODA DUA (2) MERK YAMAHA PADA BADAN
PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN Lina Mariana
Politeknik Informatika Nasional
Email: [email protected]
Yola Miranda
Politeknik Informatika Nasional
Email: [email protected]
Abstract
This study aims to determine the system of calculation and tax collection of two-wheeled motor vehicles (2) at the Regional Revenue Agency (BAPENDA) of South Sulawesi Province. The study was conducted for two months from January to February 2020. This research used a descriptive method with a qualitative approach. The type of data used is primary data and secondary data. Data collection is done by interview and documentation. The results showed the calculation system of Motorized Vehicle Tax (2) of Yamaha Brands in the Regional Revenue Agency (BAPENDA) of South Sulawesi Province, namely the Selling Value of Motor Vehicles at times with PKB rates. And the motor vehicle tax collection system at the Regional Revenue Agency is through the Samsat office.
Keywords: PKB, Calculation, Collection
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem perhitungan dan pemungutan pajak kendaraan bermotor roda dua (2) Pada Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian dilakukan selama dua bulan sejak Januari sampai Februari 2020. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data skunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan sistem perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor Roda dua (2) Merk Yamaha pada kantor Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Provinsi Sulawesi Selatan yaitu Nilai Jual Kendaraan Bermotor di kali dengan tarif PKB. Dan sistem pemungutan pajak kendaraan bermotor pada Badan Pendapatan Daerah adalah melalui kantor samsat.
Kata kunci : PKB, Perhitungan, Pemungutan
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 1 Mei 2020
1
1. PENDAHULUAN
Salah satu sumber penerimaan
negara yang digunakan membiayai
kepentingan umum adalah pajak.
Sehingga pajak merupakan salah satu
alat untuk mencapai tujuan Negara. Pada
umumnya suatu Negara membutuhkan
pendapatan yang besar untuk
mensejahterakan kehidupan rakyatnya.
Maka Pemerintah perlu mendapatkan
dana tersebut dengan melakukan suatu
pungutan kepada masyarakat yang
sifatnya memaksa yang lebih dikenal
dengan kata pajak.
Dengan era yang sedang
berkembang, maka otonomi daerah
menjadi tantangan bagi setiap daerah
untuk memanfaatkan peluang
kewenangan yang diperoleh, serta
tantangan untuk menggali potensi
daerah yang dimiliki, guna mendukung
kemampuan keuangan daerah sebagai
modal pembiayan dan penyelenggaraan
pemerintah di daerah. Untuk itu, perlu
dilakukan strategi untuk meningkatkan
pendapatan asli daerah. Reformasi pajak
kendaran bermotor telah dilaksanakan
dengan diberlakukannya sistem
pemungutan pajak (self assement system).
Adalah suatu sistem pemungutan pajak
yang memberi wewenang kepada wajib
pajak untuk menentukan sendiri
besarnya pajak yang terutang. Dengan
ketentuan baru yang diberlakukan oleh
pemerintah. Pemungutan pajak yang
dilakukan oleh pemerintah terhadap
pajak kendaraan bermotor merupakan
jenis pajak yang sudah lama dan sangat
berpengaruh terhadap sumber
penerimaan asli daerah. Tapi masih
banyak pajak yang tidak efektif dipungut
dikarenakan suatu alasan sehingga
menghambat pendapat daerah tersebut.
Sebagai daerah otonomi Pendapatan Asli
Daerah dari sektor Pajak Daerah
merupakan salah satu sumber daerah
karena memberikan konstribusi yang
cukup besar.
Pajak Daerah adalah iuran wajib
yang dilakukan oleh Daerah kepada
orang pribadi atau badan tanpa imbalan
langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan berdasarkan Undang-undang
yang berlaku, yang digunakan untuk
membiayai penyelenggara pemerintah
Daerah dan pembangunan Daerah.
Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan perlu mengoptimalkan
pemberian pelayanan. Berdasarkan hasil
pengamatan dan dukungan oleh berbagai
pihak tentang konstribusi pajak
kendaraan bermotor yang semakin
meningkat dihadapkan pada berbagai
fenomena, yaitu :
1. Kurangnya responsif pemerintah
dalam hal penagihan pajak,
2. Rendahnya kesadaran masyarakat
terhadap masalah perpajakan,
3. Kelemahan sumber daya manusia
dalam memahami perpajakan.
Badan Pendapatan Daerah
(BAPENDA) merupakan unsur
penunjangan urusan Pemerintahan di
Bidang Keuangan yang dipimpin oleh
seorang Kepala Badan yang
berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota
melalui Sekretaris Daerah. Badan
Pendapatan Daerah atau BaPenDa
merupakan organisasi atau instansi yang
berada di bawah
pemerintah daerah yang memiliki
tanggung jawab dalam
penerimaan pendapatan daerah melalui
pengoordinasian dan pemungutan pajak,
retribusi, bagi hasil pajak, dana
perimbangan, dan lain sebagainya.
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 1 Mei 2020
2
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pajak
Definisi pajak menurut Undang-
Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang
perubahan keempat atas Undang-
Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1) berbunyi
pajak adalah konstribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat (Perpajakan, 2009).
(Menurut Direktorat Jenderal
Pajak (2012),pajak adalah konstribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang
dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Pembayaran pajak
merupakan perwujudan dari kewajban
kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak
untuk secara langsung dan bersama-
sama melaksanakan kewajiban
perpajakan untuk pembiayaan negara
dan pembangunan nasional. Sesuai
filsafah undang-undang perpajakan,
membayar pajak bukan hanya
merupakan kewajiban, tetapi merupakan
hak dari setiap warga Negara untuk ikut
berpartisipasi dalam bentuk peran serta
terhadap pembiayaan negara dan
pembangunan nasional.
Beberapa pengertian pajak
menurut para ahli memberikan definisi
yang berbeda-beda tentang pajak, namun
pada dasarnya definisi tersebut
mempunyai tujuan dan inti yang sama
yaitu merumuskan pengertian pajak.
a) Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro,
Sh dalam (Mariana, 2018) Pajak
adalah iuran atau pungutan rakyat
kepada kas negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat
jasa timbal balik (kontraprestasi)
yang langsung dapat ditunjukkan dan
yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.Pajak adalah
iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tidak
mendapat jasa timbal balik
(kontraprestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum.
b) Tentang pengertian pajak, S. I.
Djajadiningrat dalam (Mariana, 2018)
Pajak sebagai suatu kewajiban
menyerahkan sebagian dari kekayaan
ke kas negara yang disebabkan suatu
keadaan, kejadian, dan perbuatan
yang memberikan kedudukan
tertentu, tetapi bukan sebagai
hukuman, menurut peraturan yang
ditetapkan pemerintah serta dapat
dipaksakan, tetapi tidak ada jasa
timbal balik dari negara secara
langsung untuk memelihara
kesejahteraan secara umum”.
Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa cara-cara yang
melekat dalam pengertian pajak adalah :
1) Pajak dipungut berdasarkan atau
dengan kekuatan undang-undang
serta aturan pelaksanaannya dalam
pembayaran pajak tidak dapat
ditunjukan adanya kontraprestasi
individu oleh pemerintah,
2) Pajak dipungut oleh negara, baik
pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah,
3) Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-
pengeluaran pemerintah yang bila
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 1 Mei 2020
3
dari pemasukannya masih terdapat
surplus, digunakan untuk membiayai
public investment.
2.2 Manfaat Perpajakan
Menurut (Agung & Achmad
Hidayat, 2016) Uang kas yang masuk ke
Kas Negara/APBN/APBD merupakan
perwujudan gotong royong dalam
membiayai pembangunan yang
bermanfaat bagi masyarakat, baik yang
membayar pajak maupun yang tidak
membayar pajak (manfaat pajak antara
lain infastuktur, jalan, jembatan,
pelayanan, pelayanan umum. Bermanfaat
bagi yang membayar pajak maupun yang
tidak membayar pajak).
Salah satu hak rakyat adalah
mengetahui mulai dari pembahasan
anggaran di DPR/DPRD harus terbuka
sampai dengan penggunaan uang pajak
di APBN/APBD dalam setiap proyek
pembangunan. Uang pajak di
APBN/APBD adalah uang rakyat jadi
harus dimanfaatkan untuk kemakmuran
rakyat, untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat, sebagaimana
dinyatakan dalam Pasal 1 angka 1 UU
KUP, yaitu : “ Pajak adalah konstribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”
2.3 Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah
Menurut (Siahaan, 2016) Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah
a. Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, pajak daerah terbagi dua jenis,
yaitu pajak provinsi dan pajak
kabupaten/kota. Pajak provinsi terdiri
atas pajak kendaraan bermotor, bea balik
nama kendaraan bermotor, pajak bahan
bakar kendaraan bermotor, pajak air
permukaan, dan pajak rokok.
b. Pengertian
Pajak daerah adalah iuran wajib
yang dilakukan oleh Daerah kepada
orang pribadi atau badan tanpa imbalan
langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan berdasarkan Undang-undang
yang berlaku, yang digunakan untuk
membiayai penyelenggara pemerintah
Daerah dan pembangunan Daerah.
Menurut Soelarno dalam Lutfi (2006)
dalam ( Afni Noorain & Syarifuddin
Yahya, 2018) pajak daerah adalah pajak
asli daerah maupun pajak negara yang
diserahkan kepada daerah, yang
pemungutannya diselenggarakan oleh
daerah didalam wilayah kekuasaannya,
yang gunanya untuk membiayai
pengeluaran daerah sehubungan dengan
tugas dan kewajibannya untuk mengatur
dan mengurus rumah tangganya sendiri,
dalam ikatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.”
c. Objek Pajak Daerah
Syarat mutlak dalam pengenaan
pajak adalah ada objek pajak yang
dimiliki atau dinikmati oleh wajib pajak.
Pada dasarnya objek pajak merupakan
manifestasi dari taatbestand (keadaan
yang nyata). Menurut Brotodiharjo
(1993;86) dalam (Marsono, 2017),
Taatbestand adalah keadaan, peristiwa,
atau perbuatan yang menurut peraturan
perundang-undangan pajak dapat
dikenakan pajak. Kewajiban pajak dari
seorang wajib pajak muncul (secara
onjektif) apabila ia memenuhi
taatbestand tidak terpenuhi maka tidak
ada pajak yang terutang.
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 1 Mei 2020
4
2.4 Pajak Kendaraan Bermotor
Dasar Hukum pemungutan Pajak
Kendaraan Bermotor pada suatu
provinsi dewasa ini menurut (Siahaan,
2016) sebagai berikut :
1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
2) Undang-Undang Nomor 34 Tahun
2000 yang merupakan perubahan
atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun
1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
3) Peraturan Pemerintah Nomor 65
Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
4) Peraturan daerah provinsi yang
mengatur tentang Pajak Kendaraan
Bermotor.
5) Keputusan Gubernur yang mengatur
tentang Pajak Kendaraan Bermotor.
2.5 Pajak Kendaraan Bermotor
Pajak kendaraan bermotor adalah
pajak atas kepemilikan dan atau
penguasaan kendaraan bermotor.
Kendaraan bermotor adalah semua
kendaraan beroda beserta gandengannya
yang digunakan di semua jenis jalan
darat, dan digerakkan oleh peralatan
lainnya yang berfungsi untuk mengubah
suatu sumber daya energi tertentu
menjadi tenaga gerak kendaraan
bermotor yang bersangkutan, termasuk
alat-alat berat dan alat-alat besar yang
dalam operasinya menggunakan roda
dan motor dan tidak melekat secara
permanen serta kendaraan bermotor
yang dioperasikan di air (Siahaan, 2016).
Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor
dewasa ini didasarkan pada ketentuan
dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 Pasal 3-8
2.6 Objek PKB
Objek PKB adalah Kepemilikan
atau penguasaan Kendaraan Bermotor.
Pengertian Kendaraan Bermotor adalah
kendaraan bermotor beroda beserta
gandenganna, yang dioperasikan di
semua jenis jalan darat dan kendaraan
bermotor yang dioperasikan di air
dengan ukuran isikotor GT 5 (lima Gross
Tonnage) sampai dengan GT 7 (tujuh
Gross Tonnage) (Darwin, 2010).
Termasuk pengertian Kendaraan
Bermotor alat-alat berat adalah
kendaraan bermotor yang digunakan
disemua jenis jalan darat dikawasan
bandara, pelabuhan laut, perkebunan,
kehutanan, pertanian, pertambangan,
industri, perdagangan, sarana olahraga
dan rekreasi yang tidak serta merta
berjalan di jalan umum.
2.7 Bukan Objek Pajak
Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009, yang
dikecualikan dari pengertian Kendaraan
Bermotor adalah :
1) Kereta api;
2) Kendaraan Bermotor yang semata-
mata digunakan untuk keperluan
pertahanan dan keamanan negara;
3) Kendaraan Bermotor yang dimiliki
dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat,
perwakilah negara asing dengan asas
timbal balik dan lembaga-lembaga
internasional yang memperoleh
fasilitas pembebasan pajak dari
Pemerintah;
4) Objek Pajak lainnya yang ditetapkan
dalam Peraturan Daerah.
2.8 Subjek Pajak dan Wajib Pajak
PKB
Subjek pajak kendaraan bermotor
adalah orang pribadi atau badan yang
memilik dan/atau menguasai kendaraan
bermotor. Sedangkan, Wajib pajak
kendaraan bermotor adalah orang
pribadi atau badan yang memiliki
kendaraan bermotor. Dalam hal wajib
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 1 Mei 2020
5
pajak bdan, kewajiban perpajakannya
diwakili oleh pengurus atau kuasa badan
tersebut.
2.9 Tarif PKB
Tarif kepemilikan Kendaraan
Bermotor pribadi berdasarkan (Undang-
undang No 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah) :
1) Untuk kepemilikian kendaraan
bermotor pertama paling rendah 1%
(satu persen) dan paling tinggi
sebesar 2% (dua pesen)
2) Untuk kepemilikan kendaraan
bermotor kedua dan seterusnya tarif
dapat ditetapkan secara progresif
paling rendah sebesar 2% (dua
persen) dan paling tinggi sebesar 10%
(sepuluh persen)
Tarif kepemilikan Kendaraan
Bermotor pribadi berdasarkan (Perda
Sulsel, 2017) Peraturan Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan Nomor 8 Tahun 2017
Tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor
10 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah
Pasal 9:
1) Kendaraan bermotor pribadi
a) Untuk kepemilikan kendaraan
bermotor pertama sebesar 1,5%
dan
b) Kepemilikan kendaraan bermotor
kedua dan seterusnya ditetapkan
secara progresif untuk kendaraan
pribadi sebagai berikut :
1. Kepemilikan kendaraan
bermotor kedua sebesar 2%
2. Kepemilikan kendaraan
bermotor ketiga sebesar 2,25%
3. Kepemilikan kendaraan
bermotor keempat sebesar
2,5%
4. Kepemilikan kendaraan
bermotor kelima dan
seterusnya sebesar 2,75%
2) Kendaraan bermotor angkutan umum
sebesar 1% (satu persen);
3) Kendaraan milik badan
sosial/keagamaan,
Pemerintah/TNI/POLRI, ambulance
dan pemadam kebakaran sebesar
0,5% (nol koma lima persen); dan
4) Alat-alat berat dan alat-alat besar
sebesar 0,2% (nol koma dua persen).
2.10 Dasar Pengenaan Pajak
Kendaraan Bermotor
Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan
Bermotor adalah hasil perkalian dari 2
(dua) unsur pokok, yaitu:
1) Nilai Jual Kendaaran Bermotor
Bermotor (NJKB);dan
2) Bobot yang mencerminkan secara
relatif tingkat kerusakan jalan
dan/atau pencemarah lingkungan
akibat penggunaan Kendaraan
Bermotor.
2.11 Cara Perhitungan Pajak
Kendaraan Bermotor
Besaran pokok Pajak Kendaraan
Bermotor yng terutang dihitung dengan
cara mengalihkan tarif Pajak dengan
Dasar Pengenaan Pajak, secara Umum,
perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor
adalah sesuai dengan rumus berikut :
DPP = Koefisien Kendaraan x NJKB
Untuk Menghitung Pajak
Kendaraan Bermotor menggunakan
rumus (Darwin, 2010) :
PKB= Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak
= Tarif Pajak x (NJKB x Bobot)
2.12 Saat Terutang Pajak, Masa Pajak,
dan Wilayah Pemungutan PKB
Pajak Kendaraan Bermotor
terutang dalam masa pajak terjadi pada
saat pendaftaran kendaraan bermotor.
Pajak Kendaraan Bermotor dikenakan
untuk Masa Pajak 12 (dua belas) bulan
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 1 Mei 2020
6
berturut-turut terhitung mulai saat
pendaftaran Kendaraan Bermotor.
Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor
dilakukan bersamaan dengan penerbitan
Surat Tanda Nomor Kendaraan
Bermotor.pemungutan pajak tahun
berikutnya dilakukan di kas daerah atau
bank yang ditunjuk oleh Kepala Daerah
(Siahaan, 2016).
Pajak Kendaraan Bermotor dibayar
sekaligus di muka. Untuk Pajak
Kendaraan Bermotor yang karena
keadaan kahar (force majeure) masa
Pajaknya tidak sampai 12 bulan, dapat
dilakukan restitusi atas pajak yang sudah
dibayar untuk porsi Masa Pajak yang
belum dilalui (Siahaan, 2016). Yang
dimaksud dengan keadaan kahar (force
majeuru) adalah suatu keadaan yang
terjadi diluar kehendak atau kekuasaan
Wajib Pajak, misalnya Kendaraan
Bermotor tidak dapat digunakan lagi
karena bencana alam. Ketentuan lebih
lanjut mengenai tata cara pelaksanaan
restitusi siatur dengan Peraturan
Gubernur.
Pajak Kendaraan Bermotor yang
terutang dipungut di wilayah daerah
tempat Kendaraan Bermotor paling
sedikit 10%, termasuk yang
dibagihasilkan lepada kabupaten/kota,
dialokasikan untuk pembangunan
dan/atau pemeliharaan jalan serta
peningkatan moda dan sarana
trasnportasi umum.
2.13 Cara Perhitungan Denda
Rumus untuk menghitung denda
pajak kendaraan bermotor menurut
(www.seva.id, 2019) adalah sebagai
berikut.
1) Denda keterlambatan 2 hari – 1 bulan
dikenakan denda sebesar 25%.
2) Keterlambatan 2 bulan: PKB x 25% x
2/12 + denda SWDKLLJ
3) Keterlambatan 6 bulan: PKB x 25% x
6/12 + denda SWDKLLJ
4) Keterlambatan 1 tahun: PKB x 25% x
12/12 + denda SWDKLLJ
5) Keterlambatan 2 tahun: 2 x PKB x
25% x 12/12 + denda SWDKLLJ
6) Denda SWDKLLJ bagi motor adalah
sebesar Rp32.000, sedangkan mobil
Rp100.000.
2.14 Terlambat bayar pajak 2 tahun
akan diblokir
Wacana tentang pemblokiran atau
penghapusan data dari daftar registrasi
kendaraan bermotor yang tidak
membayar pajak selama 2 tahun santer
terdengar. Tetapi, tindakan ini tidak
mengacu kepada pajaknya, melainkan
pada masa berlaku STNK (www.seva.id,
2019).
Jadi, penghapusan data dari daftar
registrasi akan dikenakan bagi
kendaraan yang tidak melakukan
registrasi ulang selama 2 tahun setelah
habis masa berlaku STNK, yaitu 5 tahun.
Aturan ini mengacu kepada Undang-
Undang Nomor 22 tahun 2009 dan
Peraturan Kepala Kepolisian (Perkap)
tahun 2012.
1) Pasal 1 ayat 17
Penghapusan Regident Ranmor
adalah bentuk sanksi administratif bagi
pemilik Ranmor yang tidak melakukan
registrasi ulang atau memperpanjang
masa berlaku STNK sekurang-kurangnya
2 (dua) tahun sejak masa berlaku STNK
habis berdasarkan data Regident
Ranmor pada Polri.
2) Pasal 110 ayat 1
Ranmor yang telah diregistrasi
dapat dihapus dari daftar Regident
Ranmor atas dasar:
a) permintaan pemilik Ranmor;
b) pertimbangan pejabat Regident
Ranmor; atau
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 1 Mei 2020
7
c) pertimbangan pejabat yang
berwenang di bidang perizinan
penyelenggaraan angkutan umum.
3) Pasal 114
a) Penghapusan Regident Ranmor
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 110 dilakukan dengan
memberikan catatan atau tanda
cap stempel “dihapus” pada Kartu
Induk dan Buku Register pada
Regident Ranmor Kepemilikan dan
Pengoperasian Ranmor, pada
pangkalan data komputer, serta
pada fisik BPKB dan STNK Ranmor
yang dihapus.
b) Registrasi Ranmor yang sudah
dinyatakan dihapus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak
dapat diregistrasi kembali.
2.15 Pelaksanaan Pemungutan Pajak
Kendaraan Bermotor
Dalam Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 28 tahun 2009,
menyebutkan bahwa;”Pemungutan
adalah suatu rangkaian kegiatan mulai
dari penghimpunan data objek dan
subjek pajak atau retribusi, penentuan
besarnya pajak atau retribusi yang
terutang sampai kegiatan penagihan
pajak atau retribusi kepada Wajib Pajak
atau Wajib Retribusi serta pengawasan
penyetorannya”.
2.16 SWDKLLJ (Sumbangan Wajib
Dana Kecelakaan Lalu Lintas
Jalan)
SWDKLLJ atau kepanjangan dari
Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu
Lintas Jalan. SWDKLLJ ini berfungsi
sebagai jaminan atau asuransi bagi
pengendara jika terjadi kecelakaan. Jadi,
kalau pengendara kendaraan mengalami
kecelakaan karena ditabrak oleh
pengendara lain, pengedara kendaraan
akan mendapatkan santunan dari Jasa
Raharja (www.gridoto.com, 2018).
1) Tarif SWDKLLJ
Tarif Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sesuai
Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor
36/PMK.010/2008 tanggal 26 Februari
2008 ditetapkan sebagai berikut :
3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Adapun jenis dan desain penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Data kualitatif, yaitu berupa informasi
instansi terkait mengenai sistem
Tabel 1. Tarif SWDKLLJ
L JENIS KENDARAAN TARIF
SWDKLLJ
KD /
SERT JUMLAH
A
Sepeda motor 50 cc ke bawah,
mobil ambulance, mobil jenazah
dan mobil pemadam kebakaran.
0 3000 3000
B
Traktor, buldozer, forklift, mobil
derek, excavator, crane dan
sejenisnya.
20000 3000 23000
C1
Sepeda motor, sepeda kumbang,
dan scooter diatas 50 cc s/d 250
cc dan kendaraan bermotor roda
tiga.
32000 3000 35000
C2 Sepeda motor dan scooter diatas
250 cc 80000 3000 83000
DP
Pick up/mobil barang s/d 2.400
cc, sedan, jeep, dan mobil
penumpang bukan angkutan
umum
140000 3000 143000
DU Mobil penumpang angkutan
umum s/d 1.600 cc 70000 3000 73000
EP Bus dan Microbus bukan
angkutan umum 150000 3000 153000
EU
Bus dan Microbus angkutan
umum, serta mobil penumpang
angkutan umum lainnya diatas
1.600 cc
87000 3000 90000
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 1 Mei 2020
8
undang-undang perpajakan yang
diterapkan.
2. Data deskriptif, yaitu menjelaskan dan
menggambarkan masalah-masalah
yang diteliti.
3.2 Sumber Data
Adapun jenis dan sumber data
yang diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Data primer, yaitu data yang
diperoleh secara langsung pada objek
penelitian baik sifatnya kualitatif
maupun kuantitatif yang
berhubungan dengan masalah yang
diteliti.
2. Data sekunder, yaitu data yang
diperoleh instansi berupa data-data
perlengkapan untuk maslah yang
diteliti.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Pengamatan (observation)
2. Wawancara (interview)
3. Dokumentasi
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dengan
menggunakan pendekatan deskriptif
komparatif, dimana teknik analisis data
yaitu membandingkan 2 atau lebih fakta
dan sifat objek yang diteliti. Dalam hal ini
mengenai sistem perhitungan PKB pada
Bapenda menurut dan menurut Undang-
Undang Perpajakan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Penyajian Data Hasil Penelitian
Perhitungan pajak kendaraan
bermotor dimaksud untuk dapat
menentukan pajak kendaraan motor
yang terutang oleh wajib pajak
kendaraan bermotor. Dalam melakukan
perhitungan dan pemungutan pajak
kendaraan bermotor pada Badan
Pendapatan Daerah (BAPENDA) Provinsi
Sulawesi Selatan maka memberikan
beberapa data NJKB dengan merek
motor YAMAHA sebagai berikut :
Tabel 3 NJKB Motor Merk Yamaha Sulawesi Selatan
NO KODING MEREK TYPE TH
BUAT NJKB BOBOT
1 2 3 4 5 6 7
1 701421 17549 YAMAHA 1FDC 2018
10.900.000 1,0
2 701421 17749 YAMAHA 1FDC CAST WHEEL 2018
11.600.000 1,0
3 701421 17649 YAMAHA 1FDT 2018
10.500.000 1,0
4 701421 18449 YAMAHA 2BU 2018
12.500.000 1,0
5 701421 18549 YAMAHA 2DP 2018
22.500.000 1,0
6 701421 18649 YAMAHA 2DP NON ABS 2018
19.500.000 1,0
7 701421 20949 YAMAHA 2DP R A/T 2018
20.000.000 1,0
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 1 Mei 2020
9
8 701421 21049 YAMAHA 2DP RA A/T 2018
23.100.000 1,0
9 701421 12649 YAMAHA 2PK 2018
25.700.000 1,0
10 701421 17849 YAMAHA 2PV 2018
16.600.000 1,0
11 701421 12149 YAMAHA 2SV 2018
12.300.000 1,0
12 701421 17949 YAMAHA 2SX 2018
11.700.000 1,0
13 701421 17149 YAMAHA 2TP 2018
20.100.000 1,0
14 701421 16949 YAMAHA 2UP 2018
17.900.000 1,0
15 701421 17249 YAMAHA B04 2018
36.700.000 1,0
16 701421 20749 YAMAHA B3B A/T 2018
12.300.000 1,0
17 701421 19649 YAMAHA B65 2018
17.600.000 1,0
18 701421 19749 YAMAHA B65-A 2018
21.000.000 1,0
19 701421 20049 YAMAHA B65-R 2018
18.700.000 1,0
20 701421 19349 YAMAHA BB8 A/T 2018
35.300.000 1,0
21 701421 18749 YAMAHA BE1 A/T 2018
14.200.000 1,0
22 701421 20149 YAMAHA BG6 A/T 2018
42.900.000 1,0
23 701421 19249 YAMAHA BG7 M/T 2018
23.600.000 1,0
24 701421 18849 YAMAHA BJ8 2018
12.400.000 1,0
25 701421 20849 YAMAHA BJ8 W A/T 2018
12.400.000 1,0
26 701421 20249 YAMAHA BK6 M/T 2018
25.700.000 1,0
27 701421 20349 YAMAHA BK6 R M/T 2018
26.900.000 1,0
28 701421 20449 YAMAHA BK8 M/T 2018
20.300.000 1,0
29 701421 19449 YAMAHA BN1 A/T 2018
12.400.000 1,0
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 1 Mei 2020
10
30 701421 19849 YAMAHA BT2 2018
13.400.000 1,0
31 701421 21149 YAMAHA BT2 W A/T 2018
13.500.000 1,0
32 701421 20549 YAMAHA BT3 M/T 2018
21.700.000 1,0
33 701421 19949 YAMAHA BU9 2018
13.300.000 1,0
34 701421 20649 YAMAHA BY8 A/T 2018
13.300.000 1,0
35 701421 17049 YAMAHA DG20 2018
72.500.000 1,0
36 701421 12749 YAMAHA RG10 2018
43.700.000 1,0
37 701421 12349 YAMAHA RJ15 2018
210.600.000 1,0
38 701421 12449 YAMAHA RN22 2018
296.400.000 1,0
39 701421 17349 YAMAHA RN29 2018
195.000.000 1,0
40 701421 19549 YAMAHA RN29 TRACER 2018
253.500.000 1,0
41 701421 18049 YAMAHA RN32 2018
386.100.000 1,0
42 701421 18149 YAMAHA SE66 2018
22.600.000 1,0
43 701421 17449 YAMAHA SE88 2018
11.900.000 1,0
44 701421 18949 YAMAHA SE88 JARI-JARI 2018
11.300.000 1,0
45 701421 12549 YAMAHA SJ092 2018
171.600.000 1,0
46 701421 21249 YAMAHA SJ14 2018
187.200.000 1,0
47 701421 14549 YAMAHA UE11 2018
12.100.000 1,0
48 701421 19149 YAMAHA UE11 CAST WHEEL 2018
12.700.000 1,0
Sumber : Badan Pendapatan Daerah 2020
Didalam pajak setiap akhir tahun
diminggu kedua dibulan Desember
Seluruh Badan Pendapatan Daerah
Samsat harus mengajukan harga
perkiraan setempat sesuai tipe
kendaraan itu, itu kita kumpulkan dari
semua tipe merk jenis dan tahun
pembuatan diajukan ke Kementrian
Dalam Negeri untuk diproses dari sana
itu dibuatlah satu keputusan menteri
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 1 Mei 2020
11
dalam negeri untuk menentukan nilai
jual kendaraan, jadi tidak bisa melihat
bahwa sahnya (informan,2020)
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perhitungan Pajak Kendaraan
Bermotor Roda 2 (dua) untuk
kepemilikan 1 Kendaraan
pribadi.
JAYA memiliki kendaraan
bermotor merek YAMAHA RA A/T tahun
pembuatan 2018, kendaraan pertama
(plat hitam). Berdasarkan STNK berikut
perhitungan pajak kendaraan bermotor :
Rumus NJKB = PKB x 2/3 x 100
= Rp. 346.500 x 2/3 x 100
= Rp. 23.100.000
DPP = NJKB x Koefisien
DPP = Rp.23.100.000 x 1
= Rp. 23.100.000
PKB = DPP x Tarif
= Rp. 23.100.000 x 1,5%
= Rp. 346.500
SWDKLLJ = PKB + SWDKLLJ
= 346.500 + 35.000
= Rp. 381. 500
Jika seandainya JAYA memiliki
keterlambatan membayar pajak selama 1
bulan, maka:
Sanksi adm PKB= 0%x Keterlambatan x
PKB
= 25%x 1/12 x 346.500
= Rp. 7.218
= Rp. 7.200
Sanksi adm SWDKLLJ = 32.000 x 25% x 1
= 8.000
PKB yang harus dibayar adalah :
= PKB + Denda PKB + SWDKLLJ + denda
SWDKLLJ
= 346.500 + 7.200 + 35.000 + 8.000
= 396.700
Berdasarkan data dari table 4, jika
motr an. Jaya adalah sepeda motor roda
dua(2) plat merah (kendaraan dinas),
dengan NJKB untuk kendaraan roda dua
(2) sebesar Rp. 23.100.000. besarnya
PKB yang harus dibayar adalah :
PKB= NJKB x Tarif x Bobot (Koifisien)
= 23.100.000 x 0.50% x 1.000
= Rp. 115.500
Jadi besarnya pokok PKB yang terutang
sebesar Rp. 115.500
4.2.2 Mekanisme pemungutan Pajak
Kendaraan Bermotor Roda Dua
(2)
1) Pemungutan PKB dilakukan melalui
UPTD Kantor SAMSAT.
2) Tidak ada tindakan penagihan secara
langsung dari pemerintah (BAPENDA)
untuk melakukan pemungutan PKB
kepada wajib pajak yang telat
membayar PKB.Berdasarkan
wawancara dengan salah satu
pegawai BAPENDA, salah satu cara
yang biasa dilakukan BAPENDA untuk
melakukan pemungutan PKB adalah
dengan melakukan sweeping STNK
dan PKB bekerja sama dengan pihak
kepolisian.
5. PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Sistem perhitungan yang dilakukan
Badan Pendapatan Daerah
(BAPENDA) Provinsi Sulawesi Selatan
sudah sesuai dengan Peraturan
Perundang-Undangan Nomor 28
Tahun 2009 dan Peraturan Daerah
Nomor 8 Tahun 2017.
2. Sistem Pemungutan Pajak Kendaraan
Bermotor di Badan pendapatan
daerah :
Tabel 4 Tarif PKB Plat Hitam dan Merah
MOTOR
NJKB Bobot Tarif Insentif Jumlah PKB
PKB Hitam 119.000.000 1,000 1.50% 1,785,000
PKB Merah 119.000.000 1,000 0.50% 595,000
Sumber : Badan Pendapatan Daerah 2020
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 1 Mei 2020
12
a) Sistem pemungutan PKB di lakukan
oleh UPTD Kantor Samsat, yang pada
akhirnya dilaporkan kembali ke
BAPENDA
b) Untuk PKB yang telat bayar, belum
ada tindakan penagihan langsung dari
Bapenda ke Wajib Pajak.
c) Salah satu cara bentuk penertiban
pemungutan PKB yang dilakukan
BAPENDA adalah bekerja sama
dengan pihak kepolisian melakukan
sweeping.
5.2 Saran
Saran untuk instansi yaitu agar
Badan Pendapatan Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan melakukan inovasi
dalam penagihan langsung kepada Wajib
Pajak terhadap PKB yang telat bayar agar
Pendapatan Daerah melalui Pajak
Kendaraan Bermotor bisa terpenuhi
sesuai target.
DAFTAR PUSTAKA
Bibliography
Afni Noorain, & Syarifuddin Yahya, A. (2018). Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pajak Daerah Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Batu (Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu Provinsi Jawa Timur). Jurnal JE & KP, V(2), 89-104.
Agung, M., & Achmad Hidayat. (2016). Perpajakan Indonesia. Jakarta: LIC,LP3I.
Anggoro, D. (2017). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Malang: UB Press.
Darwin, D. (2010). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Mardiasmo. (2016). Perpajakan Edisi Terbaru. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Mariana, L. (2018, November). Peran E-SPT Terhadap Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Balance, XIV(2), 143-151.
Marsono. (2017). Bea Materai di Indonesia. Yogyakarta: Diandra Kreatif.
Pajak, D. J. (2012).
Perda Sulsel. (2017). Perda Prov Sulsel No 8 tentang Perubahan Atas Perda Prov Sulsel No 10 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah. Makassar.
Perpajakan, K. U. (2009). Undang-Undang No 16 Tentang Perubahan atas UU No 6 tahun 1983.
Resmi, S. (2013). Perpajakan: Teori dan Kasus.Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.
Siahaan, M. P. (2016). Pajak Daerah & Retribusi Daerah. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Undang-undang No 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. (n.d.).
Waluyo, & B ilyas, W. (2009). Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
www.gridoto.com. (2018, Desember 29). Apa Arti SWDKLLJ dan Kenapa Ada STNK yang Enggak Pakai SWDKLLJ? Retrieved Februari 20, 2020, from https://www.gridoto.com/read/221278126/apa-arti-swdkllj-dan-kenapa-ada-stnk-yang-enggak-pakai-swdkllj
www.online-pajak.com. (2018, September 11). Cara Mudah Cek Pajak Motor Agar Tidak Kena Denda! Retrieved Februari 28, 2020, from https://www.online-pajak.com/pajak-motor-telat-dibayar-begini-cara-menghitung-dendanya
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 1 Mei 2020
13
www.seva.id. (2019, Maret 26). Cara Mengurus Pajak Kendaraan yang Telat Bayar Beserta Dendanya. Retrieved Maret 02, 2020, from https://www.seva.id/blog/besaran-denda-dan-cara-mengurus-pajak-kendaraan-yang-telat-bayar/